• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SOFTWARE VISUAL BASIC 6.0 SEBAGAI PENUNJANG PERHITUNGAN KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSINYAL ( Komunitas Bidang Ilmu : Rekayasa Transportasi )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SOFTWARE VISUAL BASIC 6.0 SEBAGAI PENUNJANG PERHITUNGAN KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSINYAL ( Komunitas Bidang Ilmu : Rekayasa Transportasi )"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SOFTWARE VISUAL BASIC 6.0 SEBAGAI

PENUNJANG PERHITUNGAN KAPASITAS DAN TINGKAT

PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

( Komunitas Bidang Ilmu : Rekayasa Transportasi )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil

EDY INDRIANTORO

1.30.03.003

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

DAFTAR ISI

3.1.1 Kondisi Geometri dan lingkungan III-1

3.1.2 Kondisi arus lalu Lintas III-1

3.2 Persinyalan III-2

3.2.1 Fase Sinyal III-2

3.2.2 Clerence Time dan Lost Time III-2

3.3 Waktu Sinyal III-4

3.3.1 Lebar Efektif Approach III -4

3.3.2 Arus Jenuh Dasar III- 5

3.3.3 Faktor Koreksi III- 5

(3)

3.3.3.1 Faktor Koreksi Ukuran Kota III- 5

3.3.3.2 Faktor Koreksi Gangguan Samping III-6

3.3.3.3 Faktor Koreksi Parkir III-6

3.3.3.4 Faktor Koreksi Kelandaian III-8

3.3.3.5 Faktor Koreksi Belok kanan III-8

3.3.3.6 Faktor Koreksi Belok Kiri III-8

3.3.3.7 Perhitungan Menentukan Nilai arus Jenuh III-9

3.3.4 Perbandingan Arus dan Arus Jenuh III-9

3.3.5 Waktu Siklus dan Waktu Hijau III-10

3.3.5.1 Waktu Siklus III-10

BAB IV PEMODELAN DAN APLIKASI SISTEM

4.1 Perancangan Proses IV-1

4.1.1 Flow Chart Mix Perhitungan Kapasitas dan tingkat

Pelayanan Persimpangan Bersinyal IV-2

4.2 Perancangan Program IV-2

4.3 Inter Face IV-5

4.3.1 Form Tampilan awal IV-5

4.3.2 Form tampilan Utama IV-5

4.4 Langkah – Langkah Penggunaan Program IV-7

4.4.1 Cara menginstal IV -7

4.4.2 Cara Menggunakan Program IV-9

4.5 Contoh Kasus IV-13

4.6 Implementasi Program IV-25

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan V-1

5.2 Saran V-1

(5)

II-1

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Persimpangan

Persimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan. Ketika

berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah

perkotaan biasanya memiliki persimpangan, di mana pengemudi dapat memutuskan

untuk jalan terus atau berbelok dan pindah jalan. Tujuan dari pembuatan persimpangan

adalah mengurangi potensi di antara kendaraan (termasuk pejalan kaki) dan sekaligus

menyediakan kenyamanan maksimum dan kemudahan pergerakan bagi kendaraan.

Berikut ini macam-macam konflik yang akan terjadi dipersimpangan, jenis dan jumlah

titik konflik yang potensial terjadi tergantung kepada jumlah kaki simpang/pergerakan

yang ada:

Maka tujuan utama perancangan simpang adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi jumlah titik konflik

(6)

II-2

2. Memprioritaskan pergerakan pada jalan utama/mayor (jalan yang memeliki

fungsi/kelas lebih tinggi)

3. Menyediakan tempat untuk peralatan kontrol lalu-lintas

4. Menyediakan dimensi/kapasitas yang sesuai

2.1.1 Simpang Bersinyal

Satu metode yang paling penting dan efektif untuk mengatur lalu lintas di persimpangan

adalah dengan menggunakan lampu lalu lintas. Sinyal lalu-lintas pertama di dunia

dipasang pada tahun 1868 di Westminter, tetapi lampu gasnya meledak. Pada tahun 1918

sinyal lalu-lintas manual yang pertama di pasang di New York dan pada tahun 1925

dipasang di Piccadilly, London. Sinyal lalu-lintas yang otomatis mulai dipasang di

United kingdom (Inggris) pada tahun 1926 di Wolverhamptom.

Persimpangan diatur dengan lampu lalu lintas karena beberapa alasan, pada umumnya

berhubungan dengan keselamatan dan efektifitas pergerakan dari arus kendaraan dan

pejalan kaki yang saling bertemu pada saat melintas persimpangan. Penggunaan sinyal

dengan lampu tiga warna (hijau, kuning, merah) diterapkan untuk memisahkan lintasan

dari gerakan-gerakan lalu lintas yang saling bertentangan dalam dimensi waktu. Hal ini

adalah keperluan yang mutlak bagi gerakan-gerakan lalu lintas yang datang dari jalan

yang saling berpotongan. Sinyal-sinyal dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan

membelok dari pejalan kaki yang menyebrang.

Pada perencanaan lalu lintas, dikenal beberapa istilah:

(7)

II-3

§ Waktu siklus (cycle time): waktu satu periode lampu lalu lintas, misalnya pada

saat suatu arus di ruas jalan “A” mulai hijau, hingga pada ruas jalan tersebut

mulai hijau lagi.

§ Fase: suatu rangkaian dari kondisi yang diberlakukan untuk suatu arus atau

beberapa arus, mendapatkan identifikasi lampu lalu lintas yang sama. Contoh fase

dalam persimpangan dapat dilihat pada gambar – gambar dibawah ini:

Persimpangan dengan dua fase

Fase 1 Fase 2

Persimpangan dengan tiga fase

Fase 1 Fase 2

(8)

II-4

Fase 3

Persimpangan dengan empat fase

(9)

II-5

2.2 Kapasitas

Kapasitas persimpangan berlampu lalu lintas adalah jumlah arus lalu lintas kendaraan

maksimum yang dapat melewati persimpangan .

2.3 Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan dibedakan menjadi enam kelas, yaitu dari A untuk tingkat yang paling

baik sampai tingkat F untuk kondisi yang paling buruk. Tingkat pelayan didasarkan pada

tundaan kendali per kendaraan untuk berbagai pergerakan pada persimpangan tersebut.

Tundaan (det/smp) <10 >10-20 >20-35 >35-55 >55-80 >80

Tingkat Pelayanan A B C D E F

Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan

2.4 Visual Basic 6.0

Microsoft Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa

pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan

tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan oleh

Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu bahasa

pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang

dikembangkan pada era 1950-an. Basic yaitu sebuah bahasa pemograman yang dalam

sejarahnya sudah banyak digunakan oleh para programer untuk menyusun aplikasi.

Secara umum ada beberapa manfaaat yang diperoleh dari pemakaian program Visual

Basic, diantaranya seperti :

• Dipakai dalam membuat program aplikasi berbasis windows.

(10)

II-6

• Dipakai dalam membuat obyek-obyek pembantu program, seperti fasilitas help, aplikasi internet dan sebagainya.

• Digunakan juga untuk menguji program (Debugging) dan menghasilkan program akhir EXE yang bersifatExecutable, atau dapat langsung dijalankan.

Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk

membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem

operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer

yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).

Microsoft Visual basic 6.0 juga menyertakan beberapa sarana diantaranya:

1. Data Access, yang memberi kesempatan untuk membuat basis data dan aplikasi

front-end, termasuk didalamnya microsoft SQL 9 (Structured Query Language)

client serverdan sarana basis data lainnya.

2. Active-X, yang merupakan teknik yang memberi kesempatan untuk menyertakan

sarana aplikasi lain aplikasi yang kita susun dengan visual basic 6.0, misalnya

pengolah data dengan microsoft word spread sheet microsoft excell dan aplikasi

yang kita buat.

3. Fasilitas Internet, yang mempermudah dalam mengakses dokumen dan aplikasi

internet lewat aplikasi yang kita buat.

4. Data membuat aplikasi kita dalam sebuah file eksekusi (EXE) menggunakanrun time

dinamic link library(DLL) yang dapat didistribusikan secara bebas.

(11)

V - 1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Permasalahan perhitungan kapasitas dan tingkat pelayanan pada persimpangan

bersinyal yang pada sistem pengolahan datanya masih diproses secara manual ini

menyebabkan proses penghitungan tersebut kurang efisien dan sangat lambat

bahkan menimbulkan kesalahan dalam proses penghitungan dikarenakan faktor

human error. Dengan adanya pengembangan program pembantu dalam

perhitungan kapasitas dan tingkat pelayanan pada persimpangan bersinyal,

pengolahan data sudah tidak secara manual lagi melainkan diganti dengan

menggunakan program aplikasi yang dapat mengolah data atau proses pengerjaan

penghitungan kapasitas dan tingkat pelayanan persimpangan bersinyal menjadi

lebih cepat dan akurat karena faktor human error dapat diminimali serta

pengerjaannya menjadi jauh lebih mudah. Namun program perhitungan kapasitas

dan tingkat pelayanan persimpangan bersinyal ini hanya dapat menghitung

kapasitas dan tingkat pelayanan pada saat survei dilakukan, tidak menggambarkan

hasil secara keseluruhan survei.

5.2 Saran

Dengan adanya program atau aplikasi pendukung untuk perhitungan kapasitas dan

tingkat pelayanan persimpangan bersinyal seorang engineer harus tetap

menguasai teori dasar dalam perhitungan kapasitas dan tingkat pelayanan

(12)

V - 2

bersinyal sehingga dapat membandingkan hasil penghitungan secara manual dan

komputasi, kemudian mampu melakukan analisis sehingga keputusan dari hasil

penghitungan secara manual maupun komputasi tersebut dapat diambil dengan

tepat.

Selain itu penulis merasa perlu adanya pengembangan kemampuan dalam

perancangan dan penyusunan sebuah program untuk seorang Civil engineer,

sehingga seorangCivil engineerdapat mengembangkan program-program lainnya

yang dapat mendukung berbagai perhitungan, analisa maupun desain dalam dunia

teknik sipil.

Dikarenakan program ini hanya dapat menghitung nilai kapasitas dan tingkat

pelayanan pada persimpangan bersinyal yang sudah ada, maka penulis

mengharapkan nantinya akan ada yang mampu membuat program yang dapat

mendesain persimpangan bersinyal maupun persimpangan tidak bersinyal.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia

Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, Pusat Penelitian Dan

Pengembangan Jalan. (1996). Pengembangan Perencanaan Transportasi Jalan

Perkotaan.

Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Jalan. (1993). Penelitian Manajemen Lalu Lintas

Pada Ruas Jalan Di Dalam Kota.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2002). Tata Cara

Perencanaan Geometrik Persimpangan Sebidang.

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Sub Jurusan Rekayasa Transportasi

Jurusan Teknik Sipil ITB. (1996). Perencanaan Transportasi.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan. (1993). Traffic Management

(Pengaturan Persimpangan Sederhana dengan Lampu).

Liliani , T. (2002). Catatan Kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Bandung: ITB.

Sulaksono, S. (2001). Catatan Kuliah Rekayasa Jalan. Bandung: ITB.

Hendarto, Sri. (2001). Catatan Kuliah Perancangan Geometrik Jalan. Bandung:

ITB.

Khisty, Jotin C. , & Lall, Kent B. (2003). Dasar-dasar Rekayasa Transportasi

Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Khisty, Jotin C. , & Lall, Kent B. (2003). Dasar-dasar Rekayasa Transportasi

(14)

Munawar, Ahmad. (2004). Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Jogjakarta : Beta

Offset.

Alamsyah, Ansyori Alik. (2005). Rekayasa Lalu Lintas. Malang : UMM Press

Taufik, Muhamad. Perencanaan Ulang Manajemen Lalu Lintas Simpang Ir. H

Djuanda – Cikapayang Dengan Menggunakan Tipe Simpang Bersinyal. Skripsi .

UNIKOM, 2007

Hamdani, Dadan. Pengembangan Software Visual Basic Dalam Perencanaan

Perkerasan Jalan Lentur dan Overlay. Skripsi. UNIKOM, 2007

Widiyanto, Rahmad. (2002). Seri Panduan Pemograman Microsoft Visual Basic

6.0. Yogjakarta: Andi Offset.

Malik, Jamaludin Jaja. (2006). Animasi Form Pada Visual Basic. Yogyakarta:

Andi Offset.

Nugroho, Bunafit. (2005). Visual Basic Membuat Animasi dan tampilan Cantik

Pada Interface Form. Yogyakarta: Gava Media

Gambar

Gambar 2.1 Jenis Konflik Lalu-lintas

Referensi

Dokumen terkait