• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Jalan Kemuda 3 Jalan Padma Jalan Seroja Jalan Kemuda)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Jalan Kemuda 3 Jalan Padma Jalan Seroja Jalan Kemuda)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL

(Studi Kasus : Simpang Jalan Kemuda 3 – Jalan Padma – Jalan Seroja – Jalan Kemuda)

TUGAS AKHIR

Oleh : Honey Handrika

1104105078

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Kota Denpasar memiliki jumlah penduduk yang relatif padat dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta permasalahan transportasi yang kompleks. Salah satu permasalahan tersebut adalah terjadinya tundaan dan antrian yang pada simpang empat Jl. Kemuda 3 – Jl. Padma – Jl. Seroja – Jalan Kemuda. Tujuan Studi ini adalah menganalisis simpang empat Jl. Kemuda 3 – Jl. Padma – Jl. Seroja – Jalan Kemuda pada saat ini dan penerapan alternatif berupa pemakaian APILL pada simpang dan membandingkan kedua analisis.

Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder, yang mana data primer terdiri dari volume lalu lintas, geometrik persimpangan dan tata guna lahan, sedangkan data sekunder terdiri dari data jumlah penduduk untuk menentukan faktor penyesuaian ukuran kota. Survei volume lalu lintas dilakukan selama 12 jam. Indikator dalam menilai kinerja simpang dilihat dari nilai derajat kejenuhan, tundaan simpang, peluang antrian dan tingkat pelayanan simpang. Analisis kinerja simpang tak bersinyal dan bersinyal dilakukan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Departemen Pekerjaan Umum, 1997) dan untuk Tingkat Pelayanan Berdasarkan Departemen Perhubungan, 2006.

Hasil kinerja simpang eksisting pada jam puncak pagi diperoleh nilai derajat kejenuhan 1,154, peluang antrian sekitar 108,96% - 54,04% dan tundaan rata-rata 31,54 det/smp, pada jam puncak siang diperoleh nilai derajat kejenuhan 1,053, peluang antrian sekitar 88,71% - 44,61% dan tundaan rata-rata 21,82 det/smp, pada jam puncak sore diperoleh nilai derajat kejenuhan 1,100, peluang antrian sekitar 96,88% - 48,46% dan tundaan rata-rata 24,99 det/smp. Kinerja simpang jika menggunakan lampu lalu lintas dengan 2 fase, 3 fase dan 4 fase pada saat jam puncak pagi, siang dan sore diperoleh nilai IFR ≥ 1 tetapi waktu siklus yang disesuaikan (c) disesuaiakan dengan waktu maksimum. Hal tersebut mengakibatkan hasil dari indikator lainnya menjadi tidak sesuai. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa kinerja simpang prioritas lebih baik dibandingkan dengan menggunakan lampu lalu lintas dengan pengaturan 2 fase, 3 fase dan 4 fase.

(5)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kinerja

Simpang Tak Bersinyal (Studi kasus: Jalan Kemuda 3 – Jalan Padma – Jalan Seroja – Jalan Kemuda)” ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak D. M. Priyantha W., ST, MT, MSc, PhD., selaku Dosen Pembimbing I, Bapak P. Alit Suthanaya, ST, MengSc, PhD., selaku Dosen Pembimbing II, Bapak I Komang Ardika dan Ibu Ni Made Nerowati selaku orang tua penulis, beserta seluruh keluarga yang memberikan doa dan motivasi dalam penulisan Tugas Akhir ini. Seluruh teman teknik sipil khususnya Baleng, Mayuni, Arik, Semeton Penyobekan, Emperor Sipil dan angkatan 2011 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini dan mendukung penulis selama menjalani pendidikan pada Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Akhir kata penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, November 2015

(6)

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR NOTASI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Manfaat Penelitian ... 2 1.5 Batasan Masalah ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Pengertian Persimpangan (Intersection) ... 4

2.2 Pengaturan Persimpangan ... 5

2.3 Prosedur Perhitungan Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal ... 7

2.3.1 Data Masukan ... 7

2.3.2 Prosedur Perhitungan Arus Lalu Lintas Dalam smp ... 9

2.3.3 Perhitungan Rasio Belok dan Rasio Arus Jalan Minor ... 10

2.3.4 Kapasitas ... 11

2.3.5 Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation, DS) ... 19

2.3.6 Tundaan (Delay, D) ... 19

2.3.7 Peluang Antrian ... 21

2.3.8 Penilaian Perilaku Lalu Lintas ... 22

2.4 Fasilitas Pengaturan Pada Persimpangan Tak Bersinyal ... 23

2.4.1 Rambu ... 23

2.4.2 Marka Jalan (Traffic Marking) ... 23

2.5 Tingkat Pelayanan Persimpangan ... 24

2.6 Karakteristik Simpang Bersinyal ... 26

2.7 Pengaturan Lalu Lintas dan Alat Pengatur Lalu Lintas ... 28

2.8 Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas ... 30

2.9 Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang ... 31

2.9.1 Waktu Antar Hijau (In Green, IG) ... 31

2.9.2 Waktu Merah Semua (All Red, AR) ... 32

2.9.3 Waktu Hilang (Lost Time, LTI) ... 34

2.10 Fase Sinyal ... 34

2.11 Tipe Pendekat dan Lebar Efektif... 36

2.11.1 Tipe Pendekat ... 36

2.11.2 Lebar Pendekat Efektif ... 37

2.12 Arus Jenuh ... 38

2.12.1 Arus Jenuh Nyata ... 38

2.12.2 Arus Jenuh Dasar ... 38

(7)

iv

2.13 Rasio Arus (Flow Ratio, FR) ... 42

2.14 Waktu Siklus dan Waktu Hijau ... 43

2.14.1 Waktu Siklus Sebelum Penyesuaian ... 43

2.14.2 Waktu Hijau ... 44

2.14.3 Waktu Siklus yang Disesuaikan (cycle,c) ... 44

2.14.4 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Persimpangan ... 44

2.15 Panjang Antrian dan Kendaraan Henti ... 45

2.16 Kinerja Persimpangan ... 48

2.16.1 Tundaan ... 48

2.16.2 Tingkat Pelayanan Simpang ... 49

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

3.1 Kerangka Analisis ... 52

3.2 Studi Pendahuluan ... 54

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 54

3.4 Survei dan Pengumpuan Data ... 55

3.4.1 Data Sekunder ... 55

3.4.2 Survei Geometrik Persimpangan ... 55

3.4.3 Waktu Survei ... 56

3.4.4 Jumlah Surveyor ... 56

3.5 Survei Volume dan Pergerakan Lalu Lintas ... 57

3.6 Analisis Data ... 62

3.6.1 Variasi Arus Lalu Lintas dari Masing-masing Pendekat ... 62

3.6.2 Menentukan Arus Jam Puncak ... 62

3.6.3 Analisis Kinerja Simpang Saat Ini (Existing) ... 62

3.6.4 Analisis Pengaturan Simpang Jika Menggunakan APILL ... 62

3.6.5 Perbandingan Kondisi Eksisting dan Alternatif ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Kondisi Kinerja Simpang Tak Bersinyal ... 64

4.1.1 Data Geometrik Persimpangan ... 64

4.1.2 Kondisi Lingkungan ... 65

4.1.3 Analisis Hambatan Samping ... 65

4.1.4 Analisis Variasi Volume Lalu Lintas ... 65

4.1.5 Analisis Jam Puncak ... 67

4.1.6 Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal ... 69

4.2 Analisis Kinerja Simpang Dengan Sistem Bersinyal 2 Phase (Alternatif) 76 4.2.1 Arus Jenuh Dasar (S0) ... 76

4.2.2 Perhitungan Rasio Arus, Waktu Hijau dan Waktu Siklus ... 79

4.2.3 Perhitungan Kapasitas, Derajat Kejenuhan dan Kendaraan Antri 81 4.2.4 Perhitungan Tingkat Pelayanan ... 83

4.3 Analisis Kinerja Simpang Dengan Sistem Bersinyal 3 Phase (Alternatif) 86 4.3.1 Arus Jenuh Dasar (S0) ... 86

4.3.2 Perhitungan Rasio Arus, Waktu Hijau dan Waktu Siklus ... 89

4.3.3 Perhitungan Kapasitas, Derajat Kejenuhan dan Kendaraan Antri 92 4.3.4 Perhitungan Tingkat Pelayanan ... 94

4.4 Analisis Kinerja Simpang Dengan Sistem Bersinyal 4 Phase (Alternatif) 97 4.4.1 Arus Jenuh Dasar (S0) ... 97

(8)

v

4.4.2 Perhitungan Rasio Arus, Waktu Hijau dan Waktu Siklus ... 100

4.4.3 Perhitungan Kapasitas, Derajat Kejenuhan dan Kendaraan Antri 103 4.4.4 Perhitungan Tingkat Pelayanan ... 105

4.5 Perbandingan Kinerja Simpang Tak Bersinyal dengan Sistem Bersinyal 108 BAB V PENUTUP ... 110

5.1 Simpulan ... 110

5.1.1 Kinerja Simpang Tak Bersinyal Kondisi Saat Ini (Eksisting) .. 110

5.1.2 Kinerja Simpang Dengan Sistem Bersinyal 2,3,4 Phase... 110

5.1.3 Perbandingan Kinerja Simpang Tak Bersinyal dengan Bersinyal 112 5.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113

LAMPIRAN Lampiran A Peta Lokasi Survei dan Denah Simpang ... 114

Lampiran B Hasil Survei Geometrik, Volume Lalu Lintas, Jam Puncak, Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal ... 117

Lampiran C Analisis Kinerja Simpang Bersinyal 2 Phase ... 135

Lampiran D Analisis Kinerja Simpang Bersinyal 3 Phase ... 150

Lampiran E Analisis Kinerja Simpang Bersinyal 4 Phase ... 165

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kelas ukuran kota... 8

Tabel 2.2 Tipe lingkungan jalan ... 9

Tabel 2.3 Konversi kendaraan terhadap satuan mobil penumpang... 9

Tabel 2.4 Kode tipe simpang ... 12

Tabel 2.5 Kapasitas dasar ... 13

Tabel 2.6 Faktor penyesuaian median jalan utama (Fm) ... 14

Tabel 2.7 Faktor penyesuaian ukuran kota (Fcs) ... 14

Tabel 2.8 Faktor penyesuaian hambatan samping (FRSU) ... 15

Tabel 2.9 Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor ... 18

Tabel 2.10 Standar derajat kejenuhan (DS) ... 24

Tabel 2.11 Kriteria tingkat pelayanan untuk simpang tak bersinyal ... 25

Tabel 2.12 Nilai normalwaktu antar hijau... 32

Tabel 2.13 Faktor penyesuaian ukuran kota (FCS) ... 40

Tabel 2.14 Faktor penyesuaian hambatan samping (FSF) ... 41

Tabel 2.15 Pengaturan waktu siklus ... 43

Tabel 2.16 Kriteria tingkat pelayanan simpang ... 50

Tabel 4.1 Data geometrik simpang ... 64

Tabel 4.2 Ringkasan jam puncak simpang ... 67

Tabel 4.3 Ringkasan kinerja persimpangan tak bersinyal ... 75

Tabel 4.4 Analisis arus jenuh 2 phase ... 78

Tabel 4.5 Ringkasan kinerja simpang bersinyal 2 phase ... 86

Tabel 4.6 Analisis arus jenuh 3 phase ... 89

Tabel 4.7 Ringkasan kinerja simpang bersinyal 3 phase ... 97

Tabel 4.8 Analisis arus jenuh 4 phase ... 99

Tabel 4.9 Ringkasan kinerja simpang bersinyal 4 phase ... 108

Tabel 4.10 Perbandingan kinerja simpang tak bersinyal dengan bersinyal 2 phase ... 108

Tabel 4.11 Perbandingan kinerja simpang tak bersinyal dengan bersinyal 3 phase ... 109

Tabel 4.12 Perbandingan kinerja simpang tak bersinyal dengan bersinyal 4 phase ... 109

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pergerakan lalu lintas pada persimpangan ... 6

Gambar 2.2 Faktor penyesuaian lebar pendekat ... 13

Gambar 2.3 Faktor penyesuaian belok kiri ... 16

Gambar 2.4 Faktor penyesuaian belok kanan ... 17

Gambar 2.5 Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor ... 18

Gambar 2.6 Tundaan lalu lintas simpang (DTi)... 19

Gambar 2.7 Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA) ... 20

Gambar 2.8 Peluang antrian (QP%) ... 22

Gambar 2.9 Konflik-konflik utama dan kedua pada simpang bersinyal dengan empat lengan ... 27

Gambar 2.10 Konflik-konflik utama dan kedua pada simpang bersinyal dengan tiga lengan... 27

Gambar 2.11 Titik konflik dan jarak untuk kedatangan dan keberangkatan . 33 Gambar 2.12 Pengaturan dua fase ... 35

Gambar 2.13 Pengaturan dengan tiga fase ... 35

Gambar 2.14 Pengaturan tiga fase dengan early start ... 36

Gambar 2.15 Pengaturan tiga fase dengan early cut off... 36

Gambar 2.16 Pengaturan empat fase ... 36

Gambar 2.17 Penentuan tipe pendekat ... 37

Gambar 2.18 S0 untuk pendekat tipe O tanpa lajur belok kanan terpisah ... 39

Gambar 2.19 Angka henti (NS) masing-masing pendekat yang didefinisikan sebagai jumlah berhenti rata-rata per kendaraan (termasuk berhenti terulang dalam antrian) sebelum melewati persimpangan ... 47

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ... 54

Gambar 3.2 Kamera video ... 58

Gambar 3.3 Monitor ... 59

Gambar 3.4 Lokasi penempatan kamera ... 60

Gambar 4.1 Geometrik simpang ... 64

Gambar 4.2 Variasi arus kendaraan ... 66

Gambar 4.3 Grafik variasi arus lalu lintas (Pagi) ... 68

Gambar 4.4 Grafik variasi arus lalu lintas (Siang) ... 68

(11)

viii

DAFTAR NOTASI

C = Cycle, Waktu Siklus yang Disesuaikan (detik)

C = Capacity, Kapasitas (smp/jam)

cUA = Waktu SikluS sebelum penyesuaian (detik)

COM = Commercil, Komersil

D = Delay, Tundaan rata-rata simpang (detik/smp)

DJ = Tundaan rata-rata tiap pendekat j (detik/smp)

DT = Tundaan lalu lintas rata-rata pendekat j (detik/smp) DG = Tundaan geometrik rata-rata pendekat j (detik/smp) DS = Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)

DTMA = Tundaan lalu lintas jalan utama (detik/smp)

DTMI = Tundaan lalu lintas jalan minor (detik/smp)

emp = Ekivalen mobil penumpang

FCS = Factor City Size, Faktor penyesuaian ukuran kota

FSF,FRSU = Factor Side Friction, Faktor penyesuaian lingkungan atau

penyesuaian hambatan samping

FP = Factor Parking, Faktor penyesuaian jarak parkir tepi jalan

FG = Factor Geometric, Faktor penyesuaian hambatan pendekat

atau gradient

FRT = Factor Right Turn, Faktor penyesuaian belok kanan

FLT = Factor Left Turn, Faktor penyesuaian belok kiri

FM = Factor Median, Faktor penyesuaian median

FMI = Factor Minor, Faktor penyesuaian rasio arus minor

Fw = Factor Width, Faktor penyesuaian lebar masuk

FR = Flow Ratio, Rasio arus

FRcrit = Flow Ratio Critical, Nilai FR tertinggi dari semua pendekat

yang berangkat pada suatu fase sinyal g (i) = green, Waktu hijau pada fase i (detik)

GR = Green Ratio, Rasio hijau (Green Ratio)

HV = Kendaraan berat (Heavy Vehicle)

IFR = Σ (FRcrit) yaitu rasio arus simpang

LT = Left Turn, Indeks untuk lalu lintas yang belok kiri

LTOR = Left Turn On Red, Indeks untuk lalu lintas yang belok kiri

jalan terus

LTI = Lost Time, Total waktu hilang per siklus (detik)

LV = Light Vehicle, Kendaraan ringan (Light Vehicle)

MC = Motorcycle, Sepeda motor (Motor Cylce)

NQ = Jumlah total kendaraan antri (smp)

NQ1 = Jumlah kendaraan (smp) yang tertinggal pada penyalaan

(12)

ix

NQ2 = Jumlah kendaraan (smp) yang datang selama waktu merah

(antrian)

NSTOT = Rata-rata jumlah kendaraan yang terhenti pada seluruh

simpang (stop/smp)

ΣNSV = Jumlah seluruh NSV dari setiap pendekat (smp/jam)

PR = Phase Ratio, Rasio fase

p

SV = Rasio kendaraan terhenti pada pendekat (NS)

PLT = Rasio kendaraan belok kiri

PRT = Rasio kendaraan belok kanan

PMI = Rasio arus minor

p

T = Rasio kendaraan berbelok pada pendekat

Qtot = Arus lalu lintas masuk total termasuk QLTOR (smp/jam)

Q = Quantity, Arus lalu lintas (smp/jam)

QL = Panjang antrian (meter)

QMA = Volume arus lalu lintas jalan mayor

QMI = Volume arus lalu lintas jalan minor

QRT = Arus belok kanan (kend/jam; smp/jam)

QRTO = Arus melawan, belok kanan (kend/jam; smp/jam)

RA = Akses Terbatas

RES = Residential, Pemukiman

RT = Indeks untuk lalu lintas yang belok kanan

smp = Satuan mobil penumpang

Type O = Opposite, Arus berangkat terlawan

Type P = Protected Arus berangkat terlindung

S0 = Arus jenuh dasar (smp/jam hijau)

S = Arus jenuh nyata (smp/jam hijau)

ST = Straight, Indeks untuk lalu lintas yang lurus

WE = Width Effective, Lebar pendekat efektif (meter)

WA = Lebar pendekat (meter)

Wmasuk = Lebar masuk (meter)

(13)

113

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Denpasar Dalam Angka Tahun 2014, Kantor Statistik Denpasar.

Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta.

Morlok, E.K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Terjemahan Johan K. Hainim. Erlangga, Jakarta.

Pradipta, I M. 2012. Analisis Kinerja dan Alternatif Pengaturan Simpang Bersinyal

(Studi Kasus: Simpang Jalan Raya Kerobokan-Jalan Gunung Tangkuban Perahu-Jalan Pettenget). (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, 2012).

Mahendra, IPG. 2009. Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Dan Ruas Jalan di

Kota Denpasar (studi kasus: simpang jalan Gatot Subroto-jalan Mulawarman-jalan Mataram dan jalan Ahmad Yani-jalanMulawarman).

(Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, 2013).

Pignataro, L.J. 1973, Engineering Theory and Practice, Prentice – Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.

Departemen Perhubungan. 2006. Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan, Peraturan Menteri Pehubungan, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan oleh penulis tentang Peran Bapas Dalam Pelaksanaan Diversi Terhadap Proses Peradilan Pidana Anak Di Wilayah Kalimantan Tengah,

Program Studi Teknik Informatika SKPL - SIREKPUS 10/ 19 Merupakan fungsi yang digunakan oleh semua. user perpustakaan untuk mencari buku

Kadar TSS yang tinggi pada tahun 1998 dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain perbedaan besaran curah hujan, hasil akumulasi sedimen yang berasal dari

Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata pada peningkatan proses matematisasi siswa ditinjau dari gaya kognitif impulsif kelas eksperimen 1

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan

Menurut Shimp (2003:11), “Kesadaran Merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu

Kegiatan ini merupakan kebijakan yang dibuat perusahaan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia dan diharapkan dengan meningkatnya kualitas kerja karyawan akan lebih mudah

DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2013.. PENGUMUMAN PEMENANG