• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Motivasi Pegawai Dalam meningkatkan Kinerja di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Motivasi Pegawai Dalam meningkatkan Kinerja di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, S.P. Malayu, 2004. Manajemen Dasar,Pengertian, dan Masalah, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Jenis-jenis Motivas

Kinerja

Pengertian Kinerj

PengertianMotivasi (14:00)

Robbins, P., Stephen, 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Erlangga : Jakarta

Teori Motivas

Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja, Cetakan Keempat, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta

(2)

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Motivasi

Seorang Pimpinan Kementerian Agama Deli Serdang adalah orang yang

bekerja dengan bantuan orang lain. Ia tidak menjalankan semua pekerjaan

sendirian saja, tetapi meminta orang lain menjalankannya, memberikan

tugas-tugas kepada bawahannya.

Seorang pegawai mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan

kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Kalau bawahan telah menjalankan

tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, itu adalah yang kita inginkan.

Tetapi, kalau tugas yang di bebankan tidak terlaksana dengan baik, maka kita

perlu mengetahui sebab-sebabnya.

Karena itu lah pengetahuan tentang motivasiperlu diketahui oleh setiap

pimpinan, setiap orang yang bekerja dengan bantuan orang seseorang agar

melakukan sesuatu yang kita inginkan.

B. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah (Stephen P. Robbins 2002 : 55) keinginan untuk melakukan

sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan

individu. Suatu Kebutuhan (Need), dalam terminologi kami, berarti suatu

kekurangan secara fisik atau psikologis yang membuat keluaran tertentu terlihat

(3)

Perilaku pencarian

[image:3.595.116.500.84.179.2]

Sumber : Stephen P. Robbins (2002).

Gambar 3.2 Proses Motivasi Dasar

Suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi menciptakan ketegangan sehingga

merangsang dorongan dalam diri individu. Dorongan-dorongan ini menghasilkan

suatu pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai, akan

memuaskan kebutuhan dan menyebabkan penurunan ketegangan.

Kebutuhan merupakan suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil

tertentu tampak menarik yang muncul ketika adanya ketidakcocokan yang

memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Pengenalan

kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen sehingga ada

dorongan (drive state) untuk melakukan tindakan yang bertujuan (goal directed

behavior). Tekanan kerja (job stress) mendorong kontra produktifnya hasil-hasil

pekerjaan.Sementara kepuasan kerja (job satisfaction) menciptakan suasana kerja

yang berkorelasi positif dengan tingginya kinerja karyawan didalam

organisasi.Tekanan kerja (job stress) dan kepuasaan kerja satu sama lain punya

korelasi negatif.

Pegawai yang termotivasi berada dalam suatu kondisi tertekan. Untuk

mengurangi ketegangan ini, mereka melakukan aktivitas. Semakin besar tekanan,

semakin banyak aktivitas yang dibutuhkan untuk mengurangi ketegangan

tersebut. Oleh karena itu, ketika kita melihat para pegawai bekerja keras

Dorongan

Penurunan tekanan Kebutuhan yang

terpuaskan Kebutuhan yang tidak

(4)

melaksanakan aktivitasnya, kita dapat menyimpulkan bahwa mereka didorong

oleh keinginan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

C. Teori Motivasi

Ada baiknya pembicaraan kita mulai dengan bagaimana motivasi tersebut

diklasifikasikan atau dipandang oleh para ahli. Berbagai pandangan yang utama

ini akan membantu kita memahami bagaimana motivasi mempengaruhi prestasi

kerja. Berikut ini akan kita bicarakan beberapa teori motivasi, (Stephen P Robbins

2002: 56) yaitu :

1. Teori Hierarki (Kebutuhan)

Pendekatan terkenal yang telah diterima secara luas berkaitan dengan

motivasi adalah Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow. Maslow membuat

hipotesis bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima tingkat kebutuhan, yaitu :

a. Kebutuhan Fisik : Meliputi lapar, haus, tempat bernaung, seks, dan

kebutuhan-kebutuhan tubuh lainnya.

b. Kebutuhan Rasa Aman : Meliputi keamanan dan perlindungan dari

bahaya fisik dan emosi.

c. Kebutuhan Sosial : Meliputi kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan,

dan persahabatan.

d. Kebutuhan Penghargaan : Meliputi faktor-faktor internal seperti harga

diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor-faktor eksternal seperti status,

(5)

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri: Dorongan untuk menjadi apa yang mampu

dia lakukan, meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan

pemenuhan kebutuhan sendiri.

2. Teori X dan Teori Y

Douglas McGregor mengajukan dua pandangan yang berbeda mengenai

manusia : seseorang itu pada dasarnya bersifat negatif, diberi nama Teori X, dan

yang lainnya pada dasarnya bersifat positif, diberi nama Teori Y. Setelah melihat

cara para pimpinan menghadapi pegawai, McGregor menyimpulkan bahwa

pandangan seorang pimpinan tentang sifat manusia didasarkan pada

pengelompokkan asumsi tertentu dan pimpinan tersebut cenderung membentuk

perilakunya terhadap bawahan sesuai asumsi tersebut.

Dalam Teori X , terdapat empat asumsi yang diyakini oleh pimpinan, yaitu :

1. Pegawai tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha

menghindarinya.

2. Karena para pegawai tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa,

dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

3. Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin

hanya mengikuti perintah formal.

4. Kebanyakan pegawai mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan

untuk dipecat) di atas semua faktor dan hanya menunjukkan sedikit

(6)

Dalam Teori Y, terdapat empat asumsi berlawanan yang diyakini oleh

pimpinan, yaitu :

1. Para pegawai memandang pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat

dan bermain.

2. Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan

pengarahan dan pengendalian diri.

3. Seorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan

mencari tanggung jawab.

4. Kreatifitas yaitu, kemampuan untuk membuat keputusan yang

baik-didelegasikan kepada pegawai secara luas dan tidak harus berasal dari

orang yang berada dalam manajemen.

Apakah implikasi motivasionalnya jika anda menerima analisis McGregor?

Jawabannya akan sangat baik jika kita menggunakan kerangka yang dihasilkan

Maslow. Teori X mengasumsikan bahwa kebutuhan tingkat rendah mendominasi

individu. Teori Y mengasumsikan bahwa kebutuhan tingkat tinggi mendominasi

individu. McGregor sendiri, tetap percaya bahwa asumsi pada Teori Y lebih valid

dari pada Teori X. Oleh karena itu, ia mengajukan gagasan seperti partisipasi

dalam pengambilan keputusan pekerjaan yang menantang dan bertanggung jawab,

dan hubungan yang baik dalam kelompok sebagai pendekatan yang akan

memaksimalkan motivasi kerja karyawan.

3. Teori Motivasi Higienis

Teori Motivasi Higienis (Motivation-Hygiene Theory) diajukan oleh alih

(7)

dengan pekerjaan adalah sesuatu yang mendasar dan bahwa sikap seseorang

terhadap pekerjaan akan sangat menentukan kesuksesan atau kegagalannya,

Herzberg melakukan penelitian dengan pertanyaan, “Apa yang diinginkan

seseorang dari pekerjaannya?” Dia meminta karyawan untuk menjelaskan dengan

rinci situasi kerja yang membuat mereka luar biasa baik atau buruk.

Jawaban-jawaban ini dibuat dalam tabel dan di kelompokkan.

Dari jawaban-jawaban yang telah dikategorikan, Herzberg menyimpulkan

bahwa jawaban yang diberikan ketika orang merasa baik tentang pekerjaan

mereka benar-benar berbeda dengan jawaban yang diberikan ketika mereka

merasa buruk. Karakteristik tentu cenderung secara konsisten berhubungan

dengan kepuasan kerja.

4. Teori Keadilan

Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk

menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi

dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai

persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat

terjadi, yaitu : Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar atau

mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya

(8)

a. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima

berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat

pekerjaan dan pengalamannya.

b. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam suatu organisasi yang

kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang

bersangkutan sendiri.

c. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan

yang sama serta melakukan kegiatan sejenis.

d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis

imbalan yang merupakan hak para pegawai.

Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa

para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan

sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai.

Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi

organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering

terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat

kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau

bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.

5. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki

empat macam mekanisme motivasional yakni :

a. Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian.

(9)

c. Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi dan

d. Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.

6. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”

mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut

teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh

seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah

kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat

menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang

bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa

jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu

cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal

yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang

diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.

Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia

teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang

pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan

hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk

mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena

pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara

(10)

7. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat

digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan

seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat

subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.Padahal dalam

kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang

ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan

tindakannya.Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan

sebagai penentu dan pengubah perilaku.

Dalam hal ini berlakulah apa yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang

menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang

mempunyai konsekuensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku

yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekuensi yang

merugikan.

Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu

menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat.Juru tik tersebut

mendapat pujian dari atasannya.Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang

dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekuensi perilakunya itu, ia

lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan

berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan

komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya

(11)

Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat

berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan

dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi

sebagai konsekuensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi

perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.

Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk

modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang

harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya”

yang manusiawi pula.

8. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang

sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para

ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang

terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi

satu model. Tampaknya terdapat kesepakatan di kalangan para pakar bahwa

model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan

dengan prestasi seseorang individu .

Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada

faktor internal adalah :

a. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri.Persepsi diartikan sebagai suatu

(12)

indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu

yang ada dilingkungannya.Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena

bergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing-masing individu,

sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu yang satu dengan yang

lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu

yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran, atau penginterprestasian

terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam

bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku.

b. Harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui

sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak

diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut

menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian,

berharga, dan kompeten.

c. Harapan pribadi adalah keyakinan emosional pada kemungkinan hasil

positif yang berhubungan dengan kejadian dan keadaan hidup. Harapan

membutuhkan tingkat ketekunan yaitu percaya bahwa sesuatu itu

mungkin terjadi bahkan ketika ada indikasi sebaliknya.

d. Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang muncul secara naluriah dan

sangat diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan hidupnya.

Beragamnya barang dan jasa yang dibutuhkan manusia membuktikan

bahwa kebutuhan manusia beragam juga.

e. Keinginan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang, dan

(13)

f. Kepuasan kerja merupakan aspek psikologis yang mencerminkan

perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, seseorang akan merasa puas

dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan

harapannya dengan pekerjaan yang di hadapi. Kepuasan sebenarnya

merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang merupakan hasil

kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa

yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang

diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya.Sementara setiap karyawan

secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.

g. Prestasi kerja yang dihasilkan merupakan ukuran keberhasilan atau

kesuksesan seseorang karyawan.Karyawan itu sendiri dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaan selalu ingin mengetahui hasilnya baik

atau buruk, dan ada kemajuan atau kemunduran. Stress tidaknya seorang

karyawan dalam bekerja akan dapat diketahui apabila perusahaan atau

orang yang bersangkutan menerapkan system penilaian prestai kerja. Jadi

prestasi kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan atau

organisasi, serta dari pihak karyawan sendiri.

Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain

ialah :

a. Jenis dan sifat pekerjaan.

b. Kelompok kerja dimana seseorang bergabung.

c. Organisasi tempat bekerja.

d. Situasi lingkungan pada umumnya.

(14)

D. Jenis-jenis Motivasi

Dalam perusahaan dalam hal ini yaitu rumah sakit, motivasi mempunyai

peranan yang penting, karena menyangkut langsung pada unsur manusia dalam

perusahaan. Motivasi yang tepat Akan mampu memajukan dan mengembangkan

perusahaan. Unsur manusia dalam perusahaan terdiri dari dua kelompok orang

yaitu orang yang memimpin (manajemen) dan orang yang dipimpin (pegawai atau

pekerja). Masalah motivasi dalam organisasi menjadi tanggung jawab manajemen

untuk menciptakan, mengatur, dan melaksanakannya. Oleh karena itu sesuai

dengan sifat motivasi yaitu bahwa ia adalah rangsangan bagi motif perbuatan

manusia, maka manajemen harus dapat menciptakan motivasi yang mampu

menumbuhkan motif orang-orang sehingga mau berbuat sesuai dengan kehendak

perusahaan.

Motivasi dalam perusahaan ditinjau dengan perannya ada dua jenis motivasi ( Drs.

H. Malayu S.P Hasibuan 2004:222 ) yaitu:

1. Motivasi positif. Motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnya

menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai, misalnya gaji,

tunjangan, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan

keselamatan dan semacamnya.

2. Motivasi negatif. Motivasi yang menimbulkan rasa takut, misalnya

ancaman, tekanan, intimidasi dan sejenisnya.

Semua manajer haruslah menggunakan kedua motivasi tersebut. Masalah

utama dari kedua jenis motivasi tersebut adalah proposi penggunaan dan kapan

(15)

mengakibatkan seseorang segera bertindak, mereka akan lebih banyak

menggunakan motivasi negatif. Sebaliknya kalau pimpinan percaya kesenangan

akan menjadi dorongan bekerja ia banyak menggunakan motivasi positif.

Walaupun demikian tidak ada seorang pimpinan yang sama sekali tidak pernah

menggunakan motivasi negatif dalam menjalankan dan menyelesaikan

pekerjaannya. Penggunaan masing-masing jenis motivasi ini dengan segala

bentuknya harus mempertimbangkan situasi dan karakteristik orangnya, sebab

pada hakikatnya setiap individu adalah berada satu dengan yang lain. Suatu

dorongan yang efektif bagi seseorang, mungkin tidak efektif bagi orang lain.

E. Indikator-indikator Motivasi Kerja

Fenomena motivasi kerja yang tinggi menurut McLelland seperti dikutip

oleh Dr. Arnita H. Zainoeddin, SE,M.Si (2003:63) adalah seseorang dianggap

mempunyai motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat berprestasi dengan

mempunyai 7 indikator terdiri dari :

1. Sikap menyatu dengan pekerjaan (sikap) yaitu kesediaan berkorban

untuk mencurahkan waktu,tenaga,pikiran, serta kemampuan lainnya

terhadap pekerjaan yang dilakukan karyawan.

2. Bertanggung jawab secara kreatif dan inovatif (tanggung jawab)

merupakan kewajiban pekerja untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang

ditugaskan kepadanya secara kreatif dan inovatif.

3. Kemauan memperhitungkan dan menanggung resiko (kemauan) yaitu

kesadaran karyawan untuk menerima dan melaksanakan tugas sesuai

(16)

4. Semangat kerjasama (semangat) adalah sikap antusias menerima setiap

peluang atau ketentuan kerjasama sesuai dengan tuntutan perusahaan dan

tugas kerjanya.

5. Optimis berkarir (optimis) merupakan keyakinan karyawan bahwa

penilaian prestasi kerja dalam berkarir.

6. Rasa memiliki (rasa) sikap karyawan untuk menerima kenyataan bahwa

organisasi atau bagiannya adalah milik yang berharga, perlu dijaga dan

dipelihara agar karyawan dapat bekerja dengan sepenuh hati mencapai

tujuan perusahaan.

7. Kewajiban ialah sesuatu yang diwajibkan yang harus dilaksanakan dan

merupakan suatu keharusan.

8. Keinginan umpan balik adalah harapan karyawan pada setiap pekerjaan

yang dilakukan akan mendatangkan akibat balas jasa yang sesuai dengan

prestasi kerjanya.

F. Metode-metode Motivasi

1. Metode langsung adalah motivasi (material dan nonmaterial) yang

diberikan secara langsung kepada setiap individu untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan

pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainya.

2. Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya

merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah

kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah dan bersemangat

melakukan pekerjaannya. Misalnya : kursi yang empuk, mesin-mesin

(17)

lingkungan pekerjaan yang baik, penempatan karyawan yang tepat dan

lain-lainnya. Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk

merangsang semangat kerja karyawan, sehingga produktivitas kerja

meningkat ( Drs. H. Malayu S.P Hasibuan 2004:222 ).

G. Tujuan Pemberian Motivasi

a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.

b. Meningkatkan moral dan kepuasaan kerja karyawan.

c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.

e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.

f. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.

i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan.

j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

H. Fungsi motivasi

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

(18)

menyisihkan perbutan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

I. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar “kerja”

yang menerjemahkan kata dari bahasa asing “prestasi”. Bisa di katakan dengan

hasil kerja.

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing. Kinerja juga merupakan proses dimana organisasi

mengevaluasi ataupun menilai prestasi sumber daya.

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak

memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu menjadi serba salah.

Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot

sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk

organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan

adanya kinerja yang merosot.

1. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67)

“Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

(19)

“Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.

3. Kinerja menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001 : 34)

“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

4. Kinerja menurut Jhon Whitmore (1997 : 104)

“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,

kinerja merupakan perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.

5. Kinerja menurut Barry Cushway (2002 : 1998)

“Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan

dengan target yang telah ditentukan”.

6. Kinerja menurut Veizal Rivai (2004 : 309)

“Kinerja merupakan suatu perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap

orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan

perannya dalam perusahaan”.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan

kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi

dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta

mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

(20)

Mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memliki kinerja yang

tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya :

a. Berorientasi pada prestasi.

b. Memiliki percaya diri.

c. Berpengendalian diri.

d. Kompetensi.

J. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson (2000 : 82) faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu :

a. Kemampuan mereka.

Dimana seseorang bekerja disesuaikan oleh kemampuan mereka.

b. Motivasi.

Suatu proses untuk membuat banyak motif- motif dari perbuatan atau

tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan. Dengan

tujuan yang di inginkan ini tentunya harus di barengi dengan kesiapan

dari dalam diri untuk mendorong tingkah laku untuk berbuat sesuatu

mencapai tujuan.

c. Dukungan yang diterima.

d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.

e. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkan dengan pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa

kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu

(21)

kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta

keinginan untuk berprestasi.

Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja antara lain :

a. Fakor Kemampuan, secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri

dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan dengan keahliannya.

b. Faktor Penghasilan, bonus agar pegawai merasa kerjanya dihargai.

c. Faktor Motivasi, motivasi terbentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai

dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Sikap mental merupakan

kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai

potensi kerja secara maksimal.

David C. McCelland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001 : 68),

berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan

pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaiankerja. Motif berprestasi

adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau

tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja)

dengan predikat terpuji. McCelland mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang

yang memiliki motif yang tinggi, yaitu :

a. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.

b. Berani mengambil resiko.

c. Memiliki tujuan yang realistis.

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

(22)

e. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja

yang dilakukan.

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

Menurut Gibson ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :

1. Faktor Individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

2. Faktor Psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan

kepuasan kerja.

3. Faktor Organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,

sistem penghargaan (reward system).

K. Tujuan Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara umum,sifatnya

luas, tanpa batasan waktu dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam

jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah aspirasi.

Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan

tujuan organisasi. Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan

tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik. Kinerja juga

bertujuan sebagai sumber informasi bagi penentuan kebijakan strategi perusahaan

di masa depan, sebagai suatu alat evaluasi kinerja serta sebagai alat untuk

memetakan potensi dari pegawai perusahaan.

(23)

Sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan secara spesifik yang

menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, dan oleh siapa sasaran yang ingin

dicapai tersebut diselesaikan.

Sebagai sasaran, suatu kinerja mencakup unsur-unsur di antaranya:

a. The performers, yaitu orang yang menjalankan kinerja.

b. The action atau performance, yaitu tentang tindakan atau kinerja yang

dilakukan oleh performer.

c. A time element, menunjukkan waktu kapan pekerjaan dilakukan.

d. An evaluation method, tentang cara penilaian bagaimana hasil pekerjaan

dapat dicapai.

M. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter

hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan. Proses

pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk

menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan

mendasar di balik dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja

secara umum.

Pengukuran Kinerja juga merupakan hasil dari suatu penilaian yang

sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa

indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak.. Pengukuran

kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

(24)

Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran

kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (James

Whittaker, 1993). Sedangkan menurut Junaedi (2002 : 380-381) “Pengukuran

kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan

kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa

produk, jasa, ataupun proses”. Artinya, setiap kegiatan perusahaan harus dapat

diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah perusahaan di masa

yang akan datang yang dinyatakan dalam misi dan visi perusahaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengukuran kinerja

adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer perusahaan menilai

pencapaian suatu strategi melalui alat ukur keuangan dan non keuangan. Hasil

pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan

memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik

dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas

perencanaan dan pengendalian.

Batasan tentang pengukuran kinerja adalah sebagai usaha formal yang

dilakukan oleh organisasi untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang telah

dilaksanakan secara periodik berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya. Tujuan pokok dari pengukuran kinerja adalah untuk

memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar menghasilkan tindakan yang

(25)

Secara umum tujuan dilakukan pengukuran kinerja adalah untuk (Gordon, 1993 :

36) :

a. Meningkatkan motivasi pegawai dalam memberikan kontribusi kepada

organisasi.

b. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing

pegawai.

c. Sebagai alat untuk mengembangkan kecakapan kerja yang baik.

d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai

sebagai dasar untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program

pelatihan dan pengembangan kinerja seluruh pegawai.

e. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan karyawan,

seperti produksi, transfer dan pemberhentian.

Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan

dan tahap pengukuran. Tahap persiapan atas penentuan bagian yang akan diukur,

penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja, dan pengukuran kinerja

yang sesungguhnya. Sedangkan tahap pengukuran terdiri atas pembanding kinerja

sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya dan kinerja yang

diinginkan (Mulyadi, 2001: 251).

Pengukuran kinerja memerlukan alat ukur yang tepat. Dasar filosofi yang

dapat dipakai dalam merencanakan sistem pengukuran prestasi harus disesuaikan

dengan strategi perusahaan, tujuan dan struktur organisasi perusahaan. Sistem

pengukuran kinerja yang efektif adalah sistem pengukuran yang dapat

(26)

memberikan motivasi kepada manajemen untuk memperbaiki dan meningkatkan

kinerjanya.

Manfaat sistem pengukuran kinerja adalah (Mulyadi & Setyawan, 1999:

212-225):

a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggannya dan membuat seluruh

personil terlibat dalam upaya pemberi kepuasan kepada pelanggan.

b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari

mata-rantai pelanggan dan pemasok internal.

c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-

upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.

d. Membuat tujuan strategi menjadi lebihkongkrit.

N. Peranan Motivasi Pegawai Terhadap Kinerja di Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang

Setelah kita membahas tentang pengertian dan manfaat dari motivasi yang

mempengaruhi kinerja pegawai di Kementerian Agama Kab.Deli Serdang, adapun

peranan yang disampaikan secara sistematis berdasarkan kemauan Kantor

Kementerian Agama dan para seluruh staff pegawai kantor yang bermotif untuk

menjadikan seorang pegawai yang mempunyai dedikasi untuk bekerja secara

efektif serta menjunjung tinggi kedisplinan, yaitu :

a. Motivasi pegawai berperan penting untuk mendorong seluruh pegawai

agar dapat bekerja lebih baik dan dapat berkompetisi antar sesama

(27)

b. Memberikan semangat yang tinggi kepada para pegawai agar para

pegawai bekerja dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil

kerja yang memuaskan.

c. Memberikan suatu unsur yang positif terhadap seluruh pegawai di

Kementerian Agama Kab.Deli Serdang.

d. Adapun beberapa hal yang membuat semangat bekerja, seperti adanya

uang bonus untuk pegawai yang berdedikasi tinggi di kantor tesebut.

e. Memberikan kenyamanan dan ketentraman pada saat bekerja di Kantor

Kementerian Agama Kab.Deli Serdang.

f. Untuk mengetahui apakah Motivasi Kerja pegawai mempunyai peranan

yang positif dalam upaya meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor

Kementerian Agama Kab.Deli Serdang.

(28)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada kantor

Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang, maka penulis menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pemberian motivasi pada kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang

dinilai berpengaruh positif pada peningkatan kinerja pegawai di Kementerian

Agama Kabupaten Deli Serdang.Tujuan dalam memberikan motivasi kerja

terhadap pegawai pada Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang adalah

agar pegawai dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

2. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang memberikan iklim dan

fasilitas yang membangun berupa motivasi positif untuk para pegawai lama

maupun pegawai baru.

3. Setiap masyarakat yang mempunyai masalah dan ingin menyelesaikannya di

Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang akan mendapatkan fasilitas dan

pelayanan yang diharapkan maksimal dari para staff pegawai yang bertugas

melayani masyarakat.

4. Motivasi finansial yang diberikan Kementerian Agama Kabupaten Deli

Serdang kepada pegawai dalam bentuk kompensasi yang berupa

gaji,tunjangan, bonus, upah lembur, dan sebagainya.

5. Motivasi non finansial yang diberikan kepada pegawai berupa penghargaan,

(29)

B. Saran

Adapun saran yang akan disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang dapat meningkatkan

motivasi pegawainya dengan mengarahkan dan mendorong perilaku atau

keinginan seorang pegawai yang melakukan kegiatan yang berdampak positif,

dengan cara memberi imbalan,insentif maupun pelatihan yang bermanfaat

untuk menunjang pekerjaan masing - masing pegawai agar dapat melaksanakan

tugas secara efektif dan efisien.

2. Setiap pegawai baru diharapkan untuk diberikan pelatihan dan motivasi positif

agar kelak pegawai tersebut akan mendapatkan kemampuan yang matang dan

berbudi kedisiplinan yang baik.

3. Dengan adanya kenyamanan dan ketentraman maka pegawai di Kementerian

Agama Kabupaten Deli Serdang diwajibkan untuk bekerja lebih efektif dalam

melayani setiap masyarakat dan diharapkan kepada kantor Kementerian Agama

Kabupaten Deli Serdang agar dapat memantau waktu kerja para pegawainya

untuk mendapatkan efisiensi waktu.

4. Hendaknya kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang memberikan

tunjangan - tunjangan hasil kerja kepada seluruh pegawai yang mampu bekerja

secara maksimal dan juga memuaskan agar dapat menunjang motivasi para

pegawai - pegawainya.

5. Agar terjadinya keharmonisan dalam lingkungan kerja, pimpinan harus dapat

berlaku adil tanpa membeda-bedakan para pegawainya dalam memberikan

penghargaan ataupun sanksi kepada semua pegawai sesuai dengan prestasi

(30)

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang

Kerajaan Serdang adalah pecahan dari Kerajaan Sultan Deli akibat terjadi

suksesi penetapan tahta di Deli pada tahun 1723. Deli Serdang berasal dari nama

sebuah pohon yang bernama Serdang yang daunnya digunakan oleh masyarakat

tempo dulu sebagai atap rumah.

Kerajaan Serdang dari awalnya dan para raja-rajanya memeluk agama

Islam. Raja sebagai :

a. Kepala Pemerintahan Kerajaan Serdang.

b. Raja sebagai Kepala Agama Islam (Kholifatun fil ardhi).

c. Raja sebagai Kepala Adat Melayu.

Sebagai pendamping raja di bidang agama Islam kerajaan mengangkat

seorang qodhi/mufti untuk urusan agama Islam dan hal ikhwalnya tentang agama.

Tugas qodhi adalah memutuskan hukum-hukum menyangkut agama Islam antara

lain :

a. Masalah nikah.

b. Talak/cerai.

c. Masalah pusaka.

d. Penetapan tanggal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

(31)

e. Memutuskan perkara perceraian waris maal waris dan hal-hal yang

menyangkut agama Islam.

Putusan pengadilan (qodhi) di zaman itu hampir tidak ada bedanya antara

perdata dan pidana dan kekuasaan qodhi sangat dominan, hukumnya dipengaruhi

oleh hukum adat dan hukum Islam.

Setelah Belanda datang ke Serdang segala keputusan yang menyangkut

pidana harus disetujui oleh Gubernur Hindia Belanda (khusus pidana).

Di Kerajaan Serdang sejak tahun 1928 jabtab mufti/qodhi kerajaan dihapus

dan digantikan dengan Majelis Syariah Kerajaan Serdang di masa Sultan

Sulaiman Syariful Alamsyah. Qodhi yang pertama ialah Tengku Fachruddin dan

kewenangannya sangat luas dan gajinya ditetapkan oleh kerajaan sampai tahun

1935. Selanjutnya Tengku Fachruddin digantikan oleh Tengku Yafis Ham yang

baru pulang dari Kairo sampai Indonesia Merdeka.

Setelah Indonesia Merdeka tanggal 17 Agustus 1945 Departemen Agama

belum dibentuk, baru pada tanggal 3 Januari 1946 Departemen Agama resmi

dibentuk oleh pemerintah. Pada tahun 1948 Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi

yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan.

Kepala-kepala jawatan agama di tiga wilayah provinsi Sumatera itu ialah :

1. Teuku Daud Beureuh berkedudukan di Sumatera Utara.

2. Nazaruddin Toha berkedudukan di Sumatera Tengah.

(32)

Sementara itu pada tahun 1953 Provinsi Sumatera Utara merupakan

gabungan dari daerah Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli. Pusat pemerintahan di

Banda Aceh. Pada Tahun 1956 struktur pemerintah berubah lagi, pemerintah

Sumatera Utara sebagai gabungan kepresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli

berkedudukan di Medan. Kepala jawatan agamanya adalah K. H. Muchlis. Sejak

saat itu masing-masing daerah Aceh berdiri sendiri dan Sumatera Utara berdiri

sendiri. Selanjutnya diatur berdasarkan peraturan-peraturan ditetapkan oleh

kementerian pusat. Sedangkan pimpinan keagamaan masih di pegang oleh

raja-raja yang jumlahnya tidak sedikit dan peraturannya pun masing-masing sesuai

dengan kondisi masyarakat pada waktu itu. Setelah Indonesia merdeka disetiap

kepresidenan dibentuk Komite Nasional Daerah Sumatera Timur yang merupakan

legislatif dan badan-badan agama saat itu sudah ada seperti qodh.Sebelum

terbentuknya Dewan Agama Partai Masyumi mempunyai inisiatif yang

membentuk badan yang mengurus soal-soal keagamaan. Selanjutnya struktur

ketatanegaraan berubah, kedua presidenan Sumatera Utara dan Tapanuli digabung

menjadi satu, menjadi Provinsi Sumatera Utara sehingga jawatan agama ikut

menyesuaikan diri. Dan struktur kementerian agama berangsur-angsur

disempurnakan darn pelaksanaannya baru bisa disesuaikan dengan Peraturan

Menteri Agama Nomor 10 Tahun 1952 dengan susunan organisasi sebagai

berikut:

1. Jawatan Urusan Agama, terdiri atas :

a. Kantor Urusan Agama Provinsi.

b.Kantor Urusan Agama Daerah.

(33)

d. Kantor Urusan Agama Kecamatan.

2. Jawatan Pendidikan Agama, terdiri atas :

a. Kantor Pendidikan Agam Provinsi.

b. Inspeksi Wilayah.

c. Kantor Pendidikan Agama Kabupaten.

Perkembangan Organisasi Departemen Agama pada tahun 1965 sampai

1974. Sebelum ada peraturan atau keputusan Menteri Agama, Kabupaten Deli

Serdang bergabung dengan Kotamadya Medan. Berdasarkan Keputusan Menteri

Agama Nomor 91 Tahun 1967 tentang struktur organisasi.

Tugas dan wewenang Instansi Departemen Agama Daerah terdiri atas :

a. Perwakilan Departemen Agama Provinsi.

b. Perwakilah Departemen Agama Kabupaten.

c. Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Dan inilah awal terbentuknya Departemen Agama Kabupaten Deli Serdang

yang berkedudukan di Medan Jalan Perdana (Kesawan) di depan Bioskop Deli

yang dikepalai oleh H. Kerimuddin (Periode 1970 sampai1979) yang merupakan

Ka. Kandepag Kab. Deli Serdang yang pertama,sedangkan komposisinya adalah :

e. Dinas Urusan Agama.

f.Dinas Pendidikan Agama.

g. Dinas Penerangan Agama.

h. Pengadilan Agama.

i.Dinas Urusan Haji.

(34)

k. Dinas Urusan Agama Katolik.

l.Dinas Urusan Agama Hindu dan Budha.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 53 Tahun 1971

tentang Pembentukan Kantor Perwakilan Departemen Agama Provinsi dan Kantor

Departemen Agama Kabupaten dan Inspektorat Perwakilan. Susunannya adalah :

a. Perwakilan Departemen Agama Provinsi.

b. Perwakilan Departemen Agama Kabupaten.

c. Kantor Urusan Agama Kecamatan.

d. Urusan Pengawasan adalah Inspektorat Perwakilan.

Perkembangan Departemen Agama pada Tahun 1975 sampai1981 :

1. Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 tentang susunan

organisasi dan tata kerja Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara

terdiri atas :

a. Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi.

b. Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya.

c. Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Pada masa inilah Departemen Agama Kabupaten Deli Serdang berdiri

sendiri dan memiliki kantor yang bertempat di Jalan Sudirman No. 5 Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang yang di sepakati oleh :

a. Drs. H. Kari Ahmad (Periode 1979 sampaidengan 1984).

b. Drs. Burhanuddin Harahap (Periode 1984 sampaidengan1987).

c. Drs. H. Nurdin Nasution (Periode 1987 sampaidengan1990).

(35)

e. Drs. H. Ibrahim Harahap (Periode 1996 sampaidengan2002).

f. Drs. H. Abd. Rahim M.Hum (Periode 2002 sampaidengan2007).

1. Visi Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang :

a. Terwujudnya masyarakat yang agamis menuju kehidupan yang sejahtera

dan damai.

b. Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera

dan cerdas serta saling menghormati antar sesame pemeluk agama dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

c. Mempertimbangkan berbagai capaian program periode pembangunan.

2. Misi Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang :

a. Meningkatkan pelayanan prima dan meningkatkan sumber daya manusia.

b. Meningkatkanpelayanan dan memberdayakan lembaga-lembaga

keagamaan serta kerukunan umat beragama dalam menunjang

pembangunan nasional.

c. Meningkatkan kualitas pendidikan agamaatausekolah umum dan

pendidikan keagamaan melalui tri sukses.

d. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi

agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisai diperlukan untuk wewenang dan tanggung jawab secara

sistematis yang menunjukkan adanya keterkaitan antar bagian untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi berfungsi untuk

(36)

organisasi masing-masing pegawai tahu akan tugas, wewenang dan tanggung

jawab sehingga para pegawai tersebut dengan sendirinya mengerjakan tugas yang

dibebankan kepadanya dengan baik dan tanggung jawab. Untuk mencapai tujuan

organisasi, di perlukan suatu wadah yang mengatur seluruh aktivitas organisasi

yang disusun dalam struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi

yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisien dan

efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang

baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Suatu instansi terdiri dari unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan,

maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan

tertentu mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002. Kantor

Departemen Agama Kabupaten Deli Serdang masuk dalam kategori Tipologi I.J.

yang terdiri dari :

a. Sub Bagian Tata Usaha.

b. Seksi Urusan Agama Islam.

c. Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh/Umrah.

d. Seksi Madrasah dan Pendidikan Islam pada Sekolah Umum.

e. Seksi Pendidikan Keagamaan, Pondok Pesantren, Pendidikan Agama

Islam pada Madrasah dan Pemberdayaan Masjid.

f. Seksi Bimbingan Masyarakat Kristen.

g. Penyelenggara Bimbingan Zakat dan wakaf.

(37)
[image:37.595.75.561.87.410.2]

Sumber : Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang (2015)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

C. Deskripsi Kerja

Deskripsi kerja adalah uraian yang harus dilakukan oleh setiap pegawai

dimana pekerjaan tersebut telah ditetapkan oleh pimpinan sesuai kemampuan dan

pengetahuannya menurut Purwanto (2006 : 46).

Deskripsi kerja juga merupakan seperangkat fungsi dan tugas tanggung

jawab yang dijabarkan ke dalam kegiatan pekerjaan.

Pada uraian berikut ini, dapat dilihat deskripsi kerja pada Sub.Bagian Tata

Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang dengan urutan

(38)

SUBBAGIAN TATA USAHA

1. URUSAN KEPEGAWAIAN

Uraian Tugas :

a. Melaksanakan wewenang : pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian

Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96,97,98

Tahun 2000.

b. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil (Peraturan Pemerintah Nomor 99

Tahun 2000).

c. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Peraturan

Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000).

d. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Peraturan

Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000).

e. Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2000.

f. Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan bagi Penerima Pensiunan

Janda/Duda (Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2000).

g. Penetapan pensiunan mantan pejabat negara.

h. Tunjungan jabatan struktural sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 99

Tahun 2000.

2. URUSAN KEUANGAN

Uraian Tugas :

a. Mengerjakan Buku Kas Umum, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu

lainnya.

(39)

c. Membuat laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran rutin.

d. Menandatangani lunas pembayaran terhadap tagihan pihak ketiga setelah

mendapat persetujuan atasan langsung.

e. Meneliti setiap kebenaran tagihan.

f. Membagi kartu gaji pada waktu gajian.

g. Membantu tugas-tugas pembuatan daftar gaji.

h. Membuat laporan Realisasi Anggaran setiap bulan, Semester dan tahunan

i. Membantu tugas-tugas Bendaharawan.

j. Membantu mengurus kwitansi dan faktur-faktur yang berhubungan dengan

DIPA.

k. Mengetik surat-surat yang berhubungan dengan urusan keuangan.

l. Mengerjakan Aplikasi Gaji, SPM, dan SAKPA.

m.Mengerjakan pengiriman data Sistem Akuntansi Keuangan/ Rekonsilasi ke

KPPN dan UAPPA-W/ UAPP-E1.

3. URUSAN UMUM

Uraian Tugas :

a. Bertanggung Jawab atas kelancaran tugas umum, perlengkapan rumah

tangga dan keamanaan.

b. Melaksanakan Koordinasi dengan seluruh unit terkait untuk kelancaran

tugas dimaksud.

c. Meningkatkan pelayanan dan penertiban administrasi umum dan

perlengkapan.

d. Mengamankan seluruh kebijaksanaan pimpinan dalam kaitannya tentang

(40)

D. Jaringan Kegiatan

Untuk mengetahui seberapa besar dampak Peranan Motivasi Terhadap Kinerja

Kerja Pegawai di Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang yang akan

disusun dengan langkah kegiatan sebagai berikut :

1. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta

cukup menantang bagi kemampuan pegawai.

2. Pimpinan jangan mengharapkan kepribadian dan kedisiplinan

bawahannya yang baik, jika pimpinan tidak memberikan

motivasi/dorongan yang positif terhadap hasil kinerja yang baik terhadap

pegawainya sendiri.

3. Keadilan harus diterapkan dengan baik bagi setiap pegawai yang bekerja

pada instansi tersebut.

4. Motivasi yang positif akan merangsang moral dan perilaku kedisiplinan

yang baik.

5. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap

pegawai yang sudah diberikan motivasi tetapi tidak kunjung mengalami

perubahan yang signifikan.

6. Adapun dengan memberikan sanksi berupa hukuman yang semakin berat agar memotivasi setiap individu pegawai takut akan pelanggaran dan

menjalani pekerjaan dengan baik

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai

(41)

Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang, terus berupaya agar tujuan yang

telah digariskan oleh Kantor Kementerian Agama dapat terwujud. Tidak mudah

dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan

disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja menurut Robert L. Mathis, dan John H. Jackson (2001 :

82) adalah kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan

yang mereka lakukan, hubungan mereka dengan organisasi. Untuk mendorong

tercapainya hasil yang optimal diperlukan kinerja yang profesional. Kinerja

kegiatan yang dijalankan instansi saat ini bisa kita lihat pada bagian rencana

kegiatan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang antara lain

adalah :

1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor.

2. Peningkatan Tertib Administrasi dan Pelayanan.

3. Peningkatan Keluarga Sakinah.

4. Peningkatan peranan dan fungsi penyuluh Agama.

5. Peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan zakat, wakaf, infaq,

shodaqoh serta ibadah sosial.

6. Peningkatan Pelayanan Bimbingan Ibadah Haji.

7. Pemberdayaan pegawai dan tenaga administrasi serta honorer.

8. Peningkatan sarana prasarana kantor.

(42)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi formal dan merupakan

wadah dimana sistem kerja sama dilakukan dalam berbagai aktivitas untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan agar tujuan perusahaan dapat terwujud,

maka perusahaan harus menggunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya.

Banyak faktor yang mempengaruhi dalam upaya untuk mencapai tujuan dalam

suatu perusahaan, faktor itu antara lain : manusia, mesin, metode, material, market

dan modal dimana faktor yang paling penting adalah manusia, karena manusia

merupakan orang yang terlibat langsung dalam menjalankan aktivitas di dalam

perusahaan. Motivasi merupakan suatu bentuk tindakan atau kebijaksanaan yang

dilakukan oleh pimpinan perusahaan/instansi pemerintahan untuk mengarahkan

atau mendorong para karyawan agar mau bekerja atas kesadaran diri sendiri.

Dalam suatu organisasi, membicarakan kinerja individu banyak faktor yang

mempengaruhi. Hal ini karena terdapat fenomena individual dimana setiap

individu pada dasarnya bersifat unik dan faktor penentu kinerja sangat beragam.

Walaupun demikian ada faktor utama sebagai variabel paling penting dalam

menerangkan kinerja seseorang yakni motivasi.

Kinerja tidaklah mungkin mencapai hasil yang maksimal apabila tidak ada

motivasi, karena motivasi merupakan suatu kebutuhan di dalam usaha untuk

(43)

akan sangat berpengaruh terhadap kinerja mengingat pegawai merupakan titik

sentral dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya motivasi yang baik,

antara lain :

a. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima dapat berupa fisik

maupun non fisik,diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan

motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan prestasi kerja, serta

efisiensi dan efektifitas produksi. Oleh karena itu, bila kompensasi

diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan

termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.

b. Kondisi kerja sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja

dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan

yang bekerja di dalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud disini adalah

kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat

menjalankan aktivitasnya dengan baik dan agar dapat mewujudkan visi

dan misi kerja yang ditargetkan.

c. Rasa aman dan selamat. Rasa aman berarti, rasa tanpa ada kekhawatiran

pada suatu hal dan hidup tanpa ada rasa takut dengan kondisi kondusif.

Keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatandan rasa

aman dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan

ini meliputi kebutuhan perlindungan diri dari udaradingin, panas,

kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan cemas, serta bebas dari

ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau tidak

(44)

d. Hubungan antar manusia, contohnya hubungan yang baik antara sesame

pegawai akan meningkatkan motivasi yang baik di dalam suatu instansi.

Pegawai merupakan sumber daya manusia yang pada dasarnya merupakan

bagian dari perusahaan, artinya sebagai anggota perusahaan, pegawai hendaknya

secara efektif ikut serta memajukan kinerja memberikan nilai tambah pada

perusahaan pada setiap aspek sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya.

Berhasil tidaknya suatu perusahaan atau instansi dan target – target operasional

tidak lepas dari peran pegawai yang berkompeten dan berintegrasi tinggi.

Dalam menjalankan fungsi instansi kantor Kementerian Agama Kabupaten

Deli Serdang menghadapi permasalahan yaitu motivasi, kurangnya pemberian

motivasi yang optimal bagi setiap pegawai. Untuk mengatasi dan mencegah

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan maka perusahaan harus memberikan

motivasi kerja yang efektif, memberikan motivasi kepada setiap pegawai serta

mendukung tenaga kerja yang handal. Meskipun banyak faktor yang turut

berpengaruh dalam meningkatkan efektifitas kerja pegawai namun salah satu yang

diduga memberikan pengaruh cukup besar adalah motivasi pegawai.

Dalam uraian ini jelas bahwa motivasi itu sangat penting bagi setiap

pegawai, fungsi motivasi merupakan kebijaksanaan yang dapat digunakan untuk

meningkat kedisiplinan dan kinerja pegawai yang baik. Maka dapat disimpulkan

betapa pentingnya arti dari motivasi dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Mengingat pentingnya motivasi pegawai, maka penulis memilih judul

“Peranan Motivasi Pegawai dalam Meningkatkan Kinerja di Kantor Kementerian

(45)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dibahas, yaitu :

1. Bagaimana peranan motivasi pegawai terhadap kinerja di Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menunjang peranan motivasi pegawai

terhadap kinerja di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli

Serdang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan motivasi pegawai terhadap kinerja di Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui motivasi apa saja yang di berikan di Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang mempengaruhi beberapa aspek, yaitu :

1. Bagi Instansi

a. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pegawai kantor

Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang tentang pentingnya motivasi

(46)

b. Sebagai masukan bagi pimpinan kantor Kementerian Agama Kabupaten

Deli Serdang dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan

motivasi kerja pegawai.

2. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma III,

Program Studi Kesekretariatan.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi setiap

pembacanya dan sebagai acuan bagi penulis lainnya yang akan melakukan

penelitian sesuai dengan judul Tugas Akhir ini.

E. Jadwal Survei / Observasi.

Penelitian di lakukan pada kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli

Serdang. Untuk lebih jelasnya jadwal survei/observasi dapat dilihat pada Tabel

[image:46.595.110.510.548.701.2]

1.1

Tabel 1.1

Jadwal Survei / Observasi

No. Kegiatan

Maret April

I II III IV I II III IV

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data

3. Penulisan Laporan

(47)

Keterangan:

Pada tahap penyusunan draf Tugas Akhir dimulai dari pencarian buku-buku

referensi mengenai Tugas Akhir penulis. Kemudian pada tahap pengumpulan data

penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan di kantor Kementerian Agama

Kabupaten Deli Serdang. Setelah semua data-data dan informasi dapat

dikumpulkan penulis kemudian melakukan penyusunan Tugas Akhir.

F. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini di bagi dalam 4 (empat) bab, yang setiap bab nya terdiri dari

beberapa sub bagian diantaranya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, manfaat dan

tujuan, jadwal kegiatan yang terdiri dari jadwal survei/observasi

dan sistematikan penulisan.

BAB II : PROFIL KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DELI SERDANG

Membahas tentang sejarah ringkas instansi, struktur organisasi

dan personalia, deskripsi kerja, jaringan usaha/kegiatan, kinerja

usaha terkini dan rencana kegiatan.

BAB III : PEMBAHASAN

Membahas tentang permasalahan yang terdiri dari pengertian

motivasi, jenis-jenis motivasi, pengertian kinerja, tujuan kinerja,

peranan motivasi pegawai dalam meningkatkan kinerja di kantor

(48)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas mengenai kesimpulan dan saran dari pembahasan

yang berkaitan dengan kantor Kementerian Agama Kabupaten

(49)

PERANAN MOTIVASI PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KINERJA DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DELI

SERDANG

Oleh :

ANRIANI MADINAH 122103127

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(50)

NAMA : ANRIANI MADINAH

NIM : 122103127

PROGRAM STUDI : KESEKRETARIATAN

JUDUL : PERANAN MOTIVASI PEGAWAI DALAM

MENINGKATKAN KINERJA DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB.DELI SERDANG

Tanggal : Agustus 2015 Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan

NIP. 19741012 200003 2 003

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM)

Tanggal : Agustus 2015 Dekan

(51)

NAMA : ANRIANI MADINAH

NIM : 122103127

PROGRAM STUDI : KESEKRETARIATAN

JUDUL : PERANAN MOTIVASI PEGAWAI DALAM

MENINGKATKAN KINERJA DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB.DELI SERDANG

Medan, Agustus 2015

Menyetujui,

Pembimbing

( Fadli, SE, M.Si

(52)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan kesehatan baik fisik maupun mental sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu. Tugas Akhir ini diajukan

guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma III,

Program Studi Kesekretariatan. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah

“Peranan Motivasi Pegawai Dalam meningkatkan Kinerja di Kantor Kementerian

Agama Kabupaten Deli Serdang.”

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan benar.

Dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Subhilhar, M.A, Ph.D selaku Plt Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr.Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program Studi

Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, M.Si selaku Sekretaris Program

Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

(53)

dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh Staff dan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

7. Teristimewa buat kedua orang tua ayahanda Ansor Pohan dan Ibunda

Nurlan Ritonga yang telah mendoakan penulis agar tetap menjadi yang lebih

baik dan meraih cita-cita yang diinginkan.

8. Buat teman-teman seperjuangan yang juga ikut serta memberikan motivasi

dan dukungan terhadap penulis.

9. Untuk Ahmad Taufiq yang selama ini bersedia memberikan bantuan dan

motivasi yang besar kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca-pembaca lainnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, Agustus 2015

Penulis

(54)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kinerja Terkini ... 5

F. Rencana Kegiatan ... 6

BAB II : PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang ... 8

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Deskripsi Kerja ... 15

D. Jaringan Kegiatan ... 18

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 18

F. Rencana Kegiatan ... 19

BAB III : PEMBAHASAN A. Latar Belakang Motivasi ... 20

B. Pengertian Motivasi ... 20

C. Teori Motivasi ... 22

D. Jenis-jenis Motivasi ... 32

E. Indikator-indikator Motivasi Kerja ... 33

F. Metode Motivasi ... 34

G. Tujuan Pemberian Motivasi ... 35

H. Fungsi Motivasi ... 35

I. Pengertian Kinerja ... 36

J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 38

K. Tujuan Kinerja ... 40

L. Sasaran Kinerja ... 40

M. Pengukuran Kinerja ... 41

N. Peranan Motivasi Pegawai Dalam Meningkatkan Kinerja di Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang ... 44

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

(55)

No. Judul Halaman

1. Gambar Struktur Organisasi ... 15

(56)

No. Judul Halaman

Gambar

Gambar 3.2 Proses Motivasi Dasar
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
Tabel 1.1 Jadwal Survei / Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Akhmad Danil Ritonga : Peranan Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang Bagi Masyarakat, 2006... Akhmad Danil Ritonga : Peranan Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang Bagi

8116132016.Pengaruh Budaya Organisasi, Kemampuan Intelektual Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah SMP Di Kabupaten Deli Serdang.. Program

Pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai Kementerian Agama Bogor ini sangatlahberpengaruh pentingkarena bimbingan agama ini memiliki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja pegawai di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Subang secara operasional telah sesuai dengan

Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang, terus berupaya agar tujuan yang. telah digariskan oleh Kantor Kementerian Agama

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI JUDUL :PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN UMUM SEKRETARIAT KANTOR BUPATI DELI SERDANG DIAJUKAN OLEH : NAMA

Bahwa Variabel Motivasi Intrinsik dan Disiplin Kerja seacra Simultan berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Kinerja Pegawai Bagian Umum Sekretariat Kantor Bupati Deli Serdang

Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Efektivitas Kinerja Pada Pegawai Kementerian Agama Kabupeten Ciamis Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan