• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (Studi pada Pasar Minggu Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (Studi pada Pasar Minggu Kota Malang)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA

MALANG DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

(Studi pada Pasar Minggu Kota Malang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Nickita Harlexi Elbondo 08230073

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nickita Harlexi Elbondo NIM : 08230073

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul:

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

(Studi pada Pasar Minggu Kota Malang)

adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 03-Agustus- 2012

Yang menyatakan

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, ni’mat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh sebab itu diharapkan hasilnya akan banyak memberikan konstribusi, manfaat dan informasi baru tentang Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal dalam rangka membangun wawasan berfikir dibidang pemerintahan dan upaya meningkatkan kualitas pemberdayaan ekonomi lokal yang lebih baik.

Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (Studi pada Pasar Minggu Kota Malang)”. Secara sadar kami mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.

Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung terhadap penelitian ini. Mudah-mudahan amal baiknya diterima disisi Allah SWT sebagai amal shaleh, Amiin. Secara khusus kami sampaikan kepada :

(7)

2. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian skripsi ini

3. Bapak Drs. Imam Hidayat, MM, kepada beliau juga kami sampaikan banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses bimbingan skripsi

4. Bapak Drs. Asep Nurjaman, M.Si, selaku penguji terimakasi atas masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. Krishno Hadi, MA. selaku penguji juga terimakasi atas masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini

Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini. Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.

Malang, 19-07-2012 Penyusun

(8)

ABSTRAK

Nickita Harlexi Elbondo, 08230073. Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (Studi pada Pasar Minggu Kota Malang). Pembimbing I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si. Pembimbing II: Drs. Imam Hidayat, MM

Kata kunci : Implementasi Kebijakan, Pemerintah Kota Malang, PEL

Pasar minggu ini termasuk dalam pasar sementara. Pasar ini sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2004 “Tentang Pengelolahan Pasar dan Tempat Berjualan Pedagang” pada pasal 1 ayat 8 yang berbunyi: “Pasar Sementara adalah pasar yang menempat tempat atau areal tertentu yang diperbolehkan atau atas persetujuan Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk, dengan bangunan yang tidak permanen atau bersifat tradisional dan tidak bersifat rutinitas. Potensi pasar minggu yang ada di Kota Malang mempunyai prospek yang baik bagi pengembangan ekonomi lokal Kota Malang mengingat letak yang cukup strategis dan ditunjang dengan berbagai produk unggulan Kota Malang. Hal ini tentu diperlukan kebijakan Pemerintah Kota untuk mengelola pasar minggu sebagai bentuk pengembangan ekonomi lokal di Kota Malang, sehingga diperoleh manfaat yang lebih besar dari berbagai potensi ekonomi daerah. Karena dengan adanya otonomi daerah, suatu daerah dituntut untuk lebih peka dan bertanggung jawab terhadap permasalahan ekonomi lokal sekaligus mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya. Maka dari itu perlu adanya tata kelola ekonomi daerah supaya terbentuk otonomi daerah yang baik.

Berkaitan dengan pemikiran di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang? 2) Apa kendala implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang?

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga tujuan dari metode deskripstif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial.

(9)

yang berjumlah 436 (Empat ratus tiga puluh enam) orang yang berjualan dan tercatat secara resmi dan mempunyai kartu anggota. Hal ini sebagai bentuk kerjasama antara pedagang dan para pihak yang terkait dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu karena peran masyarakat dalam pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu dapat di wujudkan dalam bentuk usul, memberi saran, atau mengajukan keberatan kepada pemerintah. Ini menujukkan pemkot berkomitmen untuk terus bertanggugjawab atas keberlangsungan Pasar Minggu, hanya saja kurangnya perhatian pemerintah Kota Malang terhadap fasilitas Pasar Minggu ini, yang seharusnya tempat jalan raya tak ubahnya seperti pasar tradisional. 2) Kendala implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang adalah masih ada pedagang lain yang belum masuk dalam paguyuban (misalnya pedagang kaki lima), Dinas Pariwisata dan pengunjung (pembeli/konsumen), sehingga sangat sulit sekali berkordinasi dengan paguyuban. Selain itu, masyarakat sekitar jalan Semeru yang keberatan dan merasa terganggu oleh adanya Pasar Minggu , dan juga para PKL yang berjualan di pinggir jalan yang ada di sekitar Pasar Minggu mengakibatkan kurang nyamannya para pengunjung untuk berjalan di Pasar Minggu. Disamping itu, dari sisi pemkot sendiri sampai sekarang tidak ada bantuan fasilitas yang diperoleh pedagang, jadi hanya menyediakan tempat dan tenda saja untuk berdagang, dan tidak ada pengembangan atau pelatihan-pelatihan agar pedagang lebih kreatif dan inovatif.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(10)

DAFTAR ISI

5. Teknik Pengumpulan Data. ... 13

6. Teknik Analisa Data ... 14

7. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Ekonomi Lokal... 17

B. Pengembangan Ekonomi Lokal ... 23

1. Pengertian Pengembangan Ekonomi Lokal ... 23

2. Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Pola Kemitraan ... 25

3. Implementasi Program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) ... 31

(11)

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH

A. Gambaran Umum Kota Malang ... 43

1. Sejarah Awal Terbentuknya Kota Malang ... 43

2. Letak Geografis dan Kondisi Iklim ... 46

3. Luas Wilayah dan Batas Wilayah ... 47

4. Pembagian Wilayah Administratif ... 47

5. Kondisi Sosial Kependudukan ... 48

6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 49

7. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 51

8. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk ... 52

9. Kondisi Ekonomi ... 52

B. Pemerintahan Kota Malang ... 54

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Keberadaan Pasar Tidak Tetap (Pasar Minggu) Kota Malang ... 57

B. Implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang ... 60

1. Upaya Pemerintah Kota dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang ... 60

2. Kerjasama Pemkot, Swasta, dan Masyarakat dalam PEL di Pasar Minggu Kota Malang ... 66

3. Monitoring dan Evaluasi Kebijakan PEL di Pasar Minggu Kota Malang .. 73

C. Kendala implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang ... 77

1. Kesadaran Pedagang di Pasar Minggu Kota Malang ... 77

2. Kurangnya Pembinaan terhadap Pedagang ... 82

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Bustanul dan Didik J. Rachbini. 2001. Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik. PT Gramedia Widiasarana, Jakarta

Fakih, Mansour, 1996. Masyarakat Sipil Menuju Transformasi Sosial, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Haeruman, Herman. Js. 2001 “Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Pengembangan Lembaga Kemitraan Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat”. Sosialisasi Nasional Program Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal. Hotel Indonesia

Iqbal, Muhammad dan Anugrah, Iwan S. 2009. Rancang Bangun Sinergi Kebijakan Agropolitan dan Pengembangan Ekonomi Lokal Menunjang Percepatan Pembangunan Wilayah. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian: Bogor

Meleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

M. Safar Nasir, 2003. Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah. Yogyakarta. UAD Press

Munir, Risfan dan Fitanto Bachtiar. 2007. Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif: Masalah, Kebijakan, Dan Panduan Pelaksanaan Kegiatan Cetakan Ketiga. Local Governance Support Program (LGSP): Jakarta

Rianti Adi dan Hari Prasaja, 1991. Langkah-Langkah Penelitian Sosial, Arcan, Jakarta

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara. Jakarta

Suparmoko, M.1999. Metode Penelitian Praktis, BPFE, Yogyakarta

Tarigan, R. 2004. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT.Bumi Aksara, Jakarta

(13)

Sumber Lain:

Deny Ferdyansyah, 2012. Critical Riview: Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Tanggamus. http://onlyone-

deny.blogspot.com/2012/01/critical-riview-konsep-pengembangan.html. Diakses 6 Januari 2012

UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2 tentang pemerintahan daerah

Peraturan Daerah Kota malang Nomor. 12 tahun 2004 Bappenas:

http://209.85.175.104/search?q=cache:jN6VY3ecOVwJ:www.bappen as.go.id

http://www.bappedantb.org/index.php?act=berita.lengkap&id=81( Di akses pada 18-02-2008, Ekonomi Pemerintah Lokal)

(14)

LAMPIRAN

FOTO LOKASI PASAR MINGGU

Gambar 1: Pintu masuk “pasar minggu”

Lokasi Pasar Minggu ini sangat strategis karena berada di jantung kota yaitu berada di simpang balapan yang berdampingan dengan jalan ijen, disini terdapat museum brawijaya dan tepat didepan museum itu ada perpustakaan Kota Malang

Gambar 2: Kondisi di dalam “pasar minggu”

(15)

Gambar 3: Lokasi “pasar minggu”

(16)

BAHAN PENELITIAN

Nama :

Jabatan/pekerjaan : Tgl wawancara : A.Pemkot Malang

1. Bagaimana selama ini potensi Pasar Minggu Kota Malang?

2. Apa saja yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Malang dalam Pengembangan Pasar Minggu?

3. Bagaimana keterlibatan Pemerintah Kota Malang dalam promosi pemasaran berupa: membantu akses pasar; memberikan bantuan informasi pasar; memberikan bantuan promosi; mengembangkan jaringan usaha; membantu melakukan identifikasi pasar dan perilaku konsumen; membantu peningkatan mutu produk?

4. Apakah ada kerjasama pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang?

5. Bagaimana efektivitas program pengembangan Pasar Minggu yang dilakukan Pemerintah Kota Malang?

6. Bagaimana hasil monitoring dan evaluasi kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal khususnya Pasar Minggu?

1. Bagaimana selama ini potensi Pasar Minggu Kota Malang?

2. Menurut anda apa yang harus dilakukan Diskoperindag Kota Malang agar Pasar Minggu dapat berkembang sesuai kebutuhan masyarakat?

3. Apakah selama ini ada bantuan fasilitas atau yang lain terkait dengan pemberdayaan para pedagang?

4. Apa respon anda sebagai pedagang terkait dengan kebijakan pemkot dalam pengembangan pasar minggu?

5. Apa harapan anda agar pasar minggu lebih berkembang dan tidak merugikan masyarakat sebagai pengguna jalan?

Informan:

a. Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan (Diskoperindag) b. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Malang

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi menjadikan peran ekonomi lokal signifikan untuk mendorong laju akselerasi pertumbuhan ekonomi dalam rangka menciptakan daya tahan, daya tarik dan daya saing ekonomi untuk memperbaiki pola pertumbuhan ekonomi karena banyak perusahaan besar tumbang dan berkembang pesat. Akibat krisis yang berimplikasi pada perubahan sistem pemerintahan dari dekonsentrasi menjadi desentralisasi, pilihan strategisnya adalah pada pemulihan ekonomi yang dahulu merupakan tanggungjawab pusat menjadi tanggung jawab daerah. Oleh karenanya, menjadi relevan untuk memikirkan bagaimana langkah-langkah strategis untuk pengembangan ekonomi di daerah (Local Economic Development) di tingkat Kota dan Kabupaten.

(18)

2

Wisata Belanja Pasar Minggu Malang, pada awalnya dipelopori beberapa pedagang makanan,mainan dan bunga menawarkan atau menjual produknya dengan cara lesehan, mendirikan tenda dan membawa mobil, dengan semakin

sulitnya lapangan pekerjaan akibat terjadinya krisis moneter yang melanda negeri ini, maka pada tahun 1987 Dinas pariwisata Kota Malang membuka atau

memfasilitasi korban pemutusan Hubungan kerja untuk bekerja di sektor informal dengan membuka Wisata Belanja Pasar Minggu Malang Gajayana. Semakin berkembangnya Wisata Belanja Pasar Minggu dan untuk mengatur kenyamanan,

keamanan, ketertiban dan membatasi jumlah pedagang serta lokasi berjualan. Ciri khas pasar ini sesuai dengan namanya hanya buka pada hari minggu

saja, di dalamnya terdapat berbagai macam pusat seni, budaya, wisata kuliner, pusat souvenir yang diharapkan mampu menarik minat wisatawan lokal maupun asing. Hal ini kemudian oleh pemerintah Kota Malang di wujudkan dalam bentuk

program Tri Bina Citra Kota Malang, yaitu Malang kota pendidikan, industri, pariwisata. Namun seiring dengan kebijakan yang ada, ternyata pengelolahan

pasar minggu di Kota Malang tidak berjalan dengan maksimal dikarenakan pemerintahan kota lebih memfokuskan pembangunan secara fisik (mall, perumahan, ruko dan gedung perkantoran) yang secara tidak langsung

mengabaikan pengelolahan dan penataan pasar minggu, salah satunya adalah penetapan lokasi pasar ini berada pada lokasi akses jalan umum yang seharusnya

digunakan untuk akses transportasi masyarakat Kota Malang.

(19)

3

dipengaruhi oleh sangat banyak aspek, yang membuat penataan itu sendiri menjadi suatu masalah yang sangat kompleks. Problematik dalam penataaan sektor informal adalah bahwa jumlah mereka sangat banyak dan memerlukan

ruang yang cukup besar untuk kegiatannya. Ruang yang besar itu harus berada di ruang publik atau tempat keramaian karena tempat itulah yang mendatangkan

keuntungan. Tetapi ruang publik juga digunakan oleh kelompok pengguna lain, yang juga memerlukan ruang untuk kegiatan mereka di ruang publik, sehingga muncullah konflik antara kelompok pengguna ruang terbuka publik tersebut.

Fungsi ruang untuk mewadahi kegiatan sektor informal di perkotaan karena cenderung mengabaikan tuntutan ruang untuk sektor informal. Konsep

perencanaan ruang perkotaan yang tidak didasari oleh pemahaman informalitas perkotaan sebagai bagian yang menyatu dengan sistem perkotaan akan berfungsi secara komersial.

Salah satu contoh nyata yang mampu kita lihat adalah pengembangan pembangunan pasar minggu yang ada di kota Malang. Pengembangan

pembangunan ini dimaksudkan dalam rangka peningkatan sektor pariwisata dan pengembangan ekonomi, maka dari itu pemerintah kota Malang menjadikan pasar ini sebagai kota wisata berbasis budaya. Ciri khas pasar ini sesuai dengan

namanya hanya buka pada hari minggu saja, di dalamnya terdapat berbagai macam pusat seni, budaya, wisata kuliner, pusat souvenir yang diharapkan

(20)

4

Menurut Iqbal dan Anugrah dalam upaya meningkatkan akselerasi pengembangan ekonomi lokal dilandasi oleh dua strategi, yaitu1:

1. Strategi “klaster ekonomi” untuk meningkatkan kesempatan memperoleh pendapatan. Kondisi ini dapat dicapai melalui identifikasi peluang dan pengembangan pasar, diversifikasi, dan pemasaran berbagai komoditas terpilih (unggulan)

2. Strategi “forum kemitraan” dalam rangka menggelar dialog partisipatif antar pemangku kepentingan (stakeholders) tentang pengembangan ekonomi. Melalui forum kemitraan, hal-hal yang terkait dengan kegiatan perencanaan, perumusan kebijakan, fasilitasi pelayanan, dan formulasi keputusan dibuat dan didiskusikan.

Pasar minggu ini termasuk dalam pasar sementara. Pasar ini sebagaimana

dijelaskan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2004 “Tentang Pengelolahan Pasar dan Tempat Berjualan Pedagang” pada pasal 1 ayat 8 yang berbunyi: “Pasar

Sementara adalah pasar yang menempat tempat atau areal tertentu yang diperbolehkan atau atas persetujuan Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk, dengan bangunan yang tidak permanen atau bersifat tradisional dan tidak bersifat

rutinitas”.2

Kondisi pasar minggu yang tidak menetap ini dapat dilihat seringnya

berpindah tempat mulai di kawasan Simpang Balapan, kemudian ke Lapangan Rampal dan Kejalan Semeru dengan jumlah pedagang kurag lebih sebayak 460 orang. Lokasi Pasar Minggu ini sangat strategis karena berada di jantung kota

yaitu berada di simpang balapan yang berdampingan dengan jalan ijen, disini terdapat museum brawijaya dan tepat didepan museum itu ada perpustakaan

1

Iqbal, Muhammad dan Anugrah, Iwan S. 2009. Rancang Bangun Sinergi Kebijakan Agropolitan

dan Pengembangan Ekonomi Lokal Menunjang Percepatan Pembangunan Wilayah. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian: Bogor. Hal. 175

2

(21)

5

umum kota Malang.3 Kondisi ini semakin mempersempit kondisi ruang yang ada di Kota Malang dan masyarakat tidak mempunyai hak untuk menikmati ruang tersebut. Disamping itu, jalan raya yang digunakan sebagai tempat

berlangsungnya pasar mingguan ini merupakan jalur lalu lintas masyarakat pada umumnya, sehingga menghambat aktifitas masyarakat.

Dalam pengembangannya Industri kecil yang ada di daerah masih memerlukan kemudahan-kemudahan ataupun bantuan dari pemerintah. Kemudahan dan bantuan dari pemerintah yang diharapkan adalah dari segi permodalan, perijinan maupun pemasaran serta hubungan kemitraan yang sinergi dan harmonis dengan pihak industri. Karena berdasarkan fakta yang ada maka sudah jelas bahwa industri kecil memberikan sumbangan yang tidak sedikit terhadap perkembangan perekonomian daerah, oleh karena itu industri kecil sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat baik sebagai penyedian lapangan kerja, sebagai produsen, maupun konsumen.

Jika ditinjau dari potensi pasar minggu yang ada di Kota Malang mempunyai prospek yang baik bagi pengembangan ekonomi lokal Kota Malang mengingat letak yang cukup strategis dan ditunjang dengan berbagai produk unggulan Kota Malang. Hal ini tentu diperlukan kebijakan Pemerintah Kota untuk mengelola pasar minggu sebagai bentuk pengembangan ekonomi lokal di Kota Malang, sehingga diperoleh manfaat yang lebih besar dari berbagai potensi ekonomi daerah. Karena dengan adanya otonomi daerah, suatu daerah dituntut untuk lebih peka dan bertanggung jawab terhadap permasalahan ekonomi lokal

3

(22)

6

sekaligus mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya. Maka dari itu perlu adanya tata kelola ekonomi daerah supaya terbentuk otonomi daerah yang baik.

Udoji secara jelas menyatakan bahwa “the execution of policies is as important if not more important than policy making. policies will remains dreams or blue prints file jackets unless they are implemented” (pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.4

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis ingin lebih jauh meneliti tentang Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal yang fokus pada pengembangan "pasar minggu" Kota Malang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran kepada pedagang maupun Pemerintah Kota Malang terkait dengan Pengembangan Ekonomi Lokal.

B.Rumusan Masalah

Berkaitan dengan pemikiran di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang?

2. Apa kendala implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang?

4

(23)

7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang. 2. Untuk mengetahui kendala implementasi kebijakan Pemerintah Kota

dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, peneliti berharap akan dapat memberikan arti bagi berbagai kalangan, antara lain bagi jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang, bagi instansi terkait yang diteliti serta bagi perpustakaan.

1. Bagi Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang. a. Dapat memberikan gambaran tentang pengelolaan pasar minggu dalam

Pengembangan Ekonomi Lokal, kepada mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan pada khususnya dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang pada umumnya.

b. Sebagai sumbangan untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan, terutama

yang berkaitan dengan masalah Pengembangan Ekonomi Lokal dalam pemberdayaan masyarakat.

2. Bagi instansi terkait

a. Merupakan suatu kerjasama dan kesempatan yang baik bagi Instansi

(24)

8

b. Untuk memotivasi agar Pemerintahan Kota sekaligus dinas-dinas yang

terkait untuk dapat saling bahu-membahu dalam pengelolaan pasar minggu dalam menunjang Pengembangan Ekonomi Lokal untuk masa yang akan datang.

E. Defenisi Konseptual

Konsep adalah abstraksi dari gejala atau fenomena yang akan diteliti atau generalisasi dari kelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama atau suatu data dan lambang yang

menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai gejala walaupun berbeda-beda.5 Dalam penelitian ini konsep sangat penting artinya agar peneliti lebih

memahami dengan mudah dan maksudnya lebih terarah. Perlunya mengemukakan batasan konsep, bertujuan untuk menggambarkan fenomena dalam penelitian dengan maksud agar mendapatkan pengertian yang sama antara membaca dan

penulis dalam memahami isi dari tulisan ini. adapun definisi yang dianggap perlu dan mempunyai kaitan dengan masalah sehingga harus ada penegasan adalah:

1. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan sebagai “suatu tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau kelompok, baik swasta maupun pemerintah yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”. Implementasi akan terfokus pada tindakan atau perilaku para pejabat dan instansi dalam upaya untuk penanggulangan hambatan, jadi implementasi juga merupakan proses memahami yang senyatanya terjadi sesudah suatu

5

(25)

9

program dinyatakan berlaku atau dirumuskan, baik dalam usaha pengadministrasian maupun untuk menimbulkan dampak atau akibat nyata pada masyarakat.6 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan.

2. Pemerintah Daerah

Dalam Undang-undang otonomi daerah No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah dijelaskan bahwa yang dimaksud pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dengan Undang-Undang Dasar 1945.7 3. Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)

PEL pada hakekatnya merupakan proses kemitraan antara pemerintah daerah dengan para stakeholders termasuk sektor swasta dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia maupun kelembagaan secara lebih baik melalui pola kemitraan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi daerah dan menciptakan pekerjaan baru. Ciri utama pengembangan ekonomi lokal adalah pada titik beratnya pada kebijakan “endo-genous development" mendayagunakan potensi sumber

6

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi

Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm: 65

7

(26)

10

daya manusia, institutional dan fisik setempat.8 Dari konsep tersebut dapat disimpulkan, bahwa orientasi PEL mengarahkan kepada fokus dalam proses pembangunan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, sebagai indikator yang akan dijadikan sebagai orientasi untuk dikaji meyangkut implementasi kebijakan Pemerintah Kota dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang, adalah:

1. Implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang.

a. Upaya Pemerintah Kota dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di di Pasar Minggu Kota Malang

b. Kerjasama pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang c. Monitoring dan evaluasi kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal

di Pasar Minggu Kota Malang

2. Kendala implementasi kebijakan Pemerintah Kota dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Pasar Minggu Kota Malang

a. Kesadaran pedagang di Pasar Minggu Kota Malang b. Kurangnya pembinaan terhadap pedagang

8

Munir, Risfan dan Fitanto Bachtiar. 2007. PengembanganEkonomi Lokal Partisipatif: Masalah,

(27)

11

G.Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga tujuan dari metode deskripstif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial. 9

Metode deksriptif, yang bisa dipahami adalah sebagai serangkaian

prosedur yang digunakan dalam upaya pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan suatu obyek penelitian atau subyek dalam penelitian seseorang, lembaga masyarakat, nilai-nilai, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagai adanya.

2. Subyek Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah penelitian.10 Karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi yang seluas-luasnya, maka dalam penelitian sangat berhati-hati dalam menentukan informan, agar didapatkan informasi yang lengkap untuk mendukung informasi yang berkenaan dengan kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal, sehingga ditetapkanlah subyek penelitian yang dimaksud adalah:

9

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: hlm:35

10

(28)

12

a. Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan (Diskoperindag) b. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Malang

c. Pedagang yang ada di "Pasar Minggu" Kota Malang d. Masyarakat Kota Malang di sekitar Pasar Minggu 3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dimaksudkan agar peneliti mampu mengungkapkan fakta supaya mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan. Adapun lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah di "Pasar Minggu" Kota Malang.

4. Sumber Data

a. Data Primer, merupakan Data, fakta dan / atau informasi yang diperoleh

langsung oleh peneliti dari lapangan (lokasi penelitian) termasuk juga

dari narasumber. Data primer dalam penelitian ini adalah segala unsur,

baik itu berupa data dan fakta di lapangan maupun informasi dari

narasumber yang berkaitan dengan implementasi kebijakan Pemerintah

Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal.

b. Data Sekunder, dalam penelitian ini diperoleh dari Diskoperindag Kota

Malang yang berkaitan dengan pokok pembahasan dalam penelitian,

yang sifatnya melengkapi dan memperkuat hasil penelitian, yaitu:

berupa literatur ilmiah, laporan dan segala bentuk dokumen yang

berkaitan dengan implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang

(29)

13

5. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kerangka metode penelitian. Sehingga dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyan.11 Dengan melakukan observasi, peneliti mengamati secara langsung keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, dan proses pemberdayaan para pegadang di Pasar Minggu Kota Malang.

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden di catat atau di rekam dengan alat perekam.12 Penulis melakukan wawancara untuk memperoleh informasi yang tidak bisa diperoleh hanya dengan melihat objek yang diteliti. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memperoleh data mengenai kegiatan, dan proses pemberdayaan para pegadang di Pasar Minggu Kota Malang, serta untuk mengetahui

11

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Hal: 69

12

(30)

14

beberapa permasalahan pengembangan ekonomi lokal di Pasar Minggu melalui pertanyaan-pertanyaan.

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam dokumentasi terkait.13

6. Analisis Data

Untuk analisis data peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman14 analisis data kualitatif terdiri dari:

a. Pengumpulan Data

Dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan semua data yang ada dilapangan sesuai dengan permasalahan penelitian, seperti mengenai perencanaan penerapan Pengembangan Ekonomi Lokal, Kerjasama pemerintah daerah dan proses monitoring untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan dalam penulisan.

b. Reduksi Data

Merupakan proses penyajian, kompilasi data setelah direduksi ke dalam bentuk-bentuk simbol yang bisa menggambarkan keseluruhan data-data utamanya hasil penelitian. Kegiatan ini merupakan penyederhanaan data yang kompleks ke dalam narasi-narasi pendek sesuai kriteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah sehingga dengan muda bisa difahami maknanya.

13

Ibid Hal: 70

(31)

15

c. Display Data

Merupakan tahap seleksi data atas data atau catatan-catatan lapangan (fieldnotes) mengenai mengenai implementasi kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam Pengembangan Ekonomi Lokal, sehingga data yang didapat sesuai dengan pokok yang dituju dalam penelitian.

d. Verifikasi Data atau Conclusion Drawing

Setelah data diolah atau disajikan, maka diambil beberapa alternatif yang terbaik untuk dijadikan bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan guna kemudian diambil sebuah kesimpulan. Seperti pada konsep analisa data kualitatif tersebut dapat terlihat pada diagram berikut ini:

Gambar 1.1

Komponen analisa data model interaktif

Sumber: Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif dalam Wahyuni.

2006. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan di Kota

samarinda. Skripsi

Pengum pulan dat a

Penyajian dat a

Reduksi Dat a

(32)

16

7. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data yang dikumpulkan, peneliti akan menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik trangulasi dengan sumber.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu sumber data yang lain di luar data itu untuk keperluan pembanding atau

pengecekan derajat kepercayaan hasil penelitian. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Dalam metode pemeriksaan keabsahan data ini dapat melalui

perbandingan antara data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan antara data hasil wawancara dengan data dokumentasi,

membandingkan data hasil penelitian dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dianggap relevan, dengan membandingkan data hasil penelitian dengan teori.15

15

Gambar

Gambar 2: Kondisi di dalam “pasar minggu”
Gambar 3: Lokasi “pasar minggu”
Gambar 1.1 Komponen analisa data model interaktif

Referensi

Dokumen terkait

Aturan adat pemilihan pasangan pada masyarakat Batak merupakan sesuatu yang unik yang mana merupakan pembatasan bagi masyarakat Batak dalam memilih pasangan ( romantic relationship

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lilliefors. Hasil uji homogenitas tes akhir dari kedua sampel dapat dilihat pada tabel 4.4.. Untuk melihat

Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah Hotel Dana Solo diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada dengan tujuan meningkatkan

1) Letakkan poros belakang pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakan meter pengukur (dial gauge). 2) Periksa keolengan pelek dengan menempatkan roda pada alat penyetel

Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, kepercayaan ini mulai dilupakan seiring masuknya agama islam dan Kristen ke wilayah nusantara, juga masyarakat yang lebih

Penelitian tentang manajemen pembinaan pengawas Sekolah Dasar(SD) ini untuk mengetahui bagaimanakah pola pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota Banda Aceh terhadap

Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada tahap pra sekolah sekelompok individu yang berusia 0-6 tahun yang sedang dalam proses tumbuh kembang baik

Di sisi lain lagi, dalam situasi ketika orang sedang kurang percaya pada segala bentuk ‘ grand-narrative’ , agama justru tampil sebagai salah satu ‘ grand-narrative’ yang