• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Mengenai Macam-Macam Motif Batik Pekalongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Mengenai Macam-Macam Motif Batik Pekalongan"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI MACAM-MACAM MOTIF BATIK PEKALONGAN

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh :

Yuniawati Nur Azizah 51911228

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Media Informasi Mengenai Macam-macam Motif Batik Pekalongan” ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan.

Adapun maksud dari makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah tugas akhir Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini masih perlu masukan, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, oleh karena itu masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta pada umumnya dan khususnya bagi diri sendiri.

Bandung, 7 Agustus 2015

(3)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II : MACAM-MACAM BATIK PEKALONGAN ... 5

II.1 Batik ... 5

II.1.1 Pengertian Batik ... 5

II.2 Macam-macam Batik ... 12

II.2.1 Batik Vorstenlanden ... 12

II.2.2 Batik Pesisir ... 13

II.3 Batik Menurut Teknik Pembuatannya ... 16

II.4 Peralatan Untuk Membuat Batik ... 17

II.5 Bahan Untuk Membuat Batik ... 18

II.6 Batik Pekalongan ... 18

II.6.1 Macam-macam Motif Batik Pekalongan Menurut Pengaruhnya ... 19

II.6.2 Perkembangan Batik Pekalongan ... 24

(4)

vii

II.8 Khalayak Sasaran ... 32

II.9 Solusi Permasalahan ... 33

BAB III : STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 35

III.1 Strategi Perancangan ... 35

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 35

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 36

III.1.3 Materi Pesan ... 36

III.1.4 Khalayak Sasaran Perancangan ... 37

III.1.5 Strategi Kreatif ... 38

III.1.6 Strategi Media ... 39

III.1.7 Strategi Distribusi ... 41

III.2 Konsep Visual ... 42

III.2.1 Format Desain ... 43

III.2.2 Tata Letak ... 44

III.2.3 Tipografi ... 44

III.2.4 Ilustrasi ... 45

III.2.5 Warna ... 46

III.2.6 Sistem Navigasi Website ... 47

BAB IV : TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 48

IV.1 Media Utama ... 48

IV.1.1 Website (www.batikpekalongan.com) ... 48

IV.2 Teknis Perancangan Media ... 50

IV.3 Media Pendukung ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(5)

iv ABSTRAK

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MACAM-MACAM MOTIF BATIK PEKALONGAN

Oleh :

Yuniawati Nur Azizah 51911228

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Batik merupakan Warisan Kemanusian Untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) yang diakui oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Batik banyak dihasil oleh beberapa daerah. Salah satu daerah terbesar penghasil batik adalah Kota Pekalongan.

Kota Pekalongan sudah banyak menghasilkan batik dengan beragai motif, baik

motif yang berasal dari Kota Pekalongan maupun dari daerah lain. Batik Pekalongan mempunyai cenderung menggunakan warna-warna yang cerah dan juga motif yang beragam dalam setiap kainnya. Menjadi salah satu pusat penghasil batik batik di Jawa Tengah membuat banyak yang memesan batik dari Pekalongan untuk dijual lagi. Dari banyaknya permintaan tersebut, membuat motif batik Pekalongan menjadi beragam. Banyak motif batik yang telah dibuat di Pekalongan, namun masih kurangnya media yang membahas mengenai motif batik Pekalongan apa saja yang ada di Pekalongan. Kebanyakan media yang memuat mengenai motif batik Pekalongan hanya fokus pada satu batik saja.

(6)

v ABSTRACT

INFORMATION MEDIA DESIGN FOR THE VARIANT OF PEKALONGAN BATIK MOTIF

Oleh :

Yuniawati Nur Azizah 51911228

Study Programme Visual Communication Design

Batik is a Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity which

was recognized by UNESCO on October 2, 2009. Many kind of Batik has been

produced by several regions. Pekalongan is the One of the biggest of batik production area.

Pekalongan city has been produced a lot of motif of batik, both come from

Pekalongan and come from another regions. The characteristic features of Batik

Pekalongan are using bright colors and variable motifs on each fabric. Being one

of the centers of batik producer in Central Java makes the public ordering

Pekalongan batik to resale it back. By that request and order, Pekalongan batik

motifs become varied. So Many motifs of Pekalongan batik that have been made

in Pekalongan has being sold, but still they are a lack of media which are discusses about Pekalongan batik’s motif in Pekalongan. Most of the media that has been knowing by society about batik motifs are only focusing on one course.

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Ingtagible Heritage Humanity).

Kemudian sebagai bentuk apresiasi terhadap pengakuan UNESCO tersebut, maka dibuatlah museum diberbagai kota yang memiliki sejarah batik salah satunya Museum Batik yang berada di Kota Pekalongan.

Kota Pekalongan merupakan sebuah kota di pesisir Pantai Utara Jawa yang menjadi salah satu pusat pembuatan batik di Jawa Tengah yang membuat batik Pekalongan dikenal sebagai Batik Pesisir. Kota dengan banyak penduduknya penghasil batik rumahan, batik Pekalongan mempunyai motif ciri khas yang berbeda dengan Batik Solo maupun Batik Jogja yang dikenal sebagai kota penghasil batik. Dari banyak motif yang dihasilkan dari Pekalongan, yang menjadi ciri khas dari batik Pekalongan adalah batik dengan motif tumbuh-tumbuhan dan juga bergambar hewan atau yang lebih dikenal sebagai batik encim, namun masih banyak orang yang menganggap bahwa batik Jlamprang adalah batik khas dari Pekalongan. Warna yang digunakan dalam batik Pekalongan lebih mengacu pada warna-warna terang yang juga menggambarkan Kota Pekalongan yang berada dipesisir pantai.

Pengaruh dalam pembuatan batik Pekalongan dibawa oleh beberapa negara dari luar Indonesia. Yang pertama dibawa para masyarakat keturunan Cina yang batiknya dikenal dengan batik Encim. Kemudian, dari keturunan masyarakat

(8)

2 tumbuh-tumbuhan dan juga makhluk hidup. Selain itu, corak dan juga warna yang ada lebih beragam sehingga lebih diminati oleh para penggemar batik. Sedangkan pada dasarnya batik Pekalongan mempunyai klasifikasi mengenai pengkelompokkan jenis batiknya, yaitu batik klasik yang terdiri dari batik yang memiliki makna seperti batik filosofi dan juga batik kreasi dari para pembuat batik di Pekalongan, seperti batik yang dibuat dengan mengkombinaskan batik yang sudah ada dan menggabungkan dengan motif yang baru ataupun juga batik yang diambil dari daerah lain namun dengan masih mengandung ciri dari batik Pekalongan.

Kota Pekalongan sebagai salah satu penghasil batik terbesar di Pulau Jawa ini, kebanyakan penduduknya adalah pembuat batik. Banyak batik yang dihasilkan membuat Kota Pekalongan semakin dikenal oleh para pecari ataupun peminat batik dari berbagai kota. Motif batik di Pekalongan yang ada tak hanya berasal dari Pekalongan saja, masyarakat di Pekalongan yang membuat batik dengan berbagai motif yang banyak berkembang. Banyaknya motif batik yang berkembang di Pekalongan atau yang sering disebut dengan motif batik kontemporer ini membuat kepopuleran batik dengan motif-motif yang mempunyai makna seperti batik filosofi semakin menurun peminatnya. Batik

filosofi memiliki motif yang banyak memiliki arti. Selain memiliki makna disetiap motifnya, motif batik filosofi terkadang juga memiliki cerita yang diangkat dari kehidupan sehari-hari ataupun kisah hidup pewayangan jaman dahulu. Perbandingan yang saling berbeda ini membuat garis pembatas yang terlihat jelas diantara keduanya.

(9)

3 Biasanya hanya pada kalangan pencinta batik menengah keatas. Walaupun tak banyak yang mencarinya, batik filosofi ini sangat kaya akan keragaman motifnya. Detail dalam motifnya banyak diperlihatkan, dan tak jarang untuk satu kainnya bisa selesai kurang lebih 2 tahun sampai 3 tahunan.

Dengan adanya dua jenis motif batik yang memiliki sisi yang berbeda ini, mempunyai peminat yang berbeda dan bertambah setiap waktunya masih belum ada media yang menyampaikan motif-motif apa saja yang telah diproduksi di Kota Pekalongan. Masih kurangnya media ini juga sering menimbulkan pertanyaan tentang motif batik Pekalongan yang sebenarnya apa dan seperti apa. Oleh karena itu media informasi yang memberikan penjelasan mengenai motif batik Pekalongan diperlukan sebagai media informasi mengenai batik-batik apa saja yang telah diproduksi di Kota Pekalongan.

I.2 Identifikasi Masalah

 Banyaknya motif yang ada di kota Pekalongan, menjadi sulit membedakan

mana motif yang berasal dari kota Pekalongan dan mana yang berasal dari kota lain.

 Masih kurangnya media informasi yang menyediakan atau

mendokumentasikan batik-batik yang ada di kota Pekalongan.

 Kurangnya minat masyarakat khususnya Kota Pekalongan untuk mengetahui batik apa saja yang telah dibuat oleh para pengerajin batik Pekalongan.

I.3 Rumusan Masalah

 Motif apa sajakah yang telah diproduksi oleh para pengerajin batik di Kota Pekalongan?

 Media yang seperti apa yang bisa memberikan penjelasan mengenai

motif-motif batik Pekalongan yang telah dibuat oleh para pengrajin batik Pekalongan?

(10)

4 I.4 Pembatasan Masalah

Batasan objek dalam penelitian ini adalah lebih difokuskan pada macam-macam batik yang ada di Kota Pekalongan. Batik Pekalongan yang dibahas disini adalah semua jenis batik, baik batik kontemporer maupun batik filosofi.

I.5 Tujuan Perancangan

 Mengatahui apa yang dimaksud dengan batik filosofi yang banyak mempunyai makna dan juga batik kontemporer yang berkembang sesuai dengan pangsa pasar.

 Lebih memahami mana batik yang memang merupakan batik dengan nilai

keindahan yang lebih dan mana batik yang dibuat untuk memenuhi pangsa pasar.

 Memberikan informasi mengenai batik apa saja yang telah diproduksi oleh

(11)

5 BAB II

MACAM-MACAM MOTIF BATIK PEKALONGAN

II.1 Batik

II.1.1 Pengertian Batik

Batik merupakan warisan budaya yang mengalami banyak perkembangan yang telah membutikan bahwa kesenian membatik dapat menyesuaikan dengan keadaan. Keberadaan batik yang telah lama ada, membuat batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusian Untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO, badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membidangi masalah budaya.

Kata “batik” berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: yaitu “amba”, yang mempunyai arti “menulis” dan “titik” yang mempunyai arti “titik”, dimana dalam

pembuatan kain batik sebagian prosesnya dilakukan dengan menulis dan sebagian dari tulisannya tersebut berupa titik (Herry Lisbijanto, 2013:6-7).

Arti batik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kain dan sebagainya yang bergambar (bercorak beragi) yang pembuatannya dengan cara titik (mula-mula ditulisi atau ditera dengan lilin atau diwarnakan dengan tarum atau soga)(WJS Poerdarminta, 1976:96).

(12)

6 tinggi, maka banyak orang yang menganggap bahwa orang yang memakai batik atau mempunyai batik merupakan orang yang terpandang dan berkedudukan tinggi.

Kerajinan membatik dahulu menjadi sebuah keterampilan yang digunakan sebagai mata pencaharian dan menjadi pekerjaan yang banyak diminati. Para pembuat batik awalnya adalah kaum wanita yang menjadikannya dihargai oleh masyarakat, namun tak sedikit kaum pria yang ikut membatik. Kaum wanita biasanya membatik untuk batik tulis yang membutuhkan keuletan dan kesabaran, sedangkan setelah munculnya batik cap kaum pria-lah yang mengerjakannya karena membutuhkan tenaga dalam membuatnya.

Menurut Sutjipto Wirjosaputra menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan bangsa India yang dibawa para pedagang dari Gujarat ke Pulau Jawa,

berbagai daerah Nusantara ini telah mengenal teknik membuat “kain batik”. Beberapa literatur budayawan mengistilahkan periode itu sebagai “batik primitif”

(Adi Kusrianto, 2013).

Batik primitif ini muncul diberbagai daerah di Indonesia dengan nama, pewarnaan

(13)

7 Dilihat dari sejarah batik primitif di Nusantara, dari mulai teknik pembuatan dan proses pembuatan batiknya masih menggunakan bahan dan alat yang masih sederhana sehingga hasil yang didapatpun kurang bervariatif. Lalu pada abad ke-10 penggunaan malam yang lebih tahan air mulai dikenal yang menggantikan pasta (bubur) ketan. Sedangkan untuk membuat batik itu terlihat lebih rinci, digunakan alat yang bernama canting yang diperkirakan ditemukan pada abad ke-12 di daerah Kediri Jawa Timur yang diperkuat dengan ditemukannya batik dengan motif yang rumit yang hanya bias dibuat menggunakan canting.

Berawal dari batik primitif tersebut, mulailah bermunculan batik-batik yang banyak tersebar khususnya di Pulau Jawa yang mulai dikenal di daerah Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo. Dua kota tersebuat dikenal sebagai pusat pembuatan batik di Jawa Tengah. Selai kedua kota tersebut, Kota Pekalongan juga dikenal sebagai pusat batik. Kota-kota itupun memiliki keunikan sendiri dalam corak motif maupun warna.

Namun semakin berkembangnya jaman, batik mulai diproduksi oleh msayarakat sekitar keraton yang kemudian diproduksi secara luas hingga saat ini batik dapat dipakai oleh siapapun dan dapat dengan mudah didapat mulai dari batik yang

memiliki nilai jual yang tinggi maupun batik yang telah diaplikasikan dengan berbagai media. Kain batik yang dahulunya beebentuk kain yang banyak digunakan untuk kebaya dan selendang, sekarang berbagai bentuk perkembangan dari kain batik yang dibuat menjadi pakaian hingga pernak-pernik kecil seperti gantungan kunci.

Batik Klasik

(14)

8 a. Ragam Hias Batik Klasik

Menurut Adi Kusrianto (2013:3), ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya menjadi poola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Beberapa contoh ragam hias yang ditemukan dalam peninggalan benda purbakala Hindu-Jawa, yaitu:

 Motif lereng  Motif ceplok

 Dasar motif kawung  Motif semen

 Motif sidomukti  Motif mega mendung

 Pemakaian isen-isen cecek-sawut  Pemakaian titik-titik dalam motif

b. Stuktur Dasar Pola Batik Klasik

Tiga komponen penyusunan pola batik klasik, yaitu:  Komponen utama

Merupakan ornamen unsure pokok yang sering digunakan menjadi nama batik yang dibuat.

 Komponen pengisi

Merupakan gambar yang dibuat untuk mengisi bagian di antara motif utama, ukurannya lebih kecil dan tidak membentuk arti atau biasa disebut ornamen.

 Isen-isen

Berguna sebagai hiasan untuk menghiasi motif utama maupun pengisi. Isen-isen berbentuk titik, garis lurus, gris lengkung, lingkaran-lingkaran kecil dan sebagainya. Isen-isen memiliki nama sesaui dengan bentuknya dan nama isen-isen sering diikutsertakan pada nama motif batik.

c. Ornamen Pada Batik Klasik

(15)

9  Ornamen Pohon Hayat

Gambar II.1. Ornamen pohon hayat tampak bagian batang, dahan, kuncup dan daun dan juga bunga.

Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Ornamen Tetumbuhan (Semen dan Lung-lung)

Gambar II.2. Ornamen tumbuhan yang elemennya terdiri rangkaian daun bunga yang bebentuk lebar

seperti bentuk bunga Wijayakusuma. Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Ornamen Meru (Gunung)

Gambar II.3. Rangkaian beberapa meru

(16)

10  Ornamen Garuda

Gambar II.4. Ornamen Garuda Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Ornamen Burung

Gambar II.5. Ornamen burung Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Ornamen Burung Hong

Gambar II.6. Burung Phoenix yang digambarkan Sebagai burung kematian dari dunia dongeng

(17)

11  Ornamen Naga

Gambar II.7. Bentuk ornamen naga yang terdapat pada motif batik klasik Jawa

Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Ornamen Lidah Api

Gambar II.8. Tiga contoh ornamen yang menggambarkan variasi bentuk lidah api pada batik Jawa klasik

Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Ornamen Hewan Darat

Gambar II.9. Beberapa ornamen yang menggambarkan “rojokoyo” (ternak) tetapi dengan bagian-bagian tubuh tertentu yang didistorsi menjadi bentuk lain yang dimuati filosofi

(18)

12  Ragam Hias Isen-Isen

Gambar II.10. Beberapa contoh ragam hias Cemukiran, Biasanya untuk hiasan pinggir

Sumber: Adi Kusrianto (2013)

II.2 Macam-Macam Batik

Dari sekian banyak batik yang ada di Indonesia, batik-batik tersebuat memiliki penggolongan masing-masing. Penggolangan batik di Indonesia khususnya di Pulau Jawa di bagi menjadi 2, yaitu batik Vorstenlanden dan batik Pesisir.

II.2.1 Batik Vorstenlanden

Batik Vorstenlanden adalah istilah dalam bahasa Belanda untuk Batik Solo dan

Batik Yogya. Secara Harafiah istilah ini berarti “wilayah-wilayah kerajaan”, yaitu Kesultanan Surakarta dan Yogyakarta (Ari Kusrianto, 2013:34). Warna dalam Batik Vorstenlanden adalah warna yang menimbulkan rasa baik bagi penggunanya, yaitu warna coklat yang disimbolkan sebagai tanah lempung yang subur, dapat membangkitkan rasa kerendahan hati, kesederhanaan dan

“membumi” swlain kehangat bagi pemakainya. Lalu warna biru tua (Wulung)

(19)

13 Dahulu kedua kesultanan tersebut merupak sebuah kesatuan wilayah kerajaan dibawah Kerajaan Mataram. Namun disebabkan sebuah perselisihan Kerajaan Maratam terpecah menjadi dua wilayah, yaitu: wilayah timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Sri Susuhan Pakubuwono III) yang berkedudukan di Surakarta dan wilayah Barat (daerah Mataram Asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwono I yang berkudukan di Yogyakarta.

Perpecahan wilayah tersebut mengakibatkan terjadinya pembagian harta kerajaan. Pembagian harta tersebut termasuk didalamnya yaitu busana Keraton Mataram yang seluruhnya dibawa oleh Kanjeng Pangeran Mangkubumi ke Yogyakarta. Oleh karena itu Keraton Surakarta tidak memiliki corak busana khas keraton, sehingga Paku Buwono III memerinthkan untuk membuat motif-motif batik Keraton Surakarta yang kemudian berkembang dengan baik.

II.2.2 Batik Pesisir

Batik Pesisiran adalah batik yang berkembang di kawasan pantau Utara Jawa. Kemunculannya dengfan membawa cirri yang sangat kuat membuat pengamat batik di jaman pendudukan Belanda dengan tegas mengelompokkan batik Jawa menjadi dua, yaitu Batik Vorstenlanden dan Batik Pesisiran (Adi Kusrianto, 2013:208).

Batik Pesisiran muncul sebaga pemberontakan terhadap batik klasik karena motif batik ini asing tidak seperti batik pada umumnya ataupun kehiduapn orang Jawa. Maka dari kalau tidak termasuk dari Batik Vorstenlanden maka itu adalah Batik Pesisiran.

(20)

14  Batik Pekalongan

Gambar II.11. Batik Tokwi, kain penutup dan penghias altas dirumah-rumah keluarga keturunan Tionghoa.

Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Batik Tegal

Gambar II.12. Batik yang dibuat pembatik Tegal generasi 200-an. Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Batik Semarang

(21)

15  Batik Lasem

Gambar II.14.Detail bagian tumpal batik Lasem. Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Batik Tuban

Gambar II.15. Batik Bang-Bangan dari Tuban, dibuat diatas kain tenun mesin Sumber: Adi Kusrianto (2013)

 Batik Tanjungbumi/Bangkalan

(22)

16  Batik Sidoarjo

Gambar II.17. Batik mahkota versi kampung Jetis, Sidoarjo Sumber: Adi Kusrianto (2013)

II.3 Batik Menurut Teknik Pembuatannya

Menurut Herry Libijanto (2013:10-12) batik menurut teknik pembuatannya di bagi menjadi tiga jenis yang masing-masingnya memiliki karakteristik yang berbeda, jenis-jenis batik tersebut adalah :

 Batik tulis

Batik tulis adalah kain batik yang cara membuatnya, khususnya dalam membentuk motif atau corak dengan menggunakan tangan dan alat bantu canting. Pada kain batik tulis ini membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatannya dan butuh ketelitian yang sangat tinggi sehingga biasanya batik tulis ini dikerjakkan oleh perempuan. Ciri khas dari batik tulis ini adalah mempunyai bentuk yang tidak sama pada setiap kainnya karena dibuat manual dengan tangan, sehingga membuat harga batik tulis ini mahal. Batik tulis yang baik adalah batik tulis yang halus cara membatiknya dan mempunyai warna yang etnik. Kain batik tulis dahulu sering digunakan oleh raja dan para pembesar keratin.

 Batik Cap

Batik cap adalah kain yang cara pembuatan corak dan motifnya dengan menggunakan cap atau semacam stempel yang terbuat dari tembaga. Cap

(23)

17 banyak, batik cap ini kurang mempunyai nilai seni karena pada setiap helainya corak dan motifnya sama bagi yang memahami tentang batik. Harga kain batik cap inipun terhitung murah karena proses pembuatannya yang dibuat dengan cara yang mudah.

 Batik Lukis

Batik lukis adalah batik yang proses pembuatannya dengan cara dilukis pada kain putih, dalam melukis juga menggunakan bahan malam yang kemudian diberi warna sesuai kehendak seniman tersebut.Batik lukis ini adalah pengembangan dari batik tulis dan batik cap. Harga batik lukis ini cukup mahal sama dengan batik tulis, karena dibuat dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai cirri tersendiri.

II.4 Peralatan Untuk Membuat Batik

Peralatan dalam pembuat batik masih menggunakan secara tradisional yang hampir keseluruhannya menggunkan tangan. Peralatan tersebut antara lain:

 Wajan

Yaitu alat yang digunakan untuk mencairan/memasak malam (lilin). Terbuat dari logam baja atau tanah liat yang berukuran kecil.

 Anglo atau Kompor

Yaitu perapian yang dipakai untuk memanaskan wajan.  Taplak

Yaitu kain yang berfungsi untuk menutupi paha ketika duduk  Saringan Malam

Yaitu alat yang digunakan untuk menyaring malam yang banyak kororannya sehingga tidak menyumbat canting.

 Canting

Yaitu alat untuk menuliskan malam (lilin) pada kain yang berfungsi sebagai pulpen. Tebuat dari bahan tembaga dan bambo sebagai pegangannya.

 Gawangan

(24)

18  Bandul

Terbuat dari kayu atau batu yang berfungsi penahan kain pada gawangan.

II.5 Bahan Untuk Membuat Batik

Selain peralatan yang digunakan dalam pembuatan batik, dibutuhkan juga bahan sebagai unsur utama dalam pembuatan batik. Bahan-bahan tersebut adalah:

 Mori atau Kain Putih

Kain dasar yang digunakan sebagai bahan untuk menbuat bati. Selain mori

atau kain putih juga bisamenggunakan sutera.  Malam atau Lilin

Yaitu berfungsi sebagai penutup kain yang akan diberi warna yang dipeoleh dari haril ekskresi tumbuh-tumbuhan berupa dammar atau resin, selain dri tumbuh-tumbuhan juga berasal dari sarang tawon atau lebah.

 Pewarna kain

Yaitu bahan yang dipakai untuk memberikan corak warna pada kain. Penguunaan warna paling sedikit menggunakan tiga warna.

II.6 Batik Pekalongan

Pekalongan merupakan daerah yang termasuk dalam wilayah Jawa Tengah. Jaraknya 100 km dari Semarang (Adi Kusrianto, 2013:211). Pekalongan dikenal sebagai kota penghasil batik yang menjadikan Pekalongan disebut sebagai Kota Batik. Keistimewaan dari batik Pekalongan ini adalah motifnya mengikuti perkembangan jaman. Karena dapat dengan mudah menyesuaikan, batik Pekalongan banyak mendapat pengaruh dari luar, seperti dari Belanda, Tionghoa (Cina) dan Arab.

(25)

19 Menurut perkiraan, batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800-an. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat pada tahun 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju (Adi Kusrianto, 2013:212). Setelah pernyataan itu muncul, mulailah berbagai perkembangan batik dan penyebarannya hingga sampai tercipta istilah batik pesisir yang dipelopori oleh berbagai kota di daerah Pesisir Pantai Utara Jawa yang salah satunya adalah Pekalongan.

II.6.1 Macam-Macam Motif Batik Pekalongan Menurut Pengaruhnya

Batik Pekalongan memiliki keunikan dalam warna maupun motif. Warna batik Pekalongan kebanyakan menggunakan warna-warna yang cerah yang memberikan

kesan ceria. Sedangkan untuk motif, batik Pekalongan memiliki motif yang beragam. Motif batik Pekalongan tidak terlalu kaku sehingga banyak pengaruh

yang membuat bati Pekalongan lebih beragam.

Pengaruh batik Pekalongan dating dari berbagai Negara, diantaranya adalah Tionghoa dan Belanda. Selain mendapat pengaruh dari luar, pengaruh dari kalangan pribumi juga memberikan peran terhadap perkembangan batik Pekalonagan.

Menurut Nian Djoemena dalam bukunya Ungkapan Sehelai: Batik, Its Mystery and Meaning, menurut gaya seleranya, serta dilihat dari segi ragam hiasnya maupun tatawarnanya, batik Pekalongan dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu:

 Batik Encim

Batik Encim yang dikenal dengan tatawarna khas Cina dan sering mengingatkan pada benda-benda porselin Cina. Batik Encim Pekalongan

tampaknya condong pada tatawarna famile rose, family verte dan sebagainya. Ragam Hiasnya dapat digolongkan atas tiga jenis ragam hias :

a.Ragam Hias Buketan

(26)

20 Gambar II.18 Kain Sarung Encim Buketan

Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

Gambar II.19 Kain Sarung Karya Oey Seo Tjeon Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

Gambar II.20 Kain Panjang Pagi-Sore Karya The Tie Siet Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

b.Ragam Hias Simbolis Kebudayaan Cina

(27)

21 Gambar II.21 Ragam Hias Banji

Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

c.Ragam Hias Yang Bercorak Lukisan

Motif dari ragam hias ini seperti arak-arakan pengantin Cina. Adapula

yang diilhami dari certia atau dongeng dari kebudayaan Cina.

Gambar II.22 Kain Sarung Dengan Lukisan Arak-Arakan Pengantin Cina Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

 Batik Londo

Kebanyakan batik yang bergaya Belanda ini umumnya merupakan kain sarung. Mungkin hal ini dikarenakan kain sarung lebih mudah pemakaiannya bagi kaum pendatang. Dalam kelompok batik ini terlihat ragam hias buketan yang biasanya terdiri dari flora yang tumbuh di negeri Belanda seperti bunga

krisan, buah anggur dan rangkaian bunga Eropa. Dikenal juga batik dengan ragam hias kartu bridge, yang merupakan permainan kartu dari kalangan

(28)

22 pembawa keberuntungan). Tidak ketinggalan pula ragam hias yang berdasarkan atas cerita dongeng barat seperti Putri Salju, Si Topi merah dan Cinderella. Ada juga ragam hias kompeni yang menggambarkan serdadu Belanda dan benteng Belanda.

Gambar II.23 Kain Sarung Karya E. van Zuylen Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

Gambar II.24 Kain Sarung Karya Metz Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

(29)

23 Gambar II.26 Ragam Hias Cupido.

Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

Gambar II.27 Ragam Hias Putri Salju. Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

(30)
[image:30.595.186.438.262.429.2]

24 Gambar II.29 Ragam Hias Cinderella

Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

Gambar II.30 Kain Sarung Dengan Ragam Hias Kompeni Sumber: Nian S. Djoemena (2013)

 Batik Pribumi

Batik Pribumi pada umumnya sangat cerah dan meriah dalam tatawarnanya. Tak jarang ada sehelai kain batik yang dijumpai sampai delapan warna yang sangat berani, tetapi tetap sangat serasi secara keseluruhan sangat menarik. Ragam hiasnya sangat bebas meskipun disini terlihat ragam hias tradisional dari Solo dan Yogyakarta.

II.6.2 Perkembangan Batik Pekalongan

(31)

25 kratonnya. Warna yang cerah dan juga banyak warna dalam satu kain membuat batik Pekalongan ini banyak diminati oleh para penyuka batik ataupun juga pembeli batik.

Sama seperti batik lainnya, batik Pekalongan juga mempunyai tiga jenis pilihan batik, yaitu batik tulis, cap dan juga printing. Batik tulis merupakan batik yang yang dibuat oleh pembatik menggunakan canting yang lama pengerjaannya bisa sampai satu bulan untuk satu kainnya. Sesuai dengan proses pembuatannya, batik tulis memiliki harga jual yang agak tinggi dipasaran. Namun kain batik ini memiliki nilai tersendiri karena motif batik yang dibuat akan tidak sama jika dibuat ulang. Sedangkan untuk batik cap lebih bisa banyak diproduksi dibandingkan dengan batik tulis. Pengerjaannya bisa diselesaikan dalam 1-3 minggu. Dan printing adalah batik yang diproduksi dengan menyablon atau dengan menggunakan mesin printing dan juga penggerjaannya lebih cepat diabndingkan dengan batik cap atapun batik tulis.

Gambar II.31 Macam-macam Batik Cap dari Pekalongan. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

(32)
[image:32.595.251.372.82.267.2]

26 Gambar III.32 Batik Tulis Jawa Hokokai Kombinasi.

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Batik tulis yang harganya cukup mahal mulai sulit dicari, hanya di tempat toko yang benar-benar menjual kain-kain atau toko besar saja yang masih menjualnya. Persediaan batik tulis di pasaran juga tidak banyak motifnya yang disebabkan pembuatan batik tulis yang lama, kecuali batik tulis kombinasi.

Permintaan pasar yang meningkat membuat pengusaha batik memproduksi batik yang tidak lama dalam pembuatannya. Dari alasan tersebut di Pekalongan mulai banyak di produksi batik cap yang mempunyai banyak corak dan motif dari yang memiliki banyak warna yang ceria hingga corak sogan yang sederhana.

Gambar III.33 Batik Suasana Bawah Laut

(33)
[image:33.595.132.279.82.232.2]

27

Gambar II.34 Batik Mega Mendung. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

[image:33.595.332.489.84.231.2]

Gambar II.35 Batik Parang. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Gambar II.36 Batik Sogan. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Penggunaan batik cap lebih banyak digunakan oleh sebagian besar konsumen batik, selain lebih murah dalam harganya juga pembuatan batik cap biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan oleh para komsumen batik. Oleh karena itu, batik cap menjadi banyak peminat yang akan menggunakannya untuk pembuatan pakaian seragam dalam jumlah besar maupun hanya untuk pemakaian sendiri.

II.7 Analisa Masalah

(34)

28 menyatakan bahwa Pekalongan bukan kota Batik namun kota batik yang dengan sejarah awal adanya batik ada di Pekalongan namun Pekalongan merupakan kota yang sebagian besar penduduknya mendapatkan nafkah dari batik. Walapun banyak yang mencari nafkah dari membuat atau menjual batik, tenaga manusia yang ada di Pekalongan masih kurang. Kebanyakan dari mereka para orang-orang yang sudah tua yang bekerja untuk membatik sebuah kain, jarang sekali terlihat anak muda yang ikut berkecimpung dalam mendesain ataupun membuat batik. Dan juga sulitnya mendapatkan bahan baku yang ramah lingkungan juga naiknya harga bahan kimia sintetis yang melunjak naik membuat para produsen batik kesulitan untuk membuat batik. Dan dampak dari penggunaan bahan kimia sintetis yang berlebihan menyebabkan tercemarnya lingkungan terutama sungai yang apabila produsen tidak mempunyai saluran pembuangan limbah maka mereka biasnya membuangannya di sungai. Untuk bahan baku pewarna alam juga sulit dicari, tidak disemua tempat memiliki tanaman yang bisa digunakan sebagai pewarna alam dan tak jarang baru bisa menemukannya ketika memaksuki hutan belantara.

Selain melakukan wawancara, penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dibagian kepada 100 orang dengan kisaran umur 20 tahun sampai

(35)

29 Pertanyaan: “Apakah Kalian mengetahui Kota Pekalongan merupakan

salah satu kota industri batik terbesar di Jawa Tengah?”

[image:35.595.114.473.133.334.2]

Mengetahui Tidak Mengetahui

Gambar II.37 Diagram Masyarakat yang Mengetahui Kota Pekalongan Merupakan Salah Satu kota Industri Batik Tersebar di Jawa Tengah.

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Pertanyaan: “Menurut Kalian, seberapa besar minat Kalian terhadap batik

di Pekalongan?”

(36)

30

Pertanyaan: “Seberapa seringkah Kalian menggunakan batik dalam

[image:36.595.140.481.491.698.2]

keseharian kalian?”

Gambar II.39 Diagram Seberapa Sering Menggunakan Batik Dalam Keseharian. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Pertanyaan: “Apa yang kalian perhatikan saat membeli batik?”

(37)

31

[image:37.595.115.507.120.360.2]

Pertanyaan: “Seberapa minatkah kalian untuk belajar membatik?”

Gambar II.41 Diagram Seberapa Minat Masyarakat Untuk Belajar Membatik. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Pertanyaan: “Pernahkah Kalian mengikuti Pelatihan/belajar membuat

[image:37.595.120.459.482.690.2]

batik?”

(38)

32

[image:38.595.143.480.91.317.2]

Pertanyaan: “Seberapa seringkah Kalian mengakses internet?”

Gambar II.43 Diagram Seberapa Sering Mengakses Internet. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Pertanyaan: “Untuk mempermudah memperoleh informasi dan dapat

dengan mudah diakses, media apa yang paling sering digunakan?”

[image:38.595.132.488.424.645.2]
(39)

33 II.8 Khalayak Sasaran

Dari hasil kuisioner yang diperoleh yang telah disebarkan kepada 100 masyarakat Kota Pekalongan secara acak, maka khalayak sasarannya adalah :

 Demografis

Usia : 20 – 40 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Pendidikan Terakhir : Tamatan SMA dan S1/D3

Pekerjaan : Buruh, pegawai swasta/BUMN dan IRT

Status : Belum menikah dan yang sudah menikah memiliki anak

Ekonomi : Menengah keatas

 Geografis

Perancangan ini ditujukan untuk wilayah sekitar Kota Pekalongan, namun tidak menutup kemungkinan untuk wilayah luar Kota Pekalongan untuk mengetahui mengenai batik Pekalongan karena batik Pekalongan telah banyak diketahui oleh masyarakat luas.

 Psikografis

Khalayak sasaran yang ditujukan dalam perancangan ini adalah masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai batik Pekalongan namun ingin

mendapatkan informasi yang tepat dan juga mudah mendapatkannya dan juga masyarakat yang selalu ingin mengetahui perkembangan batik Pekalongan.

II.9 Solusi Permasalahan

(40)
(41)

35

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi Perncangan merupakan cara untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran sehingga dapat mengerti apa yang telah disampaikan. Pembuatan media informasi ini dibuat lebih bertahap dan interaktif sehingga diharapkan pesan yang

dimuat dalam media informasi ini dapat tersampaikan dengan baik.

Dalam perancangan media ini dilakukan bertahap, yang pertama yaitu menentukan informasi apa saja yang akan disampaikan di dalam media yang akan dibuat. Informasi ini berisikan tentang batik-batik apa saja yang ada di Kota Pekalongan, baik batik kontemporer dan juga batik filosofi. Kemudian, setelah menentukan informasi apa yang akan disampaikan, tahap berikutnya adalah cara penyampaian informasi mengenai batik Pekalongan. Penyampaian informasi ini menggunakan beberapa elemen yang digunakan untuk menarik perhatian. Lalu tahap selanjutnya adalah menentukan visualisasi yang berhubungan dengan batik Pekalongan. Dan tahap terakhir adalah pemilihan media yang sesuai dengan khalayak sasaran yang telah disusun.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Perancangan media ini dibuat berdasarkan khalayak sasaran ang telah disusun, selain itu juga menyesuaikan dengan khalayak sasaran perancangan media ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

 Untuk memberikan informasi mengenai batik yang ada di Pekalongan, baik batik yang termasuk batik kontemporer maupun batik filosofi.

 Dapat mengetahui perkembangan batik Pekalongan yang dibuat oleh para

(42)

36

III.1.2 Pendekatan Komunikasi Pendekatan Visual

[image:42.595.255.369.215.370.2]

Pendekatan visual yang diterapkan dalam perancangan ini menggunakan beberapa gambaran atau visual tentang motif batik yang diambil dari batik kontemporer yang kemudian diubah menjadi sebuah ilustrasi yang berbeda namun masih serupa.

Gambar III.1 Contoh Batik Kontemporer Sumber : Dokumen Pribadi (23 April 2015)

Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang digunakan dalam pembuatan media informasi ini menggunakan bahasa Indonesia karena khalayak sasarannya adalah masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Pekalongan dan juga menggunakan bahasa yang informatif agar informasinya dapat tersampaikan dengan baik.

III.1.3 Materi Pesan

Dalam perancangan media informasi ini, materi pesan yang akan disampaikan yaitu beberapa hal tentang batik Pekalongan, seperti :

 Penjelasan singkat mengenai sejarah batik Pekalongan.  Penjelasan mengenai batik Filosofi.

 Penjelasan mengenai batik Kontemporer.  Gambar-gambar motif batik Pekalongan.

(43)

37

III.1.4 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak sasaran yang dituju adalah masyarakat Kota Pekalongan baik para remaja, pegawai, pengusaha maupun para pengrajin batik. Selain itu juga, tidak menutup kemungkinan masyarakat diluar Kota Pekalongan untuk bisa melihat media informasi ini.

 Demografis

Usia : 20 – 40tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Pendidikan Terakhir : Tamatan SMA dan S1/D3

Pekerjaan : Buruh, pegawai swasta/BUMN dan IRT

Status : Belum menikah dan yang sudah menikah memiliki anak

Ekonomi : Menengah keatas  Geografis

Perancangan ini ditujukan untuk wilayah sekitar Kota Pekalongan, namun tidak menutup kemungkinan untuk wilayah luar Kota Pekalongan untuk mengetahui mengenai batik Pekalongan karena batik Pekalongan telah banyak diketahui oleh masyarakat luas.

 Psikografis

Khalayak sasaran yang ditujukan dalam perancangan ini adalah masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai batik Pekalongan namun ingin mendapatkan informasi yang tepat dan juga mudah mendapatkannya dan juga masyarakat yang selalu ingin mengetahui perkembangan batik Pekalongan.

Consumer Journey

Hal yang dilakukan pertama oleh khalayak sasaran ketika bangun tidur adalah bersiap untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Untuk remaja yang

(44)

38

pada siang hari ketika istirahat siang, khalayak sasaran beristirahat siang sambil mencari berbagai informasi melalui gadgetsambil menghabiskan waktu istirahat siangnya, untuk para pengerajin juga mencari informasi mengenai perkembangan batik yang ada. Dan ketika malam harinya, para khalayak sasaran memikirkan apa yang telah dilakukannya pada hari ini dan mepertimbangkan berbagai kemungkinan yang didapat dari informasi yang dilihatnya.

Consumer Insight

Khalayak sasaran yang dimaksud adalah para penggemar batik dan juga masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai batik Pekalongan. Karena mnerupakan penggemar batik Pekalongan, khalayak sasaran selalu ingin mengetahui perkembangan pembaharuan informasi mengenai batik Pekalongan dengan cepat dan juga mudah.

III.1.5 Strategi Kreatif

Penerapan strategi kreatif dalam media informasi ini yaitu dengan memberikan informasi mengenai berbagai hal yang membahas tentang batik Pekalongan, seperti pengertian batik secara umum, perkembangan batik Pekalongan, berbagai motif batik Pekalongan, berbagai acara yang membahas tentang batik Pekalongan dan juga beberapa informasi mengenai para pengerajin batik yang ada di Kota Pekalongan. Batik Pekalongan sekarang sudah banyak diketahui oleh berbagai masyarakat, namun karena masih sedikitnya media yang membahas tentang batik Pekalongan mungkin media ini bisa membantu para pencari informasi mengenai batik Pekalongan untuk mengetahui batik apa saja yang telah di buat di Kota

Pekalongan.

(45)

39

III.1.6 Strategi Media

Berdasarkan objek perancangan yang akan dibuat, media haruslah dapat menjadi solusi yang bisa menjawab permasalahan. Media yang digunakan terdiri dari duaj enis, yaitu media utama yang memberikan informasi secara rinci dan juga media pendukung sebagai pelengkap dari media utama.

Media Utama

Media utama yang digunakan untuk perancangan media informasi mengenai Batik Pesisir Khas Pekalongan ini adalah sebuah website. Website dianggap sebagai salahsatu media yang bisa media utama karena dapat diakses dimana saja oleh siapa saja dengan cepat dan mudah. Selain itu juga penggunaan gadget yang banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai sarana berkomunikasi

satu sama lain, memudahkannya mendapatkat berbagai informasi dengan mengaksesnya melalu gadget tersebut.

Media Pendukung a. Tahap Informasi

- Katalog

Katalog hampir mirip seperti buku, katalog hanya menampilkan gambar-gambar mengenai batik dan juga pengertian baik nama maupun jika batik itu mempunyai makna.

- Media Sosial

Media informasi yang digunakan yaitu media sosial yang biasa dipakai oleh kebanyakan masyarakat, beberapa di antaranya:

1. Facebook 2. Twitter - Poster

Poster ditempelkan pada tempat-tempat yang dilihat oleh banyak orang. Biasanya ada pusat-pusat kearamaian.

- Brosur

(46)

40

- X-banner

Seperti poaster dan juga brosur, x-banner berisikan informasi mengenai acara yang berlangsung yang di letakkan dibagian depan agar terlihat oleh orang-orang

b. Tahap Pengingat - Tempat Katalog

Tempat yang dibuat sebaga packaging untuk katalog agar mudah dibawa. Totebag didesain dibuat agar bisa dipakai lagi sebagai tempat meletakkan atau membawa beberapa barang.

- Stiker

Stiker media yang bisa dimana saja diaplikasikan, maka dari itu stiker salah satu media pendukung yang tepat untuk dijadikan media pengingat. - Gantugan Kunci

Gantungan kunci adalah media yang biasa digunakan dan banyak ditemukan sebagai sebuah penanda untuk kunci atau mempermudah membuka tas dan lain-lain.

- Tote Bag

Tote bag mulai banyak digunakan oleh banyak orang sebagai salah satu

benda yang mudah dibawa kemana saja dan sederhana. - Packaging

Tempat untuk meletakkan batik, merchandise dan lain-lainnya. - Paper bag

Paper bag terbuat dari kertas art paper yang digunakan untuk membawa packaging.

- Memo

Agenda kecil yang dapat digunakan untuk menuliskan hal-hal penting ataupun sebagai pengingat

- Pin

(47)

41

- Kalender

Kalender berisikan kalender tahun 2016 dengan format kalendernya adalah kalender duduk.

- Canting

Salah satu dari merchandise yang merupakan salah satu alat untuk membuat batik.

III. 1.7 Strategi Distribusi

[image:47.595.113.511.490.749.2]

Pendistribusian media dilakukan agar masing-masing media yang telah dibuat dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Selain itu juga dapat memaksimalkan promosi website dan juga media pendukung lainnya. Berbagai promosi dilakukan dengan bekerja sama dengan berbagai pihak yaitu Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan, Museum Batik Kota Pekalongan dan juga para pengerajin batik yang ada di Kota Pekalongan. Pendistribusian website ini bersamaan dengan pelaksanaan acara Pekalongan Batik Week Festival yang akan berlangsung pada tanggal 1 November 2016 yang berlokasi di Jalan Jatayu sekitar Museum Batik Pekalongan (Alun-alun Jatayu).

Tabel III.1 Strategi Distribusi Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Media Oktober November Desember

Media Utama a Website

Media Pendukung Media Informasi

a Katalog b Media Sosial c Brosur

d Poster e X-banner

Media Pengingat

a Tempat Katalog b Stiker

c Gantungan Kunci d Tote Bag

(48)

42

f Paper Bag g Memo h PIN

i Kalender j Canting

Acara Pekalongan Batik Week Festival berlangsung selama 1 minggu lebih, dengan bebagai kegiatan seperti menampilkan berbagai produk dari batik Pekalongan serta ada juga pembagian merchandise yang diberikan kepada para pengunjung secara gratis dan juga dengan cara mengikuti live kuis yang diadakan pada media sosial seperti facebook dan juga Twitter.

Selain mempromosikan website ini, sekaligus juga bertanggung jawab mengenai kemasan untuk setiap pembelian produk batik yang dijual pada acara tersebut. Website ini dijalankan oleh perkumpulan para pecinta batik Pekalongan, yang

diperintahkan oleh Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan sebagai admin website ini yang dimaksudkan memberikan berbagai informasi mengenai batik yang ada di Pekalongan dan juga memperbaharui website ini sesuai dengan perkembangan batik Pekalongan.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual yang dibuat yaitu mengambil dari beberapa motif batik kontemporer Pekalongan kemudian sedikit diubah dan beri warna yang menggambarkan kecerian agar ketika melihatnya tidak bosan. Salain itu disetiap gambar diberikan penjelasan sehingga dapat mengetahui nama dan juga makna pada motif batiknya.

(49)

43

Untuk motifnya mengambil konsep dari sebuah kain batik kontemporer dari Pekalongan yang kemudian ditambah beberapa ornamen yang kemudian dipadukan dengan warna-warna yang beragam.

Gambar III.3Contoh Referensi Motif Batik. Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015 )

III.2.1 Format Desain

Website ini dibuat dalam ukuran 1366 pixel x768 pixel. Dapat diakses dengan

[image:49.595.244.380.164.308.2]

menggunakan komuputer ataupu nmenggunakan handphone atau gadget.

(50)

44

III.2.2 Tata Letak/Layout

Gambar III.5 Screenshot Layout Website Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Gambar III.6 Screenshot Referensi Website Sumber : http://www.bootstraptaste.com ( 30 Juni 2015 )

III.2.3 Tipografi

(51)

45

Gambar III.7a Jenis Huruf “Edwardian Script” Sumber : http://www.myfonts.com (Juni 2015)

Sedangkan untuk isi konten dari websitenya menggunakan jenis huruf Hey Pretty Girl. Pemilihan jenis huruf ini karena hampir sama dengan tulisan tangan sangat tinggi bila huruf dibuat besar ataupun kecil, sehingga tidak menyulitkan bagi pembaca yang melihatnya.

Gambar III.7b Jenis Huruf “Hey Pretty Girl” Sumber : http://www.myfonts.com (Juni 2015)

III.2.4 Ilustrasi

(52)

46

Gambar III.8 Screenshot Layout Website Sumber : Dokumentasi Pribadi (Juli 2015)

III.2.5 Warna

[image:52.595.121.506.83.284.2]

Penggunaan warna menggunakan warna-warna yang kontras, yang menggambarkan warna-warna dari batik Pekalongan yang memiliki banyak warna disetiap kainnya. Walaupun bukan merupakan warna pada umumnya pada batik Pekalongan, namun batik Pekalongan yang sedang berkembang sekarang mulai menggunakan warna-warna yang keluar dari ciri khas warnanya, beberapa diantaranya warna-warna ini. Warna-warna tersebut adalah:

(53)

47

III.2.6 Sistem Navigasi Website

[image:53.595.113.514.180.476.2]

Untuk mempermudah mengakses website ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sistem navagasi. Sistem navigasi dibuat secara rinci agar tombol dapat berfungsi dengan baik. Berikut adalah sistem navigasi dari website ini :

Gambar III.10 Sistem Navigasi Website

(54)

48

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama yang dibuat untuk menjawab permasalah dari motif batik yang ada di Kota Pekalongan yaitu sebuah website. Pembuatan website karena target audiensnya adalah remaja pertengahan dan juga remaja akhir, dimana mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk menggunakan gadget. Website lebih bisa di akses dimanapun kapanpun saat mereka sedang membutuhkan informasi dan kebanyakan masyarakat sekarang lebih banyak mencari data informasi melalui media internet daripada mencari data di media cetak. Ukuran website ini adalah 1366 pixel x 768 pixel. Didalam website ini terdapat beberapa

gambar mengenai motif batik yang ada di Pekalongan, dari mulai batik klasik, batik filosofi sampai batik kontemporer.

IV.1.1 Website (www.batikpekalongan.com)

(55)

49

Gambar IV. 2 Screenshot Halaman Batik Pekalongan Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

[image:55.595.142.485.75.761.2]

Gambar IV. 3 Screenshot Halaman Galeri Website Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

(56)
[image:56.595.244.475.108.248.2]

50

Gambar IV. 5 Screenshot Halaman Kontak Website Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

IV.2 Teknis Perancangan Website

Setelah mengetahui apa saja yang akan diinformasikan mengenai macam-macam motif batik Pekalongan, maka dibuatlah sketsa gambar untuk membuat background website dengan mengambil motif batik kontemporer yang kemudian

dimodifikasi ulang menggunakan software Adobe Ilustrator.

[image:56.595.198.418.430.594.2]
(57)
[image:57.595.204.447.80.248.2]

51

Gambar IV.7 Sketsa Background yang Telah Diberi Warna 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Gambar IV.8 Sketsa Background yang Telah Diberi Warna 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

IV. 3 Media Pendukung

Website tentang macam-macam motif batik Pekalongan ini akan disebarkan

kepada masyarakat khususnya masyarakat kota Pekalongan, dan yang lebih khusus lagi adalah para remaja Pekalongan. Selain disini membuka situs website, ada juga yang berupa media cetak yaitu sebuah catalog dengan bosus pembelian sebiah totebag, pembatas buku dan juga ada stiker tambahan.

Katalog

[image:57.595.231.424.305.443.2]
(58)

52

Gambar IV.9 Katalog

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 14,8 cm x 21 cm Material : Art Paper Teknis : Digital Printing

[image:58.595.108.419.44.756.2]

Paper Bag

Gambar IV.10 Paper Bag Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 31 x 7,5 x 22 cm Material : Art Paper

Teknis : Digital Printing

[image:58.595.253.370.83.189.2]

Packaging

(59)

53

Ukuran : 21 x 7 x 21 cm

Material : Ketas Jasmine dan Dupleks Teknis : Digital Printing

[image:59.595.114.414.67.670.2]

Canting

Gambar IV.12 Canting Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 13.5 cm

Material : Kayu dan tembaga

Gantungan Kunci

Gambar IV.13 Gantungan Kunci Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 5.8 cm

(60)

54

[image:60.595.260.360.105.266.2]

Brosur

Gambar IV.14 Brosur

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 21 x 29.7 cm Material : Art Paper Teknis : Digital Printing

Poster

Gambar IV.15 Poster

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

[image:60.595.256.366.413.593.2]
(61)

55

[image:61.595.278.387.101.364.2]

X-banner

Gambar IV.16 X-Banner Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 60 x 160 cm Material : Bahan Jasmine Teknis : Digital Printing

Tote Bag

Gambar IV.17 Tote Bag Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

(62)

56

[image:62.595.118.433.26.807.2]

Stiker

Gambar IV.18 Siker 1

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 7 x 3 cm Material : Vinyl

Teknis : Digital Printing

Gambar IV.19 Siker 2

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 10 x 4 cm Material : Vinyl

Teknis : Digital Printing

Gambar IV.20 Siker 3

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 5,5 cm

Material : Vinyl

[image:62.595.275.407.105.189.2]
(63)
[image:63.595.252.427.84.190.2]

57

Gambar IV.21 Siker 4

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 5,8 cm

Material : Vinyl

Teknis : Digital Printing

Pin

Gambar IV.22 Pin

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 5,8 cm

(64)

58

[image:64.595.263.415.103.285.2]

Kalender Duduk

Gambar IV.23 Kalender Duduk Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 10.5 x 14.8 cm Material : Art Paper Teknis : Digital Printing

Memo

Gambar IV.24 Memo

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Ukuran : 8 x 8 cm Material : Concord

(65)

57 DAFTAR PUSTAKA

Kusrianto, Adi. 2013. Batik Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Lisbijanto, Herry. 2013. Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

S. Djoemena, Nian. 1990. Ungkapan Sehelai Batik Its Mystery and Meaning. Jakarta: Djambatan.

(66)

64 LAMPIRAN D DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuniawati Nur Azizah

Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 30 Juni 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan :

- TK Ma’had Islam Pekalongan, Jawa Tengah - SDI Ma’had IV Pekalongan, Jawa Tengah - SMP N 6 Pekalongan, Jawa Tengah

- SMA N 3 Pekalongan, Jawa Tengah

Alamat : Jl. Ciheulang Baru 1 No. 10 RT.02/RW.02

Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong

Bandung 40134

Email : riasufianto@gmail.com

Gambar

Gambar II.29 Ragam Hias Cinderella
Gambar III.33 Batik Suasana Bawah Laut
Gambar II.34 Batik Mega Mendung.
Gambar II.37 Diagram Masyarakat yang Mengetahui Kota Pekalongan Merupakan Salah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan penjelasan mengenai autis, apa itu gangguan autis lalu apa saja yang bisa menyebabkan gangguan autis, memberikan pengetahuan negara-negara yang memiliki jumlah