I L
TINGKAT PROTEKSI
DAN
DAMPAK KEBllAKSANAAN
HARGA
TERHAOAP EKONOMI PERBERASAN
INDONESIA, TAHUN 1979
-
1991
OLEH
JOHNNY WALKER SITUMORANG
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R
. .*-
- RINGKASAN
b
JOHNNY WALKER SITUMORANG. Tingkat Proteksi dan Dampak Ke bija ksanaan Harga Terhadap
E
konomi Perberasan Indonesia, Tahun 1979-
1991 (Di bawah bimbingan BUNGARAN SARAGIH, PANTJAR SIMATUPANG, BAMBANG KUSUMANTO, dan MUSLIMIN NASUTION).Beras memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Selarna era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pkrtama (PJPT I), pembangunan pertanian dititik-beratkan pada subsektor beras. Pembangunan subsektor berm menyangkut pada penyehaan kebutuhan
pokok rakyat, kehidupan sebagian besar rakyat, dan penciptaan stabilitas ekonomi dan politik.
Pembangunan subsektor berm selama PJPT I dititik-beratkan pada penyediaan beras dalatn negeri dengan harapan terjadi peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani. Kebijakan pembangunannya dikenal sebagai Program Swasembada Beras (PSB). Ddam perspektif pembangunan ekonomi, PSB Indonesia menganut aliran strukturalis. Aliran ini menyatakan bahwa harm ada intervensi pernerintah terhadap ekonomi perberasan agar ketersediaan beras
dan
stabilitas ekonomi terj amin.KeblJaksanaan pemerintah mengarahkan penggunaan paket teknologi input tinggi dan output tinggi yang dikenal dengan Panca Usahatani. Untuk
Sejak tahun 1984 Indonesia telah mencapai tujuan swasembada
beras. Pencapaian tujuan irli tidak dapat dipisahkan dari intervensi pemerintah. Permasalahan dasar yang muncul adalah bagaimana dampak intervensi pemerintah itu terhadap ekonomi perberasan. Pemecahan masalah ini juga menjadi relevan dalam menghadapi tuntutan mekanisme pasar bebas pada masa akan &tang.
Tulisan ini merupakan jawaban terhadap permasalahan
di
atas. Untuk itu hungkapkan terlebh dahulu tingkat proteksi subsektor beras kemudian dampak kebijakszmnaan harga dan prospek ekonomi beras. Analisis tingkat proteksi adalah untuk mengetahui derajat intervensi p e m e ~ t a h . Analisis dampak adalahuntuk
mengetahui manfaat kebijaksanaan dan analisis prospek ekonomi adalah untuk mengetahuikesiapan subsektor beras dalm perdagangan bebas.
Dengan menggunakan metode integratif, yaitu analisis dari input ke output, terungkap bahwa intervensi p e m e ~ t a h selama tahun 1 979
-
199 1 tidak protektif terhadap petani produsen. Kebijaksanaan yang bersifat proteksi hanya berkaitan dengan penggunaan input pupuk urea dan TSP. Kebij aksanaan yang tidak protektif &tunjukkan oleh Tingkat Proteksi Nominal terhadap Output (NPRO), Tingkat Proteksi Efektrf (EPR), Tingkat Profitabilitas (PR), dan Rasio Subsidi Ekivalen (SRP) yang selalu negatif selama tahm 1979-
1991. Kebijaksanaan yang bersifat proteksi ditunjukkan oleh Tarif Implisit (IT) yang selalu negatif.Searah dengan
hd
di atas, dampak kebijaksanaan harga pup& dankata lain terjadi transfer ekonomi dari produsen ke luar produsen, yaitu konsumen, pedagang, pemerintah, atau kemungkinan hilang dari sistem ekonomi.
Penyebab utarna dampak negatif kebijaksanaan adalah penekanan harga berm pada tingkat produsen. Tekanan harga beras terlihat dari harga aktual yang selalu lebih rendah
dari
harga bayangan tingkat produsen. Hal ini terkait dengan sistem yang berkembang akibat intervensi pemerintah dimana kelembagaan menjadi restriktif terhadap petani. Kelembagaan tersebut m&-upakan rintangan pasar dan dapat menimbulkan rente ekondmi ' yang pada gilirannya ~nenekan harga pada tingkat petani.Meskipun petani lebth banyak dirugkan oleh kebijaksanaan, namun ada kecenderungan te jadinya perbaikan ekonomi petani subsektor beras selama tahun 1 979
-
1 99 1.
Halini
ditunjukkan oleh perkembangan nilai negatif SRP yang semakin kecil sejak tahun 1984. Perbaikan ekonomi beras ini tampaknya sejalan dengan kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi ekonomi Indonesia sejak tahun 1 984. Esensi kebijaksanaanini sebenarnya adalah lnenuju sistem ekonomi pasar bebas dengan semakin
berkurangnya intervensi Iangsung pemerintah dalam perekonomian. Ekonomi perberasan Tndonesia memiliki prospek yang cukup baik
dalam perdagangan internasional. Hal ini terlihat dari efisiensi relatif penggunaan sumberdaya domestik, yaitu Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) dan Domestic Resource Cost (DRC). DRCR subsektor beras selama tahun 1979
-
1991 selalu kmiIai antara no1 clan satu. Artinya, beras sebagai komoditas perdagangan memiliki keunggulan kompar& DRC menunjukkan biaya swnberdaya domestik dalam rupiah selalu lebih rendahKesimpulan yang dapat ditank dari uraian di atas adalah bahwa petani beras berada pada posisi lebih menguntungkan dalam sistem ekonomi pasar bebas. Sesungguhnya, subsektor beras tidak akan mengalami kesulitan besar dalam sistem perdagangan bebas dan ekonomi global pada masa akan datang.
Implikasinya addah bahwa kebijaksanaan pembangunan pertanian, khususnya subsektor beras, perlu ditinjau kembali. Perlu perubahan orientasi pembangunan pertanian dari penekanan pencapaian tujuan produksi ke arah peningkatan pendapatan petani dan nilai tambah sektorai. Sudah saatnya kebijaksanaan berbias terhadap kepentingan petani. Intervensi pemerintah seyogianya selalu membuat harga tingkat petani paling tidak sama dengan harga bayangan agar kebijaksanaan lebih bermanfaat terhadap petani.
SUMMARY
JOHMVY WALKER SITUMORANG. Rate of Protection and Impact of Price Policy on Indonesian Rice Economy in 1979
-
1991 (Supervised by BUNGARAN SARAGIH, PANTJAR SIMATUPANG, BAMBANG KUSUMANTO, and MUSLIMIN NASUTION).Rice plays a crucial role in Indonesia's economy. During the era of
First Long-Term Development (1 %69
-
1994), agricultural d6veldpment is emphasized on developing the rice subsector. This sector develoment wasconsidered critical since it was about the supply of people's basic need, the
livelhood of the majority of the people, and a major factor for maintaining
internal political and economic stability.
The development of the rice subsector was focused on the provision
of adequate supply of rice for domestic uses and espectedy it would follow with improveed income and w e f i e of the farmers. Accordmgly, the
government established a program, namely Rice Self-Sufficiency Program
(RSP). In perspective of economic development, Indonesia RSP is dictated
by structuralism, in which, it is believed that government intervention in rice economy is needed for guarantening adequate supply of rice and economy stability.
Through this program, government have attempted promote and
introduce high input
-
output technology, namely Panca Usahatani. Rice policy is also implemented to support the adoption of the new technology.Since 1984, Indonesia has achieved the goal of RSP. Certainly,
government intervention was the major factor responsible for the
achievement. But the fundamental problem emerged is the impact of
government intervention in rice economy. Solving the problem is relevant
not only to the improvement of farmers' welfare but also to changing
economic condition due to the global economy and to enter fiee market in
the future.
This study aims at addressing the problem. Firstly,, the rate of
protection at rice subsector was assessed as to ascertain the degree of
government intervention. Next, the impact of price policy was analyzed as
to reveal the benefit of the policy. Finally, the prospect of the rice
subsector was also analyzed as to understand to what extent the subsector
prepared to deal with the era of trade liberalization.
With the integrative method, from partial to whole analysis of
intervention, the empirical results show that the government intervention
during 1 979
-
1 99 1 was not protective to the rice farmers. This was shown by Nominal Protection Rate on Output (NPRO), Effective Protection Rate(EPR), and Subsidy Ratio to Producer (SRP) which is always negative.
The Policies were only protective in utilization of tradable inputs, such as
nitrogen (urea) and TSP fertilizers. This is shown bay negative value of
Implicit Tariff (IT) and tend to decrease.
Due to unprotective policies, the price policies on fertilizer and rice
reduced the intensity of use of fertilizers, labour, and the income of rice
fanners. At the same time, the policies also aggregatively reduced revenue,
profit, and added value of the rice subsector. Therefore, it can be argued
significant losses in the part of the rice farmer. There has been a transfer
of economic surpluses fiom rice farmer to non-rice farmer, such as
consumers, traders, government, or posibly dead weight loss.
The major factor for negative impact of the government intervention
was the suppression of rice price at farm level. The actual price at farm
level was always below the shadow price. Government intervention was
tended to be in favor of off-farm institutions and rather restrictive towards
the farmer. The institutions hurdled the market mechanism and raise
economic rent and, in turn, contrnue to suppress prices received by the
farmers.
Eventhough rice farmers were lossing due to government
intervention during period of analysis, rice economy tended to be
improved. It was shown by negative value of SRP and decreased since
1984. It seems that the improvement was linked to the deregulation and
debureaucratization macro-policies that government has executed since
1983. Essentially, these policies have gradually opened the Indonesian
economy to fiee market mechanism and, simultaneously, attempt to
minimize government intervention.
From international trade, the rice subsector has a good prospect.
This can be seen fiom Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) of rice
always had a value between zero and one during 1979
-
199 1. Suggesting that rice economy has a comparative advantage. Also, the DomesticResource Cost (DRC) of rice is lower than shadow exchange rate rupiah
(Indonesia currency) to US dollar (United Stated of America currency).
Thus, rice produced domestically not only save but also generate foreign
The study concfuded that the free market mechanism is more
favorable to the rice farmers. Indeed, rice subsectors can enter the global
economy system and fiee market in the future.
In agricultural development, particularly rice subsector, it is the time
for the government to adjust rice policies more favoring the rice farmers.
This need that agnculbrd develapment policies to be shifted fiom more
production-oriented to farmers' income and added value oriented.
Government intervention should always lead to the improvement of farm
level prices at least equal to its shadow price in order that the policy will
benefit the farmer significantly.
The economic loss caused by government intervention on rice
economy is the economic transfer
fiom
the rice farmers to non-rice farmers. This is an interesting phenomenon in modernization. Unfortunately, t h ~ sstudy has not been able to reveal how fair is the transfer distributed.
Therefore, it is suggested that indepth study should be conducted to addres
TINGKAT PROTEKSI DAN DAMPAK KEBIJAKSANAAN
HARGA TERHADAP EKONOMI PERBERASAN
INDONESIA, TAHUN 1979
-
1991
OLEH
JOHNNY
WALKER
SITUMORANGEPN
89504Disertasi disampaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Studi Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOCOR
Judul : Tingkat Proteksi dan Dampak Kebijaksanaan Harga Terhadap Ekonomi Perberasan
Indonesia, Tahun 1979
-
1991 Nama Mahasiswa : Johnny Walker SiturnorangNomor Pokok : 89504
Program Studi : Ekonomi Pertanian
Disetujui Oleh
3 7
omisi Pembimbingof. Dr. Ir. Bungaran Sara~ih, MEc
" - f
Dr. Ir. Pantiar Simatu~ane. MSKetua
9
-Dr. Barnbang: Kusumanto Anggota
ram Pascasarjana
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sibolga, Sumatera Utara, pada tanggal 23
Desember 1 9 5 7, sebagai anak kedua dari 1 0 bersaudara dari ayahanda
Peltu Pol (Purn) Krisman Siturnorang dan ibunda Sorta Tianur boru
Lumbantobing. Penulis telah membentuk mahligai rumah tangga dengan
yang tercinta Iriana Barita Dame boru Pakpahhn sejak 20 Maret 1986.
Tuhan mengaruniai 4 orang anak yang tercinta Rosa Minerva Fransiska,
Milton Hasahatan, Ariel Diesto, dan Elita Johana Doktora yang lahir dua
minggu setelah penulis lulus ujian Doktor .
Pada pertengahan tahun 1964 penulis masuk sekolah dasar (SD)
Roma Katolik di Sibolga dan pertengahan tahun 1965 pindah ke SD
negeri 111 Tebing Tinggi Deli, lulus tahun 1970. Tahun 1973 lulus dari
Sekolah Menengah Pertama (SMP) negari I1 dan tahun 1976 lulus dari
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Tebing Tinggi Deli, Sumatera
Utara.
Tahun 1977, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB)
melalui jalur Tanpa Testing. Tahun 1978, penulis diterima sebagai
mahasiswa di Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonorni Pertanian. Tahun
1979
-
198 1, penulis menjadi Asisten Luar Biasa dalam mata kuliah Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian, Ekonomi Umum, d m EkonomiProduksi. Tepat 4 tahun, penulis menyelesaikan pendidikan strata 1,
Pada tahun 1982 menjadi pegawai negeri Departemen Perdagangan
dan Koperasi di Jakarta dan ditempatkan pada Sekretariat Menteri Muda
Urusan Koperasi. Setahun kemudian (1 983), bersamaail dengan
berdirinya Departemen Koperasi, penulis menetapkan karir sebagai
peneliti dan diangkat menjadr Kepala Subbagian lnformatika Usaha pada
Sekretariat Badan Penelitian d m Pengembangan Departemen Koperasi,
Jakarta.
Pada tahun 1986, demi untuk peningkatan kualitas, atas usaha
sendin mengikuti pendidrkan lanjutan Program Magister Sains bidang
Ekonorni Pertanian di Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor dan lulus tahun
1989. Pada tahun 1989 juga, mengrkuti penldikan Program Doktor
bidang Ekonomi Pertanian pada Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Bersamaan dengan itu, rnemulai
kanr
sebagai Pejabat Fungsional Penelitidengan jabatan awal Asisten Peneliti Madya. Pada Tahun 1 988, jabatan
menjadi Ajun Peneliti Muda. Bertmut-turut jabatan peneliti naik menjadi
Ajun Peneliti Madya (IIId) tahun 1 989, Peneliti Muda (IVa) tahun 1 99 1, Peneliti Madya (IVa) tahun 1993, dan 1 Oktober 1995 Peneliti Madya
( I n ) .
Sebagai peneliti, penulis aktif melakukan penelitian bidang sosial
ekonomi koperasi, pertanian, clan pedesaan sampai sekarang dan sebagian
besar menjadi Ketua Tim Peneliti. Tahun 1991 menjadi salah satu
pemak2dah dalam Kongres b u Pengetahuan Nasional V (KPNAS V) di
Jakarta.
Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Tahun 1993 sampai
sekarang menjadi dosen Program Magister Manajemen (MM) pada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Institut Pengembangan Wiraswasta
Indonesia (STE-IPWI) , J a k e . Tahun 1995 adalah dosen ekonomi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila, Jakarta dan menjadi
anggota Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi). Saat ini penulis
menjadi peneliti senior pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Litbang) Pengusaha Kecil, Badan Litbang Koperasi dan Pengusiha Recil,
KATA PENGANTAR
Dalarn pembangunan sektor pertanian, sebagai bagian integral dan
pembangunan ekonomi nasional, subsektor beras mendapat prioritas
pembangunan masa Pernbangunan Jangka Pan-jang Tahap I (PJPT I) dan
juga pada masa PJPT 11. Oleh karena itu perhatian dan mobilisasi
sumberdaya terhadap sektor beras sangat besar. Tujuan pembangunan
sektor beras adalah peningkatan produksi yang ditempuh melalui program
swasembada beras nasional dengan harapan pada gilirannya terjadi
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Untuk itu berbagai
kebijaksanaan telah diterapkan selama ini.
Sejak tahun 1990 an, era globalisasi ekonomi telah melanda dunia
yang ditandai oleh perdagangan bebas dan pembentukan preferensi
perdagangan negara-negara sekawasan. Perubahan tatanan perekonomian
ini akan mempengaruhi perekonomian nasional dan juga sektor pertanian.
Intervensi pemerintah yang selama ini sangat tinggi terhadap sektor beras
akan dipertanyakan sejalan dengan perubahan tatanan perekonomian
dunia tersebut.
Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang mengungkapkan
fenomena ekonorni perberasan Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat berguna untuk menjelaskan bagaimana posisi sektor beras dalam
pasar aktual, bagairnana dampak kebijaksanaan yang ada terhadap
ekonomi perberasan Indonesia, khususnya pada kurun w h 1 979 - 199 1.
persyaratan untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Pascasarjana
IPB .
Dengan selesainya penelitian dan tulisan ini maka penulis
mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat-Nya selalu berserta penulis dan keluarga. Terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Komisi Pembimbing, Bapak Prof. Dr. Ir.
Bungaran Saragrh, Bapak Dr.
Ir.
Pantjar Simatupang, Bapak Dr. BarnbangKusumanto, dan Bapak Dr. Ir. Muslimin Nasution atas bimbingan mereka
selarna ini.
Demlluan juga kepada semua guru yang pernah mendidik penulis
dan mulai TK, SD, SMA, sampai Perguruan Tingg yang tidak munglun
penulis sebut satu per satu, penulis sampaikan terimakasih. Semoga
Tuhan melimpahkan berkatnya kepada mereka.
Pada kesempatan ini juga penulis menyampailcan terimakasih
kepada sivitas akademika IPB yang telah menerima penulis sebagai
anggotanya sehingga berhasil menyelesaikan semua jenjang pendidikan.
Khusus kepada Bapak Prof. Dr. Ir. A. M. Satari yang menjadi Rektor IPB
pada saat penulis diterima menjadi mahasiswa Tanpa Testing di IPB tahun
1977 dan juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Andi hakim Nasution yang
memiliki ide cemerlang menerirna mahasiswa Tanpa Testing , penulis
sampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Tanpa
mereka penulis tidak mungkin memperoleh gelar akademi tertinggi.
Demikian juga kepada Bapak Bustam1 Arifin, SH, pada waktu
beliau menjadi Menteri Koperasi memberikan bantuan dan ijin untuk
Bapak Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, serta Pimpinan
Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, penulis
sampaikan terimakasih atas bantuan yang diberikan selama ini kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.
Kepada Pimpinan Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha
Kecil, rekan-rekan di Badan Penelitian dan Pengembangan Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil, dan semua kawan yang telah memberikan
bantuan baik moral miupun material atas penelitian ini, knulis sampakan
terimaksih. Khusus kepada Bapak Muslimin Nasution talc mungkm
penulis lupakan jasa-jasanya selama saya mengikuti pendidikan lanjutan,
dan
Magister Sains sampai Doktor. Atas dorongan dan bantuan material beliaulah penulis dapat menyefesarkan studi. Juga kepada Ir. Darwin L.Harianja Ir. dan
Ir.
Sahat Pasaribu, MSE, penulis sampaikan terimakasihatas bantuannya dalam penyelesaian naskah disertasi
ini.
Terimakasihjuga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Sapuan, Sekretaris Menteri
Negara Urusan Pangan d m Bapak Dr.
Ir.
T a b Suciaryanto ataskerelaan mereka meluangkan waktu dan tenaga sebagai Penguji Luar
Komisi .
Pada saat begini tentunya talc mungkm penulis melupakan ayahanda
Peltu Pol (Pum) K. Situmorang dan ibunda Sorta br. Lumbantobing dan
seluruh saudara sekandung penulis yang selalu berdoa untuk kesehatan,
kebahagiaan, dan keberhasilan pendis. Juga mertua penuhs Kapten TNI
AD (Purn) RTDH. Pakpahan dan T. br. Siburian serta semua saudara
yang selalu berdoa dan memberikan dorongan moral untuk keberhasdan
Terakhir, kepada keluarga petlulis, isteriku Arla br. Pakpahan dan
anak-anakku Rosa, Milton, Ariel, dan Elita sebagai sumber kebahagiaan
dan inspirasi serta penghilang rasa putus asa selama ini. Mereka semua
segala-galany a bagi penulis dart k q a ini petlulis persembattkan kepada
mereka.
Tuhan beserta kita semua.
Bogor, 23 Desember 1995
DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL. G A m A R . DAN LAMPIRAN ... x
... ... DAFTAR SINGKATAN xlll I . PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1 . 3. Tujuan dan Kepnaan ... I I I1 . EKONOMI PERBERASAN INDONESIA ... 12
2.1 . Struktur Ekonomi Pertanian ... 12
2.2. Kebi'aksanaan Perberasan ...
d
15 2.3. Pro uksi dan Konsumsi ... 202.4. Struktur Penerimaan dan Biaya Usahatani ... 26
111 . TINJAUAN PUSTAKA ... 29
3.1. Anatomi Kebijaksanaan ... 29
3.2. Beberapa Pemiluran dan Hasil Empirik ... 32
IV . KERANGKA PEMIKIRAN ... 42
4.1. Kerangka Analjsls ... 42
4.2. Kerangka Teont~s ... 46
4 .3 . Integrasi Model Andisis ... ... 51
V . MODEL ANALIS IS MATEMATlKA ... 54
5.1. Model Produksi dan Permintam Input ... 55
5.2. Model Fungsi Keuntun an ... ... 58
5.3. Pengukuran lndlkator Aoteksi ... 64
... VI . METODE PENELITIAN 72 ... 6.1. Ruang Lin ku
8
i
72 6.2. Jenis dan urn er Data ... 726.3. Analisis Data ... 73
6.4. Pemilihan Tahun Pengamatan ... 74
VII . ANALISIS RESPON PERMINTAAN INPUT DAN
DAN PRODUKSI BERAS ... 78
7.1. Hasil Pendu w i n Parameter ...
b
787.2. Pendugaan lastisitas ... 82
VIII . TINGKAT PROTEKSI DAMPAK KEBIJAKSANAAN. ... DAN FISIENSI E K O N ~ M I BERAS 86
8.1. Analisis Harga Input dan Beras ... 86 8.2. Tingkat Proteksi ... 88 8.3. Daxnpak Kebi'aksanaan ...
s'
948.4. Penggunaan urnberdaya Domestik Keunggulan
Komparatif, dan Prospek Ekonomi kerberasan ... 103