SlFAT KOMPOS YANG BERASAL DARl BERBAGAI BAHAN
YANG DllNOKULASI
Trichoderma harzianum
Rifai
Aggr.
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG
PADA LATOSOL DARMAGA
(Oxic Dystropepts)
Oleh
:
CARDAI
A.30.0282
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTRUT PERTANIAN BOGOR
Pada
~~
h
P
a
a
h
P
~
S
~
~
h
S
~
P& X
i
pq%tj@
Pa?%
P & A i z ~ D ~ , 5 ? ~
a ' % i W d % % z i
Pada7)e$rYrcwa&&4&A+
P
~
~
~
X
~
A
U
@
~
A
~
P & X ~ ~ P a o c g i l h ~
Ada
7-
X h - % %
RINGKASAN
CARDAI. Sifat Kompos yang Berasal dari Berbagai Bahan yang Diinokulasi Pichodernla harziarfzmt Rifai Aggr. dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Jagung pada Latosol Darmaga (Oxic Dystropepfs). (Di Bawah Bimbingan ISWANDI ANAS)
Masalah utama bidang pertanian di Indonesia salah satunya adalah akibat
rendahnya tingkat produktivitas lahan karena kadar bahan organik yang rendah. Hal
itu memerlukan suatu tindakan untuk mengembalikan produktivitas lahan tersebut.
Penggunaan pupuk kimia (anorganik) adalah rekomendasi yang telah lama dicobakan.
Tetapi penggunaan yang terus menerus dalam dosis tinggi telah menyebabkan dampak
yang kurang menguntungkan bagi tanah maupun lingkungan secara umum. Peng-
gunaan bahan organik dalam hal ini kompos adalah altematif untuk menekan dampak
negatif yang disebabkan pupuk kimia. Pada akhimya adalah bagaimana menemukan
metode, bahan serta aktivator yang baik untuk meningkatkan kualitas kompos.
Tujuan peneiitian ini adalah menentukan kualitas kompos berdasarkan sifat
fisika, kimia dan biologi serta pengaruhnya terhadap perhunbuhan tanaman jagung.
Penelitian ini mempakan lanjutan penelitian kompos Mahasiswa Pasca Sajana
IPB. Penelitian dimulai Juni
-
Apustus 1997 di Laboratorium Kimia, Kesuburan danBiologi serta Rumah Kaca Jurusan Tanah Faperta IPB. Kompos yang digunakan
terdiri dari tiga bahan dasar, yaitu limbah s a p , alang-alang dan jagung yang
diinokulasi dengan Trichoderma harziatncn~. Analisis fisika yang dilakukan adalah
bobot balus dan kasar kompos. Analisis kimia terdiri dari analisis pH, C-organik, N-
total, (CM) Ratio, P dan K-tersedia, Ca, Mg serta KTK kompos. Analisis biologi
meliputi respirasi kompos, populasi mikroorganisme total dan populasi fungi. Untuk
uji rumah kaca, perlakuan yang digunakan menggunakan tiga buah kontrol, yaitu tanpa
kompos
+
pupuk kimia (KOPO), tanpa kompos+
pupuk kimia dosis 170 kg urea, 167kg TSP dan 130 kg KC1 per ha. (KOPI) serta tanpa kompos + pupuk kimia dosis 340 kg urea, 334 kg TSP, 260 kg KC1 per ha (KOP2). Sedangkan perlakuan kompos yang
dan pupuk anorganik dosis 170 kg urea, 167 kg TSP dan 130 kg KC1 per ha.
Perlakuan-perlakuan kompos tersebut berlaku untuk masing-masing jenis kompos.
Dari hasil analisis fisika, diperoleh data yang menunjukkan kompos dari
bahan sagu memiliki bobot halus tertinggi (> 75 %) dibandingkan dengan jenis
kompos lainnya. Untuk kompos alang-alang dan jagung bobot halus di bawah 50 %.
Kompos yang mendapat inokulasi Trichoderma harzianum menunjukkan nilai bobot halus yang lebih tinggi dibandingkan kontrol (tidak diinokulasi T. harzimm).
Data kimia yang diperoleh menunjukkan bahwa kecuali data K tersedia, rata-
rata kompos jagung memiliki sifat kimia yang lebih baik dibandingkan kompos dari
jenis lainnya. Kisaran pH H2O antara 6.4 - 6.7, sedangkan kisaran pH KC1 5.8 - 6.2. Karbon organik dari kompos jagung lebih rendah dari kompos alang-alang maupun
s a g , dan kompos yang mendapat inokulasi T. harziamm menunjukkan nilai yang lebih rendah. Artinya bahwa dengan inokulasi T. h a r z i m m dekomposisi bejalan lebih &if daripada yang tidak diiiokulasi. Nisbah
C/N
kompos seluruhnya dibawah 20 (sudah matang). Kadar P
,
Ca, dan Mg menunjukkan nilai kompos jagunglebih tinggi, disusul kompos alang-alang dan kompos sagu. Kadar K untuk kompos
alang-alang lebih tinggi dari kompos jagung maupun sagu. Sedang nilai KTK
kompos berkisar dari 116
-
159 me 1 100 g kompos.Jumlah populasi makroorganisme berbeda untuk masing-masing jenis
kompos. Rayap lebih banyak pada kompos sagu, semut pada kompos alang-alang,
millepeda banyak terdapat pada kompos sagu dan jagung serta cacing banyak pada
kompos jagung. Respirasi kompos berkisar dari 6.027 (kompos sagu) - 17.423 (kompos jagung). Populasi mikroorganisme dan fungi tertinggi terdapat pada kompos
jagung dan alang-alang.
Respon pertumbuhan tanaman jagung terhadap perlakuan yang diberikan
menunjukkan bahwa kombinasi kompos jagung dengan pupuk anorganik dosis 170
kg urea, 167 kg TSP dan 130 kg KC1 per ha lebih baik daripada perlakuan pupuk
anorganik dosis tertinggi yang dicobakan (340 kg urea, 334 kg TSP dan 260 kg KC1
per ha). Kompos d
SIFAT KOMPOS YANG BERASAL DARI BERBAGAI BAHAN
YANG DIINOKULASI Triclzoderma harzian~tnt Rifai Aggr.
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG
PADA LATOSOL DARMAGA (Oxic Dystropepts)
Skripsi
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjaua Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
CARDAI
NRP A. 30.0282
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SlFAT KOMPOS YANG BERASAL DARl BERBAGAI BAHAN
YANG DllNOKULASI
Trichoderma harzianum
Rifai
Aggr.
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG
PADA LATOSOL DARMAGA
(Oxic Dystropepts)
Oleh
:
CARDAI
A.30.0282
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTRUT PERTANIAN BOGOR
Pada
~~
h
P
a
a
h
P
~
S
~
~
h
S
~
P& X
i
pq%tj@
Pa?%
P & A i z ~ D ~ , 5 ? ~
a ' % i W d % % z i
Pada7)e$rYrcwa&&4&A+
P
~
~
~
X
~
A
U
@
~
A
~
P & X ~ ~ P a o c g i l h ~
Ada
7-
X h - % %
RINGKASAN
CARDAI. Sifat Kompos yang Berasal dari Berbagai Bahan yang Diinokulasi Pichodernla harziarfzmt Rifai Aggr. dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Jagung pada Latosol Darmaga (Oxic Dystropepfs). (Di Bawah Bimbingan ISWANDI ANAS)
Masalah utama bidang pertanian di Indonesia salah satunya adalah akibat
rendahnya tingkat produktivitas lahan karena kadar bahan organik yang rendah. Hal
itu memerlukan suatu tindakan untuk mengembalikan produktivitas lahan tersebut.
Penggunaan pupuk kimia (anorganik) adalah rekomendasi yang telah lama dicobakan.
Tetapi penggunaan yang terus menerus dalam dosis tinggi telah menyebabkan dampak
yang kurang menguntungkan bagi tanah maupun lingkungan secara umum. Peng-
gunaan bahan organik dalam hal ini kompos adalah altematif untuk menekan dampak
negatif yang disebabkan pupuk kimia. Pada akhimya adalah bagaimana menemukan
metode, bahan serta aktivator yang baik untuk meningkatkan kualitas kompos.
Tujuan peneiitian ini adalah menentukan kualitas kompos berdasarkan sifat
fisika, kimia dan biologi serta pengaruhnya terhadap perhunbuhan tanaman jagung.
Penelitian ini mempakan lanjutan penelitian kompos Mahasiswa Pasca Sajana
IPB. Penelitian dimulai Juni
-
Apustus 1997 di Laboratorium Kimia, Kesuburan danBiologi serta Rumah Kaca Jurusan Tanah Faperta IPB. Kompos yang digunakan
terdiri dari tiga bahan dasar, yaitu limbah s a p , alang-alang dan jagung yang
diinokulasi dengan Trichoderma harziatncn~. Analisis fisika yang dilakukan adalah
bobot balus dan kasar kompos. Analisis kimia terdiri dari analisis pH, C-organik, N-
total, (CM) Ratio, P dan K-tersedia, Ca, Mg serta KTK kompos. Analisis biologi
meliputi respirasi kompos, populasi mikroorganisme total dan populasi fungi. Untuk
uji rumah kaca, perlakuan yang digunakan menggunakan tiga buah kontrol, yaitu tanpa
kompos
+
pupuk kimia (KOPO), tanpa kompos+
pupuk kimia dosis 170 kg urea, 167kg TSP dan 130 kg KC1 per ha. (KOPI) serta tanpa kompos + pupuk kimia dosis 340 kg urea, 334 kg TSP, 260 kg KC1 per ha (KOP2). Sedangkan perlakuan kompos yang
dan pupuk anorganik dosis 170 kg urea, 167 kg TSP dan 130 kg KC1 per ha.
Perlakuan-perlakuan kompos tersebut berlaku untuk masing-masing jenis kompos.
Dari hasil analisis fisika, diperoleh data yang menunjukkan kompos dari
bahan sagu memiliki bobot halus tertinggi (> 75 %) dibandingkan dengan jenis
kompos lainnya. Untuk kompos alang-alang dan jagung bobot halus di bawah 50 %.
Kompos yang mendapat inokulasi Trichoderma harzianum menunjukkan nilai bobot halus yang lebih tinggi dibandingkan kontrol (tidak diinokulasi T. harzimm).
Data kimia yang diperoleh menunjukkan bahwa kecuali data K tersedia, rata-
rata kompos jagung memiliki sifat kimia yang lebih baik dibandingkan kompos dari
jenis lainnya. Kisaran pH H2O antara 6.4 - 6.7, sedangkan kisaran pH KC1 5.8 - 6.2. Karbon organik dari kompos jagung lebih rendah dari kompos alang-alang maupun
s a g , dan kompos yang mendapat inokulasi T. harziamm menunjukkan nilai yang lebih rendah. Artinya bahwa dengan inokulasi T. h a r z i m m dekomposisi bejalan lebih &if daripada yang tidak diiiokulasi. Nisbah
C/N
kompos seluruhnya dibawah 20 (sudah matang). Kadar P
,
Ca, dan Mg menunjukkan nilai kompos jagunglebih tinggi, disusul kompos alang-alang dan kompos sagu. Kadar K untuk kompos
alang-alang lebih tinggi dari kompos jagung maupun sagu. Sedang nilai KTK
kompos berkisar dari 116
-
159 me 1 100 g kompos.Jumlah populasi makroorganisme berbeda untuk masing-masing jenis
kompos. Rayap lebih banyak pada kompos sagu, semut pada kompos alang-alang,
millepeda banyak terdapat pada kompos sagu dan jagung serta cacing banyak pada
kompos jagung. Respirasi kompos berkisar dari 6.027 (kompos sagu) - 17.423 (kompos jagung). Populasi mikroorganisme dan fungi tertinggi terdapat pada kompos
jagung dan alang-alang.
Respon pertumbuhan tanaman jagung terhadap perlakuan yang diberikan
menunjukkan bahwa kombinasi kompos jagung dengan pupuk anorganik dosis 170
kg urea, 167 kg TSP dan 130 kg KC1 per ha lebih baik daripada perlakuan pupuk
anorganik dosis tertinggi yang dicobakan (340 kg urea, 334 kg TSP dan 260 kg KC1
per ha). Kompos d
SIFAT KOMPOS YANG BERASAL DARI BERBAGAI BAHAN
YANG DIINOKULASI Triclzoderma harzian~tnt Rifai Aggr.
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG
PADA LATOSOL DARMAGA (Oxic Dystropepts)
Skripsi
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjaua Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
CARDAI
NRP A. 30.0282
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR