• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa kuantitatifdan kuantitatif terhadap kredit pegadaan pangan sampai KUD Akhir Pelita III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa kuantitatifdan kuantitatif terhadap kredit pegadaan pangan sampai KUD Akhir Pelita III"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

AllEr/

l?

ANALISA KUANTITATIF DAN I<UATITATIF

TERHADAP KREDIT PENGADAAN PANGAN

KEPADA KUD SAMPAI AKHIR PELITA III

, NGセB@ I,/::.'Oleh セ@ .. イセᄏGZGセG@ ..

< ., I,SYARlf

,

111.1 mRUS

. -.

'." " ,

..'

JURUSAN ILMU • ILMU SOSIAL EKONOMI PERTftNIAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN SOGOR

B O G O r t

(2)

SYARIF ALI IDRUS. Analisa Kuantitatif Dan Kualitatif

Terhadap Kredit Pengadaan Pangan Kepada KUD Sampai Akhir Pelita III (Dibawah bimbingan HAI,IMAH W. KADAR SAN r·1.A.ec).

Tujuan Praktek Lapang adalah untuk mempelajari meka-nisme penyaluran dan pelunasan kredit, struktur penerima-an dpenerima-an biaya kredit dari tiap-tiap lembaga ypenerima-ang berkaitpenerima-an dengan penyaluran kredit serta cara-cara mengatasi

tunggak-an kredit.

}1etodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa kuantitatif dan kualitatif. Analisa kuantitatif digunakan untuk menilai sistim penyaluran dan pelunasan

kredit, sedang analisa kualitatif digunakan untuk menge-tahui kemampuan KUDsecara nasional dalam menggunakan dan

melunasi kredit. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang bempa data de-ret waktu (time series data) untuk jangka waktu 11 tahun, yaitu mulai tahun pengadaan 1973/1974 sampai dengan tahun

1983/1984.

Program pengadaan pangan mulai dilaksanakan sejak tahun pengadaan 1973/74 dengan tujuan utama untuk mening-katkan pendapatan petani produsen padi dan menjaga kesta-bilan harga beras. Pembiayaan untuk melaksanrutan prog-ram ini diberikan dalam bentuk kredit pengadaan pangan kepada lembaga-Iembaga yang terlibat yaitu KUn; PUSKUD

(3)

pada pemberian kredit kepada KUD. Kredit kepada KUD ini dijamin oleh pemerintah dengan dananya disediakan Oleh

Bank Indonesia (BI) dan disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Mekanisme penarikan kredit likuiditas oleh BRI dari BI hampir sama dengan mekanisme penarikan kredit oleh KUD

dari BRI, yaitu didasarkan atas jumlah plafon dan kelong-garan tariknya, dimana kelongkelong-garan tarik sangat tergantung dari jumlah pembayaran angsuran kredit. Jangka vlaktu kre-dit kepada ICUD adalah 12 bulan dan dapat diperpanjang 12 bulan lagi, meskipun belum lunas, perhitungan bunga di-hentikan setelah perpanjangan waktu habis. Untuk menja-min likuiditas BRI, kredit tersebut dilunasi oleh jamenja-minan pemerintah dengan pembagian resiko 50 persen Pemerintah,

25 persen BI dan 25 persen ditanggung BRI.

Perkembangan perputaran dana kredit secara nasional dari tahun pengadaan 1973/74 sampai tahun 1979/80 relatif stabil pada tingkat yang rendah yaitu rata-rata hanya 2.42 kali. Tapi sejak tahun 1980/81 terjadi lonjakan drastis yang menggembirakan. Keadaan ini menunjukkan makin aktif-nya KUD dalam melaksanakan program pengadaan pangan yang ditunjang oleh keadaan panen yang baik.

(4)

sihan dana yang besarnya tidak selalu sarna setiap tahun-nya. Akibat penyisihan dana ini, harga dasar yang riil

diterima KUD hampir sarna dengan fihak swasta/Non KUD. Berdasarkan ketentuan KUD yang bisa mendapatkan.kre-dit pengadaan pangan, dim ana salah satu syaratnya adalah

KUD yang mempunyai tunggakan

5

persen terhadap maksi-mum

co

(plafon), maka pembayaran kembali kredit

pengada-an ppengada-angpengada-an oleh KUD secara nasional cukup baik, karena

ra-ta-rata tunggakan adalah 5.03 persen. Salah satu sebab rendahnya tunggakan karena digunakan SPP sebagai alat

pembayaran oleh DOLOG. Jadi selain sebagai alat pembayar-an, SPP juga berperan sebagai alat kontrol penggunaan dan pengembalian kredit. Atas dasar pengembalian kredit dan kemampuan pengadaan oleh KUD, fihak perbankan (Bl dan BRI) makin meningkatkan plafon kredit dengan

(5)

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF TERHADAP

KREDIT PENGADAAN PANGAN KEPADA KUD

SANPAI AKHIR PELITA III

Oleh

SYARIF ALI IDRUS

Laporan Praktek Lapang Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Nemperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

JURUSAN IUm_IUIU SOSIAL EKONOIlI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTMfIAN BOGOR

BOGOR

(6)

Nama !'!ahasiswa

Nomor Pokok.

TERHADAP KREDIT PENGADAAN PANGAN

KEPADA KUD SAMPAI AKHIR PELITA III

SYARIF ALI IDRUS

A. 17 0868

セA・ョケ・エオェオゥ@

1. Dosen Pembimbing

( Halimah l>J. Kadarsan セQNaN・」@ )

Jurusan

( Prof. Dr. Ir. Affendi Anwar)

(7)

RIWAYA'r HIDUP

Penulis adalah putra ke empat dari lima bersaudara,

dilahirkan di l'ledan pada tanggal 15 Agustus 1961. Orang tua adalah Bustam Ali dan Siti Naimunah.

Pada tahun 1973 lulus dari Sekolah Dasar Lapangan Mesjid Petang I Jakarta, tahun 1976 lulus dari Sekolah

!>!enengah Pertama Negeri III Jakarta dan tahun 1980 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri VIII Jakarta. Tahun 1980 terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor. Kemudian mengambil Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial ]l;konomi

(8)

Dengan tulus hati, penulis menyampailcan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Halimah W. Kadarsan M.A.ee selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sejak penulisan Karya Ilmiah I, Karya Ilmiah II sampai tersusunnya laporan ini.

2. Pihak Bagian Kredit Koperasi Bank Indonesia, khususnya

Bapak Drs. Irfano Chamra MPA dan Bapak Iping Priyatna

Be lik.

3.

Pihak Bagian Kredit Koperasi Tani dan Nelayan Bank

Rakyat Indonesia, khususnya kepada Ir. Pramono.

4. Pihak Bagian Pangan Direktorat Jenderal Bina Usaha Ko-perasi, khususnya Bapak Mustadjab.

5.

Ayah Ibu beserta kakak-kakak, adik dan Lolly atas

per-hatian, dorongan dan kekhusyu'an dalam berdoa.

6. Civitas Aeademiea Institut Pertanian Bogor.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismilahiirahmaniirahiim

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya sehingga tulisan ini dapat tersusun. Laporan ini

disu-sun berdasarkan hasil Praktek Lapang di Bagian Kredit Koperasi Bank Indonesia.

Laporan Praktek Lapang ini berisi tentang

pelaksa-naan program pengadaan pangan, khususnya melalui KUD. Selanjutnya pembahasan ditekankan dari segi pembiayaan pelaksanaan program ini. Untuk melengkapi tulisan ini, pengamatan juga dilakukan di instansi/lembaga yang

terli-bat dalam pelaksanaan program ini yaitu BRI, Departemen Koperasi, BULOG, dan KUD, untuk kemudian merumuskan

masalah-masalah yang ada dalam pelaksanaan program

penga-daan pangan tersebut.

Penulis menyadari akan keterbatasan waktu serta ke-mampuan yang ada, sehingga laporan ini tidak terlepas dari kekurangan atau kekeliruan. Untuk itu penulis meng-harapkan saran dan kritik dari pembaca.

Semoga Laporan Praktek Lapang ini dapat berguna bagi

mereka yang memerlukannya.

Bogor, Desember 1984

(10)

KATA PENGANTAR ••••••••••••••••••••••••••• DAFTAR TABEL •••••••••••••••••.••••••••••• DAFTAR GAMBAR ••••••••••••••••••••••••••••

I.

PENDAHULUAN ••••••••••••••••••••••••••••••

1. Umum •••••••••••••••••••••••••••• 2. Latar Belakang ••••••••••••••••••

3.

Tujuan dan Kegunaan Praktek

La-pang •••••••••••••••••••••••

I I . KERANGKA PEMIKIRAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

1. Tinjauan Teoritis •••••••••••••••

2. Metodologi •••• ! • • • • • • • • • • • • • • • • •

I I I . PENGADAAN PANGAN DALAM NEGERI MELALUI KUD

1. Tujuan dan Pola Pengadaan •••••••

2. Pelaksanaan Pengadaan •••••••••••

IV. PENYALURAN DANA KREDIT PENGADAAN PANGAN

V.

MELALUI KUD •••••••••••••••••••••••••

1. Kredit Kepada KUD •••••••••••••••

2. Kredit Kepada Pusat Koperasi Unit

Desa (PUSKUD) ••••••••••••••

3.

Kredit Kepada BULOG •••••••••••••

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN ••••••••••••••

1. 2.

4.

Perhitungan Bunga Kredit Oleh BRI

Tunggakan Kredit ••••••••••••••••

Penyisihan Dana •••••••••••••••••

Kerjasama Antara KUD dengan

Swas-ta/Tengkulak •••••••••••••••

Hal am an

(11)

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.

2.

Kesimpulan

Saran-Saran

. .

.

.

. .

. .

. . .

.

. .

. . . .

.

.

.

. . .

.

. .

.

. . .

. . .

. .

.

.

.

. .

.

.

.

.

.

. .

. .

.

.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPI RAN

.

. . . .

.

. . .

.

.

.

.

. .

.

.

.

.

. .

. . . .

. .

.

. . .

.

.

. . .

.

.

.

.

. . .

. .

.

Halaman

52

52

53

56

(12)

Nomor Hal am an

1. Perbandingan Antara KUD Yang Diplafonkan Dalam Pengadaan Pangan Dan 3umlah KUD Yang Mere-alisir Pembelian Dalam Setiap Akhir

Penga-daan Sejak Tahun 1973/74- sid 1983/84- ••••• 32

2. Perkembangan Turn Over Kredit Pengadaan Pang an

Kepda KUD dari tahun 1973/74- - 1983/84- ••• 33

3.

Perbandingan Pembayaran Tunai dengan SPP atas Kredit Pengadaan Pangan Kepada KUD dari

tahun 1973/74- - 1983/84- ••••••••••••••••••

35

4-. Posisi Fisik Pengadaan Pangan Dalam Negeri Pem-belian, Penjualan Ke BULOG dan Pasaran

U-mum Sejak Tahun 1973/74- sid 1983/84- ••••••

37

5.

Perkembangan Tunggakan Kredit Pengadaan :Oangan Kepada KUD dari tahun 1973/74- -

1983/84-6. Perincian Penyisihan Dana KUD Untuk Tahun

Pe-ngadaan 1984/85 •••••••••••••••••••••••••• 47

Lampiran

1. Harga Dasar Absolut dan Indeks 1969/70

-1981 ••••••••••••••••••••••••••••.•.•••••• 61

2. Persyaratan Kualitas Beras Pengadaan Dalam

Nege-ri BULOG ••••••••••••••••••••••••••••••••• 62

3.

Persyaratan Kualitas Gabah Pengadaan Dalam
(13)

DAFTAR GAr1BAR

Nomor Balaman

Teks

1. Kurva Mekanisme Terjadinya Barga Pasar Gabah

atau Beras Serta Barga Dasar ••••••••••• 6

2. t1ekanisme Barga Pasar dan Barga Maksimum •••• 8

3.

Mekanisme Penyaluran dan Pelunasan Kredit

de-ngan Menggunakan SPP dan Uang Tunai ••••

29

Lamp iran

1. Mekanisme Pembiayaan Pengadaan Pang an Dalam Negeri Melallui KUD Sebelum Tanggal 2

April 1984 ••••••••••••••••••••••••••••

59

2. Mekanisme Pembiayaan Pengadaan Pangan Dalam Negeri Melalui KUD Setelah Tanggal 2

(14)

1. Umum

Program Bimbingan Masal (BH1AS) yang telah dikem-bangkan sejak Pel ita I yang kemudian diikuti oleh program intensifikasi lainnya, adalah program nasional dalam

usa-ha intensifikasi penanaman padi dengan tujuan menaikkan tingkat produksi beras nasional sambil sekaligus

me-ningkatkan pendapatan petani padi. Untuk menjamin petani

dalam memperoleh kenaikkan pendapatan tersebut, pemerin-tah RI menetapkan suatu kebijaksanaan harga dasar bagi beras/gabah kering giling. Kebijaksanaan terse but ter-tuang dalam Inpres Nomor 2 tahun

1973

tanggal

14

Maret tentang pengadaan dalam negeri untuk keperluan stok na-sional yang maksudnya adalah :

1) Apabila harga pasar jatuh dibawah harga dasar, KUD harus membeli padi/gabah dari petani dengan harga dasar dan kemudian gabah atau berasnya

dijual kepada pemerintah.

2) Bila harga padi/gabah tersebut di pasaran umum di atas harga dasar, maka KUD membeli padi/gabah dari petani dengan harga pasar dan dapat dijual ke pasaran umum.

Saluran yang digunakan selama ini dalam pengadaan/ pembelian bahan pangan ini adalah :1

(15)

1) Pengadaan dan pembelian bahan pangan untuk

pe-merintah dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (BULOG) •

2) BULOG melakukan pembelian dari :

- KUD, badan ini membelinya dari petani. - Perusahaan penggiIingan/huIIer non KUD. 'lengingat bahwa pengadaan/pembelian bahan pangan meIaIui KUD merupakan program nasional dan dijamin oleh pemerintah, maka untuk melaksanakan program ini pemerin-tah memberikan fasilitas kredit kepada KUD dengan keten-tuan dan syarat kredit serta eara penilaian yang agak berbeda dengan pemberian kredit Iainnya.

2

Kebutuhan akan kredit ini diperkirakan akan kat pada waktu-\vaktu mendatang sesuai dengan makin mening-katnya jumlah gabah/beras yang harus dibeli oleh KUD un-tuk menjaga stabilitas harga pada tingkat yang telah

di-tentukan. Situasi ini mengharuskan pemerintah untuk me-ningkatkan dana kredit agar peningkatan produksi juga dapat diikuti dengan peningkatan pendapatan petani.

2. Latar Belakang

Usaha peningkatan produksi padi di Indonesia ー。、セ@

(16)

baik, bersamaan dengan penambahan penggunaan pupuk dan insektisida di lahan beririgasi, yang ditanami dengan be-nih baru dan sangat responsif terhadap pupuk, telah menye-bab:<::an hasil naik dengan cepat, sehingga produksi di ,Tm"a

dari tahun 1977/78 meningkat dengan laju rata-rata 3.6 persen setahun.

Program Ekstensii'ikasi yang bertujuan menip.gkatkan produksi melalui perluasan areal tanam, diutamakan untuk

dilaksanakan di luar Jawa karena masih banyak lahan yang potensial untuk penanaman padi yang belum digarap. Di

luar Jawa, dengan penduduk yang makin bertambah dan ada-nya pembukaan lahan baru, luas panen dari tahun 1953/55

sampai tahun 1965/67 naik hampir 43 persen atau rata-rata 3.5 persen setahun. Dengan menurunnya hasil kare-na areal produksi meluas ke takare-nah yang kurang produktif, peningkatan produksi tahunan yang relatif cepat di luar

Jawa sebesar 2.7 persen seluruhnya merupakan hasil dari perl uasan areal. Dengan di terapka=ya program BI11AS diluar Jawa, produksi tahunan selama periode 1968/69 sampai tahun 1977/78 meningkat dengan laju rata-rata 4.1 persen setahun 1).

Dari keterangan diatas terlihat bahwa dalam jangka waktu 10 tahun Pelita I dan II, pertumbuhan produksi di

(17)

4

luar Jawa melebihi Iaju pertumbuhan produksi di Jawa. , Hal ini menunjukkan Iuar Jawa mempunyai potensi yang be-sar untuk dikembangkan dimasa datang.

Meskipun produksi beras nasional (Jawa dan Luar Ja-wa) meningkat rata-rata hampir 4 persen setahun selama Pelita I dan II, ternyata permintaan beras juga mening-kat yang disebabkan karena pertambahan penduduk, penda-patan riil yang lebih tinggi, dan harga riil beras yang

relatif rendah. Agar persediaan cukup untuk mempertahan-kan kestabilan harga, impor beras Indonesia terus mening-kat. Selama tahun

1977, 1978,

dan

1979,

Indonesia meng-impor hampir dua juta ton tiap-tiap tahun, atau lebih dari 10 persen konsumsi total 1). Selain melalui impor, persediaan (stok) beras nasional juga diisi melalui pe-ngadaan dalam negeri yang pelaksanaannya dikelola oleh BULOG.

Berdasarkan latar belakang ini, penulis menganggap

perlu meneliti pelaksanaan program pengadaan pangan dalam negeri terutama dari segi pembiayaannya.

3. Tujuan dan Kegunaan Praktek Lapang

Tujuan dari Praktek Lapang ini adalah untuk mempela-jari

1) Mekanisme penyaluran dan pelunasan kredit penga-daan pangan.

(18)

2) Struktur penerimaan dan biaya kredit dari tiap-tiap Iembaga yang berkaitan dengan penyaluran kredit.

3) Cara-cara mengatasi tunggakan kredit.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

(19)

II. KERANGKA PEHIKIRAN

1. Tin.iauan Teori ti,s

Tinjauan teoritis terhadap pelaksanaan kebijaksana-an pengadakebijaksana-an pkebijaksana-angkebijaksana-an dkebijaksana-an pemberikebijaksana-an kredit pengadakebijaksana-an pkebijaksana-angkebijaksana-an kepada KUD adalah sebagai berikut

1.1. Kebijaksanaan Pengadaan (Pembelian Gabah/beras2

Pada saat musim panen (musim rendengan maupun musim gadu) penawaran gabah/beras di pasar cenderung lebih besar dari permintaan, karena pada saat itu produksi setara be-ras besar jumlahnya sedangkan konsumsi masyarakat akan beras relatif tetap. Untuk jelasnya dibawah ini dig

[image:19.519.41.477.468.685.2]

am-barkan kurva permintaan dan penawaran beras (Ceteris Pa-ribus)

Gambar 1. Kurva Hekanisme Terjadinya Harga Pasar Gabah atau Beras Serta Harga Dasar

Keterangan

.

.

S

S

=

Kurva penawaran

Hd D Kurva permintaan

=

H1

H1

=

Harga keseimbang-an pasar

I D

I Hd

=

Harga Dasar

C Q

1 Jumlah produksi Q1 Q

2

=

yang dipasarkan
(20)

Pada gam bar 1 terlihat bahwa S adalah kurva penawaran

,

beras dan gabah padasaat musim panen dan D adalah kur-va permintaan pasar akan gabah dan beras. Bila mekanis-me pasar dibiarkan bekerja sendiri untuk mekanis-menentukan har-ga pasar, maka harhar-ga akan terjadi pada tingkat

perpotong-an kurva S dperpotong-an D, dengperpotong-an keseimbperpotong-angperpotong-an pasar sebesar H1 dengan jumlah produksi yang dipasarkan sebesar Q1'

Apabila H1 lebih tinggi atau sarna dengan Harga Da-sar (Hd) yang ditentukan oleh pemerintah, Operasi penga-daan dan pemebelian gabah dari petani produsen tidak perlu dilakukan, karena pada saat itu petani tidak perlu mendapatkan perlindungan harga (Harga dasar tidak efek-tif).

Tapi apabila H1 lebih kecil dari Hd akibatnya adalah penawaran produksi yang terlalu besar. Pada saat inilah diperlukan perlindungan harga terhadap petani. Kalau harga ingin dipertahankan pada tingkat Rd, maka secara

(21)

8

1.2. Kebijaksanaan Operasi Pasar (Penjualan Gabah/beras)

Pada musim paceklik, besar permintaan terhadap beras

umumnya sarna dengan wructu musim panen, karena keperluan konsumsi masyarakat umumnya tetap sepanjang tahun.

Na-mun berbeda halnya dengan musim panen, pada musim pacek-lik jumlah produksi beras dan gabah umumnya lebih kecil dari jumlah permintaan. Seandainya harga dibiarkan

se-suai dengan mekanisme pasar, maka harga tersebut cende-rung akan naik. Untuk lebih jelasnya digambarkan meka-nisme harga pada gambar 2 (Ceteris Paribus).

Gambar 2. Mekanisme Hll.rga Pasar dan Harga !-1aksimum

S Keterangan :

S = Kurva penawaran

H1

]]セセMNP@

D = Kurva permintaan

H

"""1-I H1 = Harga

keseimbang-I

I I D an pasar

01 IH Ern = Harga maksimum

Q1

EFrrG = Kelebihan per-mintaan

Pada gam bar 2 terlihst bahwa harga pasar pada saat mu-sim paceldik adalah sebesar H1 dengan jumlah gabah/beras

yang dipasarkan sebesar Q1' Apabila H1 masih sarna atau berada dibal'lah harga maksimum (Hm), keadaan ini masih

[image:21.514.47.486.76.557.2]
(22)

dapat dilihat bahlva apabila harga Dasar telah berada diatas Hm, maka BULOG harus menjual gabah/beras sejumlah' kelebihan permintaan EFHG. Gabah/beras yang dijual ke

pasar terse but berasal dari pengadaan musim panen sebelum-nya dan impor bila pengadaan dalam negeri tidak mencukupi.

1

."2.

Ke bi.jaksanaan Penyal uran Kredi t Pengadaan Pangan

Secara teori telah dijelaskan bahwa pada saat harga pasar berada dibawah harga dasar, BULOG harus membeli ke-lebihan penawaran agar harga dasar dapat dipertahankan. Adapun saluran yang digunakan BULOG dalam melakukan pem-belian ini adalah melalui KUD dan Satuan Tugas Pempem-belian

(SATGAS). Untuk itu kepada KUD diberikan kredit modal kerja untuk pengadaan pangan agar KUD tersebut dapat me-lakukan pembelian gabah/beras dari petani, yang jumlahnya disesuaikan dengan rencana pembelian dari petani.

Secara teoritis, perhitungan kebutuhan kredit penga-daan pangan leepada KUD selama satu tahun pengapenga-daan dapat dilihat pada contoh berikut :1)

1)

2)

3)

Rencana pengadaan gabah/beras tahun 1984-/8'5 sebesar

2 250 000 ton eq beras (suatu permisalan) •

Konversi gabah leering giling = 65 persen e qui val en beras.

Harga pembelian gabah kering giling oleh KUD dari pe-tani = セ@ 165,-/kg atau セ@ 165 OOO,-/ton berdasarkan

Inpres No 16 tahun '1983.

(23)

4) Perputaran dana (Turn Over) direncanakan rata-rata

satu tahun 10 X (kali).

10·

5)

Kebutuhan kredit pengadaan pangan kepada 'CUD adalah :

100/65 x 2 250 000 x Rp 165 000 x 1/10 = Rp 57 115 384 000,-.

2. Metodologi

i'Jetodologi yang digunakan dalam penelitian ini ada-lah analisa kuantitatif dan kualitatif. Analisa kualita-tif digunakan untuk mengetahui kemampuan KUD secara nasio-nal dalam menggunakan dan melunasi kredit, sedang anasio-nalisa kuantitatif digunakan untrue menilai sistim penyaluran dan

pelunasan kredit. Macam data yang digunakan dalam pene-litian ini ialah data primer yang berupa penjelasan-pen-jelasan dan keterangan-keterangan lisan di lapangan dan data sekunder yang berupa data deret waktu (time series data) untuk jangka waktu 11 tahun yaitu mulai tahun penga-daan 1973/74 sampai tahun 1983/84. Untuk memperoleh da-ta tersebut, pengamada-tan dilakukan di insda-tansi yang terli-bat dalam penyaluran kredit yaitu Bank Indonesia (BI),

Bailie Rakyat Indonesia (BRI), Badan Urusan Logistik (BULOG), dan Departemen Koperasi.

(24)

KUD f'1ukti sebagai KUD contoh karena KUD ini rnelaksanakan

program pengadaan yang paling besar di Kabupaten Bogor dengan tatacara pelaksanaan dan perrnasalahan yang dihadapi

KUD ini secara urnurn hampir sarna dengan yang dihadapi oleh

(25)

III. PENGADA.4.N PANGAN DALAM NEGERI MELALUI KUD

1. Tujuan dan Pola Pengadaan

Pengadaan pangan dalam negeri melalui KUD adalah

program pemerintah yang mulai dilaksanakan sejak tahun pengadaan 1973/74 dengan tujuan :1)

1) I>!emberikan jaminan imbalan yang layak kepada para

petani produsen padi untuk hasil produksinya, se-hingga petani akan lebih bergairah dalam mening-katkan produksi dan sekaligus terwujud pulalah peningkatan pendapatan para petani produsen

ter-but.

2) Menyediakan stok beras bagi pemerintah untuk :

a. Pembagian beras bagi golongan anggaran dan perusahaan-perusahaan milik negara.

b. Keperluan Operasi Pasar guna rnenjamin tingkat harga beras yang layak bagi konsumen.

Bagi Indonesia yang masih mengimpor beras, usaha pe-ningkatan produksi melalui kebijaksanaan harga (Harga Da-sar) sangat penting karena dapat berperan sebagai subsi-tusi impor, dimana dengan meningkatnya produksi beras dalam negeri diharapkan dapat mengurangi kebutuhan impor beras Indonesia. Pada dasarnya kebijaksanaan pengadaan pangan dalam negeri bertujuan untuk rnelindungi produsen

(26)

dan konsumen beras. Kebijaksanaan harga dasar untuk

me-lindungi produsen dari jatubnya harga gabab/beras teruta-rna pada waktu panen, sedang kebijaksanaan stok nasional

untuk operasi pasar bertujuan untuk melindungi lconsumen dari tingginya harga beras pada musim paceklik.

Pols pengadaan pangan yang selama ini dilakukan ada--_ lab .1)

1) Pengadaan ga bah dan beras dilakukan 01 eh BUI,OG melalui KUD.

2) Kecuali menjual gabab dan beras kepada BULOG, KUD dapat pula :

a. Menjual padi/gabab kepada perusahaan penggi-lingan padi besar/kecil (Non KUD).

b. r-1enjual beras secara langsung untuk keperluan pasaran umum.

3) Para petani prod us en dapat secara bebas menjaal padi atau gabahnya kepada :

a. KUD atau

b. Perusahaan-perusahaan penggilingan padi besar/ kecil (Non KUD).

Dilibatkannya KUD dalam program pengadaan pangan na-sional adalah untuk lebih meningkatkan peranan KUD sebagai pendukung utama sektor ekonomi pedesaan. Dalam pola penga-daan ini terlihat baht-,a kepada KUD atau petani diberikan

(27)

14-kebebasan untuk menjual atau tidak menjual hasil

produk-sinya kepada BULOG. Sebagai stabilisator harga gabah/

beras, BULOG melaksanakan pembelian gabah/beras dalarn

jumlah berapa saja sepanjang harga pasaran sama atau

le-bih rendah dari harga pembelian (harga dasar) yang

dite-tapkan pemerintah. Dengan tidak

、ゥ「セセエ。ウゥョケ。@

jumlah

ー・セᆳ

belian gabah/beras, セulog@ dapat menyerap seluruh kelebihan

penawaran gabah/beras yang harganya berada dibawah atau

sarna dengan harga dasar, sehingga jatuhnya harga gabah/

「・イ。ウZNセャゥゥ「。キ。ィ@ harga dasar pada waktu musim panen dapat

diatasi. .

2. Pelaksanaan Pengadaan

Pengadaan pangan melalui KUD 、ゥセ。ォオォ。ョ@ di

daerah-daerah produksi gabah/beras di seluruh Indonesia, dim ana

penyerahan barang oleh KUD dapat dilakukan di

gUdang-gu-dang SUB DOLOG atau di tempat-tempat pengumpulan (umumnya

di luar Jawa dan Bali) bila lokasi KUD terlalu jauh dari

jangkauan operasi DOLOG/SUB DQLOG, dengan ketentuan

mini-mum 50 ton setiap kali penyerahan.

Jenis bahan pangan yang dibeli dari KUD adalah gabah

kering giling dengan komponen utarna kualitas yaitu kadar

air 14- persen dan butir hampa maksimum

3

persen, sedang

beras adalah beras giling kualitas I B (Medium) dengan

komponen utama kualitas yaitu derajat sosoh minimum 90

persen, kadar air maksimum 14- persen dan butir patah

(28)

kualitas I B, hanya boleh dibeli dengan izin khusu dari KA BULOG.Penentuan standar kualitas ini sangat penting

bagi BULOG, karena gabah/beras yang dibelinya akan 、ゥッセ@

lah kembali dan disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.

Harga pembelian gabah dan beras oleh DOLOG/SUB DOLOG

ditetapkan di tingkat KUD tanpa

alat

pembungkus, karena alat pembungkus (karung dan tali goni) disediakan oleh BULOG. Harga pembelian di tingkat KUD ini berarti ong-kos angkut dari KUD ke tempat penyerahan barang (gudang DOLOG atau Tempat Pengumpulan) diganti oleh BULOG. Peng-gantian tersebut hanya berlaku untuk gabah/beras yang di-terima oleh BULOG (sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan). Bila gabah/b'eras tersebut ditolak, biaya

angkutan gabah dari KUD ke tempat penerimaan barang di-ganti satu kali jalan saja (tidak pulang balik), sedang untuk angkutan beras yang ditolak tidak diganti.

Pembelian bahan pangan melalui KUD dilakukan dengan membuat kontrak perjanjian jual beli antara KUD dengan DOLOG/SUB DOLOG untuk sejumlah bahan pangan yang akan

(29)

adanya kewajiban untuk memenuhi kontrak, KUD tersebut bebas menjual gabah/berasnya ke pasaran umum bila

harga-nya lebih tinggi dari harga dasar.

Cara pembayaran kepada KUD oleh DOLOG/SUB DOLOG

dilakukan dengan Sur at Perintah Pembayaran (SPp). Tu-juan utama dari ー・ョァセオョ。。ョ@ SPP adalah untuk mengurangi banyaknya uang tunai berada di KUD, karena bila pemba-yaran gabah/beras oleh DOLOG dilakukan dengan uang tu-nai dikhawatirkan akan disalah gunakani:dan mengakibatkan pengembalian kredit terhambat. Setiap SPP yang akan

di-serahkan ke Kanca BRI harus dilampiri dengan : 1) Sertifikat survai dari surveyor.

2) Tanda Bukti Penerimaan Barang dari Kepala Gudang DOLOG/SUB DOLOG.

3) Legalisasi sertifikat survai dan Tanda Bukti Pe-nerimaan Barang dari Kepala DOLOG/SUB DOLOG.

Berdasarkan SPP ini Kantor Cabang (Kanca) BRI akan mengkreditir baki deb.et rekening kredit pengadaan pangan KUD yang bersangkutan dan mendebetkannya pede baki debet rekening kredit BULOG.

(30)

MELALUI KUD

Seluruh pembiayaan untuk pengadaan pangan dalam ne-geri diberikan dalam bentuk kredit. Dana kredit ini

di-sediakan oleh Bank Indonesia (BI) dan disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dipilihnya BRI sebagai Bank Pelaksana dalam penyaluran kredit pengadaan pangan adalah karena BRI mengutamakan tugasnya bagi sektor pertanian dan Koperasi. Adapun kredi t-kredi t kepada Koperasi yang ditunjang oleh Kredit Likuiditas (KL) BI adalah :1)

1) Kredit kepada Koperasi dalam rangka pengadaan ba-rang-barang berprioritas tinggi yaitu untuk pe-ngadaan pangan, palawija, tebu rakyat, dan eeng-keh.

2) Kredit kepada Koperasi untuk diteruskan kepada anggota-anggotanya dalam jumlah yang tidak mele-bihi Kredit Investasi Keeil (TaK) atau Kredit

Modal Kerja Permanen (KMKP) untuk masing-masing anggota.

3)

Kredit Investasi kepada Koperasi sampai dengan

Rp 75 juta,-.

セI@ Koperasi sebagai golongan ekonomi lemah dimung-kinkan untuk mendapatkan kredit modal kerja

sam-pai Rp 75 juta,-.

(31)

18

Untuk keempat macam kredit kepada Koperasi diatas, suku bunga dan syarat-syarat kreditnya ditetapkan oleh BI. Untuk kredit pengadaan pangan kepada KUD berdasarkan SE BI No 16/1/UKU tanggal 1 Juni 1983 syarat-syarat kre-ditnya adalah sebagai berikut :

1) Bunga kepada nasabah (KUD)/tahun 12 persen

2) Persentase minimal dana sendiri : 0 persen

3) Dana KL BI : 90 persen

4-) Dana BRI : 10 persen

5) Bunga

KL

: 3 persen

6) Tidak dikenakan provisi !credit

7)

Tidak dikenakan bea meterai 1 permil, tetapi

hanya dikenakan bea meterai umum IqJ 25,-. 8) Jangka waktu kredit adalah 12 bulan.

Sedangkan syarat-syarat kredit sebelum tanggal 1 Juni 1983

adalah :

1) Bunga kepada nasabah (KUD)/tahun 2) Persentase minimal dana sendiri

3) Dana KL BI

4-) Dana BRI 5) Bunga KL

6) Tidak dikenakan provisi kredit :

9 persen 0 persen 100 persen 0 persen

3 persen

7) Tidak dikenakan bea meterai 1 permil, tapi hanya bea meterai umum IqJ 25,-.

(32)

Jadi semenjak tanggal 1 Juni 1983, BRI turut menye-diakan dana sebesar 10 persen dari kebutuhan kredit.

A-danya be ban dana ini juga diikuti dengan peningkatan be-ban bunga kepada KUD dari

9

persen menjadi 12 persen, atau bunga efektif yang diperoleh BRr meningkat dari 6

persen menjadi

9

persen, sedang untuk beban bunga dari dana BRI (yang 10 persen) diterima seluruhnya oleh BRr

sebesar 12 persen.

Dalam pelaksanaan pengadaan pangan melalui KUD ini, ada tiga badan/lembaga yang mendapat kredit yaitu :

1) Kredit kepada KUD

2) Kredit kepada PUSKUD 3) Kredit kepada BULOG

Kredit kepada KUD dan PUSKUD digunakan untuk mela-kukan pembelian gabah/beras dari petani, sedang kredit kepada BULOG digunakan untuk melakukan pembelian dari

KUD atau PUSKUD dengan atas nama KUD dan pembelian dari non KUD melalui Satuan Tuga Pembelian (SATGAS). Jadi kred;t kepada ketiga lembaga ini merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pengadaan pangan. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing kredit tersebut.

1. fセ・、ゥエ@ Kepada KUD

(33)

20

kredit untuk tahun pengadaan 1984/85 adalah :1)

1) Prioritas kredit diberikan kepada KUD yang telah melunasi kredit pengadaan pangan tahun-tahun

sebelumnya yaitu :

a. Kredit pengadaan gabah/beras tahun 1980/81, 1981/82, 1982 dan QYXSOXセ[@

b. Kredit pengadaan jagung tahun 1978/79 dan 1979/80;

」セ@ Kredit pengadaan palawija tahun 1979/80, 1980/81, 1981/82 dan 1982/83.

2) KUD yang belum pernah menerima fasilitas kredit dari BRI, dapat diberikan kredit pengadaan gabah/ beras apabila menurut pertimbangan Bank dan re-komendasi Kepala Kantor Departemen Koperasi Ka-bupaten/Kodya dinilai memenuhi syarat/layak.

3) KUD yang belum pernah menerima kredit pengadaan pangan ataupun pengadaan palawija dari BRI tetapi telah mendapatkan kredit lain dari BRr dan kredit tersebut dinilai lancar, dapat memperoleh kredit pengadaan gabah/beras setelah mendapatkan

re-komendasi dari Kepala Kantor Departemen Koperasi/ Kodya.

4) KUD yang masih mempunyai sisa kredit pengadaan pangan setu tahun pengadaan sebelumnya, dapat

(34)

diberikan lagi dengan syarat :

a. Jumlah セ。ウゥョァMュ。ウゥョァ@ sisa kredit pengadaan gabah/beras, jagung dan palawija tidak lebih dari

5

persen terhadap maksimum CO (plafon). b. Jumlah masing-masing aisa kredit antara

5

-10 persen dari maksimum CO, asalkan jumlah sisa kredit tersebut terjamin oleh sisa

stok barang (gabah/beras atau palawija) yang cukup dan/atau piutang lancar yang mudah ditagih (likwid).

5)

RUD yang masih mempunyai sisa kredit satu tahun

pengadaan sebelumnya akibat penyelewengan oknum pengurus/pelalcsana KUD atau akibat kesalahan fi-halc ketiga, asalkan telah mendapat pengakuan da-ri yang bersangkutan dan telah dilakukan tindakan pengamanan dan pemecatan dari oknum-oknum yang

bersalah, maka KUD tersebut dapat pula memperoleh pelayanan kredit pengadaan gabah/beras setelah memperoleh persetujuan dari Ka Kankop. Dalam hal ini sisa kredit yang telah diselewengkan itu tetap harus dibayar/dicicil oleh KUD yang bersang-kutan, untuk mana dapat dipertimbangkan penjad-walan kembali cicilan.

(35)

22

dan Kepala Kantor Koperasi :\abupaten masih

ber-itikad baik, dapat dipertimbangkan untuk diberikan kredit pengadaan gabah/beras tahun 1984/85 dengan

catatan bahwa sisa pinjaman tersebut dijadwal-kan kembali pelunasannya. Dalam hal ini KUD yang dinyatakan beritikad baik adalah :

a. rienurut analisa keuangan ada kemungkinan/ke-mampuan dari KUD yang bersangkutan dapat

membayar kembali kredit pengadaan gabah/beras

tahun 1984/85 sesuai dengan ketentuan jangka waktu kreditnya.

b. Karakter pengurus KUD yang akan menerima kre-dit mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dan nyata terhadap kredit yang baru maupun yang lama, artinya disamping sanggup akan melunasi kredit baru bersedia juga mengangsur

tunggakan kredit lama sesuai dengan kemampuan keuangan KUD yang bersangkutan.

Untuk mendapatkan kredit pengadaan pangan, I(uD me-nyerahkan permohonan kredit kepada Kepala Kantor Koperasi Kabupaten/Kodya untuk mendapatkan rekomendasi, untuk se-lanjutnya diteruskan kepada Kantor Cabang (Kanca) BRI

(36)

meminjam uang) di Kanca BRI yang bersangkutan.

Kredit pengadaan pangan kepada KUD merupakan kredit

modal kerja, yang salah satu sifatnya adalah perputaran dana (turn over). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pa-da contoh berikut

Pada tahun pengadaan 1983/84-, KUD "Suka Maju" mene-rima kredit pengadaan pangan dengan plafon セ@ 10 juta,-. Penarikan pertama KUD ini atas kredit pengadaan pangan

sebesar セ@ 6 juta,-, berarti KUD ini masih mempunyai "Ke-longgaran Tarik" sebesar Rp lj. juta,- yaitu selisih antara

plafon dengan penarikan kredit. Untuk selanjutnya KUD ini melakukan penarikan kedua sebesar セ@

3

juta,- yang kemudian diikuti dengan penyetoran dengan SPP sebesar

セ@ 4- juta,-, yang berarti KUD ini masih mempunyai kelong-garan tarik セ@

5

juta,-. KUD ini masih dapat melakukan penarikan kredit lagi sepanjang jumlahnya tidak melebihi kelonggaran tarik. Keadaan tarik-setor ini berlangsung terus sampai habis jangka waktu kredit yaitu selama 12 bulan. Adapun gambaran sementara perputaran kredit KUD IfSuka r·Jajulf adalah sebagai berikut :

D

Posisi Kredit KUD IfSuka Haju"

c

(37)

dim ana :

1. Perputaran Kredit (Turn Over) =

Jumlah kumu]atit mutasi debet Platon kredit

2. Kelonggaran Tarik

=

Platon kredit - Hutang pokok

3. Hutang Pokok

=

24

Jumlah kumulatif mutasi debet - Jumlah kumulatif mutasi kredit

Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa selama janglea waktu satu tahun, kealetifan rekening dalam mutasi debet/kredit secara aleumulatif dapat beberapa kali dari plafon kredit. Keaktifan rekening sangat tergantung se-kali dari keaktifan KUD melakukan pembelian gabah/beras dari petani dan menjuaInya ke DOLOG/SUB DOLOG untuk dapatkan SPP sebagai pembayaran kredit atau dengan

men-juaInya ke pasaran umum untuk mendapatkan uang tunai

sebagai pembayaran kredit untuk mendapatkan kelonggaran tarik yang Iebih besar atau untuk pelunasan kredit.

(38)

penambahan plafon kredit pengadaan pangan kepada Bank Indonesia.

Di tingkat nasional, permohonan plafon kredit penga-daan pangan diajukan oleh Departemen Koperasi kepada Kan-tor Pusat BRI. Sebagai jaminan kredit, Departemen Koperasi memohon jaminan pemerintah kepada Departemen Keuangan

dalam hal ini Bendahara Umum Negara (BUN). Adapun jaminan pemerintah ini berupa pembagian resiko tunggakan kredit ditanggung 50 persen oleh Pemerintah, 25 persen oleh

Bank Indonesia dan 25 persen oleh Bank Rakyat Indonesia. Berdasarkan permohonan kredit dari Departemen Koperasi BRI mengajukan permohonan kredit likuiditas kepada BI.

Analisa KL oleh BI dilakukan atas dasar "Performance" kredit pengadaan pangan tahun-tahun yang lalu dan dise-suaikan dengan rencana pengadaan tahun yang bersangkutan. Analisa "Performance" kredit ialah dengan melihat persen-tase realisasi penarikan kredit terhadap plafon yang

di-sediakan dari beberapa tahun pengadaan. Berdasarkan ni-lai rata-rata dari persentase ini, misalkan hanya 85 per-sen dari plafon kredit yang digunakan, maka BI hanya me-nyediakan 85 persen dari plafon kredit yang diajukan oleh BRr.

(39)

26

Kebutuhan Kredit Likuiditas

=

100/65

x

Pp

x

Hd

x

1/TO

x

0.9 Keterangan :

100/65

=

Nilai konversi beras terhadap gabah

Pp

=

Rencana pengadaan (ton equivalen beras) Hd

=

Harga dasar gabah kering giling HセOエッョI@

TO

=

Turn Over (kali)

0.9

=

Bagian pembiayaan BI (90 persen)

Setelah kredit dianalisa dan disetujui, BI menyedia-kan dana kredit. Kredit hanya bisa dicairmenyedia-kan bila warkat-warkat kredi t telah diselesaikan. \'larkat-warkat kredi t ini terdiri dari :1)

1) Akte F (Akte pokok)

2) Tambahan akte F, yang digunakan apabila ada penam-bahan atau pengurangan plafon.

3)

Adendom, apabila ada perubahan jangka waktu, suku

bunga dan lain-lain.

4) Tindasan Surat Penegasan Kredit (SPK) yang telah ditandatangani oleh BRI.

5) Surat jaminan (Aksep) yaitu sur at pengakuan hutang.

6) Jaminan tambahan berupa "Risk Sharing" yaitu ja-minan pemerintah dengan pembagian resiko tunggakan

a. Pemerintah

50

persen

bo BI

c. BRI

25

persen

25

persen
(40)

Adanya jaminan pemerintah bagi kredit ini, karena Koperasi masih memerlukan bantuan untuk bisa mendapatkan kredit. Jangka waktu kredit pengadaan pangan menurut ketentuannya adalah 12 bulan, tapi jangka waktu ini da-pat diperpanjang 12 bulan lagi. Setelah perpanjangan waktu ini habis, perhitungan bunga dihentikan. Atas

da-sar baki debet KUD setelah perpanjangan waktu, kredit di-anggap macet. Untuk mengatasi kredit macet ini, jaminan pemerintah dicairkan berdasarkan pembagian resiko diatas.

セQ・ウォゥーオョ@ kredit macet ini telah dilunasi oleh jaminan pe-merintah, kepada KUD yang bersangkutan tetap diwajibkan untuk membayar tunggakan kredit beserta bunganya.

l1ekanisme penarikan KL oleh BRI sarna seperti penarikan

kredit oleh KUD yaitu dengan sistim tarik dan setor. Jum-lah pelimpahan/dropping KL pertama kali sesuai dengan

permintaan BRI, maksimum sebesar plafon kredit. Untuk dropping selanjutnya disesuaikan dengan kelonggaran ta-riknya.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembayaran hasil penjualan gabah/beras KUD kepada DOLOG/SUB DOLOG dilaku-kan dengan SPP. Untuk melunasi/mencicil kredit, KUD

menyerahkan SPP ini ke Kanca BRI. Selain pembayaran kre-dit dengan SPP, KUD dapat juga melakukan pembayaran de-ngan uang tunai apabila KUD rnelakukan penjualan gabah/ beras ke pasaran umum. Adapun gambaran penyaluran, l unasan, dan pencairan jami:;an pemerintah atas kredit

(41)

28

1.1. Gambaran Secara Umum Penyaluran dan Pelunasan Kredit

l1isalkan untuk satu tahun pengadaan pangan, BRI mela-kulean penarikan KL dari BI sebesar Rp X, untuk selanjutnya kredit ini disalurkan oleh BRI leepada KUD berupa leredit

langsung untule modal kerja KUD dalam melakukan pembelian dari petani. Gabah/beras hasil pembelian KUD dijual

lee-pada DOLOG dengan SPP sebagai bukti pembayaran. SPP ini selanjutnya diserahkan kepada Kanca BRI sebagai pelunasan/ pembayaran kreditnya. Satu hari sejak penerbitan SPP oleh DOLOG hutang KUD berpindah menjadi hutang BULOG. Bila KUD

melakukan pembayaran dengan tunai, maka BRI langsung mengkreditir baki debet rekening KUD yang bersangkutan.

Pembayaran leredit dengan tunai ini tidale ada sangkut pautnya dengan rekening BULOG, karena KUD menjual gabah/beras lee pasaran umum bukan leepada DOLOG. Untule memperjelas

kete-rangan diatas dapat dilihat pada gambar

3

di halaman be-rikut.

1.2. Mekanisme Pencairan Jamipan Pemerintah Atas Kredit Pengadaan Pangan Kepada KUD

Jangka セャ。ォエオ@ kredit pengadaan pangan adalah 12 bulan dan dapat diperpanjang selama 12 bulan lagi. Bila setelah perpanjangan waletu telah habis, .dan kredi t belum lunas, perhitungan bunga dihentikan. Untuk mengatasi tunggakan

(42)
[image:42.522.49.479.143.482.2]

Gambar 3. Mekanisme Penyaluran dan Pelunasan Kredit dengan Menggunakan SPP dan Uang Tunai

Rekening KL BRI/Penga-daan Pangan Melalui KUD

D

x

I J

X'

t

c

I

Realisasi RekapJ.tulasJ.

,

.

.

I

I

I

I

I

I I · I

Rekening KUD/Kredit Pengadaan Panganj I

Rekening ICL BRI/Penam-pungan SPP BULOG

D

x

t

I J RekaJitulasi

I

I

c

Rekening DOLOG/SUB DOLOG Penampungan Spp

I

I

I

D J C " D C

セMMセセMMMMLMMMKMMMセ@ ]MMMセMMMMNMMMMMMMMMセ@

X

i.

E- -

L - - - -

セx@

Keterangan

I

Pelunasan/cicilan X' kredit berdasarkan

hasil penjualan gabah/beras kepada DOLOG dengan menggu-nakan SPP.

(43)

yang akan dibayar merupakan kesepakatan antara BI, BRI, Departemen Keuangan, Departemen Koperasi, dan instansi

lain yang terlibat dengan masalah ini..

Secara umum mekanisme pencairan jaminan pemerintah adalah sebagai berikut :

30

セi・ォ。ョゥウュ・@ pencairan jaminan pemerintah sebelum tahun 1983 dengan ketentuan dana KL Bl untuk kredit pengadaan pangan sebesar 100 persen dapat dilihat pada contoh beri-kut. Misalkan, secara nasional tunggakan KUD atas kredit pengadaan pangan yang telah disepakati untuk dicairkan

jaminannya sebesar セ@ 10 milyar,-. Pembagian resiko

tung-gakan (risk sharing) adalah sebesar 50 persen ditanggung oleh pemerintah, 25 persen oleh Bl dan 25 persen oleh BRI. Untuk itu jumlah yang harus dibayar pemerintah,

Bl dan BRI berturut-turut Rp 5 milyar, Rp 2.5 milyar dan

Rp 2.5 milyar dengan mekanisme pembukuan dapat dilihat pada skema berikut.

D BRI/Rekening induk KUD

Giro BRl

C D

10 milyar 10 milyar 5 milyar (1) 10

2.5 milyar (2)

2.5 milyar (3)

10 milyar

Keterangan :

1. Dana dari Pemerintah (Departemen Keuangan)

2. Dana BI

C

(44)

3.

Dana BRr.

Bank Indonesia sebagai penyedia dana kredit akan me-narik sejumlah Pop 10 milayar d2ri giro BRI yang ada pada B1,

dengan terlebih dahulu memasukkan dana ke rekening giro BRI sebesar セ@

7.5

milyar yang berasal dari Departemen Ke-uangan dan BI. Jumlah tunggakan KUD yang dibayarkan atas

jaminan pemerintah ini adalah tunggakan hutang pokok dan bunga KUD. Setelah "claim" selesai, KL B1 ditutup, fasili-tas kredit dicabut, surat aksep BRI dikembalikan oleh BI dan akad kredit antara BI dengan BR1 dibatalkan. l'Jeskipun perjanjian KL untuk tahun yang bersangkutan antara BI de-ngan BRI telah selesai, BRI masih melakukan penagihan kepada KUD atas tunggakan hutang pokok dan bunga. Bila

KUD melakukan pembayaran atas hutangnya, oleh BRI pemba-yaran ini dialokasikan sesuai dengan pembagian resiko tunggakan yaitu 50 persen pemerintah,

25

persen BI dan

25

persen BRI.

Nekanisme pencairan jaminan pemerintah setelah tahun 1983 dengan ketentuan KL BI berdasarkan SE BI No 16/1/UKU sebesar 90 persen hampir sarna dengan mekanisme pencairan jaminan sebelum tahun 1983. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah tunggakan yang akan dibayarkan. Misalkan un-tuk kasus yang sarna, jumlah tunggakan KUD sebesar Rp 10 milyar,-. Jumlah yang akan dibayarkan dengan jaminan pemerintah sebesar Rp 9 milyar sedang sisanya sebesar

(45)

C\J

K\

Tabel 1. Perbandingan Antara KUD Yang Diplafondkan Dalam Pengadaan Pangan Dan

Jumlah KUD Yang Merealisir Pembelian Dalam Setiap Akhir Pengadaan

Sejak Tahun 1973/1974 sid 1983/1984

I

,

I

,

Tahun

Jumlah KUD yang Jumlah KUD yang me-

Jumlah pembelian Rata-rata

pembeli-No. Pengadaan diplafondkan

lakukan pembelian

(ton)

an per KUD

(ton)

1

2

3

4

5

6

1. 1973/1974

1 847

1 558

281 302

180.5

2. 1974/1975

2426

1 926

481 924

250.2

3. 1975/1976

2 689

2 437·

563 099

231.1

4. 1976/1977

3 035

2 385

400 010

167.7

5. 1977/1978

2 597

2 195

385 655

175.7

6. 1978/1979

2554

2 125

444 530

209.2

7. 1979/1980

2 925

1 763

357 107

202.5

8. 1980/1981

2 888

1 861

1 529 672

821.9

9. 1981/1982

3 024

2 078

2 050 925

986.9

10. 1982/1983

3 195

2449

1 941 279

792.7

11.

1983/1984

3 482

2 262

982 066

434.1

[image:45.783.81.726.86.400.2]
(46)

Sebagai gambaran perkembangan pelaksanaan kredit pe-ngadaan pangan dari tahun 1973/74 sampai tahun 1983/84

da-pat dilihat pada tabel 1 di halaman 32. Dari tabel terse-but dapat dilihat bahwa jumlah KUD yang ikut pengadaan

pa-ngan selalu berfluktuasi setiap tahunnya. Hal ini disebab-kan adanya KUD yang baru mendapat kredit dan KUD yang

ti-dak memenuhi persyaratan untuk mendapat kredit lagi (lihat syarat-syarat KUD yang bisa menerima kredit pengadaan ー。セ@

ngan). Perkembanagan rata-rata KUD yang menerima kredit pengadaan pangan hanya 1.3 persen, sedang perkembangan maksimum CO KUD rata-rata 17.06 persen, ini berarti

seti-ap tahunnya maksimum CO ィセd@ mengalami peningkatan yang disebabkan meningkatnya harga dan jumlah pembelian. Se-cara umum keadaan ini menunjukkan makin meningkatnya ke-mampuan KUD dalam melaksanakan program pengadaan gabah/ beras dalam negeri.

Perkembangan "Turn Over" kredit dari tahun 1975/74 sampai tahun 1983/84 adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Perkembangan Turn Over セイ・、ゥエ@ Pengadaan ?angan Kepada KUD dari Tahun 1973/74 - 1983/84

Tahun Pengadaan Turn Over (kali)

1973/71• 1.31

1974/75 3.41

1975/76 2.63

1976/77 2.21

(47)

34

Tabel J"an.jutan

1978/79 2.78

1979/80 2.35

1980/81 15.01J.

1981/82 16.22

1982 12.11

1983/84 6.22

Sumber: BRI, dengan pengolahan kembali.

Perkembangan "turn over" kredit pengadaan pangan dari tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1979/80 relatif

stabil pada tingkat yang rendah yaitu rata-rata hanya se-besar 2.42 kali. Tapi sejak tahun 1980/81 terjadi lonjakan drastis yang menggembirakan. Keadaan ini menunjukkan ma-kin akti.fnya KUD dalam melaksanakan program pengadaan yang ditunjang oleh efektifnya harga dasar dan keadaan panen yang baik.

Pembayaran kredit pengadaan pangan dapat dilakukan dengan menggunakan SPP yang menunjukkan KUD menjual gabah/ berasnya ke DOLOG/SUB DOLOG dan pembayaran tunai yang da-pat menunjulc..l{:an KUD melakukan penjualan gabah/beras ke pasaran umum. Adapun persentase pembayaran tunai diban-dingkan dengan pembayaran melalui SPP dapat dilihat pada tabel 3 di halaman berikut.

Dari tabel 3 terlihat bahvla penggunaan kredi t ー・ョァセM

[image:47.530.38.477.47.423.2]
(48)

Tabel

3.

Perbandingan Pembayaran Tunai dengan SPP atas Kredit Pengadaan Pang an Kepada KUD dari tahun 1973/74 - 1983/84

CDalam ribuan rupiah) Tahun Pembayaran de- Pembayaran Persentase tunai

ngan SPP tunai terhadap jumlah

pembayaran

1973/74 11 156 920 2 261 196 16.85 1974/75 21 552 098 4 907 706 18.55 1975/76 33 671 091 10 852 487 24.37 1976/77 21 911 670 9 918 065 31.15 1977/78 22 821 520 9 172 261 28.67 1978/79 32 782 623 8 495 916 20.58 1979/80 33 593 257 8 098 280 19.42 1980/81 247 161 844 12 123 436 4.68 1981/82 377 203 842 17 882 880 4.53

1982 380 809 369 27 335 881 6.70 1983/84 199 226 923 24 990 971 11.15

[image:48.514.46.472.114.522.2]
(49)

36

tahun-tahun terakhir makin menunjukkan KUD cenderung mem-batasi kegiatannya pada pembelian gabah/beras untuk BULOG. Kondisi ini menggambarkan bahwa KUD masih belum mampu

ber-peran sebagai pedagang di pasar bebas terutama pada saat harga gabah/beras diatas harga dasar.

Adapun perkembangan posisi fisik pengadaan pangan dalam negeri oleh KUD dapat dilihat pada tabel 4 di

hala-man berikut. Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa ra-ta-rata 50.54 persen dari jumlah KUD yang ikut pengadaan pangan melakukan penjualan ke BULOG dan pasaran umum, dengan jumlah penjualan ke BULOG rata-rata 78.71 persen sedang ke pasaran umum rata-rata 21.29 persen dari jumlah penjualan total. Dari keterangan ini makin jelas bahwa KUD cenderung membatasi keg.iatannya untuk melakukan

pen-jualan kepada BULOG, terutama sejak tahun 1980/81, KUD hanya melakukan penjualan rata-rata 10.5 persen dari jum-lah penjualan total ke pasaran umum.

2. Kredit Keuada Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUDl

Untuk melancarkan pelaksanaan program pengadaan pangan melalui KUD, PUSKUD sebagai lembaga pembina KUD di ting-kat propinsi sejak tahun 1982 diikut sertakan dalam prog-ram pengadaan pangan. Peranan PUSKUD disini ialah untuk membantu KUD mengolah gabah/beras agar sesuai dengan stan-dar mutu yang ditetapkan oleh BULOG dan untuk membantu

(50)

Tabe1 4. Posisi Phisik Pengadaan Pang an Da1am Negeri Pembe1ian, Penjua1an ke Bulog

dan Pasaran Umum oleh KUD pada Setiap Akhir Pengadaan Sejak Tahun

1973/1974 sid 198,3/1984

I

,

Tahun

Pembe1ian

yang

Pen,jua1an ke :

Total penga-

Persenta-No. pengadaan KUD

dilakukan KUD

Btilog

Ipasaran Umum

daan oleh

se pengag,

I

I

Bulog

daan KUD

KUD

Jumlah

KUD

Jumlah

thd Bulog

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1. 1973/1974 1558

281 302

1 469

198 356

523 22464

220 820

89.43

2. 1974/1975 1 926

481 924

1 172

348 645 1 714 101 719

524 967

66.41

3. 1975/1976 2437

563 099

1 806

368 976 2 215 159 283

539 475

68.40

4. 1976/1977 2 385

400 010

1 257

216 009 2 209 162 303

392 219

55.07

5. 1977/1978 2 195

385 655

1 016

212 179 2 070 154 441

421 815

50.30

6. 1978/1979 2 125

444 530

1 458

277 371 1 951 142 222

867 186

31.99

7. 1979/1980 1 763

357 107

807

233 796 1 625 111 661

332 145

70.38

8. 1980/1981 1 861

1 529 672

1 630 1 443 461 1 421 66 212

1 582 938

91.19

9. 1981/1982 2 437

1 935 359

2 193 1 812 578 1 557 74 066

2 014 102

89·99

10. 1982/1983 2449

1 941 279

2 206 1 822 980 1 776 90 522

2 044 662

89.16

11- 1983/1984 2 246

970 078

1 849

842 433 1 479 63 655

963 132

87.47

(51)

38

Kredit kepada PUSKUD ini tergolong kredit kepada

Ko-perasi untuk pengadaan barang-barang berprioritas tinggi. Syarat-syarat kredit kepada PUSKUD adalah :

1) Bunga kepada PUSKUD/tahun : 12 persen 2) Dana KL BI

.

.

90 persen

3)

Bunga KL/tahun :

3

persen

4) Jaminan Kredit :

a. Primer .: Dijamin Perum PKK 90 persen

b. Sekunder Piutang lancar yang mudah ditagih. 5) Jangka waktu kredit : 12 bulan.

6) Provisi kredit tidak dipungut (bebas), sedangkan Bea Meterai Kredit (BMK) dikenakan satu permil dari maksimum CO kredit.

Adapun syarat-syarat PUSKUD yang bisa mendapatkan

kredit pengadaan pangan tahun 1984/85 adalah :

1) Kredit diberikan kepada PUSKUD yang tercatat da-lam program pengadaan gabah/beras tahun 1984/85 dan telah mendapat rekomendasi dari Kantor

'::i-layah Koperasi setempat.

2) PUSKUD yang telah melunasi pinjaman pengadaan pangan tahun 1983/84.

(52)

'llengadakan kontrak dengan DOLOG/SUB DOLOG, maka PUSKUD akan menggunakan nama KUD sebagai rekanan untuk mengikat kontrak dengan SUB DOLOG.

Karena KUD yang melakukan kontrak dengan SUB DOLOG, maka SPP yang timbul adalah atas nama KUD yang bersangkut-an bukbersangkut-an atas nama PUSKUD, sedbersangkut-angkbersangkut-an kredit tetap atas na-ma PUSKUD, yang berarti SPP tersebut harus na-masuk ke reke-ning PUSKUD untuk pengembalian kreditnya. Oleh karena

itu SPP yang disampaikan ke Kanca BRI harus disertai de-ngan surat yang ditandatade-ngani oleh KUD dan pusイセdL@ yang menyatakan agar tersebut dilimpahkan ke rekening PUSKUD.

Sebagai balas jasa kepada KUD, sebagian dari SPP tersebut dilimpahkan ke rekening KUD yang besarnya sesuai dengan perjanjian antara KUD dan PUSKUD. Untuk itu KUD diharus-kan membuka rekening giro di Kanca BRI Kabupaten tempat kedudukkan SUB DOLOG yang mengeluarkan SPP. Mengingat bahwa pinjaman PUSKUD tercatat di Kantor Daerah BRI,

se-dang kontrak antara KUD atas nama PUSKUD dengan SUB DOLOG di Kabupaten, maka untuk memudahkan penyelesaian kredit, PUSKUD harus membuka rekening giro di Kanca BRI yang melayani kontrak antara KUD dengan SUB DOLOG.

3. Kredit kepada BULOG

(53)

4-0

'menangani masalah pangan. Dalam pembiayaan pengadaan

pa-ngan, BULOG sejak tanggal 30 Desember 1967 menerima kredit langsung dari BI, dirnana berlaku sistirn "Single Financing

Agency" yaitu hanya BI yang membiayai pengadaan pangan pernerintah. Tapi sejak keluarnya SE BI No 16/1/UKU

tahun 1983, pembiayaan pengadaan pangan tidak hanya di-biayai oleh BI tapi juga oleh BRI.

Sejak tanggal 2 April 1984-, berdasarkan Inpres No 3 tahun 1984- pemberian kredit kepada BULOG pelaksanaannya dialihkan dari BI ke BRr sebagai Bank Pelaksana. Dalam hal ini BI akan mengernbalikan fungsinya sebagai Bank Sentral, sehingga tugas-tugas kornersialnya secara berta-hap dialihkan kepada Bank-Bank Pelaksana. Untuk pembe-rian kredit kepada BULOG dilimpahkan wewenangnya kepada BRI. Pengalihan pernberian kredi t ini sebenarnya hanya perubahan teknis pemberian kreditnya saja. Peralihan

ini untuk memudahkan kegiatan BULOG dalam melaksanakan

program pengadaan pangan, karena BRr mempunyai organi-sasi yang luas bahkan di beberapa daerah, BRI telah rne-miliki unit-unit desanya. Adapun ketentuan kredit ke-pada BULOG adalah :

1) Bunga KL: 4- persen

2) Bunga kepada BULOG/tahun :6 persen

3) Dana BI 90 persen 4-) Dana BRI 10 persen

(54)

Sejak tahun 1968 sistim kontrol yang digunakan BULOG atas penggunaan dan pelunasan kredit adalah sistim

penga-wasan melekat (Build in Control). Sebagai gambaran dari sistim ini, dalam penggunaan kredit, jumlahnya dapat dili-hat berdasarkan SPP yang masuk dan biaya eksploitasi dan manajemen yang menyertainya. Dengan digunakannya SPP se-bagai bukti pembayarn DOLOG/SUB DOLOG kepada KUD, dana kredit yang dialokasikan ke DOLOG/SUB DOLOG hanya untuk

biaya eksploitasi dan manajemennya saja. Untuk pelunasan kredit yang berasal dari penjualan beras BULOG, ditentu-kan bahwa DOLOG baru bisa mengeluarditentu-kan barang dari gudang

setelah DOLOG menerima bukti setoran uang hasil penjualan beras dari BRI. DOLOG tidak diperkenankan menerima, me-nyimpan, apalagi menngunakan uang hasil penjualan beras. Oleh karena itu semua uang masuk dan keluar dikendalikan penuh oleh BRI. Setiap pembayaran baru dapat dibayar

se-telah bukti-buktinya diserahkan kepada BRI dan setiap pen-jualan baru dapat dilayani setelah ada bukti setor Basil Penjualan Beras (EPB) dari BRI. Jadi untuk melihat ー・dセᆳ

gunaan kredit BULOG dapat dilihat dari SPP dan bukti-buk-ti lainnya, sedang untuk pelunasan kredit dapat dilakukan dengan Surat Perintah Setor (SPS) untuk penjualan beras ke suatu instansi dan dengan uang tunai bila BULOG me-lakukan Operasi Pasar. Penggunaan SPS sebagai bukti

(55)

42

mendebet rekening pembeli beras dan mengkreditir hutang BULOG yang hubungannya dapat dilihat pada skema berikut

KUD

BULOG Instansi pembeli beras

D C D

c

D C
(56)

Dari hasil pengamatan selama Praktek Lapang dijum-pai beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Perhitungan Bunga Kredit Oleh ERI

Perhitungan bunga oleh ERI atas kredit pengadaan pa-ngan kepada KUD dihitung sejak tanggal penarikan kredit sampai saat penerbitan SPP oleh DOLOG atau tanggal

pem-bayaran dengan uang tunai. Perhitungan bunga dilakukan dengan menggunakan rekening koran yang dihitung setiap hari dengan pembebanan didasarkan atas jumlah hari pada bulan yang bersangkutan, dengan rumus sebagai berikut :

Beban bunga kredit untuk satu hari = 0.01/HB x JK,

dim ana :

0.01

=

Bunga kredit untuk satu bulan (1 persen) HE

=

Jumlah hari pada bulan yang bersangkutan JK = Jumlah penarikan kredit
(57)

(terutama yang mempunyai tunggakan) hutang pokok dan be-ban bunganya akan terus bertambah besar bila tidak segera dilunasi.

2. Tunggakan Kredit

Perkembangan tunggakan kredit pengadaan pangan kepa-da KUD secara nasional kepa-dapat dilihat pakepa-da tabel berikut.

Tabel 5. Perkembangan Tunggakan Kredit Pengadaan Pangan Kepada

[(un

dari tahun 1973/74- ...;.

1983/84-(Dalam ribuan rupiah)

Tahun Maksimum CO Tunggakan Persentase

(a) (b) b terhadap a

1973/74- 8 962 583 299 519 3.3

1974-/75 7 729 399 283 202 3.7

1975/76 16 954- 553 958 4-79 5.7

1976/77 14- 685 803 1 506 696 10.3

1977/78 14 194- 663 1 140 226 8.0

1978/79 15 174 186 1 744 974- 11.5

1979/80 17 763 879 597 759 4-.7

1980/81 17 226 080 489 836 2.8

1981/82 24 306 033 79 84-1 0.3

1982 33 617 64-4- 626 251 1.9

1983/84 36 101 128 1 887 362 5.2

Sumber: Bank Rakyat Indonesia.

[image:57.525.54.477.252.667.2]
(58)

syarat-syarat KUD yang bisa mendapatkan kredit, dimana salah satu syaratnya tunggakan terhadap maksimum CO ti-dak boleh lebih dari

5

persen, pembayaran kembali kredit pengadaan pangan oleh KUD secara nasional adalah cukup

baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelanearan pengembalian kredit adalah digunakannya SPP sebagai alat

pembayaran pembelian gabah/beras oleh DOLOG kepada KUD, dim ana SPP ini hanya bisa dicairkan di Kanea BRI berda-sarkan disposisi dari Kantor Koperasi setempat. Jadi SPP ini selain berperan sebagai alat pembayaran DOLOG kepada KUD, juga berperan sebagai alat kontrol terhadap pengembalian kredit.

Tunggakan kredit akan menjadi masalah bila analisa ditujukan di tingkat KUD, karena tunggakan kredit akan mempengaruhi penilaian terhadap KUD yang bersangkutan untuk diberikan kredit pengadaan pangan pada tahun

beri-kutnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dimuka, di-mana terlihat bahwa jumlah KUD yang ikut pengadaan

pa-ngan selalu berfluktuasi setiap tahunnya. Salah satu se-bab keadaan ini adalah terdapatnya KUD yang mempunyai tunggakan lebih besar dari

5

persen terhadap maksimum COnya. Akibat dari tidak diberikannya kredit kepada KUD, tidak hanya merugikan KUD yang bersangkutan, tapi

juga para petani di wilayah kerja KUD tersebut, karena

(59)

46

1982 PUSKUD diikut sertakan dalam program pengadaan pa-ngan depa-ngan salah satu tujuannya adalah turut membantu permodalan KUD yang tidak mendapat kredit pengadaan pa-ngan.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, laporan-lapor-an hasil penelitilaporan-lapor-an, dlaporan-lapor-an hasil liputlaporan-lapor-an Tim Kompas,

sebab-sebab terjadinya tunggakan kredit oleh KUD antara

la-o 1)

In :

1/

1) Sistim pembukuan diantara unit-unit us aha KUD kurang baik sehingga penggunaan kredit tidak se-suai dengan tujuan pemberiannya. Masalah ini bisa juga terjadi pada KUD-KUD yang telah baik

pembukuannya, dimana hal ini disebabkan karena KUD kekurangan modalatau karena kelambatan pe-nerimaan kredit untuk salah satu unit usaha yang kebutuhannya telah mendesak. Untuk membiayai kebutuhan unit usaha tersebut, KUD terpaksa meng-alokasikan kredit pengadaan pangan dengan

resi-ko mempunyai tunggakan pada unit usaha pengadaan pangan.

2) Masih tersedianya stok gabah/beras di gudang KUD dalam jumlah yang cukup besar.

3) Dana kredit digunakan untuk pengadaan alat-alat inventaris kantor.

(60)

4-) Kredit tersebut digunakan untuk kepentingan

pri-badi pengurus dan pelaksana KUD yang bersangkutan. Selain permasalahan tunggakan kredit di tingl{at KUD seperti disebutkan diatas, sistim perhitungan bunga oleh

BRI dengan menggunakan rekening koran turut memperbesar tunggakan KUD akibat adanya pembebanan bunga atas bunga.

3.

Penyisihan Dana

Pada waktu pencairan SPP bagi KUD, BRI melakukan pe-nyisihan dana yang besarnya didasarkan atas marge yang diperoleh KUD untuk setiap kilogram gabah/beras yang

di-jual ke DOLOG. Untuk tahun pengadaan 1984/85 ketentuan perincian penyisihan dana adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Perincian Penyisihan Dana KUD Untuk Tahun Pengadaan 1984-/85

No Uraian Gabah Beras

1. Biaya Operasi KUD Rp 7.70 Rp 7.70 2. Cadangan SHU KUD Rp 1.35 Rp 2.35

3. Simpanan Khusus KUD Rp 1,- Rp

1,-4. INKUD fee Rp 0.15 Rp 0.15

5. PUSKUD fee Rp 0.50 Rp 0.50

6. Angsuran Kredit

O:LK

Rp 2,- P.p

2,-J u m 1 a h Rp 12.70 Rp 13.70

[image:60.525.53.468.407.703.2]
(61)

48

Pelaksanaan penyisihan dan pe

Gambar

Gambar 1. Kurva Hekanisme Terjadinya Harga Pasar Gabah atau Beras Serta Harga Dasar
Gambar 2. Mekanisme Hll.rga Pasar dan Harga !-1aksimum
Gambar 3. Mekanisme Penyaluran dan Pelunasan Kredit
Tabel 1. Perbandingan Antara KUD Yang Diplafondkan Dalam Pengadaan Pangan Dan Jumlah KUD Yang Merealisir Pembelian Dalam Setiap Akhir Pengadaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

25 (2) Dalam hal pengajuan keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala Dinas dalam waktu paling lama 14 hari kerja sejak tanggal

Memperhatikan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta menindaklanjuti proses pengadaan untuk Paket Pekerjaan Pekerjaan Konsultan

Turning Centers, Machine Centers, Grinding Centers, Electro-descharge Machines, Special Purpose Machines, Lathes, Drilling Machines, Boring Machines, Milling Machines, Sheet

[r]

[r]

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Andini (2017) yang menyatakan bahwa kualitas air berdasarkan parameter fisika sudah memenuhi per- syaratan kualitas air

Hal ini penting untuk dicatat bahwa suatu kapasitor dapat terisi muatan dengan sangat lambat dalam suatu rangkaian terhadap konstanta waktu yang panjang, di sisi

Persediaan awal pada bulan Desember 2013 pada divisi anda sebanyak 300 unit dengan harga per unit sebesar Rp 220.000,00.Berikut data-data pembelian dan penjualan pada bulan