OPTIMALISASI PENGGUNAAN
LAHAN MENGGUNAKAN
Sistem Informasi Geografis
(SIG)
dan
MODEL
ANSWERS
di
Daerah
Tangkapan
Air
(DTA)
CISEEL, Sub
DAS
CISEEL,
DAS CTTANDUY,
KABUPATEN
CIAMIS -
KOTA
BANJAR
JAWA
BARAT
Oleh
:Ghaniyy
Fahmi Basyah
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN
EKOWISATA
PAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT
PERTANIAN
BOGOR
OPTIMALISAS1 PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan MODEL ANSWERS
di
Daerah Tangkapan Air @TA) CISEEL, Sub DAS CISEEL,
DAS
CITANDUY, KABUPATEN CIAMIS
-
KOTA BANJAR
JAWA BARAT
Karya Ilmiah Sebagai salah
satusyarat untuk memperoleh gelar sarjana
Kehutanan pada Fakultas Rehutanan Institut Pel-tanian Bogor
Oleh
:Ghaniyy Fahmi Basyah
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN
EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
Ghaniyy
Fahmi
Basyah. Optimalisasi Penggunaan
Lahan
Menggunakan
Sistem
Informasi Geografis (SIG) dan Model ANSWERS di Daerah Tangkapan
Air
(DTA) Ciseel,
Sub
DAS Ciseel,
DAS
Citanduy, Kabupaten Ciamis
-
Kota Banjar
Jawa Barat.
Dibimbing oleh Dr. Ir. Lilik
B
Prasetyo,
MSc
dm
Dr. Ir.
1-Iendrayanto,
MAD.
DTA Ciseel merupakan salah satu DTA Sub DAS Ciseel, DAS Citanduy dengan luas 6.868,s ha. Sungai Ciseel sering mengalami banjir di bagian hilirnya dan teiah mengalami pendangkalan akibat sedi~nentasi dari erosi DTA Ciseel. Model ANSWERS (Areal Nunpoint Source Watershed Environment Respon Simulatio?r) merupakan salah satu model yang sering digunakan dalam pendugaan erosi dan respon hidrologi. Model
ANSWERS merupakan model terdistribusi sehingga dapat rnenggalnbarkan variabilitas keruangan dan waktu. Sistern Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi yang mampu menangani data keruangan secara cepat dan dapat diintegrasikan dengan model-model hirologi terdistribusi.
Penelitian dilakukan di DTA Ciseel pada bulan Juni-Oktober 2006. Penelitian ini menggunakan SIG, Remote Sensing dan model ANSWERS untuk melakukan siinulasi penggunaan lahan di DTA Ciseel sehingga mendapatkan bentuk penggunaan lahan yang optimum untuk menurunkan laju erosi dan sedimentasi di DTA Ciseel. Pengumpulan data terdiri atas data spasial dan data atribut. Data spasial diperoleh dafi pengolahan sumber data, diantaranya peta topografi, peta jenis tanah, peta batas DTA Ciseel, dan citra landsat. Data atribut mencakup data curah hujan, data pararneter penutupan lahan, data parameter jenis tanah, dan parameter karakteristik saluran atau sungai. Data fisik berupa kemiringan Iereng, curah hujan, sifat fisik tanah dan penggunaan tanah, dibuat dalam tabel berupa baris dan kolom menggunakan exel dan kemudian dicopykan ke notepad disesuaikan baris dan kolomnya berdasarkan aturan baris kolom dalam model. Tabel data ini merupakan masukan bagi model ANSWERS.
Selma kurun waktu 199 1-2003 terjadi konversi lahan hutan menjadi peruntukan lahan lain, terutama menjadi pemukiman. Pertambahan penduduk yang semakin pesat meningkatkan kebutuhan rumah sehingga tekanan terl~adap hutan untuk pemukiinan meningkat. Hutan berkurang 35,4 % (2.362,5 ha) dan pemukiman meningkat 34,2% (2350 ha).
Luaran model ANSWERS berupa data statistik yaitu ketebalan aliran pennukaan, rata-rata kehilangan tanah, laju erosi dan perubahan jumlah sedimen.
Erosi dan sedimentasi dalam kurun waktu 199 1-2003 meningkat masing-masing 16.33 7 kgtha (128,11%) dan 408 kgha (1.569,23%). Konversi hutan menjadi pemukiman dan penggunaan lain serta Iahan pertanian menjadi pemukiman rneningkatkan nilai koefisien penutupan lahan (C). Laju erosi pada tahun 2003 sebesar 71,6 mm/ha/th, 29 kali Iebih besar dari laju erosi yang diperbolehkan (2,s mm/ha/th).
:
OPTIMALISASI
PENGGWAAN
LAHAN
MENGGUNAKAN Sistem
Informasi
Geografis
(SIG)
dm
MODEL
ANSWERS
di
Daerah
Taxlgkapan
Air
(DTA)
CISEEL,
Sub
DAS
CISEEL,
DAS
CITANDUY,
KABUPATEN
CIAMIS
-
KOTA
BANJAR
JAWA
BARAT
Nama
rnahasiswa
:Ghaniyy Fahmi
Basyah
NRP
:E34102051
Menyetujui
KATA PENGANTAR
AlhamduIillah, berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat
rnenyelesaikan skripsi yang berjudul "Optimalisasi
f
enggunaanLahan
MenggunakanSistem Informasi Geografis
(SIG)
dan Model ANSWERS dl Daerah Tangkapan Air(DTA) Ciseel, Sub DAS Ciseel, DAS Citanduy, Kabupaten Ciamis
-
Kota BanjarJawa Barat
".
Penulis sadar bat~wa keberlangsungan penelitian ini tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak, terutarna :
1. Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, MSc dan Dr. Ir. Mendrayanto, M . A g selaku dosen
pembimbing.
2. Pihak Induk Pelaksana Kegiatan Pengembangan Wilayah Sungai Citanduy-
Ciwulan.
3 . Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ciamis dan Pemerintah Kota (Pemkot)
Banjar.
4. Keluarga besar Bapak Asep Supriatna, S.Pd dan Ibu Iis Yeni Iriani, S.Pd atas
kepercayaan dan dukungan moril serta materil yang telah di berikan.
5. Sri Purwaningsih, S. Hut sebagai istri tercinta.
6. Teman-teman KSH 39 dan Wisma Kiansantang atas kebersamaan sainpai saat ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pernbimbing yang telah
rnemberikan tuntunan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berllarap
bahwa karya ini dapat memberikan masukan dan paradigama inovatif yang berkaitan
dengan pengelolaan suatu Daerah Tangkapan Air Ciseel, Sub DAS Ciseel. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
Bogor, Mei 2007
Penulis dilahirkan di Banjarsari, Ciarnis Jawa Barat pada tanggal 4 Mei 1984. Penulis menrpakan anak pertama dari
4
bersaudara pasanganAsep Supriatna, S.Pd dan Iis Yeni, S.Pd. Tahun 2002 penulis luius dari
SMU Negeri 1 Banjar. Pendidikan perguiuan tinggi ditempuh penulis di
Institut Pertanian Bogor
melalui
jaIur Undangan Seleksi Masuk IPB(USMI) t&un 2002, dengan rnemilih Departemen Konsewasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakuftas Keliutanan.
Selama mengikuti perkuliahan di FakuItas Kehutanan, penulis pernah melnkukan
prdctek lapang yaitu Praktek Umum Pengenalan Hutan
(P3H)
di Baturraden dmCilacap,
Jawa Tengah; Praktek Umum Pengenalan Hutan di BKPH Purbalingga, KPH Banyumas
Timur, Jawa Tengah dan terakhir penulis menyelesaikan Praktek Kerja Lapang Profesi
(PKLP) di Tarnan Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung pada tahun 2006.
Organisasi yang pemah diikuti penulis antara lain Himpunan Mahasiswa
Konservasi Sumberdaya Hutan (HIRIAKOVA) dan Kelompok Pemerhati Kupu-kupu
2003-2005. SeIain itu, penulis pernd~ menjadi Asisten Tnventarisasi Sumberdaya Hutan
tahun 2005 dan Asisten Ilmu Ukur Tanah d m Pernetaan Wilayah (Geodesi-IUT PW)
hhun 2003-2005. Prestasi yang pernah diraih penulis yaitu Finalis Program Kreatifltas
Halaman
DAFTAR ISI
...
i...
DAFTAR TABEL...
I 11 DAFTAR GAMBAR...
ivDAFTAR LAMPIRAN
...
vI
.
PENDAWLUAN A.
Latar Belakang...
...
...
13
.
Tujuan...
1C
.
Luaran...
2I1
.
TWJAUAN PUSTAKA A . Daerah AIiran Sungai...
-3I3
.
Erosi dan Sedimentasi...
.
.
...
3C
.
Model HidroIogi ANSWERS 1.
Model Hidrologi...
52
.
Struktur Model...
53
.
Kapasitas Model...
-7D
.
Penginderaaan Jauh (Remote Sensing) dan S istem Informasi Geografis...
7E
.
Sistem Satelit Landsat...
8F
.
Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan...
10I11
.
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A.
Letak dan Luas...
11B
.
Topografi...
11C
.
Tanall...
11D
.
lklirn ... 11E . Geologi Regianal
...
11 F.
Bentuk Penggunaan Lahan...
1 1IV
.
METODE PENELITIAN...
B
.
Alat dan Bahan...
13C
.
Metode Penelitian...
14...
I
.
Tahap Pengumpulan Data dan Su~nberdata 14...
2
.
PengoIahan Data dengan Software Model ANSWERS 17...
3
.
Aplikasi ANSWERS dengan SIG dan Remote sensing 184
.
Analisis Sensitivitas Model ANSWERS...
20 5.
Simulasi Penggunaan Lahan...
20V
.
HASIL DAN PEMBAHASANA
.
Penutupan Lahan Tahun 1991-2003...
.
.
...
21...
B
.
Parameter Masukan Model ANSWERS 25C
.
Hasil Keluaran Model ANSWERS...
27 D.
Analisis Sensitivitas Model ANSWERS...
29E
.
Aplikasi Model ANSWERS dalam Simulasi Tata Guna Lahan...
30...
.
VI KESIMPULAN -33
...
...
VII
.
DAFTAR PUSTAKA.
.
.
.
34DAFTAR
TABEL
Halaman
...
1
.
Rincian Pengunpulan Data dan Sumber Data14
...
2
.
Klasifikasi Penutupan Lahan Berdasarkan Interpretasi Citra 15...
3
.
Perubahanf
enutupan Lahan tahun 199 1-2003 22...
4
.
Perubahan Peruntukan Penutupan Lahan tahun 199 1-2003 245
.
Luas Kelas Ketinggian DTA Ciseel...
25...
6.
Luas Kelas Kemiringat~ DTA Ciseel 26...
7.
Pembagian Luas DTA Ciseel berdasarkan Arah Aliran 27 8.
Hasil Prediksi Erosi dan Sedimentasi Model ANSWERS tahun 1991 dan 2003...
289
.
Perubahan Penutupan Lahan pada setiap kelas kemiringan lahan...
2810
.
Hasil Uji Sensitivitas Model Hidrologi ANSWERS...
291 1
.
Proporsi Penggunaan Lahan pada Simulasi Model ANSWERS...
3012
.
Perubahan Parameter Penggunaan Lahan akibat Tindakan Pengelolaan...
31DAFTAR
GAMBAR
1
.
Hutan Alam di DTA Ciseel...
122
.
Sawah di DTA Ciseel...
123
.
Lokasi Penelitian...
.
.
.
.
...
1 3...
4.
Arah Mata Angin 1 6 5.
AplikasiSIG,
Remotesensing
dan ANSWERS...
... ...
186
.
Diagram Alur Penelitian...
197
.
Citra Landsat TM Tahun 199 1 DTA Ciseel...
218
.
Citra Landsat TM Tahun 2003 DTA Ciseel...
229
.
Penutupan Lahan DTA Ciseel (Accuracy 92%)...
2310
.
Peta Sebaran Kelas Ketinggian DTA Ciseel...
251 I
.
Peta Sebaran Kelas Kemiringan DTA Ciseel...
26DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
...
1
.
Proses Mentah Pernbuatan Peta Arah 372
.
Parameter Masukan Model ANSWERS...
383
.
Nilai
Persentase Penutupan Tajuk Tanaman (PER) dan KekasarailManning's (N)
...
384
.
Nilai Faktor C dari berbagai Tanarnan...
...
...
39 5.
Nilai Kekasaran Manning's (N) untuk Saluran...
39...
6
.
Perhitungan Frekuensi Hujan Setahun 40A. Latar BeIakang
Daerah Tangkapan Air (DTA) Ciseel seluas 6.868,s ha merupakan salah satu DTA Sub DAS Ciseel, DAS Citanduy. Potensi sumber air DTA Ciseel selalu ada dm
tidak pernah kering walaupun pada saat musim kemmu panjang. DTA Ciseel secara administratif mencakup Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.
Sungai Ciseel sering mengalami banjir di bagian hilirnya dan telah mengalami pendangkafan akibat sedimentasi dari erosi DTA Ciseel. Perubahan penggunaan Iahan di DTA Ciseel terutama hutan rnenjadi pemukiman merupakan salah satu faktor yang
memacu terjadinya peningkatan erosi dan sedimentasi.
Simulasi penggunaan lahan merupakan upaya mengetahui penggunaan lahan optimal di suatu DAS, yaitu untuk mendapatkan komposisi penggunaan lahan di suatu DAS yang dapat mengendafikan afiran penukaan, erosi, dan sedimentasi. Terdapat
banyak model yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi penggunaan lahan dan pengmhnya terhadap erosi, sedimentasi d m respon hidrologi. Sdah satu model yang
sering digunakan da!arn pendugaan erosi d m respon hidrologi adaIah model ANSWERS (Areal Nonpoint Sorrvce Environment Watershed Response), yang diperkenalkan oleh Beasley dan Huggins pada tahun 1981. Model hidrologi h i merupakan model terdistribusi sehingga dapat menggambarkan variabilitas keruangan dan waktu (space and tinze).
Sistem Infomasi GeograFIs (SIG)/ Geographic hfor?nation Sysfe??z (GIs) merupakan suatu sistem informasi yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk rnenyimpan, memanipulasi d m menganalisis informasi geografis (Prahasta, 2002). SIG mampu rnenangani data keruangan secara cepat d m dapat diintegmikan dengan rnodel- model hidrologi terdistribusi. Penginderaan Jauh (Remote Sensing) berperan sebagai penghasil inforrnasi berupa citra yang menggambarkan bentuk penggunaan l&an sebagai sumber data untuk SIG.
B. Tujuarr
C.
Lunran1. Perubahan bentuk penutupan lahan di DTA Ciseel tahun 1991-2003
2. Perubahan laju erosi dm sedimentasi sebagai akibat perubahan khan di DTA
Ciseel.
D.
ManfaatNasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pertimbangan teknis dalam
A, Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai bentmg lahan yang dibatasi oleh topografi pemisah aliran, yaitu punggung-punggung bukit gunung yang menangkap curah fiujan kemudian menyimpan dan mengalirkannya melalui sduran-saluran pengaliran ke satu titik patusan (outlet) (Manan,1976). Mman juga rnenyatakaan bahwa sebuah DAS rnerupakan kumpulan dari banyak DTA yang lebih k e d sehingga sebuah sistem sungai dengan anak-anak sungainya dapat dianggap sebagai suatu kesatuan ekosistern yaitu DAS. DTA merupakan suatu bentang lahan yang dibatasi oleh punggung- punggung bukit, yang apabila presipitasi ( i n ~ o w ) masuk di lahan tersebut
&an
mengalifke suatu Mik yang sama (Lee, 2004).
DAS merupakan suatu wilayah daratan yang secara topografik dibataisi oleh
punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujm untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama Wilayah daratan tersebut dinamakan Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Water Catchment Area yang merupakan suatu ekosistern dengan unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam (tanah, air, dan
vegetasi) dan surnberdaya manusia sebagai petnanfmt sumberdaya dam (Asdak, 2002).
Pengelolaan DAS merupakan suatu proses formulasi dm irnplementasi kegiatan atau p r o m yang bersifat rnanipulasi sumberdaya dam dan rnanusia yang terdapat di daerah
aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi jasa tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya air dm tauah (Asdak, 2002).
Pengelolaan dan pengembangan DAS rnerupakan upaya manusia mengendalikan hubungan timbal bdik antam sumberdaya alam dengan rnanusia sejalilan dengan akh4asnya. Dalam rmgka penyelamatan DAS, pemerintah telah rnengarnbil langkah-langkah yang diperlukan antara lain dengan dikeluarkannya surat keputusan bersarna tiga menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Peke jaan
Umum nomor : 19 t d ~ u n 1974, No. 0591 KPTS-2/ 84, No. 24/ KPTS/ 84 tanggal 4 April 1984, tentang penanganan konservasi tanah daIam rangka penyelamatan DAS prioritas (Najib, 1999).
B. Erosi dan Sedimenbsi
Erosi didefinisikan sebagai suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang termgkut dari suatu tempat ke ternpat lain, baik
1976). Ada dua macam erosi yang disebabkan oleh air. Erosi permukaan : (szirface erosion), ialah pelepasan dan pemindahan bahan-bahan melalui permukaan tanah. Erosi dibawah Pemukaan (sub-su&ce erosion), ialah eluitrasi lapisan penutup bumi (earth n~antle) oleh air di bawah permukaan. Biasanya dalam bentuk mineral yang dilarutkan, terrnasuk bafian-bahan koloidal (Manan, 1976).
Erosi merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan fingkungan. Secara garis besar, menurut Wudianto (2000) kerusakan yang timbuI akibat erosi adalah menurunnya kesuburan fanah dm menimbulkan pendangkalan.
Sedimen adafah tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang tererosi, sedangkan sedimentasi (pengendapan) adalah sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh suatu diran yang diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan alirannya melambat atau terhenti (Arsyad, 2000). Faktor penentu erosi dm sedimentasi diantaranya adalah iklim, topografi d m sifat tanah serta kondisi vegetasi.
Metode prakiraan erosi tmah menurut Purwowidodo (1999) dilakukan dengan
menggunakan tiga rnetode, yaitu :
1. Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yang dikembangkan oleh Wiscmeier dm Mannering (1961) dengan bentuk persamaan :
A = RK.L.S.C.P
Keterangan :
A = Laju erosi tanah (tonlhalth)
R = Indeks daya erosi curah hujan
K
= Indeks kepekm tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah)L = Faktor panjang lereng tanah
S = Falctor kemiringan f ahan
C = Faktor penutupan lahan
P = Faktor tindakan konservasi
2. Metode SLEMSA (Soil Loss Estimation Model for Soztth Africa) yang
dikembangkan oleh Elwell (1977) sebagai upaya menyederhanakan model USLE berdasarh perbedaan batasan kuantitatif erodibilitas tmah.
Z = KCX Keterangan :
Z = Nilai tengah prakiraan laju erosi tanah tafrunan (t/ha/th)
K
= Nilai tengah laju erosi tanah tahunan (t/ha/th) dari suatu pet& contoh b&u pada lapangan yang telah diketahui nilai erodibiiitasnya.C = Nisbah laju erosi tanah antara petak ukur bertanaman dan petak ukur diberokan dalam keadaan tanpa penutup
3. Metode FISHER membantu rnemprakirakan laju erosi tanah berdasarkan penampilan keterkaitan antar peubah hujan (F) suatu kejadian hujan masa kini dengan laju erosi tanah yang ditimbulkan.
C.
Model Widrologi ANSWERS (Area Nonpoini Source Waferslzed E~tviro~ment Response Sirtrulafion).1. Model Widrologi
Model rnerupakan representasi atau gambaran tentang sistem, obyeW benda (objects) dan kejadian (events), representasi dalam bentuk sederhana ymg dapat dipergunakan untuk berbagai macam tujuan penelitian d m bentuk sederhana tersebut dapat dilkukan secara representatif (Surianegara, 1978). Sri Harto (1993) menyatakan bahwa model hidrologi addah sebuah sajian sederhana (sir?q.de representatiorz) di seluruh sistem hidrologi yang kompIek.
Rauf (1994) menjelaskan bahwa model hidroiogi adalah sebuah g a m b m sederhana dari suatu sistem hidrologi ymg aktual. Hidrologi DAS yaitu ilmu hidrologi
yang mempelajari pengrrruh pengelolaan vegetasi d m lahm di daerah tangkapan air
bagian hufu (upper catclzrnent) terhadap daur air, termasuk pengaruhnya terhadap erosi, kuafitas air, banjir dan iklirn di daearah hulu d m hitir (Asdak, 2002).
Dari beberapa model hujan d m limpasannya yang telah dikembangkan saat ini, sepei-ti model SHE (Systenze Hidrolique Europeen), model ANSWERS (Area Nonpoint Source Watershed Environment Response Si~nzrlation), model AGNPS (Agriculttiral Nonpoint Pollutio~z Siinzilation), model CREAMS (Chemical, Run 0fi and Erosr'onfion~ Agricztltural Management Systems), model SEM (Structural Eqziation Modellitlg), model
WATBAL (a Semi-Distribtdted Hydrological Modelling Systent), model TOPMODEL dan model
TOPOG
(Topographically-based Model), maka modelANSWERS
yang dianggap sudah maju dan akurat untuk memprediksi slim permukm (run om dan sedimen dalam suatrr DAS di Indonesia (Aswandi, 1996).2. Struktur Model
Model ANSWERS (Area Nonpoint Sozrrce Wbtershed Environment Response Simulatio?1) dikembangkan dari EPA (Enviroizt?zental Protection Agency) oleh Purdue Agricultural Bperiment Station (Beasley dan Huggins, 198 1 dalam Rauf 1994). Secara
aliran dapat digun&an untuk mengkaji hubungan antara komponen hidrologi yang menjadi dasar dalam pernodelan fenornena transport seperti erosi tanah dan pengangkutan d m pergerakan bahan kimia tanah.
Struktw model ANSWERS didasarkan pada hipotesis bahwa laju aiiran di setjap titik di dalam DAS memiliki hubungan fungsional dengan parameter-parameter hidroiogi yang mengendalikannya seperti intensitas hujan, topod, jenis tanah dm penggunaan lahan. Oleh sebab itu, di dalam permodelan ANSWERS, suatu DAS diekspresikan sebagai kumpulan dari setiap elemen bujur smgkar yang disebut grid yang diasumsikan homogen yang memiliki parameter hidrologi dan erosi yang sama, sehingga variabilitas ruang di dalam DAS dapat diperhitrtngkan (Beasley dan Huggins, 1991). Namun demikian, model ANSWERS ini masih mempunyai keterbatasan untuk diterapkan pada
DAS yang berukuran lebih besar dari 10.000 ha (Beasley dan Huggins, 1991).
DAS dimodelkan dengan membangun strukturnya secam konseptual oleh kumpulan elemen bujur sangkar, sehingga derajat vaiabilitas spasial ddarn DAS dapat terakomodasi, di mana variasi tersebut diberikan oleh nilaf parameter setiap elemen DAS. Elernen diartikan sebagai suatu areal yang memiliki parameter hidrologi yang sama.
Setiap elemen akan memberikan kontribusi sesuai dengan karakteristik yang dirnililci.
Dengan demikian, model ANSWERS ini melakukan analisis pada setiap satuan elemen. Keluaran model hail prediksi ANSWERS meliputi : ketebalan aliran permukaan, rata-
rata kehilangan tanah, laju erosi maksimum tiap elemen, laju deposisi maksimum tiap elernen dm perubahan jumlah sedimen &bat perubahan konservasi tanah dan air yang
dilakukan. Data keluaran tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk peta dengan kelas sedimen dan erosi.
ANSWERS rnenunjukan bahwa curah hujan yang jatuh pada suatu daerdi tmgkapan yang tertutup dengan vegetasi akan mengalami proses intersepsi sampai mencapai nil$ intersepsi potensial &lam (Rauf, 1994). Bila laju curah hujan kurang dari laju intersepsi maka curah hujan tidak mencapai permukaan tanah. Sebdiknya bila curah hujan melebihi kapasitas intersepsi maka cur& hujan akan sampai dipermukaan tanah dan selanjutnya akan mengalami proses infiftrasi. Laju infilwi akan menurun secara ehponensial dengan bertambabnya lengas tanah. Curah hujan yang melebihi laju infiltrasi dan intersepsi &an menyebabkan teijadinya akumulasi air pada permuban depresi dan bila akumulasi air melebihi kapasitas simpan permukaan depresi maka &an
3. &pasibs Model
Karakteristik model ANSWERS adalah penyusunan model lebih banyak mempergunakan parameter itr~nped. Model ANSWERS memiliki beberapa kelebihan yaitu :
a. Analisis parameter distribusi yang dipergunakan dapat memberikan hasil
simuiasi yang akurat terhadap sifat daerah tmgkapan.
b. Model ini dapat mensimufasi secam bersamaan dari berbagai kondisi DAS c. Dapat memberikan hasil berupa limpasan
d m
sedimen.ANSWERS maupakan model simufasi karakteristik DAS, diiana biasanya digunakan untuk mengevduasi kondisi DAS yang didominasi oleh 1&an pertanian pada saat kejadian hujan tertentu. Aplikasi utama dari model ANSWERS adalah simulasi perencanaan dan evaluasi strrttegi untuk mengendalikan erosi. Satu dari karakteristik modef hidrologi ini adalah pendekatan distribusi parameter yang menggunakan variabei spasial yaitu topografi, tanah, tataguna lahan d m parameter lainnya yang mempengasuhi distribusi parameter DAS daIam suatu fogaritma komputasi.
Erosi dm aliran pemukaan hasil dugaan model ANSWERS cukup baik pada jumlah dan intensitas hujan yang relatif tinggi, dan mengalami deviasi yang cukup besar pada cur& hujan rendah (Hidayat, 2001).
Model ANSWERS ini telah diaplikasikan penggunaannya di Indonesia melalui beberapa riset, seperti Rauf (1994) yang melakukan penetitian di DTA PaIu Tirnur, Tikno
($996) dl DAS Citanduy. Dari hasif uji model ANSWERS pada lokasi yang bertainan
tersebut, diperoleh h a i l bahwa model ANSWERS rnemiliki tingkat akurasi yang baik dalam memodelkan suatu daerah aliran sungai.
Rancangan yang diujikan oleh model ANSWERS dalam simulasi penggunaan lahan ditujukan untuk menentukan alternatif pengefolaan
fahan
yang efektif untuk mengendalikan erosi dan sedimentasi sehingga erosi di daIam DAS Ciseel menjadi lebih kecil atau sama dengan nilai erosi yang dapat ditoleransikan (Hidayat,2002).D. Penginderaao Jauh (Remote Seesing) dan Sistern Informasi Geografis
Penginderam jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisa data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan
Kiefer, 1994). Sistern Xnformasi Geografis (SIG) addah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras, pemgkat lunak, data geografi d m personil yang dirancang secara
menampilkan semua bentuk infomasi yang bereferensi geogtafi (Prahasta, 2001). Penginderaan jauh dan SIG mampu menggabungkan pola kenrangan dengan basis data yang rnanlpu menginterpretasikan untuk menjadi masukan model ANSWERS.
E.
Sistem Satelit LandsatSistem satelit Landsat milik Amerika Serikat ini dikenal mempunyai tiga instrumen pencitraan (imaging insm~?tje?zt), yakni Return Beam Vidicon (RBV),
multispectral Sca~nzer (MSS), dm Thematic Mapper (TM). Orbit satelit dipilih dekat dengan kutub (near polar orbital), berbentuk lingkaran dan berulang serta selaras matahari (stcn synchronozis) pada ketinggian nominal 913
km
( Liflesand dan Kiffer,1990)
Landsat-1 adalah satelit observasi burni pertama di dunia yang diluncurkan oleh badan antariksa Amerika Serikat (NASA) pada tahun 1972, pertama kali bernama ERTS-
1 (Earth Resources Technology Satellite-I) dan merupakan hasij modifikasi satelit nimbus yang dilengkapi dengan sensor (MSS) dan Sistern pencitraan pada landsat 1,2, 3 adalah (RBV) (Avery dan Berlin 1985 dalam Sanyoto, 2004 ).
MSS pertama mampu rnencitra permukaan bumi dengan ernpat saluran spektral
secara simultan rnelalui siste~n optik tunggd. Pada Iandsat 3, MSS memiliki tambahan saluran 8 atau saluran infi-amerah thermal (10,4-12,6 pm). Thernzal Zr~fiared (TIR) memiliki resoIusi spasial 90 meter dm 5 band pada s p e h m infi-amerah thermal. TIR diharapkan dapat rnenghasilkan data temperatur d m emisi permukaan dengan presisi untuk keperluan di bidmg thermal dan ekologi. Pada landsat 4 dipasang satu generasi sistem sensor baru, yang bertujuan
untuk
perbaikan resolusi spasial, pemisahan spektral, kecermatan data radiometrik dm ketelitian geoznetrik maka ditambah Thenzatic Mapper pada empat s a l m Multispectral Mapper ( Lo, 1995)Sensor RBV ini mempunyai resolusi spasiai sebesar 80 m dan resotusi spektral sebanyak 3 saluran. Sensor MSS memiliki resofusi spasial sebasar 79 m dm resolusi spektral sebanyak 4 saluran Tabel di bawah rnernperlihatkan perbandingan dari sensor di
atas (NASA, 2003 dalam Sanyoto 2004). Berikut Tabel 1 merupakan spesifikasi kana1 landsat TM.
*
Band saw (0,45 ym - 0,52 pm), dirancang untuk menghilkan peningkat'an penetrasike dalan tubuh air, dm juga unbk rnendukung analisis sifat khas penggunaan lahan,
= Band dua (0,52 pm
-
0,60 pm), terutama dirancang untuk rnengindera pantulanvegetasi maksimum pada spectrum hijau yang terietak di antara dua salwan spectral penyerap klorofil yang gunanya mendetaksi pertumbufian tanaman.
= Band tiga (0,63 pm - 0,69 pm) rnerupakan saluran terpenting Peka terhadap absorp
kloxofil sehingga rnemperkuat kontras antara vegetasi dengan bukan vegetasi
Band ernpat (0,76 pm -0,90 pm) Mernbedakan tipe vegetasi, pertumbuhan da j d a h biomassa, juga untuk m e m u d a h k ~ delianiasi tubuh air d m mernperkuat kontras antara
tanaman, tanah dan lahan air
Band Iima (1,S pm-1,75 pm), merupakm suatu saluran yang dikenal penting untuk penentuan jenis tanaman, kandungan air dan kondisi kelembaban tanall
Band enam (2,08 pm-2,35 pm), addah suatu saluran yang penting untuk pemisah fomasi batuan.
Band tujuh (10,4O pm-12,50 pm), suatu saluran infi-amerah. tennal yang dikenal bermanfaat untuk klasifkasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi, pemisahan kelembaban tanah, dm sejumiah gejala lain yang berhubungan dengan panas.
Menurut Littesand and Kiefer (1 993) bahwa analisis data Landsat memugkinkan penggunaan sepenuhnya data citra. Analisis data landsat dengm komputer dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1. Pemulihan Citra (Image restoration)
Pengandman ini bertindak
untuk
"memulihkanY' data citra yang mengalami distorsi ke arah gambaran yang lebih sesuai dengan adegan aslinya. Langkahnya meliputi koreksi berbagai distorsi radiometrik dan geometrik yang mungkin ada pada data citras I i .
2. Penajaman Citra (Image Enchancernent)
Data citra dengan analisis visual teknik penajaman dapat diterapkan u-k menguatkan tampak kontras di antara kenampakan di dalam adegan. Baik pernuliban maupun penajarnan citra keduanya temasuk di dalam tahap pengandaran pengolahan awal (preprocessing operation). Artinya langkah tersebut dilakukan sebelum interpretasi data secara aktual.
3. Klasifikasi Citra (Image Clasi$cation)
Teknik pengandaran penajaman bizanya dilakukan pada suatu data citra sebelum usaha interpretasi visual. Pengandaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemungkiinan interpretasi citra dengan mempertajam kontras tampak antam wujud dalam suatu adegm. Teknik penajaman dan teknik klasifikasi memiliki perbedaan yaitu upaya klasifikasi terdiri dari serangkaian keputusm untulc rnengubah data citra menjadi kefas
tertentu yang khas dm memberikan infomasi, sedangkan penajaman secara sederhana mengdih ragamkan data ke bentuk ynng lebih ekspresif
.
F.
Sistem Masifikasi Penggunaan LahanPenggunaan Iahan merupakan setiap bentuk intewensi (carnpur tangan) rnanusia terhadap lahan daIam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spiritual. Penggunaan Iahan dapat dikelompokan ke dalam dua golongan besar, yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan Iahan pertanian di bedakan atas tegalan, sawah, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan findung, dm sebagainya. Sedangkan lahan bukan pertanian dibedakan ke dalam penggunaan kota atau desa (pemukiman), industri, rekreasi, pertambangan, d m sebagainya (Arsyad, 1989).
Sistem klasifikasi penutup lahad penggunaan lahan menurut Badan Pertanahan NasionaI (1977), membagi wilayah pedesaan dan perkotaan sebagai dasar klasifikasi penggunaan
Iahan.
Klasifikasi penutup lahan'penggunaan lahan pedesaan disajikan dalam berbagai skala yakni skala I : 200 000 sld 1:250 000 ; skala 1: 25 000 sld 1 : 100 000; d m skala 1: 5 000 sld 1:12 500. Masing-
masing klasifikasi disajikan secara terpisah, yakni bukan merupakan klasifikasi penggunaan Iahan yang berjenjang.Sistem klasifikasi penutup lahan dan penggunaan Iahan menurut United States Geologi Szclvey
(USGS),
dikembangkan berdasar penggunaan citra penginderaan jauh sebagai sumber data dalarn pemetaannya. Sistem kfasifikasinya rnerupakansistem klasifikasi berjenjang, yaitu dari tingkat I (umum) hingga tingkat IV ( rinci).111.
KONDISI UMUM LOKASX PENELITXAN
A. Letak dan Luas
Secara geografis DTA Ciseel berada pada posisi 7" 06' 27"- 7' 36' 38" LS dan
106" 44' 30"
-
107" 14' 00" BT. Luas DTA Ciseel adalah 6.8683 lla yang mencakupwilayah Kabupaten Ciarnis dan Kata Banjar. DTA Ciseel berada pada Sub-DAS Ciseel
yang merupakan bagian dari DAS Citanduy.
B.
Topogl-afiDTA Ciseel didominasi daerah berbukit/ pegunungan. Daerah berbukitf
pegunungan mencakup 65% DTA Ciseel. DTA Ciseel berada pada ketinggian 20
-
255rndpl.
C. Tanah
Berdasarkan Peta Tanah Explorasi Jawa Madura skala 1 : 1.000.000 (1986). Sub
DAS Ciseel mempunyai jenis tanah Latosol C dengan bahan induk Tuf Volkan yang
sangat peka erosi. Jenis tanah latosol C meliputi
2
70% dari Sub DAS Ciseel sedangkan30% merupakan jenis tanah endapan (Engineering Consultant, 1975). Jenis tanah latosol
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap erosi parit maupun pemukaan terutama pada
tanah yang mengalami pengelolaan (Rahim, 2002).
D. Iklim
Pada dasarnya iklim yang mernpengaruhi Sub DAS Ciseel dan sekitarnya adalah
ikliln tropis yang ditandai dengan musim hujan (Oktober
-
Maret) dan musim kemarau(April
-
September). Berdasarkan klasifikasi iklim KOPPEN termasuk ikli~n A. Curahhujan rata-rata tahunan meIebihi 2500 mm, menunjukan wilayah DTA Ciseel khususnya
dan DAS Citanduy pada umumnya beriklim basah.
E. Geologi Regianal
Secara umum formasi batuan yang berada di DTA Ciseel berupa jenis batuan
aluvium yang terdiri dari lempung dan lanau. Lapisan batuan aluvium di sepanjang alur
sungai ini tidak terlalu tebal. Lapisan batuan aluvium yang berada di sepanjang alur
sungai ini ditimbulkan oleh mengendapnya sedimen yang terbawa arus air setelah terjadi
banjir. Formasi batuan ini menyebar di daerah hilir atau daerah lembah yang memiliki
elevasi yang lebih rendah da~i kemiringan dasar sungai yang relatif kecil.
F. Bentuk Penggunaan Lahan
1. Hutan (93 1,25 ha)
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan f&an berisi sumberdaya darn hayati yang didominasi pepohonaan dalam persekutuan darn lingkungannya
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU No.41 Tentang
Kehutanan). Hutan di DTA Ciseef merupakan jenis hutan alam campuran.
2. Perkebunan Karet (868,80 ha)
Perkebunaan
karet
adalahlahan
yang diusahakan khusus untuk tanaman karet. Sebagian besar perkebunaan karet diDTA
Ciseel adalah milikPT.
Perkebunm Nusantara, sismya adatah milik m a t .3. Kebun Campuran (1287,s ha)
Kebun campuran adalah tanaman tahunan mitik m a t . Tanaman yang ada
di
areal kebun campuran diantaranya albizia, jati, mahoni, tisuk,dan
kelapa Sdain itu, masyarakat menanam tanaman palawija seperti kacang tanah, jagung, kacang panjang, dan tebu.4. Sawah (656,25 ha)
Sawah addah lahan basah yang ditanami padi baik menggunakan pengairan
irigasi atau tadah hujan.
5. Pemukiman (3.1 25 ha)
Pemukiman di DTA Ciseet umumnya berada di piaggiran sungai. Namun, terjadinya banjir mendorong masyarakat untuk berada di dataran yang lebih
A. Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di DTA Ciseef Kabupaten Ciamis
-
Kota Banjar, Jawa Barat (Gambar 3). Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Pernodelan Spasial Analisis Lingkungan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Waktu [image:24.595.74.473.224.606.2]pefaksanaan penditian yaitu selama 6 bulan dari bulan Juli -Desember 2006.
Gambar 3. Lokasi Penelitian
B.
AIat dan BahanAlat yang digunakan yaitu seperangkat kornp~zter, GPS (Global Positioning System), kamera digital, Scanner, dm alat tufis. Bahan yang digunakan d a l m penelitian
ini adalah peta Sub DAS Ciseel skata 1 : 50.000, peta jenis tanah skaia 1 : 50.000, peta topografi 1 : 25.000, citra satelit (citra landsat TM) tahun 1991 d m 2003, serta data fisik
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan beberapa tahap, yaitu: pengumpulan data dm sumber data, pengofahm data, masukan model ANSWERS d m analisis model ANSWERS. Tahap Pengumpulan Data dan Sumber data
Pengumpulan data terdiri atas data spasial dan data atribut. Data spasial rnerupakan data yang bersifat keruangan yang diperofeh dari pengolahan surnber data, d i a n t m y a peta topografi, peta jenis tanah, peta batas DTA Ciseel, dan citra landsat. Data atribut mencakup data curah hujan, data parameter penutupan lahan, data parameter jenis tanah, dan parameter k d e r i s t i k s a l m atau sungai. Adapun cara memperoleh
kedua jenis data tersebut (data spasial dm data atribut) ditunjukan Tabel 1. Tabel 1 Iiincian data d m sumber data
Pengolahan Data
a, Analisis Citril
Analisis citra dilakukan dengan menggunakan sofivare Erdas Imagine 8.5. Citra yang digunakan adaIah citra Iandsat tahun 1991 dan 2003. Analisis ini dilakukan dengan langkah-Iangkah sebagai berikut:
1. Kareksi Geometrik
Koreksi geometrik citra dilakukan dengan rnernodifikasi citra ke peta rupa bumi (image to map rectification) berdasarkan titik-titik kontrol tanah (GCP/
Ground Control Point) yang mudah diidentifikasi pada peta maupun citra yang akan dikoreksi, seperti perpotongan sungai. Akurasi GCP diperlihatkan dengan perhitungan Root Mean Square error (RMS-ewor) kurang dari satu, dengan distribusi GCP merata. Sistem datum yang digunakan yaitu
WGS
84 dengan proyeksi UTM (Universal Tyanverse Mercator) pada zone 49 S (Sozrth).RMSE
( Root Mean Squared Error) rnerupakan kesalahan antara titik referensi (tic) dengan titik input pada waktu digitasi.di rnana :
x dany : koordinat rnasukan (input) yang diperoleh dari citra asli (baris dan kolom).
2. Pemotongan Citra
Pernotongan citra dilakukan setelah citra terkoreksi. Pemotongan citra bertujuan untuk rnemudahkan analisis citra ymg akan diklasifikasi. Prosesnya dilakukan dengan rnernbatasi citra pada luasan wilayah penelitian yaitu DTA Ciseel.
3. Pemiltihan Kombinasi Band
Untuk mengetahui secara kuantitatif kombinasi band mana yang menghasilkan komposisi warna yang optimum, dengan menyertakan faktor koefrsien korelasi dan jurnlah total ragam diantara berbagai kombinasi band yang ada di dalam perhitungan. Perhitungan yang dilakukan misatnya 20 kombinasi band dari 6 band yang ada pada landsat (tidak termasuk band 61 inhmerah termal). 4. Klssidkasi Penutupan Lahan
Metode yang digunakan adalah klasifikosi terbimbing yaitu interpretasi
pera secara digital dan visual di lapangan. Klasifikasi terbimbing terhadap citra tahun 2003 menggunakan ground thruth tahun 2006. Hasil interpretasi ini akan menentukan bentuk penggunaan lahan berdaswkan perbedam warna pada citm
sehingga akan dihasilkan peta bentuk penggunaan Iahan (Tabel 2).
Tabel 2 Klasifikasi penutupan Iahan berdasarkan interpretasi citra DTA Ciseel
KeIas
I
DeskripsiI
WarnaI
Kebun
I
Tanaman tahunan miIik rakyat IHijauI
Penutupan Wutan
5. Akurasi
Akurasi dinilai dengan menghitung nilai kappa yaitu dengan menghitung jumlah piksel yang diklasifikasikan, ymg didalamnya dikoreksi dengan jum1ah piksel yang terklasifikasikan menjadi kelas lain (o~nission) dan yang m a s k dari kelas lain ke kelas tersebut (comissio~t) (Sanyoto, 2004). Mengacu pada Sanyoto (2004) bahwa nilai akurasi untuk kategori inidvidu terbagi ke dalm dua bagian yaitu poducer's acc14racy yang merupakan jumlah elemen kelas yang diklasifikasikan secara benar dibagi dengan elemen referensi untuk kategori tersebut sedangkan user's accuracy didefinisikan sebagai elemen yang
Rutan alam campuran, dengan tujuan utama sebagai penyanggn
campuran
I
Sawah
1
Tanaman padi baik irigasi rnaupun tadah hujan Pemukimon1
Areal yang berpcnduduk biasanyn berupa bangunanHijau
Kebun karet Lahan yang diusahakan untuk tanaman perkebunan khususnya karet
muda
dikfasifikasikan secara benar uuntuk setiap kategori dibagi dengan total elemen yang dikiasifikasi ke daIam kategori tersebut.
b. Proyeksi Peta
Proyeksi peta yang seragam diperfukan agar data geografis yang berasal dari berbagai sumber dapat ditumpangtindih (overlay) dm dianalisis. Pada umumnya peta- peta yang tersedia dibuat dengan sistem proyeksi yang berbeda. Sistem Informasi Geografis ArcView dengan extention Projection Utility Wizard dapat rnengkonversi dari satu proyeksi peta ke proyeksi peta yang lain dengan menggunakan proyeksi
UTM
(Universal Tranverse Mereator) zone 49, patch 1 f 2 row 56, dan datum
WGS
84c. Analisis Spasisl dam Atribut
Analisis spasial d m atribut menggunakan software sistem inforrnasi geografis
berupa Arc view dan Erdas Imagine yang berhubungan dengan pengolahan basis data. Analisis spasial berupa operasi hunpang tindih yaitu :
I ) Pembuatan DEM (Digital Ekvation Model) dari peta topografi menjadi peta
kerniringan (dalarn persen) dan peta ketinggian berdasarkan kelas yang disesuaikan dengan nilai (perbedaan) ketinggian objek iht sendiri. Pembuatan
peta ketinggian dengan peta kemiringan diubah ukurannya menjadi 250 x 250 meter.
2) Pembuatan
DEM
dari peta tofografi (kontur) menjadi peta arah dengan rnenggunakan Hidrologic Analysis dengan membuatTIN
(Triangulated Irregular Network). TIN merupakan model data topologi berbasis vektor yang digunakan untuk mempresentasikan rupa bumi (terrain). Peta tersebut kemudian diubah dalam bentuk grid dengan menentukan ukuran pixel yaitu 250 x 250 m.Pembuatan peta arah (lampiran 1) memperhatikan arah mata mgin sebagai acuan untuk menentukan arah aliran air. Nilai pada peta arah disesuaikan dengan arah mata angin berdasarkan manual model ANSWERS yaitu f (Timur), 2 (Tenggara), 4 (Seiatan), 8
(Barat daya), 16 (Barat), 32 (Barat Laut), 64 (Utara), 128 (Timur Laut). Utara
Selatan
Analisis atribut yaitu data curah hujan, data parameter penufupan lahan, data parameter jenis tanah, data sedirnentasi, dan data parameter atau karakteristik saluran atau sungai memiliki skor masing-masing.
Pengolaham Data Dengan Software Model ANSWEFS
Aplikasi model ANSWERS (Areal Nunpoint Sozcrce Watershed E?zviro?inzenr Response Simzilafion) di DTA Ciseel difakukan untuk mempredikasi atau menduga erosi tahunan dan sedimentasi yang terjadi di DTA Ciseef sexta menentukan dternatif pengelolaan lahan dan teknik konservasi tanah dan air yang efektif untuk rnengendalikan erosi yang terjadi akibat adanya penutupan lahan. Aplikasi model ANSWERS di DTA Ciseel dilakukan dengan menggunakan ukuran sel. Ukuran sef ini dianalisis responnya berupa satuan efemen yang berukuran bujur sangkar dan setiap elemen tersebut merniliki parameter hidrologi yang sama dengan asumsi sebagai gabungan banyak elemen.
Pendugaan erosi tahunan hasil model ANSWERS dihitung berdasarkan hasil
analisis erosi rata-rata keluaran model pada suatu kejadian hujan yang dikorelasikan/ dikafikan dengan fkekuensi kejadian hujan dalam satu tahun atau fiekuensi kejadian hujan tahunan.
Masukan untuk data ANSWERS (lampiran 2), yaitu : a. Data hujm rneliputi lama dan intensitas hujan
Pengukuran data curah hujan dilakukan dengan sistem komputerisasi yaitu pencatatan secara otomatis di Proyek hduk Pengembangan Wilayah Sungai Citanduy - Ciwulan.
b. Andisis karakteristik sifat fisik tanah didasarkan pada sebaran jenis tanah. Parameter sifat fisik tanah dilakukan dengan pengukuran langsung di
Laboratorium Departemen Tanah dan Surnberdaya Ldlan Data tanah yang mencakup : porositas total (TP), kadar air kapasitas lapang (FP), parameter infiltrasi (FC, A dan P): Infiltrasi konstan (FC), selisih laju infiltrasi rnaksirnum dengan laju infiltrasi konstan, P = eksponen infiltrasi, keddmm zone pengamatan infillrasi tanah di horizon A (DF) serta kelembaban tanah
sebelumya (ASM)
c. Penggunaan lahan d m kondisi permukaan rneliputi : jenis penggunaan lahan dan pengelolaannya, volume intersepsi potensid d m persentase penutupan permukaan pada setiap jenis penggunaan lahan.
e. Data individu elemen meiiputi : data individu elemen ditentukan rnelalui
interpretasi peta dengan ukuran tiap elemen atau grid yaitu 250 m x 250 m,
kemiringan dan arah lereng, tipe sungai, jenis tanah dan penggunaannya,
liputan penakar hujan pewakil, kemiringan sungai/saluran, pengelolaan tanah
(tindakan konservasi) dan elevasi rata-rata.
Adapun keluaran (output) dari model ANSWERS berupa limpasan (total m o r n
dan sedimen. Asumsi yang digunakan untuk memprediksi erosi dengan model ini adalah
(Beasley dan Huggins, 1981):
a. Erosi tidak terjadi di lapisan permukaan.
b. Sedimen dari suatu elemen lain akan meningkatkan lapisan permukaan
elemen ternpat pengendapan. Hancurnya tanah dianggap tidak ada
c. Pada segmen saluran tidak terjadi erosi akibat hempasan butir hujan.
Aplikasi ANSWERS dengan SIG dan Remote sensing
Model-model prediksi erosi berupa ANSWERS yang berintegrasi dengan SIG
dan Penginderaan jauh (Remote sensing) dalam ha1 pengrrrnpulan dan pengolahan data
sel-ta penggunaan informasi-informasi, untuk pembangunan data bagi pengambilan
keputusan penggunaan Lahan secara lebih akurat dibanding bila dilakukan secara manual.
Secara sistematis hubungan SIG, Remote sensi~tg dan model ANSWERS disajikan pada
Gambar 5.
SIG dan Rentate
Sensing
Kemiringan lereng Sifat fisik tanah
Curah Hujan
Data Penggunaan
tanah
Gambar
5.
Aplikasi SIG, Remote Sensing dan ANSWERS.Data fisik berupa kemiringan lereng, curah hujan, sifat fisik tanah dan
penggunaan tanah, dibuat dalam tabel berupa baris dan kolorn menggunakan exel dan
kemudian dicopykan ke notepad disesuaikan baris dan kolomnya berdasarkan aturan baris
kolom daIam model. Tabel data ini merupakan masukan bagi model ANSWERS. Luaran
model ANSWERS berupa data statistik yaitu ketebalan aliran permukaan, rata-rata
kehilangan tanah, laju erosi dan perubahan jumlah sedimen. Data tersebut disajikan dalam
bentuk grafik tabulasi data.
Baris
dan
koIom
ANSWERS
Pelaksanaan Penelitian r _ _ _ _ _ _ _ _ _ - - - l _ l " - - - * - * - - - * - -
0
- - - " - - - " - - " - - - . - - " " - - - " - " " c
Nilai Erasi dm
,
[image:30.842.22.719.67.439.2],
Analisis Sensitivitas Model ANSWERS
Analisis sensitivitas digunakan untuk rnengdahui pengaruh masukan model dan nilai parameter karakteristik model dm keluarannya. Prosedur yang digunakan adafah dengan menjalankan simulasi dengan mengganti nilai setiap parameter sebesar 10 % lebih kecil d m 10 % lebih besar. Pengaruh perubahan keluaran model disebabkan oleh adanya penambahan atau pengurangan sebanyak 10 % dari setiap parameternya. Indeks yang rnenggambarkan sensitivitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Di mana, S = Indeks sensitivitas
P10 = Hasif sirnuhi dengan nilai parameter > 10 MI0 = Hasif, sirnulasi dengan nilai parameter < 10 BASELINE = Hasil sirnulasi awal
SimuIasi Penggunaan Lafian
Sirnulasi penggunaan iahan merupakan bentuk dari aplikasi model ANSWERS. Simulasi model ASNWERS ditujukan untuk menentukan alternatif pengelolaan lahan yang efektif untuk mengendalikan erosi dan sedimentasi melalui simulasi alternatif penggunaan lahan dm teknik konservasi tanah dan air yang akan diterapkan di lokasi penelitian.
Rancangan simulasi penggunaan lahan yang diujikan ditujukan untuk rnenentukan alternatif pengelolaan lahan yang efektif mengendalikan erosi d m aliran permukaan sehingga erosi yang terjadi di dafm DTA menjadi lebih kecil atau sama dengan nilai erosi yang ditoleransikan. Ukuran penggunaan lahan optimal adalah penggunaan lahan yang dapat mengendalikan erosi < 2.5 mm/ha/th (Rahim, 2003; Arsyad, 2000; Purwowidodo, 2000).
Dalam simulasi digunakan masukan kejadian hujan maksimum tahun 2003. Alternatif penggunaan lahan dan tindalcan pengelolaan yang disirnulasikan adalah simulasi 1 : mengubah penggunaan lahan kebun campuran menjadi hutan; Sirnulasi 2 :
A. Penutupan Lahan tahun
1991-2003
Basil klasifikasi terbimbing terhadap citra satelit Landsat (land Resources
SatfeEite)
TM
(Tematic Mapper) tahun 1991 dm 2003, dan ground truth dengan bantuanalat navigasi GPS menunjukan adanya perubahan jenis penutupan iahan dalam skaIa yang
cukup luas. Sebagian besar penutupan Iahan di DTA Ciseel
tahun
2003 didominasi oleh kebun campuran, pemukiman, hutan, kebun karet dm sawah.Perubahan penutupan lahan dari tahun 1991 sampai dengan
2003
dapat dilihatpada kenampakan citra antara tahun 1991 (Gambar 7) dan 2003 (Garnbar 8). Masing-
masing
kelas
penutupan lahan memiliki penampakan yang khas yang membedakandengan kelas penutupan laban lain. Kenampakan citra Landsat tahun 1991 berdasarkan
kenampakan warna, yaitu menunjukan bahwa pixel yang benvana hijau tua menunjukan
kenampakan hutan, hijau muda menunjukan kebun campuran, warna kuning menunjukan perkebunan karet,
warna
ungu menunjukan area saw& sedangkan w m amerah
menunjukan pemukiman. Kenampakan
citra
landsat tahun 1991 didominasi warna hijau, sedangkan kenampakan citra landsat tahun 2003 didominasi warna merah, Perubahan [image:32.595.72.491.351.771.2]tersebut konversi l h n n hutan menjadi pemukiman.
Gambar 8. Citra Landsat TM Tahun 2003 DTA Ciseel
Selarna kurun waktu 1991-2003 terjadi konversi lahan llutan menjadi peruntukan
Iahan lain, terutama menjadi peruntukan pemukiman. Peta penutupan lahan pada tahun
1991 didominasi oleh wama hijau (Gambar 9). Dominasi wama ini menunjukan masill
luasnya penutupan
lahan
untuk hutan. Sedangkan peta penutupan lahan tahun 2003didominasi oleh warna merah (Gambar 9). Dominasi warna pada peta penutupan tahun
2003 ini menunjukan banyaknya penutupan lahan pemukiman. Perubahan luasan
penutupan lahan selama tahun 199 X -2003 ditunjukm Tabel 3.
Penutupan Lnkan
Hutan Perkebunan
karct
tahun 1991 sampai tnhun 2003 adalah penurunan penutupan inahan hutan dan kenaikan
penutupan Iahan pemukiman. Pada tahun 1991, hutan mencakup 49,3 % areal DTA
Ciseel yang mengalami penurunan sebesar 34,4 % sehingga pada tahun 2003 hanya
mencakup 14,9 % dari Iuas DTA Ciseel. Pertamballan penduduk ymg semakin pesat pada
rentang tahun 199 1-2003 menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan rumdl sehingga
tekanan terhadap hutan untuk menjadi pemukiman meningkat. campuran
Sawah Pemukiman
a
Perubahan LahanRebun
1
1
Tabel 3 menunjukan bahwa perubahan penutupan lahan yang signifikan antara
1.150 1.137,5
756,25
1 9 1
Luas (ha)
+
I37,5016,7 15,6
11,O
Lues (ha)
2003
prsentase (Yo)
i- 2,OO
Persentase
(%)
3.387,5 43735
Luas (ha)
-
2.456,25 f-
34,40 +431,25 I + 5,702.287,5 656,2f 3.125 Persentase (Yo) 49,J 6 4 18,7 g,o
4 5 , ~
-481,25
1
-
7,60+
2.368,751
+
34,20931,25
868,80
[image:33.595.73.459.77.351.2]--I
/
- - /."'Om PET*PENUTUPAN LAHAN
DTA ClSEf L
(Interpretasl Landsat)
(Tahun 1991)
:,
I
Kehun KarelKebun Campuran
..__
@!# SawahI I
PemuklmanA
"WJX1
PETAPENUTUPAN UHAN
1
i $ : ~ ~ L ~ ~ d ~ ~ t ], {Tahun 2003)
I
KBC Pamarican [image:34.842.104.779.89.360.2]M
Gambar
9.
Penutupan Lahan DTA Ciseel (Accuracy
82%)Pemukiman mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 34,20% dalam
kurun waktu 12 tahun. Selain perubahan penutupan lahan hutan, hampir seluruh kelas
penutupan lahan lainnya mengalami perubahan menjadi pemukiman (Tabel 4). Masing-
masing perubahan tersebut yaitu kebun karet sebesar
8
1,25 ha, kebun campuran 48,75ha, dan sawah 556,25 ha. Pertambahan pemukiman rnendorong bertambahnya
penggunaan lahan untuk rnemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keadaan ini mendorong
konversi hutan untuk sawah (181,25 ha) dan kebun campuran (700,OO ha). Sedangkan
perubahan penutupan lahan dari kebun campuran menjadi sawah sebesar 118,75 ha dan
sawah menjadi kebun campuran sebesar 181,25 ha merupakan salah satu strategi
masyarakat dalam menyesuaikan kondisi lahan sesuai dengan kecocokan penggunaan
lahan. Penggunaan iahan untuk sawah umumnya terdapat di dekat Sungai Ciseel yang
sistem pengairannya diatur oleh irigasi.
Tabel 4 Perubafian Penutupan Lahan tahun 1991-2003
Keterangan : 1 = Hutan, 2 = Perkebunan Kxet, 3 = Kebun Campurm, 4 = Sawah, 5 = Pemukiman
Pada awalnya seluruh areal perkebunan karet dimiliki oleh
PT
Perkebunan Nusantara (PTPN). PTPN menerapkan Program Ekstensifikasi untuk meningkatkan hasilproduksinya. Program ini melibatkan mitra kerja yaitu masyarakat sekitar perkebunan
sehingga dalam kurun waktu 12 tahun perkebunan karet mengalalni peningkatan luasan.
Tetapi penerapan program mitra kerja
ini
tidak mengubah kepemilikan Iahan, sehinggaIahan rakyat yang ditanami karet tetap menjadi milik rakyat. Pada tahun 1991 perkebunan
karet mencakup 6,4 % dari areal DTA Ciseel, mengalami peningkatan 5,7 % sehingga
pada tahun 2003 menjadi 12,2 %. Konversi lahan milik masyarakat yaitu kebun campuran
(193,75 ha) dan sawah (93,75 ha) menjadi kebun karet merupakan salah satu bentuk
ketertarikan masyarakat terhadap program yang diterapkan ole11 PTPN. Masyarakat
merasakan keuntungan seperti pemenuhan sarana dan prasarana pengelofaan kebun,
peroiehan hasil produksi yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan sebelumnya,
dan kemudahan pemasaran hasil produksi karet. Sistem yang dilakukan ole11 PTPN
sendiri yaitu dengan sistem mitra kerja. Petani yang mempunyai lahan diberi sarana
produksi seperti pupuk, biaya pemeliharaan dan biaya upah sebagai tenaga kerja lainnya
sekaligus petani sebagai tenaga kerja PTPN. Pada saat panen, petani juga diberi fasilitas
untuk pemasaran hasil produksi dari karet, tapi yang disayangkan yaitu harga ditentukan
B.
Parameter MasukrPnModel
ANSWERS
1.
KetinggianArea DTA
CiseelDTA Ciseel rnempunyai ketinggian yang bervariasi yaitu antara 0 - 255 m dpl.
Kelas
ketinggian 50-150 m dpI mencakup37,48
% dari luas DTA Ciseel(Tabel
5).Sebaran ketinggian lahan di DTA Ciseel disajikan ddarn Gambar
10.
Tabel 5 Luas Kelas Ketinggian DTA Ciseel
: l ~ m 2 m ~ ~ 2293fi3 T W ~ O
i i
i
... j .. ,I
j J'1mo/LEGENDA
,
i
Ketinggian
!!
i
DTA Ciseel
Hasil overlay peta ketinggian
DTA
Ciseei dengan penutupan lahantahun
1991dan
2003,
menunjukan bahwa pada ketinggian 50-
150
m dpl, padatahun
1991didominasi lahan hutan, sedangkan shun 2003 didominasi
areal
pemukiman.2.
Kemiringan LerengDTA
CiseelKemiringan yang mendorninasi
DTA
Ciseel. adalah
kemiringan>
40 % yaitu [image:36.595.40.467.36.643.2]Tabel
6 Luas
Kelas Kerniringan DTA CiseeII
I
LuasI
- - , - , -,--
MO(%)' 4.793,80
1
69,79Jumlah 6.868,80
1
100lereng akan mempengaruhi kecepatan aliran pemukaan
(surface
flow)
dan erosi permukaan. Perubahan penutupanlahan
di daerah dengankemiringan > 40 % sangat rentan untuk erosi, sedimentasi d m banjir di bagian
hilir.
7 0 7 Kilometers
Gambar
1 1. Peta SebaranKeias
Kemiringan DTA Ciseet3.
Arab
Aliran DTACiseel
Arah atiran sangat bergantung dari topografi permukaan lahan.
Arah
aliran ditentukanpada
setiap elemen berdasarkm garis tegaklums kontur
dengan ketentuanb d ~ w a titik
timur
adaid1 0' berputarberlawman
arah j a m jam, sehingga titik utaranyaadalah
go0, titik barat 180' dan titik selatan270'.
Gambar12
menunjukan sebaran a r d ~ [image:37.595.39.493.48.702.2]Gambar
12. P e h Arah
Alirrtn DTACiseel
Arah
aliran dan luas rnasing - masing kelompokarah
aliran ditunjukanpada
Tabel
7
Pembagian luasDTA
Ciseel berdasarkan arah aliranC. Hasil Keluaran Model Hidrologi
ANSWERS
Hasil k e l u m model
ANSWERS
berupa pendugaan nilaialiran
permukaan (run ofJ), rah-rata kehilangan tanah (averagesoil
loss),
laju erosi maksimum(ma.
erosionrate) dan sedimentnsi maksimum (mux.deposition rate). Tabel 8 menunjukan
hasil
predjksi erosi, sedimentasi, dan aliran permukaan akibat penutupan lahan tabun 1991 dan
Tabel 8 Hasil prediksi erosi, sedimentasi, dan aliran permukaan akibat penutupan lahan iahun 199 1 dan 2003 menggunakan model ANSWERS
Hasil prediksi menunjukan peningkatan sedimentasi maksimum yaitu sebesar
1.569,23% atau 408 kg'ha, laju erosi maksimurn sebesar 128,11% dan rata-rata No
I
2
3
4
kehilangan tanah sebesar 222,44 %. Konversi hutan menjadi pemukiman dan penggunaan
lain serta fahan pertanian menjadi pemukiman meningkatkan niIai koefisien penutupan Parameter
Laju erosi maksimum
(kidha)
fahan (C). Pengolahan lahan kebun baik kebun karet atau kebun campuran menyebabkan
tanah mengalami erosi. Erosi disebabkan oleh tidak adanya sengkedan, penyiangan
1991
12.752
bersih, dan pembersihan serasah. Pembersihan gulma dan serasah, menghilangkan
perlindungan permukaan tanah dari erosi percikan oleh tetesan air hujan yang 1010s
2003
29.089
Sedimentasi
maksimum(kg/ha)
Rata-rata kehilangan tanah
(kg/ha)
Aliran permukartn (mm)
melalui tajuk pohon dan erosi permukaan oleh air inengalir di atas permukaan tanah. Perubahan 434 1164 38,603 26 361 30,928
Lahan yang berada pada kemiringan > 40 % mempunyai potensi yang tinggi
16.337,OO
untuk terjadinya erosi. Oleh karena itu, pada kemiringan ini penggunaan lahan hendaknya
128,11(%) 408,OO
rnempunyai fungsi untuk mereduksi terjadinya erosi seperti Iahan hutan. Terjadinya
1.569,23 (%)
konversi Iahan hutan terutama untuk pemukiman di wilayah kemiringan > 40 % pada
tahun 2003 memacu terjadinya peningkatan laju erosi dan sedimentasi. Berubahnya hutan
803,OO
rnenjadi pemukiman menyebabkan makin bertambahnya peimukaan tanah yang kedap
222,44 (%)
terhadap air sehingga makin sedikit air yang meresap ke daiam tanah. Tabel 9
7,68 f 24,82 (%)
rnenunjukan hasil overlay berdasarkan peta kemiringan.
Tabel 9 Perubahan penutupan lahan pada setiap kelas kemiringan lahan
% + < " , ; < " + . * '
-
' PBru.u6atianPenutupan.LahsnTahun.
%.--
199?,sa1~ipai 2003 , (ha) .. +* " *
; ~ i ~ i n ~ , ,
"".
. ~ .
1 1 1 1 2 22
2 2 3 3 3 3 3-
(%j“%
ke Ke Ke Ke Ke ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke,
.
,<"%,..- I 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
, %
0 - 8 0.00 0.00 6 2 5 6.25 87.50 0 0.W OW 0.00 0.W 0.00 0.00 0.00 0.00 25 W
D. Analisis Sensitivitas Model ANSWERS
Analisis sensitivitas dilakukan dengan terhadap 14 parameter masukan model
ANSWERS yaitu TP, FP, FC, A, P, DF, ASM, GWF, PIT, PER, RC, HU, N dan C.
Parameter terpilih dengan nilai indeks sensitivitas terbesar merupakan salah
satu
parameter yang mempunyai pengaruh langsung pada keluaran model.
TabeI 10 Hasil irji sensitivitas model hidrologi ANSWERS
Keterangan : TP=toraI porositas. FP=kapasitas lapang, FC=infitrasi konstan, A=selisih l a j i infiltrasi, DF=
kedalaman zone kontrol infiltrasi, K=erodibilitas tanah metode USLE, GWF = Ground Water Fraction, PIT
= Volrokrme Infersepsi Potensial, PER=Penuttipan Lahan, RC=KoeJsien kakasaran, HU= Tinggi kekasa~.an niaksitnutn. N=Koefisien manning's, C= Faldor tananlan dun pengelolaan
Berdasarkan hasil uji coba parameter masukan model (TabeI 9) diketahui bahwa
faktor erodibilitas tanah
(K)
dan faktor tanaman dan pengelolaannya (C) paling berpengaruh terhadap erosi dan sedimentasi. Kepekaan tanah di DTA Ciseel tergofongjenis bnah yang peka erosi yaitu jenis Latosol. Erodibilitas atau kepekaan tanah
merupakan unsur penting dalam pendugaan erosi bahwa impfikasinya pengendalian erosi
dapat dilakukan melalui pengendalian C (tanaman dan pengefolaannya), L (faktor
panjang) dan kemiringan lereng pada suatu fahan dengan bertambahnya nilai K pada
model maka erosi akan bel-tambah. Peta erosi menggambarkan perkiraan jumlah tanah
hilang maksium yang terjadi bila teknik pengelolaan tanaman dan konservasi tanah tidak
mengalami perubahan pada setiap unit iahan
(RLKT
Citanduy - CiseeI 1970).Kondisi tanarnan yang dibudidayakan dan praktek optimalisasi Iahan yang
mengafami degradasi sangat mempengaruhi terhadap maksimumnya aliran permukaan.
E. Aplikasi Model ANSWERS dalam Simulasi Tata Guna Lahan
Hasil uji sensitivitas menunjukan bahwa model ANSWERS layak digunakan
untuk memprediksi besarnya aliran permukaaan dan tingkat erosi serta sedimen
khususnya di DTA Ciseel. Kepekaan parameter-parameter dari uji sensitivitas dapat
dijadikan acuan untuk melakukan simulasi model ANSWERS.
Laju erosi maksimum pada tahun 2003 mencapai 71,6 mm/ha/taliun (lampiran 6).
Nilai ini melebihi batas toleransi Iaju erosi sebesar 2,5 mrnthdth (Rahirn, 2003; Arsyad,
2000; Punvowidodo, 2000). Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan pengelolaan lahan
di DTA Ciseei untuk optimalisasi penggunaan lahan. Rancangan simulasi masukan model
ditujukan untuk menentukan alternatif pengelolaan lahan, khususnya teknik konservasi
dalarn upaya menurunkan erosi aktual menjadi febih kecil atau sama dengan erosi yang
dapat ditoleransikan. Untuk mendapatkan alternatif pengelolaan lahan dan tindakan
pengelolaan yang efektif rnengendatikan erosi dan sedirnentasi, maka sirnulasi dilakukan
pada curah hujan Eertinggi yang terjadi pada wifayah DTA Ciseef.
Eksperimentasi menggunakan tiga macam sirnulasi; simulasi I : Kebutl
campuran diubah menjadi hutan tanpa adanya perbaikan pengelolaan tanah simulasi I1 :
rnelakukan tindakan pengelolaan terhadap penutupan lahan diantaranya berupa
memperbaiki dan menyempurnakan teras untuk lahan sawah, penanaman pohon yang
lebih rapat pada hutan, kebun karet, kebun campuran termasuk pada pekarangan
pemukiman, serta merencanakan bangunan pengendali sedimen di daerah liulu sungai,
agar laju sedimen dapat terkendali. Simulasi III : seperti pada simulasi I1 tetapi lahan
kebun campuran dii~bah menjadi hutan. Tabel 11 menunjukan proporsi luasan penutupan
laban yang digunakan dalam simulasi.
Tabel 11 Proporsi penggunaan lahan pada simulasi model
ANSWERS
Perubahan lahan non hutan menjadi hutan dilakukan karena hutan dapat
melindungi tanah dengan baik. Hutan biasanya menjaga laju evapotranspirasi tetap tinggi.
Dernikian pula halnya dengan intersepsinya terhadap air hujan dan kapasitas infiltrasinya
tanah di bawah hutan biasanya Eetap tinggi. Dengan demikian, maka jumlah air limpasan
yang