SKRIPSI
PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) ADES PADA
MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OLEH
HARIYANTI SILITONGA 100502048
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINERAL
DALAM KEMASAN (AMDK) ADES PADA MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Saat ini masyarakat semakin peduli terhadap kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan, sehingga perilaku pembelian konsumen mulai mengarah kepada produk – produk hijau yang ramah lingkungan. Konsumen mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang social dan keadilan lingkungan pada misi , visi dan nilai – nilainya. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah strategi green marketing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Strategi
Green Marketing terhadap keputusan pembelian Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) ADES pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 135 orang. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang sudah pernah melakukan pembelian produk Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) ADES. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistika yang terdiri dari analisis regresi linier berganda. Pengujian signifikan parsial (Uji-t), pengujian serentak (Uji-f) dan pengujian koefisien Determinan ( R2). Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penggunaan kuesioner dengan skala likert dan sata sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Green Product, Green Price, Green Promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa variabel Green Product, Green Price, Green Promotion secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel Green Price berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar 0,197 yang berarti sebesar 19,7% keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh Green Product, Green Price, Green Promotion sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 80,3 % dapat dijelaskan oleh variabel ain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
ABSTRACT
The Effect of Green Marketing Strategic To The Buying Decision of ADES Mineral Water Toward the Undergraduate Economic Student
of University Of North Sumatera
Now a days, the people begins to care about the environmental conditions That more alarming. Consumer buying behavior began to lead to environmentally friendly green products. Consumers are looking for a company that can fulfill ther i deepest needs for social and environmental justice at the mission, vison and the values driven. One of the strategies undertaken by the company is green marketing strategic. This research aims to identify and analyze the effect of green marketing strategic to the buying decision of ADES mineral water toward the undergraduate Economic student of University Of Sumatera. The population in this research is undergraduate Economic Student of University Of North Sumatera. The sampling technique used accidental sampling method to 135 samples. The Criteria of samples in this research were students who had bought ADES mineral water product. The analysis method used is descriptive analysis method and statistics analysis method which consists of a multiple linier regression analysis, significant simultaneous testing (F-test), partial significance testing (t – test) and The test of the coefficient determination (R2).Converting the results of this study the effect of green marketing strategic to the buying decision of ADES mineral water of strata I student at University Of Sumatera Faculty Of Economic. On testing simultaneously (F test) showed that the variables Green Product, Green Price, and Green Promotion together have a positive and significant impact to the buying decision of ADES mineral water. On partial test (t test) showed that the variables green price that influence satisfaction most dominant to the buying decision of ADES mineral water. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value 0,197 or 19,7% it means that the buying decision of ADES mineral water as the dependent variabel can be explained by Green Product, Green Price, and Green Promotion as independent variables. While the remaining 80,3% can be explained by other variables not examined in this research.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan kasih-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES Pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta Alm.Barani Silitonga dan ibu saya Sabaria Silaban yang senantiasa mendoakan dan mendukung, serta limpahan kasih sayang yang luar biasa, dan atas setiap pengorbanan materil yang tak dapat penulis sebutkan. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen Pembaca saya.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Drs. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
6. Kepada Abang dan Kakak saya Luga Kristina Silitonga, Lora Afrina Silitonga, dan Jeremia Mangapul Silitonga.
7. Teman-temanku Manajemen’10 dan Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM). Terima kasih atas persahabatan yang luar biasa, atas suka duka yang telah kita lewati bersama, dan atas segala bantuannya selama masa perkuliahan.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.
Medan, Juli 2014 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 10
2.1.2 Pengertian pemasaran 3.0... 11
2.1.3 Green Marketing ... 12
2.1.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 22
2.1.7 Keputusan Pembelian ... 26
2.1.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 26
2.1.7.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 27
2.2 Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Kerangka Konseptual ... 30
2.4 Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3 Batasan Operasional ... 33
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 36
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
3.6.1 Populasi Penelitian ... 37
3.6.2 Sampel Penelitian ... 37
3.7 Jenis Data ... 38
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39
3.9.1 Uji Validitas ... 39
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 42
3.10 Uji Asumsi Klasik ... 43
3.10.1 Uji Normalitas ... 43
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas ... 44
3.10.3 Uji Multikolinieritas ... 44
3.11 Metode Analisis Data ... 44
3.11.1 Metode Analisis Deksriptif ... 44
3.11.2 Model Regresi Berganda ... 45
3.11.3 Uji –F (Uji Serentak) ... 45
3.11.4 Uji -t (Uji Parsial) ... 46
3.11.5 Identifikasi Determinan ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48
4.1.1 Sejarah Singkat ADES ... 48
4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 50
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 51
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 53
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 58
4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 64
4.3 Uji Hipotesis ... 66
4.3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 67
4.3.2 Uji Signifikan Serentak (Uji f) ... 68
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Market Size Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) ADES... 5
1.2 Perubahan kemasan ADES dari Tahun 2010 – 2011 ... 6
1.3 Penjualan Bersih (Net Sales) Produk ADES tahun 2010 – 2012………., . 7
2.1 Perbedaan Pemasaran Tradisional dengan Pemasaran Hijau……….. 14
2.2 Marketing Mix in Green Marketing Strategic ……… . 20
2.3 Penelitian terdahulu……….. .. 29
3.1 Defenisi Operasional ... 34
3.2 Instrument Skala Likert ... 35
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 51
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 52
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 52 4.4 Distribusi Penilaian Responden terhadap Green Product (X1) ... 53
4.5 Distribusi Penilaian Responden terhadap Green Price (X2) ... 55
4.6 Distribusi Penilaian Responden terhadap Green Promotion (X3) ... 56
4.7 Distribusi Penilaian Responden terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 57
4.8 One-Sample Kolmogrov – Smirnov Test ... 61
4.9 Hasil Uji Glejser ... 62
4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 63
4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 64
4.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 66
4.13 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji – t) ... 68
4.14 Pengujian koefisien Determinasi Variabel Green Product, Green Price, Green Promotion terhadap Keputusan pembelian (R2) ... 69
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Strategi Green Marketing……….. ... 19
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen……… . 22
2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ………..……… ... 27
2.4 Kerangka Konseptual ... 30
4.1 Perubahan Kemasan ADES ... 50
4.2 Histogram ... 59
4.3 Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual………. ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
No. Tabel Judul Halaman
1 Kuesioner………. .. 84
2 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 87
3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas………... .. 88
4 Data Kuesioner ... 90
5 Uji Normalitas ... 94
6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 95
7 Hasil Uji Multikolinieritas ... 96
8 Output Analisis Regresi Linier Berganda ... 96
9 Hasil Uji Hipotesis ... 97
ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINERAL
DALAM KEMASAN (AMDK) ADES PADA MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Saat ini masyarakat semakin peduli terhadap kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan, sehingga perilaku pembelian konsumen mulai mengarah kepada produk – produk hijau yang ramah lingkungan. Konsumen mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang social dan keadilan lingkungan pada misi , visi dan nilai – nilainya. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah strategi green marketing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Strategi
Green Marketing terhadap keputusan pembelian Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) ADES pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 135 orang. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang sudah pernah melakukan pembelian produk Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) ADES. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistika yang terdiri dari analisis regresi linier berganda. Pengujian signifikan parsial (Uji-t), pengujian serentak (Uji-f) dan pengujian koefisien Determinan ( R2). Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penggunaan kuesioner dengan skala likert dan sata sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Green Product, Green Price, Green Promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa variabel Green Product, Green Price, Green Promotion secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel Green Price berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar 0,197 yang berarti sebesar 19,7% keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh Green Product, Green Price, Green Promotion sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 80,3 % dapat dijelaskan oleh variabel ain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
ABSTRACT
The Effect of Green Marketing Strategic To The Buying Decision of ADES Mineral Water Toward the Undergraduate Economic Student
of University Of North Sumatera
Now a days, the people begins to care about the environmental conditions That more alarming. Consumer buying behavior began to lead to environmentally friendly green products. Consumers are looking for a company that can fulfill ther i deepest needs for social and environmental justice at the mission, vison and the values driven. One of the strategies undertaken by the company is green marketing strategic. This research aims to identify and analyze the effect of green marketing strategic to the buying decision of ADES mineral water toward the undergraduate Economic student of University Of Sumatera. The population in this research is undergraduate Economic Student of University Of North Sumatera. The sampling technique used accidental sampling method to 135 samples. The Criteria of samples in this research were students who had bought ADES mineral water product. The analysis method used is descriptive analysis method and statistics analysis method which consists of a multiple linier regression analysis, significant simultaneous testing (F-test), partial significance testing (t – test) and The test of the coefficient determination (R2).Converting the results of this study the effect of green marketing strategic to the buying decision of ADES mineral water of strata I student at University Of Sumatera Faculty Of Economic. On testing simultaneously (F test) showed that the variables Green Product, Green Price, and Green Promotion together have a positive and significant impact to the buying decision of ADES mineral water. On partial test (t test) showed that the variables green price that influence satisfaction most dominant to the buying decision of ADES mineral water. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value 0,197 or 19,7% it means that the buying decision of ADES mineral water as the dependent variabel can be explained by Green Product, Green Price, and Green Promotion as independent variables. While the remaining 80,3% can be explained by other variables not examined in this research.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin meningkat. Kesadaran ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam. Penipisan lapisan ozon yang mengakibatkan semakin tingginya radiasi sinar ultraviolet yang jatuh ke permukaan bumi menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan seperti timbulnya penyakit kanker kulit dan penurunan imunitas terhadap penyakit dan juga dapat merusak kehidupan tanaman. Ancaman pemasanasan global yang mengerikan dan racun dalam benda – benda yang digunakan sehari – hari yang sudah kelihatan dari suhu bumi yang lebih panas, badai dashyat, kemarau yang gersang dan mengeringnya sebagian tempat serta hujan tiada henti di tempat lainnya.
Masyarakat menjadi kuatir dan takut ketika melihat data statistik sampah yang terkumpul terutama pada negara-negara maju (Grewal dan Levi, 2010:234). Keprihatinan lingkungan difokuskan pada masalah peningkatan limbah yang diperkirakan terjadi pada masyarakat yang terbiasa menggunakan barang – barang sekali pakai (Klimchuk dan Krasoveck, 2007 :222) dan barang – barang yang terbuat dari bahan plastik. Jumlah sampah yang semakin besar dan banyaknya sampah yang sulit di daur ulang akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
komunitas bahkan perusahaan yang bertemakan lingkungan yang mengajak masyarakat untuk mencintai lingkungan dengan bersepada, tidak naik mobil, menggunakan bola lampu hemat energi, mendaur ulang botol – botol,meminimalkan penggunaan plastik, menanam pohon, menggunakan barang – barang yang ramah lingkungan. Pemerintah Negara melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) mulai memotivasi masyarakat untuk menjaga lingkungan melalui kegiatan pemberian penghargaan kepada tokoh – tokoh yang fokus kepada lingkungan. Badan Lingkungan hidup juga melakukan kampanye pelatihan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya dan pengawasan lingkungan hidup dan pengarahan bagi perusahaan – perusahaan agar menghasilkan kesepakatan – kesepakatan untuk menjaga lingkungan.
Gerakan dan kampanye yang dilakukan oleh komunitas dan pemerintah mulai mempengaruhi konsumen sehingga konsumen mulai menaruh perhatian terhadap keterbatasan sumber daya di bumi, kesehatan, perusakan lingkungan sehingga mulai melirik produk yang lebih ramah lingkungan. Saat ini konsumen memilih produk dan perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan kreativitas, komunitas dan idealism (Kotler dan Kartajaya, 2010 :1).
pembelian didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap dampak dari benda – benda yang digunakan (Goleman, 2009 :7).
Perubahan ini mulai diperhatikan oleh perusahaan sebagai peluang yang baik untuk memenangkan persaingan. Perusahaan mengaplikasikan lingkungan dalam aktivitas produksi dan pemasaran yang mereka lakukan. Perusahaan – perusahaan melakukan pendekatan “Triple Bottom Lines” yang mengarahkan bisnis untuk mengukur keberhasilan dari tiga pilar pendukungnya yaitu Profit, People dan Planet. Save our Planet menjadi misi yang mulai diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa dengan menunjukan kepedulian ekologis kepada konsumen akan membuat konsumen merasa diperdulikan (Goleman, 2009 :7).
akibat perubahan lingkungan dengan mendiferensiasi perusahaan melalui nilai – nilai perusahaan dengan melakukan strategi green marketing.
Menurut Pride and Ferrell (dalam Manongko 2011), mengatakan bahwa
green marketing dideskripsikan sebagai usaha organisasi atau perusahaan mendesign, promosi, harga dan distribusi produk-produk yang tidak merugikan lingkungan. Menurut Thomson (2006 :76) green marketing adalah strategi pemasaran yang memasarkan produk – produk dan metode produksi yang aman bagi lingkungan hidup.
Green Marketing terelalisasi dalam produk, harga dan promosi. Produk yang ramah lingkungan yang mengambil konsep reduce, reuse, dan reyclyle. Menyediakan produk yang lebih hijau dan kemasan yang lebih baik bagi lingkungan. Harga sebuah produk hijau yang terkenal lebih mahal akibat pemakaian teknologi yang lebih tinggi. dan promosi yang mengusung komunikasi untuk memotivasi masyarakat menjaga lingkungan.
Melihat kepada isu lingkungan dan perilaku pembelian konsumen, ADES sebagai produk Air dalam kemasan hadir dengan mengusung isu lingkungan dalam memasarkan produknya. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Ades merupakan salah satu produk yang dikeluarkan oleh The Coca Cola Company
dengan slogan “Pilih, Minum dan Remukkan”.
pencemaran lingkungan. Berikut tabel 1.1 merupakan pangsa pasar (market size) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia.
Tabel 1.1
Ukuran pasar (market size)
Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia TAHUN
Keterangan : MAT (Moving Annual Total)
Tabel 1.1 menunjukan bahwa ukuran pasar (market size) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mengalami peningkatan setiap tahunnya, yaitu sebesar 6.398.180,00 di tahun 2011 lalu meningkat sebesar Rp 1.521.098,40 menjadi Rp 7.919.278,40 di tahun 2012. Sehingga perusahaan – perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bersaing dalam menawarkan keunggulan dari setiap produknya.
ADES menghadapi persaingan dengan menawarkan keunggulan bersaing dengan mengkaitkan produknya dengan permasalahan isu lingkunganyang terjadi saat ini dalam produksi dan juga melakukan green marketing. ADES adalah perusahaan yang masih dalam tahap Shaded Green yaitu bahwa penerapan green marketing masih sampai pada produk, promosi dan harga belum sampai kepada pendistribusian produk. ADES menawarkan Air dalam kemasan yang segar dan sehat tetapi juga produk yang aman bagi lingkungan setelah dikonsumsi.
Tabel 1.2
Perubahan Produk ADES Tahun 2010 - 2011
KETERANGAN
Warna Kemasan Biru Hijau Membentuk brand image bahwa
ADES adalah produk hijau
Berat Kemasan 17,7 g 14 g Menggunakan lebih sedikit
plastik sehingga mengurangi jejak emisi karbon ketika diangkut sebesar 21%.
Kemasan Non Recyclable Recyclable Produk dapat didaur ulang sehingga aman bagi lingkungan ditandai dengan label ecogreen pada kemasan
Logo Lingkaran biru Gambar daun
bewarna hijau
Membentuk brand image bahwa ADES adalah produk hijau
Cooler Fitur Energy
Management System (EMS) dan lampu LED
Menghemat listrik sampai 54% sehingga berdampak bagi lingkungan dan menguntungkan bagi penjual
Misi Perusahaan Greenovation
Business
Melakukan inovasi bagi lingkungan dan masyarakat
Target Pasar Semua kalangan Generasi muda Generasi muda meiliki keuatan untuk melakukan perubahan, terbuka terhadap peluang baru. ADES berharap generasi lebih muda lebih kritis dalam membeli produk yang akan dikonsumsi.
Iklan Promosi Mengedepankan sisi kesegaran dan adalah produk yang ramah lingkungan yang membuat perbedaan dengan air minum dalam kemasan lainnya.
ADES dibawah license coca – cola melakukan kerjasama dengan komunitas kelompok hijau seperti coca – cola surf team, holy cow, komunitas operasi semut, environmental consultant leafplus, komunitas greenpreneurship.
Sumber :
ADES menerapkan konsep green marketing dan ketika ADES belum menerapkan konsep green marketing. Peningkatan penjualan ADES dijelaskan dalam tabel 1.4.
Tabel 1.3
Penjualan Bersih (Net Sales) ADES tahun 2009-2013 Pada Triwulan III
TAHUN NILAI (Rp JUTA)
2009 93.919
2010 108.122
2011 230.952
2012 354.750
Sumber : www.IDX.com
Berdasarkan tabel 1.4 menjelaskan bahwa penjualan ADES tahun 2010 sebelum menerapkan konsep green marketing hanya meningkat sebesar Rp 14.203 juta atau meningkat 15% dari tahun 2009. Pada tahun 2011 ketika ADES menerapkan konsep green marketing, penjualannya meningkat sebesar Rp 122.830 juta atau meningkat sekitar 113,6% dari tahun 2010. Tahun 2012 juga mengalami peningkatan penjualan juga sebesar Rp 123.798 juta atau meningkat 53% dari tahun 2011. Kenaikan ini memberikan sinyal positif terkait dengan keputusan pembelian konsumen terhadap Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ADES yang semakin meningkat.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah green marketing yang diterapkan pada produk, harga dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ADES pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara?
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh strategi green marketing yang diterapkan pada produk, harga dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ADES pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari Penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan
Bermanfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan green marketing sebagai strategi pemasarannya.
b. Bagi Penulis
Bermanfaat sebagai sarana untuk menerapkan teori – teori yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai
c. Bagi Pembaca dan Peneliti Selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Kotler (2008 : 6) menyatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerian di mana pribadi atau organiasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, kita mendefinisikan pemasaran sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
2.1.2 Pemasaran 3.0
Kotler dan Kartajaya (2010 : 3) menyatakan bahwa Pemasaran telah berevolusi melalui tiga tahap yang disebut dengan pemasaran 1.0, 2.0, dan 3.0. banyak pemasar saat ini yang masih menerapkan baik pemasaran 1.0 maupun pemasaran 2.0, dan beebrapa perusahaan telah menerapkan pemasaran 3.0.
Pemasaran 1.0 di lakukan ketika era industri dimana inti dari teknologi adalah mesin – mesin industri. Pemasaran adalah tentang menjual output produk perusahaan kepada siapa pun yang ingin membelinya. Produk yang dihasilkan adalah produk standar yang didesain untuk memenuhi permintaan missal. Tujuannya adalah untuk menstandarisasi dan memenuhi skala produksi hingga biaya produksinya terendah, sehingga produk – produk ini dapat dijual murah dan terjangkau oleh banyak pembeli.
Pemasaran 3.0 adalah era yang dipicu oleh nilai – nilai (values driven). Pemasar tidak memberlakukan konsumen semata – mata sebagai konsumen, namun melakukan pendekatan dengan memandang mereka sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Semakin banyak konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahannya untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Konsumen mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang sosial, ekonomi, dan keadilan lingkungan pada misi, visi dan nilai – nilainya. Dalam produk dan jasa yang dipilih, kondumen tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional namu juga pemenuhan
spirit.
2.1.3 Green Marketing
Green marketing dikenal pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, ternyata hal ini telah didiskusikan lebih awal oleh The American Marketing Associate (AMA) pada tahun 1975 mengadakan seminar pertama tentang ecological marketing, seminar ini menghasilkan buku pertama tentang green marketing
berjudul Ecological Marketing. Ada Beberapa alasan mengapa perusahaan meningkatkan pemakaian green marketing salah satu alasan tersebut adalah, organisasi menerima environmental marketing menjadi suatu kesempatan yang dapat digunakan untuk meraih tujuan-tujuannya.
green marketing membutuhkan lebih dari sekedar pengembangan citra . Sedangkan Pride dan Farrel (1993) dalam Haryadi (2009) mendefinisikan green marketing sebagai sebuah upaya perusahaan mendisain, mempromosikan, dan mendistribusikan produk yang tidak merusak lingkungan. Kepedulian pada lingkungan diintegrasikan pada strategi, kebijakan dan proses pada organisasi. Hal ini menuntun pengaruh aktivitas pemasaran pada lingkungan alami, juga mendorong praktek yang menghilangkan dan meminimalisasi efek lingkungan yang merugikan. Filosofi dari pembangunan yang berkelanjutan menyediakan dorongan tambahan pada green marketing dengan menekankan bahwa perlindungan lingkungan bukan berarti menghilangkan kesejahteraan ekonomi, tetapi sebaliknya mendorong pemikiran kembali tentang bagaimana mengaitkan pemasaran dengan perlindungan lingkungan.
Perusahaan menggunakan green marketing sebagai kesempatan potensial untuk pengembangan produk atau pelayanan. Misalnya dengan menggunakannya pada merek produknya. Dapat diasumsikan bahwa perusahaan yang memasarkan produk-produknya dengan karakteristik lingkungan akan mempunyai suatu
competitive advantage dibandingkan dengan perusahaan yang memasarkan tanpa tanggung jawab terhadap lingkungan, hal ini merupakan usaha untuk memuaskan kebutuhan konsumen mereka.
Tabel 2.1
Perbedaan Pemasaran Tradisional dan Pemasaran Hijau
FAKTOR PEMASARAN
TRADISIONAL
PEMASARAN HIJAU
Pertukaran 1. Perusahaan
2. konsumen
1. Perusahaan 2. Konsumen 3. Lingkungan
Tujuan 1. Kepuasan konsumen
2. Kepuasan dari tujuan perusahaan
1. Kepuasan konsumen
2. Kepuasan dari tujuan perusahaan
Tanggung jawab sosial
Pencapaian dari keputusan pemasaran
Manufaktur untuk penggunaan produk kebutuhan legal
Nilai produk dari kejelasan bahan mentah untuk konsumsi akhir, kemunculan hokum : desain untuk lingkungan
Tekanan dari kelompok hijau Konfrontasi atau pasif Hubungan terbuka dan kolaborasi
Sumber : Chamorro, Antonio & Banegil Thomas M (2006)
2.1.4 Green Marketing Mix
Green Marketing Mix mendeskripsikan suatu kumpulan alat – alat yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan. Formula tradisional dari marketing mix ini disebut dengan 4P- Product (Produk), Price (Harga), Place
(Tempat), dan promotion (Promosi) (Kotler, 2008 :62). 2.1.4.1 Green Product
Menurut Kotler (2008 : 266), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Sehubungan dengan green marketing, maka produk yang menggunakan green marketing disebut green product.
“the green consumer” terdapat kriteria yang dapat digunakan untuk menetukan apakah suatu produk ramah atau tidak terhadap lingkungan yaitu:
1. Tingkat bahaya produk bagi kesehatan manusia atau binatang.
2. Seberapa jauh produk dapat menyebabkan kerusakan lingkungan selama di pabrik, digunakan, atau dibuang.
3. Tingkat penggunaan energi dan sumber daya yang tidak proporsional selama di pabrik, digunakan, atau dibuang.
4. Seberapa banyak produk menyebabkan limbah yang tidak berguna ketika kemasannya berlebihan atau untuk suatu penggunaan yang singkat.
5. Seberapa jauh produk melibatkan penggunaan yang tidak ada gunanya atau kejam terhadap binatang.
6. Penggunaan material yang berasal dari spesies atau lingkungan yang terancam. Kasali (2005) mendefinisikan, produk hijau (Green product) adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Suatu produk yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek -efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi, pendistribusian dan pengkonsumsianya. Hal ini dapat dikaitkan dengan pemakaian bahan baku yang dapat didaur ulang. Ottman (2006) mendefinisikan green product are typically durable, nontoxic, made from recycled materials or minimally packaged.
sehat tetapi juga karena membantu kerberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang (Atmoko dan Setywan, 2013 :162). Fraz dan Martinez (2006) dalam Dharmmesta (2012:34), menyatakan bahwa “konsumen siap bralih ke produk – produk hijau dan berhenti membeli produk – produk dari perusahaan lain yang menimbulkan polusi”.
2.1.4.2 Green Price
Menurut Kotler (2008 :345), Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau mendapatkan suatu produk . Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan penentuan bagi permintaan pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan. Keputusan tentang harga tidak pernah boleh dilakukan secara kebetulan. Pada produk yang umum, penurunan harga dapat menaikkan penjualan, sedangkan pada produk yang membawa citra bergengsi, kenaikan harga akan menaikkan penjualan karena produk dengan harga tinggi akan menunjukkan prestasi seseorang.
Lebih lanjut disampaikan bahwa harga merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran. Kebanyakan para pelanggan bersedia membayar dengan harga premium jika ada persepsi tambahan terhadap nilai produk. Peningkatan nilai ini dapat disebabkan oleh kinerja, fungsi, desain, bentuk yang menarik, atau kecocokan selera.
proses produksi, pengemasan yang menggunakan teknologi yang tinggi dan juga proses pembuangan limbah.
2.1.4.3 Green Promotion
Mempromosikan suatu produk dan jasa untuk memperoleh pasar dapat dilakukan dengan iklan, public relations, direct marketing. Penjual produk hijau yang cerdas akan dapat menekankan kredibilitas produk yang ramah lingkungan dengan menggunakan sustainable marketing juga alat dan praktek komunikasi (Queensland Goverment, 2002). Para pengecer banyak juga yang mulai menyadari perlunya komitmen pada lingkungan dengan melakukan promosi penggunaan kantong ramah lingkungan sebagai pengganti kantong plastik. Istilah-istilah seperti phosphate free, recyclable, refillable ozon friendly, dan ramah lingkungan adalah sesuatu yang paling sering disosialisasikan sebagai green marketing. Kunci sukses dari green marketing adaah kredibilitas. Dengan tidak terlalu membesar-besarkan keunggulan lingkungan pada produk atau membentuk harapan yang tidak realistis pada pelanggan, maka komunikasi tentang keunggulan lingkungan cukup dilakukan melalui tokoh-tokoh yang dapat dipercaya (Haryadi, 2009).
proses produksi ramah lingkungan. Selain itu suatu iklan bisa dikatakan berwawasan lingkungan jika memenuhi satu atau lebih dari kriteria berikut:
1. Baik secara eksplisit maupun implisit menunjukkan hubungan antara produk atau jasa dan lingkungan biophysical. Misalnya disebutkan bahwa produk yang diiklankan tidak mengandung CFC sehingga aman bagi kelestarian lapisan ozon.
2. Mempromosikan suatu gaya hidup berwawasan lingkungan. Misalnya menganjurkan kepada konsumen agar kemasan habis pakai dibuang ke tempat sampah.
2.1.5 Strategi Green MarketingMatrix
Sumber : Ginsberg and Bloom (2008 :81) dalam Kontic dan Biljeskovic (2010 :16)
Gambar 2.1 Strategi Green Marketing Matrix 2.1.5.1 Lean Green
Perusahaan lebih tertarik pada pengurangan biaya. Oleh karena itu, mereka tidak mengiklankan kegiatan pemasaran hijau mereka secara eksplisit. Mereka lebih tertarik untuk membuat keuntungan biaya yang lebih rendah dengan menggunakan kegiatan pemasaran hijau. Mereka tidak membedakan diri atas dasar pemasaran hijau.
2.1.5.2 Defensive Green
Perusahaan melakukan pemasaran hijau dalam reaksi terhadap kegiatan pemasaran hijau pesaing mereka. Perusahaan mempromosikan merek mereka dengan menggunakan pemasaran hijau. Perusahaan tidak melakukan promosi
Substantiality of Green Markets Segmentation
Low
High Defensive
Green
Lean Green
Extreme Green
Shaded Green
High Low
yang agresif untuk menghindari harapan tinggi konsumen yang pada akhirnya tidak dapat dicapai. Pada pendekatan defensive perusahaan melakukan kegiatan seperti menjadi sponsor untuk kegiatan – kegiatan lingkungan berskala kecil. Perusahaan tidak dalam posisi untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan pada lingkungan tetapi hanya ingin bertanggung jawab terhadap lingkungan.
2.1.5.3 Shaded Green
Perusahaan melihat pemasaran hijau sebagai kesempatan dan proses inovatif untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, mereka berinvestasi dalam kegiatan pemasaran hijau. Pemasaran hijau menjadi kesempatan perusahaan untuk menciptakan produk yang memuaskan, berinovasi dan berteknologi tinggi.
2.1.5.4 Extreme Green
Pemasaran hijau adalah bahan inti jenis perusahaan. Nilai-nilai hijau digabungkan dalam setiap tindakan mereka, pada kenyataannya, hijau bertindak pemasaran sebagai kekuatan pendorong bagi perusahaan-perusahaan ini. Mereka secara eksklusif menargetkan pelanggan yang lebih memilih karakteristik hijau.
TABEL 2.2
Matrix In Green Marketing Strategies
Product Price Place Promotion
Lean Green X
Defensive Green X x
Shaded Green X x x
Extreme Green X x x x
2.1.6 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefenisikan “sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide – ide” (Mowed and Minor, 2002:6). Menurut Setiadi (2003:3) perilaku konsumen adalah “Tindakan langsung yang terlibat dalam mendapatkan, menkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini” menurut Kotler (2008:158) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.
American Marketing Association (Setiadi, 2003 :3) mendefinisikan perilaku konsumen “sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka “. Terdapat tiga ide penting perilaku konsumen dalam pengertian tersebut :
a. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui penerapan berbagai strategi pemasaran.
b. Perilaku konsumen melibatkan interaksi afeksi (perasaan), kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian di lingkungannya.
2.1.6.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam Kotler ( 2008:159).
Sumber : Kotler ( 2008 : 160)
Gambar 2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 1. Faktor – faktor budaya
a. Budaya
Budaya (culture) adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan peilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Budaya adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar sehingga pemasar selalu berusaha menemukan perubahan budaya untuk menemukan produk baru yang mungkin diinginkan orang.
b. Sub-budaya
Masing – masing budaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih kecil, atau kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai yang berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.
c. Kelas sosial
Kelas – kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, dan perilaku yang sama. Pemasar tertarik pada kelas sosial karena orang di dalam kelas sosial tertentu cenderung memperlihatkan perilaku pembelian yang sama.
2. Faktor – faktor Sosial a. Kelompok Kecil
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh banyak kelompok (group) kecil atau dapat disebut kelompok referensi. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat di mana seseorang menjadi anggotanya. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri seseorang dan menciptakan tekanan untuk mengeaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.
b. Keluarga
c. Peran dan Status
Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang – orang di sekitarnya. Masing – masing peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.
3. Faktor – faktor Pribadi
a.Usia dan tahapan dalam Siklus Hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Selera makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan usia. Pembelian juga dibentuk oelh tahap siklus hidup keluarga. Tahap – tahap keluarga ketika mereka menjadi matang dan berjalannya waktu. Pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan tahap siklus hidup dan mengembangkan produk dan rencana pemasaran sesuai untuk setiap tahap itu. b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata – rata pada produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh kelompok pekerjaan tertentu.
c. Situasi Ekonomi
d. Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan pendapatannya. Konsep gaya hidup dapat membantu pemasar memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup mempengaruhi perilaku konsumen.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang yang berbeda – beda mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri.
4. Faktor – faktor Psikologis a. Motivasi
Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang mencari kepuasan. Seseorang senantiasa mempunyai banyak kebutuhan. Salah satunya adalah ketidaknyamanan, kebutuhan lainnya adalah kebutuhan psikologis, timbul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai dengan tingkat intensitas yang kuat.
b. Persepsi
karena tiga proses perceptual (berhubungan dengan rangsangan sensorik) : atensi selektif, distorsi selektif dan retensi selektif. Sehingga pemasar harus bekerja keras untuk menarik atensi konsumen.
c. Proses Belajar
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respon, dan penguatan. Dorongan adalah rangsangan internal yang kuat dan memerlukan tindakan. Dorongan menjadi motif ketika dorongan itu diarahkan menuju objek rangsangan tertentu.
d. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan dan tedensi yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Pemasar tertari pada keyakinan yang diformulasikan seseorang tentang produk dan jasa tertentu, karena keyakinan dan sikap ini membentuk citra produk dan merek yang mempengaruhi perilaku pembelian.
2.1.7 Keputusan Pembelian Konsumen 2.1.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian
pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan – kegiatan sebelumnya”.
2.1.7.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para konsumen melalui lima tahap yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler, 2008 : 178).
Sumber : Kotler (2008 : 179)
Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Secara rinci tahap – tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembeli dimulai saat konsumen mengenali sebuah kebutuhan. Pemasar perlu mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu jenis produk sehingga dapat mengembangkan strategi pemasaran. 2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak, dan dapat dibagi ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang mungkin mulai aktif mencari informasi lebih banyak seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi took untuk
mempelajari produk tertentu. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok : sumber pribadi, sumber komersial, sumber public, dan sumber pengalaman.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternative adalah proses mengevaluasi produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternative, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Evaluasi alternative muncul karena banyaknya alternative pilihan, dan disini konsumen akan memilih merek yang akan memberikan manfaat yang diharapkannya.
4. Keputusan Pembelian
Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor – faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan pembelian.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku konsumen berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang merasa puas cenderung akan mengatakan hal – hal yang baik mengenai suatu produk terhadap orang lain. Sebaliknya, apabila konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan memungkinkan melakukan salah satu dari dua tindakan ini yaitu membuang produk atau mengembalikan produk tersebut atau mereka.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara responden yang pengetahuannya tinggi tentang green marketing dan responden yang pengetahuannya rendah tentang green marketing terhadap keputusan membeli konsumen
Nursyamsi Di Perumahan PT. Asta Karya Pekanbaru
Analisis regresi linier berganda
Strategi green marketing berupa produk(X1), harga (X2), lokasi (X3), dan promosi (X4) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli rumah di perumahan PT.Asta Karya Pekanbaru.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro 2009:44).
Menurut Kotler dan Kertajaya ( 2009 : 4), keputusan pembelian masyarakat pada saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh fungsional produk tetapi nilai tambah di dalam produk. Semakin banyak konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Konsumen mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang sosial, ekonomi, dan keadilan lingkungan pada misi, visi dan nilai – nilainya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah strategi
green marketing yang diterapkan dalam bauran pemasaran yaitu green product,
green price, dan green promotion.
Keputusan Pembelian (Y)
Sumber : Hashem dan Al-Rifai, 2011 (Diolah)
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual
Green Product (X1)
Green Price (X2)
2.4 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sugiyono,2006 :11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel Green Product (X1), variabel Green Price (X2) dan variabel
Green Promotion (X3), terhadap keputusan pembelian (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, Jalan Prof. Dr.T.Hanafiah,SH No.1 Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2014 sampai Mei 2014.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya peneliti perlu membatasi masalah yang di bahas yaitu produk, harga dan promosi. Ini dikarenakan strategi green marketing yang dilakukan ADES masih dalam tahap
harga, dan promosi tidak untuk pendistribusian produk. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen (X) yang digunakan dalam Green Product (X1), Green Price (X2), Green Promotion (X3).
b. Variabel Dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian.
3.4 Defenisi Operasional
Variabel Independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya atau timbulnya variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya (Situmorang dan Lufti, 2012:8).
1. Variabel Independenterdiri dari :
a. Green Product (X1) adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang.
b. Green Price (X2) adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang akan diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan produk hijau. Harga hijau ditentukan dengan pertimbangan kebijakan lingkungan yang dikenakan oleh perusahaan. Secara umum produk hijau memiliki harga yang lebih mahal dari pada produk konvensional (Polonski, 2001).
langkah yang telah mereka lakukan selama produksi untuk menjaga lingkungan.
2. Variabel Dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2008 :61). Variabel dependen (Y) dalam penelitian adalah Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian merupakan suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber – sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
VARIABEL DEFENISI VARIABEL INDIKATOR
VARIABEL
SKALA
GREEN PRODUCT
(X1)
Produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan,
1. Kemasan produk Ades terbuat dari bahan yang dapat di daur ulang (recycle)
2. Produk Ades tidak menggunakan sumber daya yang tidak berlebihan.
3. Produk Ades Memiliki Ecolabel
Likert
GREEN PRICE (X2)
Nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang akan diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan produk hijau.
1. Harga yang lebih mahal dibandingan dengan produk yang lain
2. Harga produk Ades sesuai dengan
1. Penjelasan yang jelas tentang aplikasi lingkungan (pada produk, kemasan atau komponen lain)
2. Promosi di media sosial yang mengkampanyekan tentang lingkungan
3. Sponsor acara
bertemakan
lingkungan
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Y)
Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan,pencarian informasi, penilaian sumber – sumber seleksi terhadap alternative pembelian, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Situmorang dan Lufti, 2012:6).
Skala likert akan menjabarkan variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut digunakan sebagai dasar dalam menyusun instrument yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan (Sugiono, 2006 :98).
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiono,2006:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa strata I Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ADES yang jumlahnya tidak diketahui.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro,2003:103). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel nya adalah
Non – Probability Sampling yaitu Teknik Accidental.
Non – Probability Sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Teknik Accidental adalah teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan (accidental) bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang pernah membeli Air Mineral dalam Kemasan ADES.
n = (��)
2 (�)(�)
�2
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
Zα = Nilai Standart normal yang besarnya tergantung α
Bila α = 0,05 maka Z= 1,67
Bila α = 0,01 maka Z = 1,96
p = estimator proporsi populasi
d = penyimpangan yang dapat ditolerir
dari 30 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ada 26 orang yang pernah membeli produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ADES. Maka nilai p adalah 26/30 x 100% = 86 % dan nilai q adalah 14%. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :
n = (��)
2 (�)(�)
�2
n = (1,67)
2 (0,86)(0,14)
(0,05)2
=
134, 3 = 135 orang3.7 Jenis Data
Peneliti menggunakan 2 (dua) jenis data di dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu :
1. Data Primer
kuesioner yang dibagikan kepada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Air Minum dalam Kemasan ADES.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data – data yang diperoleh dari sumber – sumber lain atau literature – literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang diberikan secara langsung kepada responden terpilih.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan cara meninjau,membaca, dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Criteria penilaian uji validitas, adalah :
a. Apabila rhitung > rtabel ( pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut valid
b. Apabila rhitung < rtabel ( pada tarag signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut tidak valid
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (kuesioner) diuji coba terlebih dahulu kepada 30 (tiga puluh) Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan agar diperoleh butir pertanyaan kuesioner yang valid dan reliabel. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu butir pertanyaan yang terdapat pada kuesioner, dilakukan dengan cara membandingkan rhitung dengan
r tabel.
Dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid.
Nilai rtabel dapat dilihat pada table r dengan menggunakan df = n-2 pada tingkat
Tabel 3.3
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (April, 2014)
Tabel 3.3 menunjukan bahwa seluruh butir pertanyaan di dalam kuesioner adalah valid, yang dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item – Total Correlation yang keseluruhannya lebih besar dari rtabel (0,361) Sehingga
Tabel 3.4 Validitas Instrumen Pernyataan Corerected item-total
correlation (rhitung)
rtabel Validitas
1 .404 0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS versi 19.0 2013)
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pernyataan yang sudah valid. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan criteria sebagai berikut :
a. Jika ralpha > rtabel, maka pernyataan reliabel.
b. Jika ralpha rtabel, maka pernyataan tidak reliabel.
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.878 15
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS Versi 19.0, 2013)
Tabel 3.5 menunjukan bahwa nilai dari Cronbach’s Alpha sebesar 0.878 maka seluruh butir pertanyaan dinyatakan reliabel karena 0,878 > 0,60 dan 0.878 > 0,80.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Hasil regresi yang telah memenuhi asumsi - asumsi adalah hasil regresi yang bersifat tidak bias dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan uji Asumsi klasi yaitu :
3.10.1 Uji Normalitas
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependent. Maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, 2012 : 109).
3.10.3 Uji Multikolineritas
Adanya hubungan linier yang sempurna diantara vaiabel – variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolineritas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIP). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang dan Lufti, 2011 :137), dimana :
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi mutikolinearitas. b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.
3.11 Metode Analisis Data
3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
3.11.2 Model Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda yang merupakan pengembangan dari regresi sederhana karena melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dapat dikatakan juga bahwa analisa regresi berganda merupakan suatu analisa yang secara stimultant menginvestasikan pengaruh dua atau lebih variabel bebas pada suatu skala interval atau skala rasio variabel bebas.
Rumusnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y : Keputusan Pembelian air minum dalam kemasan Ades a = Konstanta
b1 – b2 = koefisien regresi
X1 = Green product
X2 = Green Price
X3 = Green Promotion
3.11.3 Uji – F (Uji Serentak)
Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel
bebas mempunyai pengaruh positing signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah :
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (variabel Green Product, Green Price, Green Promotion
Ha : bi ≠ 0 (variabel Green Product, Green Price, Green Promotion secara
bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat). Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Criteria pengambilan keputusan
yaitu :
1. Diterima jika pada = 5% 2. Ditolak jika pada = 5% 3.11.4 Uji – t (Uji Parsial)
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), bentuk pengujiannya :
Ho : bi = 0 (variabel Green Product, Green Price, Green Promotion secara parsial
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian)
Ho : bi ≠ 0 (variabel Green Product, Green Price, dan Green Promotion secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian).
Nilai thitung akan dibandingkandengan niali ttabel. Kriteria pengambilan keputusan
yaitu
1. H0 diterima jika thiung < ttabelpada α = 5%
2. H0 ditolak jika thitung ≥ ttabel pada α = 5%
3.11.5 Koefisien Determinan (R2)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah ADES
PT. Akasha Wira International, Tbk sebelumnya dikenal dengan nama PT.
Ades Waters Indonesia, Tbk. Perusahaan ini berkedudukan di Jakarta beralamat di
Perkantoran Hijau Arkadia Tower C lantai 15, Jalan Letjen. TB. Simatupang Kav.
88, Jakarta Selatan. Perseroan bergerak dalam industri air minum dalam kemasan
(AMDK) yang memproduksi serta menjual produk air minum dalam kemasan
dengan merek dagang ADES. ADES Royal yang dimiliki oleh The Coca Cola
Company.
Pada tahun 2004 Perseroan mengalami suatu perubahan penting yang lain.
Water Partners Bottling S.A. (WPB), sebuah perusahaan patungan antara Nestlé
S.A. dan Refreshment Product Services yaitu anak perusahaan yang sepenuhnya
dimiliki The Coca-Cola Company mengambil alih mayoritas saham di Perseroan
sehingga nama Perseroan diubah menjadi PT. ADES Waters Indonesia Tbk. WPB
sepenuhnya mendukung upaya terus menerus Perseroan untuk melayani
konsumen Indonesia dengan lebih baik. Selain itu, kedua mitra bisnis dengan
keahlian tingkat dunia dalam menciptakan dan mengembangkan operasional
bisnis yang kuat dan berkelanjutan dalam bisnis minuman bermerek akan
teknis, sumber daya manusia, dan manajemen, untuk memastikan pengembangan
bisnis secara bertanggung jawab.
Coca cola diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1927. Resmi berproduksi
di Indonesia pada tahun 1932 lalu mengalami pemberhentian sampai 1942.
Setelah itu Coca cola mulai diproduksikan lagi oleh Indonesian Bottler Limited
(IBL) sebuah perusahaan nasional yang dipegang oleh TH Ticoalu, Tatang Nana
dan Harry Handoyo. Pabrik memproduksi 1000 – 1500 peti coca cola perharinya,
karyawan sebanyak 25 orang dan didukung oleh 3 -7 mobil truk distribusi.
Coca Cola Amatil Indonesia (CCIA) menyediakan banyak varians produk
ke berbagai penjuru Negara Indonesia. Coca cola beroperasi di 9 pabrik yaitu di
cibitung, cikedokan, bandung, semarang, Surabaya, bali, medan, padang, dan
lampung.
Pemasaran adalah cara CCIA untuk berbicara dengan Konsumen. Misi
yang diusung oleh CCIA adaah untuk menyegarkan kembali bumi dan
menghasilkan momen kebahagiaan dan harapan. CCIA berhubungan dengan
konsumen dalam sebuah kreatifitas, kebahagiaan, dan cara yang bertanggung
jawab.
Tujuan dari CCIA secara global adalah untuk tetap menjaga hubungan
dalam komunitas dan menjaga Alam. Karena pada semua pabriknya, CCIA
memastikan bahwa 100% air sisa produksi pabrik diperlakukan begitu ketat
sehingga air dapat dikembalikan untuk alam untuk mendukung kehidupan alam
disebut dengan Blowfill yang memungkinkan CCIA untuk mendesain kembali dan
mengurangi berat botol seluruh minuman berkarbonasi dan air mineral.
Tahun 2011, PT. Coca Cola Amatil Indonesia melakukan perubahan pada
kemasan ADES yang dahulunya bewarna biru menjadi bewarna hijau sebagai
penanda bahwa PT.Coca Cola Amatil Indonesia mulai menerapkan strategi Green
Marketing melalui produk ADES.
Gambar 4.1
Perubahan Kemasan ADES
ADES juga mengurangi penggunaan plastik pada kemasannya sebesar
21% dari kemasannya sebelumnya. Hal ini dilakukan perusahaan Coca Cola
Amatil Indonesia sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip 3R yaitu Recycle,
Reduce, dan Reuse.
4.2. Hasil Analisis Deskriptif