• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menegakkan Pilar Pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Menegakkan Pilar Pertama"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

42 26 SHAFAR - 11 RABIULAWAL 1432 H

D

alam upaya untuk membina jamaah masjid, langgar atau surau dan musholla Muhammadiyah diperlukan tegaknya pilar-pilar gerakan dan kegiatan. Pilar pertama berada pada sisi internal lembaga takmir itu sendiri.

Pilar pertama ini bernama kekompakan pengurus takmir masjid atau musholla Muhammadiyah. Kompaknya pengurus takmir ini akan mempengaruhi (1) kekompakan jamaah itu sendiri, (2) kemudahan takmir dalam menjalankan program dan kegiatan masjid, (3) ketenteraman dan kenyamanan jamaah, (4) tumbuhnya kepercayaan jamaah kepada takmir, (5) tumbuhnya kepercayaan donatur kepada takmir, (6) dalam hal menumbuhkan rasa nyaman para petugas di masjid atau mushollah itu (7) tumbuhnya rasa nyaman dan percaya pada diri khatib, imam, muballigh yang diberi tugas dakwah di masjid atau musholla itu, (8) kemudahan dalam membuat laporan kegiatan takmir kepada pengurus Ranting setempat dan (9) kemudahan dalam bekerjasama dengan pihak luar.

Dari uraian di atas tampak ada gambaran yang jelas bahwa kekompakan takmir masjid atau musholla Muhammadiyah menghasilkan efek dan dampak yang positif bagi semua pihak. Positif bagi takmir, positif bagi jamaah, positif bagi petugas, positif bagi masyarakat, positif bagi muballigh, positif bagi Ranting Muhammadiyah atau Aisyiyah setempat dan positif bagi pihak luar yang ingin bekerjasama dengan takmir masjid atau musholla itu. Kekompakan sebuah takmir masjid atau musholla akan mengarahkan langkahnya pada hal-hal yang produktif dan kreatif bagi semua. Kemudian, masjid atau musholla itu akan dikenal sebagai masjid atau musholla Muhammadiyah yang maju dan memiliki prestasi keagamaan dan prestasi sosial yang menonjol. Beberapa masjid atau musholla Muhammadiyah yang terkenal maju, berprestasi dan dapat dijadikan contoh suri tauladan biasanya ditandai oleh kompaknya personil yang diberi amanah untuk menjalankan lembaga ketakmiran di tempat itu. Tidak ada ceritanya takmir yang tidak kompak, bisa berprestasi. Biasanya kalau takmirnya tidak kompak maka masjid atau mushollanya mengalami kemunduran atau mengalami kemacetan dalam hal gerak dakwahnya. Padahal, lingkungan sekitar masjid sekarang biasanya sudah makin maju dan tidak jarang muncul ancaman pemurtadan secara diam-diam. Kalau takmir tidak kompak, jamaah mengalami kemunduran, maka kita bisa dengan mudah dikalahkan oleh gerakan pemurtadan itu.

Lantas bagaimana upaya nyata yang harus dilakukan untuk menumbuhkan kekompakan, untuk membina dan memelihara serta mengefektifkan kekompakan itu? Untuk ini kita perlu

memahami manajemen proses, yaitu memahami masalah dari sudut dan sisi proses-prsosesnya. Agar takmir masjid atau musholla dapat terkondisi kompak maka diperlukan pencermatan atas (1) proses pembentukan takmir itu sendiri, (2) proses rekrutmen personil, (3) proses penempatan personil pada bidang atau posisi yang tepat, (4) proses penumbuhan iklim kerjasama antarpersonil takmir, (5) proses keterbukaan antarpersonil dalam berkomunikasi. (6) proses formalisasi keputusan dan fleksibilitas dalam menjalankan keputusan, dan (7) proses pembentukan suasana kolegial dan kolektif dalam mengambil keputusan dan dalam menjalankan keputusan.

Agar tujuh proses di atas dapat berjalan mulus maka yang perlu diperhatikan antara lain, (1) homogenitas dan heterogenitas personil takmir. Personil takmir yang homogen memudahkan proses pengambilan keputusan tetapi dapat menyebabkan takmir kurang dinamis dan kurang sensitif terhadap tantangan. Kemudian, yang muncul itu (2) generasi tunggal atau terjadi oplosan antargenerasi serta intergenerasi di dalam takmir, kalau personil takmir melulu terdiri dari orang-orang yang segenerasi maka mereka akan cenderung eksklusif dan sulit menerima pandangan yang berbeda. Kalau dalam tim takmir terjadi oplosan antargenerasi dan intergenerasi maka takmir akan inklusif dan memudahkan proses regenerasi jika saatnya tiba. Perlu diperhatikan juga, (3) potensi masing-masing personil. Ada personil yang berpotensi untuk menekuni bidang ide dan pengembangan ide untuk melayani jamaah. Ada yang berpotensi untuk menekuni bidang keuangan dan mahir mencari dana.

Ada personil yang spesialis mendekati dan memotivasi ibu-ibu. Juga ada personil yang ahli dalam hal mendekati dan memobilisasi anak muda, misalnya pelajar, mahasiswa atau pemuda setempat. Personil lain, misalnya ada yang ahli dan selalu berbahagia jika dilibatkan dalam kegiatan pembinaan anak-anak. Yang lain misalnya, punya kenalan banyak dan punya keahlian mendatangkan muballigh atau ustadz yang bermutu untuk mengisi pengajian rutin atau berkala. Sementara itu personil lain berpotensi untuk mengurusi perlengkapan, kebersihan, sound system, konsumsi dan mengurusi undangan.

Seorang ketua takmir masjid dan musholla Muhammadiyah atau Aisyiyah hendaknya mampu mengelola potensi yang berbeda itu menjadi kekuatan unggul dalam takmirnya. Keahlian dan minat mereka perlu dihargai, dan jika berprestasi jangan sungkan, berikan pujian kepada mereka. Mereka akan mendukung apa mau ketua takmir dan sesama mereka pun akan terjalin kekompakan yang kuat, dan produktif.l

MUSTOFA W HASYIM

B I N A J A M A A H

Menegakkan P

Menegakkan P

Menegakkan P

Menegakkan P

Menegakkan Pil

il

il

ilar P

il

ar P

ar P

ar P

ar Per

er

er

ert

er

ta

t

t

t

a

a

a

am

m

m

m

ma

a

a

a

a

De

m

o (Vi

si

t ht

tp:

//www.pdfspl

itm

erge

r.c

om

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan panjang rambut dari minggu ke-1 hingga minggu ke-6 tampak pada Tabel 3.Hasil uji statistik menyatakan bahwa sediaan emulsi ekstrak etanol daun mangkokan

Analisis data menggunakan uji asumsi klasik, regresi linear berganda dan analisis jalur (path analysis) dengan bantuan IBM Statistik SPSS 21. Berdasarkan hasil dari uji

Open House dilaksanakan pada hari rabu tanggal 17 Juni 2015 bertempat di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tanjung Pinang dengan maksud untuk memberi kesempatan

a) Dengan adanya sistem ini dapat membantu Pengurus DMI mengetahui kegiatan masjid dan produk jamaah di masjid Kota Semarang. b) Memudahkan takmir untuk memantau kegiatan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Persepsi Teknologi Inforasi, Persepsi Pelayanan, Persepsi Risiko Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunakan Internet Banking

Pengertian objek wisata lebih banyak menggunakan istilah “tourism attraction” yaitu: segala sesuatu yang menjadi daya tarik wisata, sehingga objek wisata dapat

Pelaksanaan Pencegahan dini cacingan pada anak usia pra sekolah dengan praktek cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar di paud anyelir medan telah dilaksanakan

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok. Pertimbangan untuk nasihat lain •