Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id
FISIP Undana Jalin Kerjasama dengan FISIP UMM Tanggal: 2011-04-18
Guru Besar Universitas Nusa Cendana Kupang (Undana), Nusa Tenggara Timur (NTT), Prof. Dr. Alo Liliwery, mensinyalir banyaknya kasus kekerasan antar suku dan aliran akhir-akhir ini sebagai akibat kurang baiknya
pemahaman komunikasi antarbudaya pada masyarakat Indonesia. Padahal, keberagaman adalah sebuah keniscayaan bangsa Indonesia yang memang majemuk. Etnosentrisme yang tajam menyebabkan fanatisme kelompok dan
berdampak pada aksi kekerasan.
Demikian salah satu pemikiran yang muncul dalam kuliah tamu Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UMM, Sabtu (8/04) di ruang 611 GKB I UMM. Acara diikuti oleh dosen dan mahasiswa dari berbagai klub di Jurusan Ilmu Komunikasi. Alo Liliweri merupakan satu-satunya narasumber dalam kuliah tamu itu.
Perilaku pluralis diperlihatkan Alo ketika pertama kali ikut merintis Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK). Pada waktu itu, Alo merupakan salah satu dosen yang ikut menandatangani sertifikat pendirian fakultas dan tercatat sebagai salah satu dosen. “Saya terlibat banyak di sana, sehingga banyak yang mengatakan, walau saya ini non-Muslim tetapi saya lebih Muhammadiyah daripada orang Muhammadiyah di sana,” katanya berkelakar.
Sikap saling bekerja sama diantara kelompok yang berbeda, menurut Alo, akan memperkecil perbedaan. Semakin dekat sebuah kelompok yang berbeda, maka komunikasinya semakin tak ada hambatan. Perbedaan akan biasa dijadikan guyunan, dan tidak lagi sensitif terhadap perbedaan satu sama lain. “Saya sering bercanda dengan teman-teman Muslim, begitupun teman-teman Muslim mencandai saya. Kami sudah terbiasa bercanda walau pada isu-isu sensitif sekalipun tidak ada yang tersinggung,” lanjutnya.
Sebagai pembicara, Alo Liliwery, yang juga dekan FISIP Undana, itu mengaku senang bisa mengunjungi UMM. Baginya, kali ini adalah yang ketiga kalinya dia ke UMM. “Bagaimanapun saya berhutang budi dengan
Muhammadiyah,” katanya. Dia mengenang, ketika mengurus pangkat Guru Besarnya, dua tahun tidak turun-turun. Namun ketika Mendiknas dijabat oleh mantan rektor UMM, Prof. HA. Malik Fadjar, MSc, dia memperoleh kemudahan. Bukan karena kolusi, karena semua persyaratan sudah memenuhi. Hanya saja perhatian Mendiknas waktu itu lebih besar karena Alo ikut membidani berdirinya UMK.
Lebih lanjut Alo berharap Komunikasi UMM bisa menjalin kerjasama dengan Komunikasi Undana. Dia memandang KOmunikasi UMM merupakan salah satu yang terbaik dari jurusan Komunikasi di Indonesia. Disamping karena laboratoriumnya yang sangat lengkap juga alumninya yang terbukti handal dan diterima di dunia kerja profesional. “Itulah sebabnya kami memilih untuk bekerjasama dengan Komunikasi UMM ini,” katanya usai menandatangani naskah kerjasama antara FISIP UMM dengan FISIP Undana. Dari pihak UMM, Dekan FISIP, Dr. Wahyudi menandatangani naskah itu.
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM, Dra. Frida Kusumastuti, MSi, mengatakan kerjasama dengan Undana merupakan salah satu dari beberapa kerjasama yang sudah dijalinnya. Undana, menurut Frida memiliki keunikan karena mempunyai konsentrasi studi Komunikasi Antarbudaya. “Sebaliknya, mahasiswa Undana bisa belajar dari laboratorium kita,” ungkap ketua jurusan yang memiliki akreditasi “A” itu. (nas)