• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SYARI’AT ISLAM DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA AKHIR DI KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SYARI’AT ISLAM DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA AKHIR DI KOTA BANDA ACEH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SYARI’AT ISLAM DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA AKHIR

DI KOTA BANDA ACEH

SKRIPSI

Oleh :

Syarifah Zainab 05810031

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang memberi kehidupan bagi setiap

ciptaan-Nya di muka bumi ini. Iringan shalawat kepada kekasih Allah, Nabi Muhammad

SAW, dengan cintanya menerangi jalan manusia menuju lautan ilmu yang tidak

terkira. Bersyukur atas segalanya, akhir perjalanan untuk menuju awal sebuah

kehidupan baru telah terselesaikan dalam sebuah skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi tentang Syari’at Islam dengan Perilaku Seksual Remaja Akhir di Kota Banda Aceh”, dimana skripsi tersebut juga menjadi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Tidak dapat terselesaikan tanpa adanya motivasi, bantuan, bimbingan, pengarahan

berupa sumbangan pemikiran, nasehat dan dorongan baik moral maupun materiil

yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Iswinarti, M.Si selaku Pembimbing I, terima kasih atas kesabaran dan

waktu yang telah diluangkan selama ini untuk membimbing dan

mengarahkan penulis untuk menghasilkan dan menyelesaikan skripsi ini.

3. Yudi Suharsono, M.Si. Psi selaku Pembimbing II, yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan nasehat yang

sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dosen Wali Kelas A Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang selalu mengingatkan

penulis untuk segera merampungkan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang

selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Kepala sekolah dan siswa/i SMA Negeri 2 Banda Aceh, SMA

Muhammadiyah Banda Aceh, SMA Safiatuddin Banda Aceh, SMA Negeri 4

Banda Aceh dan SMA 12 Banda Aceh yang telah memberi izin serta

(6)

7. Kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda M. Abduh Djamil dan Ibunda

Zamzimar yang selalu bersabar menunggu selesainya skripsi yang terus

tertunda. Terimakasih atas cinta dan doa untuk penulis, serta untuk dorongan

moril dan materiil yang tak terhingga nilainya.

8. Kakanda tersayang, Syarifah Azmi, Syarifah Azma, Abdul Haris,

Muhammad Yamin, Muhammad Akhyar, Muhammad Ridha, Ahmad

Firdaus, Syarifah Aini, dan kakanda-kakanda ipar. Terimakasih untuk

semangat serta dukungan moril dan materiil yang kakanda-kakanda berikan.

9. Khotim, Dini, Diyah, Ima, Afif, Astrid, kakanda Suci dan teman-teman kelas

A Fakultas Psikologi 2005 UMM yang selalu memberikan semangat sehingga

penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh penghuni Wisma Tulip’s Margo utomo 10. Chandra, Yusti, Kiki, Vini dan Sri. Terima kasih untuk dukungan yang kalian berikan.

11. Aceh Singkil Corporation. Abhtal, Anshor, Fandi, Ayin, Heri dan Rafiq.

Keep fighting adik-adikku. Terimakasih telah menjadi pelipur lara kampung

halaman kita.

12. PSM”GITASURYA”UMM. Kebahagiaan saat berada diantara kalian

sungguh luar biasa. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah segala sesuatunya penulis

kembalikan dan semoga Allah SWT selalu membuka hati kita untuk selalu berbuat

lebih baik di masa yang akan datang. Dengan penuh kerendahan hati, skripsi ini

dipersembahkan dengan harapan dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis pribadi

melainkan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Malang, 15 April 2011

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Akhir ... 9

1. Pengertian Remaja Akhir ... 9

2. Ciri-Ciri Remaja akhir ... 10

3. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja ... 11

B. Perilaku Seksual ... 13

1. Pengertian Perilaku Seksual ... 13

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual ... 14

3. Perkembangan Seksualitas Remaja Akhir ... 15

4. Bentuk Perilaku Seksual Remaja ... 17

C. Persepsi ... 19

1. Pengertian Persepsi ... 19

2. Proses Persepsi ... 20

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 22

4. Jenis-Jenis Persepsi ... 24

D. Syari’at Islam ... 24

1. Pengertian Syari’at Islam ... 24

2. Syari’at Islam di Aceh ... 26

3. Tujuan Syari’at Islam ... 27

4. Persepsi Syari’at Islam Pada Remaja Akhir ... 29

E. Hubungan antara Persepsi tentang Syari’at Islam dengan Perilaku Seksual Remaja Akhir ... 30

F. Kerangka Pemikiran ... 33

G. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 35

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Definisi Operasional ... 36

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 39

(8)

H. Validitas dan Reliabilitas ... 44

I. Analisa Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 53

B. Analisis Data ... 55

C. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1. Skor Pilihan Jawaban ... 41

Tabel 2. Blue Print Skala Persepsi Tentang Syari’at Islam ... 42

Tabel 3. Blue Print Skala Perilaku Seksual ... 43

Tabel 4. Rangkuman Analisa Validitas Butir Skala Persepsi Syari’at Islam ... 47

Tabel 5. Blue Print Skala Persepsi Syari’at Islam setelah Try Out ... 47

Tabel 6. Rangkuman Analisa Validitas Butir Skala Perilaku Seksual ... 48

Tabel 7. Blue Print Skala Perilaku Seksual setelah Try Out ... 49

Tabel 8. Uji Reliabilitas Skala Persepsi Syari’at Islam ... 50

Tabel 9. Uji Reliabilitas Skala Perilaku Seksual ... 51

Tabel 10. Rancangan Analisis Data ... 52

Tabel 11. Sebaran Data Persepsi Tentang Syari’at Islam ... 54

Tabel 12. Sebaran Data Perilaku Seksual ... 54

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1. Skala Penelitian ... 66

Lampiran 2. Data Kasar Try Out ... 72

Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas ... 76

Lampiran 4 Data Kasar Setelah Try Out ... 86

Lampiran 5. Perhitungan Tscore ... 92

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, A. (2008). Syari’at islam di provinsi nanggroe aceh darussalam: Paradigma, kebijakan, dan kegiatan. Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD.

Abubakar, A & Halim, M. (2007). Hukum pidana islam di provinsi nanggroe aceh darussalam. Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD.

Abbas, S. (2009). Syari’at islam di aceh: Ancangan metodologis dan penerapannya.

Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Provinsi Aceh.

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan: Pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri. Bandung: Refika Aditama.

Ali, M. D. (2004). Hukum islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

_______. (1990). Asas-asas hukum islam: Pengantar ilmu hukum dan tata hukum islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali.

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi remaja: Petunjuk bagi guru dan orang tua. Bandung: Pustaka Setia.

Azhari, A. (2004). Psikologi umum & perkembangan. Jakarta: Mizan Publika.

Azwar, S. (2007). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. (2005). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (Ed. 1). Yogyakarta: Liberty.

Bachtiar, A. (2004). Cinta remaja: Mengungkap pola dan perilaku cinta remaja. Jogjakarta: Saujana.

Bisri, C. H. (2004). Pilar-pilar penelitian hukum islam dan pranata sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Dariyo, Agus. (2004). Psikologi perkembangan remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

(12)

Dinas Syari’at Islam Litbang & Program.2009.Himpunan undang-undang keputusan presiden peraturan daerah/qanun instruksi gubernur edaran gubernur berkaitan pelaksanaan syari’at islam. Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD.

Gibson, I., & Donnely. (1984). Organisasi dan manajemen: Perilaku struktur proses. Jakarta: Erlangga.

Harian Aceh. (2008). Tegakkan syariat islam secara kreatif. Diakses 31 Maret 2010 dari http://blog.harian-aceh.com/tegakkan-syariat-islam-secara-kreatif.jsp.

Kesrepro. (2009). Gaya pacaran ala remaja kota banda aceh. Diakses 31 Maret 2010 dari www.scbsradio.co.cc.

Kreitner, R., & Kinicki, A. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Leavit, H. J. (1992). Psikologi manajemen. Jakarta: Erlangga.

Mar'at, S., & Kartono, L. I. (2006). Perilaku manusia: Pengantar singkat tentang Psikologi. Bandung: Refika Aditama.

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

__________. (1987). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Papalia, O., & Feldman. (2009). Human development: Perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press.

Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2005). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rahman, A. (1990). Inilah syariah islam. Jakarta: Pustaka Panji Mas.

Rakhmat, J. (2007). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ramulyo, M. I. (1997). Asas-asas hukum islam sejarah timbul dan berkembangnya kedudukan hukum islam dalam sistem hukum di indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Rosyada, D. (1993). Hukum islam dan pranata sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

(13)

Sobur, A. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannnya. Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujanto, A. (1986). Psikologi perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.

Suyanta, S., Ismail, N., Maulana, N., Elidar, E., & Yasir, M. (2008). Buku panduan pelaksanaan syari’at islam untuk remaja, pelajar dan mahasiswa (Ed. II).

Banda Aceh: Dinas Syari’at Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Thoha, M. (2003). Perilaku organisasi-konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: Rajagrafindo.

Walgito, B. (1997). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: Umm Press.

___________. (1996). Statistik: Teori dan aplikasi dalam penelitian (Jil. 1). Malang: UMM Press.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syari’at Islam merupakan peraturan agama yang telah ditetapkan Allah untuk umat Islam, baik dari Al-Quran maupun dari sunnah Rasulullah SAW yang berupa

perkataan, perbuatan ataupun penetapan atau pengakuan. Menerangkan tentang

keyakinan kepada Allah beserta sifat-sifat-Nya, hari akhirat dan sebagainya. Ia juga

mencakup kegiatan-kegiatan manusia yang mengarah kepada pendidikan jiwa dan

keluarga, serta masyarakat. Demikian pula tentang jalan yang akan membawanya

kepada kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tujuan pokok syari’at Islam adalah menegakkan dan mewujudkan nilai-nilai kemasyarakatan yang mulia dan luhur.

Nilai tersebut berupa keadilan, persaudaraan, solidaritas, kemuliaan, kemerdekaan

dan kebebasan.

Syaltout (seperti yang disebut Rosyada, 1993) memberikan pengertian yang

jelas tentang syari’at Islam yakni sebagai ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah, atau hasil pemahaman atas dasar ketentuan tersebut, untuk dijadikan pegangan oleh

umat manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan umat manusia

lainnya, orang Islam dengan non-muslim, dengan alam, maupun dalam menata

kehidupan ini.

Syari’at Islam dinilai banyak pihak merupakan sebuah langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena dapat mengontrol

penyimpangan dan sesuai pula dengan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Indonesia

yang mayoritas penduduknya beragama Islam, termasuk di dalamnya adalah Aceh

yang secara historis telah dikenal dengan tiga keistimewaannya yaitu, pendidikan,

agama dan adat istiadat. Kemudian, sejak tahun 1999, Aceh secara perlahan-lahan

(15)

2

Sepanjang sejarah, masyarakat Aceh telah menjadikan agama Islam sebagai

pedoman dalam kehidupannya. Melalui penghayatan dan pengamalan ajaran Islam

dalam rentang sejarah yang cukup panjang telah melahirkan suasana masyarakat dan

budaya Aceh yang Islami. Budaya dan adat Aceh yang lahir dari renungan para

ulama, kemudian dipraktekkan, dikembangkan dan dilestarikan.

Islam telah mengatur etika pergaulan muda mudi dengan baik. Cinta dan

kasih sayang laki-laki dan perempuan adalah fitrah manusia yang merupakan karunia

Allah. Aturan tersebut dibuat agar para remaja terjaga dirinya dari hal-hal yang

buruk, dari hal yang merugikan dirinya dan keluarganya. Oleh sebab itu, Islam

melarang umatnya untuk berkhalwat, yaitu berduaan di tempat sepi dengan lawan

jenis yang bukan muhrim.

Larangan khalwat adalah pencegahan diri bagi perbuatan zina. Larangan ini

berbeda dengan beberapa jarimah lain yang langsung kepada zat perbuatan itu

sendiri, seperti larangan mencuri, minum, khamar, dan maisir. Larangan zina justru

dimulai dari tindakan-tindakan yang mengarah kepada zina (Abubakar & Halim,

2007). Pada tahun 2003 mulai diberlakukan secara sah qanun tentang larangan

khalwat tersebut. Di Banda Aceh, ibukota Provinsi, sejak Gubernur Irwandi berkuasa

pada tahun 2007, petugas-petugas Wilayatul Hisbah mulai menegakkan hukum

syari’ah secara konsisten.

Namun, dalam penerapan syari’at Islam di Aceh, masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat. Pelanggaran tersebut

berkenaan dengan Qanun No.11/2002 tentang pelaksanaan syari’at Islam bidang akidah, ibadah, dan syiar Islam serta Qanun No.14/2003 tentang larangan khalwat.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai permasalahan tentang larangan khalwat

yang biasanya dilakukan oleh remaja di tempat sepi dan tertutup atau di tempat

umum.

Perbuatan maksiat di bidang seksual yang dapat mengarah kepada zina

biasanya hanya dilakukan di tempat sepi (tertutup) yang jauh (terlindung) dari

(16)

3

yang dapat mengarah kepada zina tersebut juga dapat terjadi di tempat yang relatif

ramai, seperti restoran, ruang tunggu hotel dan tempat rekreasi, atau di jalanan

seperti dalam kendaraan (umum atau pribadi) atau tempat-tempat lain (Abubakar,

2008).

Dari hasil observasi Centra Muda Putroe Phang (CMPP) Aceh yang telah

dilakukan sejak tahun 1992, membuktikan begitu kompleksnya permasalahan

remaja. Dari Januari 2000-Desember 2001 terjadi peningkatan dari beberapa jenis

kasus, yakni dari 71 kasus tahun 2000 menjadi 129 kasus pada tahun 2001. Hal ini

menunjukan sebagian remaja di Kota Banda Aceh melakukan gaya pacaran yang

tidak sehat (Kesrepro, 2009, 15 Maret).

Menurut data yang diperoleh Dinas Syari'at Islam (DSI) Banda Aceh, hampir

setiap hari dari berbagai daerah mendapat laporan tentang hal-hal yang terkait

dengan perilaku seksual yang ditemukan masyarakat atau aparat berwenang. Dalam

catatan DSI Banda Aceh tahun 2008, pelanggar qanun atau aturan-aturan tentang

khalwat, sepanjang lima bulan terakhir ada 491 pasangan. Kasus berdua-duaan beda

kelamin dengan bukan muhrimnya itu, sebagian besar dilakukan oleh kaum muda

(Harian Aceh, 2008, 13 Juni).

Menurut data Satpol PP dan Wilayatul Hisbah yang bertindak sebagai polisi

khusus syari’at di Kota Banda Aceh, terdata 92 kasus pelanggaran Qanun

No.14/2003 tentang khalwat atau mesum dengan 183 orang pelanggar pada 2009 di

ibukota Provinsi Aceh (Tvone, 2010, 19 Januari).

Dari pemberitaan di atas, pada tahun 2000 terdapat 71 kasus pelanggaran

qanun tentang khalwat. Pada tahun 2001 tercatat ada 129 kasus dan pada lima bulan

terakhir tahun 2008 meningkat drastis menjadi 491 kasus, yang berarti jika

dirata-rata maka terdapat 1176 kasus dalam tahun tersebut. Kemudian pada tahun 2009

terdapat penurunan yakni menjadi 92 kasus. Peningkatan drastis tersebut terjadi

setelah ada konsistensi dari petugas WH yang juga terkait dengan pemberlakuan

(17)

4

Tujuan larangan khalwat atau mesum itu sendiri adalah untuk menegakkan

syari’at Islam dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat di Provinsi Aceh,

melindungi masyarakat dari berbagai bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang

merusak kehormatan, mencegah anggota masyarakat sedini mungkin dari melakukan

perbuatan yang mengarah kepada zina, meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mencegah dan memberantas terjadinya perbuatan khalwat atau mesum, dan untuk

menutup peluang terjadinya kerusakan moral (Dinas Syari’at Islam, 2009). Diharapkan dengan diberlakukannya syari'at Islam maka standar moral dapat

dipulihkan.

Masalah masa remaja memang sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik

yang terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Masa remaja disebut sebagai ambang

masa dewasa, mereka berusaha memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir

dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belum cukup. Oleh

karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan

status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan,

dan terlibat dalam perbuatan seks bebas (Azhari, 2004).

Inti dari periode masa remaja ini adalah pembentukan identitas diri sendiri.

Kesadaran ”Aku” berkembang lambat namun pasti. Hal ini biasanya bersamaan

dengan adanya konflik-konflik dalam situasi-situasi keluarga karena remaja mencoba

melepaskan diri dari kelompok/keluarga yang dengan cara ini membangun

identitasnya sendiri. Hal tersebut merupakan akibat dari perubahan-perubahan

biologis yang terjadi sekitar waktu tersebut. Suatu pertumbuhan fisik yang cepat

memberitahukan pula kematangan seksual dari alat kelamin (Mar'at & Kartono,

2006).

Organ-organ seks yang telah matang tersebut menyebabkan remaja

mendekati lawan seks. Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi

dorongan itu, sehingga kadang-kadang dinilai oleh masyarakat tidak sopan.

Tambahan pula, ada keberanian mereka menonjolkan sex appeal serta keberanian

(18)

5

sering timbul masalah dengan orang tua atau orang dewasa lainnya (Mappiare,

1982).

Selama perjalanan perkembangan masa remaja, tidak ada fenomena yang

sedramatis dan memiliki pengaruh besar sebagaimana perwujudan dari

perkembangan perilaku seksual pada remaja. Para remaja memiliki rasa ingin tahu

yang tidak habis-habisnya mengenai seks. Baik itu mengenai daya tarik seksual,

bagaimana cara berperilaku seksi, dan bagaimana kehidupan seksual mereka di masa

yang akan datang, dan hal tersebut melibatkan berbagai aktivitas, minat, dan gaya

perilaku.

Feldman (seperti yang disebut Santrock, 2007) mengatakan hasrat seksual

muncul sebagai fenomena baru di masa remaja dan seksualitas harus dipandang

sebagai aspek yang normal dari perkembangan remaja. Melihat diri sendiri sebagai

makhluk seksual, mengenali orientasi seksual diri sendiri, menerima dorongan

seksual, dan membentuk kedekatan romantis atau seksual adalah bagian dari

pencapaian identitas seksual. Kesadaran akan seksualitas adalah aspek penting dalam

pembentukan identitas yang sangat mempengaruhi citra diri dan hubungan dengan

orang lain (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Proses seksualitas didorong oleh faktor biologis, tetapi ekspresinya sebagian

ditentukan oleh budaya. Dibeberapa budaya, seksualitas sangat ditekan, khususnya

dalam budaya Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, terutama

Aceh yang kental dengan budaya dan syari’at Islamnya.

Abma, Martinez, Mosher, dan Dawson (seperti yang disebut Papalia, et al.,

2009) menyebutkan alasan utama dari remaja yang belum pernah melakukan

hubungan seksual adalah bahwa hal tersebut bertentangan dengan agama atau moral

mereka dan diikuti dengan ketidakinginan mereka untuk hamil atau menghamili.

Seperti yang diketahui bahwa masa remaja akhir adalah masa yang memiliki ciri-ciri

yang jelas membedakannya dengan remaja awal. Mereka menampakkan kestabilan

dan kematangan dalam hal pola-pola sikap, pola perasaan, pola pikir, dan pola

(19)

6

seksual merupakan perilaku yang dapat merugikan masa depan mereka dan tentunya

hal tersebut dilarang oleh agama karena mendekati perbuatan zina.

Melihat permasalahan remaja tersebut, untuk memelihara dan menjaga

keturunan serta kehormatan masyarakat Aceh khususnya remaja, Provinsi Aceh

merasa perlu membuat peraturan-peraturan yang akan mengatur kehidupan

masayarakat menuju kehidupan lebih baik. Tidak terkecuali bagi permasalahan

perilaku remaja dalam berhubungan dengan lawan jenis, yaitu qanun tentang khalwat

yang berbicara tentang larangan berdua-duaan di tempat sepi dan tertutup antara

laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.

Dari peraturan syari’at Islam yang telah dibuat sedemikian rupa tersebut, idealnya adalah sebuah kehidupan sosial remaja akan berjalan dengan baik dan

remaja Aceh tidak akan terlibat dalam masalah perilaku seksual. Tetapi yang terjadi

adalah tidak seperti yang dibayangkan. Remaja di Aceh masih menjadi sebuah

permasalahan dalam hal perilaku seksual. Salah satu pengaruh yang paling dapat

dilihat adalah mengenai persepsi mereka terhadap syari’at Islam.

Persepsi merupakan suatu proses memperoleh informasi dan kemudian

informasi tersebut diorganisasikan sehingga didapatlah sebuah kesimpulan mengenai

lingkungan atau objek yang dipersepsi tersebut. Disini syariat Islam merupakan

objek yang dipersepsi, sedangkan remaja yang notabene disebut sebagai masa usia

mulai mendekati lawan seks adalah subjek yang berusaha menyimpulkan objek yang

diberikan. Syariat Islam seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan hukum Islam

yang didasarkan pada penjelasan Allah SWT dalam Al-Quran, yaitu mengenai

seluruh etika hidup di dunia termasuk mengenai akhlak atau perilaku manusia.

Aturannya jelas bahwa perilaku seksual merupakan perilaku yang tidak sesuai

dengan syari’at.

Berkaitan dengan permasalahan persepsi, terdapat dua kemungkinan yang

dapat terjadi di dalam kognisi remaja, yaitu persepsi positif dan persepsi negatif

terhadap syari’at Islam. Dalam usaha menjalankan syariat Islam, persepsi remaja

(20)

7

dipersepsi secara positif jika sesuai dengan harapan yang diinginkan remaja, begitu

pula sebaliknya.

Secara teori seringkali diungkapkan bahwa sikap merupakan predisposisi

(penentu) yang memunculkan adanya perilaku yang sesuai dengan sikapnya.

Sedangkan sikap tumbuh ialah karena diawali dari pengetahuan yang dipersepsikan

sebagai suatu hal yang baik (positif) maupun tidak baik (negatif), kemudian

diinternalisasikan ke dalam dirinya. Dari apa yang diketahui tersebut akan

mempengaruhi pada perilakunya (Dariyo, 2004). Jika syari’at Islam dipersepsikan

positif, maka seseorang cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya. Sebab

seseorang tersebut tentu setuju dan mendukung dengan segala aturannya. Namun

sebaliknya, jika seseorang mempersepsikan syari’at Islam secara negatif, maka

seseorang tersebut pun cenderung menghindari atau tidak mentaati peraturan yang

dibuat.

Agama merupakan salah satu faktor pengendali terhadap tingkah laku remaja.

agama menyajikan kerangka moral sehingga seseorang bisa membandingkan tingkah

lakunya. Agama juga dapat menstabilkan tingkah laku. Dari sebuah hasil penelitian

terdapat hubungan yang tidak berarti antara keyakinan beragama dengan perilaku

seksual. Tetapi ada hubugnan yang berarti antara keteraturan beribadah dengan

perilaku seksual. Faktor yang lebih nyata pengaruhnya adalah adanya norma ganda

yang berlaku dalam suatu masyarakat (Sarwono, 2010).

Syari’at Islam merupakan sebuah bentuk norma yang diberlakukan pada

masyarakat Aceh. Suatu norma akan mudah diterima apabila norma tesebut

dimaknai/diinterpretasi secara baik atau positif oleh masyarakat. Karena orang

berperilaku pada awalnya didahului oleh sebuah persepsi. Maka perlu diketahui

bagaimana persepsi remaja terhadap syari’at Islam sebagai norma yang

diberlakukan? Apakah ada hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual? Jadi,

apabila syari’at Islam yang terdiri dari beberapa qanun tersebut dipersepsi positif oleh remaja maka tingkat perilaku sekual cenderung menjadi rendah, begitu pula

(21)

8

Sekian tahun syariat Islam telah diterapkan yang berarti masyarakat termasuk

remaja Aceh mendukung hal tersebut, tetapi pertanyaannya adalah mengapa masih

saja ada remaja yang melakukan perilaku seksual? Bagaimanakah remaja

mempersepsi syari’at Islam yang diterapkan di Aceh? Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara persepsi syari’at Islam dengan perilaku seksual remaja akhir di Kota Banda Aceh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat ditarik sebuah

rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: apakah ada hubungan antara persepsi

mengenai syari'at Islam dengan perilaku seksual remaja akhir di Kota Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi

tentang syari'at Islam dengan perilaku seksual remaja akhir di Kota Banda Aceh.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi

perkembangan ilmu Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, khususnya Psikologi

remaja.

2. Secara Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan kepada

orang tua remaja, guru dan pemerintah Provinsi Aceh, khususnya pada Dinas

Referensi

Dokumen terkait

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, maka Penerima Kuasa mewakili dalam hal menyampaikan dokumen untuk pembuktian kualifikasi dan dokumen penawaran kami untuk paket kegiatan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan seperti yang terlihat pada Gambar 2, terlihat bahwa rata-rata konsentrasi Pb pada ikan kuniran setelah di konversi dari konsentrasi

(2) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,

Peningkatan tersebut diperoleh karena pada tindakan siklus II seluruh siswa dapat mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran menulis pantun dengan teknik Think Pair Share melalui kartu

9 Hal inilah yang terjadi di Kota Palangka Raya, dalam satu keluarga terdapat multi agama, sehingga anak menjadi bingung melihat perbedaan agama kedua orang

Dalam penelitian ini model pengembangan dari sepuluh langkah penelitian pengembangan dari Borg and Gall (1983:775), peneliti tidak menggunakan keseluruhan tetapi hanya

Ekstensifikasi merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh UPPD Provinsi Wilayah XXII Bandung Timur untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah dengan melakukan