• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi kegiatan perikanan pancing tonda di Pacitan terhadap kelestarian sumberdaya ikan tuna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi kegiatan perikanan pancing tonda di Pacitan terhadap kelestarian sumberdaya ikan tuna"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KEGIATAN PERIKANAN PANCING TONDA

DI PACITAN TERHADAP KELESTARIAN

SUMBERDAYA IKAN TUNA

ROISUL MA ARIF

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

▸ Baca selengkapnya: kegiatan perikanan yang outputnya adalah ikan berukuran konsumsi

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing

Tonda di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna adalah karya saya

sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

(3)

ABSTRAK

ROISUL MA ARIF, C44070028. Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing Tonda di

Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna. Dibimbing oleh TRI WIJI

NURANI dan PRIHATIN IKA WAHYUNINGRUM.

Kegiatan perikanan pancing tonda cukup efektif untuk menangkap ikan tuna,

namun hasil tangkapan ikan tuna lebih banyak berukuran kecil. Jenis ikan tuna

yang dominan ditangkap adalah

yellowfin tuna

(Thunnus albacares). Penelitian

ditujukan untuk mendeskripsikan kegiatan operasi penangkapan dan penanganan

ikan tuna dengan menggunakan pancing tonda di Pacitan, menentukan tujuan

pemasaran ikan tuna yang didaratkan di Pacitan serta menentukan komposisi dan

kualitas hasil tangkapan ikan tuna dalam kaitannya dengan kelestarian

sumberdaya tuna. Hasil tangkapan tuna untuk ekspor tidak dipasarkan di Pacitan,

karena belum ada perusahaan untuk ekspor tuna di Pacitan. Salah satu daerah

pemasaran produk ekspor tuna terdapat di Pasuruan. Hasil tangkapan tuna dengan

bobot lebih dari 10 kg langsung dipasarkan ke Pasuruan, sedangkan tuna dengan

bobot kurang dari 10 kg disalurkan melalui pasar lokal. Berdasarkan 150 sampel

ikan tuna yang diuji, komposisi hasil tangkapan menunjukkan bahwa 48 ekor atau

sekitar 32% ikan tuna sudah layak tangkap, sedangkan 102 ekor atau sekitar 68%

ikan tuna tidak layak tangkap.

Pengukuran organoleptik ikan tuna yang

memenuhi syarat ekspor yaitu berjumlah 41 ekor (27,33%).

(4)

©

Hak cipta IPB, Tahun 2011

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

1)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis

ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber:

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(5)

EVALUASI KEGIATAN PERIKANAN PANCING TONDA

DI PACITAN TERHADAP KELESTARIAN

SUMBERDAYA IKAN TUNA

ROISUL MA ARIF

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Judul Skripsi :

Nama :

NRP :

Mayor :

Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing Tonda di Pacitan

terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna

Roisul Ma arif

C44070028

Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui:

Pembimbing I,

Dr.Ir.Tri Wiji Nurani, M.Si

NIP 19650624 198903 2 002

Pembimbing II,

Prihatin Ika Wahyuningrum, S.Pi, M.Si

NIP 19780613 200801 2 011

Diketahui:

Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Dr.Ir.Budy Wiryawan, M.Sc

NIP 19621223 198703 1 001

(7)

KATA PENGANTAR

Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Judul yang dipilih dalam penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2010 ini adalah Evaluasi Kegiatan

Perikanan Pancing Tonda di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr.Ir.Tri Wiji Nurani, M.Si dan Prihatin Ika Wahyuningrum, S.Pi, M.Si atas

arahan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini;

2. Dr.Ir.Muhammad Imron, M.Si selaku Komisi Pendidikan Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Dr.Ir.Domu Simbolon, M.Si selaku

penguji tamu;

3. Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas ilmu yang telah

diberikan selama ini;

4. Drs. Suwoto, MH selaku Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten

Pacitan, Bapak Choirul Huda selaku pengelola PPP Tamperan, Bapak Djohan

selaku Kepala UPT Pelayanan dan Pengembangan TPI Tamperan, Bapak

Nurdin Toha selaku staff TPI Tamperan, Mas Fauzi, Bapak Marsono, dan

Keluarga Besar Bapak Bibit Sumarno;

5. Papa, Mama, Eyang, dan Adik-adikku atas semua doa, nasehat, inspirasi,

semangat serta kasih sayang kepada penulis;

6. Danang Setiawan, Oktavianto Prastyo D, dan Yudhi Romansyah atas

bantuannya selama penelitian dan pengolahan data;

7. Keluarga Bagan PSP (Beni, Ade, Dudi, Reza, Ryan, dan Dede), keluarga

PASMAD, dan Suci Y.M atas doa, dukungan dan semangatnya selama ini;

8. Teman-teman seperjuangan PSP 44, adik-adik PSP 45, dan PSP 46 atas segala

dorongan, inspirasi dan semangat kepada penulis;

9. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 23 Maret

1990 dari Bapak Ir.Widodo dan Almh. Umi Yusroh. Penulis

merupakan putra pertama dari tiga bersaudara.

Penulis lulus dari SMA Negeri 5 Madiun pada tahun

2007 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih

Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah

Rekayasa Tingkah Laku Ikan pada tahun ajaran 2010/2011 dan 2011/2012, serta

mata kuliah Eksplorasi Penangkapan Ikan pada tahun ajaran 2011/2012. Pada

tahun 2010 dan 2011 penulis menerima program hibah pendanaan bidang

kewirausahaan, dan penelitian PKM, serta program hibah pendanaan Program

Mahasiswa Wirausaha pada tahun 2010. Penulis juga mendapat Peringkat II

Mahasiswa Berprestasi Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Penulis

aktif di berbagai organisasi kampus IPB seperti staff Divisi HUBLUKOM BEM

FPIK periode 2009-2010, Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) periode 2010-2011, dan Ketua Umum

Paguyuban Sedulur Madiun (PASMAD) Bogor periode 2009-2010.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

...

xi

DAFTAR LAMPIRAN

...

xii

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Tujuan Penelitian...

2

1.3 Manfaat Penelitian...

2

2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Unit Penangkapan Ikan ...

4

2.1.1 Kapal dan nelayan ...

4

2.1.2 Alat tangkap pancing tonda ...

5

2.1.3 Umpan ...

6

2.1.4 Rumpon ...

6

2.2 Hasil Tangkapan...

7

2.3 Deskripsi dan Klasifikasi Tuna ...

7

2.4 Tingkah Laku Tuna ...

11

2.5 Penyebaran dan Ruaya Tuna ...

11

2.6 Kondisi Oseanografis yang Mempengaruhi Keberadaan Tuna...

12

2.7 Penanganan Tuna ...

13

2.7.1 Penanganan tuna di atas kapal...

13

2.7.2 Penanganan tuna di pelabuhan perikanan ...

20

2.8 Tujuan Pemasaran Tuna ...

22

2.9 Kelestarian Sumberdaya Ikan...

23

3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...

25

3.2 Metode Pengumpulan Data ...

25

3.2.1 Data primer...

26

3.2.2 Data sekunder ...

26

3.3 Analisis Data ...

27

3.3.1 Analisis kegiatan operasi penangkapan dan penanganan ikan....

27

(10)

x

3.3.3 Analisis komposisi dan kualitas hasil tangkapan ...

27

4

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian ...

29

4.1.1 Kondisi geografi dan topografi ...

29

4.1.2 Kondisi demografi...

30

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Kabupaten Pacitan...

31

4.3 Daerah dan Musim Penangkapan Ikan ...

34

4.4 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di PPP Tamperan ...

34

4.4.1 Unit penangkapan ikan...

34

4.4.2 Sarana dan prasarana PPP Tamperan ...

37

5

HASIL PENELITIAN

5.1 Kegiatan Operasi Penangkapan dan Penanganan Ikan...

39

5.1.1 Unit penangkapan ikan...

39

5.1.2 Metode pengoperasian pancing tonda ...

44

5.1.3 Penanganan hasil tangkapan di atas kapal...

45

5.2 Aspek Pemasaran ...

46

5.3 Komposisi dan Kualitas Hasil Tangkapan ...

48

5.3.1 Komposisi jenis hasil tangkapan tonda...

48

5.3.2 Komposisi ukuran tuna yang tertangkap ...

49

5.3.3 Penanganan mutu hasil tangkapan ikan tuna...

51

6

PEMBAHASAN

6.1 Kegiatan Operasi Penangkapan dan Penanganan Ikan...

53

6.2 Aspek Pemasaran ...

57

6.3 Komposisi dan Kualitas Hasil Tangkapan ...

58

7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan...

60

7.2 Saran ...

60

DAFTAR PUSTAKA

...

61

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Komponen pokok dan bahan dari sebuah rumpon ...

7

2 Syarat mutu dan keamanan pangan untuk tuna segar

sashimi

...

17

3 Syarat mutu dan keamanan pangan untuk tuna

loin

segar ...

20

4 Harga ikan tuna di Provinsi Jawa Timur tahun 2001-2008...

23

5 Luas wilayah perairan berdasarkan wilayah kewenangan ...

29

6 Panjang pantai per kecamatan berdasarkan kondisi pantai ...

30

7 Jumlah produksi perikanan tangkap per kecamatan di Kabupaten Pacitan

tahun 2005-2009...

34

8 Perkembangan armada penangkapan ikan di PPP Tamperan tahun

2006-2009 ...

35

9 Perkembangan kapal tonda di PPP Tamperan tahun 2007-2010 ...

36

10 Perkembangan alat tangkap di PPP Tamperan tahun 2006-2009...

36

11 Perkembangan nelayan di PPP Tamperan tahun 2006-2009...

37

12 Fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang di PPP

Tamperan...

38

13 Posisi pemasangan rumpon nelayan dan komposisi hasil tangkapan...

43

14 Posisi pemasangan rumpon bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Pacitan ...

43

15 Harga ikan tuna yang ditetapkan oleh TPI PPP Tamperan Kabupaten

Pacitan ...

48

16 Karakteristik hidup ikan tuna ...

51

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Pancing tonda dalam operasi penangkapan...

5

2 Beberapa spesies ikan tuna...

8

3 Peta Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur...

25

4 Pengukuran panjang total ikan ...

28

5 Beberapa lokasi TPI di Kabupaten Pacitan ...

33

6 Konstruksi kapal tonda di Kabupaten Pacitan...

39

7 Alat tangkap pancing tonda dan bagian-bagiannya di Kabupaten Pacitan .

41

8 Nelayan pancing tonda di Kabupaten Pacitan ...

42

9 Desain rumpon nelayan di Kabupaten Pacitan...

43

10 Pemberat dari cor semen ...

44

11 Perbekalan yang dibutuhkan dalam setiap operasi penangkapan...

45

12 Penanganan ikan tuna di atas kapal ...

46

13 Proses distribusi hasil tangkapan ikan tuna di Pacitan ...

47

14 Komposisi berat total tuna yang didaratkan per kapal dan sampel berat

total tuna per kapal ...

49

15 Komposisi jenis hasil tangkapan tonda ...

49

16 Komposisi ukuran tuna yang tertangkap ...

50

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Distribusi kisaran ukuran panjang tubuh ikan tuna (

Thunnus

sp) yang

tertangkap ...

66

2 Distribusi kisaran berat tubuh ikan tuna (

Thunnus

sp) yang tertangkap ...

67

3 Data

sheet

untuk data utama...

68

4 Produksi per jenis ikan selama tahun 2004-2009 di Kabupaten Pacitan...

78

(14)

1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

y

y

u

t y

tu

y

y

tu

u

t

y

y

t

t

t

y

t

t u

t

t

y

u

t

y

t

t

u

t

ZEEI

merupakan jalur

migrasi beberapa jenis ikan tuna (Dahuri, 2008).

Ikan tuna mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas, hidup di perairan

pantai dan lepas pantai, di daerah tropis dan subtropis, meliputi Samudra Hindia,

Pasifik dan Atlantik. Penyebaran tidak dibatasi oleh garis lintang. Kelompok ikan

tuna merupakan spesies yang mampu berenang cepat dan jauh, dan secara

bergerombol menempuh jarak ribuan mil, melintasi samudra yang satu ke

samudra lainnya (

highly migratory species

) (Nakamura, 1969).

Salah satu cara atau jalan yang ditempuh untuk memenuhi permintaan ikan

tuna, yaitu dengan penangkapan ikan tuna.

Penangkapan ikan tuna dapat

dilakukan dengan menggunakan pancing tonda (Nurani, 2010). Pancing tonda

merupakan alat penangkapan ikan yang dioperasikan secara aktif dengan cara

ditarik oleh perahu motor atau kapal kecil.

Pancing tonda (pancing tarik)

merupakan alat tangkap tradisional yang bertujuan untuk menangkap jenis-jenis

ikan pelagis seperti tuna, cakalang, dan tongkol yang biasa hidup dekat

permukaan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan kualitas daging yang

tinggi (Gunarso, 1998).

Pancing tonda sangat terkenal di kalangan nelayan

Indonesia karena harganya relatif murah dan pengoperasiannya sangat mudah

untuk menangkap tuna berukuran kecil di dekat permukaan (Nugroho, 1992).

Kabupaten Pacitan sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang berbatasan

langsung dengan Samudera Hindia menjadi tempat kegiatan perikanan tangkap

yang sedang berkembang. Komoditas ikan yang terdapat di perairan Kabupaten

Pacitan (Samudera Hindia) yaitu jenis ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang,

(15)

! "#$

t

"% &'"( )*+, " -$ %* $ ". *$ /"0)0"% * +% 1"% "/ "

t t

"%10" 2 2"%#$ % 1

t

3 %* " &4$%"

s

5+/ "

u

t

"%*"%! + ,$ 0"%"%5"6)2"

t

+%! "#$

t

"%7899:.;

! +%"%10 "2"%

t

)%" * +% 1" % (+%11)% "0"% 2"%#$ %1

t

3 %*" (","0*$/"0)0"% *$ 2+,"$,"%'+/ "

t

"%<"

w

"&'"( )*,"- $ %*$". &=), "($%7899>?-"%*,$"%"7899 @? A3B B 7 899C.; -"B$/

t

"% 10"2 "% $0"%

t

)%" *+% 1"% (+ %11)%"0 "% 2 "%#$% 1

t

3 % *" / +6$ D 6"%

y

" 0

y

"% 1 6+,)0), "% 0+#$/; ! +%+/$

t

$"%

y

"% 1 * $ / "0)0"% 3 /+D &-"%*,$ "% "7899@. ( +%1"

t

"0"% 6"DE" 03(23B$B$ D"B$ /

t

"%10"2" % $ 0"%

t

)%"

y

"% 1

t

+,

t

"% 10 " 2 3 / +D 2"%#$ % 1

t

3 %*"* +% 1"% ( +%11)% "0"% "/"

t

6"%F

u

,

u

( 23 % *$ 2+,"$, "% ! "/"6) D"%,"

tu

( +(2)%

y

"$6+,"

t

,"

t

" G ,"

t

" B+0$

t

", H7880$/31, "( &01.; - "B$/

t

"% 10"2 "% $0"%

t

)%"

t

+,B+6)F

t

$ * "0 (+% 1)%F

u

%10"% B+#"," +03 %3( $7 0 ",+%" $ 0"%

t

)%" )%F)0 +0B23 , D",

u

s

( +(2)%

y

"$ 6+,"

t

/ +6$D*",$

8>

01I +03 , & J'=7K::8.; L )M )"%

u

t

"(")B"D" 2+,$0"%"%

t

)%" "*"/ "D 2 ,3 *)0 *+%1"% 0)"/$

t

"

s

+ 0B23 ,7 0D)B)B%"

y

*"/"( 6+%F)0

t

)%" B+1", &

fresh tuna

. &=),"%$7 89K9.; ! "B", <+2"%1 0D)B)B )%F)0 2,3 * )0

t

)%" B+1",*"%

t

)%"6+0)

sashimi

&=),"%$

& Wisudo, 2007). Produk tuna ekspor segar

untuk

fresh sashimi

adalah ikan tuna yang memiliki nilai organoleptik minimal 7

(BSN, 2006

a

). Apabila penangkapan ikan tuna berukuran kecil terus dilakukan,

maka keberlangsungan hidup dan kelestarian sumberdaya tuna akan terganggu.

Oleh karena itu penelitian mengenai Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing Tonda

di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna penting dilakukan.

1.2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1)

Mendeskripsikan kegiatan operasi penangkapan dan penanganan ikan tuna

dengan menggunakan pancing tonda di Pacitan;

2)

Menentukan tujuan pemasaran ikan tuna yang didaratkan di Pacitan;

3)

Menentukan komposisi dan kualitas hasil tangkapan ikan tuna dalam

kaitannya dengan kelestarian sumberdaya tuna yang didaratkan di Pacitan.

1.3

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai:

1)

Informasi bagi nelayan mengenai penanganan ikan tuna yang baik di atas

(16)

OP QR STUV WXY ZW [Y \]R[^X W_ W \] UY ` WRWR V]R[]R WY ` UY

t

] UYWa` UY

t

]UYW

y

WR[ ZWY ` ^Rb^`b^R W]` X\ TUX][W Uc
(17)

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Unit Penangkapan Ikan

2.1.1 Kapal dan nelayan

lmno pqrsot suv uw

t

mn xu

t

yqzru

t

xuqt sur{

y

| run } sy ~ rxt

t

yqw y

t

us xt zu}t un zrq t

t

un

q run } ~yotn zyq uxu xt zu}t un

t

yn } u€

xt zu}t un u

t

u

s

q

u

un } sy ~ rxt

t

yq xuv u

t

q run } ‚l ƒ n us ‚

u

u€ l uv uw „

vuwsu tsun

t

yqwy

t

us xt zu}t un

€uw run { luv uw v un…tn }

t

mn xu zyqrsrqun oy st

t

uq † ‡ˆ‰ Š ‹ 

t

yqzru

t

xuq t su

y

u

Œu

t

t ƒ

Tektona

grandis

„ xun su

y

u

rwtn ƒ

Eusiderrixylon

o vv {„{  t~yno t suv uw

ux uw u€ v unŒun } ƒŽ „ˆ‰‘‡ ˆ’~y

t

yq ƒ ~„w y zuq ƒ ‚„’ “‘ ‡†‘ ‰ ~yyq

t

ƒ~ „

t

tn}}tƒ „ˆ‡ ˆ ‘ ~y

t

yq ƒ~„{ luvuw

t

mn xu ~yn }}rn us un ~yotn xuwu~ ƒ

inboard engine

„ zyq sy sru

t

un o yst

t

uq ’ ‰‡”‰ •l{ ‚yqzu}ut ~yqy s ~yo tn zt uo u x t}rn us un o yv yq

t

t ~yo tn l rzm pu u

t

u

u

~yotn– un ~ uqƒ—rqun t’ ‰ˆ‰„{

•yn un}s uv un tsun xyn } un v un…tn }

t

mn xu xtwusrsun v uxu o t un } €uqt { ‹t uv vyqu€r zt uoun

y

u ~ y~ zu

w

u wy zt€ xuqt xru zr u€ v un…tn}

y

un} xt

t

mn xu o ysuw t}ro { •ynmn xuunxtw usrsun xy n}un ~yn}rwrq

t

uwtsrq un }w y zt€xruvyq

t

t}u xuq to ywrq r€ v unŒun }

t

uw t v un…tn}

y

un } xtoy xt usun ƒ˜rzun t

& Barus, 1989). Satu kapal tonda

akan menarik 4 tali pancing di sisi kanan kapal, 4 di sisi kiri dan 2 di belakang

(Nurani, 2010).

Pancing tonda umumnya dioperasikan dengan perahu kecil, jumlah nelayan

yang mengoperasikannya sebanyak 4-6 orang yang terdiri 1 orang nakhoda

merangkap

fishing master

, 1 orang juru mesin dan 2-4 orang ABK yang

masing-masing mengoperasikan satu atau lebih pancing pada saat operasi penangkapan

berlangsung (Sainsbury, 1971).

Kecepatan perahu pada saat menonda mempengaruhi

keberhasilan

penangkapan sesuai dengan tujuan ikan sasaran. Perahu/kapal untuk menangkap

ikan pelagis jenis ikan umpan, kecepatan menonda harus lambat (1-3

knot

).

Waktu penangkapan ikan cakalang dan tuna muda di pagi hari dengan kecepatan

perahu sekitar 4-5

knot

, dan pada siang hari kecepatan menonda sekitar 7-8

knot

(18)

2.1.2 Alat tangkap pancing tonda

š ›œž œŸ

t

 œ¡› ¢£¤¥¦ ›§›œ ¨ ›© ›ª ¨ ›

tu

›© ›

t

¦£ œ› œŸ§ ›¦ ž §›œ

y

›œ Ÿ

t

£¤¢›

s

¥§ ¡›© ›¢ §£©  ¢¦  § ¦ ›œžœŸ

y

›œ Ÿ ¡ž«£ ¤ž

t

›©ž ¦ ›œ¬› œŸ ¡›œ ¡ž

t

›¤ž §  © £ ª ¦£ ¤› ª

u

›

t

›

u

§ ›¦ ›© ­® ¥ ¡ž ¤¢›œ¯ °±±²³´ µ›œ

y

›§ «£œ¶¥§ ¡›œ ¢››¢ ¦ ›œž œ Ÿ

t

 œ¡› ­

troll line

³

y

›œŸ¦›¡›¦ ¤ž œ¨ž¦ œ

y

››¡›© ›ª¨ ›¢ ›­® ¥«›œž

& Barus, 1989).

Sumber: Subani dan Barus, 1989

Gambar 1 Pancing tonda dalam operasi penangkapan.

Alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang

biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai

kualitas daging dengan mutu tinggi (Gunarso, 1998). Sainsbury (1986)

menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan

oleh:

1)

Kemampuan pendugaan tempat pengkonsentrasian yang banyak didiami

jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan;

2)

Kesiapan ikan-ikan untuk memakan umpan;

3)

Kemampuan untuk mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun

termoklin yang ada di daerah penangkapan tersebut, karena ikan-ikan

pelagis yang hidup dekat permukaan ini umumnya sangat sensitif terhadap

(19)

¸¹ º»¼½

y

y

¾ ¼ ¿ À ½Á¾Â ½ÃÄ ¾¼ Å ¾½Ä Æ ÃÇÁ È Ç ½¼ Ⱦ»É »¼

propeler

Ä ¾É ¾Ã À ¾É ¾

t

ÈǼ¿¿¾¼ ¿¿

u

À ¾¼ È Ç¼ ¿

u

Â½Ê ½Ä ¾¼ Ë½Ä ¾¼ ¾ ¼ ¿

y

ÈÇÈÅ »¼Ì

u

t

½ Ä ¾É ¾Ã

y

¾¼ ¿  ÇÀ ¾¼¿ À ½ÆÉ Çʾ ½Ä ¾¼Í ÎÇÁ»Å »¼ ¿¾ ¼ Á¾Ã ½¼½Ï É ÇʾÁ» ¾

t

¾

u

Ä ¾É ¾Ã

y

¾¼ ¿ À ½¿ÇʾÄÄ ¾¼ Æ ÃÇ Á

t

Ǽ¾ ¿¾Ã¾

y

¾ÊÏ̾ÈÉ ¾Ä ¼

y

¾Ð

u

st

Ê

u

¾Ä ¾¼ÃÇÅ ½ÁÅ ¾½ÄÍ

2.1.3 Umpan

ÑÈ »È¼¾

y

½Ä¾¼ È Ç¼À Ç

t

ÇÄ Â ½ È ¾¼¿Â ¾È Çþà »½

reseptor

¾¼ ¿

y

À ½È½Ã½Ä ½¼

y

¾ÏÀ¾¼ Á¾Ã½ ¼½ Å ÇÊ¿¾¼Ì»¼ ¿É ¾À¾ÐǼ½

s

reseptor

t

ÇÊ

t

ǼÌ

u

y

¾ ¼¿ÈǼÀÆȽ¼¾Â ½É ¾À¾ÐÇ ¼½

s

½Ä ¾¼

t

ÇÊÂÇÅ »ÌÍ ÒÇȽà ½Á¾¼ »ÈÉ ¾¼ À ½Â Ç »¾½Ä ¾¼ À Ǽ ¿¾¼ Ä ÇÂ»Ä ¾¾¼ È ¾Ä ¾¼ ½Ä ¾¼  ¾Â¾Ê¾¼Ï À Ǽ¿¾¼ È ÇÈ ÉÇÊ

t

½ÈÅ ¾¼ ¿Ä ¾¼ Ä ÇÈ¾È É » ¾¼ ½Ä ¾¼ È Ç¼À Ç

t

ÇÄ Â ½ È¾Ä ¾¼ ¾¼ Ó Ô »¼¾ÊÂÆ Ï ÕÖÖ×¹Í

ÑÈ »È¼¾

y

ɾ¼Ø½¼¿

t

Æ ¼À¾ ÈǼ ¿¿»¼¾Ä ¾¼ »È É ¾¼

t

½Ê»¾¼ Ó

imitation bait

¹Ï ¾À¾ É »Ã¾

y

¾¼ ¿ÈǼ ¿¿»¼¾Ä ¾¼»È É ¾¼Å Ǽ¾ÊÓ

true bait

¹Í ÑÈÉ ¾¼

t

½Ê»¾¼

t

ÇÊ

s

ÇÅ »ÌŽ ¾À ¾Ê½ Å »Ã

u

¾¾È

y

Ó

chicken feaders

¹Ï Å »Ã

u

ÀÆÈ Å ¾ Ó

sheep wools

¹Ï Ä ¾½¼ËÄ ¾½¼ ÅÇÊ

w

¾Ê¼¾ È Ç¼¾Ê½ÄÏ Å ¾Á ¾¼ À ¾Ê½ É Ã¾

st

½Ä Å ÇÊÅ Ç¼Ì»Ä È ½ ¼½¾»Ê

t

ÈǼ

y

Çʻɾ½ ¾Â ý ¼¾

y

ÓȽ ¾ü

y

¾Ù Ø»È ½ËØ»È½Ï ½Ä ¾¼ÏÀ ¾¼ þ½¼Ëþ½ ¼¼

y

¾ ¹ ÓλŠ¾¼½

& Barus, 1989). Umpan merupakan

satu-satunya perangsang bagi ikan untuk mendekati mata pancing dalam

pengoperasian pancing tonda. Ukuran umpan tergantung ukuran mata pancing,

pancing ukuran 10 menggunakan ukuran umpan 2,5 cm; pancing ukuran 9

menggunakan umpan 6,5 cm; pancing ukuran 5-7 menggunakan umpan ukuran

10,5 cm (Nurani, 2010).

2.1.4 Rumpon

Rumpon biasa juga disebut dengan

Fish Agregation Device

(FAD), yaitu

suatu alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul

dalam suatu

catchable area

.

Bahan dan komponen dari rumpon

bermacam-macam, tetapi secara ringkas setiap rumpon terdiri dari beberapa komponen

seperti pada Tabel 1.

Di Indonesia, umumnya rumpon masih menggunakan

bahan-bahan alami, sehingga daya tahannya juga sangat terbatas.

Nelayan

umumnya menggunakan pelampung dari bambu, sedangkan tali temalinya masih

menggunakan bahan alamiah, biasanya dari rotan dan pemberatnya menggunakan

batu sedangkan atraktornya daun kelapa. Rumpon jenis ini biasanya dipasang di

(20)

ÛÜÝÞßà áâ

u

t

ãâáâ Ý ÝäàååÜàâæ âà

t

â áç è

t

äÝâáç ãâéç

sintetic fibres

ê

t

â áç

nylon

ëì ã äàåâàíÜîÜâàÜíâ ÝâÝäàåÜÝÞ Üáæâàç æâàáâ

y

â à åì

t

Üàâ ìãâàïâ æâ áâà åð

ñâò äáóôß ÝÞßà äàÞß æßæãâàòâõâàã âéçö äò Üâõé ÜÝÞßà

No.

Komponen

Bahan

÷

Float

ø ù úû

u

üýù

s

þ ÿ ù ý ÿ ù úû ù

t

mooring line

ù ý ÿ

Wire

ùþ ùÿ

Swivel

ü úÿ ù

t

ÿ ù

t

atractor

ù

u

ýù ù

ù ÿû ù

s

ü úûù

t

bottom sinker

ø ù

tu

øþ

u

úû

u

ÿúù

2.2

Hasil Tangkapan

âö çá

t

âàåæâÞ âà

u

t

â Ýâ ÜàíÜæ

t

ßàãâ Þ äéâç éâà Þ äé ÝÜæââà âç

y

tu

t

ßàåæß áì

ïâ æâáâà åì

t

äà ååçéç ì Ýâãç ãç õâàåì öä

t

Üõ Üæì â á

u

èâ á

u

ì öÜàåáç éì ò äò äéâ Þâ îäàç

s

æä ð âö ç á

t

âà åæâÞ âà áâÞçö âà ãâ áâÝ

t

äé

u

t

âÝâ ò äé ÜÞ â ïÜÝç èïÜÝçì ö äãâà åæâ à ÜàíÜæ áâÞç öâàãâö âé

t

äéâÝâ

u

t

Ý âà Üà åì

y

Þ âéç ìï

u

ï

u

t

ìåÜáâÝâõ ìö äàâà åçà ìæ äéâÞ Üìã âà áâçà è áâç àêÜòâàç

& Barus, 1989).

Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan

bonito (

Scomberomerous

sp.), tuna, salmon, cakalang, tenggiri, dan lainnya

melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat,

dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang

umumnya tersembunyi dalam umpan buatan.

Ikan-ikan akan memburu dan

menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan

mereka untuk tertangkap (Gunarso, 1998).

2.3

Deskripsi dan Klasifikasi Tuna

Menurut taksonomi (sistematika ikan), jenis-jenis ikan tuna termasuk ke

dalam Famili

Scombridae

.

Secara global, terdapat 7 spesies ikan tuna yang

memiliki nilai ekonomis penting, yaitu

albacore

(

Thunnus alalunga

),

bigeye tuna

(

Thunnus obesus

),

atlantic bluefin tuna

(

Thunnus thynnus

),

pacific bluefin tuna

(21)

Thunnus albacares

skipjack tuna

Katsuwonus pelamis

!"# $

pacific

bluefin

southern bluefin tuna

#$% & ' &$

s t

" # $

y

($ "'

) * %)+ $' * $*,%"*- &$. $/

t

#0 $ 1 $ $2 ("*$ 3 4456 7 "*

u

t

, $895: $ 0 " $ #&$. $&$& ) + $) *$ "0;

<$+=%; / $%#$

>$# "% ; ?(=*

t

< #

s

; -$&!

s

@*=; - *!=%=*'($

>%$# $; ,!=%)* $

,' ! $

s

;

Thunnus alalunga

Thunnus obesus

Thunnus thynnus

Thynnus oreintalis

Thunnus maccoyii

Thunnus albacores

A

u

BC DEF AC GHI

u

JK L L LMGH

Encylopedia of Life

JN O OL P%)*3Q ) *'&'

s

$

s

$ 0 " 6 R

u

S TUV WVXYVW

u

Z

t

[T S

t

V \

Thunnus thynnus

(22)

`abcd

u

t

efg ga

tt

ah ijjklm nobpcb oqoro

t

qmngos m tm n os m nobs au ovomuadmnc pw il

Albacore

h

Thunnus alalunga

l

xn ob

t

cb o yabm

s

mbm za zuab pc n ucscd nc o

t

na od o{ ua gon obv qm u ob qm b v qab vob yabm

s

mnob

t

cb o gomb| }mdm r qoqo

s

obvo

t

roby obv zab~orom €

%

roby obv

t

cuc { o

t

o

u

ua dnm sod gaum{ qodm € ~z|

Albacore

t

ads auod qm s az

u

o rad om dob

t

dfrmn qob radomd ob ‚rad omdob ua dsc {c

s

a qobv| xn ob mbm ua ds m t o

t

a rm rag o vm nƒ zasfrag o vm n ƒ qob

oceanic

| „ azro

t

rab

y

auod obb

y

o roq o na qogozob ob pod o€€z qobz ons mzogroqo…€€z| †ncdobrobyobvuoqob zons m z og

t

cb om bmoqogo{i‡€~z qabvobua do

t

u o qobz ons mzog…€nv| ‡l

Bigeye

h

Thunnus obesus

l

Bigeye

za dc ronob

s

og o{s o

tu

yabm

s

mnob

t

cb oqabvobc ncdobu as odƒs mdm rqoq o

~c nc r robyobvroqo mb qmˆmqc

y

obv uasod qob qor o

t

z abyoqm s ob vo

t

roby obv roqoc ncd ob

t

cb o

y

obvzos m{na~mg| ‰ odb ou o vmobu o

w

o{rad

u

t

rc pm {ƒvodm

s

‚ vodm

s

s ms m s arad

t

ms ouc n umd

y

u

obv zaz ucycdqm saroby obv u oq ob| xn ob

t

cb o y abm

s

bigeye

mbm z azmgmnm qc o s mdm r rcbvvcbv hŠi l uad

w

odbo ncbmbv

t

ad obv s a qobvnob s mdm r rcbvvcbv qco hŠ ‡ l ua d

w

odb o nc bmb v zc qo| ‹odm‚y odm s mdmr

t

oz u o{ob uad

w

odbo ncbmb v

t

adobv q ob sa qmnm

t

{m

t

oz roqo cycb vbo|

y

Œabauod ob

y

bigeye

qodm rad omdob

t

dfrm

s

na s cu

t

df rm

s y

obv umos ob

y

o u adoq o roqona q og ozob {m bvvo ‡€€ z a

t

ad| †ncd ob roby ob v

bigeye

qor o

t

zab~or om gaum{qodm‡€€~zqabvobuad o

t

u oq obz ons mzog‡€€nv|

l

Atlantic Bluefin

h

Thunnus thynnus

l

Œobyob v

t

fpog

atlantic bluefin

zons m z og {mb vvo k ~z qab vob u ad o

t

u oq ob zons m z og … k n v| xn ob mbm ua ds mto

t

ra go vm

s

qob

oceanodromus

| xnob mbm umosobo

y

uadoqo roq o go rm s ob na qogoz ob ob pod o € ‚i€€ z| Œoqo radom dob s auag o{ u od o

t

Ž

t

g ob pmnƒ

Atlantic Bluefin

qm

t

az

u

nob qm rad omdob  oboq oƒ „a gc n `a ns m nfƒ q ob o

u

t

 odmumo {m bvvo

Venezuela dan Brazil.

Ikan ini

juga ditemukan menyebar pada perairan timur Atlantik, termasuk

Mediterania dan Laut Hitam, namun ikan tuna jenis ini tidak terdapat di

Indonesia.

Sirip punggung kedua dari

Atlantic Bluefin

lebih tinggi dari sirip punggung

yang pertama. Sirip dada sangat pendek kurang dari 80% panjang kepala,

(23)

“”

Pacific Bluefin

•

Thunnus oreintalis

”

– —˜™ —˜š ›— š—œ —œ žŸ— 

pacific bluefin

¡Ÿ˜šš— ¢££ › ¤¥˜š—˜ ¦¥§—

t

—œ žŸ  —  ¨©ª œ š« ¦¥ §žŸ¬—

t

­¥ — šŸ

s

¤ —˜

oceanodromus

«˜—®˜ ­—¤— ®žŸ ¯ ®žŸ 

t

¥ §

t

¥ ˜°

u

¥ ˜¤¥œ —

t

œ¥ ­¥ žŸ žŸ § ­—¤ — ­¥§—Ÿ §—˜ ­—žŸ¬Ÿ œ

u

t

—§— •±¥ 

u

œ ²  —žœ —¯ž¥  —

t

—˜ ³— Ÿ¬´§˜Ÿ—« ¤ —˜ ¤ — §Ÿ – ® —

u

µ—œ  Ÿ § ¡Ÿ˜šš—

s

¥ —

t

—˜ ¶—

u

t

·Ÿ  Ÿ­¡Ÿ ˜—”¸ ¹œ —˜°®˜—™¥ ˜Ÿ

s

Ÿ ˜Ÿ

t

Ÿ¤ —œ° ¥§¤ —­—

t

¤Ÿ­¥ § —Ÿ §—˜¹˜¤´˜¥ žŸ —¸

Feeding habit

Ÿ œ —˜

pacific bluefin

—¤ —  —¡ ž¥ ¦— š—Ÿ ­§¥¤ —

t

´§ ¤ ¥ ˜ š—˜

 ¥—˜š

s

— ¦¥§ —› —

schooling

œ¥ ›Ÿ   Ÿœ —˜ —

t

—

u

›® Ÿ ¯›®Ÿ« ™®š— œ ¥­Ÿ

t

Ÿ ˜š ¤ —˜´§ š—˜Ÿž ¥ž¥ žŸ  ¸

º”

Southern Bluefin

•

Thunnus maccoyii

” ±®˜—

™¥ ˜Ÿ

s

southern bluefin

 ¥ §® ­—œ —˜

ž — —¡ ž—

tu

™¥ ˜Ÿ

s

Ÿœ —˜

t

¥ §¦¥ž —§« žŸ§Ÿ­ ¤ —¤ —˜—

y

s

—˜ š—

t

­¥ ˜¤ ¥œ•œ®§—˜ š¤ — §Ÿª£» ­—˜™—˜ š œ¥­— —”«¤ —˜

t

Ÿ¤ —œ­¥ §˜— ¡  ¥˜›—­—Ÿ

™—§—œ —˜° —§ —

œ ¥¤®— žŸ §Ÿ­ ­®˜ šš®˜ š¸ ¼—§˜—

¦— šŸ—˜ ¦—

w

—¡ ­¥ §

u

t

­®° Ÿ ¡ œ¥­¥§—œ —˜

¤¥ ˜ š—˜ š—§Ÿ

s

 ¥  Ÿ ˜°—˜ š

y

— ˜ š

t

Ÿ¤ —œ ¦¥§

w

—§˜ — ¦¥ §ž¥ —˜ š ¯ ž¥  —˜š ¤¥˜š—˜¤ ¥ §¥

t

—˜¦Ÿ˜°Ÿ œ—˜ š

y

t

Ÿ¤ —œ ¦¥ §

w

— §˜—«¡— Ÿ ˜Ÿ —œ —˜

t

¥ §  Ÿ ¡—

t

­—¤—

southern bluefin

¤ —  —œ¥ —¤ — —˜ž¥š— §¸

Southern bluefin

¥ ˜

y

¥¦ —§ ¤Ÿ ž¥ ®§®¡ ¦— šŸ —˜

s

¥  —

t

—˜ ¤ —˜ µ—®¤¥ §— ½Ÿ ˜¤Ÿ—

­—¤ — ž®¡® º¯¨£

³¸ ¹œ—˜ Ÿ˜Ÿ ¦¥ §žŸ¬—

t

epipelagic

¤—˜

oceanic

¤Ÿ —Ÿ§ ¦¥ §ž®¡

u

¤Ÿ˜šŸ˜¸ ¹œ—˜ Ÿ ˜Ÿ ¦¥§

t

¥ ®§ ¤ —˜ ¦¥ §  —§

v

— ­—¤— ž®¡

u

¾£¯¢£

³¸ ¹œ—˜ ¤ ¥

w

— ž— ž¥ ›—§ —®žŸ—˜¦¥ §®—

y

—œ¥¤ —¥ § —¡¡—˜ š—

t

­—¤ —œ ¥¤ —  — —˜ ¡Ÿ ˜ šš—º£ ¥

t

¥ § ¤Ÿ¦—

w

—¡­¥ §®œ——˜—Ÿ§¸– —˜™—˜š —œ žŸ  — Ÿœ —˜Ÿ˜Ÿ¥ ˜›—­—Ÿ¨¿£¯¾££›¸ ¿”

Yellowfin

•

Thunnus albacares

”

Yellowfin tuna

t

¥ § —ž®œ ™¥ ˜Ÿ

s

Ÿœ —˜ ¦¥ §®œ®§—˜ ¦¥ž —§«  ¥­®˜

y

—Ÿ ¤®— žŸ §Ÿ­

¤´§ž—  ¤ —˜ žŸ§Ÿ­ —˜— 

y

—˜š ­—˜™—˜ š¸ µŸ §Ÿ­ ¤ —¤ — •

pectoral fin

” ¥  —­—®Ÿ —

w

—  žŸ §Ÿ­ ­®˜ šš®˜ š •¤´§ž — ” œ¥¤®—« ¥

t

t

—­Ÿ

t

Ÿ ¤ —œ ¥ —­—®Ÿ ­—˜ šœ— ˜—¸

y

¹œ—˜

t

®˜— ™¥ ˜Ÿ

s

Ÿ ˜Ÿ ¦¥§žŸ¬—

t

pelagic

«

oceanic

« ¦¥§—¤ — ¤Ÿ —

t

—

s

¤ —˜ ¤Ÿ ¦—

w

—¡

t

(24)

2.4

Tingkah Laku Tuna

ÂÃ ÄÅ

t

ÆÅÄ ÇÈÄ ÉÄÊÄ ËÄÌ

schooling

ÍÇ ÎÏÐ ÎÏÑÌÇ ÑËÒ

s

ÄÄ

t

ÌÎÅÓÄ ÏÈ ÌÄÃÄÅÔÕÆÌ ËÄ Ö

schooling

ÇÈ ÉÄ

t

ÎÏÊÈ ÏÈ ÊÄÏÈ Ç ÎÇÎÏÄ×Ä ÎÃ Ñ Ï Ì Ä Æ×ÆÅ ÊÄËÄ Ì Õ ÆÌËÄ Ö ÇÄ Å

y

Ä Ã

ÍØÄÃÄ ÌÆÏÄ Ô ÙÚÛÚÒÜ ÝÑÅÊÈÉÈ ËÈÅÐà ÆÅÐÄ Å ÍÞÄÃß ÑÏ àÞÄÃßÑÏ ÞÈÉÈÃÄ ÊÄÅ ÃÈÌÈÄ Ò ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å Ç ÎÏ×ÎÅÐÄÏÆÖ

t

Î ÏÖÄ ÊÄ× ×ÎÏÐÎÏÄÃÄ Å ÍÌÈÐ ÏÄÉÈÒ ÈÃÄÅ

t

ÆÅÄ Ô ÅÄ ÌÆÅ ×ÎÏÐ ÎÏÄà ÄÅ È ÃÄÅ

t

ÆÅÄ ÊÎÄ

w

s

Ä Ë ÎÇÈ Ö ÊÈ É ÎÇÄÇÃÄ Å ÑË ÎÖ ÅÄ ËÆÏÈ Í

instinct

񈁀

y

ÊÄ ËÄ Ì Ì ÎÅÊÄ×Ä

t

ÃÄ Å Í ÌÎÅÐ ÎÕÄ Ï ÒÌÄÃÄÅ ÄÅÜ

Âà ÄÅ àÈ ÃÄÅ

t

ÆÅÄ Ã ÎÓÈË Í

st

ÄÊÈ ÆÌ ËÄ ÏáÄ ÊÄ Å Õ

u

v

Î ÅÈ Ë ÒÔ ×ÎÏÐ ÎÏÄÃÄ ÅÅ

y

Ä Ë ÎÇ ÈÖ ÇÄ ÅÄ Ã

y

ÊÈ

t

ÎÅß ÆÃÄ Å ÑËÎÖ ÄÏ

u

s

ËÄÜ

u

t

ÂÃÄ Å

t

ÆÅÄ ÇÎ ÏÆÌÆÏ ÌÆÊÄ ËÎÇÈ Ö Ì ÎÅ

y

ÎÅÄ ÅÐÈ ÖÈ ÊÆ× ÊÈ ÊÄ ÎÏÄÖ àÊÄ Î ÏÄ Ö ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å ËÄ

u

t y

ÄÅÐ Ç Î ÏÃÄ ÊÄ Ï ÐÄÏÄ Ì Í ÉÄ ËÈ ÅÈ

t

Ä ÉÒ ÏÎËÄ

t

È Þ ÏÎÅÊÄ ÖÔ

É Î×ÎÏ

t

È

×ÎÏÄÈÏÄ Å

ÊÄÅÐÃ Ä ËÊÈÉÎÃÈ

t

Ä Ï

×Ä ÅßÄÈÍâÄ ÖÆÏÈÔ ãääåÒÜ

æÃßÈáÈÄ

t

s

ÖÄ ÏÈ Ä Å ÎÏÄ

t

ÖÆÇ ÆÅÐÄ ÅÅÄ

y

ÊÎÅÐÄ Å Ä ÃßÈáÈ

t

Ä

s

ÌÎÅÓÄ ÏÈ ÌÄÃÄÅÔ

albacore

ÌÎÌÇ ÆÏ

u

ÌÄ ÅÐÉÄ ×Ä ÊÄ

ÉÈÄ ÅÐ ÖÄ ÏÈ Ô

t

ÎÏÃÄÊÄ ÅÐ Õ

u

ÐÄ ×Ä ÊÄ

ÌÄ ËÄÌ ÖÄ ÏÈ ÊÎÅÐÄ Å

×ÆÅÓÄÃ

à ÎÄÃß È ÞÄÅ

×Ä ÊÄ ×Ä ÐÈ

ÊÄ Å ÉÑÏÎ ÖÄ ÏÈÜ çÄ ÊÈ ÊÈÖÄ ÅÐ ÄÃßÈÞ Ì ÎÅÓÄÏÈ ÌÄ ÅÐÉÄ×ÄÊÄÉÈÄ ÅÐÖÄ ÏÈÍèÆÅÄ ÏÉÑÔÙÚåéÒÜ

2.5

Penyebaran dan Ruaya Tuna

êÎÅÎÇ ÄÏÄ Å

y

ÕÎÅÈ

s

àÕ ÎÅÈ

s t

ÆÅÄ

t

È ÊÄà ÊÈ×ÎÅÐÄ Ï

u

ÖÈ ÑËÎÖ ×ÎÏÇ ÎÊÄÄÅ Ç Æ Õ ÆÏ ÌÎËÄÈ ÅÃÄ Å ÊÈ×ÎÅÐÄ ÏÆÖÈ ÑË ÎÖ ×ÎÏÇ ÎÊÄÄ Å ËÈ Åß ÄÅÐ ÍØÄÃÄ ÌÆÏÄ Ô ÙÚÛÚÒÜ âÈ ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å ÂÅÊÑÅ ÎÉÈÄ Ô

yellowfin tuna

ÊÄ Å

bigeye tuna

ÊÈÊÄ×Ä

t

ÃÄ Å ÊÈ ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å ×Ä ÊÄ ÊÄ ÎÏÄ Ö Ä ÅßÄ ÏÄ

Ùé

ëì

15

LS, dan melimpah pada daerah antara 0-15

LS seperti daerah

pantai Selatan Jawa dan Barat Sumatera (Nurhayati, 1995). Penyebaran ikan-ikan

tuna di kawasan barat Indonesia terutama terdapat di perairan Samudra Hindia.

Di perairan ini, terjadi percampuran antara perikanan tuna lapis dalam, yang

dieksploitasi dengan alat rawai tuna, dengan perikanan tuna permukaan yang

dieksploitasi menggunakan alat tangkap pukat cincin,

gillnet

, tonda dan payang

(Sedana, 2004).

Menurut Dahuri (2008), ikan madidihang dan mata besar terdapat di seluruh

wilayah perairan laut Indonesia. Sedangkan,

albacore

hidup di perairan sebelah

barat Sumatera, selatan Bali sampai dengan Nusa Tenggara Timur. Ikan tuna sirip

biru selatan hanya hidup di perairan sebelah selatan Jawa sampai ke perairan

(25)

2.6

Kondisi Oseanografis yang Mempengaruhi Keberadaan Tuna

ïðñò óò ôõö÷ ø ðùñôúùñòù ûü÷ò ð÷ òù ø ò

u

t y

ò ù ñ ýüý ûüùñò÷úþð ôü þðÿúûòù ð ôò ù

t

úùò ò ÿòøò þ úþú

s

òø ðù ð

t

ò ÿòù ôòù ÿúù ñòù ö ô ðñüù

dissolved oxygen

üò ÷ò úýúýðôòùõ úùòÿòû ò

t t

úýúþÿòùü÷ôü ý òù ñð ò ô üò÷òöû õðýòøûò ÿòû ü÷ò ð÷òù øò

u

t

ÿüù ñòù ôð ò ÷òù

s

úþú

30

C. Sebagai perairan laut tropis yang

mendapatkan curahan sinar matahari sepanjang tahun, massa air permukaan laut

Indonesia memiliki suhu rata-rata tahunan 27

C 28

C, dengan fluktuasi relatif

kecil. Artinya, ikan tuna bisa berada di perairan laut Indonesia sepanjang tahun.

Bahkan diperkirakan, perairan laut Indonesia menjadi salah satu tujuan migrasi

utama gerombolan ikan tuna, baik yang berasal dari belahan bumi selatan

(Samudra Hindia) maupun dari belahan bumi utara (Samudra Pasifik) (Dahuri,

2008).

Jenis ikan tuna madidihang (

yellowfin tuna

) lebih menyukai hidup di sekitar

lapisan termoklin dengan kisaran suhu perairan antara 18

C 31

C. Umumnya,

daerah ini terletak di sekitar permukaan laut sampai kedalaman 100 m. Daerah

penangkapan madidihang masih cukup baik di perairan dengan suhu sampai 14

C

(Dahuri, 2008). Tuna mata besar (

Thunnus obesus

) merupakan jenis yang

memiliki toleransi suhu yang paling besar, yaitu berkisar antara 11-28ºC dengan

kisaran suhu penangkapan antara 18-23ºC (Uda, 1952 vide Supadiningsih, 2004).

Ikan tuna sirip biru selatan bisa hidup optimal di perairan laut dengan kisaran suhu

5

C 20

C. Ikan cakalang dapat hidup di perairan dengan kisaran suhu 16

C

30

C, tetapi suhu yang optimal adalah 19

C 23

C (Dahuri, 2008).

Kandungan oksigen terlarut dalam perairan laut mempengaruhi fisiologi

ikan tuna. Kisaran kandungan oksigen yang optimal bagi

yellowfin tuna

adalah

1,5 2,5 ppm (mg per liter); untuk

bigeye

0,5 1,0 ppm; untuk albakora 1,7 1,9

(26)

2.7

Penanganan Tuna

2.7.1 Penanganan tuna di atas kapal

u

t

!

t

t

s

" #

"$

y

% " "

y

! # ! ! # $ #& '% "' "

frozen

% " '$

sashimi

&# %(

) * % " &# " " !

t

y

tu

u

y

! " ! "% "&&%!$

u

s s

t

+&& ! ",*

w

"%

u

& ! " $ " $

u

s t

u

s

+ ! !

t

" " ! "

t

u

s

' $" !

y

! & %"

hose

#! & " + ! +! !

t

"%& '## "-# "

t

'$",

&'$ " ! && ""

spike

'

t

! '

t

+& %""

y

! # " " ! !

t

$

t

-$

t

,. "

s

# " " !

t

"$

t

-$

t

t

& "

t

"% ! !", /! $" % "&!#

u

" $ ' ",

0 *&%! " # " " '# " ! " 1

y

tu

t

t

%

t

# ! '

t

! ", *&%! $

u

s

# " " ! & !! "

u

y

!

t

+&, . " &%!

t

"

t

t

s

!# $ "%$&'

t y

!

t

& &'#" !!

t

,

1 *&%! $ " , *&%! &" "

% " &!# " $ + %!

s

+! $

u

s

# " " !

t

, *&%! # " "

t

&

t

$ !

y

# ! + $ + % ! "

t

&

t

$ !

y

t

"

t

, 2$ + %

u

! " "# &# # $ '

u

t

! &&%! "

,

3 *!#

u

$ & $

t

s

u

# +

u

t

" ! &&% !

$ ! " + %!, * !# $ # " " !

&& ""

hose

t

u

s

#! "

t y

! # '

t

u

# & &

t

u

+ ,

y

4

t

$ !

y

! &

y

&' ! " + %

u

!

%!# #

u

& ""

hose

,5 #

u

t

$ &##

hose

& %" % ! + % !% "&&' $" $- $

y

!"# , 6 *&%! ! !

y

t

+ " % " & !$ " "&#

s

(27)

:;:;<=> = ?=< = > ;@ABA CD=C E CF=C D

y

=C D G = >=

t

GE H =IJI=C

y

=E

t

JK LM @ ;@ =FJII=C >E F =

u

G =C @ ;@AB A CD F ;@ J= C=GE G =<=N

y

=C D

t

;<IJ@ >JH GE :=

w

=N ECF=C DO PM @ ;@ = FJII=C >E F =

u

G =C @ ;@A

t

A CD C=GE G=< =N GE FJG J

t

F ;DE

t

ED= ECF =C DO QM @;@=F JII=C G =C @ ;@AB A CD C=GE G =< =N GE I;G J= FE FE >;<

u

t

F =@>=E GE : = DE=C G ;>=C FE <E> G=G =O F ;<

t

= G =>=

t

>JH = G ;C D=C ?=<= @ ;@ =FJII=C G =C @ ;@ABA CD GE := DE =C G ;>=C R=C

t

JCDS T;@:J=C D=C E CF =C D N=<

u

s

:;< FENOG ;C D=CI=

t

=H =EC>;C=@ >EH=CU

performance

M

t

JC=N=<

u

s

: =EIS VM W;@=

t

EI=C =< =X

sy

G ;C D=C ? =< = @ ;@ =

t

E I=C C=G E

sy

=< =X G =<E ;IA< := DE=C

:;H =I=C D

y

=CD

t

;< F=@ :J CD I; G ;>=CO G ;C D=C @ ;@=

t

EI=C

sy

=<=X ECE :;<=<

t

E EI=C

t

;<F ;:JB:;

t

JH Y: ;

t

JHFJG =N @ =

t

EST<A F ;

s

>;C D;HJ=<=C G=<=NN=<

u

s

G=H = @

w

=IB

u

F ;FEC DI=

t

YFE C DI=

t

C

y

=O I=< ;C=

w

=IB

u

u

CB JI @ ;@ =

t

E I=C E I=C F =@> =E EI=C E

tu

@=

t

E G =>=

t

@ ;@>;CD=<JNE I;H=C?=< =C I;H J=< C

y

= G =< =N G =<E :=G =C EI=CS

ZM T;@ :J=CD=C EFE >;<

u

t

GEH=IJI=C G;CD=C? =< = @; @ :;H=N >;<

u

t y

=C D GE@JH=E G =<E := DE=CG J:J<E I=CF=@ >=EI;:= DE =CFE <E>G =G =S[;@J=E FE>;<

u

t

OR=CD=C F =@>=E=G =

y

=C D

t

;<

t

E C DD=HF ;GE IE

t

>JCS[;H=>JB>;<

u

t

RJD=N=<

u

s

GE:J=C DS

\M ];< =INE< GEH=IJI=C >;C?J?E =CO GE@JH=E

t

;<=@=

t

u

G =<E

t

;@ >=

t

Y

t

;@ >=

t y

=C D

t

;< >ABA CD =

t

=

u

t

;<E<E FS ^=<=N N=<

u

s

GEI;H J=< I=C

s

=@>=E :;< FENS ^=< =N

y

=C D @ =FEN

t

;<

t

=N=C=

t

=

u

t

;< I J@>JH =I=C @;C

y

;:=:I = C ><A F ;

s

>;@ :;IJ =C

t

E G = I @ ;< =

t

=G =CBE G =I:;<R=H=CG ;CD=C:=E IS

W;CJ<

u

t

_=G=C [

t

=CG =<E F =FE ` =FE A C=H U_[ ` M UPaab c

M @;H =HJE [ ` d aLY Pb \QSQYPaab O>;C=C D=C= CG =C>;C DAH=N=C

t

JC =F ; D=<JCB JI

sashimi

t

;<GE <EG =<EK LM T;C;<E@==C

ULM TAB;CFE :=N==

y

K @

u

tu

:=N=C :=IJIJ<=C D := EIOJIJ< =CG =C R;CE

s t

E G =I F ;F J=EO IA CB=@E C=FE:=IB;<E>=

t

AD;C G =CB;<G => =

t

C

y

=@=

t

=>=C?ECDS UP M ] JRJ=CK @ ;CG =>=

t

I=C :=N=C :=IJ = C D

y

@;@ ;CJNE >;<

s y

=<=

t

=C @

u

tu

G =C

t

;<NE CG =< G =<E IA CB = @E C=FE :=IB;<E >=

t

AD;C

s

;<

t

= :;: =

s

G =<E @ =

t

= >=C?E CDS

UQM T;

t

JCRJIK

t

JC= F ;D=<

y

=CD GE

t

;<E @ = >=G = JCE

t

> ;CDAH=N=C GE

t

=C D=CE F ;? =<= ? ;>=

t

O ? ;< @=

t

G = C :;< FEN F ;<

t

= F JNJ >JF=

t

EI=C GE >;<N=

t

E I=C @ =IFE@=H e Oe

fS T;@;<E IF ==C

t

;<N=G=> @ =

t

= >=C?E CD GE H =IJI=C

t

(28)

ij k lmno np qmr

sr j ktulmvpwqxqq

y

yzt

t

t {qm|qmztmuq}p mqvpwqzul{p~

sij o€o qmy}l}wl{vpx zqmz tut{qm|qm}lmn lqxztmuq}p mqvpwqzul{p~ s‚j k l

t

o m€ozy ƒlmno np qm |p„qzozqm |lm qm nq{q }l movqƒ wq pqm

t

owox

pzqm|lmqmqp{|p mp m~ k lmovqƒqm|p„qzozqmvl q{qx|lm qmvovo mqm vpvpz }o„qp |q{p zlƒq„q vq} ƒqp lzt{ ~ k{ tvl

s

|p„qzozqm |lm qm n lƒq

t

… nl{ }q

t

|qm

s

qmp

t

l{

s

l{

t

q voxo ƒovq

t

pzqm |pƒl{

t

qxqmzqm }qzvp}q„ †…†

‡~

‚j k l} tutmqmvp{pƒ

sr j ktulmvp wqxqq

y

y zl}o m|o{qm }

u

t

o… ztmuq}p mqvp wqzul{p ƒq

t

tlm… }qvpxq|qvp{pƒ~

sij o€o qmy }lm|qƒq

t

zqm pzqm q m 

y

wl{vpx |q{p vp{pƒ vl{

t

q wlwq

s

|q{p ztmuq}pmqvpwqzul{pƒq

t

tlm

~

s‚j k l

t

o m€ozy vp{pƒpzqm|pƒt

t

tm vln q{q}qmo q„ |q{p q{qx lzt{ zlzlƒq„q~ k l} tutmqm|p„qzozqmvlnq{qn lƒq

t

…n l{}q

t

|qm vqmp

t

l{ vlxpm q

t

p|qz }lm

y

lwqw zqm ƒlmn l}q{qm ƒq|q

t

qxqƒ wl{pzoum

y

q |lm qm voxo ƒovq

t

pzqm}qzvp}q„†…†

‡~

†j ˆt{

t

qvp}

u

tu

s

grading

j

sr j ktulmvpwqxqq

y

yzl}o m|o{qm}

u

t

o~

sij o€o qmy}lm|qƒq

t

zqm}

u

tu

y

qm 

s

lvo qp|lm qm

y

qm

t

l„qx|p

t

lmuozqm~

s‚j k l

t

o m€ozy vt{

t

qvp |p„qzozqm l{xq|qƒ

t

}

u

tu

s

grading

j~ ˆ l„q}q v t{

t

qvp pzqm |p

t

qmqmp vl nq{q nlƒq

t

… nl{}q

t

|qm wl{vpx

s

l{

t

q voxo ƒovq

t

pzqm |pƒl{

t

qxqmzqm}qzvp}q„†…†

‡~

‰j k lmno np qmi

sr j ktulmvpwqxqq

y

yztu t{qm|qmztmuq}p mqvpwqzul{p~

sij o€o qmy}l}wl{vpx zqmz tut{qm|qm}lmn lqxztmuq}p mqvpwqzul{p~ s‚j k l

t

o m€ozy ƒlmno np qm |p„qzozqm |lm qm nq{q }l movqƒ ƒq|q wq pqm

t

(29)

Œ Ž ‘’ “”•”

–— Ž˜™š‘“”›”

y

” œ’žŸ ž ”’ž¡

u

t

ž ” • ”“ ”

t

Ÿ” ˜™”’‘”š‘ “” ™ ‘¢ ”

t

˜•£

–¤ ¥ž¦ž”œ ’ Ÿ”¢ ”

t

” “  ”

t t

ž”

y

”• šš ž”‘ Ÿ• ” žž  ”

y

” •

t

§ ”›Ÿ‘

t

™ž”Ÿ”““ ”

s

Ÿ” ‘ ˜™”’‘”š‘“” ™ ‘ ¢ ”

t

˜• £ –¨ Ž 

t

ž¦žœ ‘” Ÿ‘

t

‘’“”•

s

”

tu

¢  

s

”

tu

’ ••ž””

t

‘’“”• ”

y

”•

t

§ ”› Ÿ‘”§‘ “ ”š‘£ Ž ‘’“”• ” Ÿ‘ §”ž” š©” ” ›”

t

‘ª›”

t

‘¡ ©¢ ”¡

t

© ’ ”

t

Ÿ”

s

”‘

t

  Ÿ• ” 

šž ›ž

¢žš”

t

‘”’”š‘’ ”§«¡«

¬£ ­ Ž ‘’ ¢ ””

y

Ÿ‘ •‘”

t

”

u

t

”¢ ”¢ ‘’ ¢ ””

y

Ÿ‘ • ‘

–— Ž˜™š‘“”›””

y

œ›‘

st

”’ ‘  £

–¤ ¥ž¦ž”œ’©•”›™ ¦”Ÿ‘

y

”¢‘ •”

t

”›‘

st

”’‘ £

–¨ Ž 

t

ž¦žœ”¢ ”“‘ §”

t

ž” š•” ’ ž••

u

w

” ™

u

ž™žŸ ‘¢ ”š” ”’”” Ÿ‘ §”ž”¢ ”’¢ž•”Ÿ”§”’ ž”•¢ Ÿ‘ •‘”

t

”

u

Ÿ• ”

s

 ‘ • Ÿ”™

t

”¢’ ’¢  

t

”›””šž ›ž ¢žš”

t

‘”’ ”š‘’”§«¡«

£

® Ž •žš”¢”

–

swabbing

“‘§ ”Ÿ‘ §”ž”¢ ‘’ ¢ ” ”

y

Ÿ‘ •‘ –— Ž˜

t

š‘“”›””

y

œ ˜™ ˜ ”Ÿ” ˜™”’ ‘ ”š‘“” ™ ‘ £

–¤ ¥ž¦ž”œ’’ “ š‘›”˜™˜ ”Ÿ”’© •”› ˜™”’‘”š‘“” ™ ‘£ –¨ Ž 

t

ž¦žœ ¢ •

u

s

”¢ ” Ÿ‘§ ”ž” Ÿ • ” ©” ” ’  •žš”¢ ¢ ”Ÿ” “”•‘ ”

t

ž“ž › ‘” ’ ’ ””‘ š¢˜š

y

”• šžŸ”› Ÿ‘ Ÿ”’ Ÿ• ” ”‘  Ÿ‘•‘£ Ž •žš”¢” Ÿ‘ §”ž” š ” ”› Ÿ• ” š žš ž” š‘š‘ ’ž§”‘ Ÿ” ‘ ¢ ”§ ” š”’¢ ”‘ ˜ £Ž  ˜š

s

Ÿ‘ §”§ž”Ÿ•”©¢ ”¡

t

© ’”

t

¡Ÿ” š”‘

t

 £ ¯ Ž •¢””Ÿ”¢ § ”“ § ” 

–— Ž˜™š‘ “”›”

y

” œ  ˜™”’‘ ”š‘ “” ™ ‘¡  žš”” °‘š‘ Ÿ” š”§”›” § ”“§£

–¤ ¥ž¦ž”œ ’§‘ Ÿž•‘ ¢ ˜Ÿž Ÿ” ‘  ˜™”’‘”š‘ “” ™ ‘ Ÿ”  žš”” °‘š‘š§ ”’ ”

t

 ”š¢˜ 

t

”

s

‘Ÿ”¢ 

y

‘’¢ ””š 

t

”

t

‘Ÿ” šš ž”‘”§ ”“ §£ –¨ Ž 

t

ž¦ž œ ‘” Ÿ‘

t

‘’“”• § ”§

u

Ÿ‘š žšž Ÿ”§”’

w

”Ÿ”› Ÿ•”
(30)

¸¹º » ¼½¾¼¿ÀÁ À½

¸º ÃÀÄÀ½Å¼¿ ÀÁ À½

ÃÀÄÀ½Å¼¿ÀÁÀ½Æ ½ÇÆÅ

tu

½ÀÁ ¼ ¾ÀÈ

sashimi

Á ¼

su

ÀÉʼ½¾À½Ë Ì͹¸ ÎÏÐÑÐÎ Ò¹¹ÓÔ

Pengemasan ikan segar melalui sarana angkutan udara

Õ

ÂÒº Ö ¼Å½ÉÅ× ¼½ ¾¼¿À

s

À½

» ÈØÊÆÅÀÅÄÉ È ÊÉż¿ À

s s

¼ÁÆ ÀÉÊ ¼½ ¾À½ Ë Ì͹¸ÎÏÐÑ ÐÎÒ¹¹ÓÔ

Pengemasan

ikan segar melalui sarana angkutan udara.

¸¸º ËÀÈ À

y

t

× ¼½À½ÊÀÀ½

Ù ÀÚ À¿ ÁÉ

st

¼¿ × ¼½À½Ê ÀÀ ½ Ê À½ × ¼¿ Û¼ÈÉ À½ ÅØÊ ¼ ÊÉ Ú ÀÅÆÅÀ½ Ê ¼½ ¾À½ Á¼ÛÀÉÅ ¿ Æ ½¾ÅÉ½Õ Ë¼

t

ÉÀ× × ÈØÊÆÅ

t

Æ ½À Á ¼ ¾ÀÈ Æ ½Ç ÆÅ

sashimi

À ½ ¾

y

ÀÅÀ½ ÊÉ× ÀÁ À È ÅÀ ½ ÊÉÛ¼ÈÉ

t

À½Ê À ʼ½ ¾À½ Û¼½ ÀÈ Ê À½ ¿ÆÊ ÀÄ ÊÉÛÀÜÀÔ ¿ ¼½¾¾Æ ½ ÀÅÀ½ Û ÀÄÀÁ À

y

À ½¾ ÊÉ × ¼È

sy

À ÈÀ

t

ÅÀ½ Ê É Á ¼ È

t

ÀÉ Å¼

t

¼ÈÀ½ ¾À½ Á ¼ÅÆÈÀ½ ¾ ÎÅÆÈÀ½ ¾½

y

À Á¼ÛÀ ¾ÀÉ Û¼ ÈÉÅÆÇÝ Þ ¼½É

s

× ÈØÊÆÅÔ Û¼È À

t

Û¼È

s

ÉÄ × ÈØÊÆÅÔ ÛÉÚÀ ÀÊÀ ÛÀÄÀ½

t

À¿ÛÀÄÀ½ ÚÀÉ ½ ÊÉ Û¼ ÈÉ Å¼

t

¼ÈÀ½¾À½ ÛÀÄÀ½

t

¼ ÈÁ ¼ ÛÆÇÔ ½À¿À Ê À½ ÀÚÀ¿À

t

Æ ½É

t

× ¼½¾ØÚÀÄÀ½ Á ¼Ü À ÈÀ Ú ¼½¾ÅÀ×ÔÇÀ½¾¾ÀÚÔÛÆ ÚÀ½ÔÇÀÄÆ ½× ÈØÊÆÅÁÉÔÊ À½Ç ÀÄÆ ½ÅÀÊ ÀÚÆ ÀÈ

s

ÀÕ

ÖÀÛ¼ÚÒ ËÀ ÈÀ

y

t

¿

tu

u

Ê À½Å¼À¿ À½À½×À½ ¾À½ Æ ½Ç ÆÅ

t

Æ ½ÀÁ¼¾ÀÈ

sashimi

Jenis Uji

Satuan

Persyaratan

ß àáâãä åæ ç èé ê ë ì í åã ìäî ß ïð à ñëåëñä çò ó àôèñä âä åñë ìâ æ õ ä

*

1. ALT

2.

Escherichia coli

3.

Salmonella

4.

Vibrio cholera

koloni/g

APM/g

APM/g

APM/g

maksimal 5,0 x 10

5

maksimal <2

negatif

negative

3) Cemaran kimia*

1. Raksa (Hg)

2. Timbal (Pb)

3. Histamin

4. Kadmium (Cd)

mg/kg

mg/kg

mg/kg

mg/kg

maksimal 1

maksimal 0,4

maksimal 100

maksimal 0,5

4) Fisika

1. Suhu pusat

C

maksimal 4,4

5) Parasit

Ekor

0

(31)

øùúûü

u

t

ýþ ÿþú

t

þúÿ þü þ þúþ ý ù þ û

t

ùú ùúþúþúþú ÿþú ùúþþ ú ûúû þþú þû

t

ûúþ ùþü

t

ùüÿ ü ÿþü

ùúùü þþú

ùú þþ

y

þ úþ úþ þùü þ

t

ùú ùûúÿûüþú

u

tu

ÿþú

st

þ ú

ûûþúùúÿþþ

t

þúþþúþû

y

þ úùþ

s

ÿþüúþ úþ þùü þ

t

ùú

ù

t

ûúû þþú þû

y

þú ÿ

t

ùü þ ÿ ûú

t

ùúþþú ÿ û ùþü þ üþú ù ÿþú û þ ú

st

ûúû ùúù

t

þû

u

t

ûúþ

y

ùúþúþúþú ÿ þûþú

s

ùþü þ ùþ

t

ù üþ

t

ÿþú þú

t

ùü ÿùúþú ûû ü ÿû

ûúû þþú þû ùþ ü ÿþ ú !

þ

t

þ

u

ù üùúÿþ ûúû þþú þ

u

ùû ýþþú þû ÿ ÿùú

t

"þ ÿþú ÿ ù ü

ÿù ûú

u

ùûÿþþ ú ÿþ þ ùúù ûûü þú

traceability

ÿþú ÿ ùü

t

þþúþú

s

þþ

t

þþþúüÿûþü

ùúþúþú

y

ùú þþþ

y

ù ûúÿûüþú

u

tu

ÿþúúþ úþþùü þ

t

ùú

ûûþú ùúÿþþ

t

þú þú

y

þú ù ü

t

þúþ ùþþ ÿþú ùü

u

t

ùü

t

þùüùÿûúþ úþþùü þ

t

ùú

ù

t

ûúû þþþþú

y

þú ÿ

t

ùü þþ ÿþ þ ùþÿþþú

u

t

ûþú ÿ þúú ÿùúþú þüþ ù ûþú ùþ þ ÿ þú ùü

u

t

ùú

y

þúþú ÿ þûþú ù þü þ ùþ

t

ù ü þ

t

ÿþú þú

t

ùü ùúþ

t

ÿþ ùú

y

ùþþú ùú ù þü þú þÿþ

t

þþ ùü ûú

y

þ ÿùúþú ûû û þ

t

ü ÿû

ùúû þú

ùú þþþ

y

úþ úþþùüþ

t

ùú ÿ þúù

u

úÿûüþú

u

tu

ûûþú ùú þúþú þ üþú ÿþ üþ

y

þ ú ùúù ù ÿ

t

ûû þúÿþúùþ

s

ÿ þü úþ úþþùü þ

t

ùú

ù

t

ûúû þú ÿ û ÿùúþú þ

t

þ

t

ùúûúþþú þ ü ùü ÿ úú

y

(32)

%& ' ()*+,,-

t

loin

./& '01(-2 3*,4,,

y

560-1, )3-,23*,61(738,

t

09(-:

.; & <+=+, -5 ) (->,8,

t

6, - * (-1+6

loin

2(2+,3 > (-9, - +6+7, - , -9

y

>3

t

(-1+6, ->,-* (*,

s

> ,7360-1,)3-,23

*,61(7 3 8,

t

09(-:

.? & ' (

t

+ -=+65 8()*+,

t

, - @03- >3@ ,6+6,- > (-9, - A ,7, )()* (@ ,4 3 6, -) (-=,>3 ()8,

t

*,93, - 2(A,7, ) ()*+=+7: '702(

s

8()*+1, -

loin

>3@,6+6, -2(A,7,

t

(8,

t

BA(7),

t

>, -

saniter

>, -

t

(

t

,8)()8(7

t

,4, 6, -2+4+8+2,

t

87 0>+6C

DE%B %

D:

F& ' ()*+,-9, -6+@3

t

>, -8(7,8 3,

-./& '01(-2 3 *,4,,

y

5 60-1, )3-,2 3 *,61(7 3 8,

t

0 9(-B

t

(7>,8,

t t

+@ , -9B >,93-9 4 3

t

, )>, -6+@3

t

:

.; & <+=+, -5 )(->,8,

t

6, -

loin

,-9

y

7,8 3 >, - * (*,

s

>,73

t

+@ , -9B >,93-9 4 3

t

, )>, -6+@3

t

2(7

t

,

t

(743->,7>,7 360-1, )3-,23*,6

t

(7 3 8,

t

09(-: .? & ' (

t

+ -=+6

5

t

+@ ,-9B >,93-9 4 3

t

, ) >, - 6+@3

t y

,-9 ,> , 8,>,

loin

>3*+, -9 4 3-99,*(7

s

34:' ()*+, -9, - 6+@3

t

>, -8(7,8 3 ,->3@ ,6+6,-2(A,7,A(8,

t

B A (7),

t

>, -

s

,-3

t

(7 2(7

t

, (

t

t

,8)()8(7

t

,4, -6, -2+4+8+2,

t

87 0>+6

: G& H07,23

t

)

u

tu

./& '01(-2 3*,4,,

y

560-1, )3-,2 3*,61(7 38,

t

09(-

.

.; & <+=+, -5) (->,8,

t

6, -

loin

> (-9, -)

u

tu

2(2+,3 2 8(

s

3I36,2 3:

.? & ' (

t

+ -=+65 207

t

,23 )

u

tu

>3@ ,6+6,- > (-9, - )(-9(@0)8 066, - 870>+6 2(2+,3 2 8(23I3 6,23B 2(A ,7, 4,

t

3E4,

t

3B A (8,

t

B A (7),

t

>, - 2,-3

t

(7 > (9, -2+4+8+2,

t

870>+6:

J& ' ()*+ -96+2, -.

wrapping

&

./& '01(-2 3 *,4,,

y

5 8()*+-96+2,- 6+7, -9

s

()8+7-, >, - 60-1, )3-,2 3 *,61(7 38,

t

09(-

.

.; & <+=+, -5 )(->,8,

t

6, -

loin

>,@ ,) 6(),

s

, -

y

, -9 2()8+7-, >,

-t

(74 3->,7>,7360-1, )3-,23*,61(7 3 8,

t

09(-:

.? & ' (

t

+ -=+65

loin

y

, -9 2+>,4 7,8 3 2(@ ,-=-

u

t

y

, >36(),

s

>,@, ) 8@,

st

3 6

vacum

> ,-

t

3>,6

vacum

2(A,7, 3->3K3>+,@ > (-9,- A (8,B

t

A(7),

t

> ,
(33)

NO P QRST UVRWVR

XYO PZ[QR\SUV]V

y

V ^_QT

u

R` abVRT

u

t

ac_Q_ abVRW VRUQbV

t

`VR_ ZR[VTSRV\S UV_ [QbSd V

t

ZWQRe

XfO g ah aVR^T QR`Vd V

t

_VR UQbV

t

loin

VRW

y

\Q

su

VS `QRW VRa_ abVRVRW

y

t

QiV] `S

t

QR[a_VR`VRUQUV

s

`VbS_ ZR[VT S RV\SUV_ [QbSd V

t

ZWQRe

XjO P Q

t

aRh a_^

loin

`S

t

STUVRW

s

V

tu

d Qb \V

tu

`Q RWVR T QRWWaR V_VR

t

STUVRWVR

y

VRW \a`V] `S_ViS UbV\S `QRWVR k Qd V

t

c kQbTV

t

`VR \VRS

t

Qb \Qb

t

V

t

Q

t

Vd T QT d Qb

t

V]VR_VR \ a]ada\V

t

dbZ`a_e

lO P QRWQdV_VR

XYO PZ[QR\SUV]VV

y

^_ ZR[VT S RV\SUV_ [QbSd V

t

ZWQR `VR_Q\ViV]VRiVU Qie XfO g ah aVR^ TQiS R`aRWS dbZ`a_ `VbS _ ZR[VTSRV\S `VR _Qba\V_VR \QiVTV

t

bVR\dZb

t

V\S`VRd QR

y

ST dVRVR\Qb

t

V\Q\aVS`QRW VRiVUQie XjO P Q

t

aRh a_

^

loin

y

VRW

t

QiV] `SiQd V\ _VR `VbS dVR d QTUQ_ ac _QTa`SVR `S_QT V

s

`QRWVR diV

st

S_ `VR `ST V\a__VR `ViVT TV

st

Qb _Vb

t

ZR \Qk VbV kQd V

t

ck QbTV

t

`VR

s

VRS

t

Qbe

gVUQij mVbV

y

t

T

tu

u

`VR_QVT VRVRdVRWVR aR[ a_

t

aRV

loin

\QWVb

Jenis Uji

Satuan

Persyaratan

n opqr

s

s t u vr w xyz n {| o }uru}y~

€ oq}ytyr}uxt s ‚ y

*

1. ALT

2.

Escherichia coli

3.

Salmonella

4.

Vibrio cholera

koloni/g

APM/g

APM/g

APM/g

maksimal 5,0 x 10

5

maksimal <3

negatif

negatif

3) Cemaran kimia*

1. Raksa (Hg)

2. Timbal (Pb)

3. Kadmium (Cd)

mg/kg

mg/kg

mg/kg

maksimal 1,0

maksimal 0,4

maksimal 0,1

4) Fisika

1. Suhu pusat

C

maksimal 4,4

5) Parasit

Ekor

0

Catatan* bila diperlukan

Sumber: BSN, 2009

2.7.2 Penanganan tuna di pelabuhan perikanan

Penanganan tuna di Pelabuhan Perikanan (PP) dilakukan secara hati-hati,

untuk menjaga tuna masih tetap dalam kualitas yang baik. Kapal tuna dengan

(34)

t

…†‡ ˆ ‡‰‡ Š ‡‹ ‡Š Œ‡Ž  ‰‡† ‰Ž‹‡ … ‡† ‘ ’“‡ ‡

transhipment

‰‡Ž  ‡ˆ ‡‹  ’  ‡ˆ ‡‹ ” •–‰…

y

‡†—

t

Ž ‰‡Š ‡‘… …‡‹Ž

t

‡

s

’‘ˆ–‡ ‡†‰Ž˜–†— ‡‘ Ž ‡†—Œ ‡Ž‰Ž™ …‡‹ ’ˆ ‡‰‡ ˆ ’…‘‡Œ‡ ‡†ˆ ’†—–‹‡Œ ‡†

t

…†‡ ‡

t

‡

u

‰Ž˜‡

w

‡ ’ š ’Šˆ ‡

t

•’‹’‹‡†—‡† › ‡†œš•› …†ž … ‰Ž‹’‹ ‡†—”

Ÿ ‡ˆ ‡‹   ‡ˆ‡‹

fresh tuna

Š’‹ ‡ … ‡† ˜–†—‡ Ž ‡ † ‰Ž •• ˆ ‡‰‡ ‘ Ž ‡†— Œ‡ Ž” •–‘ ’

s

ˆ ’†‡†—‡† ‡††‡

y

‰Ž ‹ ‡ … ‡† ‘’“‡ ‡ Œ‡

t

Ž   Œ‡

t

Ž ‰‡† ‰Ž ˆ ’‹… ‡† ¡‡‘ Ž‹ Ž

t

‡

s

 Œ…‘ …‘ …†ž … Š ’†™‡—‡  …‡‹Ž

t

‡

s t

…†‡ ‡—‡

t

’‡ˆ

t

‘ ’—‡ ‰‡† ˜’ …‡‹Ž

t

‡

s

˜‡Ž  ” ¢’†…

u

t

£… ‡†Ž ‰‡† ¤Ž ‘…‰– œ¥¦ ¦§ ˆ–‘’

s

ˆ ’Š˜–†—‡‡†

t

…†‡ ‰‡Ž ‡ˆ ‡‹

fresh tuna

Š ’‹ Žˆ …ž Ž ¨

© •’Š˜–†— ‡ ‡† œ

unloading



t

…†‡ ‰‡Ž ‰‡‹‡Š ˆ ‡‹  ‡ ‰’†—‡† Š ’†——…† ‡‡†

crane

” •’Š˜–†— ‡ ‡† ‰Ž‹ ‡ … ‡† ‘’ “‡‡ Œ‡

t

Ž  Œ‡

t

Ž …†ž … Š ’†™‡—‡

t

…†‡ ‰ ‡Ž

 ’ …‘ ‡ ‡† ¡Ž ‘Ž  ” ª’‹‡Š ‡ ˆ ’Š˜–†— ‡ ‡†

t

…†‡ ‘ ’‹‡‹

u

‰Ž™‡—‡  ’

s

’—‡‡††

y

‡ ‰’†—‡†Š’†

y

’Š ˆ–ž ‡† ‡Ž  Š’†——…† ‡ ‡† ‘‹‡†—” •’†’Š ˆ–ž‡†

y

‰Ž ‘ ‡Š ˆŽ †— …†ž… Š’Š˜’‘ŽŒ ‡†

tu

†‡ ‰‡Ž ‹’†‰Ž  –ž–‡† ‰‡† ‰‡ ‡Œ ™…—‡ …†ž

u

 Š’†“’—‡Œ† ‡Ž †

y

‡‘ …Œ…

t

…˜…Œ—…†‡Š’†—Œ‡Š˜‡

t

ˆ ’

t

…Š˜…Œ‡†˜‡ž ’Ž ” ¥ š…†‡‰Ž ˆŽ †‰‡Œ ‡†‰‡Ž ‡ˆ ‡‹ ’

transhit sheed

…†

t

…‰Ž‹‡ … ‡†ˆ ’†‡†—‡†‡†

‘’Š ’†ž ‡ ‡ ‰ ‡† ‘ ’‹’‘ Ž  …‡‹ Ž

t

‡‘” •–‘’

s

ˆ ’ŠŽ†‰‡Œ‡†

t

…†‡  ’

transhit sheed

Š’Š’‹… ‡† ¡‡‘ Ž ‹Ž

t

‡

s

 Œ

u

su

s y

‡Ž

tu

‰Ž…ˆ

tu

t

‡

t

‡ˆ ˆ‹ ‡

st

Ž   —…†‡ Š ’†™ ‡—‡ ‡—‡

t

Ž‰‡

t

’ ’†‡ ‘Ž†‡ Š‡

t

‡ Œ‡Ž” « ‡‹ Ž †Ž ‰ŽŠ‡‘ …‰  ‡† ™…—‡ ‡—‡ ‘ …Œ…

t

…˜…Œ

t

…†‡

t

Ž‰‡†‡Ž

y

‡ †—˜’‡Ž˜‡

t

ˆ ‡‰‡ˆ ’†Ž †— ‡

t

‡†ˆ’

t

…Š˜…Œ‡†˜‡ž ’Ž ”

¬ ­Ž ‰‡‹ ‡Š

transhit sheed

‰Ž‹‡ … ‡†

s

’‹ ’‘ Ž  …‡‹ Ž

t

‡

s

œ

grading

 ”

Grading

‰Ž Š ‡‘…‰ ‡† …†ž … Š’†’

y

‹’‘Ž

t

…†‡

y

‡†— Š’Š ’†…ŒŽ

st

‡†‰‡  …‡‹ Ž

t

‡

s

’‘ ˆ– …†ž … ˆ–‰…

fresh tuna

” š …†‡

y

‡†—

t

Ž‰‡ Š ’Š’†…ŒŽ  …‡‹ Ž

t

‡

s

fresh

tuna

’‘ˆ– ‡ ‡† ‰Ž™…‡‹  ’ˆ ‡‰‡ ˆ ’

u

s

‡Œ‡ ‡† ˆ ’†—–‹‡Œ‡†

t

…†‡ ‡

t

‡

u

‰Ž™…‡‹  ’

š•›…†ž …‰Ž ‹ ’‹‡†—”

® ›‡†

t

…†‡

y

‡ †— Š’Š’† …ŒŽ  …‡‹Ž

t

‡

s

’‘ ˆ– ‰Ž

t

‡†—‡†Ž ‹’˜Ž Œ ‹ ‡†™

u

t

‰’†—‡† Š’Š˜…‡†— ‘ Ž Ž ˆ ‘ ŽŽˆ  Š’Š˜’‘ ŽŒ ‡† ‘ Ž‘‡ ‘ Ž‘‡ Ž †‘‡†— ‰ ‡† Ž‘ Ž ˆ ’

u

t

” ª’‹‡†™

u

t

†‡

y

Ž ‡†

t

…†‡ Ž †Ž ‡ ‡† ‰Ž ’‘ ˆ– ‰‡‹‡Š ˜’†ž… ‘ ’—‡ ‰’†—‡ † Š’†——…† ‡ ‡†ž ‡†‘ ˆ–

t

‡‘ Ž…‰‡ ‡”

¯ ª’˜’‹ …Š ‰Ž ‡†‘ ˆ–

t

t

‡‘ Ž ‡† ‰’†—‡† Š’†——…† ‡ ‡ †

t

 ‡†‘ ˆ–

t

‡‘ Ž …‰‡ ‡ Ž  ‡†

t

(35)

±²³´µ¶·´ ¸ ±¹µ ¶ºµ ·ºµ» ¼µ¶ ½¾º

st

²·¿ À º

tu

³ ¼·¸ ³ ¹Á²¸ ²  º

t

º

u

à ¹·¼Á

t

´µº ¸ ¹¶ºÁ¿ IJ ±º¾ºÅ ³ ¼·¸ ·ºÁ

t

¼µ º

t

º

u

styrofoam

±²Åº¸´ ··ºµ ³ ¹³ ¹Áº ½º ½¼»¼µ¶

dry ice

ºµ¶

y

³ ¹Á¶´µ º ´µ´ ·

t

Źµ ƺ¶º

t

²µ¶· º

t

·¹

s

¹¶º Áºµ ²·ºµ ¿ À ¹¾ºµ Æ

u

t

µº

y

³ ¼·¸ ·º Á

t

¼µ º

t

º

u

styrofoam

±²

tu

t

´ ½ ±¹µ¶ºµ Źµ¶¶´µº ·ºµ

lack ban

±º µ ½Á¼±´ · ¸ ²º ½ ´µ»´ · ±²¹·¸ ½¼Á¿ Ç ·¸½¼Á Źµ ¶¶´µº·ºµ Á´ºµ ¶ ³º¶º ¸ ² ±² ±º¾ºÅ ½¹¸º

w

º

t t

¹Á³ºµ ¶±¹µ¶ºµ³ ²º

y

º¸ ¹·²

t

º Á ÃÈɹµ

y

½¹Á·¶

t

´µº ¿

2.8

Tujuan Pemasaran Tuna

ʹ¾ ¼Å½¼· ² ·ºµ

t

´µº ŹŲ ¾² ·² µ ²¾º ² ¹·¼µ ¼Å²

s y

ºµ ¶

t

²µ¶¶² ±ºµ

t

²µ¶·º

t

½¹ÁŲµ» ººµµ

y

º

t

¹Á

u

s

Źµ ²µ¶·º

t

±º Á²

w

º ·»

u

·¹

w

º ·» ´ ¿ ˹µ ²µ ¶·º

t

ºµ ½ ¹ÁŲµ»ººµ Ì

demand

Ͳµ ²

t

¹ÁºÅº

u

t

±²¸ ¹³º³ ·ºµ¼¾ ¹Î·¹¶¹Åº Áº µ źº Áº ·º

sy

t

Ϲ½º µ¶Å¹µºµ»º ½

y

sushi

±ºµ

sashimi

¸¹Æº·±º ¸º

w

ºÁ¸º

t

¹Áº ·Î²Á²µ ² Ìĺδ Á²Ð ÃÉÉÑÍ¿Ê

u

º¾ ²

t

º

s

² ·ºµ

t

´µº

º ·ºµ» ¹ Á·º²

t

± ¹µ ¶ºµÎº Á¶º ¿ÒºÁ¶º²·ºµ»´µ º½º ¾ ²µ ¶»²µ¶¶²º ±º ¾ºÎ·´º ¾ ²

t

º

s

fresh tuna

Ì·´º¾ ²

t

º

s

ÓÍ ´µ»´ · ³ºÎºµ

sashimi

¿ Ê´º ¾ ²

t

º

s

±² ³º

w

ºÎµ

y

º º ±º ¾ºÎ

fresh tuna

Ì·´º¾ ²

t

º

s

Ô

+

) untuk tujuan pasar Amerika dan Uni Eropa. Kualitas B dan C masuk

ke industri pengolahan tuna beku untuk dibuat

loin, saku, chunk

dan sejenisnya.

Harga jual ekspor produk

fresh tuna

berkisar antara 800-1.500 yen per kg,

tergantung dari

grade

tuna yang diekspor. Kegitan ekspor ikan tuna ini, akan

dikenakan biaya untuk pengangkutan dengan pesawat terbang, yaitu sekitar 250

yen per kg ikan tuna (Nurani, 2010).

Perkembangan harga tuna domestik (harga asal) dan harga ekspor (harga di

pasar tujuan) menunjukkan perbedaan yang menyolok, apabila harga domestik

mengalami kenaikan maka ada kecenderungan eksportir untuk menjual tuna di

pasar luar negeri, walaupun terdapat perbedaan jenis dan ukuran yang dikonsumsi

domestik dengan yang diekspor. Perubahan harga di pasar tujuan (harga ekspor)

memiliki kaitan yang erat dengan perubahan yang terjadi di pasar lokal. Hal

tersebut tergambar dengan signifikannya perubahan harga di pasar tujuan dengan

(36)

×ØÙÚÛÜÝ ØÞ ßØà áØâ

t

ã âØ äàå Þæçàâè àéØ

w

Ø×à êãÞ

t

Øëã âìííîïìííð

No

Tahun

Harga Ikan Tuna per kg (rupiah)

ñ ò ó óñ ô õö ó ÷

ò ò ó óò ÷ õø ò ù

ù ò ó óù ô õó ö ó

ø ò ó ó ø ñøõò ññ

ö ò ó ó ö ú õ ôó ö

÷ ò ó ó÷ ñ ñ õó øø

ô ò ó óô ñ ò õñ ñú

û ò ó óû ñ û õó ö ñ

ü

u

ýþ ÿ ÿý ÿÿ ÿ

u

ÿ òó ó û

2.9

Kelestarian Sumberdaya Ikan

å Ú âßÚ Þ

t

à Øâ Ú â ßÚÛ æÛØØâ ãê ÙÚÞ Ø

y

Ø áØâ ÙÚ Þ áÚÛ Øâ

u

t

Øâ ØäØÛØë Ú âßÚÛ æÛØØâ

y

ØâßêÚ â ßØÞØëÙ Ø ßØà ê ØâØ

y

Øâß ØäØèØØ

t

àâà ê Øêã êÚêÚ âã ëà áÚÙãã ëØâ èÚ á ØÞ Øâ ß äØâ áÚÙãã ëØâ ßÚ âÚÞ Øè à

y

Ø âß ØáØâ äØ

t

Øâß

Gambar

Gambar 1 Pancing tonda dalam operasi penangkapan.
Tabel 5 Luas wilayah perairan berdasarkan wilayah kewenangan
Tabel 8 Perkembangan armada penangkapan ikan di PPP Tamperan tahun 2006-
Gambar 6 Konstruksi kapal tonda di Kabupaten Pacitan.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan mengenai karakteristik nelayan pancing tonda dan longline yang melakukan penangkapan baby tuna yang ada

BELANJA SARANA PERIKANAN TANGKAP KAPAL IKAN UKURAN 1,5 GT ( FIBER GLASS) DENGAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU. UNIT LAYANAN PENGADAAN KELOMPOK

Sehubungan dengan pekerjaan BELANJA SARANA PERIKANAN TANGKAP KAPAL IKAN UKURAN 1,5 GT ( FIBER GLASS) DENGAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA pada DINAS PERIKANAN dan Berdasarkan Berita

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tangkap armada pancing tonda, ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) atau yang biasa disebut dengan

Cukup banyak digunakannya pancing tonda menjadikan alat tangkap ini sebagai alat tangkap yang cukup penting pada usaha penangkapan ikan pelagis besar di Laut Banda.. Sehubungan

Sementara secara tradisional terdapat beberapa jenis alat tangkap yang digunakan menangkap tuna antara lain huhate ( pole and line ), pancing ulur ( hand line ) dan pancing tonda

Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis aspek ergonomi pada aktivitas penangkapan ikan pancing rawai dan Mendeskripsikan aktivitas penangkapan ikan dengan Pancing

Sementara secara tradisional terdapat beberapa jenis alat tangkap yang digunakan menangkap tuna antara lain huhate (pole and line), pancing ulur (hand line) dan pancing tonda