• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis isi pesan dakwah dalam siaran sentuhan qalbu di radio la bamba 96,7 fm tegal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis isi pesan dakwah dalam siaran sentuhan qalbu di radio la bamba 96,7 fm tegal"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Uswatun Hasanah

107051000507

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

i 96,7 FM

Pesan dakwah yang disampaikan melalui media elektronik, khususnya radio memberikan kesan tersendiri bagi pendengarnya. Walaupun media elektronik sekarang ini memiliki kecanggihan yang luar biasa, namun radio dengan kelebihannya yaitu praktis mudah digunakan kapan saja dan di mana saja tetap menjadi perhatian khusus dihati para pendengarnya. Hal inilah yang dijadikan peluang oleh para da’i dan aktifis dakwah untuk memanfaatkan radio sebagai salah satu media alternatif dalam menyiarkan Islam melalui program siaran dakwah Sentuhan Qalbu yang disiarkan melalui radio La Bamba 96,7 FM Tegal. Demi memenuhi kebutuhan akan pengetahuan tentang agama Islam untuk para pendengar setia radio La Bamba 96,7 FM Tegal.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian di radio La Bamba 96,7 FM Tegal dan mengkhususkan pada program “Sentuhan Qalbu” edisi bulan April 2011, dengan merumuskan dua pertanyaan yakni bagaimana isi pesan dakwah pada program Sentuhan Qalbu? Dan melihat pesan apa yang paling dominan pada program Sentuhan Qalbu?

Peneliti menggunakan metode pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data secara objektif dan akurat dengan menggunakan 3 orang juri yang kompeten di bidang pendidikan Agama Islam. Dan selanjutnya peneliti menggunakan rumus Holsti (1969) untuk mencari koefisien reabilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan keputusan antar juri.

Peneliti menggunakan teori Holsti. Holsti mendefinisikan “Analisis Isi sebagai teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis”. Penelitian ini menggunakan analisis isi versi Holsti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengemukakan ketepatan dan mengidentifikasi isi pesan seperti perhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep, tema, atau penyajian suatu informasi.

(5)

ii

Tuhan yang maha Agung dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak terukur

kepada peneliti sehingga dapat memulai dan menyelesaikan laporan penelitian ini.

Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi

Besar Muhammad SAW, Amien.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri

peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan

keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal

ini tidak terwujud dengan sendirinya melainkan dukungan dan bantuan dari banyak

pihak baik moril maupun materil, sehingga banyak ucapan terima kasih peneliti ucapkan

kepada:

1. Drs. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang

telah memberikan sarana dan prasarana yang baik kepada peneliti salama berada

di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Hj. Umi Musyarofah, MA selaku ketua dan sekertaris program studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah membantu peneliti selama masa

kuliah untuk menyelesaikan nilai akademis di kampus tercinta ini;

4. Dr. Fatmawati, MA selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

(6)

iii

Hidayatullah Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan

ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang

bermanfaat;

6. Para Juri yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data khususnya Ust,

Qirom sebagai narasumber yang memberikan kesempatan untuk membantu

peneliti memmberikan data, Ust, Murofi, SH dan Ust Syaikhon.

7. Bapak Amrullah selaku kepala studio Radio La Bamba 96,7 FM Tegal yang

telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini

8. Ka Patrick selaku programmer yang telah banyak membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini dan telah memberikan data-data yang diperlukan

dalam penulis selama proses penulisan skripsi ini.

9. Bapak Ust. Qirom selaku narasumber program Acara Sentuhan Qalbu yang

telah meluangkan waktunya untuk wawancara dengan penulis.

10.Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H.Thobiin dan ibunda

Robi’ah yang telah memberikan banyak hal yang berarti dalam hidup penulis.

Cinta, kasih, sayang, doa dan dukungan baik moril maupun materil yang

semuanya itu tidak dapat tergantikan dengan apapun.

11.Kakak-kakaku yang tersayang kakak Aliyah dan Kakak Ali Subkhan, Kakak

Syaekhon dan Kakak Ela, Kakak Saefudin dan Kakak Muji, Kakak Sukron dan

(7)

iv

lucu-lucu dan imut-imut yang selalu menjadi penghilang duka dan selalu

memberikan keceriaan.

13.Teman-temanku KPI D yang memberikan hari-hari indah, selalu berbagi dalam

suka maupun duka, dan selalu siap membantu penulis ketika dalam kesulitan ,

terima kasih untuk doa dan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga

kebersamaan kita tak hilang seiring bergulirnya waktu. dan buat temenku

tercinta Nia strawbery yang menemaniku selama kuliah dan buat Eka yang

menemeni selama menulis skripsi;

14.Semua pihak yang telah memberikan konstribusi terhadap penyelesaian skripsi

ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa

hormat dan ucapan terima kasih kepada mereka semua;

Peneliti merasa perlu menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada

mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan, semangat, dan do’a

yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Kesempurnaan adalah

milik Allah , oleh karena itu penulis mohon maaf apabila masih banyak kesalahan

dalam skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah membalas kebaikan mereka yang telah membimbing dan

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat

untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Ciputat, Juni 2011

(8)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodelogi penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 11

F. Sistematika pembahasan ... 12

BAB II. KAJIAN TEORITIS A. Analisis Isi... 14

B. Dakwah ... 16

1) Pengertian Dakwah ... 16

2) Unsur- unsur Dakwah (da’i, mad’u, materi dakwah, metode dakwah, media dakwah, dan atsar atau efek dakwah) ... 21

3) Kategorisasi Pesan Dakwah ... 32

C. Radio ... 36

1. Pengertian Radio... 36

2. Fungsi Radio... 37

(9)

vi

C. Struktur Organisasi Radio Labamba 96,7 FM Tegal ... 45

D. Format siaran Religi di Radio Labamba 96,7 FM Tegal ... 47

E. Program-program yang Disiarkan di Radio Labamba 96,7 FM Tegal 52

BAB IV. ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM SIARAN SENTUHAN QALBU DI RADIO LABAMBA 96,7 FM TEGAL

A. Analisis Isi Pesan Dakwah yang Terkandung dalam Siaran

Sentuhan Qalbu ... 53

B. Pesan Dakwah yang Dominan dalam Siaran Sentuhan Qalbu ... 73

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

(10)

vii

Tabel 2 Penilaian Juri Terhadap Tema 2 Terapi Hepatitis Ala Rasulullah 56

Tabel 3 Penilaian Juri Terhadap Tema 3 Keutamaan Doa ... 58

Tabel 4 Penilaian Juri Terhadap Tema 4 Makanan-makanan yang Halal .. 59

Tabel 5 Penilaian Juri Terhadap Tema 5 Orang-orang yang tidak Diperhatikan Allah ... 60

Tabel 6 Penilaian Juri Terhadap Tema 6 Tanda-tanda Munafik... 61

Tabel 7 Penilaian Juri Terhadap Tema 7 Kebahagiaan ... 62

Tabel 8 Penilaian Juri Terhadap Tema 8 Mendidik Anak ... 63

Tabel 9 Penilaian Juri Terhadap Tema 9 Mengatasi Cobaan dengan Kesabaran ... 64

Tabel 10 Penilaian Juri Terhadap Tema 10 Upaya Meningkatkan Kekhusuan Salat ... 66

Tabel 11 Penilaian Juri Terhadap Tema 11 Kiat Islam Mengentas Kemiskinan ... 67

Tabel 12 Penilaian Juri Terhadap Tema 12 Mensosialisasikan Jilbab dengan Busana Muslim ... 68

Tabel 13 Penilaian Juri Terhadap Tema 13 Pendidikan Lingkungan di dalam Keluarga ... 70

Tabel 14 Penilaian Juri Terhadap Tema 14 Mensyukuri Nikmat Kesehatan ... 71

Tabel 15 Hasil Rekapitulasi Antar Juri ... 72

Tabel 16 Prosentase kategori pesan dakwah ... 73

(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang teknologi sudah semakin maju. Berita atau

informasi sudah sangat mudah diperoleh, dari sekian banyak kemajuan teknologi

salah satu di antaranya adalah radio. Radio merupakan media auditif (hanya bisa

didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa ke mana-mana. Radio

berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi pendidikan, dan hiburan.

Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media

yang auditif, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya

memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga

pendengarnya.1

Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat

pesat. Ini terbukti dari banyaknya teknologi canggih yang kerap muncul saat ini.

Batasan manusia dalam berkomunikasi saat ini menjadi semakin mudah. Ketatnya

persaingan di dunia informasi saat ini menjadikan media massa dituntut untuk

lebih kreatif dan lebih berkualitas. Media massa adalah alat yang digunakan dalam

penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar film, radio, dan

1

(12)

televisi.2 Diantara media elektronik yang cukup berhasil menurut perhatian orang

adalah radio.

Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai

sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas, sebagai media elektronik,

radio mempunyai kekuatan besar sebagai sarana pendidikan serta agen perubahan

sosial.3

Radio mendapat julukan kekuatan ke lima (the fifth estate). Hal ini

disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat

kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberikan informasi, menghibur,

mendidik dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi

khalayak sudah dibuktikan dari masa kemasa di berbagai negara.4

Dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang

dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang

semakin canggih serta melakukan adaptasi terhadap kemajuan teknologi itu.

Media massa radio merupakan sarana yang cukup efektif dalam menyampaikan

pesan-pesan dakwah kepada khalayak, dampak radio saat ini semakin terasa,

seiring dengan fungsinya sebagai penyampaian informasi. Kini radio memiliki

peranan yang cukup besar salah satunya sebagaimana media dakwah yag baru,

karena banyak dilirik dan dikembangkan oleh praktisi dakwah sebagai salah satu

media alternatif penyampaian dakwah. Pada dasarnya materi dakwah hanyalah

2

Hafied Cangara, M.Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta; PT Raja Grafindo Prasada, 2007) h. 126

3

Antonio Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998), h. 80

4

(13)

Al-Quran dan hadis yang menjadi sumber utamanya, pesan dakwah yang akan

disampaikan harus dengan bahasa yang dapat dimengerti.

Jadi suatu keharusan bagi seorang narasumber sebelum menyampaikan

dakwah hendaknya ia memahami dengan matang materi yang disampaikan ke

mad’u. Walaupun banyak da’i dan para aktivis dakwah menjadikan teknologi

komunikasi sebagai peluang sekaligus untuk menyiarkan Islam. Namun, pesan

yang disampaikan itu harus tepat sasaran, artinya bahwa pesan dakwah yang

disampaikan tidak berpihak pada satu perspektif atau satu paham tertentu tetapi

pesan yang disampaikan harus universal. Baik melalui acara-acara ceramah,

agama, diskusi, tadarus dan sebagainya, dengan radio kita dapat mendengarkan

acara keagamaan siraman rohani, sehingga media massa elektronik radio memiliki

banyak kelebihan, ia memiliki kesederhanaan bentuk (probability) dan

kemampuan menjangkau setiap pendengarnya jika radio-radio yang diputar selalu

membawa pesan dakwah.5

Dari sekian banyak radio yang ada di Tegal, radio La Bamba FM adalah

salah satu radio swasta yang terletak di jalan Delima no 1 Tegal, yang merupakan

radio muslim yang menyuguhkan berbagai siaran informasi, hiburan, pendidikan,

dan sajian keislaman salah satunya adalah siaran keagamaan “Sentuhan Qalbu”

adalah salah satu program unggulan di radio La Bamba FM. Program ini

bertujuan untuk memberikan bekal kepada pendengar sebelum memulai aktifitas

harian sehingga dengan kebutuhan santapan rohani pagi ini, diharapkan pendengar

(masyarakat) memiliki bekal iman yang kuat untuk menjalani aktifitas seharian.

5

(14)

Program ini menjadikan program pengantar pagi yang diisi dengan kajian-kajian

Islam yang dibawakan oleh narasumber-narasumber yang terkenal dan terpilih

yang mengkaji masalah aqidah, syariah dan akhlak yang bersumber pada

Al-Quran dan hadis. Program ini menjadi program unggulan karena program ini

disiarkan setiap hari dari hari Senin- Minggu yang disiarkan dari pukul

05.00-05.30 dengan berbagai topik yang menarik.

Salah satu program yang sangat menarik di radio La Bamba 96,7 FM

adalah acara Sentuhan Qalbu yang selalu dinanti-nanti oleh pendengarnya, karena

kajian ini memberikan informasi yang lebih interaktif dan solutif untuk pendengar

dari segmen semua kalangan.

Dalam catatan perjalanan radio La Bamba 96,7 FM banyak memberikan

kontribusi dan melayani masyarakat luas khususnya kota Tegal dengan

menyajikan format yang terbuka dengan motto radio “ radionya kota bahari best

from Tegal & best for you” yang berarti radio untuk masyarakat Tegal yang

memiliki tujuan pemersatu umat, jembatan masyarakat sebagai pelayanan fasilitas

publik.

Sebagai radio terkemuka yang berada di kota Tegal memiliki ciri khas

tersendiri dibandingkan dengan radio lainnya, di mana informasi-informasi umum

dapat dipadukan dengan informasi keIslaman salah satunya adalah program

Sentuhan Qalbu yang menjadi kebutuhan umat Islam pada khususnya.

Oleh sebab itu penulis mengangkat pesan dakwah melalui radio La Bamba

(15)

Pesan Dakwah dalam Siaran Sentuhan Qalbu di Radio La Bamba 96,7 FM Tegal”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

membatasi ruang lingkupnya pada isi pesan dakwah yang disiarkan selama bulan

April 2011 dalam siaran “ Sentuhan Qolbu” yang mengkaji masalah aqidah,

syariah, akhlak, di radio La Bamba 96,7 FM. Sedangkan unit analisisnya

ditetapkan berdasarkan tema-tema yang ditampilkan pada setiap kali siaran.

Dalam hal ini terdapat 14 tema yang disiarkan selama bulan April 2011 dari

tanggal 1-14 April yang disiarkan setiap hari dari pukul 05.00-05.30 WIB. Berikut

temanya, salat tahajud, terapi hepatitis ala Rasulullah, keutamaan do’a,

makanan-makanan yang halal, orang yang tidak diperhatikan Allah, tanda-tanda munafik,

kebahagiaan, mendidik anak, mengatasi cobaan dengan kesabaran, upaya

meningkatkan kekhusuan salat, kiat Islam mengatasi kemiskinan,

mensosialisasikan jilbab dengan busana muslim, pendidikan lingkungan did lam

keluarga, dan mensyukuri nikmat kesehatan.

2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana isi pesan dakwah yang terdapat dalam siaran “Sentuhan

(16)

2. Pesan dakwah apa yang paling dominan yang terdapat dalam siaran

“Sentuhan Qolbu” di radio La Bamba 96,7 FM Tegal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. untuk mengetahui bagaimana isi pesan dakwah yang disampaikan di

radio La Bamba 96,7 FM Tegal.

b. Untuk mengetahui pesan yang paling dominan yang terkandung dalam

siaran “Sentuhan Qalbu” di radio La Bamba 96,7 FM Tegal

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Untuk menambah wawasan pengetahuan, pengalaman penulis

dengan konsep dan metodelogi pada penelitian ini, juga memberikan

masukan bagi pengembangan wacana keilmuan dalam hal media sebagai

sarana penyampaian syiar Islam terutama dalam dunia penyiaran radio,

khususnya analisis isi pesan dakwah siaran keagamaan di radio. Penelitian

ini diharapkan juga dapat menarik perhatian peneliti lainnya, khususnya

dari kalangan akademis untuk melanjutkan atau mengembangkan

penelitian tentang masalah ini.

b. Manfaat Ptaktis

Untuk menambah wawasan tentang pentingnya manfaat media

(17)

ini. Khususnya bagi seseorang yang tertarik dan terjun ke dalam dunia

penyiaran agar memanfaatkannya dengan baik

D. Metodelogi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis)

berdasarkan metode deskriptif yaitu menggambarkan secara cermat

sebagaimana adanya. 6 penelitian ini melalui pendekatan kuantitatif,

karena pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan yang

banyak digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam komunikasi untuk

mendapatkan daya yang objektif dan akurat. Berdasarkan teori yang

diungkapkan oleh Holsti. Holsti mendefinisikan analisis isi sebagai teknik

apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk

menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan

sistematis.

Agar penelitian ini relevan dengan masalah yang dirumuskan dan

sistematik. Maka peneliti mewancara tiga orang juri, yaitu:

a. Ustd Qirom, adalah narasumber Sentuhan Qalbu

b. Ustd Murofi S.H adalah aktifis NU

c. Ustd Syaikhon adalah Guru madrasah diniyah awaliyah yang menjadi

pendengar setia program acara tersebut

6

(18)

Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena mereka dinilai

memahami materi-materi ajaran Islam dan konsen di bidang pendidikan

agama Islam.

2. Penentuan Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di gedung radio La Bamba 96,7 FM Tegal,

alasan penulis memilih radio ini karena acara yang disiarkan bagus-bagus

dan peneliti memlih program Sentuhan Qalbu karena program ini

tujuannya sangat mulia yaitu memberikan bekal kepada pendengar

sebelum melukakan aktifitas. Radio ini terletak di Jalan Delima No 1

Tegal, 52184, Telp.0283-322202, Fax.0283-343493.

3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber utama data dari penelitian ini adalah aktivitas objek di

lapangan yang merupakan data primer. Selain itu juga bisa didapat dari

data tambahan yang merupakan dokumen file serta dukungan dan

bahan-bahan kepustakaan lainnya.

Adapun teknik yang diambil penulis meliputi penelitian lapangan

dengan analisis kuantitatif. Untuk memperoleh data dan informasi yang

akurat dalam penelitian lapangan, penulis menggunakan teknik sebagai

berikut:

1. Dokumentasi, yakni dengan cara mencari data berupa data-data,

catatan, arsip dan foto sesuai dengan apa yang bisa dijadikan informasi

(19)

2. Wawancara, yakni teknik tanya jawab dalam upaya mengumpulkan

data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan

masalah tertentu yang sesuai dengan data.7 Dalam hal ini penulis

menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview

guide). Wawancara dilakukan dengan General menager (Bapak

Amrullah) dan narasumber Sentuhan Qolbu (Ust, Qirom) di radio La

Bamba 96,7 FM

3. Observasi, peneliti mengamati isi pesan atau materi yang disampaikan

oleh narasumber dan mendengarkan secara tidak langsung siaran

Sentuhan Qalbu melalui tape radio, kemudian peneliti menjadikan ke

dalam bentuk transkip data siaran yang digunakan sebagai alat bantu

dalam menganalisisnya.

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan rekaman siaran yang telah ditentukan

sebagai sampel penelitian. Kemudian, rekaman siaran tersebut dijadikan

ke dalam bentuk transkip data. Dalam pengolahan data ini, peneliti

melakukanya dalam bentuk codding sheet atau lembar koding yaitu berupa

tabel daftar cek yang berisi kategori-kategori aqidah, syariah, dan akhlak

yang akan diukur.8 Kemudian unit analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah isi pesan dakwah yang berupa aqidah, syariah dan

akhlak, rekaman Sentuhan Qolbu edisi bulan April 2011 selama 14 hari

7

Wardi bahtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: logos, 1997), hal.27

8Jomroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta

[image:19.612.148.534.53.427.2]
(20)

dari tanggal 1-14 April 2011 yang menjadi topik atau pokok persoalan dan

unit pengamatan adalah tema pesan dakwah yang menjadi pokok

pembahasan.

Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang menjadi pokok

pembahasan. Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang terdapat

dalam siaran Sentuhan Qolbu di antaranya: aqidah, syariah dan akhlak.

Peneliti menggunakan rumus dari Holsti (1969) yang menjadi salah satu

acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien

realibilitas kategori antar juri sebagai berikut:

Koefisien Realibitas : CR =

2 1 2 N N M  Keterangan:

CR : koefisien reabilitas

2M : Nomor keputusan yang sama antar juri

N1, N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri.

a. Komposit Reabilitas :

) ( ) 1 ( 1 ) ( juri antar X N juri antar X N   Keterangan:

N : Jumlah juri

X : Rata-rata koefisien reabilitas antar juri.9

Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran

Sentuhan Qalbu setelah data terkumpul kemudian disimpulkan menjadi

data yang valid dan realibel.

9

(21)

Dan untuk menentukan rincian hasil dari isi pesan dakwah dalam

siaran “Sentuhan Qalbu” pada radio La Bamba 96,7 FM, maka peneliti

akan menampilkan prosentase satu per satu kategori pesan, dengan

menggunakan rumus:

P = x100% N

F

Keterangan:

P : Prosentase

F : Frekuensi data

N : Jumlah data yang dimaksud

Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran

pada siaran dakwah Sentuhan Qalbu di Radio La Bamba 96,7 FM selama

bulan April edisi 1-14 April 2011. Dan setelah data tersebut terkumpul,

peneliti akan melaporkan, menggambarkan, mengklasifikasi serta

menginterpretasikan secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan

menjadi data yang valid dan realibel.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis sudah mengadakan tinjauan

pustaka di perpustakan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi maupun di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari

siaran-siaran yang telah peneliti temukan berkenan dengan penelitian ini, yaitu:

Analisis pesan dakwah dalam siaran kajian malam di 107 FM Radio Dakta,

(22)

program religius untuk dewasa yang mengakaji masalah keluarga sakinah,

mawadah dan warohmah.

Fifit Fitriansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di

Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi ”. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, 2010. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta

yang berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk

orang-orang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah. Dan

Septiasari, “Analisis Isi Materi Siaran Keagamaan Seputar Iman dan Islam di

Radio Cakti Budhi Bhakti (CBB) 105,4 FM”. Jakarta: Universitas Islam Negeri

SyarifHidayatullah, 2010. Berisi tentang analisis isi materi pada radio swasta yang

ada di Jakarta Barat yaitu Radio CBB. Walaupun Radio CBB adalah radio pelopor

dangdut Jakarta tetapi sangat kental dengan ajaran Islam, dengan mempunyai

program acara religius setiap harinya seperti pada program Obrolan Seputar Iman

dan Islam.

F. Sistematika Tulisan

Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal

yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika

penyusunan ke dalam lima bab, dan masing-masing bab dibagi menjadi sub bab,

dengan perincian sebagai berikut:

Pada Bab I (pendahuluan), penulis menguraikan sekitar latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan

(23)

Pada Bab II ( kajian teori), dalam hal ini penulis memaparkan mengenai

pengertian analisis isi, pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah meliputi (da’i,

mad’u, materi dakwah atau pesan dakwah, media dakwah, metode dakwah dan

efek dakwah), dan pengertian radio, fungsi radio, serta radio sebagai media

dakwah.

Pada bab III(mengenai gambaran umum radio La Bamba 96,7 FM), dalam

hal ini penulis menjelaskan sejarah dan perkembangan, visi dan misi, stuktur

organisasi, format kajian islam di radio La Bamba 96,7 FM Tegal, dan

program-program yang disiarkan di radio La Bamba 96,7 FM Tegal.

Pada Bab VI (mengenai temuan dan analisa data lapangan mengenai isi

pesan dakwah yang terkandung dalam siaran Sentuhan Qalbu edisi tanggal 1

sampai 14 April 2011 di radio La Bamba 96,7 FM Tegal), serta pesan yang paling

dominan pada siaran dakwah Sentuhan Qalbu.

Pada Bab V (penutup), meliputi kesimpulan dan saran, kemudian secara

keseluruhan penulisan skripsi ini di awali dengan kata pengantar dan daftar isi,

(24)

14

A. Analisis Isi

Setiap hari orang mengakses media massa seperti membaca surat kabar,

mendengar radio, ataupun menonton televisi. Namun hal itu dilakukan sambil

lalu saja, maka apa yang dilakukan hasilnya kurang produktif. Bagaimana

sesungguhnya media massa meliput dan memberitakan seseorang atau isu

tertentu. Untuk membedakan dan menganalisis isi pesan dari surat kabar, radio

ataupun televisi bisa digunakan tehnik analisis isi (content analysis).1

Menurut Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian Kulitatif, Analisis Isi (content analysis) adalah teknik penelitian untuk

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan shahih data

dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi

atau isi komunikasi.2 Berelson medefinisikan content analysis sebagai suatu

teknik penelitian yang objektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif

isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan menurut Wazer dan Wiener,

analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi

informasi yang terekam.3

1

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006), Cet. ke1, hal. 68.

2

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 233.

3

(25)

R. Holsti mendefinisikan “Analisis Isi sebagai teknik apapun yang

digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik

pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis”.4

Penelitian ini menggunakan analisis isi versi Holsti dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif yang mengemukakan ketepatan dan mengidentifikasi isi

pesan seperti perhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep,

tema, atau penyajian suatu informasi.

Adapun lima tujuan analisis isi, antara lain: (1) menggambarkan isi

komunikasi, (2) menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan, (3)

membandingkan isi media dengan “dunia nyata”, (4) melalui Imej suatu

kelompok tertentu dan masyarakat, (5) menciptakan titik awal terhadap studi efek

media.5

Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dalam pelaksanaan

content analysis terdiri atas enam tahap atau langkah, yaitu:

1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis.

2) Melakukan “sampling” terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih.

3) Membuat kategori yang dipergunakan dalam analisis.

4) Membaca suatu sample dokumen yang telah dipilih, melakukan coding,

dan meringkas isi-isi yang relevan.

5) Menskala item-item berdasarkan frekuensi, penampakan, intensitas, atau

kriteria lainnya.

4

Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1999), hal. 68.

5

(26)

6) Mengintrepetasi data dalam kaitannya dengan hipotesis dan teori yang

dipergunakan.

Dalam teknik Analisis Isi juga memiliki kekurangan yaitu content analysis

dibatasi pada pengujian komunikasi tercatat untuk suatu hal. komunikasi demikian

bisa lisan atau tulisan tetapi harus dicatat dengan beberapa cara untuk

memungkinkan analisis.6

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi adalah suatu istilah yang memiliki

pengertian secara khusus. Dakwah berasal dari bahasa Arab, yang bermakna

“panggilan, ajakan atau seruan”. Kemudian secara terminology, dakwah

menurut pandangan beberapa Ilmuan memiliki pengertian sebagai berikut:

a) Dakwah menurut Toha Yahya Omar menegaskan bahwa dakwah berasal

dari bahasa arab yang berarti: “seruan, panggilan, atau undangan adapun

dakwah di dalam Islam dimaksudkan adalah mengajak dengan cara

bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk

kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akherat.7

b) Dakwah menurut Wardi Bachtiar dalam Metode Penelitian Ilmu Dakwah

menerangkan, pengertian dakwah adalah suatu proses upaya mengubah

suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau

proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu Al- Islam. Proses dakwah

6

Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, hal. 184.

7

(27)

itu sendiri terdiri dari: subjek dakwah, materi dakwah, metode dakwah,

media dakwah dan objek dakwah.8

c) Dakwah menurut Quraish Shihab, dakwah merupakan seruan atau ajakan

kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan

sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.9

d) Dakwah menurut Asmuni Syukir adalah bahwa istilah dakwah itu dapat

diartikan dari dua segi atau dua sudut pandang, yaitu pengertian dakwah

yang bersifat pembinaan dan pengrtian dakwah yang bersifat

pengembangan.neran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan

dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat

kebahagiaan di dunia dan di akherat.10

e) Dakwah menurut Syeh Ali Mahfuzd dakwah adalah mendorong manusia

untuk mengikuti kebe

f) Dakwah menurut Ibnu Thaimiyah adalah dakwah merupakan proses usaha

untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati

apa yang telah diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam

menyembah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.11

Untuk itu dakwah merupakan serangkaian kegiatan penyampaian pesan

mengenai ajaran-ajaran yang diperintahkan Allah SWT untuk kemaslahatan umat,

dengan cara menyeru, mengajarkan dan merealisasikan syariat-syariat Islam

8

Wardi Bakhtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, ( Jakarta: logos, 1997), h. 31.

9

Quraish Shihab, Membumikan AL-Quran, ( Bandung: Mizan, 1993), h. 191.

10

Rari Udin dan M aman Abd Djaliel, Prinsip dan St rat egi Dakw ah, (Bandung: CV Pust aka Set ia, 1997), hal. 24

11

(28)

sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadis demi mencapai jalan yang lebih baik

yakni kebahagiaan dunia dan akherat.

Dakwah merupakan kekuatan moral yang mampu menggerakan perubahan

sosial serta menawarkan suatu alternatif dalam membangun dinamika masa depan

umat. Dengan menempuh cara dan strategi yang lentur, kreatif, dan bijak. Untuk

itu dakwah dilakukan dalam suatu setting masyarakat yang beragam, baik dalam

corak maupun keadaannya, serta dengan segala problematikanya.

Dakwah pada dasarnya adalah alat untuk memenuhi perintah Allah SWT.

Demikian Tarmizi Taher yang juga sependapat dengan Ismail Ragi Al-faruqi,

mengatakan bahwa dakwah meliputi tugas mengajarkan kebenaran kepada mereka

yang mengabaikan kebenaran, menyampaikan kabar baik tentang rahmat duniawi

dan surga ukhrawi, dan memperingatkatkan tentang siksaan hari akherat.12

Tarmizi Taher menambahkan bahwa pengertian dakwah yang lebih luas

yaitu:

a. Dakwah dalam upaya untuk mengajak umat manusia agar memeluk dan

mengamalkan ajaran ke dalam kehidupan sehari-hari

b. Dakwah juga bisa berarti penyebarluasan rahmat Allah SWT, sesuai misi

Islam sebagai agama Rahmatul lil alamin kepada manusia, bahkan kepada

sesama makhluk seluruh alam.

c. Dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau

masyarakat dari kehidupan yang tidak Islami menuju suatu kehidupan

12

(29)

yang Islami. Dan proses ini diharapkan dapat menimbulkan perubahan

positif ke arah yang lebih Islami.

d. Dakwah itu bukanlah dari mulut ke telinga, akan tetapi dakwah dari hati

ke hati.

e. Dakwah haruslah dilakukan secara moderat dan diturunkan pada konteks,

sehingga diharapkan dakwah secara moderat dan kontekstual bisa menjadi

sebuah alternatif solusi terhadap berbagai problematika dakwah dan

tantangan kehidupan yang semakin bertumpuk-tumpuk ini.13

Dengan demikian dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi

keagamaan yang dihadapkan pada perkembangan teknologi komunikasi

yang semakin canggih dan memerlukan adaptasi yang cukup lama

terhadap kemajuan itu. Berbagai macam media akhirnya banyak

digunakan para da’i dalam mensyiarkan dakwahnya. Kini media massa

pun menjadi pilihan yang tepat bagi kemajuan syiar Islam.

Untuk itu, dakwah saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara

tradisional saja melainkan dibutuhkan kemampuan penyampaian pesan

agama dengan inovasi baru yang disesuaikan dengan perkembangan

masyarakat yang semakin beragam, dinamis dan kritis terhadap pesan

yang diterimanya. Disinilah peran da’i dituntut untuk konsen dan mampu

menyampaikan materi dengan baik, sehingga dakwah Islam dapat lebih

berkembang dan maju seiring dengan kemajuan zaman.

13

(30)

Karena dakwah pada hakikatnya merupakan upaya yang

menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, di mana menyeru

seseorang kepada ajaran Islam adalah kewajiban setiap manusia yang

diberikan kemampuan oleh Allah SWT dalam mensyiarkan Islam, dalam

hal ini da’i memperoleh amanat yang besar yang harus dijalaninnya.

2. Unsur-unsur Dakwah 1. Da’i

Dai berasal dari bahasa Arab, da’i yang berarti orang yang

mengajak (orang yang berdakwah). Secara umum, seorang pengajak bisa

saja mengajak untuk melakukan perbuatan dan perkataan yang jelek, tetapi

da’i (dalam Islam) adalah orang yang mengajak orang lain ke jalan

kebenaran, baik dengan perbuatan perkataan, ataupun seruan hati. Jadi,

da’i hanya mengajak kepada kebaikan.

Banyak ulama mengatakan bahwa seluruh umat manusia adalah

pada dasarnya adalah seorang da’i atau juru dakwah. Sebab, mengajak

kepada perkara yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis

cakupanya cukup luas dan universal. Bisa dalam ranah politik, ekonomi,

budaya, hukum, dan aspek-aspek kehidupan tersebut terangkum dalam

Al-Quran dan Hadis.

Berhasil tidaknya dakwah islamiyah sangat tergantung pada

da’inya, da’i adalah unsur terpenting dalam poros perjalanan dakwah.

Karena seorang da’i adalah subjek yang harus menyadarkan, memotivasi,

(31)

teladan sekaliguss pelopor perubahan. Hal-hal yang semula menyimpang

dari tuntunan Al-Quran dan Hadis, diluruskan dari keterbengkokannya

sesuai dengan ajaran-Nya, baik itu dalam perkara akidah, muamalah, dan

aspek kehidupan yang lainnya.

Oleh karena itu seorang da’i harus memenuhi kulifikasi dan

syarat-syarat khusus agar proses dakwahnya sesuai dengan target yang ingin di

capai.

1. Seorang da’i harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang

Islam. Menjadi suatu keharusan bagi seorang da’i untuk mendalami

pengetahuan agama, baik masalah akidah, fikih, muamalah, dan

berbagai aspek disiplin keagamaan Islam lainnya.

2. Seorang da’i harus bisa menjadi teladan yang baik bagi umat. Sebab,

perilaku, aktivitas, akhlak, perkataan, dan perbuatan seorang da’i

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap umat.

3. Seorang da’i harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

Banyak orang yang mempunyai pesan atau nasihat yang bagus, tetapi

dalam cara penyampaiannya atau berkomunikasinya kurang lancar dan

tepat.

4. Pengetahuan psikologis. Manusia adalah makhluk yang unik yang

tidak bisa diprediksi kepribadiannya. Oleh karena itu, da’i sangat

dituntut memahami ilmu psikologi, terutama sekali psikologi

kepribadian dan psikologi perkembangan. Dengan mengetahui

(32)

memberikan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi

tersebut.

Dengan demikian seorang da’i harus benar-benar menguasai

segala sesuatu yang berhubungan dengan agama baik masalah akidah,

akhlak, fikih, muamalah dan lain sebagainya. Dan seorang da’i harus bisa

menjadi teladan yang baik bagi umatnya dan menjadi contoh untuk

menjdi seorang muslim yang lebih sempurna

2. Mad’u

Salah satu unsur penting lainnya adalah komponen dakwah adalah

mad’u atau masyarakat yang akan didakwahi. Seorang da’i harus

memahami masyarakat yang akan menerima dakwahnya. Hal ini

berhubungan dengan kesesuaian materi dakwah yang akan disampaikan.

Dalam masyarakat, yang tingkat pengetahuan agamanya cukup tinggi,

tentu saja tidak sesuai jika masih diperkenalkan dengan pengantar

pengetahuan ihwal iman dan takwa. Kesesuaian materi dengan tingkat

pengetahuan dan kondisi psikologis masyarakat akan berakibat pada

lancarnya proses dakwah tersebut.14

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia

penerima dakwah, baik sebagia individu maupun sebagai kelompok, baik

manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain

manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama

Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama

14

(33)

Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam

dakwah bertujuan mengikatkan kualitas iman, Islam dan Ikhsan.15

Muhamad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir

secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan.

b. Golongan awam, yaitu orang yang belum dapat berpikir secara kritis

dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian

yang tinggi.

c. Golongan yang bebeda dengan kedua golongan tersebut, mereka

senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan

tidak mampu membahasnya secara mendalam.16

3. Materi Dakwah atau Pesan Dakwah

Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari

komunikator kepada komunikan. Dan pesan dakwah merupakan unsur

yang sangat menentukan dalam proses komunikasi, agar pesan dapat

diterima dengan baik, maka pesan yang disampaikan komunikator kepada

komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.17 Dalam

hal nini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula sesuai dengan apa

yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat berpengaruh

15

M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2006), cet Ke-2, h. 23.

16

M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2006), cet Ke-2, h. 23-24.

17

(34)

pada penerimaan isi pesan-pesan yang disampaikan oleh da’i kepada

mad’u.

Sedangkan dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya

untuk merubah suatu keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih

baik menurut tolak ukur ajaran Islam. Untuk itu pesan dakwah adalah

upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan orang lain kepada yang

lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan untuk beriman

kepada Allah SWT.

Menurut Toto Tasmaran pesan dakwah adalah sebuah pernyataan

yang bersumber dari Al-Quran dan hadis baik yang tertulis maupun

dengan pesan-pesan tersebut.18 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah pesan mengandung arti perintah, nasihat, amanat yang

disampaikan orang lain.19

Dengan demikian pesan dakwah adalah suatu pesan yang

disampaikan oleh da’i kepada mad’u dengan muatan materi yang berisikan

tentang aqidah, syariah dan akhlak, sehingga dakwah yang disampaikan

dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Pesan dakwah harus

disampaikan dengan keilmuan yang cukup, karena jika pesan yang

disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka makna yang

disampaikan akan memiliki perbedaan makna, atau pergeseran makna.

Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan

18

Toto Tasmaran, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), cet. Ke-1. hal. 43.

19

(35)

penerimanya, dan yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas

kesalahan tersebut berkelanjutan sesuatu yang dianggap menjadi besar.20

Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada

komunikasi yang bersumber dari Al-Quran sebagaimana firman-Nya: (Qs.

Al-Ahzab: 39).

































Artinya: Orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.

Kandungan dari ayat di atas, yakni orang-orang yang

menyampaikan risalah kepada umat mereka masing-masing sebagaimana

yang diperintahkan kepada mereka baik yang berkaitan dengan pernikahan

atau selainnya, berat maupun ringan dan mereka hanya takut kepada Allah

SWT, sebab cukuplah Allah SWT sebagai pemberi balasan dan ganjaran

yang sesuai.21

Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i

kepada mad’u haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan

metode yang sesuai di mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual,

dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang

kekinian dan tengah hangat dibicarakan masyarakat. Faktual dalam arti

konkret dan nyata, serta kontekstual artinya relevan menyangkut problema

20

M. Qurai Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), volume 11, hal. 282.

21

(36)

yang sedang dihadapi oleh mesyarakat. Karena dakwah bukanlah sebuah

perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu dihadapi dari

berbagai kalangan termasuk kalangan Islam sendiri.22

4. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang

da’i untuk menyampaikan materi (berdasarkan Al-Quran surat An-Nahl

(ayat 125).

































































Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.23

Siti muriah dalam buku Metodelogi Dakwah Kontemporer

menyebutkan bahwa metode dakwah arif untuk diterapkan ada tiga macam

yaitu: bil hikmah, maudzah al- hasanah, dan mujadalah.

a. Al- Hikmah

Kata Al- Hikmah mempunyai banyak pengertian, pengertian yang

dikemukakan oleh para ahli bahasa maupun pakar Al-Quran, tidak hanya

mencangkup pemaknaan mashadaq (ekstensi) nya, sehingga pemaknaan

menjadi lebih luas dan bervariasi. Dalam beberapa kamus, kata Al- Hikmah

diartikan: al-adl ( keadilan), al-hilm ( kesabaran dan ketabahan), an-

22

Wardi Bacht iar, M et odelogi Penelit ian Ilmu Dakw ah, ( Jakart a: Logos, 1997), cet ke-1. hal. 33

23

(37)

nubuwah (kenabian), al-ilm (pengetahuan), Al-Quran, falsafah, kebijakan,

pemikiran atau pendapat yang baik, al-haqq (kebenaran), meletakan

sesuatu pada tempatnya, kebenaran sesuatu, mengetahui sesuatu, yang

paling utama dengan ilmu yang paling utama.24

Dari beberapa pemaknaan tersebut, dapat diambil kesimpulan

bahwa dakwah bil-hikmah pada intinya merupakan seruan atau ajakan

dengan cara bijak, filosofis, argumentatif, dilakukan dengan adil penuh

kesabaran dan ketabahan sesuai dengan risalah an-nubuwah dan ajaran

Al-Quran atau wahyu Illahi. Dengan demikian, terungkaplah apa yang

seharusnya secara al-haqq (benar) dan terposisikannya sesuatu secara

professional.

b. Mauidzah Al-Hasanah

Mauidzah al-hasanah sering diartikan sebagai nasihat yang baik.

Maksudnya, memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik,

berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik dapat

mengubah hati, agar nasihat tersebut dapat diterima, berkenan hati, enak

didengar, menyentuh perasaan, dan lurus pikiran.

Mauidzah al-hasanah menurut beberapa ahli bahasa dan pakar tafsir

memberikan pengertian sebagai berikut:25

1. Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari perbuatan yang jelek

melaui tahrib dan targhib (dorongan dan motivasi), petunjuk, penjelasan,

24

Asep Muhidin, dkk, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: pustaka setia.2002), h. 79.

25

(38)

keterangan, gaya bahasa, peringatan, penuturan, contoh teladan,

pengarahan, dan pencegahan dengan cara halus

2. Pelajaran, keterangan, penuturan, peringatan, pengarahan dengan gaya

bahasa yang mengesankan, peringatan atau menyentuh dan terpatri dalam

nurani.

3. Simbol, alamat, tanda, janji, penuntun, petunjuk, dan dalil-dalil yang

memuaskan melalui al-qaul al- rafiq ( ucapan lembut dan ucapan penuh

kasih sayang).

4. Nasihat, bimbingan dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan dengan

baik dan penuh tanggung jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna,

dan terkesan di hati sanubari mad’u dan lain-lain.

Dengan demikian, dakwah melalui mauidzah al-hasanah jauh dari

sikap egois, agitasi emosional, dan apologi. Prinsip-prinsip metode ini

diarahkan terhadap mad’u yang kapasitas intelektual dan pemikiran serta

pengalaman spiritualnya tergolong kelompok awam. Dalam hal ini, peranan

da’i atau juru dakwah adalah sebagai pembimbing, teman dekat yang setia,

yang menyayangi, dan memberikan segala hal yang bermanfaat serta

membahagiakan mad’u-nya.

c. Mujadalah

Mujadalah secara etimologi adalah lafadz yang terambil dari kata

jadalah” yang bermakna meminta. Apabila ditambahkan alif pada huruf

jim yang mengikuti wazan faa’ala, yufaa’ilu, mufaa’alatan “jadala” dapat

(39)

Dari segi istilah terdapat beberapa pengertian Al-mujadalah (al-

Hiwar). Al- mujadalah (al- Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang

dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang

mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya. Sedangkan menurut

Dr. Sayyid Muhammad Thantawi mujadalah adalah suatu upaya yang

bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan

argumentasi dan bukti yang kuat.

Dari pengertian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa dakwah

mujadalah merupakan satu upaya untuk mengajak manusia ke jalan Allah

melalui metode tukar pendapat (debat) yang dilakukan oleh dua pihak

secara sinergis yang tidak melahirkan permusuhan, dengan tujuan agar

lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi

dan bukti yang kuat.

5. Media Dakwah

Seorang da’i atau juru dakwah, dalam menyampaikan ajaran (islam)

kepada umat manusia tidak akan lepas dari sarana atau media. Karena di era

modern ini dakwah tidak hanya cukup disampaikan melalui lisan tanpa

melalui bantuan alat-alat komunikasi modern, seperti: radio, televisi, film,

VCD, percetakan, dan lain-lain. Kata-kata yang diucapkan seoraang da’i

(40)

memilih media atau sarana yang tepat merupakan salah satu unsur

keberhasilan dakwah.26

Hamzah Yaqub membagi sarana dakwah menjadi lima macam yaitu:

lisan, tulisan, audio, visual, dan akhlak. Dari lima macam pembagian

tersebut, secara umum dapat dipersempit menjadi tiga media yaitu:

1. Spoken words, media dakwah yang berupa ucapan atau bunyi yang

ditangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon dan lain-lain.

2. Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya

yang dapat ditangkap dengan mata.

3. The Audio Visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar

sekaligus dilihat. Seperti: televisi, video, film dan sebagainya.

Dilihat dari segi sifatnya, media di golongkan menjadi dua kategori:

media dakwah tradisional dan media dakwah modern. Media dakwah

tradisional berupa berbagai macam dan seni pertunjukan tradisional,

dipentaskan secara umum dan terutama hiburan yang bersifat kumulatif.

Sedangkan media modern diistilahkan dengan media elektronik yaitu media

yang dihasilkan dari teknologi seperti: televisi, radio, VCD, internet, pers

dan lain sebagainya.27

26

Sit i Usw at un Hasanah, Berdakw ah dengan Jalan Debat (ant ara M uslim dan Non M uslim), (Yogyakart a: Pust aka Pelajar Off set , 2007), cet ke-1. hal. 36-37.

27

(41)

6. Atsar atau Efek Dakwah

Efek dakwah sering disebut feed back (umpan balik) dari proses

dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i.

kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan,

maka selesailah dakwah, padahal, atsar sangat besar artinya dalam

penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis atsar

dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan

pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan

menganalisisi atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan

strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada

langkah-langkah berikutnya (corrective action). Demikian juga strategi

dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur dakwah yang dianggap

baik dapat ditingkatkan.28

Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilaksanakan

secara radikal dan komperhensif, artinya tidak secara parsial atau

setengah-setengah. Seluruh kompenen sistem (unsur-unsur) dakwah harus dievaluasi

secara komperhensif. Para da’i harus memiliki jiwa terbuka untuk

melakukan pembaharuan dan perubahan, di samping bekerja dengan

menggunakan Ilmu. Jika proses evaluasi ini telah menghasilkan beberapa

konklusi dan keputusan, maka segera diikuti dengan tindakan korektif

(corrective action). Jika proses ini dapat terlaksana dengan baik, maka

28

(42)

terciptalah suatu mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah. Dalam

bahasa agama inilah sesungguhnya yang disebut dengan ikhtiar insani. 29

3. Kategori Pesan Dakwah

Kategori pesan dakwah menurut Endang Syaefudin Anshari terbagi

dalam tiga kategori pesan yakni:

a. Aqidah, yang meliput iman kepada Allah, iman kepada

malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada

rasul-rasul Allah, iman kepada qhada dan qhadar.

b. Syariah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharoh, solat, shaum,

zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonun al khas/ hukum

perdata dan al-qonun al-am’/ hukum publik).

c. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khalik dan makhluk (Tuhan dan

Mahluk hidup).30

Di dalam surat Al-Fatihah terdapat tiga tema pokok pesan dakwah

yaitu aqidah, syariat, akhlak. Atau Iman, Islam, dan Ihsan. Iman adalah

aqidah, Islam merupakan syariah dan Ihsan merupakan akhlak. Dan

terhapap ketiga pokok tersebut, ada beberapa ulama berpendapat antara

lain:

1. Ketiga kompenen dilakukan secara hirarkhis. Artinya pertama kali

seseorang harus memperteguh aqidah lalu menjalankan syariah

yang kemudian disempurnakan oleh akhlak. Pada posisi inilah

29

M. Munir, S.Ag. MA dan Wahyu Ilahi, S,Ag.MA, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana.2006), cet ke-2. h. 34-35

30

(43)

maksud di utus Rasulullah SAW, yakni menyempurnakan akhlak/

dengan adanya asumsi ini maka untuk mengarahkan orang lain

menjadi lebih baik. Da’i harus kuat imanya terlebih dahulu. Jika

imannya telah teguh, barulah ia mengajarkan cara-cara .

menjalankan agama. Jika ia dapat menjalankannya dengan benar

maka da’i berusaha membersihkan hatinya. Dengan hati yang

bersih maka ia akan merasa hidupnya selalu dipantau oleh Allah

SWT. Sehingga berakhlak mulia dan menjauhi hal-hal yang

bersifat maksiat.

2. Ketiganya diletakan sejajar. Maksudnya aqidah yang bertempat di

akal, syariat dijalankan anggota tubuh, dan akhlak berada di hati.

Da’i mengajarkan bahwa menjalankan solat harus dengan pikiran

yang yakin, mematuhi syarat dan rukunnya, serta hati yang ikhlas.

Banyak umat Islam yang menjalankan agamanya dengan keimanan

yang tipis serta hati yang kurang bersih, sehingga tidak

menghasilkan akhlak yang terpuji.31

Pesan dakwah aqidah perlu didukung oleh logika dan beberapa

pembuktian. Oleh sebab itu, sains fisika dan metafisika dapat berperan

dalam penyampaian dakwah pesan aqidah. Selanjutnya Abd. Wahab

Kallaf mengatakan pokok ajaran Islam yang kedua adalah syariah yang

disebut dengan amaliyah terbagi menjadi dua bidang, yakni ibadah

(hubungan manusia dengan Allah SWT) meliputi rukun Islam dan

31

(44)

muamalah (hubungan manusia dan alam) yang meliputi tujuh aspek

hukum :

1. Hukum perdata keluarga

2. Hukum perdata ekonomi

3. Hukum pidana

4. Hukum acara

5. Hukum tata negara

6. Hukum politik

7. Hukum publik.32

Abu Bakar Atjeh menggolongkan pesan dakwah dalam tiga

tema yakni:

1. Mengenai aqidah atau keyakinan.

2. Mengenai kewajiban-kewajiban agama, mengenai akhlak.

3. Mengenai hak dan kewajiban dengan segala perinciannya.

Sedangkan Anwar Masy’ari, mengemukakan enam tema pesan

dakwah, yaitu:

1. Keimanan kepada Allah.

2. Martabat manusia.

3. Kehidupan mental.

4. Kehidupan materil.

5. Kehidupan keluarga dan

6. Kehidupan masyarakat.33

32

(45)

Menurut Asep Muhidin ada sepuluh rumusan pesan dakwah

yakni:

1. Menjelaskan hakikat rukun agama Islam, yaitu Iman, Islam, dan

Ihsan yang didakwahkan para Nabi dan Rasul.

2. Menjelaskan segala sesuatu yang belum diketahui manusia tentang

hakikat kenabian, risalah, dan tugas para Rasul Allah SWT.

3. Menyempurnakan aspek psikologis manusia secara individu,

kelompok dan masyarakat.

4. Mereformasi kehidupan sosial kemasyarakatan dan sosial politik di

atas dasar nilai kesatuan kedamaian dan keselamatan dalam agama.

5. Mengokohkan keistimewaan universalitas ajaran Islam dalam

pembentukan kepribadian melalui kewajiban dan larangan.

6. Menjelaskan hukum Islam tentang kehidupan politik negara.

7. Membimbing penggunaan urusan harta.

8. Mereformasi sistem peperangan guna mewujudkan kebaikan dan

kemaslahatan manusia dan mencegah dehumanisasi.

9. Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak

kemanusiaan wanita dalam beragama dan berbudaya, dan

10.Membebaskan perbudakan.34

33

Moh. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah, edisi revisi hal.338

34

(46)

C. Radio

1. Pengertian Radio

Radio adalah salah satu bentuk media massa elektronik yang sangat

“merakyat”. dengan sifat radio yang auditif, maka media massa ini sangat

mudah untuk dimiliki oleh siapapun karena harganya sangat relatif murah dan

bentuknya yang sangat mudah untuk dibawa kemana-mana.

Secara etimologi pengertian radio menurut kamus besar bahasa

Indonesia adalah pengiriman suara atau bunyi melalui udara.35 dalam kamus

ilmiah popular radio diartikan sebagai pesawat pengirim atau penerima

gelombang siaran.36

Secara terminology radio sesuai dengan definisi dalam peraturan

pemerintah adalah pemecahan radio yang langsung ditunjukan kepada umum

dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.37

2. Fungsi Radio

Di dalam proses komunikasi sosial, peraan ideal radio sebagai media

publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan

pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan yaitu informasi, pendidikan dan

hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat

radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan

35

Indrawan, WS, Kamus Besar Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 719.

36

Pius A. Pratanto dan M. Dahlan al- Barri, Kamus Ilmiyah Popular, (Surabaya: Arloka,1994), h. 648.

37

(47)

digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka. Para insan radio dewasa

ini sadar betul bahwa fungsi sosial mereka sedang disorot. Program hiburan

sebagai primadona harus dikaji ulang kembali, guna disinergikan dengan

program informasi, sekecil apapun presentasinya. Konsep acara infotainment

menjadi jawaban awal terhadap upaya kalaborasi musik sebagai simbol

program hiburan dengan berita sebagai simbol informasi pendidikan. Hanya

saja, pendengar dan juga insan radio sendiri tentu tidak merasa puas jika

hanya berhenti sampai disitu, apalagi jika idealismenya tidak tersalurkan

secara maksimal pada satu bentuk program saja.38

Ada beberapa tingkatan peran sosial yang diemban radio dalam

kapasitasnya sebagai media publik, atau yang dikenal dalam konsep radio for

society.

Pertama, radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak

ke pihak lain. Kedua, radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk

mempengaruhi kebijakan. Ketiga, radio sebagai sarana untuk mempertemukan

dua pendapat berbeda atau diskusi untuk mencari solusi bersama yang saling

menguntungkan. Keempat, radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan

dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran, tetapi ada kalanya hanya salah

satu saja. Yang penting adalah konsistensi dan optimalisasi pada satu peran.39

3. Radio Sebagai Media Dakwah

Di zaman yang semakin canggih ini, tekologi komunikasi dianggap

penting sebagai sarana berkomunikasi. Dan saat ini perkembangan teknologi

38

Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: LKiS, 2001),cet ke 1, h. 2

39

(48)

komunikasi mengalami kemajuan yang luar biasa. Hal ini ditandai dengan

tidak adanya lagi jarak yang tidak dapat dijangkau oleh manusia kapanpun dan

dimanapun berada, manusia dapat berkomunikasi.

Setaiap media memiliki ciri dan komunikasi yang berbeda-beda.

Perbedaan-perbedaan itulah yang harus disiasati ketika seseorang hendak

berbicara melalui media massa. Kemampuan komunikasi yang baik menjadi

perangkat utama yang harus melekat pada setiap individu komunikator

mimbar agama. Begitupun denga radio yang saat ini sudah dijadikan sebagai

media dakwah. Menurut Bahri Ghazali fungsi radio sebagai media dakwah:

1. Radio sebagai salah satu media dkwah memiliki kelebihan tersendiri,

yakni terlepas pada ke efektivitasan dan efesiensi berdakwah. Hal ini

terbukti pada bentuk sederhana tanpa bertemu antara da’i dengan mad’u.

2. Radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan berkembang

sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan Islam yang

diajarkan melalui radio dalam kehidupan sehari-hari, sehingga semua

lapisan masyarakat dapat menerima, memahami, serta mengamalkan

ajaran Islam.

3. Radio sebagai media dakwah dapat menjembatani antara da’i dan

mad’u satu persatu dari keberagaman media.

4. Dakwah yang dilakukan dalam radio itu tidak semata-mata hanya

berbicara mengenai persoalan-persoalan apa yang dilarang dan

(49)

radio mampu melihat cakrawakla persoalan dan membuka wawasan

yang lebih luas.

5. Radio sebagai media dakwah lebih efektif, relevan, serta mampu

mengiringi perubahan kemajuan zaman yang semakin canggih ini,

sehingga pada akhirnya media dalam hal ini radio mampu dijadikan

sebagai sarana pengembangan dakwah Islam.40

Ada beberapa kelebihan radio di bandingkan dengan media elektronik

lainnya yaitu bersifat langsung, tidak mengenal jarak, dan mempunyai daya

tarik tersendiri.

Dewasa ini, berdakwah tidak hanya dilakukan di atas mimbar atau

panggung saja, banyak media yang digunakan untuk berdakwah seperti,

televisi, majalah, jurnal bahkan radio. Dengan karakteristik radio yang mudah

dibawa kemana saja, maka ketika dalam perjalananpun, orang dapat

mendengarkan ceramah. Dengan adanya salah satu media massa untuk

berdakwah, maka menerapkan ajaran-ajaran Islam pun akan semkin mudah

untuk dilakukan. Berceramah di radio berbeda halnya dengan di televisi,

karena sifat radio yang auditif dan tidak visual , maka dalam setiap

pengucapan kata haruslah teliti dan easy listening (mudah didengar).

Sehingga para pendengar akan tertarik untuk mendengarkan dan mengikuti

program ceramah tersebut. Pesawat radio dapat menjangkau mad’unya dalam

jarak jauh dan meluas. Oleh karena itu radio merupakan media yang sangat

efektif dalam penyampaian dari kalangan apapun.

40

(50)

Dalam kamus telekomunikasi media adalah sarana yang digunakan

oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada

komunikan.

Setelah mengetahui media dan dakwah dengan demikian dapat

diambil kesimpulan bahwa media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah

ditentukan. Radio sebagai media dakwah dipandang memiliki kelebihan

tersendiri dalam kefektifan dan keefesienan.

Menurut Asmuni Syukir radio sebagai media dakwah memiliki

beberapa keutamaan antara lain:

a. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan yang

disampaikan benar-benar berbobot (bermutu).

b. Radio merupakan budaya masyarakat.

c. Harga dan biaya cukup murah dan terjangkau, sehingga masyarakat

mayoritas memilikinaya.

d. M

Gambar

tabel daftar cek yang berisi kategori-kategori aqidah, syariah, dan akhlak
GAMBARAN UMUM RADIO LA BAMBA FM
Tabel 1 Penilaian Juri Terhadap Tema 1
Tabel 2 Penilaian Juri Terhadap Tema 2
+7

Referensi

Dokumen terkait