• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis isi pesan dakwah pada program kopiah di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis isi pesan dakwah pada program kopiah di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PADA PROGRAM KOPIAH DI RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh :

FIFIT FITRIANSYAH NIM : 106051001813

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PADA PROGRAM KOPIAH

DI RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

FIFIT FITRIANSYAH NIM : 106051001813

Dosen Pembimbing :

Dr. Fatmawati, M.Ag NIP : 197609172001122003

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Assalamualaikum, Wr. Wb

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya murni penulis sendiri tanpa ada duplikasi dan campur tangan karya orang lain, yang penulis ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Adaupun berbagai referensi dalam tulisan yang dikutip oleh penulis terhadap karya orang lain telah dicantumkan dalam bentuk footnote dan daftar pustaka;

3. Jika dikemudian hari terbukti dan terjadi hal-hal yang merugikan pihak lain, bahwa karya ini bukan hasil karya murni penulis atau merupakan hasil duplikasi dari karya orang lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciputat, Maret 2010

(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PADA PROGRAM KOPIAH DI RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Ciputat, 15 Maret 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Jumroni, M.SI NIP.19620303 199203 1 006

Umi Musyarofah, M.Ag NIP.19710816 199703 2 002

Penguji I

Drs. Masran M.Ag NIP.150275384

Anggota

Penguji II

Drs. Zakaria, M.Ag NIP.19720807 200312 1 003

Dosen Pembimbing

Dr. Fatmawati, MA NIP.197609172001122003

(5)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PADA PROGRAM KOPIAH DI RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Ciputat, 21 April 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Jumroni, M.SI NIP.19620303 199203 1 006

Umi Musyarofah, M.Ag NIP.19710816 199703 2 002

Penguji I

Drs. Masran M.Ag NIP.150275384

Anggota

Penguji II

Drs. Zakaria, M.Ag NIP.19720807 200312 1 003

Dosen Pembimbing

Dr. Fatmawati, MA NIP.197609172001122003

(6)

Abstrak

Analisis Isi Pesan Dakwah Melalui Program Kopiah di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi

Oleh : Fifit Fitriansyah (106051001813)

Demi memenuhi kebutuhan akan pengetahuan di bidang ilmuan dan dakwah ke-islam-an maka dibangunlah Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi sebagai wadah

berlangsungnya proses komunikasi dan dakwah yang dilakukan melalui berbagai acara yang memiliki nilai dakwah yang mengacu pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini didukung pula karena adanya kebutuhan bagi masyarakat Bekasi terhadap siaran dakwah terlebih masyarakat Bekasi memang terkenal dengan penduduknya yang mayoritas religius, juga alasan menambah wawasan ke-islam-an, memiliki kontribusi, serta sebagai wadah keterbukaan masyarakat Bekasi untuk bertanya mengenai hal-hal syar’i yang bersifat pribadi dan sensitif merupakan alasan program Kopiah pada radio Elgangga 100.3 FM di adakan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti melakukan penelitian di radio Elgangga 100.3 FM Bekasi dan mengkhususkannya pada program KOPIAH edisi 1-31 Desember 2009, merumuskan dua pertanyaan yakni Apa isi pesan dakwah pada program Kopiah? dan melihat Isi pesan mana yang dominan pada program Kopiah?

Untuk mendapatkan data dan hasil yang sempurna dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data secara objektif dan akurat dengan menggunakan 3 orang juri yang kompeten di bidang Pendidikan Agama Islam. Dan selanjutnya peneliti menggunakan rumus Holsti (1969) untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai kaputusan antar juri.

Peneliti menggunakan teori Harold D Lasswell mengenai analisis isi (content analysis) yang mencakup (1) klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam

komunikasi; (2) menggunakan kriteria dan klasifikasi; (3) menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi. Penelitian ini bersifat mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam suatu media massa dengan membuat teknik symbol coding yaitu berupa percatatan terhadap lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian dapat diinterpretasikan oleh peneliti.

Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada program KOPIAH edisi 1-31 Desember 2009 yang berjumlah 31 materi, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui program KOPIAH tersebut mengandung tiga kategori yakni akidah, syari’ah dan akhlak. Di mana ketiga kategori tersebut berdasarkan klasifikasi pesan dakwah, dan hasil dari penelitian ini, terlihat pesan yang lebih dominan disampaikan oleh narasumber adalah pesan akhlak sebesar 58 % dibandingkan dengan pesan aqidah yang berjumlah 13 % dan pesan syariah yang cukup dominan dengan 29 %. Hasil ini didapat dari kesepakatan antar juri sebesar 2,36 dengan nilai rata-rata 0,786 dan komposit realibilitas 0,92, dengan demikian penelitian ini memiliki validitas cukup tinggi karena menggunakan 3 orang juri.

(7)

Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha agung yang dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak terukur kepada kami selaku peneliti, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amien.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan

keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan bantuan dari banyak pihak baik moril maupun materil, sehingga banyak ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Pembantu Dekan Bidang Akademik Drs. H. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Drs. Mahmud Jalal MA, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Studi Rijal LK, MA;

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.SI yang telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama peneliti berada di kampus ini; 3. Dr. Fatmawati, MA selaku pembimbing yang telah membimbing peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

4. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti selama masa kuliah untuk menyelesaikan nilai akademis di kampus tercinta ini;

(8)

6. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Utama yang telah membantu peneliti dalam mencari referensi berupa buku-buku yang menunjang dalam skripsi ini;

7. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam mencari referensi berupa buku-buku yang menunjang dalam skripsi ini;

8. Seluruh Pihak Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi yang telah membantu peneliti dalam menyediakan wadah bagi peneliti untuk melakukan penelitian di radio tersebut khususnya pada program KOPIAH, kepada Ibu Rieka Zaini selaku Produser Materi, Ibu Fitri Selaku Produser Sumber Daya Manusia, Ustadz Akhlis Marzuki dan K.H. Syaiful Anwar Yaqin selaku Narasumber program KOPIAH; 9. Keluarga Tercinta, ayahanda Amir Syah, Ibunda Ainun serta kakak tercinta

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... X

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Batasan Dan Perumusan Masalah ... 5

3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

4. Metode Penelitian ... 7

5. Tinjauan Pustaka ... 11

6. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 14

A. Dakwah ... 14

1. Pengertian Dakwah ... 14

2. Pesan Dakwah ... 18

3. Kategorisasi Pesan Dakwah ... 22

B. Media Dakwah ... 25

1. Pengertian Media Dakwah ... 25

2. Radio Sebagai Media Dakwah ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI . 34 A. Selayang Pandang Tentang Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi ... 34

B. Visi dan Misi Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi ... 39

(10)

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA LAPANGAN ... 45

A. Analisis Isi Pesan Program Kopiah ... 45

B. Pesan yang dominan dalam program Kopiah ... 82

BAB V PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN

(11)

Gambar 1. Bagan Pendengar Elgangga menurut Jenis Kelamin ……….. 37

Gambar 2. Bagan Pendengar Elgangga Menurut Usia ……….……… 37

Gambar 3. Bagan Pendengar Elgangga Menurut Pendidikan……… 38

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategorisasi Isi Pesan……… 9

Tabel 2.Penilaian Juri Terhadap Tema 1 ………...…………. 47

Tabel 3.Penilaian Juri Terhadap Tema 2 ………...…………. 47

Tabel 4.Penilaian Juri Terhadap Tema 3 ………...…………. 49

Tabel 5.Penilaian Juri Terhadap Tema 4 ………...…………. 50

Tabel 6.Penilaian Juri Terhadap Tema 5 ………...…………. 51

Tabel 7.Penilaian Juri Terhadap Tema 6………...………….. 52

Tabel 8.Penilaian Juri Terhadap Tema 7 ………...…………. 53

Tabel 9.Penilaian Juri Terhadap Tema 8 ………...…………. 55

Tabel 10.Penilaian Juri Terhadap Tema 9 ………...………... 56

Tabel 11.Penilaian Juri Terhadap Tema 10 ………...………. 57

Tabel 12.Penilaian Juri Terhadap Tema 11 ………...………. 58

Tabel 13.Penilaian Juri Terhadap Tema 12 ………...………. 59

Tabel 14.Penilaian Juri Terhadap Tema 13 ………...………. 60

Tabel 15.Penilaian Juri Terhadap Tema 14 ………...………. 60

Tabel 16.Penilaian Juri Terhadap Tema 15 ………...………. 61

Tabel 17.Penilaian Juri Terhadap Tema 16 ………...………. 62

Tabel 18.Penilaian Juri Terhadap Tema 17 ………...………. 64

Tabel 19.Penilaian Juri Terhadap Tema 18 ………...………. 65

Tabel 20.Penilaian Juri Terhadap Tema 19 ………...………. 66

Tabel 21.Penilaian Juri Terhadap Tema 20 ………...………. 67

Tabel 22.Penilaian Juri Terhadap Tema 21 ………...………. 68

Tabel 23.Penilaian Juri Terhadap Tema 22 ………...………. 69

Tabel 24.Penilaian Juri Terhadap Tema 23 ………...………. 70

Tabel 25.Penilaian Juri Terhadap Tema 24 ………...………. 71

Tabel 26.Penilaian Juri Terhadap Tema 25 ………...………. 72

Tabel 27.Penilaian Juri Terhadap Tema 26 ………...………. 73

Tabel 28.Penilaian Juri Terhadap Tema 27 ………...………. 74

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat membutuhkan media yang dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan tentang ke-ilmuan dan dakwah ke-islam-an oleh karenanya dengan dibangunnya Elgangga 100.3 FM Bekasi sebagai sarana berlangsungnya proses komunikasi dan dakwah yang dilakukan melalui berbagai acara yang memiliki nilai dakwah yang mengacu pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan salah satu program dakwah yang ada dalam Elgangga 100.3 FM Bekasi adalah program Kopiah.

Banyaknya jumlah komunikasi massa yang bersifat audio (radio) menempatkan Elgangga 100.3 FM Bekasi, pada tampilan yang berbeda dari radio umumnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya wadah dalam bentuk pengajian bagi para pendengar setia untuk datang dan berinteraksi secara langsung, baik dengan narasumber ataupun penyiarnya yang diadakan pada setiap hari Senin dalam satu minggu.

(14)

Program Kopiah merupakan acara siaran dakwah yang membahas mengenai hukum-hukum syariat Islam dengan menggunakan metode interaktif melalui telepon. Narasumber yang mengisi program tersebut adalah K.H. Saiful Anwar Yaqin selaku Pimpinan Yayasan Al-Fathonah dan Ustadz Akhfidz secara bergantian. Materi yang disampaikan oleh narasumber pun mudah dipahami oleh pendengar setia radio Elgangga 100.3 FM yang memiliki panggilan Mitra SIJADETABOG, Dengan demikian program Kopiah ini mendapat antusias yang banyak dari pendengar di daerah Bekasi.

Adanya Program Kopiah bersumber pada Islam sebagai agama dakwah, yang berarti agama selalu mendorong umatnya senantiasa untuk aktif melaksanakan kegiatan dakwah. Dalam hal ini, dakwah diartikan sebagai segala aktivitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari suatu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islami kepada nilai kehidupan yang Islami1.

Dakwah Islam juga merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam segala segi kehidupan dengan menggunakan cara-cara tertentu.2 Dengan demikian, Inti dari dakwah adalah mengubah sebuah nilai dengan cara menyampaikan sebuah pesan. Cara menyampaikan pesan menjadi sebuah hal yang penting.

Namun pesan yang disampaikan haruslah tepat sasaran, artinya pesan dakwah yang disampaikan tidak berpihak pada suatu pandangan atau faham tertentu, tetapi pesan yang disampaikan bersifat universal. Dengan demikian para pelaku dakwah dituntut mampu menyampaikan pesan dakwahnya melalui media massa seefektif mungkin sebagai sarana dakwah yang akan mempercepat proses penyampaian dan penyebaran pesan dakwah.3

1

M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 1997) Cet. Ke-2, , h. VII. 2

Ahmad, Mahmud, Dakwah Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 1995), Cet. Ke-1. hal. 13. 3

(15)

Namun seiring dengan perkembangan zaman maka perkembangan dakwah pun mengalami kemajuan yang signifikan. Mengingat saat ini media dakwah tidak hanya melalui mimbar, tetapi juga dapat melalui media massa, dan radio salah satunya. Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah.4 Dan saat ini radio diagggap sebagai salah satu media dakwah yang cukup efektif mempengaruhi masyarakat luas, karena radio memiliki porsi tersendiri dalam masyarakat, terutama pada masyarakat yang membutuhkan informasi langsung tanpa mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.

Sebagai media elektronik non visual, radio juga memiliki ciri khas ”auditif”, yakni berupa konsumsi bagi telinga atau pendengaran, yang dapat mempengaruhi pendengarnya.5 Radio memiliki kedekatan imajinasi, di mana ketika seseorang mendengarkan radio, maka ia secara tidak sadar akan mengimajinasikan terhadap apa yang ia dengar. Untuk itu, seorang penyiar harus menyampaikan pesan komunikasi yang bagus.

Saat ini radio dapat menjadi sarana dakwah yang efektif mengingat radio merupakan media yang sangat akrab dengan masyarakat baik di desa maupun di kota. Selain radio sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan bisa dijadikan lahan bisnis yang menguntungkan, radio juga saat ini sudah dijadikan sebagai media (alat) berdakwah. Dakwah yang dilakukan dalam radio, tidak semata-mata hanya berbicara mengenai persoalan-persoalan apa yang dilarang dan dibenarkan oleh agama saja, tetapi juga dakwah yang dilakukan lewat radio mampu melihat cakrawala persoalan dan membuka wawasan yang lebih luas.6

Untuk itu, Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi adalah sebagai salah satu radio dakwah yang memiliki tampilan yang berbeda, dan salah satunya dengan adanya program

4

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta:Logos. 1997), Cet. Ke-1. hal. 35. 5

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia, 2004), Cet. Ke-1. hal. 19.

6

(16)

Kopiah yang dapat membantu seputar permasalahan syar’i masyarakat Indonesia. Dengan demikian, untuk mengetahui isi pesan dakwah program Kopiah pada radio Elgangga 100.3 FM Bekasi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menganalisis isi pesan dakwah dengan menggunakan content analysis atau analisis isi Harold D. Laswell sebagai pencetus teori analisis isi yang mempelopori teknik symbol coding yaitu berupa pencatatan lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian diberi interpretasi7.

Penelitian komunikasi yang menggunakan analisis isi bersifat deskriptif, yaitu berupa deskripsi isi-isi komunikasi dengan cara melakukan perbandingan terhadap pesan

(message) dari sumber yang sama terhadap penerima yang berbeda. Dan selanjutnya peneliti menjadikan isi pesan dalam program Kopiah dalam Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi sebagai objek penelitian. Dan untuk itu, penelitian ini diberi judul “Analisis Isi Pesan Dakwah Pada Program Kopiah di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi”.

2. Batasan Dan Rumusan Masalah

Peneliti mengkonsentrasikan penelitiannya tentang isi pesan-pesan dakwah pada program Kopiah yang siarkan setiap hari Senin sampai Minggu edisi 1-31 Desember 2009 yang berjumlah 31 tema sehingga terlihat pesan yang dominan. Unit analisisnya ditetapkan berdasarkan isi pesan yang disampaikan oleh narasumber pada setiap kali siaran.

Setelah mengacu pada pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini merumuskan beberapa pertanyaan-pertanyaan, di antaranya:

1. Apa isi pesan dakwah pada program Kopiah?

2. Isi pesan mana yang dominan pada program Kopiah?

7

(17)

3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan

Berdasarkan pokok permasalah yang telah dirumuskan oleh peneliti di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui isi pesan dakwah pada program Kopiah;

2. Untuk mengetahui isi pesan dakwah yang dominan pada program Kopiah. b. Kegunaan Penelitian

1. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan, dapat memberikan tambahan referensi dan perbadingan bagi studi-studi selanjutnya. Dengan demikian akan menambah sejumlah studi mengenai penggunaan media massa radio dalam penambahan wawasan dan penerapan strategi dakwah. Sehingga kemajuan teknologi komunikasi massa dalam bidang radio dapat menopang kebutuhan masyarakat Bekasi dalam memperoleh ilmu pengetahuan agama.

2. Segi Praktis

Penelitian ini diharapakan akan menjadi masukan berupa ide/gagasan bagi pihak pengelola Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas radio dalam menyiarkan program dakwah. Sebagai tambahan wawasan bagi para praktisi maupun aktivis dakwah pada umumnya dalam mengemas nilai-nilai Islam menjadi informasi yang menarik, serta memanfaatkan media radio sebagai media dakwah yang efektif dan efisien dalam menyiarkan pengetahuan tentang Islam.

4. Metodologi Penelitian

(18)

menggambarkan secara jelas apa adanya.8 Menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih9. Penelitian ini bermaksud menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan pendekatan yang sering digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam lingkup komunikasi untuk mendapatkan data secara objektif dan akurat.

Penelitian ini agar menjadi lebih relevan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka peneliti menggunakan tiga orang juri dalam menganalisis isi pesan yaitu :

1. Drs. Lukman Efendi, ketua DKM Masjid Jami’ Ash-Shahabah dan aktifis dakwah di Bekasi;

2. Ust. Amir Syah, pendengar setia program Kopiah di Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi serta pengisi ta’lim di lingkungan mustika karang satria Bekasi;

3. Apriyanti Widiansyah, S.S. Aktifis Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena dinilai memahami materi-materi ajaran Islam dan konsen di bidang pendidikan agama Islam.

a. Wawancara

Peneliti melakukan teknik wawancara bebas terpimpin. Yaitu peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan yang kemudian dijawab dengan bebas dan terbuka secara tatap muka langsung dengan Produser Materi program Kopiah dan narasumbernya. Wawancara ini dilakukan dengan kebutuhan untuk memperoleh informasi mengenai isi

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rhineka Cipta, 1998), hal.10.

9

(19)

pesan dakwah melalui program Kopiah, sehingga data yang diperoleh menjadi lebih akurat terkait dengan penelitian ini.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi tidak langsung yakni dengan mendengarkan program Kopiah setiap harinya dengan menggunakan tape radio, yang kemudian direkam dan dijadikan ke dalam bentuk transkip data siaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam menganalisisnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel10 dengan melakukan Teknik pengumpulan data dan menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan serta memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti mendatangi langsung radio Elgangga 100.3 FM untuk memperoleh dokumen-dokumen yang terkait dengan radio Elgangga 100.3 FM Bekasi.

3) Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan materi siaran dalam bentuk rekaman yang telah ditentukan sebagai sampling penelitian, dan kemudian rekaman tersebut dijadikan dalam bentuk transkip data. Peneliti menggunakan codding sheet atau lembar koding yang berupa tabel daftar cek yang berisikan kategori-kategori subjek yang diukur11 dalam mengolah data. Dan kemudian unit analisis yang digunakan adalah isi pesan dakwah dalam rekaman siaran Kopiah edisi 1-31 Desember 2009 sebanyak 31 tema yang disampaikan oleh narasumbernya.

Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari isi pesan dakwah pada program Kopiah, maka peneliti membuat kategori-kategori pesan dakwah sesuai dengan

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 206. 11

(20)

masing-masing kategori yakni Aqidah, Syari’ah dan Akhlak dalam bentuk tabel kategorisasi berikut :

Tabel I

Kategorisasi Isi Pesan

Adapun kategori pesan dakwah menurut Endang Saifuddin Anshari terbagai dalam tiga kategori pesan yakni:

a. Akidah, yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada

qhada dan qadar;

b. Syari’ah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharoh, shalat, shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonun al khas/hukum perdata dan al-qonun al-‘am/hukum publik);

c. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khalik dan makhluq (Tuhan dan manusia).12 Setelah membuat tabel kategorisasi di atas, selanjutnya peneliti menggunakan rumus Holsti (1969) yang menjadi acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai kaputusan antar juri sebagai berikut :

12

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi (Jakarta:Kencana, 2009), Cet. Ke-2. hal. 332.

No Kategorisasi

1. Aqidah

2. Syari’ah

(21)

!

" # ! $ $ % # ! % !

& " # ! $ $ ! # % ! '

() ! % ! ( * () ! % ! !

" # " !

) *! ! ! % ! +

! ! ! !

! ! # *' ! ,,- # ! ! &

! & ! & !

! ! . ! $ %

$ / !

Selanjutnya teknik penulisan dalam penelitiannya ini mengacu pada pedoman penelitian skripsi, tesis, dan disertasi yang berlaku di UIN Jakarta, kampus lainnya dan yang sejenisnya.15

5. Tinjauan Pustaka

13

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006), Cet. Ke-1. hal. 76-77

14

Bambang Setiawan, dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2004), Edisi I, Cet. Ke-2. hal. 9.14.

15

(22)

Judul yang digunakan dalam skripsi ini memiliki keterkaitan dengan skripsi yang ditulis oleh Halimatussa’diyah yang berjudul “Respon Pendengar Radio Elgangga Terhadap Siaran Dakwah Islam Di Radio Elgangga” di mana skripsi tersebut mengangkat tentang respon masyarakat Bekasi terhadap siaran-siaran dakwah di Elgangga secara umum. Sedangkan peneliti mengambil judul “Pesan Dakwah Pada Program Kopiah di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi” di mana peneliti mengangkat satu objek yang berbeda yakni dengan memaparkan pesan-pesan dakwah pada program Kopiah yang disampaikan oleh narasumbernya.

Peneliti juga melihat kepada judul skripsi-skripsi lainnya yang mencoba menganalisis isi pesan dakwah, seperti skripsi yang ditulis Yuliah Qotrun Nida yang berjudul “Isi Pesan Dakwah Melalui Program Cahaya Pagi Radio Pertanian Ciawi 95,3 FM Bogor” yang di dalamnya menjelaskan isi siaran dakwah mengenai pertanian yang notabene di khususkan bagi masyarakat sekitar Bogor yang bermata pencaharian bertani, dan yang kedua berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Program Siaran Keagamaan Spiritual Sharing di Radio Ramako 105,8 FM yang ditulis oleh Ulfa Ulufia pada tahun 2008. Maka dari kedua skripsi di atas, peneliti berkeyakinan bahwa objek yang berbeda maka akan menghasilkan analisa hasil penelitian yang berbeda pula.

6. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan oleh peneliti dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang mengikuti pokok masalah yang akan dibahas oleh peneliti. Adapun sistematika penelitiannya sebagai berikut:

(23)

Bab Dua : Tinjauan Teoritis yang di dalamnya melingkupi kajian Dakwah seperti pengertian dakwah, pesan dakwah, kategori pesan dakwah, serta media dakwah, yang meliputi pengertian media dakwah, radio sebagai media dakwah.

Bab Tiga : Gambaran Umum Tentang Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi yang di dalamnya terkandung selayang pandang tentang Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi 11,88 AM Bekasi, visi dan misi Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi serta struktur organisasi radio Elgangga 100.3 FM Bekasi.

Bab Empat : Temuan dan Analisa data lapangan mengenai Isi Pesan dakwah Pada Program KOPIAH edisi bulan 1-31 Desember 2009 di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi, serta melihat pada pesan yang dominan pada program Kopiah.

Bab Lima : Penutup yang mengandung kesimpulan dan saran.

(24)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DAKWAH

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi adalah suatu istilah yang memiliki pengertian secara khusus. Dakwah berasal dari bahasa Arab, yang bermakna ”panggilan, ajakan atau

seruan”. Kemudian secara terminologi, dakwah menurut pandangan beberapa ilmuan memiliki pengertian sebagai berikut:

• Dakwah menurut Syeikh Ali Makhfudz (1952) adalah dorongan bagi manusia agar

berbuat kebaikan guna mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat;

• Dakwah menurut Muhammad Nasir (1971) adalah usaha menyerukan dan

menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar;

• Dakwah menurut Sudirman (1979) adalah merealisasikan ajaran Islam dalam hidup

untuk memperoleh keridhoan Allah SWT;

• Dakwah menurut Thoha Yahya Umar adalah berupa ajakan bagi manusia dengan

cara bijaksana untuk kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat;

• Dakwah menurut Barmawie Umary adalah penyebaran Agama Islam secara luas

dan massal yang berupa ajakan untuk memperoleh sa’adah di masa sekarang dan yang akan datang.16

Untuk itu, dakwah merupakan serangkaian kegiatan penyampaian pesan mengenai ajaran-ajaran yang diperintahkan Allah SWT untuk kemashlahatan umat, dengan cara menyeru, mengajarkan, dan merealialisasikan syariat-syariat Islam sesuai dengan petunjuk

16

(25)

Al-Qur’an dan Hadist demi mencapai jalan yang lebih baik yakni kebahagian dunia dan akhirat.

Dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi Islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Untuk itu dakwah harus dikemas dengan cara yang menarik dan tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Di mana aktual berarti dapat memecahkan masalah-masalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat. Faktual berarti konkret dan nyata, sedangkan kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.17

Dakwah merupakan kekuatan moral yang mampu menggerakan perubahan sosial serta menawarkan suatu alternatif dalam membangun dinamika masa depan umat. Dengan menempuh cara dan strategi yang lentur, kreatif, dan bijak. Untuk itu dakwah dilakukan dalam suatu setting masyarakat yang beragam, baik dalam corak maupun keadaanya, serta dengan segala problematikanya.

Dakwah pada dasarnya adalah alat untuk memenuhi perintah Allah SWT. Demikian Tarmizi Taher yang juga sependapat dengan Ismail Ragi Al-Faruqi,18 mengatakan bahwa dakwah meliputi tugas mengajarkan kebenaran kepada mereka yang mengabaikan kebenaran, menyampaikan kabar baik tentang rahmat duniawi dan surga ukhrawi, dan memperingatkan tentang siksaan hari akhirat. 19

Tarmizi Taher menambahkan bahwa pengertian dakwah yang lebih luas yaitu: 1. Dakwah dalam upaya untuk mengajak umat manusia agar memeluk dan

mengamalkan ajaran ke dalam kehidupan sehari-hari;

17

M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2006), Cet. Ke-2. hal. ix. 18

Adalah pelopor hubungan Muslim-Kristen, perintis dalam pengembangan studi Islam di Amerika dan dialog antar agama secara internasional serta aktivis yang berjuang mentransformasikan komunitas Islam di dalam dan di luar negeri. Lihat John L.Esposito; John O. Voll, Tokoh-Kunci Gerakan Islam Kontemporer,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-1, hal. 22. 19

(26)

2. Dakwah juga bisa bearti penyebarluasan rahmat Allah SWT, sesuai misi Islam sebagai agama rahmatan li al alamin kepada sesama manusia, bahkan kepada sesama makhluk seluruh alam;

3. Dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak Islami menuju suatu kehidupan yang Islami. Dan proses ini diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif ke arah yang lebih Islami; 4. Dakwah itu bukanlah dari mulut ke telinga, akan tetapi dakwah itu dari hati ke hati; 5. Dakwah haruslah dilakukan secara moderat20 dan diturunkan pada konteks.21 Sehingga diharapkan dakwah secara moderat dan kontekstual bisa menjadi sebuah alternatif solusi terhadap berbagai problematika dakwah dan tantangan kehidupan yang semakin bertumpuk-tumpuk ini.22

Untuk itu, titik tuju dakwah adalah memberi pengertian kepada umat Islam agar mengambil segala ajaran Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai pedoman jalan hidupnya. Al-Qur’an menampilkan ajaran akidah (iman) syari’at (amal shaleh) dan akhlak dalam berbagai bentuk dan bermacam cara.23

Dengan demikian, dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan pada perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih dan memerlukan adaptasi yang cukup lama terhadap kemajuan itu. Berbagai macam media akhirnya banyak digunakan para da’i dalam mensyiarkan dakwahnya. Kini media massa pun menjadi pilihan yang ditepat bagi kemajuan syiar Islam.

20

Islam Modernis adalah paham ke-Islaman yang didukung oleh sikap yang rasional, ilmiah serta sejalan dengan hukum-hukum tuhan baik yang sesuai dengan Al-Qur’an maupun dalam alam raya berupa sunatullah, atau Islam yang dalam pemikirannya dinamis, progressif dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Lihat Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-1, h. 157-158

21

Keadaan dan situasi di mana suatu kalimat atau perkataan itu dikatakan. Sedangkan Islam Kontekstual adalah Islam yang dalam penjabarannya senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi di mana Islam itu dikembangkan. Abudin Nata, Peta Keberagaman Pemikiran Islam Di Indonesia, h. 20.

22

Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal. 215. 23

(27)

Untuk itu, dakwah saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara-cara tradisional saja melainkan dibutuhkan kemampuan penyampaian pesan agama dengan inovasi baru yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang semakin beragam, dinamis dan kritis terhadap pesan yang diterimanya. Di sinilah peran da’I dituntut untuk konsen dan mampu menyampaikan materi dengan baik, sehingga dakwah Islam dapat lebih berkembang dan maju seiring dengan kemajuan zaman.

Karena dakwah pada hakikatnya merupakan upaya yang menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, di mana menyeru seseorang kepada ajaran Islam adalah kewajiban setiap manusia yang diberikan kemampuan oleh Allah SWT dalam mensyiarkan Islam, dalam hal ini da’i memperoleh amanat yang besar yang harus dijalaninya.

2. Pesan Dakwah

Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Dan pesan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam proses komunikasi. Agar pesan dapat diterima dengan baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.24 Dalam hal ini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat berpengaruh pada penerimaan isi pesan-pesan yang disampaikan oleh pada da’i.

Sedangkan Dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk merubah suatu keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran Islam.25 Untuk itu, pesan dakwah adalah upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan orang lain

24

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), Cet. Ke-1. hal. 8

25

(28)

kepada dengan lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan untuk beriman kepada Allah SWT.

Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan tersebut.26 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain.27

Menurut H. A. W. Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator,28 sedangkan lain halnya dengan Onong Ucahyana Effendi mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.29

Dengan demikian pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan oleh da’i kepada

mad’u dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syari’ah, dan akhlaq,

sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mustami’i

(pendengar). Pesan dakwah harus disampaikan dengan ke-Ilmuan yang cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka makna yang disampaikan akan memiliki berbeda makna, atau pergeseran makna. Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut berkelanjutan menjadi sesuatu yang dianggap benar.

Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi yang bersumber dari Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya :

! "#$%

&'$%

! "#

26

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987), Cet. Ke-1. hal. 43. 27

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hal- 761.

28

H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2. hal. 32. 29

(29)

()

%*

+',-.

/0"123$%

,4

5

678

9:;<

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. (Q.S. Al-Ahzab : 39).

Kandungan dari ayat di atas, yakni orang-orang yang menyampaikan risalah kepada umat mereka masing-masing sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka baik yang berkaitan dengan pernikahan atau selainnya, berat maupun ringan dan mereka hanya takut kepada Allah SWT, sebab cukuplah Allah SWT sebagai pemberi balasan dan ganjaran yang sesuai.30

Untuk itu, agar pesan dakwah yang disampaikan da’i kepada mad’u dapat diterima, maka menurut Wilbur Schramm memiliki beberapa kriteria pesan di antaranya:

= Pesan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian

mad’u;

= Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi mad’u, sekaligus

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu;

= Pesan hendaknya dapat menawarkan suatu jalan yang relevan dengan situasi di

mana kelompok mad’u itu berada.31

Untuk itu pesan dakwah yang disampaikan da’i pada mad’u pada dasarnya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama32 yang meliputi akidah, syari’at dan akhlak. Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah, syari’at, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

30

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Volume, 11. Hal. 283.

31

M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, (Jakarta: LF. Putra, 2004) .hal. 27. 32

(30)

Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u

haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Karena dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri.

3. Kategorisasi Pesan Dakwah

Kategori pesan dakwah menurut Endang Saifuddin Anshari terbagai dalam tiga kategori pesan yakni:

c. Akidah, yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada

qhada dan qadar;

d. Syari’ah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharoh, shalat, shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonun al khas/hukum perdata dan al-qonun al-‘am/hukum publik);

c. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khalik dan makhluq (Tuhan dan manusia).33 Di dalam surat Al-Fatihah, terdapat tiga tema pokok pesan dakwah yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Atau Iman, Islam, dan Ihsan. Iman adalah akidah, Islam merupakan

33

(31)

syari’ah, dan ihsan adalah akhlak. Dan terhadap ketiga pokok tersebut, ada beberapa ulama berpendapat antara lain:

1. Ketiga komponen ini diletakkan secara hirarkhis. Artinya, pertama kali seseorang harus memperteguh akidah, lalu menjalankan syari’ah yang kemudian disempurnakan oleh akhlak. Pada posisi puncak inilah maksud diutus Rasulullah SAW., yakni menyempurnakan akhlak. Dengan adanya asumsi ini maka untuk mengarahkan orang lain menjadi lebih baik. Da’i harus kuat imannya terlebih dahulu. Jika imannya telah teguh, barulah ia mengajarkan cara-cara menjalankan agama. Jika ia dapat menjalankannya dengan benar, maka da’i berusaha membersihkan hatinya. Dengan hati yang bersih maka ia akan merasa hidupnya selalu dipantau oleh Allah SWT.,sehingga berakhlak mulia dan menjauhi hal-hal bersifat maksiat;

2. Ketiganya diletakkan secara sejajar. Maksudnya akidah yang bertempat di akal, syariat dijalankan anggota tubuh, dna akhlak berada di hati. Da’i mengajarkan bahwa menjalankan sholat harus dengan pikiran yang yakin, mematuhi syarat dan rukunnya, serta hati yang ikhlas. Banyak umat Islam yang menjalankan agamanya, dengan keimanan yang tipis serta hati yang kurang bersih, sehingga tidak menghasilkan akhlak yang terpuji.34

Pesan dakwah akidah perlu didukung oleh logika dan beberapa pembuktian. Oleh sebab itu, sains fisika dan metafisika dapat berperan dalam penyampaian pesan akidah. Selanjutnya Abd. al-Wahhab Kallaf mengatakan pokok ajaran Islam yang kedua adalah syariah yang disebut dengan ‘amaliyah ternagi menjadi dua bidang, yakni ibadah

34

(32)

(hubungan manusia dengan Allah SWT.) meliputi lima rukun Islam, dan mu’amalah

(hubungan manusia dengan manusia dan alam) yang meliputi tujuh aspek hukum: 1. Hukum perdata keluarga;

2. Hukum perdata ekonomi; 3. Hukum pidana;

4. Hukum acara; 5. Hukum tata negara; 6. Hukum politik; 7. Hukum publik.35

Abu bakar Atjeh menggolongkan pesan dakwah dalam tiga tema yakni : 1. Mengenai akidah atau keyakinan;

2. Mengenai kewajiban-kewajiban agama, mengenai akhlak dan; 3. Mengenai hak dan kewajiban dengan segala perinciannya.

Sedangkan Anwar Masy’ari, mengemukakan enam tema pesan dakwah, yaitu: 1. Keimanan kepada Allah SWT;

2. Martabat manusia; 3. Kehidupan mental; 4. Kehidupan materiil; 5. Kehidupan keluarga dan; 6. Kehidupan masyarakat.36

Menurut Asep Muhiddin ada sepuluh rumusan pesan dakwah yakni :

1. Menjelaskan hakikat tiga rukun agama Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan yang didakwahkan oleh para Nabi dan Rasul;

35

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi. hal. 336. 36

(33)

2. Menjelaskan segala sesuatu yang belum diketahui manusia tentang hakikat kenabian, risalah dan tugas para rasul Allah SWT;

3. Menyempurnakan aspek psikologis manusia secara individu, kelompok dan masyarakat;

4. Mereformasi kehidupan sosial kemasyarakatan dan sosial politik di atas dasar nilai kesatuan kedamaian dan keselamatan dalam agama;

5. Mengokohkan keistimewaan universalitas ajaran Islam dalam pembentukan kepribadian melalui kewajiban dan larangan;

6. Menjelaskan hukum Islam tentang kehidupan politik Negara; 7. Membimbing penggunaan urusan harta;

8. Mereformasi sistem peperangan guna mewujudkan kebaikan dan kemashlahatan manusia dan mencegah dehumanisasi;

9. Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak kemanusiaan wanita dalam beragama dan berbudaya, dan;

10.Membebaskan perbudakan.37

B. Media Dakwah

1. Pengertian Media Dakwah

Kata media merupakan jamak dari bahasa Latin yaitu medion, yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentunya. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.38

37

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi. hal. 339. 38

(34)

Dalam kamus, telekomunikasi media adalah sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan apabila komunikasi berada jauh tempatnya, banyaknya atau keduanya.39 Pemanfaatan media dalam berbagai kegiatan dakwah memungkinkan komunikasi antar da’i dan mad’u menjadi lebih dekat. Untuk itu, keberadaan media dakwah menjadi hal urgen mengingat dakwah melalui media akan lebih memudahkan da’i dalam menyampaikan pesan.40

Melalui media massa, seorang juru dakwah (da’i) dapat mengunjungi rumah-rumah, kantor-kantor, bahkan kamar rahasia sekalipun, untuk membisikkan pesan etika dan moral. Melalui kekuatan persuasinya, media massa akan menghadirkan nilai-nilai moral dan agama secara universal, sekaligus meghindari munculnya kesan eksklusif. 41

Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah yang dilakukan.42

Komunikasi dengan menggunakan media massa saat ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam merubah masyarakat dengan keberadaan media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan internet. Menurut Soejono Soekanto mengatakan bahwa “perubahan pada masyarakat dunia saat ini merupakan gejala normal yang telah mempengaruhi dan menjalar dengan cepat menembus bagian-bagian dunia lainnya karena adanya komunikasi modern”.43

Dengan demikian, perkembangan teknologi yang sangat cepat ini dapat mempermudah manusia untuk berhubungan antara satu sama lainnya. Di antara media

39

Ghazali Syahdar BC.TT, Kamus Istilah Komunikasi, (Bandung: Djembatan 1992), Cet. Ke-2. hal. 22.

40

M. Bachri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), hal. 12.

41

M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, (Jakarta: LF. Putra, 2004) .hal. 57. 42

M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, hal. 61. 43

(35)

massa yang mengalami kemajuan pesat dan saat ini telah menarik banyak kalayak adalah radio. Hal ini di karenakan radio merupakan salah satu jenis media massa yang memiliki peranan sangat signifikan dan pengaruh yang luas.

2. Radio Sebagai Media Dakwah

Di zaman yang semakin canggih ini, teknologi komunikasi dianggap penting sebagai sarana berkomunikasi. Dan saat ini perkembangan teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang luar biasa. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi jarak yang tidak dapat dijangkau oleh manusia kapanpun dan di manapun berada, manusia dapat berkomunikasi.

Setiap media memiliki ciri dan strategi komunikasi yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan itulah yang harus disiasati ketika seseorang hendak berbicara melalui media massa. Kemampuan komunikasi yang baik menjadi perangkat utama yang harus melekat pada setiap individu komunikator mimbar agama. Begitu pun dengan radio yang saat ini sudah dijadikan sebagai media dakwah. Menurut Bahri Ghazali fungsi radio sebagai media dakwah:

1. Radio sebagai salah satu media dakwah memiliki kelebihan tersendiri, yakni terlepas pada ke efektivitasan dan efesiensi berdakwah. Hal ini terbukti pada bentuk sederhana tanpa harus bertemu antara da’i dengan mad’u;

2. Radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan Islam yang diajarkan melalui radio dalam kehidupan sehari-hari, sehingga semua lapisan masyarakat dapat menerima, memahami, serta mengamalkan ajaran Islam;

(36)

4. Dakwah yang dilakukan dalam radio itu tidak semata-mata hanya berbicara mengenai persoalan-persoalan apa yang dilarang dan dibenarkan oleh agama saja, tetapi juga dakwah yang dilakukan lewat radio mampu melihat cakrawala persoalan dan membuka wawasan yang lebih luas;

5. Radio sebagai media dakwah labih efektif, relevan, serta mampu mengiringi perubahan kemajuan zaman yang semakin canggih ini sehingga pada akhirnya media dalam hal ini radio mampu dijadikan sebagai sarana pengembangan dakwah Islam.44

Dakwah melalui radio adalah sebuah urutan metode dari salah satu kategori dakwah

bil lisan. Penyampaian materi-materi dakwah melalui radio di zaman sekarang ini merupakan tuntutan dari kedua institusi yaitu radio dan Islam.45

Radio memiliki kekuatan pada audio atau suara, sehingga profesionalisme penyiar radio dapat dengan mudah dikenali melalui kata-kata lisan (spoken words) dan unsur efek suara (sound efek), untuk itu sebuah radio harus memiliki program siaran yang menarik dan penyiar yang mampu menyampaikan materi siaran tersebut dengan baik. Karena pendengar radio akan langsung mengganti gelombang radio lain ketika program siaran pada sebuah radio tidak menarik. Dan untuk itu seorang penyiar harus membangun suasana keakraban dengan pendengar melalui bahasa yang enak didengar sehingga pendengar merasa dekat dengan penyiar tersebut.

Radio dengan bentuk audionya memiliki kedudukan yang sangat strategis. Selain digunakan sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan saat ini dijadikan ladang bisnis, radio juga dapat dijadikan sebagai alat propaganda politik, artinya pesan yang disampaikan melalui radio tersebut hanya dapat diterima melalui bunyi saja. Namun demikian, radio juga memiliki kelebihan dengan hanya dinikmati oleh satu alat indera saja

44

Sutirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, (Jakarta : Pustaka Pelajar, 1995), Cet. Ke-1. hal. 20. 45

(37)

yakni melalui indera pendengaran, dengan begitu seorang yang mendengarkan radio bisa sambil melakukan pekerjaan lain, dengan lebih fleksibel.

Di samping itu, radio merupakan media audio yang tergolong murah. Ada tiga faktor yang menyebabkan radio memiliki perkembangan yang sangat kuat dan pesat,

pertama karena sifatnya yang langsung, kedua tidak mengenal jarak dan rintangan, ketiga

radio memiliki daya tarik yang kuat.46

Dalam hal ini, radio memiliki kelebihan dan kekurangan di antaranya: Kelebihan Radio:

> Dapat didengar, yakni tidak mendominasi panca indera;

> Cepat;

> Harganya yang murah;

> Membantu para penyandang cacat seperti buta;

Kekurangan Radio:

> Tidak dinikmati oleh orang yang tuli;

> Kurang dialogis;

> Gangguan alat;

> Hanya selintas dan sekilas.47

Dakwah melalui radio dianggap efektif mengingat siapapun dan dalam keadaan apapun dapat mendengarkan materi yang disampaikan oleh narasumber atau penyiarnya. Mendengarkan materi dakwah melalui radio adalah cara yang paling fleksibel, mereka dapat mendengarkan sambil melakukan aktifitas lainnya tanpa mengganggu pekerjaan

46

Raodhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2007), Cet. Ke-1. hal. 142.

47

(38)

yang sedang pendengar lakukan, seperti melakukan pekerjaan rumah atau sedang berkendaraan sekalipun.48

Dalam hal ini radio dijadikan sebagai media dakwah dilihat dari fungsi komunikasionalnya. Meskipun radio memiliki berbagai kekurangan karena sifatnya

unrepeatable yakni tidak dapat diulang karena terkait dengan waktu siaran, kepekaan terhadap gangguan teknis, namun pada umumnya radio sebagai media dakwah tetap dianggap sebagai media komunikasi yang efektif karena kelebihan berikut di antaranya :

1. Memiliki daya tarik langsung. Yakni pesan dakwah yang disampaikan akan lebih mudah karena langsung kepada khalayak yang sedang di mana saja dan melakukan apapun. Juga dapat menyiarkan peristiwa secara langsung dari tempat kejadian, serta dapat melakukan dialog interaktif melalui telepon antara pendengar dengan narasumber yang dapat didengar oleh semua orang;

2. Memiliki daya tembus. Dalam hal ini siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Sebab bagaimanapun jauhnya tempat yang dituju oleh tabligh melalui radio dapat ditembus selama dalam jangkauan pemancarnya;

3. Memiliki daya tarik. Yakni radio dapat tetap hidup dan diminati karena adanya daya tarik berupa unsur-unsur perpaduan antara suara manusia (spoken word), suara musik, dan bunyi-bunyi tiruan (sound effect), di mana unsur-unsur tersebut merupakan perpaduan yang membuat daya tarik tersendiri bagi pendengar radio; 4. Musik yang merupakan tulang punggung tabligh melalui radio. Karena kebanyakan

orang menyetel radio adalah untuk mendengarkan musik sebagai hiburan untuk melepas segala kepenatan;

5. Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat Indonesia yang notabene berbudaya mendengar;

48

(39)

6. Harga yang cukup murah menjadikan pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk memiliki radio;

7. Radio mampu menyampaikan informasi secara tepat dan akurat;

8. Radio mudah untuk dibawa ke mana saja dan kapan saja oleh pendengarnya.49 Dengan kelebihan yang telah disebutkan di atas, maka jelas sudah bahwa dakwah melalui radio memiliki nilai dan kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media komunikasi lainnya, dan radio dapat lebih berkembang dan mampu bersaing dengan media komunikasi lain. Namun kini pertanyaanya apakah Sumber Daya Manusia dalam hal ini

da’i telah betul-betul siap dan mampu dalam melakukan perkembangan dibidang dakwah, mengingat keadaan zaman yang semakin maju dan jauh dari hal-hal yang bersifat syar’i yakni banyaknya manusia yang mulai jauh dan lupa kepada sang penguasa kehidupan Allah SWT.

Sedangkan menurut Dodi Mawardi radio memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh media lainnya, di antaranya :

1. Theater of Mind (Media radio memiliki kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar);

2. Personal (Media radio mampu menyentuh pribadi pendengar);

3. Sound Only (Media radio hanya menggunakan suara dalam menyajikan informasinya);

4. At Once (Media radio dapat diakses cepat dan seketika); 5. Heard Once (Media radio di dengar secara sepintas);

6. Secondary Medium Half Ears Media (Media radio bisa menjadi teman dalam eraktifitas);

7. Mobile / Portable (Media radio mudah dibawa kemana saja);

49

(40)

8. Local (Media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang ada frekuensinya); 9. Linear (Media radio tersusun secara sistematis);

10.Rapidity (Tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup tinggi); 11.Wide Coverage (Jangkauan wilayah siarannya luas);

12.Simultaneous (dapat dinikmati secara serentak dalam waktu yang sama); 13.Illiteracy (dapat dinikmati oleh yang buta huruf).50

Dengan demikian, jelas sudah bahwa radio merupakan media yang tidak dapat di pandang sebelah mata jika melihat kepada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, dan kini pada da’i dapat menjadikan radio sebagai media dakwah pilihan sebagai sarana syiar. Jika teknologi berupa sarana dan prasarana dakwah telah menunjang, maka tinggal peran da’i

dalam menyampaikan pesan dakwahnya secara menarik.

50

(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI

A. Selayang Pandang Tentang Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi

Mengusung spirit menggapai keberhasilan di Bekasi dalam warna warni budaya yang santun dan mendidik, membuat PT Radio Elgangga konsisten dalam menyiarkan ragam acara yang bervariatif dan berkomitmen membuat pluralisme menjadi satu warna yang unik namun tetap menghibur dan mendidik. Terutama konsisten terhadap ragam budaya dan sosial masyarakat Bekasi sebagai radio orang Bekasi namun tetap dapat dinikmati oleh pendengar Elgangga di luar daerah Bekasi, seperti daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Karawang.51

PT Radio Elgangga didirikan pada tanggal 17 Mei 1971 di hadapan Koswara, SH notaris di Bandung berdasarkan akta pendirian No. 56. Pada tanggal 16 Oktober 1985 PT Radio Elgangga kembali disah-kan di hadapan Chufran Hamal, SH notaris Jakarta. Selanjutnya PT Radio Elgangga resmi mengudara pada tanggal 6 Februari 1986 berdasarkan akta No. 26 yang kemudian dipindakan ke Bekasi.

Radio Elgangga sendiri pada awalnya dipindahkan ke Bekasi yang berlokasi di Jl. Serma Marzuki No.30 Bekasi dan Mengudara dengan station ID 100.3 FM ini, dikarenakan tingginya kebutuhan akan informasi dan hiburan bagi masyarakat Bekasi. Elgangga diharapkan dapat menjadi sahabat sekaligus wadah spirit yang positif bagi masyarakat Bekasi. Untuk itu radio Elgangga hadir dan memberi warna yang berbeda dengan suasana yang menghibur, mendidik namun santai.

51

(42)

Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan hiburan dan informasi, maka Radio Elgangga memiliki cabang atau teman yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Seperti, Radio Elmitra yang berada di Sukabumi, MGT di Bandung, Elshusi di Bandung, dan Elgangga sendiri yang kini berada di Bekasi.52 Adapun prestasi yang telah diraih oleh Radio Elgangga adalah selama tahun 2004 Elgangga mantap mengudara pada ranking teratas di Bekasi, dan sebagai juara runner up untuk wilayah JABOTABEK di antara 90 statiun radio yang telah ada. Inilah yang membuat Elgangga menjadi kebanggaan Radio orang Bekasi. Hal ini berdasar pada riset yang dilakukan Survey Research Independent.53

Pendirian Radio Elgangga

1. Tempat Tanggal Berdiri : Bekasi, 06 Februari 1986 2. Nama Badan Usaha : PT. Radio Elgangga 3. Nama Siaran : Elgangga Bekasi 4. Kode Panggilan/Frekuensi : PM3BFZ/100.3 Mhz 5. Ijin Siaran : 1026/RSNP/84 6. Direktur Utama/Pen. Jab. : H. Suparto Har 7. Direktur Keuangan : H. Amrul Umar 8. Direktur Operasional : H. Bambang Budiarto 9. Direktur Siaran : H. Dedet R Boer 10.Direktur Marketing : H. Sitra Pramudja 11.Legislasi Badan Hukum :

a. Akta notaris Chufran Hamal, SH No. akte 26 pada tanggal 6 Februari 1986;

52

Hasil wawancara dengan mba Fitri selaku Produser Sumber Daya Manusia di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi. Jumat, 27 November 2009.

53

(43)

b. Pengesahan MENKUMDANG setelah melakukan perubahan anggaran dasar perseroan No. C2-6546.HT.01.04.TH.86 pada tanggal 20 September 1986;

c. Ijin siaran DITJEN POSTEL No.00059233-202004 pada tanggal 1 April 2004;

d. NPWP : 01.118.615.2.407.000 dengan pengukuhan PKP 24 November 1986.

12.Alamat Kantor/Studio : Jl. Serma Marzuki No. 30 Bekasi 17141 13.Telepon : Studio (021) 884 7711

14.Pemasaran : (021) 884 1177 (Hunting) 15.Fax : (021) 884 1871

16.Email : Info@elganggafm.com 17.Website : www.elganggafm.com

Berikut data berupa gambar bagan dari Profil Pendengar Radio Elgangga berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.54

Gambar 1 : Bagan Pendengar Elgangga menurut Jenis Kelamin.

54

(44)

sumber : www.elganggafm.com

Keterangan : Level tertinggi sebanyak 60 % berdasarkan data bagan jenis

[image:44.612.207.471.64.241.2]

kelamin pendengar Elgangga di atas didominasi oleh wanita dibandingkan pria yang hanya 40 %.

Gambar 2 : Bagan Pendengar Elgangga Menurut Usia

(45)

Keterangan : Level tertinggi sebanyak 18 % berdasarkan data bagan usia

[image:45.612.208.469.196.381.2]

pendengar Elgangga di atas adalah berusia 25-29 tahun dan 20- 24 tahun. Level terendah sebanyak 8 % adalah berusia 45 tahun ke atas.

Gambar 3 : Bagan Pendengar Elgangga Menurut Pendidikan.

sumber : www.elganggafm.com

Keterangan : Level tertinggi sebanyak 42 % berdasarkan data bagan

pendidikan pendengar Elgangga di atas adalah tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Level terendah sebanyak 5 % adalah tingkat SD (Sekolah Dasar).

(46)

sumber : www.elganggafm.com

Keterangan : Level tertinggi sebanyak 47 % berdasarkan data bagan pekerjaan

pendengar Elgangga di atas adalah sebagai karyawan. Level terendah sebanyak 10 % adalah lain-lainnya.

B. Visi dan Misi Radio Elgangga

Dalam sebuah organisasi visi dan misi adalah sebagai arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi tersebut, baik berupa tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang dalam bentuk program-program kerja sesuai dengan visi dan misi organisasi tersebut. Dengan adanya visi dan misi dalam sebuah organisasi tentu akan mempermudah kerja anggota organisasi.

Adapun visi didirikannya Radio Elgangga di kota Bekasi adalah agar dapat menjadi sahabat orang Bekasi sekaligus menjadi wadah positif dengan tingginya rutinitas yang dijalani masyarakat Bekasi setiap harinya, sehingga Elgangga hadir dan memberi warna di tengah beragamnya budaya yang dimiliki masyarakat Bekasi sebagai media informasi dan hiburan.

(47)

1. Tujuan Jangka Pendek Radio Elgangga adalah menjadikan Elgangga menjadi media bagi orang Bekasi;

2. Tujuan Menengah Radio Elgangga adalah menjadikan Elgangga sebagai media kebanggaan masyarakat di kota dan kabupaten Bekasi;

3. Tujuan Jangka Panjang Radio Elgangga adalah menjadikan Elgangga sebagai salah satu pilihan utama masyarakat JABOTABEK.55

Dilihat dari visi dan misi di atas, bahwa Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi berusaha menjadi radio pilihan bagi masyarakat Bekasi yang notabene membutuhkan berbagai informasi. Namun demikian, jika melihat kembali kepada latar belakang berdirinya radio Elgangga 100.3 FM yakni karena ada kebutuhan masyarakat Bekasi akan siaran dakwah, belum tercermin pada visi dan misi radio Elangga 100.3 FM. Seharusnya visi dan misi yang dijadikan acuan bagi radio Elgangga 100.3 FM adalah lebih mengedepankan nilai-nilai Islam dengan menyiarkan siaran dakwah yang lebih banyak dibanding siaran lainnya. Dengan begitu, pemahaman mengenai agama bagi masyarakat Bekasi akan semakin bertambah dengan adanya siaran Islam dari radio Elgangga 100.3 FM Bekasi.

C. SRTUKTUR ORGANISASI RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI 1. Direktur utama Elgangga Bekasi : H. Soeparto Har

a. Wakil Direktur : H. Amrul Umar & H. Bambang Budiarto b. Dewan Komisaris : HJ. Lies Nur & HJ. Sri Murniati

c. Sumber Daya Manusia : H. Bambang Budiarto 2. Direktur Operasional : H. Bambang Budiarto

55

(48)

a. Bagian TI : Agus B. Zulkipli

b. Akuntansi & keuangan : Tono Suparwo & Anna. R c. Rumah Tangga : Anna. R & Nurfuadi 3. Direktur Marketing : Sopian Ibnu Ar

a. Bagian TI : Agus B. Zulkipli

b. Sales : Sartiani Bayu

c. Mark Off Air : Ronny Thamrin d. Traffic & Log : Nurfuadi & Ikhwan e. Adam Iklan : Anna. R & Umi. Z 4. Direktur Siaran : H. Deden. R. Boer

a. Program Desk : Sri Mulyani

b. Bagian Teknik : E. Dedi Junaedi & Sigit Priyono c. Program & Prod Siaran : E. Dedi Junaedi & Sigit Priyono d. Music Director : Wawan K

e. Operator : A. Khair & Mamat S, Ramadhan, Budi f. Produksi : Budi Raharjo

g. Penyiar : Sandy, Rana, Dini, Mara, Rojali, Adhe : Devi, Riris, Catur, Adam, Markurai, Tara R : Rustiyah, HJ. A. Dedeh, KH. Syaiful.

Adapun tugas-tugas struktur organisasi perusahaan Radio Elgangga adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

a. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas;

(49)

c. Membawahi langsung Direktur Operasional dan General Manager; d. Menjalankan perusahaan dengan memperhatikan perundang-undangan

yang berlaku;

e. Menandatangani surat-surat keputusan penting atas nama perusahaan; f. Bertanggung jawab terhadap omset perusahaan.

2. Direktur Operasional

a. Bertanggung jawab penuh terhadap operasional manajemen perusahaan; b. Sebagai generating universal dalam perputaran roda perusahaan;

c. Bertanggung jawab terhadap omset perusahaan; d. Bertanggung jawab terhadap manajemen perusahaan. 3. Direktur Marketing

a. Bertanggung jawab kepada Station Manager;

b. Bertanggung jawab atas segala masalah pemasaran dan penjualan agar mencapai target perolehan perusahaan;

c. Sebagai coordinator dari Account Executif.

4. Direktur Siaran

a. Sebagai kepala Station Radio.

b. Bertanggung jawab terhadap jalannya program; c. Bertanggung jawab terhadap General Manager.

? Program Kopiah

(50)

sampai dengan minggu yang di isi oleh KH Syaiful Anwar Yaqin dan Ustadz Akhlis secara bergantian yang ditemani dengan penyiarnya Rojali dan Ichal secara bergantian pula.

Program ini mengedepankan dialog interaktif kepada pendengarnya. Pemilihan waktu siaran yakni pukul 05.15 sampai 06.00 menjadi pilihan yang tepat untuk menemani pendengarnya dalam melakukan aktifitas di pagi hari. Pemilihan materi yang mudah dipahami dan sifat humoris yang dimiliki narasumbernya menjadi point plus program ini. Sehingga para pendengar Elgangga atau yang lebih akrab di sapa Mitra Elgangga menjadi lebih tertarik dan santai mendengarkannya. Di samping itu, setiap pendengarnya bebas untuk bertanya seputar permasalahan yang terjadi sekalipun tidak terkait dengan tema yang disampaikan oleh narasumber.01

Seharusnya program-program dakwah yang disiarkan oleh radio Elgangga lebih lama waktu siarannya dan lebih banyak muatan dakwahnya dibandingkan dengan siaran-siaran yang sifatnya hiburan. Dengan demikian, masyarakat akan lebih memahami mengenai ajaran Islam dan menjadikan radio Elgangga sebagai radio dakwah yang unggul dibanding radio-radio pada umumnya di daerah Bekasi dan sekitarnya.

56

(51)

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

A. Analisis Isi Pesan Program Kopiah

Pada bab ini, peneliti akan menganalisi isi pesan dakwah yang terkandung dalam 31 pesan dakwa pada program KOPIAH edisi 1-31 Desember 2009. Dalam menganalsis isi pesan tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi (content analysis) sebagai suatu metode penelitian yang bersifat mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam suatu media massa. Adapun pelopor analisis isi adalah Harold D Lasswell, ia membuat teknik symbolcoding yaitu berupa percatatan terhadap lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian dapat diinterpretasikan oleh peneliti. 57

Dengan demikian, untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam kandungan materi program KOPIAH di radio Elgangga 100.3 FM Bekasi dan pesan yang dominan, maka peneliti melakukan analisa data berdasarkan transkip data siaran edisi 1-31 Desember 2009 yang telah di isi oleh ketiga juri dengan mengacu pada kategorisasi pesan dakwah menurut Endang Saifuddin Anshari yakni:

e. Akidah, yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada

qhada dan qadar;

f. Syari’ah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharoh, shalat, shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonun al khas/hukum perdata dan al-qonun al-‘am/hukum publik);

57

(52)

3. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khalik dan makhluq (Tuhan dan ia).58

a. Deskrispi singkat Transkip Data Siaran Kopiah

1. Judul : Kepribadian Seorang Muslim Bagian 1 (satu) 2. Hari / Tanggal : Selasa, 01 Desember 2009

3. Narasumber : Ust. Akhlis Marzuki

Kepribadian seorang mukmin sesuai firman Allah ta’alaa yang terdapat di dalam surat Al-Baqoroh ayat yang ke 208 yang berbunyi :

@A %BC

D

E

F G

$

E

H

I6

0,K

LMN 7 8O

FP N

&

Gambar

Gambar 2 : Bagan Pendengar Elgangga Menurut Usia
Gambar 3 : Bagan Pendengar Elgangga Menurut Pendidikan.
Tabel 2
Tabel 3 Penilaian Juri Terhadap Tema 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Radio Sham (Suara Muslim Surabaya) FM merupakan radio dengan format siaran Dakwah. Semua program dalam radio ini ditujukan untuk berdakwah, khususnya

Hal inilah yang dijadikan peluang oleh para da’i dan aktifis dakwah untuk memanfaatkan radio sebagai salah satu media alternatif dalam menyiarkan Islam melalui

Dengan demikian, pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat pada novel Cinta-Mu Seluas Samudra karya Gola Gong adalah pesan aqidah dengan hasil prosentase

Dengan penelitian ini, dalam mencari pesan dakwah dalam buku Menabur Pesan Ilahi, maka ini menjadi landasan penulisan teorii dakwah yaitu ingin mengetahui isi pesan

Sampel yang diambil sebanyak 100 responden pendengar Apresiasi Musik di radio GERONIMO 106.1 FM dan 100 responden pendengra ICHIGO di radio Swaragama 101.7 FM Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat kandungan pesan dakwah dalam film Munafik 2 yaitu pesan dakwah kategori Aqidah berupa Iman kepada Allah SWT, pesan dakwah

Jenis penelitian ini adalah analisis isi dengan menggunakan pendekatan analisis teks kuantitatif. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kecenderungan pesan

Sampel yang diambil sebanyak 100 responden pendengar Apresiasi Musik di radio GERONIMO 106.1 FM dan 100 responden pendengra ICHIGO di radio Swaragama 101.7 FM Yogyakarta.