• Tidak ada hasil yang ditemukan

Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di

Yogyakarta

Radio Community Saka FM As A Media Dakwah In

Yogyakarta

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diusulkan oleh :

PRATIWI YUNITA DWI RAHMAWATI

20120530058

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(2)
(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang membuat pernyataan dibawah ini :

Nama : Pratiwi Yunita Dwi Rahmawati NIM : 20120530058

Jurusan : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Broadcasting

Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Judul Skripsi : Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah Di Yogyakarta. (Studi Kasus pada Radio Komunitas Saka FM di Yogyakarta tahun 2016)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Penulis

(4)

Motto

Experience Is The Best Teacher

(5)

Persembahan

Karya tulis ini saya persembahkan kepada :

Bapak dan ibunda tercinta (Bapak Joko Prabowo, B.Sc dan Ibu Sri Handayani, S.Pd) yang selalu memberi hal yang terbaik dan berdo’a untuk anak-anaknya. Dan untuk abangku terganteng Ichwan Muttaqin Prasetyanto terima kasih atas support dan doanya selama ini.

Teman-teman seperjuanganku Erna, Kiki, Ipeh yang paling rempong.

Kakak sekaligus adek, dan teman curhat yaitu Mas Kiki.

Teman-teman Ikom B 2012 dan Broadcasting 2012 yang selalu memberi semangat tiada henti.

Teman-teman sepermainan buat Sandra, Nisa, Vanisa, Dita, Cepi, Adi, Adit, Angga, lek slem, Acen, Hada, Agil, Kiram, Tancak, Samsul, Jojo, Kecil, dan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Teman teman satu perguruan yaitu, tika, laila, mala, ulya, akbar, siska, caca.

Teman-teman Dewata yang selalu support.

Teman-teman ABS angkatan 25 yang selalu memberi semangat.

(6)

KATA PENGANTAR

مـــيـح رـلا نمح رـلا هــــللا مــــــــــسب

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Radio Komunitas Saka FM

sebagai Media Dakwah di Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi radio komunitas Saka FM Jogja sebagai Media Dakwah bagi warga Kauman khususnya di Yogyakarta dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Allah SWT yang segala rahmat dan ridhonya selalu memberikan kemudahan dan memperlancar jalan hambanya.

(7)

3. Ibu Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, S.Sos., M.Si. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

4. Bapak H. Aly Aulia, Lc., M.Hum. yang dengan penuh kesabaran

memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

5. Bapak Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn. selaku dosen penguji, terimakasih atas saran dan pertanyaannya yang mendetail tetapi sangat membantu skripsi ini lebih terarah.

6. Bapak Djoko Prabowo dan Ibu Sri Handayani serta kakakku Ichwan Muttaqin Prasetyanto yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

7. Segenap dosesn program studi Ilmu Komunikasi UMY serta dosen-dosen tamu yang pernah memberikan pengetahuan kepada penulis.

8. Bapak Gatot, Mas Ali, dan seluruh staff radio Saka FM yang sangat membantu penulis untuk mendapatkan data-data. Terimakasih banyak penulis ucapkan.

(8)

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih memiliki banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pembangunan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… I

HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii

HALAMAN PERNYATAAN ……….. iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ……….. vi

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

ABSTRACT ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 12

C. Tujuan Penelitian ……….... 12

D. ManfaatPenelitian ………... 12

E. KerangkaTeori ……… 13

(10)

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Perkembangan Radio Komunitas ………... 36

1. Sejarah Dan Perkembangan Radio Saka FM ……….... 36

2. Visi Dan Misi ……… 42

3. Logo Radio Saka FM ……… 43

4. Struktur Organisasi ……… 45

5. Job Description Anggota Komunitas Radio Saka FM …………. 46

6. Jadwal Program Siaran ………. 48

B. Penelitian Terdahulu ……….. 55

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data ………. 59

1. Perencanaan Format Siaran Radio Saka FM ……… 59

a. Menentukan Segmentasi Pendengar ………... 62

b. Menentukan Waktu Siaran ……….. 64

c. Menentukan Formatting Radio ……… 65

d. Menentukan Pendanaan ………... 66

e. Pola Siaran ………... 70

2. Pelaksanaan Kegiatan Format Siaran Radio Saka FM ………….. 71

a. Programming Radio ……… 71

b. Personality Pemyiar ……… 79

c. Station Identity………... 81

(11)

4. Bentuk-Bentuk Dakwah Radio Saka FM ……… 85

5. Hambatan-Hambatan Dan Bentuk Evaluasi Radio Saka FM ………. 94

a. Faktor Hambatan ………... 94

b. Evaluasi ………. 97

B. Analisis Data ………... 99

1. Penerapan Dalam Menentukan Format Siaran Radio Saka FM ... 99

a. Segmentasi Radio Saka FM ……… 100

b. Format Radio Saka FM ……….. 103

c. Pola Siaran ……….. 107

d. Sumber Dana ……….. 109

2. Pelaksanaan Format Siaran Radio Saka FM ………. 110

a. Program Radio Saka FM ………. 110

b. Personality Penyiar ………. 119

3. Analisis Pendengar Terhadap Program Siaran di Radio SakaFM 121 4. Kegiatan Dakwah di Radio Saka FM ……… 123

5. Analisis Faktor Penghambat ………. 128

a. Faktor Internal ………. 128

(12)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 133

B. Saran ………... 135

(13)

DAFTAR TABEL

1.1Anggota Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta... 3

2.1 Deskripsi Tugas Anggota Komunitas Radio Komunitas... 46

2.2 Program Acara Radio Saka FM... 48

3.1 Perencanaan Program Siaran Radio Saka FM Per-tiga Bulan... 61

3.2 Rencana Anggaran Belanja Rutin Bulanan 2016... 66

3.3 Belanja Pembangunan Bagian Ruang Siar... 67

3.4 Belanja Pembangunan Ruang Produksi... 68

3.5 Belanja Pembangunan Ruang Pelatihan... 69

3.6 Belanja Pembangunan Ruang Pertemuan... 69

3.7 Belanja Program... 69

3.8 Total Anggaran Pembelanjaan... 70

3.9 Program Siaran Radio Saka FM... 73

(14)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Logo Radio Saka FM... 43

2.2 Tata Ruang dan Peta Lokasi Studio Radio Saka FM... 44

2.3 Struktur Organisasi Radio Saka FM... 45

3.1 Siaran On Air... 86

3.2 Kajian Magrib di Masjid Gedhe Kauman... 87

(15)

ABSTRAK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI BROADCASTING PRATIWI YUNITA DWI RAHMAWATI 20120530058

RADIO KOMUNITAS SAKA FM SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Tahun Skripsi dan Halaman; 2016 + 133 halaman + 6 gambar + 13 tabel + 10 lampiran

Daftar Pustaka; 15 buku (1998-2014) + 2 jurnal + 2 sumber internet

Radio komunitas merupakan media massa elektronik yang dapat digunakan dalam kegiatan dakwah. Melalui media radio, maka dakwah yang akan disampaikan kepada seluruh pendengar komunitas. Hal tersebut dilihat dari efisiensi dakwah yang dilakukan melalui media radio komunitas. Salah satu media komunitas yang menjadi radio komunitas Agama atau radio dakwah yaitu radio Saka FM Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada kegiatan dakwah yang dilakukan radio Saka FM melalui program-program siarannya dalam menjadi media dakwah bagi warga Kauman di Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara dengan narasumber, dan dokumentasi lainnya.

Hasil dari penelitan ini menunjukkan bahwa radio Saka FM lebih memposisikan radio Saka FM sebagai radio dakwah. Dalam menjadi media dakwah bagi warga Kauman melalui program-program yang disiarkan, bahwa program-program yang bermuatan edukasi merupakan bagian dakwah dari radio Saka FM dan sumber dana radio Saka FM hanya berasal dari uang Kas Masjid Gedhe. Akan tetapi, perlunya inovasi-inovasi disetiap program yang disiarkan, karena program-program yang disiarkan lebih sekedar siaran yang memberikan informasi dan hiburan, agar para pendengar tidak mudah bosan dan tertarik dalam mendengarkan program-program yang disiarkan radio Saka FM, terkait dengan sumber dana perlunya melakukan kerjasama dengan pihak lain ataupun donatur, sponsor untuk lebih memaksimalkan dalam pembuatan program-program yang disiarkan oleh radio Saka FM.

(16)

ABSTRACT

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA FACULTY OF SOCIAL AN POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF COMMUNICATION

CONCETRATION OF BROADCASTING PRATIWI YUNITA DWI RAHMAWATI 20120530058

SAKA FM COMMUNITY RADIO AS A DAKWAH MEDIA

Thesis Year and page; 2016 + 133 page + 6 image + 11 table + 10 appendix Resource Library ; 15 books (1998-2014) + 2 journals + 2 other sources Community radio is the electronic mass media that can be used in dakwah activity. Through the medium of radio, then dakwah that will be presented to the whole community of listeners. This can be seen from the efficiency of dakwah conducted through the medium of community radio. One of the media community into a community dakwah radio that religion or radio FM radio Saka Yogyakarta. This study focuses on dakwah activities undertaken radio Saka FM through the programs broadcast in becoming a dakwah media for citizens of Kauman in Yogyakarta.The method used is descriptive analysis, which describes the actual situation. The data collection techniques used through interviews with any sources, and other documentation.

The results of this research is the radio Saka FM more positioned the radio Saka FM as dakwah radio. In becoming a medium of dakwah for Kauman community through programs broadcast, that the programs are part of dakwah-laden education of radio Saka FM and funding sources radio Saka FM comes only from money Kas Masjid Gedhe. But the need for innovations in every program that was broadcast, because the programs are broadcast over a broadcast that provides information and entertainment, so that the audience does not get bored easily and are interested in listening to the program that broadcast radio Saka FM, associated with sources of funding need to cooperate with other parties or donors, links to further maximize the making of programs broadcast by radio Saka FM.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat canggih. Salah satu bentuk dari perkembangan teknologi adalah adanya radio. Radio dikenal sebagai salah satu teknologi media yang bersifat auditif, dimana radio berperan dalam perkembangan komunikasi dan informasi. Radio dalam penggunaanya sangat efektif dan efisien, karena penyebaran informasi dapat tersebar luas dengan cepat ke seluruh kalangan masyarakat. Kekuatan lain dari radio dibandingkan dengan media lain adalah jarak jangkauan yang luas dan murah meriah (Onong Uchjana, 2002 : 107).

(18)

yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002 tentang perlu dibentuknya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) baik tingkat pusat maupun provinsi, maka tahun 2003 terbentuklah KPI pusat dan tahun 2004 terbentuklah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Nasution, 2012: 48).

Eksistensi radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang no 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, pasal 21 disebutkan bahwa lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersil dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayahnya terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Setelah jatuhnya Rezim Orde Baru, hingga setelah diberlakukannya UU No.32 Tahun 2002, radio jenis ini menjamur (Gazali, 2002 : 78-80).

(19)

gelombang AM, FM, dan saluran kabel. Radio komunitas dibagi menjadi beberapa kategori yaitu, radio komunitas pendidikan, radio komunitas peminatan, radio komunitas agama, radio komunitas wilayah dan radio komunitas darurat. Adapun nama nama radio komunitas di Yogyakarta yang termasuk anggota jaringan radio komunitas Yogyakarta (JRKY) beserta kategori radio komunitas.

Tabel 1.1

Anggota Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta No Nama Radio Komunitas Kategori Radio Komunitas 1 Radio Swarakota FM Jogja Radio Komunitas Peminatan 2 Radio Swaragodean FM Radio Komunitas Wilayah 3 Radio Murakabi FM Radio Komunitas Wilayah

4 Radio BBM FM Radio Komunitas Wilayah

5 Radio Rasida FM Radio Komunitas Pendidikan

6 Radio Suaka Radio Komunitas Wilayah

7 Radio Atmajaya FM Radio Komunitas Pendidikan 8 Radio Kompak FM Radio Komunitas Wilayah 9 Radio RAG FM Radio Komunitas Peminatan 10 Radio Swaradesa FM Radio Komunitas Wilayah

(20)

15 Radio Magenta UNY Radio Komunitas Pendidikan

16 MMTC Radio Radio Komunitas Pendidikan

17 Radio Raddeka FM Radio Komunitas Wilayah 18 Radio Trisna Alami FM Radio Komunitas Peminatan 19 Radio Adhika Swara FM Radio Komunitas Wilayah 20 Radio Love Jogja FM Radio Komunitas Agama

21 Romika FM Radio Komunitas Wilayah

22 Herbal Radio FM Radio Komunitas Wilayah 23 Radio Widjaya FM Radio Komunitas Wilayah 24 Radio Imtak FM Radio Komunitas Agama 25 Radio Crast FM Radio Komunitas Pendidikan

26 RDM FM Radio Komunitas Agama

27 Radio Suara Manggala Radio Komunitas Agama 28 Radio Suara Manunggal FM Radio Komunitas Wilayah 29 Radio Ramada FM Radio Komunitas Pendidikan 30 Radio Saka FM Radio Komunitas Agama 31 Radio IKOM UMY FM Radio Komunitas Pendidikan 32 Radio Sandigita FM Radio Komunitas Wilayah

(21)

Radio Saka termasuk radio komunitas yang legalitas ijinnya sudah sampai dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Jakarta. Selain itu, Radio Komunitas Saka memiliki Saka Production atau rumah produksi yaitu pembuatan video clip religi nasyid, membuat film pendek. Selain itu radio komunitas pernah mengadakan event dana hibah BRI dan diliput oleh media.

Radio komunitas merupakan salah satu media penyiaran yang memiliki strategi dalam menyajikan program-program menarik yang dibuat oleh radio tetapi tidak ada di stasiun radio lainnya. untuk itu, peneliti akan melihat bagaimana pelaksanaan yang dilakukan oleh radio Saka FM sebagai radio dakwah serta dapat menjadi media dakwah. Menurut Tabing stasiun radio komunitas adalah suatu radio yang dioperasikan di suatu lingkungan atau wilayah atau daerah tertentu, diperuntukkan khusus bagi warga setempat, yang berisikan acara dengan ciri utama informasi daerah setempat dan diolah dan dikelola oleh warga setempat (Eddyono, 2012: 2)

(22)

radio komunitas merapi yang sangat berfungsi dalam menyebarkan ataupun menyampaikan informasi terkini terkait kondisi merapi sehingga menjadikan warga sekitar lebih tanggap mengenai bencana seperti yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu.

Peran radio komunitas adalah untuk melayani kepentingan bagi komunitasnya. Pendanaan radio komunitas juga merupakan tanggung jawab komunitas. Hal ini termasuk bahwa radio komunitas memang ditujukan untuk, dari, dan oleh komunitasnya. Sebagai radio yang hidup dari, oleh, dan untuk komunitasnya, radio komunitas mempunyai kekuasaan lebih bebas berekspresi dibandingkan radio swasta. Radio komunitas yang mempunyai kesempatan untuk lebih dekat dengan pendengarnya yang sangat terbuka lebar. Secara teoritis, komunitas terbentuk dalam dua hal : pertama komunitas yang terbentuk pada batasan geografis. Kedua, rasa identitas yang sama atau minat/kepentingan/kepedulian terhadap hal yang sama (Effendi, 2002 : 71).

(23)

Selain radio Saka FM, ada juga Radio Dakwah Muhammadiyah (RDM FM). Radio ini juga merupakan radio komunitas agama yang beralamat di Jl. Raya Semin – Ngawen, Km 2,5, Widoro Kidul, Bendung, Semin, Gunungkidul, Yogyakarta. Program siaran yang bernuansakan keislaman disajikan dalam bentuk dialog, lebih banyak informasi-informasi tentang muhammadiyah karena pendirian radio ini untuk menunjukkan Muhammadiyah merupakan organisasi yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dalam hal agama. Radio Dakwah Muhammadiyah ini masih dalam proses untuk Perijinan Penyelenggaraan Penyiaran, selain itu status siaran yang ada di RDM FM masih belum aktif berbeda dengan radio Saka FM yang sudah aktif.

(24)

Radio Saka FM merupakan radio komunitas yang memposisikan sebagai radio dakwah yang berada didaerah Kauman, Yogyakarta. Radio Saka FM merupakan radio komunitas yang dikemas melalui dakwah dengan kemasan yang menghibur, penyampaiannya bisa melalui musik, berbincang bincang atau talkshow, variety show, Insert, maupun ceramah dari para alim ulama, semua ditujukan untuk memperoleh segmentasi sendiri sendiri dari berbagai pendirian station radio komunitas tersebut.

(25)

Fraser dan Estrada juga menekankan prinsip-prinsip akses dan partisipasi di dalam radio komunitas. Akses berarti layanan siaran yang tersedia untuk seluruh para pendengar dan partisipasi adalah masyarakat atau publik secara aktif terlibat dalam suatu perencanaan dan manajemen, serta terlibat dalam pembuat program yang akan ditampilkan (Eddyono, 2012 : 3).

Begitu juga banyak kegiatan kegiatan yang dilakukan antara radio dengan masjid. Sedangkan masjid adalah sebagai tempat sarana berdakwah selain sebagai tempat ibadah dan radio sebagai media yang memfasilitasi masyarakat tentang pengetahuan-pengetahuan tentang islam. Selain itu, radio Saka juga pernah mengadakan event hibah dana BRI dengan mengikutsertakan warga membuka stand yang bertempat di halaman pelataran masjid serta diliput dari media televisi Trans 7.

(26)

pendengar yang berada di luar daerah melalui streaming. Kemudahan untuk bergabung atau bertanya dan mendapatkan penjelasan dari narasumber merupakan keinginan dari para pendengar. Tanpa harus bertatap muka, kapanpun dan dimanapun tetap dapat penjelasan dan ilmu yang dibutuhkan oleh siapapun mengenai masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

Tema mengenai radio komunitas mungkin sudah tidak asing lagi dan bukan merupakan penelitian yang baru lagi, namun meski sudah banyak yang meneliti radio komunitas namun dalam penelitian ini membedakan mengenai objek yang dibahas dan pembahasan yang beda. Adapun yang dulu penelitian terdahulu mengenai radio komunitas diantaranya adalah:

Pertama, Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Terhadap Format

Program Siaran Dakwah di Radio Utari FM Cilacap” oleh A. Zaenal

Ma’arif Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas

Dakwah (2009). Dalam penelitian ini meski sama dengan menggunakan pendekatan deksriptif kualitatif namun di dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada pembahasan mengenai bentuk format program siaran dakwah yang dilihat dari segi penempatan waktu, bentuk program siaran dakwah, serta penggarapan kreatifitas di radio Utari FM Cilacap.

Kedua, Skripsi yang berjudul “Pengembangan Nilai-Nilai Islam

(27)

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah (2011). Dalam penelitian meski sama dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif namun di penelitian ini lebih fokus pada pembahasan mengenai program dakwah on-air yang diadakan radio komunitas PKU Muhammadiyah Bantul dalam pengembangan nilai-nilai Islam melalui materi-materi dakwah yang disampaikan.

Ketiga, Skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Acara

Siaran Dakwah Pagi di Radio Komunitas One FM Prambanan” oleh Martiningrum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah (2010). Dalam penelitian ini meski sama menggunakan deskriptif kualitatif tetapi dalam penelitian ini lebih membahas implementasi manajemen program siaran dakwah pagi di radio komunitas One FM.

Oleh karena itu, peneliti ini bukan merupakan suatu pengulangan semata dari penelitian sebelumnya khususnya pada media radio, penelitian ini dilakukan untuk memperkaya dan menambah pengetahuan khususnya pada bidang ilmu komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian radio, serta penulis hanya merujuk pada pelaksanaan sebagai radio dakwah dalam menjadi media dakwah untuk menyebarkan informasi dakwah bagi warga Kauman di Yogyakarta.

(28)

Radio Komunitas Saka FM menjadi Media Dakwah di Yogyakarta tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan diatas maka peniliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana radio komunitas Saka FM sebagai media dakwah di Yogyakarta tahun 2016.

2. Untuk mengetahui format siaran dakwah di radio komunitas Saka FM. 3. Untuk mengetahui bentuk dakwah radio komunitas Saka FM.

4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dari radio komunitas Saka FM. D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(29)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi radio komunitas lain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas, khusunya dalam media dakwah bagi para pendengarnya.

E.Kerangka Teori 1. Radio Komunitas

1.1 Definisi Radio Komunitas

Radio komunitas merupakan radio yang dimiliki, dikelola, digunakan, didirikan oleh komunitas tersebut. Menurut Tabing stasiun radio komunitas adalah suatu stasiun radio yang dioperasikan di suatu lingkungan atau wilayah atau daerah tertentu, diperuntukkan khusus bagi warga setempat, yang berisikan acara dengan ciri utama informasi daerah (local content) setempat dan diolah dan dikelola oleh warga setempat (Eddyono, 2012: 2). Tabing memaparkan bahwa radio komunitas mampu memberikan akses informasi kepada masyarakat sebagaimana juga memberikan akses bagi pengetahuan tentang bagaimana cara berkomunikasi (Eddyono, 2012: 2).

Walaupun radio komunitas merupakan lembaga independen, tetapi terdapat berbagai aturan hukum yang harus dipatuhi, aturan yang tercantum dalam UU no 32 tahun 2002 yang dijelaskan dalam Pasal 21 ayat 1 “Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud dalam

(30)

independen dan tidak komersil, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya”. Dan dalam UU tersebut juga dijelaskan berbagai aturan

yang harus dipatuhi oleh Lembaga Penyiaran Komunitas dari aspek konten program yang terdapat dalam Pasal 21 ayat 2 huruf b “Untuk mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa”. Dan radio komunitas

tidak boleh mencari laba semata yang tercantum dalam Pasal 21 ayat 2 huruf a “Tidak untuk mencari laba atau keuntungan atau tidak merupakan

bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata”. Bahkan pendanaan

mengenai radio komunitas tersebut juga harus merupakan tanggung jawab komunitas. Hal ini mengandung maksud bahwa radio komunitas memang ditujukan oleh, dari, dan oleh komunitasnya (Eddyono, 2012: 3).

(31)

1.2 Tipologi Radio Komunitas

Dalam setiap radio komunitas pasti memiliki pendekatan dan tujuan tersendiri, dan di Indonesia sendiri tipologi komunitas dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu:

a. Community Based (Radio berbasis komunitas)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati suatu daerah dengan batas-batas tertentu, seperti kecamatan, kelurahan, dan desa.

b. Issue/Sector Bassed (Radio berbasis masalah/sektor tertentu) Radio yang didirikan oleh komunitas yang terkait oleh kepentingan dan minat yang didirikan oleh komunitas yang terikat oleh kepentingan dan minat yang sama sehingga basisnya adalah komunitas petani, buruh, dan nelayan.

c. Personal Inisiative Based (Radio berbasis kepentingan pribadi) Radio yang didirikan oleh perorangan karena hobi atau memiliki tujuan lainnya, seperti hiburan, informasi, dan tetap mengacu pada kepentingan warga komunitas.

d. Campus Based (Radio berbasis kampus)

(32)

Selain memiliki berbagai macam motif dan mendidirikan radio komunitas, radio komunitas juga dibagi menjadi beberapa kategori :

a. Radio Komunitas Pendidikan

Radio komunitas ini ada di area sekolah atau kampus perguruan tinggi. Komunitas dari radio tertentu ini tentunya para pelajar yang ada disekitar area sekolah maupun kampus dan radio ini lebih menekankan pada nilai pendidikan karena didirikannya radio ini guna mendukung sarana pelajaran disekolah maupun kampus.

b. Radio Komunitas Peminatan

Radio ini didirikan oleh sekelompok orang yang memiliki minat atau pekerjaan yang sama. Dan tujuan dari komunitas ini adalah untuk mencari solusi dari permasalahan, tukar-menukar informasi dan pengalaman atau memperjuangkan cita-cita dalam bidang pekerjaan yang diminati.

c. Radio Komunitas Agama

Radio ini ada pada komunitas agama tertentu, diantaranya pesantren untuk yang beragama islam, atau di komunitas agama tertentu. Radio dibuat cenderung untuk media dakwah atau media penyebaran ilmu agama tertentu.

(33)

Radio ini didirikan oleh sekelompok warga komunitas yang menempati wilayah tertentu yang relatif terbatas seperti dusun, kelurahan, atau kecamatan tertentu.

e. Radio Komunitas Darurat

Radio komunitas ini mengacu pada radio komunitas yang didirikan secara darurat karena ada bencana alam (Rachmiatie, 2007:106)

2. Radio Komunitas sebagai Media Dakwah 2.1 Pengertian Media Dakwah

Kata media, berasal dari bahasa latin yaitu median, yang merupakan bentuk kata jamak dari medium secara etimologi yaitu alat perantara. Sedangkan, kata dakwah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk dari kata masdar yaitu da’a yang artinya adalah

memanggil, mengundang mengajak, menyeru, dan mendorong. Definisi kata media dan dakwah, media dakwah adalah sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah pada pendengar. Sedangkan menurut Wilbur Schramm mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam suatu pengajaran (Samsul Munir, 2009 : 113).

(34)

komponen dakwah yang memiliki peranan dan kedudukan yang sama dengan komponen komponen yang lain, seperti objek dakwah, subjek dakwah, materi dakwah, maupun metode dakwah. Peranan media dakwah juga sebagai bentuk strategi dakwah agar lebih efektif dan efisien. Yang artinya, media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u dakwah, agar kegiatan dakwah lebih efektif

dan efisien.

(35)

2.2 Macam-macam Media Dakwah

Menurut Samsul Munir Amin media yang dapat digunakan sebagai media dakwah diantaranya

a. Media visual yang dimaksudkan adalah alat-alat yang dapat dioperasionalkan untuk kepentingan dakwah melalui indra penglihatan. Perangkat media visual yang dapat dipergunakan untuk kepentingan dakwah diantaranya adalah film slide, transparansi, overhead proyektor, gambar foto dan lainnya. b. Media audio adalah alat-alat yang dioperasikan sebagai sarana

penunjang dakwah yang ditangkap melalui indra pendengaran. Melalui media audio komunikasi dapat berlangsung tanpa ada batas dan jarak. Selain itu, media audio visual adalah media penyampaian informasi yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara bersamaan dalam penyampaian informasi. c. Dan terakhir adalah media cetak, yaitu media yang

dipergunakan untuk menyampaikan informasi yang tertuang melalui tulisan yang tercetak (Samsul Munir, 2009 : 114).

(36)

memberikan kemudahan untuk lebih menjangkau masyarakat luas. Media juga memberikan berbagai kemudahan seperti lebih cepat para da’i dalam

menyebarkan dakwah secara efektif dan efisien. Serta memberikan kemudahan dalam penerima informasi atau mad’u dalam menerima

informasi tentang ilmu agama. Peran media dakwah dalam berdakwah juga menjadi sangat penting karena melihat kondisi masyarakat yang semakin mudah dalam menerima informasi dari banyaknya media dakwah pada saat ini. Hal tersebut yang menjadi potensi besar untuk mengembangkan dakwah melalui media dakwah. Hal lain yang mendukung munculnya dakwah melalui media dakwah karena banyaknya masyarakat yang masih awam tentang pengetahuan agama, sehingga menjadikan para ulama berinisiatif melakukan dakwah melalui media dakwah dengan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan media dakwah sebagai suatu wadah untuk menambah ilmu pengetahuan.

Dengan banyaknya media pada saat ini, maka da’i dituntut untuk

(37)

kegiatan dakwah adalah daya langsung, daya tembus, dan daya tarik. Dalam pelaksanaan dakwah, kelebihan yang dimiliki radio adalah cepat dan langsung. Radio dapat menyebarkan informasi lebih cepat dibanding TV dan koran. Pesan dakwah yang disampaikan bisa dapat dan langsung diterima pendengar tanpa proses yang rumit, berbeda dengan media cetak yang membutuhkan proses penyusunan, penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.

2.3 Radio Komunitas Sebagai Media Dakwah

Objek dalam penelitian merupakan radio komunitas dengan tipologi radio komunitas yang didirikan komunitas yang menempati wilayah Kauman sehingga basisnya adalah komunitas yang berada di wilayah Kauman, dari objek penelitian tersebut termasuk dalam kategori radio komunitas agama, yang dalam isinya atau penyiarannya bernuansakan religi dari program-programnya, musik ataupun sisipan-sisipan yang terdapat dalam radio tersebut meski tidak seluruhnya dakwah murni karena disisipi juga berbagai berita atau informasi untuk khalayak yang tidak termasuk dalam komunitas namun bisa menikmati program-program dari radio Saka FM.

(38)

Jadi tidak perlu susah-susah untuk kesana kemari mendengarkan seorang mubalig berceramah dan ini bisa untuk efisiensi waktu dalam berceramah.

Dalam melaksanakan dakwah, penggunaan radio sangat efektif dan efisien. Melalui media radio, suara dapat dipancarkan ke seluruh daerah dengan jarak jangkauannya tidak terbatas. Bila dakwah dilakukan melalui program acara radio akan lebih mudah dan praktis, maka dakwah akan mampu menjangkau jarak pendengar yang sangat jauh dan tersebar. Efektivitas dan efisien dakwah juga terdukung melalui seorang penyiar yang mampu memodifikasikan dakwah melalui metode yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah radio, sandiwara radio, melalui tanya jawab, talkshow atau bentuk bentuk siaran lainnya (Samsul Munir, 2009 : 119).

3. Radio Dakwah

3.1 Pengertian Radio Dakwah

Radio dakwah merupakan sebuah stasiun radio yang mempunyai visi, misi, dan semua program dan materi siarannya tentang dakwah. Radio dakwah merupakan program ataupun formatnya untuk mensyiarkan islam. Menurut ASM Romli ditinjau dari format penyiaran dakwah dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu esktrim dan moderat (Nasution, 2012 : 53). Radio ekstrim (full dakwah) yang memiliki karakteristik siaran diantaranya “anti musik” mengikuti dalil haram mutlak semua jenis musik.

(39)

radio, semuanya full siaran kata (talk), diantaranya ceramah, dialog, dan sejenisnya. Radio dakwah jenis ekstrim tergolong kaku, dalam hal format radio dakwah. Segmentasi dari radio dakwah lebih terbatas, sebatas jama’ah ustadz yang mengisi siaran. Pendengarnya biasanya kalangan

yang sudah memahami islam. Tetapi, ada pula pendengar awam yang ingin belajar tentang agama islam. Radio siaran seperti ini tidak dapat menyentuh pendengar umum yang mendengarkan radio karena lagu.

(40)

3.2Format Program Siaran

Menurut Darmanto, format acara pada dasarnya mempunyai dua pengertian yaitu format siaran dan format acara. Format siaran diartikan sebagai bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran radio dari setiap program siarannya. Setiap format siaran radio memiliki karakteristik tersendiri dalam jenis musik, informasi maupun pola announcing-nya, tujuan penentuan format siaran radio adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik untuk kesiapan berkompetensi dengan radio lain.

Untuk menentukan format, perlu juga diperhatikan dalam menempatkan timing (pengaturan waktu) acara tersebut. Penentuan jadwal penyiaran sebuah acara dapat mengikuti dua pola. Pertama, berdasarkan dinamika hari, yaitu pagi, siang, sore, malam hari, dan dini hari. Kedua berdasarkan karakteristik acara, jika atraktif umumnya disiarkan pagi hari, jika berirama standar disiarkan siang hari. Serta sore dan malam hari untuk kombinasi materi yang atraktif dan standar. Sedangkan dini hari untuk waktu siaran yang bersifat lamban (slow) (Masduki, 2004: 50).

(41)

Adapun beberapa format acara dalam siaran radio. Berikut beberapa macam format acara yang digunakan untuk penyampaian materi dakwah dalam media radio diantaranya, adalah :

a. Format uraian

Format ini merupakan bentuk penyajian acara yang sederhana, mudah menggarapnya sehingga banyak dikerjakan dan dipakai dalam penyelenggaraan siaran. Format ini merupakan bentuk penyajian secara monolog atau satu arah, dan umumnya menggunakan bahasa formal.

b. Format Feature

Format siaran ini adalah hasil pengadopsian dari media cetak. Dalam dunia penyiaran feature didefinisikan sebagai paket program yang mengangkat satu tema dari berbagai permasalahan (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain) dengan memadukan berbagai format untuk penyajiannya, dimana musik sound effect dan voice merupakan bagian integral yang membentuk kesatuan karya artistik audio.

c. Format Dokumenter

(42)

suatu fakta peristiwa, dimana proses rekonstruksi didasarkan pada bahan-bahan yang telah terdokumentasikan sebelumnya. Adapun hal yang sifatnya baru dalam format dokumenter adalah narasi yang menghubungkan bagian ke bagian dari keseluruhan rangkaian cerita.

d. Format Kuis

Format kuis berbentuk permainan atau kompetisi ringan yang penuh kejutan dan menghibur dengan melibatkan audiens untuk ikut serta didalamnya. Untuk mengikutsertakan audiens disediakan hadiah yang menarik oleh pihak penyelenggara (Darmanto, 1998: 98-99).

e. Format Sandiwara dan Drama

(43)

F. Metode Penelitian

Pada penelitian metode penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat dipahami. Pendekatan kualitatif lebih diarahkan pada latar dan individu secara utuh (Moleong, 2002 : 3). Penulis mengklasifikasi penelitian ini sebagai penelitian kualitatif dikarenakan penelitian ini termasuk penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi.

1. Jenis Penelitian

(44)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di studio Radio Komunitas Saka 107,7 FM yang terletak di Gedung Kuning, Kompleks Pabongan, Halaman Utara Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan dari bulan Mei – September 2016

3. Teknik Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada intinya berpijak dari dua kegiatan utama yaitu melihat dan mendengar. Dua pijakan ini kemudian dapat diterapkan ke dalam beberapa metode pengambilan data yaitu :

a. Wawancara

Esterberg dalam Sugiono mengartikan wawancara merupakan pertemuan dua orang informan dan pewawancara untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.

(45)

pewawancara dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan Interview Guide (panduan wawancara)

Adapun informan dalam penelitian ini merupakan pihak-pihak yang berpengaruh dan memiliki kaitan dengan kasus yang diteliti. Dalam memperoleh data dengan metode wawancara peneliti mengambil informan sebagai berikut :

a. Gatot Supriyanto (Pimpinan Radio Penanggung Jawab Siaran)

Pemilihan informan berikut adalah untuk mengetahui alur dalam radio tersebut melalui program-program yang dibuat radio bersangkutan, yang mana program-program yang disajikan radio tersebut akan mencerminkan kemana arah radio ini.

b. Reza Pahlevi (Pimpinan Produksi)

Informan diambil guna wawancara karena informan ini sangat berkaitan dengan program acara radio tersebut atau pendukung nuansa program yang disuguhkan, jadi akan lebih memperkuat kemana arah radio ini.

c. Pendengar Radio Saka FM

(46)

yang berbeda bahkan memungkinkan untuk menemukan temuan baru dan perkembangan yang akan berguna bagi peneliti dan juga bagi radio itu sendiri.

Melalui wawancara ini, diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi lengkap yang berhubungan dengan apa yang diteliti. Serta, dengan adanya wawancara ini, peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai berbagai hal yang dialami dan dilakukan oleh suatu subjek penelitian atau responden.

Dalam penelitian ini, kriteria informan untuk dijadikan dalam penelitian adalah:

a. Pimpinan Radio Penanggung Jawab Siaran. b. Pimpinan Produksi.

c. Anggota komunitas yang aktif lebih dari 1 tahun.

d. Pendengar yang sering mendengarkan program siaran radio Saka FM dengan intensitas 1 program siaran setiap harinya. b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya dari seseorang (Sugiono, 2009:82).

(47)

siaran berlangsung serta kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh radio komunitas Saka FM, sisipan yang berbentuk softcopy.

Dokumentasi yang diperoleh oleh di Radio Saka FM digunakan untuk melengkapi dan mendukung data penelitian yang sudah diperoleh dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu dengan observasi dan wawancara.

4. Validitas Data

Data yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian juga harus dibuktiin keabsahannya. Validitas data merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang didapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014:117). Dalam menguji kebenaran data digunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi terdiri dari empat macam yaitu (Pawito, 2008:99) :

a. Triangulasi data yaitu upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama.

(48)

c. Triangulasi teori yaitu menunjuk pada penggunaan perspektif teori yang bervariasi dalam mengintepretasi data yang sama.

d. Triangulasi peneliti yaitu dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam suatu tim yang meneliti persoalan yang sama. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi data.

Dari keempat macam triangulasi data tersebut peneliti menggunakan triangulasi data, triangulasi data dapat tercapai dengan jalan :

a. Membandingkan hasil data pengamatan dengan wawancara, peneliti membandingkan sendiri data yang diperoleh dengan hasil wawancara terhadap informan yang sudah ditentukan, apa sesuai atau tidak dengan data pengamatan pribadi.

b. Membandingkan yang dikatakan didepan umum dengan perkataan secara pribadi, ini bisa dilakukan ketika kita mengikuti alur dari informan selalu mengawasi informan setiap perkataannya mengenai objek penelitian.

(49)

dari orang yang dianggap itu informan yang akan membantu penelitian, ini bisa dilakukan bila peneliti tidak kelihatan sedang meneliti sehingga perkataan yang keluar murni seperti obrolan biasa namun peneliti juga mengarahkan pembicaraan agar tidak lepas terlalu jauh dari masalah penelitian.

d. Membandingkan perspektif orang lain dengan pendapat orang yang yang tidak berada dalam lingkup komunitas, peneliti membandingkan sudut pandang tentang objek penelitian dari orang komunitas radio tersebut dengan orang luar komunitas radio, jadi malah akan menjadi pandangan yang tidak subjektif soalnya kalau hanya mengacu pada orang dalam komunitas pasti jawabannya akan lebih banyak subjektifnya jadi orang luar digunakan untuk menemukan pandangan yang lebih objektif.

(50)

5. Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2009:280).

Analisis data pertama-tama adalah mengorganisasikan data, yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengategorikan dari catatan hasil interview, dan yang lainnya.

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sehingga dianalisa dengan teknik atau cara deskriptif, yaitu setelah data terkumpul dari lapangan penelitian, maka selanjutnya adalah data diidentifikasikan, dikategorikan kemudian ditafsirkan dan diambil kesimpulan seperlunya.

6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini yaitu terdiri dari empat bab: bab pertama merupakan bab pendahuluan yang dijadikan sebagai acuan langkah dalam penulisan skripsi ini. Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan metodologi penelitian sebegai landasan awal penulisan melakukan penelitian.

(51)

melalui pengumpulan data yang bersumber pada observasi, wawancara maupun riset data secara komprehensif. Gambaran umum yang dimaksud meliputi: sejarah dan perkembangan Radio Saka FM, visi-misi-tujuan Radio Saka FM, profil Radio Saka FM, format acara, struktur organisasi dan profil mengenai program-program acara Radio Saka FM. Serta penelitian terdahulu mengenai radio komunitas.

Bab ketiga adalah penyajian data dan pembahasan, bab ini berisi tentang analisis peran radio Saka dalam media dakwah di Yogyakarta khusunya di daerah Kauman berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Di sini, peran radio Saka dinilai dari berbagai aspek, dimulai dari aspek isi, aspek pendengar dan aspek penggunaan bahasanya. Dari aspek isi berkaitan dengan berbagai program radio Saka. Aspek pendengar berhubungan dengan karakteristik pendengar radio Saka dan penyesuaian program Saka dengan karakteristik tersebut. Aspek penggunaan istilah meliputi analisis nama Radio Saka dan Mottonya yaitu “ Pancaran Silaturahim Dari Kauman Untuk Semua”.

(52)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Perkembangan Radio Komunitas

Radio komunitas di Indonesia mulai beroperasi sejak tahun 1980.an, yang lebih dikenal sebagai radio ilegal atau radio gelap. Faktor-faktor yang mendasari keberadaan radio komunitas di Indonesia, yaitu semangat para perintis dan pengelola untuk memiliki radio komunitas dan daya imitasi yang kuat dari masyarakat untuk mengembangkan suasana kebebasan berekspresi melalui radio disaat munculnya era reformasi pada tahun 1980. Di tahun 1999-an beberapa LSM mulai mengembangkan kerjasama dalam mengembangkan eksistensi radio komunitas.

Pada tahun 2000 keberadaan radio komunitas mendapat pengakuan dari pemerintah secara formal dengan munculnya rancangan Undang-Undang Penyiaran, yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Penyiaran No 32 tahun 2002 tentang dibentuknya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) baik tingkat maupun provinsi, maka tahun 2003 terbentuklah KPI pusat kemudian tahun 2004 terbentuklah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Nasution, 2012: 48).

(53)

badan hukum Indonesia didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersil dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya, dan radio jenis ini banyak menjamur (Gazali, 2002 : 80). Ironisnya di tengah besarnya harapan banyak orang terhadap radio komunitas yang dianggap mampu memberikan informasi, bahkan sebagai media perlawanan, malah radio komunitas mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan radio komunitas diakibatkan dua faktor, yakni: internal dan eksternal. Faktor internal meliputi keterbatasan kru dan dana, lemahnya paritisipasi warga, dan peralatan yang tidak memadai. Faktor eksternal meliputi aturan yang dikeluarkan negara untuk membatasi gerak-gerik radio komunitas. Pembatasan dana yang bisa diperoleh radio komunitas tercantum dalam UU no 32 tahun 2002 tentang penyiaran pasal 23 ayat 2, disebutkan bahwa lembaga penyiaran komunitas (termasuk radio komunitas) dilarang melakukan siaran iklan dan/ atau siaran komersil lainnya, kecuali iklan layan masyarakat.

(54)

Indonesia. Organisasi yang dideklarasikan pada tanggal 14 Mei 2004 di Jakarta yang bertujuan untuk memajukan anggota (radio komunitas) agar lebih berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang terbuka dan demokratis (Eddyono, 2012 : 7).

(55)

yakni berbasis Masjid, berbasis Ormas Islam, berbasis Pesantren, dan berbasis kampus (Nasution, 2012 : 49)

1. Sejarah dan Perkembangan Radio Saka FM

Radio Saka FM adalah radio komunitas yang berbasis warga kampung Kauman Darussalam. Bermula dari sebuah ide untuk memberi media inspirasi dan aspirasi warga melalui silaturahim lewat udara yang berawal pada tahun 80’an tetapi akhirnya bisa terealisasi 30 tahun kemudian. Radio Saka FM

sudah berfungsi bagi warga Kauman, selain kampung religi, dan juga sebagai kampung budaya baik sebagai media hiburan, informasi, maupun edukasi. Dukungan dari masyarakat maupun pemerintah kelurahan setempat semakin bertambah dikarenakan Radio Saka merupakan radio warga Kauman yang dibangun dan dikembangkan oleh warga.

Sesuai dengan nama dan tempat Saka FM mengudara, radio ini adalah radio komunitas yang didirikan oleh Takmir Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta untuk menghibur dan memberikan informasi serta mensyiarkan dakwah kepada seluruh warga Kauman dan sekitarnya. Radio Saka yang berletak di Gedung Kuning, Kompleks Pabongan, Halaman Utara Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta didirikan dikarenakan susahnya warga untuk mendengarkan program pengajian relay Masjid Gedhe Kauman.

(56)

tidak dapat menjangkau ke seluruh wilayah Kauman. Sehingga warga yang berada di Kauman bagian Utara tidak dapat mendengar pengajian yang diadakan di Masjid Gedhe, sehingga dibuatlah media radio. Oleh karena itu, tujuan utama dibuatnya media radio untuk mensyiarkan agama islam dari Masjid Gedhe Kauman khususnya kepada seluruh warga Kauman dan sekitarnya.

Berdasarkan pada fungsi radio sebagai media penyiaran yang memiliki kedekatan pada masyarakat dan mampu membuat perubahan di masyarakat Kauman, maka Radio Komunitas Saka FM berupaya ikut mengambil bagian proses perubahan masyarakat dengan memberikan berbagai program siaran baik yang bersifat hiburan, ataupun pendidikan dengan tidak mengebaikan pada pemberdayaan masyarakat. Hiburan yang bermuatan informasi yang dikembangkan oleh Radio Komunitas Saka FM dengan menjunjung tinggi kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membangun kebersamaan, dan toleransi.

(57)

Saat ini radio Saka FM memiliki total 40 crew termasuk penyiar serta 43 acara yang dihadirkan setiap minggunya. Radio Saka FM yang memiliki semboyan pancaran silaturahmi dari Kauman untuk semua, secara kelembagaan sudah dilegalkan oleh badan hukum perkumpulan radio komunitas Saka FM Jogja disahkan oleh akte notaris, Izin siaran KPID, di verifikasi oleh BalMon, dan KEMOINFO. Sahabat setia Saka merupakan sebutan pendengar Radio Saka FM yang memiliki segmentasi pendengar warga Kauman dengan segmentasi pendengar 10% anak-anak, 40 % remaja, 40% dewasa, dan 10% dewasa lanjut dalam membuat program acaranya.

Ada beberapa maksud yang mendasari pendirian Radio Komunitas Saka FM, diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi serta hiburan positif dan menarik khususnya kepada masyarakat Kauman dan sekitar Kelurahan Ngupasan, Gondomanan. Selain itu, untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersamaan dan kerukunan di tengah masyarakat yang beragam. Serta ikut menyukseskan program pembangunan pemerintah desa dan kecamatan yang meliputi aspek sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya. Dalam menciptakan kreativitas serta inovasi siaran bagi generasi muda yang memiliki potensi di Kauman Kelurahan Ngupasan, Gondomanan. Serta, memperdayakan pontesi pariwisata, dan budaya lokal Yogyakarta.

(58)

mengembangkan sumber daya manusia berkompetensi media sehingga mampu mengoptimalkannya sebagai sarana pembangunan kesejahteraan masyarakat. Serta mendidik masyarakat yang berbudaya dan melek informasi (sumber: radio Saka FM).

a. Visi dan Misi

(59)

b. Logo Radio Saka FM

Gambar 2.1 Logo Radio Saka FM

Arti logo radio Saka FM a. Atap Masjid

Bahwa Radio Saka FM adalah radio milik masjid Gedhe Kauman

b. Garis-garis diatas melambangkan sinar matahari

Bahwa Saka FM dimaksudkan untuk manghadirkan pencerahan bagi masyarakat

c. Tulisan “Saka FM”

(60)

d. Tulisan “107,7 MHz”

Menunjukkan frekuensi radio

e. Tulisan “Pancaran Silaturahim Warga dari Kauman untuk Semua”

Menunjukkan tagline radio

c. Gambar tata ruang dan peta lokasi studio, gambar tata ruang dan peta lokasi stasiun pemancar

Gambar 2.2

Tata ruang dan Peta Lokasi Studio Radio Saka FM

(61)

d. Struktur Organisasi

Gambar 2.3.

Struktur Organisasi Radio Saka FM

(sumber: Arsip Radio Saka FM)

Station Manager

Sekretaris

Bendahara Kerumahtanggaan

Tehnical

Studio and Transmitter

Inventaris dan Perawatan

Information Technology

Creative Production

Audio Video

Graphic

Humas dan Kerjasama

Iklan dan Traffic

Media Sosial

Off Air

Program Director

Music Director News Departement

Live Report flash news chief announcer pelatihan

(62)

e. Job Description Anggota Komunitas Radio Saka FM Tabel 2.1

Deskripsi Tugas Anggotas Komunitas Radio Saka FM No Struktur

Organisasi

Nama Anggota Deskripsi Tugas

1 Station Manager

Gatot Supriyanto. Memonitoring dan mengevaluasi

2. Sekretaris Sekar Retno L. Menginventaris laporan dan pengarsipan data.

3. Bendahara Hari Agus S. Mengatur arus kas dan membuat laporan keuangan secara berkala.

4. Program Director

Riza Pahlevi. Memastikan berjalannya program

5. Human Resource

Totok Yulianto. Merekrutmen dan seleksi 6. Technical

Director

Bintang Utomo. Memastikan pemenuhan kebutuhan teknis radio

7. Music Director Kevin Ario. Memperbarui kebutuhan musik

8. Production Manager

Afri Dwi P. Memimpin produksi siaran

9. Koordinator Audio

Tri Widodo. Mengatur produksi yang berkaitan dengan audio.

10 Koordinator Video

Nur Rachmawati. Mengatur produksi yang berkaitan dengan video

11. Koordinator Graphic

Ratna Triyani. Mengatur produksi yang berkaitan dengan graphic

12. Koordinator Penyiar

Zukhrofa. Membuat presensi penyiar serta memonitoring dan mengevaluasi penyiar

13. Koordinator Pelatihan

Amore. Memberikan up grading

kepada penyiar dan pengelola radio

(63)

Sarana sarana yang ada. Maintenance

Putri Melody Mendapatkan sponsor untuk program maupun radio dan menjadi administrasi siaran untuk kebutuhan iklan.

Aji Prasetyo Menguatkan komunitas, dan melakukan riset pendengar 18. Koordinator

News

Nadiyas. Menyiapakan kebutuhan berita dan reporter

19. Koordinator Live Report

Nana Yuliana. Menyiapkan kebutuhan berita dan reporter mengenai berita yang sedang terjadi.

20. Koordinator Flash News

Nika Agus S. Menyiapkan kebutuhan berita dan reporter mengenai materi berita soft news.

21. Studio dan Transmitter

Muchilas Mengatur tempat untuk produksi dan antena pemancar 22 Information

Technology

Ridwan Wicaksono Memastikan dan mengontrol mengenai teknologi informasi.

(64)

f. Jadwal Program Siaran

Penyiar yang ada di radio Saka FM memiliki jadwal siaran tertentu. Jadwal program siaran yang ada di radio Saka FM terurai dalam tabel berikut :

Tabel 2.2

Program Acara Radio Saka FM

Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu

Silatara Silatara Silatara Silatara Silatara Movie

Shot (sumber: Radio Saka FM, tahun 2016) Program-program siaran yang ada di radio komunitas Saka FM.

1) Tahu Isi

Program acara ini disiarkan setiap hari senin –jum’at dari pukul 12.00 – 14.00 WIB. Acara ini dikemas yang berisi berita dan hiburan untuk

(65)

Indonesia yang baru dari 2 tahun terakhir. Konten dalam acara ini berisi berita hard news dan soft news.

2) Silatara

Acara Silatara merupakan kepanjangan dari silaturahmi lewat udara. Target pendengar dalam acara ini kategori remaja yang berusia 15 - 25 tahun. Program Silatara disiarkan setiap hari senin – jum’at dari pukul 14.00 – 16.00 WIB. Musik-musik yang disiarkan termasuk lagu-lagu dari internasional yang paling baru dari dua tahun terakhir. Konten dalam acara ini lebih banyak membahas tentang tips-tips kesehatan dan tema tema yang sedang diperbincangkan.

3) Sapa Senja

Acara sapa senja merupakan acara yang segmentasinya dari remaja hingga dewasa lanjut dari usia 15 – 25 tahun. Program ini disiaran setiap hari senin – kamis dari pukul 16.00 – 18.00 WIB. Musik musik yang disiarkan musik Indonesia yang paling baru dari 10 tahun terakhir. Selain itu, konten dalam acara ini membahas cerita inspirasi dan hard news.

4) Kajian Maghrib

(66)

5) Dunia Islam

Acara dunia Islam merupakan konten acara yang berisi tentang agama Islam yang mempunyai segmentasi pendengarnya dari dewasa muda hingga dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas. Program acara ini disiarkan setiap hari senin – jum’at pukul 19.00 – 21.00 WIB. Serta musik musik yang disiarkan berisi musik musik religi.

6) Melancong Wengi

Acara melancong wengi merupakan acara musik keroncong yang bersegmentasi dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas. Program acara ini disiarkan setiap hari senin pukul 21.00 – 24.00 WIB.

7) Beat Nite

Acara Bite Nite merupakan acara yang disiarkan setiap hari selasa pukul 21.00 – 24.00 WIB, dengan segmentasi pendengarnya dari dewasa muda sampai dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas. Konten dalam acara ini membahas tentang Beatles dan musik yang disiarkan lagu lagu beatles.

8) Tetap Berkawan

(67)

9) Kolam Susu

Acara kolam susu merupakan musik spesial yang memutarkan lagu-lagu dari Koes Plus dan membahas seputaran tentang Koes Plus. Program ini yang disiarkan setiap hari kamis dari pukul 21.00 – 24.00 WIB. Dengan segmentasi pendengar dalam acara ini dari dewasa muda hingga dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas.

10)Si Hawa

Si Hawa merupakan kepanjangan dari isi hati wanita. Konten dalam acara ini lebih membahas seputar tentang wanita. Program Si Hawa yang disiarkan setiap hari jum’at pukul 16.00 – 18.00 WIB. Selain itu

musik yang disiarkan merupakan lagu-lagu dari penyanyi wanita. Segmentasi pendengar dalam acara ini adalah remaja yang berusia dari 15 – 25 tahun keatas.

11)Teh Manis

Acara Teh Manis di radio Saka FM lebih banyak memutarkan tembang tembang kenangan. Program ini yang disiarkan setiap hari jum’at dari

pukul 21.00 – 24.00 WIB. Selain itu musik-musik yang disiarkan lagu-lagu tahun 90.an. Dengan segmentasi pendengar dari dewasa muda hingga dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas.

12)Saturday Morning

(68)

Dalam program ini disiarkan setiap hari sabtu dari pukul 06.00 – 12.00 WIB.

13)TTM

Acara TTM merupakan kepanjangan dari tangga lagu terbaik minggu ini. Untuk hari sabtu tangga lagu dari musik Indonesia, akan tetapi untuk hari minggu tangga lagu dari musik musik Internasional dari pukul 12.00 – 14.00 WIB. Dengan segmentasi pendengarnya adalah remaja dengan usia dari 15 – 25

tahun. 14)Movie Shot

Acara Movie Shot merupakan acara yang berisi tentang informasi informasi film-film terbaru. Dalam acara ini menariknya terdapat kuis dengan hadiah hadiah menarik bagi pemenang yang beruntung. Musik musik yang disiarkan berasal dari original soundtrack film. Program acara ini disiarkan setiap hari sabtu dari pukul 14.00 – 16.00 WIB. Dengan segmentasi pendengar adalah remaja dengan usia dari 15 – 25 tahun.

15)Posting

(69)

Selain itu lagu lagu yang disiarkan lagu lagu Indonesia dan Internasional.

16)Secang Hangat

Acara secang hangat di radio Saka FM merupakan acara yang lebih banyak mendiskusikan isu isu terkini dengan segmentasi pendengar dari remaja hingga dewasa muda yang berusia 15 – 25 tahun. Program secang hangat merupakan program yang disiarkan setiap hari sabtu dan minggu dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Selain itu musik yang disiarkan merupakan lagu lagu Indonesia dan internasional.

17)Jazz Mami

Acara Jazz Mami meupakan kepanjangan dari jazz malam minggu yang disiarkan setiap hari sabtu dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Dengan segmentasi pendengar dari remaja hingga dewasa muda yang berusia 15 – 25 tahun. Dengan lebih banyak membahas berita seputaran tentang jazz. Kemudian lagu-lagu yang disiarkan lagu jazz dari Indonesia maupun internasional

18)Ulala- Ulili

Acara ulala-ulili di radio Saka FM merupakan acara yang membahas tentang anak-anak dengan lagu-lagu yang disiarkan adalah lagu anak. Dengan segmentasi pendengar anak-anak dari usia 5 – 15 tahun. Program ini disiarkan setiap hari minggu dari pukul 14.00 – 16.00 WIB.

(70)

19)Ngeteh Sore

Ngeteh sore merupakan kepanjang dari ngobrolin tentang kehidupan. Acara ngeteh sore merupakan acara yang lebih banyak membahas tentang kehidupan sehari-hari dengan segmentasi pendengar adalah remaja yang berusia 15 – 25 tahun. Serta lagu lagu yang diputarkan lagu lagu Indonesia. Program acara ini disiarkan setiap hari minggu dari pukul 16.00 – 18.00 WIB.

20)Slowrock

(71)

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Strategi Penyiaran Radio Komunitas Dalam Memperoleh Pendengar Radio Srimartani FM Kelurahan Srimartani Kecamatan Piyungan yang ditulis oleh Anwarudin

Hasil pada penelitian terdahulu membahas mengenai radio komunitas Srimartani FM yang berada di kelurahan Srimartani kecamatan Piyungan. Pendirian radio dikarenakan permasalahan-permasalahan dari warga Srimartani karena kurangnya komunikasi antara pihak Pemerintah desa dengan warga Srimartani. Dalam penelitian ini lebih membahas bagaimana strategi penyiaran radio komunitas dalam memperoleh pendengar, bahwa strategi yang diterapkan dalam program bukanlah strategi yang asal-asalan melainkan menggunakan teori Susan Tyler Eastman. Radio komunitas Srimartani FM merupakan sebagai media radio yang menghibur bagi warganya (sumber: Skripsi Anwarudin, tahun 2010).

2. Penelitian kedua dari Universitas Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dengan judul Strategi Radio Komunitas Islam Dalam Memperoleh Simpati Pendengar Radio Dais 107,9 FM, yang ditulis oleh Alif Wiji Prahara

(72)

menunjang syiar Islam. Radio yang bertujuan mensyiarkan dakwah Islam, di tengah banyaknya tayangan-tayangan televisi yang mulai banyak kemadharatannya, dan selalu menjadi terdepan dalam menyampaikan nada dan dakwah kepada umat Islam. Dalam penelitian ini lebih fokus pada pembahasan mengenai strategi penyiaran yang digunakan radio Dais 107,9 FM dalam memperoleh simpati pendengar (sumber: Skripsi Alif Wiji Prahara, 2011).

3. Penelitian terakhir dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul Radio Komunitas Sebagai Radio Dakwah Radio Bani Adam FM di Boyolali yang ditulis oleh Faris Affandi

(73)

komunikasi dengan menggunakan komunikasi dakwah melalui media radio bagi masyarakat (skripsi: Faris Affandi, 2014).

Dari ketiga penelitan tersebut, persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini obyek penelitiannya dilaksanakan di radio-radio komunitas dengan fokus berbeda-beda. Dari penelitian yang ditulis oleh Anwarudin, penulis ingin melihat bagaimana strategi penyiaran radio komunitas Srimartani FM dalam memperoleh pendengar, bahwa radio komunitas Srimartani menerapkan strategi dalam program dengan menggunakan teori Susan Tyler Eastman dalam menjadi media radio yang menghibur bagi warganya, dengan penelitian ini sama sama menjadi media radio bagi warganya tetapi dalam penelitian radio Saka FM menjadi media dakwah bagi warganya.

Dari penelitian kedua yang ditulis oleh Alif Wiji Prahara memiliki persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Alif Wiji Prahara sama sama radio komunitas Islam yang diteliti dan memiliki visi yang sama dengan penelitian ini yaitu radio yang bertujuan mensyiarkan dakwah Islam. Akan tetapi penelitian Alif Wiji Prahara lebih melihat mengenai strategi penyiaran yang dilakukan radio Dais 107,9 FM dalam memperoleh simpati pendengar, bukan sebagai media dakwah.

(74)
(75)

BAB III

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. SAJIAN DATA

1. Perencanaan Format Siaran Radio Saka FM

Sebuah perencanaan sangat penting dalam memulai sesuatu dan menyampaikan radio sebagai media dakwah kepada para pendengar dalam hal ini adalah radio Saka FM. Kegiatan radio Saka FM dirancang sedemikian rupa dan terorganisir dengan baik. Kegiatan-kegiatannya meliputi kegiatan terencana dan tidak terencana. Semua program kegiatan itu diarahkan kepada masyarakat serta untuk membantu kegiatan yang ada di masjid Gedhe Kauman. Selain itu juga semua kegiatan ditujukan untuk memberikan pengetahuan Islam khususnya bagi kampung Kauman Yogyakarta karena radio Saka sendiri adalah radio komunitas agama.

(76)

Radio Saka FM Jogja menunjukkan bahwa radio ini adalah radio yang menjadi media dakwah melalui program-program siaran yang berisi edukasi dan hiburan kepada warga Kauman dengan memberikan hiburan dan informasi-informasi yang bermanfaat. Menjaga kedekatan dengan para pendengar dengan menyapa melalui program-program di radio Saka FM baik on-air maupun off-air yang diadakan.

Dalam membuat sebuah format siaran radio melakukan perencanaan dan tahap-tahap yang harus dilakukan dan direncanakan agar apa yang diinginkan bisa tercapai sesuai dengan keinginan para pendengar dan dapat menjadi media dakwah bagi masyarakatnya.

(77)

Tabel 3.1

Perencaan Program Siaran Radio Saka FM Per-tiga Bulan JADWAL SIAR SAKA FM JOGJA

Jam Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu

(78)

21.30 Plus

(sumber: Dokumen resmi jadwal siaran Radio Saka FM 2016)

Dalam tabel 3.1 menjelaskan bahwa program-program siaran yang ditabel tersebut merupakan perencanaan program siaran per tiga bulan. Di radio Saka FM sendiri, bahwa program-program yang sudah direncanakan tersebut merupakan program siaran percobaan selama tiga bulan. Setelah tiga bulan, akan dilihat apakah program-program yang sudah disiarkan selama tiga bulan sudah bagus dan dapat diterima programnya oleh pendengar, dan bagaimana respon pendengar. Jadi bisa saja ada perubahan program, dalam satu program masa siarannya selama tiga bulan, kemudian jika masih bagus akan dilanjutkan programnya, jika tidak akan diganti dengan program yang baru. Adapun tahap tahap dalam pembuatan program siaran yang dilakukan oleh radio Saka FM berikut adalah tahapannya :

a. Menentukan Segmentasi Pendengar

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1  Logo Radio Saka FM
Gambar 2.2 Tata ruang dan Peta Lokasi Studio Radio Saka FM
Gambar 2.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rapma FM salah satu radio komunitas kampus yang ada di Surakarta yang berada dalam naungan Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai menunjukan perannya sebagai

mengumpulkan data yang mengungkapkan motivasi dari penyiar Radio komunitas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan acara Mata Hati di radio Q FM terhadap persepsi tentang dakwah melalui radio pada mahasiswa Fakultas Dakwah UIN

Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya saya dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Strategi Program Acara Radio Komunitas Angkringan FM Warga Desa Timbuharjo Kec.Sewon

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Peran Radio SAMA FM dalam Dakwah di Masyarakat (Studi Kasus Program Siaran Radio SAMA FM di Perumahan Jatisari

Wawancara terkait pembahasan konvergensi media di Radio Geronimo FM dan Radio Swaragama FM dilakukan oleh dua informan yaitu Rino Gatot Sulistyanto selaku General Manager

musik latar dan diedit sedemikian rupa sehingga terdengar bagus dan enak terdengar. Selain itu sebagai media dakwah, radio MBS juga mengundang narasumber-narasumber dari

Aktivitas Dakwah Islamiyah dapat dilakukan dengan metode dan media apapun, termasuk juga dengan berdakwah melalui radio. Radio SQ 104.3 FM merupakan radio dakwah yang ada di wilayah