• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalah yang telah dirumuskan oleh peneliti di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui isi pesan dakwah pada program Kopiah;

2. Untuk mengetahui isi pesan dakwah yang dominan pada program Kopiah. b. Kegunaan Penelitian

1. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan, dapat memberikan tambahan referensi dan perbadingan bagi studi-studi selanjutnya. Dengan demikian akan menambah sejumlah studi mengenai penggunaan media massa radio dalam penambahan wawasan dan penerapan strategi dakwah. Sehingga kemajuan teknologi komunikasi massa dalam bidang radio dapat menopang kebutuhan masyarakat Bekasi dalam memperoleh ilmu pengetahuan agama.

2. Segi Praktis

Penelitian ini diharapakan akan menjadi masukan berupa ide/gagasan bagi pihak pengelola Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas radio dalam menyiarkan program dakwah. Sebagai tambahan wawasan bagi para praktisi maupun aktivis dakwah pada umumnya dalam mengemas nilai-nilai Islam menjadi informasi yang menarik, serta memanfaatkan media radio sebagai media dakwah yang efektif dan efisien dalam menyiarkan pengetahuan tentang Islam.

4. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode content analysis atau analisis isi Harold D. Laswell. Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam mengkaji pesan-pesan dalam suatu media berdasarkan metode deskriptif dengan

menggambarkan secara jelas apa adanya.8 Menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih9. Penelitian ini bermaksud menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan pendekatan yang sering digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam lingkup komunikasi untuk mendapatkan data secara objektif dan akurat.

Penelitian ini agar menjadi lebih relevan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka peneliti menggunakan tiga orang juri dalam menganalisis isi pesan yaitu :

1. Drs. Lukman Efendi, ketua DKM Masjid Jami’ Ash-Shahabah dan aktifis dakwah di Bekasi;

2. Ust. Amir Syah, pendengar setia program Kopiah di Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi serta pengisi ta’lim di lingkungan mustika karang satria Bekasi;

3. Apriyanti Widiansyah, S.S. Aktifis Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena dinilai memahami materi-materi ajaran Islam dan konsen di bidang pendidikan agama Islam.

a. Wawancara

Peneliti melakukan teknik wawancara bebas terpimpin. Yaitu peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan yang kemudian dijawab dengan bebas dan terbuka secara tatap muka langsung dengan Produser Materi program Kopiah dan narasumbernya. Wawancara ini dilakukan dengan kebutuhan untuk memperoleh informasi mengenai isi

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rhineka Cipta, 1998), hal.10.

9

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. Ke-3. hal. 230-231

pesan dakwah melalui program Kopiah, sehingga data yang diperoleh menjadi lebih akurat terkait dengan penelitian ini.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi tidak langsung yakni dengan mendengarkan program Kopiah setiap harinya dengan menggunakan tape radio, yang kemudian direkam dan dijadikan ke dalam bentuk transkip data siaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam menganalisisnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel10 dengan melakukan Teknik pengumpulan data dan menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan serta memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti mendatangi langsung radio Elgangga 100.3 FM untuk memperoleh dokumen-dokumen yang terkait dengan radio Elgangga 100.3 FM Bekasi.

3) Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan materi siaran dalam bentuk rekaman yang telah ditentukan sebagai sampling penelitian, dan kemudian rekaman tersebut dijadikan dalam bentuk transkip data. Peneliti menggunakan codding sheet atau lembar koding yang berupa tabel daftar cek yang berisikan kategori-kategori subjek yang diukur11 dalam mengolah data. Dan kemudian unit analisis yang digunakan adalah isi pesan dakwah dalam rekaman siaran Kopiah edisi 1-31 Desember 2009 sebanyak 31 tema yang disampaikan oleh narasumbernya.

Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari isi pesan dakwah pada program Kopiah, maka peneliti membuat kategori-kategori pesan dakwah sesuai dengan

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 206. 11

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006), Cet. Ke-1. hal. 75.

masing-masing kategori yakni Aqidah, Syari’ah dan Akhlak dalam bentuk tabel kategorisasi berikut :

Tabel I

Kategorisasi Isi Pesan

Adapun kategori pesan dakwah menurut Endang Saifuddin Anshari terbagai dalam tiga kategori pesan yakni:

a. Akidah, yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada

qhada dan qadar;

b. Syari’ah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharoh, shalat, shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonun al khas/hukum perdata dan al-qonun al-‘am/hukum publik);

c. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khalik dan makhluq (Tuhan dan manusia).12 Setelah membuat tabel kategorisasi di atas, selanjutnya peneliti menggunakan rumus Holsti (1969) yang menjadi acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai kaputusan antar juri sebagai berikut :

12

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi (Jakarta:Kencana, 2009), Cet. Ke-2. hal. 332.

No Kategorisasi

1. Aqidah

2. Syari’ah

! " # ! $ $ % # ! % ! & " # ! $ $ ! # % ! ' () ! % ! ( * () ! % ! ! " # " ! ) *! ! ! % ! + ! ! ! ! ! ! # *' ! ,,- # ! ! & ! & ! & ! ! ! . ! $ % $ / !

Selanjutnya teknik penulisan dalam penelitiannya ini mengacu pada pedoman penelitian skripsi, tesis, dan disertasi yang berlaku di UIN Jakarta, kampus lainnya dan yang sejenisnya.15

5. Tinjauan Pustaka

13

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006), Cet. Ke-1. hal. 76-77

14

Bambang Setiawan, dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2004), Edisi I, Cet. Ke-2. hal. 9.14.

15

Judul yang digunakan dalam skripsi ini memiliki keterkaitan dengan skripsi yang ditulis oleh Halimatussa’diyah yang berjudul “Respon Pendengar Radio Elgangga Terhadap Siaran Dakwah Islam Di Radio Elgangga” di mana skripsi tersebut mengangkat tentang respon masyarakat Bekasi terhadap siaran-siaran dakwah di Elgangga secara umum. Sedangkan peneliti mengambil judul “Pesan Dakwah Pada Program Kopiah di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi” di mana peneliti mengangkat satu objek yang berbeda yakni dengan memaparkan pesan-pesan dakwah pada program Kopiah yang disampaikan oleh narasumbernya.

Peneliti juga melihat kepada judul skripsi-skripsi lainnya yang mencoba menganalisis isi pesan dakwah, seperti skripsi yang ditulis Yuliah Qotrun Nida yang berjudul “Isi Pesan Dakwah Melalui Program Cahaya Pagi Radio Pertanian Ciawi 95,3 FM Bogor” yang di dalamnya menjelaskan isi siaran dakwah mengenai pertanian yang notabene di khususkan bagi masyarakat sekitar Bogor yang bermata pencaharian bertani, dan yang kedua berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Program Siaran Keagamaan Spiritual Sharing di Radio Ramako 105,8 FM yang ditulis oleh Ulfa Ulufia pada tahun 2008. Maka dari kedua skripsi di atas, peneliti berkeyakinan bahwa objek yang berbeda maka akan menghasilkan analisa hasil penelitian yang berbeda pula.

6. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan oleh peneliti dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang mengikuti pokok masalah yang akan dibahas oleh peneliti. Adapun sistematika penelitiannya sebagai berikut:

Bab Satu : pendahuluan yang di dalamnya terkandung latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, tiunjauan pustaka serta sistematika penulisan.

Bab Dua : Tinjauan Teoritis yang di dalamnya melingkupi kajian Dakwah seperti pengertian dakwah, pesan dakwah, kategori pesan dakwah, serta media dakwah, yang meliputi pengertian media dakwah, radio sebagai media dakwah.

Bab Tiga : Gambaran Umum Tentang Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi yang di dalamnya terkandung selayang pandang tentang Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi 11,88 AM Bekasi, visi dan misi Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi serta struktur organisasi radio Elgangga 100.3 FM Bekasi.

Bab Empat : Temuan dan Analisa data lapangan mengenai Isi Pesan dakwah Pada Program KOPIAH edisi bulan 1-31 Desember 2009 di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi, serta melihat pada pesan yang dominan pada program Kopiah.

Bab Lima : Penutup yang mengandung kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DAKWAH

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi adalah suatu istilah yang memiliki pengertian secara khusus. Dakwah berasal dari bahasa Arab, yang bermakna ”panggilan, ajakan atau

seruan”. Kemudian secara terminologi, dakwah menurut pandangan beberapa ilmuan memiliki pengertian sebagai berikut:

Dakwah menurut Syeikh Ali Makhfudz (1952) adalah dorongan bagi manusia agar

berbuat kebaikan guna mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat;

Dakwah menurut Muhammad Nasir (1971) adalah usaha menyerukan dan

menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar;

Dakwah menurut Sudirman (1979) adalah merealisasikan ajaran Islam dalam hidup

untuk memperoleh keridhoan Allah SWT;

Dakwah menurut Thoha Yahya Umar adalah berupa ajakan bagi manusia dengan

cara bijaksana untuk kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat;

Dakwah menurut Barmawie Umary adalah penyebaran Agama Islam secara luas

dan massal yang berupa ajakan untuk memperoleh sa’adah di masa sekarang dan yang akan datang.16

Untuk itu, dakwah merupakan serangkaian kegiatan penyampaian pesan mengenai ajaran-ajaran yang diperintahkan Allah SWT untuk kemashlahatan umat, dengan cara menyeru, mengajarkan, dan merealialisasikan syariat-syariat Islam sesuai dengan petunjuk

16

Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), Cet. Ke-1. hal. 33-35.

Al-Qur’an dan Hadist demi mencapai jalan yang lebih baik yakni kebahagian dunia dan akhirat.

Dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi Islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Untuk itu dakwah harus dikemas dengan cara yang menarik dan tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Di mana aktual berarti dapat memecahkan masalah-masalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat. Faktual berarti konkret dan nyata, sedangkan kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.17

Dakwah merupakan kekuatan moral yang mampu menggerakan perubahan sosial serta menawarkan suatu alternatif dalam membangun dinamika masa depan umat. Dengan menempuh cara dan strategi yang lentur, kreatif, dan bijak. Untuk itu dakwah dilakukan dalam suatu setting masyarakat yang beragam, baik dalam corak maupun keadaanya, serta dengan segala problematikanya.

Dakwah pada dasarnya adalah alat untuk memenuhi perintah Allah SWT. Demikian Tarmizi Taher yang juga sependapat dengan Ismail Ragi Al-Faruqi,18 mengatakan bahwa dakwah meliputi tugas mengajarkan kebenaran kepada mereka yang mengabaikan kebenaran, menyampaikan kabar baik tentang rahmat duniawi dan surga ukhrawi, dan memperingatkan tentang siksaan hari akhirat. 19

Tarmizi Taher menambahkan bahwa pengertian dakwah yang lebih luas yaitu: 1. Dakwah dalam upaya untuk mengajak umat manusia agar memeluk dan

mengamalkan ajaran ke dalam kehidupan sehari-hari;

17

M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2006), Cet. Ke-2. hal. ix. 18

Adalah pelopor hubungan Muslim-Kristen, perintis dalam pengembangan studi Islam di Amerika dan dialog antar agama secara internasional serta aktivis yang berjuang mentransformasikan komunitas Islam di dalam dan di luar negeri. Lihat John L.Esposito; John O. Voll, Tokoh-Kunci Gerakan Islam Kontemporer,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-1, hal. 22. 19

2. Dakwah juga bisa bearti penyebarluasan rahmat Allah SWT, sesuai misi Islam sebagai agama rahmatan li al alamin kepada sesama manusia, bahkan kepada sesama makhluk seluruh alam;

3. Dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak Islami menuju suatu kehidupan yang Islami. Dan proses ini diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif ke arah yang lebih Islami; 4. Dakwah itu bukanlah dari mulut ke telinga, akan tetapi dakwah itu dari hati ke hati; 5. Dakwah haruslah dilakukan secara moderat20 dan diturunkan pada konteks.21 Sehingga diharapkan dakwah secara moderat dan kontekstual bisa menjadi sebuah alternatif solusi terhadap berbagai problematika dakwah dan tantangan kehidupan yang semakin bertumpuk-tumpuk ini.22

Untuk itu, titik tuju dakwah adalah memberi pengertian kepada umat Islam agar mengambil segala ajaran Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai pedoman jalan hidupnya. Al-Qur’an menampilkan ajaran akidah (iman) syari’at (amal shaleh) dan akhlak dalam berbagai bentuk dan bermacam cara.23

Dengan demikian, dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan pada perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih dan memerlukan adaptasi yang cukup lama terhadap kemajuan itu. Berbagai macam media akhirnya banyak digunakan para da’i dalam mensyiarkan dakwahnya. Kini media massa pun menjadi pilihan yang ditepat bagi kemajuan syiar Islam.

20

Islam Modernis adalah paham ke-Islaman yang didukung oleh sikap yang rasional, ilmiah serta sejalan dengan hukum-hukum tuhan baik yang sesuai dengan Al-Qur’an maupun dalam alam raya berupa sunatullah, atau Islam yang dalam pemikirannya dinamis, progressif dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Lihat Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-1, h. 157-158

21

Keadaan dan situasi di mana suatu kalimat atau perkataan itu dikatakan. Sedangkan Islam Kontekstual adalah Islam yang dalam penjabarannya senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi di mana Islam itu dikembangkan. Abudin Nata, Peta Keberagaman Pemikiran Islam Di Indonesia, h. 20.

22

Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal. 215. 23

Untuk itu, dakwah saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara-cara tradisional saja melainkan dibutuhkan kemampuan penyampaian pesan agama dengan inovasi baru yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang semakin beragam, dinamis dan kritis terhadap pesan yang diterimanya. Di sinilah peran da’I dituntut untuk konsen dan mampu menyampaikan materi dengan baik, sehingga dakwah Islam dapat lebih berkembang dan maju seiring dengan kemajuan zaman.

Karena dakwah pada hakikatnya merupakan upaya yang menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, di mana menyeru seseorang kepada ajaran Islam adalah kewajiban setiap manusia yang diberikan kemampuan oleh Allah SWT dalam mensyiarkan Islam, dalam hal ini da’i memperoleh amanat yang besar yang harus dijalaninya.

2. Pesan Dakwah

Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Dan pesan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam proses komunikasi. Agar pesan dapat diterima dengan baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.24 Dalam hal ini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat berpengaruh pada penerimaan isi pesan-pesan yang disampaikan oleh pada da’i.

Sedangkan Dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk merubah suatu keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran Islam.25 Untuk itu, pesan dakwah adalah upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan orang lain

24

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), Cet. Ke-1. hal. 8

25

kepada dengan lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan untuk beriman kepada Allah SWT.

Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan tersebut.26 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain.27

Menurut H. A. W. Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator,28 sedangkan lain halnya dengan Onong Ucahyana Effendi mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.29

Dengan demikian pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan oleh da’i kepada

mad’u dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syari’ah, dan akhlaq,

sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mustami’i

(pendengar). Pesan dakwah harus disampaikan dengan ke-Ilmuan yang cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka makna yang disampaikan akan memiliki berbeda makna, atau pergeseran makna. Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut berkelanjutan menjadi sesuatu yang dianggap benar.

Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi yang bersumber dari Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya :

! "#$%

&'$%

! "#

26

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987), Cet. Ke-1. hal. 43. 27

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hal- 761.

28

H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2. hal. 32. 29

Onong Ucahyana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1994), Cet. Ke-8. hal. 18.

() %*

+',-.

/0"123$%

,4

5 678

9:;<

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. (Q.S. Al-Ahzab : 39).

Kandungan dari ayat di atas, yakni orang-orang yang menyampaikan risalah kepada umat mereka masing-masing sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka baik yang berkaitan dengan pernikahan atau selainnya, berat maupun ringan dan mereka hanya takut kepada Allah SWT, sebab cukuplah Allah SWT sebagai pemberi balasan dan ganjaran yang sesuai.30

Untuk itu, agar pesan dakwah yang disampaikan da’i kepada mad’u dapat diterima, maka menurut Wilbur Schramm memiliki beberapa kriteria pesan di antaranya:

= Pesan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian

mad’u;

= Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi mad’u, sekaligus menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu;

= Pesan hendaknya dapat menawarkan suatu jalan yang relevan dengan situasi di mana kelompok mad’u itu berada.31

Untuk itu pesan dakwah yang disampaikan da’i pada mad’u pada dasarnya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama32 yang meliputi akidah, syari’at dan akhlak. Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah, syari’at, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

30

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Volume, 11. Hal. 283.

31

M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, (Jakarta: LF. Putra, 2004) .hal. 27. 32

Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u

haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Karena dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri.

3. Kategorisasi Pesan Dakwah

Kategori pesan dakwah menurut Endang Saifuddin Anshari terbagai dalam tiga kategori pesan yakni:

c. Akidah, yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada

qhada dan qadar;

d. Syari’ah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharoh, shalat, shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonun al khas/hukum perdata dan al-qonun al-‘am/hukum publik);

c. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khalik dan makhluq (Tuhan dan manusia).33 Di dalam surat Al-Fatihah, terdapat tiga tema pokok pesan dakwah yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Atau Iman, Islam, dan Ihsan. Iman adalah akidah, Islam merupakan

33

syari’ah, dan ihsan adalah akhlak. Dan terhadap ketiga pokok tersebut, ada beberapa ulama berpendapat antara lain:

1. Ketiga komponen ini diletakkan secara hirarkhis. Artinya, pertama kali seseorang harus memperteguh akidah, lalu menjalankan syari’ah yang kemudian disempurnakan oleh akhlak. Pada posisi puncak inilah maksud diutus Rasulullah SAW., yakni menyempurnakan akhlak. Dengan adanya asumsi ini maka untuk mengarahkan orang lain menjadi lebih baik. Da’i harus kuat imannya terlebih dahulu. Jika imannya telah teguh, barulah ia mengajarkan cara-cara menjalankan agama. Jika ia dapat menjalankannya dengan benar, maka da’i berusaha membersihkan hatinya. Dengan hati yang bersih maka ia akan merasa hidupnya selalu dipantau oleh Allah SWT.,sehingga berakhlak mulia dan menjauhi hal-hal bersifat maksiat;

2. Ketiganya diletakkan secara sejajar. Maksudnya akidah yang bertempat di akal, syariat dijalankan anggota tubuh, dna akhlak berada di hati. Da’i mengajarkan bahwa menjalankan sholat harus dengan pikiran yang yakin, mematuhi syarat dan rukunnya, serta hati yang ikhlas. Banyak umat Islam yang menjalankan agamanya, dengan keimanan yang tipis serta hati yang kurang bersih, sehingga tidak

Dokumen terkait