• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis isi pesan dakwah pada program suara rohani di radio suara edukasi 1440 AM-Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis isi pesan dakwah pada program suara rohani di radio suara edukasi 1440 AM-Ciputat"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 Am – Ciputat

Dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih. Kini, dakwah juga dapat dilakukan dengan menggunakan radio. Hal ini didukung oleh Departemen Pendidikan Nasional, Radio Suara Edukasi yang berada dibawah birokrasi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) memfasilitasi pendidikan anak dengan pendidikan formal juga berusaha membangun moralitas anak dengan pendidikan keagamaan. Guna memproteksi dan memfilterasi pengaruh-pengaruh dari luar yang tidak baik kepada anak serta membentengi spiritualisme atau keagamaan kepadanya, maka diperlukan adanya sebuah usaha. Salah satu usaha yang sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani. Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa

mencoba melakukan sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Suara Rohani”.

Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian di Radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat dan mengkhususkan pada

program “Suara Edukasi” edisi Oktober-Desember 2010 dengan merumuskan dua pertanyaan yakni, apa isi pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara

Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM? Dan kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM?

Untuk mendapatkan data dan hasil yang maksimal, dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa adanya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan kategorisasi, melakukan observasi, wanwancara dan analisis data.

Dan selanjutnya peneliti Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.

(2)

ii

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasih-Nya, serta dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang mulia, yang baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan umatnya di Dunia dan di Akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad ibn Abdillah ibn Abdul Muthallib.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, baik itu berupa sifat malas, dan lalai dan. Sungguh sebuah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, walau mungkin masih banyak kekurangan. Semua ini dapat terwujud karena banyaknya dukungan serta motivasi kepada penulis.

(3)

iii rasa terima kasih peneliti ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A., selaku Pudek I, bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A., selaku Pudek II dan bapak Drs. Study Rizal LK, M.A., selaku Pudek III.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi bapak Drs. Jumroni. M.Si., dan Kepada Sekertaris Jurusan Ibu Umi Musyarrofah. M.A.

3. Bapak. Drs. Wahidin Saputra, M.A., sebagai pembimbing skripsi yang selalu setia dan sabar membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama dalam masa perkuliahan.

5. Bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan dalam mengerjakan skripsi ini.

6. Ibu Drs. Hj. Siti Djulaeha selaku Kepala Studio Radio Suara Edukasi dan

(4)

iv

membantu memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.

8. Hari Haryanto beserta keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti serta selalu mewarnai keceriaan hari-hari penulis. 9. Keluarga Besar KPI D angkatan 2007 dan umumnya KPI angkatan 2007,

serta kakak-kakak senior teman sepermainan yang sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi peneliti.

10. Keluarga Besar KKN Cicangkang Hilir – Cipongkor - Bandung tahun 2010. Semoga tali silaturahmi ini tidak pernah putus.

11. Semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya peneliti hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat peneliti berikan, semoga Allah yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.

Amiin ya Rabbal ‘Alamin.

(5)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Kerangka Konsep ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Radio Sebagai Media Dakwah ... 18

B. Pesan Dakwah dalam Tiga Dimensi Komunikasi ... 21

1. Tingkat Komunikasi ... 22

a. Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah ... 22

b. Komunikasi Antarpribadi dalam Dakwah Fardiyah .... 24

c. Komunikasi Antarkelompok dalam Dakwah Halaqoh 25 d. Komunikasi Massa dalam Dakwah Ramzi ... 25

e. Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional ... 26

f. Komunikasi Politik Lokal dan Nasional ... 27

g. Komunikasi Internasional ... 28

2. Konteks Komunikasi ... 29

a. Perdagangan ... 29

b. Pendidikan ... 29

(6)

vi

b. Non Media (Langsung dan Tidak Langsung) ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO SUARA EDUKASI 1440 AM CIPUTAT A. Sekilas Tentang Kelahiran dan Perkembangan Radio Suara Edukasi ... 33

B. Visi dan Misi Radio Suara Edukasi ... 37

C. Format Siaran Suara Rohani ... 37

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Analisis Isi Pesan Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah, Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional ... 44

B. Pengolahan Data ... 77

C. Kecenderungan Isi Pesan pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi ... 93

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Saran-saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(7)

vii

Tabel 2 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Istigfar ... 44

Tabel 3 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Ikhlas... 48

Tabel 4 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Muhasabah ... 50

Tabel 5 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Takwa kepada Allah ... 53

Tabel 6 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Rukiyah ... 55

Tabel 7 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Rukiyah ... 56

Tabel 8 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Berkerja tanpa Pamrih ... 58

Tabel 9 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Pahlawan Islam ... 60

Tabel 10 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Hijrah ... 64

Tabel 11 Kategorisasi Dakwah Struktural Tentang Hijrah... 65

Tabel 12 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Hijrah ... 65

Tabel 13 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Hijrah ... 66

Tabel 14 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Menghargai Waktu ... 68

Tabel 15 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Menghargai Waktu ... 69

Tabel 16 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Menghargai Waktu... 70

Tabel 17 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Pergaulan yang Islami... 73

Tabel 18 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Pergaulan yang Islami ... 74

Tabel 19 Rincian Kategori Dakwah Dzatiyah ... 77

Tabel 20 Rincian Kategori Dakwah Struktural ... 87

Tabel 21 Rincian Kategori Dakwah Kultural ... 87

Tabel 22 Rincian Kategorisasi Dakwah Profesional ... 89

(8)

viii

Lampiran 1 Surat keterangan permohonan bimbingan skripsi Lampiran 2 Surat keterangan permohonan penelitian

Lampiran 3 Surat keterangan penelitian

Lampiran 4 Wawancara pribadi dengan Produser Program Lampiran 5 Wawancara pribadi dengan Ustadz Apri

(9)
(10)

1 A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah Agama yang menyerukan kepada Amar Ma‟ruf Nahyi Munkar, atau dengan kata lain Islam adalah agama dakwah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:





























































Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl : 125).1

Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Alquran adalah sumber informasi mengenai keagamaaan (Islam) dari Tuhan kepada umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rasulullah SAW.

“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR. Al-Bukhari), yang memerintahkan untuk menyampaikan sesuatu yang berasal dari Rasul, walaupun hanya satu ayat kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. memerintahkan untuk menyebarkan informasi yang berasal dari beliau.2

1

Al-Qur’an, surat An-Nahl ayat 125.

2

(11)

Diantara media massa komunikasi elektronik yang cukup berhasil menarik perhatian orang adalah radio. Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Radio menduduki porsi yang strategis dan memiliki banyak kelebihan, diantaranya radio memiliki kesederhanaan bentuk dan kemampuan menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak di batasi oleh ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh penyiar, dan pada saat itu juga diterima oleh khalayak, walaupun sasaran yang dituju sangat jauh.3

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.4

Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat

3

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) cet. Ke-4, h. 108.

4

Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,

(12)

radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka.5

Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan berita-berita penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.6 Semua alat yang dapat

digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai pendidikan dan pengajaran agama kepada orang lain, segala sesuatu atau benda dapat dipakai sebagai media pembelajaran agama seperti; papan tulis, buku pelajaran, buletin board atau display, film atau gambar hidup, radio pendidikan, televisi pendidikan, komputer, karyawisata, dan lainnya.7

Sebagaimana yang kita ketahui para Nabi menyebarkan agama kepada kaumnya atau kepada umat manusia bertindak sebagai guru-guru yang baik dan sebagai pendidik keagamaan yang agung. Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya, dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi sendiri dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik (uswatun hasanah).8 Seiring dengan perkembangan zaman maka dakwah yang dilakukan

para Nabi dapat kita lanjutkan dengan berbagai bentuk dan cara agar para

mad’u tertarik untuk mengikuti dakwah yang disajikan, baik dari media

5

Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 2.

6

Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: 2002, Ciputat Pers), h. 38.

7

Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 117.

8

(13)

televisi, internet maupun radio. Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah melalui media massa adalah dakwah melalui radio, seperti halnya dilakukan pada radio Suara Edukasi 1440 AM. Pesan dakwah dikemas dalam bentuk acara siaran radio dalam program “Suara Rohani”. Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media pembelajaran sekaligus media dakwah guna meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa.

(14)

Pustekkom sebagai objek penelitian skripsi. Adapun penelitian skripsi ini penulis beri judul ”Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program ”Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM - Ciputat”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan hanya dibatasi pada isi materi siaran keagamaan “Suara Rohani” sebanyak 10 materi yang disiarkan oleh Radio Suara Edukasi 1440 AM pada bulan Oktober 2010-Desember 2010.

2. Perumusan Masalah

a. Apa isi pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM?

b. Apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

(15)

b. Untuk mengkaji isi pesan dalam media massa radio sebagai sarana dakwah Islam pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM.

2. Manfaat penelitian a. Manfaat Keilmuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada lembaga-lembaga dakwah dalam penyampaian pesan dakwah melalui media komunikasi, khususnya radio. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dalam penerapan strategi dakwah dalam media massa yang sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga dapat menopang kebutuhan masyarakat Ciputat akan pengetahuan Islam. b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan lainnya bahwa kita sebagai seorang Muslim ikut berperan dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam. Terutama bagi pengelola stasiun-stasiun radio yang menjadikan radio sebagai salah satu sarana dakwah. D. Tinjauan Pustaka

Secara teknik, analisis isi mencakup upaya-upaya; klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.9

9

(16)

Penelitian dengan konteks analisis isi ini juga telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri, Jakarta. Khususnya mahasiswa-mahasiswi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penulis merujuk pada beberapa judul skripsi yang berkaitan, diantaranya, Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta yang berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk orang-orang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah oleh Fifit Fitriyansyah, persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi pesan pada program di radio, tetapi perbedaannya pada isi pesan yang diambil.10

Dan Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah”

Koran Tempo. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah terhadap rubrik yang bercerita tentang ibadah haji, oleh Dian Komalasasi. Persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi pesan tetapi perbedaannya pada isi pesan yang saya gunakan yaitu dakwah dzatiyah, dakwah professional dan dakwah melalui

profesi sementara skripsi lainnya isi pesan dakwah aqidah, syari’ah dan

akhlak.11

Namun, dari sekian banyak skripsi yang ada, tidak ada satu pun yang menganalisis Isi Pesan Dakwah di radio anak-anak, seperti pada program

“Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi yaitu radio pendidikan dengan

10

Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio

Elgangga 100,3 FM –Bekasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

11Dian Komalasari, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran

(17)

segmentasi pendengar anak-anak dan remaja. Pesan dakwah yang disampaikan pada radio anak-anak tentu isinya berbeda radio yang ditujukan untuk umum atau orang-orang dewasa. Maksud tinjauan pustaka ini adalah agar dapat mengetahui bahwa apa yang ditulis oleh penulis sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.

E. Kerangka Konsep

Dari tema pokok demikian, maka perlu pengertian-pengertian operasional dari Kebudayaan dan kaitannya dengan KAB. Untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang kebudayaan KAB, ada 3 dimensi yang perlu diperhatikan (Kim, 1984: 17-20):

1) Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan komunikasi.

2) Konteks sosial tempat terjadinya KAB.

3) Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB (baik yang bersifat verbal maupun nonverbal).

Istilah Kebudayaan telah digunakan untuk menunjuk pada macam-macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya istilah Kebudayaan mencakup:

- Kawasan-kawasan di dunia, seperti: budaya timur/barat.

- Sub kawasan-kawasan di dunia, seperti: budaya Amerika Utara/Asia Tenggara.

(18)

- Kelompok-kelompok etnik-ras dalam Negara, seperti: budaya orang Amerika Hitam, budaya Amerika Asia, budaya Cina Indonesia. Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin kelas sosial, countercultures (budaya Hippie, budaya orang di penjara, budaya gelandangan, budaya kemiskinan). Perhatian dan minat dari ahli-ahli KAB banyak meliputi komunikasi antar individu-individu dengan kebudayaan sosial berbeda (seperti wirausaha Jepang dengan wirausaha Amerika/Indonesia) atau antar individu dengan kebudayaan ras-etnik berbeda (seperti antar pelajar penduduk asli dengan guru pendatang).

Bahkan ada yang lebih mempersempit lagi pengertian pada “kebudayaan

(19)

Menurut Psikologi Komunikasi pengertian komunikasi interpersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir yaitu, Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses member makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.12

Sedangkan menurut Psikologi Islam, manusia dilengkapi dengan sejumlah aspek dan dimensi psikis manusia, yaitu aspek jismiah, aspek nafsiah (jiwa), dan aspek ruhaniah (spiritual) dan beberapa dimensi, yaitu

12

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet. ke-26, h. 49.

Dimensi Komunikasi

Tingkat Komunikasi 1. Komunikasi Intrapribadi 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi

Interkelompok

4. Komunikasi Organisasi 5. Komunikasi Massa

6. Komunikasi Antar Budaya 7. Komunikasi Politik

8. Komunikasi Internasional

Konteks Komunikasi

1. Belajar 2. Perdagangan 3. Dakwah 4. Pendidikan 5. Lingkungan 6. Budaya

(20)

dimensi al-nafs (elemen dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa manusia), al-„aql (kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa perkataan, pikiran maupun perbuatan), al-qalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu bulak-balik dalam menentukan suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid, yaitu mengesakan Tuhan).13

F. Metodelogi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa adanya.14

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.15 Analisis isi

sering kali dipakai untuk mengkaji pesan-pesan dalam media. Penulis menggambarkan bagaimana dakwah yang dilaksanakan pada salah satu

13

Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta, PT. Pustaka Pelajar, 2007), cet. ke-2, h. 410.

14

Hadawi Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), cet. ke-8, h. 63.

15

(21)

program di Radio Suara Edukasi 1440 AM terutama pesan dakwah siaran keagamaan “Suara Rohani” hari Jumat pagi, kemudian menganalisisnya. 2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Sumber utama (primary source) yang memperkaya data-data penelitian, atau semua hal yang berhubungan langsung dalam program ini. Semisal Produser program, Narasumber, dan juga hasil pengamatan selama program berlangsung.16 Sedangkan objek

penelitian ini adalah suatu hal yang diteliti. Singkatnya, subjek penelitian ini adalah radio Suara Edukasi 1440 AM, dan yang menjadi objeknya adalah pesan dakwah dalam program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM.

3. Teknik pengumpulan data a. Kategorisasi Primer

Kategorisasi merupakan instrumen utama dalam penelitian analisis isi materi. Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorisasikan pesan-pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM, yang digolongkan dalam dakwah dzatiyah, dakwah professional, dakwah melalui profesi.

b. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan unntuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

16

(22)

diperoleh sebelumnya.17 Dengan ini peneliti mendatangi langsung ke

Radio Suara Edukasi guna memperoleh data mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai materi yang disampaikan pada setiap hari Jumat pagi.

c. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.18 Wawancara dilakukan dengan Kepala

Studio Radio, Produser program siaran, serta Ustadz yang menyampaikan materi pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel19

dengan melakukan teknik pengumpulan data dan menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan serta memiliki keterkaitan dengan pemersalahan yang diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti mendatangi langsung radio Suara Edukasi 1440 AM untuk memperoleh dokumen-dokumen yang terkait dengan radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat.

4. Teknik Pengolahan Data

17

Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia, 2004), hal. 1.

18

Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, hal. 63.

19

(23)

Setelah peneliti mendapatkan materi siaran dalam bentuk rekaman yang telah ditentukan sebagai sampling penelitian, kemudian rekaman tersebut dijadikan dalam bentuk transkip data. Dan kemudian unit analisis yang digunakan adalah isi pesan dakwah dalam rekaman siaran “Suara Rohani” edisi Oktober 2010-Desember 2010 sebanyak 10 materi yang disampaikan oleh narasumbernya.

5. Analisis Data

Setelah membuat tabel kategorisasi di atas, selanjutnya peneliti melakukan analisis data yang merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian, hal ini disebabkan data yang telah dipaparkan akan menuntut penelitian dalam upaya mendapatkan temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat.

Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari materi pada penelitian ini maka peneliti melihat kepada transkip data rekaman berdasarkan tema yang disampaikan terlebih dahulu selama tiga bulan yang berjumlah 10 tema berdasarkan kategorisasi Dakwah Dzatiyah, Dakwah Profesional, dan Dakwah melalui Profesi yang kemudian isi pesan tersebut dipaparkan, sehingga muncul isi pesan berdasarkan kategorisasi yang dominan.

(24)

P = x100%

N F

Keterangan:

P : Prosentase F : Frekuensi data

N :Jumlah data yang dimaksud

Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran pada program Suara Rohani edisi Oktober 2010-Desember 2010. Dan setelah data tersebut terkumpul, peneliti akan melaporkan, menggambarkan, mengklasifikasi serta menginterpretasikan secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid dan realibel. 6. Definisi Operasional

a. Analisis isi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis isi pesan yang disampaikan melalui proses komunikasi atau media komunikasi.

b. Pesan Dakwah yaitu nasehat yang berisi ajaran tentang agama yang hendak disampaikan kepada orang lain. Pesan yaitu perintah, nasehat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain, sedangkan dakwah yaitu ajakan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.20

20

(25)

c. Radio yaitu sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.

7. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang disusun oleh TIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007 yang diterbitkan CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.21

G. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika yang digunakan oleh penulis yakni terdiri dari lima bab mengikuti pokok masalah yang akan dibahas oleh penulis. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I terdiri dari pendahuluan yang di dalamnya terkandung latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, lalu tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II merupakan landasan teoritis yaitu Radio sebagai media dakwah, Ruang lingkup pesan dakwah dalam tiga dimensi komunikasi, meliputi tingkat komunikasi, konteks komunikasi dan saluran komunikasi.

21

(26)

BAB III menjelaskan tentang gambaran umum radio Suara Edukasi 1440 AM. Bab ini membahas sekilas tentang kelahiran dan perkembangan radio, visi dan misi radio, dan format program siaran “Suara Rohani”.

BAB IV yang akan menjadi bagian penting dalam penelitian ini, adapun isi dari bab ini adalah Temuan dan analisis, bab ini membahas tentang isi pesan dakwah yang terkandung dalam program Suara Rohani, pengolahan data serta kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani”.

(27)

18 A. Radio Sebagai Media Dakwah

“Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat

kemajuan dalam bidang teknologi modern. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian-kejadian yang penting dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara-acara rekreasi yang

menyenangkan, semuanya dipancarakan dari stasiun radio tertentu.”1

“Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke

khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.”2

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.”3

Tujuan penyiaran program di radio siaran secara tradisional adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan

1

Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994), Cet ke-7, hal. 107.

2

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LKis, 2004), hal. 16.

3

Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,

(28)

dorongan perubahan diri (provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation).4

Sementara Dakwah adalah, “Secara etimologis, dakwah berasal dari

bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan sebagai

mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.”5

Kata dakwah juga berarti do’a (al-du’a), yakni harapan, permohonan kepada Allah swt atau seruan (al-nida’). Doa atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu (al-du’a ila al-syai’ al-hatsts

„ala qasdihi). Dakwah dalam arti do’a ini terbaca jelas dalam ayat ini:6





































Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. al -Baqarah: 186).

Secara terminologi, para ulama memberikan definisi yang bervariasi, antara lain:

sebagian ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Abu al-Futuh dalam kitabnya al-Madkhal ila „Ilm ad-Da’wat menyatakan bahwa

dakwah adalah “menyampaikan (at-Tabligh) dan menerangkan (al-Bayan) apa

4

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, hal. 26.

5

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006), Cet. ke-2, hal.17.

6

(29)

yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW”. Kemudian Ahmad Ghalwasy

dalam kitabnya ad-Da’wat al-Islamiyyat mendefinisikan “dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam, yang mengacu kepada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh

manusia yang mencakup akidah, syariat, dan akhlak.”7

Media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media

adalah “segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk

mencapai tujuan tertentu.”8

Menurut Hamzah Yakub, media dakwah diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu:

1. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melaljui lidah dan suara.

2. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’I dalam

proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’I dan mad’u

3. Lukisan atau gambar, media ini berfungsi sebagai penarik.

4. Audio visual, media ini dapat merangsang undera penglihatan dan mpendengaran mad’u.

5. Akhlak, yaitu langsung diaplikasikan dalam tingkah laku da’i.9

7

Lalu Muchin Effendi dan Faizah, Psikologi Islam, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006), hal. 5-6.

8

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 163.

9

(30)

B. Pesan Dakwah dalam Tiga Dimensi Komunikasi

Maddah Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan Da’I kepada Mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi Maddah dakwah

adalah ajaran Islam itu sendiri.”10

Pesan-pesan (message) daripada komunikasi ini secara khas adalah bersumber dari Al-Quran yang berbunyi sebagai berikut:

































Artinya: “ (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat

perhitungan.” (Q.S. Al- Ahzab: 39).

Yang dimaksud dengan pesan-pesan dakwah sebagaimana yang digariskan oleh Al-Quran adalah berbentuk pernyataan maupun pesan (risalah) Al-Quran dan Sunnah. Karena Al-Quran dan Sunnah itu sudah diyakini sebagai all encompassing the way of life bagi setiap tindakan kehidupan muslim, maka pesan-pesan dakwah juga meliputi hampir semua bidang kehidupan itu sendiri. Tidak ada satu bagianpun dari aktifitas muslim terlepas dari sorotan masalah ini. Dengan demikian yang dimaksudkan atas pesan-pesan dakwah itu ialah: semua pernyataan yang bersumberkan al-Quran dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tersebut.11

10

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hal. 24.

11

(31)

1. Tingkat Komunikasi

a. Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah 1) Sensasi

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi.

Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang

menghubungkan organism dengan lingkungannya. Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan alat indera. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya.12

2) Persepsi

“Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan.” Persepsi ialah memberikan makna pada

stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.

Sementara “perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau

12

(32)

rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli

lainnya melemah.”13

3) Memori

“Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang

menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan

menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.”

Secara singkat, memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit safar internal. Penyimpanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada bersama kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Dan proses terakhir, pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan.14

4) Berpikir

Makna etimologi dalam kamus bahasa Indonesia, kata “pikir”

mempunyai art, akal budi, ingatan, angan-angan dan kata dalam hati,

pendapat (pertimbangan). Sedangkan kata “berpikir” diartikan

menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. “Memikirkan” mempunyai arti mencari daya upaya untuk menghasilkan sesuatu

dengan menggunakan akal budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil

pikir.15

13

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 51.

14

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 63.

15

(33)

Berpikir biasa kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru (creativity). Secara garis besar ada dua macam berpikir: berpikir autistik (melamun) dan berpikir realistik (deduktif, induktif, dan evaluatif). Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, kita mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus. Berpikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum. Dan berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.16

b. Komunikasi Antarpribadi dalam Dakwah Fardiyah

Definisi sederhana dari dakwa fardiyah adalah “konsentrasi dengan

dakwah atau berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau dengan

sekelompok kecil dari manusia yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat khusus.”17

Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam

bukunya “The Interpersonal Communication Book” sebagai “proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan

balik seketika.”18

Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara ideologis. Komunikasi yang berlangsung

16

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 68

17

Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah; Pendekatan Personal dalam Dakwah, (Surakarta: Era Intermedia, 2000), Cet. ke-2, h. 47.

18

(34)

secara ideologis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunjukkan suatu bentuk komunikasi dimana seorang berbicara, yang mendengarkan; jadi tidak terdapat interaksi.19

c. Komunikasi Antarkelompok dalam Dakwah Halaqoh

“Komunikasi Kelompok (group communication) berarti komunikasi

yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang

jumlahnya lebih dari dua orang.”20

Sekolompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication); jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar (large group communication).

d. Komunikasi Massa dalam Dakwah Ramzi

Komunikasi Massa (mass communication) adalah “komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym, dan heterogen”.21

Berikut ini adalah karakteristik Komunikasi Massa:

1) Komunikator terlembagakan, dari prosespenyusunan pesan sampai ke khalayak pembaca.

19

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 60.

20

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 75.

21

(35)

2) Pesan bersifat umum, menarik bagi sebagian besar komunikan.

3) Komunikan anonym (tidak saling kenal) dan heterogen (berbagai macam latar belakang etnis, penduduk, pekerjaan, agama, dan lain-lain).

4) Media massa menimbulkan keserempakan pada waktu yang sama.

5) Komunikasi massa mengatakan unsur-unsur; isi daripada hubungan isi berita yang tersusun baik dan menarik bukan kepada hubungan kontraknya.

6) Komunikasi massa bersifat satu arah (bagi siaran tidak langsung) dan dua arah bagi live atau ada interaktif antara komunikator dan komunikan. 7) Stimulasi alat indera terbatas radio , telinga (mendengar) media cetak

(membaca), TV (melihat dan mendengar).

8) Feed Back komunikasi massa tertunda (siara tidak langsung) dan siaran langsung (tidak tertunda).22

e. Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional

Menurut Goldhaber (1986), Komunikasi Organisasi adalah “proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.”23

Komunikasi Organisasi cenderung menekankan kegiatan penangan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional. Fokusnya adalah menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan informasi dalam suatu

22

Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, h. 263-264.

23

(36)

konteks. Tekanannya adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dalam lingkungan mereka.24

f. Komunikasi Politik Lokal dan Nasional

Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari keseharian manusia di berbagai bidang, termasuk dalam aktivitas politik. Berbagai fenomena politik modern menunjukkan kepada kita, peran dan fungsi komunikasi politik yang semakin penting. Aktivitas seperti kampanye, propaganda, retorika politik, loby dan negosiasi, pembentukan opini publik, publisitas politik serta sejumlah aktivitas komunikasi lainnya menjadi begitu penting dalam upaya mempengaruhi lingkungan politik.25

Mengacu pada pendapat Deliar Noer, “politik merupakan aktivitas atau

sikap yang berhubungan dengan kekuasaan yang bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk

susunan masyarakat.” Komunikasi politik sebagai kegiata politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan ini adalah salah satu dari kegiata sosial yang dijalankan sehari-hari oleh warga masyarakat termasuk elit politik.26

Dalam beberapa literature, inti komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat mengikat semua kelompok atau warganya. Dengan demikian, komunikasi politik bisa

24

Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, h. 220.

25

Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik; di Era Industri Citra, (PT. Laswell Visitama, 2010), h. 3.

26

(37)

kita pahami dalam konteks upaya sekelompok manusia yang mempunyai orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai dan memperoleh kekuasaan.

g. Komunikasi Internasional

“Komunikasi Internasional sebagai sebuah bidang kajian memfokuskan perhatian pada keseluruhan proses melalui mana data dan informasi mengalir melalui batas-batas Negara.”27

Komunikasi Internasional adalah bidang kajian dalam wilayah ilmu komunikasi yang semakin menarik banyak perhatian. Posisinya sendiri telah menjadi semakin baku. Semula dianggap berada di wilayah kajian ilmu politik, kemudian bergerak ke dalam wilayah ilmu komunikasi dan menjadi bagian dari bidang komunikasi politik, kini komunikasi internasional berdiri sebagai bidang kajian tersendiri di dalam komunikasi. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi rangkaian perubahan ini adalah apa yang sering

disebut-sebut di media massa sebagai gejala “globalisasi”, yakni gejala menjadi

satunya belahan di dunia ini ke dalam sebuah sistem yang masing-masing bagiannya mempunyai keterkaitan bila bukan ketergantungan satu sama lain. Ini dimungkinkan karena, antara lain, begitu pesatnya pertumbuhan teknologi komunikasi modern terutama dala paruh abad dua puluh ini.28

27

Ade Armando, Komunikasi Internasional, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007), Cet. ke-7, h.1.20.

28

(38)

2. Konteks Komunikasi a. Perdagangan

Pertemuan antara penjual dan pembeli, produsen dan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan kegiatan komunikasi. Dia abad sekarang ini, hubungan antara dua pihak bukan lagi dilakukan melalui pasar tradisional, melainkan melalui teknologi media dan teknologi informasi. Surat menyurat, faks, dan email berkembang sangat pesat. Ini juga memungkinkan terjadinya percepatan komunikasi. Komunikasi dengan alur itu menunjukkan bahwa makin lama makin terbuka kemungkinan komunikasi ekonomi dilaksanakan oleh pelaku-pelaku ekonomi yang berbeda latar belakang, tidak saja individual ataupun kelompok, tetapi juga budaya usaha, cara membicarakan bisnis, apa saja yang boleh dan tidak boleh dibicarakan, tema-tema apa saja yang cocok, apa yang harus dikerjakan berdasarkan waktu yang ketat atau luwes.29 b. Pendidikan

Aspek komunikasi dalam dunia pendidikan atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Dengan begitu maka faktor pendidikanlah yang menjadi init pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih

merupakan aspek pandang saja, atau “alat” saja. Disebut alat di sini karena

fungsinya bisa diupayakan untuk membantu pemecahan masalah pendidikan.

29

(39)

Contoh kita pada bagian yang digambarkan dengan suasana dialigis antara ayah dan anak. Komunikasi berlangsung dalam suasana yang bebas, akrab, dan bertujuan (juga bertanggung jawab). Di sini komunikasi berlangsung tanpa paksaan. Masing-masing pihak bebas dan tanpa tekanan mengungkapkan gagasan dan perasaannya pada pihak lain.30 c. Budaya

Budaya berkenaan dengandengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menirut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, prakti komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan poltitk, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Ada orang-orang yang berbicara bahasa tatalog, memakan ular, menghindari minuman keras terbuat dari anggur, menguhurkan orang-orang mati, berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, ini semua karena mereka semua telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya dibesarkan dalam suatu budaya yang mengandung unsure-unsur tersebut. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana merka bertindak, bagaimana mereka hidup dan berkomunikasi, merupakan respons-respons terhadap dan fungsi-fungsi dari budaya mereka.31

30

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional: Teori dan Praktik, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2010), h. 50.

31

Deddy Mulyana Dan Jalaluddin Rakhmat,Komunikasi Antar

(40)

d. Lingkungan

Hampir semua studi tentang manusia dan kehidupannya selalu menyentuh komunikasi. Artinya, komunikasi memang selalu ada di setiap kehidupan dan kegiatan manusia, di lingkungan mana pun manusia berada; hanya saja titik pembahasannya saya yang berbeda. Ada yang mendudukkan komunikasi sebagai unsur yang dominan, dan ada juga yang mendudukannya sebagai unsur yang tidak dominan.

Komunikasi yang terdapat pada sumber-sumber informasi terekam itu tentu saja hanya sebagian saja jumlahnya dan itu pun sudah sangat banyak. Informasi itulah yang dalam dunia komunikasi selalu melekat di dalam prosesnya. Sebab informasi dalam hal ini merupakan bagian dari proses komunikasi. Sementara itu komunikasi, ada di mana-mana, seperti antara lain di lingkungan pendidikan, di lingkungan sosial kemasyarakatan, di lingkungan keluarga, di lingkungan kelompok dan organisasi, di lingkungan perpustakaan, di lingkungan media, dan di lingkungan bidang studi lainnya.32

3. Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media.33

32

Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, (Jakarta: Penerbit Bumu Aksara, 2009), h. 30-31.

33

(41)

a. Media (Langsung dan Tidak Langsung)

Media massa dengan metode langsung dan tidak langsung, antara lain: media elektronik (radio, televisi) dan media cetak (surat kabar, majalah). b. Non Media (Langsung dan Tidak Langsung)

Media tatap muka (langsung) diselenggarakan dalam berbagai bentuk media tradisional, misalnya pameran, ceramah, diskusi dan lain-lain.34

34

(42)

33 BAB III

GAMBARAN UMUM RADIO SUARA EDUKASI 1440 AM CIPUTAT

A. Sekilas Tentang Kelahiran dan Perkembangan Radio Suara Edukasi Radio Suara Edukasi merupakan media komunikasi massa yang ditujukan untuk membangun dan meningkatkan mutualisme pendidikan. Secara birokrasi, radio ini berada di bawah naungan Pusat Teknologi dan Informasi Pendidikan atau disingkat PUSTEKKOM milik Departemen Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tanggal 24 Januari 2000 Nomor 010/0/2000, yang telah diperbaharui melalui Permendiknas Nomor 23 Tahun 2005, sebelum itu bernama TKPK adalah Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja di pusat-pusat Departemen Pendidikan Nasional. Tertera dalam pasal 99 dan 101 bahwa:

- “Studio adalah unsur pelaksana pengelola sarana dan fasilitas produksi penunjang pengembangan media yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada kepala pusat”.

- “Studio radio mempunya tugas melakukan proses produksi program media

audio atau radio pembelajaran”.

Pada tahun 2002, nama radio ini masih bernama “Studio Radio”

(43)

Dasar. Kemudian dengan bekerjasama dengan pemilik Women Radio pada saat itu, Radio Suara Edukasi mulai dibentuk. Dimulai dari mengurus izin dengan Dinas Perhubungan, melobi bagian Tata Usaha serta memakai surat izin Pustekkom karena radio ini ada di bawah birokrasi pemerintah. Setelah mendapat gelombang di 1440 AM, mulai membangun tower dan mendirikan ruangan siaran. Dan akhirnya sampai sekarang Radio Suara Edukasi sudah berdiri hampir 3 tahun tetapi baru berfungsi di tahun ke 2, karena 1 tahun sebelumnya masih uji coba siaran.1

Selaras dengan frekuensi gelombang siarannya, maka radio Suara Edukasi diharapkan dapat memiliki fungsi sebagai bentuk penyiaran kepada publik yang tidak hanya memberikan informasi tentang pembelajaran dan pendidikan secara intruksional, mencerdaskan, komunikatif, dan berbudaya. Kendati demikian sejalan dengan perkembangan zaman tidak menutup kemungkinan nantinya radio Suara Edukasi mencoba selalu bergerak dinamis dan inovatif dalam menyesuaikan dengan keadaan. Mengingat sebagai industri yang bergerak dibidang penyiaran, Radio Suara Edukasi juga memiliki kesempatan yang sama dengan media penyiaran lainnya dalam berekspresi, berapresiasi serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada publik atau khalayak umum. Kesemuanya dengan catatan tidak keluar dari jalur dan frame yang telah ada.

Nama “Edukasi” diambil dari bahasa Inggris yang berarti: pendidikan.

Pengambilan nama “edukasi” dimaksudkan agar selaras dengan fungsi dan

1

(44)

tujuan didirikannya radio ini. Lebih daripada itu nama “edukasi” juga

merupakan sebuah jembatan yang dalam tiap hurufnya mengandung arti kata,

yaitu: “Enak Didengar Untuk Kalangan Anak Sekolah Indonesia”. Mengingat

bahwa radio pendidikan ini lebih menekankan segmen pasar audiennya adalah para siswa sekolah. Tetapi karena menggunakan streaming bekerjasama dengan Jaringan Pendidikan Nasional (JarDikNas) yang tidak boleh menggunakan nama Radio Edukasi lagi, oleh karena itu mengganti nama menjadi Suara Edukasi.2

Secara geografis, radio Suara Edukasi berada di Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Propoinsi Banten. Alamat lengkap Radio Suara Edukasi adalah di lantai 2 Gedung Pustekkom jln. R.E. Martadinata Km. 15,5 Jakarta – Bogor. Ciputat.

Radio Suara Edukasi merupakan sebuah radio siaran yang mengangkat pendidikan sebagai materi utama siarannya. Dalam memancarkan materi siarannya Radio Suara Edukasi saat ini beroperasi dengan transmiter AM berkekuatan 500 watt karena pemancar dengan frekuensi FM untuk wilayah Jabodetabek tidak ada atau frekuensi sudah penuh. Oleh karena itu radio ini memiliki coverage area meliputi sebagian wilayah Banten, wilayah Bogor, wilayah Bekasi, wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, karena mempergunakan gelombang rambat (AM) kemungkinan besar dapat didengar di wilayah luar pulau Jawa.

2

(45)

Format siaran yang diusung oleh Radio Suara Edukasi adalah pendidikan, informasi, dan hiburan (edu – info – taiment). Klasifikasi komposisi siaran radio masih mengacu pada klasifikasi program radio pada umumnya. Yaitu: pendidikan 40 %, informasi 10 %, kebudayaan 10 %, hiburan 30 %, dan layanan masyarakat 10 %.

Jumlah personel atau staff di Radio Suara Edukasi ada tiga orang termasuk kepala studio. Kondisi ini jelas di bawah standart dalam melakukan proses penyiaran. Radio Suara Edukasi dikelola dengan sistem yang sederhana, dengan penyiar lima orang, dua orang programmer, dua orang produser pekerja rangkap, seorang programmer merangkap script, produser, seorang teknisi merangkap kontens. Keseluruhan jumlah SDM saat ini yang aktif 12 orang, antara lain:

 Kepala Studio Radio : Dra. Hj. Siti Djulaeha

 Produser Program : Buyung Zaini

Imran Zaenal Arif

 Music Director : Buyung Zaini

 Programmer : Mas Pudji

Mas Djaka

 Teknisi : Mas Arif

 Divisi Humas / Admin : Mba Indah

 Penyiar Program :

(46)

-Ensiklo Edu : Mba Nelly -Bias (Bincang Siang) : Kak Arif -Suara Rohani : Ustad Apri3

B. Visi dan Misi Radio Suara Edukasi 1. Visi

Radio Suara Edukasi menjadi spirit dan inspirasi dalam mencerdaskan bangsa. Selain daripada itu, visi yang lain adalah: diharapkan pula radio Suara Edukasi dapat dijadikan sebagai media

alternatif berbasis teknologi komunikasi “Audio non visual” yang bergerak

dibidang peningkatan kualitas dan mutualisme pendidikan. Melalui media yang auditif diharapkan dapat meberi layanan siar pendidikan berkualitas yang dapat menunjang tujuan pendidikan nasional.

2. Misi

Menyiarkan pembelajaran intruksional dan non intruksional yang menghibur dan informatif dalam rangka mendukung pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.4

C. Format Siaran Suara Rohani

Dalam Radio Suara Edukasi terdapat berbagai macam program yang tersaji didalam radio tersebut, salah satu program acara yang terdapat didalam

Radio Suara Edukasi ialah “Suara Rohani”, yang setiap insan di dunia ini

3

Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi, pada tanggal 2 November 2010.

4

(47)

memiliki dua kebutuhan yang mesti terpenuhi, yaitu: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang dapat dilihat dan diraba oleh pancaindera (wujud), sedangkan kebutuhan rohani yaitu kebutuhan yang kebih bersifat abstrak atau lebih menonjolkan segi perasaan. Kebutuhan rohani bersifat dalam dan tidak terlihat, sebab penggerak utamanya adalah hati (kalbu). Contoh kebutuhan jasmani yaitu: pakaian, uang, kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan untuk kebutuhan rohani, antara lain: seni dan agama.

Guna memproteksi dan memfilterasi pengaruh-pengaruh dari luar yang tidak baik kepada anak serta membentengi spiritualisme atau keagamaan kepadanya, maka diperlukan adanya sebuah usaha. Salah satu usaha yang sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani. Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa mencoba melakukan

sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Suara Rohani”. Dari acara

tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa.

Program “Suara Rohani” muncul sejak mengudaranya Radio Suara

Edukasi, yaitu sekitar dua tahun lalu tetapi pada saat itu disiarkan pada hari

Kamis dengan nama program “Siraman Rohani”. Tetapi kemudian pindah hari

menjadi hari Jum’at dan mengalami pergantian nama menjadi “Suara Rohani” seperti nama radionya juga. Siaran jam 10 siang sebelum waktu sholat

Jum’at.5

5

(48)

1. Tujuan Program “Suara Rohani”

a. Menyajikan program acara yang mendidik, menghibur, dan mencerdaskan. b. Mengenalkan sifat baik, buruk, terpuji, dan tercela.

c. Menanamkan keteladanan akhlak dan budi pekerti guna mendukung pembinaan kepribadian anak.

2. Manfaat Program “Suara Rohani”

a. Memberikan motivasi pada anak untuk bersikap sesuai dengan nilai dan norma dari ajaran agama yang berlaku.

b. Memberikan pencerahan dan apresiasi kejiawaan bagi imajinasi anak. c. Menanamkan kesadaran akan nilai-nilai luhur dan terpuji.

3. Deskripsi Program

Call personal: Sahabat Edukasi yang Shaleh a. Nama Acara : Suara Rohani b. Kategori Program : Artistik

c. Frekuensi Penyiaran : 1 x per minggu

d. Hari & Jam : Jum’at, pukul 10.00 WIB

e. Durasi : 60 menit

f. Format Program : Naratif

g. Format Produksi : Kombinasi narasi dan karakterisasi h. Unsur produksi : Kata dan Musik

i. Sifat Produksi : Live

(49)

k. Lingkup Masalah : Tentang takwa, akhlak, moralitas, dan mentalitas yang searah dengan jiwa-jiwa religious

l. Kriteria Suara Rohani : a. Mengandung pesan moral, akhlak, dan imanitas bagi anak.

b. Alur dakwah mudah dipahami.

m. Kriteria Program : a. Dakwah disajikan secara monolog atau naratif.

b. Pendakwah diselingi dengan musik.

n. Kebutuhan Acara : a. Sumber Informasi : buku cetak, internet, koran dan majalah.

b. Alat Bantu Tekhnis : telepon interaktif. c. Karakter Penyiar : religius namun

komunikatif serta memberi motivasi untuk lebih yakin dan mengenal nilai-nilai ajaran religi.6

Berikut persiapan yang harus dilakukan penyiar atau pembicara agama di radio, Radio lebih sulit dari televisi, karena ditelevisi anda bisa menguraikan pikiran anda pada manusia (penonton), disertai dengan menampakkan wajah dan isyarat tangan, rupa gerak, jalan uraian bagi judul. Adapun di radio, suaralah satu-satunya yang sampai pada publik, karena itu suara harus tegas, suara disertai dengan jelas.

6

(50)

Dalam program Suara Rohani, ada kurang lebih 10 narasumber atau ustad yang berbeda-beda setiap minggunya. Hal ini karena ingin selalu menampilkan ustad-ustad dengan cara penyampaian materi yang berbeda pula agar program tersebut tidak monoton dan pendengar tidak bosan. Biasanya narasumber berasal dari perguruan tinggi atau di sekitar ataupun di luar lingkungan Radio Suara Edukasi.7

Di radio kita mendapat kesempatan yang memudahkan untuk menyiapkan judul dan menyusunnya, harus dijaga supaya kata-katanya mudah, alineanya singkat, menjauhkan kata-kata yang susah mengucapkannya, dan menggantinya dengan kalimat yang gampang dan mudah, karena dalam bahasa Arab terdapat banyak persamaan arti kata-kata.

Pembicara (Da’i) harus sadar akan dirinya, mana kalimat yang mudah

diucapkan dan kalimat dan huruf yang sukar diucap.

Penyiar atau da’i di Radio memiliki ciri suara yang istimewa, tenang

dalam penyampaian yang baik, berbicara pada manusia seluruhnya, baik

dirumah, maupun dimobil saat sedang mendengarkan radio. Penyiar atau da’i

di radio memerlukan sikap yang santai dan senang, tutur kata yang bagus, jiwanya tenang, ucapannya benar dan jelas, memiliki bakat, bersuara bagus, selalu berlatih, penyampaiannya baik hingga mecapai tujuan yang sukses yaitu

7

(51)

menyampaikan pesan agama kepada pendegar.8 Berikut lebih jelasnya uraian tentang Program “Suara Rohani”:9

4. Uraian Materi Acara “ Suara Rohani”

Acara “Suara Rohani” dibagi menjadi 3 season (3 tahapan) yakni: a. Introduksi “Suara Rohani”

Introduksi merupakan salam pembuka untuk siaran program “Suara

Rohani”. Isi pembuka adalah salam pembuka dan gambaran umum

mengenai tema yang akan disampaikan. Waktu penyajian : 5 menit ke depan Tempat : Studio on air (live) b. Suara Rohani

Materi “Suara Rohani” merupakan materi yang berbasiskan religi,

serta mempunyai sumber acuan atau literatur. Baik berupa cetak (buku, majalah, Koran, tabloid, dsb) maupun media-media lainnya. Maksud dan tujuannya adalah penyampaian informasi tersebut lebih akurat kebenarannya. Bentuk penyajian materi ini adalah interaktif (konsultatif), mendidik, menghibur, dan mencerdaskan.

Waktu Penyajian : 50 menit ke depan

Bentuk Penyajian : Interaktif, mendidik, dan religious Segment : Anak 11 tahun ke atas

Pendukung : Telepon interaktif dan Pesan singkat (SMS)

8

Abdullah Syihata, Dakwah Islamiyah. Milik Depatemen Agama, 1986. Hal. 62-63

9

(52)

c. Pesan dan Tips

Tips-tips ini adalah tips-tips yang berkenaan dengan tema yang dibawakan. Namun tidak menutup kemungkinan dengan tips-tips yang lain yang relevan dengan pendidikan keagamaan sifatnya juga mencerdaskan, mendidik, dan menghibur. Seyogyanya tips-tips dilandasi dengan literature agar materi tips-tips tersebut lebih akurat.

(53)

44

Pada bab ini, peneliti akan menganalisis pesan dakwah yang terkandung pada program Suara Rohani sebanyak 10 materi siaran. Program Suara Rohani merupakan bagian dari dakwah bi Lisan melalui media radio. Program tersebut diisi oleh narasumber yang berbeda-beda setiap minggunya. Dalam menganalisis isi pesan tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi yang akan diteliti secara kualitatif.

A. Analisis Isi Pesan Dakwah Dzatiyah, Dakwah Profesional, Dakwah Struktural, dan Dakwah Kultural.

Adapun materi rekaman program “Suara Rohani” edisi Oktober –

Desember 2010 sebanyak 10 materi, antara lain . pembahasannya adalah sebagai berikut:

[image:53.595.107.514.285.543.2]

1. Istighfar

Tabel 2

Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah

No Kategorisasi Sub Kategori

1. Manajemen Sensasi, Persepsi, Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam.

(54)

b. Pada saat itu Rasulullah mendapat gelar al-Ma’sum artinya manusia yang terjaga dari dosa dan bebas dari segala maksiat.

c. Ada 2 kekuatan agar bencana alam tidak datang, yaitu: (1) keberadaan Nabi dalam surat al-Fiil,(2) azab tidak turun, jika orang-orangnya banyak yang senatiasa beristigfar.

2. Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah

a. Istigfar adalah salah satu dzikir yang suka dibaca oleh Rasulullah saw. dalam sehari nabi beristigfar 70 sampai 100 kali.

b. Rasul saja yang bergelar al-Ma’sum masih beristigfar sehari tidak kurang 70 kali, karena dengan beristigfar dapat menggug

Gambar

Tabel 2 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
Tabel 3
Tabel 4 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
Tabel 5 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi mereka memiliki anggota keluarga yang skizofrenia merupakan sebuah aib yang akan menimbulkan malu bagi nama baik keluarga tersebut, dan memasukkan penderita ke dalam

Apabila teori PL berpaksikan kedua-dua falsafah ini, maka matlamat akhir pembangunan itu hanya terhad untuk mendapatkan keuntungan ekonomi semata-mata; manusia dianggap

Angka prevalensi menarche dini pada penelitian ini menunjukkan angka yang hampir sama dengan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang menyatakan bahwa sebanyak

Steers (1980:192) untuk mengukur efekti- vitas kerja pegawai yang meliputi unsur kemampuan menyesuaikan diri/ prestasi kerja dan kepuasan kerja. Ketersediaan sarana dan

Berdasarkan hasil pengumpulan data berikut disajikan untuk mengetahui gambaran tanggapan responden pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Kota Bandung mengenai

Bagi usaha dan atau kegiatan yang diwajibkan untuk membuat atau melaksanakan AMDAL, maka dalam izin melakukan usaha dan atau kegiatan harus dicantumkan dan dirumuskan

Hasil penelitian Arfalah (2015) tentang “pengembangan bahan ajar ekonomi berbasis ekonomi syariah untuk siswa madrasah aliyah negeri” dengan menggunakan model

Berdasarkan pada perumusan masalah dan tujuan penelitian penulis mengajukan hipotesis adalah diduga Kompetensi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja