• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif Di kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif Di kota Medan"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

IRMA GUSTI SIMAMORA

077003039/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magíster Sains dalam Program Studi Perencanaan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi

Perencanaan Pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

IRMA GUSTI SIMAMORA

077003039/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis :

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK

NEGERI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

MEKANIK OTOMOTIF DENGAN

KEBUTUHAN DUNIA USAHA / DUNIA

INDUSTRI OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

Nama Mahasiswa : Irma Gusti Simamora Nomor Pokok : 077003039

Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Konsentrasi : Perencanaan Pendidikan

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Bachtiar Hassan Miraza) Ketua

(Prof. Aldwin Surya,SE,M.Pd,Ph.D) (Kasyful Mahalli, SE, M.Si) Anggota Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Bachtiar Hassan Miraza) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)

(4)

Telah diuji pada Tanggal : 17 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Bachtiar Hassan Miraza

Anggota : 1. Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D 2. Kasyful Mahalli, SE, M.Si

(5)

PERNYATAAN

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

(6)

ABSTRAK

Irma Gusti Simamora. NIM 077003039. ”Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan”, di bawah bimbingan Prof. Bachtiar Hassan Miraza (Ketua), Prof. Aldwin Surya, SE. M.Pd. Ph.D (Anggota), dan Kasyful Mahalli, SE, M.Si (Anggota).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan, (2) relevansi kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri otomotif. Penelitian dilakukan terhadap siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan, dengan jumlah sampel 61 orang siswa yang diperoleh secara acak, metode penelitian yang digunakan adalah survei dan untuk teknik analisis data penelitian digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan prakerin dengan kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan dengan koefisien regresi sebesar (0,026), (0,049) dan (0,069); terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan prakerin secara bersama-sama dengan kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan dengan koefisien R sebesar 0,525 dan Fhitung 21,015. Kesimpulan ini

memberi makna bahwa: (1) semakin tinggi kinerja mengajar guru, semakin memadai sarana prasarana dan semakin baik nilai prakerin maka semakin tinggi kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan, (2) kompetensi yang dimiliki siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif relevan dengan kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan karena dalam penyusunan Struktur Kurikulum SMK PK TMO telah disesuaikan dengan standar yang ditetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif.

(7)

ABSTRACT

Irma Gusti Simamora. NIM 077003039. "Relevance of Competencies of State Vocational High School Students of Mechanic Automotive Technique Program with Requirements of Automotive Industry in Medan", under tuition of Prof. Bachtiar Hassan Miraza (chief), Prof. Aldwin Surya, SE. M.Pd. Ph.D (member) and Kasyful Mahalli, SE, M.Si (member).

This research aim to to analyses: (1) influence of performance teach teachers, supplies and industry job practice to competencies of state vocational high school students of mechanic automotive technique program (SMK PK TMO) with requirements of automotive industry in Medan, (2) relevance of competencies of SMK PK TMO students with requirements of automotive industry in Medan. Amount of taken sample in this research 61 students obtained at random, method at this research used is survey and for the technique analyse data of research used by analysis of doubled linear regression. Results of research lay open that: (1) there are positive influence and significant between performance teach teachers, supplies and industry job practice with competencies of state SMK PK TMO students with coefficients of regresi equal to (0,026), (0,049) and (0,069); there are positive influence and significant in together with performance teach teachers, supplies and industry job practice with competencies of state SMK PK TMO students in Medan with coefficient of determination equal to 0,525 and F 21,015. This conclusion give meanings that: (1) excelsior of performance teach teachers, adequate progressively supplies and progressively value of industry job practice hence excelsior of competencies of state SMK PK TMO students in Medan, (2) competencies owned state SMK PK TMO students of relevant with requirements of automotive industry in Medan because in compilation of Curriculum Structure of SMK PK TMO have been adapted for a standard specified by Standard of Competencies Work Indonesia National ( SKKNI) of Mechanic Automotive Technique Program.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nyalah penelitian yang berjudul “Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan”, dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Atas rampungnya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan bantuan dan dukungan, baik sewaktu penulis mengikuti proses perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza, selaku Ketua Komisi Pembimbing dalam

penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan tesis ini. 3. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah

banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan tesis ini.

(9)

5. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza, selaku Ketua Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD).

7. Seluruh civitas akademika Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu penulis dalam proses administrasi maupun kelancaran kegiatan akademik, termasuk juga seluruh teman-teman di jurusan PWD Konsentrasi Perencanaan Pendidikan USU Medan.

8. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan pembiayaan melalui Program Beasiswa Unggulan hingga penyelesaian tesis ini berdasarkan DIPA Sekretariat Jenderal DEPDIKNAS Tahun Anggaran 2007 sampai dengan 2009.

9. Khusus kepada kedua orangtuaku dan adik-adikku (Albertto, Icut, Ferry, Nora dan Erick) yang telah memberikan perhatian khusus, sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan tesis ini.

Akhirnya dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, tesis ini dipersembahkan bagi semua pihak yang membacanya dengan harapan dapat memberi koreksi konstruktif apabila terdapat kesalahan.

Medan, Juli 2009 Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Irma Gusti Simamora dilahirkan di Medan pada tanggal 18 Oktober 1975. Anak pertama dari Jasman Simamora, SH dan Ramena Siallagan. Menyelesaikan pendidikan: SD Negeri 066049 Medan tahun 1988, SMP Negeri 16 Medan tahun 1991, SMA Negeri 11 Medan tahun 1994. Memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan tahun 1999.

Pada bulan Desember tahun 2001 diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Selatan sebagai Pembantu Pimpinan. Bulan Juni tahun 2006 pindah ke Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Medan, dahulu bernama Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG) Teknologi Medan, juga sebagai Pembantu Pimpinan. Di bulan Oktober tahun 2007 menerima Surat Keputusan menjadi fungsional Analis Kepegawaian Pertama di PPPPTK Medan.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Hakikat Kinerja Mengajar Guru ... 8

2.2 Hakikat Sarana Prasarana ... 11

2.3 Hakikat Praktik Kerja Industri ... 13

2.4 Hakikat Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 16

2.5 Peranan Pendidikan Dalam Pengembangan Wilayah ... 19

2.6 Proses Perencanaan Pendidikan Kejuruan ... 22

2.7 Penelitian Sebelumnya ... 26

2.8 Kerangka Berpikir ... 27

(12)

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.6 Defenisi Operasional Variabel ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Kota Medan ... 41

4.2 Penduduk dan Tenaga Kerja ... 42

4.3 Kondisi Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan ... 44

4.4 Gambaran SMK Negeri PK TMO di Kota Medan ... 47

4.5 Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba Angket ... 49

4.6 Hal-hal Yang Mempengaruhi Kompetensi Siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan ... 50

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Kontribusi PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Medan

Menurut Sektor/Lapangan Usaha Tahun 2006 ... 3

1.2. Keberadaan Program Keahlian SMK Teknologi Industri di Kota Medan ... 5

2.1. Standar Sarana dan Prasarana Untuk SMK PK TMO ... 12

2.2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 16

3.1. Lokasi Kajian ... 29

3.2. Populasi Kajian ... 30

3.3. Sebaran Sampel ... 31

3.4. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Kinerja Mengajar Guru ... 32

3.5. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Sarana Prasarana ... 33

4.1. Distribusi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kota Medan (Persen) ... 43

4.2. Profil SMK di Kota Medan Berdasarkan Kelompok Keahlian ... 44

4.3. Profil Program Keahlian SMK Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Mesin di Kota Medan ... 45

4.4. Profil SMK Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan ... 45

4.5. Profil SMK Negeri PK TMO di Kota Medan ... 47

(14)

4.7. Hasil Uji Multikolinieritas ... 50

4.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas Lnei2 dengan LnX1, LnX2 dan LnX3 ... 51

4.9. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 52

4.10. Hasil Uji F ... 53

4.11. Hasil Uji t ... 55

4.12. Kompetensi Umum Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 57

4.13. Struktur Kurikulum SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 58

4.14. Interval Nilai Kompetensi ... 60

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba Angket Kinerja

Mengajar Guru ... 71

2. Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba Angket Sarana Prasarana ... 72

3. Kuesioner Kinerja Mengajar Guru ... 73

4. Kuesioner Sarana Prasarana ... 75

5. Data Penelitian Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif (Y) ... 77

6. Data Penelitian Kinerja Mengajar Guru (X1) ... 80

7. Data Penelitian Sarana Prasarana (X2) ... 82

8. Data Penelitian Praktek Kerja Industri (X3) ... 84

9. Tabulasi Data Penelitian ... 86

10. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 88

11. Hasil Uji Multikolinearitas ... 91

12. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 92

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) telah lama dilakukan dengan berbagai inovasi pada program pendidikan maupun pelatihan. Salah Satunya dilakukan melalui peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik SMK Negeri maupun SMK Swasta. SMK merupakan lembaga pendidikan yang berpotensi untuk mempersiapkan SDM yang dapat dengan mudah terserap oleh dunia kerja, karena materi baik teori dan praktik yang bersifat aplikatif telah diberikan sejak dini, dengan harapan lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Melalui pengembangan SMK diharapkan tingkat pengangguran dapat ditekan karena berbeda dengan pendidikan SMA, pendidikan SMK didasarkan pada kurikulum yang membekali lulusannya dengan keterampilan tertentu untuk mengisi lapangan kerja atau membuka lapangan usaha sendiri. Selain itu, SMK juga dapat diarahkan untuk mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa. Kurikulum SMK sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah dan lapangan pekerjaan/usaha yang timbul akibat aktivitas perekonomian wilayah.

(18)

Program keahlian inilah yang menjadi ujung tombak menciptakan link and match SMK dengan dunia kerja. Pada kurikulum SMK edisi 2004, terdapat 21 bidang keahlian yang dibagi menjadi 103 program keahlian. Direktorat Pembinaan SMK (selanjutnya disebut Direktorat PSMK) selalu melaksanakan evaluasi dan penataan kembali program keahlian di SMK, yang disebut dengan program ’re-engineerisasi’ program keahlian SMK. Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi program keahlian di SMK dengan kebutuhan pasar kerja, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Kebijakan ini adalah salah satu bentuk nyata dari perencanaan pendidikan dengan pendekatan ketenagakerjaan.

Pada tahun 2006, di Medan terdapat 200 unit SMA, dengan jumlah siswa 62.290 orang. Sementara jumlah SMK ada 134 unit, dengan jumlah siswa 41.769 orang. Sehingga jika mengacu pada Renstra Depdiknas 2004-2009 maka pada tahun 2006 rasio jumlah sekolah/siswa SMA dan SMK sudah mencapai target SMA 60 % dan SMK 40 %. Namun pengembangan SMK bukan sekedar pada rasio jumlah unit SMK, tetapi bagaimana dengan keberadaan SMK tersebut jika dikaitkan dengan potensi wilayah Kota Medan.

(19)

PDRB Kota Medan pada tahun 2006 mencapai 27,236 triliun rupiah. Sektor tertier (perdagangan/hotel/restoran, transportasi/telekomunikasi, keuangan/jasa perusahaan, jasa-jasa lainnya) adalah penyumbang PDRB terbesar yaitu 68,73 %. Disusul sektor sekunder (industri pengolahan, listrik/gas/air bersih, konstruksi) sebesar 28,30 %. Sementara sektor primer (pertanian, pertambangan/penggalian) menyumbang sebesar 2,97 %. Jika melihat struktur PDRB tersebut maka Kota Medan sudah dikategorikan sebagai kota jasa, perdagangan dan industri. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas perekonomian dan penyerapan tenaga kerja didominasi ketiga sektor tersebut. Persentase kontribusi dan penyerapan tenaga kerja per sektor Kota Medan tahun 2006 ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Kontribusi PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Medan

2. Pertambangan & Penggalian 0,01 0,39

Sekunder 28,30 24,21

3. Industri Pengolahan 16,27 15,05

4. Listrik,Gas,Air Bersih 2,23 0,71

5. Konstruksi 9,80 8,45

Tertier 68,73 70,36

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 25,92 35,73

7. Transportasi & Telekomunikasi 18,45 17,59

8. Keuangan & Jasa Perusahaan 13,64 4,84

9. Jasa-jasa lainnya 10,72 12,19

JUMLAH 100 100

(20)

Sesuai dengan tujuan pendidikan SMK, yaitu membekali peserta didik dengan keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerja/dunia usaha maka pengembangan SMK harus selalu mengacu pada kebutuhan pasar kerja. Namun pengembangan SMK bukan sekedar pada memperbesar jumlah unit SMK dan jumlah siswa, tetapi bagaimana keberadaan SMK di Kota Medan jika dikaitkan dengan potensi wilayah Kota Medan sebagai kota jasa, industri dan perdagangan.

Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya, bahwa link and match antara output pendidikan SMK dengan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) sebagai pengguna output pendidikan SMK belum tercapai. Salah satu masalahnya terletak pada kualitas lulusan SMK yang belum sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan pasar tenaga kerja.

(21)

Tabel 1.2. Keberadaan Program Keahlian SMK Teknologi Industri di Kota Medan

No. Program Keahlian Jumlah

1 Teknik Mekanik Otomotif 40 unit

2 Teknik Las dan Fabrikasi 1 unit

3 Teknik Permesinan 9 unit

4 Teknik Elektronika 9 unit

5 Teknik Listrik 8 unit

6 Teknik Komputer dan Informatika 5 unit

7 Teknik Bangunan 1 unit

Sumber: Direktorat PSMK, 2009

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif memiliki 40 unit (3 unit SMK Negeri dan 37 unit SMK Swasta), yang berarti lebih banyak dibandingkan program keahlian yang lain. Padahal Kota Medan tidak memiliki industri perakitan/produksi otomotif. Hal ini mungkin terjadi karena semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat di Kota Medan terhadap kendaraan.

(22)

Dalam kenyataannya, walaupun peluang untuk bekerja di dunia otomotif di Kota Medan cukup besar, akan tetapi kompetensi kerja para lulusan masih sering dipertanyakan, karena mereka dianggap belum banyak mengetahui hal-hal yang perlu disiapkan untuk dapat bekerja secara profesional dibidang otomotif. Padahal selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah para siswa telah diajar oleh tenaga pendidik yang berkompeten, dilengkapi sarana prasarana yang baik dan telah mengikuti praktik kerja industri selama 3-12 bulan di dunia usaha/dunia industri otomotif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan kajian tentang “Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana diungkapkan di atas, perumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan ?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan.

2. Untuk menganalisis relevansi kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri otomotif di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian diharapkan dapat berguna bagi pendidikan kejuruan baik secara teoretis maupun praktis :

1. Secara teoretis, diharapkan munculnya dukungan terhadap pendidikan kejuruan yang berkisar pada variabel yang menjadi obyek penelitian ini yaitu kompetensi siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri.

2. Secara praktis, dapat dipergunakan sebagai bahan informasi kepada para pihak pengambil keputusan dalam pendidikan kejuruan dalam rangka pengambilan kebijakan pendidikan kejuruan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan kejuruan di masa yang akan datang.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Kinerja Mengajar Guru

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kinerja guru dalam pelaksanaan tugas melalui pembelajaran. Kinerja mengajar guru sebagai hal penting dalam proses pendidikan dan pengajaran ditelusuri dan didasarkan pada berbagai teori yang telah dikembangkan oleh para ahli.

Menurut Anwar (2007) kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai seseorang persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan padanya.

Hamzah (2007) menyebutkan bahwa kinerja merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan seseorang terkait dengan tugas apa yang diemban dan merupakan tanggung jawabnya.

(25)

Kinerja mengajar guru dapat dibagi dalam dua golongan menurut Rooijakkers dalam Tarigan (2008). Golongan pertama, yaitu berhubungan dengan hal pengorganisasian materi pelajaran: bagaimana jam pelajaran diatur dalam bagian-bagiannya agar tersusun dengan baik, begitu pula bagaimana menggunakan papan tulis agar dapat memberi hasil guna sebesar mungkin. Golongan kedua, yaitu berhubungan dengan presentasi atau penyajian materi pelajaran: cara guru berhubungan (komunikasi) dengan siswa, keterampilan guru yang bertalian dengan penyajian, seperti penggunaan tempo dalam mengajar, cara mengajukan pertanyaan dan cara memberi tugas kepada siswa.

Guru merupakan motor penggerak bagi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik. Dalam proses pembelajaran yang terjadi adalah kegiatan operasional yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pembelajaran menekankan pada “bagaimana membelajarkan siswa” bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran adalah suatu kondisi yang dilakukan oleh guru untuk mempermudah siswa menerima dan menyerap materi pelajaran yang disampaikan sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan hasil belajar yang memuaskan.

(26)

(8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Selanjutnya dalam rumusan strategi pembelajaran berbagai unsur yang lazim harus dikuasai oleh seorang guru dalam pembelajaran menurut Miarso (2004) adalah: (1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) teknik, (3) pengorganisasian kegiatan belajar-mengajar, (4) peristiwa pembelajaran, (5) urutan belajar, (6) penilaian, (7) pengelolaan kegiatan belajar/kelas, (8) tempat atau lingkungan, dan (9) waktu.

Dalam proses pembelajaran menurut Mulyasa (2006) bahwa pembelajaran dimulai dengan fase persiapan untuk mengembangkan kompetensi dasar, indikator hasil belajar dan materi standar. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar siswa serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.

(27)

bahasa, mimik, gerakan, dorongan, disiplin kelas dan menutup pembelajaran dan (3) melakukan evaluasi pembelajaran, yang meliputi: memilih bentuk dan jenis tes pembelajaran, melakukan tes sesuai dengan tujuan pembelajaran, ketepatan waktu sesuai yang dialokasikan.

2.2 Hakikat Sarana Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran (Sanjaya, 2008).

(28)

Tabel 2.1. Standar Sarana dan Prasarana Untuk SMK PK TMO

- Peralatan untuk pekerjaan mesin otomotif

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

3 Area kerja kelistrikan - Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan

alat dan bahan pada pekerjaan kelistrikan otomotif (mobil dan sepeda motor)

- Peralatan untuk pekerjaan kelistrikan otomotif

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

4 Area kerja chasis dan pemindah tenaga

- Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan chasis mobil dan pemindah tenaga

- Peralatan untuk pekerjaan chasis mobil dan pemindah tenaga

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

5 Ruang penyimpanan dan instruktur - Perabot (meja kerja, kursi kerja rak alat dan bahan, dan lemari simpan alat dan bahan pada ruang penyimpanan dan instruktur

- Peralatan untuk ruang penyimpanan dan instruktur - Media pendidikan (papan data) untuk pendataan kemajuan

siswa dalam pencapaian tugas praktik dan jadwal - Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

Sumber: Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008

(29)

lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Apabila mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien. Sedangkan manakala belajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan demikian ketersediaan sarana yang lengkap, memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi mengajarnya. Kedua, kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran. Sedangkan tipe siswa yang lebih visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. Kelengkapan sarana dan prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.

2.3 Hakikat Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri (prakerin) merupakan kurikulum wajib bagi siswa SMK untuk melakukan praktik kerja di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) yang sesuai dengan program keahlian yang bersangkutan.

(30)

system) yang dilakukan di Jerman. Mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan

kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004.

PSG melalui program prakerin merupakan suatu langkah nyata (substansial) untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan yang bermutu. Program yang dilaksanakan di industri atau dunia usaha meliputi:

1. Praktik dasar kejuruan yang dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian lainnya di industri. Praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri apabila industri pasangan memiliki fasilitas pelatihan memadai. Namun apabila industri pasangan tidak memiliki fasilitas pelatihan maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah.

2. Praktik keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktik kerja industri (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan.

(31)

Menurut Djojonegoro dalam Muliati (2008) penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan dengan pendekatan Pendidikan Sistem Ganda bertujuan: (1) menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja

yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja; (2) meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan/kecocokan (link and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja; (3) meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional dengan memanfaatkan sumber daya pelatihan yang ada di dunia kerja; (4) memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

(32)

2.4 Hakikat Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi menyebutkan “Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2005) merumuskan “Kompetensi sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan performen yang ditetapkan.” Berikut ini Tabel 2.2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif yang telah dirumuskan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Tabel 2.2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

No. Kompetensi Sub Kompetensi

1 Pembacaan dan pemahaman gambar teknik 1. Persiapan Menggambar Teknik

2. Membaca dan memahami gambar teknik

2 Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur 1. Pengukuran dimensi dan variabel

menggunakan perlengkapan yang sesuai 2. Pemeliharaan alat ukur

3 Mengikuti prosedur kesehatan dan

keselamatan kerja

1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk mengidentifikasi bahaya dan penghindarannya 2. Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area

kerja

3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis

pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja

4. Pelaksanaan prosedur darurat

5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan 6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama

(33)

Lanjutan Tabel 2.2

No. Kompetensi Sub Kompetensi

4 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja

3. Memilih dan menggunakan secara aman

peralatan tempat kerja

4. Pemeliharaan/servis pada peralatan dan

perlengkapan tempat kerja

5 Pelaksanaan operasi penanganan secara

manual

1. Mengangkat dan memindahkan

material/komponen/part

6 Melaksanakan prosedur pengelasan,

pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan

1. Pelaksanaan prosedur pengelasan 2. Pelaksanaan prosedur pematrian

3. Pelaksanaan prosedur pemotongan dengan

panas

4. Pelaksanaan prosedur pemanasan

7 Pemeriksaan sistem kemudi 1. Memeriksa dan menguji kondisi

sistem/komponen kemudi

8 Pemeriksaan sistem suspensi 1. Memeriksa sistem / komponen suspensi dan

menentukan kondisinya

9 Pembongkaran, perbaikan dan pemasangan

ban luar dan dalam

1. Membongkar, memasang dan mengganti ban

dalam dan luar

2. Memeriksa ban dalam dan luar untuk

menentukan perbaikan

3. Melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar

10 Pengujian, pemeliharaan/servis dan

penggantian baterai

1. Menguji baterai

2. Melepas dan mengganti baterai 3. Memelihara/servis dan mengisi baterai

4. Membantu start

11 Pelaksanaan pemeliharaan/servis komponen 1. Pelaksanaan pemeliharaan/servis komponen

2. Identifikasi dan penggunaan pelumas/ cairan pembersih yang benar

12 Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/

kelayakan kendaraan

1. Pemeriksaan kendaraan yang lengkap

13 Pelaksanaan prosedur diagnosa 1. Pendiagnosaan kesalahan/ kerusakan dari gejala

dan penentuan tindakan 14 Pemeliharaan/servis engine dan

komponen-komponennya

1. Memelihara/servis engine dan

komponen-komponennya 15 Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan

komponen-komponennya

1. Memelihara/servis sistem pendingin dan

komponen-komponennya

16 Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar

bensin

1. Memelihara/servis komponen/sistem bahan

bakar 17 Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan

bakar diesel

1. Memelihara/servis sistem dan komponen injeksi bahan bakar diesel

18 Pemeliharaan/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian

1. Memelihara/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian

19 Pemeliharaan/servis transmisi manual 1. Pemeliharaan/servis transmisi manual dan

komponen-komponen

20 Pemeliharaan/servis unit final drive/garden 1. Memelihara/servis unit final drive dan komponen-komponennya

21 Pemeliharaan/servis poros penggerak roda 1. Memelihara/servis poros penggerak roda/drive shaft tdan komponen-komponennya

33 Perbaikan Transmisi Manual 1. Memperbaiki, melepas dan mengganti transmisi

(34)

Lanjutan Tabel 2.2

No. Kompetensi Sub Kompetensi

2. Menguji sistem rem/ komponen-komponennya

23 Pemeliharaan/servis sistem rem 1. Memelihara/servis sistem rem dan

komponen-komponennya

24 Pemeliharaan/servis sistem kemudi 1. Memelihara/servis sistem kemudi dan

komponen-komponennya

25 Pemeliharaan/servis sistem suspensi 1. Memelihara/servis sistem suspensi dan/atau

komponen-komponennya

26 Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem

kelistrikan

1. Menguji dan mengidentifikasi kesalahan sistem/ komponen

2. Perbaikan ringan pada rangkaian kabel

27 Perbaikan engine dan

komponen-komponennya

1. Memperbaiki, membongkar dan mengganti

engine dan komponen-komponennya

28 Perbaikan sistem A/C (pendingin) dan

komponen-komponennya

1. Memperbaiki sistem pendingin dan komponen-komponennya

29 Pelaksanaan perbaikan radiator 1. Memperbaiki radiator dan/atau komponennya

30 Perbaikan sistem/komponen bahan bakar

bensin

1. Memperbaiki komponen sistem bahan bakar bensin

31 Perbaikan sistem/ komponen bahan bakar diesel

1. Memperbaiki, melepas dan mengganti

komponen sistem injeksi bahan bakar diesel

32 Perbaikan kopling dan

komponen-komponennya

1. Melepas/mengganti unit kopling dan

komponen-komponennya

2. Membongkar/memperbaiki

komponen-komponen sistem pengoperasian kopling

34 Perbaikan unit final drive/garden 1. Memperbaiki unit final drive/gardan dan

komponen-komponennya

35 Perbaikan poros-poros penggerak roda 1. Memperbaiki poros penggerak roda/drive shafts

dan componen-komponennya

36 Perbaikan sistem rem 1. Memperbaiki, melepas dan mengganti sistem

rem dan/atau komponen lain yang bersangkutan

37 Perbaikan sistem kemudi 1. Memperbaiki, membongkar dan mengganti

sistem kemudi dan komponen-komponennya

38 Perbaikan sistem suspensi 1. Memperbaikan sistem suspensi dan

komponen-komponennya

39 Perbaikan sistem kelistrikan 1. Memperbaiki sistem kelistrikan

40 Perbaikan sistem starter dan pengisian 1. Menguji sistem/komponen dan mengidentifikasi

kesalahan/kerusakan

2. Memperbaiki sistem starter, sistem pengisian dan komponen-komponennya

41 Perbaikan sistem gas buang (knalpot) 1. Melepas, memperbaiki dan mengganti

komponen-komponen/sistem gas buang

(knalpot) yang rusak

42 Perbaikan sistem pengapian 1. Memperbaiki sistem pengapian dan

komponennya 43 Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem

penerangan dan wiring

1. Memasang sistem penerangan dan wiring

kelistrikan

2. Menguji sistem kelistrikan 3. Memperbaiki sistem kelistrikan

(35)

Menurut Mulyasa (2004) “Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.” Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.

Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang telah dipelajari.

2.5 Peranan Pendidikan Dalam Pengembangan Wilayah

(36)

kemampuan yang dimiliki bersandar pada lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil yang diperoleh dari proses tersebut, yaitu kualitas hidup yang meningkat.

Setiap wilayah memiliki sumber daya (resources), antara lain adalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi. Zein (1999) selanjutnya menyatakan ketiga unsur tersebut sebagai tiga pilar pengembangan wilayah. Mengacu pada filosofi dasar tersebut maka pengembangan wilayah merupakan upaya memberdayakan stake holders (masyarakat, pemerintah, pengusaha) di suatu wilayah, terutama dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan di wilayah tersebut dengan instrumen yang dimiliki atau dikuasai, yaitu teknologi. Dengan lebih tegas Zein menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan upaya mengawinkan secara harmonis sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi, dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan itu sendiri.

(37)

pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (Enoch, 1992)

Salah satu konsep yang merupakan titik temu antara pendidikan dengan pembangunan wilayah adalah konsep investasi sumberdaya manusia (human capital). Adam Smith, Theodore Schultz dan Denison (dalam Suryadi, A dan Tilaar, H. A. R, 1993) menekankan pentingnya investasi di bidang sumberdaya manusia melalui pendidikan dengan melontarkan pendapat bahwa pendidikan mempunyai kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Menurut teori Human Capital, pertumbuhan dan pembangunan memiliki dua syarat, yaitu (1) Adanya pemanfaatan teknologi tinggi secara efisien, dan (2) Adanya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Sumber daya manusia seperti itu dihasilkan melalui proses pendidikan. Hal inilah yang menyebabkan teori Human Capital percaya bahwa investasi dalam pendidikan sebagai investasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakat. Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya hubungan pendidikan dengan penyiapan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk bekerja. Dengan kata lain, pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga yang siap bekerja.

(38)

Pertama, meningkatnya taraf hidup penduduk di suatu wilayah akan menimbulkan suatu kondisi materi dan psikologi dalam kehidupan keluarga, yang memberi dorongan kebutuhan akan pendidikan yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pendidikan adalah sebagai barang komsumsi, sebab digunakan untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Kedua, kemajuan ekonomi akan menimbulkan kemajuan teknologi, dan kemajuan teknologi mempersingkat waktu sesuatu pekerjaan, sehingga memberi kesempatan bagi pemuda-pemudi untuk belajar lebih lama di sekolah. Selain itu, kemajuan teknologi membutuhkan persyaratan keterampilan seseorang untuk dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi.

Sebaliknya, kemajuan pendidikan memberikan pengaruh terhadap pengembangan wilayah. Dengan asumsi bahwa pendidikan (yang bermutu) akan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis, memiliki motivasi untuk berinovasi dan berkreasi mengembangkan sumber daya dan teknologi yang ada. Sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, akan mampu menggerakkan faktor-faktor produksi di suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan wilayah bersangkutan, sumberdaya manusia yang demikian hanya dapat dihasilkan melalui proses pendidikan.

2.6 Proses Perencanaan Pendidikan Kejuruan

(39)

(Arsyad, 1999). Artinya ada empat elemen dasar perencanaan, yaitu: merencanakan berarti memilih; perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya; perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan; dan perencanaan berorientasi ke masa depan.

Sa'ud dan Makmun (2006) mengatakan bahwa pendidikan merupakan upaya mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral serta keimanan dan ketaqwaan manusia. Dengan demikian pendidikan menyangkut 3 aspek yakni; adanya proses aktifitas, proses datang dari dua belah pihak dan proses tersebut memiliki intensitas yang sama kuatnya, baik yang datang dari individu (potensi) maupun dari luar individu (lingkungan).

Rupet Evans (dalam Djojonegoro, 1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan.

Fokus kurikulumnya; stimuli dan pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan mencakup rangsangan dan pengalaman belajar yang mengembangkan domain afektif, kognitif dan psikomotor berikut paduan integralnya yang siap untuk dipadukan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar maupun nanti dalam situasi kerja yang sebenarnya. Ini termasuk sikap kerja dan orientasi nilai yang mendasari aspirasi, motivasi dan kemampuan kerjanya.

(40)

menerapkan ukuran ganda yaitu in school success dan out of school success. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya (Djojonegoro, 1999).

Perbekalan logistiknya dari segi peralatan belajar; perlu mewujudkan situasi atau pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik yang lain. Bengkel dan laboratorium adalah kelengkapan umum yang menyertai eksistensi suatu sekolah kejuruan.

Hubungannya dengan masyarakat dunia usaha yang mencakup daya dukung dan daya serap lingkungan yang sangat penting perannya bagi hidup dan matinya suatu lembaga pendidikan kejuruan. Perwujudan hubungan timbal balik yang menunjang ini mencakup adanya dewan penasehat kurikulum kejuruan (curriculum advisory commite), kesediaan dunia usaha menampung anak didik sekolah kejuruan

dalam program kerjasama yang memungkinkan kesempatan pengalaman belajar dilapangan.

(41)

menspesifikasikan rencana yang telah disusun, mengimplementasikan rencana, dan mamantau pelaksanaan rencana (Saud dan Makmun, 2006).

(42)

2.7 Penelitian Sebelumnya

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

1. Permana (2005): Pemahaman Konsep PSG dan Intensitas Bimbingan Terhadap Kemampuan Siswa PSG dengan populasi guru SMK Negeri Kelompok Teknologi

Industri dan instruktur industri strategis di Kota Bandung dengan alat pengumpulan data kuesioner mengungkapkan bahwa tingkat kemampuan guru dan instruktur dalam membimbing siswa Pendidikan Sistem Ganda (Prakerin), menunjukkan tingkat kemampuan membimbing yang cukup, oleh sebab itu masih diperlukan usaha peningkatan pada kemampuan berbagai upaya oleh instansi terkait, dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu pemahaman tentang konsep PSG dan instensitas bimbingan siswa PSG.

2. Heriyanto dan Wahyuddin, W (2006): Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Kerja dan Sarana Prasarana Terhadap Prestasi Siswa SMA di Kota Surakarta

berdasarkan hasil analisis regresi binary logistic diperoleh bahwa variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan, budaya kerja dan sarana dan prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi siswa.

3. Irmayanti (2006): Pengaruh Strategi Pengembangan Unit Usaha Dan Manajemen Praktek Kerja Industi Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Di Bandung menyimpulkan bahwa melalui

(43)

manajemen praktek kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu lulusan dilihat dari nilai rata-rata ujian kompetensi. Secara parsial strategi pengembangan unit usaha dan manajemen praktek kerja industri berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan.

4. Tarigan (2008): Hubungan Motivasi Berprestasi dan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja Mengajar Guru SMK di Kota Medan dengan metode survei dan

menngunakan analisis regresi sederhana yang menyebutkan bahwa terdapat korelasi positif antara motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal dengan kinerja mengajar guru SMK di Kota Medan.

2.8 Kerangka Berpikir

(44)

akan tercapai pengembangan wilayah dalam hal meningkatnya kualitas SDM melalui pendidikan di SMK.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

2.9 Hipotesis Penelitian

1. Secara bersama-sama dan secara parsial kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan. 2. Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

relevan dengan kebutuhan DU/DI otomotif di Kota Medan. KOMPETENSI SISWA

SMK NEGERI PK TMO KINERJA

MENGAJAR GURU

SARANA PRASARANA

PRAKTIK KERJA INDUSTRI

KEBUTUHAN DU/DI OTOMOTIF DI KOTA

MEDAN

RELEVAN

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kajian ini dilakukan di SMK Negeri Kelompok Keahlian Teknologi dan Industri, Bidang Keahlian Teknik Mesin, Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan yakni SMK Negeri 2 Medan, SMK Negeri 4 Medan dan SMK Negeri 5 Medan . Alamat ketiga SMK ini, disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Lokasi Kajian

No. Nama Sekolah Alamat Program

Keahlian 1 SMK Negeri 2 Medan Jl. STM No. 12 A Medan, Siti

Rejo II, Medan Amplas, Kota Medan 20219

Teknik Mekanik Otomotif

2 SMK Negeri 4 Medan Jl. Sei Kera No. 132 Medan, Pandau Hilir, Medan Perjuangan, Kota Medan 20232

Teknik Mekanik Otomotif

3 SMK Negeri 5 Medan Jl. Timor No. 36 Medan, Gaharu, Medan Timur, Kota Medan 20223

Teknik Mekanik Otomotif

Sumber : Direktorat PSMK, 2009

(46)

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa tingkat III (Kelas XII) SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif (selanjutnya disebut SMKN PK TMO) di Kota Medan yakni sebanyak 245 orang. Populasi Kajian dapat di lihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Populasi Kajian

Sumber: Direktorat Pembinaan SMK, 2009

Berdasarkan jumlah populasi yang ada maka untuk menentukan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak (simple random sampling). Peneliti menetapkan besarnya sampel yang diambil adalah 25 % dari jumlah siswa masing-masing sekolah karena Arikunto (2002) menyebutkan bahwa apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat Arikunto dan jumlah populasi yang diteliti maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 61 orang siswa atau 25 % dari jumlah siswa masing-masing sekolah, dengan sebaran seperti dalam Tabel 3.3.

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Tahun 2009 (orang)

1 SMK Negeri 2 Medan 114

2 SMK Negeri 4 Medan 104

3 SMK Negeri 5 Medan 27

(47)

Tabel 3.3. Sebaran Sampel

No Nama Sekolah Persentase Jumlah Siswa Sampel (orang)

1 SMK Negeri 2 Medan 114 x 25% 28

2 SMK Negeri 4 Medan 104 x 25% 26

3 SMK Negeri 5 Medan 27 x 25% 7

Jumlah 61

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui pengamatan langsung ke lapangan, wawancara dan penyebaran kuisioner (angket). Data sekunder diperoleh dari berbagai informasi dari instansi terkait, hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan buku-buku teks/literatur tentang pendidikan kejuruan.

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kajian teori yang relevan dengan variabel penelitian berdasarkan rumusan tinjauan pustaka dan definisi operasional penelitian. Berdasarkan definisi tersebut maka dilanjutkan dengan menyusun rumusan indikator setiap variabel.

Data kompetensi siswa SMK PK TMO diperoleh melalui nilai rapor rata-rata masing-masing siswa.

(48)

menggunakan fasilitas yang ada di sekolah untuk memahami materi pelajaran dengan baik.

Selanjutnya disusun kisi-kisi instrumen yang berisikan indikator dengan butir-butir instrumen penelitian. Data kinerja mengajar guru dan sarana prasarana dijaring dengan angket yang masing-masing menggunakan skala Likert. Instrumen penelitian tersebut disusun dengan 5 tingkat pilihan atas pernyataan dan tiap pernyataan dinilai dengan kategori 5, 4, 3, 2, dan 1.

Data praktik kerja industri diperoleh melalui nilai (sertifikat) prakerin siswa di dunia usaha/dunia industri otomotif.

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini sebagai berikut:

1. Kinerja Mengajar Guru

Tabel 3.4. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Kinerja Mengajar Guru

No Dimensi Indikator Nomor

- Memberikan kesempatan pada

siswa untuk aktif

siswa dan fasilitas belajar (pelaksanaan

pembelajaran)

- Mengatur penggunaan waktu

- Mengorganisasi siswa

- Mengatur dan memanfaatkan

(49)

Lanjutan Tabel 3.4

- Melaksanakan penilaian selama

proses belajar-mengajar

berlangsung

- Melaksanakan penilaian pada akhir pelajaran

Tabel 3.5. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Sarana Prasarana

No Dimensi Indikator Nomor lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda motor) - Peralatan untuk pekerjaan mesin otomotif - Media pendidikan (papan tulis) untuk

kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

8,9,10,11,12 5

3 Area kerja

kelistrikan

- Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan kelistrikan otomotif (mobil dan sepeda motor)

- Peralatan untuk pekerjaan kelistrikan otomotif

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

(50)

Lanjutan Tabel 3.5 lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan chasis mobil dan pemindah tenaga

- Peralatan untuk pekerjaan chasis mobil dan pemindah tenaga

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

18,19,20,21,22 5

5 Ruang

penyimpanan dan instruktur

- Perabot (meja kerja, kursi kerja rak alat dan bahan, dan lemari simpan alat dan bahan pada ruang penyimpanan dan instruktur - Peralatan untuk ruang penyimpanan dan

instruktur

- Media pendidikan (papan data) untuk

pendataan kemajuan siswa dalam

pencapaian tugas praktik dan jadwal - Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat

sampah)

23,24,25,26,27 5

Jumlah 27

3.4 Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Instrumen yang telah dikembangkan disebar kepada populasi penelitian yang

tidak termasuk responden penelitian. Hasilnya dianalisis untuk mengetahui validitas butir instrumen dan realibilitas instrumen variabel setiap penelitian. 2. Dalam menganalisis kevalidan butir instrumen ditentukan berdasarkan rumus

korelasi product moment (Karl Pearson).

(51)

Cronbach. Akhirnya, butir pernyataan yang tidak valid atau tidak memenuhi

syarat tidak diikutsertakan untuk menjaring data penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui studi deskriptif dan korelasional, yang mencakup studi tentang fenomena sebagaimana adanya dan melakukan kajian hubungan antara beberapa variabel yang akan diteliti.

Untuk menganalisis pengaruh kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan prakerin terhadap kompetensi siswa SMKN PK TMO di Kota Medan, digunakan analisis regresi linear berganda dengan rumus:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y : Kompetensi Siswa SMK PK TMO X1 : Kinerja Mengajar Guru

X2 : Sarana Prasarana

X3 : Prakerin

b0 : Intercept, titik potong garis regresi dengan sumbu Y

b1,b2,b3 : Koefisien regresi

e : Error term

(52)

Ho ditolak bila Fhitung > Ftabel

Rumusan hipotesis untuk uji secara bersama-sama adalah:

Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan prakerin secara bersama-sama terhadap kompetensi siswa SMKN PK TMO Ha : ada pengaruh seacara signifikan antara kinerja mengajar guru, sarana prasarana

dan prakerin secara bersama-sama terhadap kompetensi siswa SMKN PK TMO Untuk menguji signifikansi kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan

prakerin berpengaruh terhadap kompetensi siswa SMKN PK TMO digunakan statistik F (uji F) dengan rumus: Fhitung = R2 / k

(1-R2 )/(n-k-1) Keterangan:

R2 : Koefisien determinasi n : Jumlah sampel

k : Jumlah parameter (termasuk intercept) dalam model Sedangkan secara parsial kriteria pengujiannya adalah: Ho diterima jika -ttabel £ thitung £ ttabel

Ho ditolak jika -thitung < -ttabel atau-thitung > -ttabel

Rumusan hipotesis untuk uji secara parsial adalah:

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara kinerja mengajar guru, sarana prasarana atau prakerin dengan kompetensi siswa SMKN PK TMO di Kota Medan

(53)

prasarana atau prakerin dengan kompetensi siswa SMKN PK TMO di Kota Medan

Untuk menguji signifikansi kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan prakerin secara parsial terhadap kompetensi siswa SMKN PK TMO di Kota Medan

Atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

thitung =

r = Koefisien korelasi parsial n : Jumlah sampel

k : Jumlah parameter (termasuk intercept) dalam model

(54)

Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan linear antar variabel dalam model regresi. Jika terjadi korelasi maka terdapat persoalan multikolinieritas, karena seharusnya tidak boleh terjadi korelasi antar variabel independennya.

Menurut Santoso dalam Priyatno (2008) bahwa untuk mendeteksi gejala-gejala terjadinya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF), dengan pedoman sebagai berikut:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinieritas

Untuk mendapatkan hasil pengujian multikolinieritas data dalam penelitian

ini maka digunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) dengan versi 17.0.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut terjadi homoskedastisitas, tetapi jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Untuk model regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.

(55)

masing-masing variabel independen (LnX1, LnX2 dan LnX3). Kriteria pengujian adalah

sebagai berikut:

Jika -ttabel < thitung < ttabel maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

Jika thitung > ttabel atau – thitung < - ttabel berarti terdapat heteroskedastisitas.

Untuk mendapatkan hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini maka digunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) dengan versi 17.0

Untuk menjawab permasalahan kedua dianalisis secara deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

3.6 Definisi Operasional Variabel

1. Kompetensi siswa SMKN PK TMO adalah kemampuan siswa SMKN PK TMO yang diperoleh melalui pembelajaran di sekolah mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu.(nilai rapor rata-rata)

(56)

3. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, yang ada di ruang pembelajaran khusus SMKN PK TMO seperti perabot (meja kerja, kursi kerja/stool, lemari simpan alat dan bahan), peralatan untuk pekerjaan mesin otomotif, papan tulis, kotak kontak dan tempat sampah; perabot (meja kerja, kursi kerja/stool, lemari simpan alat dan bahan), peralatan untuk pekerjaan kelistrikan otomotif, papan tulis, kotak kontak dan tempat sampah; perabot (meja kerja, kursi kerja/stool, lemari simpan alat dan bahan), peralatan untuk pekerjaan chasis dan pemindah tenaga, papan tulis, kotak kontak dan tempat sampah dan perabot (meja kerja, kursi kerja/stool, rak alat dan bahan, lemari simpan alat dan bahan), papan data, kotak kontak dan tempat sampah.

Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMK berupa ruang pembelajaran umum dan ruang pembelajaran khusus SMKN antara kinerja mengajar guru, sarana prasarana atau prakerin dengan kompetensi siswa SMKN PK TMO PK TMO seperti area kerja mesin otomotif, area kerja kelistrikan, area kerja chasis dan pemindah tenaga dan ruang penyimpanan dan instruktur. (skala Likert)

(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan

Secara geografis, wilayah Kota Medan berada antara 3”30’ – 3”43’ Lintang Utara dan 98”35’ – 98”44’ Bujur Timur. Kota Medan berada di Pantai Timur Sumatera Utara berbatasan dengan Selat Malaka dengan topografi cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka pada bagian Utara, sedangkan pada bagian Selatan, Timur dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Luas areal Kota Medan adalah 265,10 km2 (26.510 hektar) dengan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2007 berkisar antara 23,2ºC - 24,2ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,4ºC - 33,6ºC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 20,2ºC – 23,6ºC dan suhu maksimum berkisar antara 31,6,1,0ºC – 35,8ºC.

(58)

Kota Medan sebagai pusat perdagangan untuk kawasan Sumatera Utara akan semakin tinggi khususnya menghadapi pasar bebas.

4.2 Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk Kota Medan pada tahun 2007 diproyeksikan mencapai 2.083.156 jiwa. Dibanding hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertumbuhan penduduk selama tahun 2000 – 2007 sebesar 1,28 % per tahun.

Jumlah rumah tangga sebanyak 470.481 kepala keluarga dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 7.858 jiwa per km2. Jumlah penduduk yang paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah di Kecamatan Medan Baru, disusul Medan Polonia dan Medan Maimun.

Pertumbuhan penduduk di masing-masing kecamatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi dan juga dengan adanya perluasan Kota Medan. Ciri penting lainnya dari penduduk Kota Medan adalah kemajemukan agama, adat istiadat, seni budaya dan suku yang sangat heterogen. Oleh karenanya, salah satu ciri utama masyarakat Kota Medan adalah “terbuka”. Pluralisme kependudukan ini juga yang menjadikan sebahagian mereka yang berkunjung ke Kota Medan mendapat kesan ”Miniatur Indonesia di Kota Medan.”

(59)

menunjukkan angka dalam kategori rendah yang juga menggambarkan kurangnya lapangan kerja. Didasarkan pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), ditahun 2006, jumlah penduduk miskin di Kota Medan mencapai 7,77 %. Jumlah meningkat dibanding pada tahun 2005 yang mencapai 8,62 %.

Tabel 4.1. Distribusi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kota Medan (Persen)

Tahun No. Tingkat Pendidikan

2004 2005 2006

1 Tidak/belum pernah sekolah 0,58 0,22 0,21

2 Tidak/belum tamat SD 5,16 3,44 2,05

3 SD 16,72 17,95 17,48

4 SLTP 20,90 20,65 20,15

5 SLTA Umum 36,45 38,06 39,99

6 SLTA Kejuruan 9,93 8,64 7,92

7 DI/DII 0,72 0,79 0,72

8 DIII 2,22 1,80 2,41

9 S1/DIV 7,32 8,45 9,06

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kota Medan, 2007

(60)

aspek formal pendidikan pencari kerja, tetapi juga kesesuaian skill dan keterampilan nyata yang dimiliki dengan lapangan kerja yang tersedia.

4.3 Kondisi Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan

Fungsi pendidikan sangat strategis dan penting dalam upaya mewujudkan kemajuan dan peningkatan kemakmuran masyarakat, bahkan berkorelasi dengan upaya-upaya peningkatan kesempatan kerja, dan mengurangi kemiskinan. Kota Medan dengan kekuatan ekonomi yang cukup potensial dan merupakan barometer bagi Sumatera Utara, juga mempunyai sekolah dengan jumlah terbesar di kawasan tersebut. Salah satu jenis sekolah yang ada di Kota Medan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jumlah 150 unit, yang terdiri dari 9 kelompok keahlian. Berikut pada Tabel 4.2 profil SMK di Kota Medan berdasarkan kelompok keahlian.

Tabel 4.2. Profil SMK di Kota Medan Berdasarkan Kelompok Keahlian

No. Kelompok Keahlian Jumlah

1 Kelompok Bisnis dan Manajemen 71 unit

2 Kelompok Teknologi dan Industri 62 unit

3 Kelompok Pariwisata 8 unit

4 Kelompok Farmasi 3 unit

5 Kelompok Seni dan Kerajinan 2 unit

6 Kelompok Pekerjaan Sosial 1 unit

7 Kelompok Pertanian 1 unit

8 Kelompok Kesehatan 1 unit

9 Kelompok Implementatif 2004 1 unit

Jumlah Keseluruhan 150 unit

Sumber: Direktorat PSMK, 2009

Gambar

Tabel 1.1.  Kontribusi PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Medan Menurut Sektor/Lapangan Usaha tahun 2006
Tabel 1.2.  Keberadaan Program Keahlian SMK Teknologi Industri di Kota Medan
Tabel 2.1. Standar Sarana dan Prasarana Untuk SMK PK TMO
Tabel 2.2.  Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin) siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Pemesinan di kota Yogyakarta secara keseluruhan meliputi:

Tujuan dari Tugas Akhir Skripsi ini adalah mengetahui: (1) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum program produktif Kompetensi Keahlian

Hubungan antara Kurikulum SMK, Proses Pembelajaran, Sarana dan Prasarana, Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Prestasi Uji Kompetensi secara bersama-sama dengan Kepuasan Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kompetensi Teknik Komputer dan Jaringan yang diajarkan di SMK; (2) mengetahui kompetensi Teknik Komputer dan Jaringan yang dibutuhkan

sebagai konsumen langsung. Berbeda konsumen berbeda pula spesifikasi barang yang mereka butuhkan, hal ini menyebabkan mesin dan alat yang digunakan di industri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk program kemitraan yang dilakukan SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dengan DU/DI di Kabupaten Purworejo

Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja lulusan SMK kompetensi keahliah teknik kendaraan ringan yang telah bekerja di industri otomotif, juga menganalisa

Lulusan SMK termasuk dalam jenjang kualifikasi KKNI Level 2 (operator). Berdasarkan kajian penelitian yang relevan, lulusan yang memiliki kualifikasi pendidikan kejuruan memiliki