• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI OTOMOTIF DI KOTA MEDAN"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

IRMA GUSTI SIMAMORA

077003039/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(2)

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magíster Sains dalam Program Studi Perencanaan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi

Perencanaan Pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

IRMA GUSTI SIMAMORA

077003039/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(3)

Judul Tesis :

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK

NEGERI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

MEKANIK OTOMOTIF DENGAN

KEBUTUHAN DUNIA USAHA / DUNIA

INDUSTRI OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

Nama Mahasiswa : Irma Gusti Simamora Nomor Pokok : 077003039

Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Konsentrasi : Perencanaan Pendidikan

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Bachtiar Hassan Miraza) Ketua

(Prof. Aldwin Surya,SE,M.Pd,Ph.D) (Kasyful Mahalli, SE, M.Si) Anggota Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Bachtiar Hassan Miraza) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)

(4)

Telah diuji pada Tanggal : 17 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Bachtiar Hassan Miraza

Anggota : 1. Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D 2. Kasyful Mahalli, SE, M.Si

3. Prof. Dr.lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE 4. Drs. Rujiman, MA

(5)

PERNYATAAN

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2009

(6)

ABSTRAK

Irma Gusti Simamora. NIM 077003039. ”Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan”, di bawah bimbingan Prof.

Bachtiar Hassan Miraza (Ketua), Prof. Aldwin Surya, SE. M.Pd. Ph.D (Anggota), dan Kasyful Mahalli, SE, M.Si (Anggota).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan, (2) relevansi kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri otomotif. Penelitian dilakukan terhadap siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan, dengan jumlah sampel 61 orang siswa yang diperoleh secara acak, metode penelitian yang digunakan adalah survei dan untuk teknik analisis data penelitian digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan prakerin dengan kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan dengan koefisien regresi sebesar (0,026), (0,049) dan (0,069); terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan prakerin secara bersama-sama dengan kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan dengan koefisien R sebesar 0,525 dan Fhitung 21,015. Kesimpulan ini memberi makna bahwa: (1) semakin tinggi kinerja mengajar guru, semakin memadai sarana prasarana dan semakin baik nilai prakerin maka semakin tinggi kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan, (2) kompetensi yang dimiliki siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif relevan dengan kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan karena dalam penyusunan Struktur Kurikulum SMK PK TMO telah disesuaikan dengan standar yang ditetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif.

Kata kunci: Kompetensi siswa SMK, kinerja mengajar guru, sarana prasarana, praktik kerja industri

(7)

ABSTRACT

Irma Gusti Simamora. NIM 077003039. "Relevance of Competencies of State Vocational High School Students of Mechanic Automotive Technique Program with Requirements of Automotive Industry in Medan", under tuition of Prof.

Bachtiar Hassan Miraza (chief), Prof. Aldwin Surya, SE. M.Pd. Ph.D (member) and Kasyful Mahalli, SE, M.Si (member).

This research aim to to analyses: (1) influence of performance teach teachers, supplies and industry job practice to competencies of state vocational high school students of mechanic automotive technique program (SMK PK TMO) with requirements of automotive industry in Medan, (2) relevance of competencies of SMK PK TMO students with requirements of automotive industry in Medan. Amount of taken sample in this research 61 students obtained at random, method at this research used is survey and for the technique analyse data of research used by analysis of doubled linear regression. Results of research lay open that: (1) there are positive influence and significant between performance teach teachers, supplies and industry job practice with competencies of state SMK PK TMO students with coefficients of regresi equal to (0,026), (0,049) and (0,069); there are positive influence and significant in together with performance teach teachers, supplies and industry job practice with competencies of state SMK PK TMO students in Medan with coefficient of determination equal to 0,525 and F 21,015. This conclusion give meanings that: (1) excelsior of performance teach teachers, adequate progressively supplies and progressively value of industry job practice hence excelsior of competencies of state SMK PK TMO students in Medan, (2) competencies owned state SMK PK TMO students of relevant with requirements of automotive industry in Medan because in compilation of Curriculum Structure of SMK PK TMO have been adapted for a standard specified by Standard of Competencies Work Indonesia National ( SKKNI) of Mechanic Automotive Technique Program.

Keywords: Competencies of SMK students, performance teach teachers, supplies, industry job practice

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nyalah penelitian yang berjudul “Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan”, dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Atas rampungnya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan bantuan dan dukungan, baik sewaktu penulis mengikuti proses perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza, selaku Ketua Komisi Pembimbing dalam

penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan tesis ini. 3. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah

banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. lic.rer.reg. Sirozujilam, SE, Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, dan Bapak Drs. Rujiman, MA, yang bersedia menjadi dosen penguji serta telah memberikan masukan dan arahan yang bermanfaat dalam penulisan tesis ini.

(9)

5. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza, selaku Ketua Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD).

7. Seluruh civitas akademika Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu penulis dalam proses administrasi maupun kelancaran kegiatan akademik, termasuk juga seluruh teman-teman di jurusan PWD Konsentrasi Perencanaan Pendidikan USU Medan.

8. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan pembiayaan melalui Program Beasiswa Unggulan hingga penyelesaian tesis ini berdasarkan DIPA Sekretariat Jenderal DEPDIKNAS Tahun Anggaran 2007 sampai dengan 2009.

9. Khusus kepada kedua orangtuaku dan adik-adikku (Albertto, Icut, Ferry, Nora dan Erick) yang telah memberikan perhatian khusus, sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan tesis ini.

Akhirnya dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, tesis ini dipersembahkan bagi semua pihak yang membacanya dengan harapan dapat memberi koreksi konstruktif apabila terdapat kesalahan.

Medan, Juli 2009 Penulis,

Irma Gusti Simamora NIM 077003039

(10)

RIWAYAT HIDUP

Irma Gusti Simamora dilahirkan di Medan pada tanggal 18 Oktober 1975. Anak pertama dari Jasman Simamora, SH dan Ramena Siallagan. Menyelesaikan pendidikan: SD Negeri 066049 Medan tahun 1988, SMP Negeri 16 Medan tahun 1991, SMA Negeri 11 Medan tahun 1994. Memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan tahun 1999.

Pada bulan Desember tahun 2001 diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Selatan sebagai Pembantu Pimpinan. Bulan Juni tahun 2006 pindah ke Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Medan, dahulu bernama Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG) Teknologi Medan, juga sebagai Pembantu Pimpinan. Di bulan Oktober tahun 2007 menerima Surat Keputusan menjadi fungsional Analis Kepegawaian Pertama di PPPPTK Medan.

Pada bulan Oktober tahun 2007 mendapatkan beasiswa untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Konsentrasi Perencanaan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Medan.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Hakikat Kinerja Mengajar Guru ... 8

2.2 Hakikat Sarana Prasarana ... 11

2.3 Hakikat Praktik Kerja Industri ... 13

2.4 Hakikat Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 16

2.5 Peranan Pendidikan Dalam Pengembangan Wilayah ... 19

2.6 Proses Perencanaan Pendidikan Kejuruan ... 22

2.7 Penelitian Sebelumnya ... 26

2.8 Kerangka Berpikir ... 27

(12)

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ... 30

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.4 Uji Coba Instrumen ... 34

3.5 Teknik Analisis Data ... 35

3.6 Defenisi Operasional Variabel ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Kota Medan ... 41

4.2 Penduduk dan Tenaga Kerja ... 42

4.3 Kondisi Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan ... 44

4.4 Gambaran SMK Negeri PK TMO di Kota Medan ... 47

4.5 Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba Angket ... 49

4.6 Hal-hal Yang Mempengaruhi Kompetensi Siswa SMK Negeri PK TMO di Kota Medan ... 50

4.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 50

4.6.2 Pengujian Hipotesis ... 51

4.7 Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dengan Kebutuhan DU/DI Otomotif di Kota Medan ... 57

4.7.1 Kompetensi Umum ... 57

4.7.2 Kompetensi Kejuruan ... 57

4.8 Kaitan Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dengan Pengembangan Wilayah di Kota Medan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Kontribusi PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Medan

Menurut Sektor/Lapangan Usaha Tahun 2006 ... 3

1.2. Keberadaan Program Keahlian SMK Teknologi Industri di Kota Medan ... 5

2.1. Standar Sarana dan Prasarana Untuk SMK PK TMO ... 12

2.2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 16

3.1. Lokasi Kajian ... 29

3.2. Populasi Kajian ... 30

3.3. Sebaran Sampel ... 31

3.4. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Kinerja Mengajar Guru ... 32

3.5. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Sarana Prasarana ... 33

4.1. Distribusi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kota Medan (Persen) ... 43

4.2. Profil SMK di Kota Medan Berdasarkan Kelompok Keahlian ... 44

4.3. Profil Program Keahlian SMK Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Mesin di Kota Medan ... 45

4.4. Profil SMK Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan ... 45

4.5. Profil SMK Negeri PK TMO di Kota Medan ... 47

(14)

4.7. Hasil Uji Multikolinieritas ... 50

4.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas Lnei2 dengan LnX1, LnX2 dan LnX3 ... 51

4.9. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 52

4.10. Hasil Uji F ... 53

4.11. Hasil Uji t ... 55

4.12. Kompetensi Umum Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 57

4.13. Struktur Kurikulum SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ... 58

4.14. Interval Nilai Kompetensi ... 60

4.15. Perbandingan Hasil Nilai Rata-Rata Kompetensi Siswa SMKN PK TMO Dengan Standar Nilai DU/DI Otomotif di Kota Medan ... 61

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba Angket Kinerja

Mengajar Guru ... 71

2. Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba Angket Sarana Prasarana ... 72

3. Kuesioner Kinerja Mengajar Guru ... 73

4. Kuesioner Sarana Prasarana ... 75

5. Data Penelitian Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif (Y) ... 77

6. Data Penelitian Kinerja Mengajar Guru (X1) ... 80

7. Data Penelitian Sarana Prasarana (X2) ... 82

8. Data Penelitian Praktek Kerja Industri (X3) ... 84

9. Tabulasi Data Penelitian ... 86

10. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 88

11. Hasil Uji Multikolinearitas ... 91

12. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 92

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) telah lama dilakukan dengan berbagai inovasi pada program pendidikan maupun pelatihan. Salah Satunya dilakukan melalui peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik SMK Negeri maupun SMK Swasta. SMK merupakan lembaga pendidikan yang berpotensi untuk mempersiapkan SDM yang dapat dengan mudah terserap oleh dunia kerja, karena materi baik teori dan praktik yang bersifat aplikatif telah diberikan sejak dini, dengan harapan lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Melalui pengembangan SMK diharapkan tingkat pengangguran dapat ditekan karena berbeda dengan pendidikan SMA, pendidikan SMK didasarkan pada kurikulum yang membekali lulusannya dengan keterampilan tertentu untuk mengisi lapangan kerja atau membuka lapangan usaha sendiri. Selain itu, SMK juga dapat diarahkan untuk mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa. Kurikulum SMK sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah dan lapangan pekerjaan/usaha yang timbul akibat aktivitas perekonomian wilayah.

Salah satu upaya dalam hal pengembangan SMK adalah melalui pengembangan program keahlian yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

(18)

Program keahlian inilah yang menjadi ujung tombak menciptakan link and match SMK dengan dunia kerja. Pada kurikulum SMK edisi 2004, terdapat 21 bidang keahlian yang dibagi menjadi 103 program keahlian. Direktorat Pembinaan SMK (selanjutnya disebut Direktorat PSMK) selalu melaksanakan evaluasi dan penataan kembali program keahlian di SMK, yang disebut dengan program ’re-engineerisasi’ program keahlian SMK. Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi program keahlian di SMK dengan kebutuhan pasar kerja, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Kebijakan ini adalah salah satu bentuk nyata dari perencanaan pendidikan dengan pendekatan ketenagakerjaan.

Pada tahun 2006, di Medan terdapat 200 unit SMA, dengan jumlah siswa 62.290 orang. Sementara jumlah SMK ada 134 unit, dengan jumlah siswa 41.769 orang. Sehingga jika mengacu pada Renstra Depdiknas 2004-2009 maka pada tahun 2006 rasio jumlah sekolah/siswa SMA dan SMK sudah mencapai target SMA 60 % dan SMK 40 %. Namun pengembangan SMK bukan sekedar pada rasio jumlah unit SMK, tetapi bagaimana dengan keberadaan SMK tersebut jika dikaitkan dengan potensi wilayah Kota Medan.

Salah satu cara yang sering digunakan melihat potensi wilayah adalah melalui struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan lapangan kerja. Struktur PDRB menggambarkan kontribusi setiap sektor/lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB keseluruhan. Perubahan struktur ekonomi mengakibatkan terjadinya perubahan struktur penyerapan tenaga kerja (Sumarsono, 2006). Hal ini seharusnya menjadi dasar acuan pengembangan program keahlian di SMK.

(19)

PDRB Kota Medan pada tahun 2006 mencapai 27,236 triliun rupiah. Sektor tertier (perdagangan/hotel/restoran, transportasi/telekomunikasi, keuangan/jasa perusahaan, jasa-jasa lainnya) adalah penyumbang PDRB terbesar yaitu 68,73 %. Disusul sektor sekunder (industri pengolahan, listrik/gas/air bersih, konstruksi) sebesar 28,30 %. Sementara sektor primer (pertanian, pertambangan/penggalian) menyumbang sebesar 2,97 %. Jika melihat struktur PDRB tersebut maka Kota Medan sudah dikategorikan sebagai kota jasa, perdagangan dan industri. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas perekonomian dan penyerapan tenaga kerja didominasi ketiga sektor tersebut. Persentase kontribusi dan penyerapan tenaga kerja per sektor Kota Medan tahun 2006 ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Kontribusi PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Medan Menurut Sektor/Lapangan Usaha tahun 2006

Sektor/Lapangan Usaha Kontribusi PDRB

(%)

Penyerapan Lapangan Kerja (%)

Primer 2,97 5.43

1. Pertanian 2,96 5.04

2. Pertambangan & Penggalian 0,01 0,39

Sekunder 28,30 24,21

3. Industri Pengolahan 16,27 15,05

4. Listrik,Gas,Air Bersih 2,23 0,71

5. Konstruksi 9,80 8,45

Tertier 68,73 70,36

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 25,92 35,73

7. Transportasi & Telekomunikasi 18,45 17,59

8. Keuangan & Jasa Perusahaan 13,64 4,84

9. Jasa-jasa lainnya 10,72 12,19

JUMLAH 100 100

(20)

Sesuai dengan tujuan pendidikan SMK, yaitu membekali peserta didik dengan keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerja/dunia usaha maka pengembangan SMK harus selalu mengacu pada kebutuhan pasar kerja. Namun pengembangan SMK bukan sekedar pada memperbesar jumlah unit SMK dan jumlah siswa, tetapi bagaimana keberadaan SMK di Kota Medan jika dikaitkan dengan potensi wilayah Kota Medan sebagai kota jasa, industri dan perdagangan.

Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya, bahwa link and match antara output pendidikan SMK dengan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) sebagai pengguna output pendidikan SMK belum tercapai. Salah satu masalahnya terletak pada kualitas lulusan SMK yang belum sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan pasar tenaga kerja.

Namun ada masalah lain yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan SMK agar lulusannya terserap lapangan usaha dan lapangan kerja, yaitu masalah kesesuaian jumlah (proporsi) lulusan dari setiap program keahlian dengan kebutuhan dunia kerja. Yang terjadi saat ini, bahwa keberadaan SMK belum sepenuhnya didasarkan pada analisis kebutuhan tenaga kerja (demand and supply analysis). Fakta di lapangan yang terjadi adalah supply driven. Berikut keberadaan program keahlian SMK Teknologi dan Industri di Kota Medan ditunjukkan pada Tabel 1.2.

(21)

Tabel 1.2. Keberadaan Program Keahlian SMK Teknologi Industri di Kota Medan

No. Program Keahlian Jumlah

1 Teknik Mekanik Otomotif 40 unit

2 Teknik Las dan Fabrikasi 1 unit

3 Teknik Permesinan 9 unit

4 Teknik Elektronika 9 unit

5 Teknik Listrik 8 unit

6 Teknik Komputer dan Informatika 5 unit

7 Teknik Bangunan 1 unit

Sumber: Direktorat PSMK, 2009

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif memiliki 40 unit (3 unit SMK Negeri dan 37 unit SMK Swasta), yang berarti lebih banyak dibandingkan program keahlian yang lain. Padahal Kota Medan tidak memiliki industri perakitan/produksi otomotif. Hal ini mungkin terjadi karena semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat di Kota Medan terhadap kendaraan.

Menurut hasil survei 2008, jumlah kenderaan yang ada di kota Medan mencapai 252.083 unit untuk moda sepeda motor (tertinggi), disusul oleh mobil pribadi berkisar 228.928 unit, lalu MPU berkisar 130.050 unit, becak bermotor 46.751 unit, truk 8.368 unit, bus 4.274 unit dan unmotorised 5.197 unit (Bangun, 2008). Keadaan ini membuka peluang kerja di bidang otomotif, khususnya sebagai teknisi mekanik, pelayanan suku cadang dan operator di berbagai perusahaan industri/bengkel serta memberi peluang bagi lulusan SMK PK TMO untuk berwirausaha dengan membuka bengkel sendiri.

(22)

Dalam kenyataannya, walaupun peluang untuk bekerja di dunia otomotif di Kota Medan cukup besar, akan tetapi kompetensi kerja para lulusan masih sering dipertanyakan, karena mereka dianggap belum banyak mengetahui hal-hal yang perlu disiapkan untuk dapat bekerja secara profesional dibidang otomotif. Padahal selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah para siswa telah diajar oleh tenaga pendidik yang berkompeten, dilengkapi sarana prasarana yang baik dan telah mengikuti praktik kerja industri selama 3-12 bulan di dunia usaha/dunia industri otomotif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan kajian tentang “Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana diungkapkan di atas, perumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan ?

2. Apakah kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif relevan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri otomotif di Kota Medan?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan.

2. Untuk menganalisis relevansi kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri otomotif di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian diharapkan dapat berguna bagi pendidikan kejuruan baik secara teoretis maupun praktis :

1. Secara teoretis, diharapkan munculnya dukungan terhadap pendidikan kejuruan yang berkisar pada variabel yang menjadi obyek penelitian ini yaitu kompetensi siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri.

2. Secara praktis, dapat dipergunakan sebagai bahan informasi kepada para pihak pengambil keputusan dalam pendidikan kejuruan dalam rangka pengambilan kebijakan pendidikan kejuruan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan kejuruan di masa yang akan datang.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan empiris atau kerangka acuan bagi peneliti pendidikan kejuruan berikutnya.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Kinerja Mengajar Guru

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kinerja guru dalam pelaksanaan tugas melalui pembelajaran. Kinerja mengajar guru sebagai hal penting dalam proses pendidikan dan pengajaran ditelusuri dan didasarkan pada berbagai teori yang telah dikembangkan oleh para ahli.

Menurut Anwar (2007) kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai seseorang persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan padanya.

Hamzah (2007) menyebutkan bahwa kinerja merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan seseorang terkait dengan tugas apa yang diemban dan merupakan tanggung jawabnya.

Menurut Nasution dalam Tarigan (2008) bahwa dalam dunia pendidikan, kinerja individu dapat dinyatakan berupa kinerja mengajar guru. Kinerja mengajar guru tidak terlepas dari tugas guru sebagai seorang pengajar di sekolah maka pengertian mengajar harus ditelusuri lebih mendalam. Mengajar adalah salah satu usaha dari pihak guru unuk mengatur lingkungan belajar sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi siswa untuk belajar.

(25)

Kinerja mengajar guru dapat dibagi dalam dua golongan menurut Rooijakkers dalam Tarigan (2008). Golongan pertama, yaitu berhubungan dengan hal pengorganisasian materi pelajaran: bagaimana jam pelajaran diatur dalam bagian-bagiannya agar tersusun dengan baik, begitu pula bagaimana menggunakan papan tulis agar dapat memberi hasil guna sebesar mungkin. Golongan kedua, yaitu berhubungan dengan presentasi atau penyajian materi pelajaran: cara guru berhubungan (komunikasi) dengan siswa, keterampilan guru yang bertalian dengan penyajian, seperti penggunaan tempo dalam mengajar, cara mengajukan pertanyaan dan cara memberi tugas kepada siswa.

Guru merupakan motor penggerak bagi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik. Dalam proses pembelajaran yang terjadi adalah kegiatan operasional yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pembelajaran menekankan pada “bagaimana membelajarkan siswa” bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran adalah suatu kondisi yang dilakukan oleh guru untuk mempermudah siswa menerima dan menyerap materi pelajaran yang disampaikan sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan hasil belajar yang memuaskan.

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Arikunto (1990) ada sepuluh kompetensi kemampuan dasar guru, yaitu (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar-mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media/sumber, (5) menguasai landasan-landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi belajar-mengajar, (7) menilai prestasi siswa untuk pendidikan pengajaran,

(26)

(8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Selanjutnya dalam rumusan strategi pembelajaran berbagai unsur yang lazim harus dikuasai oleh seorang guru dalam pembelajaran menurut Miarso (2004) adalah: (1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) teknik, (3) pengorganisasian kegiatan belajar-mengajar, (4) peristiwa pembelajaran, (5) urutan belajar, (6) penilaian, (7) pengelolaan kegiatan belajar/kelas, (8) tempat atau lingkungan, dan (9) waktu.

Dalam proses pembelajaran menurut Mulyasa (2006) bahwa pembelajaran dimulai dengan fase persiapan untuk mengembangkan kompetensi dasar, indikator hasil belajar dan materi standar. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar siswa serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.

Berdasarkan analisis teori di atas, yang dimaksud dengan kinerja guru adalah unjuk kerja guru dalam menjalankan tugasnya secara rutin dan berkesinambungan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran seperti: (1) merencanakan pembelajaran yang meliputi: merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran, merencanakan pengelolaan pembelajaran, merencanakan media dan sumber pembelajaran, merencanakan pengelolaan kelas, merencanakan evaluasi keberhasilan pembelajaran, (2) melaksanakan pembelajaran, meliputi: membuka pelajaran, interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, keragaman suara,

(27)

bahasa, mimik, gerakan, dorongan, disiplin kelas dan menutup pembelajaran dan (3) melakukan evaluasi pembelajaran, yang meliputi: memilih bentuk dan jenis tes pembelajaran, melakukan tes sesuai dengan tujuan pembelajaran, ketepatan waktu sesuai yang dialokasikan.

2.2 Hakikat Sarana Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran (Sanjaya, 2008).

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK) menyebutkan sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMK. Standar Sarana dan Prasarana Untuk SMK PK TMO (Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008) tersaji pada Tabel 2.1.

(28)

Tabel 2.1. Standar Sarana dan Prasarana Untuk SMK PK TMO

No. Prasarana Sarana

1 Ruang pembelajaran umum:

- Ruang kelas - Perpustakaan - Laboratorium fisika - Laboratorium kimia - Laboratorium komputer - Laboratorium bahasa - Ruang praktik gambar teknik

2 Area kerja mesin otomotif - Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda motor)

- Peralatan untuk pekerjaan mesin otomotif

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah) 3 Area kerja kelistrikan - Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan

alat dan bahan pada pekerjaan kelistrikan otomotif (mobil dan sepeda motor)

- Peralatan untuk pekerjaan kelistrikan otomotif

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah) 4 Area kerja chasis dan pemindah

tenaga

- Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan chasis mobil dan pemindah tenaga

- Peralatan untuk pekerjaan chasis mobil dan pemindah tenaga

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah) 5 Ruang penyimpanan dan instruktur - Perabot (meja kerja, kursi kerja rak alat dan bahan, dan

lemari simpan alat dan bahan pada ruang penyimpanan dan instruktur

- Peralatan untuk ruang penyimpanan dan instruktur

- Media pendidikan (papan data) untuk pendataan kemajuan siswa dalam pencapaian tugas praktik dan jadwal

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah) Sumber: Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008

Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai proses pengatur

(29)

lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Apabila mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien. Sedangkan manakala belajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan demikian ketersediaan sarana yang lengkap, memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi mengajarnya. Kedua, kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran. Sedangkan tipe siswa yang lebih visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. Kelengkapan sarana dan prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.

2.3 Hakikat Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri (prakerin) merupakan kurikulum wajib bagi siswa SMK untuk melakukan praktik kerja di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) yang sesuai dengan program keahlian yang bersangkutan.

Pelaksanaan prakerin merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktik kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. PSG diilhami oleh dua sistem (dual

(30)

system) yang dilakukan di Jerman. Mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan

kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004.

PSG melalui program prakerin merupakan suatu langkah nyata (substansial) untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan yang bermutu. Program yang dilaksanakan di industri atau dunia usaha meliputi:

1. Praktik dasar kejuruan yang dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian lainnya di industri. Praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri apabila industri pasangan memiliki fasilitas pelatihan memadai. Namun apabila industri pasangan tidak memiliki fasilitas pelatihan maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah.

2. Praktik keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktik kerja industri (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan.

Tujuan prakerin salah satunya adalah untuk membelajarkan siswa untuk mempraktikkan ilmu dan keterampilan yang sudah diperoleh di sekolah serta membelajarkan siswa terhadap suasana dunia kerja. Sedangkan feed back bagi sekolah adalah memperoleh masukan tentang kesesuaian antara ‘kurikulum’ dunia kerja dengan kurikulum sekolah.

(31)

Menurut Djojonegoro dalam Muliati (2008) penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan dengan pendekatan Pendidikan Sistem Ganda bertujuan: (1) menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja

yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja; (2) meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan/kecocokan (link and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja; (3) meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional dengan memanfaatkan sumber daya pelatihan yang ada di dunia kerja; (4) memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

Prakerin dilaksanakan untuk menghasilkan tenaga yang berkeahlian dan memiliki etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja pada dunia usaha/dunia industri otomotif. Prakerin berorientasi dan berbasis kompetensi untuk meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas serta untuk memperkokoh link dan match antara sekolah dengan dunia kerja. Siswa yang telah melaksanakan prakerin akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat (surat keterangan) prakerin yang menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang telah dilaksanakan dengan memperhatikan hasil atau nilai yang diperoleh oleh siswa selama mengikuti program prakerin.

(32)

2.4 Hakikat Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi menyebutkan “Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2005) merumuskan “Kompetensi sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan performen yang ditetapkan.” Berikut ini Tabel 2.2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif yang telah dirumuskan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Tabel 2.2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

No. Kompetensi Sub Kompetensi

1 Pembacaan dan pemahaman gambar teknik 1. Persiapan Menggambar Teknik 2. Membaca dan memahami gambar teknik 2 Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur 1. Pengukuran dimensi dan variabel

menggunakan perlengkapan yang sesuai 2. Pemeliharaan alat ukur

3 Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk mengidentifikasi bahaya dan penghindarannya 2. Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area

kerja

3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja

4. Pelaksanaan prosedur darurat

5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan 6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama

(33)

Lanjutan Tabel 2.2

No. Kompetensi Sub Kompetensi

4 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja

3. Memilih dan menggunakan secara aman peralatan tempat kerja

4. Pemeliharaan/servis pada peralatan dan perlengkapan tempat kerja

5 Pelaksanaan operasi penanganan secara manual

1. Mengangkat dan memindahkan material/komponen/part

6 Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan

1. Pelaksanaan prosedur pengelasan 2. Pelaksanaan prosedur pematrian

3. Pelaksanaan prosedur pemotongan dengan panas

4. Pelaksanaan prosedur pemanasan

7 Pemeriksaan sistem kemudi 1. Memeriksa dan menguji kondisi sistem/komponen kemudi

8 Pemeriksaan sistem suspensi 1. Memeriksa sistem / komponen suspensi dan menentukan kondisinya

9 Pembongkaran, perbaikan dan pemasangan ban luar dan dalam

1. Membongkar, memasang dan mengganti ban dalam dan luar

2. Memeriksa ban dalam dan luar untuk menentukan perbaikan

3. Melaksanakan perbaikan ban dalam atau ban luar

10 Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai

1. Menguji baterai

2. Melepas dan mengganti baterai 3. Memelihara/servis dan mengisi baterai 4. Membantu start

11 Pelaksanaan pemeliharaan/servis komponen 1. Pelaksanaan pemeliharaan/servis komponen 2. Identifikasi dan penggunaan pelumas/ cairan

pembersih yang benar 12 Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/

kelayakan kendaraan

1. Pemeriksaan kendaraan yang lengkap 13 Pelaksanaan prosedur diagnosa 1. Pendiagnosaan kesalahan/ kerusakan dari gejala

dan penentuan tindakan 14 Pemeliharaan/servis engine dan

komponen-komponennya

1. Memelihara/servis engine dan komponen-komponennya

15 Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

1. Memelihara/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

16 Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin

1. Memelihara/servis komponen/sistem bahan bakar

17 Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel

1. Memelihara/servis sistem dan komponen injeksi bahan bakar diesel

18 Pemeliharaan/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian

1. Memelihara/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian

19 Pemeliharaan/servis transmisi manual 1. Pemeliharaan/servis transmisi manual dan komponen-komponen

20 Pemeliharaan/servis unit final drive/garden 1. Memelihara/servis unit final drive dan komponen-komponennya

21 Pemeliharaan/servis poros penggerak roda 1. Memelihara/servis poros penggerak roda/drive shaft tdan komponen-komponennya

33 Perbaikan Transmisi Manual 1. Memperbaiki, melepas dan mengganti transmisi manual dan komponen-komponennya

(34)

Lanjutan Tabel 2.2

No. Kompetensi Sub Kompetensi

2. Menguji sistem rem/ komponen-komponennya 23 Pemeliharaan/servis sistem rem 1. Memelihara/servis sistem rem dan

komponen-komponennya

24 Pemeliharaan/servis sistem kemudi 1. Memelihara/servis sistem kemudi dan komponen-komponennya

25 Pemeliharaan/servis sistem suspensi 1. Memelihara/servis sistem suspensi dan/atau komponen-komponennya

26 Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan

1. Menguji dan mengidentifikasi kesalahan sistem/ komponen

2. Perbaikan ringan pada rangkaian kabel 27 Perbaikan engine dan

komponen-komponennya

1. Memperbaiki, membongkar dan mengganti engine dan komponen-komponennya

28 Perbaikan sistem A/C (pendingin) dan komponen-komponennya

1. Memperbaiki sistem pendingin dan komponen-komponennya

29 Pelaksanaan perbaikan radiator 1. Memperbaiki radiator dan/atau komponennya 30 Perbaikan sistem/komponen bahan bakar

bensin

1. Memperbaiki komponen sistem bahan bakar bensin

31 Perbaikan sistem/ komponen bahan bakar diesel

1. Memperbaiki, melepas dan mengganti komponen sistem injeksi bahan bakar diesel 32 Perbaikan kopling dan

komponen-komponennya

1. Melepas/mengganti unit kopling dan komponen-komponennya

2. Membongkar/memperbaiki komponen-komponen sistem pengoperasian kopling 34 Perbaikan unit final drive/garden 1. Memperbaiki unit final drive/gardan dan

komponen-komponennya

35 Perbaikan poros-poros penggerak roda 1. Memperbaiki poros penggerak roda/drive shafts dan componen-komponennya

36 Perbaikan sistem rem 1. Memperbaiki, melepas dan mengganti sistem rem dan/atau komponen lain yang bersangkutan 37 Perbaikan sistem kemudi 1. Memperbaiki, membongkar dan mengganti

sistem kemudi dan komponen-komponennya 38 Perbaikan sistem suspensi 1. Memperbaikan sistem suspensi dan

komponen-komponennya

39 Perbaikan sistem kelistrikan 1. Memperbaiki sistem kelistrikan

40 Perbaikan sistem starter dan pengisian 1. Menguji sistem/komponen dan mengidentifikasi kesalahan/kerusakan

2. Memperbaiki sistem starter, sistem pengisian dan komponen-komponennya

41 Perbaikan sistem gas buang (knalpot) 1. Melepas, memperbaiki dan mengganti komponen-komponen/sistem gas buang (knalpot) yang rusak

42 Perbaikan sistem pengapian 1. Memperbaiki sistem pengapian dan komponennya

43 Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

1. Memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan

2. Menguji sistem kelistrikan 3. Memperbaiki sistem kelistrikan Sumber: BNSP, 2005

(35)

Menurut Mulyasa (2004) “Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.” Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.

Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang telah dipelajari.

2.5 Peranan Pendidikan Dalam Pengembangan Wilayah

Pada hakekatnya pengembangan (development) merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup (Zein, 1999). Pengembangan merupakan produk belajar, yaitu belajar memanfaatkan

(36)

kemampuan yang dimiliki bersandar pada lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil yang diperoleh dari proses tersebut, yaitu kualitas hidup yang meningkat.

Setiap wilayah memiliki sumber daya (resources), antara lain adalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi. Zein (1999) selanjutnya menyatakan ketiga unsur tersebut sebagai tiga pilar pengembangan wilayah. Mengacu pada filosofi dasar tersebut maka pengembangan wilayah merupakan upaya memberdayakan stake holders (masyarakat, pemerintah, pengusaha) di suatu wilayah, terutama dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan di wilayah tersebut dengan instrumen yang dimiliki atau dikuasai, yaitu teknologi. Dengan lebih tegas Zein menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan upaya mengawinkan secara harmonis sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi, dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan itu sendiri.

Filosofi dan definisi pengembangan wilayah di atas secara jelas menekankan betapa pentingnya peranan sumberdaya manusia dalam keberhasilan pengembangan suatu wilayah, sebagai subyek dan sekaligus sebagai obyek. Dibutuhkan sumberdaya manusia yang memiliki motivasi dan kemampuan untuk mengelola sumberdaya wilayah (sebagai subyek), untuk meningkatkan kualitas hidup (sebagai obyek). Maka kunci dari keberhasilan pengembangan wilayah adalah terletak pada kualitas sumberdaya manusia. Berbicara mengenai masalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia, harus diawali dari masalah pendidikan, karena

(37)

pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (Enoch, 1992)

Salah satu konsep yang merupakan titik temu antara pendidikan dengan pembangunan wilayah adalah konsep investasi sumberdaya manusia (human capital). Adam Smith, Theodore Schultz dan Denison (dalam Suryadi, A dan Tilaar, H. A. R, 1993) menekankan pentingnya investasi di bidang sumberdaya manusia melalui pendidikan dengan melontarkan pendapat bahwa pendidikan mempunyai kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Menurut teori Human Capital, pertumbuhan dan pembangunan memiliki dua syarat, yaitu (1) Adanya pemanfaatan teknologi tinggi secara efisien, dan (2) Adanya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Sumber daya manusia seperti itu dihasilkan melalui proses pendidikan. Hal inilah yang menyebabkan teori Human Capital percaya bahwa investasi dalam pendidikan sebagai investasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakat. Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya hubungan pendidikan dengan penyiapan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk bekerja. Dengan kata lain, pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga yang siap bekerja.

Enoch (1992) mengatakan bahwa pendidikan mempengaruhi perkembangan ekonomi, dan demikian juga sebaliknya perkembangan ekonomi suatu wilayah dapat berfungsi sebagai tenaga pendorong berkembangnya pendidikan di suatu wilayah. Kemajuan ekonomi mempengaruhi kemajuan pendidikan terjadi dengan dua cara.

(38)

Pertama, meningkatnya taraf hidup penduduk di suatu wilayah akan menimbulkan suatu kondisi materi dan psikologi dalam kehidupan keluarga, yang memberi dorongan kebutuhan akan pendidikan yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pendidikan adalah sebagai barang komsumsi, sebab digunakan untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Kedua, kemajuan ekonomi akan menimbulkan kemajuan teknologi, dan kemajuan teknologi mempersingkat waktu sesuatu pekerjaan, sehingga memberi kesempatan bagi pemuda-pemudi untuk belajar lebih lama di sekolah. Selain itu, kemajuan teknologi membutuhkan persyaratan keterampilan seseorang untuk dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi.

Sebaliknya, kemajuan pendidikan memberikan pengaruh terhadap pengembangan wilayah. Dengan asumsi bahwa pendidikan (yang bermutu) akan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis, memiliki motivasi untuk berinovasi dan berkreasi mengembangkan sumber daya dan teknologi yang ada. Sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, akan mampu menggerakkan faktor-faktor produksi di suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan wilayah bersangkutan, sumberdaya manusia yang demikian hanya dapat dihasilkan melalui proses pendidikan.

2.6 Proses Perencanaan Pendidikan Kejuruan

Definisi perencanaan secara sederhana adalah penyusunan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah memilih, alat pengalokasian sumber daya, alat mencapai tujuan dan berorientasi masa depan

(39)

(Arsyad, 1999). Artinya ada empat elemen dasar perencanaan, yaitu: merencanakan berarti memilih; perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya; perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan; dan perencanaan berorientasi ke masa depan.

Sa'ud dan Makmun (2006) mengatakan bahwa pendidikan merupakan upaya mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral serta keimanan dan ketaqwaan manusia. Dengan demikian pendidikan menyangkut 3 aspek yakni; adanya proses aktifitas, proses datang dari dua belah pihak dan proses tersebut memiliki intensitas yang sama kuatnya, baik yang datang dari individu (potensi) maupun dari luar individu (lingkungan).

Rupet Evans (dalam Djojonegoro, 1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan.

Fokus kurikulumnya; stimuli dan pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan mencakup rangsangan dan pengalaman belajar yang mengembangkan domain afektif, kognitif dan psikomotor berikut paduan integralnya yang siap untuk dipadukan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar maupun nanti dalam situasi kerja yang sebenarnya. Ini termasuk sikap kerja dan orientasi nilai yang mendasari aspirasi, motivasi dan kemampuan kerjanya.

Kriteria keberhasilannya berlainan dengan pendidikan umum; kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan pada dasarnya

(40)

menerapkan ukuran ganda yaitu in school success dan out of school success. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya (Djojonegoro, 1999).

Perbekalan logistiknya dari segi peralatan belajar; perlu mewujudkan situasi atau pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik yang lain. Bengkel dan laboratorium adalah kelengkapan umum yang menyertai eksistensi suatu sekolah kejuruan.

Hubungannya dengan masyarakat dunia usaha yang mencakup daya dukung dan daya serap lingkungan yang sangat penting perannya bagi hidup dan matinya suatu lembaga pendidikan kejuruan. Perwujudan hubungan timbal balik yang menunjang ini mencakup adanya dewan penasehat kurikulum kejuruan (curriculum

advisory commite), kesediaan dunia usaha menampung anak didik sekolah kejuruan

dalam program kerjasama yang memungkinkan kesempatan pengalaman belajar dilapangan.

Perencanaan pendidikan untuk masa mendatang adalah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan SDM, teknologi dan manajemen. Proses perencanaan pendidikan tidak lain adalah dimulai dari memahami permasalahan pendidikan, menganalisis bidang telaahan, mengkonsepsikan dan merancang rencana,

(41)

menspesifikasikan rencana yang telah disusun, mengimplementasikan rencana, dan mamantau pelaksanaan rencana (Saud dan Makmun, 2006).

Untuk menyiapkan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha dan industri, perlu adanya hubungan timbal balik antara pihak dunia usaha/dunia industri dengan lembaga diklat baik pendidikan formal, informal maupun yang dikelola industri itu sendiri (Djojonegoro, 1999). Salah satu bentuk hubungan timbal balik tersebut adalah pihak dunia usaha/industri harus dapat merumuskan standar kebutuhan kualifikasi SDM yang diinginkan, untuk menjamin kesinambungan usaha atau industri tersebut. Sedangkan pihak lembaga diklat/sekolah akan menggunakan standar tersebut sebagai acuan dalam mengembangkan bidang keahlian dan kurikulum, sedangkan pihak birokrat (pemerintah) akan menggunakannya sebagai acuan dalam perumusan kebijakan dalam pengembangan SDM secara makro. Salah satu pemikiran yang telah dirumuskan adalah dipergunakan model standar kompetensi untuk acuan pengembangan SDM. Standar kompetensi program keahlian merupakan refleksi atas kompetensi yang diharapkan dimiliki seseorang yang akan bekerja di bidang tersebut (Depdiknas). Pengembangan ini akan dapat menyesuaikan kompetensi para lulusannya dengan dunia usaha dan industri. Oleh karena itu pengembangan kompetensi adalah hal yang sangat menjanjikan bagi strategi pengembangan dunia usaha melalui institusi pendidikan (Djojonegoro, 1999).

(42)

2.7 Penelitian Sebelumnya

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

1. Permana (2005): Pemahaman Konsep PSG dan Intensitas Bimbingan Terhadap

Kemampuan Siswa PSG dengan populasi guru SMK Negeri Kelompok Teknologi

Industri dan instruktur industri strategis di Kota Bandung dengan alat pengumpulan data kuesioner mengungkapkan bahwa tingkat kemampuan guru dan instruktur dalam membimbing siswa Pendidikan Sistem Ganda (Prakerin), menunjukkan tingkat kemampuan membimbing yang cukup, oleh sebab itu masih diperlukan usaha peningkatan pada kemampuan berbagai upaya oleh instansi terkait, dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu pemahaman tentang konsep PSG dan instensitas bimbingan siswa PSG.

2. Heriyanto dan Wahyuddin, W (2006): Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Budaya

Kerja dan Sarana Prasarana Terhadap Prestasi Siswa SMA di Kota Surakarta

berdasarkan hasil analisis regresi binary logistic diperoleh bahwa variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan, budaya kerja dan sarana dan prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi siswa.

3. Irmayanti (2006): Pengaruh Strategi Pengembangan Unit Usaha Dan

Manajemen Praktek Kerja Industi Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Di Bandung menyimpulkan bahwa melalui

perhitungan regresi berganda yang telah diperoleh strategi pengembangan unit usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu lulusan begitu pula

(43)

manajemen praktek kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu lulusan dilihat dari nilai rata-rata ujian kompetensi. Secara parsial strategi pengembangan unit usaha dan manajemen praktek kerja industri berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan.

4. Tarigan (2008): Hubungan Motivasi Berprestasi dan Komunikasi Interpersonal

Dengan Kinerja Mengajar Guru SMK di Kota Medan dengan metode survei dan

menngunakan analisis regresi sederhana yang menyebutkan bahwa terdapat korelasi positif antara motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal dengan kinerja mengajar guru SMK di Kota Medan.

2.8 Kerangka Berpikir

Dalam upaya memenuhi kebutuhan dunia usaha/dunia industri otomotif di Kota Medan akan lulusan SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif menjadi calon tenaga kerja berkeahlian tingkat menengah yang siap bekerja dibidang otomotif, diharapkan adanya kinerja mengajar guru yang baik, sarana prasarana yang memadai dan praktik kerja industri di dunia usaha/dunia industri otomotif yang dapat meningkatkan kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO. Kompetensi siswa SMK Negeri PK TMO SMK tersebut diharapkan relevan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri otomotif di Kota Medan. Ini berarti semakin baik kompetensi yang dimiliki siswa SMK Negeri PK TMO maka diharapkan nantinya produktivitas kerja dan tingkat keterserapan lulusannya di dunia kerja semakin tinggi. Selanjutnya

(44)

akan tercapai pengembangan wilayah dalam hal meningkatnya kualitas SDM melalui pendidikan di SMK.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

2.9 Hipotesis Penelitian

1. Secara bersama-sama dan secara parsial kinerja mengajar guru, sarana prasarana dan praktik kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan. 2. Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

relevan dengan kebutuhan DU/DI otomotif di Kota Medan. KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI PK TMO KINERJA MENGAJAR GURU SARANA PRASARANA PRAKTIK KERJA INDUSTRI KEBUTUHAN DU/DI OTOMOTIF DI KOTA MEDAN RELEVAN PENGEMBANGAN WILAYAH SDM

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kajian ini dilakukan di SMK Negeri Kelompok Keahlian Teknologi dan Industri, Bidang Keahlian Teknik Mesin, Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di Kota Medan yakni SMK Negeri 2 Medan, SMK Negeri 4 Medan dan SMK Negeri 5 Medan . Alamat ketiga SMK ini, disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Lokasi Kajian

No. Nama Sekolah Alamat Program

Keahlian

1 SMK Negeri 2 Medan Jl. STM No. 12 A Medan, Siti Rejo II, Medan Amplas, Kota Medan 20219

Teknik Mekanik Otomotif

2 SMK Negeri 4 Medan Jl. Sei Kera No. 132 Medan, Pandau Hilir, Medan Perjuangan, Kota Medan 20232

Teknik Mekanik Otomotif

3 SMK Negeri 5 Medan Jl. Timor No. 36 Medan, Gaharu, Medan Timur, Kota Medan 20223

Teknik Mekanik Otomotif

Sumber : Direktorat PSMK, 2009

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2009 yakni untuk siswa tingkat III (Kelas XII) SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif pada tahun ajaran 2008/2009 di Kota Medan.

(46)

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa tingkat III (Kelas XII) SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif (selanjutnya disebut SMKN PK TMO) di Kota Medan yakni sebanyak 245 orang. Populasi Kajian dapat di lihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Populasi Kajian

Sumber: Direktorat Pembinaan SMK, 2009

Berdasarkan jumlah populasi yang ada maka untuk menentukan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak (simple random sampling). Peneliti menetapkan besarnya sampel yang diambil adalah 25 % dari jumlah siswa masing-masing sekolah karena Arikunto (2002) menyebutkan bahwa apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat Arikunto dan jumlah populasi yang diteliti maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 61 orang siswa atau 25 % dari jumlah siswa masing-masing sekolah, dengan sebaran seperti dalam Tabel 3.3.

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Tahun 2009 (orang)

1 SMK Negeri 2 Medan 114

2 SMK Negeri 4 Medan 104

3 SMK Negeri 5 Medan 27

(47)

Tabel 3.3. Sebaran Sampel

No Nama Sekolah Persentase Jumlah Siswa Sampel (orang)

1 SMK Negeri 2 Medan 114 x 25% 28

2 SMK Negeri 4 Medan 104 x 25% 26

3 SMK Negeri 5 Medan 27 x 25% 7

Jumlah 61

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui pengamatan langsung ke lapangan, wawancara dan penyebaran kuisioner (angket). Data sekunder diperoleh dari berbagai informasi dari instansi terkait, hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan buku-buku teks/literatur tentang pendidikan kejuruan.

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kajian teori yang relevan dengan variabel penelitian berdasarkan rumusan tinjauan pustaka dan definisi operasional penelitian. Berdasarkan definisi tersebut maka dilanjutkan dengan menyusun rumusan indikator setiap variabel.

Data kompetensi siswa SMK PK TMO diperoleh melalui nilai rapor rata-rata masing-masing siswa.

Data kinerja mengajar guru dan sarana prasarana diperoleh melalui angket yang diisi oleh siswa sebagai pihak yang merasakan perlakuan guru produktif melalui pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas/ruang praktik/bengkel dan yang

(48)

menggunakan fasilitas yang ada di sekolah untuk memahami materi pelajaran dengan baik.

Selanjutnya disusun kisi-kisi instrumen yang berisikan indikator dengan butir-butir instrumen penelitian. Data kinerja mengajar guru dan sarana prasarana dijaring dengan angket yang masing-masing menggunakan skala Likert. Instrumen penelitian tersebut disusun dengan 5 tingkat pilihan atas pernyataan dan tiap pernyataan dinilai dengan kategori 5, 4, 3, 2, dan 1.

Data praktik kerja industri diperoleh melalui nilai (sertifikat) prakerin siswa di dunia usaha/dunia industri otomotif.

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini sebagai berikut: 1. Kinerja Mengajar Guru

Tabel 3.4. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Kinerja Mengajar Guru

No Dimensi Indikator Nomor

Butir Jumlah Butir 1 Membuka/memulai pelajaran - Menyampaikan bahan pengait/apersepsi 1,2,3 3

2 Mengelola kegiatan inti (penyajian)

- Menyampaikan bahan

- Memberikan contoh

- Menggunakan alat/media

- Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif

5,6,7,8,12,13,14,16 4,9,10 11,15 18,19,20 8 3 2 3 3 Mengorganisasi waktu,

siswa dan fasilitas belajar (pelaksanaan

pembelajaran)

- Mengatur penggunaan waktu

- Mengorganisasi siswa

- Mengatur dan memanfaatkan fasilitas belajar 32 17,21 22,23 1 2 2

(49)

Lanjutan Tabel 3.4

No Dimensi Indikator Nomor

Butir

Jumlah Butir

4 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar (evaluasi pembelajaran)

- Melaksanakan penilaian selama proses belajar-mengajar berlangsung

- Melaksanakan penilaian pada akhir pelajaran 24,25,26,27,28 29,30,31 5 3 5 Menutup /mengakhiri proses pembelajaran - Menyimpulkan pelajaran

- Memberikan tindak lanjut 33 34,35 1 2 Jumlah 35 2. Sarana Prasarana

Tabel 3.5. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Sarana Prasarana

No Dimensi Indikator Nomor

Butir Jumlah Butir 1 Ruang pembelajaran umum - Ruang kelas - Perpustakaan - Laboratorium fisika - Laboratorium kimia - Laboratorium komputer - Laboratorium bahasa

- Ruang praktik gambar teknik

1,2,3,4,5,6,7

7

2 Area kerja mesin otomotif

- Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda motor)

- Peralatan untuk pekerjaan mesin otomotif

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

8,9,10,11,12 5

3 Area kerja kelistrikan

- Perabot (meja kerja, kursi kerja/stool dan lemari simpan alat dan bahan pada pekerjaan kelistrikan otomotif (mobil dan sepeda motor)

- Peralatan untuk pekerjaan kelistrikan otomotif

- Media pendidikan (papan tulis) untuk kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoretis

- Perlengkapan lain (kotak kontak dan tempat sampah)

Gambar

Tabel  1.1.    Kontribusi  PDRB  dan  Penyerapan  Tenaga  Kerja  di  Kota  Medan  Menurut Sektor/Lapangan Usaha tahun 2006
Tabel  1.2.    Keberadaan  Program  Keahlian  SMK  Teknologi  Industri  di  Kota  Medan
Tabel 2.1. Standar Sarana dan Prasarana Untuk SMK PK TMO
Tabel  2.2.    Standar  Kompetensi  Kerja  Nasional  Indonesia  (SKKNI)  Program  Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kompetensi keahlian patiseri Indonesia yang diajarkan di SMK Negeri 4 Yogyakarta terbagi dalam tujuh kelompok besar yaitu: kue dari beras

Sehubungan dengan jumlah lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah sekolah; perlunya kompetensi siswa SMK yang memiliki daya saing global; peralatan di

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Relevansi Lulusan Smk Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Jaringan Dengan Kebutuhan Industri Penyelenggara Jasa

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kompetensi keahlian yang diajarkan di Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (KKTKR) SMKN 5 Surakarta; (2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) pengaruh motivasi berprestasi, disiplin belajar, pengalaman prakerin, sarana dan prasarana, kinerja guru, dan dukungan orang tua

Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja lulusan SMK kompetensi keahliah teknik kendaraan ringan yang telah bekerja di industri otomotif, juga menganalisa

Pada mata pelajaran Pemrograman Dasar yakni pemrograman berorientasi objek; (2) alasan pentingnya suatu kompetensi dasar bagi DU/DI yakni karena teknologi yang diajarkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada BAB sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan: Relevansi penguasaan kompetensi teknik frais