ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS PADA MATERI ASAM, BASA, DAN GARAM (PTK pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 22 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2009-2010)
Oleh DWI YULYANI
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SMP Negeri 22 Bandar Lampung
diketahui bahwa nilai rata-rata tes formatif siswa pada materi asam, basa, dan
garam masih rendah yaitu 48% yang memperoleh nilai 68. Hal tersebut
disebabkan karena aktivitas siswa masih rendah dalam proses pembelajaran.
Siswa juga jarang melakukan praktikum, sehingga siswa kurang terlatih untuk
melakukan keterampilan proses sains. Salah satu upaya untuk meningkatkan
aktivitas dan keterampilan proses sains pada materi asam, basa, dan garam adalah
dengan penggunaan metode eksperimen berbasis lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen berbasis lingkungan pada materi asam, basa,
dan garam dalam meningkatkan aktivitas on task dan keterampilan proses sains
Dwi Yulyani Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran materi asam, basa, dan
garam dengan metode eksperimen berbasis lingkungan dapat meningkatkan (1)
tiap jenis aktivitas on task dari siklus I ke siklus II, yaitu aktif dalam diskusi
kelompok sebesesar 32,8%; bertanya kepada guru: 25%; memberi pendapat:
26,6%; dan menjawab pertanyaan dari guru: 26,5%, (2) tiap jenis keterampilan
proses sains siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu indikator mengklasifikasikan
sebesar 3,8%; indikator menyimpulkan: 14,4%; indikator mengkomunikasikan:
7,5% ; dan indikator observasi sebesar 23,92%, bila dilaksanakan dengan cara
melatihkan keterampilan proses sains pada siswa melalui praktikum dan
penggunaan LKS selama proses pembelajaran.
Kata kunci: aktivitas on task, keterampilan proses sains, dan metode eksperimen
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran materi pokok asam, basa, dan garam dengan metode
eksperimen berbasis lingkungan dapat meningkatkan tiap jenis aktivitas on
task dari siklus I ke siklus II, yaitu sebagai berikut: aktif dalam diskusi kelompok sebesar32,8%; bertanya kepada guru sebesar 25%; memberi
pendapat sebesar 26,6%; dan menjawab pertanyaan dari guru sebesar 26,5%,
bila dilaksanakan dengan cara melatihkan keterampilan proses sains pada
siswa melalui praktikum dan penggunaan LKS selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran materi pokok asam, basa, dan garam dengan metode
eksperimen berbasis lingkungan dapat meningkatkan tiap jenis indikator
keterampilan proses sains dari siklus I ke siklus II, yaitu sebagai berikut:
indikator mengklasifikasikan sebesar 3,8%; indikator menyimpulkan sebesar
14,4%; indikator mengkomunikasikan sebesar 7,5% dan indikator observasi
sebesar 23,92%, bila dilaksanakan dengan cara melatihkan keterampilan
proses sains pada siswa melalui praktikum dan penggunaan LKS selama
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, guru bidang studi IPA di kelas
tersebut dapat menerapkan metode eksperimen berbasis lingkungan sebagai salah
satu alternatif strategi dalam pembelajaran IPA, khususnya pada materi pokok
asam, basa, dan garam untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan proses
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang banyak kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA di SMP bertujuan agar siswa dapat
menguasai konsep-konsep sains, sehingga dalam proses pembelajarannya siswa
dapat diajak berpikir tentang sains dalam kehidupannya. Proses pembelajaran ini
disebut dengan pembelajaran keterampilan proses sains. Pada faktanya, selama
ini guru belum melatihkan keterampilan proses sains dalam proses penemuan
konsep, sehingga keterampilan proses sains pada siswa masih rendah.
Sesuai dengan materi pokok dalam penelitian ini, salah satu metode yang dapat
digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan proses
sains siswa adalah metode eksperimen atau praktikum. Melalui kegiatan
praktikum, siswa dapat mempelajari sains dengan pengamatan langsung terhadap
gejala-gejala maupun proses sains, dapat mengalami atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan.
Siswa juga diharapkan memperoleh pengetahuan berdasarkan praktikum yang
mereka lakukan sendiri, sehingga siswa tidak hanya cenderung menghafal semua
asam, basa dan garam dan dapat menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi IPA kelas
VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung, diperoleh informasi nilai rata-rata tes
formatif siswa pada materi pokok asam, basa dan garam pada tahun pelajaran
2008-2009 sebesar 67,5. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 68 hanya 48%. Hasil
tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di
SMP Negeri 22 Bandar Lampung yaitu 100% siswa telah mencapai nilai ≥ 68.
Hal ini disebabkan metode mengajar yang digunakan kurang tepat sehingga tidak
menarik minat siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan umumnya
mengguna-kan metode diskusi dan ceramah. Penggunaan metode ini kurang optimal untuk
meningkatkan aktivitas belajar dan minat siswa. Faktor lain yang ikut
mempenga-ruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VIItahun pelajaran 2008-2009 SMP
Negeri 22 Bandar Lampung adalah masih terbatasnya alat dan bahan kimia serta
sistem pengelolaan laboratorium yang belum maksimal, sehingga menyebabkan
kurangnya frekuensi praktikum.
Hasil observasi menunjukkan aktivitas belajar siswa masih rendah dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang melakukan
kegiatan di luar pembelajaran, seperti mengobrol, mengganggu teman, dan
mengerjakan tugas lain. Diharapkan dalam proses pembelajaran hendaknya
menggunakan metode yang tepat, sehingga akan meningkatkan aktivitas dan
Materi pokok asam, basa, dan garam terdiri dari sub materi sifat asam, basa, dan
garam, skala keasaman, indikator asam basa, dan reaksi netralisasi. Kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa diantaranya adalah mengelompokkan larutan
asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat dan
melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, proses
pembelaja-ran asam, basa dan garam seharusnya disertai dengan praktikum.
Kegiatan praktikum atau eksperimen sesungguhnya tidak selalu harus berlangsung
di laboratorium dengan menggunakan bahan yang sulit didapat dan alat yang
mahal dan canggih. Praktikum dapat dilakukan dimana saja dengan bahan yang
biasa dikenal oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dan alat-alat yang murah.
Upaya untuk memperbaiki pembelajaran mengenai materi pokok asam, basa dan
garam adalah melalui praktikum yang menggunakan alat dan bahan yang dapat
diperoleh dengan mudah dari lingkungan siswa. Metode ini disebut dengan
eksperimen berbasis lingkungan.
Keterampilan proses sains dibagi atas keterampilan proses sains dasar dan
keterampilan proses sains terpadu. Sesuai dengan karakteristik materi dalam
penelitian ini, maka keterampilan proses sains yang akan ditingkatkan adalah
keterampilan proses sains dasar.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka akan dilakukan penelitian
yang berjudul “Penggunaan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam, Basa,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan
masalah ini adalah
1. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas on task siswa pada materi
pokok asam, basa, dan garam dari siklus ke siklus?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada
materi pokok asam, basa, dan garam dari siklus ke siklus?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbasis
lingkungan untuk meningkatkan aktivitas on task siswa pada materi pokok
asam, basa, dan garam dari siklus ke siklus.
2. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbasis
lingkungan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi
pokok asam, basa, dan garam dari siklus ke siklus.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
Melalui penggunaan metode ekpserimen berbasis lingkungan ini diharapkan
siswa dapat lebih tertarik terhadap pelajaran IPA, sehingga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dan minat siswa terhadap pelajaran IPA.
2. Guru
Memberikan pengalaman langsung pada guru dalam pelaksanaan pembelajaran
IPA materi pokok asam, basa dan garam menggunakan metode eksperimen
berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan proses
sains siswa.
3. Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPA di
sekolah.
E.Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah
1. Keterampilan proses sains yang diamati dalam penelitian ini adalah
keterampilan proses sains dasar dengan indikator (1) Observasi, (2)
Mengklasifikasikan, (3) Mengkomunikasikan, dan (4) Menyimpulkan.
2. Metode eksperimen berbasis lingkungan yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini merupakan praktikum yang menggunakan bahan sehari-hari
yang mudah diperoleh siswa dari lingkungannya.
3. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah aspek perilaku yang
sesuai dengan kegiatan pembelajaran (on task) meliputi aktif dalam diskusi
kelompok, bertanya kepada guru, memberikan pendapat, dan menjawab