SKRIPSI
PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, KUALITAS AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANGTERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Miryam Ompusunggu 100503166
PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2014 PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya
terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Maret 2014
Miryam Ompusunggu 100503166
ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, KUALITAS
AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2012.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data laporan keuangan yang telah diaudit melalui website perusahaan pertambangan. Metode pengambilan sampel adalah metode purposive sampling, diperoleh 10 perusahaan sampel selama 4 tahun pengamatan sehingga jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 40 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan likuiditas, leverage, profitabilitas, dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
ABSTRACT
THE EFFECT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, PROFITABILITY¸ AUDIT QUALITY, AND PRIOR AUDIT OPINION ON THE ACCEPTANCE
OF GOING CONCERN AUDIT OPINION IN MINING COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this study is to discover and analyze the effect of liquidity, leverage, profitability, audit quality, and prior audit opinion on going concern audit opinion in mining company listed on Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2012.
Data collection had been done by accessing the audited financial statements through the website www.idx.co.id.
The results of this research indicate that the prior audit opinion has a positive and significant effect on the acceptance of going concern audit opinion, while liquidity, leverage, profitability, and quality audit have no significant effect on the acceptance of going concern audit opinion.
The population for this research is 38 mining companies. The sampling method is purposive sampling. 10 companies was acquired over the past 4 years of observation resulting in 40 units of analysis. The data analysis method is logistic regression method.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberkati penulis selama proses pengerjaan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, M.M, Ak., CPA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua terkasih, Papa Belamer Ompusunggu dan Mama Ujianna Turnip serta kakak-kakak penulis Kakak Christina Polmatua Ompusunggu dan Kakak Aulif Eidelweys Ompusunggu, terimakasih untuk kasih sayang, doa, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Medan, Maret 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 7
1.3 Perumusan Masalah ... 7
1.4 Tujuan Penelitian ... 8
1.5 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Telaah Literatur ... 10
2.1.1 Auditing ... 10
2.1.2 Opini Audit ... 12
2.1.3 Going Concern ... 16
2.1.4 Opini Audit Going Concern ... 17
2.1.5 Likuiditas ... 21
2.1.6 Leverage ... 21
2.1.7 Profitabilitas ... 22
2.1.8 Kualitas Audit ... 23
2.1.9 Opini Audit Tahun Sebelumnya ... 25
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 29
2.4 Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
3.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data ... 36
3.4 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 38
3.5 Teknik Analisis Data ... 43
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 43
3.5.2 Pengujian Data ... 44
3.5.3 Pengujian Model ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1 Data Penelitian ... 50
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 50
4.3 Pengujian Data ... 55
4.3.1 Uji Multikoloniearitas ... 55
4.3.2 Uji Autokorelasi ... 56
4.4 Pengujian Model ... 57
4.4.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model ... 57
4.4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 60
4.4.3 Koefisien Determinasi ... 61
4.4.4 Matriks Klasifikasi ... 62
4.5 Pengujian Hipotesis ... 63
4.6 Hasil Penelitian ... 68
4.6.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going Concern ... 68
4.6.2 Pengaruh Leverage terhadap Opini Audit Going Concern ... 68
4.6.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern ... 69
4.6.4 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going Concern ... 70
4.6.5 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Keterbatasan ... 75
5.3 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu………. 26
3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria……… 35
3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian………... 36
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian 42 4.1 Descriptive Statistics……… 51
4.2 Statistics……….. . 52
4.3 Kualitas Audit (ADTR)……… 53
4.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya (PRIOP)……… 53
4.5 Opini Audit Going Concern (GCAO)………... 54
4.6 Uji Multikoloniearitas……….... 56
4.7 Runs Test……… 57
4.8 Likelihood Block 0………. 58
4.9 Likelihood Block 1……… 59
4.10 Hosmer and Lemeshow Test………. 60
4.11 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test…………. 61
4.12 Nagerkerke R Square……… 62
4.13 Classification Table……….. 63
4.14 Case Processing Summary……… 64
4.15 Variables in The Equation………. 65
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Perusahaan……… 79
ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, KUALITAS
AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2012.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data laporan keuangan yang telah diaudit melalui website perusahaan pertambangan. Metode pengambilan sampel adalah metode purposive sampling, diperoleh 10 perusahaan sampel selama 4 tahun pengamatan sehingga jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 40 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan likuiditas, leverage, profitabilitas, dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
ABSTRACT
THE EFFECT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, PROFITABILITY¸ AUDIT QUALITY, AND PRIOR AUDIT OPINION ON THE ACCEPTANCE
OF GOING CONCERN AUDIT OPINION IN MINING COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this study is to discover and analyze the effect of liquidity, leverage, profitability, audit quality, and prior audit opinion on going concern audit opinion in mining company listed on Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2012.
Data collection had been done by accessing the audited financial statements through the website www.idx.co.id.
The results of this research indicate that the prior audit opinion has a positive and significant effect on the acceptance of going concern audit opinion, while liquidity, leverage, profitability, and quality audit have no significant effect on the acceptance of going concern audit opinion.
The population for this research is 38 mining companies. The sampling method is purposive sampling. 10 companies was acquired over the past 4 years of observation resulting in 40 units of analysis. The data analysis method is logistic regression method.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan
saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur,
investor, juga terhadap akuntan publik. Kinerja perusahaan dalam periode waktu
tertentu akan dicerminkan melalui laporan keuangan. Informasi dalam laporan
keuangan ini yang nantinya akan menghubungkan antara manajemen perusahaan
dan pihak luar, seperti investor. Pihak-pihak dari luar perusahaan memerlukan
informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan peran mereka di perusahaan tersebut. Umumnya, mereka mengandalkan
informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan di laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan. Sering ditemukan perbedaan kepentingan antara para
investor dengan manajemen perusahaan. Para investor menginginkan informasi
yang dapat diandalkan mengenai dana yang mereka investasikan dari laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan, sedangkan pihak
manajemen perusahaan harus menyampaikan informasi pengelolaan dana yang
diperoleh dari pihak luar. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan perlunya pihak
ketiga hadir sebagai pihak yang dapat diandalkan dari kedua belah pihak.
Sesuai dengan agency theory atau teori keagenan yang dikemukakan oleh
prinsipal dan agen, baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang ekonomi
rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.
Di tahap ini pihak ketiga yang independen berperan sebagai mediator
dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Auditor adalah pihak yang dianggap
mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak
manajer (agen) dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor melakukan fungsi
monitoring pekerjaan manajer melalui sarana yaitu laporan keuangan. Tugas
auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut tentang
kewajarannya. Dengan adanya peran auditor, pihak luar perusahaan dapat
meyakini bahwa laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen perusahaan
dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam pemeriksaan laporan keuangan, auditor juga harus
mempertimbangkan untuk memberi opini atas kelangsungan hidup perusahaan
(SA Seksi 341). Setiap perusahaan tentu butuh mempertahankan kelangsungan
usahanya (going concern). Penerbitan pendapat mengenai going concern
perusahaan merupakan pekerjaan yang krusial bagi seorang auditor karena auditor
harus menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup melalui investigasi
yang komprehensif tentang kejadian-kejadian yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Namun, memberikan opini audit going concern bukanlah merupakan satu
hal yang mudah bagi auditor, karena adanya masalah self - fulfilling prophecy
yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern yang
dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah. Apabila auditor
mengeluarkan opini going concern, maka kemungkinan perusahaan menjadi lebih
cepat bangkrut akan semakin besar karena akan banyak investor yang
membatalkan investasinya maupun kreditur yang menarik dananya dari
perusahaan tersebut.
Hal ini menjadi dilema bagi auditor, apakah auditor mengeluarkan opini
going concern dan mengakibatkan resiko perusahaan akan kesulitan keuangan,
atau tidak mengeluarkan opini going concern namun mengakibatkan pihak
pengguna laporan keuangan tidak mengetahui kemungkinan kegagalan
perusahaan.
Fenomena besar yang pernah terjadi yang berkaitan dengan kelangsungan
usaha suatu perusahaan adalah kasus Enron dan Worldcom. Enron merupakan
perusahaan yang bergerak dalam industri energi dan memiliki sangat banyak
diversifikasi usaha. Sedangkan Worldcom adalah perusahaan penyedia layanan
telepon jarak jauh. Kedua perusahaan ini sama-sama memanipulasi laporan
keuangan yang disajikan dan auditor eksternal (KAP Arthur Anderson) yang
memeriksa tidak independen. Fenomena ini menunjukkan adanya praktik bisnis
yang tidak sehat dan mengakibatkan kehancuran baik bagi kelangsungan usaha
perusahaan maupun KAP (Kantor Akuntan Publik) yang memeriksa.
Kelangsungan usaha (going concern) dapat dinilai melalui faktor eksternal
dan internal perusahaan tersebut. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi yaitu
yang berhubungan dengan auditor eksternal, seperti kualitas audit dan opini audit
menunjukkan kualitas audit yang buruk karena auditor eksternal perusahaan
tersebut tidak independen. Sedangkan faktor internal yang dapat mempengaruhi
yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya baik dilihat dari
ekuitas, kewajiban, serta pertumbuhan penjualannya.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi. Astuti (2012) melakukan
penelitian mengenai penerimaan opini going concern menggunakan return on
asset dan current ratio sebagai variabel independennya. Hasilnya adalah variabel
current ratio tidak berpengaruh positif sementara rasio return on asset
berpengaruh positif. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Doris (2010) yang memberikan bukti empiris bahwa rasio return
on asset berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going concern.
Doris (2010) juga menggunakan kualitas audit terhadap pemberian opini
going concern dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas audit
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tamba (2009)
yang menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
opini audit going concern.
Hasil - hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern di suatu
perusahaan mendorong penulis untuk meneliti kembali variabel dari penelitian
terdahulu. Penulis menggunakan likuiditas sebagai variabel karena dari rasio ini
akan ditunjukkan seberapa besar perusahaan mampu membayar kewajiban jangka
auditor mengeluarkan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan perusahaan
mengalami kesusahan kas dan dapat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk
membayar kewajiban (hutang) kepada kreditur dengan aktiva yang dimiliki.
Penulis memilih leverage sebagai variabel karena dari rasio ini dapat
diketahui seberapa besar pendanaan perusahaan yang diperoleh melalui hutang.
Dari rasio ini akan diteliti apakah hutang yang besar dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha suatu perusahaan atau tidak.
Penulis memilih profitabilitas sebagai variabel karena profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui kegiatan
penjualan. Kemungkinan auditor mengeluarkan opini audit going concern akan
semakin besar apabila rasio profitabilitas kecil karena rasio yang kecil
menunjukkan volume penjualan perusahaan yang kecil.
Penulis juga menggunakan kualitas audit sebagai variabel dalam penelitian
ini karena kualitas audit sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pihak eksternal
akan laporan keuangan suatu perusahaan. Apabila auditor tidak independen dalam
memeriksa laporan keuangan, maka masalah kelangsungan usaha suatu
perusahaan tidak akan terungkap dalam laporan audit.
Penulis menggunakan opini audit tahun sebelumnya sebagai variabel
karena opini audit tahun sebelumnya dapat menunjukkan apakah kelangsungan
suatu perusahaan sedang mengalami masalah atau tidak. Hal ini akan
mempengaruhi pertimbangan auditor dalam mengeluarkan opini audit pada tahun
Perusahaan pertambangan menjadi objek penelitian karena sektor tambang
merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup besar namun masih
sangat jarang menjadi objek penelitian. Dilihat dari segi besarnya pendapatan
sektor pertambangan, banyak investor yang berminat untuk menanamkan modal
di perusahaan pertambangan karena akan menghasilkan keuntungan yang besar
dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selain itu, perusahaan di sektor
pertambangan juga sangat dipengaruhi oleh peraturan dan hukum yang
diberlakukan di negara tempat perusahaan itu beroperasi. Penulis ingin
mengetahui bagaimana peraturan dan hukum mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan pertambangan yang juga dapat mempengaruhi kelangsungan usaha
perusahaan.
Masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada. Hal
ini mengakibatkan diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk
menentukan status going concern pada perusahaan. Kekonsistenan dari
faktor-faktor tersebut harus terus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif
status going concern suatu perusahaan tetap dapat diprediksi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kualitas
Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
1.2 Batasan Masalah
Adapun keterbatasan penulis dalam waktu, pengetahuan, dan tenaga maka
dibuatlah batasan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2009 s/d 2012.
2. Rasio likuiditas yang digunakan hanya current ratio.
Penulis membatasi penelitian dengan menggunakan Current Ratio karena
ingin mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan membayar kembali
kewajibannya kepada para kreditur dalam menjalankan usaha (going
concern).
3. Rasio leverage yang digunakan hanya Debt to Equity Ratio (DER).
Penulis membatasi penelitian hanya dengan menggunakan DER karena
ingin mengetahui sejauh mana perusahaan menggunakan hutang sebagai
sumber modalnya dalam menjalankan usaha (going concern).
4. Rasio profitabilitas yang digunakan hanya Return on Asset (ROA).
Penulis membatasi penelitian hanya dengan menggunakan ROA karena
ingin mengetahui sejauh mana perusahaan mampu menjalankan usaha
(going concern) dari penjualan aktiva yang dimilikinya.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern?
4. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern?
5. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian
opini audit going concern?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap pemberian
opini audit going concern.
2. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap pemberian opini
audit going concern.
3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian
opini audit going concern.
4. Untuk mengetahui apakah kualitas audit berpengaruh terhadap pemberian
5. Untuk mengetahui apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
terhadap pemberian opini audit going concern.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan di bidang auditing, secara khusus mengenai
masalah going concern.
2. Bagi calon investor, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu
perusahaan yang mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan opini audit going concern.
4. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang
memiliki dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang dimiliki
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Literatur
2.1.1 Auditing
Mulyadi (2002) menyatakan bahwa
auditing merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antar pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Defenisi auditing secara umum di ataslah yang mendasari unsur-unsur
penting berikut ini, yaitu:
1. Suatu proses sistematik
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa
serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstuktur, terorganisir, dan
memiliki tujuan yang jelas.
2. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif
Proses sistematik berkaitan dengan pemerolehan bukti sebagai
dasar untuk pernyataan (asersi) yang dibuat oleh individu atau badan usaha
mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti
tersebut.
3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi
Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil
proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian,
pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam
satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi
keuangan perusahaan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
4. Penetapan tingkat kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai asersi dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan bukti dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat
kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria dapat bersifat kuantitatif atau
kualitatif.
5. Kriteria yang ditetapkan
Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai
pernyataan dapat berupa peraturan yang telah ditetapkan badan legislatif
(Undang-Undang), anggaran yang ditetapkan manajemen suatu auditee,
atau prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia. Penetapan
kriteria yang dipakai dalam suatu audit tergantung kepada tujuan audit
6. Penyampaian hasil
Penyampaian hasil auditing disebut juga dengan atestasi.
Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan
audit (audit report) mengenai temuan-temuan audit yang ditemukan
auditor independen terhadap auditee. Laporan audit tentunya akan
berbeda-beda dari setiap auditor independen yang mengaudit suatu entitas.
Tetapi semua laporan pada dasarnya harus mampu menyampaikan
informasi yang tepat mengenai suatu entitas kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Atestasi yang tertulis dalam laporan audit dapat
menaikkan maupun menurunkan tingkat kepercayaan pihak yang
berkepentingan terhadap auditee.
7. Pemakai yang berkepentingan
Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para
pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen,
kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.
2.1.2 Opini Audit
Opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang menyatakan
pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan dari auditee yang diaudit.
Laporan audit terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf
Opini audit merupakan simbol kepercayaan publik terhadap kredibilitas
dan keandalan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Menurut
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Seksi 110, tujuan audit atas laporan
keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) mengharuskan dibuatnya
laporan setiap kali Kantor Akuntan Publik (KAP) dikaitkan dengan laporan
keuangan. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan suatu auditee dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam satu periode waktu. Opini audit diberikan oleh
auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi kesimpulan
atas laporan keuangan auditee yang diaudit.
Ada 5 (lima) tipe pendapat auditor (IAI, 2001: SPAP Seksi 508, 10), yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan
auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak
terdapat pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dan penerapan
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi
a. Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan.
b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke
periode telah cukup dijelaskan.
c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Jika laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan klien dan tidak terdapat hal-hal yang
memerlukan bahasa penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan audit
baku.
2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun
laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku
ditambah dengan bahasa penjelasan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan auditor apabila
auditor menemukan kondisi – kondisi berikut:
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak
dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi di luar
kekuasaan klien maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
Pendapat ini hanya diberikan auditor jika secara keseluruhan
laporan keuangan yang disajikan oleh auditee adalah wajar. Dalam
pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan
oleh auditee adalah wajar, namun ada beberapa unsur yang dikecualikan,
yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Auditor memberikan pendapat tidak wajar apabila laporan
keuangan auditee tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima
umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Jika laporan
keuangan auditee diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi
yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Jika auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan
auditan, maka laporan keuangan audit disebut laporan tanpa pendapat.
Kondisi yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan
pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan
auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien,
sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena auditor
tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan
klien.
2.1.3 Going Concern
Going concern ialah kemampuan dari sebuah badan usaha atau entitas
untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Kosasih (1985: 33) menyatakan
bahwa istilah ini diartikan sebagai anggapan bahwa operasi satuan ekonomi akan
berlangsung terus di masa yang akan datang. Going concern adalah salah satu
konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan.
Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan
Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan adalah yang
berhubungan dengan ketidakmampuan suatu entitas dalam memenuhi kewajiban
pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada
pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang
dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain (IAI, 2001: SA Seksi 341,
paragraf 01).
2.1.4 Opini Audit Going Concern
Going concern merupakan fondasi untuk pelaporan keuangan. Laporan
audit dengan modifikasi opini mengenai going concern adalah suatu indikasi
bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam
bisnis. Carmichael dalam The Auditor’s Reporting Obligation menyatakan bahwa
going concern dipengaruhi oleh ketidakpastian yang sangat material yang
mengancam kelangsungan hidup suatu entitas atau perusahaan.
Keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan
yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa
penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), yang dinyatakan oleh auditor
(IAI, 2001: SA Seksi 508, paragraf 11).
Suatu auditee dianggap going concern apabila perusahaan dapat
bertanggung jawab untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan
menggunakan dasar going concern dan auditor bertanggung jawab untuk
meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan
adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.
Dalam melaksanakan prosedur audit, auditor bertanggung jawab untuk
mengevaluasi adanya kondisi yang dapat menimbulkan kesangsian besar terhadap
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hidupnya (IAI, 2001: SA Seksi
341, paragraf 02). Signifikan atau tidaknya suatu kondisi tersebut tergantung atas
keadaan. Beberapa kondisi yang menunjukkan adanya masalah going concern
dalam suatu perusahaan adalah:
a. Trend negatif, misalnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi,
kekurangan modal kerja, arus kas negatif, rasio keuangan penting yang
jelek.
b. Kesulitan keuangan, misalnya kegagalan memenuhi utangnya,
penunggakan pembayaran deviden, restrukturisasi utang.
c. Masalah intern, misalnya pemogokan kerja, ketergantungan besar atas
sukses proyek tertentu, komitmen yang panjang yang tidak ekonomis.
d. Masalah luar, misalnya masalah gugatan pengadilan, kehilangan
pelanggan dan pemasok utama, serta kerugian akibat bencana besar.
Auditor perlu mempertimbangkan rencana manajemen dalam mengatasi
kondisi buruk dalam periode tidak lebih dari satu tahun. Dalam SA (Standar
Auditing) Seksi 341 dinyatakan pertimbangan – pertimbangan tersebut antara
a. Rencana untuk menjual aktiva
b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi
c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran
d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
Dalam IAI, 2001: SA Seksi 341, paragraf 03, terdapat pedoman mengenai
bagaimana auditor mengevaluasi kemampuan satuan usaha / entitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam jangka waktu
pantas, yaitu:
a. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam
perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan
penyelesaian auditnya dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang
secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu pantas.
b. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan satuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas, ia harus:
1) memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan
untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut
2) menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut dilaksanakan secara
efektif.
c. Jika manajemen entitas tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak
(going concern), maka auditor mempertimbangkan untuk tidak memberikan
pendapat.
d. Jika manajemen entitas memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi
dan peristiwa dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (going
concern), maka auditor memberi opini audit going concern berdasarkan
kesimpulan atas tingkat efektivitas dan efisiensi dari rencana tersebut:
- Jika menurut auditor rencana manajemen dapat dijalankan dan entitas
mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan,
maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas.
- Jika menurut auditor rencana manajemen dapat dijalankan namun entitas
tidak memiliki cukup pengungkapan dalam catatan atas laporan
keuangan, maka auditor memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar.
- Jika menurut auditor rencana manajemen tidak dapat dijalankan, maka
2.1.5 Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2010: 301). Sebagai parameter dari rasio
likuiditas, penulis menggunakan Current Ratio (CR). Current ratio atau rasio
lancar digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar kewajiban
lancarnya kepada para kreditur dengan aktiva tunai yang dimilikinya. Semakin
besar rasio ini maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya.
Rumus current ratio adalah sebagai berikut:
Current Ratio =
x 100%
2.1.6 Leverage
Harahap (2010) mengemukakan bahwa leverage menggambarkan
hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini
mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau kreditur dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik
seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang. Walau
bagaimanapun, pendanaan perusahaan yang diperoleh sebagian besar melalui
hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena perputaran uang
Rasio leverage yang digunakan untuk penelitian ini adalah Debt to Equity
Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas
(modal) dalam pendanaan perusahaan serta menunjukkan kemampuan modal
perusahaan untuk menutupi seluruh hutangnya. Semakin rendah DER perusahaan
maka semakin baik kondisi perusahaan tersebut.
Rumus DER adalah sebagai berikut:
DER = x 100%
2.1.7 Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2010: 304).
Adapun rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan
untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh
laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Perputaran aktiva ditunjukkan
melalui seberapa besar volume penjualannya.
Semakin besar rasio ini maka menunjukkan perusahaan mampu
menghasilkan laba dan volume penjualan yang besar. Namun apabila rasio ROA
semakin kecil, maka hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan kecil
Rumus ROA adalah sebagai berikut:
ROA = x 100%
2.1.8 Kualitas Audit
Sehubungan dengan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu
selalu self interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai
mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen diperlukan. Pihak ketiga antara
manajemen perusahaan dengan pengguna laporan keuangan perusahaan adalah
auditor independen. Investor akan lebih cenderung yakin pada data akuntansi
yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. Seorang auditor dituntut untuk
menghasilkan kualitas audit yang baik, karena laporan auditor begitu penting bagi
pengguna laporan keuangan dalam mengambil berbagai keputusan.
DeAngelo (1981) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP
yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Auditor skala besar juga lebih
cenderung untuk mengungkapkan masalah - masalah yang ada karena mereka
lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa
auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan
Kualitas audit dinilai dengan menggunakan reputasi KAP (Kantor
Akuntan Publik). Ukuran KAP dibedakan menjadi dua yaitu untuk KAP yang
berafiliasi dengan The Big Four dan KAP Non Big Four. Hal ini dikarenakan
auditor yang bekerja pada KAP yang berafiliasi dengan The Big Four memiliki
karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan
internasional, serta adanya peer review. Barnes dan Huan (1993) menyatakan
bahwa KAP yang gagal dan tidak menjelaskan going concern pada opini auditnya
menunjukkan bahwa auditor tersebut lebih mementingkan aspek komersial. Hal
ini berdampak buruk pada citra auditor dan hilangnya kepercayaan investor
terhadap auditee. Semakin tinggi kualitas auditor cenderung meningkatkan
kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Auditor yang memiliki
reputasi dan nama besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik,
termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern demi menjaga reputasi
mereka.
Adapun KAP The Big Four adalah:
1) Price Water House Coopers (PWC), yang bekerjasama dengan KAP
Haryanto Sahari dan rekan.
2) Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing
Satrio dan rekan.
3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, yang
bekerjasama dengan KAP Siddharta dan Widjaja.
4) Ernst and Young (E&Y), yang bekerjasama dengan KAP Purwantoro,
2.1.9 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini
atas laporan keuangan perusahaan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini
audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun
penelitian dari auditor independen.
Opini audit tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu opini audit going
concern dan opini audit non going concern. Opini audit going concern tahun
sebelumnya dapat menjadi bahan pertimbangan auditor untuk mengeluarkan
kembali opini audit pada tahun berikutnya. Santosa dan Wendari (2007)
menyatakan bahwa apabila auditor menerbitkan opini audit going concern pada
tahun sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan
menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan. Hal ini
dikarenakan ketika auditor memberikan opini audit going concern pada tahun
sebelumnya, perusahaan tersebut dianggap mengalami masalah dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga kemungkinan besar auditor
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1
Debt default dan opini audit memiliki pengaruh penerimaan opini going concern. audit wajar dengan pernyataan going
Long term debt to asset ratio dan kualitas audit berpengaruh positif dan terhadap pemberian opini audit going concern.
3 Purba
keuangan perusahaan, debt default, dan kualitas audit tidak berpengaruh
Return on asset dan opini audit tahun
Mengeluarkan
Sedangkan current ratio, debt to equity ratio, debt positif terhadap opini audit
going concern.
Sedangkan kualitas audit,
leverage, dan pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan going concern.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Peneliti terdahulu yang menggunakan variabel opini audit tahun
sebelumnya membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern baik pada perusahaan manufaktur
berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern di perusahaan
manufaktur, sementara variabel debt default dari penelitian Susarni dan Jatmiko
(2011) serta Astuti (2012) tidak berpengaruh secara positif terhadap penerimaan
opini audit going concern di perusahaan pertambangan.
Variabel penelitian Doris (2010) yaitu kualitas audit berpengaruh positif
terhadap penerimaan opini audit going concern di perusahaan manufaktur,
sementara dari penelitian Susarni dan Jatmiko (2011) serta Pandiangan (2012)
kualitas audit tidak berpengaruh secara positif terhadap penerimaan opini audit
going concern baik di perusahaan pertambangan maupun manufaktur.
Dalam penelitian yang dilakukan Doris (2010) ditunjukkan bahwa variabel
return on asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern di perusahaan manufaktur, sementara variabel ini
berpengaruh secara positif terhadap penerimaan opini audit going concern di
perusahaan pertambangan pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2012).
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teoritis, maka variabel independen dalam penelitian ini
adalah likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, serta opini audit tahun
sebelumnya. Sedangkan untuk variabel dependennya adalah opini audit going
Likuiditas
Leverage
Opini Audit
Tahun Kualitas Audit
Profitabilitas
Hubungan antara likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan
opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern
dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya dan rasio yang digunakan adalah current ratio.
Semakin besar rasio ini maka menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang
baik dan sebaliknya. Dengan current ratio yang besar maka kemungkinan auditor Opini Audit Going
untuk menyatakan opini audit going concern kecil karena dari sisi keuangan
perusahaan masih dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap
modal maupun aset. Rasio leverage yang digunakan untuk penelitian ini adalah
debt to equity ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang
dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan serta menunjukkan kemampuan
modal perusahaan untuk menutupi seluruh hutangnya. Dalam hubungannya
dengan opini audit going concern, apabila tingkat DER semakin besar, maka akan
semakin besar kemungkinan auditor mengeluarkan opini audit going concern.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba.
Adapun rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Apabila rasio ROA
semakin kecil, maka menunjukkan perusahaan tidak solvabel atau tidak likuid dan
dapat menyebabkan perusahaan mengalami bankrut. Hal ini dapat mempengaruhi
auditor untuk memberi opini audit going concern.
Kualitas audit dinilai dengan menggunakan reputasi KAP (Kantor
Akuntan Publik). Auditor yang memiliki reputasi yang baik cenderung akan
menghasilkan opini audit yang berkualitas baik sehingga lebih dipercayai oleh
pengguna laporan keuangan perusahaan.
Dalam melakukan audit, auditor bertugas untuk memberikan opini atas
laporan keuangan perusahaan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit
yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun
concern pada tahun sebelumnya maka perusahaan memiliki kemungkinan akan
menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2011: 41), hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai
konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Oleh karena itu, hipotesis masih bersifat sementara. Berdasarkan kerangka
koseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H1 : Likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern
H2 : Leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern
H4 : Kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern
H5 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain kausal.
Menurut Sugiyono (2007: 30), desain kausal adalah penelitian yang bertujuan
menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Adapun
variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas, leverage, profitabilitas,
kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya. Sedangkan variabel dependen
adalah opini audit going concern.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2011), populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap
yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik
tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2009-2012.
Menurut Sugiyono (2007: 73), sampel adalah bagian dari jumlah dan
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian
yang diperoleh dari penggunaan sampel akan diberlakukan untuk populasi. Oleh
sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau
mewakili. Jika sampel kurang representatif, akan mengakibatkan nilai yang
dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi
sesungguhnya (Erlina, 2011: 81).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode
purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel yang
telah ditentukan peneliti adalah :
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2009 – 2012.
2. Perusahaan pertambangan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2009.
3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen selama tahun 2009 – 2012.
4. Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya satu
periode laporan keuangan (satu tahun) selama periode pengamatan
(tahun 2009 - 2012).
Pemilihan sampel hanya pada perusahaan yang pernah mengalami rugi
bersih karena perusahaan yang mendapat opini audit going concern merupakan
perusahaan yang memiliki rugi bersih. Auditor memiliki kesangsian bahwa
mempertahankan usahanya. Dengan demikian perusahaan yang sehat selama
beberapa periode tidak mungkin mendapatkan opini audit going concern.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 10 perusahaan, dengan 4 tahun pengamatan dengan proses seleksi sampel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria
Jumlah
Pelanggaran
Kriteria
Akumulasi
1 Total perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode
pengamatan (2009 - 2012)
38
2 Perusahaan telah terdaftar sebelum 1
Januari 2009 (11) 27
3 Menerbitkan laporan keuangan yang
telah diaudit oleh auditor independen
selama periode pengamatan (2009 -
2012)
(4) 23
4 Mengalami rugi bersih setelah pajak
sekurang-kurangnya satu periode
laporan keuangan (satu tahun)
selama periode pengamatan (2009 -
2012)
(13) 10
Jumlah perusahaan sampel 10
Tahun pengamatan 4
Jumlah sampel total selama periode
penelitian (2009 - 2012) 40
Setelah dilakukan teknik purposive sampling, maka emiten yang lolos uji ini adalah :
Tabel 3.2
Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI
2 Energi Mega Persada Tbk. ENRG
3 Citra Kebun Raya Agri Tbk. CKRA
4 Citatah Tbk. CTTH
5 ATPK Resources Tbk. ATPK
6 Bumi Resources Tbk. BUMI
7 Darma Henwa Tbk. DEWA
8 Samindo Resources Tbk. MYOH
9 Perdana Karya Perkasa Tbk. PKPK
10 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT
Sumber : www.idx.co.id
3.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dan jenis data adalah kuantitatif. Data sekunder merupakan data yang telah diolah
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau dokumen.
Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan cross
section atau pooled data. Data time series adalah data dari suatu fenomena
tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu
mingguan, bulanan, atau tahunan, sedangkan cross section merupakan
sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu
(Umar, 2009).
Data penelitian yang digunakan meliputi laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2012. Data diperoleh
melalui website resmi Bursa Efek Indonesia
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi.
Dengan metode dokumentasi, peneliti melakukan pengumpulan data sekunder
melalui media perantara yaitu internet, lalu melalui website resmi Bursa Efek
Indonesia dan melihat laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor setiap
tahunnya. Dengan metode ini, data dalam neraca dan laporan laba/rugi
dikumpulkan sehingga peneliti dapat mengetahui current ratio perusahaan,
perbandingan antara kewajiban dan ekuitas (debt to equity ratio), rasio return on
asset, auditor yang mengaudit laporan keuangan auditee, serta opini auditor pada
3.4 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen atau bebas (Umar, 2009). Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah opini audit going concern.
Opini audit going concern adalah opini audit dengan
pengungkapan going concern yang diberikan oleh auditor tentang
kelangsungan hidup suatu entitas atau badan usaha. Kelangsungan hidup
suatu entitas merupakan asumsi dalam pelaporan keuangannya sehingga
jika entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi
bermasalah. Istilah going concern disebut juga sebagai kontinuitas yang
merupakan asumsi bahwa suatu bisnis akan berlanjut dalam jangka waktu
yang panjang.
Parameter yang digunakan adalah variable dummy, dimana kode 1
untuk perusahaan yang menerima opini audit dengan pengungkapan going
concern dan kode 0 untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit
dengan pengungkapan going concern.
2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
variabel terikat (Sugiyono, 2007). Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas
audit, dan opini audit tahun sebelumnya.
a. Likuiditas
Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan
perusahaan sesungguhnya. Pada perusahaan yang sakit banyak
ditemukan masalah going concern (Ramadhany, 2004). Semakin
terganggu kondisi keuangan suatu perusahaan atau semakin
memburuknya kondisi keuangan perusahaan maka semakin besar
kemungkinan perusahaan menerima asumsi going concern.
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diproksikan
dengan menggunakan current ratio karena rasio ini dapat memberikan
indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup memadai untuk
memenuhi kewajiban finansialnya (Santosa dan Wendari, 2007). Hasil
perhitungan current ratio disajikan dalam skala rasio.
b. Leverage
Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Harahap
(2010) mengemukakan bahwa leverage mengacu pada jumlah
Pada penelitian ini leverage diproksikan dengan menggunakan
rasio debt to total equity karena dari rasio ini dapat diukur sejauh mana
aset perusahaan dibiayai dengan utang yang berasal dari kreditur dan
modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Hasil perhitungan
DER disajikan dalam skala rasio.
c. Profitabilitas
Petronela (2004) mengemukakan bahwa perusahaan yang baik
(sehat) mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki
laporan keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk
mendapatkan opini yang baik (opini audit tanpa pengungkapan going
concern) akan lebih besar dibandingkan dengan jika perusahaan
memiliki profitabilitas yang rendah.
Arus kas yang tinggi menggambarkan bahwa laba perusahaan
tinggi. Laba suatu perusahaan dapat diketahui dengan menghitung
seberapa besar perputaran asset perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
rasio yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba adalah ROA (Return on Asset). Hasil
d. Kualitas Audit
Kualitas audit diproksikan dengan menggunakan ukuran KAP.
Ukuran KAP ini dibedakan menjadi dua yaitu untuk KAP yang
berafiliasi dengan The big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan
The big four. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel
dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor yang mengaudit
perusahaan merupakan auditor dari KAP The big four dan 0 jika
ternyata perusahaan diaudit oleh KAP non big four.
e. Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima
auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian.
Opini audit tahun sebelumnya yang diambil untuk penelitian ini adalah
opini audit tahun 2009 – 2012. Variabel ini diukur dengan variabel
dummy, dimana opini audit going concern / going concern audit
opinion (GCAO) diberi kode 1, sedangkan opini audit non going
concern / non going concern audit opinion (NGCAO) diberi kode 0.
Definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
Variabel dummy, dimana
kategori 1 untuk
perusahaan yang
menerima opini audit
dengan pengungkapan
going concern dan 0 untuk
aktiva lancar
Variabel dummy, dimana
kategori 1 jika KAP
termasuk dalam kategori
Opini audit going
concern yang
diungkapkan pada
laporan keuangan
Variabel dummy, dimana
kategori 1 jika perusahaan
menerima opini audit
going concern dan 0 jika
(Variabel
Independen)
tahun sebelumnya tidak menerima opini audit
going concern
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk penelitian ini menggunakan software statistik
SPSS 20, yang terdiri dari analisis statistik deskriptif, pengujian data, pengujian
model, dan pengujian hipotesis.
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang
digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian.
Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. Penyajian statistik
deskriptif bertujuan agar profil dari data penelitian tersebut dapat dilihat.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah likuiditas, leverage,
profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya.
3.5.2 Pengujian Data
Pengujian data untuk penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik.
Namun karena hipotesis penelitian ini menggunakan metode regresi
dan uji heterokedastisitas pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Uji
asumsi klasik yang digunakan hanya uji multikoloniearitas dan uji
autokorelasi. Regresi logistik tidak memerlukan pengujian normalitas data
karena variabel independennya merupakan campuran antara variabel
kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik) sehingga tidak berdistribusi
normal (Ghozali, 2006: 225). Regresi logistik juga mengabaikan uji
heterokedastisitas karena variabel dependen tidak memerlukan
homokedastisitas untuk variabel independennya (Gujarati, 2003).
a. Uji Multikoloniearitas
Uji Multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(Gozali, 2006: 91). Model regresi yang baik adalah tidak adanya gejala
korelasi yang kuat antara variabel bebas (independen).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniearitas dalam
penelitian ini, maka akan dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF > 10 maka dapat dikatakan
terjadi multikoloniearitas, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar
antara variabel-variabel bebas. Jika angka tolerance mempunyai angka
> 0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah
b. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
logistik terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
(saat ini) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau tahun
sebelumnya (Ghozali, 2006: 95). Hal ini sering ditemukan pada data
time series karena gangguan pada seorang individu atau kelompok
pada periode sebelumnya cenderung mempengaruhi gangguan pada
individu ataupun kelompok pada periode berikutnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi maka dilihat dari uji run
test. Run test dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi. Bila hasil output SPSS menunjukkan
probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka disimpulkan terdapat
gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Jika antar residual
tidak terdapat hubungan korelasi maka residual adalah acak atau
random.
3.5.3 Pengujian Model
Pengujian model untuk penelitian ini adalah :
a. Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Statistik yang digunakan adalah berdasarkan pada fungsi
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Hipotesis yang
digunakan untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Agar model fit dengan data, maka H0 harus diterima dan Ha
ditolak. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L
ditransformasikan menjadi 2LogL. Adanya pengurangan nilai antara
-2LogL awal (initial -2LL function) dengan nilai --2LogL pada langkah
berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan
data (Ghozali, 2006). Log Likelihood pada regresi logistik mirip
dengan pengertian "Sum of Square Error" pada model regresi,
sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi yang
semakin baik.
b. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini digunakan untuk
menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak
ada perbedaaan antara model dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit). Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi
adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data