• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Beberapa Sifat Fisika Tanah Sawah Melalui Pemberian Bahan Organik Pada Lahan Pertanaman Semangka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Beberapa Sifat Fisika Tanah Sawah Melalui Pemberian Bahan Organik Pada Lahan Pertanaman Semangka"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1. HASIL ANALISIS SIDIK RAGAM KARBON (C) ORGANIK

Sk db JK KT F-hit F 5%

Ulangan 2 0,072 0,036 6,401 4,740 * Perlakuan 3 0,489 0,163 28,987 4,350 * Galat 7 0,039 0,006

Total 12 0,600

KK= 5,898 %

Perlakuan SD rp RP Rataan

Rataan-Rp Notasi O3 (Petroganik dan mulsa

jerami 0,5 ton/ha) 0,066 3,35 0,221 1,46 1,237 a O2 (Pupuk kandang

(2)

LAMPIRAN 2. HASIL ANALISIS SIDIK RAGAM BULK DENSITY

Sk db JK KT F-hit F 5%

Ulangan 2 0,003514 0,001757 3,995424 4,74 tn Perlakuan 3 0,292786 0,097595 221,9635 4,35 * Galat 7 0,003078 0,00044

Total 12 0,299377

KK = 1,376 %

Perlakuan SD rp RP Rataan

Rataan-Rp Notasi O1 (Jerami padi 5 ton/ha) 0,018 3,35 0,06 1,76 1,70 a

O3 (Petroganik dan mulsa jerami 0,5 ton/ha)

0,018 3,47 0,06 1,52 1,46 b

O0 (kontrol) 0,018 3,54 0,07 1,49 1,43 b

O2 (Pupuk kandang kambing 2,5 ton/ha)

(3)

LAMPIRAN 3. HASIL ANALISIS SIDIK RAGAM PARTIKEL DENSITY

Sk Db JK KT F-hit F 5%

Ulangan 2 0,1613 0,081 1,927 4,74 tn Perlakuan 3 0,3675 0,123 2,927 4,35 tn Galat 7 0,2930 0,042

Total 12 0,821893

KK = 8,054 %

Perlakuan SD rp RP Rataan

Rataan-Rp Notasi O0 (kontrol) 0,180 3,35 0,60 2,68 2,08 a

O1 (Jerami padi 5 ton/ha) 0,180 3,47 0,63 2,68 2,06 a

O2 (Pupuk kandang kambing 2,5 ton/ha)

0,180 3,54 0,64 2,54 1,90 a

O3 (Petroganik dan mulsa jerami 0,5 ton/ha)

(4)

LAMPIRAN 4. HASIL ANALISIS SIDIK RAGAM KADAR AIR

Sk db JK KT F-hit F 5%

Ulangan 2 33,21232 16,606 2,572 4,74 tn Perlakuan 3 548,6183 182,873 28,323 4,35 * Galat 7 45,19605 6,457

Total 12 627,0266

KK = 10,624 %

Perlakuan SD rp RP Rataan

Rataan-Rp Notasi O0 (kontrol) 2,241 3,35 7,51 30,85 23,34 a

O1 (Jerami padi 5 ton/ha)

2,241 3,47 7,78 29,36 21,58 a

O2 (Pupuk kandang kambing 2,5 ton/ha)

2,241 3,54 7,93 21,51 13,58 b

O3 (Petroganik dan mulsa jerami 0,5 ton/ha)

(5)

LAMPIRAN 5. HASIL ANALISIS SIDIK RAGAM TOTAL RUANG PORI

Sk db JK KT F-hit F 5%

Ulangan 2 187,454 93,727 3,484 4,74 tn Perlakuan 3 585,052 195,017 7,250 4,35 * Galat 7 188,302 26,900

Total 12 960,808

KK= 13,237

Perlakuan SD rp RP Rataan

Rataan-Rp Notasi O0 (kontrol) 4,574 3,35 15,32 50,63 35,31 a

O1 (Jerami padi 5 ton/ha)

4,574 3,47 15,87 38,97 23,10 b

O2 (Pupuk Kndang kambing 2,5 ton/ha)

4,574 3,54 16,19 34,16 17,96 b

O3(Petroganik dan mulsa jerami 0,5 ton/ha)

(6)

LAMPIRAN 6. DATA PRODUKSI TANAMAN

Perlakuan Berat buah

(kg/plot)

Jumlah buah

Diameter buah (cm)

O0 (kontrol) 15,93 a 8 13,73 a

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, J. S dan F. Agus. 2005. Petunjuk Penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (Paddy Soil Test Kit) Versi 1.0. Balai Besar Penelitian & Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Agus . F.,A. Adimihardja., S. Hardjowigeno. A. M. Fagi., dan W. Hartatik. 2004.

Tanah Sawah dan Pengelolaanya. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian. Bogor.

Agrica., 2008. Bahan Organik. tanggal 5 Februari 2009. Medan.

Anonymus.2014.http://www.zonaorganik.com/. Diakses pada tanggal 29 Juni 2016.Medan.

Arsyad, S. 2005. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press

Balittan. 2009. Jerami Dapat Mensubstitusi Pupuk KCl. Warta Penelitian dan Pengembangan Vol 31. No. 1. 2009, Bogor.

Damanik , M. M. B., B. E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin., dan H. Hanum. 2010.Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.

Darmawijaya, I. 1997. Klasifikasi Tanah: Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah danPelaksana Pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi Keenam. Terjemahan Soenartono Adisoemarto. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hairah, K., Widianto, S.R. Utami, D. Suprayogo, Sunaryo, S.M. Sitompul, B. Lusiana, R. Mulia, M. Van Noordwijk, dan G. Cadisch. 2000. Pengelolaan Tanah Masan secara Biologi. Refleksi Pengalaman dari Lampung Utara. ICRAF

Hanafiah K A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta

(8)

Hakim , N,M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong dan H.H. Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta

Hardjowigeno, S., H. Subagyo, dan M. L. Rayes. 2004. Morfologi dan KlasifikasiTanah. Dalam Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanahdan Agroklimat, Badan Litbang Pertanian.

Hardjowigeno, S dan Rayes, L, 2005. Tanah Sawah :Karakteristik,Kondisi dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia Publishing, Malang, JawaTimur.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo

Hillel,D.1980.Fundamental of Soil Physics.Academic Press, Inc. Orlando,Florida.

Jaya, I.N.2000.budidaya semangka dengan teknologi embung.Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar.Bali

Kononova, M.M. 1961. Soil Organic Matter. Oxford: Pergamon Press

Kurniawan, S.2010.Pupuk Kandang:Definisi, Bahan Baku, Pembuatan, dan Aplikasi. Disajikan Sebagai Bahan Ajaran Mata Kuliah Pupuk dan Teknologi Pemupukan. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Mariano, A.S.A. 2003. Pengaruh Pupuk Foska dan Mulsa Jerami terhadap Beberapa Sifat Fisik dan Kimia Tanah serta Produksi Kedelai (Glycine L. Merr). Program Studi Ilmu Tanah Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hal. 11-12.

Munif, A. 2000. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk. Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

Musa, L dan Mukhlis, 2006. Kimia Tanah. Departemen Ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

(9)

Pramono, J. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Agrosains 6 (1): 11-14, 2004.

Prasetyo, H.P., J.S. Adiningsih, K. Subagyono, dan R. D.M. Simanungkalit.2004. Mineralogi,Kimia, Fisika, dan Biologi Lahan Sawah. dalam Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Litbang Pertanian.Saptana., I.W. Rusastra., H.P. Saliem., Supriati.2004. Prospek Pengembangan Pola Tanam dan Diversifikasi Tanaman Pangan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Simamora, J.A.2016. Perbaikan beberapa sifat kimia tanah sawah akibat pemberian bahan organik pada pertanaman semangka (citrullus lanatus). Universitas Sumater Utara. Medan

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Souri ,S., 2001, Penggunaan Pupuk Kandang Meningkatkan Produksi Padi. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram, Mataram.

Suhartina, T. dan Adisarwanto. 1996. Manfaat jerami padi pada budidaya kedelai di lahan sawah. Balitkabi. Malang. p : 41-44

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.

Syukur, M.2009. SEMANGKA (Citrullus Lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai). Jawa Barat

Thomas, R.S., R.L. Franson, & G.J. Bethlenfalvay. 1993. Separation of VAM Fungus and Root Effects on Soil Agregation. Soil Sci. Am. J. Edition: 57: 77-31.

(10)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara dengan ketinggian tempat ± 18 m diatas permukaan laut. Analisis tanah di Laboratorium Fisika Tanah, Kimia Tanah dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 sampai denganJuni 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih semangka, NPK Yara, NPK Cantik, Pestisida (Prepaton, Antranol, Gramokson),jerami padi, pupuk kandang kambing, dan petroganik.

Alat yang digunakan adalah GPS, cangkul untuk pengambilan sampel tanah, karung goni, jerami padi, pupuk kandang kambing, dan ring sample, timbangan serta alat-alat yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Metode Penelitian

(11)

Faktor Perlakuan Bahan Organik (O) :

O0 = Tanpa Bahan Organik (Kontrol)

O1 = Jerami Padi (5 ton/ha)

O2 = Pupuk Kandang Kambing (2,5 ton/ha)

O3 = Pupuk Petroganik dan mulsa jerami ( 0,5 ton/ha)

Model linier Rancangan Acak Kelompok:

Yij = µ + αi + єij

Dimana :

Yij = Respon tanaman yang diamati

µ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh jenis bahan organik ke-i

єij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Untuk pengujian lebih lanjut terhadap masing-masing perlakuan diuji dengan uji BNJ pada taraf 5 %.

Pelaksanaan Penelitian

Analisis Tanah Awal

(12)

Pembuatan Bedengan dan Olah Tanah

Terlebih dahulu lahan yang akan diolah dibersihkan kemudian lahan dicangkul. Setelah dicangkul dengan halus, selanjutnya pembuatan bedengan dengan panjang 64m, lebar 3,5 m untuk satiap perlakuan, sehingga total bedengan ada 12 bedengan.

Aplikasi Bahan Organik

Pemberian bahan organik jerami padi dan pupuk kandang kambing dilakukan seminggu sebelum tanam. Sedangkan pupuk petroganik diberikan saat penanaman dengan cara dimasukkan kedalam lubang tanam dan mulsa jerami di letakkan di sekitar tanaman hingga menutupi seluruh permukaan tanah.

Penanaman, Pemeliharaan, dan Pemanenan

(13)

terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipanen.

Analisis Akhir Tanah

Analisis akhir tanah dilakukan untuk mengetahui beberapa sifat fisika tanah akibat pemberian bahan organik.Adapun parameter yang dianalisis adalah tekstur tanah,bulk density,partikel densiti,dan porositas tanah.

Parameter tanah yang diukur :

a. Kandungan C-organik tanah dengan metode Walkley and Black b. Bulk Density (g/cm3) dengan metode ring sampel.

c. Partikel Density (g/cm3) dengan metode perendaman (submersion). d. Kadar air tanah dengan metode gravimetrik

(14)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

C-Organik

Pemberian bahan organik secara nyata mempengaruhi kandungan karbon (C) organik tanah. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 1 yaitu pada analisis sidik ragam.

Pada pengujian selanjutnya yang dapat dilihat pada Tabel 1, pemberian jerami padi sebesar 5 ton /ha secara nyata menurunkan kandungan C organik tanah. Pemberian pupuk petroganik dan mulsa jerami padi sebesar 0,5 ton/ha menambah kandungan C-organik tanah menjadi sebesar 1,46 % tetapi penambahan ini tidak nyata. Demikian pula pemberian pupuk kandang kambing tidak nyata menambah kandungan C organik tanah dibandingkan kontrol.

Tabel 1. Rataan C – Organik pada pemberian berbagai jenis bahan organik (%)

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%

Perlakuan Rataan

O0 (kontrol) 1,31 a

O1 (jerami padi 5 ton/ha) 0,93 b

(15)

Bulk Density

Pemberian bahan organik berpengaruh nyata dalam mempengaruhi bulk density tanah seperti terlihat pada Lampiran 2. Hasil analisis sidik ragam bulk density yang menunjukkan bahwa perlakuan pemberian bahan organik dapat memberikan pengaruh terhadap bulk density tanah.

Tabel 2. Rataan Bulk Density (g/cm3) pada pemberian berbagai jenis bahan organik

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%

Dari Tabel 2 dapat kita lihat bahwa pemberian jerami padi sebanyak 5 ton/ha merupakan perlakuan dengan bulk density tertinggi yaitu 1,76 g/cm3 yang berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya. Bulk density terendah adalah pada perlakuan pupuk kandang kambing sebanyak 2,5 ton/ha. Pada perlakuan kontrol bulk density sebesar 1,49 g/cm3, sedangkan pada pemberian pupuk kandang kambing sebanyak 2,5 ton/ha terjadi penurunan nilai bulk density secara nyata menjadi 1,32 g/cm3. Pemberian petroganik dan mulsa jerami sebanyak 0,5 ton/ha bulk density tanah bertambah menjadi 1,52 g/cm3akan tetapi nilai ini tidak nyata dibandingkan kontrol.

Perlakuan Rataan

O0 (kontrol) 1,49 b

O1 (jerami padi 5 ton/ha) 1,76 a

(16)

Partikel Density

Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap partikel density tanah. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada tanpa pemberian bahan organik partikel density tanah adalah sebesar 2,25. Pada perlakuan jerami padi sebanyak 5 ton/ha nilai dan pada perlakuan pupuk kandang kambing 2,5 ton/ha partikel density bertambah menjadi 2,68 tetapi tidak nyata. Pada perlakuan petroganik dan mulsa jerami 0,5 ton/ha nilai rataan partikel density juga bertambah dibanding kontrol menjadi 2,54 tetapi tidak nyata.

Tabel 3. Rataan Partikel Density (g/cm3) pada pemberian berbagai jenis bahan organik

Perlakuan Rataan

O0 (kontrol) 2,25

O1 (jerami padi 5 ton/ha) 2,68 O2 (pupuk kandang kambing 2,5 ton/ha) 2,68 O3 (petroganik dan mulsa jerami 0,5 ton/ha) 2,54

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%

(17)

Kadar Air

Pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap kadar air tanah. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil uji selanjutnya menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kambing sebanyak 2,5 ton/ha menambah kadar air tanah yang tertinggi menjadi 30,85 %, akan tetapi pertambahan ini tidak nyata. sedangkan yang terendah adalah pada perlakuan jerami padi 5 ton/ha. Pada perlakuan jerami padi sebanyak 5 ton/ha persentase kadar air mengalami penurunan secara nyata menjadi 13,95 %. Pada perlakuan petroganik dan mulsa jerami 5 ton/ha kadar air sebesar 21,51 % yaitu secara nyata menurunkan kadar air dibanding kontrol.

Tabel 4. Rataan Kadar air (%) pada pemberian berbagai jenis bahan organik

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%

Perlakuan tertinggi adalah pada perlakuan pupuk kandang kambing sebanyak 2,5 ton/ha , sedangkan yang terendah pada perlakuan jerami padi sebanyak 5 ton/ha.

Perlakuan Rataan

O0 (kontrol) 29,36 a

O1 (jerami padi 5 ton/ha) 13,95 c

(18)

Total Ruang Pori

Pemberian bahan organik secara nyata dapat meningkatkan porositas tanah. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5.

Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa pemberian bahan organik pupuk kandang kambing sebanyak 2,5 ton / ha dapat meningkatkan porositas tanah secara nyata menjadi sebesar 50,63% yang berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya. Nilai rataan total ruang pori tanah yang semakin tinggi akan semakin baik untuk pertumbuhan tanaman.

Perlakuan terendah adalah pada tanpa pemberian bahan organik yang mengakibatkan nilai porositas sebesar 32,97 %.

Tabel 5. Rataan Total Ruang Pori (%) pada pemberian berbagai jenis bahan organik

Perlakuan Rataan

O0 (kontrol) 32,97 b

O1 (jerami padi 5 ton/ha) 34,16 b

O2 (pupuk kandang kambing 2,5 ton/ha) 50,63 a O3 (petroganik dan mulsa jerami 0,5 ton/ha) 38,97 b Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%

(19)

Pembahasan

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap C-organik tanah

(20)

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap Bulk Density tanah

Bulk density merupakan kerapatan tanah yang dikeringkan per satuan volume. Kepadatan tanah erat hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika terjadi pemadatan tanah maka air dan udara sulit disimpan dan ketersediaannya akan terbatas dalam tanah dan menyebabkan terhambatnya pernafasan akar dan penyerapan air rendah, selain itu memiliki unsur hara yang rendah dan aktivitas mikroorganismenya juga rendah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada perlakuan jerami padi sebanyak 5 ton/ha menunjukkan nilai rataan tertinggi dan masih belum efektif dalam menurunkan nilai bulk density tanah , karena tidak melalui proses pengomposan. Perlakuan yang efektif untuk memperbaikibulk density tanah adalah pada perlakuan pupuk kandang kambingsebanyak 2,5 ton/ha. Hal ini sesuai dengan literatur Hakim,dkk (1986) yang menyatakan bahwa bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologis tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah.

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap partikel density tanah

(21)

tanah sangat bervariasi tergantung pada komposisi mineral tanah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian bahan organik jerami padi, pupuk kandang kambing, mulsa jerami, dan pupuk petroganik tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan partikel density tanah.

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap Kadar Air tanah

Kadar air tanah merupakan kandungan air yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar air tanah dapat berupa persen berat atau persen volume. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan yang efektif untuk meningkatkan kadar air tanah adalah pada perlakuan pupuk kandang kambingsebanyak 2,5 ton/ha, dan yang terendah pada perlakuan jerami sebesar 5 ton/ha. Hal ini sesuai dengan literatur Walker and Paul (2002) yang menyatakan bahwa faktor yang memperngaruhi kadar air dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, dan topografi. Aplikasi jerami padi sebanyak 5 ton/ha pada permukaan tanah pertanaman semangka di lahan bekas sawah menurunkan kadar air tanah sebesar 16 % dibandingkan pada perlakuan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa air penyiraman dan air hujan tidak mampu masuk ke dalam tanah yang dikenal dengan istilah water repellency.

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap Porositas Tanah

(22)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa porositas tertinggi adalah pada perlakuan pupuk kandang kambingsebanyak 2,5 ton/ha. Hal ini sesuai dengan literatur Agrica (2008) yang menyatakan bahwa melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau filtrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan erosi diperkecil. Demikian pula aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap Produksi buah

(23)
(24)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian jerami padi tidak mampu memperbaiki sifat tanah (C-organik, bulk desity, dan kadar air).

Pemberian pupuk kandang kambing dapat memperbaiki sifat tanah (C-organik, bulk density, dan kadar air)

Pemberian petroganik dapat memperbaiki sifat tanah (C-organik), namun tidak lebih baik dibandingkan pemberian pupuk kandang kambing

Saran

(25)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah Sawah

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan sebagainya. Sawah yang airnya berasal dari irigasi disebut sawah irigasi sedang yang menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan. Di daerah pasang surut ditemukan sawah pasang surut sedangkan yang dikembangkan daerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak (Hardjowigeno dan Rayes, 2005).

Tanah sawah (paddy soil) merupakan tanah yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana pada umumnya dilakukan penggenangan selama atau sebahagian dari masa pertumbuhan padi. Tergolong sebagai tanah tergenang (wetland soil), namun agak berbeda dari tanah rawa (marsh soils) atau tanah terendam (waterlogged soils) ataupun tanah subaquatik (subaquatic soils) dalam hal pengelolaannya karena tidak terus menerus digenangi, disebut juga sebagai wetland rice soils (Musa dan Mukhlis, 2006).

(26)

berubah dengan pengolahan seperti temperatur tanah,permeabilitas,kepekaan terhadap aliran permukaan (run-off), dan erosi, kemampuan mengikat air dan menyuplai air untuk tanaman (Damanik et al.,2010). Sistem usaha tani monokultur pangan pada lahan kering secara terus- menerus akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan biologi dan kimianya. Pergantian aerobik dan anaerobik pada lahan sawah merupakan satu kontrol alami yang efektif mengendalikan keseimbangan biologi dan nonbiologi (Agus et al. , 2004).

Sifat fisik tanah sangat menentukan kesesuaian suatu lahan dijadikan lahan sawah. Identifikasi dan karakterisasi sifat fisik tanah mineral memberikan informasi untuk penilaian kesesuaian lahan terutama dalam hubungannya dengan efisiensi penggunaan air. Jika lahan akan disawahkan sifat tanah yang penting untuk diperhatikan adalah tekstur, struktur, permiabilitas, drainase dan tinggimuka air tanah. Sifat-sifat tersebut sangat berhubungan erat dengan pelumpuran dan efisiensi penggunaan air (Prasetyo dkk., 2004).

(27)

Selama proses pembentukan sawah, sifat fisik tanah mengalami banyak perubahan. Proses reduksi dan oksidasi merupakan proses-proses utama yang dapat mengakibatkan perubahan baik sifat mineral, kimia, fisika, dan biologi tanah (Prasetyo et al. , 2004). Perubahan sifat fisik tanah juga banyak dipengaruhi oleh terjadinya iluviasi dan atau eluviasi bahan kimia atau partikel tanah akibat proses pelumpuran dan perubahan drainase(Hardjowigeno et al., 2004).

Penyiapan tanah sawah menyebabkan sifat-sifat fisik, kimia, biologi dan morfologi tanah berupa nyata. Keadaan tanah alami berubah menjadi keadaan tanah buatan dan menyimpang dari keadaan yang dikehendaki oleh pertanaman lain, biasanya palawija, maka sehabis pertanaman padi keadaan tanah harus diubah kembali sehingga sesuai dengan yang diperlukan pertanaman palawija. Pengubahan keadaan tanah secara bolak-balik berarti memanipulasi sumberdaya tanah secara mendalam.

Karakteristik tanah sawah dapat diamati seperti tebal horizon, tekstur, kadar bahan organik, reaksi tanah, kandungan hara tanaman dan kemampuan mengikat air. Tanah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pada masing-masing horizon dalam profil tanah. Kualitas tanah merupakan hasil interaksi antara karakteristik tanah, penggunaan tanah dan keadaan lingkungan. Petani tidak dapat mengubah karakteristik tanah akan tetapi menyesuaikan prakteknya dengan kemampuan tanah (Darmawijaya, 1997).

(28)

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika dan kimia (Kononova, 1961).

Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat (Agrica, 2008).

(29)

diperoleh dari serasah dan dari pangkasan tanaman penutup yang ditanam selama masa bera atau pepohonan dalam larikan sebagai tanaman pagar. Pangkasan tajuk tanaman penutup tanah dari famili leguminosae dapat memberikan masukan bahan organik sebanyak 1,8-2,9 ton per hektar (umur 3

bulan) dan 2,7-5,9 ton per hektar untuk yang berumur 6 bulan (Hairah dkk, 2000).

Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologis tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya.Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan organik.Ia merupakan sumber hara tanaman.Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya serta hasil dari dokomposisi itu sendiri (Hakim, dkk., 1986).

(30)

memperbaiki kehidupan biologi tanah, mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperan dalam proses dekomposisi bahan organik, aman bagi lingkungan, dan dapat membantu peningkatan pH tanah (Pramono, 2004).

Jerami padi adalah batang padi yang ditinggalkan termasuk daun sesudah diambil buahnya yang masak. Lebih kurang 30% jerami padi digunakan untuk beberapa kepentingan manusia berupa atap rumah, kandang, penutup tanah (mulsa), bahkan bahan bakar industri dan untuk pakan ternak (bila terpaksa) selebihnya dibuang atau dibakar yang tidak jarang akibatnya mengganggu keseimbangan lingkungan (Munif, 2000).

Pada lahan sawah dengan pola tanam padi dan palawija, pengembalian jerami penting untuk memperbaiki sifat fisik tanah, antara lain meningkatkan stabilitas agregat tanah dan memperbaiki struktur tanah sawah yang memadat akibat penggenangan dan pelumpuran secara terus-menerus. Tanah menjadi lebih mudah diolah dan cukup baik untuk pertumbuhan akar tanaman palawija yang ditanam setelah padi (Balittan, 2009).

(31)

jerami, pupuk hijau, dan sisa tanaman ada dua cara: (1) bahan dipotong-potong terlebih dahulu lalu dibenamkan dan diaduk bersamaan dengan pengolahan tanah pertama, (2) mengomposkan bahan organik segar di pematang/ galengan atau disebar merata di permukaan lahan sawah pada waktu bera. Untuk mempercepat proses pengomposan dapat ditambahkan dekomposer yang berisi bakteri selulolitik dengan dosis sesuai anjuran (Adiningsih danAgus, 2005).

Aplikasi jerami 5 ton/ha/musim selama 4 musim menunjukkan bahwa jerami dapat meningkatkan kadar C-organik 1,50%, K-dapat ditukar 0,22 me/100 g, Mg-dapat ditukar 0,25 me/100g, kapasitas tukar kation tanah 2 me/100 g, Si tersedia dan stabilitas agregat tanah. Apabila dihitung dalam hektar, sumbangan hara dari jerami tersebut adalah 170 kg K, 160 kg Mg, 200 kg Si dan 1,70 ton C-organik yang sangat diperlukan bagi kegiatan jasad renik tanah atau setara dengan 340 Kg KCl dan 361 Kg Kieserit (Adiningsih, 2005). Sehingga aplikasi bahan organik dapat memperkaya hara tanah termasuk unsur hara makro.

(32)

mulsa yang digunakan, sehingga diperlukannya dosis mulsa yang tepat. Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa adalah jerami (Adisarwanto dan Wudianto, 1999 dalam Mariano., 2003).

Manfaat jerami padi tidak hanya dilihat dari sisi kandungan hara saja. Kompos juga memiliki kandungan C-organik yang tinggi. Penambahan kompos jerami akan menambah kandungan bahan organik tanah. Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah dan dapat mengikat partikel tanah menjadi lebih remah, meningkatkan stabilitas struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air perubahahan moderate terhadap suhu tanah.

Fungsi mulsa jerami adalah untuk menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan agregat tanah dari hantaman air hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan melindungi tanah dari terpaan sinar matahari. Juga dapat membantu memperbaiki sifat fisik tanah terutama struktur tanah sehingga memperbaiki stabilitas agregat tanah (Thomas et al., 1993).

(33)

daya sangga air tanah sehingga ketersediaan air dalam tanah menjadi lebih baik,menjadi penyangga unsur hara dalam tanah sehingga pemupukan menjadi lebih efisien,dan dapat diaplikasikan pada semua jenis tanah dan jenis tanaman.Keunggulan pupuk petroganik yaitu memiliki kadar C-organik tinggi,berbentuk granul sehingga mudah dalam aplikasi, aman dan ramah lingkungan (bebas mikroba patogen), bebas dari biji-bijian gulma, kadar air rendah sehingga lebih efisien dalam pengangkutan dan penyimpanan,dan dikemas dalam kantong kedap air.Dosis dan penggunaan pupuk petroganik pada tanaman padi dan palawija yaitu sebesar 500 – 1.000 kg /ha.Penggunaan pupuk petroganik pada tanaman pangan dan hortikultura diberikan seluruhnya pada pemupukan dasar,sehingga pada tanaman keras diberikan pada awal dan akhir musim hujan (Anonimus, 2014).

(34)

Secara umum, pupuk kandang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah baik fisik, kimia, maupun biologi tanah. Dari segi kimia, pupuk kandang adalah sumber beberapa hara seperti nitrogen, fosfor, kalium dan lainnya. Manfaat Pupuk kandang bagi sifat fisik tanah adalah memperbaiki sifat fisik tanah seperti struktur, kemampuan menahan air dan porositas tanah. Pemberian pupuk kandang secara terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi gembur, mudah diolah, dan menyimpan air lebih lama. Sedangkan dari sisi biologi tanah, pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan aktivitas organisme tanah seperti cacing, semut dan lain-lain karena merupakan sumber makanan bagi hewan di dalam tanah, meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah (Kurniawan, 2010).

Keistimewaan penggunaan pupuk kandang antara lain: Merupakan pupuk lengkap, karena mengandung semua hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman, juga mengandung hara mikro, mempunyai pengaruh susulan, karena pupuk kandang mempunyai pengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman yang berangsur-angsur menjadi tersedia, memperbaiki struktur tanah sehingga aerasi di dalam tanah semakin baik, meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air, meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga hara yang terdapat di dalam tanah mudah tersedia bagi tanaman, mencegah hilangnya hara (pupuk) dari dalam tanah akibat proses pencucian oleh air hujan atau air irigasi, mengandung hormon pertumbuhan yang dapat memacu pertumbuhan tanaman (Souri, 2001).

(35)

Karbon merupakan bahan organik yang utama yang diserap tanaman dan berasal dari CO2 udara, kemudian bahan organik didekomposisikan kembali dan membebaskan sejumlah karbon. Sejumlah CO2 bereaksi dalam bentuk asam Carbonat Ca, Mg, K atau Bikarbonat. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap sifat biologi tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme, sehingga kegiatan mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik juga meningkat, dengan demikian unsur hara yang terdapat di dalam tanah menjadi tersedia bagi tanaman. Tersedianya bahan organik dalam tanah mempengaruhi populasi dan jenis mikroflora (bakteri, jamur dan aktinomycetes) di dalam tanah (Hakim dkk, 1986).

Penambahan bahan organik dalam tanah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah meningkatkan total ruang pori tanah, menurunkan kepadatan tanah yang dapat menyebabkan kemampuan mengikat air dalam tanah tinggi. Bahan organik juga dapat menyumbangkan unsur hara N, P, K, Ca, Mg serta mengurangi fiksasi fosfat oleh Al dan Fe dalam tanah (Sutanto, 2005).

Bulk Density

Bulk density merupakan rasio bobot kering mutlak (suhu 105oC) suatu unit tanah terhadap volume total, yang sering dinyatakan dalam gr/cm3 (Hillel, 1980). Menurut Hardjowigeno (2007), kerapatan limbak atau Bulk Density (BD) adalah berat tanah kering per satuan volume tanah (termasuk

(36)

total (total porosity) tanah dengan dasar bahwa kerapatan tanah (particle density) adalah 2,65 g/cc.

Kepadatan tanah erat hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika terjadi pemadatan tanah maka air dan udara akan sulit disimpan dan ketersediaanya akan terbatas dalam tanah dan menyebabkan terhambatnya pernafasan akar dan penyerapan air rendah, selain itu memiliki unsur hara yang rendah dan aktivitas mikroorganisme nya juga rendah (Hakim, dkk, 1986).

Partikel Density

Partikel density adalah perbandingan antara massa total fase padat tanah dan volume fase padat. Massa bahan organik dan anorganik diperhitungkan sebagai massa padatan tanah dalam penentuan partikel density.Partikel density mempunyai satuan mg m-3 atau g cm-3

(37)

Kadar Air Tanah

Adapun kadar air tanah sering disebut sebagai kandungan air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar air tanah dapat berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis, yaitu (a) lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah (soil water) yaitu air dalam bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air, (c) air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air tanah kontiniu yang berada ditanah bagian dalam (Sutanto, 1998).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar air dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik(Walker and Paul, 2002).

Total Ruang Pori

Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori tanah dapat dibedakan menjadi pori kasar (macro pore) dan pori halus (micro pore). Pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori halus berisi air kapiler dan udara (Hardjowigeno 2007).

(38)

Total ruang pori dapat dihitung dengan menggunakan data bobot jenis partikel-partikel dan bobot isi tanah sebagai berikut:

TRP = {1- (BD/PD)} x 100%

dimana:

TRP = Total Ruang Pori

BD = Bulk Density (gr/cm3)

PD = Partikel Density

(Sutanto, 2005).

Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori makro + mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir. Tanah remah memberikan kapasitas infiltrasi akan lebih besar daripada tanah liat. Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil dibandingkan tanah dalam keadaan kering. Tanah pasir memiliki pori drainase yang baik sehingga infiltrasinya tinggi tetapi tidak dapat mengikat air tersebut (Hardjowigeno 2003).

Tekstur tanah menunjukan perbandingan butir-butir pasir (2mm - 50μ), debu (2μ-50 μ), dan liat (< 2μ) di dalam fraksi tanah halus

(39)

Pengamatan tekstur tanah dapat dilakukan dengan cara merasa dengan tangan (texture by feel), analisis mekanis di laboratorium.Penetapan tekstur tanah dengan cara merasa dengan tangan (texture by feel) dilakukan dengan cara merasa dengan cara memijit tanah dengan jari dan kemudian dirasakan.

Menurut Hanafiah (2007), berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi: (1) Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir, berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir : bertekstur pasir atau pasir berlempung. (2) Tanah bertekstur halus atau kasar berliat, berarti tanah yang mengandung minimal37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir. (3) Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung.

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped (terbentuk karena proses alami). Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu Lempeng (platy), prismatik (prismatic), tiang (columnar), gumpal bersudut (angular blocky), gumpal membulat (subangular blocky), granular (granular), remah (crumb) (Hardjowigeno, 2003).

(40)

Tanaman Semangka

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Tanaman ini berasal dari Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya sampai 6 bulan (Syukur, 2009).

Semangka biasanya di tanam pada dataran rendah dan akan berhasil baik

bila ditanam dengan keadaan daerah dengan ketinggian 100-300 m dpl. Topografi datar, tekstur tanah berpasir atau lempung berpasir, struktur remah dan gembur, banyak mengandung bahan organik, pH berkisar 5,9-7,2, tempat terbuka, penyinaran penuh dengan kisaran suhu 220C - 300C dan kelembaban kurang dari 80%. Rata-rata curah hujan 40-50 mm/bulan (Jaya,2000).

(41)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada lahan sawah adanya perbedaan pola tanam dan perbedaan lama penggenangan mengakibatkan perbedaan sifat-sifat tanah sawah. Sifat tanah sawah berubah setiap musim karenapenggunaan tanah yang berbeda. Sifat tanah pada saat ditanami padi (basah) berbeda dengan waktu ditanami palawija (kering) (Hardjowigeno et al. 2005).Salah satu daerah yang telah menerapkan sistem pertanaman padi- semangka pada lahan sawah adalah Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh,Kabupaten Batu Bara.

Disamping itu aplikasi bahan organik akan membuat perubahan sifat tanah, termasuk lahan sawah bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah.

(42)

menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

Bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba, juga meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah. Di dalam jerami terdapat beberapa unsur hara yang berguna untuk tanaman seperti Nitrogen dan Kalium sehingga dapat membantu menggantikan pupuk Urea dan KCl.

Rendahnya kandungan bahan organik tanah disebabkan oleh ketidakseimbangan antara peran bahan organik dan hilangnya bahan organik dari tanah utamanya melalui proses oksidasi biologis dalam tanah. Erosi tanah lapisan atas yang kaya akan bahan organik juga berperan dalam berkurangnya kandungan bahan organik tanah tersebut. Bahan organik tanah merupakan cadangan (pool) bahan organik yang dinamis, sehingga perubahan bersih (net change) dalam cadangan tersebut lebih informatif dari pada jumlah mutlaknya.

Jerami padi yang semula dibuang dari areal persawahan atau dibakar oleh petani setelah panen padi dapat dimanfaatkan sebagai mulsa untuk pertanaman semangka. Disamping melembabkan tanah, maka mulsa jerami padi juga dapat menambah kandungan bahan organik tanah, yang bermanfaat bagi tanaman yang dibudidayakan di lahan sawah.

(43)

diantaranya adalah dapat memperbaiki struktur dan tata udara tanah sehingga penyerapan unsur hara oleh akar tanaman menjadi lebih baik,meningkatkan daya sangga air tanah sehingga ketersediaan air dalam tanah menjadi lebih baik,menjadi penyangga unsur hara dalam tanah sehingga pemupukan menjadi lebih efisien,dan dapat diaplikasikan pada semua jenis tanah dan jenis tanaman.Keunggulan pupuk petroganik yaitu memiliki kadar C-organik tinggi,berbentuk granul sehingga mudah dalam aplikasi, aman dan ramah lingkungan (bebas mikroba patogen), bebas dari biji-bijian gulma, kadar air rendah sehingga lebih efisien dalam pengangkutan dan penyimpanan,dan dikemas dalam kantong kedap air.Dosis dan penggunaan pupuk petroganik pada tanaman padi dan palawija yaitu sebesar 500 – 1.000 kg / Ha.Penggunaan pupuk petroganik pada tanaman pangan dan hortikultura diberikan seluruhnya pada pemupukan dasar,sehingga pada tanaman keras diberikan pada awal dan akhir musim hujan.

Selain pemberian jerami, petani juga memberikan pupuk kandang pada awal penanaman semangka di tanah sawah. Pupuk organik asal ternak terdiri dari campuran urine, fases dan sisa pakan. Salah satu ternak yang cukup berpotensi untuk pengadaan pupuk organik di tingkat pedesaan adalah ternak kambing. Ternak kambing, atau dikenal juga sebagai ternak ruminansia kecil merupakan bagian integral dari sistem usahatani yang diterapkan di pedesaan.

(44)

jerami padi,pupuk kandang kambing dan pupuk petroganik pada tanah sawah yang dirotasikan dengan tanaman semangka di lahan sawah.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan beberapa sifat fisik tanah akibat pemberian bahan organik jerami padi, pupuk kandang kambing, dan pupuk petroganik pada tanah sawah yang ditanamisemangka di Desa Air Hitam, Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara.

Hipotesis Penelitian

Penambahan bahan organik jerami padi,pupuk kandang kambing, serta pupuk petroganikdan mulsa jeramidapat memperbaiki sifat fisik tanah sawah yang ditanamisemangka di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara.

Kegunaan Penelitian

(45)

ABSTRAK

WELLY M.M. LIMBONG:Perbaikan beberapa sifat fisika tanah sawah melalui pemberian bahan organik pada lahan pertanaman Semangka dibimbing oleh T. SABRINA dan ALIDA LUBIS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan beberapa sifat fisik tanah akibat pemberian bahan organik jerami padi, pupuk kandang domba dan pupuk petroganik pada tanah sawah pertanaman semangka di Desa Air Hitam, Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat + 18 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014. Rancangan yang digunakan adalah adalah Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 4 macam bahan organik, dengan 3 ulangan. Perlakuan pertama adalah perlakuan kontrol, perlakuan kedua adalah pemberian jerami padi (5 ton/ha), perlakuan ketiga adalah pupuk kandang domba (2,5 ton/ha), dan perlakuan keempat adalah pupuk petroganik dan mulsa jerami (0,5 ton/ha).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jerami padi pada pertanaman semangka di lahan sawa tidak dapat memperbaiki total C-organik tanah, bulk density, kadar air tanah dan tekstur tanah. C-organik pada perlakuan jerami padi hanya meningkat 0,5 % daripada C-organik tanah pada perlakuan kontrol. Pupuk kandang domba yang diaplikasikan sebanyak 2,5 ton/ha mampu meningkatkan C-organik tanah, menurunkan bulk density tanah serta meningkatkan total ruang pori nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Demikian juga kadar air tanah pada perlakuan pupuk kandang domba mampu meningkatkan kadar air tanah namun tidak berbeda nyata dengan kontrol. Jenis bahan organik yang terbaik adalah pada pemberian pupuk kandang domba dalam meningkatkan C-organik, kadar air, dan total ruang pori tanah.

(46)

ABSTRACT

Welly M.M. Limbong : Improvement several of paddy soil physical properties planting with watermelon through the application of organic materialssupervised by T. SABRINA and ALIDA LUBIS.

This study aims to determine the changes in the physical properties of the soil due to the application of rice straw, sheep manure and fertilizer petroganik on paddy soil planting watermelons in Air Hitam village, District Fifty Coal Country North Sumatra Province on altitude + 18 meters above sea level, this study was conducted in April-June 2014. The experimental design used was non factorial randomized block design with four type of organic materials (without application organic material (control), rice straw (5ton/ha), sheep manure (2,5 ton/ha), petroganik organic fertilizer and straw mulch (0,5 ton/ha)), with three replications.

The results showed that rice straw on paddy soil planting with did not improve the total soil C-Organic, bulk density, soil water content and soil texture. The soil c-organic on rice straw treatment increased only 0,5% compare to the soil C-organic on the control treatment. Sheep manure was applied as much as 2,5 tons/ha improved the soil c-organic, decreased soil bulk density and increased total pore space significantly higher compared similarly, the water content on soil in the treatment of sheep manure was higher than others treatment, however not statistically significantly different withwater content on control treatments. The best type of organic matter was sheep manure wich might increased the soil c-organic, watercontent, and total porosity

Gambar

Tabel 1. Rataan C – Organik pada pemberian berbagai jenis bahan organik  (%)
Tabel 2. Rataan Bulk Density (g/cm3) pada pemberian berbagai jenis bahan organik
Tabel 4. Rataan Kadar air (%) pada pemberian berbagai jenis bahan organik
Tabel 5. Rataan Total Ruang Pori (%) pada pemberian berbagai jenis bahan   organik

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terjadi perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan atau penafsiran ketentuan – ketentuan dalam Perjanjian ini tidak dap[at diselesaikan secara musyawarah

Oleh karena itu dalam hubungannya dengan judul tulisan, yakni mengembalikan Nusa Tenggara sebagai gudang ternak, maka program peternakan partisipatif diartikan sebagai

(3) Bagaimana peningkatan keterampilan siswa dalam menulis huruf-huruf abjad dengan teknik menulis di udara pada siswa kelas 1 B SDN Klatakan 02 Jember?. Hipotesis

Senada dengan penelitian Fajriati (2011), hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan motivasi kerja karyawan pria dan wanita dan terdapat

yang tidak dapat diingat lagi dengan pasti antara bulan Nopember 2016 sampai dengan Desember 2016 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun

Kajian mendapati dalam setiap perancangan lima tahun Malaysia, aspek pendidikan dan latihan memang sentiasa ditekankan kerana pendidikan adalah penting dalam pembangunan

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat serta pertolongan-Nya lah, sehingga skripsi yang berjudul “Kajian Bivalvia di

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengembangan model pembelajaran Predict, Observe, Discuss, dan Explain (PODE) untuk mata pelajaran IPA di SDN