• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT JAHE BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING (EXPERT SYSTEM TO IDENTFY PEST AND DISEASES OF GINGER BASED ON WEB WITH FORWARD CHAINING METOD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT JAHE BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING (EXPERT SYSTEM TO IDENTFY PEST AND DISEASES OF GINGER BASED ON WEB WITH FORWARD CHAINING METOD)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRACT

EXPERT SYSTEM TO IDENTFY PEST AND DISEASES OF GINGER BASED ON WEB WITH FORWARD CHAINING METOD

By

LEONANDRA DHARMENTIKA

One of the factors of declining in ginger production are pests and diseases of ginger plants. Many people, especially farmers who do not understand in how to clasyfy/difrentiate the type of pests or disease which invante their ginger plants so the way to manage that problem become wrong. To make people or farmer easyer in managing problem refer to ginger plants which invented by pest and disease, then it need application programe which can identfy pest and ginger.

This research build expert system application which can used by people who do not know about pest and disease and how to controling pest and disease of ginger plants. The development of programe are using inferensi metod called forward chaining. Application programe using HTML programe, XAMPP and for database MySQL, this application could identyfy pest or diseases with consultan proses refer to the system in faster and efisien way by using internet.

(3)

ABSTRAK

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT JAHE BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Oleh

LEONANDRA DHARMENTIKA

Salah satu faktor menurunnya hasil produksi jahe adalah tumbuhnya hama dan penyakit pada tanaman jahe. Banyak masyarakat khususnya petani yang kurang paham dalam membedakan jenis hama atau penyakit yang menyerang tanaman jahe mereka sehingga cara penanganannya pun salah. Untuk mempermudah masyarakat atau petani dalam menyelesaikan permasalahan tanaman jahe yang terserang hama atau penyakit, perlu dibuat suatu program aplikasi yang dapat mengidentifikasi hama dan penyakit jahe.

Penelitian ini membuat aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan oleh para warga pembudidaya tanaman jahe yang tidak mengerti dan memahami dapat mengetahui hama dan penyakit serta cara pengendalian dari hama dan penyakit tanaman jahe yang mereka budidayakan. Pengembangan program aplikasi ini menggunakan metode inferensi

forward chaining. Program aplikasi ini menggunakan pemrograman HTML, Xampp dan

untuk database menggunakan MySQL, aplikasi ini mampu menghasilkan identifikasi terhadap hama atau penyakit jahe melalui proses konsultasi terhadap sistem secara cepat dan efisien dengan media internet.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

2.1.2 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar ... 9

2.1.2.1 Keuntungan Sistem Pakar ... 9

2.1.2.2 Kelemahan Sistem Pakar ... 10

2.1.3 Alasan Pengembangan Sistem Pakar ... 11

2.1.4 Struktur Sistem Pakar ... 11

2.1.5 Representasi Pengetahuan ... 16

2.1.5.1 Tabel Keputusan ... 17

2.1.5.2 Pohon Keputusan ... 17

(8)

2.2.2 Alat Bantu Perancangan Sistem ... 30

3.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak ... 43

3.2.1 Analysis ... 43

3.2.2 Perancangan ... 44

3.2.3 Perancangan Rule dan Struktur Database ... 46

3.2.3.1 Perancangan Rule ... 46

3.2.3.2 Perancangan Struktur Database ... 48

3.3 Perancangan Antar Muka ... 55

3.3.1 Rancangan Halaman Utama ... 56

3.3.2 Rancangan Halaman Pendaftaran Konsultasi ... 57

3.3.3 Rancangan Halaman Login ... 58

3.3.4 Rancangan Halaman Admin ... 59

3.3.7 Rancangan Halaman Hama/Penyakit ... 60

3.3.8 Rancangan Halaman Input Hama/Penyakit ... 61

3.3.9 Rancangan Halaman Edit Hama/Penyakit ... 62

3.3.10 Rancangan Halaman Hapus Hama/Penyakit ... 63

(9)

3.3.14 Rancangan Halaman Hapus Gejala Hama/Penyakit ... 67

3.3.15 Rancangan Halaman Konsultasi Petani ... 68

3.4 Implementasi ... 69

4.3.1.2 Halaman Home Admin Input Penyakit/Hama ... 79

4.3.1.3 Halaman Home Admin Laporan ... 82

4.4.1 Rekapitulasi Hasil Kusioner Tampilan dan Desain ... 95

4.4.2 Rekapitulasi Hasil Kusioner Fungsional Sistem ... 96

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Simpulan ... 98

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang

sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan

kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para

akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang,

misalnya: Bisnis, Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, Permainan ataupun

Sistem Informasi. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin

mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan

melebihi kemampuan kerja manusia.

Seiring dengan berkembangnya teknologi di bidang komputer, berkembang

juga ilmu pengetahuan di bidang sistem informasi, rekayasa perangkat lunak,

dan kecerdasan. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang komputer saat ini

telah mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia, bahkan di dalam

bidang-bidang di luar disiplin ilmu komputer. Salah satu cabang ilmu

komputer yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan masalah

(11)

Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang cukup

tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem

pakar yang pertama kali muncul adalah General-purpose problem solver

(GPS).

Sistem pakar adalah sebuah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia

di mana pengetahuan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah komputer dan

kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya

membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia (Turban, 2001).

Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalahnya

atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya

hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar

ini juga dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang

berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Salah satu penelitian tentang sistem pakar adalah penelitian sistem pakar yang

dilakukan oleh Rangkuti dan Andryana (2009), yang membahas tentang

deteksi kerusakan notebook dengan menggunakan metode Forward Chaining.

Hasil dari penelitian ini yaitu suatu sistem untuk mendeteksi kerusakan pada

notebook. Kelebihan yang ada pada penelitian ini yaitu memberikan

kemudahan kepada user awam yang tidak memiliki pengetahuan mendalam

tentang kerusakan notebook agar dapat menggunakan dan memanfaatkan

sistem ini. Namun, kekurangan dari penelitian ini yaitu sistem yang dibuat

(12)

tentang kerusakan notebook, karena untuk mencapai suatu kesimpulan akan

memakan waktu jika harus mengumpulkan fakta-fakta terlebih dahulu.

Abragus Sabra (2011), melakukan penelitian analisis dan perancangan

aplikasi sistem pakar dengan metode Backward Chaining untuk mendiagnosis

penyakit tanaman kopi. Hasil dari penelitian tersebut yaitu suatu sistem untuk

mendiagnosis penyakit tanaman kopi berdasarkan ciri-ciri dari tiap jenis

penyakit. Pada penelitian tersebut masih terdapat kekurangan¸ antara lain

yaitu perancangan sistem pakar untuk identifikasi penyakit tanaman kopi

masih dalam suatu sistem yang berskala kecil, harus membeli aplikasi up date

terbaru tentang penyakit tanaman kopi dan berbentuk sebuah aplikasi

sehingga sistem ini kurang efektif jika digunakan untuk orang awam yang

tidak memiliki pengetahuan tentang cara penginstalan dan penggunaannya.

Tanaman Jahe merupakan tanaman dengan nilai komoditi ekspor yang cukup

menjanjikan dan untuk itu diperlukan media dan wahana dalam memberikan

alternatif atas pemahaman bagaimana mengatasi permasalahan atas hama dan

penyakit pada tanaman Jahe.

Tanaman Jahe merupakan tanaman jamu yang dibudidayakan untuk diperoleh

umbi yang telah tua. Umur tanaman ini bisa mencapai hingga 1 tahun. Untuk

mencapai umur ini, tanaman jahe dapat terserang beberapa hama dan penyakit

yang dapat mengakibatkan tanaman yang tumbuh tidak dapat tumbuh dengan

subur bahkan mati. Beberapa penyakit dan hama tanaman jahe, misalnya:

Hama Kepik, Hama Ulat, Layu Bakteri, Busuk Rimpang, Lalat Rimpang,

(13)

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka perlu diangkat

judul skripsi:

Sistem Pakar Identifikasi Hama dan Penyakit Jahe Berbasis Web

Menggunakan Metode Forward Chaining”.

Melalui sistem ini diharapkan petani jahe yang kurang memahami tentang

hama dan penyakit pada tanaman jahe, bisa mendapatkan solusi pencegahan

atau pengobatan tentang hama dan penyakit pada tanaman jahe .

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, diangkat perumusan masalah yang

ada dalam penelitian ini yaitu bagaimana cara membangun sistem pakar yang

dapat digunakan untuk mendeteksi hama dan penyakit pada tanaman Jahe.

1.3Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan tugas akhir ini dapat lebih terarah maka

penulisan memberikan batasan masalah yaitu :

a) Sistem pakar hanya menguraikan pendeteksian hama dan penyakit

pada tanaman jahe.

b) Membahas bagaimana perancangan pembuatan program aplikasi

untuk mengidentifikasi hama dan penyakit jahe dengan

(14)

c) Aplikasi yang dibuat menggunakan tools yaitu skrip pemrograman

menggunakan PHP dengan Macromedia dreamweaver, serta

menggunakan database MySQL.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi hama dan penyakit jahe dengan

menggunakan metode inferensi forward chaining.

b) Memberikan informasi tentang bagaimana cara

penanganannya sebagai langkah untuk mensosialisasikan

penyakit dan hama tanaman jahe.

c) Membuat program aplikasi sebagai pengganti pakar dengan

mensubtitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk

sistem sehingga dapat dipakai orang banyak untuk

menangani hama dan penyakit jahe.

1.4.2 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Bagi mahasiswa :

a)Dapat menerapkan disiplin ilmu dan memanfaatnya.

b)Menambah bekal pengetahuan yang dapat

dipergunakan untuk persiapan dalam rangka

(15)

2.Bagi pihak terkait :

a) Dengan perangkat lunak sistem pakar ini diharapkan

dapat membantu para warga pembudidaya tanaman

jahe dalam mendapatkan informasi mengenai hama

dan penyakit pada tanaman Jahe.

b) Sebagai bahan reference bagi para pembaca yang

akan mengadakan penelitian lebih lanjut terutama

yang berkaitan dengan masalah sistem pakar hama

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Aplikasi yang mungkin berkembang saat ini yaitu sistem pakar (expert system).

Pada dasarnya expert sistem terdiri atas banyak database dan seperangkat aturan

yang dapat mencari sendiri dari database tersebut menjadi solusi terbaik atas

suatu masalah. Sistem pakar diambil dari istilah knowledge base expert system.

knowledge base expert system dibentuk dari knowledge base system yang

merupakan hasil dari proses knowledge engineering, (Turban, 1992).

Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang

sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan

kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi

dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya: Bisnis,

Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, Permainan dan sebagainya. Hal ini mendorong

para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja

(17)

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu

komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan

seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent system)

adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik artificial

intelligence.

Sistem Pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang

menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam

suatu domain yang spesifik. Sistem pakar merupakan program komputer yang

meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu

masalah tertentu. Implementasi sistem pakar banyak digunakan dalam bidang

psikologi karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan

pakar pada bidang tertentu dalam program komputer sehingga keputusan dapat

diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas. Umumnya pengetahuannya

diambil dari seorang manusia yang pakar dalam domain tersebut dan sistem pakar

itu berusaha meniru metodelogi dan kinerjanya (performance), (Kusumadewi,

2003).

2.1.1 Fitur-fitur Sistem Pakar

Sistem pakar harus memiliki fitur file berikut, (Kusumadewi, 2003):

1. Keahlian

Sistem pakar harus memiliki keahlian yang memungkinkan sistem membuat

keputusan tingkat pakar. Sistem harus menampilkan performa pakar dan

(18)

2. Pertimbangan Simbolik

Pengetahuan harus direpresentasikan secara simbolik, dan mekanisme

pertimbangan primer juga harus simbolik. Mekanisme pertimbangan simbolik

biasanya menyertakan backward chaining dan forward chaining, yang akan

dideskripsikan pada bagian selanjutnya.

3. Deep knowledge (Kedalaman Pengetahuan)

Basis pengetahuan harus berbasis pengetahuan yang kompleks yang tidak

mudah diperoleh dari non pakar.

4. Self-knowledge

Sistem pakar harus dapat menganalisis pertimbangannya sendiri dan

menjelaskan proses mencapai kesimpulan.

2.1.2 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

Keuntungan dan kelemahan sistem pakar adalah sebagai berikut, (Kusumadewi,

2003):

2.1.2.1Keuntungan Sistem Pakar

Banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, adalah:

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.

3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

4. Meningkatkan output dan produktivitas.

5. Meningkatkan kualitas.

6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang

(19)

7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

9. Memiliki reliabilitas.

10.Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.

11.Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap

dan mengandung ketidakpastian.

12.Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

13.Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

14.Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

2.1.2.2Kelemahan Sistem Pakar

Di samping memiliki keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa

kelemahan, yaitu:

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.

2. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena semuanya

dilakukan oleh sistem.

3. Sulit dikembangkan, hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan

pakar di bidangnya.

(20)

2.1.3 Alasan Pengembangan Sistem Pakar

Sistem pakar dikembangkan lebih lanjut dengan alasan:

1 Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.

2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan

seorang pakar.

3. Seorang pakar mempunyai masa produktif atau pergi (meninggal dunia).

4. Pengetahuan seorang pakar mahal nilainya.

5. Kepakaran dibutuhkan juga pada situasi yang kurang mendukung.

2.1.4 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan, yaitu lingkungan

pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi

(consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan oleh sistem

pakar (ES) builder untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan

ke dalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh nonpakar

untuk memperoleh pengetahuan dan nasihat pakar. Lingkungan ini dapat

dipisahkan setelah sistem lengkap. Bentuk Struktur Sistem Pakar pada penelitian

ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini

(21)

Pemakai

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar (Sumber : Turban, 2005)

Keterangan Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar:

1. Pakar

Merupakan orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman dan

metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam

memberikan nasihat dan memecahkan persoalan.

2. Akuisisi Pengetahuan

Merupakan akumulasi, transfer dan transformasi keahlian pemecahan

masalah dari pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi ke program

komputer, untuk membangun atau memperluas basis pengetahuan. Sumber

pengetahuan potensial antara lain pakar manusia, buku teks dan dokumen

(22)

3. Knowledge Engineer

Yaitu seorang spesialis sistem yang menterjemahkan pengetahuan yang

dimiliki seorang pakar menjadi pengetahuan yang akan tersimpan dalam

basis pengetahuan pada sebuah sistem pakar.

4. Basis Pengetahuan

Berisi pengetahuan relevan yang diperlukan untuk memahami,

merumuskan, dan memecahkan persoalan. Basis pengetahuan mencakup

dua elemen dasar, yaitu :

1) Fakta, misalnya situasi persoalan dan teori area persoalan (apa

yang diketahui tentang area domain).

2) Rule atau aturan khusus yang mengarahkan penggunaan

pengetahuan untuk memecahkan persoalan khusus dalam domain

tertentu (referensi logika, misalnya, antara gejala dan penyebab).

5. Perbaikan Pengetahuan

Pakar manusia memiliki sistem perbaikan pengetahuan, yakni mereka

dapat menganalisis pengetahuannya sendiri, belajar darinya, dan

meningkatkannya untuk konsultasi mendatang. Serupa pula, evaluasi

tersebut diperlukan dalam pembelajaran komputer sehingga program dapat

menganalisis alasan keberhasilan atau kegagalannya. Hal ini dapat

mengarah kepada peningkatan sehingga menghasilkan basis pengetahuan

(23)

ini, pakar mampu menganalisis kinerja dari Sistem pakar, belajar

daripadanya, dan meningkatkannya pada konsultasi selanjutnya.

6. Mesin Inferensi

Merupakan otak dari Sistem pakar. Komponen ini sebenarnya adalah

program komputer yang menyediakan metodologi untuk reasoning

(pertimbangan) mengenai informasi dalam basis pengetahuan dan dalam

workplace”, dan digunakan untuk merumuskan kesimpulan.

Mesin Inferensi mempunyai 3 elemen utama, yaitu :

1) Interpreter adalah elemen yang mengeksekusi item agenda yang

dipilih dengan mengaplikasikannya pada basis pengetahuan rule

yang berhubungan.

2) Scheduler adalah elemen yang menjaga kontrol di sepanjang

agenda.Memperkirakan akibat dari pengaplikasian rule inferensia

yang menampakkan prioritas item atau kriteria lain pada agenda.

3) Consistency enforcer adalah elemen yang mencoba menjaga

konsistensi representasi solusi yang muncul.

7. Workplace

Merupakan area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk

deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input, digunakan

juga untuk perekaman hipotesis dan keputusan sementara.

Tiga tipe keputusan dapat direkam dalam workplace: rencana (cara

(24)

solusi (hipotesis kandidat dan arah tindakan alternatif yang telah

dihasilkan sistem sampai dengan saat ini).

8. Fasilitas Penjelasan

Ini adalah kemampuan penelusuran kebenaran dari konklusi yang didapat

dari sumber-sumbernya. Hal ini krusial untuk transformasi kepakaran dan

penyelesaian masalah. Komponen ini mampu menelusuri kebenaran dan

untuk menerangkan perilaku Sisem Pakar secara interaktif, menjawab

pertanyaan seperti: Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh Sistem

pakar? Bagaimana konklusi tertentu dicapai? Mengapa alternatif tertentu

ditolak? Rencana apakah yang ada untuk mencapai solusi? Dan apa-apa

saja selanjutnya yang harus dilakukan sebelum diagnosis final dapat

ditentukan?

9. Antar muka Pemakai (User Interface)

Sistem pakar berisi prosessor bahasa untuk komunikasi berorientasi

persoalan yang mudah antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini

paling baik dilakukan dalam bahasa alami. Dikarenakan batasan teknologi,

maka kebanyakan sistem yang ada menggunakan pendekatan pertanyaan

dan jawaban untuk berinteraksi dengan pengguna.

10. Aksi yang direkomendasikan

Merupakan saran atau solusi yang direkomendasikan untuk permasalahan

(25)

11. User

Umumnya user yang dimaksud ini adalah:

1) Klien (yaitu bukan pakar) yang menginginkan advis/nasehat. Di

sini Sistem pakar bertindak seperti seorang konsultan atau

penasehat.

2) Learner (pelajar) untuk mempelajari bagaimana Sistem pakar

menyelesaikan permasalahan. Pada Learner Sistem pakar

bertindak sebagai seorang instruktur.

3) Pembangun Sistem pakar yang ingin meningkatkan basis

pengetahuannya. Di sini Sistem pakar bertindak sebagai seorang

rekan.

2.1.5 Representasi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang

menggambarkan obyek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang

dilakukan terhadap suatu obyek.

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk pengkodean

pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan.

Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan

(26)

2.1.5.1Tabel Keputusan

Pengetahuan relasi dapat pula direpresentasikan dalam tabel keputusan. Dalam

tabel keputusan, pengetahuan disusun dalam format spreadsheet menggunakan

kolom dan baris. Tabel dibagi menjadi dua bagian. Pertama, dikembangkan suatu

daftar atribut, dan untuk tiap aribut dirinci semua kemugkinan nilai. Kemudian

daftar kesimpulan dikembangkan. Akhirnya, kombinasi atribut yang berbeda

disesuaikan terhadap kesimpulan.

Pengetahuan untuk tabel dikumpulkan dalam sesi akuisisi pengetahuan. Setelah

terbentuk, pengetahuan dalam tabel dapat digunakan sebagai input untuk metode

representasi pengetahuan yang lain. Tidak mungkin melakukan inferensi dengan

hanya tabel domain kecuali pada saat digunakan induksi aturan.

2.1.5.2 Pohon Keputusan

Pohon keputusan dihubungkan ke tabel dan populer di banyak tempat. Pohon ini

terdiri dari node yang menyatakan tujuan dan link yang menyatakan keputusan.

Manfaat utama pohon keputusan adalah dapat menyederhanakan proses akuisisi

pengetahuan. Pohon keputusan dapat dengan mudah diubah ke aturan. Contoh

(27)

1

Gambar 2.2 Contoh Pohon Keputusan

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks

tergantung dari masalahnya, beberapa model representasi pengetahuan yang

penting, adalah:

1. Logika (logis)

Logika adalah bentuk representasi pengetahuan yang paling tua.

Proses logika adalah proses membentuk kesimpulan atau menarik suatu

inferensi berdasarkan fakta yang telah ada. Input dari proses logika berupa

premis atau fakta-fakta yang diakui kebenarannya sehingga dengan

melakukan penalaran pada proses logika dapat dibentuk suatu inferensi

(28)

Ada 2 penalaran yang dapat dilakukan untuk mendapat konklusi:

1) Penalaran Deduktif

Penalaran dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi

yang lebih khusus.

Contoh:

Premis Mayor : jika warna daun dari hijau menjadi kuning berarti

terserang penyakit layu bakteri.

Premis Minor : Warna daun menjadi kunig.

Konklusi : Oleh karena itu jahe terserang penyakit layu bakteri.

2) Penalaran Induktif

Penalaran dimulai dari fakta-fakta khusus untuk mendapatkan

kesimpulan umum.

Contoh :

Premis-1 : Penyakit layu bakteri adalah penyakit berbahaya.

Premis-2 : Penyakit busuk rimpang adalah penyakit berbahaya.

Premis-3 : Penyakit bercak daun adalah penyakit berbahaya.

Konklusi : Penyakit jahe adalah penyakit berbahaya.

2. Jaringan Semantik (Semantic Nets)

Jaringan semantik merupakan jaringan data dan informasi, yang

menunjukkan hubungan antar berbagai objek dimana informasi yang

(29)

yang dapat bernilai benar atau salah). Dalam matematika, istilah jaringan

semantik merupakan suatu label atau graph berarah.

Struktur jaringan semantik terdiri dari node atau simpul dan busur atau arc

yang menghubungkannya. Simpul menyatakan objek sedangkan busur

menyatakan links. Links dari jaringan semantik digunakan untuk

menunjukkan hubungan (relationship) antar simpul-simpul tersebut.

1. Bingkai (Frame)

Bingkai adalah struktur data yang mengandung semua

informasi/pengetahuan yang relevan dari suatu obyek. Pengetahuan ini

diorganisasi dalam struktur hirarkis khusus yang memungkinkan

pemrosesan pengetahuan. Bingkai merupakan aplikasi dari pemrograman

berorientasi obyek dalam AI dan Sistem Pakar. Pengetahuan dalam

bingkai dibagi-bagi ke dalam slot atau atribut yang dapat mendeskripsikan

pengetahuan secara deklaratif ataupun prosedural.

Contohnya adalah bingkai untuk merepresentasikan pengetahuan

mengenai gajah:

Mamalia

Subkelas : Binatang

berdarah_panas : Ya

Gajah

Subkelas : Mamalia

Warna : Abu-abu

(30)

Clyde

Instance : Gajah

Warna : Merah_muda

Pemilik : Fred

Nellie:

Instance : Gajah

Ukuran : Kecil

2. Kaidah Produksi (Production Rule)

Kaidah produksi adalah bentuk representasi pengetahuan yang paling

populer untuk sistem pakar. Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk

pasangan kondisi-aksi : IF kondisi ini (atau premis atau anteseden) terjadi,

THEN beberapa tindakan (atau hasil atau kesimpulan atau konsekuensi) akan (atau sebaiknya) terjadi. Pada dasarnya penyajian pengetahuan secara

kaidah produksi terdiri dari dua hal, yaitu :

1. Anteseden, bagian yang mengekspresikan situasi atau premis

(pernyataan berawalan If).

2. Konsekuen, bagian yang menyatakan suatu tindakan, hasil atau

kesimpulan yang diperoleh jika premis bernilai benar (pernyataan

berawalan THEN).

Hal ini dapat dituliskan sebagai IF anteseden THEN konsekuen-konsekuen

atau kesimpulan yang dinyatakan pada bagian THEN baru dinyatakan

(31)

ketentuan tertentu. Kaidah bisa dalam bentuk berbeda seperti contoh di

bawah ini :

a. IF premise, THEN conclusion. IF pendapatan tinggi THEN

kesempatan pemeriksaan keuangan tinggi.

b. Conclusion, IF premise. Kesempatan pemeriksaan keuangan

tinggi pendapatan tinggi.

Ada kemungkinan beberapa premise dan beberapa conclusion di dalam

satu kaidah, sehingga beberapa premise diberi istilah dengan premise

clauses dan beberapa conclusion diberi istilah conclusion clauses.

Kaidah produksi merupakan keterkaitan antara fakta-fakta yang didapat

dari pakar, ilmu pengetahuan serta pengalaman. Skema representasi

pengetahuan kaidah produksi biasanya dituliskan dalam bentuk jika –

maka (IF – THEN). Kaidah yang terdapat pada pangkalan pengetahuan

tentang diagnosis hama dan penyakit pada tanaman jahe adalah sebagai

berikut :

Kaidah 1 : IF Daun bagian bawah melipat & menggulung AND Daun berlubang-lubang

AND Batang dan daun tanaman kering THEN Hama Kepik

Kaidah 2 : IF Akar tanaman luka

AND Akar tanaman menjadi kering & mati AND Akar tanaman Busuk dan keropos AND Batang dan daun tanaman kering

(32)

Kaidah 3 : IF Daun Bagian Bawah Melipat dan Menggulung

AND Warna Daun Dari Hijau Menjadi Kuning

AND Tunas Batang Menjadi Busuk AND Pinggir daun busuk dan basah AND Batang tanaman Busuk dan keropos AND Tunas batang baik menjadi busuk AND Akar tanaman Busuk dan keropos

THEN Penyakit Layu Bakteri

Kaidah 4 : IF Daun bagian bawah menjadi kuning AND Daun layu

AND Batang tanaman layu

THEN Penyakit Busuk Rimpang

Kaidah 5 : IF Pada daun bercak-bercak AND Daun berwarna abu-abu

AND Daun bintik-bintik berwarna hitam AND Pinggir daun busuk dan basah AND Batang tanaman Busuk dan keropos AND Tunas batang baik menjadi busuk AND Akar tanaman Busuk dan keropos

THEN Penyakit Bercak Daun

Kaidah 6 : IF Akar tanaman luka

AND Patogen tanah mudah masuk

AND Akar tanaman menjadi kering & mati AND Akar tanaman Busuk dan keropos AND Batang tanaman luka

(33)

Kaidah 7 : IF Rimpang keriput

AND Batang tanaman Busuk dan keropos AND Akar tanaman Busuk dan keropos

THEN Penyakit Lalat Rimpang

Kaidah 8 : IF Kulit rimpang kusam AND Rimpang dihisap dan kering

THENPenyakit Kutu Perisai

3. Object-Atribut-Value (OAV)

Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Attribute adalah

karakteristik atau sifat dari object tersebut. Values (nilai) –

besaran/nilai/takaran spesifik dari attribute tersebut pada situasi tertentu,

dapat berupa numeric, string atau bolean. Sebuah object bisa memiliki

beberapa attribute, biasa disebut OAV Multi attribute. Contoh representasi

pengetahuan dengan OAV ditunjukkan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Representasi dengan OAV

Objek Atribut Nilai

Mangga Warna Hijau, Orange

Mangga Berbiji Tunggal

Mangga Rasa Asam, Manis

Mangga Bentuk Oval

(34)

2.1.6 Metode Inferensi Dalam Sistem Pakar

Metode Inferensi dalam sistem pakar adalah bagian yang menyediakan

mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh

seorang pakar.

a) Metode ini menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya mencari

jawaban atau kesimpulan yang terbaik.

b) Metode ini memulai pelacakannya dengan mencocokan

kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada

dalam basis data.

Dua metode inferensi yaitu:

1. Backward Chaining

Backward Chaining adalah pendekatan goal-driven yang dimulai dari

harapan apa yang terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang

mendukung (atau berlawanan) dengan harapan. Sering hal ini memerlukan

perumusan dan pengujian hipotesis sementara (subhipotesis). Cara kerja

mesin inferensi Backward Chaining ditunjukkan pada Gambar 2.3

SUBTUJUAN ATURAN TUJUAN

A = 1 IF A = 1 AND B = 2

B = 2 THEN C = 3 C = 3

(35)

Misal: A dan B adalah gejala dan C adalah hama/penyakit.

1 = Warna daun menjadi kuning.

2 = Batang menjadi busuk.

3 = Penyakit layu bakteri

Contoh: Jahe terserang penyakit layu bakteri.

IF Warna daun menjadi kuning AND Batang menjadi busuk.

2. Forward Chaining

Forward Chaining adalah pendekatan data-driven yang dimulai dari

informasi yang tersedia atau dari ide dasar, kemudian mencoba menarik

kesimpulan. Cara kerja mesin inferensi Forward Chaining ditunjukkan

pada Gambar 2.4

DATA ATURAN KESIMPULAN

A = 1 IF A = 1 AND B = 2

B = 2 THEN C = 3 C = 3

Gambar 2.4 Cara Kerja Mesin Inferensi ForwardChaining

Contoh : IF Warna daun menjadi kuning.

AND Batang menjadi busuk.

(36)

2.2 Rekayasa Perangkat Lunak

Beberapa pengertian menurut para ahli di bidang perangkat lunak tentang

rekayasa perangkat lunak, (Andi Kristanto, 2004) yaitu:

1. Menurut Stephen R. Schach

Rekayasa perangkat lunak adalah sebuah disiplin ilmu dimana dalam

menghasilkan perangkat lunak bebas dari kesalahan dan dalam pengiriman

anggaran tapat waktu serta memuaskan keinginan pemakai.

2. Menurut Fritz Baver

Rekayasa perangkat lunak adalah sebuah studi pendekatan dua aplikasi

secara sistematis, disiplin pengembangan operasi dan pemeliharaan

perangkat lunak yang kesemuanya itu merupakan aplikasi rekayasa yang

berkaitan dengan perangkat lunak.

Metode pengembangan Perangkat Lunak menggunakan model waterfall,

(Pressman, Roger S,2002) :

Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam

membangun software. Metode pengembangan Perangkat Lunak Model Waterfall

(37)

Planning

Analisis

Design

Implementaion

Gambar 2.5 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Model Waterfall

Keterangan:

1. Planning (Perencanaan)

Tahap perencanaan merupakan proses penting untuk mengetahui mengapa

perangkat lunak dibuat dan menentukan bagaimana cara membangun

perangkat lunak tersebut. Langkah pertama dari proses tersebut adalah dengan

mengidentifikasi peluang apakah dapat memberikan kemungkinan biaya

rendah tetapi menghasilkan keuntungan.

2. Analysis (Analisis)

Analisis perangkat lunak dilakukan untuk memberikan jawaban pertanyaan

siapa yang menggunakan perangkat lunak, apa yang dilakukan oleh perangkat

lunak, dimana dan kapan perangkat lunak tersebut digunakan. Pada tahap ini

pembuat perangkat lunak melakukan observasi dan pengamatan terhadap

perangkat lunak yang lama. Kemudian mengidentifikasi, memanfaatkan,

mengembangkan peluang dan membangun konsep untuk sebuah perangkat

(38)

3. Design (Perancangan)

Tahap perancangan dilakukan untuk menetapkan bagaimana perangkat lunak

dioperasikan. Hal ini berkaitan dan menentukan perangkat keras, perangkat

lunak, tampilan program, form dan laporan yang dipakai.

4. Implementation (Penerapan)

Merupakan tahapan penerapan sistem setelah dilakukan uji coba, apakah

sistem telah dapat layak digunakan sebagai sebuah sistem yang utuh dengan

melakukan serangkaian uji coba terhadap data real serta implementasi

terhadap sistem secara keseluruhan.

Tahap ini dari 2 sub bagian yaitu:

a. Coding

Tahapan ini merupakan tahapan untuk menerjemahkan data atau

pemecahan masalah yang telah dirancang kedalam bahasa pemprograman

komputer yang telah ditentukan.

b. Testing

Pada tahapan ini dilakukan pengujian perangkat lunak oleh peneliti untuk

mengetahui apakah perangkat lunak yang dibangun masih ada kesalahan

atau tidak, Jika pada saat pengujian ini masih terdapat kesalahan, maka

langsung dilakukan perbaikan dan apabila sudah tidak adalagi kesalahan

(39)

5. Maintenance (Perawatan)

Tahap ini meliputi pemeliharaan sistem yang telah dibuat yang selalu

disesuaikan dengan perkembangan software yang ada.

2.2.1 Pengertian Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah merancang suatu sistem yang baru sehingga dapat

digunakan untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau yang

digunakan sebagai acuan dalam pembuatan suatu program. Perancangan sistem

dapat digunakan untuk memperbaiki sistem yang telah ada sebelumnya.

Perancangan sistem merupakan langkah awal dalam suatu penyelesaian. Untuk

mencapai tujuan yang diinginkan agar diperoleh hasil yang maksimal sesuai

dengan informasi yang dibutuhkan, maka perancangan sistem sangat dibutuhkan

untuk memberikan gambaran dari suatu proses untuk menghasilkan suatu

informasi yang dibutuhkan.

2.2.2 Alat Bantu Perancangan Sistem

Alat bantu yang digunakan untuk merancang sistem yaitu:

1. DFD (Data Flow Diagram)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk

menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari sistem, tempat

data disimpan, proses yang menghasilkan proses tersebut dan interaksi

(40)

(Jogiyanto,2005:700). Simbol yang digunakan dalam membuat DFD

ditunjukkan pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Simbol untuk DFD

Simbol Keterangan

(external entitity) Merupakan sumber atau tujuan dari aliran data

dari atau ke sistem.

Arus data (data flow) Menggambarkan aliran data dari satu proses ke

proses lainnya.

Proses (process) Proses atau fungsi yang menstransformasikan

data.

Simpanan data (data store) Komponen yang berfungsi untuk menyimpan data

atai file.

2. Diagram Alir Dokumen (Document Flowchart)

Diagram Alir Dokumen berfungsi untuk memodelkan masukan, keluaran,

proses maupun transaksi dengan menggunakan simbol-simbol tertentu,

(Jogiyanto, 2005:712). Simbol yang digunakan untuk menggambar

(41)

Tabel 2.3 Simbol Diagram Alir Dokumen

SIMBOL KETERANGAN

Simbol dokumen Menandakan dokumen, bisa dalam bentuk surat,

formulir, buku/bendel/berkas atau cetakan

kegiatan manual Proses manual.

Simbol simpanan Menunjukkan dokumen yang diarsipkan (arsip

manual)

Simbol proses Proses yang dilakukan oleh komputer

Simbol Data Storage Data penyimpanan (Data Storage)

Simbol terminasi Terminasi yang menandakan awal dan akhir dari

suatu aliran

Simbol keputusan Pengambilan keputusan (Decision)

(42)

Simbol pemasukan Pemasukan data secara manual

3. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

Menurut Jogiyanto Hartono, MBA dalam buku “Analisis dan Disain

Sistem Informasi”, Bagan alir program adalah suatu bagan yang

menggambarkan arus logika dan data yang akan diproses dalam suatu

program dari awal sampai akhir. Bagan alir terdiri dari simbol-simbol

yang mewakili fungsi-fungsi langkah program dan garis alir (flowlines)

menunjukkan urutan dari simbol-simbol yang dikerjakan. Bagan Alir

Program ditunjukkan pada Tabel 2.4 Simbol penjelasan

……

Menunjukkan penjelasan dari suatu proses.

Simbol penghubung Menunjukkan penghubung kehalaman yang masih

(43)

Tabel 2.4 Simbol Bagan Alir Program

SIMBOL KETERANGAN

Input/Output Digunakan untuk mewakili data input atau

output

Proccess

Digunakan untuk mewakili suatu proses

Line

Digunakan untuk menunjukkan arus dari proses

On-page/Off-page reference Digunakan untuk menunjukkan sambungan dari

bagan alir yang terputus dihalaman yang masih

sama atau dihalaman berikutnya

Decision

Digunakan untuk menyelesaikan kondisi

didalam program

Prosedur Digunakan untuk menunjukkan suatu oprasi

yang rinciannya ditujukan ketempat lain

2.3 Tanaman Jahe

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.

(44)

aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), ataupun lengkuas (Languas galanga).

2.4 Hama dan Penyakit Jahe

a. Hama

Hama yang dijumpai pada tanaman jahe adalah:

Kepik, menyerang daun hingga berlubang-lubang dan tanaman menjadi kering.

Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati.

b. Penyakit

1) Penyakit layu bakeri Gejala:

Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian akar dan batang serta tunas menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yang sakit itu berwarna gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan dan yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yang dingin, genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.

Pengendalian:

Jaminan kesehatan bibit jahe

Karantina tanaman jahe yang terkena penyakit Pengendalian dengan pengolahan tanah yang baik

(45)

Gambar 2.6 Penyakit layu bakeri

2) Penyakit busuk rimpang

Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25 derajat C dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.

Gejala:

Daun bagian bawah yang berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.

Pengendalian:

penggunaan bibit yang sehat

penerapan pola tanam yang baik

penggunaan fungisida.

Tanaman yang terserang penyakit busuk rimpang ditunjukkan pada Gambar 2.7

(46)

3) Penyakit bercak daun

Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk

melalui luka maupun tanpa luka.

Gejala:

Pada daun yang bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya

bercak-bercak itu berwarna abu-abu dan di tengahnya terdapat

bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk

basah. Tanaman yang terserang bisa mati.

Pengendalian:

baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit

bercak daun sama halnya dengan cara-cara yang dijelaskan di

atas.

Tanaman yang terserang penyakit bercak daun ditunjukkan

pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Tanaman Terserang Penyakit Bercak Daun

4) Penyakit Buncak Akar

Gejala :

Akar luka sehingga penyerapan hara terganggu, patogen tanah

mudah masuk, akar dan batang tanaman menjadi kering, akar

(47)

Pengendalian :

Bibit diambil dari tanaman induk sehat

Pasteuria penetrans (2-5 kapsul/tanaman/6 bulan)

Tepung biji mimba (25-50 g/tanaman/3 bulan)

Mulsa (10-20 ton/ha) dan karbofuran pada saat tanam 20 – 30

kg/ha

5) Penyakit Lalat Rimpang

Gejala :

Rimpang keriput, busuk dan keropos

Pengendalian :

Perlakuan benih dengan air panas 50ºC selama 10 menit, 40

ºC selama 20 menit, atau dengan insektisida botani seperti

ekstrak mimba 2.5 dan ekstrak bungkil jarak 2.5%.

Penyemprotan dengan diklorfos, interval 3 minggu.

Karbofuran 20 – 30 kg/ha pada saat tanam. Tanaman yang

terserang penyakit lalat rimpang ditunjukkan pada Gambar 2.9

Gambar 2.9 Tanaman Terserang Penyakit Lalat Rimpang

6) Penyakit Kutu Perisai

Gejala :

(48)

Pengendalian :

Perlakuan fumigasi benih dengan metil bromida atau

aluminium fosfida

Perlakuan benih dengan air panas 50oC selama 10 menit,

insektisida karbosulfan (2ml/l), insekti sida botani (seperti

ekstrak mimba 2.5% dan atau ekstrak bungkil jarak (2.5%).

Tanaman yang terserang penyakit kutu perisai ditunjukkan

pada Gambar 2.10

Gambar 2.10 Tanaman Terserang Penyakit Kutu Perisai

2.5 Perangkat Lunak yang Digunakan Dalam Pembuatan Sistem

Dalam perancangan sistem yang baru ini, digunakan perangkat lunak Macromedia

Dreamweaver, Microsoft MySQL, XAMPP dan PHP

2.5.1 Macromedia Dreamweaver

Dreamweaver adalah sebuah editor program yang komplit yang dapat digunakan

untuk membuat animasi sederhana yang berbentuk layer. Dengan adanya program

ini kita tidak akan susah-susah mengetik script-script format HTML, PHP, ASP

(49)

2.5.2 Microsoft MySQL

MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database Management

System - DBMS) yang sangat populer di kalangan pemrograman web, terutama di

lingkungan linux dengan menggunakan script PHP dan Perl. Software database

ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi windows (98/ME atupun

NT/2000/XP)(Betha Sidik, 2005).

MySQL merupakan database yang paling populer digunakan untuk membangun

aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan

datanya. Kepopuleran MySQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk

digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database

perusahaan-perusahaan skala menengah kecil. MySQL merupakan database yang

digunakan oleh situs-situs terkemuka di internet untuk menyimpan datanya(Betha

Sidik, 2005).

2.5.3 PHP

Menurut Sunarfrihanto (2002) , PHP adalah bahasa server-side scripting yang

menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis.

Pembuatan web dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman dan

HTML sebagai pembangun halaman web.

Menurut Kadir (2002), PHP merupakan bahasa berbentuk script yang

ditempatkan pada server dan diproses server lalu hasilnya dikirim ke client,

dimana client menerima atau melihat hasil yang dikirimkan oleh server

(50)

2.5.4 XAMPP

XAMPP merupakan salah satu software yang dapat digunakan untuk mengatasi

masalah PHP dan MySQL jika dirasa sulit. PHP, MySQL, Apache tergabung

dalam satu software yaitu XAMPP. Dalam peng-install-an XAMPP tidak perlu

melakukan perubahan pada register Windows dan tidak perlu meng-edit file

konfigurasinya. Jika telah meng-install XAMPP tidak perlu meng-install PHP,

MySQL ataupun Apache (XAMPP, 2008).

XAMPP merupakan kependekan dari X yaitu multi platform, bisa Windows,

Linux, Mac OS, maupun Solaris, A yaitu Apache HTTP Server, M yaitu MySQL

Database Server, P yaitu PHP Scripting Language, dan P selanjutnya yaitu Perl

Scripting Language, dengan adanya XAMPP mempermudah user untuk membuat

server lokal sendiri (XAMPP, 2008).

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun

serta melengkapi data yang ada. Tahapan metode yang digunakan adalah :

a. Wawancara

Melakukan wawancara langsung dengan petani-petani jahe untuk

memperoleh data tentang hama dan penyakit tanaman jahe.

b. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan mempelajari

hama dan penyakit pada tanaman jahe.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mengutip dan

membuat catatan yang bersumber pada bahan-bahan pustaka yang

mendukung dan berkaitan dengan pendeteksi hama dan penyakit

tanaman jahe. Selanjutnya dengan cara mempelajari dan memahami

(52)

teori yang kuat dalam menarik kesimpulan.

3.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Dalam penelitian ini dilakukan rekayasa perangkat lunak dimana prosesnya

disebut dengan rekayasa sistem yang menerapkan System Development Life Cycle

(SDLC) dengan model Waterfall dan diimplementasikan sebagai berikut :

3.2.1 Analysis

Merupakan tahap dimana sistem engineering menganalisis hal-hal yang

diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan sistem pengidentifikasi

mendeteksi hama dan penyakit tanaman jahe. Analisis ini menjelaskan

tentang hasil pengamatan yang bersumber dari petani-petani jahe. Hasil

analisis berupa tabel, yang ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Tabel Hasil Analisis

No Ciri Hama & Penyakit Tanaman Jahe Hama & Penyakit

H1 H2 P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 Daun bagian bawah melipat &

menggulung √ √

2 Warna Daun dari hijau menjadi kuning √

3 Tunas batang menjadi busuk √

4 Daun bagian bawah menjadi kuning √

5 Daun layu √

6 Pada daun bercak-bercak √

7 Daun berwarna abu-abu √

8 Daun bintik-bintik berwarna hitam √

9 Pinggir daun busuk dan basah √ √

10 Akar tanaman luka √ √

11 Patogen tanah mudah masuk √

12 Rimpang keriput √

(53)

15 Rimpang dihisap dan kering √

16 Daun berlubang-lubang √

17 Akar tanaman menjadi kering & mati √ √

18 Tunas batang baik menjadi busuk √ √

19 Akar tanaman Busuk dan keropos √ √ √ √ √

20 Batang tanaman layu √

21 Batang tanaman luka √

22 Batang dan daun tanaman kering √ √

Keterangan Hama dan Penyakit : H1 : Hama Kepik

H2 : Hama Ulat

P1 : Penyakit Layu Bakteri P2 : Penyakit Busuk Rimpang P3 : Penyakit Bercak Daun P4 : Penyakit Buncak Akar P5 : Penyakit Lalat Rimpang P6 : Penyakit Kutu Perisai

3.2.2 Perancangan Proses

Tahapan ini merupakan proses menerjemahkan keperluan atau data

hasil analisis ke dalam bentuk yang mudah dipahami oleh pengguna.

Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem

perangkat lunak atau perangkat keras yang mana hasil penelitian ini adalah

software yang dikhususkan untuk mendeteksi hama dan penyakit tanaman

(54)

diusulkan dijelaskan menggunakan konteks diagram dan data flow

diagram (DFD).

1) Kontek Diagram ditunjukkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Kontek Diagram

Pada diagram konteks diatas, terdapat dua terminator sebagai

kesatuan luar yang terlibat dalam sistem, yang terdiri dari :

a. Admin, adalah orang yang mempunyai kewenangan dalam

menginputkan basis pengetahuan.

b. User, orang yang melakukan penelusuran atas permasalahan

(55)

Gambar 3.2 Data Flow Diagram (DFD) level 1

3.2.3 Perancangan Rule dan Struktur Database 3.2.3.1 Perancangan Rule

Kaidah produksi merupakan keterkaitan antara fakta-fakta yang

didapat dari pakar, ilmu pengetahuan serta pengalaman. Skema

representasi pengetahuan kaidah produksi biasanya dituliskan

dalam bentuk jika – maka (IF – THEN). Kaidah yang terdapat

pada pangkalan pengetahuan tentang diagnosis hama dan penyakit

pada tanaman jahe adalah sebagai berikut :

1 Data Gejala Data Gejala

(56)

AND Daun berlubang-lubang

AND Batang dan daun tanaman kering THEN Hama Kepik

Kaidah 2 : IF Akar tanaman luka

AND Akar tanaman menjadi kering & mati AND Akar tanaman Busuk dan keropos AND Batang dan daun tanaman kering

THEN Hama Ulat

Kaidah 3 : IF Daun Bagian Bawah Melipat dan Menggulung

AND Warna Daun Dari Hijau Menjadi Kuning

AND Tunas Batang Menjadi Busuk AND Pinggir daun busuk dan basah AND Batang tanaman Busuk dan keropos AND Tunas batang baik menjadi busuk AND Akar tanaman Busuk dan keropos

THEN Penyakit Layu Bakteri

Kaidah 4 : IF Daun bagian bawah menjadi kuning AND Daun layu

AND Batang tanaman layu

THEN Penyakit Busuk Rimpang

Kaidah 5 : IF Pada daun bercak-bercak AND Daun berwarna abu-abu

(57)

Kaidah 6 : IF Akar tanaman luka

AND Patogen tanah mudah masuk

AND Akar tanaman menjadi kering & mati AND Akar tanaman Busuk dan keropos AND Batang tanaman luka

THEN Penyakit Buncak Akar

Kaidah 7 : IF Rimpang keriput

AND Batang tanaman Busuk dan keropos AND Akar tanaman Busuk dan keropos

THEN Penyakit Lalat Rimpang

Kaidah 8 : IF Kulit rimpang kusam AND Rimpang dihisap dan kering

THENPenyakit Kutu Perisai

3.2.3.2 Perancangan Struktur Database

Struktur database sistem yang diusulkan pada penelitian ini sebagai

berikut

a.Struktur Tabel Login

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data login petani dan admin

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : login

Kunci Utama : idlogin

Kunci Tamu : -

Media Penyimpanan : Harddisk

(58)

Field Name Type Data Size Keterangan

idlogin* Int 5 Id login

Username Varchar 32 Username

Password Varchar 32 Password

Level Varchar 1 Level user login

a. Struktur Tabel Penyakit

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data hama/penyakit

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : penyakit

Kunci Utama : kdpenyakit

Kunci Tamu : -

Media Penyimpanan : Harddisk

Rancangan struktur database penyakit ditunjukkan pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Rancangan Struktur Tabel Penyakit

Field Name Type Data Size Keterangan

kdpenyakit* Varchar 5 Kode penyakit

Tipe Varchar 10 Field untuk membedakan

penyakit dan hama

Nama Varchar 255 Nama penyakit/hama

(59)

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data gejala hama/penyakit

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : gejala

Kunci Utama : kdgejala

Media Penyimpanan : Harddisk

Rancangan struktur database gejala ditunjukkan pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Rancangan Struktur Tabel Gejala

Field Name Type Data Size Keterangan

kdgejala* Varchar 5 Kode gejala

Gejala Varchar 255 Gejala hama/penyakit

c. Struktur Tabel Gejalapenyakit

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data gejala hama/penyakit

petani

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : gejalapetani

Kunci Utama : idgejalapetani

Kunci Tamu : kdpenyakit,kdgejala

Media Penyimpanan : Harddisk

(60)

Field Name Type Data Size Keterangan

idgejalapetani* Int 5 Id gejala yang dialami

tanaman jahe petani

kdpenyakit** Varchar 5 Kode penyakit

kdgejala** Varchar 5 Kode gejala

d. Struktur Tabel Hasil

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data hama/penyakit tanaman

jahe petani dari hasil penelusuran sistem pengidentifikasi

hama/penyakit

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : hasil

Kunci Utama : -

Kunci Tamu : idkonsultasi,kdgejalapenyakit

Media Penyimpanan : Harddisk

Rancangan struktur database hasil ditunjukkan pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Rancangan Struktur Tabel Hasil

Field Name Type Data Size Keterangan

idkonsultasi** Int 5 Id konsultasi petani

(61)

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data konsultasi petani

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : konsultasi

Kunci Utama : idkonsultasi

Kunci Tamu : idpetani

Media Penyimpanan : Harddisk

Rancangan struktur database konsultasi ditunjukkan pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Rancangan Struktur Tabel Konsultasi

Field Name Type Data Size Keterangan

idkonsultasi* Int 50 Id konsultasi

idpetani** Int 50 Id petani

Tgl Varchar 2 Tanggal konsultasi

Bln Varchar 2 Bulan konsultasi

Thn Varchar 4 Tahun konsultasi

Jam Varchar 10 Jam konsultasi

f. Struktur Tabel Petani

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data petani

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : petani

Kunci Utama : idpetani

Kunci Tamu : idlogin

Media Penyimpanan : Harddisk

(62)

Field Name Type Data Size Keterangan

idpetani* Int 5 Id petani

idlogin** Int 5 Id login

Nama Varchar 30 Nama petani

Alamat Varchar 100 Alamat petani

Tlp Varchar 15 Nomor telepon

petani

Tgl Varchar 2 Tanggal daftar

petani

Bln Varchar 2 Bulan daftar petani

Thn Varchar 4 Tahun daftar petani

Jam Varchar 10 Jam daftar petani

g. Struktur Tabel Bukutamu

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data kritik dan saran pengunjung

Nama Database : spjahe

Nama Tabel : bukutamu

Kunci Utama : idbuku

Kunci Tamu : -

Media Penyimpanan : Harddisk

(63)

Field Name Type Data Size Keterangan

idbuku* Int 5 Id buku tamu

Nama Varchar 30 Nama pengunjung

Email Varchar 50 Email pengunjung

Tgl Varchar 10 Tanggal kunjungan

(64)

LOGIN

Gambar 3.3 ERD (Entity Relationship Diagram)

3.3Perancangan Antar muka

Rancangan output merupakan desain hasil dari penelusuran yang dilakukan

setelah proses konsultasi dilakukan, sedangkan rancangan input merupakan

serangkaian data yang harus dimasukkan guna menciptakan sistem

pengidentifikasi. Berikut adalah rancangan hasil output dan input yang dihasilkan

(65)

Menu utama merupakan halaman default yang akan ditampilkan

pertama kali ketika user atau pengunjung membuka website sistem

pengidentifikasi hama/penyakit tanaman jahe. Didalam halaman

ini terdapat juga beberapa pilihan menu antara lain: menu home,

menu hama/penyakit, dan menu login.

HEADER

Home

Hama/Penyakit Konsultasi Login

Menu

Kalender

FOOTER HOME

SELAMAT DATANG Di Sistem Pengidentifikasi Hama/Penyakit Pada Tanaman Jahe

(66)

Rancangan Halaman Pendaftaran Konsultasi merupakan

halaman pendaftaran untuk petani yang akan melakukan

konsultasi.

HEADER

Home

Hama/Penyakit Konsultasi Login

Menu

Kalender

FOOTER Pendaftaran Konsultasi

Nama

Alamat

Telepon

Daftar Reset

(67)

Rancangan tampilan halaman login ini untuk melakukan diagnosa,

petani harus mempunyai Login dan apabila admin juga login terlebih

dahulu sebelum mengupdate data hama/penyakit jahe.

HEADER

Home

Hama/Penyakit Konsultasi Login

Menu

Kalender

FOOTER Login

Username

Password

Login Reset

(68)

Rancangan tampilan halaman admin ini berisi menu hama/penyakit,

menu gejala, menu laporan, dan menu log out. Halaman admin ini

hanya bisa diakses oleh admin untuk mengupdate data terbaru dan

mencetak laporan, saran, dan kritik.

HEADER

Home

Hama/Penyakit Gejala

Laporan Log Out

Menu

Kalender

FOOTER HOME ADMIN

SELAMAT DATANG ADMIN Di Sistem Pengidentifikasi Hama/Penyakit Pada Tanaman Jahe

(69)

Rancangan halaman hama/penyakit ini berisi solusi dari

hama/penyakit yang akan dikonsultasikan oleh petani. Dihalaman ini

hanya admin saja yang bisa menginput atau mengedit hama/penyakit

dan solusinya.

Log Out Edit || HapusEdit || Hapus

Input Hama/Penyakit

(70)

Rancangan halaman input hama/penyakit berisi kode, hama/penyakit

dan solusi yang akan diinputkan oleh admin.

HEADER

Menu

Kalender

FOOTER Input Hama/Penyakit

Home

Hama/Penyakit Gejala

Laporan Log Out

Kode

Hama/Penyakit Solusi

Simpan Batal

(71)

Rancangan halaman edit hama/penyakit berisi kode, hama/penyakit

dan solusi yang akan dieditkan oleh admin.

HEADER

Menu

Kalender

FOOTER Edit Hama/Penyakit

Home

Hama/Penyakit Gejala

Laporan Log Out

xxx Kode

Hama/Penyakit Solusi

xxx xxx

Edit Batal

(72)

Rancangan halaman hapus hama/penyakit berisi kode, hama/penyakit

dan solusi yang akan dihapuskan oleh admin.

HEADER

Menu

Kalender

FOOTER Hapus Hama/Penyakit Home

Hama/Penyakit Gejala

Laporan Log Out

xxx Kode

Hama/Penyakit Solusi

xxx xxx

Hapus Batal

(73)

Rancangan halaman gejala hama/penyakit berisi kode, hama/penyakit

dan solusi yang akan diinputkan oleh admin. Setelah menginputkan

kode, hama/penyakit, dan solusi, selanjutnya admin menginputkan

kode gejala dan gejalanya.

HEADER

(74)

Rancangan halaman gejala hama/penyakit berisi kode, hama/penyakit

dan solusi yang akan diinputkan oleh admin. Setelah menginputkan

kode, hama/penyakit, dan solusi, selanjutnya admin menginputkan

atau menambahkan kode gejala dan gejala yang terbaru.

HEADER

Menu

Kalender

FOOTER Input Gejala Hama/Penyakit Home

Hama/Penyakit Gejala

Laporan Log Out

Kode

Hama/Penyakit Solusi

xxxxxx

xxxxxx xxxxxx

Kode Gejala Gejala

Simpan Batal

(75)

Rancangan halaman gejala hama/penyakit berisi kode, hama/penyakit

dan solusi yang akan diinputkan oleh admin. Setelah menginputkan

kode, hama/penyakit, dan solusi, selanjutnya admin menginputkan

atau mengeditkan kode gejala dan gejala yang terbaru.

HEADER

(76)

Rancangan halaman gejala hama/penyakit berisi kode, hama/penyakit

dan solusi yang akan diinputkan oleh admin. Setelah menginputkan

kode, hama/penyakit, dan solusi, selanjutnya admin menginputkan,

mengeditkan atau menambahkan kode gejala dan gejala yang terbaru.

HEADER

(77)

Rancangan halaman konsultasi petani ini berisi laporan petani dan

laporan konsultasi petani. Laporan ini bisa dicetak setelah petani

melakukan konsultasi.

HEADER

Menu

Kalender

FOOTER Laporan

Home

Hama/Penyakit Gejala

Laporan

Log Out Laporan Petani

Laporan Konsultasi Petani

(78)

Implementasi pembuatan sistem ini menggunakan skrip pemrograman PHP dan

database MySQL sehingga Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem

secara keseluruhan.

3.5Testing

Testing pembuatan sistem ini menggunakan metode Black Box testing. Dimana

sistem dilihat langsung pada aplikasinya tanpa perlu mengetahui struktur

programnya. Pengetesan ini dilakukan untuk menentukan bahwa program tersebut

layak atau belum untuk digunakan serta telah memenuhi kebutuhan yang

(79)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai

berikut :

1. Telah berhasil dibangun sistem pakar untuk identifikasi hama dan penyakit

jahe.

2. Sistem sudah dapat menghasilkan informasi tentang hama dan penyakit

jahe sesuai dengan pencarian user.

3. Sistem pakar ini dapat dijadikan langkah awal dalam mencegah hama dan

penyakit jahe untuk petani.

5.2 Saran

1. Diharapkan untuk pengembang selanjutnya dapat membuat sistem pakar

ini dengan lebih sempurna agar dapat memenuhi kebutuhan user.

2. Pengetahuan sistem pakar identifikasi hama dan penyakit jahe kiranya

dapat semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas gejala dan

(80)

3. Didalam sistem ini masih mempunyai kelemahan dalam hal rule base.

Pengembangan selanjutnya dapat dilakukan penambahan rule base untuk

menghasilkan sistem pakar yang lebih akurat.

4. Model Interface pertanyaan perlu dimodifikasi untuk mengoptimalkan

Gambar

Gambar 2.5 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Model Waterfall
Tabel 2.2 Simbol untuk DFD
Tabel 2.3  Simbol Diagram Alir Dokumen
Tabel 2.4  Simbol Bagan Alir Program
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji hipotesis 2 yang ditunjukkan pada tabel 4.12, variabel tenaga kerja mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,979 dan nilai t sebesar 0,27. Hal ini

Menginsert file gambar untuk tambahan background, penulis menggunakan gambar cartoon Islami sebagai background halaman daftar menu Al- Ma’tsurat dengan proses klik

Untuk tingkat rasionalitas penggunaan obat indikator peresepan WHO di tiap Puskesmas Kota Kendari pada parameter jumlah obat tiap resep yang mencapai standar adalah

Mahalnya harga untuk sebuah Electronic Control Unit pada Flap System menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi tim pengembang pesawat terbang N-219 untuk

Setelah dilakukan pemberian MSG dan zink selama 52 hari dan penilaian terhadap motilitas spermatozoa wistar pada masing- masing kelompok maka hasil didapatkan terbagi menjadi

Pengujian ekstrak daun jati hasil KKCV pada UV-Vis dimaksudkan untuk mengetahui panjang gelombang pada fraksi yang memiliki efisiensi paling tinggi. Hasil UV-Vis

Komunikasi interpersonal guru berperan penting dalam meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih pada Kelas V. Kondisi pembelajaran di MI Sultan Agung

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian tentang strategi guru dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk