• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI SANKSI PIDANA MATI DALAM KEADAAN TERTENTU BERDASARKAN PASAL 2 AYAT (2) UU No 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 TAHUN 2001 TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI SANKSI PIDANA MATI DALAM KEADAAN TERTENTU BERDASARKAN PASAL 2 AYAT (2) UU No 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 TAHUN 2001 TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Tindak pidana korupsi semakin merajalela terjadi yang disertai dengan tidak adanya lagi rasa malu untuk melakukan perbuatan tersebut dikalangan pegawai negeri dan

dalam hal ini tindak pidana korupsi dapat dijatuhkan dengan sanksi Korupsi terdapat dalam Pasal 2 ayat (2) pidana mati apabila dalam keadaan tertentu, keadaan

Sebagaimana yang bisa dijatuhkan hukuman mati bagi terpidana korupsi berdasar Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Juncto Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tetang

Pidana mati dapat diberikan kepada setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang

Dengan ini menyatakan bahwa karya tugas akhir yang saya buat dengan judul ,SANKSI PIDANA MATI DARI SUDUT PANDANG UNDANG - UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi berbunyi: “Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap,

Beberapa diantaranya adalah gagasan dan wacana hukuman mati bagi koruptor, skripsi saudara Mohamad Elmi Setiawan tentang “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sanksi Terhadap

UU Tipikor yang mengatur penjatuhan pidana mati juga masih menimbulkan multitafsir karena terdapat frasa keadaan tertentu yang terdapat dalam Pasal 2 ayat 2 UU Tipikor25 Penjelasan