• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN PERBATASAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS) KEC. MEDAN SUNGGAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RUANG TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN PERBATASAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS) KEC. MEDAN SUNGGAL."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RUANG TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN

PERBATASAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS)

KEC. MEDAN SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Prodi D-3 Teknik Sipil

Oleh:

MARIA KRISTIANI SIMANGUNSONG

NIM: 5133210031

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Maria Kristiani Simangunsong, NIM : 5133210031, “Ruang Terbuka Hijau Pada Permukiman Perbatasan Di Kota Medan (Studi Kasus) Kec. Medan Sunggal”. Medan : Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, prodi D-3 Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan, 2017.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk, dan batas geografis yang dimana di dalam lahan tersebut diisi oleh tumbuh – tumbuhan hijau, tanaman dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau manfaat tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH tersebut. Keberadaan RTH dalam suatu kawasan dapat meningkatkan kualitas kehidupan, membentuk identitas komunitas, melindungi kualitas lingkungan, meningkatkan nilai ekonomi bangunan-bangunan atau properti-propertipada lokasi yang berdekatan dengan RTH, dan juga membentuk “image”

suatu kawasan. Tujuan penelitian ini membahas tentang bagaimana keberadaan RTH di Kecamatan Medan Sunggal, dan mengidentifikasi kebutuhan RTH di Kecamatan Medan Sunggal.

Metode penulisan tugas akhir ini menggunakan metode studi literatur yaitu mencari literatur atau referensi yang berkaitan dengan topik yang dikaji. Selanjutnya pengumpulan data dari sumber yang berwenang, dan melakukan observasi ke lapangan. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008, RTH terbagi atas RTH Publik dan RTH Privat, diamana proporsi RTH di kawasan perkotaan adalah RTH publik 20 %, RTH privat 10%. Data yang telah di kumpulkan dari beberapa sumber dan hasil observasi, Kecamatan Medan Sunggal tidak memiliki RTH Kecamatan, tetapi menurut data yang tercatat di Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal ada RTH seluas 805 m2 atau 0,0057 % dari luas Kecamatan, selanjutnya data tersebut menyebutkan bahwa RTH di Kelurahan Lalang seluas 700 m2atau 0,056 % dari luas Kelurahan dan di Kelurahan Sunggal seluas 105 m2 atau 0,0021 % dari luas kelurahan. Hasil observasi menunjukkan bahwa RTH tersebut bukanlah merupakan taman kelurahan yang dumaksud, tetapi hanya berupamedian jalan yang ditanami tanaman. Akan tetapi RTH tersebut belum memenuhu kebutuhan RTH sesuai dengan Peraturan Permen PU No 05, dimana RTH seharusnya yang ada di Kecamatan Sunggal 27.100,2 m2, sedangkan RTH seharusnya di Kelurahan Lalang yaitu 5.971,8 m2dan kelurahan Sunggal 10.759,5 m2.

Kata kunci : Ruang terbuka hijau, peraturan menteri pekerjaan umum,

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karunia serta penyertaan- Nya. Betapa bersyukur atas kekuatan dan pertolongan-Nya hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai kehendak Nya.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, selalu ada tantangan yang terkadang peneliti hampir putus asa. Akan tetapi oleh kasih Tuhan, selalu ada orang yang memberi dukungan, motivasi, dari orang- orang terdekat. Adapun judul Tugas akhir ini adalah : RUANG TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN

PERBATASAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS) KEC. MEDAN

SUNGGAL”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program

Studi Teknik Sipil D-III untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Terwujudnya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Meuthia Fadila, M.Eng.,Sc, selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

(7)

ii

3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Irma Novrianty Nasution, ST., M.Ds, selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si dan ibu Dr. Ir. Rumilla Harahap, MT, selaku dosen penguji tugas akhir.

7. Seluruh Staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Fakultas dan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan. 8. Sahabat terbaikku Chatrine Isabella Saragih, Agita Velany Simbolon.

Terimakasih untuk dukungan dan semangat selama pengerjaan tugas akhir ini sampai selesai.

9. Semua teman – teman D3 Teknik Sipil 2013, terkhusus Agnes A Sinambela, Clara A Siringoringo, Nikita Sibarani, Solafide Putri Sitompul, Miranda Sitepu, Mhd. Aprianggi, Mhd. Zuhri Hrp, Chikal Wirangga, Putra Syahreza

10. Abangnda Helman Hutagaol, abang dan kakak stambuk 2011 dan 2012. Dan teman –teman seangkatan stambuk 2013 terkhusus Donny G Gultom, Frans K Tarigan, Fauzi Sitinjak.

(8)

memberi semangat, dukungan dan bantuan selama pengerjaan tugas akhir ini.

12. Teristimewa kepada Ibunda tercinta ibu M. Sinambela S.Pd, abangda Eska A Simangunsong, Trisno Budi R Simangunsong, Abram R Simangunsong, kakanda Ade I Simangunsong, Rotua H Simangunsong, abang ipar dan kakak ipar. Terimakasih atas Doa, kasih, sayang, dan perhatian khusus dan untuk keponakan tercinta Christian, Agnes dan Giesel yang selalu memberi penghiburan. Sangat beruntung memiliki kalian semua.

13. Adik yang sekaligus jadi teman Rosmaria Simatupang, Grace Zenne Simangunsong yang selalu siap mendengar keluhanku.

Saya menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat membangun untuk melengkapi tugas akhir ini. Dan harapannya penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Medan, Februari 2017 Penulis,

(9)

iv

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. TujuanPenelitian... 3

F. Manfaat Penelitian... 4

G. Metode Pengumpulan Data ... 4

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Ruang Terbuka ... 5

B. Ruang Terbuka Hijau... 10

C. Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau ... 12

D. Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kepemilikan... 14

E. Kegunaan Ruang Terbuka Hijau ... 16

F. Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan (RTHKP) ... 17

G. Tipologi Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan ... 25

H. Karakteristik RTH di Kawasan Perkotaan... 25

I. Jenis–Jenis RTH di Kawasan Perkotaan ... 26

J. Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ... 37

K. Permukiman... 42

L. Ruang Terbuka Hijau Di Permukiman ... 46

M. Perbatasan ... 47

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan waktu Survey ... 50

B. Jenis dan Sumber Data ... 50

C. Teknik Pengumpulan Data ... 51

(10)

B. Sejarah singkat Kecamatan Medan Sunggal ... 58 C. Letak dan Geografis Kecamatan Medan Sunggal ... 60 D. Keadaan RTH di Kecamatan Medan Sunggal ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 73 B. Saran ... 76

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi RTH Berdasarkan Kepemilikan ... 15

Tabel 2.2 Fungsi Penerapan RTH pada Beberapa Tipologi Kawasan Perkotaan... 26

Tabel 2.3 Jenis–Jenis RTH dan Fungsinya... 26

Tabel 2.4 Penyediaan RTH Berdasarkan JumlahPenduduk ... 40

Tabel 2.5 Ketentuan RTH Pekarangan ... 42

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan ... 58

Tabel 4.2 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Medan Sunggal ... 61

Tabel 4.3 Jumlah KK dan Penduduk Berdasrkan Jenis Kelamin ... 61

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipologi RTH... 25

Gambar 2.2 Contoh 1 Taman Rukun Tetangga (RT) ... 31

Gambar 2.3 Contoh 2 Taman Rukun Tetangga (RT) ... 31

Gambar 2.4 Contoh Taman Rukun Warga (RW) ... 33

Gambar 2.5 Contoh Taman Kelurahan ... 34

Gambar 2.6 Contoh Taman Kecamatan... 35

Gambar 4.1 Peta Kota Medan... 55

Gambar4.2 Peta Kecamatan Kota Medan... 56

Gambar 4.3 Peta Kecamatan Medan Sunggal ... 60

Gambar 4.4 Contoh Taman Atap Bangunan ... 63

Gambar 4.5 Denah Lokasi RTH Median Jalan di Kelurahan Lalang ... 66

Gambar 4.6 Keadaan RTH di KelurahanLalang ... 67

Gambar 4.7 Denah Lokasi Keadaan RTH di Kelurahan Sunggal... 69

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Judul dan Pembimbing Tugas Akhir Lampiran 2 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Tugas Akhir Lampiran 3 Surat Permohonan Rekomendasi Penelitian Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 5 Daftar Asistensi / Bimbingan

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di wilayah perkotaan yang kian meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana kota. Sebagai kota ketiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya di Indonesia, kota Medan berkembang sangat pesat yang menyebabkan terjadinya perubahan kondisi dan penurunan kualitas lingkungan.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang tidak saja akan menambah keindahan kota juga meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.Ketersediaan RTH khususnya pada wilayah perkotaan sangatlah penting, karena besarnya manfaat yang diperoleh dari keberadaan RTH tersebut. Kawasan RTH yang juga merupakantempat interaksi sosial bagi masyarakat serta tempat rekreasi keluarga bagi warga kota.

(15)

2

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tanggal 26 Mei 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan telah mengatur ketentuan luas minimal penyediaan ruang terbuka hijau sebesar 30% dari luas wilayah kota yang terdiri dari 20% untuk RTH publik dan 10% untuk RTH privat. Didalamnya telah disebutkan ketentuan ruang terbuka hijau di permukiman baik di lingkungan maupun pekarangan.Minimnya RTH di kawasan permukiman pada saat ini, mengakibatkan kurangnya paru–paru suatu permukiman.

Kota Medan merupakan kota yang terdiri dari 21 kecamatan termasuk Kecamatan Medan Sunggal, yang menjadi lokasi penelitian dalam Tugas Akhir ini. Kecamatan Medan Sunggal memiliki 6 kelurahan, dan di setiap kelurahan memiliki permukiman.Permukiman yang memiliki ruang terbuka hijau yang akan menjadi titik lokasi penelitian dalam tugas akhir ini.

Dari uraian – uraian di atas maka judul tugas akhir ini adalah RUANG

TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN PERBATASAN DI KOTA

MEDAN (STUDI KASUS) KEC. MEDAN SUNGGAL.

B. Identifikasi Masalah

Ruang terbuka hijau pada permukiman perbatasan di kota Medan (Studi Kasus) Kecamatan Medan Sunggal, mencakup permasalahan sebagai berikut :

1. Kurangnya Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan.

(16)

C. Batasan Masalah

Luasnya permasalahan yang ada dalam ruang terbuka hijau pada permukiman perbatasan di kota Medan (Studi Kasus) Kecamatan Medan Sunggal, maka dalam tugas akhir ini masalah yang akan di bahas yaitu RTH di Kecamatan Medan Sunggal dan RTH yang ada di Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal.

1. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal dan Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal

2. Penerapan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal dan Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana RTH yang ada di Kecamatan Medan Sunggal dan Kelurahannya.

2. Bagaimana penerapan peraturan dan kebutuhan tentang penataan ruang pada RTH di Kecamatan dan Kelurahan.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu untuk :

1. Mengidentifikasi Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal 2. Mengidentifikasi penerapan dan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di

(17)

4

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi wawasan kepada mahasiswa Teknik Sipil tentang keberadaan Ruang Terbuka Hijau

2. Sebagai informasi bagi pengambil keputusan untuk penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) baik di rumah, perumahan, atau permukiman.

G. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode penyusunan tugas akhir ini dilakukan dengan mengumpulkan data–data dari berbagai sumber sebagai berikut :

1. Studi literatur, mencari literatur atau referensi yang yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau pada permukiman.

2. Pengumpulan data dari berbagai sumber yang berwewenang

(18)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil study dan observasi di Kecamatan Medan Sunggal, Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal adalah sebagai berikut :

1. Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal dan Kelurahannya a. RTH di Kecamatan Medan Sunggal

Kecamatan Medan Sunggal tidak memiliki RTH Kecamatan, akan tetapi menurut data dari Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal ada tercatat RTH seluas 805 m2 atau 0,0057 % dari luas Kecamatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO. 05 /PRT / M/ 2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 135.501 jiwa, maka RTH Kecamatan Medan Sunggal seharusnya 27.100,2 m2.

Hasil Observasi lapangan menunjukkan bahwa RTH yang ada tersebut bukanlah berupa taman atau sejenisnya, hanya tanaman yang ada pada median jalan.

b. Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Lalang

(19)

74

5.971,8 m2. Dari data yang diperolah dari Dinas Pertamanan Kota Medan RTH yang ada di Kelurahan Lalang memiliki luas 700 m2 atau 0,056 % dari luas kelurahan.

Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa RTH yang dimaksud hanya median jalan di jalan T.B Simatupang.

c. Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Sunggal

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO. 05 /PRT / M/ 2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk Kelurahan Sunggal sebanyak 35.865 jiwa, maka RTH Kelurahan Sunggal seharusnya 10.759,5 m2. Dari data yang diperolah dari Dinas Pertamanan Kota Medan RTH yang ada di Kelurahan Sunggal memiliki luas 105 m2atau 0,0021 % dari luas kelurahan.

Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa RTH yang dimaksud hanya median jalan di jalan T.B Simatupang.

2. Penerapan dan Kebutuhan RTH di Kecamatan dan Kelurahan

Pemerintah kota, kecamatan, kelurahan tidak menerapkan peraturan yaitu : a. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan

(20)

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum N0. 05/ PRT/ M/ 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan RTH Kecamatan yaitu minimal 80 % - 90 % dengan luas minimal taman 24.000 m2.

Berdasarkan jumlah penduduk, luas RTH Kecamatan diperoleh dengan mengalikan antara jumlah penduduk dengan luas minimal per kapita adalah 0,2 m2.

c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum N0. 05/ PRT/ M/ 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan RTH Kelurahan yaitu minimal 80 % - 90 % dengan luas minimal taman adalah 9000 m2.

Berdasarkan jumlah penduduk, luas RTH Kelurahan diperoleh dengan mengalikan antara jumlah penduduk dengan luas minimal per kapita adalah 0,3 m2.

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 1 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan bahwa RTH di kawasan perkotaan dikembangkan dengan mengisi berbagai macam vegetasi yang disesuaikan dengan ekosistem dan tanaman khas daerah.

B. SARAN

Adapun saran untuk Ruang Terbuka Hijau Di Kecamatan Medan Sunggal dan di Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal adalah :

(21)

76

2. Pemerintah kota seharusnya menyediakan lahan untuk RTH Kecamatan dan RTH Kelurahan

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Aryadi, 1995. Evaluasi Kualitas Permukiman di Sebagian Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta, (Skripsi). Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta Branch, MC. 1996. Perencanaan Kota Komprehensif: Pengantar dan Penjelasan.

Penerjemah: Bambang Hari Wibisono. Penyunting: Ahmad Djunaedi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Budihardjo, Eko. 2003, Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung: Alumni

Hakim dan Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Haryadi, Feri 2015. Identifikasi kualitas fisik taman kota sebagai ruang terbuka publik (kasus: Bagian Wilayah Kota I, II, III Kota Semarang).Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, 2015

Hastuti, Elis. 2011. Kajian Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perumahan Sebagai Bahan Revisi SNI 03-1733- 2004. Jurnal Standarisasi Vol. 13 No.1 Tahun 2011: 35-44

Hidayah, Retna. 2012. Tata Bangunan dan Lingkungan. Diktat Mata kuliah TBDL tidak dipublikasikan. Yogyakarta : PPS UNY.

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentangPenataan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan”

Laurie, Michael. 1994. Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermatra

Listiyah Miniarti, 1996. Peranan Potensi Prasarana dan Sarana Sosial dan Ekonomi dalam Pengembangan Wilayah Perbatasan di Kab. Gunung Kidul Provinsi D.I. Yogyakarta, Skripsi S1. Yogyakarta: Fak. Geografi UGM Mulyana, Rahmat. 2013. Merancang Permukiman Sehat Dan Berwawasan

Lingkungan . Medan : Unimed press

Nugroho,GHN. 2010. Peran Pengembang Perumahan dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Perum Kemang Pratama Kota Bekasi. Tesis. Universitas Diponegoro.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang “Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan”

(23)

78

Purnomohadi, N. (2006). Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata

Ruang Kota. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan

Umum

Randrup, T.B. dan Persson, B. 2009. Public Green Spaces in The Nordic Countries: Development of A New Strategic Management Regime. Urban Forestry and Urban Greening. Vol. 8, hal. 31-40.

Rapoport, Amos1969 .”Tentang asal-usul kebudayaan permukiman”. Karangan di : Pengantar Sejarah Perencanaan Perkotaan, Bandung.

Sangalang, Indrabakti dan F. Adji, Fredyantoni(2014) . Pengaruh Kondisi Hunian Dan Lingkungan Terhadap Keberlanjutan Permukiman Tepi Sungai Studi Kasus: Kampung Pahandut Dan Desa Danau Tundai DiKota Palangka Raya.Jurnal Perspektif Arsitektur, Volume 9, No.2, Desember2014.

Soegijoko (1994), Percepatan pembangunan daerah perbatasan, Jurnal PWK, Nomor 15 Oktober 1994.

Tangkilisan, Yuda B. 2013. Indonesia dan Masalah Perbatasan: Beberapa Masalah dalamPerkembangan Daerah Tapal Batas sebagai Bagian Perekonomian Nasional dari Perspektif Sejarah” dalam Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah. No.1. Vol.1.Edisi Maret 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang Kota, 2007.

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi RTH Berdasarkan Kepemilikan ....................................

Referensi

Dokumen terkait

Data primer, yaitu data-data yang dapat menjawab masalah yang dikemukakan, tentang pelaksanaan pengajian tasawuf dan aliran yang terdapat dalam pengajian tersebut,

[r]

Layanan tamu oleh resepsionis adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan oleh resepsionis kepada tamu yang pada dasarnya tidak berwujud ( intangiable ) dan

18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. Pengabdian

Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru tersebut terutama dalam melaksanakan pembelajaran, disebabkan banyak faktor antara laian; (1) guru di MIN Kota Yogyakarta

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan memberi kontribusi untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan (manajemen) secara umum, khususnya manajemen sumber daya

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kinerja optimum mobil listrik yang diperoleh dari pengoperasian yang sesuai standar berkendara. Hasil penelitian ini juga