PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP
KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA MOTOR HONDA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Negeri Semarang)
Skripsi
Disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Anwar Ashari
3352404006
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Maret 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ketut Sudarma, MM Dorojatun Prihandono, SE, MM
NIP.130686736 NIP.132307554
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Drs. Sugiharto, M.Si
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Maret 2009
Penguji Skripsi
Dra. Palupiningdyah, M. Si
NIP. 130812917
Anggota I Anggota II
Drs. Ketut Sudarma, MM. Dorojatun Prihandono, SE, MM
NIP. 130686736 NIP. 132307554
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si.
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Maret 2009
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hidup adalah sederet situasi pemecahan masalah. Sukses atau gagalnya kehidupan kita tergantung dari seberapa efektif kita menentukan dan memecahkan masalah didepan kita”. (Scott Peck)
“Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia maka hendaklah dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan akhirat maka hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka hendaklah dengan ilmu”. (HR. Thabrani)
PERSEMBAHAN
vi
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nya dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Pengaruh diferensiasi produk terhadap kepuasan konsumen pengguna motor Honda (studi kasus pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang)” yang disusun untuk melengkapi syarat-syarat penyelesaian Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
Selama menyusun skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber baik berupa moral maupun materi, karena itu dengan tanpa
mengurangi rasa hormat serta rasa syukur atas semuanya itu dalam kesempatan ini
tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan
studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Sugiharto, M.Si., Ketua Jurusan Manajemen atas pengarahannya.
4. Drs. Ketut Sudarma, M.M., Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, petunjuk-petunjuk dan saran yang sangat berharga
vii
5. Dorojatun Prihandono, SE, MM, Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, petunjuk-petunjuk dan saran yang sangat berharga
dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Dra. Palupiningdyah, M. Si, Dosen penguji yang telah banyak memberikan
bimbingan, petunjuk-petunjuk dan saran yang sangat berharga dalam
penyusunan Skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku, adikku, dan seluruh keluarga besarku atas doa dan
nasihatnya.
8. Rose, yang begitu banyak memberikan motivasi dan dukungan yang selalu
menyertaiku.
9. Teman-teman kos APN dan sahabatku Dwi Prast yang banyak memberikan
bantuannya.
10.Rekan-rekan manajemen angkatan 2004 yang telah memberikan motivasi dan
dukungannya kepada penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan baik moril maupun
materiil.
Akhirnya dengan terselesainya penyusunan skripsi ini, penulis berharap
skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Semarang, Maret 2009
viii
SARI
Anwar Ashari, 2009. Pengaruh diferensiasi produk terhadap kepuasan konsumen pengguna motor Honda (studi kasus pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang). Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. 74 hal.
Kata Kunci : Diferensiasi Produk dan Kepuasan.
Dalam kondisi yang penuh persaingan seperti saat ini, setiap perusahaan harus mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat untuk mempertahankan keunggulan bersaing mereka. Salah satu strategi yang diterapkan untuk mempertahankannya adalah strategi diferensiasi produk. Diferensiasi mempunyai hubungan dan dapat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Strategi diferensiasi yang digunakan oleh motor Honda umtuk memenuhi kepuasan konsumen diantaranya melalui diferensiasi berbasis fungsi produk, diferensiasi berbasis bentuk produk dan diferensiasi berbasis atribut subjektif.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang menggunakan produk motor Honda, dengan sampel sebanyak 96 responden dan teknik pengambilannya dengan accidental sampling. Metode pengumpulan data dengan angket (kuesioner) yang dibagikan kepada mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang menggunakan motor Honda disamping metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda.
Hasil penelitian dengan analisis deskriptif pesentase menunjukkan diferensiasi berbasis fungsi produk, bentuk produk dan berbasis atribut subjektif motor Honda termasuk dalam kategori baik. Hasil analisis regresi berganda diperoleh Y = 0,488 + 0,409X1 + 0,534X2 + 0,344X3. Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 26,026 dengan p value 0,000 < 0,05. berdasarkan hasil uji parsial diperoleh pengaruh terhadap kepuasan konsumen pengguna motor Honda untuk variabel diferensiasi berbasis fungsi produk 10,37%, variabel diferensiasi berbasis bentuk produk 9,18% dan variabel diferensiasi berbasis atribut subjektif 6,81%. Hasil koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,459, artinya 45,9% kepuasan konsumen pengguna motor Honda dipengaruhi oleh diferensiasi berbasis fungsi produk, bentuk produk dan berbasis atribut subjektif serta sisanya 54,1% dipengaruhi variabel lain diluar variabel yang diteliti.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN... ... iii
PERNYATAAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA... vi
SARI... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Strategi Perusahaan ... 8
2.1.1 Strategi Level Korporasi ... 8
2.1.2 Strategi Level Unit Bisnis ... 9
x
2.2 Strategi Pemasaran ... 10
2.3 Strategi Bersaing Generik ... 11
2.3.1 Low Cost Strategy... 12
2.3.2 Differentiation Strategy... 12
2.3.3 Focus Strategy... 12
2.4 Strategi Diferensiasi ... 13
2.4.1 Daya Tahan Diferensiasi ... 17
2.4.2 Jebakan Dalam Diferensiasi... 19
2.4.3 Langkah-Langkah Dalam Diferensiasi ... 21
2.5 Kepuasan Konsumen... 22
2.5.1 Pengertian Kepuasan... 22
2.5.2 Atribut-Atribut Pembentuk Kepuasan... 25
2.5.3 Konsep Inti Objek Pengukuran Kepuasan Konsumen .... 26
2.5.4 Metode Pengukur Kepuasan ... 27
2.5.5 Komplain dan Penanganan Keluhan ... 29
2.6 Kerangka Berpikir... 31
2.7 Hipotesis... 33
BAB III METODE PENELITIAN... 34
3.1 Populasi Penelitian ... 34
3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 34
3.3 Variabel Penelitian ... 3.5 3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37
xi
3.5.1 Validitas ... 37
3.5.2 Reliabilitas ... 40
3.6 Metode Analisis Data... 41
3.6.1 Uji Parsial (Uji T)... 42
3.6.2 Uji Simultan (Uji F) ... 42
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Hasil Penelitian ... 45
4.1.1 Gambaran Umum Responden ... 45
4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian... 47
4.2 Pengujian Hipotesis... 58
4.2.1 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... 59
4.2.2 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... 60
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 62
4.3.1 Uji Normalitas... 62
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 63
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 63
4.4 Pembahasan... 64
BAB V PENUTUP... 70
5.1 Simpulan ... 70
5.2 Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Kepuasan Konsumen Motor Honda ... 4
Tabel 1.2 Data Survei Pendahuluan (Harapan Mahasiswa Pengguna Motor Honda)... 5
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Angket Diferensiasi Berbasis Fungsi Produk 38 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket Diferensiasi Berbasis Bentuk Produk 38 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Angket Diferensiasi Berbasis Atribut Subjektif ... 39
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 39
Tabel 4.1 Distribusi Fakultas Responden... 45
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
Tabel 4.3 Kategori Variabel Diferensiasi Berbasis Fungsi Produk ... 47
Tabel 4.4 Kategori Indikator Kecanggihan Produk ... 48
Tabel 4.5 Kategori Indikator Kemudahan Dalam Pemakaian ... 49
Tabel 4.6 Kategori Indikator Fitur Tambahan ... 49
Tabel 4.7 Kategori Variabel Diferensiasi Berbasis Bentuk Produk... 50
Tabel 4.8 Kategori Indikator Desain Produk ... 51
Tabel 4.9 Kategori Indikator Tampilan Produk ... 52
Tabel 4.10 Kategori Variable Diferensiasi Berbasis Atribut Subjektif... 52
Tabel 4.11 Kategori Indikator Periklanan... 53
Tabel 4.12 Kategori Indikator Variable Promosi Penjualan ... 54
xiii
Tabel 4.14 Kategori Kepuasan Konsumen... 55
Tabel 4.15 Kategori Indikator Konfirmasi Harapan ... 56
Tabel 4.16 Kategori Indikator Minat Beli Ulang ... 57
Tabel 4.17 Kategori Indikator Publisitas ... 57
Tabel 4.18 Kategori Indikator Ketidakpuasan ... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Strategi Diferensiasi ... 14
Gambar 2 Konsep Kepuasan Konsumen... 23
Gambar 3 Alur Kerangka Pemikiran... 32
Gambar 4 Sebaran Plot Pada Uji Normalitas Data ... 62
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian ... 75
Lampiran 2 Tabulasi Uji Coba Angket ... 81
Lampiran 3 Tabel Validitas dan Reliabilitas... 82
Lampiran 4 Tabulasi Angket Penelitian... 86
Lampiran 5 Tabel Distribusi Frekuensi... 89
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini persaingan antar perusahaan semakin ketat, khususnya
persaingan perusahaan yang sejenis, baik dalam hal persaingan produk, harga,
ataupun promosi. Hal tersebut harus dilihat secara jeli baik sebagai ancaman
sekaligus sebagai peluang oleh perusahaan agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan ataupun memenangkan persaingan dalam bisnis.
Dalam kondisi yang penuh persaingan seperti saat ini, setiap perusahaaan
harus mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat ataupun
mempertahankan keunggulan bersaing mereka. Salah satu strategi yang
diterapkan untuk memperoleh posisi di pasar sekaligus untuk mempertahankannya
adalah strategi diferensiasi produk. Menurut Porter dalam Raharjo (2007:124)
hal-hal yang dapat mengindikasikan variabel keunggulan bersaing adalah
immitabilitas, durabilitas dan kemudahan menyamai. Perusahaan akan melakukan
diferensiasi dengan sendirinya jika perusahaan tersebut dapat memiliki keunikan
dibandingkan para pesaingnya dalam sesuatu yang dinilai penting oleh pembeli
(Porter, 1993:109). Pihak manajemen memiliki banyak pilihan pendekatan (dan
teknik) dalam menerapkan strategi diferensiasi antara lain melalui : rasa, desain,
citra dan prestis, reputasi, teknologi, pelayanan konsumen, jaringan distribusi,
ketersediaaan suku cadang, kualitas dan keseragaman jenis barang (Suwarsono,
Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan
harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas,
sedangakan jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan merasa puas.
Kepuasan tinggi atau kesenangan yang tinggi akan menciptakan kelekatan
emosional terhadap merek tertentu, bukan hanya kesukaan atau preferensi rasional
(Kotler, 2002:42). Tingkat kepuasan yang tinggi juga dapat meningkatkan
loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan, mengurangi sensitifitas
pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya pemasaran, mengurangi biaya
operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan
efektivitas iklan dan meningkatkan reputasi bisnis (Fornell, dalam Lupiyoadi
2006:192). Apabila konsumen merasa puas dalam mengkonsumsi suatu merek
produk tertentu, maka konsumen tersebut akan loyal terhadap produk tersebut dan
akan merekomendasikan atau menginformasikan kepada orang lain. Jadi
kepuasan konsumen berperan sangat penting dalam mengukur loyalitas
konsumen.
Strategi diferensiasi produk yang diterapkan oleh perusahaan akan mampu
untuk menarik perhatian konsumen. Diferensiasi mempunyai hubungan dan dapat
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Penciptaan produk yang mempunyai
keunikan tersendiri dari produk pesaing dan sesuai dengan keinginan atau selera
konsumen maka akan tercipta suatu kepuasan konsumen (Porter, 1993:120).
Tingkat diferensiasi menyeluruh sebuah perusahaan merupakan nilai kumulatif
keunikan yang diciptakan perusahaan bagi konsumen diseluruh nilai rantainya
Diferensiasi tidak hanya menyangkut ciri fisik dari produk dan jasa tetapi
juga mencakup segala sesuatu tentang produk atau jasa yang mempengaruhi nilai
produk dimata konsumen (Robert Grant, 1997:202). Hasil dari sebuah
diferensiasi dapat memberikan nilai dimata konsumen dan nilai yang diharapkan
dapat mempengaruhi pilihan dan kepentingan konsumen yang paling diharapkan.
Porter (1993:120) mengemukakan bahwa perusahaan mempraktekkan strategi
diferensiasi dengan membuat produk yang berbeda atau unik yang dapat
menciptakan nilai bagi konsumen.
Persaingan pasar otomotif nasional dewasa ini semakin ramai khususnya
setelah masuknya produk motor merek baru dari luar negeri seperti dari Cina,
Korea dan India. Walaupun demikian konsumen Indonesia masih mempercayai
pilihan pada produk motor Jepang. Di Indonesia sekarang ini tercatat ada empat
besar perusahaan industri perakitan motor, yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM),
PT. Indomotor Manufacturing (Yamaha), PT. Indomobil Suzuki (Suzuki) dan PT.
Kawasaki Motor Indonesia (Kawasaki).
Honda telah menerapkan diferensiasi untuk produk motornya dalam
menghadapi persaingan bisnis sepeda motor yang terlihat dari peluncuran
produk-produk baru dalam jangka waktu yang relatif singkat yang disertai penambahan
fitur-fitur tambahan yang tidak terdapat pada produk motor merek lain, namun
berdasarkan survei yang dilakukan oleh ICSI (Indonesian Customer Satisfaction Index) di enam kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar menunjukkan tingkat kepuasan konsumen motor
karena keunikan produk yang diciptakan belum dapat memberikan nilai kepada
konsumen. Kepuasan konsumen pengguna motor Honda yang menurun tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1. Data kepuasan konsumen motor Honda
No Tahun
Sumber : Majalah SWA tahun 2004-2008
Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat kepuasan konsumen motor Honda
pada tahun 2004 memiliki skor 4,216 sedangkan pada tahun 2005 mengalami
penurunan menjadi 4,184. Pada tahun 2006 tingkat kepuasan juga masih
mengalami penurunan 4,177 tetapi pada tahun 2007 sedikit mengalami kenaikan
4,192 namun pada tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup spesifik menjadi
3,970.
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang merupakan pasar potensial untuk
produk sepeda motor dengan berbagai jenis dan merek, salah satunya adalah
produk motor merek Honda. Saat ini banyak produk motor yang beredar
dipasaran dengan berbagai merek, sehingga dalam perkembangannya kepuasan
konsumen motor Honda bisa mengalami penurunan. Berdasarkan survei
pendahuluan yang dilakukan terhadap empat puluh responden di delapan fakultas
tidak sesuai dengan harapan mereka. Data hasil survei pendahuluan terhadap
mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebagai konsumen atau pengguna motor
Honda selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.2. Data survei pendahuluan (harapan mahasiswa pengguna motor Honda)
Tujuan responden memiliki motor Honda. Kesesuaian motor Honda demgan harapan konsumen.
Responden berdasar
Fakultas Transportasi % Gaya
hidup % Sumber : Data primer yang diolah tahun 2009
Dari tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 17 responden atau 42,5%
responden menyatakan tujuan responden memiliki motor Honda adalah sebagai
sarana transportasi, sedangkan sebanyak 23 responden atau 57,5% responden
menyatakan tujuan responden memiliki motor Honda adalah sebagai penunjang
gaya hidup. Dari tabel 1.2. tersebut juga menunjukkan 25 responden atau 62%
responden menyatakan motor Honda tidak sesuai dengan harapan responden,
sedangkan sisanya sebanyak 15 responden atau 37% responden menyatakan motor
Honda sudah sesuai dengan harapan responden.
Perusahaan harus menerapkan strategi yang tepat untuk mengatasi
penurunan tingkat kepuasan konsumen. Bermunculannya produk pesaing seperti
motor dari Cina, Korea dan India merupakan ancaman tersendiri bagi produsen
motor Honda. Honda menerapkan strategi diferensiasi produk dengan
fungsi produk, bentuk produk dan dalam hal penciptaan atribut subyektif kepada
para konsumen.
Persaingan pasar otomotif khususnya sepeda motor semakin ketat membuat
perusahaan berusaha saling mengungguli dan memperebutkan market leader
dalam penjualan produk sepeda motor. Banyak produsen sepeda motor meniru
keunikan motor Honda sehingga ada kemungkinan tingkat penjualan
produk-produk pesaing akan mengalami peningkatan bahkan mengungguli penjualan
produk Honda, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti masalah ini.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memilih judul ”Pengaruh
Diferensiasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pengguna Motor Honda”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Negeri Semarang).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh diferensiasi produk berbasis fungsi produk terhadap
kepuasan konsumen pengguna motor Honda ?
2. Adakah pengaruh diferensiasi produk berbasis bentuk produk terhadap
kepuasan konsumen pengguna motor Honda ?
3. Adakah pengaruh diferensiasi produk berbasis atribut subjektif terhadap
4. Adakah pengaruh diferensiasi produk berbasis fungsi produk, bentuk produk
dan berbasis atribut subjektif terhadap kepuasan konsumen pengguna motor
Honda ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk berbasis fungsi produk terhadap
kepuasan konsumen pengguna motor Honda.
2. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk berbasis bentuk produk terhadap
kepuasan konsumen pengguna motor Honda.
3. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk berbasis atribut subjektif terhadap
kepuasan konsumen pengguna motor Honda.
4. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk berbasis fungsi produk, bentuk
produk dan berbasis atribut subjektif terhadap kepuasan konsumen pengguna
motor Honda.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, manfat yang
diharapkan adalah:
1. Bersifat Teoritis.
a. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan tentang pemasaran produk
dan masalah yang dihadapinya, terutama tentang diferensiasi produk dan
b. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan dan dipakai sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.
c. Bagi penulis, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk sarana
pengembangan ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu yang berkaitan
dengan pemasaran produk, diferensiasi produk dan hubungannya dengan
kepuasan konsumen.
2. Bersifat Praktis
Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan produk trutama dalam hal diferensiasi
produk sehingga kepuasan konsumen dapat terwujud.
1.5 Sistematika Skripsi
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari :
Bab I Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan/manfaat penelitian, sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori dan Hipotesis. Berisi tentang landasan teori,
kerangka berfikir, hipotesis.
Bab III Metodologi Penelitian. Berisi tentang populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode
analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi tentang penyajian data,
analisis data, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Strategi Perusahaan
Strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan mengimlementasikan misinya (Tjiptono, 2001:3).
Menurut Kenneth R. Andrews dalam Buchari Alma (2007:199) strategi
perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan
mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan
utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis
yang akan dikejar oleh perusahaan. Dalam konteks bisnis, strategi
menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan
merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu
organisasi. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi.
Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat
subjektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.
Dalam suatu perusahaan terdapat tiga level strategi, yaitu level korporasi, level
unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional (Hayes dan Whellwright dalam
Stoner, Freeman dan Gilbert, Jr dalam Tjiptono, 2001:4).
2.1.1 Strategi Level Korporasi
Strategi level korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur
kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit lebih dari satu.
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang muncul pada level korporasi adalah (Tjiptono,
a. Bisnis apa yang seharusnya digeluti perusahaan?
b. Apa sasaran dan harapan atas masing-masing bisnis?
c. Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut?
2.1.2 Strategi Level Unit Bisnis
Strategi level unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan
operasi suatu bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi level unit bisnis berupaya
menentukan pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh suatu bisnis terhadap
pasarnya dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada dalam kondisi pasar tertentu.
Pertanyaan-pertanyaan pokok dalam strategi ini anatara lain (Tjiptono, 2001:5) :
a. Bagaimana bisnis perusahaan bersaing dalam pasarnya?
b. Produk atau jasa apa yang harus ditawarkan?
c. Pelanggan sasaran mana yang ingin dilayani?
d. Bagaimana mendistribusikan sumber daya dalam bisnis tersebut?
Menurut Porter dalam Tjiptono (2001:5) ada tiga strategi generik yang
dipilih, yaitu diferensiasi, fokus dan cost leadership.
2.1.3 Strategi Level Fungsional
Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi
manajemen (secara tradisional terdiri atas riset dan pengembangan, keuangan,
produksi dan operasi, pemasaran, personalia atau sumber daya manusia) yang
dapat mendukung strategi level unit bisnis. Tujuan pengembangan strategi
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pencapian tujuan tersebut (Tjiptono,
2001:5).
2.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi
perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap
permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu (Gregorius
Chandra, 2002:93). Sementara itu Tull dan Kahle dalam Tjiptono (2001:6)
mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing
yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Menurut Corey dalam Dolan, 1991 dalam Tjiptono (2001:6-8), strategi
pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait, yaitu :
a. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.
b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan
lini produk dan desain penawaran individual pada masing-masing lini.
c. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan
nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
d. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang
dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
e. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relations.
2.3 Strategi Bersaing Generik
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para pengusaha
berusaha mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya. Strategi
tersebut akan mengawali proses dalam pengambilan keputusan. Suatu strategi
yang dirancang secara tepat akan mampu digunakan sebagai senjata yang efektif
dalam pemasaran. Setrategi yang efektif juga merasionalisasikan tujuan dan misi
perusahaan serta tindakan yang dilakukan dalam mencapainya.
Strategi tingkat bisnis (Strategi Bersaing Generik) adalah serangkaian
komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk
menyediakan nilai kepada para pelanggan dan mendapatkan keunggulan
kompetitif dengan mengksploitasi kompetensi-kompetensi inti dari pasar produk
individual dan spesifik (Michael A. Hitt, 2001:152). Dengan kata lain strategi
tingkat bisnis merupakan aktivitas-aktivitas perusahaan yang mampu
mencipatakan keunggulan yang berbeda dari para pesaingnya.
Menurut Porter dalam Raharjo (2007:126), secara umum terdapat tiga
pendekatan generik yang secara potensial berhasil untuk mengungguli perusahaan
2.3.1 Low Cost Strategy (Strategi Keunggulan Biaya).
Low Cost strategy adalah perusahaan berusaha menawarkan barang yang dijual dengan harga yang lebih rendah dibandingkan barang yang sejenis yang
berada dalam satu kelompok industri tertentu (Suwarsono, 2002:256). Berarti
perusahaan dengan segala sumber daya yang dimilikinya berusaha menciptakan
produk dengan biaya yang lebih rendah dibanding produk sejenis dari pesaingnya.
2.3.2 Differentiation Strategy (Strategi Diferensiasi).
Dalam strategi ini, perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan
barang dengan karakteristik tertentu yang khas yang pada akhirnya
mengakibatkan barang tersebut dianggap unik dan bahkan eksklusif oleh
konsumen (Suwarsono, 2002:258).
2.3.3 Focus Strategy (Strategi Fokus).
Berbeda dengan strategi keunggulan biaya dan diferensiasi yang
memberikan perhatian pada seluruh pasar (industri), strategi fokus berusaha
memusatkan perhatian perusahaan untuk melayani satu segmen pasar tertentu saja
(Suwarsono, 2002:261). Pilihan segmen pasar tersebut didasarkan pada keunikan
karakteristik wilayah pemasaran atau keunikan atribut produk yang yang
diperlukan oleh segmen pasar tersebut.
Dari ketiga strategi tersebut, strategi diferensiasi merupakan strategi yang
paling menguntungkan (Raharjo, 2007:126). Karena menurut Mac Grath dalam
Raharjo (2007:126) strategi diferensiasi dibuat berdasarkan penawaran kepada
2.4 Strategi Diferensiasi
Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti
untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing (Kotler,
2002:328). Menurut Raharjo (2007:126) diferensiasi produk merupakan strategi
yang membuat produk berbeda dengan kompetitor bahkan melebihinya, sehingga
hasil yang dapat dinilai oleh konsumen dan nilai yang diharapkan dapat
mempengaruhi pilihan dan kepentingan konsumen yang paling istimewa.
Perusahaan melakukan diferensiasi terhadap para pesaingnya bilamana dia
berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pembeli, selain dari
penawaran harga rendah (Porter, 1993:110).
Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti
untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing. Menurut
Kotler dalam Raharjo (2007:126) penawaran pasar dapat didiferensiasikan
menurut lima dimensi yaitu, produk, pelanggan, personil, saluran dan citra.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa strategi diferensiasi merupakan bagian
dari strategi bersaing generik. Dalam hal diferensiasi produk, perusahaan dapat
menggunakan berbagai pendekatan seperti : desain, image merek, teknologi, bentuk atau wujud produk, bentuk atau wujud kemasan, pelayanan pelanggan dan
lain-lain. Perusahaan biasanya mendiferensiasikan dirinya dengan memusatkan
Para penjual dapat mendiferensiasikan produknya dalam empat cara, yaitu :
perusahaan mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan melalui
pemerkayaan fungsi produk (product function), perusahaan melakukan diferensiasi pada bentuk produk (product feature), perusahaan mendifrensiasikan produk melalui pengembangan atribut-atrubut subjektif (subjective image) untuk meluluhkan perasaan pelanggan dan perusahaan mengembangkan diferensiasinya
karena kebaikan alam yaitu yang disebut dengan keunggulan alamiah yang
diberikan oleh suatu lokasi tertentu (Ferdinand, A.T, 1991 ; Scherer, 1970 ;
Sullivan, 1990 ; Varadarajan, 1986 dalam Ferdinand, 2000:26). Strategi
diferensiasi produk dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Strategi Diferensiasi
Sumber : Ferdinand, 2000
Dari gambar diatas masing-masing atribut dapat dijelaskan sebagai berikut
(Ferdinand, 2000:26-27) :
Diferensiasi berbasis fungsi produk (product function)
Diferensiasi berbasis bentuk produk (product feature)
Diferensiasi berbasis atribut-atribut subjektif
(subjective image)
Diferensiasi berbasis keunggulan alamiah
(differentiation by location)
1. Diferensiasi Berbasis Fungsi Produk
Strategi ini dilakukan dengan cara mendiferensiasikan produk yang
ditawarkan melalui pemerkayaan fungsi produk.
Atribut dari fungsi produk antara lain :
a. Kecanggihan dari produk.
b. Kenyamanan dalam pemakaian produk.
c. Kemudahan dalam pemakaian produk.
d. Fitur tambahan.
2. Diferensiasi Berbasis Bentuk Produk
Strategi ini dilakukan dengan mendiferensiasikan produk yang
ditawarkan dengan perluasan bentuk produk.
Atribut dari bentuk produk ini adalah :
a. Desain produk.
Desain atau bentuk produk yang unik merupakan pembeda yang
utama dari produk pesaing.
b. Kemasan produk.
Merupakan sarana pembungkus produk yang biasanya bertuliskan
merek produk.
c. Tampilan produk.
d. Komponen.
3. Diferensiasi Berbasis Atribut Subjektif
Strategi diferensiasi ini dilakukan dengan cara mengembangkan
atribut subjektif produk yang ditawarkan agar dapat meluluhkan
perasaan konsumen dalam bentuk promosi.
Jenis atau bauran promosi (Tjiptono, 2001:222) meliputi :
a. Personal Selling
Personall Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan
membelinya.
b. Mass Selling
Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.
c. Promosi Penjualan
Merupakan bentuk persuasi langung melalui penggunaan berbagai
insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan.
d. Public Relations
Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan
untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai
e. Direct Marketing
Merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan
respon yang terukur dan atau transaksi disembarang lokasi.
4. Diferensiasi Berbasis Keunggulan alamiah
Diferensiasi ini disebabkan oleh adanya keunggulan alamiah yang
diberikan oleh suatu lokasi tertentu kepada produk yang ditawarkan
kepada konsumen seperti pada sebuah lokasi wisata.
2.4.1 Daya Tahan Diferensiasi
Menurut Porter (1993:147) daya tahan diferensiasi ditentukan oleh dua hal,
yaitu :
a. Langgengnya nilai yang terlihat pembeli.
Selalu ada risiko bahwa kebutuhan atau persepsi pembeli akan berubah
sehingga menghilangkan nilai pada bentuk tertentu diferensiasi.
b. Tiadanya peniru dari pesaing
Pesaing juga bisa meniru strategi perusahaan bersangkutan atau mencari
strategi baru yang lebih maju daripada strategi yang dipilih oleh
perusahaan itu.
Diferensiasi akan memiliki daya tahan lebih lama dalam kondisi berikut
(Porter, 1993:147) :
a. Sumber keunikan perusahaan mempunyai penghalang
Hasil belajar yang telah menjadi hak milik, keterkaitan antar hubungan
cenderung menjadi faktor keunikan yang lebih tahan lama dibandingkan
dengan sekedar pilihan kebijakan untuk menjadi unik dalam sebuah
aktivitas.
b. Perusahaan mempunyai keuntungan biaya dalam mendifrensiasikan diri.
Perusahaan yang memproleh keuntungan biaya yang tahan lama
melakukan aktifitas yang mengarah tercapainya diferensiasi akan
menikmati daya tahan yang jauh lebih besar.
c. Sumber diferensiasi banyak jumlahnya.
Daya tahan sebuah diferensiasi paling besar jika diferensiasi berakar
pada sumber yang banyak jumlahnya, bukan hanya sekedar pada satu
faktor tunggal seperti desain produk.
d. Perusahaan menciptakan biaya beralih pada saat dia mendiferensiasikan
diri.
Biaya beralih merupakan biaya tetap yang dikeluarkan pembeli pada saat
berganti pemasok. Hal ini memungkinkan perusahaan menetapkan
premi harga yang tahan lama walaupun produknya setara dengan produk
pesaing.
2.4.2 Jebakan Dalam Diferensiasi
Dalam strategi diferensiasi ada sejumlah jebakan yang lazim mengenai
perusahaan yang mengusahakan strategi diferensiasi. Menurut Porter (1993:149)
sebagian besar jebakan ini merupakan akibat tidak lengkapnya pemahaman
tentang landasan yang mendasari diferensiasi atau biayanya. Jebakan-jebakan
1. Keunikan yang tidak ternilai.
Keunikan tidak mengarah ketercapainya diferensiasi kecuali jika keunikan ini
menurunkan biaya pembeli atau meningkatkan kinerja pembeli sebagaimana
terlihat oleh pembeli itu sendiri. Diferensiasi yang paling persuasif
merupakan hal yang berakar pada sumber nilai yang dapat dilihat dan diukur
oleh pembeli atau pada sumber nilai yang sulit diukur dan diisyaratkan secara
ekstensif.
2. Diferensiasi yang terlalu banyak.
Jika perusahaan tidak memahami mekanisme dimana aktivitas mempengaruhi
nilai pembeli atau persepsi pembeli tentang nilai, maka ada kemungkinan
perusahaan ini mencapai diferensiasi yang terlalu berlebihan. Diferensiasi
yang tidak perlu merupakan akibat dari gagalnya perusahaan mendiagnosis
ambang kemampuan kerja atau titik batas manfaat dalam kriteria pembelian
pembeli. Hal ini pada gilirannya berakar pada tiadanya pemahaman mengenai
hubungan antara aktifitas perusahaan dan rantai nilai pembeli.
3. Premi harga yang terlalu tinggi.
Premi harga sebagai hasil diferensiasi merupakan hal yang ditentukan oleh
nilai dan daya tahan diferensiasi itu. Pesaing yang mendiferensiasikan diri
akan ditinggalkan oleh pembeli kalau premi harganya menjadi terlalu tinggi.
Jika perusahaan tidak menjaga biayanya agar tidak terlamapau jauh diatas
biaya para pesaingnya, maka premi harganya bisa melambung diatas tingkat
yang bisa dipertahankan, walaupun diferensiasi perusahaan itu tetap
4. Mengabaikan perlunya mengisyaratkan nilai.
Perusahaan kadang-kadang mengabaikan perlunya mengisyaratkan nilai.
Prusahaan semacam ini mendasarkan strategi diferensiasinya pada kriteria
pemakaian yang terlihat sebagai landasan ‘nyata’ bagi diferensiasi. Namun,
adanya isyarat nilai karena pembeli tidak bersedia atau tidak mampu
sepenuhnya memahami perbedaan diantara para pemasok.
5. Tidak mengetahui biaya diferensiasai.
Diferensiasi tidak akan menciptakan kinerja unggul kecuali jika nilai yang
terlihat pembeli lebih besar dari biayanya. Perusahaan seringkali berasumsi
bahwa diferensiasi mempunyai arti ekonomi. Jadi, perusahaan mengeluarkan
uang lebih banyak bagi diferensiasi daripada yang bisa mereka peroleh
kembali lewat premi harga atau gagal mengeksploitasi cara-cara untuk
menurunkan biaya diferensiasi lewat pemahaman tentang faktor penentu
biaya.
6. Berfokus pada produk, bukan pada seluruh rantai nilai.
Sebagian perusahaan hanya melihat diferensiasi hanya dari segi produk fisik
dan tidak mengeksploitasi peluang untuk mendiferensiasikan diri dalam
segmen lain yang ada pada rantai nilai.
7. Gagal mengenali segmen pembeli.
Kriteria pembelian pembeli dan susunan peringkatnya biasanya berbeda-beda
antara pembeli yang satu dengan pembeli yang lain, sehingga hal ini
menciptkan segmen pembeli. Jika perusahaan tidak mengenali adanya
kebutuhan pembeli sehingga hal ini membuat perusahaan bersangkutan rawan
terhadap strategi fokus.
2.4.3 Langkah-Langkah Dalam Diferensiasi
Menurut Porter (1993:151), secara garis besar langkah-langkah analisis yang
diperlukan untuk menentukan landasan bagi diferensiasi dan menyeleksi strategi
diferensiasi adalah sebagai berikut :
1. Menentukan pembeli sesungguhnya.
2. Mengidentifikasi rantai nilai pembeli dan dampak perusahaan atas rantai nilai
ini.
3. Menentukan susunan peringkat kriteria pembelian pembeli.
4. Menilai sumber keunikan yang sudah ada atau yang mungkin ada dalam rantai
nilai perusahaan.
5. Mengidentifikasi biaya sumber diferensiasi yang sudah ada dan yang potensial
6. Memilih konfigurasi aktivitas nilai yang menciptakan diferensiasi paling
bernilai bagi pembeli relatif terhadap biaya diferensiasi.
7. Menguji daya tahan strategi diferensiasi yang telah dipilih.
8. Menurunkan biaya dalam aktifitas yang tidak mempengaruhi bentuk
diferensiasi yang telah dipilih.
2.5 Kepuasan Konsumen
2.5.1 Pengertian Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan
(2001:24) kepuasan adalah merupakan suatu tanggapan emosional pada evaluasi
terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut
Engel, et.al dalam Tjiptono (2001:24) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.
Dari beberapa definisi kepuasan tersebut menunjukkan bahwa seorang
pelanggan mungkin mengalami berbagai tingkat kepuasan yaitu bilamana kinerja
produk tidak sesuai dengan harapannya setelah dikonsumsi maka konsumen
tersebut merasa tidak puas dan akan merasa kecewa, namun sebaliknya bila
kinerja produk sesuai dengan harapannya maka pelanggan akan merasa amat puas
sehingga diwaktu mendatang akan bergairah untuk mengkonsumsi produk itu
kembali. Secara konseptual kepuasan pelanggan dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2. Konsep Kepuasan Pelanggan
Sumber : Fredy Rangkuti, 2006 : 24, Measuring Customer Satisfaction. Tujuan
perusahaan
Nilai produk bagi Pelanggan
Produk
Tingkat kepuasan pelanggan
Harapan pelanggan terhadap produk
Adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah
(Tjiptono, 2003:102) :
1. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis.
2. Memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang.
3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.
4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut kemulut yang
menguntungkan bagi perusahaan.
5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan.
6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.
Kepuasan pelanggan tidak akan terbentuk apabila harapan pelanggan tidak
terpenuhi. Harapan pelanggan akan mewarnai setiap tindakan keputusan
pembelian yang diambil. Harapan pelanggan akan menjadi dasar keputusannya
ketika dihadapkan pada berbagai alternatif produk yang ditawarkan. Harapan itu
sendiri merupakan manifestasi dari pengalaman masa lalu konsumen, pendapat
teman, informasi dari saudara, informasi dari pemasar dan lain-lain. Oleh karena
itu produsen perlu untuk lebih memposisikan kepuasan konsumen sebagai fokus
utama dengan implementasi tindakan yang memiliki akses pada terciptanya alat
pemuas dengan prestasi yang sesuai. Hal ini disebabkan kesesuaian kinerja
produk yang ditawarkan dengan harapan konsumen akan merasa puas atas
manfaat yang diberikan oleh suatu produk atau jasa akan berimplikasi terhadap
respon konsumen yang berkonotasi pada tindakan pembelian rasional dalam
perusahaan akan sangat bergairah dalam membeli produk tersebut dan pada sisi
lain dia sangat sulit dipengaruhi oleh pesaing lewat stimuli-stimuli pemasarannya.
2.5.2 Atribut-Atribut Pembentuk Kepuasan
Menurut Hawkins dan Lonney dalam Maylina (2003:102), atribut-atribut
pembentuk kepuasan pelanggan dikenal dengan “The Big Eight” yang terdiri dari
1. Value to Price Relationship
Yaitu hubungan antara harga dan nilai produk ditentukan oleh perbedaan
antara nilai yang diterima pelanggan terhadap suatu poduk yang dihasilkan
oleh badan usaha.
2. Product Quality
Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang membentuk
produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah yaitu berupa
manfaat kepada pelanggan.
3. Product Feature
Yaitu merupakan komponen-komponen fisik dari suatu produk yang
menghasilkan manfaat.
4. Reliability
Yaitu merupakan gambaran dari kemampuan suatu produk dari badan usaha
yang dapat diandalkan, sehingga suatu produk yang dihasilkan dapat sesuai
5. Warranty
Yaitu penawaran untuk pengembalian harga pembelian atau mengadaka
perbaikan terhadap produk yang rusak dalam suatu kondisi dimana suatu
produk mengalami kerusakan setelah pembelian.
6. Respone to and Remedy of Problems
Yaitu merupakan sikap dari karyawan di dalam memberikan tanggapan
tehadap keluhan atau membantu pelanggan di dalam mengatasi masalah yang
terjadi.
7. Sales Experience
Yaitu merupakan hubungan semua antar pribadi antara karyawan dengan
pelanggan khususnya dimana hal komunikasi yang berhubungan dengan
pembelian.
8. Convenience of Acquisition
Yaitu merupakan kemudahan yang diberikan oleh badan usaha kepada
pelanggan terhadap produk yang dihasilkan.
2.5.3 Konsep Inti Objek Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Tjiptono (2006:366) ada enam konsep inti mengenai objek
pengukuran kepuasan konsumen, yaitu :
1. Kepuasan konsumen keseluruhan (Overall Customer Satisfaction)
Cara untuk mengukur kepuasan konsumen adalah pertama, langsung menanyakan kepada konsumen seberapa puas mereka dengan produk atau jasa
2. Dimensi kepuasan konsumen
Meminta kepada knsumen untuk menilai produk atau jasa berdasarkan
item-item spesifik seperti kecepatan layanan, fasilitas, keramahan pegawai dan
menentukan dimensi-dimensi yang paling penting dalam kepuasan konsumen.
3. Konfirmasi harapan (Confirmation of Expectation)
Kepuasan tidak diukur langsung namun disimpulkan berdasarkan kesesuaian
antara harapan konsumen dengan kinerja produk perusahaan.
4. Minat pembelian ulang (Repurchase Intent)
Kepuasan diukur secara behavioral dan menanyakan kepada konsumen apakah
akan membeli ulang produk.
5. Kesediaan merekomendasi (Willingness to Recommend)
Kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk kepada teman atau
keluarga.
6. Ketidakpuasan konsumen (Customer Dissatisfaction)
Aspek ketidakpuasan konsumen meliputi : komplain, retur (pengembalian
produk), biaya garansi, produk recall (penarikan produk dari pasar), getok tular negatif, dan defection (konsumen yang beralih ke pesaing).
2.5.4 Metode Pengukur Kepuasan
Menurut Kotler dalam Tjiptono (2001:34) mengidentifikasi empat metode
untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu sebagai berikut :
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented)
menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang digunakan
bisa meliputi kotak saran yang ditempatkan pada tempat-tempat yang
strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon khusus
(customer hot lines) dan lain-lain. 2. Survai kepuasan pelanggan
Perusahaan yang responsif dalam mengukur kepuasan pelanggan dengan
mengadakan survai berkala. Perusahaan mengirimkan daftar pertanyaan
(kuesioner) atau menelepon suatu kelompok acak dari pembeli untuk
mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja perusahaan.
Perusahaan juga menanyakan pendapat pembeli terhadap kinerja pesaingnya.
Sehingga diharapkan melalui metode ini, perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan umpan balik (feed back) secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian kepada konsumen.
3. Ghost shopping
Metode ini dilakukan dengan memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli dari produk perusahaan dan pesaing, kemudian melaporkan mengenai kekuatan
dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman
mereka dalam membeli produk tersebut. Gost shopper juga mengamati cara perusahaan dan pesaing melayani permintaan, menjawab pertanyaan dan
4. Lost customer analysis
Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau telah berpindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
terjadi dan dapat mengambil atau menyempurnakan kebijakan selanjutnya.
2.5.5 Komplain dan Penanganan Keluhan
Menurut Tjiptono (2002:155) komplain yang disampaikan berkenaan
dengan adanya ketidakpuasan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Voice response
Kategori ini meiputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung dan atau
meminta ganti rugi kepada prusahaan yang bersangkutan. Bila pelanggan
melakukan hal ini, maka perusahaan masih mungkin memperoleh beberapa
manfaat. Pertama, pelanggan memberikan kesempatan sekali lagi kepada perusahaan untuk memuaskan mereka. Kedua, risiko publisitas buruk dapat ditekan, baik publisitas dalam bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut,
maupun melalui koran atau media massa. Dan yang tidak kalah pentingnya
adalah yang ketiga, memberikan masukkan mengenai kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki perusahaan.
2. Private response
Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau memberitahu
kolega, teman atau keluarganya mengenai pengalamannya dengan perusahaan
3. Third-party response
Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara hukum,
mengadu lewat media massa surat, atau secara langsung mendatangi lembaga
konsumen, instansi hukum dan sebagainya.
Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah
seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan yang puas. Menurut
Schnaars dalam Tjiptono (2002:166) ada empat aspek penting dalam penanganan
keluhan, yaitu :
1. Empati terhadap pelanggan yang marah.
Dalam menghadapi pelanggan yang emosi atau marah, perusahaan perlu
bersikap empati, karena bila tidak maka situasi akan bertambah runyam.
Untuk itu perlu diluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan dan berusaha
memahami situasi yang dirasakan oleh pelanggan tersebut. Dengan demikian
permasalahan yang dihadapi dapat menjadi jelas sehingga pemecahan yang
optimal dapat diupayakan bersama.
2. Kecepatan dalam penanganan keluhan.
Kecepatan merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan keluhan.
Apabila keluhan pelanggan tidak segera ditanggapi, maka rasa tidak puas
terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi.
Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani dengan cepat, maka kemungkinan
pelanggan tersebut menjadi puas. Apabila pelanggan puas dengan cara
penanganan keluhannya, maka besar kemungkinan ia akan menjadi pelanggan
3. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan.
Perusahaan harus memperhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya dan
kinerja jangka panjang. Hasil yang diharapkan tentunya adalah situasi win-win(realistis, fair dan proporsional), dimana pelanggan dan perushaan sama-sama diuntungkan.
4. Kemudahan bagi pelanggan untuk menghubungi perusahaan.
Hal ini sangat penting bagi pelanggan untuk menyampaikan komentar, saran,
kritik, pertanyaan dan keluhannya. Bila perlu perusahaan menyediakan jalur
atau saluran telepon khusus (hot line service) untuk menampung keluhan pelanggan atau memanfaatkan E-mail di jaringan internet.
2.6 Kerangka Berpikir
Harapan setiap perusahaan pastinya ingin meraih pangsa pasar yang tinggi
untuk setiap produknya yang dilempar kepasaran. Berbagai strategi diciptakan dan
diaplikasikan untuk dapat merebut market share. Strategi diferensiasi produk diwujudkan untuk menciptakn produk yang berbeda dari para pesaing dan untuk
menciptakan kepuasan kepada para pesaingnya.
Pada dasarnya strategi diferensiasi menurut Ferdinand (2000:26) dibedakan
menjadi empat, yaitu : pertama, diferensiasi berbasis fungsi produk. Kedua,
diferensiasi berbasis bentuk produk. Ketiga, diferensiasi berbasis atribut-atribut subyektif dan yang ke empat, diferensiasi berbasis keunggulan alamiah. Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penggunaan diferensiasi berbasis fungsi produk,
digunakan sebagai variabel penelitian. Diferensiasi berbasis keunggulan alamiah
tidak digunakan sebagai variabel penelitian karena diferensiasi jenis ini biasanya
disebabkan oleh adanya keunggulan alamiah oleh suatu lokasi tertentu, misalnya
pada sebuah objek wisata yang memiliki keindahan pemandangan pada objeknya.
Diferensiasi produk yang diciptakan prusahaan harus dapat menciptakan
keunikan, keunggulan dan berbeda dengan produk pesaing. Apabila hal ini
terwujud maka akan dapat menciptakan kepuasan konsumen dan pada akhirnya
bermuara pada terciptanya loyalitas konsumen pada satu merek produk tertentu.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka kerangka pemikiran pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Sumber : Ferdinand (2000), Mac Grath (1997), Clarke (1994), Song dan Parry (1997) dalam Nooryana (2005)
Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran
Kepuasan Konsumen (Y)
2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya
(Sudjana, 2002:219). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada pengaruh diferensiasi berbasis fungsi produk terhadap kepuasan
konsumen pengguna motor Honda
H2 : Ada pengaruh diferensiasi berbasis bentuk produk terhadap kepuasan
konsumen pengguna motor Honda
H3 : Ada pengaruh diferensiasi berbasis atribut subjektif terhadap kepuasan
konsumen pengguna motor Honda.
H4 : Ada pengaruh diferensiasi berbasis fungsi produk, bentuk produk dan
diferensiasi berbasias atribut subjektif terhadap kepuasan konsumen
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, 1999:115), sedangkan menurut
Sugiyono (2005:55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Universitas
Negeri Semarang yang menggunakan produk motor Honda. Oleh karena itu,
populasi tak terbatas karena tidak diketahui secara pasti jumlah sebenarnya dari
mahasiswa yang menggunakan produk motor Honda.
3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,
2002:109). Teknik pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik
accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2005:60).
Dalam penelitian ini karena jumlah populasi tidak diketahui maka jumlah
sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Rao Purba (Rini Isrofiyah,
Z = tingkat keyakinan dalam penentuan sampel, dalam
penelitian ini ditetapkan 95% (Z=1,96)
Moe = margin of error atau kesalahan maksimal yang bisa ditoleransi, dalam penelitian ini ditetapkan 10%
Kesalahan maksimal yang bisa ditoleransi dalam penelitian ini ditetapkan
10% berdasarkan kesalahan maksimal yang bisa ditoleransi untuk pengambilan
sampel antara 5%-15%. Dari perhitungan diperoleh :
n (dibulatkan menjadi 96)
Pada penelitian ini, peneliti mengambil 96 responden sebagai sampel yang
akan diteliti.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian beserta indikatornya dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Variabel Independent (X)
a. Strategi diferensiasi berbasis fungsi produk (X1)
Adalah strategi diferensiasi yang dilakukan perusahaan dengan cara
memperluas fungsi produk yang ditawarkan.
1) Kecanggihan produk.
2) Kemudahan dalam pemakaian.
3) Fitur tambahan.
b. Strategi diferensiasi berbasis bentuk produk (X2)
Adalah strategi diferensiasi yang dilakukan perusahaan dengan cara
menciptakan bentuk atau desain baru bagi produk yang ditawarkan.
Variabel ini diukur dari :
1) Desain produk.
2) Tampilan produk
c. Strategi diferensiasi berbasis atribut subjektif (X3).
Adalah strategi diferensiasi yang dilakukan perusahaan dengan cara
mengembangkan atribut subjektif pada produk untuk meluluhkan
perasaan pelanggan.
Variabel ini diukur dari :
1) Periklanan.
2) Promosi penjualan.
3) Publisitas.
2. Variabel dependent (Y), yaitu Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja suatu produk dengan apa yang diharapkan.
Variabel ini diukur dari :
a. Konfirmasi harapan.
c. Kesediaan merekomendasikan.
d. Ketidakpuasan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Husein
Umar, 2002:130). Data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik komunikasi
dengan menggunakan angket (kuesioner) yaitu memberikan daftar pertanyaan
yang berkaitan dengan penelitian kepada 100 responden pengguna motor Honda.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan membaca berbagi
literatur yang berkaitan dengan objek penelitian.
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner pilihan ganda dengan 4 (empat)
jawaban, dimana masing-masing jawaban akan diberi skor sebagi berikut :
1. Jawaban A dengan skor 4
2. Jawaban B dengan skor 3
3. Jawaban C dengan skor 2
4. Jawaban D dengan skor 1
3.5 Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Suatu instrumen yang yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah sampel yang diuji coba. Pada penampilan output SPSS
pada Cronbach Alpha pada kolom corrected item-total corelation, jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilainya positif maka butir atau pertanyaan atau indikator
tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005:45). Pengukuran validitas instrumen
penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden. Hasil perhitungan validitas dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Angket Diferensiasi Berbasis Fungsi Produk
No. rhitung rtabel Keterangan
1 0,466 0,361 Valid
2 0,767 0,361 Valid
3 0,791 0,361 Valid
4 0,553 0,361 Valid
5 0,466 0,361 Valid
6 0,467 0,361 Valid
7 0,747 0,361 Valid
8 0,789 0,361 Valid
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Angket Diferensiasi Berbasis Bentuk Produk
No. rhitung rtabel Kerterangan
9 0,498 0,361 Valid
10 0,735 0,361 Valid
11 0,606 0,361 Valid
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Angket Diferensiasi Berbasis Atribut Subjektif
No. rhitung rtabel Keterangan
13 0,460 0,361 Valid
14 0,712 0,361 Valid
15 0,534 0,361 Valid
16 0,577 0,361 Valid
17 0,561 0,361 Valid
18 0,772 0,361 Valid
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Angket Kepuasan Konsumen
No. rhitung rtabel Keterangan
19 0,724 0,361 Valid
20 0,800 0,361 Valid
21 0,427 0,361 Valid
22 0,787 0,361 Valid
23 0,086 0,361 Tidak Valid
24 0,472 0,361 Valid
25 0,468 0,361 Valid
26 0,764 0,361 Valid
27 0,544 0,361 Valid
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa harga rhitung dari 27 butir
pertanyaan yang terbagi dalan empat variabel penelitian yang diuji cobakan
tersebut hasilnya 26 butir pertanyaan didapat rhitung > rtabel = 0,361 untuk α = 5%
dengan n = 30 dan ada satu butir pertanyaan yaitu pertanyaan butir ke-23
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terdiri dari 26
butir pertanyaan.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Suharsimi, 2002:154).
Pada penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha yang didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for windows relase 12. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Nunally, 1967 dalam Ghozali, 2005: 42).
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Angket
No. Variabel Cronbach alpha Kriteria Nunally (1967) Keterangan
1 X1 0,870 0,60 reliabel
2 X2 0,824 0,60 reliabel
3 X3 0,825 0,60 reliabel
4 Y 0,864 0,60 reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha diperoleh
koefisien reliabilitas untuk variabel diferensiasi berbasis fungsi produk sebesar
0,870, variabel diferensiasi berbasis bentuk produk sebesar 0,824, variabel
diferensiasi berbasis atribut subjektif sebesar 0,825 dan variabel kepuasan
lebih besar dari 0,60, maka dapat dinyatakan bahwa angket penelitian tersebut
reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah anlisis Regresi
Linier Berganda dengan tiga prediktor, karena terdiri dari tiga variabel independen
(X1, X2 dan X3) dan satu variabel dependen (Y).
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antar
variabel yaitu diferensiasi berbasis fungsi produk (X1), diferensiasi berbasis
bentuk produk (X2), diferensiasi berbasis atribut subjektif (X3) terhadap kepuasan
konsumen pengguna motor Honda (Y).
Menurut Sudjana (2002:347) rumus regresi liner berganda adalah sebagai
berikut :
k kX
a x
a X a a
Y = 0 + 1 1 + 2 2 +...+
Persamaan regresi berganda dengan tiga prediktor dapat ditulis dengan
rumus sebagai berikut :
Y =a+a1X1 +a2X2 +a3X3
Dimana :
a = bilangan konstan
a1 = koefisien regresi untuk diferensiasi fungsi produk
a2 = koefisien regresi untuk diferensiasi bentuk produk
a3 = koefisien regresi untuk diferensiasi berbasis atribut subjektif
X1 = diferensiasi berbasis fungsi produk
X3 = diferensiasi berbasis atribut subjektif
Y = kepuasan konsumen
3.6.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial adalah uji yang digunakan untuk menguji kemampuan koefisien
parsial. Dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS for windows relase 12 yaitu dengan membandingkan antara signifikansi hitung masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan cara membandingkan antara nilai p value <
0,05. Apabila perhitungan p value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.6.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen.
Melalui alat bantu statistik SPSS for windows relase 12 dengan membandingkan antara nilai p value < 0,05, artinya perhitungan p value < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima dan variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Selain melakukan pembuktian dengan uji F dan uji t, dalam uji regresi linier
berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R²) yang digunakan
untuk mengukur kebenaran penggunaan model analisis regresi. Jika nilai R²
mendekati angka 1 maka variabel bebas semakin dekat hubungannya dengan
variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut bisa
mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik
turunnya variabel Y yang biasanya dapat dinyatakan pula dalam persentase.
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang
digunakan untuk analisis dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak,
dalam evaluasi ekonometri digunakan :
1. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menentukan apakah variabel
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas didapat dari
grafik normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005:110).
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna
(mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Hal ini
merupakan masalah yang sering muncul dalam ekonomi. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi adanya
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari residu pengamatan ke pengamatan lain berbeda berarti ada
gejala heterokedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi adanya
heterokedastisitas, dan cara untuk mengetahuinya menggunakan Scatter plot. Apabila titik-titinya menyebar diatas dan dibawah angka nol dan tidak
membentuk pola tertentu maka model regresi bebas dari masalah
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Responden
Untuk menganalisis pengaruh diferensiasi produk terhadap kepuasan
konsumen pengguna motor Honda, peneliti melakukan survei terhadap 96
mahasiswa Universitas Negeri Semarang diseluruh fakultas. Dalam penelitian ini
akan disajikan gambaran umum responden dengan memperhatikan beberapa data
responden seperti fakultas dan jenis kelamin.
4.1.1.1 Responden Berdasarkan Fakultas
Karakteristik responden penelitian yang ditinjau dari fakultasnya disajikan
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Fakultas Responden
No. Fakultas Frekuensi Persentase
1
Fakultas Bahasa dan Sastra
Fakultas Ilmu Sosial
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Teknik