• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Berbasis Model 7p (Study Kasus Pada Hospital Regional Oe-Cusse) T2 912011902 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Berbasis Model 7p (Study Kasus Pada Hospital Regional Oe-Cusse) T2 912011902 BAB V"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

56 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Perencanaan sumber daya manusia sangat penting dalam suatu

organisasi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penyediaan

sumber daya manusia sesuai kebutuhan organisasi. Dalam proses

perencanaan organisasi pihak Hospital Regional Oe-Cusse (kepala

rumah saki) melibatkan seluruh anggota organisasi (karyawan),

melalui rapat untuk mendapat informasi tentang perkembangan,

hambatan dalam menjalankan tugas mereka. Anggaran juga

merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu organisasi

untuk mencapai tujuannya, dalam kenyataan dilapangan Hospital

Regional Oe-Cusse mengalami kendala dalam penganggaran dalam

rangka memfasilitasi semua program kerja yang telah ditetapkan

dalam perencanaan. Pelaksanaan program atau implementasi

program kerja yang telah ditetapkan melalui perencanaan tidak

selamanya akan dilaksanakan secara bersamaan atau serentak,

Hospital Regional Oe-Cusse dalam proses implementasinya

dilakukan secara bertahap sesuai dengan kinerja organisasi yang

dimiliki. Disamping itu, untuk mengingatkan kembali tentang

semua program kerja yang sudah, sedang dan atau belum

dilaksanakan Hospital Regional Oe-Cusse memiliki dokumen dan

dijadikan sebagai informasi yang penting bagi organisasi. Dalam

rangka untuk mendukung semua kegiatan organisasi tentunya

harus didukung dengan biaya atau anggaran. Begitupun

sebaliknya, apabila sebuah organisasi mengalami kendala dalam

hal biaya atau anggaran maka akan berdampak pada sebagian

program kerja tidak dapat terlaksana.

(2)

57

Hospital Regional Oe-Cusse dalam melakukan perekrutan

karyawan harus lebih lihai dalam merekrut karyawan (anggota

organisasi).

Dalam konteks Timor Leste yang memiliki kompetensi dalam

perekrutan adalah bagian biro kepegawaian sesuai dengan

peraturan pemerintah No. 44/2011 yang melakukan publikasi,

sesuai dengan permintaan dari pihak rumah sakit. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan informasi bagi para para pelamar

untuk memahami kriteria yang harus dipenuhi dan posisi yang

ditawarkan oleh pihak organisasi serta menghindari terjadinya

kegiatan kolusi dan nepotisme yang terjadi dalam setiap lembaga

pemerintahan. Di dalam publikasi juga memuat berbabagi kriteria

yang harus dipenuhi oleh seorang pelamar kerja seperti

kemampuan atau skill sesuai posisi yang ditawarkan oleh pihak

organisasi.

3. Pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi sudah

merupakan kebutuhan dikarenakan tuntutan dinamika

lingkungan, perkembangan teknologi maupun persaingan bisnis

yang terus berjalan. Mengingat pentingnya pengembangan sumber

daya manusia organisasi maka Hospital Regional Oe-Cusse

memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk melanjutkan

pendidikan sesuai dengan specialisasi mereka. Pelatihan atau

training merupakan salah satu metode dalam pengembangan

sumber daya manusia yang perlu dilakukan oleh setiap organisasi,

namun dalam kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa Hospital

Regional Oe-Cusse mengalami kendala untuk melibatkan karyawan

dalam mengikuti pelatihan. Hal ini disebabkan karena oleh

beberapa faktor seperti biaya dan faktor geografis. Diharapkan

pihak rumah sakit untuk dapat memperhatikan hal tersebut,

karena akan berdampak pada kinerja organisasi (rumah sakit).

4. Budaya organisasi merupakan sesuatu yang sangat identik, untuk

dapat membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya,

(3)

58

organisasi tersebut seperti bangunan fisik, namun semuanya itu

dapat ditiru oleh organisasi lain. Satu hal yang sulit untuk dapat

ditiru oleh organiasasi lain adalah culture atau budaya yang

melekat pada suatu organisasi yaitu merupakan suatu kebiasan

yang digunakan dalam kehidupan berorganisasi. Budaya

organisasi biasanya terlihat melalui peraturan yang berlaku dalam

organisasi itu. Oleh karena pentingnya budaya organisasi maka

Hospital Regional Oe-Cusse membangun kebudayaan organisasi

melalui peraturan yang mengikat seluruh anggota organisasi yang

di dalamnya memuat norma-norma selayaknya hidup

berorganisasi.

Standar Operasional Prosedur (SOP) juga merupakan salah satu

bagian dari budaya organisasi dimana, SOP ini memuat berbagai

standar-standar tersendiri yang biasa digunakan untuk

membedakan dengan organisasi lain. Namun hal ini tidak dapat

dilakukan oleh pihak Hospital Regional Oe-Cusse yang disebabkan

oleh beberapa faktor seperti, minimnya sumber daya manusia,

keterbatasan fasilitas serta tidak adanya sumber pembiayaan. 5. Untuk mendapat karyawan seperti yang diharapkan, suatu

organisasi harus melakukan penempatan karyawan yang tepat agar

dapat berkerja dengan baik. Penempatan tenaga kerja adalah

proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang

dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta

mampu mempertanggungjawabkan segala resiko yang terjadi atas

tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawab.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pihak Hospital Regional

Oe-Cusse menempatkan orang (karyawan) berdasarkan job the

scription (jenis pekerjaan) tingkat pendidikan, dan keahlian yang

dimiliki oleh karyawan (anggota organisasi). Sebelum

diberlakukannya peraturan pemerintah No. 44/2011, tentang

pemusatan perekrutan pegawai yang dilakukan oleh biro

(4)

59

pada penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan profesi atau

skiil yang dimiliki karyawan.

6. Dalam menjalankan roda organisasi, manusia merupakan unsur

yang terpenting dibandingkan dengan alat lainnya, seperti modal,

sarana kerja, mesin-mesin, perangkat lunak dan lain sebagainya.

Mengingat bahwa unsur manusia merupakan unsur yang

terpenting, maka pemeliharaan hubungan dengan karyawan

dengan pemberian insentif atau gaji berdasarkan level atau posisi

dalam struktur organisasi. Disisi lain, Hospital Regional Oe-Cusse

belum memperhatikan kesejahteraan karyawan serta pemberian

penghargaan kepada mereka yang memberikan kontribusi kepada

organisasi seperti over time. Hal ini akan berdampak adanya

turnover oleh karyawan.

7. Pensiunan merupakan tahap dimana seseorang (karyawan) sudah

memasuki usia tidak produktif. Hospital Regional Oe-Cusse sampai

saat ini belum mengimplementasikan program pensiunan bagi

mereka yang sudah memasuki usia lanjut (tidak produktif). Belum

terlaksananya program pensiunan bagi para pegawai negeri di

Timor Leste hal ini disebabkan karena undang-undang yang

mengatur tentang pensiunan masih dalam draf dan belum

diimplementasikan. Pada dasarnya program pensiunan bagi setiap

anggota organisasi sangat penting, dimana pensiunan ini dianggap

sebagai salah satu bentuk penghargaan serta jaminan kepada

seseorang selama bekerja dan memberikan kontribusinya pada

sebuah organisasi.

5.2. Implikasi

5.2.1. Implikasi Teori

Penelitian sebelumnya oleh Abdurahman (2012), yang melakukan

penelitian pada Rumah Sakit Daerah Cut Meutia, Aceh Utara yang

menganalisis sumber daya manusia pada bidang Rekam Medik dengan

(5)

60

Hasil penelitian manajemen sumber daya manusia terdiri dari; (a)

tenaga kesehatan medis (dokter), paramedik (perawat) dan para medis non

keperawatan yang meliputi; apoteker, analisis kesehatan , asisten apoteker,

ahli gizi, fisioterapis, radiographer, perekam medis (b) tenaga non

kesehatan yang meliputi bagian keuangan, administrasi, personalia dan

lain-lain (Siti, 2009). Mengingat sumber daya manusia pada rumah sakit

yang begitu kompleks, oleh karena itu perlu kelihaian dalam mengelola

sumber daya manusia. Salah satu model yang digunakan dalam

pengelolaan sumber daya manusia dalam rumah sakit adalah dengan

menggunakan metode atau model 7P (perencanaan, penerimaan,

pengembangan, pembudayaan, pendayagunaan, pemeliharaan dan

pensiunan). Tujuan penggunaan model 7P pada rumah sakit adalah

sebagai salah satu metode bagaimana organisasi (rumah Sakit) dapat

mengelola sumber daya manusianya sehingga dapat memberikan kontribusi

pada organisasi tersebut.

5.2.2. Implikasi Terapan

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa hal yang patut

diperhatikan oleh pihak Hospital Regional Oe-Cusse dalam mengelola

sumber daya manusia yang merupakan asset terpenting dalam

mensukseskan keberhasilan program kerja yang telah ditetapkan. Adapun

beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak Hospital Regional

Oe-Cusse dalam mengelolah sumber daya manusia seperti; (1) perlu adanya

biaya (anggaran) yang cukup untuk dapat memfasilitasi pelaksanaan

kegiatan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. (2) Pengembangan

kapasitas anggota organisasi (karyawan) sangat bermanfaat, oleh karena itu

diharapkan Hospital Regional Oe-Cusse dapat memberikan kesempatan

kepada setiap anggota organisasi (karyawan) untuk mengikuti pelatihan

(training) sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan profesi

masing-masing, (3) perlu adanya Standar Operasional Prosedur, yang juga

merupakan instrument yang memuat tentang proses dan prosedur suatu

kegiatan yang bersifat efektif dan efisien berdasarkan suatu standar yang

(6)

61

memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja dapat terkendali

dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (4) anggota

organisasi (karyawan) merupakan faktor penentu dalam menentukan

berhasil tidaknya suatu organisasi, dengan demikian perlu adanya

peningkatan kesejahteraan bagi anggota (karyawan), serta adanya

pemberian reword kepada anggota organisasi yang berhasil. Hal ini

dimaksudkan mempertahankan karyawan untuk tetap memberikan

kontribusi pada organisasi serta menghindari terjadinya turnover. Untuk

dapat mengatasi beberapa permasalahan diatas, maka sangat diharapkan

untuk dapat menerapkan model 7P sebagai salah model dalam mengelola

sumber daya manusia di Hospital Regional Oe-Cusse.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ini masih memiliki

beberapa kelemahan yang disebabkan keterbatasan dalam penelitian.

Keterbatasan-keterbatasan yang dimaksud antara lain:

1. Keterbatasan waktu dan biaya dalam melakukan penelitian.

2. Kurangnya informasi yang valid, hal ini disebakan karena dalam

penelitian ini peneliti hanya memilih beberapa responden (kepala

rumah sakit, dokter, HRD, dan perawat atau bidan) yang dijadikan

sebagai informen.

5.4. Penelitian Selanjutnya

Mengingat penelitian ini hanya fokus pada pengelolaan atau

management sumber daya manusia pada rumah sakit berbasis model 7P,

dengan demikian peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat

menguji kembali dengan menambah variabel-variabel lain yang belum

digunakan dalam penelitian ini. Disamping itu, perlu memberikan

penjelasan yang lebih rinci kepada setiap responden (informen) sehingga

tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti dengan responden

Referensi

Dokumen terkait

Gayatri, & Mustanda (2014) dalam penelitiannya berjudul pengaruh struktur modal, keputusan investasi dan kebijakan dividen juga menyatakan bahwa Hasil

Jika dikaitkan dengan konflik antarwarga suku Sasak di Lombok Tengah, maka wartawan Lombok Post dapat melihat peristiwa konflik ini dari sudut pandang yang berbeda, begitu pula

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam studi ini adalah apakah ada pengaruh kredit informal terhadap

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Hal tersebut tercermin dari data yang telah dipaparkan sebelumnya dimana jumlah pelaku usaha pada industri pakaian jadi yang ada di Kota Semarang, khususnya untuk

Beberapa contoh sistem dinamik antara lain sistem mekanik, sistem listrik, sistem fluida sistem termal serta kombinasi dari sistem – sistem tersebut.. Beberapa contoh

pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.Penilaian autentik lebih mengukur keseluruhan hasil belajar peserta didik karena penilaian ini menilai

Kasus penarikan Tylenol oleh Johnson & Johnson dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan konsumen di atas segalanga, termasuk