• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ORNAMEN GAYO DENGAN TEKNIK MELUKIS DI ATAS KACA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MELUKIS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BLANGKEJEREN KABUPATEN GAYO LUES TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN ORNAMEN GAYO DENGAN TEKNIK MELUKIS DI ATAS KACA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MELUKIS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BLANGKEJEREN KABUPATEN GAYO LUES TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ORNAMEN GAYO DENGAN TEKNIK MELUKIS

DI ATAS KACA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

MELUKIS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

BLANGKEJEREN KABUPATEN GAYO LUES

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RANTASMI

NIM. 2113351022

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Rantasmi, NIM 2113351022. “ Penerapan Ornamen Gayo Dengan Teknik Melukis di Atas Kaca Untuk Meningkatkan Kreativitas Melukis Siswa Kelas XI SMA Negeri I Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini meninjau tentang ornamen Gayo dengan teknik melukis di atas kaca untuk meningkatkan kreativitas melukis siswa Kelas XI SMA Negeri I Blangkejeren .

Populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Blangkejeren terdiri dari 6 kelas dengan jumlah rata-rata 30 siswa perkelas. Jadi jumlah siswa keseluruhannya adalah 180 orang dari 6 kelas.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling (Acak kelas) sehingga dapat satu kelas yaitu kelas XI IPS 3 yang berjumlah 32 siswa.

Teknik pengumpulan data melalui instrumen penelitian, observasi dan dokumentasi penilaian. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskripsi dan diwujudkan dalam bentuk tabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian melukis siswa dapat mengetahui kreativitas siswa, nilai rata-rata siswa 82,09 dari 32 siswa dengan berdistribusi normal.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya yang senantiasa melindungi, menyertai dalam setiap langkah sehingga

terselesaikan penulisan Skripsi ini yang berjudul “Penerapan Teknik

Melukis di Atas Kaca Untuk Meningkatkan Kemampuan Melukis

Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Blangkejeren Kabupaten

Gayo Lues”

. Shalawat berangkaikan salam atas junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita semua mendapat syafaatnya di akhir kelak.

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan

perkuliahan pada program S-1 di Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa

bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

 Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M. Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Mesra, M. Sn. Ketua Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Mangatas, M. Sn. Dosen Pembimbing Skripsi.  Drs. Azmi, M. Si. Dosen Pembimbing Akademik.

 Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staf Jurusan Seni Rupa serta pegawai administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.  Ayahanda (Talib) dan ibunda (Samadiah) yang telah memberikan doa,

dukungan dan motivasi kepada penulis. Penulis persembahkan segalanya

untuk beliau, sebagai makna dari pengorbanan dan doa dalam setiap sujud

panjang, dan tidak lupa pula kakanda (Sawiyah), (Cut Amanda Kumalam

Sari, S.Pd.I), abangda ( Armada, S.Pd), (syaiful), dan sofani marwa S.Pd yang

telah banyak memberikan semangat maupun dukungan baik material dan doa

(8)

iii

 Teman-teman seperjuangan stambuk 2011 kelas A, B, dan C, dan semua mahasiswa studi khusus Seni Lukis yang tak bisa disebutkan satu persatu,

thanks atas ilmu yang kalian bagi ketika bersama-sama.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas

dukungan serta bantuan tersebut dan semoga kita semua selalu dalam keadaan

sehat wal afiat. Amin..

Medan, Oktober 2016 Penulis,

Rantasmi

(9)

iv

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian... 7

G. Defenisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kerangka Teoritis.. ... 10

B. Penerapan Ornamen ... 10

C. Kemampuan melukis.. ... 12

D. Kreativitas Seni Lukis ... 14

E. Unsur-unsur Seni Lukis.. ... 18

1. Titik ... 18

1. Teknik dan Tahapan pembuatan Lukis di Atas Kaca.. ... 24

2. Material Alat dalam Melukis di Atas Kaca.. ... 25

a) Cat Minyak ... 26

(10)

v

c) Kuas ... 28

d) Pensil ... 28

e) Kaca ... 29

G. Penelitian Yang Relevan.. ... 29

H. Kerangka Konseptual.. ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 32

B. Populasi dan Sampel.. ... 33

C. Defenisi Operasional Variabel.. ... 33

D. Metede penelitian.. ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 37

A. Deskripsi penelitian.. ... 37

B. Hasil Penelitian. ... 38

C. Pembahasan Hasil Penelitian. ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 64

A. Kesimpulan. ... 64

B. Saran – Saran... 66

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Waktu Penelitian ... 32

Tabel 3.2. Kriteria Hasil Melukis di Atas kaca.. ... 36

Tabel 3.3. Skor Penilaian.. ... 36

Tabel 4.1. Nilai Siswa Kelas XI IPS 3. ... 37

Tabel 4.2. Bentuk-Bentuk Ornamen Dalam Melukis di Atas Kaca ... 56

(12)

vii

Gambar 4.1. karya ernawati. ... 38

Gambar 4.2. karya budi ... 39

Gambar 4.3. Karya Dedi Irwansyah ... 39

Gambar 4.4. Karya Hardiyanti Yemelda We Guna ... 40

Gambar 4.5. Karya Ilham Dinna Pratama ... 40

Gambar 4.6. Karya Ilham Mulyadi ... 41

Gambar 4.7. Karya Wahyuni Fitri... 41

Gambar 4.8. Karya Anggraini Melda pertiwi ... 42

Gambar 4.9. Karya Marlina ... 43

Gambar 4.10. Karya Selvira Wulandari ... 43

Gambar 4.11. Karya Seri Marini ... 44

Gambar 4.12. Karya Susilawati ... 44

Gambar 4.13. Karya Hamdhallah Srius ... 45

Gambar 4.14. Karya Hendra ... 45

Gambar 4.15. Karya Khairul Azmi ... 46

Gambar 4.16. Karya Mahyudin ... 46

Gambar 4.17. Karya Masumpen ... 47

Gambar 4.18. Karya Risky Abadi ... 47

(13)

viii

Gambar 4.20. Karya Erwin Syahputra ... 48

Gambar 4.21. Karya Herizal Ramadan ... 49

Gambar 4.22. Karya Khairuddin ... 49

Gambar 4.23. Karya Pratiwi Meilany Manday ... 50

Gambar 4.24. Karya Rijal ... 50

Gambar 4.25. Karya Sapli Yandy ... 51

Gambar 4.26. Karya Dahlia Wansurni ... 51

Gambar 4.27. Karya Gusti Firnanda ... 52

Gambar 4.28. Karya Samsul Bahri ... 52

Gambar 4.29. Karya Suka Hati ... 53

Gambar 4.30. Karya Farida Yusni ... 54

Gambar 4.31. Karya Putri Maya Sapriani ... 54

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku

yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan,

tradisi dan adat istiadat yang berbeda dan beraneka ragam. Hal inilah yang

menjadikan kekayaan tradisi bangsa salah satunya suku Gayo.

Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

tertentu. Masing-masing daerah (wilayah) tersebut yang memiliki keragaman dan

kekayaan budaya. Termasuk pula rumah adat yang terdapat di Provinsi Nangroe

Aceh Darussalam (NAD). Salah satu dari sekian banyak rumah adat yang ada di

Provinsi NAD adalah rumah adat suku Gayo.

Daerah asal kediaman orang Gayo itu biasa dinamakan Dataran Tinggi

Gayo, dan mereka biasa menyebutnya dengan Tanoh Gayo. Kini daerah tersebut

menjadi bagian dari wilayah beberapa kabupaten, yakni: (a) seluruh wilayah

Kabupaten Aceh Tengah; (b) sebahagian dari wilayah Kabupaten Aceh Tenggara;

dan (c) sebahagian kecil dari wilayah Kabupaten Aceh Timur serta (d) seluruh

wilayah Kabupaten Gayo Lues.

Seluruh wilayah Tanah Gayo ini disatukan oleh sederetan gunung dan

bukit dalam rangkaian Bukit Barisan. Di samping itu, juga disatukan oleh budaya

nenek moyangnya yang diwarisi secara turun temurun. Akan tetapi, mereka

dipisahkan oleh tiadanya sarana penghubung dari waktu yang cukup lama.

(15)

2

Kelompok-kelompok masyarakat yang berada dalam wilayah kabupaten

tersebut di atas kebetulan bisa juga disebut sebagai suku Gayo. Masing-masing

bernama Gayo Lut, Gayo Lues dan Gayo Serbejadi. Ketiga sub suku ini adalah

penutur tiga logat (dialek) dari bahasa Gayo, dan nama logat itu sama dengan

nama sub kelompok tersebut di atas. Terwujudnya tiga sub kelompok ini

disebabkan antara lain oleh lingkungan alam, yang dalam rentang waktu yang

lama tidak ada prasarana perhubungan dan prasarana komunikasi, sehingga

mereka sulit mengembangkan interaksi dan hubungan. Inilah salah satu sebab

sehingga menimbulkan variasi budaya termasuk logat bahasa ucap. Keadaan alam

dan keterbatasan prasarana komunikasi masih tampak sampai pada masa-masa

terakhir ini.

Istilah ornamen dalam arti terbatas mengandung unsur-unsur dari hiasan

yang diubah atau dikembangkan dari motif daun-daun alam, bentuk geometris dan

bentuk-bentuk binatang. Dalam kesenian primitif, kepandaian hias-menghias

sering lebih dipentingkan dari pada cara-cara berkesenian. Penggunaan ornamen

pada suatu benda atau bidang, tidak semata-mata untuk menampilkan bentuk yang

lebih indah dari bentuk atau benda aslinya, tetapi kadang-kadang lebih dari itu,

yakni ingin mewujudkan atau mengutarakan maksud-maksud tertentu kepada

orang lain. Bentuk ungkapan-ungkapan itu digambarkan lewat motif-motif

tertentu yang mempunyai makna sebagai simbol akan kesucian, kerinduan,

pengorbanan, status atau penghormatan kepada leluhur dan lain-lain. Oleh karena

itu benda-benda yang dihias bermakna simbolis, dan ditempatkan tidak pada

(16)

3

Kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia

dengan belajar.

Lukisan kaca merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam

kebudayaan. Kebudayaan sendiri merupakan totalitas dari pengalaman manusia.

Menurut Bohanna dan Glazer (1988),

Kebudayaan atau peradaban diambil dalam pengertian etnografi yang luas

adalah keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, moral,

hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang dimiliki oleh manusia

sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan sendiri tidak bersifat statis, karena

berbagai factor yang berasal dari internal maupun eksternal, kebudayaan menjadi

bersifat dinamis dan tidak terlepas dari perubahan-perubahan.

Lukisan merupakan hasil dari kebudayaan yang telah mengalami

perubahan dalam perkembangan selama bertahun-tahun. Pada awalanya lukisan

diproduksi tidak dengan secara massal dan kebanyakan digunakan dengan

kepercayaan religi-magis. Umumnya pada pelajaran seni budaya khususnya pada

pelajaran melukis biasanya memakai media kanvas, untuk cat minyak dan media

kertas untuk melukis dengan teknik cat air.

Setelah diperhatikan ada kejenuhan pada siswa dalam pelajaran seni

budaya. Siswa di SMA negeri 1 Blangkejeren jarang sekali melakukan pratek,

karena setiap mata pelajaran seni budaya siswa hanya melakukan teori, tanpa

(17)

4

Di Blangkejeren tempat penulis berdomisili, Sangatlah susah mendapatkan

kanvas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam praktek pada mata

pelajaran seni budaya di SMA Blangkejeren. Sehingga susah pula untuk

mendapatkan cat yang khusus untuk melukis di atas kanvas, yang membuat guru

jarang sekali menyuruh siswanya untuk melakukan praktek. Siswa juga tidak

pernah mengikuti aktivitas perlombaan melukis dan juga mewarnai, jadi

kemampuan siswa tidak mencapai maksimal dalam mata pelajaran seni budaya.

Melukis di atas kanvas sebenarnya membutuhkan waktu yang sangat lama,

sedangkan mata pelajaran seni budaya hanya menggunakan waktu dua les pada

jam pelajaran sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas yang dikasih

sama guru dalam waktu yang singkat, begitu juga dengan tugas-tugas yang lain

dalam mata pelajaran seni budaya tidak harus dalam bidang melukis di atas

kanvas, media untuk melukis adalah bidang datar. Pewarna atau pigmen

dipergunakan sebagai media untuk memvisualkan objek pada bidang datar.

Terinspirasi dari kesenian lukisan kaca dari Cirebon penulis mencoba

memakai media kaca. Dengan harapan media alternatif dan dapat merangsang

kreativitas melukis siswa dengan penerapan ornamen Gayo dengan teknik melukis

di atas kaca.

Untuk mendapatkan kaca sangat mudah apalagi kaca sisa limbah bangunan

sangat banyak ditemukan disekitar sekolah, dan itu bisa dimanfaatkan untuk

berkarya. Melukis kaca tidak harus menggunakan cat khusus seperti

vitrea, pebeo, dan crystalline. Melukis kaca bisa menggunakan semua cat minyak

(18)

5

Biasanya seumuran siswa sangat suka bermain cat dan permukaan kaca

yang licin memudahkan siswa beraktivitas di kelas dan waktu yang di butuhkan

dalam melukis kaca tidak terlalu lama, jadi sangat cocok diterapkan untuk

kegiatan siswa di sekolah, supaya siswa tidak jenuh penulis juga akan melakukan

aktifitas di luar ruangan. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi siswa untuk tidak

berkarya dalam pelajaran seni budaya, penting bagi siswa memiliki minat dan

keinginan yang kuat sehingga dapat membuat anak menjadi kreatif.

Penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran secara tepat

guna dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Seorang guru harus berusaha agar

materi pelajaran yang disampaikan atau disajikan harus mampu diserap dan

dimengerti oleh siswa. Untuk memudahkan siswa menerima materi pelajaran

tersebut perlu diusahakan media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan

materi yang disampaikan. Oleh karena itu, untuk mengetahui keberhasilan

penggunaan media cat minyak dengan penerapan teknik lukis di atas kaca, maka

penulis bermaksud mengangkat permasalahan tersebut melalui sebuah

penelitian yang berjudul “Penerapan Ornamen Gayo dengan Teknik Melukis di

Atas Kaca Untuk Meningkatkan Kreativitas Melukis Pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 1 Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues pada Tahun Ajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

(19)

6

1. Siswa jarang melakukan pratek, karena setiap mata pelajaran seni budaya

siswa hanya mendapatkan teori, tanpa pernah melakukan prakteknya

sehingga kreativitas siswa dalam melukis tidak ada.

2. Melukis di atas kanvas membutuhkan waktu yang sangat lama, sedangkan

mata pelajaran seni budaya hanya menggunakan waktu dua les pada jam

pelajaran sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas yang di

kasih sama guru dalam waktu yang singkat.

3. Di Blangkejeren sangatlah susah mendapatkan kanvas yang memadai

untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam praktek melukis pada mata

pelajaran seni budaya.

4. Siswa tidak pernah mengikuti dalam bidang perlombaan melukis dan juga

mewarnai, jadi kemampuan siswa tidak mencapai maksimal dalam mata

pelajaran seni budaya.

C. Batasan Masalah

Mengingat bahwa permasalahan yang berkaitan dengan pengajaran

seni cukup luas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada “Penerapan Ornamen

Gayo dengan Teknik Melukis di Atas Kaca Untuk Meningkatkan Kreativitas

Melukis Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Penelitian pada hakikatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan

yang dilatarbelakangi dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya

(20)

7

yang akan dicari jawabannya dalam kegiatan penelitian adalah, Bagaimana

kreativitas melukis siswa dengan penerapan ornamen Gayo dalam teknik melukis

di atas kaca dalam pembelajaran seni budaya ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah untuk mengetahui kreativitas melukis siswa dengan penerapan

ornamen Gayo dalam teknik melukis di atas kaca dalam pembelajaran seni

budaya.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini ditinjau dari dua aspek, yaitu :

1. Manfaat penelitian secara teoritis

a. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis dalam mengembangkan

penerapan teknik melukis di atas kaca dalam bidang studi seni budaya.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan penerapan ornamen

Gayo dengan teknik melukis di atas kaca guna meningkatkan efektivitas

dan kemampuan melukis siswa.

2. Manfaat penelitian secara praktis

a. Bagi guru dalam mengajar terlebih dahulu guru harus memperhatikan

teknik yang sesuai dengan pembelajaran.

b. Sebagai bahan masukan kepada guru untuk mengoptimalkan kegiatan

belajar mengajar dengan memilih teknik-teknik yang dapat

(21)

8

c. Bagi siswa dapat menciptakan variasi supaya siswa mengetahui hal yang

baru dan kreatif

d. Bagi siswa dapat meningkatkan efektifitas dan kemampuan melukis siswa

dengan penerapan teknik melukis di atas kaca dalam pembelajaran seni

budaya.

e. Bagi jurusan, khususnya dalam program media pembelajaran dapat

lebih mengembangkan berbagai media pembelajaran untuk

menciptakan media yang kreatif dan inovasi baru dalam menciptakan

media pembelajaran.

f. Bagi sekolah bisa mengembangkan serta meningkatkan kreativitas dalam

mengajar.

g. Sumbangan pemikiran bagi para penulis lainnya yang akan mengkaji

tentang penerapan teknik melukis di atas kaca.

h. Untuk memaksimalkan pengetahuan peneliti dalam penyusunan penelitian

ilmiah

G. Definisi Operasional

Berdasarkan judul penelitian di atas, ada beberapa istilah yang perlu untuk

dijelaskan secara operasional agar tidak terjadi penafsiran yang salah. Beberapa

istilah tersebut adalah Penerapan ornamen Gayo dengan teknik melukis di atas

kaca, efektivitas (aktivitas), dan kerativitas melukis siswa.

1. Melukis di atas kaca adalah seni melukis terbalik, yang kaya akan gradasi

warna dan harmonisasi nuansa dekoratif serta menampilkan ornamen

(22)

9

mempunyai proses pembuatan karya yang dilukis secara terbalik yaitu

dibagian belakang kaca, bagian depan desain adalah lapisan pertama

terlihat sebagai bagian hasil akhir karya.

2. Aktivitas adalah sejenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar

dengan tujuan perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan,

keterampilan maupun sikap, baik meliputi segenap aspek organisme

ataupun pribadi. Jadi prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah

tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itu sebabnya

aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam

interaksi belajar mengajar.

3. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap

dan ketrampilan. Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan

siswa dalam melukis dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, sikap

(23)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan secara

umum siswa mampu menerapkan ornamen Gayo pada kaca, sehingga dapat

diketahui kreativitas anak untuk melaksanakan kegiatan dalam melukis di atas

kaca.

Dari sebelumnya siswa belum pernah melakukan peraktek disebabkan

karna susahnya mendapatkan kanvas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan

siswa dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran seni budaya di SMA Negeri 1

Blangkejeren. Sehingga susah pula untuk mendapatkan cat yang khusus untuk

melukis di atas kanvas.

Terinspirasi dari lukisan kaca Cirebon penulis mencoba memakai media

kaca. Dengan harapan media alternatif dan dapat merangsang kreativitas melukis

siswa dengan penerapan ornamen Gayo dengan teknik melukis di atas kaca.

Ternyata siswa mampu menunjukkan kreativitasnya dalam karya lukis

kaca dengan hasil yang sangat memuaskan, ditinjau dari keindahannya, fariasi

motif, dan kerapiannya.

1. Keindahan

Secara keseluruhan, tingkat kualitas keindahan karya lukis kaca siswa

dengan teknik melukis di atas kaca, menggunakan cat minyak oleh siswa kelas XI

SMA N 1 Blangkejeren.

(24)

65

Di sini siswa sangat kreatif dalam melakukan kegiatan dengan melukis di

atas kaca pada mata pelajaran seni budaya, dari keindahan hasil karya siswa

dideskripsikan baik, berdasarkan fakta yang dilakukan siswa mampu

menunjukkan kreativitasnya dengan seni lukis kaca pada ornamen Gayo ternyata

bisa menghasilkan karya yang baik.

2. Fariasi Motif

Secara keseluruhan, karya lukis kaca siswa dengan teknik melukis di atas

kaca dengan menggunakan cat minyak oleh siswa kelas XI SMA N 1

Blangkejeren ditinjau dari aspek perubahan motif. Di sini banyak sekali terdapat

modifikasi motif dengan menambahkan atau mengurangi bentuknya.

Motif ornamen Gayo dengan mengkombinasikan beberapa motif lainnya,

serta ada juga yang dimodifikasi dengan menambahkan bentuk benda kedalam

karyanya, sehingga terlihat kreativitas siswa dalam berkarya.

3. Kerapian

Secara keseluruhan, tingkat kualitas kerapian karya lukis kaca siswa

dengan teknik melukis di atas kaca dengan menggunakan cat minyak oleh siswa

kelas XI SMA N 1 Blangkejeren ditinjau dari aspek kerapiannya.

Terlihat jelas pada karya-karya siswa yang begitu rapi dan terlihat juga

krativitasnya siswa dalam bekerja dan menunjukkan inspirasi sendiri dalam

berkarya.

Dari indikator kreativitas di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mampu

membuat karya lukis kaca dengan menggunakan motif ornamen Gayo dengan

(25)

66

dan kerapian, jadi guru mampu meningkatkan kreativitas siswa untuk seterusnya

dengan memakai media kaca.

B. Saran - Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat diberikan saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan kepada guru untuk terus memberikan keterampilan pembelajaran

khususnya pada pengajaran melukis sehingga keterampilan siswa semakin

meningkat.

2. Diharapkan kepada siswa untuk terus memotivasi dirinya untuk mengikuti

pelajarannya agar dapat memahami pelajaran dengan baik karena dengan

pemahaman yang baik proses belajar mengajar dapar berjalan dengan lebih

baik lagi.

3. Kepada kepala sekolah juga diharapkan dapat menyediakan segala sarana dan

prasarana di sekolah sehingga proses belajar mengajar di sekolah menjadi lebih

mudah dan menyenangkan.

4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususya pada hal yang

menyangkut tentang permasalahan dan penyelesaiannya yang dibahas oleh

(26)

67

DAFTAR PUSTAKA

A. D Pirous. 1985. Painting, Etching, And Serigraphy. Bandung: Desenta.

. 2003. Melukis Itu Menulis. Bandung: ITB. Affandi. 2003. Hakekat Lukisan. Jakarta: Rekayasa Sains.

Berto, Al. Dan Troutment. 2010. Teknik Self Managemeny, The Science And Art Of Hel Ping Your Self. The Universality And Ubiqutousness Of.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Jakarta: Rineka Cipta.

. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arsana. Nyoman Supono. 1983. Ilmu Social Dan Budaya Dasar. Yokyakarta.

Bahari, N. 2008. Keritik Seni, Wacana, Apresiasi,dan Kreasi. Yokyakarta: Pustaka Pelajar

Bahdin Tanjung, Nur. dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Balchin, Judy. 1999. Classic Glass Painting. Malaysia . Search Press.

Berlin, Philip. 2008. Panduan Melukis dengan Cat Minyak. Jakarta: Akademia.

Bohanna Dan Glazer. 1988. Kebudayaan Atau Peradaban. ITB.

Conny, R. Semiawan DKK. 1990. Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: gramedia.

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Balai Pustaka, Jakarta.

(27)

68

Gerrielda N S dan Sugito. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Media Audiovisual. Jurnal Seni Rupa FBS-Unimed. Vol.10. No. 02 Juni.

Hanafiah, Sulaiman dkk. 1984. Sastra Lisan Gayo.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hermawati D.A, Sri, dkk. 2008. Seni Budaya jilid 1 untuk SMK, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Melalatoa, M. 1985. Kamus Bahasa Gayo - Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Publishing Sdn. Bhd.

Meriam, Webster’s. 2012. Collegiete Dictionary. 10. Th. Ed. Springfield. MA. Mariam Webster.

Mike Susanto. 2002. Diksi Rupa. Yokyakarta: Kanisius.

Munandar, Utami. 2009. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widin Sarani.

Narsito.1999. Kemampuan Kreativitas Mencencetak Pada Anak. Gramedia.

P. Subagyo. 2011. Metode Penelitian Dalam Teori & Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Probosiwi.2014. Lukisan Kaca Jaka Tarub Karya Wiyadi. Jurnal Seni Rupa FBS-Unimed. Vol.3. No. 1. Maret.

R. Weni. Dkk. 2009. Mengenal Seni Lukis. Jakarta: PT. Mediantara Semesta.

Sanyoto, Ebdisadjiman.2005. Dasar-Dasar Tata Rupadan Desain Nirmana. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Sahman, Humar. 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press

Sastra, Rantinah. 2007. Warna. PT. Klaten : PT. Intan Pariwara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung

(28)

69

Sujitno, Sutejo, dkk. 1995. Aceh Masa Lalu, Kini dan Masa Hadapan. Banda Aceh: Sekretariat Gubernur Daerah Istimewa Aceh.

Sunaryo, A. 2009. Ornamen Nusantara. Semanrang: Dahoya Prize

Sembiring Dermawan. 2014. Kategori dan Cabang-Cabang Seni Rupa. Unimed Prees.

Sidik, Fajar Dan Aming Prayitno. 1981.Desain Elementer. Yokyakarta:STSRI ASRI.

Sipahelut, A. dan Petrus Sumadi. 1991. Dasar-dasar desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Triyanto R, Arman. 2009. Visualisasi Garis dan Warna pada Lukisan. Jurnal Seni Rupa FBS-Unimed. Vol. 6 No.1. Juni.

Wuluyono,Eddy Hadi. 2006. Lukisan Kaca Cirebon dari Masa Awal Hingga Kini. Bandung:UPI

Zulkifli,Saragih Daulat, Pramuniati Isda, Basyaruddin. 2012, Pedoman Skripsi FBS Unimed.

(http://blog-senirupa.blogspot.com/2012/12/seni-lukis.html)

(http://desxripsi.blogspot.com/2012/07/aliran-aliran-seni-rupa-tokoh-dan.html)

(

http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-rizkyardia-26458&q=SENI%20LUKIS%20KACA).

(https://alfhadl.wordpress.com/2013/02/26/seni-melukis-di-atas-kacagelasbeling-glass-painting).

Gambar

Tabel 3.1. Waktu Penelitian ...............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

b. Posisi pasien diatur dengan terlentang datar dan diusahakan tidak menyentuh tempat tidur. Baju bagian atas dibuka. Laringoskope lurus dan bengkok. Pipa trachea berbagai

11 2 Ada autoresponse yang tampil di website ketika pengunjung menghubungi berupa ucapan terimakasih, waktu response yang dibutuhkan untuk menjawab pengunjung,

Generally, if pearl oysters are growing in the area where you would like to establish a farm, then the site will be a good one for half-pearl farming.. An example of a good

Skrining fitokimia dilakukan terhadap serbuk simplisia dan ekstrak n - heksan, etilasetat dan etanol daun sisik naga meliputi pemeriksaan golongan senyawa alkaloid,

Disuntikkan secara terpisah dan dilakukan KCKT dengan kolom Oktadesilsilana pada partikel silika 10 µm/5 µm, 4-6 mm x 15 cm, fase gerak isokratik : metanol: dapar posfat (8 : 92)

Formed by scientists and other experts from different disciplines, the STWG is expected to greatly enhance effective use of science in coastal management by providing advise

[r]

Telah dilakukan penelitian tentang daya antijamur perasan umbi lapis bawang merah ( Allium cepaL. ) terhadap pertumbuhan Candida albicans serta kesetaraannya dengan