• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN PENDIDIKAN LINTAS BATAS SMA NEGERI 4 KEJURUAN MUDA DI ACEH TAMIANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAYANAN PENDIDIKAN LINTAS BATAS SMA NEGERI 4 KEJURUAN MUDA DI ACEH TAMIANG."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PELAYANAN PENDIDIKAN LINTAS BATAS

SMA NEGERI 4 KEJURUAN MUDA

DI ACEH TAMIANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ELA MENTARI

NIM. 3113131017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

Nim

Jurusan

Fakultas

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagi hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/ plagiasi,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

: Ela Mentari

: 3113131017

: Pendidikan Geografi

: Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagi hasil tulisan atau pikiran saya

hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/ plagiasi,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Medan, 21 April 2016

Saya yang membuat pernyataan

Ela Mentari

NIMN 3113131017

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagi hasil tulisan atau pikiran saya

hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/ plagiasi,

pril 2016

(5)

v ABSTRAK

ELA MENTARI. NIM. 3113131017. Pelayanan Pendidikan Lintas Batas SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Faktor-Faktor yang menyebabkan siswa dari Sumatera Utara bersekolah ke SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang. (2) Kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 4 Kejuruan Muda yang berasal dari Sumatera Utara yang berjumlah 141 orang. Pengambilan sampel dengan teknik Proportional Random Sampling. Sehingga dari seluruh jumlah siswa asal Sumatera Utara tersebut diperoleh jumlah 91 siswa (64 persen). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter dan komunikasi langsung dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor penyebab siswa dari Sumatera Utara memilih bersekolah di SMA Negeri 4 Kejuruan Muda adalah bagi siswa yang berdomisili di Kecamatan Pematang Jaya tidak memiliki alternatif sekolah lain dan SMA Negeri 4 Kejuruan Muda merupakan satu-satunya sekolah yang dapat dijangkau. Kemudian bagi siswa yang berasal dari Kecamatan Besitang adalah karena Akreditasi yang diperoleh SMA Negeri 4 Kejuruan Muda termasuk kedalam kategori baik, kemudian perjalanan yang bisa ditempuh dengan cara ulang-alik menggunakan sepeda motor dan kondisi jalan yang bagus sehingga mudah diakses (2) Kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 tergolong sudah lengkap. Walau masih ada beberapa ruang yang belum tersedia seperti ruang laboratorium bahasa, ruang UKS dan gudang. Namun ketidaktersediaan ruangan tersebut secara subtansialnya tidak mempengaruhi proses pembelajaran yang ada. Selanjutnya 21 ruang kelas yang tersedia sudah memadai untuk menampung siswa sebanyak 658 siswa. Sehingga menjadi daya tarik untuk SMA Negeri 4 Kejuruan Muda terhadap penduduk yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan menengahnya.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kasih dan rahmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan di purusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan. Pada kesempatan ini saya

ucapan terima kasih kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Eektor Universitas Negeri

Medan.

2.

Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulisan

skripsi.

3.

Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua purusan Pendidikan Geografi.

4.

Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris purusan Pendidikan Geografi

5.

Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing dalam dalam perkuliahan.

6.

Bapak dan Ibu Dosen purusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu

yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa.

7.

Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kejuruan Muda yang telah memberikan

izin penelitian kepada penulis.

8.

Teristimewa kepada kedua orangtua saya bapak Suheri dan Ibu Turiyem yang

(7)

dukungan do’a,

menyelesaikan skripsi ini.

9.

Terimakasih kepada

dukungan moral

Agusriandi, Desinta,

Wulandari, Mardiah dan segenap keluarga besar KAMMI Unimed.

Akhir kata penulis

membantu dalam penulisan skripsi ini mendapatkan kebaikan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi

iii

a, moril dan kasih sayang selama penulis kuliah sampai

menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada adik dan teman-teman yang telah memberikan memberikan

selama penulis menyelesaikan skripsi ini terutama

Agusriandi, Desinta, Masdoharni Hasibuan, Syafitri Wulandari, Widya

, Mardiah dan segenap keluarga besar KAMMI Unimed.

Akhir kata penulis berharap kepada semoga semua pihak yang telah

dalam penulisan skripsi ini mendapatkan kebaikan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 21 April 2016

Ela Mentari

NIM. 31131310

penulis kuliah sampai

teman yang telah memberikan memberikan

terutama kepada Deli

Masdoharni Hasibuan, Syafitri Wulandari, Widya

, Mardiah dan segenap keluarga besar KAMMI Unimed.

semua pihak yang telah

dalam penulisan skripsi ini mendapatkan kebaikan dan pahala, serta

pril 2016

(8)

vi

DAFTAR ISI

TEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

KATA PENGANTAR ... ii

PERNYATAAN KEASTIAN TUTISAN ... ...iv

ABSTRAK ... ...v

DAFTAR ISI ... ...vi

DAFTAR TABET ... ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ...ix

DAFTAR TAMPIRAN ... ...x

BAB I PENDAHUTUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

B. Penelitian yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berfikir ... 24

BAB III METODOTOGI PENETITIAN ... 27

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Tehnik Analisa Data ... 30

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENETITIAN ... 32

A. Keadaan Fisik ... 32

(9)

vii

BAB V HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 61

BAB VI KESIMPUTAN DAN SARAN... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA...68

(10)

viii

DAFTAR TABEL

No.

Uraian

Hal

1.

KlaLifikaLi tingkat akLeLibilitaL ... 15

2.

Hubungan jarak dan moda tranLportaLi yang digunakan keLekolah

terhadap akLeLibilitaL ... 16

3.

Standar Larana dan praLarana menurut PermendiknaL No. 24 Tahun

2007 ... 19

4.

PerLebaran SiLwa perkelaL yang berdomiLili di Sumatera Utara ... 28

5.

Hubungan jarak dan moda tranLportaLi yang digunakan keLekolah

terhadap akLeLibilitaL ... 30

6.

Guru Mata Pelajaran menurut Latar Belakang Pendidikan dan Mata

Pelajaran yang diajarkan pada SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 34

7.

Jumlah dan Lebaran LiLwa Sekolah Menengah AtaL Negeri 4

Kejuruan Muda... 35

8.

Keadaan PraLarana Lerta LuaL Ruang SMA Negeri 4 Kejuruan

Muda ... 36

9.

Alamat LiLwa, Jumlah LiLwa aLal Sumatera Utara dan Jarak ke

SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 40

10.

AlaLan Pemilihan SMA Negeri 4 Kejuruan Muda menurut

Keterjangkauan berdaLarkan Kecamatan ... 41

11.

KeterLediaan Sekolah Menengah berdaLarkan DeLa ... 42

12.

Faktor Penyebab Pelayanan LintaL BataL menurut

Preference

berdaLarkan Kecamatan ... 43

13.

Pola MobilitaL SiLwa dalam Menempuh Perjalanan ke Sekolah ... 44

14.

Moda TranLportaLi yang digunakan SiLwa dalam Menempuh

Perjalanan ke Sekolah ... 46

15.

Waktu Tempuh yang diperlukan SiLwa dalam Menempuh

Perjalanan ke Sekolah ... 48

16.

Jumlah LiLwa dan KondiLi FiLik Perjalanan Menuju ke SMA

Negeri 4 Kejuruan Muda ... 50

17.

KondiLi PraLarana di SMA Negeri 4 Kejuruan Muda berdaLarkan

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Hubungan antara kebutuhan dan pola mobilitas penduduk ... 11

2. Skema Kerangka Berfikir ... 26

3. Denah SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 32

4. Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 37

5. Lokasi Wilayah Penelitian ... 38

6. Kondisi Jalan Desa Halaban dan Desa Salahaji ... 51

7. Kondisi Jalan Desa Bukit Mas dan Desa Suka Jaya ... 52

8. Gedung Bangunan Satu Lantai SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 55

9. Kondisi Ruang kelas dengan kamera cctv SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 55

10. Perpustakaan SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 56

11. Laboratorium Biologi SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 57

12. Ruang Pimpinan SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 57

13. Kondisi Ruang Guru, Tata Usaha, BK dan Musholla SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 58

14. Ruang Osis SMA Negeri 4 Kejuruan Muda yang baru selesai dari taham pembangunan dan belum beroperasional ... 59

15. WC Guru dan WC Siswa SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 59

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Uraian

Hal

1.

Jawaban Angket Siswa ... 70

2.

Perhitungan jarak dari teepat tinggal siswa (desa) ke sekolah .... 80

3.

Estieasi Waktu Teepuh ke Sekolah ... 83

4.

Daftar Angket dan Dokueentasi ... 84

5.

Foto Kondisi SMA Negeri 4 Kejuruan Muda ... 87

6.

Analisis Aksesibilitas ... 91

(13)

1

BABBIB

PENDAHULUANB

A.LatarBBelakangB

Batas administratif yang memisahkan dua wilayah, mempunyai berbagai

fungsi serta memberikan dampak yang beragam. Garis administratif yang dalam

kondisi riil tidak nampak dan hanya berupa batas buatan, ternyata tetap dapat

dirasakan dan dibuktikan. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan fungsi, perbedaan

karakteristik penduduk, perbedaan hirarki antara dua wilayah dan sebagainya.

Hal – hal inilah yang disebut sebagai kawasan perbatasan antara dua daerah, yaitu

kawasan dengan adanya garis administratif yang memisahkan dua wilayah

administratif, baik itu yang memisahkan negara, provinsi, kabupaten dan sampai

wilayah terkecil yang disebut dengan desa.

Wikipedia (2016), pengertian perbatasan adalah garis khayalan yang

memisahkan dua atau lebih wilayah politik atau yurisdiksi seperti negara, negara

bagian atau wilayah subnasional. Wilayah subnasional adalah istilah generik untuk

suatu wilayah pemerintahan di dalam atau di bawah suatu negara berdaulat. Wilayah

ini biasanya berupa suatu pemerintahan lokal dengan nama yang berbeda-beda dan

dengan derajat otonomi tertentu. Seperti Provinsi, Negara bagian, Teritori, Distrik,

Kanton, Parish, Prefektur, Negeri, Region/Daerah, Kota, Kabupaten, Munisipilitas,

Komune, Konti. Perbedaaan kemajuan pembangunan antara kedua daerah tersebut

menimbulkan pergerakan lintas batas daerah, salah satunya ialah aktivitas

layanan pendidikan.

Pendidikan adalah usaha untuk mengoptimalkan kemampuan, potensi dan

(14)

2

masyarakat maksud nya pendidikan berperan sebagai peningkat mutu dan kualitas

keilmuan setiap masyarakat.

Pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah jelas nyata arah dan

tujuan pendidikan yakni; untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan juga

bagian dari Hak Asasi (HAM) yang termaktub pada UUD 1945 Pasal 28 ayat 1 yang

berbunyi: “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak memperoleh pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya

dan demi kesejahteraan manusia.”

Berlandaskan dari UUD 1945 sebagai peraturan hukum yang teringgi dan

sebagai dasar negara tersebut maka seluruh rakyat Negara Kesatuan Republik

Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang baik. Persamaan hak ini tidak

memandang suku, ras, agama, tempat tinggalnya apakah di kota ataupun di desa,

selama dia berkewarganegaraan dan berdomisili di dalam lingkup NKRI dia tetap

mendapatkan haknya dan ini juga sebuah jaminan dari negara untuk warganegaranya

dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan.

Keaadan saat ini, penduduk yang semakin bertambah banyak jumlahnya

tetapi belum tentu diimbangi dengan pembangunan sekolah. Persebaran sekolah yang

tidak merata membuat penduduk harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke

sekolah. Hal ini tentu dapat mengurangi minat penduduk dalam hal belajar di

sekolah. Kebutuhan penduduk akan sekolah seharusnya dipenuhi oleh pemerintah

dalam hal ini dinas pendidikan dan kebudayaan. Dengan melihat jumlah penduduk

maka pemerintah tahu jumlah sekolah yang dibutuhkan.

Data dari Badan Pusat Statistik, Kemdikbud dan Departemen Agama

(15)

3

pembangunan sekolah. Menurut data dari Kemdikbud (2014), melalui Badan Pusat

Statistik mencatat jumlah penduduk indonesia tahun 2012 sebesar 237.310.800 jiwa

dan ketersediaan sekolah menengah di Indonesia tahun 2012 yang meliputi SMA,

SMK dan MA berjumlah 28.574 unit. Berdasarkan hasil perhitungan yang

berpedoman pada Badan Standar Nasional tahun 2006 tentang standar sarana dan

prasarana SMA/MA yaitu satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani

maksimum 6000 jiwa. Maka setidaknya harus tersedia 39.552 unit Sekolah

Menengah (SM). Artinya Indonesia membutuhkan 10.978 unit sekolah lagi. Hal ini

membuktikan bahwa banyaknya jumlah penduduk belum diimbangi dengan

pembangunan sekolah. Hal ini tidak hanya terjadi pada kawasan perkotaan saja,

namun juga terjadi di kawasan perbatasan, baik itu perbatasan dengan Negara lain

ataupun berbatasan dengan provinsi lain. Sebagai contoh adalah kecamatan Cilebak,

kuningan, Jawa Barat. Kecamatan Cilebak adalah salah satu kecamatan di Jawa Barat

yang langsung berbatasan dengan Jawa Tengah. Kecamatan Cilebak tidak memiliki

sekolah menengah atas sebagai sarana layanan pendidikan. Artinya kecamatan

cilebak adalah kawasan perbatasan antara Kabupaten Jawa Barat dan Kabupaten

Jawa Tengah yang tidak memiliki sekolah menengah atas. Hal ini mencerminkan

bahwa untuk kawasan perbatasan ketersediaan sekolah belum tersebar merata.

Selain ketersediaan jumlah sekolah, kualitas sarana fisik pendidikan juga

menjadi tinjauan utama. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional, masih

banyak SD dan SMP yang belum memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). Saat

ini sekolah yang berada pada kategori di bawah SPM terdapat sebanyak 41,31 persen

atau 74.806 sekolah. Sementara yang berkategori SPM 50,39 persen atau 91.243

sekolah, selanjutnya yang berkategori standar sekolah nasional baru 8,03 persen atau

(16)

4

(Kompas/13/6/2011/ELN). Data ini dapat tercermin dari berbagai kondisi sekolah

tertutama sekolah dasar (SD) yang ada di daerah perbatasan seperti di daerah

Nunukan, Kalimantan Timur. Selain bangunannya yang tidak memadai layaknya

sebagai pusat pelayanan pendidikan, sekolah itu juga tidak dilengkapi dengan

fasilitas penunjang lainnya seperti bangku dan meja murid yang tidak sesuai dengan

jumlah siswa. Sehingga setiap proses belajar mengajar (PBM) banyak muridnya yang

tidak duduk, padahal sekolah ini memiliki enam kelas dengan jumlah murid

sebanyak 176 orang. (Batubara, 2015)

Kajian mengenai pelayanan pendidikan lintas batas daerah di kawasan

perbatasan menjadi topik yang menarik, karena pada dasarnya pelayanan

pendidikan di suatu daerah tidak dapat dibatasi secara administratif. Layanan

pendidikan lintas batas daerah yang dimaksud tersebut terjadi dihampir seluruh

wilayah, termasuk di Kabupaten Aceh Tamiang.

Aceh Tamiang adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Aceh

yang langsung berbatasan dengan provinsi sumatera utara. Sesuai dengan letak

geografis, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kota

Langsa, sebelah Selatan dengan Kabupaten Gayo Lues, sebelah Barat dengan

Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tenggara serta sebelah Timur dengan

Provinsi Sumatera Utara.

Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kejuruan Muda adalah sekolah yang

berada di Kabupaten Aceh Tamiang, yang melayani pendidikan bukan hanya untuk

siswa dari dalam Kabupaten Aceh Tamiang tetapi juga melayani siswa dari luar

Kabupaten Aceh Tamiang. Dalam hal ini SMA Negeri 4 Kejuruan Muda melayani

(17)

5

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Aceh Tamiang dan BPS Aceh Tamiang (2015),

jumlah gedung sekolah yang tersedia sebanyak 41 unit, sedangkan jumlah penduduk

usia pendidikan menengah atas tahun 2015 adalah 17.238 jiwa. Jika berpedoman

pada Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengolahan Data dan

Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah, yang menyatakan bahwa Rasio

ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan (SD/SMP/SMA) per

10.000 jumlah penduduk usia pendidikan menengah, maka dari hasil perhitungan

akan diperoleh hasil 23,78. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk

menampung semua penduduk usia pendidikan menengah. Dari hasil perhitungan

artinya jumlah sekolah yang tersedia sebanyak 41 unit hanya mampu menyerap

23,78 persen dari jumlah penduduk usia pendidikan menengah. Hal ini

mengindikasikan bahwa kebutuhan sekolah menengah di Aceh Tamiang untuk

melayani penduduk Aceh Tamiang tergolong masih kurang.

Selain itu, berdasarkan arus gerak 3 tahun kebelakang, terjadi tren

peningkatan siswa baik dari dalam maupun dari luar wilayah Aceh Tamiang. Di

tahun 2012 terdapat 4.141 siswa baru tingkat satu, pada tahun 2013 terdapat 4.161

siswa baru tingkat satu dan pada tahun 2014 terdapat 4.374 siswa baru tingka satu.

Data tersebut menunjukkan jumlah peningkatan siswa baru tingkat satu sebesar 0,06

persen (233 siswa). Data ini menunjukkan walaupun tidak terjadi jumlah peningkatan

siswa baru tingkat satu pada tiap tahun ajaran baru secara signifikan, namun hal ini

tetap perlu diperhatikan. (Dinas Pendidikan Aceh Tamiang, 2015).

Dengan semakin meningkatnya jumlah siswa baru di Aceh Tamiang dan

kurangnya gedung sekolah ditambah lagi dengan tidak adanya peraturan dari

(18)

6

luar wilayah Aceh Tamiang yang berhak bersekolah di Kabupaten Aceh Tamiang,

maka ini merupakan hal yang harus mendapat perhatian mengingat kebutuhan

sekolah di Aceh Tamiang juga masih kurang.

Pada SMA Negeri 4 Kejuruan Muda pada setiap tahun ajaran baru terdapat

siswa yang berasal dari luar Aceh Tamiang rata-rata sebanyak 30 persen dan ini

yang disebut dengan layanan pendidikan lintas batas. Terjadinya layanan pendidikan

lintas batas pada SMA Negeri 4 Kejuruan Muda, tentunya terdapat faktor-faktor

yang menyebabkan siswa-siswa dari Kecamatan Pematang Jaya dan Kecamatan

Besitang di Kabupaten Langkat menempuh pendidikan disekolah yang berada di

Kabupaten Aceh Tamiang. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kesenjangan yang

terjadi di Kecamatan Besitang dan Kecamatan Pematang Jaya di Kabupaten Langkat

terhadap keberadaan sekolah sehingga belum dapat memberikan layanan kepada

semua anak usia sekolah yang ada di wilayahnya. Walaupun dalam hal ini

Kecamatan Besitang yang berada di provinsi Sumatera Utara juga memiliki sekolah

menengah atas sebanyak 12 sekolah. (Kemdikbud, 2014).

Dengan jumlah persentase yang cukup besar tersebut ditambah dengan

peningkatan siswa baru tingkat satu setiap tahun pada sekolah-sekolah di Aceh

Tamiang, yang berarti SMA Negeri 4 Kejuruan Muda juga mengalami peningkatan

jumlah siswa baru tingkat satu setiap tahun ajaran baru. Semestinya SMA Negeri 4

Kejuruan Muda memiliki kondisi sarana dan prasarana yang memadai untuk

menampung peserta didik tersebut.

Melihat fungsi pelayanan pendidikan lintas batas di Kecamatan Kejuruan

Muda Kabupaten Aceh Tamiang di kawasan perbatasan Aceh Tamiang dan

(19)

7

layanan SMAN 4 Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang sebagai sarana layanan

pendidikan lintas batas.

B.IdentifikasiBMasalahB

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Ketersediaan sekolah

menengah yang belum sesuai Permendiknas, (2) Tidak meratanya persebaran sekolah

di kawasan perbatasan, (3) Adanya pertambahan jumlah siswa baru tingkat satu

setiap tahun ajaran baru, (4) Keberadaan sekolah belum dapat dijangkau oleh semua

penduduk, (5) Adanya sejumlah siswa yang berasal dari luar wilayah Aceh Tamiang

yang bersekolah di Aceh Tamiang, (6) Adanya faktor-faktor yang menyebabkan

siswa yang berasal dari luar wilayah Aceh Tamiang yang bersekolah di Aceh

Tamiang, (7) Tersedianya sarana dan prasarana pada SMA Negeri 4 Kejuruan Muda

yang memadai untuk menampung peserta didik.

C.PembatasanBMasalahB

Berdasarkan identifikasi masalah maka ruang lingkup permasalahan yang

akan diteliti dibatasi mengenai faktor apa yang menyebabkan layanan pendidikan

lintas batas terjadi di SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang dan di

Kecamatan Besitang serta bagaimana kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 4

Kejuruan Muda di Aceh Tamiang yang menyebabkan layanan pendidikan lintas

batas dapat terjadi.

D.PerumusanBMasalahB

(20)

8

1.Faktor-Faktor apakah yang menyebabkan siswa dari Sumatera Utara

bersekolah ke SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang ?

2.Bagaimana kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di

Aceh Tamiang ?

E.TujuanBPenelitianB

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Faktor-Faktor yang menyebabkan siswa dari Sumatera Utara bersekolah ke

SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang.

2. Kondisi kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh

Tamiang.

F.ManfaatBPenelitianB

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai informasi dan saran kepada pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam

mengambil kebijakan untuk memanajemen sekolah menengah lintas batas daerah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Universitas Negeri Medan

khususnya Jurusan Pendidikan Geografi sebagai penambah pengetahuan dalam

pelayanan pendidikan dikawasan perbatasan.

3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih lanjut tentang

(21)

66

BABBVIB

KESIMPULANBDANBSAEANB

B

A. KesimpulanB

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

bahwa:

1. Faktor penyebab siswa dari Sumatera Utara memilih bersekolah di SMA Negeri

4 Kejuruan Muda adalah bagi siswa yang berdomisili di Kecamatan Pematang

Jaya tidak memiliki alternatif sekolah lain dan SMA Negeri 4 Kejuruan Muda

merupakan satu-satunya sekolah yang dapat dijangkau. Kemudian bagi siswa

yang berasal dari Kecamatan Besitang adalah karena Akreditasi yang diperoleh

SMA Negeri 4 Kejuruan Muda termasuk kedalam kategori baik, kemudian

perjalanan yang bisa ditempuh dengan cara ulang-alik menggunakan sepeda

motor dan kondisi jalan yang bagus sehingga mudah diakses.

2. Kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang

berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 tergolong sudah lengkap. Walau

masih ada beberapa ruang yang belum tersedia seperti ruang laboratorium

bahasa, ruang UKS dan gudang. Namun ketidaktersediaan ruangan tersebut

secara subtansialnya tidak mempengaruhi proses pembelajaran yang ada.

Selanjutnya 21 ruang kelas yang tersedia sudah memadai untuk menampung

siswa sebanyak 658 siswa. Sehingga menjadi daya tarik untuk SMA Negeri 4

Kejuruan Muda terhadap penduduk yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan

(22)

67

B. SaranBB

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka ditarik beberapa saran yaitu :

1. Faktor penyebab siswa dari Sumatera Utara bersekolah ke SMA Negeri 4

Kejuruan Muda di Aceh Tamiang adalah karena tingkat akreditasi yang baik,

sehingga kemungkinan hal ini akan menyebabkan semakin bertambahnya siswa

asal sumatera utara yang akan mendaftar di SMA Negeri 4 Kejuruan Muda pada

tahun ajaran baru mendatang. Maka disarankan untuk masa yang akan datang

kepada SMA Negeri 4 Kejuruan Muda diharapkan dapat mempertahankan dan

meningkatkan Akreditasi yang sudah diperoleh.

2. Kondisi kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 4 Kejuruan Muda di Aceh Tamiang tahun 2015 masih belum memenuhi kriteria Permendiknas No. 24

tahun 2007. Oleh karena itu disarankan perlunya dilakukan penambahan ruang

(23)

68

DAFTAR PUSTAKA

Ardhianto, Nur Cahyo. 2015.

Analisis Kondisi Fasilitas Belajar dan Motivasi

Belajar Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar Se-Gugus II Kecamatan Samigaluh,

Kabupaten Kulon Progo.

Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta.

Batubara, Harmen. 2015. Wilayah Perbatasan: Buruknya Pengelolaan Perbatasan.

http://www.wilayahperbatasan.com/wilayah-perbatasan-buruknya-pengelolaan-perbatasan/ (diakses pada 6 April 2016, 11:16 WIB)

BAPPEDA. 2015. Peta Administrasi Aceh Tamiang. Aceh Tamiang.

Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang 2015.

Hamdi, Asep. 2014.

Analisis Sebaran Lokasi SMP Negeri Kaitannya dengan

Aksesibilitas Mendapatkan Pendidikan di Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Hasbullah. 2005.

Dasar Ilmu Pendidikan.

Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.

Henlita, Sisca dan Ketut Dewi Martha Erli Handayeni. 2013. Tingkat Pelayanan

Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo.

Jurnal Teknik Pomits

. Surabaya : Program Studi Perencanaan Wilayah dan

Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. (2) : C197-C202.

Hifdziatin, Tria Nila. 2014.

Hubungan antropologi dengan pendidikan

.

http://www.kompasiana.com/trianilahifdziatin/hubungan-pendidikan-dengan-antropologi_54f86628a3331159028b45a3 (diakses pada 1 Agustus 2015,

15:56 WIB)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014.

Arti Kata Jarak.

http://kbbi.web.id/Jarak

(diakses 4 April 2015, 20.30 WIB)

Kemendikbud, 2014. Data Jumlah Sekolah. http://referensi.data.kemdikbud.go.id/

index11.php?kode=070200&level=2 (diakses 10 Maret 2015, 01:21 WIB)

Kurnadi, Zulfauzi. 2013. Kondisi Fasilitas Pendidikan SMA, MA dan SMK di

Kisaran.

Skripsi

. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Kurnia, Ahmad. 2012.

Konsep Pelayanan.

http://guruidaman.blogspot.com/2012/11/

konsep-pelayanan-dalam-pendidikan_9.html/ (diakses 10 Maret 2015, 15:05

WIB)

(24)

69

Perda Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2013, tentang

Retribusi Pelayanan

Pendidikan.

(ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/.../2013/KabupatenSleman-2013-5.pdf diakses 20 Maret 2015)

Permendiknas No. 24 tahun 2007

Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah

Aliyah

(SMA/MA)

.

(http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=109 diakses 3 Maret 2015, 01.15WIB)

Permendagri No. 54 Tahun 2010

tentang Tata Cara Pengolahan Data dan Informasi

Perencanaan Pembangunan Daerah

(http://permendagri2010_054%

20lampiran%20i.pdf diakses 27 Mei 2016, 12:42 WIB)

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010

Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan.

(http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP17-2010Lengkap.pdf diakses

19 Agustus 2015, 12.14 WIB)

Purnama, Dwi Hendra. 2013.

Dampak Perbedaan Keadaan Wilayah.

http://hendra-

dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-perbedaan-keadaan-wilayah.html (diakses, 1 Agustus 2015, 01:15 WIB)

Priyanto, Cahaya. 2012.

Aksesibilitas.

http://cahyageo.blogspot.co.id/2012/04/

aksesibilitas.html (diakses, 25 November 2015, 3:39)

Rizka,Yuniar dan Hadi Wahyono. 2014. Pelayanan Lintas Batas Daerah Pendidikan

SMA Negeri 1 Salatiga Di Kota Salatiga Dan Kabupaten Semarang.

Jurnal

Teknik PWK.

Semarang : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas

Teknik. (4) : 918-932.

Sumaatmadja. 1981.

Mobilitas Penduduk dan Dampaknya.

https://hendraprijatna68.

files.wordpress.com/2012/06/mobilitas-penduduk-dan-dampaknya.docx

(diakses 19 September 2015, 14.03 WIB)

Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

(kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses 12 Desember 2014)

Widianantari. 2008.

Kebutuhan Dan Jangkauan Pelayanan Pendidikan Di

Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang

. Tesis. Semarang: Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro.

Wungo, Grandy Loranessa dan Hadi Wahyono. 2014. Pelayanan Pendidikan Lintas

Batas Daerah SMP Negeri 3 Mranggen Di Kawasan Perbatasan Kabupaten

Demak Dan Kota Semarang.

Jurnal Teknik PWK.

Semarang : Jurusan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengkaji sinbiotik kombinasi inulin ekstrak umbi gembili (IEUG) dengan Lactobacillus plantarum dalam pakan ayam broiler terhadap massa kalsium dan

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran RME Berbasis ethnomatematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa calon guru

Pengembangan Dan Penggunaan Multimedia Simulasi Komputer Topik Usaha Dan Energi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Sma.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan prestasi belajar mata kuliah konsep kebidanan antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan

BOPO memberikan kontribusis ebesar 71.74 persen terhadap ROA, dengan ini hipotesis yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan

[r]

[r]

perkembangan belajar yang dilakukan peserta didik. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah peserta didik benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman