KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUSU SAPI
UNTUK IDENTIFIKASI PEMALSUAN SUSU
MUHAMMAD ZIMAMUL ADLI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi Sifat Listrik Susu Sapi untuk Identifikasi Pemalsuan Susu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Muhammad Zimamul Adli
ABSTRAK
MUHAMMAD ZIMAMUL ADLI. Karakterisasi Sifat Listrik Susu Sapi untuk Identifikasi Pemalsuan Susu. Dibimbing oleh IRMANSYAH dan HERIYANTO SYAFUTRA.
Kajian listrik pemalsuan susu sapi dilakukan dengan mengukur nilai impedansi, kapasitansi, konduktansi dan resistansi. Alat yang digunakan adalah LCR Hi-Tester (LCR meter) yang dirangkai dengan plat kapasitor sejajar. Frekuensi uji yang diambil pada LCR meter di antara 50 Hz sampai 5 MHz yang dibagi menjadi 100 uji. Perlakuan pada penelitian ini adalah susu sapi segar yang dicampur dengan air santan, air beras, dan air mineral. Variasi frekuensi yang diberikan mempengaruhi nilai dielektrik, impedansi, konduktansi, dan resistansi. Semakin tinggi nilai frekuensi yang diberikan menyebabkan nilai impedansi dan resistansi meningkat, sedangkan nilai dielektrik dan konduktansi menurun. Berdasarkan hasil analisis grafik dan statistik, pengujian nilai impedansi, konduktansi, dan resistansi pada frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136 KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz baik digunakan untuk mengidentifikasi pemalsuan susu sapi. Namun, nilai dielektrik tidak baik digunakan sebagai identifikasi pemalsuan susu karena tidak memiliki pola perbedaan yang nyata. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk membuat alat pemalsuan susu sapi berbasis nilai listrik.
Kata kunci: frekuensi, nilai listrik, pemalsuan, susu sapi ABSTRACT
MUHAMMAD ZIMAMUL ADLI. Characterization of Cow’s Milk Identify Adultration of Milk. Supervised by IRMANSYAH and HERIYANTO SYAFUTRA.
Electrical properties studies of dairy cow's
-capacitors. The LCR meter’s frequencies used in this study ranged from 50 Hz to 5 MHz covering 100 test points.The treatments in this study were fresh cow's milk that mixed with coconut milk, rice water and mineral water. Variations of frequencies that given has affect the value of dielectric, impedance,
Based on the results, the analysis of graphs and statistics, testing the value of the impedance, conductance, and resistance in the frequency of 3.3 GHz, 33.7 KHz, 136 KHz, 172 KHz and 216.4 KHz are good for identifying dairy cow's milk adulteration. However, the value of dielectric is not used as identification beca
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 ini ialah Karakterisasi Sifat Listrik Susu Sapi untuk Identifikasi Pemalsuan Susu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Irmansyah M.Si dan Bapak Heriyanto Syafutra M.Si selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terimakasih juga kepada teman-teman Fisika 46, Forces, PPM
Al-Ihya’, FORMALA, KMNU IPB, KMNU Nasional yang senantisa mendoakan dan
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Susu Sapi Perah 2
Kapasitansi dan Nilai Dielektrik 5
Resistansi dan Konduktansi 6
Impedansi 6
METODE 7
Waktu dan Tempat Penelitian 7
Alat dan Bahan 7
Prosedur Penelitian 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Karakteristik Nilai Impedansi Susu Sapi Murni dengan Menggunakan Berbagai
Cairan Pemalsu 9
Karakteristik Nilai Dielektrik Susu Sapi Murni dengan Menggunakan Berbagai
Cairan Pemalsu 11
Karakteristik Nilai Resistansi Susu Sapi Murni dengan Menggunakan Berbagai
Cairan Pemalsu 13
Karakteristik Nilai Konduktansi Susu Sapi Murni dengan Menggunakan
Berbagai Cairan Pemalsu 14
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 16
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 43
DAFTAR TABEL
1 Syarat Mutu Susu Segar Menurut SNI 3141.1:2011 3 2 Nilai Probabilitas Signifikasi Hasil Uji Analysis Of Variance
(ANOVA) 8
DAFTAR GAMBAR
1 Plat Kapasitor Keping Sejajar 5
2 Grafik nilai impedansi susu murni dan susu dengan penambahan air santan, berbagai konsentrasi pada frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136
KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz 10
3 Grafik nilai dielektrik susu murni dan susu dengan penambahan air santan, berbagai konsentrasi pada frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136
KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz 12
4 Grafik nilai resistansi susu murni dan susu dengan penambahan air santan, berbagai konsentrasi pada frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136
KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz 14
5 Grafik nilai konduktansi susu murni dan susu dengan penambahan air santan, berbagai konsentrasi pada frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136
KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Rata-Rata Nilai Impedansi 18
2 Rata-Rata Nilai Kapasitansi 19
3 Nilai Dielektrik 20
4 Rata-Rata Nilai Resistansi 21
5 Rata-Rata Nilai Konduktansi 22
6 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu pada Frekuensi 3.3 KHz 23 7 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu
Santan pada Frekuensi 3.3 KHz 24
8 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air
Beras pada Frekuensi 3.3 KHz 25
9 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air
Mineral pada Frekuensi 3.3 KHz 26
10 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 33.8 KHz 27 11 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air
Santan pada Frekuensi 33.8 KHz 28
12 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air
13 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air
Mineral pada Frekuensi 33.8 KHz 30
14 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 135.9 KHz 31 15 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
Santan pada Frekuensi 135.9KHz 32
16 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
Beras pada Frekuensi 135.9KHz 33
17 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
Mineral pada Frekuensi 135.9KHz 34
18 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 171.5 KHz 35 19 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
Santan pada Frekuensi 171.5KHz 36
20 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
Beras pada Frekuensi 171.5KHz 37
21 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
7Mineral pada Frekuensi 171.5KHz 38
22 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 216.4 KHz 39 23 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
Santan pada Frekuensi 216.4KHz 40
24 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
Beras pada Frekuensi 216.4KHz 41
25 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Air
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu sapi adalah hasil sekresi kelenjar susu sapi, yang berfungsi utama sebagai pemberi nutrisi untuk manusia khususnya bagi bayi, baik dalam bentuk susu murni maupun diolah menjadi produk turunan1. Susu mengandung lemak, protein, vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh2. Susu segar menurut SNI 01-3141- 20113 adalah cairan yang berasal dari ambing hewan sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, kandungan alamiahnya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.
Saat ini banyak ditemukan susu yang rawan dipalsukan, sehingga menjadi salah satu perhatian utama dalam menjaga kualitas susu4. Pemalsuan susu mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan di kemudian hari jika dikonsumsi secara terus menerus. Hasil penelitian5,6 menunjukkan bahwa beberapa produsen susu melakukan pemalsuan susu segar dengan zat pengotor, yaitu menambahkan zat aditif ilegal seperti air, air santan, dan air beras. Pemalsuan susu segar dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi bahan pada susu segar, kemudian menjualnya kepada konsumen. Hal ini merupakan kegiatan melanggar hukum yang sangat merugikan konsumen.
Proses pemeriksaan pemalsuan susu segar dapat dilakukan dengan cara uji
storch, uji terhadap penambahan karbonat, santan, dan amilum (tepung)8. Pemalsuan susu juga dapat diuji dengan penambahan skim atau mengurangi krim, uji penambahan susu kaleng (susu kental manis), uji tidaknya formalin, uji pemeriksaan terhadap gula, dan uji terhadap penambahan bahan-bahan pengawet7.
Praktik uji yang dilakukan selama ini masih menggunakan metode uji kimia dalam skala laboratorium dan relatif membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu diperlukan solusi dalam menangani pemeriksaan pemalsuan susu yang cepat, tepat, dan akurat. Salah satu aplikasi teknologi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode LCR meter. Aplikasi metode ini yaitu dengan menggunakan bagian dari peralatan tes elektronik yang digunakan untuk mengukur induktansi (L), kapasitansi (C), dan resistansi (R) dari komponen. Setiap bahan memiliki sifat listrik yang khas dimana besarnya sangat ditentukan oleh kondisi internal bahan tersebut, seperti momen dipol listrik, komposisi bahan kimia, kandungan air, keasamaan dan sifat internal lainnya9.
2
Perumusan Masalah
Pengukuran tentang uji kandungan dan kualitas susu menggunakan uji kandungan nilai listrik susu sapi masih jarang sekali dilakukan. Untuk itu, bagaimana merancang suatu alat pendeteksi pemalsuan susu berbasis nilai listrik untuk meningkatkan uji kualitas susu sapi?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengkarakterisasi susu sapi perah segar yang dipalsukan menggunakan alat LCR meter.
2. Menganalisis nilai listrik susu sapi segar dengan yang dipalsukan sebagai acuan dalam perancangan alat pendeteksi pemalsuan susu sapi.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu dapat menjadi alternatif uji dalam penentuan pemalsuan susu sapi secara cepat dan mudah.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berupa kajian pengujian kualitas susu sapi dengan melihat sifat listriknya. Sampel yang digunakan adalah susu sapi segar dan susu sapi yang dipalsukan dengan penambahan cairan pemalsu yaitu air santan, air beras, dan air mineral dengan berbagai kosentrasi. Sifat listrik yang diukur meliputi impedansi, kapasitansi, konduktansi, dan resistansi.
.
TINJAUAN PUSTAKA
Susu Sapi Perah
Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi, atau ternak lain yang sedang laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak termasuk kolostrum), dengan tanpa penambahan atau pengurangan suatu komponen10.Susu memerlukan penanganan sejak dari proses pemerahan, distribusi, sampai produk olahannya. Kandungan nilai gizi yang tinggi menyebabkan susu menjadi media yang sangat disukai oleh mikroba untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu dapat menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani dengan benar11.
3 konsumen dengan standar kualitas susu yang telah ditetapkan melalui peraturan tersebut.
Tabel 1 Syarat mutu susu segar menurut SNI 3141.1:20113
No Karakteristik Satuan Syarat
a Berat Jenis (pada suhu 27,5oC)
e Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak ada perubahan
f Derajat asam oSH 6.0 – 7.5
g pH - 6.3 – 6.8
h Uji Alkohol (70 %) v/v - Negatif
i Cemaran mikroba, maksimum: 1. Total Plate Count k Residu antibiotika (Golongan
penisilin, Tetrasiklin, Aminoglikosida,
o Cemaran logam berat, maksimum: 1. Timbal (Pb) menghindari pemalsuan susu dan tidak diterimanya susu oleh Koperasi Produksi Susu (KPS). Selain itu pemeriksaan susu bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kerusakan serta memperbaiki daya simpan, mempertahankan warna, dan cita rasa susu segar. Saleh11 mengemukakan bahwa proses pengujian pemalsuan susu juga dilakukan untuk mendapatkan kualitas susu yang baik bagi konsumen. Pengujian pemalsuan susu tersebut dilakukan dengan melakukan pengujian sensoris dan kimia. Pengujian sensoris meliputi uji warna air susu, rasa, dan bau susu, sedangkan pengujian secara kimia dilakukan dengan menguji berat jenis air susu, kekentalan air susu (viskositas), serta titik beku, dan titik cair air susu. Selain itu juga dilakukan uji daya cerna air susu. Pengujian secara fisik bertujuan untuk mendeteksi kualitas susu secara cepat, artinya melalui kasat mata atau pun sensoris dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Pengujian secara kimia dilakukan untuk memastikan kualitas kandungan kimia susu segar. Berikut penjelasan dari setiap uji pemalsuan susu.
1. Warna air susu
4
2. Rasa dan bau susu
Rasa dan bau susu sangat erat hubungannya dalam menentukan kualitas air susu. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya.
3. Berat jenis air susu
Nilai berat jenis air susu berkaitan dengan tingkat pemalsuan air susu oleh air. Nilai berat jenis air susu berkisar 1,027-1,035 dengan rata-rata 1,031. Standar berat jenis air susu menurut Codex adalah 1,028. Daftar ini telah disepakati para ahli gizi dan kesehatan sedunia, meskipun di setiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri.
4. Kekentalan air susu (viskositas)
Susu memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi dari pada air. Viskositas air susu biasanya berkisar 1,5 – 2,0 cP. Pada suhu 20°C viskositas whey 1,2 cP, viskositas susu skim 1,5 cP dan susu segar 2,0 cP. Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi viskositas. Temperatur juga menentukan viskositas air susu. Sifat ini sangat menguntungkan dalam pembuatan mentega.
5. Titik beku dan titik cair dari air susu
Titik beku air susu menurut Codex adalah –0.5000C. Standar nilai titik beku air susu di Indonesia berubah menjadi –0.5200C. Bila terjadi pemalsuan susu dengan air maka nilai titik beku susu lebih tinggi karena air memiliki titik beku 00C, sehingga bila terjadi pencampuran susu dengan air maka titik beku susu akan meningkat.
6. Daya cerna air susu
Air susu mengandung bahan/zat makanan yang secara totalitas dapat dicerna, diserap dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau 100%. Oleh karena itu air susu dinyatakan sangat baik sebagai bahan makanan. Tidak ada lagi bahan makanan baik dari hewani terlebih-lebih nabati yang sama daya cernanya dengan air susu.
Komposisi air susu dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya 1. Jenis ternak dan keturunannya (breed). 2. Tingkat laktasi. 3. Umur ternak. 4. Infeksi atau peradangan pada ambing. 5. Nutrisi dan pakan yang diberikan. 6. Lingkungan dan 7. Prosedur pemerahan susu. Keseluruhan faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu faktor-faktor yang ditimbulkan oleh lingkungan, genetik dan manajemen.
Kualitas susu yang harus diperhatikan adalah kadar lemak dalam susu. Umumnya, peningkatan kemampuan produksi sapi perah makan semakin rendah kadar lemak susu yang dihasilkan. Kadar lemak juga dipengaruhi oleh frekuensi dan waktu pemerahan, pada pemerahan dua kali kadar lemak susu pemerahan pagi hari sebesar 5,23% dibandingkan dengan pemerahan sore hari yaitu sebesar 5,5%12.
Penurunan produksi susu dari hari ke hari biasanya disertai dengan meningkatnya kadar lemak susu. Hal ini disebabkan adanya hubungan atau korelasi negatif antara produksi dan kadar lemak susu. Selain lemak, protein juga merupakan salah satu komponen susu yang penting. Sama halnya juga dengan lemak susu, protein susu berkorelasi negatif dengan produksi susu13.
Selain itu susu sapi memiliki spesifikasi sifat fisika14,1, yaitu: 1. Kerapatan pada suhu 200C sebesar 915 kg.m-3.
5 3. Daya larut air dalam lemak adalah 0.14 % (w/w) pada suhu 200C dan akan
naik saat suhu naik.
4. Konduktifitas thermal sekitar 0.17 J.(msK)-1 pada suhu 200C. 5. Spesific heat sebesar 2.1 KJ.(KgK)-1 400C.
6. Konduktivitas elektrik sebesar kurang dari 10-12 ohm-1. 7. Kandungan pH 6.7 pada suhu ruangan.
8. Kekentalan 1.9 mPa-s pada suhu ruangan 9. Densitas 1029 kg.m-3 pada suhu ruangan
Kapasitor dan Nilai Dielektrik
Kapasitor adalah dua buah pengantar yang terisolasi bentuknya sembarang menyangkut muatan-muatan yang sama besarnya dan berlawanan tanda sebesar +q dan –q. Kapasitor berfungsi menyimpan muatan jika diberi medan listrik15.
Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik dinyatakan sebagai kapasitansi.Kapasitansi diukur berdasarkan besar muatan yang dapat disimpan pada suatu kenaikan tegangan16.dituliskan dalam persamaan berikut:
Q = CV ………. (1)
Dimana:
V = Beda potensial
C = Kapasitansi Kapasitor
Besar arus yang melewati suatu kapasitor adalah:
Gambar 1 Plat Kapasitor Keping Sejajar
Nilai kapasitansi suatu kapasitor ditentukan oleh faktor geometrik dan sifat dielektrik. Untuk kapasitor plat sejajar, faktor geometri ditentukan oleh luas permukaan elektroda A dan tebal dielektrik d. Adapun sifat bahan delektrik ditentukan oleh nilai dielektrik k. Dielektrik adalah suatu material nonkonduktor yang dapat memperlemah medan listrik dan menaikkan nilai kapasitansi sebanding dengan fakto k17. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Pada ruang hampa udara kapasitansi kapasitor diberikan oleh:
C = 8.85 x 10-12 k ... (2) Dimana :
C = Nilai Kapasitansi (F)
6
A = Luas permukaan elektroda (m2)
d = Jarak antar elektroda atau tebal bahan dielektrik (m) Resistansi dan Konduktansi
Nilai Resistansi (R) suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan temperatur17. Adapun nilai resistansi berbanding terbalik dengan luas penampang lintang (A), dan berbanding lurus dengan panjang (L) dan berbanding lurus dengan hambatan jenis (ρ)18
.
………..……….. (3)
Hukum Ohm aliran arus listrik (I) berbanding lurus dengan beda potensial (V) dan berbanding terbalik dengan hambatan (R)17. Besar kecilnya resistansi dari suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan suhu.
I = ………...………….... (4)
Keterangan :
I = Arus (A) V = Potensial (volt) R = Hambatan (Ω)
NilaiKonduktansi (G) adalah kemampuan untuk menghantarkan arus listrik.Seperti halnya resistansi, konduktansi juga dipengaruhi oleh temperatur,geometri, dan jenis material.Konduktivitas listrik adalah kebalikan dari resistansi (Ω)yang dihubungkan oleh
...……… (5)
Keterangan:
G = Konduktansi listrik (Ω-1)
Impedansi
Impedansi adalah besarnya pembebanan atau hambatan suatu komponen pada arus bolak-balik. Impedansi memiliki satuan Ohm. Hambatan pada resistor (R) dinamakan resistansi, hambatan pada kapasitor (XC) dinamakan reaktansi kapasitif, dan hambatan pada induktor (XL) dinamakan reaktansi induktif.
Dengan analisis fasor untuk tegangan didapatkan bahwa nilai impedansi rangkaian seri sebagai berikut:
………. (6)
Keterangan:
Z = Impedansi (Ω) R = Resistansi (Ω)
7 METODE
Waktudan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di Laboraorium Biofisika Membran dan Elektronika Departemen Fisika IPB.Waktu penelitian adalah dari bulan November 2014 sampai bulan April 2015.
Alat dan Bahan
Penelitian ini memerlukan bahan berupa susu segar, air mineral, air santan, air beras, mika, PCB, kabel (2 ampere / jumper) dan timah.Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain : Solder, dudukan solder, bor listrik, obeng, tang, gunting, PCB, cutter, lem tembak, cutter mika dan termos. Adapun alat utama dalam pengujian adalah LCR meter.
Prosedur Penelitian
1. Membuat 2 buah plat kapasitor menggunakan papan PCB dengan ukuran 4.5 cm x 5 cm, dan jarak kedua plat 0.3 cm. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
2. Mengidentifikasi pemalsuan susu sapi yang dicampurakan dengan cairan air santan, air beras dan air mineral berdasarkan sifat listriknya menggunakan LCR meter, yaitu konduktansi (G), impedansi (Z), kapasitansi (C), dan resistansi (R).
3. Pengambilan sampel susu dilakukan di Peternakan D-Fram Fakultas Peternakan IPB.
4. Memasukkan cairan pemalsuan susu sapi kedalam plat sejajar dengan volume total 16 ml. Perincian perlakuan yang dibuat dalam penelitian yaitu:
a. 100 % (16 ml) air susu sapi
b. 75 % (12 ml) air susu sapi + 25 % (4 ml) cairan pemalsu c. 50 % (8 ml) air susu sapi + 50 (4 ml) cairan pemalsu d. 25 % (4 ml) air susu sapi + 75 (12 ml) cairan pemalsu e. 100 % (16 ml) cairan pemalsu
5. Menset LCR meter nilai tegangan input 1 V, pengukuran menggunakan frekuensi 50 Hz – 5 MHz dengan membagi menjadi 100 uji.
6. Setiap selesai pengujian, plat sejajar dibersihkan menggunakan aquades. 7. Nilai kapasitansi yang didapat, digunakan untuk perhitungan nilai dielektrik,
yaitu dengan persamaan:
k =
………. (7)
8
terhadap frekuensi yang diberikan. Kemudian dilakukan analisis statistik dengan metode analysis of variance (ANOVA).
9. Menyimpulkan hasil dari pengujian identifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Susu adalah campuran kompleks dari air, laktosa, lemak, protein, mineral, dan vitamin yang seluruhnya didistribusikan dalam fase koloid dan larutan. Daya hantar susu ditujukan terutama untuk menghadirkan ion (khususnya Na+, K, Cl), kandungan gula dari susu tetap konstan yaitu sekitar 0,7% w/v. Akan tetapi, konsentrasi relatif dari berbagai macam ion dapat berubah-ubah dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis hewan, musim dalam kurun waktu setahun, makanan dan tingkat laktasi19.
Penelitian yang menggunakan LCR meterini bertujuan untuk menguji sifat listrik susu sapi murni dan susu sapi yang ditambah cairan pemalsu yaitu air santan, air beras dan air mineral pada konsentrasi yang beragam dengan mengambil 100 titik frekuensi dari 50 Hz – 5MHz. Hal ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan sifat listrik yang dapat membedakan setiap pencampuran cairan pemalsu pada susu sapi.
Berdasarkan data yang diperolah, didapatkan 5 frekuensi yaitu 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136 KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz dapat mengidentifikasi antara susu sapi murni dengan setiap penambahan cairan pemalsu. Selain itu, pada grafik bisa dilihat pola hubungan antara setiap variabel perlakuan dengan sifat listriknya.
Tabel 2. Nilai probabilitas signifikasi hasil uji analysis of variance (ANOVA)
Perlakuan Frekuensi (KHz)
3.3 33.7 136 172 216 Susu Sapi + Air Mineral
9 Hasil uji analysis of variance (ANOVA) menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikasi frekuensi 33.7 KHz pada pengujian kapasitansi susu sapi dengan campuran zat pemalsu air santan bernilai p = 0.05, H0 diterima karena syarat H0 ditolak adalah nilai p < 0.05. Nilai probabilitas signifikasi frekuensi 136 KHz pada pengujian kapasitansi susu sapi dengan campuran air santan dan susu sapi dengan campuran zat pemalsu air beras memiliki nilai p >0.05 yaitu masing-masing 0.144 dan 0.265, H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Nilai probabilitas signifikasi selain dari perlakuan dan parameter yang dijelaskan diatas sebagian besar memiliki p <0.05, H0 ditolak.Hal ini bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengujian pemalsuan susu sapi pada perlakuan frekuensi terhadap parameter uji nilai listrik.
Pengujian pemalsuan susu sapi yang telah dilakukan yaitu perbedaan yang signifikan, ditunjukan secara statistik pada uji konduktansi difrekuensi 100 KHz20. Hal ini berbeda pada pengujian pemalsuan susu kambing memiliki perbedaan yang signifikan pada uji impedansi, konduktansi dan resistansi di frekuensi 23.583 KHz21. Hasil yang signifikan didapatkan untuk menguji pemalsuan sapi pada penelitian ini adalah impedansi, konduktansi dan resistansi di 5 frekuensi yaitu 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136 KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz.
Karakteristik Nilai Impedansi Susu Sapi Murni dengan Menggunakan Berbagai Cairan Pemalsu.
Impedansi dari suatu rangkaian merupakan rasio dari tegangan yang melintasi elemen rangkaian terhadap arus yang mengalir pada rangkaian. Pada keping kapasitor impedansi berperan sebagai perintang suatu medan listrik yang diberikan oleh keping.
Cairan susu mengandung air dan laktosa dimana air lebih cenderung resistif dan laktosa cenderung kapasitif karena hambatan pada susu merupakan hambatan yang terdiri dari resistansi dan kapasitansi maka hambatan total yang diukur adalah impedansi (Z)22. Impedansi pada rangkaian keping kapasitor dipengaruhi oleh frekuensi, resistansi, dan reaktansi total.
(a)
3.3 33.7 136 172 216.4
10
Hasil pengujian nilai impedansi bisa dilihat pada gambar 3.Setiap perlakuan menunjukkan bahwa nilai impedansi yang dihasilkan menunjukkan peningkatan seiring semakin besar frekuensi yang diberikan. Namun pada penelitian ini, nilai impedansi belum bisa mengidentifikasi jenis pemalsu, karena pada setiap jenis terdapat rentan nilai impedansi yang beririsan.
Nilai impedansi rata-rata pada air susu murni yaitu 3.6 Ω, sedangkan nilai rata-rata impedansi air susu dengan cairan pemalsu air santan 20%, 50%, 75% dan 100% yaitu masing-masing 4.16 Ω, 4.56 Ω, 5.47 Ω, dan 5.83 Ω. Selain itu, nilai rata-rata impedansi pada air susu dengan cairan pemalsu air beras 20%, 50%, 75% dan 100% yaitu masing-masing 4.59 Ω, 5.16 Ω, 7.74 Ω, dan 28.47 Ω. Pada nilai rata-rata impedansi pada air susu dengan cairan pemalsu air mineral 20%, 50%, 75% dan 100% yaitu masing-masing 4.29 Ω, 4.83 Ω, 8.06 Ω, dan 53.16 Ω.
Data yang dihasilkan menunjukkan semakin besar konsentrasi cairan pemalsu (air santan, air mineral dan air beras) yang dicampurkan dengan susu segar maka nilai impedansi semakin besar. Secara bersamaan, nilai impedansi yang diamati untuk bertambah seiring dengan meningkatnya frekuensi. Hal ini disebabkan semakin kecil kadar konsentrasi suatu zat dalam larutan maka larutan tersebut memiliki kemampuan menghantar arus yang kecil sehingga menyebabkan
3
3.3 33.7 136 172 216.4
Im
Susu 75% + Air Mineral 25% Susu 50% + Air Mineral 50% Susu 25% + Air Mineral 75% Air Mineral 100%
3.3 33.7 136 172 216.4
11 semakin besar nilai impedansi23. Frekuensi yang sangat rendah reaktansi kapasitif menjadi lebih besar daripada reaktansi induktif, jadi impedansinya akan besar dan arus maksimum kecil17.
Karakteristik Nilai Dielektrik Susu Sapi Murni dengan Menggunakan Berbagai Zat Pemalsu.
Nilai kapasitansi sebuah kapasitor keping sejajar dipengaruhi oleh luas penampang keping, jarak antar keping dan sifat bahan dielektrik. Nilai kapasitansi sebanding dengan besarnya konstanta dielektrik bahan. Setiap bahan memiliki karakteristik nilai dielektrik yang berbeda-beda, hal ini menyebabkan nilai kapastitansi yang dihasilkan berbeda pula.
Ketika bahan dielektrik seperti susu murni dan zat pemalsu diletakkan antara kapasitor keping sejajar, medan listrik dari kapasitor mempolarisasi molekul-molekul dielektrik. Hasilnya adalah terdapat suatu muatan terikat pada permukaan dielektrik yang menghasilkan medan listrik yang berlawanan dengan medan listrik luar. Dengan demikian, medan listrik antara kapasitor keping sejajar menjadi lebih lemah sehingga berdampak pada semakin meningkatnya nilai kapasitansi.
Bahan dielektrik merupakan suatu bahan non konduktor yang tidak mempunyai elektron bebas, apabila diberikan suatu medan listrik bermuatan positif dan negatif maka akan bergerak ke arah elektroda negatif dan positif, keadaan seperti ini disebut polarisasi24. Medan listrik diantara keping kapasitor menjadi lemah diakibatkan oleh pengaruh polarisasi. Frekuensi meningkat, maka total polarisasi berkurang dan mengakibatkan konstanta dielektrik berkurang.
(a)
3.3 33.7 136 172 216.4
12
Nilai dielektrik susu murni dengan cairan pemalsu terdapat perubahan frekuensi di bawah 33.7 KHz, tetapi konstan diatas nilai tersebut. Nilai dielektrik dengan frekuensi sampel susu ditunjukkan pada Gambar 4. Secara umum nilai dielektrik tidak bisa digunakan untuk membedakan jenis susu yang dipalsukan karena pada Gambar 4 diatas memperlihatkan setiap pencampuran zat pemalsu tidak memiliki pola data yang konsisten yang menunjukkan pengaruh penambahan zat pemalsu terhadap nilai kapasitansi di setiap frekuensi yang diberikan. Hal ini dikarenakan nilai dielektrik susu sapi murni dan cairan pemalsu tidak berbeda jauh.
Peningkatan frekuensi mengakibatkan pengosongan muatan pada plat kapasitor dengan cepat. Hal ini menyebabkan kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan semakin kecil karena muatan dalam kapasitor semakin berkurang25 dan ketika frekuensinya naik reaktansi induktif akan meningkat dan reaktansi kapasitif menjadi turun17.
0
3.3 33.7 136 172 216.4
N
3.3 33.7 136 172 216.4
N
Susu 75% + Air Mineral 25%
Susu 50% + Air Mineral 50%
Susu 25% + Air Mineral 75%
13 Karakteristik Nilai Resistansi Susu Sapi Murni dengan Menggunakan
Berbagai Zat Pemalsu.
Resistansi adalah kemampuan suatu benda untuk menghambat aliran arus listrik. Kandungan ion-ion yang terlarut dalam suatu cairan dapat mempengaruhi nilai resistansi. Hal ini disebabkan karena ion-ion yang terlarut dalam cairan memberikan pengaruh pada sifat kimia cairan. Semakin besar kadar konsentrasi suatu cairan maka kemampuan menghantar arus yang besar.
(a)
3.3 33.7 136 172 216.4
Resis
3.3 33.7 136 172 216.4
Resis
Susu 75% + Air Mineral 25%
Susu 50% + Air Mineral 50%
Susu 25% + Air Mineral 75%
14
(c)
Gambar 4 Grafik nilai resistansi susu murni dan susu dengan penambahan air santan, air beras, dan air mineral berbagai konsentrasi pada frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136 KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz
Nilai resistansi pada grafik diatas menunjukkan bahwa nilai resistansi susu murni dengan penambahan semua zat pemalsu mengalami kenaikan seiring bertambahnya frekuensi yang diberikan. Menurut Persamaan (6) bahwa nilai resistensi sbanding dengan nilai impedansi, dimana semakin besar nilai resistansi maka nilai impedansi akan mengalami kenaikan. Meningkatnya kandungan lemak menunjukkan lemak memiliki sifat resistif (menghambat) gerakan elektron dan menyebakan nilai resistansi meningkat seiring bertambahnya cairan pemalsu.
Seperti halnya pada grafik nilai impedansi, pada grafik nilai resistansi semakin tinggi kosentrasi zat pemalsu yang dilakukan maka nilai resistansi akan mengalami kenaikan pada semua frekuensi. Karakterisasi menggunakan nilai resistansi tidak bisa membedakan jenis zat pemalsu, karena rentan nilai yang dihasilkan memiliki nilai irisan.
Karakteristik Nilai Konduktansi Susu Sapi Murni dengan Menggunakan Berbagai Zat Pemalsu.
Konduktansi adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan listrik.Konduktansi dipengaruhi oleh konsentrasi ion dan mobilitas ion yang dapat menghantarkan listrik pada bahan. Semakin banyak ion dan tingkat mobilitas ion yang tinggi akan memperbesar nilai konduktansinya.
(a)
3.3 33.7 136 172 216.4
Resis
3.3 33.7 136 172 216.4
15
(b)
(c)
Gambar 5 Grafik nilai konduktansi susu murni dan susu dengan penambahan air santan, air beras dan air mineral berbagai konsentrasi pada frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136 KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz
Persamaan 5 menyebutkan bahwa nilai konduktansi adalah berbanding terbalik dengan nilai resistansi dimana makin besar resistansi larutan, maka makin kecil konduktansinya. Data menunjukkan bahwa konduktansi susu sapi segar menurun seiring dengan penambahan cairan pemalsu dan frekuensi yang diberikan. Penyebabnya adalah konduktansi susu dipengaruhi banyaknya kandungan garamnya20.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan dari penelitian kajian sifat listrik susu sapi dengan pencampuran cairan pemalsu (air santan, air beras, dan air mineral) dengan menggunakan pengujian LCR meter adalah frekuensi yang baik dalam membedakan pemalsuan susu sapi terdapat 5 titik frekuensi 3.3 KHz, 33.7 KHz, 136 KHz, 172 KHz, dan 216.4 KHz dari 100 titik frekuensi dari 50 Hz sampai 5 MHz.
0
3.3 33.7 136 172 216.4
K
Susu 75% + Air Mineral 25%
Susu 50% + Air Mineral 50%
Susu 25% + Air Mineral 75%
Air Mineral 100%
3.3 33.7 136 172 216.4
16
Semakin tinggi frekuensi menyebabkan impedansi dan resistansi meningkat, sebaliknya dielektrik dan konduktansi akan menurun. Berdasarkan hasil analisis grafik dan statistik,uji sifat listrik (impedansi, dielektrik, konduktansi, dan resistansi) dapat disimpulkan bahwa impedansi, konduktansi, dan resistansi baik digunakan untuk mengidentifikasi pemalsuan susu sapi.
Saran
Hasil dari penelitian ini, dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat alat pendeteksi pemalsuan susu sapi. Namun masih terbatasnya penelitiann ini diharapkan terdapat penelitian lanjutan dengan memperhatikan pemerahan susu sapi dan penanganan susu sapi saat penelitian, karena susu sapi sangat mudah kontaminan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Walstra P, Wouters JTM, Geurts TJ. 2006. Dairy Science and Technology Second Edition. New York (US): CRC Pr.
2. Brook Cindy. 2008. MilkPasteurization Guarding Aginst Disease. Medical State University Extension Journal. Tersedia pada http:// www.MSU.edu 3. Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2011. SNI 01-3141-2011. Susu Segar.
Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.
4. Mushollaeni Wahyu, Rusdiana Endang. 2009. Analisa Proses dan Finansial Permen dengan Aplikasi Susu Kambing dan Susu Sapi Afkir. Buana Sains. 2: 105-110
5. Gale, F., & Hu, D. 2009. Supply Chain Issues in China’s Milk Adulteration
Incident. In International Association of Agricultural Economists. Conference. Beijing: China.
6. Nurhadi Muhammad. 2012. Kesehatan Masyarakat Veteriner (Higiene Bahan Pangan Asal Hewan dan Zoonosis).Yogyakarta : Gosyen Publishing.
7. Nurhadi Muflich. 2010. Dimensi Sosiologis dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Susu Sapi Perah. Jurnal Sosiologi. 2 : 0215 - 9635
8. Sudarwanto M, Sanjaya AW. 2009. Pemalsuan susu. Di dalam: Lukman DW, Purnawarman T, editor. Penuntun Praktikum Higiene Pangan Asal Hewan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. hlm 38-40.
9. Hermawan, B. 2005. Monitoring Kadar Air Tanah Melalui Pengukuran Sifat Dielektrik Pada LahanJagung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 7:15-22.
10.Suardana, I. W dan I. B. N. Swacita.2009. Higiene Makanan Kajian Teori dan Prinsip Dasar. Denpasar : Udayana University Press.
11.Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Sumatera Utara: USU digital library.
12.Ekcles, C. H. 1956. Dairy Cattle and Milk Production. 5th Ed. The McMillan Coy. New York.
13.Schimdt, G. H., L. D. Van Vleck & M. F. Hutjens. 1988. Principle of Dairy Science. 2ndEd. Prentice Hall Inc. Engewood Cliffs, New Jersey.
17 15.Halliday, David; Robert Resnick, 1996. “Fisika Jilid 2”, Diterjemahkan oleh:
Pantur Silaban Ph.D dan Drs.Edwin Sucipto. Jakarta: Erlangga.
16.Woollard G. Barry. 1999. ”Elektronika Praktis” Edisi ketiga. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
17.Tippler, Paul A. 2011.Physics for Scientists & Engineers, Third Edition. Jakarta. Erlangga.
18.Giancoli.2001. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
19.Mabrook, M. F., & Petty, M. C. 2003.Effect of Composition on The Electrical Conductance of Milk. Journal of Food Engineering. 60 : 321–325.
20.Sadat A, Mustajab Pervez, Khan Iqbal A. 2005. Determining the adulteration of natural milk with synthetic milk using ac conductance measurement. Journal of Food Engineering. 77 : 472–477
21.Sidik Wahid. 2013. Identifikasi Pemalsuan Susu Kambing melalui Uji Sifat Listrik. Skripsi. FMIPA-IPB. Bogor
22.Filho Bertemes, R Valicheski, RM Pereira and AS Paterno. 1998.Bioelectrical Impedance Analysis for Bovine Milk : Preliminary Results. Department of Electrical Engineering Santa Catarina State University Campus Universitario. 23.Syetiawan Yusuf, Sugianto, Syech Riad. 2014. Penentuan Sifat Listrik Air
pada Wadah Aluminium dan Besi Berdasarkan Pengaruh Radiasi Matahari. JOM FMIPA
24.Harmen. 2001. Rancang Bangun Alat dan Pengukuran Nilai Sifat Dielektrik Bahan pada Kisaran Frekuensi Radio. [Tesis]. Program Pasca Sarjana. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
18
Lampiran 1 Rata-rata Nilai Impedansi
Impedansi (Ω)
Perlakuan Frekuensi (KHz)
3.3 33.7 136 172 216.4 Susu 100 % 3.62817 3.53053 3.50397 3.54647 3.9061 Susu 75% + Air Santan 25% 4.16617 3.7322 4.24913 4.34033 4.30407 Susu 50% + Air Santan 50% 4.33843 4.4301 4.59963 4.821 4.626 Susu 25% + Air Santan 75% 5.206 5.24007 5.55823 5.53373 5.82143
Air Santan 100% 5.4272 5.58657 6.05297 5.94233 6.15177 Susu 100 % 3.62817 3.53053 3.50397 3.54647 3.9061 Susu 75% + Air Mineral 25% 3.98813 4.2428 4.51477 4.26137 4.4513 Susu 50% + Air Mineral 50% 4.6925 4.70347 4.9348 4.80833 5.01883 Susu 25% + Air Mineral 75% 7.8598 7.78747 8.2292 8.2862 8.1383
19 Lampiran 2 Rata-rata Nilai Kapasitansi
Kapasitansi (F)
Perlakuan Frekuensi (KHz)
3.3 33.7 136 172 216.4
Susu 100 % 1.84E-06 1.94E-07 1.18E-07 1.15E-07 8.50E-08 Susu 75% + Air Santan
25% 2.60E-06 9.49E-08 5.32E-08 5.69E-08 7.34E-08 Susu 50% + Air Santan
50% 1.51E-06 9.43E-08 8.41E-08 6.66E-08 5.54E-08 Susu 25% + Air Santan
75% 7.10E-07 1.00E-07 3.90E-08 4.12E-08 3.63E-08 Air Santan 100% 1.02E-06 8.97E-08 3.19E-08 4.28E-08 4.27E-08 Susu 100 % 1.84E-06 1.94E-07 1.18E-07 1.15E-07 8.50E-08 Susu 75% + Air Mineral
25% 1.31E-06 1.08E-07 7.85E-08 6.37E-08 7.11E-08 Susu 50% + Air Mineral
50% 7.49E-07 9.79E-08 5.27E-08 5.35E-08 5.30E-08 Susu 25% + Air Mineral
75% 2.73E-07 3.45E-08 1.57E-08 2.48E-08 2.17E-08 Air Mineral 100% 3.79E-08 1.51E-09 6.54E-10 3.70E-10 2.02E-10 Susu 100 % 1.84E-06 1.94E-07 1.18E-07 1.15E-07 8.50E-08 Susu 75% + Air Beras
25% 2.25E-06 7.38E-08 5.03E-08 6.22E-08 7.12E-08 Susu 50% + Air Beras
50% 1.78E-06 1.12E-07 6.27E-08 3.80E-08 4.61E-08 Susu 25% + Air Beras
20
Lampiran 3 Nilai Dielektrik
Nilai Dielektrik
Perlakuan Frekuensi (KHz)
3.3 33.7 136 172 216.4
Susu 100 % 27.7368 2.923194 1.770652 1.732083 1.280814 Susu 75% + Air Santan
25% 39.17137 1.429755 0.801507 0.85725 1.105838 Susu 50% + Air Santan
50% 22.74953 1.420716 1.267043 1.00339 0.834652 Susu 25% + Air Santan
75% 10.6968 1.506591 0.587571 0.620716 0.546893 Air Santan 100% 15.36723 1.351412 0.480603 0.644821 0.643315 Susu 100 % 27.72128 2.922787 1.777778 1.73258 1.280603 Susu 75% + Air Mineral
25% 19.73635 1.627119 1.182674 0.959699 1.071186 Susu 50% + Air Mineral
50% 11.28437 1.474953 0.793974 0.806026 0.798493 Susu 25% + Air Mineral
75% 4.112994 0.519774 0.236535 0.373635 0.32693 Air Mineral 100% 0.570998 0.02275 0.009853 0.005574 0.003043
Susu 100 % 27.72128 2.922787 1.777778 1.73258 1.280603 Susu 75% + Air Beras
25% 33.89831 1.111864 0.757815 0.9371 1.072693 Susu 50% + Air Beras
50% 26.81733 1.687382 0.944633 0.572505 0.694539 Susu 25% + Air Beras
21 Lampiran 4 Rata-rata Nilai Resistansi
Resistansi (Ω)
Perlakuan Frekuensi (KHz)
3.3 33.7 136 172 216.4
Susu 100 % 3.665033 3.5733 3.796167 3.9612 4.392033 Susu 75% + Air Santan 25% 4.277367 3.744833 4.397367 4.5042 4.7666 Susu 50% + Air Santan 50% 4.3791 4.4508 4.869567 5.136467 4.930233 Susu 25% + Air Santan 75% 5.221433 5.2724 5.660467 5.709333 6.0883
Air Santan 100% 5.464133 5.618233 6.137233 6.197467 6.5872 Susu 100 % 3.665033 3.5733 3.796167 3.9612 4.392033 Susu 75% + Air Mineral 25% 4.0137 4.269133 4.7314 4.483033 4.933833 Susu 50% + Air Mineral 50% 4.706333 4.7267 5.0777 5.002467 5.383433 Susu 25% + Air Mineral 75% 7.867633 7.800033 8.2875 8.5039 8.388767 Air Mineral 100% 53.16933 53.189 52.21633 54.16 53.199
22
Lampiran 5 Rata-rata Nilai Konduktansi
Konduktansi (Ω)-1
Perlakuan Frekuensi (KHz)
3.3 33.7 136 172 216.4
Susu 100 % 0.27295 0.280297 0.263617 0.252993 0.229637 Susu 75% + Air Santan 25% 0.233807 0.267157 0.231827 0.222043 0.21022 Susu 50% + Air Santan 50% 0.228433 0.22507 0.206067 0.196123 0.203333 Susu 25% + Air Santan 75% 0.19153 0.189957 0.176803 0.175257 0.164757 Air Santan 100% 0.1831 0.178087 0.16318 0.161883 0.152067 Susu 100 % 0.27295 0.280297 0.263617 0.252993 0.229637 Susu 75% + Air Mineral 25% 0.249773 0.234277 0.212097 0.22473 0.202713 Susu 50% + Air Mineral 50% 0.21251 0.211627 0.198333 0.200837 0.185917 Susu 25% + Air Mineral 75% 0.127227 0.12838 0.120877 0.117817 0.1193
Air Mineral 100% 0.018808 0.018813 0.019157 0.018467 0.018798 Susu 100 % 0.27295 0.280297 0.263617 0.252993 0.229637 Susu 75% + Air Beras 25% 0.212173 0.22683 0.214777 0.20386 0.19265 Susu 50% + Air Beras 50% 0.19169 0.199823 0.196597 0.182943 0.172873 Susu 25% + Air Beras 75% 0.127703 0.13031 0.12703 0.129477 0.12415
23 Lampiran 6 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu pada Frekuensi 3.3 KHz
Perlakuan Ulangan Impedansi Kapasitansi Konduktansi Resistansi
24
Lampiran 7 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Cairan Pemalsu Santan pada Frekuensi 3.3 KHz
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Impedansi Between Groups 6.725 4 1.681 197.136 .000 Within Groups .085 10 .009
Total 6.810 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 12.061 .001 Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .016 4 .004 190.820 .000 Within Groups .000 10 .000
Total .016 14
Resistansi Between Groups 6.480 4 1.620 182.277 .000 Within Groups .089 10 .009
25 Lampiran 8 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu
Air Beras pada Frekuensi 3.3 KHz Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. Impedansi Between Groups 1358.176 4 339.544 3.728 .042
Within Groups 910.855 10 91.086
Total 2269.031 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 32.74 9
.000 Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .059 4 .015 4.674 .022 Within Groups .032 10 .003
Total .091 14
Resistansi Between Groups 1351.253 4 337.813 3.708 .042 Within Groups 911.030 10 91.103
26
Lampiran 9 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Mineral pada Frekuensi 3.3 KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 5581.528 4 1395.382 3.283E4 .000
Within Groups .425 10 .043
Total 5581.953 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 13.296 .001
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .130 4 .032 527.990 .000
Within Groups .001 10 .000
Total .130 14
Resistansi Between Groups 5587.231 4 1396.808 3.353E4 .000
Within Groups .417 10 .042
27
Lampiran 10 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 33.8 KHz
Perlakuan Ulangan Impedansi Kapasitansi Konduktansi Resistansi
28
Lampiran 11 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Santan pada Frekuensi 33.8 KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 9.788 4 2.447 72.404 .000
Within Groups .338 10 .034
Total 10.126 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 3.482 .050
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .025 4 .006 64.801 .000
Within Groups .001 10 .000
Total .026 14
Resistansi Between Groups 9.820 4 2.455 67.790 .000
Within Groups .362 10 .036
29 Lampiran 12 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu
Air Beras pada Frekuensi 33.8 KHz Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 1307.327 4 326.832 3.755 .041
Within Groups 870.370 10 87.037
Total 2177.697 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 101.673 .000
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .067 4 .017 5.324 .015
Within Groups .031 10 .003
Total .098 14
Resistansi Between Groups 1304.584 4 326.146 3.749 .041 Within Groups 870.011 10 87.001
30
Lampiran 13 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Mineral pada Frekuensi 33.8 KHz
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Impedansi Between Groups 5587.678 4 1396.919 2.434E3 .000 Within Groups 5.740 10 .574
Total 5593.418 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 7.470 .005 Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .128 4 .032 624.490 .000 Within Groups .001 10 .000
Total .128 14
Resistansi Between Groups 5583.255 4 1395.814 2.441E3 .000 Within Groups 5.718 10 .572
31 Lampiran 14 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 135.9
KHz
32
Lampiran 15 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan Zat Pemalsu Air Santan pada Frekuensi 135.9KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 12.504 4 3.126 18.880 .000
Within Groups 1.656 10 .166
Total 14.159 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 2.184 .144
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .020 4 .005 11.988 .001
Within Groups .004 10 .000
Total .024 14
Resistansi Between Groups 10.665 4 2.666 17.483 .000 Within Groups 1.525 10 .153
33 Lampiran 16 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu
Air Beras pada Frekuensi 135.9KHz Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 5316.052 4 1329.013 3.482E3 .000
Within Groups 3.817 10 .382
Total 5319.869 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 1.534 .265
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .109 4 .027 178.274 .000
Within Groups .002 10 .000
Total .110 14
Resistansi Between Groups 5278.129 4 1319.532 3.432E3 .000 Within Groups 3.844 10 .384
34
Lampiran 17 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Mineral pada Frekuensi 135.9KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 1297.662 4 324.415 3.817 .039
Within Groups 849.835 10 84.984
Total 2147.497 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 5.567 .013
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .059 4 .015 5.921 .010
Within Groups .025 10 .003
Total .084 14
Resistansi Between Groups 1288.143 4 322.036 3.843 .038 Within Groups 838.062 10 83.806
35 Lampiran 18 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 171.5
KHz
Perlakuan Ulangan Impedansi Kapasitansi Konduktansi Resistansi
36
Lampiran 19 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Santan pada Frekuensi 171.5KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 10.859 4 2.715 23.099 .000
Within Groups 1.175 10 .118
Total 12.034 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 11.183 .001
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .016 4 .004 25.082 .000
Within Groups .002 10 .000
Total .018 14
Resistansi Between Groups 9.687 4 2.422 21.582 .000 Within Groups 1.122 10 .112
37 Lampiran 20 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu
Air Beras pada Frekuensi 171.5KHz Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 1310.938 4 327.734 3.813 .039
Within Groups 859.461 10 85.946
Total 2170.398 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 45.008 .000
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .050 4 .012 4.966 .018
Within Groups .025 10 .003
Total .075 14
Resistansi Between Groups 1289.537 4 322.384 3.782 .040 Within Groups 852.482 10 85.248
38
Lampiran 21 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Mineral pada Frekuensi 171.5KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 5783.411 4 1445.853 5.679E3 .000
Within Groups 2.546 10 .255
Total 5785.957 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 29.159 .000
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .109 4 .027 129.278 .000
Within Groups .002 10 .000
Total .111 14
Resistansi Between Groups 5723.612 4 1430.903 5.041E3 .000 Within Groups 2.839 10 .284
39 Lampiran 22 Uji Nilai Listik Pemalsuan Susu Sapi Segar pada Frekuensi 216.4
KHz
Perlakuan Ulangan Impedansi Kapasitansi Konduktansi Resistansi
40
Lampiran 23 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Santan pada Frekuensi 216.4KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 11.445 4 2.861 27.180 .000
Within Groups 1.053 10 .105
Total 12.497 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 14.471 .000
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .013 4 .003 13.582 .000
Within Groups .002 10 .000
Total .015 14
Resistansi Between Groups 10.530 4 2.632 19.198 .000 Within Groups 1.371 10 .137
41 Lampiran 24 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu
Air Beras pada Frekuensi 216.4KHz Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 1320.751 4 330.188 3.770 .040
Within Groups 875.726 10 87.573
Total 2196.477 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 163.419 .000
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .039 4 .010 3.994 .034
Within Groups .024 10 .002
Total .063 14
Resistansi Between Groups 1283.958 4 320.989 3.715 .042 Within Groups 864.023 10 86.402
42
Lampiran 25 Uji ANOVA Susu Sapi Segar dengan Penambahan CairanPemalsu Air Mineral pada Frekuensi 216.4KHz
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Impedansi Between Groups 5518.774 4 1379.694 1.392E4 .000
Within Groups .991 10 .099
Total 5519.766 14
Kapasitansi Between Groups .000 4 .000 71.168 .000
Within Groups .000 10 .000
Total .000 14
Konduktansi Between Groups .086 4 .021 138.650 .000
Within Groups .002 10 .000
Total .087 14
Resistansi Between Groups 5426.612 4 1356.653 1.063E4 .000 Within Groups 1.276 10 .128
Total 542
7.888
43 RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lamongan pada tanggal 21 April 1991.Riwayat pendidikan TK Mazra’atulUlum pada 1994-1996. Melanjutkan pendidikan di lembaga pendidikan yang sama yaitu MI Mazra’atul Ulum 01 pada 1996-2003 dan pada 2003 sampai tahun 2006 melanjutkan di MTs. Mazra’atul Ulum. Setelah itu melanjutkan pendidikan di SMA Unggulan BPPT Al Fattah sampain tahun 2009 dan kemudian melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Prestasi Nasional dan Internasional (PIN) di Departemen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif diberbagai organisasi kampus – baik internal maupun ekternal, yaitu FORCES IPB sebagai ketua angkatan dan kepala divisi HRD, FORMALA IPB sebagai kepala divisi PSDM, Ketua Rohis Fisika 46, Ketua Ikatan Muslim Fisika, Ketua Umum dan SC KMNU IPB dan saat ini menjabat sebagai Presidium Nasional I (Presnas) KMNU Nasional.