• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Hidrolisat Tempe Hasil Hidrolisis Protease

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Hidrolisat Tempe Hasil Hidrolisis Protease"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. No. 3 Th. 2002

DAN

TEMPE

[Study on physicochemical and organoleptic

properties of tempeh hydrolysate produced by protease]

Achmad

,

Siti Wiwik Siti Windrati Unus Mukhammad Fauzi dan Bambang

Laboratoriurn Kirnia dan Biokimia Pertanian,

Jurusan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian, Jember I Jernber Jawa Tirnur 68121

ABSTRACT

and organoleptic properties of tempeh hydrolysate produced by were The tempeh hydrolysate had different properties comparing with of the unhydrolyzed ternpeh powder. Hydrolysis of the tempeh could lower the antioxidant activity. According&, the value increased significantly when the tempeh was hydrolyzed by protease. This process also promoted reaction, resulting in a more brown color than that of the tempeh powder. Moreover, the tempeh hydrolysate had a better protein solubility, and a higher index of taste by organoleptic evaluation.

Key words: protease, protein solubility, tempeh and

PENDAHULUAN

Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dikonsumsi oleh hampir semua masyarakat,

dengan konsumsi rata-rata Tempe

mengandung komponen-komponen gizi yang tinggi, seperti protein dan vitamin (Kasmidjo. 1996). Bahkan tempe diketahui mengandung senyawa antioksidan yang diidentifikasi sebagai yakni

dan faktor-2 (6, 7, 4' trihidroksi isoflavon). serta acid (Esaki et al., 1996).

senyawa ini mempunyai dalam

aktifitas radikal sehingga berrnanfaat bagi

kanker seperti halnya dan

Morita, vitamin E dan vitamin C.

Namun demikian, tempe pada umumnya mempunyai keterbatasan dalam waktu penyimpanan yang pendek, ukuran yang besar dan ketersedian yang terbatas dalam suatu daerah tertentu, serta rasa khas yang tidak disukai oleh sebagian orang. Salah satu altematif pemecahan dari ini adalah dengan

membuat tepung tempe et dan

hidrolisat tempe. Dibandingkan dengan tepung tempe, hidrolisat tempe diduga menutupi kelemahan- kelemahan tepung dalam cita rasa. Dengan menggunakan protease, protein tempe dihidrolisis menghasilkan asam-asam amino, dan

Produk hidrolisis ini dapat menjadi sumber dari

bahan-bahan pembangkit cita rasa gurih (Maga, sehingga dapat menutupi taste tempe. Bahkan,

senyawa-senyawa yang mampu

menjadi flavor enhancer, menjadkan hidrolisat berpotensi sebagai altematif bumbu penyedap masakan selain monosodium (MSG) yang kontraversial akan keamanannya bagi kesehatan.

Selanjutnya, dengan bentuk keringnya, hidrolisat tempe diharapkan mempunyai umur yang relatif tinggi dan praktis, sehingga dapat

ruang dan waktu menjadi luas. akan

membuat lebih besar bagi pemanfaatan tempe

dalam produk olahan, seperti: sup tempe,

makanan bayi, biskuit, dan bagi produk lainnya untuk memperkaya zat atau nilai fungsional- nya. Untuk itu diperlukan penelitian sifat fisikokimia, organoleptik fungsional hidrolisat dari tempe oleh enzim protease.

METODOLOGI

han

Bahan yang digunakan dalarn penelitian ini yaitu berupa tempe yang diproduksi oleh Ny. Tyas Kreongan Jember, sedangkan gula dan dekstrin

pasar yang digunakan adalah

(Novo Denmark). Enzim

merupakan dan peptidase yang

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Referensi

Dokumen terkait

Obyek penelitian adalah sifat organoleptik dan daya terima (warna, aroma, tekstur, rasa dan kekompakan) pada tempe dari kedelai yang dibungkus plastik, daun pisang dan daun

Hasil uji Anova dapat diketahui bahwa perbedaan konsentrasi tempe yang diberikan memberikan perbedaan yang nyata terhadap kadar protein, kadar lemak dan organoleptik rasa

Produk makanan dengan penambahan kalsium karbonat umumnya memiliki penerimaan panelis yang lebih rendah dari segi rasa dibanding dengan trikalsium fosfat (Gerstner,

pada berbagai tingkat lama penyimpanan adonan beku pada suhu -20±2ºC menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap kadar air puff pastry yang dibuat dari

Perlakuan tersebut menghasilkan biskuit jagung nikstamal dengan penilaian panelis yang meliputi skor flavor sebesar 3,67 dengan kriteria khas jagung, skor warna

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Subsitusi

Keripik simulasi adalah keripik yang dibuat dari bahan baku tepung melalui proses pengadonan tepung, pembuatan lembaran tipis, pencetakaan lembaran dan

Dengan menggunakan saringan yang lebih halus (ukuran 100 mesh). Selama penyimpanan 10 minggu tidak terjadi perubahan aroma, rasa dan warna. Bilangan peroksida