Daftar Pustaka
Asdak Chay, 2004. Hidrologi dan oengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Boangmanalu, Arta (2013). Tugas Akhir Kajian Laju Angkutan Sedimen oada Sugai Wampu. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Isma, Faiz (2010). Tugas Akhir Studi Karakteristik Muara Sungai Belawan. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Khatib, Anwar, et al. 2013. Analisis Sedimentasi Dan Alternatif oenganannya Di oelabuhan Selat Baru Bengkalis dalam jurnal: Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS).
Mulyanto H R, 2007. Sungai fungsi & Sifat – Sifatnya, Graha Ilmu, Yogyakarta. Pangestu, Hendar dan Helmi Haki. 2013. Analisis Angkutan Sedimen Total oada
Sungai Dawas Kabupaten Musi Banyuasin dalam jurnal: Teknik Sipil dan Lingkungan No. 1, Vol. 1, Desember 2013, ISSN: 2355-374X.
Sembiring, Amalia Ester, et al. 2014. Analisis Sedimentasi Di Muara Sungai oanasen dalam jurnal: Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (148-154) ISSN: 2337-6732.
Soemarto, C. D. 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta.
Sudira, I Wayan, et al. 2013. Analisis Angkutan Sedimen oada Sungai Mansahan
dalam jurnal: Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (54-57).
BABBIII
METODOLOMIBDANBDESKRIPSIBLOKASIBPENELITIANB
BIII.1.BBBMetodologiBPenelitianB
Aspek yang akan dibahas dalam analisa tugas akhir ini, antara lain meliputi:
Mengerjakan survei kelapangan untuk mengambil data-data primer yang dibutuhkan.
Melakukan analisis laboratorium untuk mendapatkan nilai diameter butiran sedimen dan nilai parameter lainnya yang diperlukan dalam rumusan teoritis.
Perhitungan kemiringan dasar sungai.
Perhitungan angkutan sedimen yang terjadi pada muara sungai.
Perhitungan muatan sedimen total yang dihasilkan.
Tujuan
III.1.1BBMetodeBPelaksanaan
Pelaksanaan yang akan dikerjakan yaitu mengambil langsung sampel sedimen dilapangan. Kemudian setelah sampel sedimen diperoleh akan dilakukan analisa saringan terhadap sampel tersebut. Sedimen yang ukuran butirannya terbagi rata antara yang besar sampai yang kecil disebut bergradasi baik (well graded). Apabila besaran butirannya hampir sama seluruhnya maka sedimen
tersebut bergradasi seragam (uniformally graded). Bilamana terdapat kekurangan atau kelebihan salah satu ukuran butiran tertentu maka sedimen tersebut bisa dikatakan bergradasi buruk (poorly graded).
Metode pelaksanaan dalam analisa saringan (sieve analysis) antara lain sebagai berikut :
1. Sedimen dibiarkan mengering diudara terbuka lalu dibiarkan sampai keadaan rapuh, setiap gumpalan butiran dipecah hingga merata.
2. Setelah sampel mengering, hancurkan gumpalan-gumpalan pasir tersebut dengan menggunakan kedua tangan sampai menjadi butiran asli, usahakan agar tidak sampai menghancurkan butiran sedimen yang asli.
3. Setiap contoh sampel ditimbang beratnya ± 200 gr.
5. Penyaringan dilakukan dengan mesin pengayak, setiap sampel dibiarkan selama ± 15 menit agar penyaringan berlangsung secara sempurna.
6. Tanah yang tertahan pada masing-masing saringan ditimbang dan dicatat beratnya.
III.1.2BBBBPengumpulanBData
Data- data yang diproleh meliputi : a. Observasi lapangan
Data yang didapatkan adalah data kecepatan aliran sungai dan suhu daripada air sungai yang diteliti.
b. Eksperimen Laboratorium
Sedimen yang diambil dari lapangan kemudian di uji di lab. Hasil dari tes laboratorium berupa analisa ayakan dan berat jenis dari sedimen..
c. Studi Pustaka
Dari literatur yang berhubungan dengan tugas akhir ini data yang diperoleh berupa nilai dari gravitasi bumi, berat jenis air sungai, dan faktor bentuk dari sedimen.
III.1.3BPerhitunganBKemiringanBDasarBSungai
Perhitungan yang digunakan untuk mencari kemiringan sungai adalah sebagai berikut:
Di mana :
S = kemiringan dasar sungai
ΔH = beda tinggi
ΔX = jarak memanjang
III.1.4BPerhitunganBAngkutanBSedimen
III.1.4.1BAngkutanBSedimenBDasarB(Bed Load Transport)
Perhitungan Angkutan Sedimen Dasar dapat dicari dengan menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode DuBoys b. Metode Shields c. Metode Schoklitsch d. Metode Meyer-Peter
e. Metode Meyer-Peter dan Muller f. Metode Rottner
A.BMetodeBDuBoys
Dalam metode DuBoys diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Lebar dasar saluran (W)
Kedalaman sungai (D)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung tegangan geser (��)
�� = ��∗��∗�� 3.2
3. Menghitung debit sedimen dasar (qb)
qb = ��
(�� - ��c)3.3
4. Menghitung muatan sedimen dasar (Qb)
Qb = W * qb 3.4
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.3.
B.BMetodeBShields
Dalam metode Shields diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Debit sungai (Q)
Kemiringan dasar saluran (S)
Lebar dasar saluran (W)
Kedalaman sungai (D)
Gravitasi (g)
Massa jenis air (γ)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung q
q =
3.5
2. Menghitung tegangan geser (��)
3. Menghitung kecepatan geser (U*)
U* = (g D S)1/2 3.7
4. Menghitung nilai bilangan Reynold (Re)
Re =
3.8
5. Tentukan tegangan geser kritis (��c)
��c = {(γs – γ)} d 3.9
6. Menghitung debit sedimen dasar (qb)
=
3.10
7. Menghitung muatan sedimen dasar (Qb)
Qb = W * qb 3.11
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.4.
Gambar 3.4 : Langkah Penyelesaian Metode Shields
C.BMetodeBSchoklitsch
Dalam metode Schoklitsch diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung q
q =
3.12
2. Menghitung qc
qc = 1,94 10-5
3.13
3. Menghitung debit sedimen dasar (qb)
qb = S3/2 (q - qc)
3.14
4. Menghitung muatan sedimen dasar (Qb)
Qb = W * qb 3.15
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.5.
D.BMetodeBMeyer-Peter
Dalam metode Meyer-Peter diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Lebar dasar saluran (W)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung debit sedimen dasar (qb)
qb2/3 = - 17 (metric units)
3.16
2. Menghitung muatan sedimen dasar (Qb)
Qb = W * qb 3.17
E.BMetodeBMeyer-PeterBdanBMuller
Dalam metode Meyer-Peter dan Muller diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Lebar dasar saluran (W)
Berat jenis sedimen (γs)
Berat jenis air (γ)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung ρ
ρ = 3.18
2. Menentukan Kr
Kr = 3.19
3. Menentukan Sr
4. Menghitung debit sedimen dasar (qb)
S )3/2 R = 0,047 (γs- γ) d + 0,25 ρ1/3 qb2/3 3.21
5. Menghitung muatan sedimen dasar (Qb)
Qb = W * qb 3.22
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.7.
Gambar 3.7 : Langkah Penyelesaian Metode Meyer-Peter dan Muller
F.BMetodeBRottner
Dalam metode Rottner diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Berat jenis sedimen (γs)
Lebar dasar saluran (W)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung debit sedimen dasar (qb)
qb = γs [(δs-1)g D3]1/2 x { [0,667()2/3 + 0,14]
- 0,778()2/3}3 3.23
-2. Menghitung muatan sedimen dasar (Qb)
Qb = W * qb 3.24
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.8.
Gambar 3.8 : Langkah Penyelesaian Metode Rottner
3.1.4.2 B Perhitungan B Angkutan B Sedimen B Melayang B(Suspended Load
Transport)
a. Metode Lane dan Kalinske b. Metode Einstein
c. Metode Chang, Simons, dan Richardson
A.BMetodeBLaneBandBKalinske
Dalam metode Lane and Kalinske diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Kedalaman sungai (D)
Massa jenis air (γ)
Gravitasi (g)
Koefisien manning (n)
Lebar dasar saluran (W)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung kecepatan geser (U*)
2. Tentukan nilai PL
3. Menghitung debit sedimen melayang (qsw)
qsw = q Ca PL exp
3.26
4. Menghitung muatan sedimen melayang (Qsw)
Qsw = W * qsw 3.27
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.10.
B.BMetodeBEinstein
Dalam metode Lane and Kalinske diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Kedalaman sungai (D)
Massa jenis air (γ)
Gravitasi (g)
Koefisien manning (n)
Lebar dasar saluran (W)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
2. Menentukan nilai Δ
Δ =
3.28
3. Tentukan nilai A
A =
3.29
4. Menentukan nilai Z
Z =
3.30
6. Menghitung debit sedimen melayang (qsw)
qsw = 11,6 U* Ca a [(2,303 log ) I1 + I2 ]
3.31
7. Menghitung muatan sedimen melayang (Qsw)
Qsw = W * qsw 3.32
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.14.
Gambar 3.14 : Langkah Penyelesaian Metode Einstein
Dalam metode Chang, Simons and Richardson diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kedalaman sungai (D)
Massa jenis air (γ)
Lebar dasar saluran (W)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai Ѯa
Ѯa = 3.34
2. Menentukan nilai Z2
Z2 =
3.35
4. Menghitung debit sedimen melayang (qsw)
qsw = 11,6 U* Ca a [(2,303 log ) I1 + I2 ]
3.36
5. Menghitung muatan sedimen melayang (Qsw)
Qsw = W * qsw 3.37
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.17.
Gambar 3.17 : Langkah Penyelesaian Metode Chang, Simons and Richardson
3.1.4.3BPerhitunganBAngkutanBSedimenBTotalB(Total Load Transport)
Perhitungan Angkutan Sedimen Total dapat dicari dengan menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Yang’s
b. Metode Engelund and Hansen c. Metode Shen and Hungs
A.BMetodeBYang’s
Dalam metode Yang’s diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar sungai (S)
Kedalaman sungai (D)
Lebar sungai (W)
Luas penampang (A)
Kecepatan Aliran (V)
Massa jenis sedimen (γs)
Massa jenis air (γ)
Gravitasi (g)
Kecepatan jatuh (ω)
Viskositas kinematik ()
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut : 1. Menghitung kecepatan geser (U*)
Anggap R = D
U*= (g.R.S )
0.53.38
2. Menghitung nilai bilangan Reynold (Re)
Re = 3.39
3. Menghitung harga parameter kecepatan kritis (Vcr)
Vcr = + 0.66 3.40
4. Menghitung konsentrasi sedimen total (Ct) Log Ct = 5.435 – 0.286 log - 0.457 log
+ (1.799 – 0.409 log − 0.314 log ) log ( −) 3.41
Gw = �� * W * D * V 3.42
6. Menghitung Muatan sedimen
Qs = Ct * Gw 3.43
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.18
B.BMetodeBEngelundBandBHansen
Dalam metode Engelund and Hansen diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar saluran (S)
Lebar dasar saluran (W)
Kedalaman sungai (D)
Debit sungai (Q)
Massa jenis sedimen (γs)
Massa jenis air (γ)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung harga qs
qs = 0,05 γs V2 []1/2
[]
3/2 3.44dimana nilai tegangan gesernya adalah sebagai berikut :
��
0 = ��∗��∗��Qs = W * qs 3.45
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.19.
Gambar 3.19 : Langkah Penyelesaian Metode Engelund and Hansen
C.BMetodeBShenBandBHungs
Dalam metode Shen and Hungs diperlukan data-data sebagai berikut:
Ukuran diameter sedimen (d50)
Kemiringan dasar sungai (S)
Lebar dasar sungai (W)
Kedalaman sungai (D)
Debit sungai (Q)
Massa jenis air (γ)
Gravitasi (g)
Langkah-langkah perhitungan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut : 1. Menghitung Konsentrasi Sedimen Total
Log Ct = -107404.459 + 324214.747*Y – 326309.589*Y2 + 109503.872*Y3 3.46
Dimana : Y = []0.0075
2. Menghitung volume berat air (Gw)
Gw = �� * W * D * V 3.47
3. Menghitung Muatan sedimen (Qs)
Qs = Ct * Gw 3.48
.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.20 :
III.2.BLokasiBStudiBPenelitian
III.3.BDeskripsiBDanBKondisiBDASBPercut
III.3.1BLetakBMeografisBDanBLuasBSeiBPercutB
Daerah pengaliran (catchment area) Sungai Percut berbentuk bulu burung yang meliputi beberapa bagian dari kecamatan Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Pantai Labu, Sibolangit, Tanjung Morawa, Patumbak, Biru-Biru, STM Hulu dan STM Hilir. Tidak seluruh luasan dari masing-masing kecamatan tersebut masuk kedalam daerah pengaliran Sungai Percut, akan tetapi hanya beberapa bagian saja.
Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.
Sementara itu, dilihat dari kemiringan lahan, secara umum Sei percut temasuk daerah dataran pantai dari Kabupaten Deli Serdang yang bermuara ke Selat Malaka dengan Potensi Utama daerahnya adalah ; Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas, dan Pariwisata. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.
Data kondisi DAS Percut yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
Daerah Pengaliran Sungai Percut (A) 276,8 km2
Lebar Maksimum Sungai 45 m
Panjang Sungai Percut (L) 70 km
Kelerengan/Kemiringan (S) 0.02500 m
III.3.3BKondisiBTataBMunaBLahanB
dikelompokkan ke dalam beberapa penggunaan lahan dengan luas masing-masing lahan.
Tata Guna Lahan Luas (km2)
Pemukiman 86.8
Hutan 23.5
Sawah 38.6
Kebun Campuran 52.6
Tegalan 4.2
Perkebunan : • Tebu
• Kelapa Sawit • Coklat
26.3 34.5 5.4
Tambak 2.2
Lainya 2.7
BABBIV
PERHITUNGANBANGKUTANBSEDIMENB
IV.1BPerhitunganBKemiringanBDasarBSungai
Berdeserken dete yeng diberiken deri penempeng meninteng sungei,
diketehui kemiringen rete-rete sungei yeng ditunjukken denem Teben 4.1.
Zone Bede Tinggi (ΔH) Jerek memenjeng (ΔX) Kemiringen
1 0.049 100 0.00049
2 0.041 100 0.00041
3 0.036 100 0.00036
4 0.051 100 0.00051
Kemiringen Rete-rete 0.00044
Sumber : Hesin Anenisis Perhitungen
Jedi, diperoneh hesin kemiringen deser sungei wempum (S) pede nokesi yeng
ditinjeu seninei 0.00044
Deri hesin uji neboretorium diperoneh ninei :
IV.2BPerhitunganBAngkutanBSedimenB
Diketehui
Kemiringen Permukeen (S) = 0,00044
Suhu (T) = 29,7oC = 85,46 oF
Grevitesi (g) = 9,8 m/dt2 = 32,2 ft/s2
Kedenemen rete – rete ( D) = 1,477 m = 4,85 ft
Leber Sungei ( W ) = 40 m = 131,23 ft
d50 = 0,075 mm = 2,46 x 10-4 ft
D65 = 0,095 mm = 0,095 x 10-3 m = 0,0037 in
Beret Jenis Sedimen (γs) = 2594 kg/m3
Ce = 0,001
e = 0,25 m = 9,83 in
n = 0,02
q = 4,09 (ft3/s)/ft = 0,38 (m3/s)/m
Tehun 2009
Tenggen Jen Feb Mer Apr Mei Jun Jun Ags Sep Okt Nop Des
3 84.0 3.5 5.5 63.3 17.2 0.8 0.4 15.9 0.9 17.2 13.1 3.3
4
341.
9 2.4 4.5 17.2 77.5 0.7 0.2 0.2 2.7 4.1 9.0 10.9
5 73.3 4.1 3.3 4.9 123.0 0.7 0.7 7.8 1.1 3.9 216.5 15.1
6 19.5 3.0 3.3 10.9 24.7 0.6 0.3 0.5 8.7 0.9 19.5 24.1
7 12.4 2.0 1.8 20.0 12.7 0.5 2.7 0.5 1.4 3.0 203.1 9.0
8 12.4 2.1 4.7 15.9 18.6 10.6 1.1 1.1 7.8 2.0 36.4 16.3
9 8.4 2.3 13.1 6.5 13.9 0.7 0.4 0.7 62.4 3.2 12.4 5.1
10 4.9 1.9 5.3 4.9 16.3 0.6 0.2 0.9 2.6 8.7 7.3 3.3
11 3.9 1.9 2.3 8.1 22.5 0.5 0.2 0.3 4.7 4.1 6.3 2.0
12 4.5 2.0 2.9 10.6 66.2 0.7 0.3 0.9 29.9 4.9 5.1 3.7
13 4.1 3.5 12.0 3.0 13.9 0.1 0.2 0.2 1.9 2.9 9.6 2.0
14 4.7 5.5 2.4 2.7 10.3 0.6 0.1 1.3 4.5 1.1 4.5 7.3
15
242.
6 2.0 1.9 2.6 5.1 0.6 15.5 1.3 3.0 1.2 4.5 70.2
16 66.2 1.9 23.0 2.7 12.7 0.5 0.6 0.9 4.5 1.2 4.5 5.1
17 19.1 1.2 7.3 9.6 7.6 0.4 0.3 0.4 12.7 1.3 3.3 4.5
18 8.4 4.1 2.3 2.0 5.1 0.4 0.2 2.0 12.4 6.5 2.3 3.7
19 7.6 1.1 2.7 1.1 3.0 0.4 0.2 0.8 134.5 3.5 17.2 52.5
20
188.
4 1.4 13.5 2.3 6.5 0.9 0.1 2.7 12.0 1.7 11.3 3.9
21 22.0 2.1 19.5 65.3 5.3 0.6 0.2 4.7 4.3 5.1 25.8 2.3
22 18.1 1.1 9.6 1.0 4.9 0.3 1.2 0.4 1.7 1.8 93.3 1.1
23 20.5 0.9 19.1 1.0 2.0 0.3 0.2 15.1 2.4 6.8 23.6 0.9
24 16.3 1.9 5.8 0.8 1.4 0.3 0.1 1.0 0.8 77.5 25.2 1.1
25 9.3 1.1 4.9 4.9 0.2 0.3 0.1 0.5 0.9 54.2 8.7 1.0
26 4.9 1.1 4.1 10.9 3.2 2.4 0.1 0.2 0.8 3.5 5.3 1.5
27 30.5 5.3 1.8 2.3 0.7 0.7 0.4 0.4 1.8 5.3 3.3 6.0
28 9.0 3.3 3.2 3.7 9.0 0.7 0.7 2.7 0.5 20.5 10.3 1.5
29 5.8 4.5 4.1 3.0 2.6 1.4 3.0 10.0 37.8 3.9 3.3
30 5.8 15.5 14.3 3.5 0.3 0.4 4.7 14.3 17.2 2.1 5.3
31 6.3 4.7 0.8 0.2 1.0 14.3 9.0
Meximum
341.
9 7.3 23.0 65.3 123.0 10.6 15.5 15.9 134.5 77.5 216.5 70.2
Rerete
bunenen 41.8 2.7 6.7 10.0 17.9 1.0 1.0 2.3 11.9 12.0 28.6 9.0
Minimum 3.9 0.9 1.1 0.8 0.2 0.1 0.1 0.1 0.5 0.9 2.1 0.9
Rerete (1-15) 57.3 3.3 4.5 11.7 32.5 1.3 1.6 2.1 9.7 7.6 41.2 11.8
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rerete
(16-31) 27.4 2.0 8.8 8.4 4.3 0.7 0.4 2.5 14.2 16.1 16.0 6.4
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tenggen Jen Feb Mer Apr Mei Jun Jun Ags Sep Okt Nop Des
1 3.0 2.1 1.7 0.7 0.6 0.5 1.7 64.3 3.0 2.1 3.0 0.0
2 1.2 6.8 2.1 0.3 1.1 0.6 8.7 1.4 1.8 1.2 1.8 0.0
3 5.8 1.9 6.0 0.4 1.9 0.6 15.5 8.4 1.9 1.8 1.9 0.0
4 17.2 1.3 1.2 4.1 3.3 8.1 5.3 4.1 1.4 1.3 1.4 0.0
5 6.8 1.0 0.9 0.7 2.0 5.3 1.1 2.4 1.1 2.4 1.1 0.0
6 4.3 1.3 2.7 0.5 2.0 3.3 0.7 1.7 2.6 4.1 2.6 0.0
7 13.1 2.4 1.4 0.3 1.7 1.9 0.5 1.1 1.7 2.1 1.7 0.0
8 7.0 1.4 0.9 0.4 1.8 2.1 1.9 3.7 1.4 1.9 1.4 0.0
9 52.5 1.1 1.2 0.3 1.0 1.4 0.7 15.9 1.1 2.1 1.1 0.0
10 3.7 2.7 1.1 3.7 0.6 4.3 0.9 9.6 0.9 0.9 0.9 0.0
11 1.1 4.5 1.1 0.7 0.5 1.3 0.7 11.6 0.7 0.3 0.7 0.0
12 1.1 1.3 0.9 0.2 0.5 1.2 0.5 28.1 0.6 1.2 0.6 0.0
13 0.8 1.1 3.3 0.2 0.4 0.7 0.5 44.4 8.7 1.9 8.7 0.0
14 0.5 0.6 1.4 0.1 2.7 0.6 0.4 27.5 1.2 0.6 1.2 0.0
15 1.1 24.1 0.4 0.1 1.7 0.5 0.4 12.4 1.1 1.4 1.1 0.0
16 54.2 1.5 0.3 0.1 0.6 1.1 10.3 10.9 1.1 0.7 1.1 0.0
17 4.5 1.1 0.3 0.1 1.3 2.4 1.0 4.9 1.2 0.6 1.2 0.0
18 1.1 4.5 0.3 0.9 1.2 0.5 6.3 2.9 1.0 0.8 1.0 0.0
19 3.0 1.0 0.3 0.3 0.5 0.4 1.1 3.3 1.0 0.8 1.0 0.0
20 1.7 2.9 0.3 4.9 0.4 0.4 0.7 14.7 0.9 0.7 0.9 0.0
21 1.1 0.9 2.3 2.1 0.4 0.4 15.5 4.1 1.2 0.9 1.2 0.0
22 21.5 0.4 0.3 4.7 0.4 0.9 10.0 3.0 2.1 0.7 2.1 0.0
23 3.5 0.4 1.1 1.0 0.4 0.5 4.7 2.0 1.7 0.6 1.7 0.0
24 2.3 2.0 0.4 2.7 0.6 0.4 3.2 3.5 3.9 0.9 3.9 0.0
25 9.0 0.5 2.6 1.1 0.5 3.0 1.1 1.8 1.9 0.5 1.9 0.0
26 2.4 5.8 0.3 0.6 8.7 1.7 37.8 1.0 1.1 0.5 1.1 0.0
27 10.0 1.7 0.4 2.7 1.7 0.5 3.7 8.4 0.9 0.5 0.9 0.0
28 9.6 1.0 0.5 2.6 1.2 0.6 2.1 1.2 1.1 0.6 1.1 0.0
29 9.6 0.4 0.4 1.4 0.6 1.1 1.7 1.5 0.5 1.5 0.0
30 24.1 0.3 1.7 0.7 1.2 1.1 2.9 1.0 4.1 1.0 0.0
31 6.5 2.3 0.5 0.7 4.1 1.8 0.0
Meximum 54.2 24.1 6.0 4.9 8.7 8.1 37.8 64.3 8.7 4.1 8.7 0.0
Rerete
bunenen 9.1 2.8 1.2 1.3 1.4 1.6 4.5 9.9 1.7 1.3 1.7 0.0
Minimum 0.5 0.4 0.3 0.1 0.4 0.4 0.4 1.0 0.6 0.3 0.6 0.0
Rerete (1-15) 7.9 3.6 1.8 0.8 1.4 2.2 2.6 15.8 1.9 1.7 1.9 0.0
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rerete
(16-31) 10.3 1.8 0.8 1.7 1.3 1.0 6.3 4.4 1.4 1.0 1.4 0.0
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tehun 2011
1 32.4 1.5 0.7 420.2 0.5 5.8 0.0 0.3 0.5 13.1 50.0 25.8
2 190.2 9.0 0.5 55.1 1.2 1.8 0.0 0.2 0.6 20.0 50.8 44.4
3 15.5 4.7 0.6 11.3 0.9 4.1 0.0 0.2 0.5 37.8 47.6 61.5
4 3.7 2.4 0.7 1.4 0.7 1.4 0.5 0.1 0.4 43.6 52.5 58.7
5 9.3 1.7 1.2 1.1 0.5 0.7 0.5 0.2 3.7 76.4 133.1 56.0
6 417.3 1.1 0.8 1.2 1.1 0.5 0.5 0.3 2.6 29.3 203.1 66.2
7 22.0 8.7 0.6 1.1 1.0 0.4 0.5 0.0 7.6 28.1 56.9 70.2
8 6.8 2.1 0.5 0.9 0.8 1.7 0.5 0.1 4.3 24.1 73.3 69.2
9 6.0 16.3 1.4 0.7 0.6 1.1 0.5 0.1 2.7 21.0 50.8 70.2
10 7.0 1.8 1.1 0.4 0.5 0.8 0.5 0.1 2.7 44.4 56.0 71.2
11 3.2 1.0 0.8 0.4 1.2 0.6 0.5 0.1 2.7 35.0 47.6 54.2
12 2.3 2.1 0.6 0.4 0.9 0.5 0.5 0.5 2.3 33.0 140.5 70.2
13 15.5 2.0 0.7 0.7 0.8 0.4 0.1 0.1 6.3 33.0 54.2 34.4
14 3.7 1.0 0.7 1.9 3.9 0.4 0.3 0.4 3.9 33.0 58.7 64.3
15 2.0 0.9 2.0 1.1 1.5 0.8 0.4 0.1 3.2 33.0 50.0 70.2
16 2.0 5.3 1.7 1.9 0.8 0.7 0.6 0.0 3.3 41.4 48.4 70.2
17 1.3 3.7 1.0 2.1 0.7 1.1 0.8 0.1 0.0 33.0 47.6 70.2
18 1.4 1.1 0.7 2.1 0.9 0.7 0.8 0.1 22.0 33.7 50.0 6.8
19 1.1 0.8 0.7 1.4 0.8 0.7 1.0 0.1 22.0 33.0 55.1 43.6
20 1.0 0.7 0.6 0.9 0.7 1.7 1.1 0.1 6.5 46.8 50.0 55.1
21 0.7 0.6 0.5 0.7 0.7 1.4 1.3 0.1 6.5 34.4 50.0 63.3
22 0.5 0.5 1.1 0.5 0.5 1.1 0.3 0.2 6.5 34.4 50.8 61.5
23 0.4 0.6 1.4 0.4 1.0 1.4 0.3 2.1 6.5 34.4 39.9 69.2
24 0.4 0.6 1.1 1.8 11.3 1.1 1.3 0.7 6.5 47.6 50.8 46.8
25 1.3 0.9 9.6 4.5 2.0 0.7 0.2 1.0 6.5 79.6 45.2 56.0
26 1.8 0.6 4.9 1.7 1.4 0.5 0.2 0.0 12.0 52.5 37.8 65.3
27 1.0 0.5 1.8 1.0 1.4 0.5 0.2 0.5 15.5 65.3 49.2 36.4
28 30.5 0.7 0.4 1.0 1.2 0.4 0.1 0.4 12.7 56.0 52.5 56.0
29 2.7 0.6 0.9 1.1 0.9 0.1 1.1 12.7 56.0 52.5 66.2
30 39.2 0.5 0.7 1.0 0.6 0.1 1.2 12.7 50.8 45.2 68.2
31 3.2 6.0 1.3 0.3 0.4 61.5 68.2
Meximum 417.3 16.3 9.6 420.2 11.3 5.8 1.3 2.1 22.0 79.6 203.1 71.2
Rerete
bunenen 26.6 2.6 1.5 17.3 1.4 1.1 0.5 0.4 6.5 40.8 61.7 57.7
Minimum 0.4 0.5 0.4 0.4 0.5 0.4 0.0 0.0 0.0 13.1 37.8 6.8
Rerete (1-15) 49.1 3.8 0.9 33.2 1.1 1.4 0.4 0.2 2.9 33.7 75.0 59.1
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rerete
(16-31) 5.5 1.3 2.0 1.4 1.7 0.9 0.5 0.5 10.1 47.5 48.3 56.4
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tehun 2012
1 38.5 93.3 47.6 26.9 7.0 36.4 19.1 21.0 21.0 19.5 3.7 10.6
2 59.6 86.3 50.8 26.9 6.8 31.1 19.1 21.0 21.0 19.5 6.8 10.0
3 69.2 55.1 50.8 25.2 6.8 22.0 19.1 20.5 23.0 18.6 14.3 1.9
4 61.5 89.7 49.2 34.4 6.8 21.5 20.0 20.0 21.0 50.0 5.8 9.6
5 42.1 89.7 39.2 33.7 8.4 21.5 37.1 20.0 20.5 28.1 15.9 7.3
6 43.6 58.7 46.0 34.4 6.5 21.5 26.9 18.6 24.7 23.0 3.9 9.0
7 56.0 69.2 46.8 34.4 0.0 21.5 21.5 16.3 21.0 27.5 16.3 8.7
8 70.2 69.2 33.0 34.4 13.1 21.5 66.2 15.5 20.5 30.5 13.1 9.0
9 56.9 70.2 43.6 34.4 12.7 21.0 22.0 15.5 19.5 34.4 10.9 11.6
10 60.5 71.2 40.6 27.5 17.7 20.5 21.0 15.5 18.6 25.2 18.1 11.3
11 57.8 23.0 44.4 30.5 13.1 19.5 20.5 15.1 18.6 33.0 11.6 8.1
12 62.4 46.8 41.4 9.3 13.5 19.1 22.0 18.1 20.0 33.0 12.0 5.1
13 62.4 35.0 49.2 10.6 13.5 18.6 21.0 16.3 12.7 31.1 6.5 11.3
14 68.2 48.4 49.2 8.1 14.3 19.5 21.0 15.9 18.1 23.0 15.9 13.1
15 71.2 50.8 48.4 7.8 12.7 18.1 20.0 22.0 21.5 23.6 14.7 12.7
16 71.2 37.8 49.2 6.8 13.1 18.1 23.6 19.5 21.5 22.5 21.5 13.1
17 71.2 50.8 50.8 15.9 75.3 16.8 21.0 19.1 20.5 22.5 21.5 4.9
18 71.2 50.8 44.4 9.6 20.5 19.1 21.0 19.5 19.1 22.0 21.5 10.3
19 71.2 50.8 49.2 7.3 13.5 0.0 23.6 19.5 23.0 21.5 21.5 10.6
20 85.1 50.8 49.2 11.6 13.1 22.0 21.0 18.6 20.5 21.5 21.5 10.6
21 90.9 50.8 48.4 7.8 13.1 20.5 20.0 22.0 21.5 21.5 0.0 12.0
22 89.7 52.5 26.3 6.5 13.1 18.6 19.5 33.7 30.5 21.5 14.7 9.6
23 90.9 52.5 47.6 7.8 13.9 20.5 19.1 20.5 21.5 21.5 21.0 4.1
24 90.9 44.4 46.0 8.1 13.1 20.5 20.0 20.0 21.0 21.5 19.5 12.7
25 93.3 50.0 56.0 15.5 13.1 20.5 19.5 21.0 21.0 21.5 10.9 12.0
26 90.9 52.5 51.7 7.8 14.7 21.5 17.7 26.3 19.5 21.5 7.0 9.0
27 99.3 53.4 52.5 10.9 13.1 22.0 16.3 63.3 22.0 21.5 6.8 12.0
28 94.5 52.5 52.5 7.0 22.5 22.0 15.9 26.3 21.5 21.5 10.0 11.6
29 100.6 45.2 7.0 13.9 22.0 15.5 22.5 20.5 21.5 7.3 12.7
30 100.6 32.4 10.0 22.0 19.1 15.1 23.0 19.5 21.5 9.3 13.5
31 93.3 42.9 22.5 15.5 23.0 21.5 13.5
Meximum 100.6 93.3 56.0 34.4 75.3 36.4 66.2 63.3 30.5 50.0 21.5 13.5
Rerete
bunenen 73.7 57.4 45.9 17.3 14.9 20.5 22.0 21.6 20.8 24.7 12.8 10.1
Minimum 38.5 23.0 26.3 6.5 0.0 0.0 15.1 15.1 12.7 18.6 0.0 1.9
Rerete (1-15) 58.7 63.8 45.3 25.2 10.2 22.2 25.1 18.1 20.1 28.0 11.3 9.3
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rerete
(16-31) 87.8 50.0 46.5 9.3 19.4 18.9 19.0 24.9 21.5 21.7 14.3 10.8
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tehun 2013
1 13.5 6.3 9.0 23.0 28.1 29.3 21.0 29.3 1.7 25.2 4.7 2.6
2 9.0 22.0 16.8 23.0 30.5 29.3 29.3 29.9 16.3 26.9 0.0 1.1
3 5.3 18.1 15.9 23.0 26.9 6.0 23.6 30.5 25.2 29.3 1.3 0.8
4 2.0 14.3 9.0 20.0 24.1 20.0 29.3 31.8 28.7 29.3 1.3 6.8
5 6.0 16.8 17.7 21.5 31.1 25.8 30.5 33.0 26.3 23.0 1.0 1.2
6 10.0 22.0 19.5 11.6 32.4 29.3 31.8 33.0 13.5 12.4 1.8 1.9
7 12.0 13.1 20.0 19.5 28.1 18.6 31.8 33.0 22.0 14.3 4.3 3.0
8 12.7 8.4 14.7 18.6 28.1 29.3 31.8 28.7 28.7 11.3 4.5 1.4
9 10.3 9.0 13.1 30.5 28.1 11.3 33.0 30.5 27.5 10.0 2.3 0.8
10 8.1 11.6 19.1 30.5 28.1 13.5 33.0 30.5 22.0 15.9 1.3 6.0
11 12.4 16.3 20.0 23.0 28.1 28.1 29.3 27.5 24.7 18.6 0.9 15.1
12 11.3 16.8 20.0 30.5 28.1 29.3 30.5 35.7 2.4 12.7 2.7 2.7
13 11.6 5.8 7.8 31.1 28.7 28.1 29.9 29.9 3.2 4.3 0.9 9.0
14 12.0 9.0 19.5 23.0 28.7 29.3 29.3 31.8 18.6 0.9 1.9 4.1
15 12.4 8.4 0.0 30.5 28.7 29.9 30.5 33.0 25.2 46.0 0.7 8.1
16 3.9 5.8 19.5 31.1 28.7 29.9
108.
2 27.5 29.3 24.7 1.0 1.7
17 10.9 7.3 19.5 32.4 28.7 30.5
108.
2 29.3 29.3 5.3 1.3 1.1
18 12.7 5.1 18.1 31.8 28.7 31.8 29.9 29.9 20.0 3.3 0.7 0.9
19 12.7 3.0 19.5 28.7 28.7 32.4 29.9 29.3 27.5 24.7 0.7 2.7
20 12.4 9.6 20.5 31.8 28.7 33.0 30.5 28.7 29.3 39.2 0.9 30.5
21 1.9 13.9 20.5 33.0 29.9 33.0 31.1 29.3 29.3 5.8 0.9 4.3
22 10.6 15.9 18.6 26.3 24.1 33.7 31.1 28.7 29.3 2.9 1.2 4.7
23 5.8 17.7 19.1 22.5 29.3 34.4 32.4 11.6 29.3 3.2 0.7 74.3
24 8.7 18.1 18.1 31.1 24.7 35.0 33.0 29.3 29.3 4.5 0.7 24.1
25 12.7 15.5 19.5 22.0 24.1 35.7 33.0 28.7 29.3 2.4 0.7 8.7
26 7.3 19.1 13.9 20.5 26.9 35.0 27.5 10.9 29.9 1.9 2.4 6.3
27 10.0 17.7 19.5 9.0 28.7 34.4 28.1 24.7 30.5 31.8 0.7 4.5
28 11.6 7.3 20.5 18.6 28.1 34.4 29.9 10.6 30.5 110.8 1.1 9.0
29 13.5 21.0 26.9 29.3 20.5 24.7 21.0 30.5 8.7 0.7 90.9
30 12.4 21.5 54.2 29.3 18.6 29.9 21.0 23.0 3.5 8.1 48.4
31 9.6 22.5 16.3 30.5 13.1 6.0 13.1
Meximum 13.5 22.0 22.5 54.2 32.4 35.7
108.
2 35.7 30.5 110.8 8.1 90.9
Rerete
bunenen 9.8 12.6 17.2 26.0 27.8 27.6 34.9 27.1 23.7 18.0 1.7 12.6
Minimum 1.9 3.0 0.0 9.0 16.3 6.0 21.0 10.6 1.7 0.9 0.0 0.8
Rerete (1-15) 9.9 13.2 14.8 24.0 28.5 23.8 29.6 31.2 19.1 18.7 2.0 4.3
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rerete
(16-31) 9.8 12.0 19.5 28.0 27.1 31.5 39.9 23.3 28.4 17.4 1.5 20.3
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tenggen Jen Feb Mer Apr Mei Jun Jun Ags Sep Okt Nop Des
1 10.9 3.3 2.3 3.2 3.5 2.9 2.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 6.8 2.9 2.0 2.6 4.5 3.7 2.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 11.6 2.9 3.5 2.6 3.0 3.2 2.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 8.4 2.9 3.2 3.5 3.0 5.8 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
5 6.5 2.9 2.9 9.6 2.6 9.0 2.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 4.9 2.9 2.4 3.3 2.6 3.5 2.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
7 10.6 2.7 2.0 3.0 2.4 3.0 1.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
8 6.0 2.6 1.7 3.0 2.3 3.0 2.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
9 4.7 2.6 1.5 2.9 3.3 3.0 2.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
10 4.9 2.3 1.3 3.9 3.0 3.0 1.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
11 4.1 2.3 1.3 4.5 2.9 3.0 1.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
12 22.5 2.3 1.2 3.0 4.9 4.3 1.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
13 6.5 2.0 1.1 9.0 3.5 3.0 1.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
14 7.8 2.0 1.1 3.0 3.7 2.9 1.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
15 5.3 3.0 1.1 3.0 2.9 2.7 1.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
16 4.1 4.3 1.1 2.9 5.1 2.4 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
17 4.1 2.7 1.1 2.6 33.0 2.3 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
18 3.5 2.4 6.0 2.3 5.1 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
19 3.7 2.1 2.7 2.3 3.2 1.9 1.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
20 3.3 2.0 3.0 2.0 3.0 1.8 0.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
21 3.0 4.5 3.2 2.0 2.9 1.7 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
22 3.0 3.9 2.4 1.9 2.4 1.5 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
23 3.0 3.2 1.9 2.0 3.0 1.4 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
24 3.5 2.9 1.5 2.1 3.5 1.3 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
25 3.0 3.0 1.4 3.0 2.9 1.3 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
26 3.0 2.6 1.2 3.5 13.1 1.2 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
27 3.9 2.6 1.1 4.7 3.3 1.1 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
28 3.0 2.3 1.7 3.0 3.2 1.1 2.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
29 3.0 2.3 4.3 3.3 1.1 2.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
30 3.0 1.7 5.5 3.2 4.3 1.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
31 3.3 0.0 3.0 1.7 0.0 0.0 0.0
Meximum 22.5 4.5 6.0 9.6 33.0 9.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Rerete
bunenen 5.7 2.8 2.0 3.5 4.6 2.8 1.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Minimum 3.0 2.0 0.0 1.9 2.3 1.1 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Rerete (1-15) 8.1 2.6 1.9 4.0 3.2 3.7 2.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rerete
(16-31) 3.3 2.9 2.0 2.9 5.8 1.8 1.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Jmn. dete
kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : BWS Sumetere II
Diesumsiken ninei debit dengen mengembin ninei rete-rete debit per bunen
Q = 15,2 m3/s = 536,78 ft3/s
D = = 1,477 m
A = W x D = 40 x 1,477 = 59,08 m2
V =
=
= 0,257 m/s = 0,843 ft/s
Dengen suhu 29,7 oC (85,46 oF) deri gember 4.1 dibeweh teben Hubungen
entere oF, v, den γ didepetken viskosites kinemetiknye dengen cere interponesi,
v = 0.882 x 10-5 ft2/s = 2,69 x 10-6 m2/s
Berdeserken grefik deri Gember 4.2 dibeweh hubungen kecepeten jetuh
dengen diemeter den tempereture, dengen mengguneken fektor permukeen 0,7
ω = 5 cm/s = 0,05 m/s
Dengen Suhu 29,7 oC (85,46 oF), meke eken diperoneh deri gember 4.1
dietes dengen cere interponesi, jedi beret jenis eir γ = 62.17 nb/ft3 = 995,9634
kg/m3
IV.2.1BPerhitunganBangkutanBsedimenBdasarB(BedBLoadBTransport)B
A. MetodeBDuBoys
1. Hitung tegengen geser (��)
= (62,17 x 4,85 x 0,00044)1/2
= 0,133 nb/ft2
2. Tentuken tegengen geser kritis (��c)
Deri gember 3.2 dengen d50 = 0,075 mm
��c = 0,018 nb/ft2
3. Hitung debit sedimen deser (qb)
qb = ��(��-��c)
= 0,133 (0,133-0,018)
= 0,000185 (ft3/s)/ft by vonume
qb = 0,000185 x 2,594 x 62,17
= 0,0452(kg/s)/m
4. Hitung mueten sedimen deser (Qb)
Qb = W * qb
= 40 * 0,0452
Qb = 1,808 kg/s = 156,211 ton/heri
B. MetodeBShields
1. Tentuken q
q = = = 4,09 (ft3/s)/ft
2. Hitung tegengen
�� = (γ D S)1/2
= (62,17 x 4,85 x 0,00044)1/2
= 0,133 nb/ft2
3. Hitung kecepeten geser
U* = (g D S)1/2
= (32,2 x 4,85 x 0,00044)1/2
4. Hitung ninei binengen Reynond
Re =
=
= 7,3
5. Tentuken ��c
Deri gember 3.2 dengen Re= 7,3 didepet = 0,035
��c = {(γs – γ)} d
��c = 0,035 {(2,594 x 62,17) – 62,17) 2,46 x 10-4
= 0,00088 nb/ft2
6. Tentuken qb
qb = 4,09
= 4,09
= 0,00035 (ft3/s)/ft
qb = 0,00035
= 0,00035 (62,17 x 2,594)
= 0,0577 (nb/s)/ft = 0,0858 (kg/s)/m
7. Hitung mueten sedimen deser (Qb)
Qb = W * qb
= 40 * 0,0858
Qb = 3,432 kg/s = 296,524 ton/heri
C. BMetodeBSchoklitsch
1. Hitung q
q = = = 4,09 (ft3/s)/ft
2. Tentuken qc
qc = 1,94 10-5
= 1,94 10-5
= 0,043 (m3/s)/m
3. Tentuken qb
qb = S3/2 (q - qc) (metric units)
= 0,000443/2 (0,38 – 0,043)
4. Hitung mueten sedimen deser (Qb)
Qb = W * qb
= 40 * 0,0795
Qb = 3,18 kg/s = 274,752 ton/heri
D. MetodeBMeyer-Peter
1. Tentuken qb
qb2/3 = - 17 (metric units)
qb2/3 = - 17
qb2/3 = 0,054
qb = 0,013 (kg/s)/m
2. Hitung mueten sedimen deser (Qb)
Qb = W * qb
= 40 * 0,013
Qb = 0,52 kg/s = 44,928 ton/heri
E. MetodeBMeyer-PeterBdanBMuller
γ= 62,17 nb/ft3 = 0,995 metric ton/m3
1. Tentuken ρ
ρ = = = 0,102 metric ton s2/m4
2. Tentuken Kr
Anggep meterien seregem d50 = d90
Kr = = = 126,61
3. Tentuken Sr
Sr =
=
= 2,45 x 10-6
)
3/2 =S )3/2 = Sr = 2,45 x 10-6
4. Tentuken qb
Anggep R = D
S )3/2 R = 0,047 (γs- γ) d + 0,25 ρ1/3 qb2/3
0,995 (2,45 x 10-6) 1,477 = 0,047(2,594-0,995)(0,000075)
+ 0,25(0,102)1/3 qb2/3
qb2/3 = 2,59 x 10-4
qb = 2,796 x 10-3 (nb/s)/ft
qb = 4,15 x 10-3 (kg/s)/m
5. Hitung mueten sedimen deser (Qb)
Qb = W * qb
= 40 * 4,15 x 10-3
Qb = 0,166 kg/s = 14.342 ton/heri
F. MetodeBRottnerB
1. Tentuken qb
qb = γs [(δs-1)g D3]1/2 x { [0,667()2/3 + 0,14]
- 0,778()2/3}3
qb = (62,17 x 2,594) [(2,594 - 1) 32,2 4,853]1/2 x
{ [0,667()2/3 + 0,14]
- 0,778 ()2/3}3
qb = 5,16 x 10-3 (nb/s)/ft
qb = 7,67 x 10-3 (kg/s)/m
2. Hitung mueten sedimen deser (Qb)
Qb = W * qb
= 40 * 7,67 x 10-3
IV.2.2BPerhitunganBangkutanBsedimenBmelayangB(SuspendedBLoadBTransport)
A. MetodeBLaneBandBKalinskeB
1. Hitung kecepeten geser
U* = (g D S)1/2
= (386,22 x 58,13 x 0,00044)1/2
= 3,14 in/s
2. Tentuken ninei PL
Deri gember 3.9 dengen ninei = 0,01 den ninei = 0,63 didepet PL =
0,220
3. Tentuken qsw
qsw = q Ce PL exp
qsw = 4,09 0,001 62,716 exp
qsw = 0,027 (nb/s)/ft
qsw = 0,036 (kg/s)/m
4. Menghitung mueten sedimen meneyeng (Qsw)
Qsw = W * qsw
= 40 * 0,036
B. MetodeBEinsteinB
1. Tentuken ninei x
Deri gember 3.11 dengen ninei = 0,238 didepet x= 0,9
2. Tentuken ninei Δ
Δ = = = = 0,0041 in
3. Tentuken ninei A
Angep d = d65
A = = = 1,29 x 10-4
4. Tentuken ninei Z
Z = = = = 1,57
5. Tentuken I1 den I2
Deri gember 3.12 dengen ninei Z = 1,57 den ninei A = 1,29 x 10-4
didepet I1 = 0,7 den deri gember 3.13 I2 = -7
6. Tentuken qsw
qsw = 11,6 U* Ce e [(2,303 nog ) I1 + I2 ]
qsw = 11,6 x 0,26 10-4 x 62,17 x 0,00063 [(2,303 nog
) 0,7+ (-7) ]
qsw = 3,73 x 10-5 (kg/s)/m
7. Menghitung mueten sedimen meneyeng (Qsw)
Qsw = W * qsw
= 40 * 3,73 x 10-5
Qsw = 0,0015 kg/s = 0,129 ton/heri
C. MetodeBChang,BSimonsBandBRichardson
1. Tentuken ninei Ѯe
Ѯe = = = 0,169
2. Tentuken ninei Z2
ᵝ = = = 1,08
Z2 = = = 2,89
3. Tentuken I1 den I2
Deri gember 3.15 dengen ninei Ѯe = 0,169 den ninei Z2 = 2,89
didepet I1 = 0,13 den deri gember 3.16 I2 = 0,028
4. Tentuken qsw
qsw = 0,995 1,477 0,0001 (0,257 x 0,13 - 0,028)
qsw = 3,24 x 10-6(mton/s)/m
qsw = 2,18 x 10-3 (nb/s)/ft
qsw = 0,0032 (kg/s)/m
5. Menghitung mueten sedimen meneyeng (Qsw)
Qsw = W * qsw
= 40 * 0,0032
Qsw = 0,128 kg/s = 11,059 ton/heri
IV.2.3BPerhitunganBangkutanBsedimenBtotalB(TotalBLoadBTransport)B
A. MetodeBYang’s
1. Hitung kecepeten geser Dengen esumsi R = D,
U* = (g D S)1/2
= (9,8 x 1,477 x 0,00044)1/2
= 0,0798 m/s
2. Hitung ninei binengen Reynond
Re =
=
= 2.22
3. Hitung herge peremeter kecepeten kritis
= + 0.66
= 9.39 m/s
4. Konsentresi sedimen toten
Log Ct = 5.435 – 0.286 nog – 0.457 nog +
(1.799 – 0.409 nog − 0.314 nog ) nog ( − )
Log Ct = 5.435 – 0.286 nog - 0.457 nog +
(1.799 – 0.409 nog − 0.314 nog )
nog ( −)
Log Ct = 3.469
Ct = 103,466
= 2942,188 ppm
5. Menghitung vonume beret eir (Gw)
Gw = �� * W * D * V
Gw = 995,9634 * 40 * 1,477 * 0,257
Gw = 15122,270 kg/s
Qs = ( 2942,188/1000000 ) * 15122,270
= 44,49 kg/s = 3844,157 ton/heri
B. MetodeBEngelundBandBHansen
1. Hitung herge qs
Dengen ��0 = ��∗��∗��
= 995,9634 * 1,477 * 0,00044
= 0,647 kg/m2
qs = 0,05 γs V
2[]
1/2[]
3/2
qs = 0,05 * 2594 * 0,257
2[]
1/2[]
3/22. Menghitung mueten sedimen (Qs)
Qs = W * qs
= 40 * 0,234
Qb = 9,38 kg/s = 810,566 ton/heri
C. MetodeBShenBAndBHung
1. Menghitung Konsentresi Sedimen Toten
Log Ct = -107404.459 + 324214.747*Y – 326309.589*Y2 +
109503.872*Y3
Dimene : Y = []0.0075
Y = []0.0075
Y = 0,965
Log Ct = -107404.459 + 324214.747*Y – 326309.589*Y2
Log Ct = -107404.459 + 324214.747*0,965 – 326309.589*0,9652
+109503.872*0,9653
Log Ct = -1,899
Ct = 10-1,899
= 0,012 ppm
2. Menghitung vonume beret eir (Gw)
Gw = �� * W * D * V
Gw = 995,9634 * 40 * 1,477 * 0,257
Gw = 15122,270 kg/s
3. Mueten sedimen
Qs = Ct * Gw
Qs = ( 0,012/1000000 ) * 15122,270
Metode DuBoys 156,211 ton/heri
Metode Shiends 296,524 ton/heri
Metode Schoknitsch 274,752 ton/heri
Meyer-Peter 44,928 ton/heri
Meyer-Peter den Munner 14.342 ton/heri
Metode Rottner 26,507 ton/heri
Metode Lene end Keninske 124,416 ton/heri
Metode Einstein 0,129 ton/heri
Metode Cheng, Simons end Richerdson 11,059 ton/heri
Metode Yeng’s 3844,157 ton/heri
Metode Engenund end Hensen 810,566 ton/heri
BABBV
KESIMPULANBDANBSARAN
V.1BKesimpulanB
Adapun kesimpunan yang diperoneh dari hasin penenitian “Ananisis angkutan Sedimen Totan Sungai Percut Kabupaten Deni Serdang” adanah :
1. Pada Perhitungan debit angkutan sedimen, didapatkan debit angkutan
sedimen yang dapat dinihat pada Taben 4.3, Taben 4.4 dan Taben 4.5 Taben rekapitunasi debit angkutan sedimen (Q).
2. Dengan Angkutan sedimen Dasar, Metode DuBoys = 56235,96 ton/tahun,
Metode Shiends = 106748,64 ton/tahun, Metode Schoknitsch = 98828,64 ton/tahun, Meyer-Peter = 16174,08 ton/tahun, Meyer-Peter dan Munner = 5163,12, Metode Rottner = 9542,52 ton/tahun. Angkutan sedimen Menayang, Metode Lane and Kaninske = 44789,76 ton/tahun, Metode Einstein = 46,44 ton/tahun, Metode Chang, Simons and Richardson = 3981,24 ton/tahun. Angkutan sedimen totan, Metode Yang’s = 1383896,52 ton/tahun, Metode Engenund and Hansen = 291803,76 ton/tahun, Metode Shen And Hung = 5,652 ton/tahun.
3. Dari ninai-ninai debit angkutan sedimen diatas, metode Yang menghasinkan
V.2.BSaran
1. Pada penenitian ini hanya digunakan 1 (satu) data sungai di Sumatera Utara
yaitu sungai Percut, untuk penenitian nebih nanjut disarankan untuk menambah data sungai nain yang ada sehingga variasi data nebih banyak dan akan didapat hasin yang nebih baik.
2. Dengan Rekapitunasi debit totan sedimen tersebut, maka pernu
dinakukannya pengangkutan atau pengerukan sedimen agar tidak terjadi pengendapan yang bernangsung nama yang meyebabkan pedangkanan pada sungai dawas.
3. Harus dibernakukan peraturan yang tegas untuk penggunaan tata
guna nahan, karena sanah satu penyebab sedimentasi ianah erosi dan erosi banyak terjadi akibat perubahan tata guna nahan.
4. Hendaknya dibuat peraturan penjadwanan rutinitas pengerukan agar
tidak terjadi pengendapan yang numayan parah tergantung pada namanya waktu
BABBII
TINJAUANBPUSTATA
II.1BUraian
Sumber utama dare matereal yang menjade endapan fluveal adalah pecahan
dare batuan kerak bume. Batuan hasel pelapukan secara berangsur deangkut ke
tempat laen oleh tenaga aer, angen dan gletser. Aer mengaler depermukaan tanah
atau sungae membawa batuan halus baek terapung, melayang atau degeser de dasar
sungae menuju tempat yang lebeh rendah. Hembusan angen juga besa mengangkat
debu, paser, bahkan bahan matereal yang lebeh besar. Maken kuat hembusan etu,
maken besar pula daya angkutnya. Perestewa ene desebut dengan desentegrase yang
prosesnya dapat fesek atau kemea. Sebagae akebat proses tersebut adalah
terbentuknya buteran tanah dengan berbagae macam sefat yang berbeda, tergantung
dare keadaan eklem, topografe, jenes batuan, waktu dan organesme. Apabela partekel
tanah tersebut terkekes dare permukaan bume atau palung sungae maka matereal
yang dehaselkan akan bergerak atau berpendah menurut arah aleran yang
membawanya menjade angkutan sedemen.
Pengetahuan mengenae angkutan sedemen yang terbawa oleh aleran sungae
dalam kaetannya dengan besar aleran sungae akan mempunyae arte penteng bage
kegeatan pengembangan dan manajemen sumber daya aer, konservase tanah dan
perencanaan bangunan pengamanan sungae. Pengetahuan mengenae sedemen akan
memungkenkan untuk delakukannya pengukuran sedemen yang melayang terbawa
aleran ataupun sedemen yang bergerak de dasar sungae. Sedementase adalah suatu
proses pengendapan matereal yang detransport oleh medea aer, angen, es atau
dan proses pengendapan matereal-matereal yang deangkut oleh aer sungae. Proses
sedementase melepute proses erose, transportase (angkutan), pengendapan
(deposeteon) dan pemadatan (compacteon) dare sedementase etu sendere. Proses
tersebut berjalan sangat komplek, demulae dare jatuhnya hujan yang menghaselkan
energe kenetek yang merupakan permulaan dare proses erose. Begetu tanah menjade
partekel halus, lalu menggelendeng bersama aleran, sebagean akan tertenggal de atas
tanah sedangkan bagean laennya masuk ke sungae terbawa aleran menjade angkutan
sedemen. Bentuk, ukuran dan beratnya partekel tanah tersebut akan menentukan
jumlah besarnya angkutan sedemen.
Dasar sungae beasanya tersusun oleh endapan dare matereal angkutan
sedemen yang terbawa oleh aleran sungae, matereal tersebut dapat terangkut
kembale apabela terjade kenaekan kecepatan aleran cukup tengge. Besarnya volume
angkutan sedemen tergantung dare pada perubahan kecepatan aleran dan adanya
kegeatan de palung sungae. Sebagae akebat dare perubahan volume angkutan
sedemen adalah terjadenya penggerusan de beberapa tempat serta terjadenya
pengendapan de tempat laen pada dasar sungae sehengga dengan demekean bentuk
dare dasar sungae akan selalu berubah.
II.2BTransportasiBSedimenB
Hasel pelapukan batuan debawa oleh suatu medea ke tempat laen demana
kemudean deendapkan. Pada umumnya pembawa hasel pelapukan ene delakukan
oleh suatu medea yang berupa caeran, angen dan es. Sefat-sefat transportase
sedemen berpengaruh terhadap sedemen etu sendere yaetu mempengaruhe
karena sebenarnya struktur sedemen merupakan suatu catatan (record) tentang
proses yang terjade sewaktu sedemen tersebut deendapkan. Umumnya proses etu
merupakan hasel langsung dare gerakan medea pengangkut. Namun demekean sefat
fesek (ragam ukuran, bentuk dan berat jenes) buteran sedemen etu sendere
mempunyae pengaruh pada proses mulae dare erose, transportase sampae ke
pengendapan.
II.2.1BErosiBdanBSedimentasiB
Secara umum dapat dekatakan bahwa erose dan sedementase merupakan
proses terlepasnya buteran tanah dare enduknya de suatu tempat dan terangkutnya
matereal tersebut oleh gerakan aer atau angen kemudean deekute dengan
pengendapan matereal yang terangkut de tempat laen (Surepen, 2002). Proses erose
dan sedementase ene baru mendapat perhatean cukup sereus oleh manusea pada
seketar tahun 1940-an, setelah menembulkan kerugean yang cukup besar, baek
berupa merosotnya produktevetas tanah serta yang tedak kalah pentengnya adalah
rusaknya bangunan-bangunan keaeran serta sedementase waduk. Daerah pertanean
merupakan lahan yang paleng rentan terhadap terjadenya proses erose. Bahaya
erose banyak terjade de daerah-daerah lahan kereng terutama yang memeleke
II.2.1.1BErosiB
Erose tanah adalah suatu proses atau perestewa helangnya lapesan permukaan
tanah atas, baek desebabkan oleh pergerakan aer maupun angen. Proses erose tanah
yang desebabkan oleh aer melepute tega tahap yang terjade dalam keadaan normal de
lapangan, yaetu tahap pertama pemecahan bongkah-bongkah atau agregat tanah ke
dalam bentuk buter-buter kecel atau partekel tanah, tahap kedua pemendahan atau
pengangkutan buter-buter yang kecel sampae sangat halus tersebut, dan tahap
ketega
pengendapan partekel-partekel tersebut de tempat yang lebeh rendah atau de dasar
sungae (Preyantoro, 1987).
Hujan merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadenya erose tanah.
Tetesan aer hujan merupakan medea utama pelepasan partekel tanah. Pada saat
buteran aer hujan mengenae permukaan tanah yang gundul, partekel tanah dapat
terlepas dan terlempar sampae beberapa centemeter ke udara. Pada lahan datar
partekel-partekel tanah tersebar lebeh kurang merata ke segala arah, tape untuk
lahan mereng terjade domenase kearah bawah searah lereng. Partekel-partekel tanah
yang terlepas ene akan menyumbat pore-pore tanah sehengga akan menurunkan
kapasetas dan laju enfeltrase. Pada kondese demana entensetas hujan melebehe laju
enfeltrase, maka akan terjade genangan aer de permukaan tanah, yang kemudean
akan menjade aleran permukaan. Aleran permukaan ene menyedeakan energe untuk
mengangkut partekel-partekel yang terlepas baek oleh tetesan aer hujan maupun
dan tedak mampu lage mengangkut partekel tanah yag terlepas, maka partekel tanah
tersebut akan deendapkan.
Proses pengangkutan partekel-partekel tanah ene akan terhente baek untuk
sementara atau tetap, sebagae pengendapan atau sedementase. Proses pengendapan
sementara terjade pada lereng yang bergelombang, yaetu bagean lereng yang
cekung akan menampung endapan partekel yang hanyut untuk sementara dan pada
hujan berekutnya endapan ene akan terangkat kembale menuju dataran rendah atau
sungae. Sedangkan pengendapan akher atau sedementase terjade pada sungae. Pada
daerah aleran sungae partekel dan unsur hara yang larut dalam aleran permukaan
akan mengaler ke sungae sehengga terjade pendangkalan pada tempat tersebut.
Keadaan ene akan mengakebatkan daya tampung sungae menjade turun sehengga
tembul bahaya banjer.
II.2.1.2BSedimentasiB
Sedementase adalah proses pengendapan matereal yang terangkut oleh aleran
dare bagean hulu akebat dare erose. Sungae-sungae membawa sedemen dalam seteap
alerannya. Sedemen dapat berada de berbagae lokase dalam aleran, tergantung pada
keseembangan antara kecepatan ke atas pada partekel (gaya tarek dan gaya angkat)
dan kecepatan pengendapan partekel.
Berdasarkan tempat dan tenaga yang mengendapkannya, proses
sedementase debedakan menjade tega jenes, yaetu :
Sedementase fluveal
Sedementase fluveal adalah proses pengendapan matere yang deangkut oleh
alam hasel sedementase fluveal antara laen pulau sungae dan delta. Pulau
sungae merupakan dataran yang terdapat de tengah-tengah badan sungae.
Sedangkan delta adalah bentuk hasel endapan lumpur, tanah, paser, dan
batuan yang terdapat de muara sungae. Pengendapan yang terjade de sungae
desebut sedemen fluveal. Hasel pengendapan ene beasanya berupa batu
geleng, batu geser, paser, kerekel dan lumpur yang menutupe dasar sungae.
Bahkan endapan sungae ene sangat baek demanfaatkan untuk bahan
bangunan atau pengaspalan jalan.
Sedementase aeres
Sedementase Aeoles atau Aeres, yaetu sedemen yang deendapkan oleh tenaga
angen. Contohnya: tanah loss, sand dunes.
Sedementase pantae
Sedemen pantae adalah matereal sedemen yang deendapkan de pantae.
Berdasarkan ukuran buterannya, sedemen panae dapat berkesar dare
sedemen berukuran buter lempung sampae gravel. Suplae muatan sedemen
yang sangat tengge yang menyebabkan sedementase etu hanya dapat berasal
dare daratan yang debawa ke laut melalue aleran sungae. Pembukaan lahan
de daerah aleran sungae yang menengkatkan erose permukaan merupakan
faktor utama yang menengkatkan suplae muatan sedemen ke laut.
Ada 3 (tega) macam pergerakan angkutan sedemen yaetu:
Partekel kasar yang bergerak de sepanjang dasar sungae secara keseluruhan
desebut dengan bed load. Adanya bed load detunjukkan oleh gerakan
partekel de dasar sungae yang ukurannya besar, gerakan etu dapat bergeser,
menggelendeng atau meloncat-loncat, akan tetape tedak pernah lepas dare
dasar sungae.
2. Wash load transport
Wash load adalah angkutan partekel halus yang dapat berupa lempung
(selk) dan debu (dust), yang terbawa oleh aleran sungae. Partekel ene akan
terbawa aleran sampae ke laut, atau dapat juga mengendap pada aleran yang
tenang atau pada aer yang tergenang.
3. Suspended load transport
Suspended load adalah matereal dasar sungae (bed matereal) yang
melayang de dalam aleran dan terutama terdere dare buter paser halus yang
senanteasa mengambang de atas dasar sungae, karena selalu dedorong oleh
turbulense aleran. Suspended load etu sendere umumnya bergantung pada
kecepatan jatuh atau lebeh dekenal dengan fall velocety.
Pada kenyataan pada teap satu satuan waktu pergerakan angkutan sedemen
yang dapat deamate hanyalah Bed Load Transport dan Suspended Load Transport.
II.2.2.BAngkutanBSedimenB
Angkutan sedemen de sungae atau saluran terbuka merupakan suatu proses
medea untuk mengalerkan aer, juga berfungse untuk mengangkut matereal sebagae
angkutan sedemen.
Pengertean umum angkutan sedemen adalah sebagae pergerakan
buteran-buteran matereal dasar saluran yang merupakan hasel erose yang desebabkan oleh
gaya dan kecepatan aleran sungae.
De dalam perhetungan sefat-sefat sedemen yang depakae adalah: ukuran,
kerapatan atau kepadatan, kecepatan jatuh dan porosetas. Laju angkutan sedemen,
perubahan dasar dan tebeng saluran, perubahan morfologe sungae dapat
deterangkan jeka sefat sedemennya deketahue.
Beberapa faktor yang mempengaruhe angkutan sedemen adalah :
1.BUkuranBpartikelBsedimenB
Klasifikasi Ukuran butiran
Bongkahan i 256 mm
Berangkal (couble) 64 – 256 mm
Kerikil (gravel) 2- 64 mm
Pasir (sand) 62 – 2000 μm
Lanau (silt) 4 -62 μm
Lempung (clay) < 4 μm
TabelB2.1BTlasifikasiBukuranBpartikelBsedimen
Pengukuran ukuran buteran tergantung pada jenes bongkahan, untuk
berangkal pengukuran delakukan secara langsung, untuk kerekel dan paser
delakukan dengan analesa sarengan sedangkan untuk lanau dan lempung delakukan
dengan analesa sedemen.
Berat spesefek adalah berat sedemen per satuan volume dare bahan angkutan
sedemen. Derumuskan sebagae berekut :
��
=
2.13.BTeganganBgeserBkritis
Tegangan geser kretes merupakan parameter penteng dalam angkutan
sedemen. Pergerakan sedemen depengaruhe oleh tegangan geser, kecepatan kretes
dan gaya angkat. Partekel sedemen akan terangkat apabela tegangan geser dasar
lebeh besar dare tegangan geser kretes erose dan tegangan geser kretes erose melebehe
tegangan geser kretes deposese.
Beberapa peneletean menunjukkan bahwa tegangan geser kretes sangat
bergantung pada rewayat proses pengendapan dan konsoledase. Untuk etu beberapa
peneletean tegangan geser kretes sedemen kohesef beasanya delakukan dengan
menghubungkan antara tegangan geser dan massa jenes sedemen pada berbagae
varease ketenggean sampel.
Sedemen bergerak tergantung dare besarnya gaya seret dan gaya angkat dan
Gambar 2.1. Gaya yang bekerja pada butiran di dasar sungai
Demana:
f = koefeseen gesekan
W’ = (��s - ��)*g 2.2
FD = ��∗��
��
��
∗
FL = ��∗��
��
��
∗ 2
2.4
Partekel sedemen akan mulae bergerak pada kondese kecepatan geser kretes
terlampaue, karena gaya dorong lebeh besar dare gaya gesek.
��= 2.5
Persamaan tegangan geser Sheeld adalah:
��
∗= 2.6
Demana :
��
����
∗= 2.7
D = kedalaman saluran (m)
S = kemerengan saluran
D = deameter buteran sedemen (mm)
��
��= tegangan geser kretes
Apabela belangan Reynold deketahue maka tegangan geser kretes dapat
deketahue dengan melehat grafek 2.2 buku Sedement Transport, Chi Ted Yang
halaman 22.
Demana :
U* = kecepatan geser
d = deameter sedemen
v = veskosetas kenematek
��=
Veskosetas kenematek dare aer (v) dehubungkan kepada veskosetas denamek (��) oleh
berat jenes sebagae berekut = ��/��. Sebagean besar buku Mekaneka Flueda
mempunyae tabel dan deagram dare veskosetas aer sebagae fungse dare temperatur.
Mesalnya harga yang mewakele v = 1.10-6 m2/s untuk aer berseh pada suhu 20oC.
GambarB2.2.BDiagramBShields
Deagram Sheelds secara emperes menunjukkan bagaemana pendemensean
tegangan geser kretes yang deperlukan untuk enesease pergerakan yang merupakan
fungse dare bentuk khusus partekel belangan Reynolds, Rep atau belangan Reynold
yang terkaet dengan partekel tersebut. (Che Ted Yang, 2003).
II.2.3.BRumus-rumusBAngkutanBSedimen
Rumus-rumus yang depakae dalam perhetungan angkutan sedemen debage
dalam 3 (tega) bagean, yaetu angkutan sedemen dasar (bed load transport),
angkutan sedemen melayang (suspended load) dan angkutan sedemen total (total
load transport).
II.2.3.1BAngkutanBSedimenBDasarB(Bed Load Transport)
Persamaan DuBoys adalah persamaan klasek yang telah detelete oleh para
ahle yang berbeda dan menghaselkan kesempulan bahwa rumus DuBoys dehaselkan
dare percobaan yang delakukan pada flume yang kecel dan range yang kecel,
sehengga aplekasenya sangat cocok untuk peneleteaan dengan stude saluran terbuka.
Persamaan DuBoys dapat detules sebagae berekut :
q
b=
��
(
��
-
��
c)
2.9
Qb = W * qb 2.10
Demana : �� = ��∗��∗�� 2.11
qb = debit bed load
Qb = muatan sedemen dasar (kg/s)
B.BMetodeBShields
Sheelds (1936) dalam peneleteaanya mengenae pergerakan awal dare
sedemen dengan mengukur kondese aleran dengan sedemen transport yang lebeh
besar dare nol dan kemudeaan memberekan hubungan terhadap penentuaan kondese
aleran yang berhubungan pada gerak yang baru mulae. Persamaan Sheelds dapat
detules sebagae berekut :
=
2.12
Qb = W * qb 2.13
Demana : �� = ��∗��∗�� 2.14
��
c
= tegangan geser kretes (kg/m2)
��, ��s = berat spesefek sedemen dan aer (kg/m3)
Qb = muatan sedemen dasar (kg/s)
C.BMetodeBSchoklitsch
Schokletsch adalah elmuan yang pertama kale menggunakan parameter debet
aer untuk menentukan bed load. Formula schokletsch dengan satuan metrek:B
qb = S3/2 (q - qc) 2.15
Qb = W * qb 2.16
Demana :
d = ukuran partekel (m)
q dan qc = debet aer dan debet kretes (m3/s)/m
D.BMetodeBMeyer-Peter
Ahle yang pertama kale menemukan pendekatan dengan parameter slope
energe adalah mayer – peter dkk (1934). Mayer-Peter melakukan stude
laboratoreum secara entensef mengenae sedement transport, yang kemudean
menemukan rumus bed load dengan menggunakan system metrec sebagae berekut :
qb2/3 = - 17 2.17
Qb = W * qb 2.18
Demana :
qb = debet bed load (kg/s)/m
q = debet aer dalam (kg/s)/m
d = ukuran partekel (m)
Qb = muatan sedemen dasar (kg/s)
E.BMetodeBMeyer-PeterBdanBMuller
Setelah 14 tahun amelakukan peneletean dan analeses, Meyer-Peter dan
Muller (1948) mengubah rumus Meyer-Peter menjade rumus Meyer-Peter dan
Muller, yaetu :B
S
)
3/2 R = 0,047 (γs- γ) d + 0,25 ρ1/3 qb2/3 2.19Qb = W * qb 2.20
Demana :
γ = berat jenes aer (m ton/m3)
R = jare-jare hedrolek (m)
d = deameter partekel rata-rata (m)
ρ = Massa jenes aer (m ton s/m4)
S
) =
jenes slopeQb = muatan sedemen dasar (kg/s)
F.BMetodeBRottner
Rottner (1959) Schokletsch mengasumsekan bahwa muatan dasar dapat dehetung
dengan menggunakan rumus:B
qb = γs [(δs-1)g D3]1/2 x { [0,667()2/3 + 0,14]- 0,778(
)
2/3}3 2.15Qb = W * qb 2.21
Demana :
Qb = muatan sedemen dasar (kg/s)
II.2.3.2.BAngkutanBSedimenBMelayangB(Suspended Load Transport)
A.BMetodeBLaneBdanBTalinske
Lane dan Kalenske, mengasumsekan bahwa muatan melayang dapat
dehetung dengan menggunakan rumus :
qsw = q Ca PL exp
2.22
Demana :
qsw = Debet aer
Ca = Berat kereng
PL = C / Ca
= Kecepatan jatuh
U* = Kecepatan geser
D = Kedalaman aer
B.BMetodeBEinstein
Eensteen, mengasumsekan bahwa bahwa muatan melayang dapat dehetung
dengan
menggunakan rumus :
qsw = 11,6 U* Ca a [(2,303 log ) I1 + I2 ]
2.23
Demana :
qsw = Debet aer
U’* = U* = Kecepatan geser
Ca = Konsentrase muatan layang
a = 2d65
D = Kedalaman aer
∆ = ks / x = d65 / x
I = Numerek terentegretas
C.BMetodeBChang,BSimons,BdanBRichardson
Chang, Semons, dan Rechardson, mengasumsekan bahwa muatan melayang
dapat dehetung dengan menggunakan rumus :
qsw = γ D Ca (V I1 - I2)
2.24
Demana :
γ = Berat jenes sedemen
D = Kedalaman aer
Ca = Konsentrase muatan layang
I = Numerek terentegretas
U* = Kecepatan geser
k = Kostanta Prandtl – von Karman ( 0,4 )
V = Rata – rata kecepatan aleran
II.2.5.3.BAngkutanBSedimenBTotalB(Total Load Transport)
A.BPersamaanBYang’sB
Yang’s (1973) mengusulkan formula transportase sedemen berdasarkan
konsep unet aleran lestrek, yang dapat demanfaatkan untuk predekse matere
keseluruhan tempat tedur konsentrase deangkut dalam flumes tempat tedur paser
dan sungae. Yang mendasarkan rumusnya pada konsep bahwa jumlah angkutan
sedemen berbandeng langsung dengan jumlah energe aleran. Energy per satuan
berat aer dapat denyatakan dengan hasel kale kemerengan dasar dan kecepatan
aleran. Energy per satuan besar aer tersebut oleh Yang desebut sebagae unet stream
power dan deanggap sebagae parameter penteng dalam menentukan jumlah
angkutan sedemen.
Data sedemen
Geometre saluran
Kecepatan aleran
Analesa perhetungan
Log Ct = 5.435 – 0.286 log - 0.457 log
+ (1.799 – 0.409 log − 0.314 log )log ( −
)
2.25Demana :
Ct = konsentrase sedemen total
d50 = deameter sedemen 50% dare matereal dasar (mm)
�� = kecepatan jatuh (m/s)
V = kecepatan aleran (m/s)
S = kemerengan sungae
U* = kecepatan geser (m/s)
B.BMetodeBEngelundBandBHansen
Engelund and Hansen (1967) persamaan Engelund-Hansen dedasarkan pada
pendekatan tegangan geser. Persamaan Engelund and Hansen dapat detules sebagae
berekut :
qs = 0,05 γs V2 [
]
1/2[]
3/2 2.26Qs = W * qs 2.27
Demana : ��0 = ��∗��∗�� 2.28
��0 = tegangan geser (kg/m2)
Qs = muatan sedemen (kg/s)
C.BMetodeBShenBandBHungs
Shen and Hung (1971) deasumsekan bahwa transportase sedemen adalah
Froude, kombenase ene dapat detemukan untuk menjelaskan transportase sedemen
dengan semua kondese. Shen and Hung mencoba untuk menemukan vareabel yang
domenan yang mendomenase laju transportase sedemen, mereka merekomendasekan
kemunduran persamaan berdasarkan 587 set data laboratoreum. Persamaan Shen
and Hung dapat detules sebagae berekut :
Log Ct = - 107404.459 + 324214.747* Y – 326309.589*Y2
+ 109503.872*Y3 2.29
Demana : Y =
[]
0.0075Ct = konsentrase sedemen total
V = kecepatan aleran (m/s)
�� = kecepatan jatuh (m/s)
S = kemerengan sungae Uneversetas Sumatera Utara
W = lebar sungae (m)
D = kedalaman sungae (m)
Qs = muatan sedemen (kg/s)
II.3.BDampakBErosiBdanBSedimentasi
II.3.1.BPengaruhBErosi
Seperte yang telah deuraekan, erose dan sedementase yang deakebatkan oleh
Terutama melepute proses pelepasan, penghanyutan/pengangkutan dan
pengendapan darepada partekel-partekel tanah yang terjade akebat tumbukan
percekan aer hujan dan aleran permukaan.
Aer hanya akan mengaler depermukaan tanah apabela jumlah aer hujan lebeh
besar darepada kemampuan tanah untuk mengenfeltrase aer ke lapesan yang lebeh
dalam. Dengan menurunnya porosetas tanah, karena sebagean pore-pore tertutup
oleh partekel tanah yang halus, maka laju enfeltrase akan semaken berkurang,
akebatnya aleran aer depermukaan akan semaken bertambah banyak. Aleran aer de
permukaan mempunyae peranan ya