• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Istana Himeji.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Istana Himeji."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi Bahasa Jepang

Pengelola,

(Zulnaidi, S.S.M.Hum)

NIP : 1967 08072004 01 1 001

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara, untuk melengkapi salah satu ujian Diploma III

Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal : Hari :

Progam Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M. A. NIP : 19511013 1976 03 1 001

Panitia

No. Nama Tanda Tangan

1. ……… (………..)

2. ……… (………..)

(5)

KATA PENGANTAR 

 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat‐Nya, 

sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Kertas karya dengan judul “KARAKTERISTIK  ISTANA HIMEJI” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Ahli 

Madya di Universitas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak 

terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis akan 

menyambut  dan  menerima  kritik  serta  saran  dari  pembaca  nantinya,  demi    mendekati 

kesempurnaan kertas karya ini.  

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah 

mendukung dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 

2. Bapak Zulnaidi,S.S.,Hum selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas 

Sumatera Utara. 

3. Bapak  Drs.Eman  Kusdiyana,M.Hum,  selaku  Dosen  Pembimbing.yang  dengan  ikhlas 

meluangkan  waktunya  untuk  memberikan  bimbingan  dengan  pengarahan  kepada 

penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini. 

4. Ibu Hj.Siti Muharami Malayu,S.S.M.Hum selaku Dosen Wali dan Dosen Pembaca. 

5. Seluruh staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 

6. Teristimewa penulis mengucapakan banyak terima kasih   kepada Bapakku tersayang 

M.Manalu,  Mamaku  tercinta  R.Marbun,  serta  abang  sandi  dan  adik‐  adik 

idris,uli,rina,riko dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan bantuan baik 

(6)

7. Sahabat‐sahabat terbaik: Dinar  Siregar,Cun, Silvi, Yessi, Ami yang selama ini telah 

menemani dan membantu penulis dalam suka maupun duka. 

8. Teman‐teman seperjuangan di kelas A dan B  Jurusan Bahasa Jepang stambuk 2008 yang 

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 

Akhir kata, semoga kertas karya ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat sepenuhnya bagi para 

pembaca dan pengguna kertas karya ini, khususnya mahasiswa Bahasa Jepang lainnya. 

 

             Medan,   Juni 2011 

             Penulis 

 

      Gloria Manalu 

             082203056 

 

 

         

       

         

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II LATAR BELAKANG SEJARAH KEADAAN ISTANA HIMEJI DI JEPANG 2.1 Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Azuchi Momoya ... 4

2.2 Keadaan Istana Himeji pada Zaman Edo ... 5

2.3 Sejarah Keadaaan Istana Himeji pada Zaman Meiji ... 6

BAB III KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI 3.1 Pemugaran Besar-besaran Istana Himeji pada Zaman Showa ... 8

3.2 Susunan Bangunan Istana Himeji ... .10

3.2.1 Model Istana Himeji ... 10

3.2.2 Lorong dan Pintu Gerbang Istana Himeji ... 12

3.2.3 Menara Istana Himeji ... 13

3.2.4 Motif Genteng Istana Himeji ... 15

3.2.5 Tempat Tersembunyi dan Fasilitas Pertahanan Istana ... 16

A.Tempat Tersembunyi dan Kegunaan ... 16

B.Fasilitas Pertahanan Istana ... 17

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 19

4.2 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA

(8)

ABSTRAK

KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI

Istana Himeji adalah istana yang terletak di kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang.

Istana Himeji pertama kali dibangun oleh putra akamatsu Norimura yang bernama Akamatsu

Sadanori. Dari zaman ke zaman istana Himeji memiliki latar belakang sejarah keadaan istana

tersebut, yaitu sejarah keadaan pada zaman Azuchi Momoya, zaman Edo, dan zaman Meiji.

Disetiap sejarah zaman tersebut dijelaskan keadaan istana Himeji dan bagaimana pergantian

posisi pemegang kuasa atas istana Himeji, serta pemugaran apa yang dilakukan terhadap

istana Himeji tersebut sehingga dapat berdiri kokoh sampai saat ini. Sehingga pada akhirnya

dilakukan pemugaran besar-besaran istana Himeji pada zaman Showa. Hal ini dilakukan

karena Istana Himeji ditunjuk sebagai peninggalan bersejarah di bawah pengawasan

kementrian pendidikan, dan harus dilestarikan. Pembongkaran istana pertama kali dimulai

dari bangunan-bangunan yang berada diluar menara istana kemudian berlanjut ke menara

istana. Menara di bongkar, diperbaiki dan dipasang kembali. Fondasi menara yang terbuat

dari batu pun terpaksa di bongkar karena tidak mampu lagi menahan berat menara utama.

Fondasi yang baru dibangun terbuat dari kontruksi beton berbahan dasar baja. Hal ini

dilakukan juga bertujuan agar menara utama tahan gempa. Pada tahun 1964 pemugaran istana

dinyatakan selesai dengan total biaya keseluruhan adalah sekitar 1 milyar yen.

Setelah mengalami pemugaran tersebut maka istana Himeji saat ini memiliki susunan

bangunan model Teikaku berbentuk spiral yang berputar berlawanan arah dengan jarum jam

sebanyak 3 kali, dengan titik utama sebelah utara gunung Hime. Lorong-lorong istana

dirancang mirip labirin yang berbelok-belok secara tajam dan berliku, melebar di satu tempat

dan semakin menyempit di tempat lain. Hal ini juga membuat lorong istana kelihatan lebih

(9)

pada saat perang,musuh tidak dapat bergerak maju sehingga mudah untuk diserang dengan

satu arah. Beberapa pintu gerbang juga dibuat sangat sempit,sehingga hanya bisa dilewati

oleh orang satu demi satu.Selain itu, pintu-pintu gerbang dibangun ditempat yang

tersembunyi dan tidak terduga agar tidak mudah terlihat oleh musuh, dan agar musuh tertahan

di pintu gerbang karena tidak dapat masuk secara bersamaan semuanya,dan tidak dapat

meneruskan penyerangan.Salah satu taktiknya, musuh digiring ke lorong buntu dan dijepit

dengan serangan dari sisi kanan–kiri sehingga musuh yang kebingungan menjadi kocar–

kacir. Menara utama yang ada di istana Himeji adalah salah satu menara istana yang

kontruksi bangunannya masih asli, sehingga karena istana ini penampilan istana dari luar

masih tampak seperti waktu di zaman Edo. Oleh karena itu,tidak salah lagi kalau istana ini

dijadikan lambang kota Himeji. Diatas fondasi istana yang dibangun di puncak gunung

Hime,terdapat menara utama beratap lima susun yang merupakan bangunan berlantai tujuh

(enam tingkat lantai menuju ke atas, satu lantai menuju ke bawah tanah), dan tiga bangunan

menara kecil-kecil (Menara Barat, Menara Inui, dan Menara Timur). Menara istana Himeji

terkenal kaya dengan keanekaragaman arsitektur jika dibandingkan dengan menara-menara

istana lainnya di Jepang. Misalnya dibandingkan dengan Istana Hiroshima yang dominan

berwarna hitam seperti warna ikan koi sangat berbanding bterbalik dengan warna menara

Istana Himeji yang putih bersih, dan parit–parit istana Hiroshima tersebut pun banyak

terdapat ikan koi,hal ini sangat berbeda dari parit–parit yang ada di Istana Himeji yang mana

paritnya hanya untuk aliran air saja. Dari segi bahan bangunan juga terdapat perbedaan

karena Istana Himeji dibangun dari beton yang berstruktur kuat sedangkan Istana Hiroshima

hanya dibangun dari kayu dan hanya berdiri di atas tanah delta yang lembek.Lantai dan

tembok bangunan pun hanya terdiri dari dua tingkat saja,sedangkan Istana Himeji memiliki

banyak tingkatan lantai .Selain itu motif pada genteng istana Himeji dibuat lambang keluarga

(10)

bangunan dan tembok pagar. Sama seperti istana istana yang ada di dunia,istana Himeji pun

memilki tempat tersembunyi dan fasilitas pertahanan istana. Tempat tersembunyi itu terdapat

di wilayah Koshikuruwa yang mana daerah ini terdapat sumur–sumur dan gudang–gudang

penyimpanan beras serta garam yang bertujuan untuk perbekalan di saat istana dalam

keadaan terkepung pada saat perang. Sedangkan fasilitas pertahanan istana bertujuan agar

istana terlindung dari serangan musuh. Fasilitas pertahan ini berupa lubang–lubang kecil yang

banyak terdapat di tembok–tembok istana. Lubang–lubang kecil tersebut berbentuk bulat,

segitiga, dan persegi empat. Lubang–lubang ini digunakan sebagai celah untuk membidik dan

menembaki musuh. Sedangkan lubang persegi empat digunakan untuk menembakan panah,

dan lubang bentuk lainnya untuk menembakan senapan. Berbagai macam lubang bentuk

lubang dan letaknya sulit diduga menjadi keunikan tersendiri bagi Istana Himeji. Selain itu

juga ternyata masih banyak lagi tersembunyi fasilitas rahasia untuk mempertahankan istana

dari serangan musuh. Salah satunya saja di dinding menara utama terdapat lubang–lubang

tersembunyi yang hanya dibuka pada waktu dalam keadaan darurat. Pada saat lubang

tersebung dibuka maka musuh akan menerima hujan batu dari atas pintu gerbang dan dari

dalam tembok ,setelah itu musuh baru diserang dengan batu, tembakan senapan , senduhan

air mendidih.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Alasan Pemilihan Judul

Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki akar budaya yang kokoh prestasi

yang bagus sehingga reputasi dan harga diri diakui dunia, serta memiliki nilai -nilai budaya

yang tinggi. Jepang adalah negara yang maju dan berprestasi dibidang teknologi, bahkan

terkenal memilki budaya yang unik serta makna yang dalam.Jepang memiliki kebudayaan

bahkan tempat bersejarah yang banyak,oleh karena itu banyak masyarakat asing yang ingin

mengetahui tentang kebudayaan jepang dan tempat bersejarah di Jepang.

Salah satu peninggalan budaya di Jepang adalah istana.Istana merupakan salah satu

tempat yang banyak meninggalkan nilai - nilai budaya dan sejarah.Hal ini dapat dilihat dari

struktur bangunan yang beragam. Ini yang membuat penulis tertarik untuk mencoba

membahas Istana Himeji. Istana Himeji yang merupakan istana pertama dan tertua di Jepang,

yang disebut juga istana burung kuntul putih. Ciri khas yang berwarna putih bersih dan

bentuk istana yang unik dan berbeda itu yang menjadikan istana ini menarik untuk dilihat dan

ingin mengetahui juga sebenarnya bagaimana sejarah Istana Himeji tersebut. Istana ini

terletak di atas gunung Himejuga memiliki struktur bangunan istana yang unik. Istana ini juga

merupakan istana yang paling indah dibandingkan dengan Istana lainnya. Keindahannya

dilihat dari bentuk menara yang unik dan berlapis-lapis. Oleh karena itu tidak salah karena

telah menetapkan menara utama yang terdiri dari 8 bangunan sebagai pusaka menara. Istana

juga dinilai sebagai peninggalan budaya milik dunia yang sangat berharga ,sehingga pada

tahun 1993 UNESCO memasukkan Istana Himeji kedalam Situs Warisan Dunia untuk

kategori warisan budaya.Karena ke unikannya itulah Istana Himeji juga sering dijadikan

(12)

juga dalam membangun Istana ini dibutuhkan tenaga tukang dengan total antara 40 juta dan

dengan waktu 50juta hari kerja.

Dengan alasan tersebut penulis mencoba untuk membahas karakteristik istana Himeji

dalam kertas karya ini, selain itu penulis juga akan menjelaskan mengenai garis besar sejarah

istana Himeji, bentuk bangunan yang unik,serta kegunaan dari setiap bangunan tersebut. Dan

akhirnya penulis penulis menulis judulnya

“ Karakteristik Istana Himeji “.

I.2. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis memiliki tujuan seperti berikut :

1) Untuk dapat menjadi sumber pengetahuan dan wawasan,baik bagi pembaca maupun

penulis sendiri

2) Untuk memperkenalkan struktur atau kontruksi Istana Himeji

3) Untuk mengetahui karakteristik Istana Himeji.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini penulis akan membahas mengenai karakteristik

Istana Himeji yang lain dari istana–istana lain yang ada di Jepang.Sebelum Bab III penulis

akan menjelaskan tentang sejarah keadaan Istana Himeji dari jaman Azuchi

momoyama,zaman edo,dan sampai zaman Meiji.

1.4.Metode Penulisan.

Metode yang dipakai dalam penulisan kertas karya ini adalah metode kepustakaan.Penulis

(13)

akan dibahas serta data-data yang jelas di identifikasikan dan dirangkum untuk

dideskripsikan ke dalam setiap bab pada kertas karya ini.

 

 

      

(14)

BAB II

LATAR BELAKANG SEJARAH KEADAAN ISTANA HIMEJI DI JEPANG

2.1. Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Azuchi Momoyama

Istana Himeji dibangun oleh Akamatsu Sadanori putra dari shogun Akamatsu

Norimura pada Tahun 1336 dilokasi bekas kuil Shomyoji. Pada abad -16 Kuroda Shigetaka

sebagai penjaga istana juga menjadi pemilik istana, dan dia pun mulai melakukan perbaikan

istana agar terlihat layak sebagai tempat kediaman resmi pejabat. Akan tetapi setelah selesai

malah terlihat seperti model istana pertengahan abad yang berukuran kecil.Mulai dari tahun

ini juga Shigetaka mewariskan istana kepada anak laki-lakinya yang bernama Kuroda

Mototaka dan cucunya Kuroda Yoshitaka.

Namun pada tahun 1576 terjadi perang di Harima antara klan Oda yang dipimpin oleh

Hashiba Hideyoshi dan Klan Kodera yang dipimpin oleh Kuroda Yoshitaka. Perang

dimenangkan oleh Klan Oda, dan akhirnya pada tahun 1580 Istana Himeji pun harus

diserahkan kepada Hideyoshi.Dia melakukan pembangunan istana Himeji secara

besar-besaran dengan membuat Gunung Hime sebagai titik pusatnya negeri Harima. Tembok dari

susunan batu/Ishigaki digunakan untuk memagari Istana, serta membangun menara istana

yang terdiri dari 3 susunan.

Pada tahun 1583,Hideyoshi pindah ke Istana Osaka yang dibangun olehnya untuk

menyatukan seluruh Jepang. Dari tahun inilah istana secara terus menerus dipindah

tangankan kekuasaanya, mulai dari adiknya yang bernama Hashiba Hidenaga, pada tahun

1585 dialihkan kepada Yamato Koriyama dan dari situ diserahkan kepada Kinoshita Iesada.

Terakhirnya, pada tahun 1601 Iesada menyerahkan istana kepada Ikeda Terusama, dia pun

mulai lagi memperbaiki isatana menjadi istana yang megah setelah melakukan perbaikan

(15)

2.2. Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Edo

Pada zaman Edo di tahun 1617,istana Himeji sempat di pimpin oleh Ikeda Mitsumasa

yang masih kanak-kanak dan merasa tidak sanggup menanggung beban,sehingga tidak

percaya diri menjaga istana tersebut.Pada akhirnya dia pun menyerahkan Istana kepada

Honda Tadatomo yang berasal dari Kuwana ,Ise .

Pada masa juga ditetapkan peraturan bahwa istana Himeji hanya boleh dipimpin dan

dipercayakan kepada keluarga dekat secara turun temurun,mulai dari Okudaira

Matsumadaira yang masih keluarga dekat keturunan Honda Tadatomo, disambung kepada

Echizen Matsudaira kemudian kepada Sakibara, lalu kembali lagi kepada keturunan

Honda,kemudian dikembalikan lagi ke keturunan Sakibara,setelah itu kembali lagi ke

keturunan Echizen Matsudaira.

Istana Himeji juga mengalami pemugaran berkali-kali di zaman Edo,tapi keadaan tehnik

bangunan pada saat itu tidak dapat menghentikan amblasnya pondasi dari batu yang tidak

kuat menahan beban berat menara utama.sehingga keadaan fondasi istana pada saat itu

hampir runtuh. Tiang-tiang penyangga sudah sangat lapuk menyebabkan istana miring ke

timur. Sampai-sampai pada saat akhir Zaman Edo ada lagu rakyat yang di buat untuk

mengenang istana pada zaman itu,yang berlirik “ Istana di Himeji yang miring ke timur,

apakah engkau engkau sedang rindu pada Edo.

2.3.Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Meiji

Pada tahun 1871 di zaman Meiji, istana mengalami kemerosotan, sehingga di tahun

1873 istana Himeji di jual secara lelang dan dimenangkan oleh penduduk yang tinggal di

Yonedamachi seharga 23 yen 50 sen. Pemenang berusaha mencari keuntungan dari istana

tersebut,dengan cara ingin menjual genteng-genteng istana,namun karena membongkar

(16)

begitu saja. Hak kepemilikan pun dihapus karena di anggap menelantarkan istana yang sudah

dibeli. Walaupun tahun 1927 ada orang yang mengakui sebagai anak laki-laki pemenang

lelang tersebut menuntut hak kepemilikan istana.

Akhirnya pelestarian bangunan istana mulai dilakukan sekitar Tahun 1877. Hal ini di

mulai dari surat permohonan yang di buat oleh Yamagata Aritomo yang di terima oleh

Dajokan(kantor perundang-undangan, administrasi dan kehakiman).

Tapi banyak kesulitan yang didapat pada tahun ini, karena dana yang diturunkan ternyata

besarnya tidak sampai setengah dari jumlah yang diminta. Sehingga mencari dana dari

angkatan darat. Walaupun keadaan sedang sulit, perbaikan harus dilakukan agar pelapukan

istana tidak terus berlanjut. Berkat keprihatinan anggota parlemen pada saat itu akan keadaan

istana,pada tahun 1910 perbaikan istana dapat dimulai dengan anggaran Negara sebesar

93.000 yen. Itupun masih tetap kurang juga, sehingga pekerjaan menegakkan menara utama

yang miring di hentikan. Padahal pada saat itu angkatan darat sudah berusaha membantu

(17)

BAB III

KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI

3.1. Pemugaran Besar-Besaran Istana Himeji pada Zaman Showa

Pada tahun 1928, Istana Himeji ditunjuk sebagai peninggalan bersejarah di bawah

pengawasan kementrian pendidikan ,sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh kota

Himeji.Menara utama kemudian ditetapkan sebagai pusaka Negara pada tahun 1931.

Undang-undang perlindungan peninggalan budaya diberlakukan sejak tahun 1950

memasukkan Istana Himeji ke dalam daftar situs peninggalan budaya yang terpenting.

Kesempatan untuk memulai pemugaran besar-besaran Zaman Showa mulai terbuka di

tahun 1934 setelah tembok batu Watari-yagura yang terletak di Nishinomaru roboh secara

beruntun akibat hujan deras. Pertama sekali yang dilakukan waktu pemugaran adalah dengan

membongkar bangunan ada kemudian memasang kembali setelah memperbaiki

bagian-bagian yang rusak. Pekerjaan dimulai dari banguna-bangunan yang berada di luar menara

utama.

Namun, pekerjaan sempat terpaksa dihentikan di tahun 1944 karena keadaan Jepang

yang makin memburuk, sebab pada tahun itu terjadi Perang Dunia II. Istana Himeji ternyata

beruntung dapat lolos dari serangan udara, sehingga pada tahun 1950 proyek pembangunan

dapat dimulai kembali.

Akhirnya pemugaran besar-besaran menara utama dimulai pada tahun 1956. Pada saat

itu seluruh bagian atap menara istana yang berukuran raksasa itu di bongkar, diperbaiki, dan

dipasang kembali. Pada saat pekerjaan pemugaraan ini,para pekerja menemukan berbagai

macam catatan yang di tulis pada bagian-bagian bangunan Istana. Catatan-catatan inilah yang

bermanfaat bagi penelitaan tentang Istana Himeji. Fondasi yang terbuat dari batu terpaksa

(18)

baru yang dibangun terbuat dari kontruksi beton bertulang baja. Hal ini dilakukan juga untuk

bertujuan agar menara utama tahan gempa. Gentengnya pun diganti dengan genteng

penemuaan baru yang lebih ringan dan pengencang dari logam. Fondasi menara lama yang

terbuat dari batu dipindahkan ke sebelah utara lapangan Sannomaru.

Sewaktu menara utama dibongkar, salah satu tiang penyangga utama (hinbashira )

yaitu tiang penyangga utama sebelah barat ternyata ditemukan sudah membusuk dari dalam

tidak bisa dipakai lagi. Mulailah dicari batang kayu berukuran raksasa sebagai ganti

penyangga itu. Awalnya, pohon Hinoki(Japanesse cypress) yang ditemukan ada di

lingkungan kuil Kasagata Jinja (kota Ichikawa,Kanzaki-gun) diusulkan untuk ditebang

menjadi tiang penyangga utama yang baru. Namun ternyata pohon ini tidak cocok karena

bagian atas sudah membengkok dan batang bagian bawah dicurigai sudah membusuk.

Pada akhirnya pada tahun 1959, ditengah-tengah hutan yang masih termasuk wilayah

kota Tsukechi (sekarang kota Nakatsugawa), berhasil ditemukan pohon Hinoki yang

memenuhi syarat. Tapi lagi-lagi mendapat masalah pada waktu penebangan di lakukan.

Pohon ini patah saat ditebang. Satu batang pohon Hinoki yang juga ditemukan didekatnya

juga patah sewaktu diangkut. Sebagai usaha terakhir, tidak ada pilihan lain kecuali

menyambung bagian bawah pohon yang patah saat di angkut dengan pohon yang ditemukan

di kuil Kasagata Jinja. Batang-batang pohon Hinoki yang akan dijadikan tiang penyangga

utama ini akhirnya diangkut masuk kedalam Istana dengan dirayakan oleh banyak warga kota

Himeji.

Dan pada tahun 1964 pemugaran menara Istana dinyatakan selesai. Total biaya

pemugaran menara utama adalah sekitar 530juta yen. Sedangkan total pemugaran

keseluruhannya adalah sekitar 1 milyar yen (berdasarkan nilai tukar pada tahun 1964), semua

(19)

nilai tukar yen pada tahun 1964 dengan harga-harga sebelum perang)dengan biaya

pemugaran sesudah perang.

3.2. Susunan Bangunan Istana Himeji

3.2.1 Model Istana Himeji

Pusat Istana di gunung Hime dengan menara utama yang didirikan persis ditengah-

tengah. Istana Himeji menggunakan susunan bangunan model Teikaku berbentuk spiral yang

berputar berlawanan dengan arah jarum jam sebanyak tiga kali, dengan titik utama sebelah

utara gunung Hime. Putaran pertama dinamakan Uchiguruwa (zona dalam), putaran kedua

dinamakan Nakakuruwa (zona tengah), dan putaran ketiga dinamakan Sotokuruwa (zona

luar), namun sekarang tersisa hanya tinggal zona Uchikuruwa yang merupakan kompleks

istana Himeji sekarang ini.

Zona-zona lain dimanfaatkan menjadi wilayah Sogamae (wilayah istana palinh luar)

yang melingkari kota sekeliling istana . Zona Uchikuruwa bagian dalam terdiri dari lima

lapis, yaitu Honmaru (wilayah utara), Ninomaru (wilayah sekunder), Sannomaru ( wilayah

tertier ), wilayah Nishinomaru ( wilayah sebelah barat ), dan Demaru (kantor pemelihara

Istana). Selain itu, di dalam Uchikuruwa juga terdapat beberapa zona lain,yaitu Mizukuruwa,

koshikuruwa, dan Obikuruwa . Semua dipisahkan oleh pintu -pintu gerbang yang diberi nama

berdasarkan susunan Hiragana “i-ro-ha”, seperti I-no-mo, Ha-no-mon, dan seterusnya

Di Istana juga terdapat lapangan luas yang terletak di depan bangunan istana Himeji,

yang dulunya adalah wilayah Sannomaru, dan kebun binatang Himeji adalah dulunya

wilayah Demaru. Di dalam wilayah Nishinomaru Cuma sedikit bangunan sekarang, salah

satu di antaranya menara bernama Kesho-yagura. Disebelah utara gunung Hime masih tersisa

hutan belantara Himeyama-haraseirin yang sudah ada sejak sebelum istana dibangun.Selain

(20)

ditengah-tengah hutan Himeyama-haraseirin, tapi sampai sekarang belum ada orang yang dapat

menemukannya.

Disebelah barat gunung Hime juga mengalir sungai Senbagawa yang berguna untuk

jalur transportasi, dan aliran sungai juga di alihkan menjadi parit dalam istana. Karena

pembangunan istana pernah dilakukan oleh Ikeda Terumasa pada saat perang Sekigahara dan

perang Musim Dingin –Musim Panas Osaka (Osaka no eki), maka istana pun dirancang

olehnya begitu megah dan terlihat indah.Istana sampai saat ini menjadi perlambangan

keangungan “shogun negri sebelah barat” yang menjadi julukan Ikeda Terumasa.

Mulai tahun 1615 pada saat pemerintah Keshogunan Tokugawa yang memimpin

Jepang ,telah mengeluarkan dekrit bahwa tidak boleh ada istana yang dibangun yang

berukuran besar seperti Himeji. Istana Himeji menjadi satu-satunya istana yang ada di

Jepang. Lain hal dengan istana Edo dan Nayoya ,istana ini memang merupakan tempat

tinggal klan Tokugawa.

3.2.2. Lorong dan Pintu Gerbang Istana Himeji

Lorong-lorong istana dirancang mirip labirin yang berbelok-belok secara tajam dan

berliku, melebar di satu tempat dan semakin menyempit di tempat lain. Hal ini juga membuat

lorong istana kelihatan lebih unik dan berbeda dari istana-istana lain. Seperti Istana

Hiroshima yang hanya memiliki lorong berbentuk lurus memanjang,tidak berbelok-belok

atau berliku-liku. Lorong Istana Himeji dibangun seperti ini bertujuan agar pada saat perang,

musuh tidak dapat bergerak maju hanya dengan lurus saja untuk menuju menara

utama.Seperti contohnya di lorong menuju gerbang Ni-no-Mon dari Ha-no-Mon, musuh

hanya dapat bergerak maju, tidak dapat melihat anggota yang bertahan dibelakangnya,disaat

seperti inilah pasukan istana dapat menyerang dari belakang,apalagi pintu gerbang

Ha-no-Mon terbuat dari pintu besi yang benar-benar sempit. Apabila musuh dapat lolos juga, tanpa

(21)

menara utama. Lorong bangunan istana Himeji ini menggunakan susunan bangunan pada

masa pimpinan Hideyoshi sekaligus memanfaatkan secara optimal kondisi topografi yang

ada.

Beberapa pintu gerbang juga dibuat sangat sempit, sehingga hanya bisa dilewati oleh

orang satu demi satu. Selain itu , pintu-pintu gerbang dibangun ditempat yang tersembunyi

dan tidak terduga agar tidak mudah terlihat oleh musuh, dan agar musuh tertahan di pintu

gerbang karena tidak dapat masuk secara bersamaan semuanya,dan tidak dapat meneruskan

penyerangan. Salah satu taktiknya, musuh digiring ke lorong buntu dan dijepit dengan

serangan dari sisi kanan-kiri sehingga musuh yang kebingungan menjadi kocar – kacir .

Memang pada waktu pertama kali masuk kedalam istana melalui jalan menanjak yang

terdapat disebalah utara Sannomaru, dan berjalan lurus melewati gerbang Mugu-no-Mon,

setelah itu melewati pintu gerbang I-no-Mon , Ro-no-Mon, dan Ha-no-Mon, dari situ

seakan-akan terlihat seperti jalan pintas menuju menara utama. Tapi sebenarnya,jalan menuju

menara utama bisa lebih dekat jika setelah melewati pintu gerbang Mu-gi-Mon, langsung

belok kanan melewati pintu kecil beratap rendah yang tersembunyi di antara tembok batu.

Selain itu, terdapat juga pintu gerbang Ru-no-Mon yang merupakan pintu gerbang

model Uzumimon yang dapat disembunyikan dengan timbunan tanah,pasir dan kerikil

sehingga musuh tidak dapat melihatnya. Musuh pun akan terkejut dengan serangan mendadak

dari pintu gerbang yang tidak kelihatan ini.

3.2.3. Menara Istana Himeji

Menara utama yang ada di istana Himeji adalah salah satu menara istana yang

kontruksi bangunannya masih asli, sehingga karena istana ini penampilan istana dari luar

masih tampak seperti waktu di zaman Edo. Oleh karena itu, tidak salah lagi kalu istana ini

(22)

terdapat menara utama beratap lima susun yang merupakan bangunan berlantai tujuh (enam

tingkat lantai menuju ke atas, satu lantai menuju ke bawah tanah), dan tiga bangunan menara

kecil-kecil (Menara Barat, Menara Inui, dan Menara Timur).

Selain ada menara beratap lima susun,ada juga menara yang beratapkan dua sususn

yang disebut Watariyagura (menara untuk menyeberang) dipakai untuk menghubungkan

menara yang satu dengan menara yang lainnya. Penggunaan Watariyagura sebagai bangunan

penghubung antara disebut metode Renritsu. Berdasarkan tahun pembangunan dan model

kontruksi bangunannya, menara-menara Istana Himeji digolongkan sebagai model menara

pengawas tahun atau periode akhir yang dikenal dalam bahasa jepang dengan sebutan goki

horo-gata. Semua bangunan menara dibangunan bermaksud untuk berlindung dari serangan

musuh sehinngga temboknya dibangun dengan menggunakan plesteran putih shikkui agar

tahan api,anti api dan peluru, yang sekaligus juga dapat menambah keindahan istana.

Menara istana Himeji terkenal kaya dengan keanekaragaman arsitektur jika

dibandingkan dengan menara-menara istana lainnya di Jepang. Misalnya dibandingkan

dengan Istana Hiroshima yang dominan berwarna hitam seperti warna ikan koi sangat

berbanding terbalik dengan warna menara Istana Himeji yang putih bersih, dan parit-parit

istana Hiroshima tersebut pun banyak terdapat ikan koi, hal ini sangat berbeda dari parit-parit

yang ada di Istana Himeji yang mana paritnya hanya untuk aliran air saja. Dari segi bahan

bangunan juga terdapat perbedaan karena Istana Himeji dibangun dari beton yang berstruktur

kuat sedangkan Istana Hiroshima hanya dibangun dari kayu dan hanya berdiri di atas tanah

delta yang lembek. Lantai dan tembok bangunan pun hanya terdiri dari dua tingkat

saja,sedangkan Istana Himeji memiliki banyak tingkatan lantai. Namun Istana Hiroshima ini

juga memiliki kelebihan karena menara utamanya ditetapkan pemerintah sebagai Pusaka

Nasional Jepang. Tapi tetap saja dari segi keistimewaan juga Istana Himeji memiliki banyak

(23)

,dan telah tercatat di UNESCO, Istana Himeji menjadi warisan dunia yang terpenting.

Keistimewaannya juga dapat dilihat dari bentuk menara terlihat dari bentuk bubungan besar

yang berbentuk lengkungan mulus yang disebut Kara-hafu, ada juga bubungan yang kalau di

lihat dengan teliti berbentuk buku terbuka yang di telungkupkan yang disebut dengan

Chidori-hafu.Variasi Chidori –hafu dengan atap menara yang berlapis disebut O-Chidorihafu.

Di menara istana juga terdapat jendela unik yang berbentuk seperti genta yang

terdapat di Menara Barat dan Menara Inui.Jendela ini disebut Katomado. Jendela Katamado

juga bisa ditemukan di Istana Hikone dan beberapa istana lainnya.

Tinggi menara utama jika diukur tidak ikut ujung fondasi menara adalah 15,18 metar,

sedangkan jika di ukur ikut ujung fondasi menara maka tinggi keseluruhan menara utama

adalah 46 meter 36 cm,ini di ukur dari sisi selatan menara.Diketahui juga menurut perkiraan,

berat menara yang ada sekarang ini sekitar 5.700 ton ,padahal berat sebelumnya mencapai

6.200 ton. Berat menara ini berkurang karena ada perombakan besar-besaran zaman Showa

yang mengganti genteng dengan bahan yang lebih ringan. Hal ini dilakukan bertujuan agar

menara utama tahan gempa.Dan sekarang menara digunakan untuk pameran beraneka ragam

macam barang yang berkaitan dengan Istana Himeji.

3.2.4. Motif Genteng Istana Himeji

Motif pada genteng istana Himeji dibuat lambang keluarga pemilik istana yang diukir

pada genteng paling ujung,lambang ini juga dibuat pada atap bangunan dan tembok pagar

.Pada genteng istana juga dijumpai lambang klan Ikeda dengan motif kupu – kupu berekor

Agehacho, lambang klan Toyotomi dengan motif Hashiba dan lambang klan Honda dengan

motif Mitsuba Aoi. Selain itu juga dapat dijumpai genteng yang ujung dengan ukiran motif

(24)

3.2.5. Tempat Tersembunyi dan Fasilitas Pertahanan Istana.

A. Tempat Tersembunyi dan Kegunaannya

Di sisi utara menara utama terdapat wilayah Koshikuruwa yang mana diwilayah ini

terdapat sumur – sumur dan gudang – gudang penyimpanan beras dan garam yang bertujuan

untuk perbekalan di saat istana dalam keadaan terkepung pada saat perang. Perbekalan

tersebut disimpan pada saat sebelum perang atau saat istana dalam keadaan damai. Sumur

tersebut di buat di daerah tersebut karena tanah – tanah di sekitar istana terdiri dari lapisan

batu keras sehingga sumur tidak dapat di gali di daerah tersebut. Sumur-sumur tersebut

sengaja dibangun dengan pintu – pintu gerbang untuk menjaga jalur perbekalan antara

menara istana dan pintu gerbang Koshikuruwa. Di dalam wilayah Koshikuruwa, tepatnya di

sisi sebelah selatan dalam pintu gerbang Ho-no-mon terdapat tembok dari tanah yang

dikeraskan yang disebut dengan tembokAburakabe.

Disebelah tenggara menara utama terdapat menara Obikuruwa – yagura yang

mempunyai julukan seram Harakirimaru. Julukan ini lahir karena suasana yang suram dan

gelap di sekitar sumur-sumur yang ada di sekitar wilayah Koshikuruwa. Tempat ini juga

biasanya digunakan sebagai tempat bersembunyi untuk mengejutkan musuh dengan hujan

tembakan.

B. Fasilitas Pertahanan Istana

Istana Himeji juga memiliki fasilitas pertahan agar istana terlindung dari serangan

musuh.Di tembok – tembok istana banyak temapat di buat lubang – lubang kecil berbentuk

bulat ,segitiga ,dan persegi empat.Sama (ir”) adalah sebutan untuk lubang – lubang kecil

tersebut.Lubang – lubang ini di gunakan sebagai celah untuk membidik dan menembaki

musuh.Sedangkan lubang persegi empat digunakan untuk menembakan panah, dan lubang

(25)

letaknya sulit diduga menjadi keunikan tersendiri bagi Istana Himeji.Walaupun lubang

persegi empat untuk menembakkan senjata juga banyak ditemui di Istana – istana lainnya di

Jepang, tetapi berbagai macam bentuk lubang yang letaknya sulit diduga menjadi keunikan

tersendiri Istana Himeji. Desain fasilitas umum yang ada di kota Himeji juga dipengaruhi

desain lubang – lubang yang ada di Istana Himeji , contohnya pagar kisi – kisi jembatan atau

blok trotoar yang diberi motif lubang – lubang berbentuk bulat ,segitiga ,atau segi empat.

Istana Himeji berhasil lolos dua kali dari bencana kerusakan yang diakibatkan

peperangan di Zaman Bakufu dan Perang Dunia II sehingga mendapat julukan “ Istana Tidak

Pernah Perang “. Sewaktu Perang Dunia II, istana Himeji disamarkan dari udara dengan

menutup jaring – jaring warna hitam . Alasannya , istana sudah pasti menjadi sasaran empuk

serangan angkatan udara Amerika karena tembok – tembok yang berwarna putih terlihat

mencolok dari udara , apalagi angkatan darat juga menempatkan pasukannya di dalam

istana.Hal ini lah yang membuat penduduk kota kagum karena Istana Himeji masih dapat

berdiri kokoh ditengah – tengah kota yang rata dengan tanah setelah perang tersebut.

Dibalik keindahan Istana Himeji ternyata masih banyak lagi tersembunyi fasilitas

rahasia untuk mempertahankan istana dari serangan musuh.Salah satunya saja di dinding

menara utama terdapat lubang – lubang tersembunyi yang hanya di buka pada waktu dalam

keadaan darurat.Pada saat lubang tersebung dibuka maka musuh akan menerima hujan batu

dari atas pintu gerbang dan dari dalam tembok ,setelah itu musuh baru diserang dengan batu,

(26)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah menguraikan bab demi bab dalam Karya Tulis ini,maka penulis dapat

menyimpulkan beberapa hal penting yang terkandung dalam karya tulis ini,yaitu:

1. Menurut catatan yang dipercaya bahwa Istana Himeji pertama kali dibangun oleh

Putera Shogun Akamatsu Norimaru yang bernama Akamatsu Sadanori.

2. Istana Himeji mengalami pemugaran atau perbaikan dari zaman ke zaman menurut

sejarahnya.

3. Istana Himeji memiliki kontruksi bangunan yang indah hingga saat ini mulai dari

warna putih yang bersih, lorongnya yang berkelok-kelok dan bentuk menara yang

bertingkat-tingkat dan unik.

4. Istana Himeji juga memiliki fasilitas istana yang unik seperti lubang – lubang kecil

berbentuk bulat,segitiga, dan persegi empat untuk membidik dan menembaki musuh.

5. Selain itu juga Istana Himeji juga memiliki tempat tersembunyi seperti

gudang-gudang dan sumur-sumur tempat penyimpanan beras dan garam untuk perbekalan,

ketika istana dalam keadaan terkepung pada saat perang.

6. Karena keunikan karakteristik istana Himeji ini,maka UNESCO memasukkan istana

(27)

4.2. Saran

1. Penulis mengharapkan kepada pembaca yang termasuk bangsa Indonesia yang

membaca karya tulis ini dapat mengambil pelajaran dari cara bangsa jepang yang

mampu melestarikan tempat kebudayaan seperti istana Himeji sampai saat ini.

2. Penulis juga mengharapkan kepada pembaca yang ingin menelaah tentang

peninggalan bersejarah, budaya jepang dan sebagainya, sebaiknya terlebih dahulu

mengumpulkan referensi yang terkait dengan pembahasan yang ingin dibahas dan

dikembangkan pada tahap yang lebih lanjut. Sehingga dapat menambah

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Elmetera,Tim.2010.Warisan Budaya Dunia.Elmetera Publishing,Yogyakarta

Jepang Dewasa Ini,1989 The International For Education Information,Tokyo

Website:www.himeji castle.gr.ip

Referensi

Dokumen terkait

Pasca jatuhnya Orde Baru, terjadi dua perubahan dalam praktek ketatanegaraan di Indonesia, diantaranya adalah kebebasan berpolitik masyarakat dan adanya perubahan UUD

Sementara komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga pada sub sektor ini adalah kacang kedelai yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,71 persen (andil 0,03)

Pertama, prosedur dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list) yaitu dimulai dari calon jamaah haji melakukan setoran awal kepada bank kemudian

Berdasarkan kondisi riil masyarakat muslim dan Dunia Islam saat itu, maka Jamaluddin Al-Afghani mengadakan penataan dengan pendekatan rasional dan pemikiran bebasnya,

Peguyangan Dengan Masyarakat Pada masa kerajaan, bentuk hubungan politik Puri Peguyangan dengan masyarakat Peguyangan adalah sebagai raja dengan rakyatnya, karena Puri

Melihat jumlah penduduk di Kecamatan Sewon dan latar pendidikan nya bermacam-macam wajar saja apabila watak dari setiap orang berbeda. Adanya PKH membuktikan tidak semua

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada lima tahun sebelumnya, walaupun terjadi penurunan tapi tidak terlalu drastis, yaitu sebesar 79,3% ibu hamil di Indonesia

[r]