Disetujui oleh :
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program Studi Bahasa Jepang
Pengelola,
(Zulnaidi, S.S.M.Hum)
NIP : 1967 08072004 01 1 001
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara, untuk melengkapi salah satu ujian Diploma III
Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang
Pada :
Tanggal : Hari :
Progam Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M. A. NIP : 19511013 1976 03 1 001
Panitia
No. Nama Tanda Tangan
1. ……… (………..)
2. ……… (………..)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat‐Nya,
sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Kertas karya dengan judul “KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Ahli
Madya di Universitas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak
terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis akan
menyambut dan menerima kritik serta saran dari pembaca nantinya, demi mendekati
kesempurnaan kertas karya ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Zulnaidi,S.S.,Hum selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing.yang dengan ikhlas
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dengan pengarahan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini.
4. Ibu Hj.Siti Muharami Malayu,S.S.M.Hum selaku Dosen Wali dan Dosen Pembaca.
5. Seluruh staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
6. Teristimewa penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada Bapakku tersayang
M.Manalu, Mamaku tercinta R.Marbun, serta abang sandi dan adik‐ adik
idris,uli,rina,riko dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan bantuan baik
7. Sahabat‐sahabat terbaik: Dinar Siregar,Cun, Silvi, Yessi, Ami yang selama ini telah
menemani dan membantu penulis dalam suka maupun duka.
8. Teman‐teman seperjuangan di kelas A dan B Jurusan Bahasa Jepang stambuk 2008 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga kertas karya ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat sepenuhnya bagi para
pembaca dan pengguna kertas karya ini, khususnya mahasiswa Bahasa Jepang lainnya.
Medan, Juni 2011
Penulis
Gloria Manalu
082203056
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 2
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Metode Penulisan ... 3
BAB II LATAR BELAKANG SEJARAH KEADAAN ISTANA HIMEJI DI JEPANG 2.1 Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Azuchi Momoya ... 4
2.2 Keadaan Istana Himeji pada Zaman Edo ... 5
2.3 Sejarah Keadaaan Istana Himeji pada Zaman Meiji ... 6
BAB III KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI 3.1 Pemugaran Besar-besaran Istana Himeji pada Zaman Showa ... 8
3.2 Susunan Bangunan Istana Himeji ... .10
3.2.1 Model Istana Himeji ... 10
3.2.2 Lorong dan Pintu Gerbang Istana Himeji ... 12
3.2.3 Menara Istana Himeji ... 13
3.2.4 Motif Genteng Istana Himeji ... 15
3.2.5 Tempat Tersembunyi dan Fasilitas Pertahanan Istana ... 16
A.Tempat Tersembunyi dan Kegunaan ... 16
B.Fasilitas Pertahanan Istana ... 17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 19
4.2 Saran ... 20
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI
Istana Himeji adalah istana yang terletak di kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang.
Istana Himeji pertama kali dibangun oleh putra akamatsu Norimura yang bernama Akamatsu
Sadanori. Dari zaman ke zaman istana Himeji memiliki latar belakang sejarah keadaan istana
tersebut, yaitu sejarah keadaan pada zaman Azuchi Momoya, zaman Edo, dan zaman Meiji.
Disetiap sejarah zaman tersebut dijelaskan keadaan istana Himeji dan bagaimana pergantian
posisi pemegang kuasa atas istana Himeji, serta pemugaran apa yang dilakukan terhadap
istana Himeji tersebut sehingga dapat berdiri kokoh sampai saat ini. Sehingga pada akhirnya
dilakukan pemugaran besar-besaran istana Himeji pada zaman Showa. Hal ini dilakukan
karena Istana Himeji ditunjuk sebagai peninggalan bersejarah di bawah pengawasan
kementrian pendidikan, dan harus dilestarikan. Pembongkaran istana pertama kali dimulai
dari bangunan-bangunan yang berada diluar menara istana kemudian berlanjut ke menara
istana. Menara di bongkar, diperbaiki dan dipasang kembali. Fondasi menara yang terbuat
dari batu pun terpaksa di bongkar karena tidak mampu lagi menahan berat menara utama.
Fondasi yang baru dibangun terbuat dari kontruksi beton berbahan dasar baja. Hal ini
dilakukan juga bertujuan agar menara utama tahan gempa. Pada tahun 1964 pemugaran istana
dinyatakan selesai dengan total biaya keseluruhan adalah sekitar 1 milyar yen.
Setelah mengalami pemugaran tersebut maka istana Himeji saat ini memiliki susunan
bangunan model Teikaku berbentuk spiral yang berputar berlawanan arah dengan jarum jam
sebanyak 3 kali, dengan titik utama sebelah utara gunung Hime. Lorong-lorong istana
dirancang mirip labirin yang berbelok-belok secara tajam dan berliku, melebar di satu tempat
dan semakin menyempit di tempat lain. Hal ini juga membuat lorong istana kelihatan lebih
pada saat perang,musuh tidak dapat bergerak maju sehingga mudah untuk diserang dengan
satu arah. Beberapa pintu gerbang juga dibuat sangat sempit,sehingga hanya bisa dilewati
oleh orang satu demi satu.Selain itu, pintu-pintu gerbang dibangun ditempat yang
tersembunyi dan tidak terduga agar tidak mudah terlihat oleh musuh, dan agar musuh tertahan
di pintu gerbang karena tidak dapat masuk secara bersamaan semuanya,dan tidak dapat
meneruskan penyerangan.Salah satu taktiknya, musuh digiring ke lorong buntu dan dijepit
dengan serangan dari sisi kanan–kiri sehingga musuh yang kebingungan menjadi kocar–
kacir. Menara utama yang ada di istana Himeji adalah salah satu menara istana yang
kontruksi bangunannya masih asli, sehingga karena istana ini penampilan istana dari luar
masih tampak seperti waktu di zaman Edo. Oleh karena itu,tidak salah lagi kalau istana ini
dijadikan lambang kota Himeji. Diatas fondasi istana yang dibangun di puncak gunung
Hime,terdapat menara utama beratap lima susun yang merupakan bangunan berlantai tujuh
(enam tingkat lantai menuju ke atas, satu lantai menuju ke bawah tanah), dan tiga bangunan
menara kecil-kecil (Menara Barat, Menara Inui, dan Menara Timur). Menara istana Himeji
terkenal kaya dengan keanekaragaman arsitektur jika dibandingkan dengan menara-menara
istana lainnya di Jepang. Misalnya dibandingkan dengan Istana Hiroshima yang dominan
berwarna hitam seperti warna ikan koi sangat berbanding bterbalik dengan warna menara
Istana Himeji yang putih bersih, dan parit–parit istana Hiroshima tersebut pun banyak
terdapat ikan koi,hal ini sangat berbeda dari parit–parit yang ada di Istana Himeji yang mana
paritnya hanya untuk aliran air saja. Dari segi bahan bangunan juga terdapat perbedaan
karena Istana Himeji dibangun dari beton yang berstruktur kuat sedangkan Istana Hiroshima
hanya dibangun dari kayu dan hanya berdiri di atas tanah delta yang lembek.Lantai dan
tembok bangunan pun hanya terdiri dari dua tingkat saja,sedangkan Istana Himeji memiliki
banyak tingkatan lantai .Selain itu motif pada genteng istana Himeji dibuat lambang keluarga
bangunan dan tembok pagar. Sama seperti istana istana yang ada di dunia,istana Himeji pun
memilki tempat tersembunyi dan fasilitas pertahanan istana. Tempat tersembunyi itu terdapat
di wilayah Koshikuruwa yang mana daerah ini terdapat sumur–sumur dan gudang–gudang
penyimpanan beras serta garam yang bertujuan untuk perbekalan di saat istana dalam
keadaan terkepung pada saat perang. Sedangkan fasilitas pertahanan istana bertujuan agar
istana terlindung dari serangan musuh. Fasilitas pertahan ini berupa lubang–lubang kecil yang
banyak terdapat di tembok–tembok istana. Lubang–lubang kecil tersebut berbentuk bulat,
segitiga, dan persegi empat. Lubang–lubang ini digunakan sebagai celah untuk membidik dan
menembaki musuh. Sedangkan lubang persegi empat digunakan untuk menembakan panah,
dan lubang bentuk lainnya untuk menembakan senapan. Berbagai macam lubang bentuk
lubang dan letaknya sulit diduga menjadi keunikan tersendiri bagi Istana Himeji. Selain itu
juga ternyata masih banyak lagi tersembunyi fasilitas rahasia untuk mempertahankan istana
dari serangan musuh. Salah satunya saja di dinding menara utama terdapat lubang–lubang
tersembunyi yang hanya dibuka pada waktu dalam keadaan darurat. Pada saat lubang
tersebung dibuka maka musuh akan menerima hujan batu dari atas pintu gerbang dan dari
dalam tembok ,setelah itu musuh baru diserang dengan batu, tembakan senapan , senduhan
air mendidih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Alasan Pemilihan Judul
Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki akar budaya yang kokoh prestasi
yang bagus sehingga reputasi dan harga diri diakui dunia, serta memiliki nilai -nilai budaya
yang tinggi. Jepang adalah negara yang maju dan berprestasi dibidang teknologi, bahkan
terkenal memilki budaya yang unik serta makna yang dalam.Jepang memiliki kebudayaan
bahkan tempat bersejarah yang banyak,oleh karena itu banyak masyarakat asing yang ingin
mengetahui tentang kebudayaan jepang dan tempat bersejarah di Jepang.
Salah satu peninggalan budaya di Jepang adalah istana.Istana merupakan salah satu
tempat yang banyak meninggalkan nilai - nilai budaya dan sejarah.Hal ini dapat dilihat dari
struktur bangunan yang beragam. Ini yang membuat penulis tertarik untuk mencoba
membahas Istana Himeji. Istana Himeji yang merupakan istana pertama dan tertua di Jepang,
yang disebut juga istana burung kuntul putih. Ciri khas yang berwarna putih bersih dan
bentuk istana yang unik dan berbeda itu yang menjadikan istana ini menarik untuk dilihat dan
ingin mengetahui juga sebenarnya bagaimana sejarah Istana Himeji tersebut. Istana ini
terletak di atas gunung Himejuga memiliki struktur bangunan istana yang unik. Istana ini juga
merupakan istana yang paling indah dibandingkan dengan Istana lainnya. Keindahannya
dilihat dari bentuk menara yang unik dan berlapis-lapis. Oleh karena itu tidak salah karena
telah menetapkan menara utama yang terdiri dari 8 bangunan sebagai pusaka menara. Istana
juga dinilai sebagai peninggalan budaya milik dunia yang sangat berharga ,sehingga pada
tahun 1993 UNESCO memasukkan Istana Himeji kedalam Situs Warisan Dunia untuk
kategori warisan budaya.Karena ke unikannya itulah Istana Himeji juga sering dijadikan
juga dalam membangun Istana ini dibutuhkan tenaga tukang dengan total antara 40 juta dan
dengan waktu 50juta hari kerja.
Dengan alasan tersebut penulis mencoba untuk membahas karakteristik istana Himeji
dalam kertas karya ini, selain itu penulis juga akan menjelaskan mengenai garis besar sejarah
istana Himeji, bentuk bangunan yang unik,serta kegunaan dari setiap bangunan tersebut. Dan
akhirnya penulis penulis menulis judulnya
“ Karakteristik Istana Himeji “.
I.2. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini penulis memiliki tujuan seperti berikut :
1) Untuk dapat menjadi sumber pengetahuan dan wawasan,baik bagi pembaca maupun
penulis sendiri
2) Untuk memperkenalkan struktur atau kontruksi Istana Himeji
3) Untuk mengetahui karakteristik Istana Himeji.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan kertas karya ini penulis akan membahas mengenai karakteristik
Istana Himeji yang lain dari istana–istana lain yang ada di Jepang.Sebelum Bab III penulis
akan menjelaskan tentang sejarah keadaan Istana Himeji dari jaman Azuchi
momoyama,zaman edo,dan sampai zaman Meiji.
1.4.Metode Penulisan.
Metode yang dipakai dalam penulisan kertas karya ini adalah metode kepustakaan.Penulis
akan dibahas serta data-data yang jelas di identifikasikan dan dirangkum untuk
dideskripsikan ke dalam setiap bab pada kertas karya ini.
BAB II
LATAR BELAKANG SEJARAH KEADAAN ISTANA HIMEJI DI JEPANG
2.1. Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Azuchi Momoyama
Istana Himeji dibangun oleh Akamatsu Sadanori putra dari shogun Akamatsu
Norimura pada Tahun 1336 dilokasi bekas kuil Shomyoji. Pada abad -16 Kuroda Shigetaka
sebagai penjaga istana juga menjadi pemilik istana, dan dia pun mulai melakukan perbaikan
istana agar terlihat layak sebagai tempat kediaman resmi pejabat. Akan tetapi setelah selesai
malah terlihat seperti model istana pertengahan abad yang berukuran kecil.Mulai dari tahun
ini juga Shigetaka mewariskan istana kepada anak laki-lakinya yang bernama Kuroda
Mototaka dan cucunya Kuroda Yoshitaka.
Namun pada tahun 1576 terjadi perang di Harima antara klan Oda yang dipimpin oleh
Hashiba Hideyoshi dan Klan Kodera yang dipimpin oleh Kuroda Yoshitaka. Perang
dimenangkan oleh Klan Oda, dan akhirnya pada tahun 1580 Istana Himeji pun harus
diserahkan kepada Hideyoshi.Dia melakukan pembangunan istana Himeji secara
besar-besaran dengan membuat Gunung Hime sebagai titik pusatnya negeri Harima. Tembok dari
susunan batu/Ishigaki digunakan untuk memagari Istana, serta membangun menara istana
yang terdiri dari 3 susunan.
Pada tahun 1583,Hideyoshi pindah ke Istana Osaka yang dibangun olehnya untuk
menyatukan seluruh Jepang. Dari tahun inilah istana secara terus menerus dipindah
tangankan kekuasaanya, mulai dari adiknya yang bernama Hashiba Hidenaga, pada tahun
1585 dialihkan kepada Yamato Koriyama dan dari situ diserahkan kepada Kinoshita Iesada.
Terakhirnya, pada tahun 1601 Iesada menyerahkan istana kepada Ikeda Terusama, dia pun
mulai lagi memperbaiki isatana menjadi istana yang megah setelah melakukan perbaikan
2.2. Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Edo
Pada zaman Edo di tahun 1617,istana Himeji sempat di pimpin oleh Ikeda Mitsumasa
yang masih kanak-kanak dan merasa tidak sanggup menanggung beban,sehingga tidak
percaya diri menjaga istana tersebut.Pada akhirnya dia pun menyerahkan Istana kepada
Honda Tadatomo yang berasal dari Kuwana ,Ise .
Pada masa juga ditetapkan peraturan bahwa istana Himeji hanya boleh dipimpin dan
dipercayakan kepada keluarga dekat secara turun temurun,mulai dari Okudaira
Matsumadaira yang masih keluarga dekat keturunan Honda Tadatomo, disambung kepada
Echizen Matsudaira kemudian kepada Sakibara, lalu kembali lagi kepada keturunan
Honda,kemudian dikembalikan lagi ke keturunan Sakibara,setelah itu kembali lagi ke
keturunan Echizen Matsudaira.
Istana Himeji juga mengalami pemugaran berkali-kali di zaman Edo,tapi keadaan tehnik
bangunan pada saat itu tidak dapat menghentikan amblasnya pondasi dari batu yang tidak
kuat menahan beban berat menara utama.sehingga keadaan fondasi istana pada saat itu
hampir runtuh. Tiang-tiang penyangga sudah sangat lapuk menyebabkan istana miring ke
timur. Sampai-sampai pada saat akhir Zaman Edo ada lagu rakyat yang di buat untuk
mengenang istana pada zaman itu,yang berlirik “ Istana di Himeji yang miring ke timur,
apakah engkau engkau sedang rindu pada Edo.
2.3.Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Meiji
Pada tahun 1871 di zaman Meiji, istana mengalami kemerosotan, sehingga di tahun
1873 istana Himeji di jual secara lelang dan dimenangkan oleh penduduk yang tinggal di
Yonedamachi seharga 23 yen 50 sen. Pemenang berusaha mencari keuntungan dari istana
tersebut,dengan cara ingin menjual genteng-genteng istana,namun karena membongkar
begitu saja. Hak kepemilikan pun dihapus karena di anggap menelantarkan istana yang sudah
dibeli. Walaupun tahun 1927 ada orang yang mengakui sebagai anak laki-laki pemenang
lelang tersebut menuntut hak kepemilikan istana.
Akhirnya pelestarian bangunan istana mulai dilakukan sekitar Tahun 1877. Hal ini di
mulai dari surat permohonan yang di buat oleh Yamagata Aritomo yang di terima oleh
Dajokan(kantor perundang-undangan, administrasi dan kehakiman).
Tapi banyak kesulitan yang didapat pada tahun ini, karena dana yang diturunkan ternyata
besarnya tidak sampai setengah dari jumlah yang diminta. Sehingga mencari dana dari
angkatan darat. Walaupun keadaan sedang sulit, perbaikan harus dilakukan agar pelapukan
istana tidak terus berlanjut. Berkat keprihatinan anggota parlemen pada saat itu akan keadaan
istana,pada tahun 1910 perbaikan istana dapat dimulai dengan anggaran Negara sebesar
93.000 yen. Itupun masih tetap kurang juga, sehingga pekerjaan menegakkan menara utama
yang miring di hentikan. Padahal pada saat itu angkatan darat sudah berusaha membantu
BAB III
KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI
3.1. Pemugaran Besar-Besaran Istana Himeji pada Zaman Showa
Pada tahun 1928, Istana Himeji ditunjuk sebagai peninggalan bersejarah di bawah
pengawasan kementrian pendidikan ,sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh kota
Himeji.Menara utama kemudian ditetapkan sebagai pusaka Negara pada tahun 1931.
Undang-undang perlindungan peninggalan budaya diberlakukan sejak tahun 1950
memasukkan Istana Himeji ke dalam daftar situs peninggalan budaya yang terpenting.
Kesempatan untuk memulai pemugaran besar-besaran Zaman Showa mulai terbuka di
tahun 1934 setelah tembok batu Watari-yagura yang terletak di Nishinomaru roboh secara
beruntun akibat hujan deras. Pertama sekali yang dilakukan waktu pemugaran adalah dengan
membongkar bangunan ada kemudian memasang kembali setelah memperbaiki
bagian-bagian yang rusak. Pekerjaan dimulai dari banguna-bangunan yang berada di luar menara
utama.
Namun, pekerjaan sempat terpaksa dihentikan di tahun 1944 karena keadaan Jepang
yang makin memburuk, sebab pada tahun itu terjadi Perang Dunia II. Istana Himeji ternyata
beruntung dapat lolos dari serangan udara, sehingga pada tahun 1950 proyek pembangunan
dapat dimulai kembali.
Akhirnya pemugaran besar-besaran menara utama dimulai pada tahun 1956. Pada saat
itu seluruh bagian atap menara istana yang berukuran raksasa itu di bongkar, diperbaiki, dan
dipasang kembali. Pada saat pekerjaan pemugaraan ini,para pekerja menemukan berbagai
macam catatan yang di tulis pada bagian-bagian bangunan Istana. Catatan-catatan inilah yang
bermanfaat bagi penelitaan tentang Istana Himeji. Fondasi yang terbuat dari batu terpaksa
baru yang dibangun terbuat dari kontruksi beton bertulang baja. Hal ini dilakukan juga untuk
bertujuan agar menara utama tahan gempa. Gentengnya pun diganti dengan genteng
penemuaan baru yang lebih ringan dan pengencang dari logam. Fondasi menara lama yang
terbuat dari batu dipindahkan ke sebelah utara lapangan Sannomaru.
Sewaktu menara utama dibongkar, salah satu tiang penyangga utama (hinbashira )
yaitu tiang penyangga utama sebelah barat ternyata ditemukan sudah membusuk dari dalam
tidak bisa dipakai lagi. Mulailah dicari batang kayu berukuran raksasa sebagai ganti
penyangga itu. Awalnya, pohon Hinoki(Japanesse cypress) yang ditemukan ada di
lingkungan kuil Kasagata Jinja (kota Ichikawa,Kanzaki-gun) diusulkan untuk ditebang
menjadi tiang penyangga utama yang baru. Namun ternyata pohon ini tidak cocok karena
bagian atas sudah membengkok dan batang bagian bawah dicurigai sudah membusuk.
Pada akhirnya pada tahun 1959, ditengah-tengah hutan yang masih termasuk wilayah
kota Tsukechi (sekarang kota Nakatsugawa), berhasil ditemukan pohon Hinoki yang
memenuhi syarat. Tapi lagi-lagi mendapat masalah pada waktu penebangan di lakukan.
Pohon ini patah saat ditebang. Satu batang pohon Hinoki yang juga ditemukan didekatnya
juga patah sewaktu diangkut. Sebagai usaha terakhir, tidak ada pilihan lain kecuali
menyambung bagian bawah pohon yang patah saat di angkut dengan pohon yang ditemukan
di kuil Kasagata Jinja. Batang-batang pohon Hinoki yang akan dijadikan tiang penyangga
utama ini akhirnya diangkut masuk kedalam Istana dengan dirayakan oleh banyak warga kota
Himeji.
Dan pada tahun 1964 pemugaran menara Istana dinyatakan selesai. Total biaya
pemugaran menara utama adalah sekitar 530juta yen. Sedangkan total pemugaran
keseluruhannya adalah sekitar 1 milyar yen (berdasarkan nilai tukar pada tahun 1964), semua
nilai tukar yen pada tahun 1964 dengan harga-harga sebelum perang)dengan biaya
pemugaran sesudah perang.
3.2. Susunan Bangunan Istana Himeji
3.2.1 Model Istana Himeji
Pusat Istana di gunung Hime dengan menara utama yang didirikan persis ditengah-
tengah. Istana Himeji menggunakan susunan bangunan model Teikaku berbentuk spiral yang
berputar berlawanan dengan arah jarum jam sebanyak tiga kali, dengan titik utama sebelah
utara gunung Hime. Putaran pertama dinamakan Uchiguruwa (zona dalam), putaran kedua
dinamakan Nakakuruwa (zona tengah), dan putaran ketiga dinamakan Sotokuruwa (zona
luar), namun sekarang tersisa hanya tinggal zona Uchikuruwa yang merupakan kompleks
istana Himeji sekarang ini.
Zona-zona lain dimanfaatkan menjadi wilayah Sogamae (wilayah istana palinh luar)
yang melingkari kota sekeliling istana . Zona Uchikuruwa bagian dalam terdiri dari lima
lapis, yaitu Honmaru (wilayah utara), Ninomaru (wilayah sekunder), Sannomaru ( wilayah
tertier ), wilayah Nishinomaru ( wilayah sebelah barat ), dan Demaru (kantor pemelihara
Istana). Selain itu, di dalam Uchikuruwa juga terdapat beberapa zona lain,yaitu Mizukuruwa,
koshikuruwa, dan Obikuruwa . Semua dipisahkan oleh pintu -pintu gerbang yang diberi nama
berdasarkan susunan Hiragana “i-ro-ha”, seperti I-no-mo, Ha-no-mon, dan seterusnya
Di Istana juga terdapat lapangan luas yang terletak di depan bangunan istana Himeji,
yang dulunya adalah wilayah Sannomaru, dan kebun binatang Himeji adalah dulunya
wilayah Demaru. Di dalam wilayah Nishinomaru Cuma sedikit bangunan sekarang, salah
satu di antaranya menara bernama Kesho-yagura. Disebelah utara gunung Hime masih tersisa
hutan belantara Himeyama-haraseirin yang sudah ada sejak sebelum istana dibangun.Selain
ditengah-tengah hutan Himeyama-haraseirin, tapi sampai sekarang belum ada orang yang dapat
menemukannya.
Disebelah barat gunung Hime juga mengalir sungai Senbagawa yang berguna untuk
jalur transportasi, dan aliran sungai juga di alihkan menjadi parit dalam istana. Karena
pembangunan istana pernah dilakukan oleh Ikeda Terumasa pada saat perang Sekigahara dan
perang Musim Dingin –Musim Panas Osaka (Osaka no eki), maka istana pun dirancang
olehnya begitu megah dan terlihat indah.Istana sampai saat ini menjadi perlambangan
keangungan “shogun negri sebelah barat” yang menjadi julukan Ikeda Terumasa.
Mulai tahun 1615 pada saat pemerintah Keshogunan Tokugawa yang memimpin
Jepang ,telah mengeluarkan dekrit bahwa tidak boleh ada istana yang dibangun yang
berukuran besar seperti Himeji. Istana Himeji menjadi satu-satunya istana yang ada di
Jepang. Lain hal dengan istana Edo dan Nayoya ,istana ini memang merupakan tempat
tinggal klan Tokugawa.
3.2.2. Lorong dan Pintu Gerbang Istana Himeji
Lorong-lorong istana dirancang mirip labirin yang berbelok-belok secara tajam dan
berliku, melebar di satu tempat dan semakin menyempit di tempat lain. Hal ini juga membuat
lorong istana kelihatan lebih unik dan berbeda dari istana-istana lain. Seperti Istana
Hiroshima yang hanya memiliki lorong berbentuk lurus memanjang,tidak berbelok-belok
atau berliku-liku. Lorong Istana Himeji dibangun seperti ini bertujuan agar pada saat perang,
musuh tidak dapat bergerak maju hanya dengan lurus saja untuk menuju menara
utama.Seperti contohnya di lorong menuju gerbang Ni-no-Mon dari Ha-no-Mon, musuh
hanya dapat bergerak maju, tidak dapat melihat anggota yang bertahan dibelakangnya,disaat
seperti inilah pasukan istana dapat menyerang dari belakang,apalagi pintu gerbang
Ha-no-Mon terbuat dari pintu besi yang benar-benar sempit. Apabila musuh dapat lolos juga, tanpa
menara utama. Lorong bangunan istana Himeji ini menggunakan susunan bangunan pada
masa pimpinan Hideyoshi sekaligus memanfaatkan secara optimal kondisi topografi yang
ada.
Beberapa pintu gerbang juga dibuat sangat sempit, sehingga hanya bisa dilewati oleh
orang satu demi satu. Selain itu , pintu-pintu gerbang dibangun ditempat yang tersembunyi
dan tidak terduga agar tidak mudah terlihat oleh musuh, dan agar musuh tertahan di pintu
gerbang karena tidak dapat masuk secara bersamaan semuanya,dan tidak dapat meneruskan
penyerangan. Salah satu taktiknya, musuh digiring ke lorong buntu dan dijepit dengan
serangan dari sisi kanan-kiri sehingga musuh yang kebingungan menjadi kocar – kacir .
Memang pada waktu pertama kali masuk kedalam istana melalui jalan menanjak yang
terdapat disebalah utara Sannomaru, dan berjalan lurus melewati gerbang Mugu-no-Mon,
setelah itu melewati pintu gerbang I-no-Mon , Ro-no-Mon, dan Ha-no-Mon, dari situ
seakan-akan terlihat seperti jalan pintas menuju menara utama. Tapi sebenarnya,jalan menuju
menara utama bisa lebih dekat jika setelah melewati pintu gerbang Mu-gi-Mon, langsung
belok kanan melewati pintu kecil beratap rendah yang tersembunyi di antara tembok batu.
Selain itu, terdapat juga pintu gerbang Ru-no-Mon yang merupakan pintu gerbang
model Uzumimon yang dapat disembunyikan dengan timbunan tanah,pasir dan kerikil
sehingga musuh tidak dapat melihatnya. Musuh pun akan terkejut dengan serangan mendadak
dari pintu gerbang yang tidak kelihatan ini.
3.2.3. Menara Istana Himeji
Menara utama yang ada di istana Himeji adalah salah satu menara istana yang
kontruksi bangunannya masih asli, sehingga karena istana ini penampilan istana dari luar
masih tampak seperti waktu di zaman Edo. Oleh karena itu, tidak salah lagi kalu istana ini
terdapat menara utama beratap lima susun yang merupakan bangunan berlantai tujuh (enam
tingkat lantai menuju ke atas, satu lantai menuju ke bawah tanah), dan tiga bangunan menara
kecil-kecil (Menara Barat, Menara Inui, dan Menara Timur).
Selain ada menara beratap lima susun,ada juga menara yang beratapkan dua sususn
yang disebut Watariyagura (menara untuk menyeberang) dipakai untuk menghubungkan
menara yang satu dengan menara yang lainnya. Penggunaan Watariyagura sebagai bangunan
penghubung antara disebut metode Renritsu. Berdasarkan tahun pembangunan dan model
kontruksi bangunannya, menara-menara Istana Himeji digolongkan sebagai model menara
pengawas tahun atau periode akhir yang dikenal dalam bahasa jepang dengan sebutan goki
horo-gata. Semua bangunan menara dibangunan bermaksud untuk berlindung dari serangan
musuh sehinngga temboknya dibangun dengan menggunakan plesteran putih shikkui agar
tahan api,anti api dan peluru, yang sekaligus juga dapat menambah keindahan istana.
Menara istana Himeji terkenal kaya dengan keanekaragaman arsitektur jika
dibandingkan dengan menara-menara istana lainnya di Jepang. Misalnya dibandingkan
dengan Istana Hiroshima yang dominan berwarna hitam seperti warna ikan koi sangat
berbanding terbalik dengan warna menara Istana Himeji yang putih bersih, dan parit-parit
istana Hiroshima tersebut pun banyak terdapat ikan koi, hal ini sangat berbeda dari parit-parit
yang ada di Istana Himeji yang mana paritnya hanya untuk aliran air saja. Dari segi bahan
bangunan juga terdapat perbedaan karena Istana Himeji dibangun dari beton yang berstruktur
kuat sedangkan Istana Hiroshima hanya dibangun dari kayu dan hanya berdiri di atas tanah
delta yang lembek. Lantai dan tembok bangunan pun hanya terdiri dari dua tingkat
saja,sedangkan Istana Himeji memiliki banyak tingkatan lantai. Namun Istana Hiroshima ini
juga memiliki kelebihan karena menara utamanya ditetapkan pemerintah sebagai Pusaka
Nasional Jepang. Tapi tetap saja dari segi keistimewaan juga Istana Himeji memiliki banyak
,dan telah tercatat di UNESCO, Istana Himeji menjadi warisan dunia yang terpenting.
Keistimewaannya juga dapat dilihat dari bentuk menara terlihat dari bentuk bubungan besar
yang berbentuk lengkungan mulus yang disebut Kara-hafu, ada juga bubungan yang kalau di
lihat dengan teliti berbentuk buku terbuka yang di telungkupkan yang disebut dengan
Chidori-hafu.Variasi Chidori –hafu dengan atap menara yang berlapis disebut O-Chidorihafu.
Di menara istana juga terdapat jendela unik yang berbentuk seperti genta yang
terdapat di Menara Barat dan Menara Inui.Jendela ini disebut Katomado. Jendela Katamado
juga bisa ditemukan di Istana Hikone dan beberapa istana lainnya.
Tinggi menara utama jika diukur tidak ikut ujung fondasi menara adalah 15,18 metar,
sedangkan jika di ukur ikut ujung fondasi menara maka tinggi keseluruhan menara utama
adalah 46 meter 36 cm,ini di ukur dari sisi selatan menara.Diketahui juga menurut perkiraan,
berat menara yang ada sekarang ini sekitar 5.700 ton ,padahal berat sebelumnya mencapai
6.200 ton. Berat menara ini berkurang karena ada perombakan besar-besaran zaman Showa
yang mengganti genteng dengan bahan yang lebih ringan. Hal ini dilakukan bertujuan agar
menara utama tahan gempa.Dan sekarang menara digunakan untuk pameran beraneka ragam
macam barang yang berkaitan dengan Istana Himeji.
3.2.4. Motif Genteng Istana Himeji
Motif pada genteng istana Himeji dibuat lambang keluarga pemilik istana yang diukir
pada genteng paling ujung,lambang ini juga dibuat pada atap bangunan dan tembok pagar
.Pada genteng istana juga dijumpai lambang klan Ikeda dengan motif kupu – kupu berekor
Agehacho, lambang klan Toyotomi dengan motif Hashiba dan lambang klan Honda dengan
motif Mitsuba Aoi. Selain itu juga dapat dijumpai genteng yang ujung dengan ukiran motif
3.2.5. Tempat Tersembunyi dan Fasilitas Pertahanan Istana.
A. Tempat Tersembunyi dan Kegunaannya
Di sisi utara menara utama terdapat wilayah Koshikuruwa yang mana diwilayah ini
terdapat sumur – sumur dan gudang – gudang penyimpanan beras dan garam yang bertujuan
untuk perbekalan di saat istana dalam keadaan terkepung pada saat perang. Perbekalan
tersebut disimpan pada saat sebelum perang atau saat istana dalam keadaan damai. Sumur
tersebut di buat di daerah tersebut karena tanah – tanah di sekitar istana terdiri dari lapisan
batu keras sehingga sumur tidak dapat di gali di daerah tersebut. Sumur-sumur tersebut
sengaja dibangun dengan pintu – pintu gerbang untuk menjaga jalur perbekalan antara
menara istana dan pintu gerbang Koshikuruwa. Di dalam wilayah Koshikuruwa, tepatnya di
sisi sebelah selatan dalam pintu gerbang Ho-no-mon terdapat tembok dari tanah yang
dikeraskan yang disebut dengan tembokAburakabe.
Disebelah tenggara menara utama terdapat menara Obikuruwa – yagura yang
mempunyai julukan seram Harakirimaru. Julukan ini lahir karena suasana yang suram dan
gelap di sekitar sumur-sumur yang ada di sekitar wilayah Koshikuruwa. Tempat ini juga
biasanya digunakan sebagai tempat bersembunyi untuk mengejutkan musuh dengan hujan
tembakan.
B. Fasilitas Pertahanan Istana
Istana Himeji juga memiliki fasilitas pertahan agar istana terlindung dari serangan
musuh.Di tembok – tembok istana banyak temapat di buat lubang – lubang kecil berbentuk
bulat ,segitiga ,dan persegi empat.Sama (ir”) adalah sebutan untuk lubang – lubang kecil
tersebut.Lubang – lubang ini di gunakan sebagai celah untuk membidik dan menembaki
musuh.Sedangkan lubang persegi empat digunakan untuk menembakan panah, dan lubang
letaknya sulit diduga menjadi keunikan tersendiri bagi Istana Himeji.Walaupun lubang
persegi empat untuk menembakkan senjata juga banyak ditemui di Istana – istana lainnya di
Jepang, tetapi berbagai macam bentuk lubang yang letaknya sulit diduga menjadi keunikan
tersendiri Istana Himeji. Desain fasilitas umum yang ada di kota Himeji juga dipengaruhi
desain lubang – lubang yang ada di Istana Himeji , contohnya pagar kisi – kisi jembatan atau
blok trotoar yang diberi motif lubang – lubang berbentuk bulat ,segitiga ,atau segi empat.
Istana Himeji berhasil lolos dua kali dari bencana kerusakan yang diakibatkan
peperangan di Zaman Bakufu dan Perang Dunia II sehingga mendapat julukan “ Istana Tidak
Pernah Perang “. Sewaktu Perang Dunia II, istana Himeji disamarkan dari udara dengan
menutup jaring – jaring warna hitam . Alasannya , istana sudah pasti menjadi sasaran empuk
serangan angkatan udara Amerika karena tembok – tembok yang berwarna putih terlihat
mencolok dari udara , apalagi angkatan darat juga menempatkan pasukannya di dalam
istana.Hal ini lah yang membuat penduduk kota kagum karena Istana Himeji masih dapat
berdiri kokoh ditengah – tengah kota yang rata dengan tanah setelah perang tersebut.
Dibalik keindahan Istana Himeji ternyata masih banyak lagi tersembunyi fasilitas
rahasia untuk mempertahankan istana dari serangan musuh.Salah satunya saja di dinding
menara utama terdapat lubang – lubang tersembunyi yang hanya di buka pada waktu dalam
keadaan darurat.Pada saat lubang tersebung dibuka maka musuh akan menerima hujan batu
dari atas pintu gerbang dan dari dalam tembok ,setelah itu musuh baru diserang dengan batu,
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah menguraikan bab demi bab dalam Karya Tulis ini,maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal penting yang terkandung dalam karya tulis ini,yaitu:
1. Menurut catatan yang dipercaya bahwa Istana Himeji pertama kali dibangun oleh
Putera Shogun Akamatsu Norimaru yang bernama Akamatsu Sadanori.
2. Istana Himeji mengalami pemugaran atau perbaikan dari zaman ke zaman menurut
sejarahnya.
3. Istana Himeji memiliki kontruksi bangunan yang indah hingga saat ini mulai dari
warna putih yang bersih, lorongnya yang berkelok-kelok dan bentuk menara yang
bertingkat-tingkat dan unik.
4. Istana Himeji juga memiliki fasilitas istana yang unik seperti lubang – lubang kecil
berbentuk bulat,segitiga, dan persegi empat untuk membidik dan menembaki musuh.
5. Selain itu juga Istana Himeji juga memiliki tempat tersembunyi seperti
gudang-gudang dan sumur-sumur tempat penyimpanan beras dan garam untuk perbekalan,
ketika istana dalam keadaan terkepung pada saat perang.
6. Karena keunikan karakteristik istana Himeji ini,maka UNESCO memasukkan istana
4.2. Saran
1. Penulis mengharapkan kepada pembaca yang termasuk bangsa Indonesia yang
membaca karya tulis ini dapat mengambil pelajaran dari cara bangsa jepang yang
mampu melestarikan tempat kebudayaan seperti istana Himeji sampai saat ini.
2. Penulis juga mengharapkan kepada pembaca yang ingin menelaah tentang
peninggalan bersejarah, budaya jepang dan sebagainya, sebaiknya terlebih dahulu
mengumpulkan referensi yang terkait dengan pembahasan yang ingin dibahas dan
dikembangkan pada tahap yang lebih lanjut. Sehingga dapat menambah
DAFTAR PUSTAKA
Elmetera,Tim.2010.Warisan Budaya Dunia.Elmetera Publishing,Yogyakarta
Jepang Dewasa Ini,1989 The International For Education Information,Tokyo
Website:www.himeji castle.gr.ip