• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ukuran Partikel Dan Berat Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Kuat Sobek, Kekerasan Dan Ketahanan Abrasi Kompon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Ukuran Partikel Dan Berat Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Kuat Sobek, Kekerasan Dan Ketahanan Abrasi Kompon"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN BERAT ABU SEKAM PADI

SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP SIFAT KUAT SOBEK,

KEKERASAN DAN KETAHANAN ABRASI KOMPON

Darwin Yunus Nasution

Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara

Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Abu sekam padi yang mengandung silika sekitar 80–90% dapat digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan kompon karet. Abu sekam padi diperoleh dengan pirolisa sekam padi pada temperatur 350oC selama 24 jam, kemudian dipanaskan selama 48 jam pada temperatur 700oC. Abu sekam padi dihaluskan dan diayak dengan ukuran bervariasi. Kemudian abu sekam padi dicampur dengan kompon (merupakan campuran : karet SIR-20 100 g, seng oksida 5 g, asam stearat 2 g, CBS (N-Sikloheksil-2-benzthiazol sulphenamida) 1,1 g, dutrex A-737 4 g, dan sulfur 2 gram) dan digiling sampai homogen dan dimasak pada suhu 170oC. Selanjutnya dilakukan pengukuran kuat sobek kompon karet dengan menggunakan alat tensometer yang mengacu pada standar ASTM D 624-00, pengukuran kekerasan menggunakan alat durometer berdasarkan acuan ASTM D-1415 dan pengukuran ketahanan abrasi dengan menggunakan alat akron abrasion. Hasil menunjukkan bahwa ukuran partikel dan berat abu sekam padi sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan, ketahanan abrasi, dan nilai kuat sobek kompon karet. Lisis dengan menggunakan spektroskopi FTIR. Jumlah penyerapan ion logam kobalt 0.6 ppm sebesar 100%.

Kata kunci: Abu Sekam Padi, Bahan Pengisi, dan Kompon Karet

PENDAHULUAN

Beras yang merupakan salah satu bahan pangan pokok dihasilkan dari proses penggilingan padi. Dalam proses penggilingan padi, selain dihasilkan beras juga dihasilkan hasil samping berupa sekam padi yang jumlahnya cukup besar. Disebutkan bahwa sekitar 78% dari berat padi adalah beras dan sisanya 22% adalah sekam. Berdasarkan hasil penelitian dan literatur disebutkan bahwa abu mengandung sekitar 85% - 90% senyawa silika (SiO2)

bentuk amorf (www.ricehuskash.com). Pada proses pembuatan kompon karet ditambahkan bahan pengisi untuk meningkatkan kuat sobek, kekerasan, ketahanan gesek dan sifat-sifat lainnya. Salah satu bahan pengisi yang digunakan secara komersial adalah jenis bahan pengisi semi-aktif seperti clay, kaolin, silika, dan kalsium karbonat.

Produksi beras di Indonesia cukup besar sekitar 30,95 juta ton per tahun (www.tempointeraktif.com) tentu saja akan menghasilkan hasil samping berupa sekam padi sebanyak 6.677 ton. Sekam padi ini adalah merupakan sumber silika yang potensial untuk digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan kompon. Atas dasar inilah, dilakukan penelitian penggunaan abu sekam padi yang kaya akan silika sebagai bahan pengisi dalam kompon yang diharapkan dapat menggantikan bahan pengisi seperti clay, kaolin, dan silika.

BAHAN DAN METODA

Bahan

(2)

Pengabuan Sekam Padi

Sekam padi dicuci dengan air dan dikeringkan. Ditimbang 500 g sekam padi dalam cawan, lalu dibakar pada suhu

350oC dalam tanur selama 24 jam.

Kemudian, dilanjutkan pengabuan pada suhu 700oC selama 48 jam. Abu sekam padi yang diperoleh didinginkan dalam desikator.

Penggilingan dan Pengayakan Abu Sekam Padi

Abu sekam padi yang diperoleh, digiling (dihancurkan). Kemudian diayak dengan ayakan ukuran 50 mesh, 100 mesh, 150 mesh, dan 200 mesh. Hasil ayakan pada tiap mesh disimpan.

Pembuatan Kompon

Ditimbang karet SIR-20 sebanyak 100 g, lalu digiling dengan gilingan open mill

sambil dibolak-balik sampai permukaan rol gilingan tertutup rata oleh karet. Setelah rata, ditambahkan seng oksida sebanyak 5 g dan asam stearat sebanyak 2 g ke dalam adonan SIR-20 tersebut. Kemudian digiling sambil dibolak-balik sampai homogen atau rata. Setelah itu dimasukkan abu sekam padi ukuran 50 mesh sebanyak 30 g ke dalam adonan karet dan digiling sambil dibolak-balik sampai homogen dengan menambahkan sedikit demi sedikit dutrex oil yang telah ditimbang sebanyak 4 g. Setelah campuran homogen, dimasukkan CBS sebanyak 1,1 g dan sulfur sebanyak 2 g ke dalam adonan kompon tadi, dan digiling sambil dibolak-balik sampai homogen. Setelah homogen, kompon digulung dan digiling kembali lalu digulung kembali (dilakukan sebanyak 3 kali). Kemudian kompon dibentuk menjadi lembaran (sheet) dengan tebal 2–3 mm. Dilakukan prosedur pencampuran yang sama dengan variasi berat abu sekam padi 40 g; 50 g dan 60 g untuk setiap ukuran partikel abu sekam padi.

Pengukuran Kuat Sobek

Kompon yang telah selesai dicampur dipotong dengan ukuran panjang 14 cm dan lebar 14 cm, kemudian dimasukkan ke dalam cetakan (mold) slab standard. Lalu dimasak selama 10 menit dengan suhu 170oC. Setelah masak, slab didinginkan pada temperatur kamar. Kemudian slab

dipotong dengan shapper yang sesuai standar uji tipe Dumb-Bell menjadi bentuk spesimen uji. Setelah itu, ditentukan nilai kuat sobek dari spesimen itu dengan menggunakan Tensometer INSTRON 5565. Dilakukan prosedur pengujian yang sama untuk variasi berat abu sekam padi 40 g; 50 g dan 60 g untuk setiap ukuran partikel abu sekam padi.

Pengukuran Kekerasan

Slab kompon yang telah dimasak untuk pengujian kuat sobek diambil sebagian untuk diukur nilai kekerasan. Pengukuran dengan menggunakan alat durometer yaitu dengan menekan alat durometer pada permukaan slab yang rata dan dibaca nilainya pada saat jarum skala alat tersebut berhenti. Dilakukan prosedur pengujian yang sama untuk variasi berat abu sekam padi 40 g; 50 g dan 60 g untuk setiap ukuran partikel abu sekam padi.

Pengukuran Ketahanan Gesek

(3)

Kemudian dilanjutkan pengujian abrasinya sampai tercapai 1000 putaran di mana sebelumnya skalanya telah diset ke-0 kembali. Setelah selesai, roda kompon itu digosok lagi sampai permukaannya halus dan ditimbang. Kemudian dilanjutkan pengujian abrasi sampai tercapai 3000 putaran. Setelah selesai, roda tersebut digosok sampai permukaannya halus dan ditimbang. Selisih berat dari masing-masing tahapan pengujian 1000 putaran dan 3000 putaran dibagi dengan berat jenis kompon itu dan hasilnya merupakan nilai ketahanan abrasi kompon tersebut. Dilakukan prosedur pengujian yang sama untuk variasi berat abu sekam padi 40 g; 50 g dan 60 g untuk setiap ukuran partikel abu sekam padi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengukuran kuat sobek, kekerasan, dan ketahanan abrasi dari karet alam tervulkanisasi dengan penggunaan abu sekam padi sebagai bahan pengisi menunjukkan nilai yang lebih bagus dibandingkan hasil vulkanisasi karet alam tanpa penggunaan bahan pengisi. Hasil pengukuran kuat sobek dengan bahan pengisi abu sekam padi diperoleh minimum 36,11 N/mm dan maksimum 42.61 N/mm, sedangkan pengukuran kuat sobek tanpa bahan pengisi adalah 25.86 N/mm. Untuk pengukuran kekerasan dengan bahan pengisi diperoleh hasil minimum sebesar 43 shore A dan maksimum sebesar 74 shore A, sedangkan pengukuran kekerasan tanpa bahan pengisi adalah sebesar 35 shore A. Kemudian untuk pengukuran ketahanan abrasi dengan bahan pengisi abu sekam padi diperoleh hasil minimum sebesar 2.45 cm3/3000x dan hasil maksimum sebesar 2.28 cm3/3000x, sedangkan pengukuran ketahanan abrasi tanpa bahan pengisi adalah 3.55 cm3/3000x. Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 1. Data Pengukuran Kuat Sobek Kompon dengan Bahan Pengisi Abu Sekam Padi

Kuat Sobek Berat 30 40.72 38.07 37.10 36.11 40 41.35 39.37 39.01 37.99 50 42.61 41.09 40.21 39.78 60 41.97 40.55 39.17 38.98

Tabel 2. Data Pengukuran Kekerasan Kompon dengan Bahan Pengisi Abu Sekam Padi

Kekerasan

Tabel 3. Data Pengukuran Ketahanan Abrasi Kompon dengan Bahan Pengisi Abu Sekam Padi

Ketahanan Abrasi (cm3/3000x) Berat

Tabel 4. Data Pengukuran Kuat Sobek, Kekerasan, dan Ketahanan Abrasi Bahan Elastomer Karet Alam Tervulkanisasi Tanpa Penggunaan Bahan Pengisi

Uji

Ketahanan Abrasi (cm3/3000x)

25.86 35 3.55

(4)

abu sekam padi sebesar 60 gram. Dari data pengukuran kuat sobek yang terdapat pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa nilai kuat sobek berbanding lurus dengan ukuran partikel abu sekam padi. Nilai kuat sobek maksimum diperoleh pada penggunaan abu sekam padi sebesar 50 gram dengan ukuran partikel 50 mesh yaitu 42.61 N/mm. Kemudian hasil pengukuran kuat sobek tanpa bahan pengisi diperoleh 25.86 N/mm.

Gambar 1. Grafik Kuat Sobek-Vs-Berat

0

) Abu sekam padi

50 mesh (N/mm) Abu sekam padi 100 mesh (N/mm) Abu sekam padi 150 mesh (N/mm) Abu sekam padi 200 mesh (N/mm)

Gambar 2. Grafik Kuat Sobek-Vs-Ukuran Partikel

Ukuran Partikel (Mesh)

Ku

Abu Sekam Padi Berat 30 gram Abu Sekam Padi Berat 40 gram Abu Sekam Padi Berat 50 gram Abu Sekam Padi Berat 60 gram

Untuk pengukuran kekerasan diperoleh bahwa nilai kekerasan semakin bertambah sebanding dengan pertambahan berat abu sekam padi walaupun data pengukuran kuat sobek dan ketahanan Abrasi menunjukkan penurunan pada saat penambahan abu sekam padi sebesar 60 gram. Hal ini

dikarenakan interaksi silika-silika dalam campuran cenderung meningkatkan kekakuan campuran. Dari data pengukuran kekerasan yang terdapat pada Tabel 2 dapat terlihat bahwa nilai kekerasan bertambah besar dengan semakin kecilnya ukuran partikel abu sekam padi yang digunakan. Nilai kekerasan maksimum diperoleh pada penggunaan abu sekam padi sebesar 60 gram dengan ukuran partikel 200 mesh yaitu 74 shoreA dan ini cocok digunakan dalam pembuatan sol sepatu dan conveyor belt yang umumnya memerlukan kekerasan sekitar 60 sampai 70 shore A. Kemudian hasil pengukuran kekerasan tanpa bahan pengisi diperoleh 35 shore A.

Gambar 3. Grafik Kekerasan-Vs-Berat

0 mesh (Shore A) Kekerasan 100 mesh (Shore A) Kekerasan 150 mesh (Shore A) Kekerasan 200 mesh (Shore A)

Gambar 4. Grafik Kekerasan-Vs-Ukuran Partikel

Ukuran Partikel (Mesh)

K

) Abu Sekam Padi

(5)

Untuk bertambah baik sebanding dengan penambahan berat abu sekam padi sampai pada berat 50 gram pengukuran ketahanan abrasi diperoleh bahwa sifat ketahanan abrasi. Lalu juga mengalami penurunan mulai pada saat penambahan abu sekam padi sebesar 60 gram. Dari data pengukuran ketahanan abrasi yang terdapat pada Tabel 3 sampai Tabel 6 dapat terlihat bahwa sifat ketahanan abrasi semakin baik dengan semakin kecilnya ukuran partikel abu sekam padi yang digunakan. Sifat ketahanan abrasi paling bagus diperoleh pada penggunaan abu sekam padi sebesar 50 gram dengan ukuran partikel 200 mesh yaitu 2.28 cm3/3000x. Kemudian hasil pengukuran ketahanan abrasi tanpa penggunaan bahan pengisi diperoleh hasil 3.55 cm3/3000x.

Gambar 5. Grafik Ketahanan Abrasi-Vs-Berat

0 50 mesh (Shore A)

Ketahanan Abrasi 100 mesh (Shore A)

Ketahanan Abrasi 150 mesh (Shore A)

Ketahanan Abrasi 200 mesh (Shore A)

Gambar 6. Grafik Ketahanan Abrasi-Vs-Ukuran Partikel

2.15

Ukuran Partikel (mesh)

K

Abu Sekam Padi Berat 30 gram

Abu Sekam Padi Berat 40 gram

Abu Sekam Padi Berat 50 gram

Abu Sekam Padi Berat 60 gram

Dari semua data pengukuran baik kuat sobek, kekerasan, dan ketahanan abrasi menunjukkan penurunan sifat atau kualitas

mulai saat penggunaan abu sekam padi sebesar 60 gram. Hal ini dikarenakan perbandingan jumlah bagian abu sekam padi lebih besar dari total keseluruhan komposisi campuran, sehingga interaksi (gaya Van der Waals dan gaya adsorpsi) yang terjadi antara partikel karet dengan abu sekam padi tidak seimbang lagi, didominasi oleh partikel abu sekam padi di mana umumnya didominasi oleh partikel karet (Hofmann, W., 1989). Sedangkan pemakaian ukuran partikel semakin kecil akan menyebabkan dispersi dan homogenitas partikel abu sekam padi lebih merata dalam matriks karet sehingga sifat kuat fisika dan mekanis bahan elastomer karet alam tervulkanisasi juga lebih bagus (Stern, H. J., 1967).

Walaupun, hasil uji kuat sobek, kekerasan, dan ketahanan gesek pemakaian abu sekam lebih rendah bila dibandingkan dengan penggunaan carbon black, akan tetapi abu sekam padi ini dapat digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan

conveyor belt dan sol sepatu.

KESIMPULAN

Semakin kecil ukuran partikel abu sekam padi maka semakin besar nilai kekerasan dan ketahanan abrasi. Sebaliknya, semakin kecil ukuran partikel abu sekam padi, semakin kecil nilai kuat sobek kompon karet. Selanjutnya berat abu sekam padi yang digunakan berbanding lurus dengan sifat kuat sobek, kekerasan dan ketahanan abrasi. Akan tetapi mengalami penurunan sifat mulai pada saat penggunaam abu sekam padi sebesar 60 gram.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro D. D. 2005. Aktivitas dan Pemodelan Katalis Silikat dari Abu Sekam Padi untuk Konversi Heksana. www.tekim.ft.undip.ac. id/jreaktor. Diakses tanggal 29 November 2006.

(6)

Bhowmick, A. K. 1982. The Effect of Carbon Black-Vulcanization System Interction on Natural Rubber Network Structures and Properties. New York. RCT Corp.

Dispersible Silica Particulates and Reinforcement of Elastomer-Rubber Matrices Therewith. http://freepatentsonline.com/55475502.html. Diakses tanggal 5 Desember 2006.

Dispergum 24. 1980. A High Effisient Mastication Agent. Hamburg. DOC Publisher.

Faizal, M. Ade Ilham. 2002. Penghasilan Abu Sekam Menggunakan Tanur Termodifikasi. http://pkukmweb.ukm.my/jurutera/reading/j urnal/j14-2002.html. Diakses tanggal 30 November 2006.

Hepburn, C. dan Reynold, R. J. W. 1979. Elastromers: Criteria for Engineering Design. England. Applied Science Publishers Limited.

Harry, L. 1985. Basic Compounding and Processing of Rubber. New Jersey. Rubber Division Ltd.

Hofmann, W. 1985. New Highly-Efficient Non Blooming Accelerator Systems for Sulphur Cure of EPDM. Kyoto. IRC Corp.

Hofmann, W. 1989. Rubber Technology Book. New York. Hanser Publisher.

http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/11 /14/brk.20061114-87650.id.html. Diakses tanggal 16 Desember 2006.

India Rubber Institute. 1998. Rubber Engineering. New Delhi. Tata McGraw-Hill Limited. Lewis, P. M. 1984. High Temperature Resistance of

Natural Rubber. Birmingham. RCT Corp. Lindsay, P. B. 1982. Fatique Resistence of Natural

Rubber in Compression. New York. RCT Corp.

Ludwig, L. E. 1944. Plasticizers, Stabilizers and Fillers. New Delhi. India Rubber World.

Method of Producing Avtive Rice Husk Ash.. www.freepatentsonline.com/5329867.html. Diakses tanggal 30 November 2006.

Morrison, N. J. 1983. The Thermal Stability of Monosulfide Crosslinking in Natural Rubber. New York. RCT Corp.

Philiple, K. 1985. Rubber Processing and Production Engineering. New York. Plenum Press. Prasetyoko, D. 2001. Pengoptimuman Sintesa

Zeolit Beta Daripada Silika Sekam Padi.

Tesis. Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Teknologi Malaysia.

Rice Husk Ash. www.ricehuskash.com/detail.html. Diakses tanggal 30 November 2006.

Rodrigues, C. D. S. 2006. Effects of Rice Husk Ash on Properties of Bamboo Pulp Reinforced Cement Composites. http://biblioteca. universia.net. Diakses tanggal 29 November 2006.

Sopyan, I. 2000. Kimia Polimer. Kebalen. Pradnya Paramita.

Spillane, J. J. 1989. Komoditi Karet dan Perannya dalam Perekonomian Indonesia. Cetakan pertama. Yogyakarta. Kanisius.

Stern, H. J. 1967. Rubber Natural and Synthetic. Second edition. New York. Palmerton Publishing Corp.

Thomas, A. G. 1982. Measurement of Tensile Strength of Natural Rubber Vulcanization at Elevated Temperature. New York. RCT Corp.

Tim Penulis PS. 1999. Karet Strategi Pemasaran Tahun 2000 Budidaya dan Pengolahan. Bogor. Penebar Swadaya.

(7)

SAINS KIMIA

Volume: 10, 2006 ISSN: 1410 – 5152

AUTHORS-CO AUTHOR INDEX

Agusnar, Harry, 35, 67, 80 Alfian, Zul, 46

Bangun, Hakim, 10 Barus, Diana, 4 Christiani S., Evi, 4 Daniel, 10

Dawolo, Asteria K., 10 Faisal, Hendri, 67 Ginting, Mimpin, 51 Kaban, Jamaran, 10 Lumban Raja, Saur, 58 Misdawati, 78

Nasution, Darwin Yunus, 27, 86 Nasution, Emma Zaidar, 17, 40 Pasaribu, Albert, 73

Sebayang, Firman, 20 Sembiring, Manis, 4 Siregar, Irman Marzuki, 35 Sitepu, Mimpin, 4

Sihotang, Herlince, 51 Sihombing, Junifa Layla, 62 Sudiati, 4

Suryanto, Dwi, 31 Zuhra, Cut Fatimah, 1

JURNAL

(8)

SAINS KIMIA

Volume: 10, 2006 ISSN: 1410 – 5152

INDEX OF SUBJECT

Abu Sekam Padi, 86 Adsorpsi, 35

Alginat, 10 Amidasi, 76 Analisis, 46 Anverene, 73 Asam Benzoat, 27 Asam Lemak, 1

Asam Lemak Bebas, 46 Ayam Broiler, 67 Bahan Bakar, 62 Bahan Pengisi, 86 Briket Arang, 62 Bromelin, 20

Cangkang Kemiri, 62 Crude Palm Olein, 46 Degradasi, 27

Difusi, 10

Dry Ice –Acetone, 58 Ekstraksi, 1, 51 Etanolisis, 1 Fotokatalitik, 27 Ganoderma, 31 Gliserolisis, 51 Growth Inhibition, 31 Hidrolisa, 40

Imobilisasi, 20 Isolasi, 20

Kappa Karagenan, 20 Kitin, 80

Kitin Protein, 67 Kitosan, 10, 35, 80 Koefisien Serapan, 4 Kompon Karet, 86 Kromatografi Kolom, 51 Kromatografi FT-IR, 51 Limbah Padat, 17 Litiasi, 58

Membran, 10, 80

Minyak Sawit Mentah, 17 N-Ftaloyl Kitosan, 76 NMR, 73

Pakan Ikan, 40 Pakan Ternak, 67 Papan Komposit, 4 Pelarut Kering, 58 Pelet, 40

Pemucatan, 17 Perisai Radiasi, 4 Pharmacological, 73 Plocamium cartilagium, 73 Serat Ijuk, 4

Spektrofotometri Serapan Atom, 35 TiO2, 27

Zat Aditif, 67

JURNAL

(9)

SAINS KIMIA

Volume: 10, 2006 ISSN: 1410 – 5152

Daftar Isi Volume 10 Nomor 1

Etanolisis Minyak Dedak Padi yang Diekstraksi Secara Perendaman

Cut Fatimah Zuhra ... 1–3

Modifikasi Serat Ijuk dengan Radiasi Sinar- γ Suatu Studi untuk Perisai Radiasi Nuklir

Mimpin Sitepu ... 4–9

Pembuatan Membran Kompleks Polielektrolit Alginat Kitosan

Jamaran Kaban ... 10–16

Studi Minyak Sawit Mentah yang Terdapat pada Limbah Padat sebagai Akibat Proses Pemucatan

Emma Zaidar Nasution ... 17–19

Pengujian Stabilitas Enzim Bromelin yang Diisolasi dari Bonggol Nanas Serta Imobilisasi Menggunakan Kappa Karagenan

Firman Sebayang... 20–26

Pengaruh Waktu Irradiasi dan Laju Alir terhadap Degradasi Fotokatalitik Larutan Asam Benzoat dengan Titanium Dioksida (TiO2) sebagai Katalis

Darwin Yunus Nasution... 27–30

Uji Bioaktivitas Penghambatan Ekstrak Metanol Ganoderma spp. terhadap Pertumbuhan Bakteri dan Jamur

Dwi Suryanto ... 31–34

Kegunaan Kitosan sebagai Penyerap terhadap Unsur Kobalt (Co2+) Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

Harry Agusnar... 35–39

Studi Pembuatan Pakan Ikan dari Campuran Ampas Tahu, Ampas Ikan, Darah Sapi Potong, dan Daun Keladi yang Disesuaikan dengan Standar Mutu Pakan Ikan

Emma Zaidar Nasution ... 40–45

JURNAL

(10)

Volume 10 Nomor 2

Perbandingan Hasil Analisis Beberapa Parameter Mutu pada Crude Palm Olein yang Diperoleh dari Pencampuran CPO dan RBD Palm Olein terhadap Teoretis

Zul Alfian ... 46–50

Pembuatan Monogliserida Melalui Gliserolisis Minyak Inti Sawit Menggunakan Katalis Natrium Metoksida

Herlince Sihotang ... 51–57

Sintesis Senyawa Bis (1,2 – Difenilfosfino) Etana dalam Pelarut Dietileter Kering

Saur Lumban Raja... 58–61

Studi Pembuatan Briket Arang dari Cangkang Kemiri dengan Variasi Ukuran Partikel Arang dan Konsentrasi Perekat

Junifa Layla Sihombing... 62–66

Pengaruh Penambahan Kitin Protein sebagai Zat Aditif pada Makanan Ternak untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ayam Broiler

Hendri Faisal ... 67–72

Isolation of Anverene from The Antarctic Peninsula Red Algae (Plocamium

cartilaginium)

Albert Pasaribu ... 73–75

Sintesis Senyawa N-Ftaloyl Kitosan Melalui Reaksi Amidasi antara Kitosan dengan Ftalat Anhidrida

Misdawati ... 76–79

Penggunaan Membran Kitin dan Turunannya dari Tulang Rawan Cumi-Cumi untuk Menurunkan Kadar Logam Co

Harry Agusnar... 80–85

Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Kuat Sobek, Kekerasan dan Ketahanan Abrasi Kompon

Gambar

Tabel 1. Data Pengukuran Kuat Sobek Kompon dengan Bahan Pengisi Abu Sekam Padi
Gambar 3. Grafik Kekerasan-Vs-Berat
Gambar 5. Grafik Ketahanan Abrasi-Vs-Berat

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan implementasi tersebut dikarenakan oleh empat variabel yang saling mempengaruhi, terdiri dari: komunikasi yang terjalin baik dari puskesmas ke masyarakat, sumber daya

ahkan orang tua dan guru enderung er erilaku kon umti dalam mem elan akan uang mereka ang aku ang e erta didik eroleh dari orang tua enderung diha i kan untuk

Bahwa yang dimaksud dengan waktu damai adalah saat atau waktu melakukan kegiatan meninggalkan kesatuan tersebut, Negara RI tidak dalam keadaan darurat perang

Kegiatan perencanaan dan penganggaran dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sumedang dilihat dari sisi system dan prosedur perencanaan anggaran

Mengutip salah satu teori yang dikemukakan oleh Pearson dan Payasilian (1999:380-381) mengenai bantuan luar negeri, dapat diketahui bahwa bantuan luar negeri Cina ke Indonesia

Kini dengan munculnya orde reformasi yang membawa amandeman UUD 1945 maka prinsip partisipasi menjadi sangat penting dalam menunjang Democratic Governance .Tidak

Masa depan usaha kecil menengah batik Surakarta akan sangat ditentukan dengan pendekatan branding, peningkatan terhadap kualitas dan melakukan berbagai inovasi produk sebagai

Dan generasi selanjutnya diperkenalkanlah Sistem Operasi bergerak (Mobile) pada perangkat bergerak seperti : PDA, Poket PC, dan lain sebagainya. Di generasi selanjutnya