II-1
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
OLEH NIDIA JUNEIKA
NIM. 070403017
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
ANALISIS HUBUNGAN VOLUME SALES DENGAN MARKET SHARE TERHADAP PUSAT DISTRIBUSI DALAM SUPPLY CHAIN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
NIDIA JUNEIKA NIM. 070403017
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir. A. JABBAR M. RAMBE, M.Eng) (IKHSAN SIREGAR, ST, M.Eng)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan kompetitif menuntut penyesuaian yang harus dilakukan oleh perusahaan, salah satunya adalah meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih baik. Kinerja yang baik merupakan salah satu faktor terpenting dalam kemajuan perusahaan dan kunci utama keberhasilan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan mempunyai rantai suplai yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Rantai suplai tersebut memiliki pusat distribusi yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Demi mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus menentukan prioritas dari pusat distribusi dalam supply chain serta menganalisis hubungan antar tiap faktor yang mempengaruhi pusat distribusi untuk meningkatkan aliran bahan maupun informasi sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat.
Adapun penentuan prioritas distribusi supply chain perusahaan dilakukan dengan menentukan kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan distribusi dalam supply chain. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah empat kriteria balance scorecard yaitu financial, internal, costumer, dan learning & Growth. Berdasarkan kriteria tersebut maka dilakukan pengolahan dengan menggunakan metode DEMATEL untuk melihat prioritas distribusi serta hubugan pengaruh antar kriteria dan Pusat distribusi. Hubungan faktor dilakukan antara volume sales dengan market shares menggunakan pengujian korelasi linier pearson.
Berdasarkan analisis terhadap pusat distribusi yang ada di perusahaan (Jambi, Medan, Aceh, Riau, dan Padang) maka diperoleh bahwa nilai pembobotan untuk pemrioritasan distribusi secara berurutan yaitu 1,0035; 1,5649; 1,3789; 1,2605 dan 1,2668. Maka, dapat diketahui bahwa tingat kepentingan secara berurutan yaitu Medan, Aceh, Padang, Riau, dan Jambi. Sedangkan untuk pengujian korelasi diperoleh nilai > 0,5 yaitu hubungan antara volume sales dan market share adalah linier positif untuk setiap pusat distribusi.
Keyword : Balance Scorecard, DEMATEL, Supply Chain, Multi Criteria Decision Making.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Penulis melaksanakan Tugas Akhir di PT Olagafood Industri yang bergerak di bidang produksi makanan dan minuman. Tugas Akhir ini berjudul “Penentuan Prioritas Pusat Distribusi dalam Supply Chain dengan Menggunakan Metode DEMATEL.”
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis selalu terbuka untuk saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan tulisan ini ke depan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc dan Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri USU.
3. Bapak Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Pembimbing II dalam pelaksanaan Tugas Akhir yang telah memberikan banyak pengajaran baru bagi penulis dan memberikan motivasi yang sangat berharga.
4. Ibu Nurni Angsana selaku Presiden Komisaris PT Olagafood Industri yang telah bersedia mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Perusahaan tersebut dan Bapak Daniel Iskandar Zulkarnain selaku Manajer Operasi serta para staf PT Olagafood Industri yang telah membimbing selama melakukan penelitian di pabrik.
5. Kedua orangtua penulis dan saudara-saudara penulis yang telah mendukung penulis dalam doa dan semangat. Semoga harapan dan cita-cita kita semua terwujud dengan Doa, kerja keras dan kerjasama.
6. Rekan-rekan Stambuk 2007 (Eva Handayani, Sri Rejeki Wulandary, Winny Alna Marlina, Puput Mayrina Anissa, Endy, Anton, Tommy, dan lain-lainya yag tidak bisa disebutkan satu persatu) atas dukungan dan kerjasamanya yang baik.
7. Ibu Ir. Elisabeth Ginting, M.Si, Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, Bapak Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng, Bapak Aulia Ishak, ST, MT, dan Ibu Khalida Syahputri ST, MT selaku Kepala Laboratorium Pengukuran dan Statistik dan Staff, Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan nasehat dan ajaran kepada penulis.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian... I-3 1.5. Manfaat Penelitian ... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Visi dan Misi Perusahaan ... II-3
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.4. Letak Geografi ... II-3 2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-3 2.5.1. Struktur Organisasi ... II-3 2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja pada Perusahaan ... II-5 2.5.4. Jam Kerja ... II-6
2.5.5. Sistem Pengupahan dan Penyediaan Fasilitas ... II-8 2.6. Proses Produksi ... II-8
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 2.9. Safety and Fire Protection ... II-13 2.10. Limbah ... II-13
III LANDASAN TEORI
3.1. Teknik Sampling ... III-1 3.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... III-2 3.2.1. Validitas Data ... III-2 3.2.2. Reliabilitas ... III-3 3.3. Balance Scorecard ... III-4 3.4. Metode DEMATEL ... III-6 3.5. Korelasi Linier ... III-8
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian ... IV-1 4.2. Sifat Penelitian ... IV-1 4.3. Tahapan Penelitian ... IV-2 4.3.1. Pengumpulan Data ... IV-4
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 4.3.1.1. Data Primer ... IV-4 4.3.1.2. Data Sekunder ... IV-5 4.3.2. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-5 4.4. Kesimpulan dan Saran... IV-6
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengolahan Data ... V-9 5.2.1. Perhitungan Validitas ... V-9 5.2.2. Perhitungan Reabilitas ... V-14 5.3. Pengolahan Data Kuisioner dengan Metode DEMATEL ... V-17 5.3.1. Matriks Direct – Relation ... V-22 5.3.2. Normalisasi Matriks Direct – Relation ... V-23 5.3.3. Matriks Total - Relation ... V-25 5.3.2. Causal Diagram ... V-28
5.4. Perhitungan Korelasi ... V-30
VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 6.3. Perspektif Internal ... VI-2 6.4. Perspektif Costumer ... VI-3 6.5. Perspektif Learning & Growth ... VI-4 6.6. Pusat Distribusi ... VI-5 6.7. Korelasi Volume Sales dengan Market Share ... VI-6
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-3
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jumlah Karyawan PT Olagafood Industri ... II-6 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor ... II-7 2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik... II-7 2.4. Mesin Produksi Mie Instant PT Olagafood Industri ... II-12 5.1. Analisis SWOT PT Olagafood Industri ... V-2 5.2. Pembagian Perspektif Balance Scorecard ... V-3 5.3. Pengumpulan Data Kuisioner DEMATEL ... V-6 5.4. Perhitungan Validitas untuk Pertanyaan 1 Bagian Perspektif
Balance Scorecard V-10
5.5. Rekapitulasi Perhitungan Validitas ... V-11 5.6. Pengujian Reabilitas untuk Perspektif Balance Scorecard ... V-15 5.7. Rekapitulasi Perhitungan Reliabilitas ... V-16 5.8. Proses Transformasi Data dari Data Ordinal ke Data Interval ... V-17 5.9. Matriks Direct - Relation Balance Scorecard dengan Pusat
Distribusi ... V-23 5.10. Normalisasi Matriks Direct - Relation Balance Scorecard dengan
Pusat Distribusi ... V-25 5.11. Matriks Total - Relation Balance Scorecard dengan Pusat
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.13. Tabel Perhitungan Korelasi Pearson di Sumatera Utara ... V-31 5.14. Tabel Perhitungan Korelasi Pearson di Aceh... V-32 5.15. Tabel Perhitungan Korelasi Pearson di Riau ... V-34 5.16. Tabel Perhitungan Korelasi Pearson di Padang ... V-35 5.17. Tabel Perhitungan Korelasi Pearson di Jambi ... V-37
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Skema Supply Chain pada PT Olagafood Industri ... II-2 2.2. Struktur Organisasi PLN (Persero) Rayon Medan Kota ... II-4 2.3. Flowchart Proses Produksi Mie Instant di PT Olagafood Industri ... II-11 3.1. Balance Scorecard Memberi Kerangka Kerja Strategi ke dalam
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1 2. Transformasi Data Hasil Kuisioner ... L-6 3. Matriks Direct - Relation ... L-10 4. Normalisasi Matriks Direct – Relation ... L-13 5. Matriks Total - Relation ... L-16 6. Causal Diagram ... L-19 7. Tabel r Product Moment ... L-20 8. Tabel Distribusi Normal Standard ... L-21 9. Tabel Areas and Ordinals of the Normal Curves ... L-23 7. Kuisioner Penentuan Prioritas Pusat Distribusi dalam Supply
Chain dengan Menggunakan Metode DEMATEL ... L-29 8. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-49 9. Surat Penjajakan Riset Tugas Sarjana ... L-51 10. Surat Balasan Riset Tugas Sarjana ... L-52 11. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-53 12. Form Asistensi Dosen Pembimbing I ... L-54 13. Form Asistensi Dosen Pembimbing II ... L-56
ABSTRAK
Perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan kompetitif menuntut penyesuaian yang harus dilakukan oleh perusahaan, salah satunya adalah meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih baik. Kinerja yang baik merupakan salah satu faktor terpenting dalam kemajuan perusahaan dan kunci utama keberhasilan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan mempunyai rantai suplai yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Rantai suplai tersebut memiliki pusat distribusi yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Demi mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus menentukan prioritas dari pusat distribusi dalam supply chain serta menganalisis hubungan antar tiap faktor yang mempengaruhi pusat distribusi untuk meningkatkan aliran bahan maupun informasi sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat.
Adapun penentuan prioritas distribusi supply chain perusahaan dilakukan dengan menentukan kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan distribusi dalam supply chain. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah empat kriteria balance scorecard yaitu financial, internal, costumer, dan learning & Growth. Berdasarkan kriteria tersebut maka dilakukan pengolahan dengan menggunakan metode DEMATEL untuk melihat prioritas distribusi serta hubugan pengaruh antar kriteria dan Pusat distribusi. Hubungan faktor dilakukan antara volume sales dengan market shares menggunakan pengujian korelasi linier pearson.
Berdasarkan analisis terhadap pusat distribusi yang ada di perusahaan (Jambi, Medan, Aceh, Riau, dan Padang) maka diperoleh bahwa nilai pembobotan untuk pemrioritasan distribusi secara berurutan yaitu 1,0035; 1,5649; 1,3789; 1,2605 dan 1,2668. Maka, dapat diketahui bahwa tingat kepentingan secara berurutan yaitu Medan, Aceh, Padang, Riau, dan Jambi. Sedangkan untuk pengujian korelasi diperoleh nilai > 0,5 yaitu hubungan antara volume sales dan market share adalah linier positif untuk setiap pusat distribusi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Perusahaan mempunyai supply chain yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat. Supply chain tersebut memiliki pusat distribusi yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Setiap pusat distribusi memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya, diantaranya yaitu volume sales dan market share.
Berdasarkan penelitian Maghsud Amiri dalam Developing a Dematel Method to Prioritize Distribution Centers in Supply Chain yang membahas
mengenai penggunaan metode DEMATEL yang dikembangkan untuk menentukan prioritas pusat distribusi di industri minyak Iran dan Ali Najmi dalam Providing Hierarchial Approach for Measuring Supply Chain Performances Using AHP and DEMATEL Methodologist yang membahas mengenai penggunaan metode DEMATEL dalam pengukuran kinerja supply chain, maka dapat dilihat bahwa pentingnya penentuan dan pengukuran terhadap prioritas pusat distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam supply chain.
PT Olagafood Industri merupakan salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan pembuatan makanan dan minuman. PT Olagafood Industri memiliki aliran bahan atau supply chain yang terdiri dari supplier, purchasing, production, distribution, dan costumer. Dalam hal ini perusahaan mengambil bahan baku dari
supplier yang kemudian dibayar melalui purchasing. Bahan baku tersebut
kemudian diproduksi menjadi produk yang kemudian akan didistribusikan untuk sampai kepada konsumen. Pendistribusian produk dilakukan langsung oleh PT Olagafood Idustri.
PT Olagafood memiliki beberapa pusat distribusi yang tersebar di dalam negeri yaitu Aceh, Sumatera Utara, Padang, Riau, dan Jambi. Dari pusat distribusi yang ada, perusahaan belum mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kinerja dari pusat distribusi dan belum melakukan analisis serta menentukan prioritas dari distribusi yang ada. Sehingga prioritas dari pusat distribusi dan kriteria-kriteria yang mepengaruhi dalam pendistribusian produk dipusat distribusi tidak diketahui. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan, khususnya dalam hal penjualan produk di masing-masing daerah pusat distribusi.
1.2. Rumusan Permasalahan
Adapun masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah tidak diketahuinya kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan pusat distribusi, distribusi mana yang menjadi prioritas, dan hubungan antar tiap kriteria yang ada serta hubungannya dengan pusat distribusi. Berkenaan dengan itu maka perusahaan diharapkan untuk dapat mengetahui prioritas pusat distribusi serta hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhinya terutama antara volume sales dengan market share.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan prioritas distribusi dari supply chain serta hubungan antara volume sales dan market share yang merupakan faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas distribusi untuk meningkatkan aliran bahan maupun informasi sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Penelitian dilakukan dalam batasan-batasan tertentu, antara lain:
1. Metode yang digunakan pada pengambilan keputusan adalah decision making trial and evaluation laboratory (DEMATEL).
2. Kriteria yang digunakan dalam pusat distribusi supply chain sesuai dengan empat kelas balanced score card yaitu perspektif keuangan, perspektif internal, perspektif pelangan, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
3. Analisis hubungan antara volume sales dengan market share dilakukan dengan metode korelasi pearson.
4. Kajian penelitian hanya dilakukan pada produksi mie instant untuk penjualan dalam negeri (Sumbagut) pada PT Olagafood Industri.
5. Teknik sampling yang digunakan adalah Judgement Sampling. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Tidak ada perubahan jalur rantai suplai selama penelitian dilakukan. 2. Sampel yang telah diambil dapat mewakili populasi.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan dapat mengetahui kinerja Supply Chain.
Dengan menggunakan Balance Scorecard perusahaaan dapat mengetahui kinerja dari supply chain berupa strategi fugsional.
2. Dapat menentukan hubungan/tingkat kepentingan antara kriteria-kriteria BSC pada supply chain dengan DEMATEL.
Pengujian dengan menggunakan DEMATEL dapat melihat mengenai hubungan/pengaruh antara kriteria-kriteria BSC yang diterapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat lebih efisien untuk meningkatkan/melakukan kinerja.
3. Dapat menentukan prioritas distribusi dalam supply chain dengan DEMATEL.
terhadap pusat distribusi lainnya sehingga dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Tugas akhir ini terdiri dari 7 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir.
Bab II merupakan gambaran umum perusahaan yang memuat secara singkat mengenai sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi PT. Olagafood Industri.
Bab III merupakan landasan teori yang merupakan landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap turut membantu dalam pemecahan masalah.
Bab IV merupakan metodologi penelitian yang berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.
Bab V merupakan pengumpulan dan pengolahan data yang berisi data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Adapun data primer yang diperoleh yaitu berupa hasil diskusi langsung mengenai analisis strenght, weakness, threat, dan opportunity dengan menggunakan metode SWOT serta penetapan hubungan
antara perspektif balance scorecard dengan pusat distribusi. Data primer lainnya berupa hasil penyebaran kuisioner DEMATEL yang dibutuhkan dalam penentuan prioritas dan hubungan antar tiap faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam pengolahan yaitu data volume sales dan market share periode Januari sampai Juni tahun 2011.
Bab VI berisi analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah berupa hasil analisis pengolahan metode DEMATEL dengan menggunakan causal diagram serta hubungan korelasi linier antara market share dengan volume sales dengan menggunakan diagram pencar.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT Olagafood Industri didirikan pada bulan Mei 1997 di Medan, Indonesia oleh Bapak Djoesianto Law. Awalnya, perusahaan ini bergerak dalam produksi air kelapa muda kalengan untuk pasar ekspor. Pada tahun 1998, perusahaan ini memulai produksi mie instant dan sejak saat itu, perusahaan ini telah memfokuskan diri pada bisnis mie instant sembari melanjutkan produksi air kelapa muda kalengan untuk ekspor ke Taiwan.
Adapun perkembangan produksi PT Olagafood Industri dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal 5 Mei 1997, PT Olagafood memproduksi minuman air kelapa muda dalam kemasan kaleng untuk ekspor ke Taiwan.
2. Pada tahun 1998, PT Olagafood mulai memproduksi mie instan di bawah merek "Alhami".
3. Pada tahun 2001, PT Olagafood memperkenalkan mie instant dengan merek "Santremie“.
4. Pada tahun 2001, PT Olagafood mulai memproduksi mie instan vegetarian di bawah merek "Maitri“.
5. Pada tahun 2002, memproduksi kecap untuk digunakan sendiri dalam produksi mie instan. Saat ini PT Olagafood dalam proses memasarkan produksi kecapnya dengan merek "Gurumasak“.
6. Pada tahun 2005, memperkenalkan snack mie di bawah merek "Hola Hole“. 7. Pada tahun 2006, memperkenalkan mie instan di bawah merek "Alimi“. 8. Pada tahun 2008, memperkenalkan snack mie di bawah merek “Mikka”. 9. Pada tahun 2009, mengembangkan mie instan dengan konsep kesehatan yaitu
“Alhami Hi-Fiber” yang berserat tinggi.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT Olagafood Industri bergerak dalam bidang pengolahan makanan dan minuman. Makanan yang diproduksi berupa mi instan berbagai rasa yang siap dipasarkan kepada konsumen melalui distributor dengan daerah pemasaran di daerah Sumatera bagian Utara dan juga luar negeri. Adapun skema supply chain untuk bagian Sumbagut pada PT Olagafood Industri dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT Olagafood Industri adalah mengarahkan olagafood industri menjadi salah satu produsen makanan sehat yang terbaik di sumatera utara khususnya dan di Indonesia umumnya.
Misi dari PT Olagafood Industri adalah membawa individu dan lingkungan bersama dalam usaha dan berusaha menuju masa depan yang lebih sejahtera dan bermartabat
2.4. Letak Geografi
Kantor PT Olagafood Industri beralamat di JL. Sutomo No. 92 Medan dan pabriknya beralamat di. Jalan sentosa No. 54 Kelurahan Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa Medan Sumatera Utara.
2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.5.1. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang terdapat pada PT Olagafood Industri ditunjukkan pada Gambar 2.2.
V-1
mempunyai tugas dan wewenang yang jelas. Tanggung jawab yang diberikan pada masing-masing orang seimbang dengan wewenang yang diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang mempunyai struktur yang jelas sehingga dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, setiap orang pemangku jabatan memiliki batasan dan tanggung jawab yang diembannya. Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT Olagafood Industri dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja pada Perusahaan
Tenaga kerja merupakan orang yang mau dan mampu melakukan pekerjaan guna dapat menghasilkan barang dan jasa baik dalam memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat. Data jumlah karyawan pabrik PT Olagafood Industri dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT Olagafood Industri
No. Bagian Jumlah Tenaga Kerja
1. Manager 1
2. Produksi Mie 163
3. Personalia 11
4. Security 8
5. Transportasi 17
6. Gudang Mie 19
7. Quality Control 28
8. Produksi Bumbu 21
9. Produksi Minyak Kecap 4
10. Teknik (civil) 7
11. Boiler Batu Bara 3
12. Maintenance Produksi 7
13. Administrsi 3
14. Pembelian/Kasir 2
TOTAL 294
Sumber : PT Olagafood Industri
2.5.4. Jam Kerja
lembur. Maka, pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT Olagafood Industri dibagi atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Bagian Kantor
Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam kerja per minggu dengan bagian dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor
No. Hari
Waktu Kerja (WIB)
Istirahat
1. Senin – Jumat
07.00 - 12.00 13.00 - 15.00
12.00 - 13.00
2. Sabtu 07.00 - 12.00 -
Sumber : PT Olagafood Industri
b. Bagian Pabrik
Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas empat shift dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik
No Shift Waktu Kerja (WIB)
1. A 07.00-15.00
2. B 15.00-23.00
3. C 23.00-07.00
4. D Sabtu-Minggu
Sumber : PT Olagafood Industri
2.5.5. Sistem Pengupahan dan Penyediaan Fasilitas
Sistem pengupahan di PT Olagafood Industri diatur disesuaikan dengan jabatan, keahlian dan prestasi kerja. Sedangkan untuk besarnya upah terendah yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan kebijaksanaan tentang Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK).
Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas : 1. Upah pokok
2. Tunjangan berkala 3. Tunjangan kerajinan 4. Tunjangan keahlian khusus
5. Tunjangan transport, makan, fooding, dan lain-lain
Penentuan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, prestasi kerja dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan upah yang dihitung berdasarkan tarif lembur. Selain itu kesejahteraan bagi pegawai, karyawan pabrik juga diperhatikan dengan adanya jamsostek bagi staff dan karyawan di PT Olagafood Industri.
2.6. Proses Produksi
dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan dan dana.
2.6.1. Standar Mutu Produk
Standar mutu yang digunakan oleh PT Olagafood Industri telah disesuaikan dengan SNI. SNI (Standar Nasional Indonesia) merupakan satu-satunya standar yang berlaku di Indonesia yag dirumuskan oleh panitia teknis dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).
2.6.2. Bahan-bahan yang Digunakan 2.6.2.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan semua bahan yang langsung digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar dalam pembuatan produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi mie instant adalah tepung terigu.
2.6.2.2. Bahan Tambahan
Selain menggunakan bahan baku juga digunakan bahan-bahan lain sebagai bahan pelengkap dalam memudahkan proses dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan yang disebut dengan bahan tambahan. Bahan tambahan yang ditambahkan pada produk sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap dipasarkan dapat berupa aksesoris atau kemasan. Bahan tambahan yang
digunakan dalam proses pembuatan mie instant adalah bumbu, etiket (pebungkus mie instant dan bumbu) dan karton.
2.6.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong yaitu bahan yang ikut dalam proses tetapi tidak nampak dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam proses pembuatan mie instant adalah minyak goreng, air (untuk merebus mie), dan cairan alkali.
2.7. Uraian Proses Produksi
Tapioka (Wheat)
Alkali Solution
Screw
Mixing
Pressing
Steaming
Frying
Cooling
Packing
Instant Noodle pH 10-11
Seasoning Powder & Seasoning Oil
Screw Period ± 10 menit
Mixing period 15-20 menit (Depend on the speed of machine 50 – 55 cut / minute
Thickness of press 1.00 – 1.10 mm
Steam box pressure 0.8 - 1.2 kg/cm2 Steam box temperature 1000C Steam period 90 – 100 seconds
Frying temperature 1500C Frying period 90 -1000seconds
Noodle temperature max 370C
[image:33.595.116.485.111.521.2]Carton
Gambar 2.3. Flowchart Proses Produksi Mie Instant di PT Olagafood Industri
2.8. Mesin dan Peralatan 2.8.1. Mesin Produksi
[image:34.595.115.513.247.567.2]Mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan pabrik mie instant di PT Olagafood Industri dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Mesin Produksi Mie Instant PT Olagafood Industri
Product / Production lines
Total production capacity
Basis Quantity
per annum
Instant Noodles (piece)
2 units of Machine type 500
60 pcs noodle per minute x 5 packs noodles x 60 minute x 20 hours per working day x 26 working days per month x 12 months x 2 units
224,640,000
3 units of Machine type 600
60 pcs noodle per minute x 6 packs noodles x 60 minute x 20 hours per working day x 26 working days per month x 12 months x 3 units
404,352,000
1 unit of Machine type 800
60 pcs noodle per minute x 8 packs noodles x 60 minute x 20 hours per working day x 26 working days per month x 12 months x 1 unit
179,712,000
Sumber : PT Olagafood Industri
2.8.2. Peralatan
2.8.3. Utility
Fungsi sarana utilities merupakan sarana pembantu yang di gunakan untuk rnelangsungkan operasional (proses produksi) dan suatu pabrik. Sarana ini sangat penting atau mutlak di perlukan. Sarana utilitas yang terdapat pada pabrik PT Olagafood Industri, yaitu :
1. Pengolahan air bawah tanah yang diolah sesuai bimbingan balai POM. 2. Generator berkapasitas 500 kVA.
3. PLN 475 kVA.
4. Boiler batu bara kapasitas 15 ton.
2.9. Safety and Fire Protection
Pihak PT Olagafod Industri melakukan tindakan pengamanan (safety), berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin timbul dengan mengadakan komisi keselamatan kerja. Pada perusahaan ini dilakukan pelatihan pemadaman api kebakaran serta penyediaan alat-alat pemadaman kebakaran.
2.10. Limbah
Limbah yang dihasilkan sepanjang proses produksi berlangsung terdiri dari air, sisa pembakaran dan sisa minyak pelumas. Limbah tersebut kemudian dialirkan ke tempat pemrosesan limbah untuk diberikan tindakan lanjut sebelum dibuang ke lingkugan sekitar dengan mengadakan pengolahan limbah terpadu.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Teknik Sampling1
Dalam suatu survei, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memerlukan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, kita mengharapkan bahwa hasil yang didapat akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan sampel harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Sebuah sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Disamping itu, pengambilan sampel yang secara acak (random) haruslah menggunakan metode yang tepat sesuai dengan ciri-ciri populasi dan tujuan penelitian.
3.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas2
Keabsahan data sebuah penelitian merupakan pondasi dari mutu hasil penelitian tersebut. Walaupun metode analisis tidak kalah penting peranannya dalam meyakinkan pihak-pihak terkait untuk dapat menerima hasil suatu penelitian dan menggunakannya dalam pengambilan keputusan sesuai dengan keperluannya, keabsahan data selalu menjadi fokus perhatian pertama pihak eksternal untuk menerima atau menolak hasil penelitian tersebut.
Pengujian keabsahan data mempunyai dua dimensi yaitu pengujian kesahihan atau validitas data dan pengujian kehandalan atau reliabilitas data. Suatu penelitian yang bermutu haruslah didukung oleh kedua pengujian tersebut. Penelitian yang hanya didukung oleh pengujian validitas data saja atau pengujian reliabilitas saja tidak mempunyai arti banyak dalam meyakinkan pihak eksternal.
3.2.1. Validitas Data
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Pengujian validitas dapat menggunakan pesamaan korelasi Product Moment, dengan rumus adalah sebagai berikut:
Rumus 1 : Dengan nilai simpangan
) )( ( X2 Y2
XY RXY
2)
Sukaria Sinulingga. 2011. Metode Penelitian. Medan : Usu Press. Hal 29-30. Hal 191.
Rumus 2 : Dengan angka dasar
2 2 2 2
) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N RXY 3.2.2. Reliabilitas
Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrument tersebut. Koofesien Alfa Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrument yang pertanyaan-pertanyaanya menggunakan skor dalam rentangan tertentu misalnya antara 1 dan 5 atau antara 1 dan 10 dan sebagainya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
) 1 )( 1 ( 2 2 11 t b a a k k
r
Diamana:
11
r = reliabilitas instrument
k = jumlah butir pertanyaan dalam instrumen
2b
a = jumlah varians butir-butir pertanyaan
2
t
3.3. Balanced Scorecard3
Balance scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan visi, misi, dan strategi perusahaan kedalam sasaran-sasaran strategik. Kriteria Balanced Scorecard terdiri dari:
1. Perspektif internal bisnis 2. Perspektif pelanggan 3. Perspektif keuangan
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Adapun kerangka kerja balance scorecard dapat dilihat pada Gambar 3.1.
[image:39.595.114.510.363.648.2]Gambar 3.1. Balance Scorecard Memberi Kerangka Kerja Strategi ke dalam
Kerangka Operasional
3)
Mahdi, S. 2009. A Conceptual Frame work for Supply Chain Coordination in Fuzzy
Environment. Journal of Theoretical and Applied Information Technology: JATIT.
Perspektif balance scorecard dapat mengintegrasikan sekumpulan atribut yang memberikan wawasan lebih dalam untuk pengambilan keputusan. Setiap atribut yang dipilih untuk scorecard harus menjadi bagian dari hubungan sebab akibat, berakhir di tujuan yang mewakili tema strategis untuk bisnis. Atribut dirancang untuk menarik organisasi menuju visi keseluruhan. Metodologi ini konsisten dengan pendekatan rantai suplai manajemen, dimana oleh organisasi membantu mengatasi hambatan fungsional tradisional dan pada akhirnya mengakibatkan peningkatkan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Dalam hal ini, diterapkan konsep perspektif balanced scorecard (BSC) yang berhubungan finansial dan non-keuangan, nyata dan tidak berwujud, faktor ke dalam dan luar sebagai tujuan pelanggan untuk memprioritaskan atribut yang mempengaruhi pemilihan mitra hulu dalam rantai suplai.
Ada tiga jenis hubungan antara faktor: pertama, hubungan langsung termasuk hubungan bawahan, hubungan umpan balik dan hubungan mendominasi; kedua, hubungan tidak langsung, di mana hubungan bawahan adalah ambigu dan saling pengaruh antara dua yang ditransfer oleh indeks lain; terakhir, umpan balik diri atau hubungan self associated. Ketiga hubungan ini merangkul semua cara di mana indeks BSC berinteraksi.
Perspektif Pelanggan: Perspektif pelanggan dipandang sebagai seperangkat tujuan organisasi untuk mencapai dan mendapatkan akuisisi pelanggan, penerimaan, dan pelestarian. Tujuan adalah hasil dari asumsi yang dibuat tentang pelanggan dan sikap mereka, pasar mereka mewakili, dan nilai yang mereka anggap dalam hubungan dengan organisasi.
Perspektif Internal: Perspektif internal mengingatkan kita bahwa latar belakang bekerja, didorong oleh tujuan dan sasaran, harus di tempat untuk memastikan bahwa pelanggan dan tujuan keuangan tercapai. Proses internal, budaya dan prosedur di semua departemen dan bisnis unit pendukung nilai proposisi ke target segmen pasar.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Perspektif ini merupakan dasar bagi semua perspektif lain dan berfungsi untuk mengingatkan praktisi bahwa dasar untuk semua lainnya hasil di pelanggan, internal, dan keuangan perspektif yang ditemukan dalam pembelajaran dan pertumbuhan rakyat. Belajar menentukan bagaimana orang menyerap ide-ide baru, meningkatkan keterampilan mereka dan mengubahnya menjadi tindakan.
3.4. Metode DEMATEL4
DEMATEL adalah metode yang digunakan untuk membangkitkan model struktural termasuk hubungan kausal antara faktor-faktor yang kompleks. Dematel dibentuk oleh The Science and Human Affairs Program di Battelle Memorial Institute Geneva antara tahun 1972 sampai 1976 dan metode ini digunakan untuk menyelesaikan kelompok masalah yang rumit dan saling terkait. Metodologi
4)
Maghsud Amiri. 2011. Developing a DEMATEL Method to Prioritize Distribution Centers in
Supply Chain. Management Science Letters.
berdasarkan dengan pendekatan objektif, dapat menjelaskan keterkaitan antara variable/atribut dan membatasi hubungan yang menggambarkan properties dengan sistem esensial dan tren pengembangan. Akhir dari produk proses dematel adalah representasi visual gambaran individual pikiran yang mana mengorganisasikan jawaban dari responden. Prosedur dari metode dematel adalah sebagai berikut: Langkah 1: Generating The Direct-Relation Matrix
Ada 4 skala yang digunakan untuk mengukur hubungan antaara criteria yaitu 0 (no influence), 1 (low influence), 2 (high influence), 3 (very high influence). Kemudian pesiapkan perbandingan menggunakan pairwise comparison untuk sebab dan akibat antara kriteria. Kemudian data dapat dibangkitkan sebagai matriks direct-relation yang mana a nxn adalah matriks A dimana setiap elemen aij dilambangkan sebagai criteria i mempengaruhi kriteria j.
Langkah 2: Normalizing The Direct Relation Matrix Normalisasi dibentuk dengan cara sebagai berikut:
Langkah 3: Attaning The Total Relation Matrix
Langkah 4: Producing a Causal Diagram
Penjumlahan dari baris dan kolom secara terpisah dinotasikan sebagai vektor D dan vektor R. Kemudian vektor aksis horizontal (D+R) disebut prominence dibuat dengan menambahkan D dan R yang mana membentuk hubungan penting untuk tiap kriteria. Begitu juga aksis vertikal (D-R) dinamakan relasi dibentuk dengan pengurangan D dan R. Jika nilai positif maka termasuk grup penyebab, dan jika negatiftermasuk grup akibat. Diagram kausal dapat dibentuk dengan memetakan data set dari D+R dan D-R untuk mengamil keputusan.
Dimana vektor D dan vektor R merupakan penjumlahan baris dan kolom dari Total relation matrix
3.5. Korelasi Linier5
Analisis korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah melalui sebuah bilangan yang disebut koofisien korelasi. Koofisien korelasi linier sebagai ukuran hubungan linier antara dua peubah acak X dan Y, dan dilambangkan dengan r. Jadi, r mengukur sejauh mana titik-titik mengerombol sekitar sebuah garis lurus. Oleh krena itu, dengan membuat diagram pencar bagi n pengamatan dalam contoh acak kita dapat menarik kesimpulan tertentu mengenai r. Bila titik-titik mengerombol mengikuti sebuah garis lurus
5)
Ronald E. Walpole. 1991. Pengantar Statistika. Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama:
dengn kemiringan positif, maka ada korelasi positif yang tinggi antara kedua peubah. Akan tetapi, bila titik-titik mengerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif, maka ada korelasi negatif yang tinggi antara kedua peubah. Korelasi antara dua peubah semakin menurun secara numerik dengan semakin memencarnya atau menjauhnya titik-titik dari suatu garis lurus. Ukuran korelasi linier antara dua peubah yang paling banyak digunakan disebut koofesien korelasi momen-hasilkali pearson atau koofesien korelasi contoh. Adapun rumus korelasi contoh adalah sebagai berikut:
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah PT Olagafood Industri yang beralamat di. Jalan sentosa No. 54 Kelurahan Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa Medan Sumatera Utara.
4.2. Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan berdasarkan sifatnya termasuk causal research dan corelational research. Causal research bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor yang menimbulkan akibat tersebut. Dalam hal ini berupa pengaruh hubungan antara balance scorecard terhadap pusat distribusi.
Corelational research atau penelitian korelasional bertujuan untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koofesien korelasi. Dalam penelitian korelasional, jawaban yang didapat berupa ada tidaknya hubungan satu faktor dengan faktor lain dan bukan faktor disebabkan atau tidak disebabkan faktor lain. Dalam hal ini berupa korelasi antara market share dengan volume sales.
4.3. Tahapan Penelitian
Tujuan
mendapatkan prioritas distribusi dari supply chainserta hubungan antara volume salesdan
market shareyang merupakan faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas distribusi
Studi Pendahuluan
Melalui studi literatur dan pengamatan pendahuluan
Rumusan Permasalahan
tidak diketahuinya kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan pusat distribusi, distribusi mana yang menjadi prioritas, dan
hubungan antar tiap kriteria yang ada serta hubungannya dengan pusat distribusi
Identifikasi SWOT
Identifikasi Perspektif Balance Scorecard
Penyebaran Kuisioner Pengumpulan
Data
Identifikasi Strategi Fungsional Penentuan Metode
DEMATEL Masalah
Banyaknya pusat-pusat distribusi dalam Supply Chain di PT olagafood Industri, sehingga prioritas dan kriteria-kriteria yang mempengaruhi tidak diketahui
A
Pengolahan Data Penentuan Prioritas Distribusi Identifikasi hubungan antar kriteria serta pusat distribusi
Analisi Pemecahan Masalah
Kesimpulan
A
Korelasi volume sales dengan
[image:48.595.115.445.106.407.2]market sale
Gambar 4.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian
4.3.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil sendiri oleh peneliti, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah terdapat pada perusahaan.
4.3.1.1. Data primer
kuisioner DEMATEL yang dibutuhkan dalam penentuan prioritas dan hubungan antar tiap faktor yang mempengaruhinya.
4.3.1.2.Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari lapangan, seperti :
1. Data gambaran umum perusahaan, seperti sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan dan struktur organisasi berserta job description.
2. Studi literatur/studi kepustakaan tentang teori dan hal yang berhubungan dengan penelitian.
3. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam pengolahan yaitu data volume sales dan market share periode Januari sampai Juni tahun 2011.
4.3.2. Analisis Pemecahan Masalah
Data yang telah selesai diolah kemudian dianalisis. Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap hubungan antar kriteria dan pusat distribusi yang mempengaruhi supply chain sesuai dengan kriteria balance scorecard dan DEMATEL.
4.4. Kesimpulan dan Saran
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penentuan prioritas pusat distribusi dalam supply chain dengan menggunakan metode dematel dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama dilakukan diskusi dengan pihak manager perusahaan yang memahami mengenai perusahaan dari segi SWOT, strategi-strategi yang dijalankan perusahaan, dan penerapan strategi-strategi perusahaan tersebut. Diskusi dilakukan untuk mengetahui mengenai analisis SWOT serta strategi perusahaan terhadap SWOT yang ada. Analisis SWOT perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Matriks SWOT
S2 Kualitas yang konsisten dan harga yang kompetitif W2 Masih terdapat inefisiensi biaya
S3 Komitmen untuk pengembangan produk W3 Masih terdapat inefesiensi mesin
S4 Penyediaan produk dengan skala luas di pasar lokal Indonesia
S5 Jaringan distribusi yang extensive meliputi pasar domestik Indonesia
S6 Team management yang berpengalaman
Opportunities Strategi SO Strategi WO
O1 Pangsa pasar yang masih luas Meningkatkan keuntungan Meningkatkan inovasi layanan
O2 Kecendrungan masyarakat yang semakin konsumtif Meningkatkan pangsa pasar Meningkatkan cost control
Meningkatkan volume penjualan Mengoptimalkan tenaga kerja
Meningkatkan loyalitas pelanggan Melakukan pendekatan costumer
Pengoptimalan waktu pengiriman Meningkatkan motivasi &pemberdayaan TK
Threaths Strategi ST Strategi WT
T1 Jaringan distribusi kompetitor yang meluas Mengembangkan produk baru Meningkatkan kapabilitas karyawan
T2 Masyarakat yang semakin slektif memilih produk Meningkatkan kepuasan layanan Mengurangi biaya persediaan
T3 Daya beli masyarakat yang cenderung menurun Meningkatkan kualitas produk Meningkatkan sistem informasi logistik
T4 Kenaikan biaya (BBM, Transportasi,Dll) Mengurangi biaya pengiriman
Mengoptimalkan penggunaan mesin
[image:52.842.53.796.140.464.2]L-6
[image:53.842.107.497.168.390.2]empat perspektif balance scorecard. Adapun pengelompokannya dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Pembagian Perspektif Balance Scorecard F Perspektif Financial C Perspektif Costumer
F1 Biaya pengiriman C1 Pangsa Pasar
F2 Laba C2 Volume penjualan
F3 Cost Control C3 Loyalitas pelanggan F4 Biaya persediaan C4 Kepuasan layanan C5 Pendekatan costumer
I Perspektif Internal L Perspektif Learning & Growth I1 Pengembangan produk L1 Mengoptimalkan Tenaga Kerja I2 Quality product L2 Kemampuan karyawan I3 Service Innovation L3 Sistem informasi logistik
I4 Machine L4 Motivasi dan pemberdayaan Tenaga Kerja I5 Delivery time
Sumber : PT Olagafood Industri Keterangan:
Financial : Perspektif finansial berhubungan dengan profitabilitas, yang mengukur apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan.
mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran.
Internal : Perspektif internal mengidentifikasi berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan. Misalnya dalam hal inovasi, operasi, dan layanan purna jual.
Learning & Growth : Perspektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang.
Selanjutnya, melalui diskusi dilakukan pembentukan hubungan antara perspektif balance scorecard, perspektif financial, perspektif internal, perspektif costumer, perspektif learning and growth, dan pusat distribusi yang dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Tahap kedua dilakukan penyebaran kuisioner dengan menggunakan judgement sampling yaitu kepada para manager perusahaan yang mengetahui mengenai pelaksanaan strategi fungsional perusahaan yang telah dikelompokkan ke dalam perspektif balance scorecard terhadap masing-masing pusat distribusi. Jumlah responden yang didapat sebanyak 5 respoden. Kuisioner yang disebarkan memiliki pembagian sebagai berikut:
1. Hubungan antara Perspektif Balance Scorecard 2. Hubungan antara Perpektif Financial
L-8 5. Hubungan antara Perspektif Learning & Growth
6. Hubungan antara Perspektif Balance Scorecard terhadap Pusat Distribusi a. Financial terhadap Pusat Distribusi
b. Internal terhadap Pusat Distribusi c. Costumer terhadap Pusat Distribusi
d. Learning & Growth terhadap Pusat Distribusi
7. Hubungan antara Pusat Distrbusi terhadap Perspektif Financial
(a) Hubungan Balance Scorecard dan Pusat Distribusi
L-10
(c) Hubungan Perspektif Financial
(d) Hubungan Perspektif Costumer
[image:57.842.340.565.89.327.2](e) Hubungan Perspektif Learning & Growth
Gambar 5.1. Hubungan Perspektif Balance Scorecard terhadap Pusat Distribusi Adapun hasil pengumpulan data menggunakan kuisioner dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Pengumpulan Data Kuisioner DEMATEL (a) Balance Scorecard Perspective
No. Responden Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 2 3 3 2 2 1 1 1 2 1 2 2 22
3 1 2 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 17
4 2 4 4 2 2 2 3 1 2 3 3 2 30
5 3 5 4 3 3 5 4 2 3 4 5 4 45
Jumlah 11 19 19 12 13 14 15 8 12 13 15 14 165
(b)Financial Perspective No. Responden
Pertanyaan
Jumlah 1 2 3
1 1 3 2 6
2 2 3 3 8
3 3 3 3 9
4 3 5 5 13
5 1 1 2 4
Jumlah 10 15 15 40
(c) Internal Perspective No. Responden
Pertanyaan
Jumlah
1 2 3 4
1 4 5 5 5 19
2 2 3 3 4 12
L-12
5 1 2 1 1 5
Jumlah 9 14 13 15 51
Tabel 5.3. Pengumpulan Data Kuisioner DEMATEL (Lanjutan) (d)Costumer Perspective
No. Responden
Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4
1 3 2 2 2 9
2 2 3 2 3 10
3 3 3 2 2 10
4 5 4 3 5 17
5 1 2 1 1 5
Jumlah 14 14 10 13 51
(e) Learning & Growth Perspective No. Responden
Pertanyaan
Jumlah
1 2 3 4
1 5 5 4 3 17
3 1 3 1 1 6
4 3 4 3 2 12
5 2 4 2 1 9
Jumlah 14 20 13 9 56
(f) Balance Scorecard (Financial) Perspective terhadap Pusat Distribusi No. Responden
Pertanyaan
Jumlah
1 2 3 4 5
1 2 3 3 2 3 13
2 2 4 3 3 3 15
3 1 2 1 1 1 6
4 2 5 3 3 3 16
5 1 2 2 2 2 9
L-14
(g) Balance Scorecard (Internal) Perspective terhadap Pusat Distribusi No. Responden
Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4 5
1 3 5 3 4 4 19
2 3 4 3 3 3 16
3 1 3 1 2 2 9
4 3 4 3 3 3 16
5 1 2 2 2 2 9
Jumlah 11 18 12 14 14 55
(h) Balance Scorecard (Costumer) Perspective terhadap Pusat Distribusi No. Responden
Pertanyaan
Jumlah
1 2 3 4 5
1 3 5 4 5 5 22
2 2 4 3 3 3 15
3 1 3 2 2 3 11
4 2 4 4 3 3 16
5 1 3 2 2 2 10
Jumlah 9 19 15 15 16 58
(i) Balance Scorecard (Learning & Growth) Perspective terhadap Pusat Distribusi
No. Responden 1 2 3 4 5
1 4 5 5 3 3 20
2 3 4 4 3 3 17
3 1 1 2 2 1 7
4 5 4 4 3 5 21
5 3 2 2 2 2 11
Jumlah 16 16 17 13 14 62
Tabel 5.3. Pengumpulan Data Kuisioner DEMATEL (Lanjutan) (j) Pusat Distribusi terhadap Balance Scorecard (Financial) Perspective No. Responden
Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4 5
1 2 1 2 2 2 9
2 4 5 5 4 3 21
3 2 2 2 2 1 9
4 3 2 4 2 2 13
L-16 5.2. Pengolahan Data
Setelah dilakukan penyebaran kuisioner, maka dilakukan rekapitulasi terhadap semua jawaban responden yang kemudian dilakukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji validitas dari setiap pertanyaan dilakukan dengan uji korelasi product moment, sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan alpha cronbach.
5.2.1. Perhitungan Validitas
Adapun pengujian validitas untuk pertanyaan 1 (Hubungan Financial terhadap Internal) bagian Perspektif Balance Scorecard dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Responden X Y X2 Y2 XY
1 3 51 9 2601 153
2 2 22 4 484 44
3 1 17 1 289 17
4 2 30 4 900 60
5 3 45 9 2025 135
Jumlah 11 165 27 6299 409
Keterangan :
X : bobot untuk pertanyaan 1 bagian Perspektif Balance Scorecard
Y : total bobot dari semua pertanyaan bagian Perspektif Balance Scorecard per responden
Untuk mengetahui apakah pertanyaan 1 bagian Perspektif Balance Scorecard valid atau tidak dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Ho= Tidak ada korelasi antara parameter pertanyaan 1 (Hubungan Financial terhadap Internal) terhadap Perspektif Balance Scorecard.
[image:64.842.105.763.109.228.2]L-18 878
, 0
4. Perhitungan nilai r
2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy
5 27 112
5 6299
165 2
11x165 ) 409 5 ( xy
r 0,9407
5. Kesimpulan :
Nilai rhitung 0,9407 maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan/ korelasi antara pertanyaan 1 (Hubungan Financial terhadap Internal) terhadap Perspektif Balance Scorecard atau dinyatakan valid.
Untuk perhitungan nilai r terhadap pertanyaan berikutnya dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perhitungan Validitas
No. Parameter Nilai Kesimpulan
A. Bagian Perspektif Balance Scorecard 1 Hubungan Financial terhadap Internal
0,9407 Valid 2 Hubungan Financial terhadap Costumer
0,9579 Valid 3 Hubungan Financial terhadap Learning & Growth
0,9202 Valid 4 Hubungan Internal terhadap Financial
0,9604 Valid 5 Hubungan Internal terhadap Costumer
0,9251 Valid 6 Hubungan Internal terhadap Learning & Growth
0,9768 Valid 7 Hubungan Costumer terhadap Financial
0,9306 Valid 8 Hubungan Costumer terhadap Internal
0,9182 Valid 9 Hubungan Costumer terhadap Learning & Growth
0,9371 Valid 10 Hubungan Learning & Growth terhadap Financial
0,9477 Valid 11 Hubungan Learning & Growth terhadap Internal
0,9198 Valid 12 Hubungan Learning & Growth terhadap Costumer
L-20
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perhitungan Validitas (Lanjutan)
No. Parameter Nilai
r hitung
Kesimpulan (rtabel = 0,878)
B. Bagian Persektif Financial
1 Hubungan delivery cost terhadap cost control
0,8847 Valid 2 Hubungan cost control terhadap profit
0,9383 Valid 3 Hubungan inventory cost terhadap cost control
0,9631 Valid C. Bagian Perspektif Internal
1 Hubungan prod. developt terhadap quality product
0,9604 Valid 2 Hubungan machine terhadap quality product
0,9604 Valid 3 Hubungan service inov. terhadap quality product
0,9659 Valid 4 Hubungan delivery time terhadap quality product
0,9548 Valid D. Bagian Perspektif Costumer
1 Hubungan market share terhadap sales volume
0,9432 Valid 2 Hubungan service satisfaction terhadap Sales
volume 0,9121 Valid
4 Hubungan service satisfaction terhadap costumer
loyality 0,9683 Valid
E. Bagian Perspektif Learning & Growth 1 Hubungan skilled worker terhadap opt.worker
0,9981 Valid 2 Hubungan log. inf. systems terhadap skilled worker
0,9517 Valid 3 Hubungan logistic information systems terhadap
Empowerment & motivation worker 0,9873 Valid 4 Hubungan Empowerment & motivation worker
terhadap optimized worker 0,9652 Valid
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perhitungan Validitas (Lanjutan)
No. Parameter Nilai
r hitung
L-22 1 Hubungan Financial terhadap Riau
0,933 Valid 2 Hubungan Financial terhadap Aceh
0,9206 Valid 3 Hubungan Financial terhadap Medan
0,9567 Valid 4 Hubungan Financial terhadap Padang
0,9375 Valid 5 Hubungan Financial terhadap Jambi
0,9567 Valid G. Bagian BSC terhadap Pusat Distribusi (Internal)
1 Hubungan Internal terhadap Riau
0,9631 Valid 2 Hubungan Internal terhadap Aceh
0,9446 Valid 3 Hubungan Internal terhadap Medan
0,8847 Valid 4 Hubungan Internal terhadap Padang
0,972 Valid 5 Hubungan Internal terhadap Jambi
0,972 Valid H. Bagian BSC terhadap Pusat Distribusi (Costumer)
1 Hubungan Costumer terhadap Riau
0,9909 Valid 2 Hubungan Costumer terhadap Aceh
0,9909 Valid 3 Hubungan Costumer terhadap Medan
0,892 Valid 4 Hubungan Costumer terhadap Padang
0,9854 Valid 5 Hubungan Costumer terhadap Jambi
0,9197 Valid
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perhitungan Validitas (Lanjutan)
No. Parameter Nilai
r hitung
Kesimpulan (rtabel = 0,878)
I. Bagian BSC terhadap Pusat Distribusi (Learning & Growth) 1 Hubungan Learning & Growth terhadap Riau
0,9189 Valid 2 Hubungan Learning & Growth terhadap Aceh
0,9559 Valid 3 Hubungan Learning & Growth terhadap Medan
0,9167 Valid 4 Hubungan Learning & Growth terhadap Padang
0,9407 Valid 5 Hubungan Learning & Growth terhadap Jambi
L-24 2 Hubungan Aceh terhadap Financial
0,9183 Valid 3 Hubungan Medan terhadap Financial
0,9489 Valid 4 Hubungan Padang terhadap Financial
0,9343 Valid 5 Hubungan Jambi terhadap Financial
0,8878 Valid
5.2.2. Perhitungan Reliabilitas
Pengujian reliabilitas untuk perspektif balance scorecard dapat dilihat pada Tabel 5.6, yaitu :
kemudian dilakukan
perhitungan varians tiap
butir: 5 5 12 30 2 2 1
0,24
5 5 12 47 2 2 2 2,64 5 ` 13 43 2 2 3
1,84
5 5 15 55 2 2 4 2 Resp. Pertanyaan Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 3 4 4 5 5 5 3 4 5 3 4 5 50 2500
2 2 1 1 1 2 3 1 2 2 2 2 3 22 484
3 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 17 289
4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 2 2 4 30 900
5 3 5 4 4 4 4 2 5 3 3 3 5 45 2025
[image:72.842.109.733.111.459.2]L-26 5 5 2 5
2,16
5 5 2 6 0,56 5 5 8 16 2 2 7
0,64
5 5 15 55 2 2 8 2 5 5 13 43 2 2 9x
1,84
5 5 11 27 2 2 10 0,6 5 5 12 34 2 2 11x
1,04
5 5 19 79 2 2 12x 1,36
= 0,24 + 2,64 + 1,84+ . . . + 1,04 + 1,36 = 16,88
Varians total = 5
5 163,76
Dimasukkan ke rumus Alpha
9785 . 0 ) 76 , 163 88 , 16 1 )( 1 12 12 ( ) 1 )( 1 ( 2 2
11
t b a a k k rDari data di atas, rhit memenuhi syarat, yaitu lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data reliable atau dapat dipercaya. Untuk perhitungan nilai r terhadap parameter berikutnya dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Rekapitulasi Perhitungan Reliabilitas
No. Pertanyaan Nilai
r hitung
Kesimpulan (rtabel≥ 0,6)
1 Perspektif Balance Scorecard
0,9785 Reliable 2 Perspektif Financial
0,9131 Reliable 3 Perspektif Internal
0,9674 Reliable 4 Perspektif Costumer
0,9269 Reliable 5 Perspektif Learning & Growth
L-28
Tabel 5.7. Rekapitulasi Perhitungan Reliabilitas (Lanjutan)
No. Pertanyaan Nilai
r hitung
Kesimpulan (rtabel≥ 0,6)
6 Perspektif Financial terhadap Pusat Distribusi
0,9464 Reliable 7 Perspektif Internal terhadap Pusat Distribusi
0,9661 Reliable 8 Perspektif Costumer terhadap Pusat Distribusi
0,9691 Reliable 9 Perspektif Learning & Growth terhadap Pusat Distribusi
0,9324 Reliable 10 Pusat Distribusi terhadap Perspektif Financial
0,944 Reliable
5.3. Pengolahan Data Kuisioner dengan Metode DEMATEL
Sebelum dilakukan pengolahan dengan metode DEMATEL, dalam analisa statistik parametrik berlaku bahwa skala pengukuran sekurang-kurangnya berbentuk data interval, sedangkan data yang didapat masih berbentuk skala ordinal. Maka skala ordinal harus ditransformasikan ke skala interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Adapun proses transformasi data dapat dilihat pada Tabel 5.8.
No Pertanyaan Butir Pilihan Pertanyaan Jumlah
0 1 2 3 4 5
1 0 1 2 2 0 0 5
2 0 0 1 1 1 2 5
3 0 0 0 2 2 1 5
4 0 1 2 1 1 0 5
5 0 1 2 1 0 1 5
6 0 2 1 0 0 2 5
7 0 1 1 1 1 1 5
8 0 3 1 1 0 0 5
9 0 0 3 2 0 0 5
10 0 2 0 1 2 0 5
Tabel 5.8. Proses Transformasi Data dari Data Ordinal ke Data Interval
No Pertanyaan Butir Pilihan Pertanyaan Jumlah
0 1 2 3 4 5
11 0 1 1 1 1 1 5
12 0 1 2 0 1 1 5
13 0 2 1 2 0 0 5
14 0 1 0 3 0 1 5
15 0 0 2 2 0 1 5
L-30
18 0 2 0 2 0 1 5
19 0 1 1 1 1 1 5
20 0 1 1 2 0 1 5
21 0 0 2 2 1 0 5
22 0 1 3 1 0 0 5
23 0 1 2 1 0 1 5
24 0 1 1 2 0 1 5
25 0 0 0 1 3 1 5
26 0 1 1 2 1 0 5
27 0 2 2 1 0 0 5
28 0 2 3 0 0 0 5
29 0 0 2 1 1 1 5
30 0 1 1 3 0 0 5
31 0 1 2 2 0 0 5
32 0 1 1 3 0 0 5
33 0 2 0 3 0 0 5
34 0 0 1 1 2 1 5
35 0 1 1 3 0 0 5
36 0 0 2 2 1 0 5
37 0 0 2 2 1 0 5
38 0 2 2 1 0 0 5
39 0 0 0 2 2 1 5
40 0 0 2 1 2 0 5
41 0 0 2 2 0 1 5
43 0 1 0 2 1 1 5
44 0 1 1 0 2 1 5
45 0 0 2 0 2 1 5
46 0 0 2 3 0 0 5
[image:78.842.105.771.130.426.2]47 0 1 1 2 0 1 5
Tabel 5.8. Proses Transformasi Data dari Data Ordinal ke Data Interval
No Pertanyaan Butir Pilihan Pertanyaan Jumlah
0 1 2 3 4 5
48 0 0 2 1 2 0 5
49 0 1 2 1 0 1 5
50 0 0 2 0 1 2 5
51 0 0 3 1 1 0 5
52 0 1 2 2 0 0 5
Frekuensi 0 44 75 77 34 30 260
Proporsi 0 0,1692 0,2885 0,2962 0,1308 0,1154
Proporsi Kumuatif 0 0,1692 0,4577 0,7539 0,8847 1
Zi 0 -0,96 -0,11 0,69 1,2 0
Densitas 0 0,25164 0,39654 0,31447 0,19419 0
Scale Value 0 -1,4872 -0,5023 0,2771 0,9196 1,6842
L-32 disebarkan, dibobot menurut nilai berikut:
Nilai 1 = 44 Nilai 2 = 75 Nilai 3 = 77 Nilai 4 = 34 Nilai 5 = 30
Proporsi diperoleh dari hasil perbandingan jumlah frekuensi dengan jumlah total frekuensi, sehingga diperoleh proporsi sebagai berikut:
1692 , 0 260
44 1 P
2885 , 0 260
75 2 P
2962 , 0 260
77 3 P
260 1154 , 0 260 30 5 P
Penentuan proporsi kumulatif diperoleh dengan mnjumlahkan secara berurutan untuk setiap nilai, sehingga nilai diperoleh sebagai berikut: 1962 , 0 1692 , 0 0
1
Pk 4577 , 0 2885 , 0 1962 , 0
2
P 7539 , 0 2962 , 0 4577 , 0
3
P 8847 , 0 1308 , 0 7539 , 0
4
P 1 1154 , 0 8847 , 0
5
P
Nilai proporsi kumulatif (Pk) dianggap mengikuti distribusi normal baku dengan melihat tabe distribusi normal kumulatif, maka dapat ditentukan nilai Z untuk setiap kategori:
L-34 Z4 = 1,2
Z5 = ∞
Nilai densitas diproleh dari tabel ordinal kurva normal standar. D1 = Nilai -0,96 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0,25164
D2 = Nilai -0,11 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0,39654 D3 = Nilai 0,69 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0,31447 D4 = Nilai 1,2 pada tabel ordinal mempunyai nilai 0,19419 D5 = Nilai ∞ pada tabel ordinal mempunyai nilai 0
Scale value mempunyai rumus sebagai berikut:
Maka diperoleh, SV1 = -1,4872
SV3 = 0,2771 SV4 = 0,9196 SV5 = 1,6842
Skala akhir data interval diperoleh dengan jalan menambil nilai negatif yang paling besar dan diubah menjadi =1, yaitu: SA1 = 1
SA2 = 1,9849 SA3 = 2,7643 SA4 = 3,4068 S