• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA SUPPLY CHAIN PADA KELOMPOK BUDIDAYA LELE DI BEKASI TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA SUPPLY CHAIN PADA KELOMPOK BUDIDAYA LELE DI BEKASI TAHUN 2021"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

KINERJA SUPPLY CHAIN PADA KELOMPOK BUDIDAYA

LELE DI BEKASI TAHUN 2021

Erlangga Yuda Alrajip₁) wiji safitri ₂) Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

E-mail: erlanggayudaalrajip@gmail.co.id;wijisafitri@pelitabangsa.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja supplay chain,dengan teknologi informasi sebagai variable x dan kinerja supplay chain sebagai variable Y. Metode penelitian ini bersifat kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer yang digunakan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada para responden yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang telah disediakan pilihan jawabannya dengan menggunakan skala likert. Skala Likert dengan rentang skala 1-5.teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini menggunaka rumus wibisono dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 97 responden.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier sederhana, uji hipotesis dan uji koefesien determinan yang diolah menggunakan software SPSS 23.0 for windows.

Kata kunci: teknologi informasi,kinerja supply chain 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Era milinium ini ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Tentu saja hal ini merupakan suatu arah perkembangan уаng menjadikan setiap individu semakin kompetitif. Dengan keadaan lingkungan уаng seperti ini, menjadikan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, baik persaingan dalam bisnis sekala keϲil dalam cakupan sempit (regional) hingga bisnis berskala besar уаng memiliki cakupan multi-nasional. Oleh karena itu, sangat diperlukan bagi setiap pelaku

bisnis (mikro ataupun makro) untuk mengaktualkan diri dengan perkembangan zaman. Salah satunya yaitu dengan melakukan peningkatan dan penerapan ilmu pengetahuan agar para pelaku bisnis dapat terus mempertahankan ataupun meningkatkan eksistensi bisnisnya (Aziz & Dwiyanto, 2017).

Turban dan Volonino dalam (MM & others, 2018) mengungkapkan bahwa implementasi pengelolaan supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI). Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkan

(2)

prinsip-prinsip dasar manajemen rantai pasokan (supply chain management). Hal ini terjadi karena pengintegrasian berbagai proses dan entitas bisnis di dalam manajamen rantai pasokan adalah dilakukannya penggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak dalam suatu sistem rantai pasokan.

Pemanfaatan Informasi dalam menjalankan bisnis atau sering dikenal dengan istilah ecommerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibilitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih cepat, mengirimkan dan menerima penawaran secara cepat dan hemat (Basry & Sari, 2018).

Pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, juga banyak diupayakan untuk meningkatkan daya saing UMKM dengan menekankan pada pengelolaan informasi sisi hilir (konsumen/pasar), yang disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab lemahnya daya saing UMKM, dan juga pada sisi hulu (pemasok) (Basry & Sari, 2018). Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam implementasi manajemen rantai pasok adalah adanya kolaborasi antara entitasnya seperti mitra dalam sistem rantai pasok UMKM itu sendiri, pemasok, dan penyalur. Oleh karena itu, UMKM perlu berkolaborasi supaya dapat memecahkan permasalahan bersama tersebut

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki “baru sekitar 13 persen pelaku UMKM yang terintegrasi dengan teknologi digital”. Total pelaku UMKM di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai kurang lebih 64,2 juta pada 2018.(Kemenkop UMKM)

ada sekitar 37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai dengan sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.

(Aprilianti & Amanta, 2020) digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk melewati krisis perekonomian, khususnya di masa pandemi,“Dengan memanfaatkan teknologi digital, para pelaku UMKM akan memiliki kesempatan yang sama dengan pelaku usaha besar untuk menjual produk mereka.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka permasalahan penelitian ini adalah:

1. apakah terdapat hubungan antara teknologi informasi dengan kinerja supply chain pada petani lele di bekasi?

2. Seberapa besar pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja supply chain

1.2 Manfaat dan tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara teknologi informasi dengan kinerja supply chain pada petani lele di bekasi

2. Untuk mengetahui besar pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja

supply chain

2. Landasan teori 2.1 Supply Chain

(3)

Menurut Simchi-Levietal dalam (Mukhsin, 2017) mendefinisikan SCM sebagai serangkaian pendekatan yang digunakan untuk, secara efisien, mengkolaborasikan pemasok-pemasok,

manufaktur, warehouse, dan retailer

sehingga mampu memproduksi dan mendistribusikan produk dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu distribusi yang tepat.

Rajaguru dan Matanda, dalam (Munizu, 2017) Manajemen rantai pasok merupakan integrasi proses bisnis, mulai dari kegiatan penerimaan bahan baku, pengelolaan di setiap mata rantai aktivitas produksi sampai siap untuk digunakan oleh pemakai. Proses rantai pasok melibatkan produsen utama, pemasok, produsen, pengecer, dan konsumen.

Kinerja supply chain diukur dengan menggunakan beberapa indikator yaitu,(Nabila, 2019):

1) Perputaran persediaan telah meningkat

2) Hubungan dengan pemasok telah meningkatkan koordinasi 3) Fleksibilitas produksi

4) Tingkat pemenuhan pesanan 5) Kinerja operasional

6) Proses kunci di SC (Supply Chain) meningkat

7) Kemampuan untuk memberikan layanan bernilai tambah kepada pelanggan akhir

8) Kemampuan untuk menghilangkan pesanan yang terlambat, rusak & tidak lengkap

9) Kemampuan untuk merespons & memecahkan masalah

dengan cepat kepada pelanggan akhir

10) Kemampuan untuk meminimalkan total biaya produk kepada pelanggan 11) Peningkatan koordinasi dengan

pelanggan

12) Peningkatan penjualan 2.1 Teknologi informasi

Levi et al, dalam (Munizu, 2017) mengartikan teknologi informasi (TI) sebagai alat-alat, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, yang digunakan untuk mengetahui keberadaan informasi dan menganalisis informasi tersebut untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi rantai pasok.

Sutabri dalam (ANDINI, 2018) teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

(Munizu, 2017) teknologi informasi terdiri atas tiga indikator, yaitu

1. penggunaan komputer secara efektif dalam operasional

2. penggunaan internet/website 3. penggunaan EDI

3. metode penelitian 3.1 jenis penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif (Sugiyono, 2017b) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

(4)

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis dara bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sugiyono dalam (Rustandi et al., 2021), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Hubungan kausal merupakan hubungan yang sifatnya sebab-akibat, salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).

3.2 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini setelah penulis mencari dari beberapa reverensi, jumlah petani lele di Bekasi belum diketahi secara pasti pada tahun 2020.Oleh karena populasi tidak diketahui, maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus wibisono dalam (Ruhamak & Husniati, 2018) sebagai berikut:

( ⁄ ) ( ) 3.3 Metode analisi data

Metode analisi data dilakukan dengan uji kuantitatif, dimana sebelumnya di lakukan uji Validitas,Reabilitas, serta

uji persyaratan asumsi kelasik dengan persamaan regresi

Model probalistik untuk regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y=β0 + β1 X + Ɛ

4. Hasil dan pembahasan 4.1 Uji validitas

Dari data variabel (X) dan variabel (Y), r hitung variable (x) 3 indikator dan variable (Y) 12 indikator lebih besar dari r tabel (r hitung> 0,266), bisa di artikah bahwa semua indikator penelitian valid. 4.1 Uji reabilitas

Dari data variabel (X) dan variabel (Y), dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha > 0,60. Dengan demikian variabel (teknologi informasi,kinerja supply chain) dapat dikatakan reliabel.

4.2 Uji normalitas

Uji Kolomorov-Smirnov menunjukkan bahwa residual data yang didapat mengikuti distribusi normal, berdasarkan hasil output menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan pada 0,115> 0,05 dan 0,073> 0,05. Dengan demikian, residual data berdistribusi normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4.3 Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan data variabel (X) dan variabel (Y), di ketahui nilai signifikan (sig) untuk variable teknologi informasi 1,000. karna variable signifikasi lebih besar daripada 0.05 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

(5)

Hasil uji regresi linier sederhana menunjukan bawaha angka koefisien regresi sebesar 2,768 yang berarti setiap kenaikan 3% teknologi informasi (X) maka kinerja supply chain akan meningkat 2,768.

4.5 Uji koefisien determinasi

Hasil uji koefisien determinasi tersebut memberikan makna variable teknologi informasi memberikan pengaruh 44,7% terhadap variable kinerja supply

chain.

4.6 Uji t parsial

Dari data variabel (X) dan variabel (Y),, dapat diketahui hasil analisis regresi diperoleh koefisien untuk variabel motivasi sebesar 2,768 dengan konstanta sebesar 15,970 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y1 = 15,970+2,768X1

Hasil uji empiris pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja supply chain menunjukkan nilai t hitung 6,487 dan p value (Sig) sebesar 0,000 yang di bawah alpha 5%. Artinya bahwa ada pengaruh yang positif antara Teknologi informasi terhadap kinerja supply chain. Hasil penelitian dapat menerima hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang positif antaravariable teknologi informasi terhadap variable kinerja supply chain”.

5. Pembahasan

Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan secara partial terhadap kinerja supply chain budidaya lele di Bekasi (P value < 0.05).

Teknologi informasi merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dalam kinerja

supply chain budidaya lele di Bekasi. Dari

hasil pengujian yang dilakukan terbukti teknologi informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja supply

chain budidaya lele di Bekasi.

6. Penutup

6.1. Simpulan dan saran

Dari hasil olah data di atas dapat diketahui bahwa pada variabel teknologi informasi dan variable kinerja supply chain,masing-masing item pertanyaan dijawab dengan mayoritas menyatakan baik dan sangat baik. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang menyatakan bahwa teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja supply chain budidaya lele di Bekasi.

Hasil uji koefisien determinasi memberikan makna variable teknologi informasi memberikan pengaruh 44,7% terhadap variable kinerja supply chain,berarti juga bahwa masih terdapat

variabel independen lain yang mempengaruhi kinerja supply chain. Untuk itu perlu pengembangan penelitian lebih lanjut, terkait dengan topik ini.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 55 responden petani lele yang ada di Bekasi, adanya bukti untuk menolak H0 bahwa tidak ada pengaruh yang positif antara teknologi informasi terhadap kinerja supply chain. Dan menerima H1 ada pengaruh yang positif antara teknologi informasi terhadap kinerja supply chain.

Dengan memenfaatkan teknologi informasi pada usaha pertanian lelenya, para petani lele menyatakkan:

(6)

1. usaha lelenya mampu memenuhi permintaan konsumen

2. mampu menekan biaya produksi pada proses budidaya lele

3. mampu meningkatkan penjualan 4. proses pada supply chain budidaya

lelenya juga meningkat

5. serta mampu merespon dengan cepat keluhan atau masukan bagi usaha lelenya.

6. Perputaran persediaan usaha ternak juga telah meningkat

7. Hubungan dengan pemasok telah meningkatkan kordinasi usaha ternak lele.

8. Proses alur produksi ternak lele meningkat.

9. Barang yang di hasilkan usaha ternak lele, mampu memenuhi standar permintaan.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. kebaikan dan kemajuan bagi

peteani lele di bekasi:

1) Petani lele di harapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi informasi untuk mendorong produksinya.

2) Agar sektor pertanian lele khususnya di Bekasi bisa bersaing dengan pertanian lokal atau internasional, di harapkan petani lele bisa meningkatkan kualitas

barang dan jasa yang di hasilkan.

3) Di harapkan petani lele di Bekasi bisa memaksimalkan potensi yang ada, serta metode-metode lain dalam usaha pertanian lelenya.

4) Di harapkan petani lele bisa menekan biaya produksi, baik dari pakan, biaya perawatan, atau dari pembibitan, sehingga bisa menekan harga penjualan ikan lelenya.

5) Di harapkan petani lele di bekasi bisa memanfaatkan secara maksimal teknologi informasi untuk menambah mitra bisnis, baik untuk penjualan hasil produksi atau pengadaan bibit lele yang berkualitas.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya di harapkan agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan metode lain dalam melakukan penelitian, menggunakan alat analisis yang berbeda selain SPSS.

Peneliti selanjutnya di harapkan bisa melakukan penelitian dengan variable yang berbeda dengan peneliti, sebagai mana diketahui ada 55,3% variable lain yang mempengaruhi kinerja supply chain pada budidaya lele di bekasi. DAFTAR PUSTAKA

Aditia, A. (2019). Pengaruh Self Esteem dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi. Psikologi

(7)

Perkembangan, October 2013, 1–224.

ANDINI, R. (2018). PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI PEMERINTAH DESA,

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA DESA DI KECAMATAN RAMBUTAN KABUPATEN BANYUASIN. POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA.

Apriandi, D., & Ardhi, M. W. (2017). PEMBUATAN PAKAN ORGANIK PROBIOTIK UBI JALAR (POBIJAR) BAGI PETANI LELE DI DESA WONOAYU, KECAMATAN PILANGKENCENG, KABUPATEN MADIUN.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian LPPM Universitas PGRI Madiun,

297–301.

Aprianti, A. (2018). STRATEGI PEMASARAN KOPI LUWAK DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LINIER BERGANDA (Studi kasus di Desa Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat). UIN Raden Intan

Lampung.

Aprilianti, I., & Amanta, F. (2020). Memajukan Keamanan Pangan pada Layanan

Pesan Antar Makanan Daring di Indonesia.

Astuti, A. R. (2017). Pengaruh teknologi informasi dan integrasi logistik terhadap kinerja rantai pasokan PT. Lecapseal Indonesia. SKRIPSI-2017.

Aziz, R. T., & Dwiyanto, B. M. (2017). ANALISIS PENGARUH LONGTERM

RELATION, INFORMATION SHARING, COOPERATION, INTEGRATION PROCESS TERHADAP KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Studi pada UKM Kabupaten Gresik). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Basry, A., & Sari, E. M. (2018). Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). IKRA-ITH Informatika: Jurnal

Komputer Dan Informatika, 2(3), 53–60.

Firdaus, M., Putri, H., & Hafsaridewi, R. (2019). USAHA BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias Sp) PADA KAWASAN MINAPOLITAN “KAMPUNG LELE” KABUPATEN BOYOLALI. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan Dan

Perikanan, 3(2), 79–89.

Huda, A. A., & others. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, Fleksibilitas, dan Variasi

Produk Terhadap Kebijakan Manajemen Rantai Pasokan dan Kepuasan Konsumen. Universitas Islam Indonesia.

Lrviana, A. (2019). Analisis Perbandingan Persepsi Konsumen Tentang Promosi Dan Store Atmosphere Serta Pengaruhnya Terhadap Preferensi Konsumen Pada Caribou Coffee PVJ Dan Starbucks Coffee PVJ. Universitas Katolik Parahyangan, 57–77. http://repository.unpas.ac.id/32885/4/BAB III revisi.pdf

(8)

Mahlan, W. R., & others. (2019). Pengukuran dan Perbaikan Kinerja Rantai Pasok

Komoditi Kopi di Kedai Ngora Bandung. Universitas Pasundan.

Mardiatmoko, G. (2020). Pentingnya Uji Asumsi Klasik pada Analisis Regresi Linier Berganda ( Studi Kasus Penyusunan Persamaan Allometrik Kenari Muda [ Canarium Indicum L .]). Barekeng, 14(3), 333–342.

Mashreghi, M., Kalani, E., Elhami, A., Alamdari, A. F., Bakhtiyari, I., & Kamrani, E. (2018). Impact of Information Technology on the Supply Chain Performance of the Car Segmentation Companies with Emphasis on the Integrity and Flexibility.

American Journal of Industrial and Business Management, 08(02), 341–358.

https://doi.org/10.4236/ajibm.2018.82021

MM, D. R. A. S. N. S., & others. (2018). PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP KEUNGGULAN KOMPETITIF RANTAI PASOKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP HUBUNGAN PEMASOK DAN PELANGGAN (Studi Empiris Pada Sektor UKM di Yogyakarta).

Mukhsin, M. (2017). PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN TERHADAP KUALITAS HUBUNGAN DAMPAKNYA PADA KINERJA RANTAI PASOKAN (Studi Kasus Produksi dan Distribusi Dedak pada PD Sederhana). Jurnal Manajemen, 21(3), 454. https://doi.org/10.24912/jm.v21i3.262 Munizu, M. (2017). Pengaruh Kepercayaan, Komitmen, Dan Teknologi Informasi

Terhadap Kinerja Rantai Pasokan (Studi Kasus Ikm Pengolah Buah Markisa Di Kota Makassar). Jurnal Manajemen Dan Agribisnis, 14(1), 32–42. https://doi.org/10.17358/jma.14.1.32

Nabila, achmad wildan. (2019). Pimpinan Redaksi Faizal Mahananto Dewan Redaksi Eko Wahyu Tyas Darmaningrat Tata Pelaksana Usaha Achmad Syaiful Susanto Rini Ekowati Sekretariat. Inspirasi Profesional Sistem Informasi, 8(2), 109–116. Paoki, K. (2016). ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA PONSEL

SAMSUNG DI SAMSUNG CENTER ITC MANADO. Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi, 16(4).

Ruhamak, M. D., & Husniati, E. (2018). Pengaruh Word Of Mouth, Minat Konsumen Dan Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen (Studi Pada Pelajar Lembaga Kursus Di Area Kampung Inggris Pare Kediri). EKONIKA: Jurnal Ekonomi

Universitas Kadiri, 3(2), 118–135.

Rustandi, R., Yuniati, Y., & Fitria, F. L. (2021). Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Manajemen Laba. Sustainabilty

Accounting and Finance Journal (SAFJ), 1(1), 6–8.

(9)

53(9), 1689–1699.

Sugiyono, P. D. (2017b). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R\&D. Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sumual, Y. A., & others. (2019). PENGARUH KEPERCAYAAN, TEKNOLOGI

INFORMASI DAN INTEGRASI TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN STUDI PADA UM (USAHA MENENGAH) KULINER DI YOGYAKARTA.

Universitas Islam Indonesia.

Susanti, A. M. (2017). PENGARUH KOMITMEN HUBUNGAN DAN TEKNOLOGI

INFORMASI TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN KOORDINASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA UKM KERAJINAN KULIT MANDING KABUPATEN BANTUL. Universitas Islam Indonesia.

Tanzeh, A., & Arikunto, S. (2020). Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode

Penelitian, 43, 22–34.

Tripathy, S., Aich, S., Chakraborty, A., & Lee, G. M. (2016). Information technology is an enabling factor affecting supply chain performance in Indian SMEs: A structural equation modelling approach. Journal of Modelling in Management,

11(1), 269–287. https://doi.org/10.1108/JM2-01-2014-0004

Wahyuni, Y. (2017). Bab iii metode dan obyek penelitian 3.1. 33–54.

Windriani, U. (2017). Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok. Direktorat Produksi Dan

Usaha Budidaya, 1–38.

https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DJPB/Pustaka/buku saku lele bioflok_revisi _FINAL.pdf

Yulitasari, N. W. (2019). Pengaruh Trust, Manfaat, Kemudahan Penggunaan, Dan

Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Layanan E-Banking (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta). Universitas Mercu

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjamin adanya sumberdaya alam bagi pembangunan yang berkelanjutan, perlu diciptakan strategi yang mengarah pada upaya tersebut, yakni ( Suparmoko, 1997: 351). a)

Menurut Turner, pendekatan Emerson telah bergerak melampaui teori pertukaran konvensional sebagaimana dirumuskan Homans dan Blau, menuju model pertukaran baru

Pembingkaian ulang memberikan individu perubahan pola pikir dari negatif ke arah positif dan memberikan bantuan pada masalah individu untuk menempatkan diri dalam situasi atau

Penerimaan pajak daerah merupakan bukti nyata partisipasi wajib pajak dalam pembangunan dan pemerataan daerah demi tercapainya kepentingan bersama. Besarnya

Maksud: Melaga-lagakan seseorang atau kumpulan dengan seseorang atau kumpulan yang lain. Contoh Ayat: Pendatang baru di kampung itu suka mengadu domba pemuda di.. kampung ini

Pengangkutan TBS ke TPH harus dilakukan dengan hati-hati karena guncangan, benturan dan luka yang terjadi saat menaikan dan menurunkan buah dapat meningkatkan ALB pada

Rata-rata konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar, ammonia cairan rumen, N urea plasma darah, dan pertambahan berat badan kambing kacang jantan dapat

kesejahteraan masyarakat, pemerintah Kota Padang berusaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sumber- sumber PAD nya yaitu pajak, retribusi,