SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
FAJAR KHOIRUNISA
NIM : 1112053000036
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
v
Manajemen Dakwah. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di bawah bimbingan Drs. M. Sungaidi, MA.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. SebagaivLembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar Peduli Ummat (APU) telah menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan dana zakat, hal tersebut sesuai dengan perintah UU Zakat No. 23 Tahun 2011. Bahwa Lembaga Amil Zakat mempunyai tugas untuk tiga hal tersebut. Salah satu bentuk pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat yaitu mendirikan Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) yang diperuntukkan bagi masyarakat yang fakir miskin dengan pelayanan pengurusan jenazah dan perlengkapannya tidak dikenakan biaya (gratis). Biaya program ini berasal dari dana zakat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pendayagunaan zakat melalui Program LJG di LAZ Al Azhar Peduli Ummat serta faktor pendorong dan penghambatnya dalam melaksanakan program LJG kepada masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif, yang
menggambarkan secara sistematis mengenai apa yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis kembali untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian ini di lakukan di LAZ Al Azhar Peduli Ummat, tepatnya di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) di Jl. Pengasinan RT. 01/06, Kp. Kebon Kopi, Kel. Pengasinan Kec. Sawangan, Kota Depok yang dimulai sejak bulan April-Mei 2016.
Hasil dari penelitian terdapat enam bentuk pelayanan Program LJG di LAZ Al Azhar Peduli Ummat, yaitu memandikan jenazah, mengkafani jenazah, mengkafani jenazah lengkap dengan perlengkapannya, mensholatkan jenazah, mengantarkan jenazah dari Rumah Sakit ke rumah duka atau dari rumah duka ke
lokasi pemakaman dan mengantar jenazah ke luar kota dengan mobil ambulance
yang disediakan oleh Al Azhar Peduli Ummat. Selain pelayanan di atas, ada juga pelatihan atau Training dan Edukasi Pengurusan Jenazah Secara Islami yang biasa disebut dengan TERPUJI.
vi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Pendayagunaan Zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat”. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang terang menderang
seperti sekarang.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih atas dukungan moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi ini. Perkenankanlah penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan dan Bapak Drs.
Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menjadi tempat konsultasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Drs. M. Sungaidi, MA selaku Dosen Pembimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsis ini. Terima kasih atas masukan-masukan, motivasi dan
vii
sampai besar. Terima kasih atas pengorbanan ayah dan ibu, sehingga penulis
terinspirasi dan dapat menyelesaikan kuliah jenjang strata I ini. You are the
best.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia mentraspormasi ilmu-ilmunya
kepada penulis selama di bangku kuliah.
7. Kaka tersayang Mega Friyanti, SP dan Suci Lestari, S. Pd serta adik tersayang
Mahdum Ibrahim dan seluruh keluarga besar. Karena support kalian, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh pengurus Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat. Terima
kasih atas waktu dan kesediaannya kepada penulis untuk melakukan penelitian
di Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah tahun 2012, Konsentrasi
Manajemen ZISWAF, teman KKN Jemari 2015, dan seluruh
teman-teman penerima beasiswa Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10.Perpustakaan FDK, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
viii
Misi penulis, sehingga penulis dapat kuliah sampai selesai.
12.Keluarga besar UKM Pramuka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terkhusus
untuk angkatan Lemot. Terima kasih atas kenangan manis yang telah terukir.
13.Buat Lastri, Baiti, Ambar, Winda, Priska, Haifa, Tika, Rizkyatul, Nelly, Rani
dan Lani terima kasih atas kebersamaan dan kenangan selama ini.
14.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
supportdan do’anya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala apa yang telah diberikan kepada penulis, mendapatkan
balasan dari Allah SWT dan penulis memohon maaf atas segala salah dan khilaf
yang telah penulis lakukan selama ini. Penulis menyadari bahwasanya
penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis
berharap setiap saran dan kritik yang membangun untuk penulis dan pembaca.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya, dan pembaca pada
umumnya.
Jakarta, 16 Juni 2016
ix
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Metodologi Penelitian ... 5
1. Metode Penelitian ... 5
2. Subjek dan Objek Penelitian ... 6
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
4. Sumber Data ... 6
5. Teknik Pengumpulan Data ... 7
6. Teknik Analisis Data ... 9
F. Tinjauan Pustaka ... 9
G. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 12
A. Konsep Pendayagunaan Zakat ... 12
1. Pengertain Pendayagunan Zakat ... 12
x
B. Konsep Lembaga Amil Zakat ... 20
1. Pengertian Lembaga Amil Zakat ... 20
2. Standar dan Kriteria Lembaga Amil Zakat ... 21
3. Tingkatan Lembaga Amil Zakat ... 22
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT AL AZHAR PEDULI UMMAT ... 25
A.Sejarah LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 25
B.Alamat LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 26
C.Visi dan Misi LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 27
D.Struktur Organisasi LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 27
E.Objek dan Grand Strategi LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 29
F. Motto dan Jati Diri LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 30
G.Budaya dan Nilai Kelembagaan LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 30
H.Apresiasi LAZ Al Azhar Peduli Ummat ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Program Layanan Jenazah Gratis ... 32
1. Deskripsi Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) ... 32
2. Tujuan Program Layanan Jenazah Gratis ... 33
3. Struktur Organisasi Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) .... 34
4. Urgensi Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) ... 35
B. Pendayagunaan Zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat .. 36
1. Bentuk pendayagunaan zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) ... 36
xi
Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) ... 53
BAB V PENUTUP ... 56
A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 58
1
A. Latar Belakang Masalah
Zakat sebagai rukun Islam ke empat merupakan kewajiban yang
dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan
syara’ (muzaki) kepada orang-orang miskin sesuai pedoman syar’i (fuqoro) yang dikategorikan dalam delapan golongan penerima zakat
(mustahik). Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana
yang potensial untuk mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat level bawah. Allah SWT berfirman dalam Surat
At-Taubah ayat 103
كت لص َ ا ْم يلع ِلص ب ْم يِك زت ْمه رِ طت ةق دص ْم ل ْم أ ْ م ْذخ
مْيلع عْي س ه ْم َل كس
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. At-Taubah:103).1
Kesejahteraan sebuah negara karena zakat terjadi pada saat
pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.2Pada saat itu masyarakat di bawah
kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, diwajibkan untuk berzakat bagi
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2000), h. 162
2
yang mampu sampai tiba saatnya tidak ada lagi masyarakat yang berhak
menerima dana zakat. Sehingga dana zakat disalurkan ke negara lain. Dari
kisah inilah yang membolehkan bahwa dana zakat boleh disalurkan
ketempat lain, selain tempat pemungutan zakat.
Di Indonesia, sebelum berdiri dan disahkannya Lembaga
Pengelola Zakat (LPZ) oleh pemerintah khususnya Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) pada semua tingkat, beberapa tahun sebelumnya
sudah ada beberapa LPZ. Lembaga-lembaga yang diperankan dan
didirikan oleh masyarakat ini mendapat nilai positif dari banyak
masyarakat dengan berbagai aktifitas keagamaan, dan kemasyarakatan
yang dilakukan oleh LPZ. Baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik dalam bentuk bantuan konsumtif maupun produktif yang pada
akhirnya menghantarkan mereka menjadi lembaga yang disahkan oleh
pemerintah.
Penyaluran atau pendayagunaan zakat dapat dibedakan menjadi
dua bentuk yakni bantuan sesaat dan pemberdayaan.3 Bantuan sesaat yaitu
mustahik yang memang tidak dapat lagi untuk berdaya dan tidak ada target
terjadinya kemandirian ekonomi, seperti golongan jompo, orangtua cacat.
Sedangkan pemberdayaan yaitu pengelolaan dana zakat dengan target agar
mustahik dapat lebih mandiri dan dapat merubah hidupnya menjadi
muzzaki. Itulah target terbesar para amil yang bekerja di Lembaga
Pengelola Zakat.
3
Al Azhar Peduli Ummat (APU) merupakan salah satu Lembaga
Amil Zakat di Indonesia. Program-program yang ada di Al Azhar Peduli
Ummat diantaranya Zakat PRIDE, UKM Center Sejuta Berdaya, Rumah
Gemilang Indonesia, Indonesia Gemilang, INFRALINK, FORMULA,
Recovery Indonesia, My HEART for Yatim, Layanan Jenazah Gratis,
Menuju Mandiri, Pesantren Gemilang, AQIQU, Beasiswa 3G dan General
Apear. Dari beberapa program yang ada, terdapat program yang bersifat
produktif (pemberdayaan) dan bersifat konsumtif (bantuan sesaat).
Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) merupakan salah satu
program yang ada di Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat yang
pendayagunaan zakatnya bersifat konsumtif (sesaat). Program ini
merupakan program layanan pengurusan jenazah secara gratis bagi
masyarakat yang tidak mampu. Sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ), Al
Azhar Peduli Ummat memiliki kewajiban yang tertuang di dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 pasal 19 bahwa kewajibannya sebagai LAZ
yaitu melaporkan pelaksanaan, pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala.4
Dari latar belakang masalah di atas, penulis tertarik melakukan
penelitiansebuah karya tulis ilmiah skripsi yang berjudul “Analisis
Pendayagunaan Zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat.”
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Karena permasalahan yang cukup luas, maka penulis akan
membatasi masalah menjadi satu aspek yaituanalisis pendayagunaan
zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada tahun
2015.
2. Perumusan Masalah
Sesuai Pembatasan Masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan menjadi dua macam, yaitu:
Secaraumum:Bagaimana Analisis Pendayagunaan Zakat melalui
Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al
Azhar Peduli Ummat?
Adapun secara khusus, adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pendayagunaan zakat melalui Program Layanan
Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli
Ummat?
b. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) di Lembaga
Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pendayagunaan zakat melaluiProgram
Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar
Peduli Ummat?
b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan Program Layanan Jenazah Gratis
(LJG) di Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
a. Bagi Akademis, menambah dan memperluas ilmu pengetahuan tentang
Lembaga Amil Zakat, terutama bagaimana pendayagunaan zakat yang
diberikan untuk kepentingan masyarakat.
b. Bagi Pedoman,penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
pihak-pihak terkait yang membutuhkan.
c. Bagi Rekomendasi atau lembaga, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan atau lembaga
untuk dimasa yang akan datang, dalam melayani masyarakat.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif-deskriptif
yang menggambarkan secara sistematis mengenai apa yang terjadi di
lapangan dan kemudian dianalisis kembali untuk mendapatkan hasil
berdasarkan tujuan penelitian. Menurut Strauss dan Corbin yang
dimaksud penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau
cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).5
Metode kualitatif-deskriptif ini penulis lakukan dengan terjun
langsung ke lapangan kemudian mendeskripsikannya secara sistematis,
mengenai masalah yang diteliti dan menganalisisnya kembali untuk
mendapatkan hasil.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat Al Azhar
Peduli Ummat. Sedangkan objek penelitiannya adalah pendayagunaan
zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG).
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Lembaga Amil Zakat Al
Azhar Peduli Ummat, tepatnya di Rumah Gemilang Indonesia (RGI).
Jl. Pengasinan RT. 01/06, Kp. Kebon Kopi, Kel. Pengasinan Kec.
Sawangan, Kota Depok 16518. Telp: (0251) 8616466, Fax: (0251)
8614382. Adapun penelitian ini dilaksanakan sejak bulan April-Mei
2016.
4. Sumber Data
Terdapat dua sumber data dalam penelitian yang penulis
lakukan, diantaranya:
5
a. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber pertama melalui wawancara. Pada penelitian ini penulis
melakukan wawancara kepada Amil Al Azhar Peduli Ummat yang
membawahi dan terjun langsung padaProgram Layanan Jenazah
Gratis.
b. Data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari
laporan-laporan yang dikeluarkan oleh Lembaga Amil Zakat Al Azhar
Peduli Ummat, serta studi kepustakaan seperti buku-buku, majalah,
koran, internet dan sumber lainnya yang dibahas dalam penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yaitu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu
mengerti perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik
terhadap pengukuran tersebut.6
Dalam hal ini, penulis terjun langsung dan melakukan
observasi ke Rumah Gemilang Indonesia (RGI) untuk mengetahui
bagaimana pendayagunaan zakat melalui Program Layanan
Jenazah Gratis yang diterapkan oleh Lembaga Amil Zakat Al
Azhar Peduli Ummat.
6
b. Wawancara
Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara
bertanya langsung keadaan responden.7 Atau proses memperoleh
penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan
cara tanya jawab bisa sambil tatap muka ataupun tidak tatap muka
yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman.8
Dalam hal ini penulis akan melakukan sesi wawancara
kepada beberapa Amil (karyawan) di Al Azhar Peduli Ummat yang
terjun langsung dan mengetahui kegiatan program Layanan
Jenazah Gratis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data kualitatif,
sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi.9 Sebagian besar data berbentuk surat,
catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cinderamata, jurnal kegiatan
dan lain sebagainya.
Dalam hal ini penulis meminta data-data yang diperlukan
dalam penelitian kepada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli
Ummat.
7
Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 207.
8
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian ..., h. 31.
9
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode
deskriptif analisis. Maksudnya adalah analisis gambaran secara
objektif terhadap tema penelitian dengan pendekatan kualitatif,
datanya diperoleh melalui wawancara dan pengamatan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini
adalah model analisis data mengalir (flow model). Adapun langkah
analisis dalam metode ini, yakni pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
F. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan pembanding dan bahan kajian dalam penelitian,
maka penulis memiliki sumber yang relevan yang dapat membantu penulis
dalam melakukan penelitian. Adapun sumber yang relevan diantaranya:
1. Skripsi Entak Saeroji (2012) karya mahasiswa Konsentrasi Manajemen
ZISWAF, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, dengan judul Program Pengentasan Kemiskinan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar Peduli Ummat Jakarta Selatan,
yang membahas tentang bagaimana rancangan program pengentasan
kemiskinan LAZ Al Azhar Peduli Ummat dan bagaimana realisasi
program pengentasan kemiskinan LAZ Al Azhar Peduli Ummat tahun
2009-2011.
2. Skripsi Chabibullah (2015) mahasiswa Konsentrasi Manajemen
Ilmu Komunikasi, dengan judul Strategi Pengentasan Kemiskinan
Melalui Program Zakat PRIDE Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli
Ummat, yang membahas tentang bagaimana strategi Lembaga Amil
Zakat Al-Azhar Peduli Ummat dalam upaya pengentasan kemiskinan
melalui Zakat PRIDE, apa saja program pengentasan kemiskinan yang
dilakukan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat melalui
Program Zakat PRIDE dan bagaimana dampak program pengentasan
kemiskinan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat melalui
Program Zakat PRIDE.
3. Skripsi Aretha Poetry Qonita (2015) mahasiswi Konsentrasi
Manajemen ZISWAF, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul Implementasi Total
Quality Management (TQM) Pada Program FORMULA LAZ Al-Azhar
Peduli Ummat, yang membahas tentang bagaimana konsep
implementasi Total Quality Management Program FORMULA menurut
Al-Azhar Peduli Ummat dan menurut teori TQM.
4. Skripsi Muhamad Nurhadi (2009) mahasiswa Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah
dan Hukum, dengan judul Pemberdayaan Mustahik melalui Zakat
Produktif (Studi Kasus pada LAZ Al Azhar Peduli Ummat), yang
membahas tentang bagaimana konsep pemberdayaan mustahik dengan
zakat produktif di LAZ Al Azhar Peduli Ummat dan bagaimana tingkat
Dari beberapa kajian yang telah dibahas, terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang pernah dilakukan. Adapun persamaan
dengan penulis adalah tempat atau lembaga penelitian yang sama yaitu di
Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat. Sedangkan perbedaannya
adalah objek penelitian yang akan diteliti yaitu Program Layanan Jenazah
Gratis (LJG), yang belum pernah ada penelitian tentang program tersebut.
G. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah dan sekaligus agar pembahasan dapat
dilakukan secara terarah dan sistematis, maka penulis membagi atas lima
bab. Adapun uraian kelima bab tersebut sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian. BAB II
Landasan Teori terdiri dari Konsep Pendayagunaan Zakat dan Konsep
Lembaga Amil Zakat. BAB III Gambaran Umum Lembaga terdiri dari
Sejarah, Alamat, Visi Misi, Struktur Organisasi, Objek dan Grand
Strategi, Moto dan Jati Diri, Budaya dan Nilai Kelembagaan dan Apresiasi
atau penghargaan LAZ Al Azhar Peduli Ummat. BAB IV Hasil
Penelitian terdiri dari bagaimana pendayagunaan zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli
Ummat serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan Program
Layanan Jenazah Gratis (LJG). BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Pendayagunaan Zakat
1. Pengertian Pendayagunaan Zakat
Pendayagunaan berasal dari kata “daya” yang berarti kemampuan
melakukan sesuatu dan “guna” yang berarti manfaat10 adapun pengertian
pendayagunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil yang bermanfaat.11
Sedangkan pengertian pendayagunaan lainnya yaitu pengusahaan agar
mampu menjalankan tugas dengan baik.12
Sedangkan zakat menurut bahasa berasal dari kata zakaa, yang
artinya bertambah dan berkembang.13 Sedangkan dalam rumusan fikih,
zakat diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu.14
Zakat dari segi istilah fikih berarti “Sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” di samping
10
http://hasanismailr.blogspot.co.id/2009/06/pengertian-pendayagunaan-zakat.html, diakses pada tanggal 27 juni 2016, pukul 15.16 WIB.
11
Syarifudin, Kamus Praktis Bahasa Indonesia (Tangerang Selatan: Scientific Press, 2013), h. 93.
12
N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat, h. 80.
13
Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi & Perusahaan (Ciputat: IMZ Building, 2007, h. 3.
14Masdar F. Mas’udi,
berarti “Mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.”15
Ibnu Taimiah
berkata, “Jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya akan bersih pula: bersih dan bertambah maknanya.”16
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan yang
dimaksud pendayagunaan zakat yaitu kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat dengan dana zakat.
2. Golongan yang Berhak Menerima Zakat
Orang-orang yang berhak menerima zakat berarti sama dengan
orang yang berhak untuk mendapatkan pendayagunaan dari zakat tersebut.
Diantara orang yang berhak menerima zakat dikenal dengan sebutan
mustahik. Mustahik zakat terdiri dari delapan golongan (asnaf), yang telah
diatur dalam Surat At-Taubah ayat 60 yang artinya:
ِرلآ ىف ْم ب لق ةفَل ْلآ ْيلع يل عْلْآ يكس ْلْآ ءآرقفْلل تقدَصلا
ميكح ميلع هآ هآ ِم ةضيرف ليبَسلآ ْبآ هآ ليبس ىف يمرغْلآ ق
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang-orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang-orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS.
At-Taubah: 60).17
15
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1999), cet-lima, h. 34.
16
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat… h. 35.
17
Berikut penjelasan delapan asnaf yang berhak menerima zakat, yaitu:
1) Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai barang yang berharga dan
tidak mempunyai kekayaan dan usaha sehingga dia sangat perlu
ditolong keperluannya.18 Pemuka ahli tafsir, Tabari yang dikutip oleh
Yusuf Qardawi menegaskan bahwa yang dimaksud dengan fakir yaitu
orang yang dalam kebutuhan, tapi dapat menjaga diri tidak
minta-minta.19
2) Miskin, ialah orang yang mempunyai barang yang berharga atau
pekerjaan yang dapat menutup sebagian hajatnya akan tetapi tidak
mencukupinya, seperti orang memerlukan sepuluh dirham tapi hanya
memiliki tujuh dirham saja.20 Menurut Tabari yang dikutip oleh Yusuf
Qardawi, yang dimaksud miskin ialah orang yang dalam kebutuhan,
tapi suka merengek-rengek dan minta-minta.21
3) Amil, ialah orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat,
menyimpannya, membaginya kepada yang berhak dan mengerjakan
pembukuannya.22 Menurut Yusuf Qardawi, Amil zakat ialah mereka
yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para
pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya. Juga mulai
dari pencatat sampai kepada penghitung yang dicatat keluar masuk
zakat dan membagi kepada para mustahiknya.23
18
Pedoman Zakat (Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, 1985), h. 121.
4) Mualaf. Menurut Yusuf Qardawi, golongan mualaf adalah mereka
yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat
bertambah terhadap Islam, atau terhalangnya niat jahat mereka atas
kaum muslimin, atau harapan akan adanya kemanfaatan mereka dalam
membela dan menolong kaum muslimin dari musuh.24
5) Riqab, adalah bentuk jamak dari Raqabah, istilah ini dalam Quran
artinya budak belian laki-laki (abid) dan bukan belian perempuan
(amah).25 Sedangkan definisi lain tentang Riqab adalah budak belian
yang diberi kebebasan usaha mengumpulkan kekayaan agar ia dapat
menebus dirinya untuk merdeka.26
6) Gharim, ialah bentuk jamak dari gharim (delapan ghin panjang),
artinya orang yang mempunyai utang. Sedangkan ghariim (dengan ra
panjang) adalah orang yang berutang, kadangkala pula dipergunakan
untuk orang yang mempunyai piutang.27
7) Sabilillah, ialah jalan yang dapat menyampaikan sesuatu karena ridla
Allah baik berupa ilmu maupun amal.28 Sedangkan menurut Yusuf
Qardawi dalam bukunya Hukum Zakat, yang dimaksud Sabilullah
artinya jalan yang menyampaikan pada ridha Allah, baik aqidah
maupun perbuatan.29, dan asnaf yang terakhir yaitu
8) Ibnussabil, menurut Ibnu Zaid yang dikutip oleh Yusuf Qardawi dalam
bukunya Hukum Zakat, menerangkan bahwa yang dimaksud Ibnussabil
adalah musafir, apakah ia kaya atau miskin, apabila mendapat musibah
dalam bekalnya atau hartanya sama sekali tidak ada atau terkena
sesuatu musibah atas hartanya, atau ia sama sekali tidak memiliki
apa-apa, maka dalam keadaan semikian itu hanya persifat pasti.30
3. Tahapan-tahapan Pendayagunaan Zakat
Pendayagunaan zakat dapat dilakukan dengan beberapa tahap,
diantaranya:31
a. Penyaluran Murni
Tahap penyaluran murni umumnya setiap dana yang ada
digunakan untuk kegiatan karitatif langsung. Biasanya pada saat
dibagikan, dana langsung habis sesuai dengan penyampaian bantuan
yang dilakukan. Orientasi tahap penyaluran murni adalah sampainya
dana kepada mustahik. Artinya, pada tahap penyaluran ini, yang
diutamakan adalah sampainya dana kepada mustahik.
b. Semi Pendayagunaan
Pada tahap ini, dana yang ada selain digunakan untuk hibah
konsumtif, santunan dan kegiatan kariatif juga digunakan untuk
kegiatan-kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Tahap Semi Pendayagunaan ini saat dibagikan, dana juga langsung
30
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat… h. 645.
31
habis. Orientasi tahap ini adalah selain sampainya dana ke mustahik,
juga orientasi manfaat dana (program) bagi mustahik.
c. Pendayagunaan
Pendayagunaan merupakan tahap tarakhir. Pada tahap ini dana
yang ada digunakan untuk kegiatan hibah, baik untuk kegiatan karitas
langsung maupun tidak langsung, pengembangan SDM dan ekonomi.
Dana pada tahap pendayagunaan ini tidak langsung habis, karena
digunakan untuk kegiatan ekonomi yang secara berkala terus berputar
di kalangan mustahik. Orientasi pada tahap ini adalah perubahan
mustahik, sejauh mana perubahan mustahik setelah mendapatkan
bantuan dari lembaga zakat.
4. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Alokasi Zakat
Terdapat empat macam pemanfaatan dan pendayagunaan zakat,32
diantaranya:
a) Konsumtif Tradisional
Dalam kategori ini zakat dibagikan kepada yang berhak
menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan,
seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir-miskin untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan untuk
korban bencana alam.
32
b) Konsumtif Kreatif
Yang dimaksud Konsumtif Kreatif adalah zakat yang
diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula seperti misalnya
diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan lain-lain.
c) Produktif Tradisional
Produktif Tradisional adalah zakat yang diberikan dalam
bentuk barang-barang produktif misalnya kambing, sapi, mesin jahit,
alat-alat pertukangan dan sebagainya. Pemberian zakat seperti ini akan
mendorong orang menciptakan suatu usaha atau memberikan suatu
lapangan kerja baru bagi fakir-miskin.
d) Produktif Kreatif
Yang dimaksud Produktif Kreatif adalah seluruh
pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat
dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial maupun
untuk membantu atau menambah modal seorang pedagang atau
pengusaha kecil.
Pada pola pendayagunaan ketiga dan keempat ini perlu
dikembangkan karena pendayagunaan zakat tersebut mendekati
hakikat zakat, baik yang terkandung dalam fungsinya sebagai ibadah
5. Pendayagunaan Zakat dalam Aspek Modern
Zakat yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir batin masyarakat, khususnya para mustahik yang
meliputi:
1) Sarana Peribadatan33
Zakat dapat digunakan untuk kegiatan seperti renovasi masjid,
musholla, langgar, majelis taklim atau juga membantu dalam
melengkapi perlengkapan ibadah.
2) Pendidikan dan Beasiswa34
Pada bidang pendidikan, biasanya digunakan untuk membangun sarana
pendidikan seperti sekolah, madrasah, membeli perlengkapan sekolah,
beasiswa dan kebutuhan lainnya.
3) Bidang Kesehatan
Pada bidang kesehatan, pendayagunaan zakat biasanya digunakan
untuk renovasi atau mendirikan rumah kesehatan seperti puskesmas,
rumah bersalin, pelayanan mobil ambulance.
4) Bidang Pelayanan Sosial
Bidang pelayanan sosial digunakan untuk mendirikan rumah yatim,
mendirikan lembaga sosial, penderita cacat.
33
Pedoman Zakat (Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, 1985), h. 342. 34
5) Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, digunakan untuk memberikan keterampilan bagi
para pengangguran fakir-miskin, modal kerja dan kegiatan lainnya
yang berada pada bidang ekonomi.
B. Konsep Lembaga Amil Zakat
1. Pengertian Lembaga Amil Zakat
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat, dijelaskan bahwa Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) terdiri dari
BAZNAS Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Badan ini dapat dikatakan
sebagai BAZ yang dibentuk pemerintah. Pada bagian keempat pasal 17
disebutkan bahwa untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat masyarakat dapat
membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Badan Amil Zakat dibentuk oleh pemerintah, baik tingkat pusat
maupun daerah. Sedangkan Lembaga Amil Zakat dibentuk oleh
masyarakat tetapi tetap dikukuhkan, disahkan, dibina dan dilindungi oleh
pemerintah.35
Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengelolaan zakat yang
sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan dikelola oleh
masyarakat sendiri.36 Pemerintah berfungsi sebagai regulator dan
koordinator. Karena itu pemerintah bertugas untuk membina, melindungi
35
Profil LPZ, Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h. 14.
36
dan mengawasi LAZ. Setiap LAZ yang telah memenuhi syarat akan
dikukuhkan oleh pemerintah. Pengukuhan tersebut dimaksud sebagai
bentuk pembinaan pemerintah dan juga sebagai perlindungan bagi
masyarakat baik yang menjadi muzaki maupun mustahik.
2. Standar dan Kriteria Lembaga Amil Zakat
Menurut UU No. 23 Tahun 2011, untuk dapat menjadi Lembaga
Amil Zakat (LAZ) harus memenuhi beberapa standar sebagai berikut:
a) LAZ merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh
masyarakat
b)Mampu melaksanakan fungsi pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat
c) Pembentukan LAZ harus mendapat izin Menteri atau pejabat
yang ditunjuk oleh Menteri
d)Siap melakukan koordinasi oleh BAZNAS dalam rangka
mengoptimalkan fungsi pengelolaan zakat.37
Standar kelembagaan LAZ tersebut didukung oleh kriteria-kriteria
yang harus dipenuhi, diantaranya:
1)Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang
mengelola bidang pendidikan, dakwah dan sosial.
2)Berbentuk lembaga berbadan hukum, pengelolaan zakat
merupakan perbuatan hukum yang menuntut kesungguhan dan kesesuaian dengan peraturan perundangan.
3)Mendapat rekomendasi dari BAZNAS. Mengingat LAZ harus
bersedia melakukan pengelolaan zakat di bawah koordinasi BAZNAS selaku koordinator, pembentukan LAZ perlu mendapatkan rekomendasi dari BAZNAS sesuai tingkatannya.
4)Memiliki pengawas syariat. Pengawas syariat adalah pihak yang
mengkaji, meneliti, dan menilai apakah pengelolaan zakat telah berpedoman pada syariat.
5)Memiliki kemampuan teknis, administratif dan keuangan untuk
melaksanakan kegiatannya.
6)Bersifat nirlaba.
37
7)Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat.
8)Bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.38
3. Tingkatan Lembaga Amil Zakat
Lembaga Amil Zakat dibagi menjadi dua tingkat, yaitu:
1) Lembaga Amil Zakat Tingkat Pusat
Lembaga Amil Zakat tingkat pusat dibentuk oleh lembaga
dakwah atau organisasi masyarakat yang bergerak dibidang dakwah,
pendidikan, sosial dan kemaslatan ummat yang telah memiliki jaringan
disepertiga jumlah provinsi di Indonesia.
Adapun syarat agar LAZ dapat dikukuhkan menjadi Lembaga
Amil Zakat tingkat pusat yaitu:
a) Berbadan hukum
b)Memiliki data muzaki dan mustahik
c) Telah beroperasi minimal selama dua tahun
d)Memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan
publik selama dua tahun terakhir
e) Memiliki wilayah operasi secara nasional minimal 10 provinsi
f) Telah mampu mengumpulkan dana sebesar Rp1.000.000.000,-
dalam satu tahun
g)Bersedia disurvey oleh tim yang dibentuk oleh Kementerian
Agama dan bersedia diaudit oleh akuntan publik
h)Dalam melaksanakan kegiatan bersedia berkoordinasi dengan
Badan Amil Zakat Nasional dan Kementerian Agama.39
2) Lembaga Amil Zakat Tingkat Provinsi
Lembaga Amil Zakat tingkat provinsi dibentuk oleh organisasi
Islam atau lembaga dakwah yang bergerak di bidang dakwah,
38
Standarisasi Amil Zakat di Indonesia (Jakarta: Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal … h. 60-62.
39
pendidikan, kemaslatan umat yang telah memiliki jaringan dipertiga
jumlah kabupaten di provinsi yang bersangkutan.
Syarat agar dapat dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat
tingkat provinsi yaitu:
a) Berbadan hukum
b)Memiliki data muzaki dan mustahik
c) Telah beroperasi minimal dua tahun
d)Memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan
publik selama dua tahun terakhir
e) Memiliki wilayah operasi secara nasional minimal 40% dari
jumlah kabupaten di provinsi tempat lembaga berada
f) Mendapat rekomendasi dari kantor wilayah Kementerian Agama
provinsi setempat
g)Telah mampu mengumpulkan dana Rp500.000.000,- dalam satu
tahun
h)Bersedia disurvei oleh tim yang dibentuk oleh kantor Wilayah
Kementerian Agama provinsi setempat dan bersedia diaudit oleh akuntan publik
i) Dalam melaksanakan kegiatan bersedia berkoordinasi dengan
Badan Amil Zakat Daerah dan kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi setempat.40
Kewajiban LAZ yang ditetapkan UU No. 23 Tahun 2011 pasal 19
adalah melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala.
Menurut Bagian Kelima pasal 19 LAZ tidak hanya melapor ke BAZNAS,
tetapi juga wajib melapor ke pemerintah daerah setempat dimana LAZ berada
secara berkala. Adapun ketentuan pelaporan akan diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
40
Terdapat beberapa perubahan yang ada, nampak fungsi BAZNAS
lebih dimaksimalkan, mulai dari rekomendasi dan pelaporan. Peraturan UU
No. 38 Tahun 1999 sejalan dengan UU No.23 Tahun 11 bahwa LAZ dapat
dibentuk oleh lembaga dan instansi apapun, selama memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Boleh dibentuk oleh lembaga pendidikan, pesantren,
BUMN/BUMD dan berbagai instansi negeri maupun swasta.41
41
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT AL AZHAR PEDULI UMMAT
A. Sejarah LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Al-Azhar Peduli Ummat adalah lembaga nirlaba yang dibentuk
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar yang bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat dhuafa, berbasis pendidikan dan dakwah dengan
mendayagunakan sumber daya dan partisipasi publik, dan bukan
berorientasi pada pengumpulan profit bagi pengurus organisasi.
Al-Azhar Peduli Ummat dibentuk oleh Badan Pengurus Yayasan
Pesantren Islam Al-Azhar pada 1 Desember 2004 melalui SK Nomor
079/XII/KEP/BP-YPIA/1425.2004 yang ditandatangani oleh Ketua Badan
Pengurus YPI Al-Azhar H. Rusydi Hamka dan Sekretaris H. Nasroul
Hamzah.42
Sehubungan dengan berlakunya Keputusan Menteri Agama RI
No. 372 Tahun 2003 tentang pelaksana UU No. 23 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat (UPZ). Maka, pada tanggal 24 Juni 2004 pengurus
Yayasan Pesantren Islam Al Azhar secara resmi memberikan mandat
kepada tim pembentukan Lembaga Amil Zakat untuk mempersiapkan
pembentukan sebuah Lembaga Amil Zakat di lingkungan YPAI Al Azhar.
42
Pada tahun 2014, LAZ Al Azhar Peduli Ummat mendaftarkan
diri ke BAZNAS untuk menjadi LAZNAS. Sehingga pada tahun 2015, Al
Azhar Peduli Ummat mendapatkan rekomendasi dari BAZNAS untuk
berubah status menjadi LAZNAS. Proses perubahan dari LAZ menjadi
LAZNAS harus melalui SK Kemenag dan beberapa syarat, diantaranya:
AD/ART lembaga, Dewan Pengawas Syariah, Struktur Organisasi,
Program-program lembaga, laporan keuangan, dan BPJS ketenagakerjaan
maupun kesehatan para Amil, kesanggupan lembaga untuk mendapatkan
dana fundraising sebesar Rp50.000.000.000/tahun dan syarat yang harus
dipenuhi untuk menjadi LAZNAS juga yaitu harus memiliki minimal tiga
(3) perwakilan kantor di tiap propinsi. Al Azhar Peduli Ummat sampai
saat ini sudah memiliki tiga kantor Cabang di daerah Jawa Tengah, Jawa
Timur dan D.I Yogyakarta. Berkat kerjakeras selama ini, akhirnya pada
tanggal 23 Mei 2016, Al Azhar Peduli Ummat resmi menjadi LAZNAS
(Lembaga Amil Zakat Nasional) dengan SK Kemenag No. 240 Tahun
2016.43
B. Alamat LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Representative Office LAZ Al Azhar Peduli Ummat berlokasi di
Jl. Pengasinan Raya RT 01/06 Sawangan, Kota Depok 16518. Kantor ini
berfungsi sebagai tempat operasional dan aktivitas Amil program. Lokasi
ini merupakan di Rumah Gemilang Indonesia (RGI), merupakan salah satu
program pemberdayaan pemuda usia produktif sebagai upaya
43
menanggulangi pengangguran di Indonesia yang ada di LAZ Al Azhar
Peduli Ummat.
C. Visi dan Misi LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Visi Al Azhar Peduli Ummat yaitu “Menjadi lembaga nirlaba yang amanah dan profesional dalam pengembangan ummat berbasis
pendidikan dan dakwah.”
Adapun Misi Al Azhar Peduli Ummat diantaranya:
a. Menginspirasi gerakan zakat Indonesia berbasis masjid
b. Mengembangkan program inspiratif yang mendorong kemandirian
masyarakat berbasis sumber daya lokal
c. Mewujudkan lembaga nirlaba yang terpercaya berskala global
didukung sistem dan manajemen yang professional
d. Membangun kegemilangan masyarakat melalui sinergi ABCG
(Academic, Busines, Civil Society, Government).44
D. Struktur Organisasi LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Adapun struktur organisasi Lembga Amil Zakat Al Azhar
Peduli Ummat tahun 2016-2019 sebagai berikut45:
Dewan Pertimbangan Syariah
Ketua H.Sobahussurur, MA
Anggota Dr. Adiwarman Azwar Karim,
H.Memet Sururi
H.Nasroul Hamzah, SH
H.Zahrudin Sulthani
Pengurus
Ketua Umum H.Muhammad Suhadi, S. KOM
Ketua Bid. Pendidikan Drs. H. Budiyono
Ketua Bid. Dakwah dan Sosial Drs. H. Sobirin HS
Sekretaris Drs. H. Sobirin HS
Bendahara Ir. Suhaji Lestiadi
Badan Pelaksana
Direktur Eksekutif Sigit Iko Sugondo
Kepala Divisi
Kelembagaan & Pengembangan
Organisasi Ahmad Ahidin, S. Pd. I, M. Pd
Fundraising, Partenrship &
Komunikasi Anggriansyah Munggaran
Keuangan Farid Rasyidi
Program & Pendayagunaan Agus Nafi’
Manager
Human Resources Rochadi Kohar
General Support Sigit Nugroho
Komunikasi Sigit Tripuruca
Funding Public Dikalustiana Rizkiputra
Program Pengentasan
Kemiskinan & Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Rahmatullah Sidik
Program Pemberdayaan
Ekonomi, Infrastruktur &
Konservasi Lingkungan
Iwan Rahmat
Pengangguran & Pemberdayaan
Pemuda Produktif
Program Penanggulangan
Bencana & Jaringan Relawan Suryamin
Kepala Sekretarian Program Nurli Laelasari
Kepala Perwakilan
D.I Yogyakarta Sujarwo
Jawa Tengah Rayan Asa Luminaris
Jawa Timur Aditya Kusuma
Sumber: Bapak Rochadi Kohar selaku Manager Human Resources
E. Objek dan Grand Strategi LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Objek LAZ Al Azhar Peduli Ummat yaitu menjadi lembaga
filantropi terdepan dalam pemberdayaan masyarakat secara komprehensif
sesuai kaidah pada tahun 2020 (Being a leading Institute of Islamic
philanthropy in community development in comprehensive manner
according to the rules in 2020).
Adapun grand strategi LAZ Al Azhar Peduli Ummat yakni
mendukung pembangunan social (pendidikan, kesehatan, ekonomi) dan
akhlak dengan memberdayakan dan mensinergikan potensi-potensi
masyarakat, memberikan produk dan layanan berkarakter, peningkatan
pendapatan dan sumber-sumber pendanaan.46
46
F. Motto dan Jati Diri LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Motto Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat memiliki
motto dan jati diri kelembagaan. Adapun motto LAZ Al Azhar Peduli
Ummat adalah “Mitra Muzaki Sahabat Mustahik.”
Adapun jati diri Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat
adalah sebagai berikut:
a. Lembaga nirlaba yang mengelola zakat, infak, sedekah (ZIS) berbasis
masjid.
b. Bergerak dalam dunia dakwah, pendidikan, kemanusiaan dan
pengembangan masyarakat dengan sumber dana ZIS, dan dana sosial,
CSR yang tidak mengikat.
c. Nilai-nilai yang dijadikan panduan lembaga dalam menjalankan
programnya adalah nilai-nilai Islam.
d. Badan hukum lembaga YPI Al-Azhar47
G. Budaya dan Nilai Kelembagaan LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki budaya dan
nilai kelembagaan, LAZ Al Azhar Peduli Ummat mempunyai budaya dan
nilai lembaga. Adapun budaya LAZ Al Azhar Peduli Ummat yaitu:
a. Amanah dan Profesional.
b. Menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap amil sebelum meminta
pada masyarakat.
c. Tegas dalam prinsip dan egaliter dalam membangun hubungan.
47
d. Independen dan tidak berpihak pada kelompok politik tertentu.
Adapun nilai kelembagaan LAZ Al Azhar Peduli Ummat tertuang
dalam beberapa poin, diantaranya:
a. Inspiring
b. Peduli
c. Kreatif dan produktif
d. Kemitraan48
H. Apresiasi LAZ Al Azhar Peduli Ummat
Berikut apresiasi atau penghargaan yang telah diraih oleh LAZ Al
Azhar Peduli Ummat, diantaranya:
a. The Best Zakat Empowering Organization 2009 Indonesia
Magnificience of Zakat (IMZ)
b. The Best Disaster Program 2011 Indonesia Magnificience of Zakat
(IMZ)
c. The Best Education Program 2012 Indonesia Magnificience of Zakat
(IMZ)
d. Peringkat 8 dari 10 LAZ Terpercaya versi Majalah SWA 2011 edisi
27.49
48
http://www.al-azhar.or.id/index.php/sosial/al-azhar-peduli-ummat, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.05 WIB.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Program Layanan Jenazah Gratis (LJG)
1. Deskripsi Program Layanan Jenazah Gratis (LJG)
Layanan Jenazah Gratis (LJG) adalah sebuah unit program
Divisi Program Al Azhar Peduli Ummat yang bergerak dalam
pelayanan pengurusan jenazah sesuai dengan syariat Islam bagi dhuafa
secara gratis. Layanan Jenazah Gratis merupakan bagian dari Program
Zakat PRIDE (Poverty Reduction with Integrated Development &
Empowerment) yang seluruh kegiatan programnya berasal dari dana
zakat.
Layanan Jenazah Gratis bermula pada tahun 2006, dimana pada
tahun ini LJG masih bergabung bersama UPJ (Unit Pelayanan
Jenazah) yang berada di kantor pusat. Karena pada awal berdirinya
LJG, Al Azhar Peduli Ummat belum memiliki manajemen sendiri
sehingga segala bentuk layanan dilimpahkan ke UPJ bersama tiga unit
mobil layanan yang didapatkan dari bantuan PLN saat itu.50
Apabila ada permintaan layanan mustahik kepada LJG, tim
LJG langsung memerintahkan tim UPJ untuk melakukan layanan
dengan biaya ditanggung oleh APU. Hal ini karena UPJ merupakan
bisnis sosial, maksudnya segala bentuk layanan itu bersifat mandiri
50
tanpa ada bantuan dari yayasan dan pihak manapun. Mereka harus
membeli perlengkapan jenazah, operasional mobil, memberikan uang
bulanan kepada pengurus secara mandiri. Maka dari itu, layanan yang
dilakukan oleh UPJ akan dikenakan biaya. Sedangkan, kalau APU
akan menanggung seluruh keperluan selama pengurusan jenazah
sampai tahap pemakaman. Hal demikian, manajemen seperti itu
dilakukan oleh Amil APU selama tiga tahun (sejak 2006-2009).51
Pada tahun 2009, APU membuat manajemen sendiri untuk
Program LJG ini, dimana segala macam bentuk pelayanan akan
dikerahkan oleh Amil APU langsung dan dua unit mobil yang ada di
UPJ ditarik oleh tim LJG APU untuk proses pelayanan. Seluruh
keperluan pengurusan jenazah akan ditanggung oleh APU sampai pada
pemakaman jenazah. Adapun lokasi pelayanan sampai saat ini yaitu
wilayah Jawa dan Lampung. Sampai tahun 2015, jumlah jenazah yang
sudah dilayani oleh tim LJG APU sebanyak 2.283 jiwa. Adapun kantor
Layanan Jenazah Gratis (LJG) yaitu di Rumah Gemilang Indonesia
(RGI), di Jl. Pengasinan Raya RT 01/06 Sawangan, Kota Depok
16518.52
2. Tujuan Program Layanan Jenazah Gratis
Adapun tujuan Program Layanan Jenazah Gratis yaitu:
a. Memudahkan dan meringankan pengurusan jenazah dari keluarga
miskin di wilayah Jadebotabek dengan memberikan layanan
pengurusan jenazah secara lengkap, islami dan gratis
b. Pengadaan sarana transportasi pengiriman jenazah ke kampung
halaman/ pemakaman yang dituju secara gratis
c. Mengedukasi dan menginspirasi masyarakat untuk memberikan
perhatian dan kepedulian pengurusan jenazah dengan benar secara
syariah dan medis
d. Menunaikan kewajiban fardhu kifayah sesama saudara muslim dan
memperluas silaturahim
3. Struktur Organisasi Program Layanan Jenazah Gratis (LJG)
Program Layanan Jenazah Gratis termasuk ke dalam unit
Program Zakat PRIDE yang dananya berasal dari dana zakat.53Berikut
struktur organisasi program Zakat PRIDE, yang di dalamnya terdapat
unit Layanan Jenazah Gratis (LJG).
General Manager Program Agus Nafi’
Manager Development Progra Rahmatullah Siddik
Supervisor Zakat PRIDE Benny Abdullah
Koordinator LJG Eko Sugiyanto
Koordinator Menuju Mandiri Benny Abdullah
Koordinator KB Ulil Anshar
53
Driver LJG Soleh
Relawan LJG Masriyah
Surveyor Menuju Mandiri Dwi Nur Syamsi Teddi Hapipul Umam
Sumber: Bapak Benny Abdullah selaku Supervisor Program Zakat PRIDE
4. Urgensi Program Layanan Jenazah Gratis (LJG)
Adanya Program LJG ini karena pihak APU terinspirasi dari
banyaknya cerita di masyarakat yang tidak dapat menunaikan
kewajiban kifayahnya secara islami dan secara manusiawi kepada para
jenazah. Sering melihat kejadian kalau seorang jenazah apabila hendak
dibawa pulang ke rumah duka dari Rumah Sakit dengan menggunakan
angkot karena tidak punya biaya untuk membayar ambulance. Ada
juga yang dibawa dengan menggunakan ojek (motor), dan Kereta Api.
Karena kepengurusan jenazah merupakan kewajiban seluruh
umat Islam, terdapat komunitas yang tidak memiliki Amil jenazah.
Ada orang yang mengerti teorinya, tetapi dalam praktiknya tidak bisa
karena mentalnya tidak kuat. Ada orang yang berani, tetapi yang
terjadi dia asal memandikan jenazah saja tanpa ada ilmunya secara
baik dan benar. Melihat fenomena seperti ini, pihak APU berinisiatif
untuk membentuk Program LJG, dimana segala macam keperluan
kepengurusan jenazah tersebut tanpa biaya (gratis) dan diperuntukkan
untuk yang tidak mampu.54 Mulai dari perlengkapan jenazah, hingga
54
mengantarkan jenazah ke pemakaman ditanggung oleh pihak Al Azhar
Peduli Ummat.
B. Pendayagunaan Zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat
Sebagaimana telah dijelaskan pada BAB sebelumnya, bahwa
pemanfaatan dan pendayagunaan zakat dibagi ke dalam empat bentuk
yaitu pendayagunaan Konsumtif Tradisional, Konsumtif Kreatif, Produktif
Tradisional dan Produktif Kreatif. Sebagai Lembaga Amil Zakat, Al Azhar
Peduli Ummat memiliki kewajiban untuk mendayagunakan zakat, baik
secara konsumtif maupun produktif.
1. Bentuk Pendayagunaan Zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis (LJG)
Terdapat enam bentuk pendayagunaan zakat melalui Program
Layanan Jenazah Gratis di Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli
Ummat, diantaranya:
a)Layanan memandikan jenazah
Dimana seluruh perlengkapan memandikan jenazah sudah
disediakan oleh Al Azhar Peduli Ummat, seperti sabun, kapur barus,
katenbat, minyak wangi, kamper, sarung tangan, sampo. Tidak hanya
perlengkapan yang disediakan, amil yang akan memandikan
Tugas amil selama pelaksanaan layanan:
a. Petugas layanan memastikan bahwa proses pengurusan jenazah
telah siap dilakukan bersama dengan keluarga almarhum atau
masyarakat sekitar. Sebelum proses pengurusan jenazah, amil
sudah memastikan bahwa jenazah sudah siap untuk diurus. Tidak
lupa juga amil meminta ijin terlebih dahulu kepada keluarga
jenazah untuk mengurusnya.
b. Petugas layanan, keluarga almarhum atau masyarakat sekitar
memastikan bahwa lokasi pemandian (termasuk peralatan
memandikan, bak pemandian jenazah, kain penutup jenazah, kain
penutup lokasi pemandian, persediaan air dan lain sebagainya)
telah tersedia.
c. Teknis pelaksanaan memandikan jenazah wajib tertutup dan
sesuai dengan syariat Islam yang tertuang dalam buku panduan
pengurusan jenazah. Tempat memandikan jenazah tidak
diperkenankan terbuka karena takut terdapat hal-hal yang tidak
diinginkan saat memandikan jika tempatnya terbuka.
d. Apabila proses memandikan jenazah telah selesai, jenazah segera
dipindahkan untuk di proses selanjutnya yakni pengkafanan. Saat
memindahkan jenazah, disarankan harus berhati-hati dan penuh
b)Layanan mengkafani jenazah.
Pada layanan ini, hanya amil yang tersedia dan tidak dengan
perlengkapan pengkafanan lengkap. Karena bisa saja keluarga
jenazah mampu membeli perlengkapan pengkafanan tetapi di daerah
setempat tidak ada yang mengurus jenazah. Maka si pemohon hanya
meminta amil saja untuk mengurusnya.
Tugas amil selama pelaksanaan layanan:
a. Ketika petugas layanan sedang memandikan jenazah, maka
petugas lain harus mempersiapkan kebutuhan untuk proses
pengkafanan (seperti kain kafan, kapas, tali pengikat dan lain
sebagainya).
b. Demi memudahkan pemindahan jenazah, tempat mengkafani
hendaknya tidak jauh dari tempat memandikan jenazah.
c. Jumlah kain kafan untuk laki-laki sebanyak tiga lembar dan untuk
perempuan sebanyak lima lembar yang kemudian diberi
wangi-wangian.
d. Pelaksanaan mengkafani jenazah harus tertutup dan sesuai dengan
syariat Islam yang tertuang dalam buku panduan pengurusan
jenazah LJG Al Azhar Peduli Ummat.
e. Setelah proses pengkafanan selesai, jenazah siap untuk
c) Layanan mengkafani jenazah lengkap dengan peralatannya
Sama halnya dengan memandikan, perlengkapan mengkafani
jenazah juga sudah disediakan oleh petugas Layanan Jenazah Gratis
Al Azhar Peduli Ummat seperti kain kafan, kapas, tali pengikat,
tikar, bubuk cendana, minyak wangi. Adapun tugas amil selama
melakukan pelayanan sama dengan yang tertuang pada poin dua (2)
di atas.
d)Layanan mensholatkan jenazah secara berjamaah dengan masyarakat
Setelah proses pengkafanan, selanjutnya yaitu mensholatkan
jenazah. Di sini amil Al Azhar Peduli Ummat turut mengajak
keluarga dan masyarakat sekitar untuk ikut serta mensholatkan
jenazah. Untuk yang memimpin sholat jenazah, bisa dari amil Al
Azhar atau tokoh masyarakat di lingkungan rumah duka.
Tugas amil selama pelaksanaan layanan:
a. Setelah proses pengkafanan selesai, jenazah dimasukkan ke dalam
keranda yang telah disiapkan untuk disholatkan secara berjamaah.
(keluarga almarhum, panta’jiah dan masyarakat sekitar diarahkan
agar mensholatkan jenazah bersama-sama).
b. Jenazah ditempatkan di depan arah kiblat yang kemudian
perwakilan keluarga almarhum memberikan sambutan untuk
bagi jenazah. Jika tidak ada, maka petugas layanan akan tampil
untuk menyampaikan hal tersebut.
c. Mengusahakan imam dari daerah setempat. Tetapi jika tidak ada,
maka petugas layanan akan tampil mengimami shalat jenazah.
d. Tim layanan bersama-sama ikut mensholatkan sebelum jenazah
dianter ke tempat pemakaman.
e) Layanan mengantarkan jenazah, baik dari rumah sakit ke rumah duka atau dari rumah duka ke tempat pemakaman dengan menggunakan kendaraan mobil Layanan Jenazah Gratis (LJG) Al Azhar Peduli Ummat
Selanjutnya adalah mengantarkan jenazah ke pemakaman
atau ke kampung halaman apabila jenazah tersebut ingin
dikebumikan di kampung halamannya. Pada layanan ini, tim LJG Al
Azhar Peduli Ummat sudah mempersiapkan mobil ambulance untuk
membawa jenazah beserta drivernya.
Tugas amil selama pelaksanaan layanan:
a. Setelah jenazah selesai disholatkan, kemudian jenazah langsung
dibawa ke mobil layanan secara bersama diiringi oleh keluarga
almarhum/mah dan masyarakat sekitar di belakangnya.
b. Petugas layanan wajib meminta perwakilan keluarga/ saudara/
pihak yang bertanggungjawab untuk ikut bersama-sama
mengiringi jenazah ke tempat pemakaman sekaligus menjadi
petunjuk jalan.
c. Driver kemudian membunyikan sirine mobil layanan pada saat:
2)Ketika lalu lintas macet
3)Ketika dipersimpangan jalan
4)Ketika tiba di lokasi pemakaman atau tempat peristirahatan
almarhum
d.Kemudian Driver dilarang membunyikan sirine ketika:
1)Tidak ada jenazah
2)Tidak ada halangan di jalan/ lalu lintas lancer
3)Ketika di jalan tol
4)Ketika melewati rumah sakit
5)Ketika tidak sedang dalam layanan
6)Dan dilarang pula menyalakan sirine mobil layanan secara
terus menerus selama dua jam
f) Layanan Pengantaran ke Luar Kota
Untuk layanan pemakaman di luar kota, maka Driver layanan
harus berjumlah dua orang dengan ketentuan:
a. Driver regular yang bertugas untuk layanan luar kota harus
didampingi oleh Driver cadangan dengan tujuan untuk
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan (kantuk di jalan dan
semacamnya yang dapat membahayakan diri dan orang lain).
b. Driver cadangan adalah Driver yang secara structural tidak terikat
dengan LJG Al Azhar Peduli Ummat dan dipekerjakan sesuai
dengan kebutuhan layanan.
1)Tidak ada Driver regular untuk layanan wilayah
JABODETABEK
2)Tempat pemakaman almarhum/mah berada di luar kota, dengan
ketentuan:
a) Jawa Tengah
Jalur Utara : Memulai dari daerah pekalongan
JawaTengah dan seterusnya
Jalur Selatan : Memulai dari daerah Cilacap Jawa
Tengah danseterusnya
b) Lampung
Untuk tujuan Lampung Barat, Timur dan Utara. (tujuan
Lampung Selatan dan Tengah cukup satu Driver).
Selama perjalanan melakukan layanan, Driver diharuskan
selalu mentaati segala peraturan lalu lintas yang berlaku
(kecuali saat emergency), tidak ngebut atau ugal-ugalan dan
mengancam jiwa pengendara atau pengguna jalan dan selalu
menjaga kesopanan dan nama baik LJG Al Azhar Peduli
Ummat. Driver juga dianjurkan banyak berzikir kepada Allah
meskipun dalam hati dan apabila ketika mengeluarkan jenazah
dari mobil layanan harus ekstra hati-hati dan penuh
penghormatan kepada almarhum/mah.
Setelah sampai di lokasi pemakaman, jenazah dikeluarkan
tandu oleh masyarakat menuju lokasi pemakaman. Lalu
mengucapkan salam kepada ahli kubur ketika memasuki area
pemakaman dan petugas layanan akan memimpin proses
pemakaman jika dari perwakilan keluarga atau yang
bertanggungjawab tidak ada yang bias memimpin.
Proses pelaksanaan pemakaman jenazah harus sesuai
dengan syariat Islam yang tertuang dalam buku panduan
pengurusan jenazah. Setelah proses pemakaman selesai,
petugas layanan dapat meminta data atau kelengkapan
administrasi almarhum dari keluarga atau yang
bertanggungjawab terhadapnya. Lalu, setelah semuanya selesai
petugas layanan dapat kemabli lagi ke kantor setelah
berpamitan dengan keluarga almarhum dan masyarakat yang
mengiringi.
Keenam layanan ini dilakukan oleh amil Al Azhar Peduli
Ummat yang fokus pada program Layanan Jenazah Gratis dan sesuai
dengan permintaan pemohon. Apakahan pemohon hanya ingin dilayani
untuk mengantarkan jenazah ke kampung halaman, apakah hanya
perlengkapan saja karena di daerah duka sudah ada amil yang dapat
mengurusnya, apakah hanya amil saja untuk mengurusnya karena
2. Cara mendapatkan Pelayanan pada Program Layanan Jenazah Gratis (LJG)
Sebelum mendapatkan pelayanan dari tim LJG, masyarakat atau
keluarga yang ingin dilayani harus terlebih dahulu melakukan
pengajuan.55 Adapun bentuk pengajuan untuk mendapatkan pelayanan
program LJG yaitu:
a. Pengajuan dilakukan oleh masyarakat atau keluarga pemohon ke
LJG Al Azhar Peduli Ummat, baik secara langsung atau melalui
perwakilan jejaring (mitra) yang telah direkomendasikan team LJG
di wilayah JABODETABEK.
b. Untuk pengajuan secara langsung, pemohon dapat mendatangi
kantor Al Azhar Peduli Ummat yang berlokasi di:
a) Kantor Pusat Al Azhar Peduli Ummat
Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110.
b) Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Jl. Pengasinan RT 01/06 Kp. Kebon Kopi, Kel. Pengasinan, Kec.
Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat 16518
Setiap pengajuan ditujukan kepada koordinator Layanan
Jenazah Gratis (LJG) Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat di
nomor layanan (021) 95347986/ 081280198232.
55
Terlepas dari proses pengajuan oleh pemohon untuk
mendapatkan layanan, ada beberapa kriteria atau syarat yang telah
ditetapkan oleh Al Azhar Peduli Ummat, dan harus dipenuhi oleh
pemohon. Berikut kriteria atau syarat pemohon untuk mendapatkan
Layanan Jenazah Gratis, yaitu:
a. Keluarga jenazah adalah keluarga dhuafa menurut kriteria yang
ditetapkan Al Azhar Peduli Ummat.
b. Jenazah muallaf, walaupun mampu secara ekonomi
c. Jenazah orang terlantar dan tidak mempunyai keluarga di sekitar
wilayah JABODETABEK, tetapi ada pihak yang bersedia
bertanggung jawab terhadap jenazah.
d. Jika jenazah merupakan keluarga mampu menurut kriteria petugas
LJG, maka keluarga almarhum diperkenankan untuk memberikan
infak atau sedekah atas nama almarhum atau keluarga.
Selain kriteria yang harus dipenuhi oleh pemohon untuk
mendapatkan pelayanan, secara administrasi perwakilan keluarga
jenazah atau pihak yang bertanggungjawab harus menyerahkan
formulir yang telah diisi, photocopy KTP almarhum, Kartu Keluarga
dan surat keterangan kematian yang diserahkan kepada petugas
layanan pada saat menjelang pengurusan atau setelah pengurusan