98 DATA PRIBADI
Nama Lengkap : M Ihsan Maulana
NIM : 21112018
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 24 April 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : KP Babakan Sumedang Rt 05 / Rw 05 Kec Cileunyi Kab
Bandung
Email : ihsanmaulana511@gmail.com
No HP : 089699057880
DATA PENDIDIKAN
No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah
1. SD SDN. sukamantri Bandung 2001-2006
2. SMP SMPN 1 cileunyi Bandung 2007-2009
PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF DAN UKURAAN
PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)
INFLUENCE THE CHARACTER OF THE EXECUTIVE AND
COMPANY SIZE
AGAINTS TAX AVOIDANCE
(A Case Study On Real Estate and Property Company Listed In
Indonesia Stock Exchange Period 2010-2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh :
M IHSAN MAULANA 21112018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
iii
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Alhamdulillah atas
segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul: “Pengaruh Karakter Eksekutif Dan Ukuraan Perusahaan
Terhadap Penghindaran Pajak”
(
Studi Kasus Pada Perusahaan Propertydan Real Estate yang Terdaftar Di BEI).
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Karena terbatasnya kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis,
dalam proses pengerjaan dan penyajian Skripsi ini, masih terdapat banyak
kekurangan yang masih perlu dikoreksi. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang
membangun sangat diharapkan penulis sebagai langkah perbaikan ke depan,
sehingga penulis dapat menyusun karya tulis lainnya dengan lebih baik.
Tak lupa pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam pengerjaan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu penulis haturkan terima kasih banyak kepada:
1. Dr. Ir. H Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr.Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi
iv
4. Dr. Ely Suhayati, S.E., AK.,M.Si. CA selaku Dosen Wali.
5. Prof.Dr.Hj.Ria Ratna Ariawati,SE.MS.,Ak selaku Dosen Pembimbing
yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan
bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga Tugas Skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Staf Dosen dan Karyawan Unikom Universitas Komputer Indonesia.
7. Sahabat – sahabat tercinta Yogi, Alfin, deka, iyan, angga, Tedy, Saras,
Rindi, Ana, Rinda dan seluruh kelas AK-2.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara
langsung ataupun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian
Skripsi ini.
Akhir kata saya ingin mengucapkan terimaka kasih banyak kepada
Ayahanda Agus dan Ibunda Mimin Rahayu. Serta keluarga tersayang yang selalu
tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa sukses Restri yang selalu memberikan
semangat selama ini, semoga Allah SWT, membalas kebaikan semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesailan Skripsi ini.
Bandung, Agustus 2016
M ihsan maulana
v
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Rumusan Masalah ... 10
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4.1 Maksud Penelitian ... 10
1.4.2 Tujuan Penelitian... 11
1.5 Kegunaan Penelitian... 11
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 11
1.5.2 Kegunaan Akademis ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Karakter Eksekutif... 13
vi
2.1.1.2Karakter Eksekutif Terbagi Menjadi Dua ... 14
2.1.1.3Pengukuran Karakter Eksekutif ... 15
2.1.2 Ukuran Perusahaan ... 16
2.1.2.1Pengertian Ukuran Perusahaan ... 16
2.1.2.2Faktor-Faktor Ukuran Perusahaan ... 17
2.1.2.3Klasifikasi Ukuran Perusahaan ... 19
2.1.2.4Pengukuran Ukuran Perusahaan ... 20
2.1.3 Penghindaran Pajak ... 20
2.1.3.1Pengertian Penghindaran Pajak ... 20
2.1.3.2Karakteristik Penghindaran Pajak ... 21
2.1.3.3Pengukran Penghindaran Pajak ... 22
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 22
2.2 Kerangka Pemikiran ... 26
2.2.1 Pengaruh Karakter eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak ... 26
2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terdap Penghindran Pajak ... 27
2.3 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 31
3.2 Operasionalisasi Variabel... 33
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1 Sumber Data ... 36
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.4 Populasi , Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 39
3.4.1 Populasi ... 39
3.4.2 Penarikan Sampel ... 41
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
3.5. Metode Pengumpulan Data... 45
3.5.1 Pengertian Metode Analisis... 45
3.5.2 Uji Asumsi Klasik... 45
vii
3.5.2.2Uji Multikolinieritas ... 46
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47
3.5.2.4 Uji Autokorelasi ... 48
3.6. Metode Pengujian Data... 49
3.6.1 Rancangan Analisis... 49
3.6.2 Pengujian Hipotesis... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 61
4.1.1 Analisis deskriptif... 61
4.1.1.1 Deskriptif Karakter Eksekutif... 62
4.1.1.2 Deskriptif Ukuran Perusahaan...66
4.1.1.3 Deskriptif Penghindaran Pajak...70
4.1.2 Analisi Verifikaf...74
4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik...74
4.1.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda... 79
4.1.2.3 Analisis Koefisiens korelasi... 81
4.1.2.4 Analisis Koefisiens Determinasi... 83
4.1.2.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial... 84
4.2 Pembahasan... 87
4.2.1 Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak... 87
4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 93
5.2 Saran... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 98
95
Daftar Pustaka
Aditomo, D. (2009). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Kepemilikan Keluarga dan Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan“Studi Empiris pada Perusahaan Public yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2008”. Tesis.Depok Jakarta:Program Studi MAKSI, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Anandita Budi Suryana. 2014. Menisik Pajak Perusahaan Global. Diakses melalui: http://www.pajak.go.id/content/penghindaran-pajak-perusahaan-global-di-dunia.
Anderson R. Dan Reeb. D. 2003. Founding Family Ownership and Firm Performance: Evidence from the S&P 500. Journal of Finance 58, 1301-1328
Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada Kualitas Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007). Skripsi. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Annisa, N. A., & Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol.8, 95 - 189.
Arifin, Z. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi. Depok, Jakarta: Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Ayuningtyas, N. (2012). Pengaruh FaktorPendidikan, Pengalaman Kerja, dan Pelatihan terhadap Pengetahuan Aparatur Pajak tentang Tax Avoidance (Studi Kasus atas Aparatur Pajak pada KPP Pratama Batu).ProceedingSimposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin 25-28 September 2012.
Bambang Darussalam. 2009. Upaya Menangkal Praktik Penghindaran Pajak. Diakses melalui: http://www.pbtaxand.com/news/2009/12/upaya-menangkal-praktik-penghindaran-pajak
Boediono, Gideon Sb. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VII,Denpasar, Bali.
Bovi, Maurizio. 2005. Book-Tax Gap, An Income Horse Race. Working Paper No. 61, Desember 2005.
96
Badertscher, Brad; Katz, Sharon P.; Rego, Sonya P., The Impact Of Private Equity Ownership on Corporate Tax Avoidance, Harvard Business School Working Paper, 10-004.
Bappenas, Www.Bappenas.Go.Id, diakses tanggal 5 September 2011.
Claessens, S.; S. Djankov A; L. Lang, 2000, The Separation of Ownership and Control of East Asia Corporations, Journal Of Financial Economics 58(1-2), 81-112.
Coles, Jeffrey L.; Daniel, Naveen D.; Naveen, Lalitha, 2004, Managerial Incentives And Risk-Taking, The Accounting Review, J-33.
Chai, H, dan Liu, Q. 2010. Competition and Corporate Tax Avoidance: Evidence from Chinese Industrial Firms. www.ssrn.com
Chen, K. P, dan Chu, C. Y. C. 2010. Internal Control vs External Manipulation: A Model of Corporate Income Tax Evasion. Rand Journal of Economics.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q dan Shevlin, T. 2010. Are Family Firms More Tax Aggresive than Non-Family Firms?Journal of Financial Economics, 95, 41-61.
Dallas, George, 2004, Governance and Risk: Analytical Hand Book for Investors, Managers, Directors, and Stakeholders, Standards and Poor, Governance Service, Mc. Graw Hill, New York.
Defond, M. L.; K. R. Subramanyam. 1998, Auditor Changes and Discretionary Accruals, Journal of Accounting And Economics, 25, 35–67.
Demsetz, Horold; Lehn, Knneth, 1985, The Structure of Corporate Ownership: Causes and Concequences, Journal of Political Economy, 93, 6.
Desai, Mihir A.; Dharmapala, Dhammika, 2004, Corporate Tax Avoidance and High Powered Incentives, Economics Working Papers, 4-1.
Direktorat Jendral Pajak, WWW.Pajak.Go.Id, diakses tanggal 5 September 2011.
Dyreng, Scott D.; Hanlon, Michelle; Maydew Edward L, 2008, Long-Run Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review, 83, 61-82.
Dyreng, Scott D.; Hanlon, Michelle; Maydew Edward L, 2010, The Effect of Executives on Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review, 85, 1163-1189
Fan J. P. H.; T. J. Wong. 2002. Corporate Ownership Structure and The Informativeness of Accounting Earnings in East Asia. Journal of Accounting And Economics, 33, 133-152.
97
Ghozali, Imam, 2009, Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17 . Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
13
KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakter Eksekutif
2.1.1.1 Pengertian Karakter Eksekutif
Setiap perusahaan memiliki seorang yang pemimpin di posisi teratas yaitu
top eksekutif atau top manajer, dimana pimpinan tersebut memiliki
karakter-karakter tertentu untuk memimpin dan menjalankankan kegiatan usaha
perusahaannya menuju tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2012:112) :
“Organisasi dipimpin oleh suatu hierarki manajer, dengan chief executive officer (CEO) pada posisi puncak, dimana para pemimpin ini memiliki kualitas dan gaya yang beragam dalam pengambilan keputusan. Pemimpin bisa saja merupakan seorang yang tidak takut kepada resiko, atau seorang yang takut kepada resiko”.
Menurut Budiman dalam Ni Nyoman (2014) :
“Seorang pemimpin bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. Semakin tinggi risiko suatu perusahaan , maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse”.
Selain itu menurut Lewellen (2003) ;
yang diambil akan menggambarkan apakah eksekutif adalah seorang yang berani mengambil resiko atau tidak”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa eksekutif dalam
mengambil keputusan dipengaruhi oleh karakter masing-masing dari eksekutif
tersebu, dimana dalam menjalankna tugasnya dalam mengambil keputusan,
eksekutif memiliki dua karakter yaitu sebagai risk taker dan risk averse.
2.1.1.2 Karakter Eksekutif Memiliki Dua Karakter risk Taker Dan risk Averse.
dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan eksekutif
memiliki dua karakter yakni sebagai risk taker dan risk averse, Eksekutif yang
memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam mengambil
keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk memiliki
penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih tinggi (Low,
2006).
Eksekutif yang memiliki karakter risk taker tidak ragu-ragu untuk
melakukan pembiayaan dari hutang (Lewellen, 2003), hal ini dilakukan supaya
perusahaan tumbuh lebih cepat, Berbeda dengan risk taker, eksekutif yang
memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai
resiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis, Eksekutif risk
averse jika mendapatkan peluang maka dia akan memilih resiko yang lebih
rendah, Dibandingkan dengan risk taker, eksekutif risk averse lebih menitik
beratkan pada keputusan-keputusan yang yang tidak mengakibatkan resiko yang
Seorang pemimpin bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse
yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan, Semakin tinggi risiko suatu
perusahaan , maka eksekutif cenderung bersifat risk taker, Sebaliknya, semakin
rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse,
Jenis karakter individu (executive) yang duduk dalam manajemen perusahaan
apakah mereka merupakan risk taking atau risk averse tercermin pada besar
kecilnya risiko perusahaan (corporate risk) yang ada (Budiman dan Setiyono,
2012).
Untuk mengetahui karakter eksekutif maka digunakan risiko perusahaan
(corporate risk) yang dimiliki perusahaan (Paligorova, 2010). Besar kecilnya
risiko perusahaan mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif (Ni
Nyoman Kristiana Dewi dan I Ketut Jati, 2014). Tingkat risiko yang besar
mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk taker, Sebaliknya
tingkat risiko yang kecil mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih
bersifat risk averse (Ni Nyoman Kristiana Dewi dan I Ketut Jati, 2014).
2.1.1.3 Pengukuran Karakter Eksekutif
Adapun perhitungan Karakter Eksekutif menurut (Paligrova, 2010)
16
2.1.2 Ukuran Perusahaan
2.1.2.1 Pengertian Ukuran Perusahaan
Menurut (Ferry dan Jones, 1979 dalam Panjaitan: 2004) :
“Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham,kapitalisasi pasar, dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi. Semakin besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size), dan perusahaan kecil (small firm)”.
Menurut Yusuf dan Soraya (2004) :
“Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan, ditunjukan oleh natural logaritma dari total aktiva”.
Sedangkan menurut (Handayani dan Wulandari, 2014) :
“Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar kecilnya perusahaan
dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, seperti log total aktiva, log
total penjualan, kapitalisasi pasar, dan lain-lain”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan
adalah merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan, Pada
dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan
besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size), dan perusahaan kecil
(small firm).
Penentuan perusahaan ini berdasarkan kepada total asset perusahaan, Total
bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market
capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih,2002 dalam Sudarmadji, 2007).
Semakin besar aktivasuatu perusahaan, maka akan semakin besar pula
modal yang ditanam, semakin besa total penjualan suatu perusahaan maka akan
semakin banyak juga perputaran uangdan semakin besar kapitalisasi pasar maka
semakin besar pula perusahaan di kenal oleh masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).
2.1.2.2 Faktor – Faktor Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan sangat berpengaruh pada tiga faktor utama, yaitu :
1. Besarnya total aktiva
2. Besarnya hasil penjualan
3. Besarnya kapitalisasi pasar
Namun disamping faktor utama diatas, ukuran perusahaan pun dapat
ditentukan oleh faktor tenaga kerja, nilai pasar saham, log size, dan lain-lain yang
semuanya berkorelasi tinggi.
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari
total aktiva, Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan
berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai
yang ekstrim, Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka
data total aktiva perlu di Ln kan, Logaritma Natural sendiri adalah logaritma yang
berbasis e adalah 2,7182818….yang terdefinisikan untuk semua bilangan real
positif x dandapat juga didefinisikan untuk bilangan kompleks yang bukan nol
18
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap
perluasan modal saham hanya akanmempunyai pengaruh kecil terhadap
kemungkinan hilangnya atau tergesernya controldari pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaanyang kecil di mana
sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan, Dengan demikianmaka pada
perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani
mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk
membiayaipertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil
(Bambang Riyanto, 2008:299-300).
Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk
mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk memperoleh
pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran
besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau
bertahan dalam industry, Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih
fleksibel dalammeng hadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat
bereaksi terhadapperubahan yang mendadak, Semakin besar ukuran suatu
perusahaan, makakecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar,
Hal ini disebabkankarena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula
untuk menunjangoperasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah
Perusahaan-perusahaan yang go public dan listed di Bursa Efek Indonesia
tentunya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Salah satu
perbedaannya tersebut adalah dari segi ukuran perusahaan.
2.1.2.3 Ukuran Perusahaan Diklasifikasikan Menjadi Tiga
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar kecilnya perusahaan
dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, seperti log total aktiva, log total
penjualan, kapitalisasi pasar, dan lain-lain (Handayani dan Wulandari, 2014).
Menurut Mochfoedz (1994) dalam Permatasari (2012) menjelaskan bahwa ukuran
perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1) Perusahaan Besar (Large Firm)
Perusahaan yang dikategorikan besar biasanya merupakan perusahaan yang
memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan
bangunan. Perusahaan besar juga memiliki penjualan lebih dari Rp 50
Milyar/tahun dan telah go publik di pasar modal.
2) Perusahaan Menengah (Medium Firm)
Perusahaan yang dikategorikan menengah merupakan perusahaan yang
memiliki kekayaan bersih Rp 1 sampai 10 Milyar termasuk tanah dan
bangunan. Perusahaan memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar
20
3) Perusahaan Kecil (Small Firm)
Perusahaan yang dikategorikan kecil merupakan perusahaan yang memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
dan memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
2.1.2.4 Pengukuran Ukuran Perusahaan
Adapun perhitungan ukuran perusahaan menurut Yusuf dan Soraya
(2004), Hasan dan Bahir (2003), Nugraheni dan Hapsoro (2007), dan Arini(2009)
adalah sebagai berikut : dimana Logaritma Natural (Ln)
2.1.3 Penghindaran pajak
2.1.3.1 Pengertian Penghindaran pajak Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:148) :
“Menjelaskan bahwa penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan tindakan legal, dapat dibenarkan karena tidak melanggar undang-undang,dalam hal ini sama sekali tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan”.
Menurut (Pohan, 2013: 13) :
“Tax avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak yang
dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak
bertentangan dengan ketentuan perpajakan”.
Menurut Zain (2008: 49) :
“Penghindaran pajak adalah kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa yang dilakukan oleh wajib pajak (berhasil maupun tidak)
untuk mengurangi/ sama sekali menghapus utang pajak yang dimiliki perusahaan dengan memerhatikan ada/ tidaknya akibat – akibat pajak yang ditimbulkannya”.
Sedangkan menurut Suandy (2014: 7) :
“Penghindaran pajak merupakan rekayasa “tax affairs” yang masih tetap
berada dalam bingkai ketentuan perpajakan”.
Dari empat pengertian di atas dapat dikatakan bahwa penghindaran pajak
merupakan praktik menghindari pembayaran pajak dengan memanfaatkan
celah-celah dalam undang-undang perpajakan sehingga bisa dikatakan lega,
Penghindaran pajak (Tax Avoidance) yang dilakukan oleh manajemen suatu
perusahaan dilakukan untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan.
2.1.3.2 Karakteristik Penghindaran Pajak Mencakup Tiga Hal
Suandy (2014 : 7) menyebutkan bahwa Karakteristik dari penghindaran
pajak hanya mencakup tiga hal, yaitu :
1. Adanya unsur artifisial di mana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di
dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.
2. Memanfaatkan loopholes dari undang-undang atau menerapkan
ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya
dimaksudkan oleh pembuat undang-undang.
3. Para konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan penghindaran
22
2.1.3.3 Pengukuran Penghindaran Pajak
(Sumber : Judi Budiman dan Setiyono , 2012)
Semakin besar ETR ini mengindikasikan semakin rendah tingkat penghindaran
pajak perusahaan, (Judi Budiman dan Setiyono, 2012) dimana : ETR (effective tax
rate).
2.1.4 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Judi Budiman dan Setiyono
Dalam e-Journal S1 Ak (2014), dengan judul Pengaruh Karakter Eksekutif
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), Variabel-variabel dalam
penelitian ini adalah karakter eksekutif, Penghindaran Pajak. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa bahwa eksekutif memiliki peranan signifikan
terhadap adanya penghindaran pajak.
2. Penelitian Jupri Siahaan
Dalam e-Journal Ekonomi (2015), Dengan judul Pengaruh Karakter
Eksekutif Dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak,
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah karakter eksekutif, corporate
governance, penghindaran pajak, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak, Namun masih
ada variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang mempengaruhi
kepemilikan saham eksekutif, dan preferensi risiko eksekutif, Corporate
governance berpengaruh terhadap penghindaran pajak, Namun masih ada
variabel lain yang mempengaruhi penghindaran pajak yang dilakukan
perusahaan, seperti total aset, leverage, dan kualitas audit.
3. Penelitian Umi Hanafi Puji Harto 1
Dalam Jurnal Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-11
ISSN (Online): 2337-3806, dengan judul Analisis Pengaruh Kompensasi
Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif Dan Preferensi Risiko Eksekutif
Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan, Variabel-variabel dalam penelitian
ini adalah Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif, Preferensi
Risiko Eksekutif, Penghindaran Pajak, Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Secara parsial kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif,
preferensi risiko eksekutif, tenure eksekutif dan multiple directorship
bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.
4. Penelitian Fitri Damayanti Tridahus Susanto
Dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5, No. 2, Oktober 2015. dengan
Judul Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional,
Risiko Perusahaan Dan Return On Assets Terhadap Tax Avoidance,
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Komite Audit, Kualitas Audit,
Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan Dan Return On Assets, Tax
Avoidance, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Komite audit tidak
24
berpengaruh terhadap tax avoidance, Risiko perusahaan berpengaruh terhadap
tax avoidance,Return on assets berpengaruh terhadap tax avoidance.
5. Penelitian Ni Nyoman Kristiana Dewi1 I Ketut Jati2
Dalam E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2 (2014):249-260 ISSN:
2302-8556, dengan Judul Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik
Perusahaan, Dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Di Bursa
Efek Indonesia, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Karakter
Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, Dimensi Tata Kelola Perusahaan Pada
Tax Avoidance, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, hanya terdapat tiga
variabel yang berpengaruh terhadap tax avoidance perusahaan di Variabel
tersebut antara lain risiko perusahaan, kualitas audit, dan komite audit.
Sedangkan sisanya yaitu ukuran perusahaan, multinational company,
kepemilikan institusional, dan proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap tindakan tax avoidance yang dilakukan perusahaan.
6. Penelitian Annisa Fadilla Rachmithasari
Dalam Jurnal Ekonomi (2015), Dengan judul Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi
Fiskal Pada Tax Avoidanc, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah
Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan
Kompensasi Rugi Fiskal Tax Avoidanc, Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa, Return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance,
Leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Komposisi
Komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Kompensasi
rugi fiskal tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
7. Penelitian I Gede Hendy Darmawan I Made Sukartha
Dalam Jurnal E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 (2014): 143-161
ISSN: 2302-8556, Dengan Judul Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Leverage, Return On Assets, Dan Ukuran Perusahaan Pada
Penghindaran Pajak, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Corporate
Governance, Leverage, Return On Assets, Dan Ukuran Perusahaan Pada
Penghindaran Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Corporate
governance berpengaruh pada penghindaran pajak. Leverage tidak
berpengaruh pada penghindaran pajak, ROA berpengaruh pada penghindaran
pajak, Ukuran perusahaan berpengaruh pada penghindaran pajak.
8. Peneliti I Gusti Ayu Cahya Maharani1 Ketut Alit Suardana2
Dalam E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 (2014) : 525-539 ISSN :
2302-8556, Dengan Judul Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas
Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur,
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Corporate Governance,
Profitabilitas Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa, proporsi dewan komisaris, kualitas audit,
komite audit yang merupakan proksi dari corporate governance dan ROA
yang merupakan proksi dari profitabilitas berpengaruh negatif, risiko
26
positif, sedangkan sisanya yaitu kepemilikan insitusional yang merupakan
proksi dari corporate governance tidak berpengaruh terhadap tindakan tax
avoidance.
9. Ngadiman dan Christiany Puspitasari
Dalam E-jurnal Akuntansi Universitas Tarumanagara (2013) Dengan Judul
Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), . Leverage tidak memiliki
pengaruh yang signifikan, sedangkan kepemilikan institusional dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh yang segnifikan terhadap penghindaran pajak.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Karakter eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak
eksekutif (direktur utama atau presiden direktur) sebagai pimpinan
perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung juga memiliki pengaruh
terhadap segala keputusan yang terjadi dalam perusahaan, termasuk keputusan
penghindaran pajak perusahaan, pemimpin perusahaan bersifat risk taker atau
berani mengambil resiko maka cenderung lebih berani melakukan tindakan
penghindaran pajak, dibandingkan dengan pemimpin perusahaan yang bersifat
risk averse yang kuarang berani mengambil resiko yang termasuk tidak berani
melakukan tindakan penghindaran pajak (Calvin Swingly, 2015:49).
Penelitian yang dilakukan oleh Dyreng at al., (2010) ditujukan untuk
menguji apakah individu Top Executive memiliki pengaruh terhadap
pimpinan perusahaan yang tercatat di ExecuComp diperoleh hasil bahwa pimpinan
perusahaan (Executive) secara individu memiliki peran yang signifikan terhadap
tingkat penghindaran pajak perusahaan.
Keputusan untuk melakukan penghindaran merupakan hasil kebijakan
perusahaan, Kebijakan yang diambil pimpinan perusahaan didasari oleh laporan
keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan, Secara langsung, individu
yang terlibat dalam pembuatan keputusan pajak adalah direktur pajak dan juga
konsultan pajak perusahaan (Umi Hanafi dan Puji Harto: 2012).
2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindran Pajak
semakin besar ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan
semakin kompleks, Jadi hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan
celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance dari setiap
transaksi,dibandingkan dengan perusaaahn yang besar, perusahaan kecil maupun
sedang transaksi yang dilakukan tidak begitu kompleks dan lebih taat pada
peraturan pajak dibandingkan dengan perusahaan besar, (Rego, 2010:89).
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari
total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan
berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai
yang ekstrim, Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka
data total aktiva perlu di (Ln) kan. Logaritma Natural sendiri adalah logaritma
28
real positif x dandapat juga didefinisikan untuk bilangan kompleks yang bukan
nol (Rego, 2010:89).
Perusahaan besar lebih cenderung memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya daripada menggunakan pembiayaan yang berasal dari utang.
Perusahaan besar akan menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan menimbulkan
kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku agresif atau patuh
(Maria dan Kurniasih, 2013).
Semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan akan lebih
mempertimbangkan risiko dalam hal mengelola beban pajaknya. Perusahaan yang
termasuk dalam perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih
besar dibandingkan perusahaan yang memiliki skala lebih kecil untuk melakukan
pengelolaan pajak, Sumber daya manusia yang ahli dalam perpajakan diperlukan
agar dalam pengelolaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat maksimal
untuk menekan beban pajak perusahaan, Perusahaan berskala kecil tidak dapat
optimal dalam mengelola beban pajaknya dikarenakan kekurangan ahli dalam
perpajakan, Banyaknya sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan berskala besar
maka akan semakin besar biaya pajak yang dapat dikelola oleh perusahaan
(Nicodeme, 2007 dalam Darmadi 2013).
Ukuran perusahaan dapat menentukan besar kecilnya aset yang dimiliki
perusahaan dimana semakin besar aset yang dimiliki maka semakin meningkat
pula jumlah produktifitas perusahaan tersebut, Hal itu akan menghasilkan laba
yang semakin meningkat dan memengaruhi tingkat pembayaran pajak, Perusahaan
baik dan mengadopsi praktek akuntansi yang efektif untuk menurunkan effective
tax rate perusahaan (Ardyansah dan Zulaikha, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Rego dan Wilson (2009) menyatakan
bahwa semakin besar perusahaan maka transaksi yang dilakukan akan semakin
kompleks. Hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah
yang ada untuk melakukan tindakan penghindaran pajak dari setiap transaksinya.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari (2014) yang menemukan pengaruh
signifikan positif terhadap tax avoidance dengan menunjukkan bahwa perusahaan
dengan ukuran besar lebih stabil dan mampu dalam menghasilkan laba dan
membayar kewajibannya dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil.
Perusahaan yang termasuk dalam skala perusahaan besar akan mempunyai
sumber daya yang berlimpah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Berdasarkan teori agensi, sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
dapat digunakan oleh agent untuk memaksimalkan kompensasi kinerja agent,
yaitu dengan cara menekan beban pajak perusahaan untuk memaksimalkan kinerja
30
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Sugiyono (2011:64), menjelaskan hipotesis sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian”.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan diatas maka peneliti
menarik hipotesis (dugaan sementara) penelitian sebagai berikut :
H1 : Karakter Eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak Ukuran Perusahaan (X2)
Menurut Agnes Sawir Karakter eksekutif (X1)
31
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti
dalam menganalisis data.
Metode penelitian menurut Sugiyono (2013:2) adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.”
Metode penelitian menurut Umi Narimawati (2010:127) adalah:
“Cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai
tujuan tertentu”.
Sedangkan pengertian metode penelitian menurut I Made Wirartha
(2006:68) adalah sebagai berikut:
“Metode Penelitian adalah satu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara
terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar
dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan.
Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian Deskriptif dan metode penelitian Verifikatif dengan Pendekatan
Kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Penulis dapat mengidentifikasi fakta atau
peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan
melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel
independen).
Menurut Sugiyono (2010:147), pengertian metode deskriptif adalah
sebagai berikut:
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui
kondisi Karakter eksekutif, ukuran perusahaan dan penghindaran pajak pada
Perusahaan property dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Masyhuri (2009:45) menjelaskan bahwa:
“Metode verifikatif memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupannya”.
Sedangkan metode penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2005:21)
adalah sebagai berikut :
dan X2 terhadap Y. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel
�
(Karakter Eksekutif) dan�
(Ukuran perusahaan) terhadap Y (PenghindaranPajak). Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah
diterima atau ditolak. Metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Statistical Package for Social
Sciences (SPSS).
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati, dkk. definisi operasionalisasi variabel
(2002:69) adalah sebagai berikut:
“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.”
Menurut Sugiyono (2013:58) menjelaskan bahwa:
“Operasionalisasi variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Menurut Sugiyono (2013:38) dijelaskan bahwa:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka
dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Independent / bebas (Variabel � & � )
Sugiyono (2013:39) menjelaskan bahwa:
“Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah
�
(Karakter Eksekutif) dan�
(UkuranPerusahaan)
2. Variabel Dependent / terikat (Variabel Y)
Sugiyono (2013:39) menjelaskan bahwa:
“Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.”
Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau
mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen
yaitu Y (Penghindaran Pajak).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut ini
Menurut Moh. Nazir (2003:132) menjelaskan bahwa:
“Ukuran Rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang di ukur”.
Dalam skala rasio angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol
dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran
terhadap objek yang diteliti.
Pengertian dari skala rasio menurut Djaali (2008) adalah :
“ Skala Rasio adalah jenis pengukuran yang paling halus karena memiliki ciri-ciri
yang tidak dimiliki oleh skala-skala lain. Berat, panjang, waktu interval, resistensi
listrik dan suhu diukur di ukur dalam Skala Rasio”.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Konsep Variabel Ukuran Skala
1 Independen : Karakter Eksekutif (X1)
Karakter Eksekutif (X1)
Risiko perusahaan (corporate risk) merupakan cermin dari policy (kebijakan) yang diambil oleh pimpinan perusahaan. Jenis karakter individu (executive) yang duduk dalam manajemen perusahaan apakah mereka merupakan taking atau risk-averse tercermin pada besar-kecilnya risiko perusahaan (corporate risk) yang ada. (Coles at al, 2004).
� � ℎ =Total aktivaEBIT
EBIT = Earning Before Income Tax (Sumber : Bramantyo Djohanputro, 2012)
Semakin tinggi risiko perusahaan mengindikasikan bahwa eksekutif
memiliki karakter risk taker,
demikian sebaliknya
Ukuran perusahaan dapat menentukan besar kecilnya aset yang dimiliki perusahaan dimana semakin besar aset yang dimiliki maka semakin meningkat pula jumlah produktifitas perusahaan tersebut. Hal itu akan menghasilkan laba yang
Ukuran perusahaan = Ln. Total Aktiva
Logaritma Natural (Ln)
Yusuf dan Soraya (2004), Hasan dan Bahir (2003), Nugraheni dan Hapsoro (2007), dan Arini(2009)
semakin meningkat dan
memengaruhi tingkat
pembayaran pajak (Handayani dan Wulandari, 2014).
3 Dependen : Tax
Avoidance (Y)
Penghindaran pajak sebagai kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa yang dilakukan oleh wajib pajak (berhasil maupun tidak) untuk mengurangi/ sama sekali menghapus utang pajak yang dimiliki perusahaan dengan memerhatikan ada/ tidaknya akibat – akibat pajak yang ditimbulkannya (Harry Graham Balter dan Ernest R. Mortenson (Zain: 2008: 49)
��� = beban pajak � � �
ETR = Effective Tax Rate (Sumber : Toto Prihadi, 2012)
Semakin besar ETR mengindikasikan semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan (Dyreng at al, 2010)
Rasio
3.3 Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data
Sumber data adalah sumber-sumber data penelitian yang diperlukan dan
dapat diperoleh secara langsung berhubungan dengan objek penelitian (primer),
maupun secara tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian (sekunder).
1. Sumber data primer
Sumber data ini merupakan sumber data yang yang diinginkan dan
diperlukan dalam penelitian yang diperoleh secara langsung berhubungan
dengan objek penelitian.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian yang tidak
langsung berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya
melengkapi, membantu, dan menambah informasi untuk bahan
antaranya kajian literatur, dokumen-dokumen, laporan-laporan, jurnal, dan
internet.
Menurut Sujarweni (2014:73) dijelaskan:
“Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh. Apabila peneliti misalnya menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data itu disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan”.
Riduwan (2004:97) memaparkan bahwa:
“Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber
primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber
sekunder.”
Sejalan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013:137) yang mengungkapkan
bahwa:
“Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari website perusahaan yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang diambil dalam
penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut
berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh
Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dengan
materi terkait mengenai � (Karakter Eksekutif) dan � (Ukuran Perusahaan)
terhadap Y (Penghindaran pajak) pada perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi:
1. Daftar Perusahaan property dan real estate dan tercatat (listing) di Bursa
Efek Indonesia.
2. Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
3. Sumber lainya.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Suwartono (2014:41) menjelaskan bahwa:
“Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, menghimpun, mengambil atau menjaring data
penelitian”.
Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan.
Menurut Sugiono (2010:62) dijelaskan bahwa:
“Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan
data”.
1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pada tahap ini, penulis berusaha untuk memperoleh berbagai informasi
sebanyak-banyaknya untuk dijadikan sebagai dasar teori dan acuan untuk
mengolah data dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, dan
mengkaji literatur-literatur berupa buku, jurnal, makalah maupun
penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
2) Riset Internet (Online Research)
Pengumpulan data berasal dari situs-situs terkait untuk memperoleh
tambahan literatur, jurnal dan data lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini. Atau bisa disebut juga sebagai Observasi tidak langsung,
yaitu dilakukan dengan membuka situs website masing-masing perusahaan
yang ingin diteliti, sehingga dapat diperoleh laporan keuangan, gambaran
umum perusahaan serta perkembangannya yang kemudian digunakan
penelitian
3.4 Populasi Sampel Dan Tempat Serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi
Menurut Haryadi Sarjono (2013:21) menjelaskan populasi sebagai berikut:
“Populasi adalah seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Dengan kata lain populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti”.
Menurut sugiyono (2012:119) menjelaskan populasi sebagai berikut:
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain”.
Menurut Margono (2010:118), populasi adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui populasi merupakan objek
yang terdapat pada suatu wilayah yang memenuhi syarat tertentu dan berkaitan
dengan masalah penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Property dan real estate dan tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia Dengan
dengan laporan keuangan tahunan selama tahun 2010-2012 (3 tahun), Berikut
adalah nama Perusahaan property dan real estate yang listing di Bursa Efek yang
dijadikan populasi dalam penelitian ini:
Tabel 3.2.
Daftar Perusahaan property dan real estate yang Dijadikan Populasi
5 BEST Bekasi Pajar Industrial Estate Tbk 6 SMDM Suryas Data Makmur Tbk
7 BIPP Buhwantala Indah Permai Tbk 8 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 9 BKSL Sentul City Tbk
15 DART Duta Anggada Realty Tbk 16 DILD Intiland Devlopment Tbk 17 DMAS Purdelta Lestari Tbk 18 DUTI Duta Pertiwi Tbk 19 ELTY Bakrieland Devlopment 20 EMDE Megapolitan Devlopment Tbk 21 FMII Fortuna Mate Indonesia Tbk 22 GAMA Gading Devlopment Tbk
23 GMTD Goa Makasar Tourism Devlopment Tbk 24 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
25 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 26 JRPT Jaya Real Property Tbk
27 KIJA Kawasan Industri Jababeka tbk 28 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 29 LCGP Laguna Cipta Karya Tbk 30 LPCK Lipoo Cikarang Tbk 31 LPKR Lippo Karawaci Tbk 32 MDLN Modern Land Realty Tbk 33 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 34 MMLP Mega Manunggal Proprty Tbk 35 MTLA Metropolitan Land Tbk 36 MTSM Metro Realty Tbk
37 NIRO Nirvana Devlopment Tbk 38 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 39 PPRO PP Property Tbk
40 PLIN Plaza Indonesia Property Tbk 41 PUDP Pudjati Prestige Tbk
42 PWON Pakuwon Jati Tbk
43 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk 44 RDTX Roda Vivatex Tbk
45 RODA Pikko Land Devlopment Tbk 46 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk 47 SMDM Suryaas DutamakmurTbk 48 SMRA Sumarecon Agung Tbk 49 TARA Sitara Propertindo Tbk
(Sumber : www.sahamok.com)
3.4.2 Penarikan Sampel
Jika dalam jumlah populasi ada yang tidak memenuhi standar yang
populasi tersebut yang sekiranya memenuhi standar untuk penelitian. Menurut
Sugiyono (2013:49), sampel adalah sebagai berikut :
“Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
Teknik penarikan sample yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan sampling purposive. Sugiyono (2010: 85), mendefinisikan
sampling purposive sebagai berikut :
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu”.
Sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan yang terdiri dari 33 perusahaan sub sektor Property dan real estate yang
memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian periode tahun 2010-2012
dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Perusahaan sub sektor Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2010-2012.
2. Mempunyai kelengkapan data keuangan yang dibutuhkan mulai dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2012.
3. Laporan Keuangan telah diaudit dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Berikut ini adalah daftar Perusahaan sub sektor Property dan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan dan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Tabel 3.3
Kriteria penentuan Sampel
NO NAMA PERUSAHAAN Kriteria
1
32 Modern Land Realty Tbk 30
(Sumber : www.sahamok.com)
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan sub sektor Property dan Real
Estate dengan mengambil data di Bursa Efek Indonesia yang beralamat Jl.
Veteran No. 10 Bandung, adapun waktu penelitiannya dimulai pada Januari 2016
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Pengertian Metoda Analisis
Definisi Metode Analisis menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) adalah
sebagai berikut:
“Metode analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Oleh karena itu analisis
dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang
merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum
dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi:
3.5.2.1Uji Normalitas Data Residual
Menurut Imam Ghozali (2011:160) mendefinisikan uji normalitas sebagai
berikut:
4. Revisi UP Pengumpulan Data Pengolahan Data Laporan Skripsi: 1. Bimbingan Skripsi 2. Sidang Skripsi
“Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati
normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada
pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi
tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan,
karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari distribusi
normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov
untuk menguji normalitas model regresi.
Dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas (Asymtotic
Significance) menurut Singgih Santoso (2002:393) sebagai berikut:
“a. Jika probabilitas >0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal; dan
a.Jika probabilitas <0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal”.
Menurut Singgih Santoso (2002:322) pengujian secara visual dapat juga
dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS.
Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas”.
3.5.2.2Uji Multikolinieritas
Gujarati (2003:351) “Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana
beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang
kuat diantara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah”.
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar erroe setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variable
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan menggunakan Variance
Inflation Factors (VIF).
(Gujarati,2003:351)
Dimana Rі² adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel Xі terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai
VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Husein Umar (2011:179) mendefinisikan uji heteroskedastisitas
“Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain”.
Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak
homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien.
Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank
Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut
dari residual (error). Apabila ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkat
kekeliruan 5%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
Cara pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
juga dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai produksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot.
3.5.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji autokorelasi sebagai
berikut:
“Autokorelasi adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun
negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.
Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat
di antara data pertama dan kedua, data kedua dengan ke tiga dan seterusnya. Jika
menjadi menyesatkan. Oleh karena itu, perlu tindakan agar tidak terjadi
autokorelasi. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai
Durbin-Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regresi. Cara untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan perhitungan nilain statistik Durbin-Watson (D-W):
Sumber: Gujarati (2003:467)
Dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan secara umum adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada auto korelasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada auto korelasi positif No Decision dl≤d≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4dl<d<4
Tidak ada korelasi negatif No Decision 4du≤d≤4dl
Tidak ada auto korelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4du
Sumber: Gurajati (2003:470)
3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis
sebagai berikut:
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode analisis deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif)
dengan pendekatan kuantitatif.
a. Analisis Deskriptif atau Kualitatif
Menurut Sugiyono (2011:14) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai
berikut:
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana
Karakter Eskekutif,Ukuran Perusahaan Dan Penghindaran Pajak.
b. Analisis Verifikatif atau Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2011:31) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai
berikut:
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik non parametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas sebagai
1. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple)
Menurut Umi Narimawati (2008:5), Analisis Regresi Linear Berganda
adalah:
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti
pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung
dengan skala interval.”
Adapun penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007: 325)
yaitu:
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”
Selain itu adapun pengertian dari analisis regresi linier berganda menurut
Gurjarati (2006 : 202) yaitu :
“Kajian terhadap hubungan satu variable yang diterangkan (the explained exlanatory), variable pertama di sebut juga sebagai variable tergantung dan variable kedua disebut variable bebas, jika variable bebas lebih dari satu, maka analisis regresi di sebut regresi linier berganda, disebut berganda karena berperan atau berpengaruh beberapa variable bebas akan dikenakan kepada variable tergantung “.
Menurut Sugiyono (2011:277) mendefinisikan analisis regresi linier
berganda sebagai berikut: