• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make a match untuk meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah YMJ Ciputat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make a match untuk meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah YMJ Ciputat)"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE

MAKE A MATCH

UNTUK MENINGKATKAN

PERHATIAN SISWA PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA DI SMP YMJ CIPUTAT

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolahan YMJ Ciputat

)

Skripsi

(Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah d an Keguruaan Untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan S.Pd )

Disusun Oleh:

Dina Murdliah

NIM : 105017000455

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode

Make A

Match

untuk Meningkatkan Perhatian Siswa pada Pembelajaran Matematika

telah

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegur uan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Sabtu, Tanggal 4

September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Matematika.

Jakarta, 4 September 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal dan Tanda Tangan

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Maifalinda Fatra, M.Pd

(………..…

...

……) (…

.

….………….)

NIP. I9700528 199603 2 002

Penguji I

Dra. Afidah Masud, M.Pd

(………

..

.

..) (…

.

………..)

NIP.

Penguji II

Firdausi, M.Pd

(………..…...……) (….….………….)

NIP. 150 368 737

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(3)

i

ABSTRAK

DINA MURDLIAH (105017000455), ”Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Metode Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian Siswa pada Pembelajaran Matematika”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Agustus 2010.

Tujuan penelitian ini adalah:1) untuk mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika . 2) Mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode make a match. 3) Mengetahui peningkatan perhatian siswa melalui penerapan metodemake a match. 4) Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan metodemake a match.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi perhatian siswa, wawancara, dokumentasi dan tes hasil belajar setiap akhir siklus.

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu

Alaihi Wasallam yang diutusNya untuk member i petunjuk kepada umat manusia

ke jalan yang lurus, penyebar kedamaian dan ketentraman ke seluruh pelosok

negeri. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan K eguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis san gat terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam -dalamnya, kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.

3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika .

6. Bapak M Dhofier, selaku Guru kolaborator, yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.

(5)

iii

makna hidup kepada Penulis. Mudah-mudahan Allah membalas semua kebaikan beliau. I Love You Mom.

8. Saudara tercinta (Bibit Choiridah, Nur Imamah, Lulu Atul Mahsusoh, M syafi’

Subakti Kurniawan) yang selalu m emberikan doa, dukungan moril, dan materi. Mudah-mudahan Allah membalas semua kebaikan yang sudah diberikan kepada saya.

9. Untuk Kaka’qu Moh Fauzi Ibrahim yang selalu memberi support dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi. Terimakasih atas semu a kenangan

indah selama kita bersama, mudah -mudahan Allah meridhoi hubungan baik

kita.

10.Saudara seperjuanganku Joelia tul Azizah dan Nurul Mudrika, terimakasih atas semua kenangan yang indah selama kita bersama. S erta seluruh teman-teman ku tercinta, Mas’udah, Zahro, Ni’em, Nurhayati, serta keluarga besar NKRI.

11. Siswa dan siswi kelas VII -B YMJ Ciputat Kota Tangerang Selatan, yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.

12. Mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan matematika an gkatan 2005, khususnya kelas B, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan dimasa mendatang.

Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan -kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan. Amin.

Jakarta, Agustus 2010 Penulis

(6)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Fokus Penelitian ... 4

C. Perumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ... 6

A. Pembelajaran Matematika ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 7

B. Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika ... 13

1. Pengertian Perhatian... 14

2. Teori Perhatian... 16

3. Macam-macam Perhatian... 17

4. Tahapan-tahapan Perhatian... 19

5. Hal-hal yang Menarik Perhatian... 20

(7)

v

(Cooperative Learning)... 23

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)... 23

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif... 24

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 25

4. Model Pembelajaran Koopertif Metode Make A Match... 27

a. Sejarah singkat metodemake a match... 27

b. Aturan main metodemake a match... 27

D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ... 29

E. Hipotesis Tindakan... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan ... 31

C. Subjek penelitian... 35

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian... 35

E. Tahapan Perencanaan Tindakan... 35

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan... 39

G. Data dan Sumber Data ... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ... 44

I. Instrumen-Instrumen Penelitian ... 45

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthinees) Study ... 45

K. Analisis Data ... 46

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 47

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN ... 48

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 48

1. Siklus I ... 50

(8)

vi

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 72

C. Analisis Data ... 73

D. Pembahasan Temuan Penelitian ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(9)

vii

[image:9.612.137.537.53.430.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian... 31

Tabel 2 Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa Pada

Pembelajaran Siklus I ... 57

Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus I ... 60

Tabel 4 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika

Akhir Siklus I ... 60

Tabel 5 Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa Pada

Pembelajaran Siklus II ... 67

Tabel 6 Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus II ... 70

Tabel 7 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika

Akhir Siklus II... 70

Tabel 8 Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa

Siklus I dan II ... 74

Tabel 9 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 75

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Aktifitas siswa mengerjakan soal kuis pada

pertemuan pertama ... 52

Gambar 2 Beberapa siswa yang jarang mau memperhatikan penjelasan guru yang duduk di pojok ... 53

Gambar 3 Aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus I ... 57

Gambar 4 Bentuk kartumake a matchpada pertemuan ke-2 siklus II ... 65

[image:10.612.133.539.54.455.2]
(11)

ix

DAFTAR BAGAN

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3 Hasil Lembar Observasi Perhatian Siswa pra Penelitian,

Siklus I dan II

Lampiran 4 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru

(pra penelitian)

Lampiran 5 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa

(pra penelitian)

Lampiran 6 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru (siklus I)

Lampiran 7 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa (siklus I )

Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru (siklus II)

Lampiran 9 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa (siklus II)

Lampiran 10 Lembar Catatan Kegiatan Penelitian

Lampiran 11 Kisi-kisi Istrumen observasi perhatian siswa

(pra penelitian)

Lampiran 12 Kisi-kisi Istrumen observasi perhatian siswa

Siklus I dan II

Lampiran 13 Lembar Observasi Perhatian Siswa (pra penelitian)

Lampiran 14 Lembar Observasi Perhatian Siswa Siklus I dan II

Lampiran 15 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 16 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 17 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I Lampiran 18 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 19 Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar Siklus I Lampiran 20 Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar Siklus II Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Tes Siklus I dan II

Lampiran 22 Hasil Refleksi Siklus I

Lampiran 23 Hasil Wawancara Pra Peneltian dengan Guru

(13)

xi

Lampiran 25 Hasil Wawancara setelah Siklus I dengan Guru

Lampiran 26 Hasil Wawancara setelah Siklus I dengan Siswa

Lampiran 27 Hasil Wawancara setelah Siklus II dengan Guru

Lampiran 28 Hasil Wawancara setelah Siklus II dengan Siswa

Lampiran 29 Form Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 30 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 31 Surat Bimbingan Skripsi

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akal pikiran merupakan kelebihan luar biasa yang dimiliki manusia, dan tidak

dimiliki oleh mahluk lainnya. Dengan akal pikiran, manusia mampu menjadikan

dirinya sebagai khalifah yang secara lahir dan batin memilki tanggung jawab,

untuk mengembangkan dan melestarikan alam semesta sebagai tempat dan teman

hidup manusia di bumi. Dengan akal pula manusia dapat membekali dirinya

dengan keilmuan yang secara bertahap mengalami perkembangan yang sangat

luas. Pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikonstruks i dengan beberapa

pengembangan, baik melalui pengalaman maupun dengan pendidikan. Seperti

yang diterangkan dalam (Q.S Al An’am: 165)

َو

ُھ

َﻮ

ﱠﻟ ا

ِﺬ

ْي

َﺟَﻌ

َﻠُﻜ

ْﻢ

َﺧ

َﻼِﺋ

َﻒ

ْاَﻻ

ْر

ِض

َوَر

َﻓَﻊ

َﺑْﻌ

َﻀُﻜ

ْﻢ

َﻓْﻮ

َق

َﺑْﻌ

ٍﺾ

َدَر

َﺟ

ٍت ﺎ

ِﻟ

َﯿ

ْﺒُﻠ

َﻮُﻛ

ْﻢ

ِﻓ

ْﻲ

َﻣ

َا ﺎ

َﺗ

ُﻛ ﺎ

ْﻢِإ

ﱠن

َرﱠﺑ

ُﻜْﻢ

َﺳِﺮ

ْﯾ

ُﻊْا

ِﻌ ﻟ

َﻘ

ِب ﺎ

َوِإّﻧ

ُﮫ

َﻟَﻐ

ُﻔْﻮ

ٌر

َرِﺣ

ْﯿ

ٌﻢ

“Dan Dia-lah yang menjadikanmu sebagai Khalifah -khalifah di bumi dan

mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang l ain, untuk mengujimu

atas(karunia) yang diberikan -Nya kepadamu, sesungguhnya tuhanmu sangat

cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia maha pengampun, maha penyayang”.1

Pendidikan yang berlangsung di sekolah, terlihat jelas dalam proses

pembelajaran, yang dikenal sebagai kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan

suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan . Belajar bukan

mengingat tetapi mengalami. Sedangkan mengaja r adalah proses membimbing

kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan

belajar murid dan guru hanya membimbing.”2 Dari pernyataan di atas, dapat

dimengerti bahwa dalam pembelajaran, terdapat dua proses yaitu proses mengajar

oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa.

1

Depag RI,Al Hikmah AlQuran dan Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2007)

2

(15)

2

Dalam interaksi pembelajaran, baik secara formal maupun non formal, sering

terdapat problem dan kendala yang secara substansial dapat mempengaruhi

konsentrasi guru dalam menyampaikan materi, itu disebabkan karena kurangnya

perhatian siswa dalam belajar. Apalagi ketika mata pelajaran yang dihadapi

tergolong sulit serta membutuhkan konsentrasi dan stimulasi belajar yang t inggi.

Hambatan atau kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa dapat menyebabkan

kurang maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal

tersebut merupakan persolan pembelajaran (pendidikan) yang perlu segera

dicarikan jalan keluarnya, misalnya matematika, yang selalu menjadi mata

pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa, sehingga nilai yang didapatkan

siswa pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Bagi sebagian siswa yang

menganggap matematika itu pelajaran yang sul it dipahami, hasil belajar mereka

pada pelajaran matematika sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari wawancara

dengan salah satu guru matematika di SMP YMJ yang menyebutkan bahwa rata

-rata hasil belajar matematika siswa hanya 63. Rendahnya hasil belajar siswa

dikarenakan perhatian mereka dalam mempelajari matematika sangatlah kurang,

dan itu dapat diindikasikan dari kurangnya kemauan siswa dalam mempelajari

matematika, seringnya siswa mengobrol di kelas, sering izin ke kamar mandi, dan

berbagai alasan lain sehingga mereka bisa terbebas dari pelajaran matematika.

Salah satu bentuk keseriusan dalam belajar adalah adanya perhatian yang

diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru didepan kelas.

Perhatian merupakan suatu aktivitas yang vital dalam pendidikan, maksudnya

yakni perhatian adalah suatu proses pemilihan suatu perangsang -perangsang yang

lain yang pada setiap saat merangsang mekanisme reseptif kita, persis halnya

dengan perbuatan bergerak yang kita lakuk an karena suatu perangsang yang lain.3

Jika perhatian siswa dalam pembelajaran matematika sangat kurang karena

kurang adanya kemauan siswa dan berbagai macam a lasan sehingga mereka bisa

terbebas dari pelajaran matematika, sampai kapanpun mereka tidak akan

memahami pelajaran matematika, padahal matematika merupakan pelajaran yang

3

(16)

3

sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari -hari. Oleh karena itu

perhatian siswa dalam belajar sangat penting, karena “dalam kehidupan sehari

-hari seseorang perlu memusatkan perhatiannya terhadap apa yang sedang

dilakukannya, karena dengan adanya perhatian akan menjadikan pekerjaan itu

dapat dilakukan dengan baik dan hasilnyapun dapat diharapkan pula”.4 Hasil

tersebut pada proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang

dilakukan saat tes formatif, kalau siswa memberikan perhatiann ya pada pelajaran

matematika, siswa akan mendapatkan nilai yang bagus. Dari situlah mengapa

perhatian sangat penting dalam proses pembelajaran matematika, karena perhatian

sangat memberikan kontribusi terhadap hasil belajar.

Permasalahan rendahnya hasil b elajar siswa pada pelajaran matematika, juga

menjadi persoalan bagi guru untuk mencari penyelesaian dari masalah tersebut.

Guru harus berupaya bagaimana caranya agar siswa tidak mengalami kejenuhan

dan bosan dalam mengikuti pelajaran matematika, sehingga s iswa dapat belajar

matematika dengan fun dan memeberikan perhatiannya pada materi pelajaran

matematika yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian

ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode make a match, agar

hasil belajar pada pelajaran matematika lebih meningkat. Peneliti menggunakan

metode tersebut karena, “metode tersebut dapat digunakan untuk semua mata

pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, dan dalam metode ini, anak

didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan”.5

Penerapan metode Make a match cocok digunakan untuk meningkatkan

perhatian siswa, karena make a match merupakan metode yang beda dengan

metode yang lain. Metode ini bermanfaat memperdalam pemahaman materi atau

konsep matematika, make a match juga bisa dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan permainan, sehingga ketika met ode ini diterapkan, suasana proses

4

Drs. H. Abu Ahmadi,Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet III, h. 152

5

(17)

4

pembelajaran akan terkesan menyenangkan . Penerapan metode make a match

diharapkan dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran matematika.

Dari hal-hal yang sudah diuraikan di atas, penulis tertarik mengadakan

Penelitian kulitatif dengan memilih judul, “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Metode Make A Match Untuk Meningkatkan Perhatian Siswa pada

Pembelajaran Matematika di SMP YMJ”

B. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk menitikberatkan pembahasan atas masalah, maka penulis memberikan

batasan sebagai berikut:

1. Perhatian Siswa, maksud dari perhatian siswa adalah usaha siswa dalam

mengkonsentrasikan pikirannya pada proses pembelajaran .

2. Model pembelajaran kooperati f metode make a match yang digunakan guru

untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Ma tematika.

3. Siswa dibatasi pada SMP YMJ kelas VII B.

C. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah, penulis mencoba merumuskan

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a match

dapat meningkatkan perhatian siswa?

2. Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a

matchdapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika?

D. Tujuan Penelitan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Tujuan umum: Untuk mengetahui apakah melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif metode make a match dapat meningkatkan perhatian

siswa pada pelajaran matematika.

2. Tujuan Khusus:

(18)

5

b. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode

make a match.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, dapat diambil beberapa manfaat, diantaranya:

1

.

Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti wisuda pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dapat memperoleh pengalaman mengajar secara

langsung, serta dapat mengabdikan diri pada masyarakat atau di sekolah.

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai pengetahuan tambahan untuk bisa

merangsang siswa dalam memperhatikan pelajaran matematika..

3. Bagi siswa, mendapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan metode

yang baru, belajar dengan menyenangkan sehingga siswa bi sa tertarik untuk

belajar matematika dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan

bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut.

5. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil pen elitian ini dapat menambah

informasi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif metodemake a

(19)

6

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Pembelajaran Matematika

Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, selama

kemauan untuk menuntut ilmu pengetahuan menjadi motivasi bagi para

pembelajar. Belajar dan pemb elajaran dapat berlangsung dengan efektif dan

maksimal, jika aktifitas pembelajaran berlangsung tanpa adanya paksaan dan

tekanan, baik psikologis maupun psikis. Aktifvitas belajar dan pembelajaran

sebenarnya terdapat perbedaan yang substansial dalam prakte knya, oleh karena itu

para pendidik dan peserta belajar perlu memahami makna belajar dan

pembelajaran secara mendasar.

1. Pengertian Belajar.

Witherington dalam buku Educational Pshychology, mengemukakan

“belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sika p,

kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.1 Maksud belajar dalam

penelitian ini yakni terjadinya perubahan tingkah laku yang signifikan yang

terjadi pada diri siswa, misalnya siswa dari yang belum bisa membaca berubah

menjadi bisa membaca. Dan perubahan tersebut dapat ber asal dari

pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa dari lingkungan sekolah

maupun di luar sekolah.

Belajar juga bisa diartikan sebagai “proses perubahan dari belum mampu

menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu dan perubahan

-perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman”.2

1

Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung:Remadja Karya, 1984) h. 81

2

Zikri Neni Iska ,Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kizi

(20)

7

Dari definisi-definisi di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen

penting yang mencirikan pengert ian belajar, yaitu bahwa belajar merupakan

suatu perubahan dalam tingkah laku dan terbentuk suatu perubahan yang

terjadi melalui latihan atau pengalaman sehingga memperoleh pengetahuan.

Latihan dan pengalaman dapat dilakukan dalam proses belajar, misalnya yang

tadinya siswa tidak bisa menulis menjadi bisa menulis karena latihan menulis,

yang tadinya siswa tidak bisa mengerjakan soal matematika, karena dilatih

secara terus menerus siswa tersebut akan mudah mengerjakannya. Latihan dan

pengalaman dapat dilakuk an atau diperoleh di dalam maupun di luar kelas.

2. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah “suatu prose pengaturan lingkungan yang diarahkan

untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai

dengan potensi dan perbed aan yang dimiliki siswa”,3 Dalam proses

pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya

menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki

aktifitas siswa dalam berfikir. Dalam kamus bahas Indonesia kata

pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses, car a

menjadikan orang atau mahluk hidup belajar, (Depdikbud). Pembelajaran

adalah kegiatan yang menyangkut dua proses yang saling berkaitan dan

berkesinambungan, yaitu proses belajar dan proses mengajar.4 Dalam

pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus

menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan

berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu

siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka bangun sendiri.

Kurikulum Berbasis Kompetensi mengacu kepada empat pilar pembelajaran

yang dirumuskan oleh Unesco (1996), yaitu: (1) learning to know atau yang

3

Wina Sanjaya,Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet-I, h. 213

4

(21)

8

berarti juga learning to learn; (2) learning to do; (3) learning to be; (4)

learning to live together.5

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara belajar dan

pembelajaran. Pada proses belajar, yang terlibat aktif di dalamnya hanyalah

siswa. Sedangkan pada proses pembelajaran, terkandung dua aktifitas

sekaligus, yaitu aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam

belajar. Dan maksud dari pembelajaran matematika dalam penelitian ini

adalah proses pembelajaran pada saat pelajaran matematika yang ada di

sekolah, dan pelajaran matematika tersebut adalah pelajaran yang sudah

disesuaikan dengan kurikulum.

B. Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika

Perhatian merupakan masalah yang penting dalam kehidupan. Oleh karena itu

kurang baik apabila beranggapan, bahwa perhatian hanyalah merupakan masalah

yang berhubungan dengan pekerjaan sekolah s aja. Perhatian juga sangat penting

bagi kehidupan di dalam dan di luar sekolah, sehingga sangat perlu untuk

mempelajari masalah ini.

1. Pengertian Perhatian

Dalam Suryabrata (2004), para ahli psikologi mengungkapkan bahwa

pengertian perhatian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, ”perhatian

adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kapada suatu objek, dan perhatian

adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas yang

dilakukan”.6

Perhatian (attention) menurut suharman (2005) adalah ”proses konsentrasi

pikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention is a concentration of mental

activity), dengan kata lain perhatian melibatkan proses seleksi terhadap

beberapa objek yang hadir pada saat itu, kemudian pada saat yang bersamaan

5

Wina Sanjaya,Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group , 2008), cet-3

6

(22)

9

pula seseorang memilih hanya satu objek, sementara objek -objek yang lain

diabaikan”.7

Dalam Sabri (2001), Perhatian ”mempunyai tugas selektif terhadap

rangsangan-rangsangan yang mengenai/ sampai kepada individu”.8 Jika

perhatian tidak bisa menyelektif rangsangan, maka proses perhatian tidak akan

sampai ke reseptif atau individu. oleh karena itu menyelektif merupakan

proses yang harus dilewati dalam proses perhatian . Dalam Soemanto (2006),

pengertian perhatian juga tidak jauh ber beda seperti yang sudah diungkapkan

dalam sabri (2001) perhatian juga bisa diartikan sebagai ”pemusatan tenaga/

kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek. Perhatian juga merupakan

pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktifitas”.9

Perhatian (attention) merupakan suatu aktivitas yang penting dalam

pendidikan. Karena perhatian adalah ”suatu proses pemilihan suatu

perangsang-perangsang yang lain yang setiap saat merangsang mekanisme

reseptif, persis halnya dengan perbuatan bergerak yang dilakukan karena

suatu perangsang yang lain”.10 Oleh karena itu perhatian sangat penting dalam

proses pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Jika tidak adanya

proses seleksi terhadap rangsangan pada saat suatu rangsangan merangsang

reseptif, maka tidak akan te rjadinya proses perhatian, sehingga tidak adanya

proses pembelajaran pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat saat proses

pembelajaran, dengan metode apapun guru menyampaikan pelajaran, seorang

siswa tidak akan tertarik untuk memperhatikan jika tidak adanya proses

seleksi dalam perhatian. Dalam proses perhatian, posisi metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru pada saat itu merupakan suatu bentuk rangsangan

yang bertujuan untuk merangsang reseptif atau individu.

Unsur perhatian juga penting dalam pemahaman dan pembelajaran. Dalam

Najati (2005) pentingnya perhatian dalam pembelajaran dijelaskan dalam Al

7

Prof. Dr. Suharman, M. S,Psikologi Kognitif, (Srikandi:Surabaya, 2005), h. 40

8

M. Alisuf Sabri,Pengantar Psikologi Umum & perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2001), cet III, h. 42

9

Wasty Soemanto,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) cet V, h. 34

10

(23)

10

Quran. Adapun firman-Nya yakni: ” Dan apabila dibacakan Al Quran, maka

dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu

mendapat rahmat.”(Qs.Al A’raaf[7]:204).11

Dilihat dari beberapa pendapat tentang pengertian perhatian di atas, dalam

penelitian ini dapat ditafsirkan bahwa perhatian (attention) adalah proses

konsentrasi pikiran yang melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek

yang hadir pada saat itu. Dan pada saat bersamaan pula seseorang hanya

memilih satu objek, sementara objek -objek yang lain diabaikan. Proses

perhatian tersurat dalam Al quran, itu berarti perhatian sangat dianjurkan

dalam Al Quran dan perhatian sangatlah penting untuk kehidupan, terlebih

lagi untuk memahami pelajaran dalam proses pembelajaran.

Perhatian siswa dalam belajar adalah usaha siswa dalam

mengkonsentrasikan piki rannya pada proses pembelajaran, serta adanya proses

memilih-milih suatu rangsangan, sehingga rangsangan tersebut diseleksi oleh

siswa dan pada akhirnya siswa hanya memilih satu rangsangan saja. Pada proses

pembelajaran, siswa dihadapkan dengan berbagai ma cam kejadian, misalnya pada

saat guru menerangkan pelajaran, ada beberapa siswa yang berisik, ada bunyi

ledakan dan banyak kejadian kejadian yang lain, walaupun banyak kejadian

-kejadian yang terjadi, siswa tetap memperhatikan guru yang sedang menerangkan

pelajaran tersebut. Dilihat dari contoh tersebut, siswa sudah mengalami proses

perhatian, dia memilih-milih rangsangan sehingga hanya ada satu rangsangan

yang dapat diambil oleh siswa yakni memeperhatikan penjelasan guru.

2. Teori Perhatian

Dalam Suharman (2005), teori perhatian dapat di uraikan menjadi

beberapa teori, yaitu:12

a. Teori Leher botol

Teori leher botol ini berpendapat bahwa jalan masuk melaui leher botol

serupa dengan jalan masuknya informasi untuk dilakukan pemrosesan

11

Muhammad Usman Najati,Ilmu Jiwa dalam Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Azzam,2005), cet I, h.176

12

(24)

11

lebih lanjut oleh manusia. Leher sebuah botol tersebut membatasi

masuknya berbagai informasi dalam waktu yang bersamaan. Jika satu

informasi sudah masuk melalui leher botol tersebut, maka informasi yang

lain tertinggal di luar.

b. Teori Filter (Filter Theory)

Teori filter atau penyaringan beranggapan bahwa di dalam perhatian

terjadi proses seleksi atau memilih aspek aspek tertentu dari stimulus

-stimulus atau informasi. Menurut teori ini juga, aktifitas perhatian hanya

menerima dari satu sumber informasi yang dimungkinkan untuk mencapai

tahap pemrosesan yang memiliki makna.

c. TeoriSwitch Model

Proses perhatian berlangsung seperti tombol untuk menghidupkan dan

mematikan (on-off switch), pada saat yang sama hanya satu saluran saja

yang dihidupkan. Berdasarkan teori ini dapat diterangkan bahwa orang

hanya dapat memusatkan perhatian pada satu informasi, sementara

informasi lain akan diabaikan pada waktu yang bersamaan.

d. TeoriAttenuator Model

Teori ini berpendapat bahwa aktivitas perhatian beroperasi lebih

menyerupai suatu alat pengendali yang mengatur besar kecilnya volume.

Jika perhatian diibaratkan seperti alat tersebut, maka jumlah informasi

yang berbeda-beda dapat memasuki melalui masing-masing saluran dalam

waktu yang bersamaan,kemudian akan dipilih mana yang menjadi titik

berat perhatian seseorang.

e. Teori Kapasitas (Capacity Theory)

Toeri ini berasumsi sebagai berikut: perhatian merupakan proses

penyediaan atau alokasi sumb er-sumber kapasitas kognitif terhadap

masukan stimulus atau informasi. Dengan demikian, hal yang penting di

dalam proses perhatian ialah menentukan yang mana diantara tugas -tugas

itu yang harus diselesaikan, dan seberapa baik tugas -tugas itu dapat

(25)

12

Toeri-teori perhatian yang sudah dipaparkan di atas, teori filter lebih cocok

jika dihubungkan dengan perhatian pada penelitian ini. Teori filter

menyebutkan bahwa perhatian terjadi melalui proses pemilihan atau seleksi

terhadap datangnya rangs angan–rangsangan atau objek yang kemudian

aktifitas perhatian hanya menerima satu sumber informasi sehingga

tercapainya tahap pemrosesan yang memiliki makna. Teori ini jika dikaitkan

dengan tahapan-tahapan proses perhatian juga sangat berhubungan. Akan

tetapi tahapan-tahapan perhatian akan dibahas dan dijelaskan pada

pembahasan selanjutnya.

3. Macam-macam Perhatian

Untuk memudahkan persoalan, maka dalam mengemukakan perhatian ini

dapat ditempuh dengan cara menggolong -golongkan perhatian tersebut

menurut cara tertentu. Menurut Suryabrata (2004) perhatian dapat dibedakan

berdasarkan intensitasnya dan berdasarkan timbulnya.13

Adapun golongan-golongan atau macam-macamnya perhatian itu adalah

sebagai berikut:

a. Perhatian berdasarkan intensitasnya.

Perhatian berdasarkan intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran

yang menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin, oleh karena itu

perhatian berdasarkan intensitasnya dapat dibedakan menjadi:

1) Perhatian intensif.

Perhatian intensif merupakan perhatian yang sangat dipengaruhi

oleh datangnya rangsangan -rangsangan yang mengenai reseptif.

2) Perhatian tidak intensif.

Perhatian tidak intensif adalah perhatian yang timbul tetapi tidak

banyak dipengaruhi ole h adanya rangsangan-rangsangan atau dari

pengalaman suatu kejadian.

b. Perhatian berdasarkan timbulnya

13

(26)

13

Perhatian berdasarkan timbulnya merupakan perhatian yang diperoleh

dari cara kerjanya. Adapun perhatian berdasarkan timbulnya dapat

dibedakan menjadi:

1) Perhatian spontan

Perhatian spontan bisa juga bisebut dengan perhatian tidak

sekehendak atau perhatian yang timbul karena tidak adanya

kesengajaan. Perhatian yang timbul begitu saja, “seakan-akan” tanpa

usaha, dan tanpa disengaja.

2) Perhatian sekehendak.:

Perhatian sekehendak merupakan perhatian yang refleksif atau

disebut juga dengan perhatian yang disengaja. Perhatian yang timbul

karena adanya usaha, dengan kehendak.

c. Perhatian berdasarkan luasnya objek yang dikenai perhatian.

Perhatian berdasarkan luasnya objek yang dikenai perhatian dapat

dibedakan menjadi:

1) Perhatian terpencar (Fluctuerend)

Perhatian terpencar merupakan perhatian seseorang yang mudah

mengalihkan perhatiannya dari suatu objek ke objek lainnya,

perhatiannya mudah dibelokkan ke arah yang lain.

2) Perhatian terpusat (Fixerend)

Perhatian terpusat yaitu perhatian seseorang yang mudah

memusatkan perhatiannya dan sebaliknya sukar mengalihkan perhatian

kepada hal-hal yang baru/ lainnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa macam -macam perhatian

dapat dibedakan menjadi tiga yakni dibedakan atas dasar intensitasnya yakni

perhatian yang intensif dan perhatian yang tidak intensif, perhatian yang

berdasarkan timbulnya seperti perhatian yang yang tanp a disengaja/ diluar

kehendak, perhatian yang tidak disengaja dan perhatian yang tidak disengaja

dan perhatian atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian yang dibedakan

menjadi Perhatian terpencar (Fluctuerend) dan Perhatian terpusat (Fixerend).

(27)

14

Dalam Whiterington (1999), terjadinya suatu perhatian, akan melalui

beberapa tahapan, dan setiap tahapan harus dilalaui secara berurutan, jika

salah satu tahapan perhatian terlewati, maka proses perhatian tidak akan

terjadi.

Adapun tahapan-tahapan itu anatara lain:14

a. Perangsang-perangsang yang berbeda -beda akan merangsang organisme

yang sensitif

b. Pemilihan terhadap perangsang yang akan diperhatikan, pemilihan

rangsangan akan ditentukan dalam keadaan sadar.

c. Kemudian terdapatlah konsentrasi atau pemusatan perhatian yang meliputi

organisasi tingkah laku sehingga tercapai penyesuaian yang sebaik

-baiknya terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Dilihat dari uraian di atas, seseorang akan sampai pada tahapan

konsentrasi atau pemusatan perhatian, orang tersebut harus melewati beberapa

tahapan, berawal dari perangsang -perangsang yang berbeda -beda merangsang

organisme kita, lalu perangsang -perangsang tersebut diseleksi dan pada

akhirnya ada salah satu perangsang yang dipilih, kemudian terjadilah

pemusatan perhatian. Jika peristiwa konsentrasi atau pemusatan perhatian

sudah terjadi, tidak mustahil jika peris tiwa itu akan menjadi sebuah kebiasaan.

5. Hal-hal yang Menarik Perhatian

Dipandang dari segi praktis , Suryabrata (2004) mengungkapkan beberapa

hal yang dapat menarik perhatian. Adapun hal -hal yang dapat menarik

perhatian tersebut dapat klasifikasika n menjadi dua faktor, kedua faktor

tersebut yakni Faktor eksternal penarik perhatian dan faktor internal penarik

perhatian.15

a. Faktor eksternal penarik perhatian

Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat -sifat yang menonjol

yaitu :

1) Gerakan (Movement)

14

H. Carl Witherington,Educational Psychology, ...h. 121

15

(28)

15

Hal-hal yang dapat bergerak secara tidak langsung pasti akan

membuat penasaran, dari penasaran timbullah ingin melihat, dari

melihat kemudian timbullah ingin memperhatikan. Misalnya pada saat

ujian, dalam suasana yang hening tiba -tiba ada salah satu siswa yang

menari-nari, pasti akan menjadi pusat perhatian.

2) Intensitas stimulus (Intensity)

Segala sesuatu yang lebih dari yang lain akan men jadi perhatian

seseorang, hal ini dapat dibuktikan setiap ada hal -hal yang lebih atau

paling pasti akan masuk ke MURI (Museum Rekor Indonesia) bahkan

masuk ke Guines Book World. Misalnya ada orang paling tinggi di

Indonesia, ada mie terpanjang, contoh -contoh tersebut akan menarik

perhatian seseorang.

3) Kebaruan (novelty)

Hal-hal yang baru atau diluar kebiasaan biasanya akan membuat

individu tertarik. Contohnya di suatu kelas tiba -tiba ada guru baru

yang mengajar di kelas itu. Barunya guru itu biasany a dapat menarik

perhatian siswa untuk belajar.

4) Ulangan dari stimulus (Multiple sensory messages)

Stimulus yang diulang-ulang akan menarik perhatian dari pada

yang tidak. Contoh bunyi klakson yang berulang -ulang akan menarik

perhatian dibanding den gan bunyi klakson yang cuma dibunyikan

sekali saja.

5) Kontras (Contrast)

Stimulus yang berbeda atau bertentangan dengan stimulus lainnya

akan lebih menarik perhatian.

6) Shape(bentuk)

Bentuk tertentu juga akan lebih menarik perhatian daripada b entuk

yang lain. contohnya, dalam pembelajaran matematika siswa akan

lebih tertarik jika guru menerangkan pada siswa tentang bentuk tabung

dengan menggunakan media tabung dibanding dengan menjelaskan

(29)

16

b. Faktor internal penarik perhatian

Perhatian adalah bersifat selektif artinya individu dalam

memperhatikan sesuatu berdasarkan juga kehendak yang ada dalam

jiwanya.

1) faktor biologis

Faktor biologis adalah faktor yang berkaitan dengan kebutuhan

manusia. Dalam keadaan lapar seluruh pikiran manusia akan tertuju

pada makanan, pada saat ujian siswa akan belajar.

2) Faktor sosiopsikologis

Faktor sosiopsikologis merupakan faktor yang dipengaruhi akan

adanya kebiasaan, sikap dan kemauan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang selama ini disebut

rangsanganrangsangan yang dapat mempengaruhi perhatian siswa adalah hal

-hal yang dapat menarik perhatian siswa. Rangsangan-rangsangan itu diperoleh

dari faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri siswa tersebut. Jika

hal-hal yang dapat menarik perhatian tersebut dapat merespon reseptif atau

individu, peristiwa perhatian akan terjadi pada diri siswa.

6. Hal-hal yang Berhubungan dengan Perhatian dalam Praktek Pendidikan dan Pengajaran.

Perhatian sangat erat sekali hubungannya dengan pendidikan dan

pembelajaran, oleh karena itu ada beberapa hal yang berhubungan antara

perhatian dengan pendidikan dan pembelajaran. Beberapa hal yang

berhubungan antara perhatian dan pembelajaran tersebut dalam Ahmadi

(2003) antara lain:16

a. Usahakanlah setiap proses belajar, siswa dapat memusatkan perhatiannya

pada pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga siswa lebih fokus dalam

mempelajari pelajaran tersebut.

16

(30)

17

b. Hindarkanlah segala sesuatu yang mungkin dapat mengganggu perhatian

anak, misalnya: sikap guru sendiri yang tidak tenang serta suasana di kelas

dan luar kelas.

c. Bahan pelajaran yang meningkat yang setingkat dengan kemauan anak

akan menarik perhatian.

d. Hal-hal yang menarik perhatian orang dewasa belum tentu menarik

perhatian anak.

e. Bawalah bahan ajar yang sekiranya dapat menarik perhatian s iswa, dan

disesuaikan dengan keb utuhan dan keadaan siswa. Terlalu lama

memancangkan perhatian pada salah satu obyek tertentu adalah kurang

baik.

f. hubungkanlah pelajaran yang disajikan dengan pengetahuan -pengetahuan

yang telah dimiliki atau dengan bahan -bahan pelajaran yang lain.

g. Daya tangkap dan daya penyesuaian anak tidak sama dengan orang

dewasa.

h. kelelahan dapat mengendurkan perhatian.

Dilihat dari uraian di atas, ada beberapa hal yang berhubungan antara

perhatian dengan proses pembelajaran. Oleh sebab itu selama pembelajaran,

pengajar haruslah bisa mengetahui dan peka terhadap kea daan-keadaan yang

sedang terjadi pada setiap siswa, sehingga proses perhatian yang terjadi bisa

berjalan lancar dan tanpa hambatan.

C. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang sangat

menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dalam penelitian ini akan membahas

beberapa hal yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif, antara lain

pengertian model pembelajaran kooperatif, ciri -ciri model pembelajaran

kooperatif, tujuan pembelajaran kooperatif serta model pembelajaran kooperatif

metode make a match. Model pembelajaran kooperatif metode make a match

adalah metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, metode ini diupayakan

(31)

18

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Jika ditelaah, Cooperative Learning berasal dari kata cooperative dan

learning,cooperativememiliki arti secara bersama -sama, sedangkan learning

memiliki arti belajar. jadi Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif

dapat diartikan sebagai kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok

untuk bekerja sama saling membantu membangun suatu konsep dan

menyelesaikan suatu persoalan .17

Pengertian pembelajaran kooperatif menurut Slavin, Anita Le, Jhonson

dan Djahiri dalam Isjoni (2009) tidaklah jauh berbeda, pembelajaran

kooperatif dapat didefinisikan sebagai “suatu model pembelajaran dimana

sistem belajarnya dikelompokkan dalam kelompok -kelompok kecil yang dapat

memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain,

pembelajaran kooperatif juga bersifat demokratis sehingga dapat mera ngsang

siswa lebih bergairah dalam belajar dalam mencapai tujuan bersama”.18

Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah

salah satu jenis pembelajaran aktif, dimana siswa belajar bersama dalam

kelompok kecil untuk menyelesaikan tujuan secara bersama -sama, melatih

siswa untuk belajar bersama dalam menyelesaikan dan melengkapi tugas

-tugas, jadi pembelajaran kooperatif tidak akan terjadi jika hanya salah satu

siswa yang aktif.. Pembelajaran kooperatif juga dapat merangsang siswa lebih

bergirah dalam belajar, sehingga jika pembelajaran kooperatif diterapkan

dalam penelitian ini, pembelajaran kooperatif dapat membantu terc iptanya

perhatian siswa dalam belajar matematika.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif bisa dibilang beda dengan pembelajaran

-pembelajaran yang lain, ciri yang paling mendasar dari -pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dibuat dalam bentuk

17

Suyatno,Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka , 2009), cet. I, h. 51

18

(32)

19

kelompok-kelompok kecil. Adapun ciri -ciri pembelajaran kooperatif antara

lain:19

a. Group Processing.

Ciri yang paling mendasar dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya

proses kelompok dalam pembelajaran. Kelompok disini dibentuk dalam

kelompok-kelompok kecil yang bertujuan agar setiap anggota bisa

berperan aktif dan tidak saling mengandalkan.

b. Positive Interdependence.

Psitive Interdependence atau saling ketergantungan yang positif.

merupakan ciri pembelajaran kooperatif dimana siswa saling tergantung

satu sama lain dengan siswa dalam satu kelompoknya, ketergantungan di

sini memiliki arti yang po sitif, artinya siwa tidak saling mengandalkan

dalam bekerja untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

c. Individual Accountability.

Setelah pembelajaran kooperatif dibentuk dalam bentuk kelompok

-kelompok kecil, siwa dibentuk untuk memiliki kemampuan m elapor

secara individu, sehingga setiap siswa dalam pembelajaran kooperatif ini

dituntut untuk aktif.

d. Face-to-face Promotive interaction.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif yang lain adalah adanya interaksi

berhadap-hadapan antara satu siswa dengan siswa lain, dan antara siswa

dengan guru.

e. Appropiate Use of Collaborative Skills.

Pembelajaran kooperatif juga menggunakan ketrampilan social dalam

proses pembelajaran..

Secara umum, pembelajaran kooperatif memiliki ciri -ciri yaitu setiap

anggota mempunyai peran, terjadinya hubungan interaksi langsung diantara

para siswa, serta terbentuknya ketrampilan sosial. Pembelajaran kooperatif

juga dapat membentuk antara siswa dan siswa la in saling tergantung, tetapi

tergantung di sini memiliki arti tergantung yang positif.

19

(33)

20

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif diterapkan dalam penelitian ini, diharapkan agar

peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman -temannya,

dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada

orang lain. Untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan

pendapat mereka secara berkelompok, dalam pembelajaran kooperatif setiap

siswa tidak boleh saling mengandalkan, sehingga dalam pembelajaran ini

semua siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Tujuan modelCooperative Learning menurut Ibrahim dalam Isjoni (2009)

dikembangkan untuk mencapai setidak -tidaknya tiga tujuan pembelajaran.

Adapun tujuan pembelajaran kooperatif antara lain:20

a. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif setelah banyak diterapkan oleh para

pengembang model ini, pembelajaran kooperatif sudah bisa menunjukkan

bahwa pembelajaran koo peratif dapat meningkatkan nilai akademik siswa

yang dapat dilihat pada hasil belajar siswa.

b. Penerimaan terhadap individu

Tujuan lain model Cooperative Learning adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, dan ketidakmampuannya. Jadi setiap siswa dapat saling

menerima perbedaan satu sama lain dan tetap bisa memberikan perhatianya

pada materi pelajaran meskipun terdapat perbedaan -perbedaan yang terjadi

dalam suatu kelompok.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga Cooperative Learning adalah setiap siswa mampu

mengerjakan suatu keterampilan secara bekerja sama dan kolaborasi

sehingga dapat terciptanya tujuan pembelajaran.

Dilihat dari pemaparan tujuan -tujuan pembelajaran kooperatif di atas,

tujuan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar

20

(34)

21

akademik yang berhubungan dengan hasil belajar. setiap siswa dapat

menerima hal-hal yang berbeda-beda seperti perbedaan ras, budaya, tingkatan

social, serta tingkat kemampuan siswa. Dalam penelitian ini dengan adanya

penerimaan orang-orang yang berbeda-beda dapat meningkatkan perhatian

belajar siswa, karena perhatian siswa dapat dirangsang dari beberapa hal atau

objek yang berbeda-beda, contoh siswa akan memberikan perhatiannya dalam

pembelajaran jika temannya kemampuannya lebih, bisa juga karena perbedaan

ras siswa akan lebih tertarik memperhatikan pembelajaran tersebut.

Pembelajaran kooperatif diharapkan agar setiap siswa dapat berkolaborasi

dengan temannya, dan dapat saling bekerjasama satu sama lain sehingga

tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Model Pembelajaran Koopertif Metode Make A Match

Metode make a match diupayakan menjadi metode yang tepat digunakan

dalam proses pembelajaran, karena metode ini dikemas dalam bentuk metode

yang menyenangkan sehingga para guru diharapkan mencoba untuk

menerapkan metode ini dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam

pembahasan ini, akan dibahas hal -hal yang berkaitan dengan met ode make a

match anatara lain Sejarah singkat tentang metode make a match serta aturan

main metodemake a match.

a. Sejarah singkat metode make a match

Teknik mencari pasangan menjadi salah satu teknik pembelajaran

kooperatif yang dapat digunakan guru dal am mengembangkan kemampuan

anak didiknya. “Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match)ini

pada tahun 1994 dikembangkan oleh seorang pakar pendidikan , yaitu Lorna

Curran”.21 Salah satu keunggulan teknik ini adalah anak didik mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana

yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran

dan untuk semua tingkat usia anak didik.

21

(35)

22

b. Aturan main metodemake a match

Aturan main pada metode make a match yaitu siswa diminta untuk

mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal sebelum batas

waktunya, dan siswa yang dapat menemukan terlebih dahulu pasangannya

atau dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Menurut Suyatno, langkah-langkah metodemake a matchyaitu:22

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang b erisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (soal jawaban).

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.

7. Kesimpulan.

8. Penutup.

Pada aturan main di atas dapat juga dilakukan secara bervariasi, misalkan

metode make a match tersebut bisa dilakukan di dalam ruangan atau di luar

ruangan, sehingga siswa tidak bosan dan pembelajaran kooperatif metode

make a match ini akan tetap menarik perhatian.

E. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, menjadi

persoalan untuk mencari penyelesaian dari masalah tersebut. Dalam hal ini

pendidik berupaya agar siswa tidak mengalami kejenuhan dan bosan dalam

mengikuti pelajaran matematika, sehingga siswa dapat belajar m atematika

22

(36)

23

dengan fun dan memeberikan perhatiannya pada materi pelajaran matematika

yang disampaikan oleh pendidik.

metode make a match sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa, karena make a match merupakan metode yang bisa

dibilang beda dengan metode yang lain. Metode ini selain bermanfaat

memperdalam pemahaman materi atau konsep matematika, make a matchjuga

bisa dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan permainan, sehingga

ketika metode ini diterapkan, suasana proses pembelajaran akan terkesan

menyenangkan, dan metode ini dilakukan secara berulang -ulang, setelah satu

sesi berjalan, kartu akan dikocok kembali sehingga siswa akan mendapatkan

jenis soal yang berbeda dari sebelumnya, sehingga siswa akan memahami

berbagai jenis soal dan siswa juga bisa terlatih mengerjakan berbagai macam

soal matematika

Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan

bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif metode make a

match, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan perhatian siswa dalam

pembelajaran matematika.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka peneliti mengajukan

hipotesis tindakan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran kooperatif

metode make a match pada pelajaran matematika dapat meningkatkan perhatian

(37)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP YMJ Ciputat Tangerang Selatan Banten

2. Waktu penelitian

[image:37.612.114.541.51.521.2]

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VIIB pada semester genap

tahun ajaran 2009/2010, dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Mei

2010.

Tabel 1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Persiapan dan

perencanaan √ √

2 Observasi (Studi

lapangan) √ √

3

Pelaksanaan

Pembelajaran √ √ √

4 Analisis Data √

5 Laporan penelitian √

B.

Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi

kelas, atau lazim dikenal dengan

Classroom Action Research,

yaitu penelitian yang

dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran.

1

Tujuan

utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan

professionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran.

1

(38)

25

Metode ini dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa :

1.

Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan

tindak lanjut berdasarkan prinsip “daur ulang”.

2.

Menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partis ipatif

berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pembelajaran.

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian)

dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah

satu putaran kegiatan be runtun yang kembali ke langkah semula, dimana setiap siklus

terdiri dari empat tahap, yaitu:

a. Perencanaan

(Planning)

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan focus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membua t sebuah

instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tin dakan

berlangsung. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian bekerja sama dengan

kolaborator (guru kelas) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga

peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, angket

aktivitas, catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir silkus.

b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini, adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yai tu melaksanakan tindakan kelas.

c. Pengamatan (Observing)

(39)

26

observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajara n dan

memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan metode

make a match.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kemb ali apa yang sudah

dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis

bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang

telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya

perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan

penelitian sebelumnya, yang akan diterapk an pada penelitian berikutnya.

Desain Penelitian

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan

dilanjutkan dengan siklus II . Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan

bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi

apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus

III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

(40)

27

Bagan 1

Desain Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Pra penelitian

(observasi awal)

Masalah

Perencanaan

Refleksi I

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan dan pengumpulan data

Perencanaan II

Refleksi II

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan dan pengumpulan data

Permasalahan belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

(41)

28

C. Subjek penelitian

Adapun kelas yang dijadikan subj ek penelitian adalah kelas VII B dengan jumlah

siswa sebanyak 42.

Pada saat pelaksanaan tindakan, guru matematika kelas mem bantu peneliti

mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu guru matematika juga melakukan

observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan. Hal ini

dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kualit as pengajaran yang dilakukan oleh

peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam

rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan.

Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan,

mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam

melaksanakan penelitian, peneliti dibantu seorang guru, guru ini adalah guru mata

pelajaran matematika kelas VII B yang bertindak sebagai

observer

(pengamat).

E. Tahapan Perencanaan Tindakan

1. Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan (prapenelitian)

a. Observasi ke SMP YMJ Ciput at Tangerang Selatan.

b. Mengurus surat izin penelitian.

c. Membuat instrumen penelitian.

d. Menghubungi kepala sekolah.

e. Wawancara terhadap guru mata pelajaran.

f.

Menentukan kelas subjek penelitian.

g. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.

(42)

29

2. Tahap Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat rencana pengajaran.

2) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.

3) Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.

4) Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan serta

keperluan observasi lainnya.

5) Menyiapkan soal akhir siklus.

6) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Siswa mempelajari materi.

2) Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

make a match.

3) Guru memberikan tes formatif.

4) Penilaian hasil tes siklus I.

5) Mewawancarai guru dan siswa.

6) Dokumentasi.

c. Tahap Observasi

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari

observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama

proses pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

(43)

30

Kegiatan Pendahuluan

1. Observasi proses pembelajaran di kelas.

2. Observasi tingkat aktivitas belajar siswa.

3. Wawancara dengan guru kelas. 4. Wawancara dengan siswa.

SIKLUS I

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran

Make a match

b. Membuat pedoman observasi

c. Membuat pedoman wawancara

d. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar metematika dengan

menerapkan metode

make a match

, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian tes Siklus I.

3. Tahap Observasi

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran

make a

match.

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran.

(44)

31

4.

Tahap Refleksi

Peneliti bersama kolaborator mengevalusi proses pembelajaran

silkus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator

keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka

penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evluasi siklus I

digunakan sebagai acuannya.

Siklus II

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran

make a match.

b. Menyiapkan pedoman observasi

c. Menyiapkan angket aktivitas

d. Menyiapkan pedoman wawancara

e. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan

menerapkan metode

make a match

, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian tes Siklus II.

3. Tahap Observasi

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran

make a match.

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran.

(45)

32

Bagan 2

Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai

berikut:

1. Persentase perhatian siswa yang diamati melalui lembar observasi pada setiap

siklus harus mencapai lebih dari atau sama deng an 70%

2. Rata-rata tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus

harus mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang

mendapat nilai kurang dari KKM yaitu 60.

Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa ind ikator

keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator

keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil

refleksi siklus II sebagai acuannya.

Adapun uraian dari tahap -tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Pra penelitian

a) Pengamatan keadaan kelas

Waktu pelaksanaan : tanggal 10 Maret 2010, 5 April 2010, dan 12 April

2010.

Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses

pembelajaran di kelas VII B SMP YMJ. Kegiatan ini dilakukan dengan

4. Tahap Refleksi

(46)

33

tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika dan

aktivitas belajar matematika siswa.

b) Wawancara

Waktu pelaksanaan : 12 April 2010

Wawancara dilaksanakan setelah akhir siklus I dan siklus II terhadap

siswa dan guru kelas untuk mengetahui perhatian siswa terhadap pelajaran

matematika, dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran

matematika di kelas tersebut.

c) Analisis

Waktu pelaksanaan : 12 April 2010

Analisis dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini dilakukan

menganalisa data yang diperoleh pada pra penelitian dan untuk

memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul

sehinggga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan

pembelajaran nanti.

2. Siklus I

a) Tahap perencanaan

Waktu Pelaksanaan : Januari 2010

februari 2010

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dan membuat instrumen -instrumen penelitian, yaitu lembar

observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa,

pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untu k tes pada akhir

siklus I ini.

b) Tahap pelaksanaan

- Pertemuan 1

Waktu pelaksanaan : Jumat, 16 April 2010

(47)

34

- Pertemuan 2

Waktu pelaksanaan : Senin, 19 April 2010

Pada pertemuan ke dua, materi yang dibahas mengenai jumlah besar

sudut segitiga, peneliti memberikan pengantar kepada para siswa bahwa

jika besar ketiga sudut segitiga dijumlahkan, maka besarnya adalah

180°.

- Pertemuan 3

Waktu pelaksanaan : Kamis, 22 April 2010

Pada pertemuan ketiga

Gambar

Tabel 14 Rekapitulasi Kriteria Keberhasilan ................................................
Gambar1
Tabel 1Jadwal Penelitian
gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah -
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Penulis persembahkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) yang berjudul “ IMPLEMENTASI

The concrete must be poured in the slabs formworks in vertical and not in horizontal layers since, in case concreting has to be stopped for a long period of time, when it is

Adanya globalisasi ini kemudian merubah ruang lingkup dari perdagangan serta bisnis dari internasional itu sendiri dimana awalnya firma tradisional yang

A management plan -- appropriate to the scale and intensity of the operations -shall be written, implemented, and kept up to date. The long term objectives of management, and the

Data warehouse bi- cara mengenai bagaimana data-data yang besar dan beragam disimpan dalam satu repository dan disusun sedemikian se- hingga memudahkan

Slično idućem alatu, Clone Stamp Tool, i HB alat radi kopiranje određenog dijela slike.. Vodi računa o bojama te osvjetljenju na

Untuk memulai sebuah sesi Simulink, anda perlu membuka Matlab terlebih dahulu, setelah Matlab Command dalam kondisi aktif, anda ketikkan >>Simulink Sebagai alternative

Membuktikan bahwa adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis. - Menutup sebagian daun ubi kayu yang belum terkena sinar