• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker dharmais Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker dharmais Jakarta"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I)

Oleh

Ratna Amaliah

NIM : 109052000036

PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

.,

1

Skipsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh

Celar SarjaDa Ilmu Komunikasi lslam ( S.Kom.f)

Oleh

Ratna Amaliah

NIM : 10905200086

JURUSAN BIMBINGAII DA}I PENYULUIIAIY ISLAM FAKT'LTAS ILMU DAKWAE DAN ILMU KOMIJ}IIKASI I]NTVERSITAS ISLAM MGERI SYARIF

IIIDAYATI'LLAE

(3)

Satu Upaya Penyernbuhan

Di

Rumah Sakit Kanker Dharmair Jakarta,, tetah

di

ujikan dalam siding munaqosyah Fakurtas Ilrnu Dak*uh dan Ilmu Komuoikasi unive*itas Islam Neged (UIN) Syarif l{idayatullah Jakarta pada tarygal 29 Agustus 2013. Skdpsi

ini

telah diterima sebagai salah satu sya.rat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I) pada

jurusan Bimbingan dan Penlrrluhan Islan.

Jakart4 29 Agushrs 2013

Sidang Munaqasyah

Anggola

Penguji

I

.i

198103

I

002 9660806 199603 1 00r

f. Daud Effendi. AM

NIP. 19490504197703 100 I 199503 2 003

(4)

Dengan ini saya mengatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam tulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplak dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Pada lembar pengesahan panitia ujian untuk dosen pembimbing tanda tangan nya di atas namankan ketua jurusan dikarenakan kondisi kesehatan pembimbing kurang baik.

Ciputat, 28 Agustus 2013

(5)

i

NIM : 109052000036

Sikap Perawat Dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan Di RumahSakit Kanker Dharmais Jakarta

Salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar baik fisik maupun psikis adalah kebutuhan akan kesehatan. Kesehatan memang sudah menjadi kebutuhan yang essensial untuk sebagai tujuan. Dengan kesehatan, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hambatan. Rumah sakit sebagai wadah sosial dalam bentuk organisasi merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungan yang bersifat timbal balik, artinya bahwa rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan saling menerima. Perawat adalah orang yang dididik menjadi paramedik untuk menyelenggarakan perawatan orang sakit atau secara khusus untuk mendalami bidang perawatan tertentu. Perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Profesi perawat diakui sebagai bagian integritas dari pelayanan kesehatan.

Dalam proses hubungan timbal balik tersebut muncul sebuah komunikasi yang biasa terjadi antara perawat dan pasien. Dalam hubungan ini perawat memberikan pelayanan medis pada pasien dan pasien diharap aktif ketika dalam hubungan demi kesembuhan dan kebaikan diri sendiri, yang juga dapat diistilahkan dengan konseling. Kesiapan mental seseorang sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Karena Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dan motivasi dari orang lain, walaupun motivasi yang terbesar itu ada dalam diri manusia itu sendiri.

Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, keyakinan, kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu objek.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun subjek penelitian ini adalah pasien yang menderita penyakit kanker, kemudian yang menjadi objek penelitian adalah sikap perawat.

(6)

ii

Nurses Attitude in Motivating Cancer Patients as One Efforts of Healing In Cancer Hospital Jakarta Dharmais

One of the very basic human needs both physically and psychologically is the need for health. Healthcare is already a essential requirement to the goal. With health, humans can perform their daily activities without any hindrance. Hospital as a social forum in the form of organization is a place society; places to live and thrive in reciprocal relationships, meaning that the hospital and the community are inseparable connection. Both are mutual relationship of giving and receiving. Both are inter-relationship of mutual giving and receiving. Nurses are trained to be paramedics to hold care for the sick or in particular to explore specific field of treatment. Nurse is one of the important and strategic components in the implementation of health care. Nursing profession is recognized as part of the integrity of the health service.

In the process of the reciprocal relationship appears a common communication between nurses and patients. In this relationship nurses provide medical services to patients and patients expected to active in this relationship for the sake of their healing and goodness, which can also be termed counseling. Mental preparedness is needed in interacting with others. Because Humans are social creatures who need help and motivation from others, although the biggest motivation is exists within man himself.

Attitude is a person's response to a stimulus or stimuli which arise in a person that involves thoughts, feelings, attention, confidence, trust and other psychiatric symptoms, that onset of an action to someone. Attitude is also portrait of likes dislikes someone against an object.

The method used in this study is a qualitative research; qualitative research is a research procedure that produces descriptive data in the form of words written or spoken of the people and behavior observed. While the subject of this study is that patients with cancer, then that becomes the object of this research is the

nurse’s behavior.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahîm.

Allahumma Shalli alâ Muhammad wa Âli Muhammad.

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karuniaNya

sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta

salam senantiasa tercurahkan atas manusia terpilih sebagai Sayyidul anbiya wa

nabiyyul Musthafa Muhammad, beserta keluarganya yang dimuliakan dan disucikan

dan para sahabatnya yang setia memegang teguh ajaran Islam.

Penelitian dan Penulisan skripsi ini penulis lakukan sebagai tugas terakhir

dalam menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

( UIN Jakarta ). Dan penulis persembahkan serta mengharapkan dapat memberikan

manfaat untuk dunia pendidikan. Tentunya penelitian dan penulisan skripsi ini tidak

akan terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Yang paling penulis Cintai, Sayangi dan Hormati yaitu Ayahanda Syakdian

Selan, Ibunda Darmawati dan saudara –saudara ku tercinta, yang selalu

menjadi inspirasi pada setiap langkah penulis, dan selalu memberikan

motivasi sehingga penulis mampu melangkah dalam menjalani segala

(8)

iv

2. Bapak Drs. Arif Subhan , M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi ,Wahidin Saputra ,M.A.selaku Pembantu Dekan 1, Drs. Study

Rizal,L.K, M.Ag selaku pembantu dekan III dan Drs. Mahmud Jalal ,M.A,

selaku pembantu Dekan II.

3. Ibu Rini Laili Prihatini M.Si Selaku ketua jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam, serta Drs. Sugiharto M.A selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam.

4. Ibu Prof.Dr. Ismah Salman ,M.Hum, selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan waktunya dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan

petunjuk kepada penulis dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapapun yang membacanya.

5. Ibu Nurul Hidayati S.Ag M.Pd selaku pembimbing akademik mahasiswa

Bimbingan dan Penyuluhan Islam tahun 2009.

6. Segenap staf- staf serta Bapak/ibu dosen fakultas ilmu dakwah dan ilmu

komunikasi yang telah Banyak memberi bantuan, ilmu dan pengalaman dan

perpustakaan fakultas dakwah dan komunikasi, Serta perpustakaan utama

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

fasilitas memadai atas buku-buku nya.

7. Teman- teman luar biasa di kelas beasiswa program kajian khusus kemenag

BPI 2009.

8. Pihak Rumah Sakit Kanker Dharmais yang telah membantu penulis dalam

(9)

v

Semoga semua jasa dan do’a mereka mendapatkan balasan yang

sempurna, sehingga mereka mendapatkan karunia yang besar dari Allah SWT.

’Tak ada gading yang tak retak” peribahasa ini menggambarkan bahwa

penulisan ini tentunya jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, kritik dan saran

sangat penulis harapkan untuk pengembangan bagi penulis.

Semoga penelitian dan skripsi ini memberikan manfaaat bagi

pengembangan pendidikan dimasa mendatang, dan hanya kepada Allah SWT.

penulis berharap kebaikan dari segala hal yang telah penulis lakukan.

Ciputat , 28 Agustus 2013

(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sikap... 11

B. Pengertian Pelayanan Keperawatan ... 12

C. Pengertian Motivasi ... 17

D. Pengertian Pasien ... 24

E. Kondisi kejiwaan pasien ... 28

F. Pengertian Bimbingan ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA A. Sejarah Berdirinya ... 34

B. Visi Misi ... 36

C. Jenis- jenis Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais .... 40

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Informan... 42

[image:10.595.97.513.119.668.2]
(11)

vii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

(12)

1

A.Latar Belakang Masalah

Rumah sakit sebagai wadah sosial hidup dalam bentuk organisasi

merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungan

yang bersifat timbal balik. Artinya rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan

yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan menerima1.

Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga mutu

pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah gabungan

dari ilmu kesehatan dan seni merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu

pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi, dan ilmu sosial.

Oleh karena itu penting sekali dikembangkan berbagai usaha untuk meningkatkan

kualitas pelayanan keperawatan diberbagai aspek. Salah satu aspek yang dikaji

disini adalah perilaku perawat terhadap pasien. Perawat sebagai ujung tombak

pelayanan di rumah sakit tentunya mempunyai kualitas kepribadian berbeda-beda

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Perbedaan

kualitas kepribadian perawat akan mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi

memberikan pelayanan, dimana akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien

(Suryawati, Darminto, dan Shaluhiyah, 2006).

Dalam sebuah rumah sakit, perawat memegang peranan yang besar dalam

gerak kegiatan rumah sakit untuk menolong pasien. Peranannya sering kali

menentukan dalam proses penyembuhan pasien. Kepribadian perawat sebagai

pelanggan internal(pelaku pelayanan)mempunyai pengaruh terhadap pola

1 Erik P. Eckholm, Masalah kesehatan( lingkungan sebagai sumber penyakit) (Jakarta:

(13)

perilakunya terutama dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar memuaskan.

Karena perawat senantiasa dua puluh empat jam bersama pasien maka sikap dan

perilaku perawat berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan.

Setiap rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan.

Pelayanan diwujudkan melalui upaya penyembuhan pasien (kuratif), pemulihan

kesehatan pasien(rehabilitatif),yang ditunjang upaya peningkatan kesehatan

(promotif) dan pencegahan gangguan kesehatan(preventif), secara menyeluruh

(holistik)dengan pendekatan biopsikososio spiritual sebagaimana disebutkan

oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO).

Kebanyakan manusia cenderung menganggap bahwa cobaan atau ujian

hidup terbatas pada sesuatu yang tidak menyenangkan seperti bencana alam,

bangkrut, kesedihan, sakit, kecelakaan dan hal- hal yang lazim disebut musibah.

Paling tidak, nasihat untuk bersabar dan tabah menghadapi masalah yang

dirasakan menyakitkan. Terkadang tidak terlintas dalam benak kita bahwa

nikmat berupa kesehatan, kekayaan, kesenangan, jabatan dan kemewahan

merupakan ujian serta cobaan, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini dalam

surat ash syu’ara ayat 80, al isra’ ayat 82, fushshilat ayat 442

:

( نيفشي وݏف تضرم ا܎۪و

٠

)

80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku

خ ا۪ نيملاَّلا ܍يزي او نينم۩ملل ٌةمحܐو ٌءافش وه ام ݈آرقلا نم لزنّو

( اܐاس

٠٦

)

2Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan terjemah Juz 19, (Jakarta: Jamunu

(14)

82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang

zalim selain kerugian.

ٌءافشو ݒ܍ه اونمآ ني܏َلل وه لق

...

( ٤٤ )

44. Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang

mukmin.

Konsep sakit menurut Nani Maharany. S.Kep.Ners dari departemen

keperawatan rumah sakit islam adalah sesuatu keadaan tidak menyenangkan

menimpa seseorang sehingga orang tersebut mengalami gangguan aktivitas

sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani maupun sosial. Sakit dapat juga

diterjemahkan sebagai sebuah keadaan penyimpangan dari status kesehatan yang

mempunyai arti lebih luas dari sekedar penyakit. pola penyembuhan pasien

selama ini biasanya lebih fokus pada penangganan penyakit secara medis.

Sementara itu, pendekatan proses tenaga medis(perawatan) yang lebih mengarah

pada kebutuhan dasar manusia masih belum banyak diterapkan.

Proses Pendekatan keperawatan adalah perawat sebagai penolong pasien,

perawat sebagai mitra pasien. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator

bagi pasien yang ditanganinya. Hampir setiap orang pernah sakit musibah yang

satu ini memang dapat menimpa siapapun dan dimanapun. Tidak memandang

perbedaan pangkat dan status sosial, bahkan tanpa mengenal ruang dan waktu.

Penyakit ringan mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan kita,

malah sering kita lihat penyakit sebagai peristiwa yang alamiah yang bisa

(15)

termasuk dalam stadium terminal (tertinggi) terkadang bisa menghilangkan

harapan hidup, bahkan tak jarang bisa menurunkan mental dan merontohkan

iman kita dalam waktu sekejap. Islam tidak menginginkan orang sakit tanpa

usaha, sebab nabi telah bersabda bahwa setiap penyakit ada obatnya dan kita

semua disuruh untuk berobat. Penyakit yang diderita seseorang tidak lepas dari

seluruh mata rantai kehidupan dan penyakit itu harus didudukkan dalam filsafat

ujian. Penyakit adalah salah satu ujian dari Allah yang dianggap orang sebagai

sesuatu yang tidak menyenangkan, pada waktu orang sakit imannya akan teruji,

karena sakit itu sesuatu yang tidak menyenangkan maka harus diterima dengan

kesabaran.

Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian

dalam bentuk skripsi dengan judul” Sikap perawat dalam memotivasi pasien

kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker

dharmais jakarta.

B.Rumusan dan Batasan Masalah

1. Perumusan masalah

Berpijak pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat

merumuskan beberapa permasalahan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker?

2. Adakah faktor lain yang memotivasi pasien dalam proses kesembuhan?

2. Batasan masalah

1. Perawat yang dimaksud adalah perawat yang berkerja di rumah sakit

(16)

2. Pasien yang menjadi subjek penelitian adalah pasien kanker yang

berusia 40 tahun sampai 79 tahun ada di rumah sakit kanker

dharmais jakarta.

3. Sikap perawat yang dimaksud oleh peneliti dibatasi pada aspek

kognitif, afektif dan konatif.

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dari permasalahan yang

dikemukakan diatas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui sejauh mana sikap perawat dalam memotivasi pasien

kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi yang diberikan perawat

pada pasien kanker .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara akademis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya

mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam tentang pentingnya

memotivasi terhadap kesembuhan dari sebuah penyakit baik yang berbahaya

maupun yang tidak berbahaya.,

b. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapakan:

 Untuk bahan evaluasi bagi pelayanan rumah sakit dalam meningkatkan

(17)

 Menambah referensi kajian tentang pentingnya bersikap terhadap orang

lain dan memotivasi terhadap pasien yang menderita kanker dan non

kanker.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis melakukan Tinjauan Pustaka di

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mengecek data yang di

kejurusan, Penulis tidak menemukan seorang pun yang mengangkat judul diatas

atau pun yang mirip dengan judul yang akan penulis teliti. penulis menemukan

beberapa skripsi yang membahas tentang:

1. Hubungan sikap pasien terhadap komunikasi perawat-pasien dengan

kepuasaan pasien rawat inap rumah sakit pelabuhan Jakarta oleh Juli

sumartin mahasiswa psikologi.

2. Pola komunikasi perawat dan pasien rawat inap dalam pelayanan medis di

rumah sakit universitas islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta oleh

Armilatussholihah nim : 107051003695 mahasiswa jurusan Kpi.

3. Hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan perilaku prososial

(18)

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy.J.Moleong mendefinisikan

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang perilaku yang dapat

diamati3.Berdasarkan latar belakang tersebut dan masalah yang akan dijawab

dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif lebih sesuai untuk menggali masalah

tentang bagaimana perilaku perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai

salah satu upaya penyembuhan.

Untuk memperoleh hasil yang valid, dalam hal ini penulis melakukan

penelitian lapangan dengan mengunakan pendekatan kualitatif.Yang

menghasilkan data deskriptif, seperti perkataan orang dan perilaku yang dapat

diamati4. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada

dilapangan dapat digali lebih dalam lagi, guna mendapatkan gambaran yang

lengkap.

2. Lokasi dan Waktu.

Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Dharmais Pusat Kanker

Nasional yang beralamatkan Jl. Let. Jend S.Parman Kav 84-86, Slipi, Jakarta

Barat 11420 no telp. 021 5681570. Website :www.Dharmais.co.id.

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Februari tahun 2013.

(19)

3. Subjek dan objek Penelitian

Adapun teknik pengambilan informan untuk dijadikan subjek dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam teknik

ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria

untuk dijadikan anggota informan. Mereka kemudian menjadi sumber

informasi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan anggota

informan. Orang-orang yang ditunjukkan ini kemudian dijadikan anggota

informan dan selanjutnya diminta menunjukkan orang lain lagi yang

memenuhi kriteria menjadi anggota informan. Demikian prosedur ini

dilanjutkan sampai jumlah anggota informan yang diinginkan terpenuhi.5

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau objek

penelitian dengan menggunakan alat indera.6 Dalam penelitian ini, observasi

dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke rumah sakit kanker dharmais

Jakarta.

b. Wawancara, yaitu interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam

situasi saling berhadapan. Dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi.7 Peneliti melakukan wawancara kepada pasien kanker

untuk memperoleh kelengkapan data. Sebelumnya penulis terlebih dahulu

menyusun pertanyaan tentang permasalahan yang berkaitan dengan objek

5 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004 ), cet. 6, h.

63.

6

Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 37.

(20)

peneliti sebagai pedoman wawancara yang dijadikan acuan pada saat

wawancara berlangsung.

c. Dokumentasi, yaitu dengan penambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.8 Dokumen dalam penelitian ini terdiri dari brosur arsip

dan foto yang dimiliki rumah sakit.

d. Kuesioner ini digunakan sebagai Data pendukung penelitian kualitatif yang

digunakan diatas. Kuesioner ini diberikan kepada 30 orang untuk

memdapatkan data dan informasi yang mendukung dalam hasil penelitian.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,Tesis,dan Disertasi)yang disusun

oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh CEQDA(Center

for Quality Developmant and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2007 cetakan ke -2.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam lima Bab, adapun

penyusunan nya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

8

(21)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teoritis

yaitu pengertian perilaku,pengertian pelayanan

keperawatan, pengertian motivasi,dan pengertian pasien.

Kondisi kejiwaan pasien.

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER

DHARMAIS JAKARTA

Pada bab ini penulis mengemukakan akan membahas

tentang gambaran objek penelitian terdiri dari:latar

belakang berdirinya, visi dan misi rumah sakit kanker

Dharmais, jenis-jenis pelayanan di sumah Sakit kanker

Dharmais Jakarta

BAB IV TEMUAN DAN ANALISI DATA LAPANGAN

Pada bab ini berisi tentang temuan data yang terdiri dari sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker di rumah sakit kanker dharmais jakarta.

BAB V PENUTUP

[image:21.595.102.516.232.601.2]
(22)

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Sikap

1. Pengertian Sikap

Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh

Herbert Spencer tahun 1862,yang diartikan sebagai status mental seseorang.

Sejumlah ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood

menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang

mana dapat memihak (favorable) maupun tidak memihak (unfavorable) pada

suatu obyek tertentu atau kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk

menyesuaikan dengansituasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon

terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (Azwar,1995).

Menurut Rogers menyatakan bahwa sikap adalah pendapat atau

pandangan seseorang tentang suatu obyek yang mendahului tindakannya.

Sedangkan Morgan merumuskan sikap bahwa sikap adalah kecenderungan untuk

merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau

situasi.Menurut Trustone sikap sebagai total kecenderungan, perasaan, prasangka,

ide, rasa takut,ancaman, dan keyakinan seseorang tentang topik tertentu.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek . menurut New comb yang dikutip

oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak , dan bukan merupakan pelaksaaann motif tertentu.

(23)

predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup ,

bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkahlaku yang terbuka. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi teradap objek dilingkungan tertentu sebagai

suatu penghayatan terhadap objek.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap

merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul

pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian,keyakinan,

kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada

seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu

objek.

Bagian Allprot dalam Notoatmojo,2007 menjelaskan bahwa sikap

itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu:

a. Komponen Kognitif : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap

suatu obyek.

b. Komponen Afektif : Merupakan Perasaan individu terhadap obyek sikap,

obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, sukai /tidak

disukai.

c. Konatif(Perilaku): Menunjukan bagaimana perilaku/ kecenderungan

berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang

dihadapinya. Asumsi dasarnya bahwa kepercayaan dan perasaan

mempengaruhi perilaku, kecenderungan secara konsisten, selaras,dan

perasaan ini membantu sikap individual. Ketiga komponen ini secara

(24)

utuh ini, pengetahuan, pikiran,keyakinan,dan emosi memegang peranan

penting1.Selanjutnya sikap itu terdiri dari berbagai tindakan yaitu:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang(subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya

seorang perawat mengajak perawat lain untuk memotivasi setiap

pasien.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko, merupakan sikap yang paling tinggi.

1. Ciri – Ciri Sikap

Adapun ciri –ciri sikap adalah sebagai berikut2:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subyek- obyek.

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir.

c. Sikap dipelajari.

d. Dalam Sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.

e. Sikap tidak menghilang meski kebutuhan susah terpenuhi.

1 Alwisol . psikologi Kepribadian edisi revisi. ( Malang : UUM Press, 2011) h.220 2Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Diri dan Lingkungan.( Jakarta: Kizi Brother’s,

(25)

f. Sikap itu bermacam- macam.

Jelasnya

a. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir , tetapi harus dipelajari selama

perkembangan hidupnya. Karena itulah sikap selalu berubah ubah dan dapat

dipelajari.atau sebaliknya, bahwa sikap itu dapat dipelajari apabila ada syarat

tertentu yang mempermudahkan berubahnya sikap pada orang itu. Berbeda

dengan instink/naluri manusia dibawa nya sejak lahir. Ia bersifat tetap dan

mempunyai sifat motif-motif biogenetis seperti : rasa lapar, haus seksual, dan

lain sebagainya.

b. Sikap itu tidak semata- mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan

dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek.

Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek saja, melainkan juga

dapat berkenaan denga deretan- deretan objek- objek yang serupa. Misalnya: si

A seorang pemberani, dalam hal ini kemungkinan bukan si A sendiri yang

berani, melainkan orang sebangsa A juga berani.

c. Sikap, pada umumnya menpunyai segi- segi motivasi dan emosi, sedangkan

pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada3.

2. Fungsi sikap

Fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu:

1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah

sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar,

sehingga mudah pula menjadi milik bersa ma. Justru karena itu sesuatu

golongan yang mendasar atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama

(26)

biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap suatu

objek. Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung

antara orang dengan kelompok nya atau anggotanya yang lain.

2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.

3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman. Dalam hal

ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman-

pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif,

artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani

oleh manusia, tetapi manusia memilih mana- mana yang perlu dan mana

yang tidak perlu dilayani.

4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan

pribadi seseorang. Ini sebabnya sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang

mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objek-

objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut4.

3. Proses Pembentukan Sikap dan Perubahan Sikap

Sikap setiap orang sama dalam perkembangan tetapi berbeda dalam

pembentukan nya. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan sikap seseorang atau

individu dengan sikap temannya, familinya,dan tetangganya. Banyak hal yang

perlu kita ketahui untuk mengetahui karakteristik sikap. Umpamanya, jika

meramalkan tingkah laku seseorang dalam waktu tertentu atau jika ingin

mengontrol tindakannya, kita harus mengetahui cara sikap itu berkembang dan

berubah.Masalah pembentukan sikap ini, menurut Krech dan kawan- kawan,

tidak hanya ditujukan untuk ilmu sosial saja.tetapi juga penting bagi semua orang

yang ingin memengaruhi kegiatan sosial, seperti orang tua, pendidik, pemimpin,

(27)

pembaharu, politikus, pedagang, dan orang-orang yang tertarik untuk

mengetahui cara mengembangkan sikap- sikap baru dan cara menguatkan atau

melemahkan sikap. Ada orang atau sekelompok orang yang ingin

mempertahankan sikap tertentu, ada pula sementara orang yang ingin

menghilangkan sikap, umpamanya, ingin menghilangkan sikap diskriminatif.

Bagaimana sikap itu terbentuk? Sebagian orang berpendapat bahwa ada

faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap (Waller

dkk,1990: Keller dkk,1992)5. Meskipun begitu,sebagian besar ahli psikologi

social berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman, melaui proses

belajar. pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan

pendapat ini disusun berbagai upaya(pendidikan, pelatihan, komunikasi,

penerangan, dan sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang. Terbentuknya

sikap sesorang pada dasarnya dilandasi oleh norma- norma yang sebelumnya

(telah dihayatinya), sehingga dengan “kacamata” norma- norma ini berserta

pengalamannya dimasa lalu, ia akan menentukan sikap, bahkan bertindak.

Dengan demikian, sikap terjadi setelah individu mengadakan internalisasi dari

hasil- hasil:

1. Observasi(terhadap kelompok dan kejadian) serta pengalaman partisipasi

nya dengan kelompok yang dihadapi.

2. Perbandingan pengalamannya yang mirip dengan respons atau reaksi

yang diberikannya, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya.

3. Apakah pengalaman yang mirip dengan telah melibatkan emosinya atau

tidak, karena suatu kejadian yang menyerap perasaannya lebih sulit

(28)

dilupakan nya sehingga reaksinya akan merupakan reaksi berdasarkan

usaha menjauhi situasi yang diharapkannya.

4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya dan

pengalaman orang lain yang dianggap lebih pengalaman, lebih ahli,dan

sebagainya.

4. Faktor- faktor Terbentuknya Sikap.

a. Faktor Internal. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan sendiri, seperti selektifitas.

b. Faktor Eksternal. Faktor- faktor pembentukan sikap yang terdapat dari luar

diri seseorang, adalah:

1. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap.

2. Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap.

3. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.

5. Situasi pada sikap itu terbentuk.

B. Keperawatan

1. Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia

terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial (ANA,2000). Dalam

keperawatan modern respon manusia yang didefinisikan sebagai pengalaman

dan respon orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena

perhatian perawat. Perawat atau nurse berasal dari kata nutrix yang berarti

(29)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit

maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia6.

Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin

tertib, menurut word medical association (1991) yaitu semakin tertibnya

pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan pada gilirannya

akan berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup serta derajat

kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Keperawatan dalam menjalankan

pelayanan sebagai pelayanan keperawatan secara sederhana dapat diartikan

sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun yang sehat dalam

bentuk peningkatan pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga

seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tranpa

memerlukan bantuan atau tergantung orang lain(Henderson,1980).

2. Perawat

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang

berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2004), perawat adalah

seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung

jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada

berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Perawat (nurse) berasal dari bahasa

latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Sedangkan

perawat menurut Wardhono (1998) adalah orang yang telah menyelesaikan

6Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional . Jakarta : Kedokteran

(30)

pendidikan professional keperawatan, dan diberi kewenangan untuk

melaksanakan peran serta fungsinya. Perawat (nurse) berasal dari bahasa

latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara.

Dari pengertian diatas dapat diuraikan pengertian dasar seorang

perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri, dan proses

penuaan. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan

berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan

kewenangannya.

3. Peran dan Fungsi Perawat

Fungsi perawat didalam melakukan pengkajian pada individu yang sehat

maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan dengan berbagai cara

untuk mengendalikan kepribadian pasien secepat mungkin dalam bentuk

proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, identifikasi masalah

(diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi. berapa

peran perlu diemban oleh perawat ketika menjalankan dan membina

hubungan profesional yaitu:

(1) peran sebagai orang asing (starnger)

(2) narasumber (resource per son)

(3) pendidik (teacingrole)

(4) pemimpin (leadersip role), dan

(5) peran pengganti (surrogate role).

Fungsi perawat juga sebagai pembimbing bagi pasien baik secara

(31)

ada sanak keluarga, sebagai ibu bagi anak- anak yang tidak memiliki orang

tua.

C. Motivasi

Dalam Psikologi dikenal istilah motif dan motivasi. Motif atau

dalam bahasa Inggrisnya “motive” berasal dari kata motion, yang

berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.7 Jadi istilah motif erat

kaitannya dengan gerakan yang dilakukan oleh manusia atau yang

disebut juga dengan perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam

psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi

terjadinya satu tingkah laku.

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya

untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang

menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku

atau perbuatan.8

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari diri di dalam subjek untuk melakukan aktivi tas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motif juga dapat diartikan suatu kondisi intern(kesiapsiagaan).9

Jadi motif adalah daya yang dapat mendorong seseorang untuk

melakukan suatu gerakan atau perbuatan (tingkah Laku) demi

tercapainya suatu tujuan.

7 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umu Psikologi (Jakarta : Bulan Bintang 1996) Cet. 7 h.152.

(32)

Motivasi merupakan istilah yang lebih umum dari pada motif yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang timbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.10

Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan, bahwa

motivasi itu mengacu kepada kebutuhan manusia yang dapat membuat

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, motivasi juga mengacu

kepada sebab atau mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan,dan

memberikan semangat kepada seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan.

Mengenai jenis atau macam motivasi dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Jadi motif atau motivasi yang aktif itu sangat

bervariasi.

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:

(a) Motivasi bawaan.

(b) motivasi yang dipelajari.

Motivasi bawaan adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi

motivasi itu ada tanpa dipelajari, seperti: dorongan untuk makan,

minum, bekerja dan lain-lain. Sedangkan motivasi yang dipelajari

adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan untuk

belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar

sesuatu dalam masyarakat, dan lain-lain.

(33)

2. Jenis motivasi menurut pembagian Woordwoorth dan Marquis.

Jenis motivasi ini terdiri dari:

(a) Motif atau kebutuhan organis, misalnya, kebutuhan untuk makan,

minum, istirahat dan lain-lain(sesuai dengan motivasi bawaan).

(b) Motif-motif darurat seperti: Dorongan untuk menyelamatkan diri,

dorongan untuk membalas, dan lain-lain.

(c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, manipulasi, untuk menaruh minat.

3. Motivasi Jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi

jasmaniah, seperti: refleks, instink otomatis, nafsu.Sedangkan

motivasi rohaniah, yaitu kemauan.

4. Motivasi intrinsik: Motivasi yang timbul dari dalam diri individu,

dan motivasi ekstrinsik: motivasi yang timbul karena adanya dorongan

dari luar.11

Namun secara garis besar pendorong timbulnya tingkah laku atau

motivasi itu ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik.

Motivasi intrinsik ialah motivasi yang timbul dalam diri

seseorang. Dalam belajar, motivasi intrinsik erat kaitannya dengan

tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin

memperoleh pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan, dan

sebagainya.

Motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang datang dari luar

individu. Dalam belajar, motivasi ini tidak ada kaitannya den gan

(34)

tujuan belajar, seperti: Belajar karena takut kepada guru, atau karena

ingin lulus, ingin memperoleh nilai yang tinggi.

Dalam belajar motivasi sangat diperlukan keberadaannya. Hasil

belajar akan enjadi optimal jika terdapat motivasi dalam kegiatan

belajar tersebut. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan

semakin berhasil suatu pelajaran. Jadi motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas belajar bagi para siswa yang nantinya akan

sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya.

Setidaknya terdapat tiga fungsi motifasi, yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Dalam hal ini motivasi

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yag akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motif dan motivasi memiliki tiga rantai dasar yang saling berkait an

dan tertampung dalam istilah“lingkaran motivasi”yaitu:

1. Timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan didorong untuk

memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Bertingkah laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan, yaitu

(35)

3. Tujuan tercapai, sehingga seseorang akan merasa puas dan lega

karena kebutuhannya terpenuhi.12

Dari uraian di atas terlihat bahwa lingkaran motivasi itu berkaitan erat

dengan kebutuhan. Kebutuhan berarti suatu keadaan internal yang

menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan

yang tak terpuaskan menciptakan tegang yang merangsang dorongan di

dalam diri individu tersebut. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku

pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai

akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangan

tegangan.

D. Pasien

1. Pengertian pasien

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pasien adalah orang yang sakit,

yang dirawat oleh dokter13.

Pasien juga diartikan yang sakit, penderita sakit( Sakit) baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalma kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya terganggu.14

Pasien adalah orang sakit, penderita (sakit), baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya yang terganggu.15

12Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan (Surabaya Karya Abditama 1994) Cet.1 hal 102

13

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.834

14Hawari, Pelatian Relawan Bimbingan Rohani Pasien,Sawangan 9 Juli 2003 (Jakarta:

Dompet Dhuafa Republika, 2003) h 15.

(36)

beberapa pengertian yang penulis paparkan, penulis dapat

memahami tentang pengertian pasien yaitu seseorang yang menderita suatu

penyakit baik jasmaniah maupun rohaniah yang mendapat pengobatan dan

perawatan medis. Dalam hal ini, ada penyakit yang dapat sembuh dengan

sendirinya, meskipun umumnya setiap pasien memerlukan bantuan dalm hal

pengobatan dan pengasuhan darinya, ia memerlukan bantuan dari seorang

dokter dan seorang perawat.

Beberapa pengertian pasien diantaranya :

a. Menurut Christine Brook dalam bukunya kamus saku Perawat:

1) Pasien adalah penderita penyakit yang mendapat penanganan

medis dan atau asuhan keperawatan.

2) Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.

b. Menurut Barbara F.Weller dalam buku kamus saku Perawat pasien

adalah orang yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena

menderita penyakit16

c. Menurut Bahder Djohan, Pasien adalah seseorang yang menderita

penyakit Jasmaniah maupun rohaniah.

2. Pengertian kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal

yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi

tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak

orang sehingga ada baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya.

(37)

a. Kanker Tiroid

Kanker thyroid adalah kanker yang terjadi pada sel-sel thyroid.

Thyroid adalah sebuah kelenjar yang terletak pada leher yang

berbentuk kupu-kupu. Kelenjar thyroid menghasilkan hormon

tiroksin yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, laju

metabolism, suhu dan berat badan. Kanker thyroid merupakan kanker

yang jarang terjadi, di amerika serikat diperkirakan jumlah penderita

kanker thyroid sekitar setiap tahunnya berdasarkan data dari National

Cancer Institute. Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin

mudah dan banyak ditemukan kanker thyroid.Kanker tiroid

merupakan salah satu gangguan endokrin. Kanker tiroid jauh lebih

jarang ditemukan jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk kanker

lain. Meskipun demikian, penyakit kanker ini merupakan penyebab

90% semua kelainan malignasi endokrin. Kurang lebih 13.000 kasus

baru kanker tiroid terjadi setiap tahun. Menurut American Cancer

Society (1994), kurang lebih 1025 pasien meninggal setiap tahun

akibat kanker ini (Brunner dan Suddarth. Buku ajar Keperawatan

Medikal Bedah edisi 8 hal.131Kanker tiroid menempati urutan ke-9

dari sepuluh keganasan tersering. Lebih banyak wanita dengan

distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. insidensinya berkisar antara

5, 4 – 0, 3%. Berdasarkan histopatologi jenis kanker ini yaitu: kanker

tiroid jenis papiler (71,4%), kanker tiroid folikuler (16,7%), kanker

tiroid jenis anaplastik (8,4%) dan kanker tiroid jenis meduler (1,4%).

Berdasarkan usia kanker tiroid jenis papiler biasanya pada pasien

(38)

folikuler yang banyak pada usia diatas itu. Sedangkan kanker jenis

meduler sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun).Kanker tiroid

memiliki 4 tipe keganasan. yaitu; papiler, folikuler, ana plastic dan

meduler.Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,

lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.

Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid

bisa disembuhkan. Kanker tiroid serinkali membatasi kemampuan

menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon

tiroid, tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon

tiroid sehingga terjadi hipertiroidism.

Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap

yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid,

tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga

terjadi hipertiroidisme.

b. Kanker Serviks

Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular

seksual yang disebabkan oleh infeksi tertentu virus papilloma,

Kanker serviks adalah kanker ginekologik yang biasanya tumbuh ke

arah luar dan ke arah dalam sehingga menimbulkan pembesaran

serviks(Derek,2002:68).

Pengertian Kanker leher rahim (serviks) adalah kanker yang terjadi

(39)

merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim

(uterus) dengan liang senggama (vagina) (Yohanes R, 1999).

3. Kondisi kejiwaan pasien,

a. Stress

باَصلا رشبو تارمَّلاو سفّأاو لاومأا نم صقّو عوجلاو فوخلا نم ءيشب مكَّولبنلو ( نير

٥٥٥ )

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Istilah stes dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainnya. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang

disebut stressor psikososial. Dapat mengakibatkan gangguan fungsi /faal

organ tubuh. Reaksi tubuh(fisik )ini dimanakan stress.

Berdasarkan penelitian telah terbukti adanya hubungan antara stres

dan penyakit, baik pada manusia maupun hewan. Sayangnya, bukti- bukti

tersebut tidak memberikan informasi mengenai hal- hal yang melandasi

hubungan tersebut. Mengetahui mekanisme antara stress dan penyakit

merupakan hal yang penting. Beberapa peneliti telah mencoba mengetahui

mekanisme tersebut dan menemukan bahwa stress ternyata dapat

mempengaruhi system kekebalan tubuh, suatu system yang berperan penting

pada muncul atau tidaknya penyakit infeksi, kanker ataupun alergi. Dalam

(40)

penyebab kematian utama yang erat hubungannya dengan stress dan

depresi17:

a. Penyakit jantung coroner.

b. Kanker.

c. Paru- paru.

d. Kecelakaan.

e. Pengerasaan hati.

f. Bunuh diri.

Menurut clonniger (1996) stress adalah keadaan yang membuat

tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan

dan belum mempunyai jalan keluarnya dan banyak pikiran yang

mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.

Kendall dan Hammen( 1998) menyatakan stress dapat terjadi pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan- tuntutan tersebut. Situasi yang menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Ketika individu tidak dapat menyelesaikan atau mengatasi stress dengan efektif maka stres tersebut berpotensi untuk menyebabkan gangguan psikologisnya18.

b. Emosi

Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara

alami memiliki emosi.

Menurut James (Purwanto dan Mulyono,2006) emosi adalah keadaan

jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada

tubuh. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan

17Dadang Hawari, Alquran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.(Yogjakarta: PT.

Dana Bhakti Prima yasa,1997 .)h.49-50.

18Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana

(41)

tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya19. Proses kemunculan emosi

melibatkan faktor psikologis maupun faktor fisiologis. kebangkitan emosi

kita pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa yang

bisa netral,positif ataupun negatif. Menurut pandangan teori kognitif , emosi

lebih banyak ditentukan oleh hasil interprestasi kita terhadap sebuah

peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterprestasikan sebuah peristiwa

dalam persepsi atau penilaian negatif, tidak menyenangkan,

menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan, atau sebaliknya dalam

persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah,sesuatu

yang mengharukan, atau membahagiakan. Interprestasi yang kita buat atas

peristiwa mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis kita secara

lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif.

4. Bimbingan

Bimbingan menurut bahasa (etimologi) ialah kata terjemahan

guidance” yang berasal dari bahasa inggris. Bimbingan memiliki arti

sebagai bantuan atau tuntunan. Mengartikan “ guidance” atau bimbingan

dengan kata menujukan”menuntun” atau membimbing kejalan yang benar20.

Secara terminologi, bimbingan itu adalah suatu proses pemberian

bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambunganagar

individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup

mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan

tuntunan dan keadaan lingkungan, sekolah, keluarga, masyarakat serta

19Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana mengelola emosi positif dan hidup anda h.11-12

20H.M. arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama( Jakarta : Golden

(42)

kehidupan pada umumnya dengan sumbangan yang berarti pada kehidupan

masyarakat. Bimbingan membantu individu mencapain perkembangan diri

secara optimal sebagai makhluk sosial21

Dewa Ketut Sukardi menjelaskan, bimbingan adalah suatu proses

yang diberikan kepada seseorang agar membanggakan potensinya yang

dimiliki, mengenal diri sendiri, mengatasi persoalan sehingga ia dapat

menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa

tergantung pada orang lain22.

Bima Walgito menyebutkan bahwa bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan dalam

hidupnya. Agar individu atau sekumpulan individu – individu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya.Sedangkan menurut Thohari Musnamar

Bimbingan adalah proses memberikan bantuan terhadap individu agar

mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga

mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.23

Dari uraian diatas maka dapat dipahami bahwa bimbingan adalah

upaya memberi bantuan dan motivasi kepada individu dalam ajaran agama

untuk mencapai tujuan kebaikan dunia dan akhirat.

5. Bentuk-bentuk Bimbingan dan Metode Bimbingan.

21Rahman Natawijaya,peran Guru Dalam Bimbingan disekolah.(Bandung:CV Abardin,1998,

cet ke 1. H. 7)

22Dewa Ketut sukardi,Bimbingan dan Penyuluhan Belajar disekolah,( Surabaya : Usaha Nasional,1982),h.66

23Thohari Musnamar. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam. ( Yogjakarta :UUI

(43)

Berbagai bentuk-bentuk bimbingan telah berkembang mengikuti

perkembangan tuntutan hidup manusia dalam masyarakat yang semakin

meningkat. Hal tersebut berdampak pula pada kehidupan mental spiritual

mental yang semakin kompleks, tidak sederhana dan tidak pula semakin

meredakan batin bahkan sebaliknya semakin meningkatkan ketegangan jiwa.

Untuk menolong meredakan ketegangan- ketegangan tersebut, maka

bimbingan mengarah pada bentuk- bentuk yang dapat dilihat dari segi

bidangnya, menurut M.Arifin diantaranya adalah:

a. Bimbingan dan penyuluhan dalam Bidang Kesehatan Jiwa

(Mental Health Counseling) yaitu suatu bimbingan atau nasihat

yang bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor yang

menimbulkan gangguan jiwa klain, sehingga dengan demikian

akan emperoleh ketenangan hidup rohaniah yang sewajarnya

sebagaimana yang diharapkan.24

b. Bimbingan dan penyuluhan Keagamaan yaitu bimbingan dan

penyuluhan yang diberikan pada seseorang yang bersifat

keagamaan yang bertujuan untuk membantu problema

perseorangandan melalui keimanan menurut agamanya. Dengan

menggunakan pendekatan keagamaan dalam bimbingan tersebut,

klien dapat diberi insigh( kesadaran terhadap adanya hubungan

sebab akibat dalam problem yang dialami) dalam pribadinya

yang berhubungan dengan keimananya yang mungkin pada saat

24M.Arif , Teori- teori Konseling Agama dan Umum, ( Jakarta: Golden Terayon,1996) cet

(44)

itu telah lenyap dalam jiwa klien. Adapun metode Bimbingan

nya sebagai berikut:

a. Metode non direktif (cara yang tidak mengarah).

b. Metode Psikoanalisa(penganalisaan jiwa), metode ini

memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi

penyembuhan jiwa klaen.

c. Metode Direktif ( Metode yang bersifat mengarah) metode

ini bersifat mengarah kepada klain untuk berusaha mengatasi

(45)

34

JAKARTA

A. Sejarah Rumah Sakit Kanker Dharmais

Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di

Indonesia. Oleh karena itu didirikanlah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

yang berfungsi memberi pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya

penderita kanker. Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dibangun pada tahun

1991-1993 oleh Yayasan “Dharmais” di atas tanah milik pemerintah seluas

38.920 M2 yang terletak di jalan Letnan Jendral S. Parman Kav.84-86 Slipi,

Jakarta. Dan peresmian dilakukan pada tanggal 30 Oktober 1993.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

72/Menkes/SK/I/1993 tanggal 25 januari 1993 tentang organisasi dan tata

kerja Rumah Sakit Kanker “Dharmais” adalah rumah sakit milik pemerintah

yang pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan “Dharmais”,

diselenggarakan oleh Dewan Penyantun dan sehari-harinya dilaksanakan

oleh Badan Pelaksana Harian Dewan Penyantun Rumah Sakit Kanker

“Dharmais”.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI diatas

ditetapkan pula Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sebagai Pusat Kanker

Nasional yang merupakan Pusat Rujukan Tertinggi Jaringan Pelayanan

Kanker di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan pemerintahan di

[image:45.595.98.516.208.612.2]
(46)

pengelolaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sepenuhnya kepada

pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI.

Rumah Sakit Kanker “Dharmais” berdasarkan Peraturan Pemerintah

nomor 128 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000, resmi beroperasi sebagai

Rumah Sakit Perjan per tanggal 1 Januari 2002 dan sebagaimana diatur

dalam PP nomor 6 Tahun 2000 pasal 18, direksi wajib menyiapakan

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang merupakan

penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang. Pada tanggal 13 Juni 2005

pemerintah memberlakukan PP RI nomor 23 Tahun 2005, tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) terhadap 13 Rumah

Sakit Perjan, dimana salah satunya adalah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

dengan total karyawan 1017 karyawan yang terdiri dari medis 100 orang,

paramedis perawat 253 orang, paramedis non keperawatan 154 orang dan

non medis 510 orang, rumah sakit ini menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan Tim Kerja (Timja) kanker yang

berpedoman pada pelayanan kanker terpadu, paripurna, terjangkau oleh

masyarakat.

B. Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais

Profil RS Kanker Dharmais secara singkat adalah sebagai berikut:

Nama : RS Kanker Dharmais

(47)

Alamat : Jl. Letjen S.Parman Kav 84-86, Kel. Kota Bambu Selatan, Kec.

Palmerah, Kodya Jakarta Barat.No. Telpon : 021-5681570 Batas Wilayah RS

Kanker Dharmais:

a. Sebelah utara : RS Jantung dan RS Ibu dan Anak Harapan Kita, Jl. Kota

bambu Selatan

b. Sebelah Timur : Pemukiman penduduk Rt 07 & 08 Kel. Kota Bambu

Selatan

c. Sebelah Selatan : Rumah kantor dan gedung perkantoran

d. Sebelah Barat : Jalan tol dan Jl. Raya Letj. S. Parman

C. Visi, Misi, Moto, Falsafah,

A. Visi Rumah Sakit Kanker Dharmais

Menjadi Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang menjadi

panutan dalam penanggulangan kanker di Indonesia.

B. Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais

Melaksanakan pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang bermutu

tinggi di bidang penanggulangan kanker

C. Moto Rumah Sakit Kanker Dharmais

Tampil lebih baik, ramah, dan profesional

D. Falsafah Rumah Sakit Kanker Dharmais

Rasa kebersamaan menyertai kegiatan terpadu demi mewujudkan

pelayanan prima di bidang kesehatan

(48)

Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang melakukan pelayanan,

pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang kanker melalui

aktualisasi SMILE!C:

S : Senyum dan ramah pada setiap pelayanan

M : Mengutamakan mutu pelayanan

I : Ikhlas dalam melaksanakan tugas

L : Loyal pada pimpinan

E : Excellent dalam pelayanan, pendidikan, dan pelatihan

! : Merupakan simbol optimis yang berarti mempunyai sikap selalu optimis

menghadapi segala tantangan dan hambatan dalam tugas

C : Continually improvement, senantiasa melakukan perbaikan mutu

berkesinambungan

D. Tujuan Rumah Sakit Kanker Dharmais

Didirikannya Rumah Sakit Kanker Dharmais memiliki tujuan untuk:

a. Mendukung terlaksananya program kesehatan nasional Departemen

Kesehatan RI dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat

melalui penyediaan fasilitas kesehatan

b. Berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan

daerah sekitarnya dengan menyajikan pelayanan rumah sakit dengan

keunggulan penyakit kanker yang berkualitas dengan biaya relative

terjangkau. Keunggulan pelayanan penyakit kanker tersebut diwujudkan

dengan dijadikannya RS Kanker Dharmais menjadi Rujukan Nasional

(49)

E. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Kanker Dharmais

Rumah Sakit Kanker Dharmais mempunyai tugas menjadi Pusat

Rujukan Nasional di bidang penanggulangan kanker di Indonesia dan untuk

menyelenggarakan pelayanan penyembuhan dan perawatan penderita secara

paripurna, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di

bidang kesehatan kanker secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan

dengan berorientasi pada kepentingan masyarakat serta upaya-upaya

peningkatan status kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Rumah Sakit kanker Dharmais menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan

b. Pelaksanaan upaya pencegahan terjadinya penyakit kanker

c. Pelaksanaan penyembuhan terhadap pasien penyakit kanker

d. Pelaksanaan upaya rehabilitasi terhadap pasien penyakit kanker

e. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan

f. Pelaksanaan rujukan kesehatan kanker

g. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit

h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan

j. Pelaksanaan urusan administrasi umum dan keuangan

F. Sarana RS Kanker Dharmais

RS Kanker Dharmais terdiri dari 7 blok bangunan, yaitu bangunan

utama, bangunan asrama dan litbang, bangunan auditorium, bangunan

(50)

duka, serta tempat TPS dan incenerator, dan IPAL/STP. Bangunan utama terdiri

dari 8 lantai dan ditambah 2 lantai basement. Saat ini lantai yang sudah

dioperasikan adalah lantai basement, lantai 1, 2, 3, 4, 5, dan 8 sedangkan lantai

lainnya masih dalam tahap persiapan pengembangan fisik. Penggunaan

masing-masing lantai bangunan utama adalah sebagai berikut:

a. Lantai basement 2 digunakan untuk ruang pompa, sewage pit, dan pit lift.

b. Lantai basement 1 digunakan untuk ruang radiodiagnostik, radioterapi,

Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu (ISSB), Medical Record, Pengolahan

Data Elektronik, Bidang Administrasi dan Keuangan, Pusat Komputer, Pusat

Telepon, Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Khusus, unit uji kesehatan dan deteksi

dini kanker), dan Divisi SDM.

c. Lantai 1 digunakan untuk lobby, Unit Admission &Marketing, Information

Center, Instalasi Rawat Jalan (termasuk Unit Diagnostik Terpadu, UnitProsedur

Diagnostik, Unit Rawat Singkat), Instalasi Gawat Darurat, Instalasi

Pemeliharaan Sarana dan Rumah Tangga, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi

Patologi Anatomi, Satelit Farmasi Rawat Jalan, Instalasi Pemulasaran Jenazah,

Kasir, Instalasi Gizi dan Dapur, Bank.

d. Dilantai 2 digunakan untuk Instalasi Rawat Jalan, Rehabilitasi Medik, kafe

dan mini market, Bank Darah, bank mini, Instalasi Farmasi dan Satelit

Gambar

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER
GAMBARAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
No Table .1 Alternativ Jawaban

Referensi

Dokumen terkait

Aturan yang demikian itulah, yang kemudian menjadi salah satu faktor yang menurut penulis adalah bagian dari kompleksitas pranata sosial yang berlaku di

Sosial yang berkaitan dengan dampak suatu pembangunan

Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa pada pengamatan 48 JSPT terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai kekerasan buah yang dicelup kitosan pada tanaman yang

Hasil penelitian mengatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin rendah pula daya lekatnya, hal ini berhubungan dengan viskositas yang semakin rendah

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pengawasan Muatan Angkutan Barang Di Jalan Di Provinsi Jawa

Penggunaan carbopol ETD 2020 pada formulasi sediaan lipstik ekstrak air kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dalam bentuk likuid diharapkan dapat berpengaruh

Proses pencucian tidak selalu dilakukan setiap produksi, terkadang bahan baku setelah disortasi langsung dimasukkan dalam bak perendaman dengan garam dan baru

Bertahun-tahun lamanya saya duduk di atas kursi dan meja yang sama sementara kepala saya berpindah-pindah dari satu kursi ke kursi yang lain di atas kursi dimana