RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I)
Oleh
Ratna Amaliah
NIM : 109052000036
PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
.,
1Skipsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh
Celar SarjaDa Ilmu Komunikasi lslam ( S.Kom.f)
Oleh
Ratna Amaliah
NIM : 10905200086
JURUSAN BIMBINGAII DA}I PENYULUIIAIY ISLAM FAKT'LTAS ILMU DAKWAE DAN ILMU KOMIJ}IIKASI I]NTVERSITAS ISLAM MGERI SYARIF
IIIDAYATI'LLAE
Satu Upaya Penyernbuhan
Di
Rumah Sakit Kanker Dharmair Jakarta,, tetahdi
ujikan dalam siding munaqosyah Fakurtas Ilrnu Dak*uh dan Ilmu Komuoikasi unive*itas Islam Neged (UIN) Syarif l{idayatullah Jakarta pada tarygal 29 Agustus 2013. Skdpsiini
telah diterima sebagai salah satu sya.rat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I) padajurusan Bimbingan dan Penlrrluhan Islan.
Jakart4 29 Agushrs 2013
Sidang Munaqasyah
Anggola
Penguji
I
.i
198103
I
002 9660806 199603 1 00rf. Daud Effendi. AM
NIP. 19490504197703 100 I 199503 2 003
Dengan ini saya mengatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam tulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplak dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Pada lembar pengesahan panitia ujian untuk dosen pembimbing tanda tangan nya di atas namankan ketua jurusan dikarenakan kondisi kesehatan pembimbing kurang baik.
Ciputat, 28 Agustus 2013
i
NIM : 109052000036
Sikap Perawat Dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan Di RumahSakit Kanker Dharmais Jakarta
Salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar baik fisik maupun psikis adalah kebutuhan akan kesehatan. Kesehatan memang sudah menjadi kebutuhan yang essensial untuk sebagai tujuan. Dengan kesehatan, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hambatan. Rumah sakit sebagai wadah sosial dalam bentuk organisasi merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungan yang bersifat timbal balik, artinya bahwa rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan saling menerima. Perawat adalah orang yang dididik menjadi paramedik untuk menyelenggarakan perawatan orang sakit atau secara khusus untuk mendalami bidang perawatan tertentu. Perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Profesi perawat diakui sebagai bagian integritas dari pelayanan kesehatan.
Dalam proses hubungan timbal balik tersebut muncul sebuah komunikasi yang biasa terjadi antara perawat dan pasien. Dalam hubungan ini perawat memberikan pelayanan medis pada pasien dan pasien diharap aktif ketika dalam hubungan demi kesembuhan dan kebaikan diri sendiri, yang juga dapat diistilahkan dengan konseling. Kesiapan mental seseorang sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Karena Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dan motivasi dari orang lain, walaupun motivasi yang terbesar itu ada dalam diri manusia itu sendiri.
Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, keyakinan, kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu objek.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun subjek penelitian ini adalah pasien yang menderita penyakit kanker, kemudian yang menjadi objek penelitian adalah sikap perawat.
ii
Nurses Attitude in Motivating Cancer Patients as One Efforts of Healing In Cancer Hospital Jakarta Dharmais
One of the very basic human needs both physically and psychologically is the need for health. Healthcare is already a essential requirement to the goal. With health, humans can perform their daily activities without any hindrance. Hospital as a social forum in the form of organization is a place society; places to live and thrive in reciprocal relationships, meaning that the hospital and the community are inseparable connection. Both are mutual relationship of giving and receiving. Both are inter-relationship of mutual giving and receiving. Nurses are trained to be paramedics to hold care for the sick or in particular to explore specific field of treatment. Nurse is one of the important and strategic components in the implementation of health care. Nursing profession is recognized as part of the integrity of the health service.
In the process of the reciprocal relationship appears a common communication between nurses and patients. In this relationship nurses provide medical services to patients and patients expected to active in this relationship for the sake of their healing and goodness, which can also be termed counseling. Mental preparedness is needed in interacting with others. Because Humans are social creatures who need help and motivation from others, although the biggest motivation is exists within man himself.
Attitude is a person's response to a stimulus or stimuli which arise in a person that involves thoughts, feelings, attention, confidence, trust and other psychiatric symptoms, that onset of an action to someone. Attitude is also portrait of likes dislikes someone against an object.
The method used in this study is a qualitative research; qualitative research is a research procedure that produces descriptive data in the form of words written or spoken of the people and behavior observed. While the subject of this study is that patients with cancer, then that becomes the object of this research is the
nurse’s behavior.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahîm.
Allahumma Shalli alâ Muhammad wa Âli Muhammad.
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karuniaNya
sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan atas manusia terpilih sebagai Sayyidul anbiya wa
nabiyyul Musthafa Muhammad, beserta keluarganya yang dimuliakan dan disucikan
dan para sahabatnya yang setia memegang teguh ajaran Islam.
Penelitian dan Penulisan skripsi ini penulis lakukan sebagai tugas terakhir
dalam menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
( UIN Jakarta ). Dan penulis persembahkan serta mengharapkan dapat memberikan
manfaat untuk dunia pendidikan. Tentunya penelitian dan penulisan skripsi ini tidak
akan terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Yang paling penulis Cintai, Sayangi dan Hormati yaitu Ayahanda Syakdian
Selan, Ibunda Darmawati dan saudara –saudara ku tercinta, yang selalu
menjadi inspirasi pada setiap langkah penulis, dan selalu memberikan
motivasi sehingga penulis mampu melangkah dalam menjalani segala
iv
2. Bapak Drs. Arif Subhan , M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi ,Wahidin Saputra ,M.A.selaku Pembantu Dekan 1, Drs. Study
Rizal,L.K, M.Ag selaku pembantu dekan III dan Drs. Mahmud Jalal ,M.A,
selaku pembantu Dekan II.
3. Ibu Rini Laili Prihatini M.Si Selaku ketua jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam, serta Drs. Sugiharto M.A selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam.
4. Ibu Prof.Dr. Ismah Salman ,M.Hum, selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktunya dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan
petunjuk kepada penulis dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapapun yang membacanya.
5. Ibu Nurul Hidayati S.Ag M.Pd selaku pembimbing akademik mahasiswa
Bimbingan dan Penyuluhan Islam tahun 2009.
6. Segenap staf- staf serta Bapak/ibu dosen fakultas ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi yang telah Banyak memberi bantuan, ilmu dan pengalaman dan
perpustakaan fakultas dakwah dan komunikasi, Serta perpustakaan utama
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
fasilitas memadai atas buku-buku nya.
7. Teman- teman luar biasa di kelas beasiswa program kajian khusus kemenag
BPI 2009.
8. Pihak Rumah Sakit Kanker Dharmais yang telah membantu penulis dalam
v
Semoga semua jasa dan do’a mereka mendapatkan balasan yang
sempurna, sehingga mereka mendapatkan karunia yang besar dari Allah SWT.
‘’Tak ada gading yang tak retak” peribahasa ini menggambarkan bahwa
penulisan ini tentunya jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk pengembangan bagi penulis.
Semoga penelitian dan skripsi ini memberikan manfaaat bagi
pengembangan pendidikan dimasa mendatang, dan hanya kepada Allah SWT.
penulis berharap kebaikan dari segala hal yang telah penulis lakukan.
Ciputat , 28 Agustus 2013
vi
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Tinjauan Pustaka ... 6
E. Metodologi Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sikap... 11
B. Pengertian Pelayanan Keperawatan ... 12
C. Pengertian Motivasi ... 17
D. Pengertian Pasien ... 24
E. Kondisi kejiwaan pasien ... 28
F. Pengertian Bimbingan ... 31
BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA A. Sejarah Berdirinya ... 34
B. Visi Misi ... 36
C. Jenis- jenis Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais .... 40
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Informan... 42
[image:10.595.97.513.119.668.2]vii BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
1
A.Latar Belakang Masalah
Rumah sakit sebagai wadah sosial hidup dalam bentuk organisasi
merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungan
yang bersifat timbal balik. Artinya rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan
yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan menerima1.
Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga mutu
pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah gabungan
dari ilmu kesehatan dan seni merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu
pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi, dan ilmu sosial.
Oleh karena itu penting sekali dikembangkan berbagai usaha untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan diberbagai aspek. Salah satu aspek yang dikaji
disini adalah perilaku perawat terhadap pasien. Perawat sebagai ujung tombak
pelayanan di rumah sakit tentunya mempunyai kualitas kepribadian berbeda-beda
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Perbedaan
kualitas kepribadian perawat akan mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi
memberikan pelayanan, dimana akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien
(Suryawati, Darminto, dan Shaluhiyah, 2006).
Dalam sebuah rumah sakit, perawat memegang peranan yang besar dalam
gerak kegiatan rumah sakit untuk menolong pasien. Peranannya sering kali
menentukan dalam proses penyembuhan pasien. Kepribadian perawat sebagai
pelanggan internal(pelaku pelayanan)mempunyai pengaruh terhadap pola
1 Erik P. Eckholm, Masalah kesehatan( lingkungan sebagai sumber penyakit) (Jakarta:
perilakunya terutama dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar memuaskan.
Karena perawat senantiasa dua puluh empat jam bersama pasien maka sikap dan
perilaku perawat berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan.
Setiap rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan.
Pelayanan diwujudkan melalui upaya penyembuhan pasien (kuratif), pemulihan
kesehatan pasien(rehabilitatif),yang ditunjang upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan gangguan kesehatan(preventif), secara menyeluruh
(holistik)dengan pendekatan biopsikososio spiritual sebagaimana disebutkan
oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO).
Kebanyakan manusia cenderung menganggap bahwa cobaan atau ujian
hidup terbatas pada sesuatu yang tidak menyenangkan seperti bencana alam,
bangkrut, kesedihan, sakit, kecelakaan dan hal- hal yang lazim disebut musibah.
Paling tidak, nasihat untuk bersabar dan tabah menghadapi masalah yang
dirasakan menyakitkan. Terkadang tidak terlintas dalam benak kita bahwa
nikmat berupa kesehatan, kekayaan, kesenangan, jabatan dan kemewahan
merupakan ujian serta cobaan, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini dalam
surat ash syu’ara ayat 80, al isra’ ayat 82, fushshilat ayat 442
:
( نيفشي وݏف تضرم ا۪و
٠
)
80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku
خ ا۪ نيملاَّلا ܍يزي او نينم۩ملل ٌةمحܐو ٌءافش وه ام ݈آرقلا نم لزنّو
( اܐاس
٠٦
)
2Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan terjemah Juz 19, (Jakarta: Jamunu
82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian.
…
ٌءافشو ݒ܍ه اونمآ نيَلل وه لق
...( ٤٤ )
44. Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin.
Konsep sakit menurut Nani Maharany. S.Kep.Ners dari departemen
keperawatan rumah sakit islam adalah sesuatu keadaan tidak menyenangkan
menimpa seseorang sehingga orang tersebut mengalami gangguan aktivitas
sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani maupun sosial. Sakit dapat juga
diterjemahkan sebagai sebuah keadaan penyimpangan dari status kesehatan yang
mempunyai arti lebih luas dari sekedar penyakit. pola penyembuhan pasien
selama ini biasanya lebih fokus pada penangganan penyakit secara medis.
Sementara itu, pendekatan proses tenaga medis(perawatan) yang lebih mengarah
pada kebutuhan dasar manusia masih belum banyak diterapkan.
Proses Pendekatan keperawatan adalah perawat sebagai penolong pasien,
perawat sebagai mitra pasien. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator
bagi pasien yang ditanganinya. Hampir setiap orang pernah sakit musibah yang
satu ini memang dapat menimpa siapapun dan dimanapun. Tidak memandang
perbedaan pangkat dan status sosial, bahkan tanpa mengenal ruang dan waktu.
Penyakit ringan mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan kita,
malah sering kita lihat penyakit sebagai peristiwa yang alamiah yang bisa
termasuk dalam stadium terminal (tertinggi) terkadang bisa menghilangkan
harapan hidup, bahkan tak jarang bisa menurunkan mental dan merontohkan
iman kita dalam waktu sekejap. Islam tidak menginginkan orang sakit tanpa
usaha, sebab nabi telah bersabda bahwa setiap penyakit ada obatnya dan kita
semua disuruh untuk berobat. Penyakit yang diderita seseorang tidak lepas dari
seluruh mata rantai kehidupan dan penyakit itu harus didudukkan dalam filsafat
ujian. Penyakit adalah salah satu ujian dari Allah yang dianggap orang sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan, pada waktu orang sakit imannya akan teruji,
karena sakit itu sesuatu yang tidak menyenangkan maka harus diterima dengan
kesabaran.
Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian
dalam bentuk skripsi dengan judul” Sikap perawat dalam memotivasi pasien
kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker
dharmais jakarta.
B.Rumusan dan Batasan Masalah
1. Perumusan masalah
Berpijak pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat
merumuskan beberapa permasalahan diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker?
2. Adakah faktor lain yang memotivasi pasien dalam proses kesembuhan?
2. Batasan masalah
1. Perawat yang dimaksud adalah perawat yang berkerja di rumah sakit
2. Pasien yang menjadi subjek penelitian adalah pasien kanker yang
berusia 40 tahun sampai 79 tahun ada di rumah sakit kanker
dharmais jakarta.
3. Sikap perawat yang dimaksud oleh peneliti dibatasi pada aspek
kognitif, afektif dan konatif.
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dari permasalahan yang
dikemukakan diatas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui sejauh mana sikap perawat dalam memotivasi pasien
kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi yang diberikan perawat
pada pasien kanker .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Secara akademis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya
mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam tentang pentingnya
memotivasi terhadap kesembuhan dari sebuah penyakit baik yang berbahaya
maupun yang tidak berbahaya.,
b. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapakan:
Untuk bahan evaluasi bagi pelayanan rumah sakit dalam meningkatkan
Menambah referensi kajian tentang pentingnya bersikap terhadap orang
lain dan memotivasi terhadap pasien yang menderita kanker dan non
kanker.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis melakukan Tinjauan Pustaka di
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mengecek data yang di
kejurusan, Penulis tidak menemukan seorang pun yang mengangkat judul diatas
atau pun yang mirip dengan judul yang akan penulis teliti. penulis menemukan
beberapa skripsi yang membahas tentang:
1. Hubungan sikap pasien terhadap komunikasi perawat-pasien dengan
kepuasaan pasien rawat inap rumah sakit pelabuhan Jakarta oleh Juli
sumartin mahasiswa psikologi.
2. Pola komunikasi perawat dan pasien rawat inap dalam pelayanan medis di
rumah sakit universitas islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta oleh
Armilatussholihah nim : 107051003695 mahasiswa jurusan Kpi.
3. Hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan perilaku prososial
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy.J.Moleong mendefinisikan
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang perilaku yang dapat
diamati3.Berdasarkan latar belakang tersebut dan masalah yang akan dijawab
dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif lebih sesuai untuk menggali masalah
tentang bagaimana perilaku perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai
salah satu upaya penyembuhan.
Untuk memperoleh hasil yang valid, dalam hal ini penulis melakukan
penelitian lapangan dengan mengunakan pendekatan kualitatif.Yang
menghasilkan data deskriptif, seperti perkataan orang dan perilaku yang dapat
diamati4. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada
dilapangan dapat digali lebih dalam lagi, guna mendapatkan gambaran yang
lengkap.
2. Lokasi dan Waktu.
Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Dharmais Pusat Kanker
Nasional yang beralamatkan Jl. Let. Jend S.Parman Kav 84-86, Slipi, Jakarta
Barat 11420 no telp. 021 5681570. Website :www.Dharmais.co.id.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Februari tahun 2013.
3. Subjek dan objek Penelitian
Adapun teknik pengambilan informan untuk dijadikan subjek dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam teknik
ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria
untuk dijadikan anggota informan. Mereka kemudian menjadi sumber
informasi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan anggota
informan. Orang-orang yang ditunjukkan ini kemudian dijadikan anggota
informan dan selanjutnya diminta menunjukkan orang lain lagi yang
memenuhi kriteria menjadi anggota informan. Demikian prosedur ini
dilanjutkan sampai jumlah anggota informan yang diinginkan terpenuhi.5
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau objek
penelitian dengan menggunakan alat indera.6 Dalam penelitian ini, observasi
dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke rumah sakit kanker dharmais
Jakarta.
b. Wawancara, yaitu interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam
situasi saling berhadapan. Dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi.7 Peneliti melakukan wawancara kepada pasien kanker
untuk memperoleh kelengkapan data. Sebelumnya penulis terlebih dahulu
menyusun pertanyaan tentang permasalahan yang berkaitan dengan objek
5 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004 ), cet. 6, h.
63.
6
Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 37.
peneliti sebagai pedoman wawancara yang dijadikan acuan pada saat
wawancara berlangsung.
c. Dokumentasi, yaitu dengan penambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.8 Dokumen dalam penelitian ini terdiri dari brosur arsip
dan foto yang dimiliki rumah sakit.
d. Kuesioner ini digunakan sebagai Data pendukung penelitian kualitatif yang
digunakan diatas. Kuesioner ini diberikan kepada 30 orang untuk
memdapatkan data dan informasi yang mendukung dalam hasil penelitian.
4. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,Tesis,dan Disertasi)yang disusun
oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh CEQDA(Center
for Quality Developmant and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007 cetakan ke -2.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam lima Bab, adapun
penyusunan nya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
8
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teoritis
yaitu pengertian perilaku,pengertian pelayanan
keperawatan, pengertian motivasi,dan pengertian pasien.
Kondisi kejiwaan pasien.
BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER
DHARMAIS JAKARTA
Pada bab ini penulis mengemukakan akan membahas
tentang gambaran objek penelitian terdiri dari:latar
belakang berdirinya, visi dan misi rumah sakit kanker
Dharmais, jenis-jenis pelayanan di sumah Sakit kanker
Dharmais Jakarta
BAB IV TEMUAN DAN ANALISI DATA LAPANGAN
Pada bab ini berisi tentang temuan data yang terdiri dari sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker di rumah sakit kanker dharmais jakarta.
BAB V PENUTUP
[image:21.595.102.516.232.601.2]11
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sikap
1. Pengertian Sikap
Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh
Herbert Spencer tahun 1862,yang diartikan sebagai status mental seseorang.
Sejumlah ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood
menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang
mana dapat memihak (favorable) maupun tidak memihak (unfavorable) pada
suatu obyek tertentu atau kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk
menyesuaikan dengansituasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon
terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (Azwar,1995).
Menurut Rogers menyatakan bahwa sikap adalah pendapat atau
pandangan seseorang tentang suatu obyek yang mendahului tindakannya.
Sedangkan Morgan merumuskan sikap bahwa sikap adalah kecenderungan untuk
merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau
situasi.Menurut Trustone sikap sebagai total kecenderungan, perasaan, prasangka,
ide, rasa takut,ancaman, dan keyakinan seseorang tentang topik tertentu.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek . menurut New comb yang dikutip
oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak , dan bukan merupakan pelaksaaann motif tertentu.
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup ,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkahlaku yang terbuka. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi teradap objek dilingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul
pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian,keyakinan,
kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada
seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu
objek.
Bagian Allprot dalam Notoatmojo,2007 menjelaskan bahwa sikap
itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu:
a. Komponen Kognitif : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap
suatu obyek.
b. Komponen Afektif : Merupakan Perasaan individu terhadap obyek sikap,
obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, sukai /tidak
disukai.
c. Konatif(Perilaku): Menunjukan bagaimana perilaku/ kecenderungan
berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
dihadapinya. Asumsi dasarnya bahwa kepercayaan dan perasaan
mempengaruhi perilaku, kecenderungan secara konsisten, selaras,dan
perasaan ini membantu sikap individual. Ketiga komponen ini secara
utuh ini, pengetahuan, pikiran,keyakinan,dan emosi memegang peranan
penting1.Selanjutnya sikap itu terdiri dari berbagai tindakan yaitu:
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang(subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding)
Memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya
seorang perawat mengajak perawat lain untuk memotivasi setiap
pasien.
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko, merupakan sikap yang paling tinggi.
1. Ciri – Ciri Sikap
Adapun ciri –ciri sikap adalah sebagai berikut2:
a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subyek- obyek.
b. Sikap tidak dibawa sejak lahir.
c. Sikap dipelajari.
d. Dalam Sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.
e. Sikap tidak menghilang meski kebutuhan susah terpenuhi.
1 Alwisol . psikologi Kepribadian edisi revisi. ( Malang : UUM Press, 2011) h.220 2Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Diri dan Lingkungan.( Jakarta: Kizi Brother’s,
f. Sikap itu bermacam- macam.
Jelasnya
a. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir , tetapi harus dipelajari selama
perkembangan hidupnya. Karena itulah sikap selalu berubah ubah dan dapat
dipelajari.atau sebaliknya, bahwa sikap itu dapat dipelajari apabila ada syarat
tertentu yang mempermudahkan berubahnya sikap pada orang itu. Berbeda
dengan instink/naluri manusia dibawa nya sejak lahir. Ia bersifat tetap dan
mempunyai sifat motif-motif biogenetis seperti : rasa lapar, haus seksual, dan
lain sebagainya.
b. Sikap itu tidak semata- mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan
dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek.
Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek saja, melainkan juga
dapat berkenaan denga deretan- deretan objek- objek yang serupa. Misalnya: si
A seorang pemberani, dalam hal ini kemungkinan bukan si A sendiri yang
berani, melainkan orang sebangsa A juga berani.
c. Sikap, pada umumnya menpunyai segi- segi motivasi dan emosi, sedangkan
pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada3.
2. Fungsi sikap
Fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu:
1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah
sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar,
sehingga mudah pula menjadi milik bersa ma. Justru karena itu sesuatu
golongan yang mendasar atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama
biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap suatu
objek. Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung
antara orang dengan kelompok nya atau anggotanya yang lain.
2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.
3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman. Dalam hal
ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman-
pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif,
artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani
oleh manusia, tetapi manusia memilih mana- mana yang perlu dan mana
yang tidak perlu dilayani.
4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan
pribadi seseorang. Ini sebabnya sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang
mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objek-
objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut4.
3. Proses Pembentukan Sikap dan Perubahan Sikap
Sikap setiap orang sama dalam perkembangan tetapi berbeda dalam
pembentukan nya. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan sikap seseorang atau
individu dengan sikap temannya, familinya,dan tetangganya. Banyak hal yang
perlu kita ketahui untuk mengetahui karakteristik sikap. Umpamanya, jika
meramalkan tingkah laku seseorang dalam waktu tertentu atau jika ingin
mengontrol tindakannya, kita harus mengetahui cara sikap itu berkembang dan
berubah.Masalah pembentukan sikap ini, menurut Krech dan kawan- kawan,
tidak hanya ditujukan untuk ilmu sosial saja.tetapi juga penting bagi semua orang
yang ingin memengaruhi kegiatan sosial, seperti orang tua, pendidik, pemimpin,
pembaharu, politikus, pedagang, dan orang-orang yang tertarik untuk
mengetahui cara mengembangkan sikap- sikap baru dan cara menguatkan atau
melemahkan sikap. Ada orang atau sekelompok orang yang ingin
mempertahankan sikap tertentu, ada pula sementara orang yang ingin
menghilangkan sikap, umpamanya, ingin menghilangkan sikap diskriminatif.
Bagaimana sikap itu terbentuk? Sebagian orang berpendapat bahwa ada
faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap (Waller
dkk,1990: Keller dkk,1992)5. Meskipun begitu,sebagian besar ahli psikologi
social berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman, melaui proses
belajar. pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan
pendapat ini disusun berbagai upaya(pendidikan, pelatihan, komunikasi,
penerangan, dan sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang. Terbentuknya
sikap sesorang pada dasarnya dilandasi oleh norma- norma yang sebelumnya
(telah dihayatinya), sehingga dengan “kacamata” norma- norma ini berserta
pengalamannya dimasa lalu, ia akan menentukan sikap, bahkan bertindak.
Dengan demikian, sikap terjadi setelah individu mengadakan internalisasi dari
hasil- hasil:
1. Observasi(terhadap kelompok dan kejadian) serta pengalaman partisipasi
nya dengan kelompok yang dihadapi.
2. Perbandingan pengalamannya yang mirip dengan respons atau reaksi
yang diberikannya, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya.
3. Apakah pengalaman yang mirip dengan telah melibatkan emosinya atau
tidak, karena suatu kejadian yang menyerap perasaannya lebih sulit
dilupakan nya sehingga reaksinya akan merupakan reaksi berdasarkan
usaha menjauhi situasi yang diharapkannya.
4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya dan
pengalaman orang lain yang dianggap lebih pengalaman, lebih ahli,dan
sebagainya.
4. Faktor- faktor Terbentuknya Sikap.
a. Faktor Internal. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan sendiri, seperti selektifitas.
b. Faktor Eksternal. Faktor- faktor pembentukan sikap yang terdapat dari luar
diri seseorang, adalah:
1. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap.
2. Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap.
3. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
4. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
5. Situasi pada sikap itu terbentuk.
B. Keperawatan
1. Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia
terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial (ANA,2000). Dalam
keperawatan modern respon manusia yang didefinisikan sebagai pengalaman
dan respon orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena
perhatian perawat. Perawat atau nurse berasal dari kata nutrix yang berarti
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia6.
Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin
tertib, menurut word medical association (1991) yaitu semakin tertibnya
pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan pada gilirannya
akan berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup serta derajat
kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Keperawatan dalam menjalankan
pelayanan sebagai pelayanan keperawatan secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun yang sehat dalam
bentuk peningkatan pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga
seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tranpa
memerlukan bantuan atau tergantung orang lain(Henderson,1980).
2. Perawat
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2004), perawat adalah
seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung
jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada
berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Perawat (nurse) berasal dari bahasa
latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Sedangkan
perawat menurut Wardhono (1998) adalah orang yang telah menyelesaikan
6Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional . Jakarta : Kedokteran
pendidikan professional keperawatan, dan diberi kewenangan untuk
melaksanakan peran serta fungsinya. Perawat (nurse) berasal dari bahasa
latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara.
Dari pengertian diatas dapat diuraikan pengertian dasar seorang
perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri, dan proses
penuaan. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan
berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan
kewenangannya.
3. Peran dan Fungsi Perawat
Fungsi perawat didalam melakukan pengkajian pada individu yang sehat
maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan dengan berbagai cara
untuk mengendalikan kepribadian pasien secepat mungkin dalam bentuk
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, identifikasi masalah
(diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi. berapa
peran perlu diemban oleh perawat ketika menjalankan dan membina
hubungan profesional yaitu:
(1) peran sebagai orang asing (starnger)
(2) narasumber (resource per son)
(3) pendidik (teacingrole)
(4) pemimpin (leadersip role), dan
(5) peran pengganti (surrogate role).
Fungsi perawat juga sebagai pembimbing bagi pasien baik secara
ada sanak keluarga, sebagai ibu bagi anak- anak yang tidak memiliki orang
tua.
C. Motivasi
Dalam Psikologi dikenal istilah motif dan motivasi. Motif atau
dalam bahasa Inggrisnya “motive” berasal dari kata motion, yang
berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.7 Jadi istilah motif erat
kaitannya dengan gerakan yang dilakukan oleh manusia atau yang
disebut juga dengan perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam
psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi
terjadinya satu tingkah laku.
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku
atau perbuatan.8
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari diri di dalam subjek untuk melakukan aktivi tas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motif juga dapat diartikan suatu kondisi intern(kesiapsiagaan).9
Jadi motif adalah daya yang dapat mendorong seseorang untuk
melakukan suatu gerakan atau perbuatan (tingkah Laku) demi
tercapainya suatu tujuan.
7 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umu Psikologi (Jakarta : Bulan Bintang 1996) Cet. 7 h.152.
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum dari pada motif yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang timbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.10
Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan, bahwa
motivasi itu mengacu kepada kebutuhan manusia yang dapat membuat
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, motivasi juga mengacu
kepada sebab atau mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan,dan
memberikan semangat kepada seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan.
Mengenai jenis atau macam motivasi dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Jadi motif atau motivasi yang aktif itu sangat
bervariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:
(a) Motivasi bawaan.
(b) motivasi yang dipelajari.
Motivasi bawaan adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa dipelajari, seperti: dorongan untuk makan,
minum, bekerja dan lain-lain. Sedangkan motivasi yang dipelajari
adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan untuk
belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar
sesuatu dalam masyarakat, dan lain-lain.
2. Jenis motivasi menurut pembagian Woordwoorth dan Marquis.
Jenis motivasi ini terdiri dari:
(a) Motif atau kebutuhan organis, misalnya, kebutuhan untuk makan,
minum, istirahat dan lain-lain(sesuai dengan motivasi bawaan).
(b) Motif-motif darurat seperti: Dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, dan lain-lain.
(c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, manipulasi, untuk menaruh minat.
3. Motivasi Jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi
jasmaniah, seperti: refleks, instink otomatis, nafsu.Sedangkan
motivasi rohaniah, yaitu kemauan.
4. Motivasi intrinsik: Motivasi yang timbul dari dalam diri individu,
dan motivasi ekstrinsik: motivasi yang timbul karena adanya dorongan
dari luar.11
Namun secara garis besar pendorong timbulnya tingkah laku atau
motivasi itu ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
Motivasi intrinsik ialah motivasi yang timbul dalam diri
seseorang. Dalam belajar, motivasi intrinsik erat kaitannya dengan
tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin
memperoleh pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan, dan
sebagainya.
Motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang datang dari luar
individu. Dalam belajar, motivasi ini tidak ada kaitannya den gan
tujuan belajar, seperti: Belajar karena takut kepada guru, atau karena
ingin lulus, ingin memperoleh nilai yang tinggi.
Dalam belajar motivasi sangat diperlukan keberadaannya. Hasil
belajar akan enjadi optimal jika terdapat motivasi dalam kegiatan
belajar tersebut. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan
semakin berhasil suatu pelajaran. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas belajar bagi para siswa yang nantinya akan
sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya.
Setidaknya terdapat tiga fungsi motifasi, yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Dalam hal ini motivasi
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yag akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motif dan motivasi memiliki tiga rantai dasar yang saling berkait an
dan tertampung dalam istilah“lingkaran motivasi”yaitu:
1. Timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan didorong untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Bertingkah laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan, yaitu
3. Tujuan tercapai, sehingga seseorang akan merasa puas dan lega
karena kebutuhannya terpenuhi.12
Dari uraian di atas terlihat bahwa lingkaran motivasi itu berkaitan erat
dengan kebutuhan. Kebutuhan berarti suatu keadaan internal yang
menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan
yang tak terpuaskan menciptakan tegang yang merangsang dorongan di
dalam diri individu tersebut. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku
pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai
akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangan
tegangan.
D. Pasien
1. Pengertian pasien
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pasien adalah orang yang sakit,
yang dirawat oleh dokter13.
Pasien juga diartikan yang sakit, penderita sakit( Sakit) baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalma kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya terganggu.14
Pasien adalah orang sakit, penderita (sakit), baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya yang terganggu.15
12Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan (Surabaya Karya Abditama 1994) Cet.1 hal 102
13
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.834
14Hawari, Pelatian Relawan Bimbingan Rohani Pasien,Sawangan 9 Juli 2003 (Jakarta:
Dompet Dhuafa Republika, 2003) h 15.
beberapa pengertian yang penulis paparkan, penulis dapat
memahami tentang pengertian pasien yaitu seseorang yang menderita suatu
penyakit baik jasmaniah maupun rohaniah yang mendapat pengobatan dan
perawatan medis. Dalam hal ini, ada penyakit yang dapat sembuh dengan
sendirinya, meskipun umumnya setiap pasien memerlukan bantuan dalm hal
pengobatan dan pengasuhan darinya, ia memerlukan bantuan dari seorang
dokter dan seorang perawat.
Beberapa pengertian pasien diantaranya :
a. Menurut Christine Brook dalam bukunya kamus saku Perawat:
1) Pasien adalah penderita penyakit yang mendapat penanganan
medis dan atau asuhan keperawatan.
2) Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.
b. Menurut Barbara F.Weller dalam buku kamus saku Perawat pasien
adalah orang yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena
menderita penyakit16
c. Menurut Bahder Djohan, Pasien adalah seseorang yang menderita
penyakit Jasmaniah maupun rohaniah.
2. Pengertian kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal
yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi
tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak
orang sehingga ada baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya.
a. Kanker Tiroid
Kanker thyroid adalah kanker yang terjadi pada sel-sel thyroid.
Thyroid adalah sebuah kelenjar yang terletak pada leher yang
berbentuk kupu-kupu. Kelenjar thyroid menghasilkan hormon
tiroksin yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, laju
metabolism, suhu dan berat badan. Kanker thyroid merupakan kanker
yang jarang terjadi, di amerika serikat diperkirakan jumlah penderita
kanker thyroid sekitar setiap tahunnya berdasarkan data dari National
Cancer Institute. Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin
mudah dan banyak ditemukan kanker thyroid.Kanker tiroid
merupakan salah satu gangguan endokrin. Kanker tiroid jauh lebih
jarang ditemukan jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk kanker
lain. Meskipun demikian, penyakit kanker ini merupakan penyebab
90% semua kelainan malignasi endokrin. Kurang lebih 13.000 kasus
baru kanker tiroid terjadi setiap tahun. Menurut American Cancer
Society (1994), kurang lebih 1025 pasien meninggal setiap tahun
akibat kanker ini (Brunner dan Suddarth. Buku ajar Keperawatan
Medikal Bedah edisi 8 hal.131Kanker tiroid menempati urutan ke-9
dari sepuluh keganasan tersering. Lebih banyak wanita dengan
distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. insidensinya berkisar antara
5, 4 – 0, 3%. Berdasarkan histopatologi jenis kanker ini yaitu: kanker
tiroid jenis papiler (71,4%), kanker tiroid folikuler (16,7%), kanker
tiroid jenis anaplastik (8,4%) dan kanker tiroid jenis meduler (1,4%).
Berdasarkan usia kanker tiroid jenis papiler biasanya pada pasien
folikuler yang banyak pada usia diatas itu. Sedangkan kanker jenis
meduler sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun).Kanker tiroid
memiliki 4 tipe keganasan. yaitu; papiler, folikuler, ana plastic dan
meduler.Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.
Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid
bisa disembuhkan. Kanker tiroid serinkali membatasi kemampuan
menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon
tiroid, tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon
tiroid sehingga terjadi hipertiroidism.
Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap
yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid,
tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga
terjadi hipertiroidisme.
b. Kanker Serviks
Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh infeksi tertentu virus papilloma,
Kanker serviks adalah kanker ginekologik yang biasanya tumbuh ke
arah luar dan ke arah dalam sehingga menimbulkan pembesaran
serviks(Derek,2002:68).
Pengertian Kanker leher rahim (serviks) adalah kanker yang terjadi
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina) (Yohanes R, 1999).
3. Kondisi kejiwaan pasien,
a. Stress
باَصلا رشبو تارمَّلاو سفّأاو لاومأا نم صقّو عوجلاو فوخلا نم ءيشب مكَّولبنلو ( نير
٥٥٥ )
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Istilah stes dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang
disebut stressor psikososial. Dapat mengakibatkan gangguan fungsi /faal
organ tubuh. Reaksi tubuh(fisik )ini dimanakan stress.
Berdasarkan penelitian telah terbukti adanya hubungan antara stres
dan penyakit, baik pada manusia maupun hewan. Sayangnya, bukti- bukti
tersebut tidak memberikan informasi mengenai hal- hal yang melandasi
hubungan tersebut. Mengetahui mekanisme antara stress dan penyakit
merupakan hal yang penting. Beberapa peneliti telah mencoba mengetahui
mekanisme tersebut dan menemukan bahwa stress ternyata dapat
mempengaruhi system kekebalan tubuh, suatu system yang berperan penting
pada muncul atau tidaknya penyakit infeksi, kanker ataupun alergi. Dalam
penyebab kematian utama yang erat hubungannya dengan stress dan
depresi17:
a. Penyakit jantung coroner.
b. Kanker.
c. Paru- paru.
d. Kecelakaan.
e. Pengerasaan hati.
f. Bunuh diri.
Menurut clonniger (1996) stress adalah keadaan yang membuat
tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan
dan belum mempunyai jalan keluarnya dan banyak pikiran yang
mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.
Kendall dan Hammen( 1998) menyatakan stress dapat terjadi pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan- tuntutan tersebut. Situasi yang menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Ketika individu tidak dapat menyelesaikan atau mengatasi stress dengan efektif maka stres tersebut berpotensi untuk menyebabkan gangguan psikologisnya18.
b. Emosi
Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara
alami memiliki emosi.
Menurut James (Purwanto dan Mulyono,2006) emosi adalah keadaan
jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada
tubuh. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan
17Dadang Hawari, Alquran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.(Yogjakarta: PT.
Dana Bhakti Prima yasa,1997 .)h.49-50.
18Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana
tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya19. Proses kemunculan emosi
melibatkan faktor psikologis maupun faktor fisiologis. kebangkitan emosi
kita pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa yang
bisa netral,positif ataupun negatif. Menurut pandangan teori kognitif , emosi
lebih banyak ditentukan oleh hasil interprestasi kita terhadap sebuah
peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterprestasikan sebuah peristiwa
dalam persepsi atau penilaian negatif, tidak menyenangkan,
menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan, atau sebaliknya dalam
persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah,sesuatu
yang mengharukan, atau membahagiakan. Interprestasi yang kita buat atas
peristiwa mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis kita secara
lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif.
4. Bimbingan
Bimbingan menurut bahasa (etimologi) ialah kata terjemahan
“guidance” yang berasal dari bahasa inggris. Bimbingan memiliki arti
sebagai bantuan atau tuntunan. Mengartikan “ guidance” atau bimbingan
dengan kata menujukan”menuntun” atau membimbing kejalan yang benar20.
Secara terminologi, bimbingan itu adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambunganagar
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntunan dan keadaan lingkungan, sekolah, keluarga, masyarakat serta
19Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana mengelola emosi positif dan hidup anda h.11-12
20H.M. arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama( Jakarta : Golden
kehidupan pada umumnya dengan sumbangan yang berarti pada kehidupan
masyarakat. Bimbingan membantu individu mencapain perkembangan diri
secara optimal sebagai makhluk sosial21
Dewa Ketut Sukardi menjelaskan, bimbingan adalah suatu proses
yang diberikan kepada seseorang agar membanggakan potensinya yang
dimiliki, mengenal diri sendiri, mengatasi persoalan sehingga ia dapat
menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa
tergantung pada orang lain22.
Bima Walgito menyebutkan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan dalam
hidupnya. Agar individu atau sekumpulan individu – individu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.Sedangkan menurut Thohari Musnamar
Bimbingan adalah proses memberikan bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga
mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.23
Dari uraian diatas maka dapat dipahami bahwa bimbingan adalah
upaya memberi bantuan dan motivasi kepada individu dalam ajaran agama
untuk mencapai tujuan kebaikan dunia dan akhirat.
5. Bentuk-bentuk Bimbingan dan Metode Bimbingan.
21Rahman Natawijaya,peran Guru Dalam Bimbingan disekolah.(Bandung:CV Abardin,1998,
cet ke 1. H. 7)
22Dewa Ketut sukardi,Bimbingan dan Penyuluhan Belajar disekolah,( Surabaya : Usaha Nasional,1982),h.66
23Thohari Musnamar. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam. ( Yogjakarta :UUI
Berbagai bentuk-bentuk bimbingan telah berkembang mengikuti
perkembangan tuntutan hidup manusia dalam masyarakat yang semakin
meningkat. Hal tersebut berdampak pula pada kehidupan mental spiritual
mental yang semakin kompleks, tidak sederhana dan tidak pula semakin
meredakan batin bahkan sebaliknya semakin meningkatkan ketegangan jiwa.
Untuk menolong meredakan ketegangan- ketegangan tersebut, maka
bimbingan mengarah pada bentuk- bentuk yang dapat dilihat dari segi
bidangnya, menurut M.Arifin diantaranya adalah:
a. Bimbingan dan penyuluhan dalam Bidang Kesehatan Jiwa
(Mental Health Counseling) yaitu suatu bimbingan atau nasihat
yang bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor yang
menimbulkan gangguan jiwa klain, sehingga dengan demikian
akan emperoleh ketenangan hidup rohaniah yang sewajarnya
sebagaimana yang diharapkan.24
b. Bimbingan dan penyuluhan Keagamaan yaitu bimbingan dan
penyuluhan yang diberikan pada seseorang yang bersifat
keagamaan yang bertujuan untuk membantu problema
perseorangandan melalui keimanan menurut agamanya. Dengan
menggunakan pendekatan keagamaan dalam bimbingan tersebut,
klien dapat diberi insigh( kesadaran terhadap adanya hubungan
sebab akibat dalam problem yang dialami) dalam pribadinya
yang berhubungan dengan keimananya yang mungkin pada saat
24M.Arif , Teori- teori Konseling Agama dan Umum, ( Jakarta: Golden Terayon,1996) cet
itu telah lenyap dalam jiwa klien. Adapun metode Bimbingan
nya sebagai berikut:
a. Metode non direktif (cara yang tidak mengarah).
b. Metode Psikoanalisa(penganalisaan jiwa), metode ini
memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi
penyembuhan jiwa klaen.
c. Metode Direktif ( Metode yang bersifat mengarah) metode
ini bersifat mengarah kepada klain untuk berusaha mengatasi
34
JAKARTA
A. Sejarah Rumah Sakit Kanker Dharmais
Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di
Indonesia. Oleh karena itu didirikanlah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”
yang berfungsi memberi pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya
penderita kanker. Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dibangun pada tahun
1991-1993 oleh Yayasan “Dharmais” di atas tanah milik pemerintah seluas
38.920 M2 yang terletak di jalan Letnan Jendral S. Parman Kav.84-86 Slipi,
Jakarta. Dan peresmian dilakukan pada tanggal 30 Oktober 1993.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
72/Menkes/SK/I/1993 tanggal 25 januari 1993 tentang organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Kanker “Dharmais” adalah rumah sakit milik pemerintah
yang pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan “Dharmais”,
diselenggarakan oleh Dewan Penyantun dan sehari-harinya dilaksanakan
oleh Badan Pelaksana Harian Dewan Penyantun Rumah Sakit Kanker
“Dharmais”.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI diatas
ditetapkan pula Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sebagai Pusat Kanker
Nasional yang merupakan Pusat Rujukan Tertinggi Jaringan Pelayanan
Kanker di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan pemerintahan di
[image:45.595.98.516.208.612.2]pengelolaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sepenuhnya kepada
pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI.
Rumah Sakit Kanker “Dharmais” berdasarkan Peraturan Pemerintah
nomor 128 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000, resmi beroperasi sebagai
Rumah Sakit Perjan per tanggal 1 Januari 2002 dan sebagaimana diatur
dalam PP nomor 6 Tahun 2000 pasal 18, direksi wajib menyiapakan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang merupakan
penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang. Pada tanggal 13 Juni 2005
pemerintah memberlakukan PP RI nomor 23 Tahun 2005, tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) terhadap 13 Rumah
Sakit Perjan, dimana salah satunya adalah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”
dengan total karyawan 1017 karyawan yang terdiri dari medis 100 orang,
paramedis perawat 253 orang, paramedis non keperawatan 154 orang dan
non medis 510 orang, rumah sakit ini menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan Tim Kerja (Timja) kanker yang
berpedoman pada pelayanan kanker terpadu, paripurna, terjangkau oleh
masyarakat.
B. Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais
Profil RS Kanker Dharmais secara singkat adalah sebagai berikut:
Nama : RS Kanker Dharmais
Alamat : Jl. Letjen S.Parman Kav 84-86, Kel. Kota Bambu Selatan, Kec.
Palmerah, Kodya Jakarta Barat.No. Telpon : 021-5681570 Batas Wilayah RS
Kanker Dharmais:
a. Sebelah utara : RS Jantung dan RS Ibu dan Anak Harapan Kita, Jl. Kota
bambu Selatan
b. Sebelah Timur : Pemukiman penduduk Rt 07 & 08 Kel. Kota Bambu
Selatan
c. Sebelah Selatan : Rumah kantor dan gedung perkantoran
d. Sebelah Barat : Jalan tol dan Jl. Raya Letj. S. Parman
C. Visi, Misi, Moto, Falsafah,
A. Visi Rumah Sakit Kanker Dharmais
Menjadi Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang menjadi
panutan dalam penanggulangan kanker di Indonesia.
B. Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais
Melaksanakan pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang bermutu
tinggi di bidang penanggulangan kanker
C. Moto Rumah Sakit Kanker Dharmais
Tampil lebih baik, ramah, dan profesional
D. Falsafah Rumah Sakit Kanker Dharmais
Rasa kebersamaan menyertai kegiatan terpadu demi mewujudkan
pelayanan prima di bidang kesehatan
Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang melakukan pelayanan,
pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang kanker melalui
aktualisasi SMILE!C:
S : Senyum dan ramah pada setiap pelayanan
M : Mengutamakan mutu pelayanan
I : Ikhlas dalam melaksanakan tugas
L : Loyal pada pimpinan
E : Excellent dalam pelayanan, pendidikan, dan pelatihan
! : Merupakan simbol optimis yang berarti mempunyai sikap selalu optimis
menghadapi segala tantangan dan hambatan dalam tugas
C : Continually improvement, senantiasa melakukan perbaikan mutu
berkesinambungan
D. Tujuan Rumah Sakit Kanker Dharmais
Didirikannya Rumah Sakit Kanker Dharmais memiliki tujuan untuk:
a. Mendukung terlaksananya program kesehatan nasional Departemen
Kesehatan RI dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat
melalui penyediaan fasilitas kesehatan
b. Berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan
daerah sekitarnya dengan menyajikan pelayanan rumah sakit dengan
keunggulan penyakit kanker yang berkualitas dengan biaya relative
terjangkau. Keunggulan pelayanan penyakit kanker tersebut diwujudkan
dengan dijadikannya RS Kanker Dharmais menjadi Rujukan Nasional
E. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Kanker Dharmais
Rumah Sakit Kanker Dharmais mempunyai tugas menjadi Pusat
Rujukan Nasional di bidang penanggulangan kanker di Indonesia dan untuk
menyelenggarakan pelayanan penyembuhan dan perawatan penderita secara
paripurna, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di
bidang kesehatan kanker secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
dengan berorientasi pada kepentingan masyarakat serta upaya-upaya
peningkatan status kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Rumah Sakit kanker Dharmais menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan
b. Pelaksanaan upaya pencegahan terjadinya penyakit kanker
c. Pelaksanaan penyembuhan terhadap pasien penyakit kanker
d. Pelaksanaan upaya rehabilitasi terhadap pasien penyakit kanker
e. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan
f. Pelaksanaan rujukan kesehatan kanker
g. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
j. Pelaksanaan urusan administrasi umum dan keuangan
F. Sarana RS Kanker Dharmais
RS Kanker Dharmais terdiri dari 7 blok bangunan, yaitu bangunan
utama, bangunan asrama dan litbang, bangunan auditorium, bangunan
duka, serta tempat TPS dan incenerator, dan IPAL/STP. Bangunan utama terdiri
dari 8 lantai dan ditambah 2 lantai basement. Saat ini lantai yang sudah
dioperasikan adalah lantai basement, lantai 1, 2, 3, 4, 5, dan 8 sedangkan lantai
lainnya masih dalam tahap persiapan pengembangan fisik. Penggunaan
masing-masing lantai bangunan utama adalah sebagai berikut:
a. Lantai basement 2 digunakan untuk ruang pompa, sewage pit, dan pit lift.
b. Lantai basement 1 digunakan untuk ruang radiodiagnostik, radioterapi,
Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu (ISSB), Medical Record, Pengolahan
Data Elektronik, Bidang Administrasi dan Keuangan, Pusat Komputer, Pusat
Telepon, Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Khusus, unit uji kesehatan dan deteksi
dini kanker), dan Divisi SDM.
c. Lantai 1 digunakan untuk lobby, Unit Admission &Marketing, Information
Center, Instalasi Rawat Jalan (termasuk Unit Diagnostik Terpadu, UnitProsedur
Diagnostik, Unit Rawat Singkat), Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan Rumah Tangga, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi
Patologi Anatomi, Satelit Farmasi Rawat Jalan, Instalasi Pemulasaran Jenazah,
Kasir, Instalasi Gizi dan Dapur, Bank.
d. Dilantai 2 digunakan untuk Instalasi Rawat Jalan, Rehabilitasi Medik, kafe
dan mini market, Bank Darah, bank mini, Instalasi Farmasi dan Satelit