• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Store Atmosphere Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warnet Premiere Karawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Store Atmosphere Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warnet Premiere Karawang"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan indonesia pada khususnya dewasa ini berkembang dengan pesat, terlebih pada era globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia bisnis. Hal ini dapat dilihat dengan semakin berkembangnya perusahaan baik yang menghasilkan barang maupun jasa, sehingga menyebabkan persaingan didalam dunia usaha semakin ketat. Seperti halnya Warung Internet atau biasa disingkat warnet adalah salah satu bentuk usaha yang dikelola oleh kelompok atau individu yang memberikan pelayanan dalam bentuk jasa internet oleh penggunanya. Kebanyakan, warnet di buka di lahan yang dekat dengan tempat pendidikan, seperti sekolah, tempat les, atau kampus. Sehingga, penggunanya pun tak jauh dari siswa / siswi, mahasiswa, guru,atau,dosen.

Tetapi, ketika perkembangan teknologi telah merambah ke seluruh penjuru, warnet pun merambah ke seluruh pelosok pemukiman, dan tempat - tempat yang sebelumnya tidak diperkirakan dapat dijadikan sebagai lahan untuk membuka usaha warung internet. Oleh karena itu, pengguna warnet menjadi semakin luas, mulai dari anak-anak sampai orang tua.

(2)

untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat, akurat dan terkini atau teraktual. Ditambah lagi dengan banyaknya menu pilihan yang dapat dipilih oleh anda,. Mulai dari berita tentang kehidupan, teknologi, ekonomi. sosial, politik, tips - tips menarik, jaringan sosial, sampai permainan yang dapat membunuh rasa bosan anda dapat anda nikmati melalui dunia internet.

Perkembangan pasar yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu terutama seperti sekarang ini, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan pelayanan dan pengembangan profesionallisme mereka diberbagai bidang serta senantiasa mengembangkan ide-ide baru yang kreatif. Perkembangan pemasaran yang aktif dan lebih costumer oriented memaksa perusahaan untuk mendefinisikan kebutuhan konsumen dari sudut pandang konsumen, bukan dari sudut pandang perusahaan.

Untuk dapat menciptakan atmosphere yang menyenangkan, maka perlu diciptakan store atmosphere yang baik. store atmosphere merupakan perpaduan antara unsur-unsur penampilan dari sebuah toko seperti pencahayaan, warna, musik, aroma dan komunikasi visual untuk menciptakan suasana yang dapat mempengaruhi persepsi dan respon konsumen.(sumber: Levy & Weitz, 2007:576)

(3)

penilaian produk yang akan ditawarkan, tetapi juga kan memberikan penilaian terhadap kreatifitas penciptaan suasana toko.

Store atmosphere merupakan salah satu elemen dari retailing mix yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian. Dengan menciptakan store atmosphere yang menyenangkan, diharapkan konsumen akan merasa nyaman dan betah berlama-lama didalam ruangan yang dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk merangsang keinginan membeli yaang tidak direncanakan. (Sumber: Evan & Berman, 2007:545)

Konsumen selalu membentuk harapan atas nilai penawaran pemasaran dan membuat keputusan pembelian yang didasarkan pada harapan. Kepuasan konsumen terhadap pembelian tergantung pada kinerja nyata perusahaan dalam menawarkan produk kurang dari harapan, maka konsumen akan merasa kecewa. Jika kinerja perusahaan sepadan melebihi harapan, maka konsumen akan merasa puas. Dengan begitu konsumen akan kembali lagi ketoko tersebut.

(4)

keputusan konsumen dalam membeli produk yang ada pada Warnet Premiere menurun.

Tabel 1.1

Penurunan Pembelian Konsumen

(sumber:Warnet Premiere karawang)

Fenomena yang terjadi diatas menunjukkan bahwa menurunnya keputusan pembelian konsumen terhadap suatu jasa pelayanan karena tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan jasa pelayanan tersebut. Stabilitas dan fokus kegagalan produk mempengaruhi harapan yang berhubungan dengan kegagalan masa mendatang. Konsumen yang merasa tidak puas tidak akan melakukan kunjungan kembali dan mungkin akan menularkan persepsi buruk terhadap konsumen yang lainnya sehingga menghambat tercapainya tujuan perusahaan.

Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan, mereka akan: 1. Melakukan pembelian ulang

2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain 3. Kurang perhatikan merek atau produk pesaing

Strategi Warnet Premiere dalam meningkatkan Store Atmosphere guna meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen, maka hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat ruangan/suasana toko nyaman, bersih, dan rapih.

Bulan Nov

2009

(5)

2. Menambah AC/penyejuk udara agar ruangan tidak panas. 3. Meningkatkan pelayanan dalam bertransaksi dengan konsumen.

4. Memperindah bangunan toko agar konsumen tertarik untuk datang ke toko sehingga dapat meningkatkan pembelian konsumen.

5. Memperindah interior toko dengan memasang poster-poster yang cantik yang dapat membuat konsumen tertarik.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Store Atmosphere yang dilakukan oleh Warnet Premiere. Penelitian ini berjudul:

“Analisis Store Atmosphere pengaruhnya terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Warnet Premiere karawang)”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

(6)

2. Menurunnya keputusan konsumen untuk membeli produk yang dijual di Warnet Premiere di karenakan kurangnya store atmosphere yang ada pada Warnet Premiere.

3. Store Atmosphere pada Warnet Premiere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen.

4. Strategi Warnet Premiere dalam meningkatkan Store Atmosphere dan keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menulis rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan konsumen atas pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Warnet Premiere Karawang.

2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

3. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

(7)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian dilakukan dengan maksud agar peneliti dapat mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen atas pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Warnet Premiere Karawang.

2. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

4. Untuk mengetahui Bagaimana strategi Warnet Premiere dalam meningkatkan Store Atmosphere dan meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen.

1.4. KEGUNAAN PENELITIAN

(8)

1.4.1. Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :

1. Bagi Warnet Premiere Kota Karawang

Bagi Warnet Premiere Kota Karawang dapat memberikan informasi kepada konsumen bahwa store atmosphere dapat digunakan sebagai dasar keputusan pembelian konsumen terkait dengan hasil penjualannya. 2. Bagi Warnet Premiere Karawang

Bagi Warnet Premiere Karawang, dapat memberikan informasi tambahan yang mungkin dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijaksanaan khususnya dalam hal store atmosphere.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen Bisnis

Diharapkan dapat memberikan referensi tentang keterkaitan antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen.

2. Bagi Peneliti

Sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh diperkuliahan terkait dengan store atmosphere dan keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi Peneliti Lain

(9)

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada Warnet Premiere Jln.perum purwasari cikampek Karawang blok A no.2

1.5.2 Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini dilaksanakan di Warnet Premiere Karawang.

Adapun waktu penelitian sebagaimana digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

Tahap Prosedur Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Pengajuan Judul

2 Persiapan Usulan Penelitian 3 Penyusunan Usulan Penelitian 4 Seminar Usulan Penelitian 5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan & Analisis Data 7 Penyusunan Skripsi

8 Sidang Skripsi

(10)
(11)

10 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Store Atmosphere

2.1.1.1 Pengertian Store Atmosphere

Pengertian Store Atmosphere menurut Kotler, yang di kutip oleh Bob Foster (2008:61) adalah:

“Suasana (amosphere) setiap toko mempunyai tata letak fisik yang

memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar didalamnya”.

Setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

Pengertian Store Atmosphere menurut Hendri Ma‟ruf (2005:201) adalah:

Store atmosphere adalah salah satu marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga”.

Store Atmosphere menurut Berman dan Evan (2007:454) adalah:

Atmospheric refers to the store’s phsycal characteistics that project an

image and draw costumer”.

(12)

Store atmosphere reflects the combination of store phsycal caracteristics, such as it architecture,layout, sign and display,color, lighting, temperature, sound and smells, wich together create and image in the costumers mind”.

Dari keempat pengertian diatas, penulis dapat mengambil keputusan bahwa store atmosphere suatu karakteristik yang sangat fisik dan sangat penting bagi setiap bisnis hal ini berperan bagi setiap penciptaan suasana yang nyaman untuk konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada didalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.

2.1.1.2.Elemen-Elemen Store Atmosphere

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen Store Atmosphere terdiri dair exterior, general exterior, store layout, dan interior display.

(Sumber: Berman dan Evan, 2007:545)

Gambar 2.1

Elemen-elemen Store Atmosphere

Interior Display General

Interior

Store Atmosphere created by

Retailler

Exterior Store

(13)

1. Exterior

Menurut Berman dan Evan (2007-545) mengemukakan penjelasan dari exterior sebagai berikut: Exterior sebuah toko mempunyai pengaruh yang kuat terhadap image toko dan harus direncanakan secara matang. Konsumen terkadang menilai sebuah toko dari tampilan depannya saja. Bagian depan sebuah toko merupakan keseluruhan phsycal exterior sebuah toko, dan konstruksi material lainnya.

Yang termasuk exterior toko ialah pintu masuk toko, pintu masuk toko harus memperlihatkan tiga hal utama yaitu:

a. Jumlah pintu masuk yang dibutuhkan, sebuah toko diharapkan harus bisa mengatur antara pntu keluar dan pntu masuk toko, pintu masuk toko juga harus dapat menghalangi terjadinya potensi pencurian.

b. Tipe dari pintu masuk yang dipilih, apakah dapat secara otomatis membuka sendiri atau yang bersifat manual. Lantai jalan masuk dapat menggunakan keramik, semen atau karpet.

c. Jalan masuknya, jalan yang lebar dan lapang dapat menciptakan atmosphere yang baik dibanding dengan jalan yang kecil dan sempit.

Etalase toko memilik arti yang sangat penting bagi exterior toko. Etalase toko mempunyai dua tujuan utama yaitu:

1. Sebagai identifikasi dari sebuah toko

2. Sebagai alat untuk menarik orang agar masuk kedalam toko

(14)

jumlah, ukuran, warna dan tema yang digunakan serta frekuensi pergantiannya pertahun.

Dalam beberapa kasus, tercapainya tujuan store atmosphere adalah melalui penataan yang unik dan menarik perhatian. Bagian depan toko yang berbeda, papan nama toko yank menarik, sirkulasi udara yang menarik, dekorasi etalase yang baik dan bangunan toko yang tidak biasa adalah merupakan kelengkapan-kelengkapan yang dapay menarik perhatian karena keunikannya.

Lingkungan disekitar toko perlu diperhatikan. Lingkungan luar toko dapat berpengaruh terhadap citra mengenai harga produk, level, serta pelayanan toko menunjukan menunjukan keadan demografi dan gaya hidup serta orang-orang yang tinggal disekitar toko.

Fasilitas parkir berpengaruh terhadap atmosphere. Tempat parkir yang dekat dengan toko serta gratis mencitrakan kesan yang lebih positif dari pada tempat parkir yang memungiut biaya pembeli potensial tidak mau memasuki toko apabila harus bersusah payah memarkir kendaraannya. Atmosphere toko dapat berkurang kenyamannya apabila tempat parkir sempit dan padat.

2. General Exterior

(15)

menarik konsumen, salon kecantikan dapat memainkan musik sesuai dengan permintaan pelangganya. Musik dengan tempo yang lambat dapat membuat orang berbeda dalam supermarket yang bergerak lebih lambat.

Perlengkapan toko dapat direncanakan berdasarkan kegunaan dan estetikanya. Meja, rak barang, merupakan bagian dari dekorasi interior. Toko untuk kalangan atas akan benar-benar mendandani perlengkapannya dengan berkelas. Dinding toko juga dapat mempengaruhi atmosphere. Pemilihan wallpaper pada setiap toko harus berbeda sesuai dengan keadaani toko.

Konsumen juga dapat dipengaruhi dengan temperatur udara yang ada didalam toko, kurang sejuknya udara dapat mempercepat keberadaan konsumen didalam toko. Ruangan yang luas dan tidak padat dapat menciptakan suasana yang berbeda dengan ruangan yang sempit dan padat, konsumen dapat berlama-lama apabila mereka tidak terganggu oleh orang lain ketika mereka sedang membeli dan melihat-lihat produk yang dijual.

Toko dengan bentuk bangunan yang modern serta perlengkapan yang baru akan mendukung atmosphere. Remodelling bangunan serta penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan yang baru dapat meningkatkan citra toko serta meningkatkan penjualan dan keuntungan.

(16)

3. Store layout

Dalam poin ini, perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalulintas didalam toko, pengaturan lebar ruang yang dibutuhkan, pemetaan ruang toko dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu.

Pembagian ruang toko meliputi ruangan-ruangan sebagai berikut:

a. Ruang penjualan yang merupakan tempat produk-produk dipajang serta merupakan interaksi antara penjual dan pembeli.

b. Rusng merchandise ysng merupakan ruang untuk produk-produk dengan kategori nondisplay items.

c. Ruang karyawan merupakan ruang khusus unutk karyawan.

d. Ruang untuk konsumen yang meliputi kursi, restroom, restoran dan lainnya. Mengklasifikasi produk yang ditawarkan untuk menentukan penempatan produk, dilakukan berdasarkan karakteristik dari masing-masing produk. Klasifikasi produk dilakukan berdasarkan pada pembagian sebagai berikut:

a. Produk yang menjadi kebutuhan.

b. Produk yang dapat memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian. c. Produk untuk target pasar tertentu.

d. Produk yang membutuhkan penanganan khusus.

(17)

Masing-masing pola memiliki kelebihan sendiri.

Pola straight (gridiron) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Dapat menciptakan atmosphere yang efisien.

b. Menciptakan ruang yang lebih banyak untuk memajang produk. c. Menghemat waktu belanja.

d. Mempermudah mengtrol barang dan dapat menerapkan self service.

Pola curving (free-flowing) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Dapat menciptakan atmosphere yang lebih bersahabat. b. Mengurangi rasa terburu-buru konsumen.

c. Konsumen dapat berjalan-jalan keliling toko dengan pola yangb berbeda-beda.

d. Merangsang pembelian yang tidak direncanakan.

Pengaturan luas ruangan yang dibutuhkan diatur berdasarkan antara ruang penjualan dan ruang non penjualan. Pemetaan ruang toko dimaksudkan untuk mempermudah penempatan produk yang ditawarkan.

(18)

4. Interior Display

Poster, papan petunjuk dan ragam interior display lainnya dapat mempengaruhi atmosphere toko, karena memberikan petunjuk bagi konsumen. Selain memberikan petunjuk bagi konsumen, interior display juga dapat juga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Macam interior display antara lain:

a. Assortment display

Merupakan bentuk interior display yang digunakan untuk berbagai macam produk yang berbeda dan dapat mempengaruhi konsumen untuk merasakan, melihat dan mencoba produk. Kartu ucapan, majalah, buku dan produk sejenis lainnya merupakan produk-produk yang menggunakan assortment display.

b. Theme-setting displays

Merupakan bentuk interior displays yang menggunakan tema-tema tertentu theme-setting displays digunakan dengan tujuan untuk membangkitkan suasana atau nuansa tertentu. Biasanya, digunakan dalam even-even tertentu seperti menyambut hari kemerdekaan dan hari besar lainnya.

c. Ensemble displays

(19)

d. Rack displays

Merupakan bentuk interior displays yang memiliki fungsi utama sebagai tempat atau gantungan untuk produk yang ditawarkan. Bentuk lain dari rack displays adalah case displays digunakan untuk produk-produk seperti catatan, buku dan sejenisnya.

e. Cut case

Merupakan interior display yang murah hanya menggunakan kertas biasa. Biasanya digunakan di supermarket atau took yang sedang menyelenggarakan diskon. Bentuk lain dari cut case adalah dump bin, merupakan tempat menumpuk pakaian-pakaian atau buku-buku yang sedang diskon.

2.1.2 Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.2.1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Suharno (2010:96), menyatakan bahwa Keputusan Pembelian Konsumen adalah:

“Tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan

pembelian produk, serta mengkonsumsinya”.

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya.

(20)

informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternative-alternatif yang tersedia. Proses seleksi ini yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dengan menggunakan berbagai criteria yang ada dalam benak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk dibeli. Bagi konsumen yang mempunyai

keterlibatan tinggi terhadap produk yang diinginkannya, proses pengambilan keputusan akan mempertimbangkan berbagai hal.

2.1.2.2. Jenis-jenis Perilaku Pembelian

Jenis-jenis Perilaku Pembelian menurut Suharno (2010:93) adalah

1. Pembelian kompleks, adalah perilaku konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antar merek.

2. Pembelian mengurani ketidakcocokan, tipe ini adalah perilaku pembeli konsem dengan keterlibatan tinggi, tetapi hanya ada sedikit perbedaan merek. 3. Pembelian kebiasaan, tipe pembeli kebiasaan adalah perilaku pembeli

konsumen dengan keterlibatan konsuemn rendah dan berpedaan merek sedikit. 4. Pembelian mencari variasi, adalah perilaku pembelian konsumen dengan

keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan merek yang signifikan.

2.1.2.3. Faktor Utama Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Menurut Philip Kotler (2002:183-196) adalah

1. Faktor Budaya

(21)

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran status sosial. 3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. 4. Faktor Fsikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. 2.1.2.4. Proses Keputusan Pembelian

Philip Kotler terjemahaan Hendre Teguh dan Rony A. Rusli ( 2002:204 ) yang menggambarkan adanya lima tahapan dalam suatu proses pembelian ( buying proces ) , yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau keputusan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan proses keputusan.

2. Pencarian Informasi

(22)

ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).

3. Evaluasi Berbagai alternatif merk.

Setelah informasi diperoleh , konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kenutuhan tersebut.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merk-merk dalam kumpulan pilihan.

5. Evaluasi pasca pembelian.

Kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.

Gambar 2.2

Proses pembelian model lima tahap

2.1.3 Hubungan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Pola hubungan Store Atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen dapat dilihat melalui gambar berikut. Store Atmosphere yang disesuaikan dengan karakteristik pribadi seseorang akan menciptakan respon yang berbeda-beda. Store Atmosphere selain dapat mempengaruhi perilaku konsumen juga dapat mempengaruhi perilaku dan respon psikologis pekerja itu sendiri.

(23)

Seorang konsumen menentukan jenis toko yang akan dikunjunginya atau memilih barang yang akan dibelinya berdasrkan teori pengambilan keputusan yang telah dibahas sebelumnya. Konsumen mengevaluasi alternatif ritel dan saluran pemasaran lain agar dapat memenuhi kebutuhannya seperti catalog, iklan. Peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang dilakukan.

Menurut Gilbert, yang dikutip oleh Bob Foster (2008:61)menjelaskan bahwa:

Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Menurut Levy dan Weitz (2007:491):

Specifically, retailers would like the store design to attract customes to the store, enable them to easily locate merchandise of interents, keep them in the store for a long time, motivate them to make unplanned, impuls purchases, and provide them with a satisfying shopping experience.

(24)

2.2 Kerangka Pemikiran

Warnet dalam menjalankan kegiatannya memiliki bauran-bauran yang penting untuk diperhatikan. Bauran tersebut adalah lokasi, produk, harga, periklanan dan promosi, suasana dalam gerai, dan pelayanan. Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui bahwa store atmosphere merupakan salah satu dari bauran pemasaran yang penting untuk dikelola.

Store Atmosphere menurut Kotler, yang di kutip oleh Bob Foster (2008:61) adalah:

“Suasana (amosphere) setiap toko mempunyai tata letak fisik yang

memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar didalamnya”.

Setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

Dalam upaya mengemukakan kebutuhannya pada suatu warnet, konsumen tidak hanya merespon terhadap jasa yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responnya terhadap lingkungan tempat pembelian, seperti yang dikemukakan dalam Hendri Ma‟ruf (2005:201) bahwa:

Store atmosphere adalah salah satu ritel marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga.

(25)

konsumen untuk melakukan pembelian terhadap barang atau jasa yang tidak dibutuhkan atau tidak direncanakan.

Store atmosphere dapat berpengaruh dalam penentuan sikap konsumen dan pandangan mereka terhadap perusahaan. Seperti pernyataan menurut Levy & Weitz, (2007:491) bahwa:

Specifically, retailers would like the store design to attract costumers to the store, enable them to easily locate merchandise of interest, keep them in thestore for a long time, motivate them to make unplaned, impuls purchase, and provide them with a satisfiying shoping experience.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Store Atmosphere bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk mencari barang atau jasa yang dibutuhkan, mempertahankan mereka untuk berlama-lama berada didalam ruangan, memotivasi mereka untuk membuat perencanaan secara mendadak, mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian. Untuk pengaruhnya terhadap pandangan konsumen kepada perusahaan, menurut Sutisna, (2002:164):

“Atmosfir toko juga akan menentukan citra toko itu sendiri”.

Atmosphere yang baik akan menentukan citra yang baik. Store Atmosphere juga menentukan citra dari sebuah warnet.

(26)

rendah, dan lantai yang tidak bersih, maka hal ini akan menimbulkan atmosphere yang mencitrakan warnet bagi orang yang berselera rendah.

Menurut Berman dan Evan (2007:545), menyebutkan elemen-elemen Store Atmosphere dibagi kedalam empat elemen yaitu:

1. Exterior (Bagian luar toko)

Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko, didalamnya termasuk pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan konstruksi material lainnya. Terkadang konsumen menilai sebuah toko dari bagian exterior.

2. General Interior (Bagian dalam toko)

Perasaan dan emosi konsumen didalam sebuah toko dipengaruhi oleh general interior dari toko tersebut, maka hendaknya diciptakan kesan yang nyaman dan menyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan misalnya dengan gang-gang yang cukup lebar untuk menampung lalu lintas konsumen, penerangan yang baik, dan pajangan yang berwarna-warni.

3. Store lay out (Tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan didalam toko serta fasilitas toko.

4. Interior point of purchase displays

(27)

yang termasuk dalam interior display ialah: poster, tanda petunjuk lokasi, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti hari raya dan tahun baru. Store Atmosphere juga dapat mempengaruhi sikap pekerja pada suatu toko,seperti mood, komitmen, dan tingkat keterampilan, dan dapat juga mempengaruhi perilaku konsumen, seperti kenyamanan, keputusan pembelian, dan kepuasan konsumen.

Lebih dari itu perusahaan harus senantiasa memperhatikan sikap dan perilaku yang akan menentukan proses pengambilan keputusan dan proses pembelian. Dahulu pemasar dapat memahami konsumennya dalam penjual sehari-hari. Adapun pengertian perilaku konsumen menurut Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk terjemahan Zoelkifli Kasip (2007:6) adalah:

Citra individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Berdasarkan keterangan diatas penulis membatasi dengan hanya membahas faktor Store Atmosphere yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dari sisi psikologis yang sangat dapat membentuk image atau citra dan pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Menurut Suharno (2010:96) “Keputusan pembelian adalah tahap dimana

(28)

Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian, tindakan fisik maupun mental yang di alami oleh seorang calon konsumen dalam melakukan pembelian. Philip Kotler terjemahan Hendre Teguh dan Rony A. Rusli, ( 2002:204 ) yang menggambarkan adanya lima tahapan dalam suatu proses pembelian (buying process), yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau keputusan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan proses keputusan.

2. Pencarian Informasi

Setelah konsumen merasa adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi yang baik yang disimpan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).

3. Evaluasi Berbagai alternatif merk.

Setelah informasi diperoleh , konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kenutuhan tersebut.

4. Keputusan Pembelian

(29)

5. Evaluasi pasca pembelian.

Kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.

Tahap diatas merupakan proses dari respon konsumen terhadap store atmosphere yang nantinya akan melakukan pemakaian jasa pada Warnet Premiere Purwasari Karawang sebagai dampak positif dari store atmosphere yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran mengenai store atmosphere dan keputusan pembelian konsumen diatas, maka dapat di ajukan paradigma penelitian yang tertera pada gambar 3 seperti dibawah ini :

Gambar 2.3

3.Store lay out (Tata letak) 4.Interior point of purchase

(30)

Dari penjelasan diatas maka store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen seperti yang dikemukakan oleh Gilbert, yang dikutip oleh Bob Foster (2008:61)menjelaskan bahwa:

Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Dan menurut Levy&Weitz (2007:576) bahwa :

“Atmospherics refers to the design of an environment via visual

comunications, lighting, colors, music and scent to simulate costumers perceptual

and emotional responses and ultimately to affect their purchase behaviour”.

Dari definisi diatas dapat di artikan: penciptaan suasana toko/ruangan melalui visual, penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian atau datang kembali.

2.3. Hipotesis

Hipotesis menurut tata bahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat proposisi atau dalil. Dalam hal ini Sugiyono (2009:96) mengemukakan bahwa:

(31)

Untuk itu dilakukan pengujian hipotesis melalui penelitian yang bersangkutan, hipotesis merupakan jawaban sementara yang menurut pengujian lebih. Berdasarkan uraian diatas maka penulis menetapkan suatu hipotesis bahwa:

Store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen”.

Adapun perbedaan dan persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Analisis Store Atmosphere pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Warnet Premiere karawang) dengan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti

dan tahun

Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

(32)
(33)

32 3.1. Objek Penelitian

Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian adalah sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian Konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2009:3) mendefinisikan bahwa :

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

(34)

„‟Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan

untuk membuat kesimpulan yang lebih luas‟‟.

Metode deskriptif ini merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Sedangkan metode verifikatif menurut Dr. Ir. Mashuri, MP (2008:45) menyatakan bahwa :

“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di

tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan .”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

(35)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian Deskriptif dan Verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data-data dilapangan.

Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2005:11) adalah ”penelitian yang dilaksanakan terhadap veriabel mandiri, yaitu membuat perbandingan atau menghubungkan variabel lain. Dalam pemahaman lain, penelitian deskriptif merupakan bentuk penelitian yang menggabungkan kejadian sesungguhnya dilapangan tentang objek yang akan diteliti sehingga dapat dicapai suatu kesimpulan sementara. Adapun penelitian deskriptif ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran sesungguhnya tentang store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.

Penelitian verifikatif adalah merupakan pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima. Adapun objek yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

(36)

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti yang

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independent (X) atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbul atau berubahnya variabel terikat (Dependent Variabel) Pada penelitian yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah Store Atmosphere.

2. Variabel Dependent (Y) atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Independent Varibel) dependent variabel (Variabel Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen.

(37)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Store

Philip Kotler ( 2002:204 )

(38)

3.2.3. Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah data primer.Menurut Sugiyono (2007: 193) menjelaskan mengenai data primer bahwa:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.”

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan ataupun dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:117) menyatakan bahwa pengertian populasi adalah sebagai berikut :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(39)

2

1

Ne

N

n

Populasi yang digunakan adalah Konsumen pada Warnet Premiere Karawang yang semuanya berjumlah 266 orang yang telah dirata-ratakan dari keseluruhan jumlah konsumen selama 5 bulan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:118) menjelaskan pengertian mengenai sampel, yaitu sebagai berikut :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.”

Teknik sampling yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik probability sampling dengan jenis propotionate stratified random sampling (sampel acak berstrata).

Menurut Sugiyono (2009;118), propotionate stratified random sampling

yaitu ”teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur

yang tidak homogen dan berstrata secara poporsional”.

(40)

Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diambil sebesar 73 konsumen.

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data yang digunakan penulis untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Penulis melakukan pengamatan pada Warnet Premiere Karawang. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau Interview

yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

c. Kuesioner

(41)

kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (Validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

d. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Adapun dokumen-dokumen yang menggambar sejarah Warnet Premiere Karawang dokumen yang menerangkan struktur organisasi dan deskripsi kerja pada Warnet Premier Karawang.

3.2.4.1. Uji Validitas

Menurut Cooper validitas adalah:

”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a

test measures what the researcher actually wishes to measure”.

(42)

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Tabel 3.2

Standar Penilaian Untuk Validitas Validity

Good 0,50

Acceptable 0,30 Marginal 0,20

Poor 0,10

(Sumber: Barker et al, 2002:70)

Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu

melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total ≥ 0,30

maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).

(43)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terkumpul, diperoleh nilai indeks validitas masing-masing butir pernyataan sebagai berikut.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Variabel Store Atmosphere

(Sumber: Data yang telah diolah)

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Keputusan Pembelian

(Sumber: Data yang telah diolah) No.

Instrumen

Indeks

Validitas Nilai Kritis Keterangan

1 0,763 0,30 Valid

Validitas Nilai Kritis Keterangan

(44)

Berdasarkan tabel 3.3 dan tabel 3.4 maka dapat disimpulkan bahwa semua instrumen Pernyataan Store Atmosphere (Variabel X) dan Keputusan Pembelian

Konsumen (Y), melalui hasil uji validitas dapat dilihat semua instrumen penelitian

memilki indeks validitas lebih besar dari nilai kritis, artinya semua item pernyataan yang digunakan pada penelitian ini valid untuk mengukur variabelnya masing-masing.

3.2.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono(2009 : 173) tentang reliabilitas adalah :

“Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Suatu alat ukur disebut reliabel pabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian menggunakan rumus Alpha-Cronbach, yaitu melalui variasi skor butir pernyataan dengan variasi total skor ≥ 0,70. keseluruhan butir pernyataan.

(45)

Tabel 3.5

Selain valid instrumen penelitian juga harus memiliki keandalan, keandalan instrumen penelitian menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.

Tabel 3.6

Nilai Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas

Nilai

Kritis Keterangan

Store Atmosphere 0,944 0,700 Reliabel

Keputusan Pembelian Konsumen 0,811 0,700 Reliabel

(Sumber: Data yang telah diolah)

(46)

3.2.5 MetodeAnalisis dan Perancangan Hipotesis

3.2.5.1 Metode Analisis

Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif dan Verfikatif.

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana analisis store atmosphere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada warnet premiere karawang. 2. Penelitian verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji

(47)

Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriftif dan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif Analisis

Metode deskriptif analisis bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta yang ada. Metode deskriptif akan dijelaskan sebagai berikut :

Hasil pengoperasian variabel disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan (kuesioner/angket) Store Atmosphere (variabel X), dan Keputusan Pembelian (variabel Y). Setiap item dari kuesioner tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nilai yang berbeda.

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif).

Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Skala Likert

Jawaban Responden Skor Positif Skor Negatif Sangat

Setuju/selalu/positif 5 1

Setuju/sering/positif 4 2

Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3 3

Tidak Setuju/hampir

tidak pernah/negatif/ 2 4

Sangat Tidak

Setuju/tidak pernah 1 5

(48)

Dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua variabel diatas (variabel bebas dan variabel terikat), diukur dengan menggunakan skala likert.

Pengertian skala likert menurut Sugiyono (2008:107) adalah sebagai berikut :

“Skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi atau

sekolompok orang tentang fenomena sosial”.

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai dengan klasifikasi bobot/nilai yang diberikan, sedangkan skor ideal diperoleh melalui prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikali jumlah responden.

Skor aktual

% skor aktual = X 100% Skor ideal

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:85) Keterangan :

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

(49)

Selanjutnya hasil tersebut dikonfirmasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No. % Jumlah Skor Kriteria

1. 20.00 – 36.00 Tidak Baik

2. 36.01 – 52.00 Kurang Baik

3. 52.01 – 68.00 Cukup

4. 68.01 – 84.00 Baik

5. 84.01 – 100 Sangat Baik

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:84-85)

2. Metode Analisis Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data berbentuk angka. Metode kuantitatif dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

(50)

(keputusan pembelian konsumen) dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independent (store atmosphere). Dengan formulasi sebagai berikut :

(Sumber: Jonathan, 2005:73)

Dimana nilai a dan b dicari terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

X = nilai variabel independen Y = nilai variabel dependen b. Analisis Korelasi Pearson

Untuk menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan

(51)

analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus

X Y = Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y 2

X = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan 2

Y = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel Y yang Telah Dikuadratkan

Namun untuk dapat memudahkan pengolahan korelasinya, maka penulis menggunakan program SPSS 12.0 For Windows. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecilnya pengaruhnya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Korelasi Tingkat Hubungan

(52)

c. Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd, yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya. Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi analisis store atmosphere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada warnet premiere karawang, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Sumber: Jonathan, 2006:72)

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

3.2.5.2Perancangan Hipotesis

Penetapan hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X (variabel independen) dan variabel Y (variabel dependen), yaitu dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipoteis nol merupakan hipotesis yang menyatakan pengaruh variabel X terhadap variabel Y tidak signifikan, sedangkan hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang menyatakan pengaruh variabel X terhadap variabel Y signifikan.

(53)

1. Guna menguji signifikansi korelasi Rank Spearman, maka digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

t hitung =

2 1

2 r n r

(Sumber: Sugiyono, 2008:184)

Keterangan : t : nilai uji t

r : koefisien Korelasi n : jumlah sampel

2 Membandingkan ttabel dan thitung dengan kriteria : thitung≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Gambar 3.1

(54)

53 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian maupun metode penelitian yang digunakan, maka pada bab ini akan dijelaskan hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil kuesioner.

4.1.1. Sejarah Singkat Warnet Premiere Karawang (CV. FERLY) Sejarah Pendirian Perusahaan

Berawal dari Kecintaan terhadap komputer dan internet salah seorang anak pemilik warnet ini, dan kebetulan lulusan salah satu universitas swasta di Bandung, yang ingin memulai belajar berbisnis, dan di modali orang tua yaitu pemilik Perusahaan ini CV. Ferly. Walaupun berasal dari Jurusan Akuntansi tetapi berusaha menyempurkan ilmu dan pendalaman mengenai komputer, baik dari segi hardware (perangkat keras) maupun software (perangkat lunak).

(55)

1. Nama Perusahaan : CV. FERLY

2. Nomor Pokok wajib pajak : 02.467.759.3-201.000

3. Klasifikasi Lapangan Usaha : 51100-Perdagangan besar berdasarkan balas jasa (free) atau kontrak.

4. Nomor SK SITU : 503/395/SITU/EK-VIII/2008 5. Nomor SIUP : 905/03-07/SIUP/PK/VIII/2008 6. Nomor TDP : 030735106647

Warnet: Premiere

Profile Perusahaan

Nama Usaha : Premiere@net Pemilik : Zayadi

Alamat : Jln. Raya Perum Purwasari Permai Blok A No. 02 Kota : Karawang

Provinsi : Jawa Barat Telepon : (0264) 313725 Faksimile : -

Website : -

Data Perusahaan

Tercantum dalam CV Perusahaan

Fasilitas

AC : √ Soft Drink : √ Snack : Χ

(56)

Printer : √ Scanner : √ Webcam : √ Headset :

√ Musik : √ Software : Billing √

CCTV : Χ

Prasarana Sekitar

Pasar : Χ Mall : Χ Rumah Makan : √

Perumahan : √

Perkantoran :

Sekolah :

√ Perguruan Tinggi : Χ

Usaha Tambahan

Titipan Pos : Χ Cafe/Kantin : Χ Multimedia : Χ Desain Grafis :

Χ Komputer : Rental √ Game Center : √

Foto Copy : √ Travel : Χ

4.1.2. Visi dan Misi Warnet Premiere Karawang

(57)

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY)

Susunan organisasi sangat diperlukan untuk pengelolaan suatu perusahaan dan lembaga agar bisa berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Di bawah ini merupakan struktur organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY) sebagai berikut:

I. Direktur Utama II. Direktur Operasional III. Manajer Keuangan IV. Manajer Pemasaran

(58)

Struktur Organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY) Zayadi Akmar

Direktur Utama

Firdaus R Manajer Operasional

E.sari Manajer Keuangan

Sarom Operator 1

Santos Operator 2

Revi Operator 3 Fanny

(59)

4.1.4. Deskripsi Tugas

Untuk menunjang program kegiatan maka Warnet Premiere Karawang (CV. FERLY) melaksanakan kegiatannya dimana akan diuraikan tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

I. Direktur Utama

1. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif

2. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas

3. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar

II. Direktur Operasional

1. Mengatur setiap pekerjaan yang apa dan harus dilakukan

2. Melakukan fungsi Planning, organizing, actuating, dan controlling tehnik secara umum dan tehnical asssistance secara khusus. secara

sistemik.

3. Bertanggung jawab langsung pada masalah teknik III. Manajer Keuangan

1. Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

2. Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.

(60)

IV. Manajer Pemasaran

1. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap manajemen bagian pemasaran

2. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi

3. Manajer pemasaran sebagai koordinator manajer produk dan manajer penjualan.

4. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran.

5. Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi

4.1.5. Karakteristik Responden

Data responden yang seharusnya dikumpulkan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebanyak 73 responden. Data mengenai karakteristik responden sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Pria 47 64,4

2 Wanita 26 35,6

Total 73 100

(61)

Berdasakan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa konsumen Warnet Premiere Karawang yang dipilih sebagai responden tidak terbatas dalam jenis kelamin tertentu. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa responden yang jenis kelamin pria sebanyak 47 orang atau 64,4%. Dan sisanya adalah responden berjenis kelamin wanita sebanyak 26 orang atau 35,6%, jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah pria. Hal ini dikarenakan mayoritas sebagian konsumen Warnet Premiere Karawang yang sering memakai atau membeli jasa internet adalah kebanyakan pria.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Profil Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 < 13 tahun 5 6,8

2 14 - 20 tahun 44 60,3

3 20 - 29 tahun 24 32,9

4 30 - 39 tahun 0 0,0

5 > 50 tahun 0 0,0

Total 73 100

(Sumber: Data primer yang telah diolah)

(62)

sebanyak 5 orang atau 6,8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 14-20 tahun. Hal ini dikarenakan konsumen yang sering memakai jasa internet pada Warnet Premiere Karawang kebanyakan anak remaja mulai dari 14-20 tahun.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Warnet Premiere Karawang

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan sumber informasi mengenai Warnet Premiere Karawang dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Sumber Informasi Mengenai Warnet Premiere No Sumber Informasi Warnet

Premiere Frekuensi Persentase

1 Keluarga 0 0,0

2 Teman / Relasi 43 58,9

3 Penjual 0 0,0

4 Iklan 30 41,1

5 Lainnya 0 0,0

Total 73 100

(Sumber: Data primer yang telah diolah)

Berdasakan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengetahui warnet Premiere dari Teman / Relasi sebanyak 43 orang atau 58,9%. Dan yang paling sedikit mengetahui warnet Premiere dari Iklan sebanyak 30 orang atau 41,1%

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

(63)

Tabel 4.4 Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 PNS 0 0,0

2 Pegawai Swasta 18 24,7

3 Pelajar / Mahasiswa 55 75,3

4 Lainnya 0 0,0

Total 73 100

Berdasakan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden memiliki pekerjaan sebagai Pelajar / Mahasiswa sebanyak 55 orang atau 75,3%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai PNS 0, dan responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Swasta sebanyak 18 orang atau 24,7%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah pelajar / mahasiswa sebanyak 55 orang atau 75,3%.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan pendapatan Tabel 4.5

Pendapatan Dalam Sebulan

No Pendapatan Perbulan Frekuensi Persentase

1 < Rp. 200.000 15 20,5

2 Rp. 200.000 – 1.200.000 40 54,8 3 Rp. 1.200.000 – 1.300.000 10 13,7 4 Rp. 1.300.000 – 1.600.000 8 11,0

5 > Rp. 1.600.000 0 0,0

Total 73 100

(64)

atau 20,5%, Rp. 200.000 – 1.200.000, sebanyak 40 orang atau 54,8%, Rp.1.200.000 – Rp. 1.300.000, sebanyak 10 orang atau 13,7%, Rp. 1.300.000 – 1.600.000 sebanyak 8 orang atau 11,0%, Dan yang paling sedikit memiliki pendapatan dalam sebulan berada pada kisaran > Rp. 1.600.000, sebanyak 0 atau o,o%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memilik pendapatan dalam sebulan adalah Rp.200.000 – Rp.1.200.000 perbulan.

4.2. Hasil Pembahasan

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penyebaran angket pada responden sebagai sumber data utama dalam penelitian ini, selain upaya perolehan data melalui studi pustaka untuk melengkapi data utama. Angket terdiri dari 25 pertanyaan dengan perincian 15 pertanyaan mengenai Store Atmosphere dan 10 pertanyaan tentang Keputusan Pembelian Konsumen.

Jumlah responden dalam penelitian ini 73 orang, yang menjadi subyek penelitian adalah konsumen Warnet Premiere Karawang. Teknik analisis yang digunakan pada pengolahan data berupa analisis kualitatif untuk menginterpretasikan hasil tanggapan responden melalui kuesioner. Untuk menguji pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan analisis regresi linier sederhana.

(65)

karena diperoleh langsung dari tangan pertama melalui instrumen penelitian atau kuesioner.

4.2.1. Hasil Analisis Store Atmosphere Pada Warnet Premiere Karawang Sebanyak 15 butir pernyataan mengenai sistem Store Atmosphere diajukan kepada responden untuk menilai pengaruh store atmosphere pada warnet premiere karawang . Kuesioner terdiri dari 4 indikator, yaitu exterior (bagian luar toko), genereal interior (bagian luar toko), store lay out (tata letak) serta interior point of purchase display.

1. Tanggapan Responden Mengenai Exterior (Bagian Luar Toko) Tabel 4.6

Tingkat kejelasan papan nama yang dibuat Warnet Premiere jelas

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 32 43,8

Setuju 21 28,8

Kurang Setuju 10 13,7

Tidak Setuju 8 11,0

Sangat Tidak Setuju 2 2,7

Total 73 100

(66)

responden menyatakan sangat setuju bahwa dalam tingkat kejelasan papan nama atau spanduk toko harus jelas dan mudah dipahami oleh konsumen.

Tabel 4.7

Papan nama Warnet Premiere membuat anda tertarik

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 21 28,8

Setuju 26 35,6

Kurang Setuju 15 20,5

Tidak Setuju 5 6,8

Sangat Tidak Setuju 6 8,2

Total 73 100

(67)

Tabel 4.8

Tingkat kenyamanan yang dimilik Warnet Premiere cukup baik

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 11 15,1

Setuju 35 47,9

Kurang Setuju 12 16,4

Tidak Setuju 10 13,7

Sangat Tidak Setuju 5 6,8

Total 73 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11 orang atau 15,1%, setuju sebanyak 35 orang atau 47,9%, kurang setuju sebanyak 12 orang atau 16,4%, tidak setuju sebanyak 10 orang atau 13,7%, Dan yang paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 5 orang atau 6,8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa dalam tingkat kenyamanan yang dimiliki warnet premiere cukup baik.

Tabel 4.9

Kenyamanan penting dalam suasana toko

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 23 31,5

Setuju 25 34,2

Kurang Setuju 17 23,3

Tidak Setuju 4 5,5

Sangat Tidak Setuju 4 5,5

(68)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 23 orang atau 31,5%, setuju sebanyak 25 orang atau 34,2%, kurang setuju sebanyak 17 orang atau 23,3%, Dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang atau 5,5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa dalam kenyamanan penting dalam suasana toko.

Tabel 4.10

Bangunan toko yang dimiliki Warnet Premiere Menarik perhatian anda

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 24 32,9

Setuju 26 35,6

Kurang Setuju 14 19,2

Tidak Setuju 5 6,8

Sangat Tidak Setuju 4 5,5

Total 73 100

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.2 Standar Penilaian Untuk Validitas
Tabel 3.3
Tabel 3.6 Nilai Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bila peserta 75 orang, dapat dibagi menjadi 4 sirkuit (setiap sirkuit 18- 19 orang)g. Sutrisno,

Dalam penelitian ini variabel kesadaran merek mempunyai pengaruh yang besar atau utama terhadap intensitas pembelian konsumen, dibandingkan dengan variabel asosiasi

berdasarkan solusi yang diperoleh melalui metode multiple scale diperoleh kesimpulan bahwa dengan memberikan nilai amplitudo awal yang berbeda maka solusi

Alamat Kampus Karangmalang, Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cara membuat katalis heterogen K/γ-Al2O3 untuk reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit menjadi biodiesel, mempelajari

Multiplier tenaga kerja menunjukan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh dari elemen-elemen dalam

Analisis data kualitatif bertujuan menjawab rumusan masalah yaitu, pelaksanaan tindakan dikatakan sesuai dengan perencanaan jika pelaksanaan tindakan pada saat proses