ANALISIS PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK ANTARA SISWA YANG
DIBERI PEMBELAJARAN OPEN-ENDED DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
DINDA PUTRI REZEKI
NIM . 809 171 025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA
i ABSTRAK
DINDA PUTRI REZEKI. Analisis Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematik antara Siswa yang diberi Pembelajaran Open-Ended dengan Pembelajaran Konvensional. Tesis. Medan : Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.
ii ABSTRACT
DINDA PUTRI REZEKI. The Analysis differences of Ability in Creative Thinking and Mathematics Problem Solving between Students Given Open-Ended Learning and Conventional Learning. Thesis. Medan : Mathematics Education Study Program Postgraduate School of University of Medan, 2012.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan
kehadirat Allas SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis
yang berjudul : ANALISIS PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN OPEN-ENDED DENGAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL” dapat diselesaikan dengan baik.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED sekaligus narasumber
yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada
penulis dalam penyelesaian tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku pembimbing I dan
Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku pembimbing II di
tengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan
dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan dan selalu
mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik.
3. Bapak Dr. Hasratuddin,M.Pd selaku Sekretaris Program Studi
yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada
penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Dapot Tua Manullang, SE, M.Pd selaku staf Program Studi
Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah banyak
memberikan semangat dan membantu penulis dalam penyelesaian
tesis ini.
5. Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, MS, selaku narasumber yang telah
memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis
ini menjadi lebih baik.
6. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Program
Pascasarjana UNIMED.
7. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program
Pascasarjana UNIMED.
8. Bapak Gito, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Stabat Kab. Langkat
beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Ayahanda tercinta Agustan Hasibuan dan Ibunda tersayang Hj.
Suryaningsih, S.Pd serta kakanda Susi Surya Agus, SE, M.M, Jehan
Fuji Agustin, SE,S.Pd dan kakanda Mhd. Heru Hsb, Yobbi Andhika
Rakhman, S.Pd, Sertu Joko Perwira Hsb dan keponakan tersayang
Fazri Ramadhana Hsb yang senantiasa memberikan motivasi dan do’a
kepada penulis.
10. Teristimewa kepada suami tercinta Sertu Muhammad Irwan, mertua
Dzihni Waninda Aqilah yang telah memberikan doa, dorongan moril
dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai
dengan selesai.
11. Sahabat seperjuangan terkhusus angkatan XVII Prodi Matematika
(Sari Afriana Hrp, M.Pd Khairunnisa, M.Pd, Rahmiyana, Rildha
Ardiana, Gita Sari Anggreini, Siti Khoiroiyah, M.Pd) yang telah
memberikan dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada
penulis.
Semoga Allah SWT membalas semua yang telah diberikan
Bapak/Ibu serta Saudara/I, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya.
Semoga tesisi ini dapat bermanfaat bagi guru matematika dan
perkembangan dunia pendidikan khususnya matematika. Namun penulis
menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tesis ini.
Medan, Agustus 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 13
C. Pembatasan Masalah ... 13
D. Rumusan Masalah ... 14
E. Tujuan Penelitian ... 14
F. Manfaat Penelitian ... … .. 15
G. Defenisi Operasional ... ….. 16
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kreativitas dan Berpikir Kreatif ... 19
B. Berpikir Kreatif dalam Pendidikan Matematika... 23
vii
D. Pendekatan Open-Ended ... 29
E. Pendekatan Konvensional ... 33
F. Teori Belajar Pendukung ... 36
G. Penelitian yang Relevan ... 39
H. Kerangka Konseptual ... 40
I. Hipotesis Penelitian ... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 48
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48
C. Populasi dan Sampel ... 49
1. Populasi ... 49
2. Sampel ... 49
D. Rancangan dan Mekanisme Penelitian ... 50
1. Rancangan Penelitian ... 50
2. Mekanisme Penelitian ... 66
E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 67
F. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 68
G. Teknik Pengumpulan Data ... 69
1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 69
2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 71
viii
4. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran ... 74
H. Teknik Analisis Data ... 74
1. Analisis Data Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah ... 74
2. Analisis Data Aktivitas Siswa ... 83
3. Analisis Data Respon Siswa ... 86
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 89
1. Hasil Penelitian tentang Kemampuan Berpikir Kreatif ... 89
a. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif ... 89
b. Rata-Rata Skor Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 99
2. Analisis Statistik Inferensial Hasil Penelitian ... 101
a. Uji Normalitas ... 101
b. Uji Homogenitas Data ... 103
c. Model Regresi Linier... 105
d. Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 105
e. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 111
f. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 113
g. Analisis Kovarians dengan Modifikasi Anava ... 114
3. Hasil Penelitian tentang Kemampuan Pemecahan Masalah .. 118
ix
b. Rata-Rata Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 128
4. Analisis Statistik Inferensial Hasil Penelitian ... 130
a. Uji Normalitas ... 130
b. Uji Homogenitas Data ... 132
c. Model Regresi Linier... 133
d. Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 133
e. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 139
f. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 142
g. Analisis Kovarians dengan Modifikasi Anava ... 142
5. Hasil Penelitian tentang Aktivitas Siswa ... 146
6. Hasil Penelitian tentang Respon Siswa ... 149
B. Temuan Hasil Penelitian... 152
1. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 152
2. Kemampuan Pemecahan Masalah ... 153
3. Aktivitas Aktif Siswa... 153
4. Respon Siswa ... 154
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 154
1. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 154
2. Kemampuan Pemecahan Masalah ... 156
3. Aktivitas Aktif Siswa... 157
x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 160
A. Simpulan ... 160
B. Saran ... 161
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended ... 33
Tabel 2.2 Perbedaan Pedagogik antara Pendekatan Open-Ended dengan Pendekatan Konvensional ... 35
Tabel 3.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54
Tabel 3.2 Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 55
Tabel 3.3 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 55
Tabel 3.4 Rancangan Uji Coba ... 57
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validasi Tes Uji Coba Kemampuan Bepikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematik ... 59
Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kemampuan Bepikir Kreatif dan Pemecahan Masalah ... 61
Tabel 3.7 Interval Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif ... 62
Tabel 3.8 Interval Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah ... 62
Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah ... 63
Tabel 3.10 Hasil Analisis Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah ... 64
Tabel 3.11 Rancangan Penelitian ... 65
Tabel 3.12 Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas, Variabel Terikat, dan Kontrol ... 65
xii
Tabel 3.14 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 70
Tabel 3.15 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik... 72
Tabel 3.16 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 73
Tabel 3.17 Rancangan Analisis Data untuk ANAKOVA ... 75
Tabel 3.18 Keterkaitan antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data, Alat Uji, dan Uji Statistik ... 87
Tabel 4.1 Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ... 89
Tabel 4.2 Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ... 90
Tabel 4.3 Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ... 91
Tabel 4.4 Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ... 93
Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa ... 99
Tabel 4.6 Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 102
Tabel 4.7 Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 103
xiii
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 104
Tabel 4.10 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Kontrol ... 106
Tabel 4.11 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematik Kelas Kontrol (SPSS 19) ... 106
Tabel 4.12 Koefesien Analisis Varians untuk Uji Independensi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol ... 107
Tabel 4.13 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 108
Tabel 4.14 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematik Kelas Eksperimen ... 109
Tabel 4.15 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematik Kelas Eksperimen (SPSS 19) ... 109
Tabel 4.16 Koefesien Analisis Varians untuk Uji Independensi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Eksperimen ... 110
Tabel 4.17 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 111
Tabel 4.18 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ... 112
Tabel 4.19 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik (SPSS 19) ... 112
Tabel 4.20 Koefesien Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi
xiv
Tabel 4.21 Analisis Kovarians Kemampuan Berpikir Kreatif untuk
Kesejajaran Model Regresi ... 114
Tabel 4.22 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan
Berpikir Kreatif ... 115
Tabel 4.23 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan
Berpikir Kreatif (SPSS 19) ... 116
Tabel 4.24 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematik ... 117
Tabel 4.25 Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelas
Kontrol Secara Kuantitatif ... 118
Tabel 4.26 Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelas
Kontrol Secara Kuantitatif ... 119
Tabel 4.27 Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelas
Eksperimen Secara Kuantitatif ... 120
Tabel 4.28 Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelas
Eksperimen Secara Kuantitatif ... 121
Tabel 4.29 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa ... 128
Tabel 4.30 Deskripsi Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 131
Tabel 4.31 Deskripsi Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 132
Tabel 4.32 Tabel Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan
xv
Tabel 4.33 Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 133
Tabel 4.34 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol ... 134
Tabel 4.35 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Kelas Kontrol (SPSS 19) ... 135
Tabel 4.36 Koefesien Analisis Varians untuk Uji Independensi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelas Kontrol .... 135
Tabel 4.37 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 136
Tabel 4.38 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Kelas Eksperimen ... 137
Tabel 4.39 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Kelas Eksperimen (SPSS 19) ... 138
Tabel 4.40 Koefesien Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik Kelas Eksperimen ... 138
Tabel 4.41 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 139
Tabel 4.42 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 140
Tabel 4.43 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik (SPSS 19) ... 141
Tabel 4.44 Koefesien Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi
xvi
Tabel 4.45 Analisis Kovarians Kemampuan Pemecahan Masalah untuk
Kesejajaran Model Regresi ... 142
Tabel 4.46 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan
Pemecahan Masalah ... 143
Tabel 4.47 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan
Pemecahan Masalah (SPSS 19) ... 144
Tabel 4.48 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik ... 145
Tabel 4.49 Aktivitas Siswa selama Kegiatan Pembelajaran
Kelas Eksperimen ... 146
Tabel 4.50 Persentase Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh Hasil Kerja Siswa ... 10
Gambar 1.2 Contoh Hasil Kerja Siswa ... 11
Gambar 3.1 Model Pengembangan Sistem Pembelajaran 4-D ... 51
Gambar 4.1 Tingkat Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
Siswa pada Kelas Kontrol ... 90
Gambar 4.2 Tingkat Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
Siswa pada Kelas Kontrol ... 91
Gambar 4.3 Tingkat Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
Siswa pada Kelas Eksperimen ... 92
Gambar 4.4 Tingkat Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
Siswa pada Kelas Eksperimen ... 93
Gambar 4.5 Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik
Butir Soal Nomor 1 ... 95
Gambar 4.6 Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik
Butir Soal Nomor 2 ... 96
Gambar 4.7 Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik
Butir Soal Nomor 3 ... 97
Gambar 4.8 Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik
Butir Soal Nomor 4 ... 98
Gambar 4.9 Tingkat Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa pada Kelas Kontrol ... 118
Gambar 4.10 Tingkat Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa pada Kelas Kontrol ... 119
Gambar 4.11 Tingkat Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
xviii
Gambar 4.12 Tingkat Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa pada Kelas Eksperimen ... 122
Gambar 4.13 Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematik
Butir Soal Nomor 1 ... 123
Gambar 4.14 Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematik
Butir Soal Nomor 2 ... 124
Gambar 4.15 Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematik
Butir Soal Nomor 3 ... 125
Gambar 4.16 Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematik
Butir Soal Nomor 4 ... 126
Gambar 4.17 Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematik
Butir Soal Nomor 5 ... 127
Gambar 4.18 Kategori Pengamatan Aktivitas Siswa ... 147
Gambar 4.19 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa
Di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 155
Gambar 4.20 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 167
A.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 168
A.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 169
A.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 170
A.5 Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 171
A.6 Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 173
A.7 Alternatif Kunci Jawaban Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ... 178
A.8 Alternatif Kunci Jawaban Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah .. 184
A.9 Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 192
A.10 Postes Kemampuan Pemecahan Masalah... 194
A.11 Alternatif Kunci Jawaban Postes Kemampuan Berpikir Kreatif... 198
A.12 Alternatif Kunci Jawaban Postes Kemampuan Pemecahan Masalah .. 205
LAMPIRAN B
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran Open-Ended ... 212
B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran Konvensional ... 247
B.3 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 259
B.4 Buku Guru (BG) ... 280
B.5 Buku Siswa (BS) ... 316
B.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 326
xx
LAMPIRAN C
C.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 329
LAMPIRAN D
D.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 330
D.2 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 331
D.3 Hasil Validasi Buku Guru (BG) ... 332
D.4 Hasil Validasi Buku Siswa (BS) ... 333
D.5 Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 334
D.6 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 335
LAMPIRAN E
E.1 Perhitungan Reliabilitas, Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran Soal Tes Berpikir Kreatif Program Excel ... 336
E.2 Perhitungan Reliabilitas, Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran Soal Tes Berpikir Kreatif Program SPSS 19 ... 353
E.3 Perhitungan Reliabilitas, Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran Soal Tes Pemecahan Masalah Program Excel ... 356
E.4 Perhitungan Reliabilitas, Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran Soal Tes Pemecahan Masalah Program SPSS 19 ... 373
E.5 Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif di
Kelas Kontrol ... 376
E.6 Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif di
Kelas Eksperimen ... 377
E.7 Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah di
xxi
E.8 Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah di
Kelas Eksperimen ... 380
E.9 Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif di
Kelas Kontrol ... 382
E.10 Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif di
Kelas Eksperimen ... 383
E.11 Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah di
Kelas Kontrol ... 384
E.12 Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah di
Kelas Eksperimen ... 386
E.13 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif di
Kelas Kontrol ... 388
E.14 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif di
Kelas Eksperimen ... 389
E.15 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Pemecahan Masalah di
Kelas Kontrol ... 390
E.16 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Pemecahan Masalah di
Kelas Eksperimen ... 391
E.17 Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Berpikir
Kreatif di Kelas Kontrol ... 392
E.18 Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Berpikir
Kreatif di Kelas Eksperimen ... 394
E.19 Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Pemecahan
Masalah di Kelas Kontrol ... 396
E.20 Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Pemecahan
xxii
E.21 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir
Kreatif di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 400
E.22 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan
Pemecahan Masalah di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 402
E.23 Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 404
E.24 Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 407
E.25 Persentase Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 409
E.26 Respon Siswa terhadap Komponen dan Proses Pembelajaran ... 411
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini berkembang sangat
pesat. Semua itu tidak terlepas dari perubahan-perubahan dalam bidang
pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun untuk mewujudkan
hal tersebut tidaklah mudah, ada banyak masalah yang dihadapi. Salah satu
masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak
diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan.
Mutu pendidikan di Indonesia jauh ketinggalan dengan negara-negara lain
terutama pendidikan Matematika. Sebagaimana yang dinyatakan Marpaung
(dalam http://suaraguru.wordpress.com) bahwa sampai sekarang mutu pendidikan
matematika di Indonesia masih tidak baik dibandingkan pendidikan di banyak
negara lain di dunia. Ini tampak dari prestasi-prestasi wakil-wakil Indonesia dalam
even-even Internasional seperti IMO (Internatioanal Mathematics Olympiade) di
mana umumnya negara Indonesia hanya menduduki peringkat terakhir.
Rendahnya mutu pendidikan tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar
2
diperbincangkan adalah bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
masih terlalu didominasi oleh peran guru (teacher centered). Pendidikan di
Indonesia kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai mata
pelajaran untuk mengembangkan cara berpikir siswa dan mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah dan kreatif.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan
beberapa tujuan pembelajaran matematika di sekolah, antara lain: (1)
Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan. (2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. (3) Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dalam Kurikulum 2004 menyebutkan bahwa untuk menghadapi tantangan
perkembangan IPTEK dan informasi diperlukan sumber daya yang memiliki
ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis sistematis, logis, kreatif dan
kemampuan bekerja sama yang efektif. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam
setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk matematika. Dalam standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang
standar isi) telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
3
analitis, sistematis, kritis maupun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan
perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan
karakteristik keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah
dalam matematika jarang atau tidak pernah dikembangkan. Padahal kemampuan
itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dengan demikian kurikulum tersebut mengisyaratkan pentingnya
kreativitas, aktivitas kreatif dan permikiran (berpikir) kreatif dalam pembelajaran
matematika. Oleh karena itu pembelajaran matematika memiliki sumbangan yang
penting untuk perkembangan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
dalam diri setiap individu siswa agar menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.
Evans (1991) menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas
mental untuk membuat hubungan-hubungan (conections) yang terus menerus
(kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu
menyerah, asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau
melalui pemikiran analogis. Asosasi ide- ide membentuk ide-ide baru. Jadi,
berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan
menciptakan hubungan-hubungan tersendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa
berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi
4
suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau
memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide
sebelumnya yang belum pernah diwujudkan (Infinite Innovation Ltd, 2001).
Pengertian ini lebih menfokuskan pada proses individu untuk memunculkan ide
baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau
masih dalam pemikiran. Pengertian berpikir kreatif ini ditandai adanya ide baru
yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir tersebut. Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, maka berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan
yang baru.
Perkins ( dalam Mina,2006: 3) menyatakan bahwa kreativitas matematika
identik dengan proses memecahkan masalah matematika. Kreativitas dalam
memecahkan masalah matematika dikarakteristikan dengan ciri-ciri seperti
perumusan masalah, penemuan, kebebasan, dan keaslian. Gagasan tersebut sejalan
dengan ciri-ciri seperti fleksibilitas, kelancaran (fluency), membuat asosiasi
(bentuk) baru dan jawaban divergen yang berkaitan dengan kreativitas secara
umum. Menurut banyak pendidik matematika ide-ide tersebut dipandang sebagai
kegiatan yang relevan dengan kegiatan siswa mengerjakan matematika di sekolah.
Selain kemampuan berpikir kreatif, kemampuan matematika siswa yang
sangat penting untuk dikembangkan di kalangan siswa adalah kemampuan
pemecahan masalah. The National Council of Supervisors of Mathematics
(NCSM) menyatakan “belajar menyelesaikan masalah adalah alasan utama untuk
5
1977). Dengan kata lain, pemecahan masalah merupakan sumbu dari
proses-proses matematis. Pernyataan tersebut sampai saat ini masih konsisten, dan
bahkan menjadi suatu persoalan yang makin kuat. The National Council
of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan dengan tegas dalam Principles
and Standards for School Mathematics (NCTM, 2000), bahwa “Pemecahan
masalah bukan hanya sebagai tujuan dari belajar matematika tetapi juga
merupakan alat utama untuk melakukannya.” Kemampuan pemecahan masalah
merupakan fokus dari pembelajaran matematika. Tidak saja kemampuan untuk
memecahkan masalah menjadi alasan untuk mempelajari matematika, tetapi
karena kemampuan pemecahan masalah memberikan suatu konteks di mana
konsep-konsep dan kecakapan-kecakapan dapat dipelajari.
Menurut Soedjadi seperti dikutip oleh Saragih (2007) tujuan pendidikan
matematika yang bersifat material adalah memberi tekanan pada penerapan
matematika serta kemampuan memecahkan masalah, begitu pula Walle (2006: 4)
menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah harus dipandang sebagai
sarana siswa mengembangkan ide-ide matematik. Suryadi dalam Hutasuhut
(2011:2) menyatakan kemampuan pemecahan masalah merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam pembelajaran matematika. Hal senada juga dikemukakan
Sagala (2009) bahwa menerapkan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran
penting, karena selain para siswa mencoba menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah-masalah mereka, mereka juga termotivasi untuk bekerja
6
Hudojo (2003) menjelaskan bahwa mengajar matematika untuk
menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa menjadi lebih analitis di
dalam mengambil keputusan di dalam kehidupan, dengan perkataan lain, bila
siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah maka siswa tersebut akan mampu
mengambil keputusan sebab siswa tersebut telah memliki keterampilan tentang
bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi dan
menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya.
Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah merupakan
kemampuan mendasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika.
Namun matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada
kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini
yang menyebabkan matematika menjadi mata pelajaran yang ditakuti dan dijauhi
siswa. Sehingga tidak heran kalau banyak siswa yang tidak senang terhadap
matematika karena disebabkan oleh sulitnya memahami mata pelajaran
matematika. Menurut Sriyanto (2004) pelajaran matematika di sekolah sering kali
menjadi momok, siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit, anggapan
tersebut tidak terlepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang
matematika merupakan ilmu yang abstrak, penuh dengan lambang-lambang dan
rumus-rumus yang membingungkan, yang muncul atas pengalaman yang kurang
menyenangkan ketika belajar di sekolah. Akibatnya pelajaran matematika tidak
dipandang secara objektif lagi. Hal senada dikemukakan Fauzan (2001) mayoritas
siswa berpikir bahwa matematika pelajaran yang sulit disebabkan topik yang
7
dikemukakan Zulkardi (2006) timbulnya sikap negatif siswa terhadap matematika
karena kebanyakan guru matematika mengajarkan matematika dengan metode
yang tidak menarik, guru menerangkan dan siswa mencatat, menurutnya
pendekatan pengajaran matematika di Indonesia masih menggunakan pendekatan
tradisional yang menekankan proses latihan, procedural serta menggunakan rumus
dan algoritma sehingga siswa dilatih mengerjakan soal seperti mesin.
Konsekuensinya adalah jika siswa diberikan soal yang beda dengan soal latihan
mereka akan membuat kesalahan. Siswa tidak terbiasa memecahkan masalah yang
banyak di sekeliling mereka. Selain itu juga aktivitas pembelajaran juga perlu
diperhatikan, Sriyanto (2006) menyatakan bahwa selama ini aktivitas
pembelajaran matematika di sekolah Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh
pembelajaran konvensional dengan paradigm guru mengajar. Siswa diposisikan
sebagai obyek, siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa, sementara
guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan, otoritas tertinggi
adalah guru. Materi pembelajaran matematika diberikan dalam bentuk jadi, cara
itu terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang
mereka pelajari.
Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan kognitif siswa dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut
Wahyudin (2002:223) di antara penyebab rendahnya pencapaian siswa dalam
pelajaran matematika adalah proses pembelajaran yang belum optimal. Dalam
8
dipersiapkannya tanpa melibatkan keaktifan siswa. Akibatnya siswa hanya
mencontoh apa yang dikerjakan seperti apa yang dicontohkan. Hal tersebut
menyebabkan siswa kurang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan
alternatif lain. Masalah bahwa siswa kurang memiliki kemampuan mencari
alternatif lain dapat disebabkan karena siswa kurang memiliki kemampuan
fleksibilitas yang merupakan komponen utama dalam komponen kemampuan
berpikir kreatif.
Sesuai dengan yang saya peroleh sebagai peneliti serta informasi dari guru
kelas VII di SMP Negeri 1 Stabat menyatakan bahwa :
Siswa kurang mampu dalam berpikir kreatif dan memecahkan masalah dalam membuat penyelesaian soal yang diberikan oleh guru pada pokok Persegi Panjang dan Persegi. Hal ini terjadi dikarenakan tingkat kemampuan berpikir siswa yang tidak maksimal serta metode yang digunakan kurang cocok atau metode sebelumnya tidak dapat membuat siswa termotivasi sehingga siswa kurang mampu berpikir dan menyelesaikan masalah yang diberikan guru yang berhubungan dengan materi tersebut.
Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik (pengukuran
terhadap sasaran didik untuk mengetahui latar belakang dan keadaannya pada
suatu saat tertentu agar dapat didesain pelajaran dan strategi mengajar yang sesuai
dengan karakteristiknya). Tes ini diberikan pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1
Stabat menunjukkan bahwa 65 % dari jumlah siswa kesulitan mengerjakan soal
yang terkait pada dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
siswa masih merasa asing dengan soal-soal matematika yang berbentuk soal
9
Sebagai contoh ketika siswa diminta menyelesaikan soal cerita terkait
dengan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah,yaitu :
1. Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 120
meter dan lebar 80 meter. Di sekeliling kebun tersebut akan dipasang
pagar dengan biaya Rp 150.000,00 per meter. Berapakah biaya yang
diperlukan untuk pemasangan pagar tersebut?
2. Perhatikan gambar persegi panjang KLMN berikut :
Jika keliling persegi panjang KLMN 82 cm, hitunglah :
a. panjang dan lebar
b. diagonal KM
c. luasnya
Mayoritas siswa belum memahami persoalan tersebut karena siswa selalu
mempertanyakan bagaimana cara mengerjakannya, apa yang diketahui, dan apa
yang ditanyakan.
10
Gambar 1.2 Contoh Hasil Kerja Siswa
Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan dari siswa A dan B di atas.
Dari jawaban di atas kelihatan siswa tidak mengerti bagaimana menyelesaikan
soal tersebut. Seharusnya ia mencari keliling dari kebun tersebut dengan
menggunakan rumus keliling persegi panjang. Juga pada soal yang kedua, siswa
tidak memahami apa-apa saja yang diketahui dan bagaimana cara
menyelesaikannya.Tampak bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa sangat
dangkal terhadap masalah serta kemampuan pemecahan masalahnya masih
rendah, siswa kurang memahami masalah. Selain itu rencana penyelesaian yang
dilakukan siswa tidak terarah sehingga proses perhitungan belum memperlihatkan
jawaban yang benar. Siswa juga tidak melakukan pemeriksaan atas jawaban akhir
yang telah didapat, padahal jika hal iini dilakukan memungkinkan bagi siswa
11
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar matematika tergantung pada
kemampuan berpikirnya. Maka dalam mempelajari bidang studi matematika siswa
dituntut untuk menggunakan daya nalar dengan kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalahnya. Begitu juga dengan guru, seorang guru harus
dapat memilih pendekatan pembelajaran yang cocok. Pendekatan pembelajaran
yang dipilih hendaknya sesuai dengan metode, media, dan sumber belajar lainnya
yang dianggap relevan dalam menyampaikan informasi dan membimbing siswa
agar teribat secara optimal, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar
dalam rangka menumbuh kembangkan kemampuannya seperti : mental,
emosional, dan sosial serta keterampilan atau kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan demikian pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai dapat
membangkitkan dan mendorong timbulnya aktivitas siswa untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dan kemampuan pemecahan
masalah dalam memecahkan masalah terhadap materi pelajaran tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang penting dalam
meningkatkan suatu hasil belajar matematika, sehingga diperlukan adanya
pendekatan-pendekatan yang baru dalam pelaksanaannya. Untuk melaksanakan
pembelajaran matematika tersebut, guru hendaknya berupaya agar peserta didik
dapat memahami ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis
yang terkandung di dalam matematika itu sendiri. Menurut pendapat Heddens dan
Speer (dalam Lia, 2007: 4) pendekatan open-ended adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang memberi keleluasaan berpikir peserta didik secara aktif dan
12
cukup sesuai dalam memberikan keleluasaan siswa untuk berpikir secara aktif dan
kreatif yaitu dengan menggunakan pendekatan open-ended.. Pendekatan
open-ended merupakan salah satu pendekatan yang membantu siswa melakukan
pemecahan masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metoda atau penyelesaian yang
lebih dari satu serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar).
Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan, pengalaman, menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah
dengan beberapa teknik serta pendekatan ini diharapkan dapat menjadi fasilitator
dalam mengembangkan dan merangsang kemampuan berpikir kreatif dan
pemecahan masalah para siswa. Dengan harapan tersebut maka pembelajaran
matematika dengan pendekatan open-ended dipilih dalam penelitian ini untuk
dilihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematik
siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan penelitian yang berjudul :
“ Analisis Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah
Matematik antara Siswa yang diberi pembelajaran Open-Ended dengan
13
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
penulis dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa masih rendah.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah.
4. Aktivitas aktif siswa dalam belajar matematika masih rendah.
5. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika masih rendah.
6. Guru kurang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
7. Pelaksanaan pembelajaran matematika yang dilakukan guru selama ini kurang
relevan dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, masalah yang
dikaji dalam penelitian ini perlu dibatasi sehingga penelitian ini lebih terarah,
efektif, dan efisien serta memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Maka
penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang diberi
pembelajaran open-ended dengan pembelajaran konvensional.
2. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diberi
pembelajaran open-endedI dengan pembelajaran konvensional.
3. Aktivitas aktif siswa selama pembelajaran open-ended.
4. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika dalam
14
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah dalam penelitian ini, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik antara
siswa yang diberi pembelajaran Open-Ended dengan siswa yang diberi
pembelajaran konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik antara
siswa yang diberi pembelajaran Open-Ended dengan siswa yang diberi
pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana kadar aktivitas aktif siswa terhadap pembelajaran matematika
yang diberi pembelajaran open-ended ?
4. Bagaimana respon siswa terhadap komponen dan proses pembelajaran
matematika yang diberi pembelajaran open-ended?
E. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik antara
siswa yang diberi pembelajaran open-ended dengan siswa yang diberi
pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik
antara siswa yang diberi pembelajaran open-ended dengan siswa yang diberi
15
3. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa terhadap pembelajaran matematika
yang memperoleh pembelajaran open-ended.
4. Untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap komponen dan proses
pembelajaran matematika yang memperoleh pembelajaran open-ended.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada guru matematika dan siswa. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Memberi gambaran atau informasi tentang perbedaan kemampuan berpikir
kreatif dan pemecahan masalah matematik siswa, aktivitas dan respon siswa
selama pembelajaran berlangsung.
2. Bagi Siswa
Penerapan pendekatan open-ended selama penelitian pada dasarnya memberi
pengalaman baru dan mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran agar
terbiasa melakukan keterampilan-keterampilan dalam berpikir kreatif dan
pemecahan masalah matematik dan hasil belajar siswa meningkat serta
pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan bermanfaat.
3. Bagi Guru Matematika dan Sekolah
Memberi alternatif atau variasi pendekatan pembelajaran matematika untuk
dikembangkan agar menjadi lebih baik dalam pelaksanaannya dengan cara
memperbaiki kelemahan ataupun kekurangannya dan mengoptimalkan
16
4. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan izin kepada setiap guru untuk mengembangkan
pendekatan-pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan
pemecahan masalah matematik siswa pada khususnya dan hasil belajar
matematika siswa pada umumnya.
G. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami konteks
permasalahan penelitian, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa konsep dan istilah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan yang dapat menghasilkan
ide-ide yang dimiliki seseorang dengan mengkombinasikan ataupun menerapkan
kembali ide-ide yang telah ada ataupun kemampuan siswa dalam menghasilkan
banyak kemungkinan jawaban dan cara dalam menyelesaikan masalah. Secara
operasional, kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berpikir serta
kemampuan untuk mengelaborasi, mengembangkan, memperkaya, memperinci
suatu gagasan.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah (problem solving) adalah proses menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum
17
kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah matematik dengan memperhatikan proses menemukan
jawaban berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu : memahami
masalah, membuat rencana penyelesaian, melakukan perhitungan, dan memeriksa
kembali kebenaran jawaban.
3. Pendekatan Open-Ended
Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki banyak proses atau metode
penyelesaian dalam menjawab soal sehingga memungkinkan siswa memperoleh
banyak jawaban (yang benar) dari beragam metode penyelesaian yang digunakan.
4. Aktivitas Aktif Siswa
Aktivitas aktif siswa adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dalam pembelajaran open-ended yang
diukur dengan instrumen lembar pengamatan aktivitas siswa dan diamati oleh dua
orang observer diukur berdasarkan pencapaian waktu ideal yang meliputi:(1)
membaca/memahami masalah open-ended di LAS, (2) memperhatikan penjelasan
guru (3) berdiskusi/bertanya antar siswa ataupun dengan guru untuk
menyelesaikan masalah/menemukan cara dan jawaban dari masalah, (4)
mengajukan pertanyaan, (5) menyelesaikan masalah pada LAS, (6)
memperagakan hasil/presentasi, (7) mencatat hal-hal yang relevan dengan KBM,
(8) menarik kesimpulan suatu prosedur/konsep, (9) menyelsaikan portofolio.
Kadar aktivitas siswa adalah besaran persentase waktu yang digunakan oleh siswa
18
5. Respon Siswa
Respon siswa terhadap pembelajaran adalah pendapat senang/tidak senang
dan baru/tidak baru terhadap komponen pembelajaran yang dikembangkan,
kesediaan siswa mengikuti pembelajaran open-ended pada kegiatan pembelajaran
berikutnya, serta komentar siswa terhadap penampilan guru dalam pembelajaran.
Respon siswa diukur dengan menggunakan angket respon siswa terhadap kegiatan
160 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pembelajaran
open-ended dengan menekankan pada kemampuan berpikir kreatif dan
pemecahan masalah matematik maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik anatara siswa
yang diberi pembelajaran open-ended dengan pembelajaran konvensional.
2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik anatara
siswa yang diberi pembelajaran open-ended dengan pembelajaran
konvensional.
3. Aktvitas aktif siswa dengan pembelajaran open-ended memenuhi batas
toleransi waktu ideal.
4. Respon siswa terhadap komponen dan proses pembelajaran open-ended
adalah positif.
B. SARAN
Penelitian tentang analisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan
pemecahan masalah matematik siswa adalah merupakan upaya guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini,
161
kegiatan pembelajaran mateamtika. Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal
berikut :
1. Bagi Guru Matematika
Pembelajaran open-ended pada pembelajaran matematika yang
menekankan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
matematik siswa sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif
khususnya dalam mengajarkan materi persegi panjang dan persegi.
Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai
bandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
matematika dengan pendekatan open-ended pada pokok bahasan persegi
panjang dan persegi.
Diharapkan guru matematika dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan, memberi kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya dalam bahasa dan cara mereka sendiri, berani
beragumentasi sehingga siswa akan lebih percaya diri dan kreatif dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori
pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat
melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran
biasa secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya dapat meningkatkan
162
2. Kepada Lembaga Terkait
Perlu adanya sosialisasi dalam memperkenalkan pembelajaran open-ended
kepada guru dan siswa sehingga kemampuan yang dimiliki siswa
khususnya kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah dapat
meningkat.
Diharapkan pembelajaran open-ended dapat dijadikan sebagai salah satu
alternative dalam meningkatkan kemampuan siswa khususnya kemampuan
berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematik pada pokok bahasan
persegi panjang dan persegi sehingga dapat dijadikan masukan bagi
sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif
untuk mata pelajaran lain.
3. Kepada Peneliti Lanjutan
Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pembelajaran open-ended
dalam melihat analisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan
pemecahan masalah matematik siswa untuk memperoleh hasil penelitian
yang inovatif.
Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif, sesuaikan indikator