KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek
Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
YEPI SEPTIANA – 10110049
RESA TRESNADI – 10110050
MOCHAMED FAJAR RAMADHANI – 10110066
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
G-1 DATA PRIBADI
Nama : Yepi Septiana
NIM : 10110049
Tempat, Tgl Lahir : Ciamis, 18 September 1991 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kebon Jeruk No.193 RT.04 RW.05 Kel.Cibeureum
Kec.Cimahi Selatan, Cimahi
No. Telp : 087824701040
E-Mail : yepi.septiana@gmail.com
PENDIDIKAN
Tahun 2010 : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika,Jenjang Strata 1. Tahun 2007– 2010 : SMK Teknologi Indusrti Pembangunan Cimahi
Tahun 2004– 2007 : SMP N 7 Cimahi
Tahun 1998– 2004 : SDN Ranca Bentang I Cimahi
G-1 DATA PRIBADI
Nama : Resa Tresnadi
NIM : 10110050
Tempat, Tgl Lahir : Cimahi, 29 Desember 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kolonel Masturi No.27 Cimahi
No. Telp : 087722605610
E-Mail : shai_doank@yahoo.com
PENDIDIKAN
Tahun 2010 : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika,Jenjang Strata 1. Tahun 2007– 2010 : SMK Negeri 2 Cimahi
Tahun 2004– 2007 : SMP Negeri 47 Bandung Tahun 1998– 2004 : SD Negeri 5 Cimahi
G-1 DATA PRIBADI
Nama : Mochamed Fajar Ramadhani
NIM : 10110066
Tempat, Tgl Lahir : Cimahi, 20 Maret 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kolonel Masturi No.81 Cimahi
No. Telp : 085624516564
E-Mail : mochamedfajar@gmail.com
PENDIDIKAN
Tahun 2010 : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika,Jenjang Strata 1. Tahun 2007– 2010 : SMA Negeri 4 Cimahi
Tahun 2004– 2007 : SMP Pasundan 1 Cimahi Tahun 1998– 2004 : SD Negeri Budimulya 1 Cimahi
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SIMBOL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Identifikasi Masalah ... 2
I.3 Maksud dan Tujuan ... 2
I.3.1 Maksud ... 2
I.3.2 Tujuan ... 2
I.4 Batasan Masalah ... 2
I.5 Metode Penelitian ... 3
I.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
II.1 Profil Organisasi ... 6
II.1.1 Sejarah Instansi ... 6
II.1.2 Logo Museum Geologi ... 7
II.1.5 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan ... 10
II.2 Landasan Teori ... 13
II.2.1 Definisi Aplikasi ... 13
II.2.2 Basis Data ... 13
II.2.2.1 Operasi Dasar Basis Data ... 14
II.2.2.2 Objektif Basis Data ... 14
II.2.3 Pendukung yang Digunakan ... 18
II.2.3.1 Konsep Perancangan Terstruktur ... 18
II.2.2.1.1 Flow Map ... 18
II.2.2.1.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 19
II.2.2.1.2.1 Elemen DFD ... 19
II.2.2.1.2.1 Penggambaran DFD ... 20
II.2.2.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 20
II.2.3.2 MySQL ... 23
II.2.3.2.1 Keistimewaan MySQL... 23
II.2.3.3 Microsoft Visual Studio 2012 ... 25
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
III.1 Deskripsi Aktifitas Kerja Praktek di Museum Geologi Bandung ... 27
III.2 Analisis Sistem ... 27
III.2.1 Analisis Masalah ... 28
III.2.2 Analisis Fungsional ... 28
III.2.2.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 28
III.2.3.2 Analisis Perangkat Lunak ... 31
III.2.3.3 Analisis Perangkat Keras ... 32
III.2.4 Analisis Aplikasi Pengolahan Data Mollusca ... 33
III.2.4.1 Analisis Basis Data ... 33
III.2.4.1.1 Diagram E-R ... 34
III.2.4.1.2 Diagram Konteks ... 34
III.2.4.1.3 Data Flow Diagram ... 36
III.2.4.1.4 Spesifikasi Proses ... 41
III.2.4.1.5 Kamus Data ... 51
III.2.4.2 Perancangan Data ... 53
III.2.4.2.1 Skema Relasi ... 53
III.2.4.2.2 Struktur File ... 54
III.2.4.3 Perancangan Struktur Menu ... 56
III.2.4.4 Perancangan Antarmuka Jendela Aplikasi ... 57
III.2.4.5 Perancangan Antarmuka Pesan ... 62
III.2.4.6 Jaringan Semantik ... 68
III.3 Implementasi Sistem ... 69
III.3.1 Persiapan Perangkat Lunak ... 69
III.3.2 Persiapan Perangkat Keras ... 69
III.3.3 Implementasi Aplikasi ... 70
III.3.4 Implementasi Pesan ... 77
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
LAMPIRAN
i
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga pelaksanaan kerja praktek di Museum Geologi
Bandung yang berlangsung pada tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan 4 November
2013 dapat berjalan dengan lancar.
Selama proses kerja praktek, kami telah mendapatkan banyak sekali pengetahuan,
baik mengenai bagaimana lingkungan kerja yang sesungguhnya yang terdiri dari
bermacam-macam individu dengan segala karakteristiknya, maupun pengetahuan dari
penelitian dan kerja praktek yang telah dilakukan oleh kami.
Selama ini, kami telah mendapatkan banyak sekali bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia,
2. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia,
3. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
Universitas Komputer Indonesia,
4. Bapak Aji Sopanji, Amd selaku pembimbing dari Museum Geologi Bandung yang
telah meluangkan waktu serta bantuan kepada kami dalam penyusunan laporan kerja
ii Geologi
6. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing dan dosen wali yang
telah memimbing selama menyusun laporan kerja praktek ini,
7. Seluruh Dosen dan staf karyawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah memberikan
ilmu selama kuliah,
8. Arief Budiman Syah (Chuiep), Riezky Nazrudin (Bokir), Septi yang senantiasa
membantu serta memberikan dukungan dan juga menemani kami dalam penyelesaian
laporan kerja praktek ini.
9. Rekan-rekan seperjuangan pada jurusan Teknik Informatika khususnya IF-2
angkatan 2010 yang gokil abiss =D, nuhun atas support dan semangat dari kalian,
10.Seluruh staf karyawan pada Museum Geologi Bandung, yang telah memberikan saya
kesempatan untuk kerja praktek yang dapat menambah pengalaman,
11.Kedua orang tua dan keluarga kami yang telah memberi dukungan baik moril maupun
materil sehingga kerja praktek dan pembuatan laporan ini dapat terlaksana dengan
baik dan lancar.
Kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami laporan ini menjadi
lebih baik lagi.
Demikian laporan kerja praktek ini kami buat dengan sebenarnya, semoga laporan
ini dapat bermanfaat khususnya kepada kami sendiri dan umumnya bagi yang
iii
Bandung, Januari 2011,
[1] Ian Sommerville., 2001, "Software Engineering Sixth Edition", Pearson Education
[2] Wilda Wiliana, File Skripsi Pembangunan Sistem Informasi Input Data Fosil Vertebrata Pada
Museum Geologi Bandung, UNIKOM, 2010.
[3] Yourdon, Edward, “Modern Structured Analysis”, Prentice-Hall International Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1989.
[4] DeMarco, Tom., “Structured Analysis and System Specifications”, Prentice-Hall, New York, 1979.
[5] DFD oleh Tom DeMarco (1978) dan Chris Gane dan Trish Sarson (1977)
[6] Chen, Peter P., "The Entity-Relationship Model – Toward a Unified View of Data", ACM Transactions on Data Base Systems, vol. 6, no. 1, 1976.
[7] An Introduction to Database System, Canada: ( Adision – Wessley Publishing Company, 181, Third
Edition ), hal 237.
1
I.1 Latar Belakang
Museum Geologi Bandung merupakan sebuah museum yang mengkhususkan
pada koleksi 3 golongan besar benda purba, yaitu artefak (seperti patung, kampak
purba dan lainnya), fosil vetebrata (fosil hewan purba bertulangbelakang), fosil
mollusca (fosil kerang purba, baik berbentuk katup maupun spiral), serta koleksi
Batuan (batuan purba hingga masa kini). Banyaknya benda koleksi Museum Geologi
Bandung menjadikan salah satu alasan diperlukannya pencatatan koleksi, dan
didirikannya Bagian Dokumentasi Museum Geologi. Bagian Dokumentasi Museum
Geologi ini bertugas untuk mencatat serta mengkategorikan seluruh benda milik
Museum Geologi Bandung, baik benda koleksi yang dipamerkan, disimpan di
gudang, maupun direparasi atau dibangun ulang.
Proses pencatatan data koleksi fosil mollusca pada Bagian Dokumentasi Museum
Geologi telah menggunakan sistem komputasi dengan aplikasi Microsoft Excel. Akan
tetapi aplikasi Microsoft Excel ini mempunyai kekurangan yang dapat
mengakibatkan kesalahan dalam proses memasukan data karena data yang akan di
masukan dibagi menjadi beberapa kategori dan dari kategori itu pun memiliki
detailnya masing-masing. Semakin banyak data yang dimasukan semakin rentan
kesalahan dalam memasukan data dan membutuhkan media penyimpanan yang
cukup besar untuk menampung data tersebut. Dalam pencarian sebuah data dengan
spesifikasi yang rinci, pengguna harus memasukan beberapa sintaks untuk
mendapatkan data yang diinginkan. Pencarian yang berbeda dalam segi kategori pun
harus menuliskan sintaks yang berbeda pula, pencarian berdasar kategori dalam
Microsoft Excel hanya dapat dilakukan berdasar satu kategori, jadi apabila pengguna
mencari berdasarkan nama famili, nama fosil serta blad, maka fasilitas ini tidak
tersedia dalam Microsoft Excel.
Dengan demikian, untuk mengatasi masalah seperti yang telah dijelaskan di atas,
maka kelompok kami berusaha membangun Aplikasi Pengolahan Data Mollusca
berbasis desktop yang diharapkan dapat memiliki fungsionalitas yang sesuai untuk
I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, yang menjadi titik
permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mempermudah pegawai untuk memasukkan data yang telah
dikumpulkan?
2. Bagaimana mempercepat proses pemasukkan data yang telah dikumpulkan?
3. Bagaimana memudahkan pegawai dalam pencarian data yang diinginkan?
4. Bagaimana agar data yang akan disimpan tidak menghabiskan media penyimpanan
yang besar untuk menampung data?
I.3 Maksud dan Tujuan
Dalam pembangunan Aplikasi Pengolahan Data Mollusca berbasis desktop pada
Museum Geologi Bandung memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :
1.1.1 Maksud
Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk membangun Aplikasi Pengolahan Data
Mollusca pada Museum Geologi Bandung berbasis Desktop.
1.1.2 Tujuan
1. Mempermudah para pegawai lapangan pada khusunya untuk memasukkan data yang
telah dikumpulkan.
2. Mempercepat proses pemasukkan data.
3. Mempercepat proses pencarian data berdasarkan nama famili, nama spesies, nama
fosil, nomor laci, nomor inventaris, nomor registrasi dan/atau blad.
4. Sebagai media penyimpanan data agar tersimpan dengan rapi dan berukuran lebih
kecil dibandingkan dengan aplikasi Microsoft Excel.
I.4 Batasan Masalah
Permasalahan yang harus diselesaikan pada proyek akhir ini dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut:
1. Data yang dimasukkan ialah nama famili, nomor laci, nama spesies, nama fosil,
jumlah specimen, jumlah fragmen, nama penemu, tahun penemu, umur fosil,
tahun ditemukannya fosil, lokasi penemuan fosil, nama kolektor, nomor
2. Proses yang dapat dilakukan oleh aplikasi ini ialah mendaftarkan nama famili
serta nomor laci, kemudian mulai mendaftarkan fosil mollusca beserta seluruh
keterangan yang menyangkut fosil mollusca tersebut
3. Hasil dari pengelolahan data berupa informasi mengenai famili, spesies, serta
fosil mollusca.
4. Aplikasi Pengolahan Data Mollusca berbasis desktop.
5. Aplikasi ini termasuk dalam pemrograman terstruktur.
6. Pembuatan basis data menggunakan perangkat lunak MySQL dengan server
Wamp Server 2.01
I.5 Metodologi Penelitian
Pengumpulan data dan pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian yang diambil.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab sambil
bertatap muka secara langsung yang berkaitan dengan topik penelitian
yang diambil.
2. Metoda Pembuatan Perangkat Lunak
Perancangan dan implementasi sistem yang digunakan yaitu model Waterfall.
Adapun tahapan-tahapan proses yang dilalui meliputi sebagai berikut :
1. Analisis dan definisi Persyaratan
Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui
konsultasi dengan Pengguna yaitu pihak Admin di Museum
Geologi. Persyratan ini kemudian didefinisikan secara rinci dan
2. Perancagan Sistem dan Perangkat Lunak
Proses perancangan sistem mebagi persyaratan dalam sistem
perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan
arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat
lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem
perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
3. Implementasi dan Pengujian unit
Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan
sebagai serangkaian program atau unit telah memenuhi
spesifikasinya.
4. Integrasi dan Pengujian Sistem
Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji
sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan
sistem telah terpenuhi. Setelah pengujian sistem, perangkat lunak
dikirim kepada pihak Admin di Museum Geologi.
5. Operasi dan Pemeliharaan
Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini merupakan fase siklus
hidup yang paling lama. Sistem diinstall dan dipakai.
Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak
ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas
implementasi unit sistem dan pengembangan pelayanan sistem,
Gambar 1.1 Diagram Model Waterfall[1]
(sumber : Ian Sommerville., 2001, "Software Engineering Sixth Edition", Pearson Education)
I.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami laporan kerja praktek ini, maka diuraikan
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab pendahuluan ini menjelaskan tahap awal dari penulisan berupa latar belakang,
rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Pada bab ini memaparkan tentang profil Mollusca Museum Geologi Bandung dan
teori-teori yang berkaitan dengan topik dan menunjang dalam perancangan sistem yang
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan perangkat lunak.
Bab 3 Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini dijelaskan tahap pembuatan Aplikasi Pengolahan Data Fosil Mollusca
berbasis Desktop.
BAB 4 Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan Laporan Kerja
6
II.1 Profil Organisasi
II.1.1 Sejarah Instansi
Museum Geologi merupakan salah satu museum bersejarah yang ada di kota
Bandung. Pada masa penjajahan Belanda keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan
sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah nusantara yang dimulai sejak
pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa. Setelah revolusi industri pada pertengahan abad
ke-18, Eropa membutuhkan bahan tambang maka pemerintah Belanda sadar akan pentingnya
penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Pada tahun 1850 dibentuklah Dienst van het
Mijnwezen yang berganti nama menjadi Dienst van denMijnbouw pada tahun 1922 yang
bertugas melakukan penyelidikan geologi serta sumber daya mineral yang hasilnya berupa
batuan, fosil, peta, mineral, dan laporan membutuhkan tempat sehingga pada tahun 1928
membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung yang pada awalnya bernama Geologisch
Laboratorium yang kemudian disebut Geologisch Museum (sumber : Wilda Wiliana, File Skripsi
Pembangunan Sistem Informasi Input Data Fosil Vertebrata Pada Museum Geologi Bandung,
UNIKOM, 2010.).
Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir.
Menalda van Schouwenburg yang dimulai pada pertengahan tahun 1928 dan diresmikan pada
tanggal 16 Mei 1929 yang bertepatan dengan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu
Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) yang diselenggarakan di
Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Sebagai akibat kekalahan Belanda pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den
Mijnbouw berakhir. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch
Laboratorium berpindah kepengurusannya yang diberi nama KOGYO ZIMUSHO. Setahun
kemudian menjadi CHISHITSU CHOSACHO yang masa itu tidak banyak laporan tidak
ditemukan (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan.
Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada
dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19
September 1945, pasukan Sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi
oleh NICA yang berusaha menguasai kembali kantor PDTG maka kantor PDTG dipindahkan
ke Jl. Braga No. 3 dan no. 8 Bandung. Setelah kantor yang di Rembrandt Straat ditinggalkan
ditinggalkan maka Belanda mendirikan kantor yang bernama Geologische Dienst. Selama 4
tahun PDTG berpindah-pindah menyelamatkan dokumen-dokumen hasil penelitian geologi
dari Bandung ke Tasikmalaya kemudian ke Solo, Magelang, Yogyakarta dan pada tahun
1950 baru bisa dikembalikan ke Bandung.
Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari
pemerintah RI yang pada tahun 1960 dikunjungi oleh Presiden Ir. Soekarno.
Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah PUSAT DJAWATAN
TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), berganti nama menjadi : Djawatan Pertambangan
(1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978-2005) Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun
2005 hingga sekarang).
II.1.2 Logo Museum Geologi
Logo Museum Geologi Bandung dapat dilihat pada gambar II.1 di bawah ini :
Gambar II.1 Logo Museum Geologi Bandung
Adapun makna dari simbol di atas ialah :
= Api
= Tanah
= Air
= Udara
II.1.3 Visi dan Misi
Adapun visi dan misi yang terdapat pada Museum Geologi Bandung.
a. Visi
Visi Museum Geologi Bandung yaitu terwujudnya sumber informasi geologi
(dokumentasi koleksi - warisan geologi Indonesia) yang profesional untuk masyarakat.
b. Misi
Misi Museum Geologi Bandung yaitu :
1. Memperagakan & mengkomunikasikan koleksi museum.
3. Mendokumentasikan & mengkonservasi koleksi museum.
4. Melakukan penelitian koleksi & pengembangan museum.
5. Melakukan pameran museum & geologi.
6. Melakukan penyuluhan & sosialisasi geologi.
7. Melakukan kerjasama dengan instansi & sekolah.
8. Melakukan pengelolaan museum secara profesional.
9. Memberikan pelayanan jasa permuseuman.
II.1.4 Badan Hukum Instansi
Museum menurut International Council of Museums (ICOM) adalah sebuah lembaga
yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya,
terbuka untuk umum, memperoleh, merewat, menghubungkan, dan memamerkan
artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuantujuan studi, pendidikan dan
rekreasi. Sedangkan Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat
(1) adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan
benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang
upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Pendirian sebuah museum memiliki acuan hukum, yaitu:
1. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI
Nomor 5 Tahun 1992.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Benda Cagar Budaya di Museum.
4. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.33/PL.303/MKP/2004
II.1.5 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
Dalam keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (KepMen ESDM) No.
1725 tahun 2002 disebutkan bahwa Museum Geologi terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha,
Seksi Peragaan, dan Seksi Dokumentasi serta kelompok fungsional dengan struktur
organisasi seperti di bawah ini :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Museum Geologi
Gambar II.2 Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung
a) Tugas Kepala Museum Geologi
Tugas Pokok:
Kepala Museum Geologi mempunyai tugas teknis penunjang dan operasional untuk
melaksanakan penelitian, pengembangan, dan konservasi serta memperagakan koleksi
geologi, kemudian dalam melaksanakan tugasnya.
Fungsi :
1. Penyiapan rencana dan program penelitian, pengembangan, konservas, peragaan, dan
publikasi kolksi Geologi.
2. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan dokumentasi.
3. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan dan peragaan.
4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta publikasi.
5. Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama serta pelayanan jasa permuseuman.
6. Pelaksanaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, dan rumah tangga.
7. Evaluasi pelaksanaan rencana dan program penelitian, pengembangan, konservasi,
peragaan, dan publikasi koleksi geologi.
b) Kelompok Kerja Subbagian Tata Usaha
Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan program dan laporan, urusan ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, serta rumah tangga.
Dibentuk 4 kelompok kerja (Pokja) yang terdiri dari :
a. Pokja penyusunan program.
b. Pokja keuangan.
c. Pokja rumah tangga.
d. Pokja kepegawaian.
c) Kelompok Kerja Seksi Peragaan
Tugas Pokok :
Seksi peragaan harus mampu memelihara peragaan yang telah ada juga sebaiknya dapat
melakukan pengembagan peragaan serta harus mampu menyampaikan informasi geologi
kepada pengunjung sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Susunan kelompok kerja pada Seksi Peragaan adalah seperti berikut :
a. Pokja pelayanan pengunjung.
b. Pokja program pengembangan peragaan dan edukasi.
d) Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi
Tugas Pokok :
Museum Geologi mempunyai peran untuk mendokumentasikan koleksi geologi yang
terdiri dari batuan, mineral, dan fosil, termasuk dokumen lainnya yang sangat penting
bagi sejarah dan perkembangan ilmu geologi di masa yang akan datang. Koleksi batuan,
mineral, dan fosil ini juga merupakan data yang dikonversikan sehingga menjadi koleksi
yang abadi untuk generasi yang akan datang, tetapi juga dapat menunjang kegiatan
eksplorasi, baik sumber daya mineral maupun energi di Indonesia karena koleksi
tersebut merupakan data geologi dari seluruh wilayah Indonesia. Pendokumentasian
koleksi batuan, mineral, dan fosil tersebut menjadi tugas Seksi Dokumentasi, maka
diperlukan pembersihan secara khusus terlebih dahulu disamping pembuatan preparat
untuk penelitian koleksi tersebut.Dari hasil penelitian, maka informasi tersebut disimpan
di ruang dokumentasi dimana segala informasi mengenai koleksi tersebut disimpan
sebagai database.
Susunan kelompok kerja pada Seksi Dokumentasi adalah seperti berikut :
a. Pokja Koleksi Batuan dan Mineral.
II.2 Landasan Teori
II.2.1 Definisi Aplikasi
Perangkat lunak aplikasi yaitu perangkat lunak yang digunakan untuk membantu
pengguna komputer untuk melaksanakan pekerjaannya. Jika inginmengembangkan aplikasi
sendiri untuk menulis program aplikasi, maka dibutuhkan suatu bahasa pemograman, yaitu
language software yang dapatberbentuk assembler, compiler ataupun interpreter. Jadi
language softwaremerupakan bahasanya dan program yang ditulis merupakan program
aplikasinya.Language software berfungsi agar dapat menulis program dengan bahasa yang
lebihmudah dan akan menterjemahkannya ke dalam bahasa mesin supaya bisa
dimengertioleh komputer. Bila hendak mengembangkan suatu aplikasi untukmemecahkan
permasalahan yang besar dan rumit, aplikasitersebut dapat berhasil dengan baik, maka
dibutuhkan prosedur dan perencanaan yangbaik dalam mengembangkannya.Sekarang,
banyak sekali program-program aplikasi yang tersedia dalambentuk paket-paket program. Ini
adalah kumpulan dari program aplikasi yang sudah ditulisoleh orang lain atau
perusahaan-perusahaan perangkat lunak. Beberapa perusahaan-perusahaanperangkat lunak telah memproduksi
paket-paket perangkat lunak yang mempunyaireputasi internasional. Program-program paket-paket
tersebut dapat diandalkan, dapatmemenuhi kebutuhan pemakai, dirancang dengan baik,
relatif bebas dari kesalahan-kesalahan, user friendly (mudah digunakan), mempunyai
dokumentasi manual yang memadai, mampu dikembangkan untuk kebutuhan mendatang, dan
didukung perkembangannya. Akan tetapi, bila permasalahannya bersifat khusus dan unik,
sehingga tidak ada paket-paket program yang sesuai untuk digunakan, maka dengan terpaksa
harus mengembangkan program aplikasi itu sendiri (sumber : Ian Sommerville., 2001,
"Software Engineering Sixth Edition", Pearson Education).
II.2.2 Basis Data
Basis data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan
sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data adalah
representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa,
pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan,dan sebagainya, yang
direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar,bunyi, atau kombinasinya (sumber
: An Introduction to Database System, Canada: ( Adision – Wessley Publishing Company,
181, Third Edition ), hal 237.).
Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :
a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi
sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat danmudah.
b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian
rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai
kebutuhan.
c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media
Basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang
sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip. Dan tujuan utamanya adalah
kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Perbedaannya hanya
terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari
dari besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media
penyimpanan elektronik seperti disk (disket atau harddisk). Hal ini merupakan konsekuensi
yang logis, karena lemari arsip langsung dikelola/ditangani oleh manusia, sementara basis
data dikelola/ditangani melalui perantara alat/mesin pintar elektronik (yang dikenal sebagai
komputer). Perbedaan media ini yang selanjutnya melahirkan perbedaan-perbedaan lain yang
menyangkut jumlah dan jenis metoda/cara yang dapat digunakan dalam upaya penyimpanan.
II.2.2.1 Operasi Dasar Basis Data
Didalam sebuah disk, basis data dapat diciptakan dan dapat pula ditiadakan. Didalam
sebuah disk, kita dapat pula menempatkan beberapa (lebih dari satu) basisdata. Sementara
dalam sebuah basis data, kita dapat menempatkan satu atau lebihfile/tabel. Pada file/tabel
inilah sesungguhnya data disimpan/ditempatkan. Setiapbasis data umumnya dibuat untuk
mewakili sebuah semesta data yang spesifik. Misalnya, ada basis data kepegawaian, basis
data akademik, basis data inventori(Pergudangan), dan sebagainya. Sementara dalam basis
data akademik, misalnya, kitadapat menempatkan file mahasiswa, file mata_kuliah, file
dosen, file jadwal, filekehadiran, file nilai, dan seterusnya.Karena itu, operasi-operasi dasar
yang dapat kita lakukan berkenaan dengan
basis data dapat meliputi :
a. Pembuatan basis data baru (create database), yang identik dengan pembuatanlemari
arsip yang baru.
b. Penghapusan basis data (drop database), yang identik dengan perusakan lemariarsip
(sekaligus beserta isinya, jika ada).
c. Pembuatan file/tabel dari suatu basis data (create table), yang identik
denganpenambahan map arsip baru ke sebuah lemari sarsip yang telah ada.
d. Penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table), yang identik
denganperusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.
e. Penambahan/pengisian data baru ke sebuah file/tabel disebuah basis data(insert),
yang identik dengna penambahan ke lemari arsip ke sebuah map arsip.
f. Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search) yang identik
denganpencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip.
g. Pengubahan data dari sebuah file/tabel (update), yang identik dengan perbaikanisi
lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.
h. Penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete), yang identik denganpenghapusan
sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.
Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel)merupakan
operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedang operasi-operasi
berulang-ulang dan karena itu operasi-operasi inilah yang lebih tepat mewakili aktivitas
pengelolaan (management) dan pengolahan (processing) data dalam basis data.
II.2.2.2 Objektif Basis Data
Telah disebutkan di awal bahwa tujuan awal dan utama dalam pengelolaan data
dalam sebuah basis data adalah agar kita dapat memperoleh kembali data (yang dicari)
dengan mudah dan cepat. Disamping itu, pemanfaatan basis data untuk pengelolaan data juga
memiliki tujuan-tujuan lain.Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk
memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini :
a. Kecepatan dan kemudahan
Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan
perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali dat atersebut dengan
lebih cepat dan mudah, daripada menyimpan data secara manual (non-elektronik)
atau secara elektronik (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya
dalam bentuk spread sheet atau dokumen teksbiasa).
b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat antara kelompok data dalam sebuah basis data,maka
redudansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redudansiini tentu
akan memperbesar ruangan penyimpanan (baik di memori utamamaupun memori
sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data,efisiensi/optimalisasi
penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan karenakita dapat melakukan
penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkansejumlah pengkodean
atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file)antara kelompok data yang
saling berhubungan.
c. Keakuratan (Accurancy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama
denganpenerapan aturan/batasan (constrain) tipe data, domain data, keunikan data,
dansebagainya, yang secara ketat diterapkan dalam sebuah basis data, sangatberguna
untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.
d. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya ) sejalan dengan
waktuakan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal
tidaksemua data itu selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita dapat
memilahadanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga
datakadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita
gunakan,dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif
(menjadioff-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke
karenakepentingan pemakaian data, sebuah geografis. Data nasabah sebuah
bank,misalnya, dipisah-pisahkan dan disimpan di lokasi yang sesuai
dengankeberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer,
datayang berada di suatu lokasi/cabang, dapat juga di akses
(menjaditersedia/available) bagi lokasi/cabang lain.
e. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap/tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relative(baik
terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila seorangpemakai sudah
menganggap bahwa data yang dipelihara sudah lengkap, makapemakai yang lain
belum tentu berpendapat sama. Atau, yang sekarang dianggapsudah lengkap belum
tentu di masa yang akan data juga demikian. Dalam sebuahbasis data, disamping data
kita juga harus menyimpan struktur (baik yangmendefinisikan objek-objek dalam
basis data maupun definisi detail dari tiapobjek seperti struktur file/tabel atau
indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhankelengkapan data yang semakin
berkembang, maka kita tidak hanya dapatmenambahkan record-record data, tetapi
juga dapat melakukan perubahanstruktur dalam basis data baik dalam bentuk
penambahan objek baru (tabel) ataudengan penambahan field-field baru pada suatu
tabel.
f. Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidakmenerapkan
aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk sistemyang besar dan
serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat.Dengan begitu kita dapat
menentukan siapa-siapa (pemakai) yang bolehmenggunakan basis data beserta
objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenisoperasi apa saja yang boleh
dilakukannya.
g. Kebersamaan Pemakai (Sharebility)
Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satulokasi
saja atau boleh satu sistem/aplikasi saja, data pegawai dalam basis datakepegawaian,
misalnya, dapat digunakan oleh banyak pemakai, dari sejumlahdepartemen dalam
perusahaan atau oleh banyak sitem (sistem penggajian,sistem akuntansi, sistem
inventori, dan sebagainya). Basis data yang dikelolaoleh sistem (aplikasi) yang
mendukung lingkungan multiuser, akan dapatmemenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap
dengan menjaga/menghindari terhadapmunculnya persoalan baru seperti
inkonsistensi data (karena data yang samadiubah oleh banyak pemakai pada saat
yangbersamaan) atau kondisi deadlock(karena banyak pemakai yang saling
menunggu untuk menggunakan data).
II.2.3 Pendukung yang digunakan
Analisis Terstruktur (Structured Analysis) merupakan salah satu teknik analisis yang
mengunakan pendekatan berorientasi fungsi. Teknik ini mempunyai sekumpulan petunjuk
dan perangkat komunikasi grafis yang memungkinkan analis sistem mendefinisikan
spesifikasi fungsional perangkat lunak secara terstruktur (sumber : Yourdon, Edward,
“Modern Structured Analysis”, Prentice-Hall International Inc., Englewood Cliffs, New
Jersey, 1989.). Semua fungsi perangkat lunak direpresentasikan sebagai sebuah proses
transformasi informasi, dan disusun secara hirarkis sesuai tingkat abstraksinya (sistem
maupun perangkat lunak). Sedangkan alat bantu yang digunakan adalah sebagai berikut
(sumber : DeMarco, Tom., “Structured Analysis and System Specifications”, Prentice-Hall,
New York, 1979.):
II.2. 3.1.1 Flow Map
Flow Map merupakan alat bantu dalam menelusuri arus dokumen yang yang
digunakan dalam sistem.
II.2.3.1.2 Data Flow Diagram (DFD)
Diagram Aliran Data atau Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data dalam sistem, meliputi sumber dan tujuan data,
proses yang mengolah data tersebut, serta tempat penyimpanan datanya (sumber : DFD oleh
Tom DeMarco (1978) dan Chris Gane dan Trish Sarson (1977)).
II.2.3.1.2.1 Elemen-Elemen DFD
Ada empat elemen yang membentuk suatu DFD, yaitu aliran data, proses,
penyimpanan data, dan sumber tujuan data.
1. Aliran Data (Data Flow)
Aliran data adalah pipa saluran dimana paket data yang diketahui komposisinya
mengalir. Merupakan penghubung antar proses yang merepresentasikan data yang
dibutuhkan proses sebagai masukan, atau data yang dihasilkan proses sebagai
keluaran dari ke tempat penyimpanan data atau dari ke sumber/tujuan data. Aliran
data harus diberi nama sesuai dengan substansi dari isi paket data yang mengalir,
bukan dengan nama dokumen, walaupun paket data tersebut dapat berasal dari
beberapa dokumen.
2. Proses
Menjelaskan proses-proses transformasi data masukan menjadi keluaran yang ada
dalam sistem atau yang harus dikerjakan oleh sistem. Aktivitasaktivitas fisik tidak
dapat dinyatakan sebagai proses. Demikian juga dengan proses yang tidak
mengubah nilai data, misalnya proses menyalin (copy) data. Proses harus diberi
nama dan nomor untuk keperluan identifikasi. Nama yang diberikan harus dapat
menjelaskan apa yang dilakukan oleh proses, sedangkan nomor menjelaskan
tingkatan.
3. Penyimpanan Data (Data Store)
Merupakan tempat untuk menyimpan data atau tempat data yang dirujuk oleh satu
atau beberapa proses. Dalam implementasinya, tempat penyimpanan data ini
4. Sumber/Tujuan Data
Menggambarkan entitas (misalnya orang, bagian organisasi, perangkat keras,
perangkat lunak lain, atau sistem lain) yang berinteraksi dengan sistem yang
berada di luar ruang lingkup sistem. Merupakan sumber data yang akan
ditransformasi oleh perangkat lunak, atau yang akan menerima informasi yang
dihasilkan perangkat lunak. Disebut juga dengan nama entitas eksternal,
terminator, source atau sink.
II.2.3.1.2.2 Penggambaran DFD
Ada dua jenis penggambaran DFD, yaitu fisis dan logis. DFD fisis dibuat untuk
menggambarkan aliran data dilihat dari apa atau siapa yang mengerjakan prosesproses dalam
sistem. DFD logis menggambarkan proses atau fungsi transformasi data yang ada dalam
sistem (bukan apa atau siapa yang mengerjakannya). DFD logis dibuat berdasarkan
fungsionalitas sistem, atau bisa juga berdasarkan DFD fisis dengan cara menerjemahkan
“proses-prosesnya” menjadi satu atau beberapa proses transformasi data. Tidak seperti DFD fisis, tujuan pembuatan DFD logis adalah untuk menggambarkan proses-proses yang akan
dikerjakan oleh komputer, bukan proses yang sifatnya fisik atau manual (sumber : Yourdon,
Edward, “Modern Structured Analysis”, Prentice-Hall International Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1989.).
II.2.3.1.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD digunakan untuk menyatakan jenis data dan hubungan data yang ada diantara
jenis data yang terdapat dalam sistem (sumber : Chen, Peter P., "The Entity-Relationship
Model – Toward a Unified View of Data", ACM Transactions on Data Base Systems, vol. 6,
no. 1, 1976.).
Komponen-komponen yang digunakan dalam ERD adalah :
a. Entitas (Entity)
Suatu objek yang terdiri dari kumpulan elemen atau data yang dapat digunakan dari
objek lainnya.
b. Relationship set
Relasi antar entity merupakan hubungan alamiah yang terjadi antar entity.
c. Attribute
Atribut merupakan sifat atau karakteristik suatu entitas yang menyediakan penjelasan
detail tentang entitas tersebut.
d. Entitas Lemah
Weak entity merupakan entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lainnya.
e. Generalisasi
Generalization merupakan penggabungan beberapa entitas serta relasi yang
berhubungan secara erat.
f. Spesialisasi
Specialization merupakan penjabaran dari generalisasi.
Menghubungkan antara entitas satu dengan entitas yang lainnya.
h. Kardinalitas
Cardinality, adalah merupakan tingkat hubungan yang terjadi antara entity didalam
sebuah sistem, dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas
tersebut, terdapat 3 macam cardinality yaitu :
(1) One to One
Bentuknya dapat dilihat pada gambar II.2:
1 1
Gambar II.2 Cardinality One to One
Adalah tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada
entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada
entitas kedua atau sebaliknya.
(2) One to Many
Bentuknya dapat dilihat pada gambar II.3:
1 N
Gambar II.3 Cardinality One to Many
Adalah tingkat hubungan satu ke banyak atau sama dengan banyak ke satu.
Tergantung pada arah mana hubungan itu dilihat.
(3) Many to Many
Bentuknya dapat dilihat pada gambar II.4:
N N
Gambar II.4 Cardinality Many to Many
Adalah tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika kejadian pada sebuah
entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya.
Baik dilihat dari sisi entity ke pertama maupun dilihat dari sisi entity ke kedua.
i. Kunci (Key)
Kunci merupakan suatu atribut yang unik yang dapat digunakan untuk membedakan
suatu entitas dengan entitas yang lainnya dalam suatu himpunan entitas. Dari sudut
pandang basis data, perbedaan diantara mereka harus dicerminkan lewat perbedaan
suatu entitas terhadap entitas yang lainnya. Dengan kata lain, tidak ada lebih dari satu
entitas memiliki nilai–nilai yang sama untuk semua atributnya. Macam–macam jenis
kunci (Key) diantaranya:
(1) Primary Key (Kunci Primer)
Adalah satu atribut atau satu set minimal atribut yang tidak hanya mengidentifikasi
secara unik suatu kejadian spesifik, tapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari
suatu entity. Primary Key mempunyai tiga kriteria yakni:
(a) Key tersebut lebih natural digunakan sebagai acuan.
(b) Key tersebut lebih sederhana.
(c) Key tersebut terjamin keunikannya.
(2) Foreign Key (Kunci Tamu)
Merupakan sembarang atribut yang menunjuk kepada Primary Key pada tabel yang
lain. Foreign Key terjadi pada suatu relasi yang memiliki Cardinality one to many
atau many to many. Foreign Key biasanya selalu diletakan pada tabel/relasi yang
mengaruh ke banyak.
II.2.3.2 MySQL
MySQL adalah multiuser database yang menggunakan bahasa structured Query Language
(SQL). MySQL dalam operasi client server melibatkan server daemon MySQL di sisi server
dan berbagai macam program serta library yang berjalan di sisi client.MySQL mampu
menangani data yang cukup besar. Perusahaan yang mengembangkan MySQL yaitu TcX,
mengaku bahwa MySQL yang mampu menyimpan data lebih dari 40 database, 10.000 tabel
dan sekitar 7 juta baris, totalnya kurang lebih 100 Gigabyte data (sumber : An Introduction to
Database System, Canada: ( Adision – Wessley Publishing Company, 181, Third Edition ),
hal 237.).
SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database server.
Bahasa ini pada awalnya dikembangkan oleh IBM, namun telah diadopsi dan digunakan
sebagai bahasa yang standar industri. Dengan menggunakan SQL, proses akses database
menjadi lebih user-friendly dibandingkan dengan menggunakan DBASE atau Clipper yang
masih menggunakan perintah-perintah pemrograman.
II.2.3.2.1. Keistimewaan MySQL
Sebagai database server yang memiliki konsep database modern, MySQL memiliki
banyak keistimewaan.Berikut ini beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh MySQL.
1. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux,
FreeBSD, Mac OS X Server, dan lain-lain.
2. Open source
MySQL didistribusikan secara open source, sehingga dapat digunakan secara bebas.
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa
mengalami masalah.Hal ini memungkinkan sebuah database server MySQL dapat
diakses client secara bersamaan.
4. Performance tuning
MySQL memiliki kecepatan yang tinggi dalam menangani query, dengan kata lain dapat
memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
5. Column types
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/unsigned integet,
float, double,char, varchar, text, blob, date, time, timestamp, year, set, dan enum.
6. Command dan Function
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah SELECT
dan WHERE dalam query.
7. Security
MySQL memiliki lapisan sekuritas seperti level subnetmask, namahost, dan izin akses
user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password terenkripsi.
8. Scalability dan Limits
MySQL mampu menangani database dengan skala besar, dengan jumlah records lebih
dari 50 juta dan 60 juta table serta 5 miliar baris. Selain itu, batas indeks yang dapat
ditampung mencapai 32 indeks pada setiap tablenya.
9. Connectivity
MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protocol TCP/IP, Unix
Socet (UNIX), atau Named Pipes (NT).
10. Localization
Deteksi pesan kesalahan pada client dengan menggunakan lebih dari 20 bahasa.
11. Interface
Interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan
fungsi API (application Programming Interface).
12. Client dan Tools
Dilengkapi dengan berbagai Tool yang dapat digunakan untuk administrasi database, dan
pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk online.
13. Struktur tabel
Struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibanding
database lainnya semacam PostgresSQL ataupun Oracle.
II.2.3.2 Microsoft Visual Studio Ultimate 2012
Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite) yang
dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis,
aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi
Windows, ataupun aplikasi Web. Visual Studio mencakup kompiler, SDK, Integrated
Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library).
Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual
FoxPro, dan Visual SourceSafe (sumber : www.VisualStudio.com (diakses pada hari
Jum’at, 7 Februari 2014 pada pukul 19.30WIB)).
Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi
dalam native code (dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas Windows)
ataupun managed code (dalam bentukMicrosoft Intermediate Language di atas .NET
Framework). Selain itu, Visual Studio juga dapat digunakan untuk mengembangkan
aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile (yang berjalan di atas .NET Compact
Framework).
Visual Studio kini telah menginjak versi Visual Studio 9.0.21022.08, atau
dikenal dengan sebutan Microsoft Visual Studio 2008 yang diluncurkan pada 19
November 2007, yang ditujukan untuk platform Microsoft .NET Framework 3.5. Versi
sebelumnya, Visual Studio 2005 ditujukan untuk platform .NET Framework 2.0 dan 3.0.
Visual Studio 2003 ditujukan untuk .NET Framework 1.1, dan Visual Studio 2002
ditujukan untuk .NET Framework 1.0. Versi-versi tersebut di atas kini dikenal dengan
sebutan Visual Studio .NET, karena memang membutuhkan Microsoft .NET
Framework.Sementara itu, sebelum muncul Visual Studio .NET, terdapat Microsoft
27
Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem memasukkan data fosil mollusca pada Museum Geologi Bandung berbasis desktop yang akan dibahas mengenai perancangan sistem yang akan dibangun sebagai usulan sistem baru untuk mengembangkan sistem yang sudah ada sekaligus untuk memenuhi permintaan dari pihak Museum Geologi.
III.1 Deskripsi Aktifitas Kerja Praktek di Museum Geologi Bandung
Adapun aktifitas-aktifitas yang dilakukan di Museum Geologi Bandung selama kerja praktek , dilaksanakan dari tanggal 19 September –1 November 2013 dan dilakukan setiap hari kerja di mulai pukul 09.00 s/d 15.00 WIB pada hari senin sampai hari jumat.
Selama kerja praktek kami ditempatkan di bagian pemasukkan data fosil. Dibagian ini khusus melakukan pemasukkan data fosil baik itu fosil vertebrata, mollusca dan lain-lain.
Sistem yang berjalan dalam pengolahan sistem pengolahan data fosil di Museum Geologi Bandung sudah dilakukan secara komputerisasi. Namun kendala yang terjadi adalah kecepatan dan kemudahan dalam penyimpanan data masih belum baik. Oleh karena itu, diharapkan sistem baru yang akan dibangun ini dapat berfungsi sebagai penunjang kinerja dari masalah yang ada, seperti pemasukkan data yang dilakukan masih secara manual dan lain-lain.
III.2 Analisis Sistem
mempermudah dalam perancangan sistem yaitu : 1. Analisis masalah,
2. Analisis aplikasi yang akan dibangun, 3. Analisis kebutuhan non fungsional, dan 4. Analisis kebutuhan fungsional.
III.2.1 Analisis Masalah
Permasalahan yang ada di Museum Geologi Bandung sekarang ini adalah sebagai berikut :
1. Kekurangan dari aplikasi yang digunakan sementara ini, yaitu Microsoft Ecxel yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam proses pemasukan data.
2. Semakin banyak data yang dimasukkan semakin rentan kesalahan dalam memasukkan data dan membutuhkan media penyimpanan yang cukup besar untuk menampung data tersebut.
3. Pencarian berdasarkan kategori hanya dapat dilakukan dalam satu kategori dalam Microsoft Excel.
III.2.2 Analisis Fungsional
III.2.2.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Museum Geologi Bandung adalah museum yang ditempatkan sebagai tempat penelitian dan penyimpanan data fosil, batuan, peta, mineral, dan laporan. Prosedur petugas lapangan yang ditugaskan untuk memasukkan data-data yang diperoleh yaitu sebagai berikut :
a. Petugas gudang menata fosil yang berada di gudang berdasarkan lokasi, genus, danfamili.
Excel dari hasil lembar data yang diisi oleh petugas gudang.
d. Petugas pemrotetan memotret fosil mollusca yang selanjutnya di-edit oleh petugas pemrotetan. Proses peng-edit-an foto mencakup penyesuaian
background, ukuran penggaris, penggabungan 3 foto fosil (depan, belakang,
samping).
e. Petugas gudang selanjutnya menyesuaikan titik ditemukannya fosil berdasarkan keterangan alamat pada lembar peta, juga memisahkan fosil sesuai dengan lokasi yang ada di Indonesia.
Petugas Pemotretan
Form data fosil yang telah dipotret
Form data fosil yang telah dipotret
Form data fosil yang telah dipotret dan
diplot
A4
A4
Gambar III.1 Aliran Sistem Pengolahan Data Fosil Mollusca yang Sedang
III.2.3.1 Analisis Pemakai
Pemakai dari Aplikasi Pengolahan Data Fosil Mollusca yang dibuat ini adalah:
a. pengguna biasa (staff), yaitu pengguna yang dapat melihat informasi.
Keseluruhan tentang data fosil mollusca Museum Geologi Bandung,
melakukan proses pemasukkan dan ubah ke database yang disediakan, baik itu berupa seluruh atau sebagian data fosil mollusca.
Tabel III.1 Spesifikasi Pengguna yang Dibutuhkan
No. Bagian Akses Keahlian
c. Terbiasa menggunakan komputer d. Memahami sistem informasi
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik pengguna di Museum Geologi Bandung sudah memadai untuk menggunakan aplikasi yang diusulkan. Dalam pembangunan sistem yang diusulkan tidak memerlukan lagi pengenalan dan pelatihan bagi pengguna (staff).
III.2.3.2 Analisis Perangkat Lunak
1 Staff Staff dapat mengolah data yang ada pada Aplikasi Pengolahan Data Fosil Mollusca.
a. Sistem operasi Windows minimal
Windows 7.
b. Database Server, digunakan untuk
mengakses database Aplikasi
Pengolahan Data Mollusca yang telah dibangun.
c. Perangkat lunak harus dapat dioperasikan pada sistem operasi yang berbeda dan dapat diakses oleh setiap komputer yang berbeda dengan tanpa adanya batasan sistem operasi.
d. Perangkat lunak harus dapat mendukung server database yang telah dimiliki dan mendukung program aplikasi yang akan dibangun.
Sedangkan perangkat lunak yang telah ter-install di Museum Geologi Bandung adalah perangkat lunak standar Microsoft Office 2007 yang berjalan pada sistem operasi Microsoft Windows 7 Home Premium.
Analisis perangkat keras atau sering disebut hardware yaitu dapat mendukung sistem jaringan dan memiliki koneksi ke internet. Untuk spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.2 Spesifikasi Perangkat Keras yang Dibutuhkan
No. Bagian Akses Spesifikasi
1 Staff Staff a. Pentium IV
b. RAM sebesar 1024 MB
c. Harddisk 80 GB
d. Processor minimal berkecepatan 3,06 Ghz
e. Monitor 15”
f. Keyboard dan mouse
Dari hasil pengamatan terhadap perangkat keras, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar sistem yang akan dirancang dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Akan tetapi, menggunakan perangkat keras yang sudah ada pun dapat menunjang aplikasi yang dibuat.
III.2.4 Analisis Aplikasi Pengolahan Data Mollusca
III.2.4.1 Analisis Basis Data
Basis data atau lebih sering disebut Database merupakan suatu aspek penting dalam pembuatan website data fosil vertebrata pada Museum Geologi ini.
maksudnya adalah MySQL boleh di-download oleh siapa saja, baik versi kode program aslinya maupun versi binernya dan dapat digunakan secara (relatif) gratis baik untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan seseorang maupun sebagai suatu program aplikasi komputer.
III.2.4.1.1 Diagram E-R
Diagram E-R menggambarkan entitas-entitas yang terdapat dalam suatu sistem atau perangkat lunak berikut relasi yang terjadi di dalamnya. Relasi atau hubungan antar entitas pada diagram ini akan menjadi referensi dalam tahap perancangan tabel-tabel. Untuk diagram E-R Aplikasi Pengolahan Data Fosil Mollusca Museum Geologi Bandung dapat dilihat pada gambar III.2 dibawah ini :
FOSIL
Diagram konteks menggambarkan aliran data dari suatu sistem baik alir data yang masuk maupun aliran data yang keluar serta pemrosesan yang mengubah data maupun penyimpanan data tersebut. Diagram konteks dari pembuatan Aplikasi Pengolahan Data Fosil Mollusca Museum Geologi Bandung dapat dilihat pada gambar III.3 dibawah ini :
APLIKASI SIMPAN DATA FOSIL
SIMPAN DATA LACI SIMPAN DATA REGISTRASI
Gambar III.3 Diagram Konteks Data Fosil Mollusca
DFD Level 1 menjelaskan bahwa staff melakukan akses Aplikasi Pengolahan Data Fosil Mollusca dengan memilih menu yang ada, salah satu menu tersebut adalah registrasi famili, registrasi fosil mollusca, lihat data fosil mollusca kemudian sistem akan mencari pilihan menu tersebut yang kemudian akan ditampilkan menu tersebut kepada staff.
Staff melakukan pencarian data fosil mollusca dan kemudian sistem database
akan mencari data yang diinginkan, kemudian akan menampilkan data tersebut. Sedangkan pada proses dilakukan oleh staff tanpa harus login memasukkan data admin (username dan password) agar bisa melakukan proses pengolahan data. Staff melakukan proses pengolahan data dan mencari data yang akan diupdate dalam file fosil mollusca, file famili, file laci, file registrasi, dan file spesies yang akan disimpan kembali dalam file fosil mollusca, file famili, file laci, file registrasi, dan file spesies.
Untuk lebih jelasnya, DFD Aplikasi Pengolahan Data Fosil Mollusca Di Museum Geologi Bandung dapat dilihat pada gambar III.4 di bawah ini :
STAFF
Gambar III.4 DFD Level 1 Aplikasi Pengolahan Fosil Mollusca
DFD level 2 proses 1 yaitu tentang pengolahan file famili yang dilakukan oleh staff
seperti pada gambar dibawah ini :
STAFF
Gambar III.5 DFD Level 2 proses 1 pengolahan data famili
DFD level 2 proses 1 diatas menjelaskan bahwa kegiatan staff melakukan pemasukan dan ubah data pada file famili.
DFD level 1 pada gambar III.4 diatas dapat diuraikan menjadi proses, yaitu DFD level 2 proses 2 yaitu tentang pengolahan file spesies yang dapat dilakukan oleh
STAFF
2.1 PROSES PEMASUKKAN
DATA SPESIES
2.2 PROSES UBAH DATA
SPESIES
D2
INFO DATA SPESIES
UBAH DATA SPESIES INFO DATA SPESIES
SIMPAN DATA SPESIES
INFO DATA SPESIES
SIMPAN DATA SPESIES
INFO DATA SPESIES
D1
INFO DATA FAMILI
INFO DATA FAMILI DATA FAMILI
DATA SPESIES
Gambar III.6 DFD Level 2 proses 2 pengolahan data spesies
DFD level 2 proses 2 diatas menjelaskan bahwa kegiatan staff melakukan pemasukan dan ubah data pada file spesies.
DFD level 1 pada gambar III.4 diatas dapat diuraikan menjadi proses, yaitu DFD level 2 proses 3 yaitu tentang pengolahan file fosil yang dapat dilakukan oleh
STAFF
3.1 PROSES PEMASUKKAN
DATA FOSIL
3.2 PROSES UBAH DATA FOSIL
D3 INFO DATA FOSIL
UBAH DATA FOSIL INFO DATA FOSIL
SIMPAN DATA FOSIL
INFO DATA FOSIL
SIMPAN DATA FOSIL
INFO DATA FOSIL
D2 INFO DATA SPESIES
INFO DATA SPESIES DATA SPESIES
DATA FOSIL
Gambar III.7 DFD Level 2 proses 3 pengolahan data fosil
DFD level 2 proses 3 diatas menjelaskan bahwa kegiatan staff melakukan pemasukan dan ubah data pada file fosil.
DFD level 1 pada gambar III.4 diatas dapat diuraikan menjadi proses, yaitu DFD level 2 proses 4 yaitu tentang pengolahan file laci yang dapat dilakukan oleh
STAFF
4.1 PROSES PEMASUKKAN
DATA LACI
4.2 PROSES UBAH DATA LACI
D4
INFO DATA LACI
UBAH DATA LACI INFO DATA LACI
SIMPAN DATA LACI
INFO DATA LACI
SIMPAN DATA LACI
INFO DATA LACI
D6
INPUT DATA LACI
INFO DATA LACI
INFO DATA LACI INPUT DATA LACI
DATA LACI
DATA FAMILI_LACI
Gambar III.8 DFD Level 2 proses 4 pengolahan data laci
DFD level 2 proses 4 diatas menjelaskan bahwa kegiatan staff melakukan pemasukan dan ubah data pada file laci.
STAFF
Gambar III.9 DFD Level 2 proses 5 pengolahan data registrasi
DFD level 2 proses 5 diatas menjelaskan bahwa kegiatan staff melakukan pemasukan dan ubah data pada file registrasi.
III.2.4.1.4 Spesifikasi Proses
Spesifikasi proses digunakan untuk menggambarkan proses model aliran yang terdapat pada DFD. Spesifikasi proses dari DFD yang telah dibuat dapat dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel III.3 Spesifikasi Proses
No. Deskripsi Keterangan
1 No. proses 1
Nama Proses pegolahan data famili
Source Staff, data famili, data laci_famili
Input Data famili, data laci_famili
Logika proses
Staff melakukan pemasukkan atau perubahan pada
data famili
a. Jika staf memilih untuk menambah data
famili, maka staf harus memasukkan
sejumlah data famili yang diperlukan
b. Jika staf memilih untuk mengubah data
famili, maka staf akan diberikan data yang
sebelumnya dari data famili untuk diubah
2 No. proses 1.1
Nama Proses pegolahan data famili
Source Staff, data famili, data laci_famili
Input Data famili, data laci_famili
Output Informasi data famili
Destination Proses pegolahan data famili
Logika proses
Staff melakukan pemasukkan pada data famili
a. Jika staf menambah data famili, maka staf
harus memasukkan sejumlah data famili
yang diperlukan
b. Jika data yang dimasukkan valid, maka
sistem akan menambah atau merubah data
famili
c. Jika data yang dimasukkan tidak valid, maka
sistem tidak akan menambah atau merubah
Nama Proses ubah data famili
Source Proses pegolahan data famili
Input Staff, data famili, data laci_famili
Output Data famili, informasi data laci_famili
Destination Informasi data famili
Logika proses
Staff melakukan perubahan pada data famili
a. Jika staf memilih untuk mengubah data
famili, maka staf akan diberikan data yang
sebelumnya dari data famili untuk diubah
b. Jika data yang yang telah dirubah valid,
maka sistem akan menambah atau merubah
data famili
c. Jika data yang yang telah dirubah tidak valid,
maka sistem tidak akan menambah atau
merubah data famili
4 No. proses 2
Nama Proses pengolahan data spesies
Source Staff, data spesies, data famili
Input Data spesies, data famili
Output Informasi data spesies
Destination Staff
Logika proses
Staff melakukan pemasukkan atau perubahan pada
data spesies
sejumlah data spesies yang diperlukan
b. Jika staf memilih untuk mengubah data
spesies, maka staf akan diberikan data yang
sebelumnya dari data spesies untuk diubah
5 No. proses 2.1
Nama Proses pemasukkan data spesies
Source Staff, data spesies, data famili
Input Data spesies, data famili
Output Informasi data spesies
Destination Staff
Logika proses
Staff melakukan pemasukkan pada data famili
a. Jika staf menambah data famili, maka staf
harus memasukkan sejumlah data famili yang
diperlukan
b. Jika data yang dimasukkan valid, maka
sistem akan menambah atau merubah data
famili
c. Jika data yang dimasukkan tidak valid, maka
sistem tidak akan menambah atau merubah
data famili
6 No. proses 2.2
Nama Proses ubah data spesies
Source Staff, data spesies, data famili
Destination Staff
Logika proses
Staff melakukan perubahan pada data spesies
a. Jika staf memilih untuk mengubah data
spesies, maka staf akan diberikan data yang
sebelumnya dari data spesies untuk diubah
b. Jika data yang yang telah dirubah valid,
maka sistem akan menambah atau merubah
data spesies
c. Jika data yang yang telah dirubah tidak valid,
maka sistem tidak akan menambah atau
merubah data spesies
7 No. proses 3
Nama Proses pengolahan data fosil
Source Staff, data fosil, data registrasi, data laci
Input Data fosil, data registrasi, data laci
Output Informasi data fosil
Destination Staff
Logika proses
Staff melakukan pemasukkan atau perubahan pada
data fosil
a. Jika staf memilih untuk menambah data fosil,
maka staf harus memasukkan sejumlah data
fosil yang diperlukan
b. Jika staf memilih untuk mengubah data fosil,