• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan ruang terbuka publik Lapangan Gasibu Bandung dilihat dari aspek aktivitas dan fasilitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan ruang terbuka publik Lapangan Gasibu Bandung dilihat dari aspek aktivitas dan fasilitas"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia : “Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 26 April 2013

Penulis,

Nilton Manuel Edyh Calado 1.06.08.020

(2)

Surat keterangan ini wajib ada (scan bentuk Image/gambar/PDF), baik penelitian di perusahaan ataupun bukan di perusahaan dengan mengedit kalimat yang diperlukan, di teks yang berwenang

(3)

Perihal: Plagiat Tugas Akhir

Saya yang bertanda tanggan dibawah ini :

Nama : Nilton Manuel Edyh Calado Nim : 10608020

Judul Tugas Akhir : IDENTIFIKASI PENGGUNAAN RUANG TERBUKA PUBLIK LAPANGAN GASIBU BANDUNG DILIHAT DARI ASPEK AKTIVITAS DAN FASILITAS

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan meniru, menyalin atau menjiplak Tugas Akhir/karya ilmiah yang telah ada. Apabila saya terbukti melakukan kegitan tersebut, maka saya bersedia untuk menerima sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan berlaku di jurusan Perencanaan Wilayah dan kota Universitas Komputer Indonesia.

Mengetahui,

Yang Memberikan Pernyataan

(4)

Nama : Nilton Manuel Edyh Calado Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Dili, 21 Mei 1986 Kewarganegaraan : Timor-Leste

Alamat : Jln. Becora, Clack Fuik, Dili. Timor-Leste Status pernikahan : Belum Menikah

Tinggi, berat badan : 172 cm, 59 kg Agama : Katolik Telephone : 085860218607

E-mail : niltonecalado@ymail.com

1991-2008 : SDN 7 Camea-Becora. Dili 2001-2004 : SMP 3 Becora-Dili

2004-2007 : SMA 12 November, Becora. Dili DATA PRIBADI

(5)

Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung

- SMA : KETUA OSIS

- Perguruan Tinggi : Kordinator Olahrag Himpuna Jurusan PWK ( Anggota 2009-2012) - Panitian : Makram 2010, Seksi Keamanan

- Identifikasi Pergerakan Bekerja dari WP Karees dan WP Bojonegara (2009). - Studio Perencanaan Kota : Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Cipanas (2010). - Studio Perencanaan Wilayah : Pengembangan Konsep Cyber City di Kota Cimahi

(2011). - Tugas Praktek

Instansi Pemerintah (Sekreteris Negara Urusan Pekerjaan Umum – Kementrian Infrastruktur RDTL).

- 2008 : Seminar “Save Our west Jawa” Auditorium UNISBA, Bandung. - 2009 : Seminar “Transportasi dan Pembiayaan Pembangunan” Auditorium

UNIKOM, Bandung.

- 2011 : Seminar “Cyber City” studio PWK 406 UNIKOM, Bandung.

- 2012 : Seminar “Ready to Clouds Computing with Windows 8 and Office 365” Auditorium UNIKOM, Bandung.

- 2013 : Seminar “Geologi” Auditorium UNIKOM, Bandung.

Bahasa : Indonesia, Bahasa Portugeus, Bahasa Daerrah : Tetun Komputer

- Microsoft office (word, excel, powerpoint) - ArcGIS

- Auto CAD - Sketchup

PENGALAMAN ORGANISASI

PENELITIAN YANG PERNAH DILAKUKAN

KEMANPUAN

(6)
(7)

LAPANGAN GASIBU BANDUNG

DILIHAT DARI ASPEK AKTIVITAS DAN FASILITAS

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh :

NILTON MANUEL EDYH CALADO 1.06.08.020

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(8)

IDENTIFIKASI PENGGUNAAN RUANG TERBUKA PUBLIK

LAPANGAN GASIBU BANDUNG

DILIHAT DARI ASPEK AKTIVITAS DAN FASILITAS

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh :

NILTON MANUEL EDYH CALADO 1.06.08.020

Menyetujui Bandung, Maret 2013

Pembimbing

Dr. Lia Warlina, Ir., M.Si.

NIP : 4127 70 17 006

Mengetahui

Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Rifiati Safariah, ST.,MT.

(9)

ii

Puji dan syukur penyusun ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas rahmatmu Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat, anugerah, serta bimbingan-Nya lah tiada henti-hentinya menyertai sehingga penulis dapat senantiasa memeperoleh semangat, kekuatan dan kemanpuan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul

“Identifikasi Penggunaan Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Bandung Dilihat dari Aspek Aktivitas dan Fasilitas”.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun bahasa. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati yang paling dalam penulis menerima segala saran dan kritikyang bersifat menbangun.

Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam bentuk materi maupun moril, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Papa Natalino Oliva Edyh dan Mama Maria Vitoriana Nunes Calado, selaku orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat, kasih sayang serta doa yang tiada henti-hentinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Untuk tugas akhir ini, kembali saya dedikasikan sebagai suatu penghormatan dan tanda bukti khusus kepada beliau.

2. Bapak Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, Ir., M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

(10)

iii penyelesaian tugas akhir.

6. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir., MT., selaku dosen wali penulis angkatan 2008 di Fakultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah Kota.

7. Teh Vitri, yang telah memberi kemudahan dalam mengurus surat-surat; 8. Seluruh dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas

Komputer Indonesia, yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat, dorongan dan dukungan bagi penulis.

9. Mahasiswa PWK angkatan 2008 (Melati, Budiman, Tendry, Sarwen, Rian, Giri, Babas, Yudis, Hegar, Dwi, Fahmi, Anto, Reza), yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung.

10.Om Maeny Calado. yang tidak bosan memberikan semangat dan do’a kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.

11.Buat Om dan Tante (Keluarga besar saya Laclubar & Balibo ”Ai’besi”) Terima Kasih Atas dukungan dan doanya.

12.Buat kakak-kakak ku (Maun Edy, Mana Bada, Mana Betty & Maun Afonso). Terima Kasih Atas Dukungannya.

13.Buat adik-adik ku Tersayang (Milton & Noe) Terima Kasih atas doa dan dukunganya.

14.Buat kedua keponakan ku yang Tersayang (Elsio & Aguero) aku sayang kalian.

15.A Minha Mor Nona makasih atas doa, kasih sayang dan dukungannya.

16.Buat teman-teman aku, Nata Leon, Micky Bunak, Kelly Malack, Nettu Malack, Agung Kiki, Haris Amel, Nano Gendut, Amino Ornai, Nivio Ornai, Noemy, Cristian Dora, Margarida. Terima Kasih Ya..buat dukunganya tetap semangat dan perjuankan apa yang menjadi tujuan kalian.

(11)

iv penyusunan tugas akhir ini.

18.Semua alumni dan mahasiswa angkatan 2000 hingga 2012 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Unikom, terima kasih atas kebersamaannya selama masih kuliah dan segala dukungan moral serta doanya.

Semoga Tuhan memberkati dan membalas kebaikan dan bantuan yang telah bapak/ibu, keluarga, sahabat, dan teman-teman berikan kepada penulis. Besar harapan penyusun, laporan ini dapat bermanfaat baik bagi orang-orang yang membaca laporan ini. Laporan ini juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan berbagai masukan, kritik dan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang lebih baik di masa yang akan datang.

Bandung, Maret 2013 Penulis

(12)
(13)

vi

3.2 Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Lapangan Gasibu ... 33

(14)

vii

BAB IV IDENTIFIKASI PENGGUNAAN RUANG TERBUKA

PUBLIK LAPANGAN GASIBU BANDUNG ... 44 4.3.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Penilaian Kondisi Jogging

(15)

viii 4.4 Keterkaitan Antara Karakteristik Pengguna Terhadap Acara apa yang

Menarik di Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu Gasibu ... 56 4.4.1 Keterkaitan Antara Kelompok Umur Terhadap Acara ... 56 4.4.2 Keterkaitan Antara Kelompok Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terhadap Acara ... 57 4.4.3 Keterkaitan Antara Kelompok Berdasarkan Tingkat Pekerjaan Terhadap Acara ... 57 4.5 Keterkaitan Antara Karakteristik Pengguna Terhadap Acara apa

yang Menarik di Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu Gasibu ... 58 4.5.1 Keterkaitan Antara Kelompok Umur Terhadap Fasilitas

dan Sarana ... 58 4.5.2 Keterkaitan Antara Kelompok Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terhadap Fasilitas dan Sarana yang dibutuhkan ... 59 4.5.3 Keterkaitan Antara Kelompok Berdasarkan Tingkat Pekerjaan Terhadap Fasilitas dan Sarana yang dibutuhkan ... 60

BAB V KESIMPULAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62 1. Karakteristik Lapangan Gasibu sebagai Ruang Terbuka

Publik ... 62 2. Aktivitas yang dilakukan di Ruang Terbuka Publik Lapangan

(16)

ix

(17)

BUKU

Budihardjo, Eko. & Sujarto, Djoko. (2005). Kota berkelanjutan. Bandung : Penerbit Alumni.

Budihardjo, Eko. (2007). Tata Ruang Perkotaan. Bandung : Penerbit Alumni.

Fraenkel, Jack. R and Norman E. Wallen. (1990). How to Design and Evaluate Research in Education USA, San Fransisco State University.

Hakim, Rustam. & Utomo, Hardi. (2002). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Hakim, Rustam. & Utomo, Hardi. (2003). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap Prinsip-Unsur dan Aplikasi Disain. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Heryanto, Bambang. (2011). Peran Perancangan Kota Sebagai Kebijakan Publik. Surabaya : Brilian internasional.

Krier, Rob. (1979). Urban Space. London : Academy Editions.

Laurie, Michael. (1984). Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Bandung :

Intermatra.

Maman, Kh, U. (2002). Menggabungkan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bogor : IPB.

Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. New York : Van Nostrand Reinhold Company.

PERATURAN

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5/PRT/M/2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 12/PRT/M/2009 Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan.

(18)

Persepsi Masyarakat.

Sartika, Mitra (2002). Analisis Efektivitas Taman Kota Melalui Pendekatan Kondisi Tapak dan Perilaku Pengunjung. (Studi kasus : Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat).

Widaningsih, Lilis (2004). Ruang Publik Kota Sebagai “Places” Dalam Mengembangkan Aktivitas Berkebudayaan Masyarakat Perkotaan, (Kasus Studi: Aktivitas Masyarakat di Lapangan Gasibu Bandung).

Moravian, Ari (2009). Prinsip Pengendalian Aktivitas Temporer Pada Ruang Terbuka Publik (Studi Kasus: Lapangan Gasibu Kota Bandung).

Musrihal (2010). Persepsi Pedagang Dan Pengunjung Tentang Kegiatan Perdagangan Kaki Lima Di Kawasan Gasibu Dan Sekitarnya Serta Penataan Fisik Kegiatan Perdagangan Di Kawasan Tersebut Sebagai Wisata Belanja Temporer,

INTERNET

Dandridge, D. 2010, Plaza Duomo Milan, www.viajaraitalia.com, diakses 12-10-2012.

Button, E. Fairley, A. Flehr, M. 2002, Public Spaces and Public Life (City of

Adelaide), www.adelaidecitycouncil.com, diakses 12-10-2012.

Hobbs, M. H. 2002, People places spaces, www.mfe.govt.nz, diakses 12-09-2012. Ernawi, I. S. 2012, buletin tata ruang, www.bkprn.org, diakses 12-09-2012. Gehl, J. 2004, Places for people, www.gehlarchitects.dk, 12-09-2012.

(19)
(20)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pembuka dari laporan penulisan tugas akhir. Isi dari bab ini adalah hal-hal yang berkaitan langsung dengan penelitian yang telah dilakukan, yaitu meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika pembahasan.

1.1 Latar Belakang

Keberadaan Lapangan Gasibu dan sekitarnya tidak dapat terlepas dari sejarah perencanaan Kompleks Gedung Sate yang berada pada sisi selatan. Pada awalnya dirancang oleh Tim Perancang Ibu Kota Nusantara yang dipimpin oleh Genie V. L. Slors untuk pembangunan gedung instansi pemerintah pusat di Bandung. Perancangan kompleks gedung tersebut merupakan bagian dari usaha Pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia ke Kota Bandung. Keberadaan Kompleks Gedung Sate dan Lapangan Gasibu hingga tahun 1980-an telah menjadi salah satu ikon di kota Bandung. Salah satu latar belakang dibangunnya bangunan ini adalah untuk melanjutkan rencana yang telah digagas sebelumnya yaitu membangun kompleks ini menjadi ruang kota dengan karakter formal untuk mendukung fungsi Kompleks Gedung Sate sebagai fasilitas perkantoran pemerintah yang bersifat formal (Sudarsono, 2011).

(21)

musik yang sifatnya kontemporer. Tak jarang pula, Lapangan Gasibu menjadi tempat untuk berkumpulnya komunitas-komunitas yang beragam.

Lapangan Gasibu berupa lapangan olahraga dengan bentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan fasilitas pondok, bangku, toilet, telpon umum, tempat parkir dan area jogging track yang mengelilingi seluruh kawasan lapangan. Desain landscape dengan pola vegetasi yang sebagai besar berupa pohon pelindung di sekeliling lapangan. Dalam RTRWP Jabar Kawasan Gasibu dijadikan kawasan strategis sosial/budaya Jabar, maka kawasan Gasibu dan juga didalam UU Penataan Ruang No 26 Tahun 2007 memang dimungkinkan kawasan Gasibu dijadikan Kawasan Strategis Provinsi Jabar dalam bentuk kawasan strategis.

Ruang publik kota seperti Lapangan Gasibu merupakan salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan anak muda untuk mengekspresikan segala bentuk emosi dan gaya hidup dengan biaya yang relatif murah dan dapat diakses semua kalangan sosial ekonomi masyarakat. Di sisi lain, penggunaan ruang publik kota seperti ini merupakan cara industri untuk mengiklankan produknya kepada konsumen dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seni, olahraga dan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya rekreatif dan diminati kaum muda. Simbol-simbol industrialisasi dengan icon-icon modernitas telah menjadi bagian dari seting ruang publik yang menawarkan berbagai konsumsi massa (Widaningsih, 2004).

Pentingnya Lapangan Gasibu menjadi prioritas untuk ditata karena kawasan tersebut terletak dengan pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kota Bandung. Selain itu Gedung Sate yang tepat berada di depan Lapangan Gasibu merupakan Landmark

(22)

letaknya yang strategis dalam skala kota sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat Kota Bandung (Widaningsih, 2004).

Masalah masyarakat tidak menjaga ruang terbuka publik dengan baik membuang sampah, kurangnya perawatan dari pihak pengelola disebabkan ruang terbuka Lapangan Gasibu sangat tidak teratur dari fasilitas yang ada seperti toilet, kondisi lapangan dan jogging track yang rusak, masyarakat membutukan ruang terbuka yang aman, nyaman dan bersih.

Dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah No 03 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Kebersihan, Kebersihan dan Keindahan. Peraturan sudah ada tetapi Pemerintah kota belum bekerja sepenuhnya untuk merelisasikan peraturan tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Ruang terbuka publik Lapangan Gasibu merupakan bagian dari Gedung Sate yang memiliki fungsi sebagai ruang umum yang pada dasarnya merupakan suatu wadah, menampung aktivitas tertentu dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Pada dasarnya ruang terbuka publik Lapangan Gasibu berfungsi sebagai fungsi sosial dan ekonomi bagi komunitas di dalamnya yaitu sebagai tempat interaksi dan rekreasi, sebagai simbol dan identitas sebuah kota. Ruang terbuka publik Lapangan Gasibu sebagai ruang atau wadah yang menyerap biaya langsung dari masyarakat melalui retribusi, maka dalam penggunaannya, masyarakat memerlukan kualitas pelayanan yang memadai dari pengelola maupun pemerintah kota.

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut beberapa permasalahan teridentifikasi dan telah dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik dari Lapangan Gasibu sebagai ruang terbuka publik ?

2. Bagaimana aktivitas yang di lakukan olah masyarakat di Lapangan Gasibu ?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan ruang terbuka publik Lapangan Gasibu Bandung dilihat dari aspek aktivitas dan fasilitas.

1.4 Sasaran Studi

Sasaran yang hendak dicapai dari studi ini sebagai berikut:

1) Identifikasi karakteristik Lapangan Gasibu sebagai ruang terbuka publik. 2) Identifikasi aktivitas yang dilakukan di ruang terbuka publik Lapangan

Gasibu.

3) Identifikasi aspek fasilitas berdasarkan persepsi masyarakat tentang ruang terbuka publik Lapangan Gasibu.

1.5 Ruang Lingkup

Lingkup penelitian yang akan diuraikan dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah untuk penelitian adalah Lapangan Gasibu. Lokasi Lapangan Gasibu berbatasan dengan.

 Sebelah utara Jalan Surapati

 Sebelah timur Jalan Gazebo

 Sebelah selatan Jalan Diponegoro

 Sebelah barat Jalan Sentot Alibasyah

Pada sisi utara dan selatan Lapangan Gasibu terdapat dan ruas jalan, yaitu Jalan Surapati pada sisi utara dan Jalan Diponegoro pada sisi selatan. Pada sisi timur Lapangan Gasibu langsung berbatasan dengan ruas Jalan Sentot Alibasyah dan sisi barat dibatasi oleh ruas Jalan Gazebo.

(24)

PETA ORENTASI KOTA BANDUNG GAMBAR 1.1

NO SCALE

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2012

KAWASAN BUDIDAYA

KAWASAN HIJAU

LAPANGAN GASIBU

BATAS WILAYAH BATAS KOTA

BATAS KECAMATAN

(25)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2012 Jl. Surapati

PETA LAPANGAN GASIBU BANDUNG

GAMBAR 1.2

Lokasi Studi

NO SCALE

Batas Jalan

Pohon

Gambar 1.2

Lapangan Gasibu Bandung Jl. Sentot Alibasyah

(26)

1.5.2 Ruang Lingkup Materi

Lingkup materi penelitian adalah mengidentifikasi penggunaan ruang terbuka publik di Lapangan Gasibu Bandung dilihat dari aspek aktivitas dan fasilitas.

Hal-hal yang ingin diketahui diatas tidak akan tercapai bila tidak ditunjang oleh maka kajian pengguna ruang terbuk publik , adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi karakteristik Lapangan Gasibu sebagai ruang terbuka publik. 2) Identifikasi aktivitas yang dilakukan di ruang terbuka publik Lapangan

Gasibu.

3) Identifikasi aspek fasilitas berdasarkan persepsi masyarakat tentang ruang terbuka publik Lapangan Gasibu.

1.6 Metodologi

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Menurut Freankel dan Waller (1990) besaran sampel minimal untuk penelitian deskriptif adalah 100 orang. Berdasarkan pendekatan di atas dan mengingat jumlah pengguna ruang terbuka publik Lapangan Gasibu Bandung kebanyakkan melakukan aktivitas pada ruang tersebut, serta pertimbangan di lapangan, maka ukuran sampel ditentukan sebanyak 100 responden.

Untuk mendapatkan data dan informasi, pengumpulannya dilakukan dengan cara survey primer dan survey skunder. Berikut ini adalah survey yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tersebut :

A. Survey Primer

1. Observasi lapangan dengan melihat karakteristik Lapangan Gasibu untuk mendapatkan fakta yang ada di lokasi studi.

(27)

Bagian Umum dan Perlengkapan (Setda) Kota Bandung, guna mendapatkan data dan informasi mengenai Lapangan Gasibu.

3. Menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang melakukan aktivitas/kegiatan dan juga melihat persepsi masyarakt terhadap tingkat pengguna ruang terbuka publik dan juga penilaian terhadap kondisi, fisik dan fasilitas untuk mendapatkan data yang lebih akurat mengenai Lapangan Gasibu.

4. Dokumentasi, berupa pengambilan gambar di Lapangan Gasibu yang bertujuan untuk melihat kondisi dan fasilitas dilokasi studi.

B. Survey Sekunder

Survey sekunder dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai dinas, instansi, atau lembaga yang terkait. Adapun survey sekunder lain yang dilakukan adalah studi kepustakaan. Survey ini dilakukan untuk mengkaji teori dan informasi yang berhubungan dengan teori ruang terbuka publik.

1.6.2 Metode Analisis Penelitian

(28)

Komponen Variabel Sumber Karakteristik Lapangan

Gasibu

1.Ruang terbuka ditinjau dari segi bentuk

2.Ruang terbuka ditinjau dari kegiatan

3.Ruang terbuka ditinjau dari sifatnya

Karakteristik Responden Nama

Jenis kelamin

Fasilitas : Dibutuhkan :

Taman Bermain Anak Taman Hijau

Sarana untuk penyandang cacat dan lansia

Taman Rekreasi dan hiburan Bermain

(29)

Pendapat secara umum terhadap aktivitas dan fasilitas :

Keamanan Kenyaman Kebersihan Ketertiban

(30)

1.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran

Masyarakat Isu

Lapangan Gasibu sebagai Ikon Kota Bandung Lokasi strategis dan mudah di jangkau masyarakat

Sebagai Landmark Kota Bandung

Identifikasi Ruang terbuka publik Lapangan Gasibu untuk masyarakat

(31)

1.8 Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi laporan ini, maka sub bab ini menjelaskan tentang sistematika pembahasan, seperti pada uraian dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara khusus mengenai penyusunan Studi ini diantaranya mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup materi yang membahas tentang ruang lingkup wilayah studi, dan menbahas juga tentang batasan studi atau kajian wilayah, kerangka pemikiran, metodologi studi yang meliputi metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan serta berisi tentang sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini secara umum menjelaskan mengenai teori yang mencakup tentang konsep dan karakteristik ruang terbuka, ruang terbuka publik, ruang terbuka ditinjau segi bentuk, ruang terbuka ditinjau dari kegiatan, ruang terbuka ditinjau dari sifatnya, ruang terbuka dan lingkungan hidup, konsep ruang terbuka hijau, tujuan penyelenggaraan RTH, fungsi RTH, manfaat RTH, karakteristik ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau, fungsi utama/intrinsic RTNH, fungsi pelengkap/ekstrinsik RTNH, manfaat RTNH secara langsung, manfaat RTNH secara tidak langsung, RTNH berdasarkan struktur & pola ruang, RTNH berdasarkan kepemilikan, tipologi RTNH, keberhasilan kota dalam menyediakan ruang terbuka publik, peran masyarakat, persepsi masyarakat, peran individu/kelompok dan penggunaan ruang terbuka publik.

BAB III GAMBARAN UMUM

(32)

menggunakan ruang terbuka Lapangan Gasibu di lihat juga fungsi, pemanfaatan, dan keadaan atau kondisi dari Lapangan Gasibu.

BAB IV IDENTIFIKASI PENGGUNAAN RUANG TERBUKA PUBLIK LAPANGAN GASIBU BANDUNG

Bab ini secara umum menjelaskan mengenai karakteristik pengguna terbuka ruang publik Lapangan Gasibu yang meliputi kegiatan/aktivitas yang diperkenankan/diperbolehkan ruang terbuka publik Lapangan Gasibu, persepsi masyarakat terhadap pengguna ruang terbuka publik Lapangan Gasibu, keterkaitan antara karakteristik pengguna terhadap acara apa yang menarik di ruang terbuka publik Lapangan Gasibu dan keterkaitan antara karakteristik pengguna terhadap fasilitas dan sarana.

BAB V KESIMPULAN

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas beberapa teori yang mencakup studi ini. Adapun yang akan dibahas tentang konsep dan karakteristik ruang terbuka, ruang terbuka, ruang terbuka ditinjau segi bentuk, ruang terbuka ditinjau dari kegiatan, ruang terbuka ditinjau dari sifatnya, ruang terbuka dan lingkungan hidup, konsep ruang terbuka hijau, tujuan penyelenggaraan RTH, fungsi RTH, manfaat RTH, karakteristik ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau, fungsi utama/intrinsic RTNH, fungsi pelengkap/ekstrinsik RTNH, manfaat RTNH secara langsung, manfaat RTNH secara tidak langsung, RTNH berdasarkan struktur & pola ruang, RTNH berdasarkan kepemilikan, tipologi RTNH, keberhasilan kota dalam menyediakan ruang terbuka publik, peran masyarakat, persepsi masyarakat, peran individu/kelompok dan penggunaan ruang terbuka publik.

2.1 Konsep dan Karakteristik Ruang Terbuka

2.1.1 Ruang Terbuka

Menurut (Budihardjo dan Sujarto, 2005) ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak, kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka tersebut. Sebetulnya ruang terbuka merupakan salah satu jenis saja dari ruang umum. Ruang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun kelompok (Hakim, 1987).

(34)

kepemilikannya bersifat pribadi, contoh halaman rumah tinggal, atau bisa dibilang lahan milik perorangan atau pengembang) dan yang kedua adalah ruang terbuka publik yang (biasa terdapat pada lahan milik publik baik berupa taman, lapangan, olahraga, atau ruang terbuka lainnya yang dapat diakses dan di manfaatkan oleh publik tampa batasan ruang, waktu,dan biaya) (Menteri Pekerjaan Umum , 2008 ). Beberapa contoh ruang terbuka privat dan ruang terbuka publik dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(Sumber : Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan)

Gambar 2.1

Contoh Ruang Terbuka Privat

(Sumber : Gehl, 2004) (Sumber : Heryanto, 2011)

Gambar 2.2

(35)

2.1.2 Ruang terbuka ditinjau dari segi bentuk

Menurut (Krier, Rob 1979), bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat di bagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu ruang terbuka berbentuk memanjang (koridor) dan ruang terbuka berbentuk membulat.

1. Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor) pada umumnya hanya mempunyai batas pada sisi-sisinya, misalkan, bentuk ruang terbuka jalan dan bentuk ruang terbuka sungai.

(Sumber : Haryanto, 2011) (Sumber : Button, Fairley, Flehr, 2002)

Gambar 2.3 Gambar 2.4

Contoh Ruang Terbuka Jalan Contoh Bentuk Ruang Terbuka Sungai

2. Ruang terbuka bentuk membulat pada umumnya mempunyai batas di sekelilingnya, misalkan, bentuk ruang lapangan upacara, bentuk ruang area rekreasi dan bentuk ruang area lapangan olahraga (Budihardjo & Sujarto, 2005).

(Sumber : Button, Fairley, Flehr, 2002) Gambar 2.5

(36)

2.1.3 Ruang Terbuka ditinjau dari Kegiatan

Menurut kegiatan, ruang terbuka terbagi 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka aktif dan ruang pasif.

1. Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan di dalamnya misalkan, bermain, olahraga, jalan-jalan.

Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi.

(Sumber : Button, Fairley, Flehr, 2002) (Sumber : Gehl, 2004)

Gambar 2.6 Gambar 2.7

Contoh Tempat Bermain Anak Contoh Penghijauan Tepi Sungai

2. Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung unsur-unsur kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian jalur jalan, penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai, ataupun penghijaun daerah yang bersifat alamiah.

Ruang terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka (Budihardjo & Sujarto, 2005).

(Sumber : Gehl, 2004) (Sumber : Hobbs, 2002)

(37)

2.1.4 Ruang terbuka ditinjau dari sifatnya

Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka lingkungan dan ruang terbuka antar bangunan.

1) Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum.

2) Ruang terbuka antar bangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk olah massa bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya (Budihardjo & Sujarto, 2005).

2.1.5 Ruang terbuka dan lingkungan hidup

Menurut (Laurie, 1984, dalam Rusman & Utomo, 2002), ruang terbuka dalam lingkungan kehidupan (lingkungan alam dan manusia) dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi, antara lain berupa, daerah hutan, daerah pertanian, daerah produksi mineral, daerah perternakan, daerah perairan (reservoir, energi), daerah perikanan dan lainnya.

2. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia, antara lain berupa, cagar alam, cagar budaya, suaka marga satwa dan taman nasional.

3) Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan, yaitu antara lain, melindungi kualitas air tanah, pengaturan dan pengelolaan limbah, mempertahankan dan memperbaiki kualitas udara, daerah rekreasi dan daerah taman lingkungan (Rusman & Utomo, 2002).

2.2 Konsep Ruang terbuka Hijau

Ruang terbuka sebagai wahda yang bisa menciptakan karakter masyarakat kota tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya. Aktivitas yang di lakukan dalam ruang terbuka tersebut sebagai pusat dinamika kehidupan sosial masyarakat (Hakim, 1987). Ruang terbuka terbagi dalam dua bagian yaitu : ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

(38)

tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Beberapa contoh RTH berupa taman dan lapangan terbuka dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan 2.10.

(Sumber : Wilkerson, 2005)

Gambar 2.9

Contoh RTH Berupa Taman

(Sumber :Ernawi, 2012)

Gambar 2.10

Contoh RTH Berupa Lapangan Terbuka

2.2.1 Tujuan Penyelenggaraan RTH

Tujuan penyelenggaraan RTH adalah:

(39)

b. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

c. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

2.2.2 Fungsi RTH

RTH memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:

 memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota);

 pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar;

 sebagai peneduh;

 produsen oksigen;

 penyerap air hujan;

 penyedia habitat satwa;

 penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta;

 penahan angin.

b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

- Fungsi sosial dan budaya:

- menggambarkan ekspresi budaya lokal; - merupakan media komunikasi warga kota; - tempat rekreasi;

- wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari

alam.

 Fungsi ekonomi:

- sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur

mayur;

- bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan

lainlain.

(40)

- meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala

mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan;

- menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota; - pembentuk faktor keindahan arsitektural;

- menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak

terbangun.

Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi hayati (Menteri Pekerjaan Umum , 2008).

2.2.3 Manfaat RTH

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:

a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);

b. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).

2.2.4 Karakteristik Ruang Terbuka Hijau

(41)

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, mengklasifikasikan RTH yang ada sesuai dengan tipologi berikut :

a. Berdasarkan Fisik

1. RTH Alami, berupa habitat liar alami, kawasan lindung, dan taman-taman nasional.

2. RTH Non Alami/Binaan, yang terdiri dari taman, lapangan olahraga, makam, dan jalur-jalur hijau jalan.

b. Berdasarkan Struktur Ruang

1. RTH dengan pola ekologis, merupakan RTH yang memiliki pola mengelompok, memanjang, tersebar.

2. RTH dengan pola planologis, merupakan RTH yang memiliki pola mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan.

c. Berdasarkan Segi Kepemilikan 1. RTH Publik

2. RTH Privat d. Berdasarkan Fungsi

1. Fungsi Ekologis 2. Fungsi Sosial Budaya 3. Fungsi Arsitektural/Estetika

(42)

2.3 Ruang Terbuka Non Hijau

Ruang Terbuka Non Hijau adalah ruang terbuka di bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori (cadas, pasir, kapur, dan lain sebagainya).

2.3.1 Fungsi Utama/Intrinsik RTNH

Fungsi utama RTNH adalah fungsi Sosial Budaya, dimana antara lain dapat berperan sebagai:

1. Wadah aktivitas Sosial Budaya masyarakat dalam wilayah kota/ kawasan perkotaan terbagi dan terencana dengan baik

2. Pengungkapan ekspresi budaya/kultur lokal; 3. Merupakan media komunikasi warga kota; 4. Tempat olahraga dan rekreasi;

5. Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam (Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

2.3.2 Fungsi Pelengkap/Ekstrinsik RTNH

Fungsi tambahan RTNH adalah dalam fungsinya secara:

a. Ekologis

a. RTNH mampu menciptakan suatu sistem sirkulasi udara dan air dalam skala lingkungan, kawasan dan kota secara alami berlangsung lancar (sebagai suatu ruang terbuka).

b. RTNH berkontribusi dalam penyerapan air hujan (dengan bantuan utilisasi dan jenis bahan penutup tanah), sehingga mampu ikut membantu mengatasi permasalahan banjir dan kekeringan.

b. Ekonomis

a. RTNH memiliki nilai jual dari lahan yang tersedia, misalnya sarana parkir, sarana olahraga, sarana bermain, dan lain sebagainya.

(43)

c. Arsitektural

a. RTNH meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan.

b. RTNH dapat menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota. c. RTNH menjadi salah satu pembentuk faktor keindahan arsitektural. d. RTNH mampu menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area

terbangun dan tidak terbangun.

d. Darurat

a. RTNH seperti diamanahkan oleh arahan mitigasi bencana alam harus memiliki fungsi juga sebagai jalur evakuasi penyelamatan pada saat bencana alam.

b. RTNH secara fungsional dapat disediakan sebagai lokasi penyelamatan berupa ruang terbuka perkerasan yang merupakan tempat berkumpulnya massa (assembly point) pada saat bencana.

2.3.3 Manfaat RTNH secara Langsung

Manfaat RTNH secara Langsung merupakan manfaat yang dalam jangka pendek atau secara langsung dapat dirasakan, seperti:

 Berlangsungnya aktivitas masyarakat, seperti misalnya kegiatan olahraga, kegiatan rekreasi, kegiatan parkir, dan lain-lain.

 Keindahan dan kenyamanan, seperti misalnya penyediaan plasa, monumen, landmark, dan lain sebagainya.

 Keuntungan ekonomis, seperti misalnya retribusi parkir, sewa lapangan olahraga, dan lain sebagainya.

2.3.4 Manfaat RTNH secara Tidak Langsung

Manfaat RTNH secara tidak langsung merupakan manfaat yang baru dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang, seperti:

 mereduksi permasalahan dan konflik sosial,

 meningkatkan produktivitas masyarakat,

(44)

 meningkatkan nilai ekonomis lahan disekitarnya, dan lain-lain.

2.3.2.1RTNH berdasarkan Struktur & Pola Ruang

RTNH berdasarkan struktur dan pola ruang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Secara Hirarkis

Secara hirarkis merupakan pengelompokan RTNH berdasarkan perannya pada suatu tingkatan administratif. Hal ini terkait dengan suatu struktur ruang yang terkait dengan struktur pelayanan suatu wilayah berdasarkan pendekatan administratif. RTNH secara hirarkis dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. RTNH skala Kabupaten/Kota b. RTNH skala Kecamatan c. RTNH skala Kelurahan d. RTNH skala Lingkungan RW e. RTNH skala Lingkungan RT

2. Secara Fungsional

Secara fungsional merupakan pengelompokan RTNH berdasarkan perannya sebagai penunjang dari suatu fungsi bangunan tertentu. Hal ini terkait dengan suatu pola ruang yang terkait dengan penggunaan ruang yang secara detail digambarkan dalam fungsi bangunan. RTNH secara fungsional dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. RTNH pada Lingkungan Bangunan Hunian b. RTNH pada Lingkungan Bangunan Komersial c. RTNH pada Lingkungan Bangunan Sosial Budaya d. RTNH pada Lingkungan Bangunan Pendidikan e. RTNH pada Lingkungan Bangunan Olahraga f. RTNH pada Lingkungan Bangunan Kesehatan g. RTNH pada Lingkungan Bangunan Transportasi h. RTNH pada Lingkungan Bangunan Industri i. RTNH pada Lingkungan Bangunan Instalasi

3. Secara Linier

(45)

sini bukan merupakan jalan atau jalur pejalan kaki, tetapi berbagai bentuk RTNH yang disediakan sebagai penunjang aksesibilitas pada jaringan jalan skala tertentu. RTNH secara linier dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. RTNH pada Jalan Bebas Hambatan b. RTNH pada Jalan Arteri

c. RTNH pada Jalan Kolektor d. RTNH pada Jalan Lokal e. RTNH pada Jalan Lingkungan

2.3.2.2RTNH berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan kepemilikannya, RTNH dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. RTNH Publik yaitu RTNH yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah/PEMDA.

2. RTNH Privat yaitu RTNH yang dimiliki dan dikelola oleh Swasta/Masyarakat (Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

2.3.2.3Tipologi RTNH

Tipologi RTNH merupakan penjelasan mengenai tipe-tipe RTNH yang dapat dirumuskan dari berbagai pendekatan dan pemahaman tentang RTNH yang akan dijabarkan sebagai berikut. Tipe-tipe RTNH yang dirumuskan ini dapat mewakili berbagai RTNH perkerasan (paved) yang ada (Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

a. Plaza dan Square

(46)

(Sumber : www.viajaraitalia.com, 2012)

Gambar 2.11

Contoh Plaza Duomo Milan

(Sumbe : Budihardjo & Sujarto, 2005)

Gambar 2.12

Contoh St Peter Square Vatican City

b. Tempat Bermain dan Rekreasi

Tempat bermain dan rekreasi merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai suatu pelataran dengan berbagai kelengkapan tertentu untuk mewadahi kegiatan utama bermain atau rekreasi masyarakat.

(47)

(Sumber : (Menteri Pekerjaan Umum, 2009)

Gambar 2.13 Contoh RTHNH Bermain

(Sumber : (Menteri Pekerjaan Umum, 2009)

Gambar 2.14 Contoh RTNH Bermain

c. Pembatas (Buffer)

Pembatas (buffer) merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai suatu jalur dengan fungsi utama sebagai pembatas yang menegaskan peralihan antara suatu fungsi dengan fungsi lainnya.

(48)

(Sumber : (Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

Gambar 2.15 Contoh RTNH Pembatas

(Sumber : www.gehlarchitects.dk)

Gambar 2.16 Contoh RTNH Pembatas

d. Koridor

Koridor merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai jalur dengan fungsi utama sebagai sarana aksesibilitas pejalan kaki yang bukan merupakan trotoar (jalur pejalan kaki yang berada di sisi jalan). Koridor adalah ruang terbuka non hijau yang terbentuk di antara dua bangunan atau gedung, dimana dimanfaatkan sebagai ruang sirkulasi atau aktivitas tertentu.

Beberapa contoh RTNH tipe koridor dapat dilihat pada Gambar 2.17 berikut ini :

(49)

(Sumber : Budihardjo & Sujarto, 2005)

Gambar 2.17 Contoh RTNH Koridor

2.4 Keberhasilan Kota dalam Menyediakan Ruang Terbuka Publik

Kota dalam menyediakan ruang terbuka publik tidak hanya dipandang dari aspek desain yang secara visual menarik dan bermakna, namun terpenting adalah ruang itu bisa di gunakan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas didalam ruang tersebut. Ruang terbuka publik yang optimal merupakan ruang memiliki fungsi beragam sehingga dapat menempung aktivitas yang beragam dan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang terbuka publik dengan jenis aktivitas dan waktu yang berbeda-beda pula.

2.4.1 Peran Masyarakat

(50)

a) Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat menentukan dalam proses pembangunan ruang terbuka publik;

b) Menposisikan pemerintah sebagai fasilitas dalam pembangunan ruang terbuka publik (Menteri Pekerjaan Umum, 2008).

2.4.2 Persepsi Masyarakat

Persepsi masyarakat adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap ruang terbuka, atau hubungan-hubungan antar sesuatu yang terjadi di dalam ruang terbuka dan gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut (Desti 2009).

2.4.3 Peran individu/kelompok

Masyarakat dapat berperan secara individu atau kelompok dalam penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka publik. Pada kondisi yang lebih berkembang, masyarakat dapat membentuk suatu forum atau komunitas tertentu untuk menghimpun anggota masyarakat yang memiliki kepentingan terhadap ruang terbuka, membahas permasalahan, mengembangkan konsep serta upaya-upaya untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Untuk mencapai peran tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat:

a. Anggota masyarakat baik individu maupun kelompok yang memiliki keahlian dan atau pengetahuan mengenai penataan ruang serta ruang terbuka publik. Misalnya : memberikan forum masyarakat peduli ruang terbuka atau komunikasi masyarak ruang terbuka publik di setiap daerah; b. Memperkuat kerjasama proses mediasi antara pemerintah, masyarakat dan

(51)

c. Mengembangkan dan memperkuat kerjasama proses mediasi antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pembangunan ruang terbuka publik;

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyikapi perencanaan, pembangunan serta pemanfaatan ruang terbuka publik melalui sosialisasi, pelatihan dan diskusi di kelompok-kelompok masyarakat (Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

2.4.4 Penggunaan Ruang Terbuka Publik

Penggunaan ruang terbuka publik oleh masyarakat dapat dilihat dari bagaimana masyarakat tersebut melakukan aktivitas didalamnya dan memelihara sebuah produk budaya yang berupa jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah maupun pengelola swasta (Shirvani, 1985).

Ruang terbuka publik yang dijadikan sebagai ruang atau wadah yang menyerap biaya langsung dari masyarakat melalui retribusi, maka dalam penggunaannya, masyarakat memerlukan kualitas pelayanan yang memadai dari pengelola maupun pemerintah kota. Sikap yang diberikan oleh masyarakat sebagai pengguna ruang terbuka publik dapat berupa penilaian terhadap pengelolaan dan kualitas pelayanan yang diberikan. Karena ruang terbuka merupakan jenis pelayanan publik yang berupa jasa, maka penggunaan (konsumsi dan pemeliharaan) oleh masyarakat pengguna ditekankan pada penilaian kualitas pelayanan. Pelayanan jasa tidak dapat dinilai dari hasil (produk) yang dibuat, melainkan pada kualitas pelayanan itu sendiri yang dapat dilihat dari kepuasan konsumen (pengguna ) pelayanan jasa tersebut (Shirvani, 1985).

Aktivitas sangat erat kaitannya dengan fungsi dan guna lahan yang meliputi semua kegunaan dan fungsi yang dapat memperkuat ruang dalam kota dari segi aktivitas maupun penggunaan ruang yang saling melengkapi. Bentuk fisik pendukung aktivitas meliputi fungsi dominasi seperti pusat perbelanjaan; pelayanan jasa, taman rekreasi, pusat budaya, museum dan sebagainya

(52)

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

3.1 Kondisi Eksisting Lapangan Gasibu Bandung

3.1.1 Luas Wilayah Lapangan Gasibu Bandung

Ruang terbuka publik Lapangan Gasibu Bandung memiliki luas wilayah kurang lebih 6000 m2 ini berfungsi seperti alun-alun pada kota-kota tradisional. Setiap sisinya disekeliling olah jalan dan ruang linear di sebelah utaranya semakin memperkuat dan mendukung fungsi lapangan ini sehingga dapat mewadahi kegiatan kota dalam berbagai skala.

3.2 Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Identifikasi Karakteristik ruang terbuka publik Lapangan Gasibu merujuk pada empat kategori sebagai berikut : (1). Berdasarkan segi bentuk (2). Berdasarkan kegiatan (3). Berdasarkan sifatnya.

3.2.1 Identifikasi Karakteristik Lapangan Gasibu ditinjau dari Segi Bentuk

Menurut (Krier, Rob 1979), menyatakan bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat di bagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu (1) Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor) pada umumnya hanya mempunyai batas pada sisi-sisinya, misalkan, bentuk ruang terbuka jalan dan bentuk ruang terbuka sungai. (2) Ruang terbuka bentuk membulat pada umumnya mempunyai batas di sekelilingnya, misalkan, bentuk ruang lapangan upacara, bentuk ruang area rekreasi dan bentuk ruang area lapangan olahraga.

(53)

memiliki peranan penting dalam menghubungkan arus pergerakan dari arah Kawasan Timur menuju Barat Kota Bandung dan sebaliknya. Selain tingkat aksesibilitas yang tinggi karena dukungan infrastruktur jalan yang baik, Lapangan Gasibu juga dilalui oleh berbagai macam moda angkutan umum.

Hasil Identifikasi Lapangan Gasibu berbentuk membulat dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Sumber : Observasi

Gambar 3.1

Hasil Identifikasi Lapangan Gasibu berbentuk Membulat Sebelah Utara

Sebelah Selatan Sebelah Timur

(54)

Tabel 3.1

Karakteristik Lapangan Gasibu ditinjau dari Segi Bentuk

3.2.2 Identifikasi Karakteristik Lapangan Gasibu ditinjau dari Kegiatan

Menurut (Budihardjo dan Sujarto, 2005), Kegiatan yang ada di ruang terbuka terbagi 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu (1) Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan di dalamnya misalkan, bermain, olahraga, jalan-jalan. Contohnya: Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi, (2) Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung unsur-unsur kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian jalur jalan, penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai, ataupun penghijaun daerah yang bersifat alamiah. Contohnya: Ruang terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka

Ruang Lapangan Gasibu adalah ruang terbuka aktif karena mempunyai ragam kegiatan seperti rekreasi, bermain, olahraga, dan jogging. Ruang Lapangan Gasibu memberikan kontribusi yang signifikan bagi munculnya berbagai perilaku budaya serta menjadi daya tarik space karena Lapangan Gasibu merupakan tempat dengan aksesibilitas yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari letaknya yang strategis, posisinya di pusat kota dan bisa dikatakan sebagai Landmarknya Kota Bandung. Bahkan dengan adanya Gedung Sate yang terletak didepan Lapangan Gasibu, sehingga memberikan kesan formal yang kuat dengan orientasi yang jelas, karena Lapangan Gasibu dapat dikenal lebih luas dan menguntungkan penyelenggaraan acara di ruang publik ini. Lapangan Gasibu termasuk plazanya

(55)

Kota Bandung dan sebagai ruang publik kota yang memiliki multi-fungsi bagi kegiatan masyarakat, dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Sumber : Observasi

Gambar 3.2

Aktivitas yang ada pada Lapangan Gasibu

Tabel 3.2

Karakteristik Lapangan Gasibu ditinjau dari Kegiatan

3.2.3 Identifikasi Karakteristik Lapangan Gasibu ditinjau dari Sifatnya

Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu (1) ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan

Ruang terbuka ditinjau

dari kegiatan Ciri Contoh Lap. Gasibu Hasil

Ruang terbuka aktif Ruang terbuka yang

(56)

sifatnya umum. (2) ruang terbuka antar bangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk olah massa bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.

Lapangan Gasibu mrupakan ruang terbuka lingkungan karena ruang tersebut dapat digunakan untuk kegiatan masyarakat, demikian halnya dengan ruang terbuka lingkungan yang ada pada di perkotaan, bisa dikatakan ruang

Lapangan Gasibu sebagai “tempat” atau places apabila keberadaanya berfungsi bagi kegiatan masyarakat. Ruang publik yang dimaksud adalah ruang umum di perkotaan yang berada di luar bangunan, dapat digunakan publik dan memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan. Lapangan Gasibu Bandung yang berfungsi sebagai ruang terbuka kota. Lokasi tersebut menarik untuk dijadikan obyek studi karena aktivitas yang terjadi di ruang terbuka ini sangat beragam dari yang sifatnya informal sampai kegiatan formal pemerintahan.

Pada dasarnya ruang terbuka publik berfungsi sebagai kultur, sosial dan

ekonomi. Komunitas yang ada didalamnya yaitu sebagai tempat interaksi dan

rekreasi untuk masyarakat, disamping itu juga sebagai simbol Kota Bandung atau

landmarknya Kota Bandung. Karana ruang Lapangan Gasibu berada pada

lingkungan gedung sate dan bisa dikategorikan ruang terbuka lingkungan dan

bersifat umum (Demokratis). Ruang Lapangan Gasibu termasuk dalam ruang

terbuka di luar bangunan yang dapat digunakan oleh publik dan memberikan

kesempatan untuk masyarakat melakukan bermacam-macam aktivitas dalam

ruang tersebut.

Tabel 3.3

Karakteristik Lapangan Gasibu ditinjau dari Sifatnya

Ruang terbuka ditinjau

dari sifatnya Ciri Contoh Lap. Gasibu Hasil

(57)

3.3 Aktivitas dan Fasilitas Lapangan Gasibu Bandung

3.3.1 Prosedur Untuk Melaksanakan Aktivitas

Dalam prosedur dan kewajiban bagi pengguna Lapangan Gasibu, untuk kepentingan bersama dan tertib administrasi maka bagi pihak panitia/penyelenggara kegiatan yang akan menggunakan Lapangan Gasibu agar memenuhi prosedur dan kewajiban sebagai berikut :

A. Prosedur pengajuan penggunaan Lapangan Gasibu :

1. Surat permohonan peminjaman Lapangan Gasibu ditujukan kepada Walikota Bandung & kepada Sekretaris Daerah, tembusan kepada Kepala Bagian Umum dan perlengkapan Sekretariat Daerah Kota Bandung.

2. Surat permohonan diajukan minimal 40 hari sebelum waktu pelaksanaan kegiatan.

3. Melakukan koordinasi dengan Bagian Umum dan Perlengkapan perihal Surat Rekomendasi penggunaan Lapangan Gasibu.

4. Sarana yang digunakan dan yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Bandung meliputi Lapangan Gasibu saja.

5. Pemasangan dan pembongkaran peralatan pendukung dilakukan maksimal 2 hari sebelum sesudah acara dilaksanakan.

B. Kewajiban Pihak penyelenggara/panitia :

1. Menjadi keamanan, ketertiban akan kebersihan (K3).

2. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan tersebut menjadi tanggung jawab pihak panitia/penyelenggara kegiatan.

(58)

3. Apabila sewaktu-waktu Pemerintah Kota Bandung memerlukan tempat tersebut dalam waktu bersamaan, maka dengan permohonan izin penggunanan akan di tangguhkan.

4. Setelah selesai acara penyelenggara harus melaporkan kepada Asisten Administrasi Umum melalui Kepala Bagian Umum dan Perlenggapan Sekretariat Daerah Kota Bandung (Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan, Pemerintah Kota Bandung, 2012).

3.3.2 Aktivitas yang diadakan pada Lapangan Gasibu

Lapangan Gasibu merupakan ruang terbuka publik yang mewadahi kegiatan masyarakat maupun pemerintahan. Bahkan secara lokasi, ruang terbuka publik ini menguntungkan karena dengan letaknya yang terdapat di depan Gedung Sate dan juga sebagai simbol kota Bandung, ruang terbuka publik ini memberikan kesan formal yang kuat dengan orientasi yang jelas.

Seperti yang diketahui bahwa, Lapangan Gasibu tidak hanya mewadahi kegiatan olahraga, tetapi juga kegiatan besar seperti upacara, apel besar, pameran, pertunjukan musik, dan lain-lainnya, ruang terbuka publik Lapangan Gasibu secara keseluruhan mampu menarik banyak masyarakat berdatangan yang dapat menguntungkan tidak hanya pihak penyelenggara tetapi juga pengguna. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Aktivitas pada Lapangan Gasibu Februari-September, tahun 2012

4 Lain-lain - Penyerahan Kendaraan Dinas

(59)

(Sumber : Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan, Pemerintah Kota Bandung, 2012).

3.3.3 Jadwal Acara/Kegiatan yang di Lapangan Gasibu Bandung Selama

Tahun 2012

(Sumber : Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan, Pemerintah Kota Bandung, 2012)

- Pembayaran Pajak

- Coorporation Fair & Halal Fair 2012

- Work Shoop

- HUT Kota Bandung

No Asal Surat Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan 1 BPBD Provinsi 3 Acces Production Bandung

Clothing Exspo

(60)

3.3.4 Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Sarana atau fasilitas pada ruang terbuka publik Lapangan Gasibu dibuat untuk mengakomodasikan berbagai kegiatan aktifitas yang berlangsung pada setiap jenis ruangnya (ruang bermain, ruang olahraga, dan ruang santai) sesuai dengan fungsinya (interaksi sosial aktif, kenyamanan lingkungan, dan sebagainya). Utilitas yang tersedia antara lain Tempat Duduk, Toilet/WC Umum, Gazebo/Pondok, Lampu Penerangan, serta drainase. Desain fasilitas menggunakan bentuk yang sederhana tetapi tetap menarik, kuat dan tahan lama untuk mempermudah dalam pemeliharaan dan pengelolaannya. Dapat dilihat gambar 3.6 fasilitas yang ada pada ruang terbuka publik Lapangan Gasibu cukup lengkap.

Sumber : Observasi

Gambar 3.3

Fasilitas yang ada di Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Tiang Bendera Drainase Tempat Duduk

Tangga Gazebo/ Pondok Toilet/WC Umum

Lintasan Atletik Lampu Penerangan Area Parkir

(61)

Tabel 3.5

Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

No Fasilitas Penjelasan Jumlah Hasil

Observasi 1 . Tempat duduk Disediakan untuk

aktivitas pasif dengan penggunaan beragam, untuk kemudahan akses keluar dan masuk ruang akibat adanya perbedaan ketinggian. Pemanfaatan untuk bangunan temporer tidak diperkenankan,

namun masih

diperkenankan untuk aktivitas pasif sepanjang tidak menganggu maupun temporer. Jenis aktivitas temporer sekitar untuk mencegah kurangnya kapasitas parkir Lapangan Gasibu, khususnunya pada saat aktivitas temporer tertentu.

(62)

pada ruang/tapak yang digunakan untuk

aktivitas pada malam hari 6. Toilet Sebagai fasilitas

penunjang bagi pengguna aktivitas

2 

7. Pagar Pembatas Sebagai pembatas antar fungsi sub ruang dan antar aktivitas serta memberikan kejelasan orientasi pengguna dalam beraktivitas

Sumber : Observasi

Gambar 3.4

(63)

BAB IV

IDENTIFIKASI PENGGUNAAN RUANG TERBUKA PUBLIK

LAPANGAN GASIBU

Pada bagian ini akan membahas tentang identifikasi penggunaan ruang terbuka publik Lapangan Gasibu Bandung, karakteristik pengguna, persepsi masyarakat terhadap fasilitas dan keterkaitan antara karakteristik pengguna terhadap aktivitas.

4.1 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Karakteristik pengguna ruang terbuka publik Lapangan Gasibu berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, asal kota, dan alat transportasi/moda yang digunakan. Berikut akan dijelaskan beberapa karakteristik pengguna ruang terbuka publik Lapangan Gasibu.

4.1.1 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik pengguna ruang terbuka publik Lapangan Gasibu berdasarkan jenis kelamin, disajikan pada tabel 4.1. Pengguna yang paling banyak adalah laki-laki 54% dan perempuan 46.

Tabel 4.1

Karakteristik Pengguna Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Secara umum hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa pengguna Lapangan Gasibu adalah laki-laki dan perempuan dengan proporsi yang hampir sama.

Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

Laki-laki 54 54

Perempuan 46 46

(64)

4.1.2 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu Berdasarkan Umur

Karakteristik pengguna berdasarkan umur, disajikan pada tabel 4.2. Pengguna yang paling banyak adalah umur antara 17-25 tahun yaitu sebesar 38%, kelompok kedua usia <17 tahun sebesar 31%, ketiga usia 26-50 tahun sebesar 21% dan sisanya usia >50 tahun sebesar 10%.

Tabel 4.2

Karakteristik Pengguna Berdasarkan Umur

Sumber : Hasil Analisis, 2012

4.1.3 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Karakteristik pengguna berdasarkan jenis pekerjaan, ditampilkan pada tabel 4.3. Pengguna yang paling banyak adalah pelajar/mahasiswa (36%), kedua yaitu pegawai swasta (19%), ketiga yaitu wiraswasta (17%), keempat PNS (12%) sisanya pensiunan (10%) dan TNI/Polri (7%).

Tabel 4.3

Pekerjaan Jumlah Persentase %

PNS 12 12

Pelajar/mahasiswa 36 36

Wiraswasta 17 17

TNI/Polri 6 6

Pegawai Swasta 19 19

Pensiunan 10 10

(65)

4.1.4 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Karakteristik pengguna berdasarkan tingkat pendapatan, disajikan pada tabel 4.4. Pengguna ruang terbuka publik Lapangan Gasibu berdasarkan tingkat pendapatan, yang paling banyak adalah Rp. 1.000.000 – 2.000.000 dengan persentase sebesar 38%, dan Rp. 1.000.000 persentase sebesar 35% dengan proporsi yang hampir sama.

Tabel 4.4

Karakteristik Pengguna Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Sumber : Hasil Analisis, 2012

4.1.5 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik pengguna berdasarkan tingkat pendidikan, ditampilkan pada tabel 4.5. Pengguna ruang terbuka publik Lapangan Gasibu berdasarkan tingkat pendidikan adalah strata/diploma (42%), SMA/sederajat sebesar (35%) dan pasca sarjana sebesar 20%.

Pendapatan Jumlah Persentase %

Rp <1.000.000 35 35

Rp 1.000.000 – 2.000.000 38 38 Rp 2.000.000 – 4.000.000 13 13

Rp 4.000.000 – 6.000.000 9 9

Rp 6.000.000 5 5

(66)

Tabel 4.5

Karakteristik Pengguna Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Hasil Analisis, 2012

4.1.6 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

Berdasarkan Kota Asal

Karakteristik pengguna berdasarkan asal kota, disajikan pada tabel 4.6. Pengguna yang paling banyak adalah dalam kota sebanyak 76% dan luar kota sebanyak 24%.

Tabel 4.6

Karakteristik Pengguna Berdasarkan Asal Kota

Sumber : Hasil Analisis, 2012

4.1.7 Karakteristik Pengguna Ruang Publik Lapangan Gasibu

Berdasarkan Alat Transportasi yang Digunakan

Karakteristik pengguna berdasarkan alat transportasi yang digunakan, disajikan pada tabel 4.7. Pengguna berdasarkan transportasi yang digunakan menuju ruang terbuka publik Lapangan Gasibu adalah kendaraan umum sebesar 42% dan berjalan kaki sebesar 31%.

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase %

SD/sederajat - -

SMP/sederajat 3 3

SMA/sederajat 35 35

Strata (S1)/Diploma (D1, D3,) 42 42

Pasca Sarjana (S2, S3) 20 20

Jumlah 100 100

Asal Kota Jumlah Persentase %

Dalam Kota 76 76

Luar Kota 24 24

(67)

Tabel 4.7

Karakteristik Pengguna Berdasarkan Transportasi yang digunakan

Sumber : Hasil Analisis, 2012

4.2 Aktivitas di Ruang Terbuka Publik Lapangan Gasibu

4.2.1 Aktivitas yang Sering Dilakukan Dalam Ruang Terbuka Publik

Lapangan Gasibu

Aktivitas yang sering lakukan di ruang terbuka publik Lapangan Gasibu adalah olahraga/jogging sebanyak 55%, aktivitas kedua berupa refresing sebanyak 20%, sisanya aktivitas berekreasi sebesar 16% dan aktivitas bermain adalah 9%. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang paling dominan adalah aktivitas olahraga/jogging. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Aktivitas yang dilakukan di Lapangan Gasibu

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Moda yang digunakan Jumlah Persentase %

Mobil atau Motor (Pribadi) 22 22

Bersepeda 5 5

Berjalan Kaki 31 31

Kendaraan Umum 42 42

Jumlah 100 100

Aktivitas dilakukan di Lapangan Gasibu Jumlah Persentase %

Bermain 9 9

Rekreasi 16 16

Olahraga/Jogging 55 55

Refresing 20 20

(68)

Gambar 4.1

Lapangan Gasibu Sebagai Tempat Olahraga

4.2.2 Acara yang Menarik Dilakukan Dalam Ruang Terbuka Publik

Lapangan Gasibu

Acara yang menarik adalah pertunjukan musik sebanyak 42%, acara kedua adalah pameran sebanyak 36% dan sisanya adalah upacara sebanyak 22%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Acara Seperti apa yang Menarik dalam Lapangan Gasibu

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Acara seperti apa yang menarik Jumlah Persentase %

Upacara 22 22

Pameran 36 36

Pertunjukan Musik 42 42

(69)

Gambar 4.2

Lapangan Gasibu Sebagai Tempat Upacara

4.3 Fasilitas di Lapangan Gasibu

4.3.1 Fasilitas dan Sarana yang dibutuhkan di Lapangan Gasibu

Fasilitas dan sarana yang dibutuhkan di ruang terbuka publik Lapangan Gasibu adalah sarana untuk penyandang cacat dan lansia sebanyak 31%, kedua taman bermain anak sebanyak 29%, ketiga tempat bersantai sebanyak 26%, keempat Panggung terbuka sebanyak 9% dan sisanya sarana penyediaan air bersih 5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Fasilitas dan Sarana yang dibutuhkan Di Lapangan Gasibu

Sumber : Hasil Analisis, 2012

4.3.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi Jogging Track

Kondisi jogging track di ruang terbuka publik Lapangan Gasibu adalah tidak terawat sebesar 56%, kedua sangat tidak terawat sebanyak 22%, ketiga

Fasilitas dan Sarana yang dibutuhkan Jumlah Persentase %

Taman Bermain Anak 29 29

Tempat Bersantai 26 26

Sarana untuk penyandang Cacat dan Lansia 31 31

Sarana Penyediaan Air Bersih 5 5

Panggung Terbuka 9 9

Jumlah 100 100

Suasana ketika lapangan digunakan sebagai tempat upacara

Foto: Andri Gurnita, 2006. Suasana ketika lapangan digunakan

Gambar

 Gambar 1.3
Gambar  2.1
Gambar 2.9 dan 2.10.
Gambar  2.11
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lapangan Merdeka merupakan salah satu ruang terbuka publik yang terletak. di pusat kota Medan dan banyak digunakan masyarakat yang

oleh pemerintah terkait dengan penyediaan sarana prasarana yang memadai, serta pemanfaatan ruang terbuka publik yang ideal Selain itu dari konsep perencanaan ini kiranya

Fungsi dan aktifitas ruang publik di Taman Ganesha Bandung dapat disimpulkan bahwa taman ini merupakan salah satu taman kota yang masih difungsikan sebagai ruang terbuka publik

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang terbuka publik taman Nostalgia masih belum maksimal sesuai konsep awal, dimana tujuan pemanfaatan taman pada

Tiga pertanyaan dalam penelitian ini adalah : Faktor-faktor apa yang mendorong publik memanfaatkan ruang terbuka kawasan Kampus Bulaksumur untuk aktivitasnya: Mengapa

masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat berteduh di perkotaan yang sangat padat. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan

Dari analisis yang dilakukan dihasilkan beberapa karakteristik ruang terbuka publik organik di kawasan pesisir Kota Manado yang terlihat dari bentuk fisik,

Dan pada akhir tulisan dibuat suatu kesimpulan mengenai aspek perilaku yang terjadi pada ruang terbuka publik apakah sesuai dengan kajian teori yang digunakan atau ada temuan baru yang