BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada
hakekatnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan
utama dari perusahan adalah menghasilkan laba, karena itu manajemen
perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan
baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil
oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya
mempertahankan laba.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan banyak menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi tidak hanya
menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga
memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba
perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut adalah produktif atau
tidaknya mesin yang terpasang di perusahaan .
Penggantian aktiva mesin produksi merupakan investasi jangka panjang dan
memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka
diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian
dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan perluasan usaha, perusahaan
memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan.
mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk
memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau
tidak.
Seperti halnya pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan yang
bergerak dibidang industri, akhir-akhir ini mulai merasakan adanya kendala yang
bisa menghambat perkembangan perusahaan, yaitu mesin yang digunakan dalam
proses produksi sering mangalami kerusakan. Keadaan tersebut mengakibatkan
meningkatnya biaya pemeliharaan mesin dan produksi perusahaan mengalami
penurunan sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Hai ini
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 1
Perbandingan Permintaan Pasar, Realisasi Produksi, dan Biaya Pemeliharaan Mesin
Tahun Permintaan Pasar
Es Batu (Balok) Realisasi ProduksiEs Batu (Balok) Pemeliharaan (Rp)Biaya
2001 281.500 278.850 22.260.150
2002 298.205 289.658 39.028.021
2003 325.261 301.261 43.004.000
2004 310.174 287.156 64.823.562
2005 323.831 296.550 80.091.165,5
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedudukan produk di pasar sangat
kuat, dimana permintaan pasar terus meningkat tiap tahunnya, sedangkan
perusahaan tidak dapat memenuhi secara keseluruhan karena mesin yang
digunakan dalam proses produksi sering mengalami kerusakan, sehingga
telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pemeliharaan mesin yaitu
sebesar Rp 80.091.165,5 tetapi mesin yang digunakan hanya mampu
memproduksi sebesar 296.550 balok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada
tahun 2005 mesin produksi mengalami kerusakan yang cukup parah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menghadapi dan
mengendalikannya perusahaan memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam
pengambilan keputusan. Salah satu cara yang digunakan yaitu adanya
penggantian mesin lama yang tidak efisien lagi dengan mesin baru yang lebih
besar dan lebih efisien. Penggantian mesin tersebut diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya yang berkaitan
dengan proses produksi, menghemat biaya pemeliharaan, dan dengan penggantian
mesin itu pula dapat memanfaatkan peluang pasar yang dapat dimasuki, sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya keputusan yang harus diambil oleh
perusahaan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi untuk Meningkatkan Laba Pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri di Pandaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan pada
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah: Apakah investasi penggantian
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya aspek dalam studi kelayakan yang berhubungan dengan
rencana perluasan usaha maka masalah yang ada dibatasi pada analisis layak atau
tidaknya penggantian aktiva mesin produksi dilihat dari aspek pasar dan
pemasaran serta aspek keuangan. Alasan kedua aspek tersebut yang dianalisis,
karena dengan analisis aspek pasar dan pemasaran dapat diketahui berapa besar
permintaan pasar akan produk tersebut dan dapat diketahui pasar potensial yang
dapat dimasuki, sedangkan dengan analisis aspek keuangan dapat diketahui
berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin
tersebut.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui layak atau tidaknya investasi penggantian aktiva mesin
produksi.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa masukan dan
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan rencana penggantian aktiva mesin produksi.
b. Bagi Kreditur
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan pinjaman dananya.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan mampu menjadi bahan kajian, referensi dan informasi serta
menambah wawasan bagi pembaca khususnya dibidang studi kelayakan
serta untuk penelitian lebih lanjut.
BAB II
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu berasal penelitian dari Diah Retnaningtyas
(2000) yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada C.V.
Palapa Lumajang”. Penelitian ini merupakan studi kelayakan atas
penambahan mesin produksi untuk perluasan (Expansi). Adapun rencana mesin produksi yang akan ditambah yaitu mesin Multi Bor sebanyak 2 buah
dan mesin Ossilating. Berdasarkan dari analisis data yang digunakan, penelitian ini diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini
layak untuk dilakukan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
terletak pada alat analisis data dan lama peramalan selama 5 tahun.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu
penelitian sekarang merupakan analisis penggantian aktiva tetap, sedangkan
penelitian terdahulu adalah analisis penambahan aktiva tetap. Perbedaan yang
lain terletak pada obyek penelitian, yaitu penelitian terdahulu dilakukan pada
CV. Palapa Lumajang, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan pada
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.
2. Tinjauan Pustaka
Dana yang ada dalam perusahaan harus dipergunakan atau
diinvestasikan, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah,
melakukan kegiatan promosi, membeli mesin baru, dan lain sebagainya.,
sedangkan investasi menurut Nasehatun (2000:64) adalah pembelian
alat-alat produksi (termasuk didalamnya barang-barang untuk dijual) dengan
modal berupa uang.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi antara lain,
peningkatan output yang dihasilkan, penyerapan tenaga kerja, penghematan devisa, dan sebagainya. Apabila kegiatan investasi yang
sehat meningkat, maka kegiatan ekonomi pun akan terpacu pula.
Berdasarkan hal tersebut, maka tugas manajer keuangan selain
kegiatannya untuk memperoleh dana, manajer keuangan juga perlu
mengambil berbagai keputusan yang menyangkut tentang untuk apa dana
yang ada akan dipergunakan.
Penggunaan uang atau dana bermacam-macam dalam kaitannya
dengan investasi. Penggunaan dana dapat dibagi menjadi dua, yaitu
(Husnan dan Suwarsono, 2000: 93-99):
Investasi yang mempunyai jangka waktu pengembaliannya kurang dari
satu tahun. Misalnya membeli bahan baku, membayar upah buruh,
memberi kredit kepada para pembeli dan sebagainya.
2) Penggunaan jangka panjang (disebut juga sebagai investasi modal atau
capital investasi)
Investasi yang diharapkan mempunyai jangka waktu pengembalian
dana yang cukup lama (lebih dari satu tahun). Misalnya membeli mesin
baru, mendirikan proyek baru, membuat produk baru, dan sebagainya.
Perbedaan antara pengguna jangka pendek dengan pengguna jangka
panjang adalah terletak dalam soal “waktu” dan “cara perputaran”dana
yang tertanam didalamnya.
Perusahaan dalam melakukan investasi mempunyai tujuan untuk
memperkuat posisi perusahaan dalam usaha memperoleh profit dimasa
yang akan datang agar perusahaan tetap hidup (survival) dalam menghadapi tantangan dari berbagai sektor, baik sektor intern maupun dari
sektor ekstern perusahaan.
a. Penggolongan Investasi
Bentuk usulan proyek investasi selalu berbeda satu sama lain,
namun cara atau teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama.
Penggolongan usulan proyek investasi menurut Weston dan Copeland
(2000:144) adalah sebagai berikut:
Investasi penggantian aktiva adalah yang paling sederhana,
misalnya penggantian aktiva karena sudah aus atau usang dan
harus diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Aktiva
tetap yang digunakan dalam proses produksi lama kelamaan akan
mengalami keausan atau rusak. Apabila aktiva tersebut tetap
digunakan maka perusahaan akan menanggung biaya pemeliharaan
yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan
penggantian selain dengan tujuan untuk menghemat biaya
pemeliharaan, juga untuk meningkatkan mutu output yang
dihasilkan sehingga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan
semakin meningkat dan hasil akhirnya perusahaan akan
mendapatkan kenaikan keuntungan atau laba dari tahun ke tahun.
Hasil keputusan dari penggantian dapat diramalkan dengan cukup
pasti.
2). Investasi Perluasan (Expansion Investment)
Prospek yang cerah dari suatu usaha yang telah ada
menimbulkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan lebih jauh,
sehingga perlu dilakukan investasi baru, investasi untuk
menambah kapasitas pada lini.
Produk yang sudah ada, misalnya usulan untuk menambah
lebih banyak lagi mesin dari jenis yang sekarang dipakai atau
oleh perusahaan lebih dikenal oleh konsumen. Investasi ini
mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari pada
investasi penggantian.
3). Investasi Pertumbuhan (Growth Investment)
Investasi pertumbuhan merupakan investasi untuk
menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk
lama. Investasi usaha dibidang yang baru memerlukan pemecahan
yang tepat, terutama yang menyangkut proyeksi dari keuntungan
yang akan diperoleh, yang dapat menjamin pengembalian modal.
Investasi jenis ini mempunyai tingkat ketidakpastian lebih besar
dibanding dengan kedua investasi tersebut diatas.
b. Sumber Dana Investasi
Setelah penilaian kelayakan suatu proyek investasi dilakukan
untuk memperoleh apakah suatu proyek layak dijalankan, kemudian
menentukan cara pembiayaan yang terbaik. Sumber dana secara
sederhana dapat diartikan dimana dana diperoleh untuk mendanai
suatu investasi.
Sumber dana yang baik adalah sumber dana yang mempunyai
biaya modal yang minimum dan resiko yang minimum. Menurut
Gitosudarmo dan Basri (2002:42), sumber dana dapat dibedakan
menjadi:
Modal yang berasal dari sumber dana intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan.
Sumber dana intern berasal dari:
a). Laba ditahan
Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan
tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama
periode tertentu dan juga tergantung pada kebijakan deviden
(devidend policy) dan kebijakan penanaman kembali ( plowing-back policy) yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Makin besar laba atau cadangan yang disediakan
perusahaan berarti makin besar pula sumber dana intern yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
b). Depresiasi
Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi
setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang
digunakan oleh perusahaan. Makin besar jumlah akumulasi
depresiasi berarti makin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan.
2). Sumber dana ekstern
Sumber dana ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan, yang termasuk dalam sumber dana ekstern meliputi:
Dana yang berasal dari pinjaman yang diusahakan yaitu dari
para kreditur, yang mana dana ini berasal dari badan atau
organisasi diluar perusahaan, misalnya:
I. Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit. Supplier sering menjual mesin atau barang hasil produksinya kepada
perusahaan yang menggunakan mesin atau barang tersebut
dalam jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
II. Bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama
memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain
dibidang keuangan
III. Pasar modal
Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara
efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai
surplus tabungan (saving suplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan (saving dificit unit).
Masalah penentuan besar kecilnya investasi mesin merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kesalahan dalam
investasi mempengaruhi operasi dalam perusahaan. Mengingat operasi
dalam mesin menyangkut atas hasil di masa mendatang dari investasi ini
memerlukan dana yang besar, maka studi kelayakan berperan sangat
penting bagi suatu perusahaan.
Perusahaan dalam melakukan investasi harus memiliki perencanaan
yang matang disertai analisis yang memadai untuk mendukung usulan
investasi tersebut. Biasanya bagi perusahaan, perencanaan tersebut
dinamakan studi kelayakan proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4)
menyatakan bahwa studi kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang
dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan
dengan berhasil.
Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak
berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, juga ada yang
menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-proyek yang diteliti bisa
berbentuk proyek raksasa maupun sederhana. Tentu saja semakin besar
proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi, baik
dampak ekonomis maupun dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu
peranan studi kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek
investasi.
Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu
perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek
tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar,
ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan. Banyak hal yang
menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian tidak menguntungkan.
Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan
dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan
kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada,
kesalahan dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali akibatnya
biaya pembangunan proyek menjadi bengkak dan sebagainya.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya
studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata
tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan
biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibangdingkan resiko
kegagalan yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.
b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek
Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu diperhatikan
terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek investasi, walaupun
belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek apa saja yang harus
aspek yang harus diperhatikan apabila akan mengadakan suatu proyek
investasi, kelima aspek tersebut adalah:
1). Aspek Pasar dan Pemasaran
Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya
persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang
demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran
menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan
pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan
konsumen mendasarkan diri pada “Integrated Marketing Concept”.
Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17) lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan.
Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya
adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai
macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa
kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali
dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.
a). Peluang pasar
Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam
mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari
Pengertian peluang pasar atau kesempatan pemasaran
menurut Kotler (2000: 151) adalah suatu kebutuhan dimana
perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang
dapat dicatat dan dipilih menurut daya tariknya, dan
kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan perusahaan akan
sukses apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan
kebutuhan sukses utama dalam pasar sasaran tersebut, namun
juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil
adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan
tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang.
b). Peramalan permintaan
Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai permintaan pada saat ini
maupun pada masa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh
pula gambaran mengenai peluang bagi perusahaan untuk
memasuki pasar. Selain itu peramalan permintaan penting
sebagai dasar dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 40) yang
dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk
mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa
Hal yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan
melakukan peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai
kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang
akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan
antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari
dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain,
hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan
ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa
yang akan datang.
Besarnya permintaan dimasa yang akan datang dapat
diketahui dengan beberapa metode peramalan, diantaranya
adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini
digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan harga,
penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan
datang.
Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk
jangka waktu menengah dan panjang. Sedangkan kelemahan
metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang
memadai, apabila menginginkan hasil peramalan yang optimal.
I). Metode Trend Linier, digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis
lurus, fungsi persamaan metode ini adalah:
Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:
a =
n Y
b =
2
x xy
Jika
x= 0Keterangan:
Y = variabel permintaan
x = variabel permintaan
n = jumlah data
a = jumlah permintaan
b = kecenderungan perubahan permintaan
II). Metode Trend Kuadratik, digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk
parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:
Y = a + bx + cx2
a =
n x c y
2b =
2
x xy
c =
2 2 4
2 2
x x
n
Y x
Y x n
Jika
x = 0III). Metode Trend Simple Exponential, digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak
terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.
Fungsi persamaan dari metode ini adalah:
Y = abx
Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma:
Log Y1 = log a + (log b) x
Jika
x = 0, maka koefisien a dan b dapat dicaridengan:
Log a =
n Y
logLog b =
2
log x
Y x
Ketiga metode trend tersebut kemudian dipilih salah
dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format
sebagai berikut:
Tabel 2
Analisis Kuadrat Terkecil Tahun Metode Trend
Linier (Yt – Yt1)2
Metode Trend Kuadratik (Yt – Yt1)2
Metode Trend Exponential
(Yt – Yt1)2 Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat 1
2 3 4 5 N
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2
-(Yt – Yn1)2
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2
-(Yt – Yn1)2
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2
-(Yt – Yn1)2
(XL/C) (Xk) (XE)Sumber: Rumus metode trend
2). Aspek Sosial Ekonomi
a). Analisa aspek sosial ekonomi
Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya serta
pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara
keseluruhan.
b). Manfaat sosial ekonomi
Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran
biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang
diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat
manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter (Husnan & Suwarsono,2000: 323)
Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang berupa
output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan dengan
penghasilan devisa.
Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang
sulit diukur dalam satuan moneter adalah:
1) Menaikkan tingkat konsumsi
2) Membantu proses pemerataan pendapatan
3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
4) Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara)
5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan
kerja)
6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu
lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan listrik
3). Aspek Teknis
Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek
teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas produksi,
a). Penentuan lokasi pabrik
Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban
biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Pada
sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan
masyarakat, lokasi pabrik merupakan persoalan yang lebih
kompleks.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 120), beberapa
variabel utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam
penentuan lokasi pabrik adalah:
1) Ketersediaan bahan mentah
2) Letak pasar yang dituju
3) Tenaga listrik dan air
4) Suplai tenaga kerja
5) Fasilitas transportasi
b). Penentuan luas produksi
Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh
kemungkinan Market Share yang diraih dengan mempertimbangkan kapasitas teknik dari peralatan yang
c). Layout pabrik
Penentuan layout pabrik dan proses produksi meliputi
pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk
mesin-mesin, personalia, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi,
penanganan bahan (Material Handling), dan semua peralatan serta fasilitas-fasilitas untuk terlaksananya proses produksi
dengan lancar dan efisien
4). Aspek Manajemen
Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa
manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas
kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas
khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping
itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam
a). Struktur organisasi
Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas
pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan.
Menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 108) bentuk-bentuk
struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1) Organisasi garis (line organization)
Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari
keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah.
Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu
masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya
kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya
bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh
karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang
serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.
2) Organisasi garis dan staff (line-staff organization)
Organisasi staff ini banyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya
serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini
kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki
bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah
bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaannya.
3) Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang
susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan,
administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak
bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan
berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya
dalam garis pekerjaan tertentu.
5). Aspek Keuangan
Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan
diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal
asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu
diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya
dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa
besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta
tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan
sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan
laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap
dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak
bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan
bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak
layak untuk dilakukan.
Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek
keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan
diterima atau ditolaknya proyek investasi.
a). Arus kas (Cash flow)
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan
yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas
penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas
untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan
tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan
arus kas.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai
Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal
(Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas (Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:
1) Arus kas masuk (Cash inflow)
Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan
selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari
penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal
ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan
ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila
investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap,
penjualan saham.
2) Arus kas keluar (Cash outflow)
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun
operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan,
penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga
dan deviden.
Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas
keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu
Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal
dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.
b). Laba
Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas
dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba
menurut Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan
bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu
misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang
ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama.
c). Pajak
Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan
setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus
berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak
menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan
yang berdiri di negara tersebut.
Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke
sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap
setiap kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh
seseorang atau badan sebagai konsekuensi kehidupan
bernegara. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan
kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah
selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang
dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan.
Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut
Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar
10%.
Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17
tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak
badan adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Biaya Penghasilan Kena Pajak
Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Diatas Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 Diatas Rp 100.000.000,00
10 % 15 % 30% Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000
Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya
yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan
modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi
perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk
keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu
khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada
aktiva tetap.
Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi
sebagai hurdlerate yaitu tingkat pembatas.
Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount rate yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila menggunakan metode NPV atau PI.
Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi
menjadi dua yaitu:
1). Biaya modal untuk perusahaan Go Public
Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut
:
b). Bertempat kedudukan Indonesia.
c). Mempunyai modal di sektor penuh Rp 200.000.000,00
d). Laporan keuangan dua tahun terakhir harus diperiksa
oleh akuntan publik dengan unqualified opinion.
e). Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus
memenuhi ketentuan: dua tahun pertama harus
tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong
sehat.
Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah
sebagai berikut (Husnan & Suwarsono, 2000: 249):
a). Biaya utang (Cost of debt)
Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung
karena menggunakan sumber dana yang berasal dari
pinjaman.
Rumus:
k*
d = kd (1-t) Keterangan:
k*
d =biaya utang setelah pajak
kd = biaya utang sebelum pajak
t = tarif pajak
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor saham preferen (pemegang saham
preferen).
Rumus:
Biaya saham preferen = n
p
P D
Keterangan:
D P = deviden perlembar saham
Pn = harga netto yang diperoleh dari penjualan
selembar saham preferen baru
c). Biaya saham biasa
Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai
tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu
investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar
harga saham perusahan tersebut tidak turun.
Rumus:
ke =
D
P D1
+ g
ke = Biaya modal sendiri dari saham biasa
D1 = Deviden pada tahun ke-1
PD = Harga saham saat ini
g = pertumbuhan deviden (dan juga laba) pertahun
d). Biaya laba ditahan
Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan
(Cost of retained earning) adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata
lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan
dana yang berasal dari saham biasa.
Rumus:
kr = ke (1-t) (1-b) Keterangan:
t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari
semua pemegang saham (avarage rate of stockholder)
b = Biaya rata-rata makelar (avarage broke rage cost)
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka
nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila
investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan
yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan
akan menurun.
Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya
tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh
keuntungan bebas resiko (risk free rate), dan resiko premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat
pada surat berharga itu. Dengan demikian maka (Sartono,
2001: 218):
Rumus:
RP = Rf + Risk Premium
Rp = tingkat keuntungan yang diminta
Rf = tingkat bunga berdasarkan standar
sertifikat Bank Indonesia
Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko (tarif
sebesar 5% sampai dengan 7%)
Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point
II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go Public.
e). Kriteria penilaian investasi
Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya
suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan
investasi antara lain (Riyanto, 2001: 113):
I). Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang
diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian
yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan
nilai sekarang investasi.
Rumus:
arus kas yang di diskontokan = (1 k)n
Kas Arus
Rumus Payback Period adalah:
PP =
Tahunan Proceeds
Outlays Capital
X I Tahun
Kriteria:
Bila PP umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi diterima.
Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi ditolak.
Kelebihan PP adalah:
(a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup kembali resiko proyek
(b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya
Accounting income
(a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang
(b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah
Payback.
II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat
keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat
investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini
dinyatakan dengan prosentase.
Rumus ARR adalah sebagai berikut:
ARR = AvarageAvarageInvestmentEAT X 100% Kriteria:
Bila ARR tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi diterima.
Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi ditolak.
Kelebihan ARR adalah:
(a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal
(b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal
(c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi
Kelemahan ARR adalah:
(b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan
bukan kas
Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda
maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode
depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya
keuntungan
III). Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih
antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas
yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan
satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya
modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus
dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi
yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.
Urutan-urutan dalam metode NPV:
b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow
dengan melibatkan tingkat doskonto (discount rate) tertentu yang ditetapkan.
c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash flow
selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi
awal (initial investment) akan menghasilkan NPV.
Rumus metode NPV adalah:
Present value dari proceeds = xxx
Present value dari outlays = xxx
NPV = xxx
Kriteria:
NPV 0, maka usul investasi diterima
NPV < 0, maka usul investasi ditolak
Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono, 2002:175):
NPV = (
n
t 1
t t
k CF ) 1 (
1
) - Io
CFt = Cash flow pada periode t
I0 = Investasi awal
k = Discount rate yang digunakan dari biaya modal
n = Umur proyek
t = 1,2,3,…..,n
Kelebihan NPV adalah:
(a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit
memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki
(b) Merupakan metode laba investasi majemuk
(c) Langsung mengaikan biaya modal dengan
nilainvestasinya
Kelemahan NPV adalah:
(a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa
menyesatkan
(b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi dari
tahun ke tahun
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana
dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas
pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas
yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada
keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR
adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate
tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate
yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut (Alwi, 2002:
170):
Outlays = n
n
r A r
A r
A
) 1 ( ... )
1 ( ) 1
( 2
2 1
Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan metode
trial and error (coba-coba). Pertama kita menghitung PV
proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih sekehendak kita. Kemudian hasil
perhitungan dibandingkan dengan PV outlays-nya, kalau PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, maka harus mengunakan tingkat bunga yangh lebih rendah. Cara
demikian dilakukan sampai menemukan tingkat bunga
outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut
menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut.
Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i1 +
2 1
1
NPV NPV
NPV
(i2 – i1)
Keterangan:
i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1
i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2
NPV1 = positif
NPV2 = negatif
Kriteria:
Bila IRR COC, maka usulan investasi diterima
Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak
Kelebihan IRR adalah:
(b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang
sebenarnya
Kelemahan IRR adalah:
(a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan dengan
NPV karena adanya cara coba-coba
Timbul perhitungan untuk interpolasi
V). Metode Profitability Index (PI)
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang
investasi. PI yang digunakan untuk memilih beberapa
alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah
investasi yang memberikan keuntungan riil yang lebih
besar.
Rumus PI adalah sebagai berikut:
PI = PVPVofofProceedsOutlays \
Kriteria:
Bila PI 1, maka usul investasi diterima.
Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari,
tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman
pada investasi atau proyek tersebut, maka banyak
sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi
tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar,
semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam,
tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak
semua aspek perlu diteliti. Dalam hal ini peneliti akan
menggunakan aspek pasar atau pemasaran dan aspek
keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak
masalah.
VI). Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi
(MIRR)
MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari
metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR
adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian
kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya
(COC). Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu
kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan
metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah muncul
metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena
MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat
diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari
terminal (terminal value) dengan investasi awalnya. Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai
berikut (Warsono, 2002: 179):
0 1
) 1
(
) 1 (
I MIRR
K CF
n n
t
t n a t
Keterangan:
MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi
CFt = Arus kas pada tahun ke-t
Ka = Biaya modal proyek
t = 1,2,3,…..,n
n = Umur ekonomis
I0 = Investasi awal.
Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan
menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut:
Jika MIRR COC, maka proyek diterima.
Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.
Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan
salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang
3. Aktiva Tetap
Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap,
yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai
salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar
dimasa yang akan datang.
Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang
paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan
investasi jangka panjang.
Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK (2002: No. 16.2) adalah
aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva
tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bersifat relatif permanen.
b. Digunakan dalam operasi perusahaan.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang
dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun.
Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark.
b). Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik
yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara
normal.
1). Pengakuan Aktiva Tetap
Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk
diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.
Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK
(2002: No.16.5) terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan
PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang
membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari
harga beli.
Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK
(2002: No.17.1) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Aktiva yang dapat disusutkan adalah:
a). Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu
periode akuntansi
b). Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas.
c). Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam
suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa, untuk
disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara
lain (Weston & Copeland, 2000:102):
a). Metode Garis Lurus (The Straight Line Method)
Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti
dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap
sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam
menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi,
sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah
sama.
Biaya penyusutan =
ekonomis Umur
sisa Nilai -perolehan Harga
Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah
bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan
metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka
tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.
b). Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method) Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya
akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika
biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan
kemudian menurun pada periode berikutnya.
Rumus:
Jumlah angka tahun = n
2 1 n
Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya
biaya penyusutan dengan cara mengalikannya dengan
depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai sisa) atau sama dengan metode garis lurus.
c). Metode Unit Produksi (Production Unit Method)
Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang
diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap
rasional (layak) maka jumlah hasil produksi yang akan diserap
oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama.
Rumus:
Biaya penyusutan = HargaEstimasiperolehan satuan -produksiNilaisisa
Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya
penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya.
Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun untuk
menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung
biaya penyusutannya.
d). Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun
menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan
adalah:
a). % depresiasi dengan cara garis lurus.
b). % ini dikalikan 2.
c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.
Rumus:
Biaya penyusutan =
ekonomis Umur
periode tiap
sisa Nilai
Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena
4. Pengawasan Peramalan
Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat,
adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari
batas-batas yang dapat “ditolerir”, untuk itu perlu diadakan pengawasan
peramalan (forecast control).
Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah
terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil
peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat
digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni (Husnan &
Suwarsono, 2000:69):
a. Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error)
Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai
senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai
peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau
negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data
peramalan.
Secara formula adalah sebagai berikut:
AAE =
n Y Y
1Keterangan:
Y = Data riil
Y1 = Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
= Harga mutlak
b. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Root Mean Squared Error)
Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih
antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah
tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian
menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
RMSE =
n Y Y
( 1)2RMSE = Root mean squared error
Y = Data riil
Y1 = Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
c. Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai berikut:
r =
2
2 1
) (
) (
1
Y Y
Y Y
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
Y1 = Data peramalan
Y = Means data riil
d. Kontrol limit
Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara
kontrol limit, yakni ditentukan batas atas (upper control limits) dan juga batas bawah (lower control limit). Jika selisih antara nilai riil dan nilai peramalan pada masing-masing waktu/tahun berada dalam range upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:
(D of F) R =
1
) (
arg 1
n
Y Y inal m
Keterangan:
(D of F) R = Degree fo freedom
marginal (Y-Y1) =
jarak bergerakY = Nilai riil
Y1 = Nilai peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:
Upper control limits = 2,66 X (D of F) R
Lower control limits = -2,66 X (D of F) R
C. Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis kelayakan terhadap proyektersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
1. Diah Retnaningtyas (Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV. Palapa Lumajang, 2000), berdasarkan dari analisis data yang digunakan, diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.
2. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Studi Kelayakan Proyek
Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Keuangan
Penelitian dilakukan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri yang
berlokasi di Jl. Pabrik es kasri No.12. Pandaan.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penelitian ini
memusatkan pada suatu obyek tertentu atau permasalahan yang terjadi pada satu
perusahaan saja. Hasil penelitian ini diusahakan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam rencana proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan.
C. Data dan Sumber Data
Data dan Sumber Data
Penelitian ini mengambil data dari dua sumber yaitu
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu data tentang jumlah
aktiva yang dimiliki perusahaan, data aktiva atau mesin yang rusak, data
permintaan pasar, data reasilisasi produksi, data biaya pemeliharaan mesin,
data penjualan, data harga pokok penjualan, dan data laporan keuangan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari luar perusahaan atau sumber lain yang digunakan
untuk mendukung penulisan skripsi ini. Data tersebut adalah data pinjaman
dari bank, data harga beli mesin, dan data harga jual mesin serta suku bunga
berdasarkan sertifikat Bank Indonesia dari internet.
Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan
pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang yang diteliti untuk
mengumpulkan data berupa data aktiva mesin produksi yang rusak, metode
penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.
2. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat
dokumen-dokumen perusahaan untuk memperoleh data yang berupa data produksi,
biaya pemeliharaan mesin, data penjualan dan harga jual per balok, data
permintaan pasar, data harga pokok penjualan dan laporan keuangan.
E. Definisi Operasional Variabel
Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada, maka
digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan penelitian ini yaitu:
1. Analisis Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran digunakan untuk meramalkan penjualan
di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk meramalkan
penjualan di masa yang akan datang adalah metode Trend, antara lain sebagai
berikut:
Digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Pengukurannya menggunakan satuan
rupiah (Rp).
b. Metode Trend Kuadratik
digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan
yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.
Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp).
c. Metode Trend Simple Exponential
Digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Pengukurannya adalan menggunakan
satuan rupiah (Rp).
d. Pengawasan Peramalan
Dalam penelitian ini metode pengawasan peramalan yang digunakan
adalah Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error). AAE adalah rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai
senyatanya.
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang
akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa
a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari
mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.
Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua
sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri. Pengukurannya adalah
menggunakan satuan mata uang (Rp).
b. Arus Kas (Cash Flow)
Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan
penjualan mesin lama
2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, penggantian mesin,
pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan
Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp).
c. Biaya Modal (Cost Of Capital)
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar
dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat, begitupun juga
sebaliknya. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta
premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat
berharga itu. Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public, dan pengukurannya adalah menggunakan satuan rupiah (Rp).
d. Studi Kelayakan Investasi
Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti
menggunakan metode penilaian sebagai berikut:
1) Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk
dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
arus kas bersih. Satuan pengukurannya adalah jumlah tahun.
2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yag
diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata. Satuan pengukurannya
adalah prosentase (%).
3) Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas
yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam dana
proyek tiap-tiap tahun , dengan satu tingkat biaya modal yang
digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk
mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek
akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek.
Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
5) Metode Profitability Index (PI)
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa dating dengan nilai sekarang investasi. Satuan pengukurannya
adalah menggunakan rupiah (Rp).
6) Metode MIRR
MIRR didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan
antara nilai sekarang dari terminal (Terminal value) dengan investasi awalya. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp).
F. Teknik Analisis Data
Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa kuantitatif
adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap
masalah yang sedang diteliti.
1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Metode yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah metode
trend yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek
penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Metode trend
terdiri dari tiga teknik peramalan yaitu:
Rumus:
Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:
a =
n y
b = 2
x xy
Dimana:
Y = variabel permintaan a = jumlah permintaan
x = variabel tahun b = kecenderungan perubahan permintaan
n = jumlah data
b. Metode Trend Kuadratik
Rumus:
Y = a + bx + cx2
Koefisien a, badan, dan c dapat diperoleh dengan:
a =
n x c y 2
b = 2
x xy
c =
2 2 4
2 2
) (
) ( ) (
x x
n
Y x
Y x n
Rumus:
Y1 = abx
Yang dapat diperoleh dalam persamaan fungsi logaritma:
Log Y1 = log a + (log b) x
Jika, x 0 maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:
Log a =
n Y log
Log b =
log
2
x
Y
x
Ketiga trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format sebagai berikut:
Tabel 4
Selisih kuadrat Terkecil
Tahun Metode trend linier (Yt – Yt1)2
Metode trend kuadratik (Yt – Yt1)2
Metode trend exponential
(Yt – Yt1)2 Selisih kuadrat Selisih kuadrat Selisih kuadrat
1 2 3 4 5 7 N
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2
-(Yt – Yn1)2
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2
-(Yt – Yn1)2
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2
-(Yt – Yn1)2
(XL) (XK) (XE)d. Pengawasan Peramalan
Kesalahan Absolut Rata-rata (Average absolute error)
AAE =
n Y Y
1Keterangan:
AAE = Average absolute error
Y = Data riil
Y1 = Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
2. Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang
akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa:
a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari
mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.
Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua
sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri.
Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan
penjualan mesin lama.
2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, peng