• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi untuk Meningkatkan Laba Pada PT. Panca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi untuk Meningkatkan Laba Pada PT. Panca "

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada

hakekatnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan

utama dari perusahan adalah menghasilkan laba, karena itu manajemen

perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan

baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil

oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya

mempertahankan laba.

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang

diharapkan banyak menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi tidak hanya

menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga

memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba

perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut adalah produktif atau

tidaknya mesin yang terpasang di perusahaan .

Penggantian aktiva mesin produksi merupakan investasi jangka panjang dan

memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka

diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian

dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan perluasan usaha, perusahaan

memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan.

(2)

mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk

memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau

tidak.

Seperti halnya pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan yang

bergerak dibidang industri, akhir-akhir ini mulai merasakan adanya kendala yang

bisa menghambat perkembangan perusahaan, yaitu mesin yang digunakan dalam

proses produksi sering mangalami kerusakan. Keadaan tersebut mengakibatkan

meningkatnya biaya pemeliharaan mesin dan produksi perusahaan mengalami

penurunan sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Hai ini

dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 1

Perbandingan Permintaan Pasar, Realisasi Produksi, dan Biaya Pemeliharaan Mesin

Tahun Permintaan Pasar

Es Batu (Balok) Realisasi ProduksiEs Batu (Balok) Pemeliharaan (Rp)Biaya

2001 281.500 278.850 22.260.150

2002 298.205 289.658 39.028.021

2003 325.261 301.261 43.004.000

2004 310.174 287.156 64.823.562

2005 323.831 296.550 80.091.165,5

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedudukan produk di pasar sangat

kuat, dimana permintaan pasar terus meningkat tiap tahunnya, sedangkan

perusahaan tidak dapat memenuhi secara keseluruhan karena mesin yang

digunakan dalam proses produksi sering mengalami kerusakan, sehingga

(3)

telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pemeliharaan mesin yaitu

sebesar Rp 80.091.165,5 tetapi mesin yang digunakan hanya mampu

memproduksi sebesar 296.550 balok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada

tahun 2005 mesin produksi mengalami kerusakan yang cukup parah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menghadapi dan

mengendalikannya perusahaan memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam

pengambilan keputusan. Salah satu cara yang digunakan yaitu adanya

penggantian mesin lama yang tidak efisien lagi dengan mesin baru yang lebih

besar dan lebih efisien. Penggantian mesin tersebut diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya yang berkaitan

dengan proses produksi, menghemat biaya pemeliharaan, dan dengan penggantian

mesin itu pula dapat memanfaatkan peluang pasar yang dapat dimasuki, sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya keputusan yang harus diambil oleh

perusahaan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi untuk Meningkatkan Laba Pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri di Pandaan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan pada

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah: Apakah investasi penggantian

(4)

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya aspek dalam studi kelayakan yang berhubungan dengan

rencana perluasan usaha maka masalah yang ada dibatasi pada analisis layak atau

tidaknya penggantian aktiva mesin produksi dilihat dari aspek pasar dan

pemasaran serta aspek keuangan. Alasan kedua aspek tersebut yang dianalisis,

karena dengan analisis aspek pasar dan pemasaran dapat diketahui berapa besar

permintaan pasar akan produk tersebut dan dapat diketahui pasar potensial yang

dapat dimasuki, sedangkan dengan analisis aspek keuangan dapat diketahui

berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin

tersebut.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui layak atau tidaknya investasi penggantian aktiva mesin

produksi.

2. Kegunaan Penelitian

(5)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa masukan dan

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan rencana penggantian aktiva mesin produksi.

b. Bagi Kreditur

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan pinjaman dananya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan mampu menjadi bahan kajian, referensi dan informasi serta

menambah wawasan bagi pembaca khususnya dibidang studi kelayakan

serta untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II

(6)

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan penelitian terdahulu berasal penelitian dari Diah Retnaningtyas

(2000) yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada C.V.

Palapa Lumajang”. Penelitian ini merupakan studi kelayakan atas

penambahan mesin produksi untuk perluasan (Expansi). Adapun rencana mesin produksi yang akan ditambah yaitu mesin Multi Bor sebanyak 2 buah

dan mesin Ossilating. Berdasarkan dari analisis data yang digunakan, penelitian ini diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini

layak untuk dilakukan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah

terletak pada alat analisis data dan lama peramalan selama 5 tahun.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu

penelitian sekarang merupakan analisis penggantian aktiva tetap, sedangkan

penelitian terdahulu adalah analisis penambahan aktiva tetap. Perbedaan yang

lain terletak pada obyek penelitian, yaitu penelitian terdahulu dilakukan pada

CV. Palapa Lumajang, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan pada

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.

2. Tinjauan Pustaka

(7)

Dana yang ada dalam perusahaan harus dipergunakan atau

diinvestasikan, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah,

melakukan kegiatan promosi, membeli mesin baru, dan lain sebagainya.,

sedangkan investasi menurut Nasehatun (2000:64) adalah pembelian

alat-alat produksi (termasuk didalamnya barang-barang untuk dijual) dengan

modal berupa uang.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi antara lain,

peningkatan output yang dihasilkan, penyerapan tenaga kerja, penghematan devisa, dan sebagainya. Apabila kegiatan investasi yang

sehat meningkat, maka kegiatan ekonomi pun akan terpacu pula.

Berdasarkan hal tersebut, maka tugas manajer keuangan selain

kegiatannya untuk memperoleh dana, manajer keuangan juga perlu

mengambil berbagai keputusan yang menyangkut tentang untuk apa dana

yang ada akan dipergunakan.

Penggunaan uang atau dana bermacam-macam dalam kaitannya

dengan investasi. Penggunaan dana dapat dibagi menjadi dua, yaitu

(Husnan dan Suwarsono, 2000: 93-99):

(8)

Investasi yang mempunyai jangka waktu pengembaliannya kurang dari

satu tahun. Misalnya membeli bahan baku, membayar upah buruh,

memberi kredit kepada para pembeli dan sebagainya.

2) Penggunaan jangka panjang (disebut juga sebagai investasi modal atau

capital investasi)

Investasi yang diharapkan mempunyai jangka waktu pengembalian

dana yang cukup lama (lebih dari satu tahun). Misalnya membeli mesin

baru, mendirikan proyek baru, membuat produk baru, dan sebagainya.

Perbedaan antara pengguna jangka pendek dengan pengguna jangka

panjang adalah terletak dalam soal “waktu” dan “cara perputaran”dana

yang tertanam didalamnya.

Perusahaan dalam melakukan investasi mempunyai tujuan untuk

memperkuat posisi perusahaan dalam usaha memperoleh profit dimasa

yang akan datang agar perusahaan tetap hidup (survival) dalam menghadapi tantangan dari berbagai sektor, baik sektor intern maupun dari

sektor ekstern perusahaan.

a. Penggolongan Investasi

Bentuk usulan proyek investasi selalu berbeda satu sama lain,

namun cara atau teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama.

Penggolongan usulan proyek investasi menurut Weston dan Copeland

(2000:144) adalah sebagai berikut:

(9)

Investasi penggantian aktiva adalah yang paling sederhana,

misalnya penggantian aktiva karena sudah aus atau usang dan

harus diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Aktiva

tetap yang digunakan dalam proses produksi lama kelamaan akan

mengalami keausan atau rusak. Apabila aktiva tersebut tetap

digunakan maka perusahaan akan menanggung biaya pemeliharaan

yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan

penggantian selain dengan tujuan untuk menghemat biaya

pemeliharaan, juga untuk meningkatkan mutu output yang

dihasilkan sehingga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan

semakin meningkat dan hasil akhirnya perusahaan akan

mendapatkan kenaikan keuntungan atau laba dari tahun ke tahun.

Hasil keputusan dari penggantian dapat diramalkan dengan cukup

pasti.

2). Investasi Perluasan (Expansion Investment)

Prospek yang cerah dari suatu usaha yang telah ada

menimbulkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan lebih jauh,

sehingga perlu dilakukan investasi baru, investasi untuk

menambah kapasitas pada lini.

Produk yang sudah ada, misalnya usulan untuk menambah

lebih banyak lagi mesin dari jenis yang sekarang dipakai atau

(10)

oleh perusahaan lebih dikenal oleh konsumen. Investasi ini

mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari pada

investasi penggantian.

3). Investasi Pertumbuhan (Growth Investment)

Investasi pertumbuhan merupakan investasi untuk

menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk

lama. Investasi usaha dibidang yang baru memerlukan pemecahan

yang tepat, terutama yang menyangkut proyeksi dari keuntungan

yang akan diperoleh, yang dapat menjamin pengembalian modal.

Investasi jenis ini mempunyai tingkat ketidakpastian lebih besar

dibanding dengan kedua investasi tersebut diatas.

b. Sumber Dana Investasi

Setelah penilaian kelayakan suatu proyek investasi dilakukan

untuk memperoleh apakah suatu proyek layak dijalankan, kemudian

menentukan cara pembiayaan yang terbaik. Sumber dana secara

sederhana dapat diartikan dimana dana diperoleh untuk mendanai

suatu investasi.

Sumber dana yang baik adalah sumber dana yang mempunyai

biaya modal yang minimum dan resiko yang minimum. Menurut

Gitosudarmo dan Basri (2002:42), sumber dana dapat dibedakan

menjadi:

(11)

Modal yang berasal dari sumber dana intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan.

Sumber dana intern berasal dari:

a). Laba ditahan

Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan

tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama

periode tertentu dan juga tergantung pada kebijakan deviden

(devidend policy) dan kebijakan penanaman kembali ( plowing-back policy) yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Makin besar laba atau cadangan yang disediakan

perusahaan berarti makin besar pula sumber dana intern yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.

b). Depresiasi

Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi

setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang

digunakan oleh perusahaan. Makin besar jumlah akumulasi

depresiasi berarti makin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan.

2). Sumber dana ekstern

Sumber dana ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan, yang termasuk dalam sumber dana ekstern meliputi:

(12)

Dana yang berasal dari pinjaman yang diusahakan yaitu dari

para kreditur, yang mana dana ini berasal dari badan atau

organisasi diluar perusahaan, misalnya:

I. Supplier

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit. Supplier sering menjual mesin atau barang hasil produksinya kepada

perusahaan yang menggunakan mesin atau barang tersebut

dalam jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan

sebelumnya.

II. Bank

Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama

memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain

dibidang keuangan

III. Pasar modal

Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara

efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai

surplus tabungan (saving suplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan (saving dificit unit).

(13)

Masalah penentuan besar kecilnya investasi mesin merupakan hal

penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kesalahan dalam

investasi mempengaruhi operasi dalam perusahaan. Mengingat operasi

dalam mesin menyangkut atas hasil di masa mendatang dari investasi ini

memerlukan dana yang besar, maka studi kelayakan berperan sangat

penting bagi suatu perusahaan.

Perusahaan dalam melakukan investasi harus memiliki perencanaan

yang matang disertai analisis yang memadai untuk mendukung usulan

investasi tersebut. Biasanya bagi perusahaan, perencanaan tersebut

dinamakan studi kelayakan proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4)

menyatakan bahwa studi kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang

dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan

dengan berhasil.

Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak

berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, juga ada yang

menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-proyek yang diteliti bisa

berbentuk proyek raksasa maupun sederhana. Tentu saja semakin besar

proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi, baik

dampak ekonomis maupun dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu

peranan studi kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek

investasi.

(14)

Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan

mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu

perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek

tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar,

ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan. Banyak hal yang

menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian tidak menguntungkan.

Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan

dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan

kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada,

kesalahan dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali akibatnya

biaya pembangunan proyek menjadi bengkak dan sebagainya.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya

studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran

penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata

tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan

biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibangdingkan resiko

kegagalan yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.

b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek

Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu diperhatikan

terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek investasi, walaupun

belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek apa saja yang harus

(15)

aspek yang harus diperhatikan apabila akan mengadakan suatu proyek

investasi, kelima aspek tersebut adalah:

1). Aspek Pasar dan Pemasaran

Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya

persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang

demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran

menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan

pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan

konsumen mendasarkan diri pada “Integrated Marketing Concept”.

Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17) lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan.

Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya

adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai

macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa

kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali

dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.

a). Peluang pasar

Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam

mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari

(16)

Pengertian peluang pasar atau kesempatan pemasaran

menurut Kotler (2000: 151) adalah suatu kebutuhan dimana

perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang

dapat dicatat dan dipilih menurut daya tariknya, dan

kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan perusahaan akan

sukses apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan

kebutuhan sukses utama dalam pasar sasaran tersebut, namun

juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil

adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan

tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang.

b). Peramalan permintaan

Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk

mendapatkan gambaran mengenai permintaan pada saat ini

maupun pada masa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh

pula gambaran mengenai peluang bagi perusahaan untuk

memasuki pasar. Selain itu peramalan permintaan penting

sebagai dasar dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 40) yang

dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk

mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa

(17)

Hal yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan

melakukan peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai

kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang

akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan

antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari

dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain,

hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan

ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa

yang akan datang.

Besarnya permintaan dimasa yang akan datang dapat

diketahui dengan beberapa metode peramalan, diantaranya

adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini

digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan harga,

penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan

datang.

Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk

jangka waktu menengah dan panjang. Sedangkan kelemahan

metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang

memadai, apabila menginginkan hasil peramalan yang optimal.

(18)

I). Metode Trend Linier, digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis

lurus, fungsi persamaan metode ini adalah:

Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

a =

n Y

b =

2

x xy

Jika

x= 0

Keterangan:

Y = variabel permintaan

x = variabel permintaan

n = jumlah data

a = jumlah permintaan

b = kecenderungan perubahan permintaan

II). Metode Trend Kuadratik, digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk

parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Y = a + bx + cx2

(19)

a =

n x c y

2

b =

2

x xy

c =

 

2 2 4

2 2

x x

n

Y x

Y x n

Jika

x = 0

III). Metode Trend Simple Exponential, digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak

terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.

Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Y = abx

Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma:

Log Y1 = log a + (log b) x

Jika

x = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari

dengan:

Log a =

n Y

log

Log b =

2

log x

Y x

Ketiga metode trend tersebut kemudian dipilih salah

(20)

dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format

sebagai berikut:

Tabel 2

Analisis Kuadrat Terkecil Tahun Metode Trend

Linier (Yt – Yt1)2

Metode Trend Kuadratik (Yt – Yt1)2

Metode Trend Exponential

(Yt – Yt1)2 Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat 1

2 3 4 5 N

(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2

-(Yt – Yn1)2

(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2

-(Yt – Yn1)2

(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2

-(Yt – Yn1)2

(XL/C) (Xk) (XE)

Sumber: Rumus metode trend

2). Aspek Sosial Ekonomi

a). Analisa aspek sosial ekonomi

Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya serta

pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara

keseluruhan.

b). Manfaat sosial ekonomi

Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran

biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang

diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat

(21)

manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter (Husnan & Suwarsono,2000: 323)

Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang berupa

output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan dengan

penghasilan devisa.

Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang

sulit diukur dalam satuan moneter adalah:

1) Menaikkan tingkat konsumsi

2) Membantu proses pemerataan pendapatan

3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

4) Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara)

5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan

kerja)

6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu

lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan listrik

3). Aspek Teknis

Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis dan

pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek

teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas produksi,

(22)

a). Penentuan lokasi pabrik

Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban

biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Pada

sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan

masyarakat, lokasi pabrik merupakan persoalan yang lebih

kompleks.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 120), beberapa

variabel utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam

penentuan lokasi pabrik adalah:

1) Ketersediaan bahan mentah

2) Letak pasar yang dituju

3) Tenaga listrik dan air

4) Suplai tenaga kerja

5) Fasilitas transportasi

b). Penentuan luas produksi

Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh

kemungkinan Market Share yang diraih dengan mempertimbangkan kapasitas teknik dari peralatan yang

(23)

c). Layout pabrik

Penentuan layout pabrik dan proses produksi meliputi

pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk

mesin-mesin, personalia, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi,

penanganan bahan (Material Handling), dan semua peralatan serta fasilitas-fasilitas untuk terlaksananya proses produksi

dengan lancar dan efisien

4). Aspek Manajemen

Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa

manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas

kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.

Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas

khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping

itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam

(24)

a). Struktur organisasi

Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas

pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan.

Menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 108) bentuk-bentuk

struktur organisasi adalah sebagai berikut:

1) Organisasi garis (line organization)

Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari

keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah.

Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu

masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya

kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya

bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh

karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang

serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.

2) Organisasi garis dan staff (line-staff organization)

Organisasi staff ini banyak dipergunakan oleh

perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya

serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini

kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki

bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah

(25)

bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan

pekerjaannya.

3) Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang

susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam

organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan,

administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak

bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan

berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya

dalam garis pekerjaan tertentu.

5). Aspek Keuangan

Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana

yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan

diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal

asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu

diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya

dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa

besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta

tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan

sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan

laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap

(26)

dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak

bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan

bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak

layak untuk dilakukan.

Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek

keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan

diterima atau ditolaknya proyek investasi.

a). Arus kas (Cash flow)

Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan

yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas

penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas

untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk

membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan

tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan

arus kas.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi

para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai

(27)

Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan

arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal

(Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas (Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:

1) Arus kas masuk (Cash inflow)

Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan

selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari

penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal

ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan

ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila

investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap,

penjualan saham.

2) Arus kas keluar (Cash outflow)

Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun

operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan,

penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga

dan deviden.

Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas

keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu

(28)

Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal

dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.

b). Laba

Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas

dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba

menurut Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan

bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu

misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang

ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama.

c). Pajak

Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan

setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus

berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak

menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan

yang berdiri di negara tersebut.

Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat

kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke

sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi)

yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk

(29)

Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap

setiap kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh

seseorang atau badan sebagai konsekuensi kehidupan

bernegara. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan

kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah

selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang

dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan.

Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut

Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar

10%.

Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17

tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak

badan adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Biaya Penghasilan Kena Pajak

Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,00

Diatas Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 Diatas Rp 100.000.000,00

10 % 15 % 30% Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000

(30)

Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya

yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan

modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham

biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi

perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk

keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu

khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada

aktiva tetap.

Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi

sebagai hurdlerate yaitu tingkat pembatas.

Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount rate yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila menggunakan metode NPV atau PI.

Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi

menjadi dua yaitu:

1). Biaya modal untuk perusahaan Go Public

Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut

:

(31)

b). Bertempat kedudukan Indonesia.

c). Mempunyai modal di sektor penuh Rp 200.000.000,00

d). Laporan keuangan dua tahun terakhir harus diperiksa

oleh akuntan publik dengan unqualified opinion.

e). Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus

memenuhi ketentuan: dua tahun pertama harus

tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong

sehat.

Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah

sebagai berikut (Husnan & Suwarsono, 2000: 249):

a). Biaya utang (Cost of debt)

Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung

karena menggunakan sumber dana yang berasal dari

pinjaman.

Rumus:

k*

d = kd (1-t) Keterangan:

k*

d =biaya utang setelah pajak

kd = biaya utang sebelum pajak

t = tarif pajak

(32)

Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat

keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor saham preferen (pemegang saham

preferen).

Rumus:

Biaya saham preferen = n

p

P D

Keterangan:

D P = deviden perlembar saham

Pn = harga netto yang diperoleh dari penjualan

selembar saham preferen baru

c). Biaya saham biasa

Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai

tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu

investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar

harga saham perusahan tersebut tidak turun.

Rumus:

ke =

D

P D1

+ g

(33)

ke = Biaya modal sendiri dari saham biasa

D1 = Deviden pada tahun ke-1

PD = Harga saham saat ini

g = pertumbuhan deviden (dan juga laba) pertahun

d). Biaya laba ditahan

Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan

(Cost of retained earning) adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata

lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan

dana yang berasal dari saham biasa.

Rumus:

kr = ke (1-t) (1-b) Keterangan:

t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari

semua pemegang saham (avarage rate of stockholder)

b = Biaya rata-rata makelar (avarage broke rage cost)

(34)

Apabila investasi baru menghasilkan tingkat

keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka

nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila

investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan

yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan

akan menurun.

Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya

tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh

keuntungan bebas resiko (risk free rate), dan resiko premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat

pada surat berharga itu. Dengan demikian maka (Sartono,

2001: 218):

Rumus:

RP = Rf + Risk Premium

(35)

Rp = tingkat keuntungan yang diminta

Rf = tingkat bunga berdasarkan standar

sertifikat Bank Indonesia

Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko (tarif

sebesar 5% sampai dengan 7%)

Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point

II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go Public.

e). Kriteria penilaian investasi

Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya

suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan

investasi antara lain (Riyanto, 2001: 113):

I). Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang

diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran

investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian

(36)

yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan

nilai sekarang investasi.

Rumus:

arus kas yang di diskontokan = (1 k)n

Kas Arus

Rumus Payback Period adalah:

PP =

Tahunan Proceeds

Outlays Capital

X I Tahun

Kriteria:

Bila PP  umur ekonomis (waktu pengembalian yang

disyaratkan), maka usul investasi diterima.

Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang

disyaratkan), maka usul investasi ditolak.

Kelebihan PP adalah:

(a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup kembali resiko proyek

(b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya

Accounting income

(37)

(a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang

(b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah

Payback.

II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat

keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat

investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini

dinyatakan dengan prosentase.

Rumus ARR adalah sebagai berikut:

ARR = AvarageAvarageInvestmentEAT X 100% Kriteria:

Bila ARR  tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul

investasi diterima.

Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul

investasi ditolak.

Kelebihan ARR adalah:

(a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal

(b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal

(c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi

Kelemahan ARR adalah:

(38)

(b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan

bukan kas

Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda

maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode

depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya

keuntungan

III). Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih

antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas

yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan

satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya

modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus

dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi

yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.

Urutan-urutan dalam metode NPV:

(39)

b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow

dengan melibatkan tingkat doskonto (discount rate) tertentu yang ditetapkan.

c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash flow

selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi

awal (initial investment) akan menghasilkan NPV.

Rumus metode NPV adalah:

Present value dari proceeds = xxx

Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx

Kriteria:

NPV 0, maka usul investasi diterima

NPV < 0, maka usul investasi ditolak

Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono, 2002:175):

NPV = (

n

t 1

t t

k CF ) 1 (

1 

) - Io

(40)

CFt = Cash flow pada periode t

I0 = Investasi awal

k = Discount rate yang digunakan dari biaya modal

n = Umur proyek

t = 1,2,3,…..,n

Kelebihan NPV adalah:

(a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit

memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki

(b) Merupakan metode laba investasi majemuk

(c) Langsung mengaikan biaya modal dengan

nilainvestasinya

Kelemahan NPV adalah:

(a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa

menyesatkan

(b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi dari

tahun ke tahun

(41)

IRR adalah tingkat bunga yang bilamana

dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas

pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas

yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada

keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR

adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate

tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate

yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut (Alwi, 2002:

170):

Outlays = n

n

r A r

A r

A

) 1 ( ... )

1 ( ) 1

( 2

2 1

  

 

Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan metode

trial and error (coba-coba). Pertama kita menghitung PV

proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih sekehendak kita. Kemudian hasil

perhitungan dibandingkan dengan PV outlays-nya, kalau PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, maka harus mengunakan tingkat bunga yangh lebih rendah. Cara

demikian dilakukan sampai menemukan tingkat bunga

(42)

outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut

menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut.

Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

IRR = i1 +

2 1

1

NPV NPV

NPV

 (i2 – i1)

Keterangan:

i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2

NPV1 = positif

NPV2 = negatif

Kriteria:

Bila IRR  COC, maka usulan investasi diterima

Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak

Kelebihan IRR adalah:

(43)

(b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang

sebenarnya

Kelemahan IRR adalah:

(a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan dengan

NPV karena adanya cara coba-coba

Timbul perhitungan untuk interpolasi

V). Metode Profitability Index (PI)

PI adalah perbandingan antara nilai sekarang

penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang

investasi. PI yang digunakan untuk memilih beberapa

alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah

investasi yang memberikan keuntungan riil yang lebih

besar.

Rumus PI adalah sebagai berikut:

PI = PVPVofofProceedsOutlays \

Kriteria:

Bila PI  1, maka usul investasi diterima.

(44)

Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari,

tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman

pada investasi atau proyek tersebut, maka banyak

sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi

tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar,

semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam,

tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak

semua aspek perlu diteliti. Dalam hal ini peneliti akan

menggunakan aspek pasar atau pemasaran dan aspek

keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak

masalah.

VI). Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi

(MIRR)

MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari

metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR

adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian

kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya

(COC). Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu

kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan

metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah muncul

metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena

(45)

MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat

diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari

terminal (terminal value) dengan investasi awalnya. Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai

berikut (Warsono, 2002: 179):

0 1

) 1

(

) 1 (

I MIRR

K CF

n n

t

t n a t

 

 

Keterangan:

MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi

CFt = Arus kas pada tahun ke-t

Ka = Biaya modal proyek

t = 1,2,3,…..,n

n = Umur ekonomis

I0 = Investasi awal.

Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan

menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut:

Jika MIRR  COC, maka proyek diterima.

Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.

Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan

salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang

(46)

3. Aktiva Tetap

Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap,

yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai

salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar

dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang

paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan

investasi jangka panjang.

Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK (2002: No. 16.2) adalah

aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang

dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva

tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Bersifat relatif permanen.

b. Digunakan dalam operasi perusahaan.

c. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

(47)

Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang

dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun.

Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark.

b). Aktiva tetap berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik

yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara

normal.

1). Pengakuan Aktiva Tetap

Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk

diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva

tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.

Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK

(2002: No.16.5) terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan

PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara

langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang

membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang

dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari

harga beli.

(48)

Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK

(2002: No.17.1) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat

disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.

Aktiva yang dapat disusutkan adalah:

a). Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu

periode akuntansi

b). Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas.

c). Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam

suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa, untuk

disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara

lain (Weston & Copeland, 2000:102):

a). Metode Garis Lurus (The Straight Line Method)

Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti

dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap

sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam

menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi,

sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah

sama.

(49)

Biaya penyusutan =

ekonomis Umur

sisa Nilai -perolehan Harga

Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah

bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan

metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka

tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.

b). Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method) Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya

akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika

biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan

kemudian menurun pada periode berikutnya.

Rumus:

Jumlah angka tahun = n     

 

2 1 n

Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya

biaya penyusutan dengan cara mengalikannya dengan

depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai sisa) atau sama dengan metode garis lurus.

c). Metode Unit Produksi (Production Unit Method)

Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang

diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap

(50)

rasional (layak) maka jumlah hasil produksi yang akan diserap

oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama.

Rumus:

Biaya penyusutan = HargaEstimasiperolehan satuan -produksiNilaisisa

Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya

penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya.

Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun untuk

menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung

biaya penyusutannya.

d). Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun

menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan

adalah:

a). % depresiasi dengan cara garis lurus.

b). % ini dikalikan 2.

c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.

Rumus:

Biaya penyusutan =

ekonomis Umur

periode tiap

sisa Nilai

Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena

(51)

4. Pengawasan Peramalan

Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat,

adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari

batas-batas yang dapat “ditolerir”, untuk itu perlu diadakan pengawasan

peramalan (forecast control).

Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah

terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil

peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat

digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni (Husnan &

Suwarsono, 2000:69):

a. Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error)

Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai

senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai

peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau

negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data

peramalan.

Secara formula adalah sebagai berikut:

AAE =

n Y Y

 1

Keterangan:

(52)

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

= Harga mutlak

b. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Root Mean Squared Error)

Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih

antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah

tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian

menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

RMSE =

n Y Y

(  1)2

RMSE = Root mean squared error

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

c. Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai berikut:

r =

 

2

2 1

) (

) (

1

Y Y

Y Y

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

(53)

Y1 = Data peramalan

Y = Means data riil

d. Kontrol limit

Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara

kontrol limit, yakni ditentukan batas atas (upper control limits) dan juga batas bawah (lower control limit). Jika selisih antara nilai riil dan nilai peramalan pada masing-masing waktu/tahun berada dalam range upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.

Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:

(D of F) R =

1

) (

arg 1

 

n

Y Y inal m

Keterangan:

(D of F) R = Degree fo freedom

marginal (Y-Y1) =

jarak bergerak

Y = Nilai riil

Y1 = Nilai peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:

Upper control limits = 2,66 X (D of F) R

Lower control limits = -2,66 X (D of F) R

(54)

C. Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis kelayakan terhadap proyektersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.

1. Diah Retnaningtyas (Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV. Palapa Lumajang, 2000), berdasarkan dari analisis data yang digunakan, diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.

2. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Studi Kelayakan Proyek

Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Keuangan

(55)

Penelitian dilakukan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri yang

berlokasi di Jl. Pabrik es kasri No.12. Pandaan.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penelitian ini

memusatkan pada suatu obyek tertentu atau permasalahan yang terjadi pada satu

perusahaan saja. Hasil penelitian ini diusahakan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam rencana proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan.

C. Data dan Sumber Data

Data dan Sumber Data

Penelitian ini mengambil data dari dua sumber yaitu

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu data tentang jumlah

aktiva yang dimiliki perusahaan, data aktiva atau mesin yang rusak, data

permintaan pasar, data reasilisasi produksi, data biaya pemeliharaan mesin,

data penjualan, data harga pokok penjualan, dan data laporan keuangan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari luar perusahaan atau sumber lain yang digunakan

untuk mendukung penulisan skripsi ini. Data tersebut adalah data pinjaman

dari bank, data harga beli mesin, dan data harga jual mesin serta suku bunga

berdasarkan sertifikat Bank Indonesia dari internet.

(56)

Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan

pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang yang diteliti untuk

mengumpulkan data berupa data aktiva mesin produksi yang rusak, metode

penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.

2. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat

dokumen-dokumen perusahaan untuk memperoleh data yang berupa data produksi,

biaya pemeliharaan mesin, data penjualan dan harga jual per balok, data

permintaan pasar, data harga pokok penjualan dan laporan keuangan.

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada, maka

digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan penelitian ini yaitu:

1. Analisis Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar dan pemasaran digunakan untuk meramalkan penjualan

di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk meramalkan

penjualan di masa yang akan datang adalah metode Trend, antara lain sebagai

berikut:

(57)

Digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Pengukurannya menggunakan satuan

rupiah (Rp).

b. Metode Trend Kuadratik

digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan

yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.

Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp).

c. Metode Trend Simple Exponential

Digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Pengukurannya adalan menggunakan

satuan rupiah (Rp).

d. Pengawasan Peramalan

Dalam penelitian ini metode pengawasan peramalan yang digunakan

adalah Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error). AAE adalah rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai

senyatanya.

(58)

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang

akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi

yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa

a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal

Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari

mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.

Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua

sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri. Pengukurannya adalah

menggunakan satuan mata uang (Rp).

b. Arus Kas (Cash Flow)

Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan

penjualan mesin lama

2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, penggantian mesin,

pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan

Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp).

c. Biaya Modal (Cost Of Capital)

Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar

dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat, begitupun juga

sebaliknya. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta

(59)

premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat

berharga itu. Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah

biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public, dan pengukurannya adalah menggunakan satuan rupiah (Rp).

d. Studi Kelayakan Investasi

Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti

menggunakan metode penilaian sebagai berikut:

1) Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk

dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan

arus kas bersih. Satuan pengukurannya adalah jumlah tahun.

2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yag

diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata. Satuan pengukurannya

adalah prosentase (%).

3) Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas

yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam dana

proyek tiap-tiap tahun , dengan satu tingkat biaya modal yang

digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

(60)

IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk

mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek

akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek.

Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

5) Metode Profitability Index (PI)

PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih

dimasa dating dengan nilai sekarang investasi. Satuan pengukurannya

adalah menggunakan rupiah (Rp).

6) Metode MIRR

MIRR didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan

antara nilai sekarang dari terminal (Terminal value) dengan investasi awalya. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp).

F. Teknik Analisis Data

Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa kuantitatif

adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap

masalah yang sedang diteliti.

1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Metode yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah metode

trend yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek

penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Metode trend

terdiri dari tiga teknik peramalan yaitu:

(61)

Rumus:

Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

a =

n y

b = 2

x xy  

Dimana:

Y = variabel permintaan a = jumlah permintaan

x = variabel tahun b = kecenderungan perubahan permintaan

n = jumlah data

b. Metode Trend Kuadratik

Rumus:

Y = a + bx + cx2

Koefisien a, badan, dan c dapat diperoleh dengan:

a =

n x c y 2

b = 2

x xy  

c =

 

2 2 4

2 2

) (

) ( ) (

x x

n

Y x

Y x n

(62)

Rumus:

Y1 = abx

Yang dapat diperoleh dalam persamaan fungsi logaritma:

Log Y1 = log a + (log b) x

Jika, x 0 maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:

Log a =

n Y log

Log b =

log

2

x

Y

x

Ketiga trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format sebagai berikut:

Tabel 4

Selisih kuadrat Terkecil

Tahun Metode trend linier (Yt – Yt1)2

Metode trend kuadratik (Yt – Yt1)2

Metode trend exponential

(Yt – Yt1)2 Selisih kuadrat Selisih kuadrat Selisih kuadrat

1 2 3 4 5 7 N

(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2

-(Yt – Yn1)2

(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2

-(Yt – Yn1)2

(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2

-(Yt – Yn1)2

(XL) (XK) (XE)
(63)

d. Pengawasan Peramalan

Kesalahan Absolut Rata-rata (Average absolute error)

AAE =

n Y Y

 1

Keterangan:

AAE = Average absolute error

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

2. Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang

akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi

yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa:

a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal

Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari

mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.

Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua

sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri.

(64)

Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan

penjualan mesin lama.

2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, peng

Gambar

Tabel 19 Estimasi Laba Rugi
Grafik Timeseries

Referensi

Dokumen terkait

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

Pada perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa yang juga disukai oleh beberapa penelis yang mungkin bukan penggemar rasa manis karena rasa dodol pepaya yang

Instrumen dukungan sosial keluarga terdiri atas empat dimensi yaitu dimensi dukungan informatif (dukungan yang diberikan dalam bentuk nasihat, saran, arahan yang didapat

Akan tetapi ada keterbatasan dalam penelitian Taluke (2013), yaitu dalam penelitian tersebut hanya melakukan analisis pada kontribusi dan pertumbuhan pajak daerah

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan KB Belanja Modal Pengadaan White Board JB: Modal JP: Barang 6 Buah Rp. BADAN

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar

v Pemerintah Daerah: Penerbitan izin pendidikan dasar swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat. UU No.23/2014 Tentang

Jika mau jujur, penggunaan teknologi modern dalam sistem pertanian, berdampak pada teralienasi masyarakat dari kebiasaan hidup sebagai manusia yang otonom, yang dapat