• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Neraca Dalam Laporan Keuangan Pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Neraca Dalam Laporan Keuangan Pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Kerja Praktek

Seiring berkembangnya media dan sarana informasi, informasi kini

menjadi sangat mudah untuk diperoleh. Pada setiap organisasi, peran informasi

sangatlah penting karena informasi dapat dianggap sebagai sumber daya utama

suatu organisasi. Menurut Sutanta, Edhi. (2004:5), informasi adalah hasil

pengolahan sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan

mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat

dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada

saat mendatang. Sedangkan menurut C.Laudon, Kenneth. & P.Loudon, Jean.

(2008:16), Informasi sendiri berarti data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang

memiliki arti dan berguna bagi manusia. Sebaliknya data merupakan sekumpulan

fakta mentah yang mewakili kejadian-kejadian yang terdiri dalam organisasi atau

lingkungan fisik perusahaan. Data biasanya belum dikelola dan diorganisasikan ke

dalam bentuk yang dapat secara efektif dipahami oleh manusia.

Salah satu cara untuk dapat mengkomunikasikan ketercapaian program

Pemerintah antaralain dengan memberikan informasi kepada pihak yang

membutuhkan. Sebab informasi tidak hanya dipakai untuk kepentingan internal

dalam organisasi, tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal (di luar organisasi).

Dengan bergulirnya tranparansi kepada publik, sudah semestinya Pemerintah kini

dapat menginformasikan dan mempertanggungjawabkan semua kegiatannya

(2)

tercipta suatu keterbukaan, sehingga dapat menciptakan keharmonisan

antara Pemerintah dengan publik.

Salah satu informasi yang menjadi tanggung jawab suatu Instansi

Pemerintah, yakni Laporan Keuangan. Seperti contoh yang terdapat pada

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dimana dalam Peraturan Gubernur Provinsi

Jawa Barat Nomor 118 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, menyatakan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi

Jawa Barat disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa

Barat selama satu periode Pelaporan.

Dengan disusunnya Laporan Keuangan diharapkan dapat menciptakan

transparansi dan akuntabilitas publik dalam menyelenggarakan pemerintahannya.

Sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 2006

dan perubahannya Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

pimpinan OPD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mempunyai tugas

antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan OPD yang

dipimpinnya. Laporan keuangan OPD yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran

, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki

alam dan pemandangan yang indah serta memiliki berbagai potensi yang dapat

diberdayakan, antara lain menyangkut sumber daya air, sumber daya alam, dan

pemanfaatan lahan, sumber daya hutan, sumber daya pesisisr dan laut serta

(3)

Sejalan dengan hal tersebut, potensi pariwisata merupakan salah satu

potensi daerah dan keunggulan yang dimilik Provinsi Jawa Barat yang turut andil

dalam memberikan masukan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dengan

potensi-potensi pariwisata yang begitu besar, tentunya perlu adanya instansi pemerintah

yang mengelola semua itu. Organisasi pemerintah yang menangani tentang

potensi pariwisata di Jawa Barat adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat (http://potensidaerah.ugm.ac.id)

Di karenakan potensi dari sektor pariwisata yang beragam dan tinggi dari

setiap daerah yang dikelolanya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat hendaknya perlu melakukan penilaian mengenai seberapa besar aset daerah

yang dimiliki oleh provinsi Jawa Barat dan mempertanggungjawabkan

ketercapaian program dan kegiatan yang dikelolanya kepada publik sebagai sarana

mewujudkan akuntabilitas dan menciptakan good government governance, salah satunya dengan membuat Laporan Keuangan pada setiap periodenya.

Sebagai salah satu Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, penyusunan

Laporan Keuangan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

mengacu pada Pemendagri Nomor 13 tahun 2006 dan perubahannya Nomor 59

Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan

Pemerintah No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Informasi

yang disajikan didalamnya disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. Di antara Laporan Keuangan yang disusun oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tersebut terdapat unsur/elemen Laporan

(4)

entitas akuntansi/entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana

pada tanggal tertentu serta di rancang untuk memenuhi tujuan akuntabilitas

sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

Namun demikian, sebuah informasi Laporan Keuangan yang disusun oleh

sebuah Instansi Pemerintahan pun, mempunyai berbagai kendala dalam

penyusunannya dan dalam pelaporannya. Berdasarkan Laporan Keuangan,

Menurut Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 118 Tahun 2009 tentang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kendala informasi

akuntansi yang relevan dan andal adalah setiap keadaan yang tidak

memungkinkan tercapainya kondisi ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi

yang relevan dan andal dalam laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

sebagai akibat keterbatasan (limitation) atau karena alasan-alasan tertentu. Tiga hal yang mengakibatkan kendala dalam mewujudkan informasi akuntansi yang

relevan dan andal, yaitu:

a. Materialitas

b. Pertimbangan biaya dan manfaat

c. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif

Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh SKPD dalam menyusun

dalam penyusunan neraca awal yakni menentukan nilai wajar dari aset, kewajiban,

dan ekuitas dananya, terutama untuk aset tetap yang menjadi tanggung jawab/hak

SKPD, hal ini disebabkan aset tetap yang digunakan oleh SKPD perolehannya

(5)

sudah tidak sesuai lagi dengan harga pasar saat ini, atau bahkan kemungkinan

tidak ada dokumen perolehannya. (Nur Afiah, Nunuy : 2009)

Lalu dalam penilaian aset, pertama sebagaimana kita tahu bahwa aset yang dimiliki Pemerintah pasti akan mengalami penyusutan, dan terkadang hal

tersebut tak di review kembali penilaiannya. Sehingga dapat mempengaruhi pelaporan informasi laporan keuangan neraca yang akurat. Kedua, dalam pelaporannya, Laporan Keuangan yang dibuat oleh bagian akunting suatu

Instansi/OPD/SKPD berbeda sudut pandang dengan Inspektorat, sehingga

beberapa penilaian akun perlu adanya perbaikan. Kendala-kendala diatas menjadi

sebuah fenomena dalam penyusunan Laporan Keuangan SKPD.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan

meneliti masalah tersebut ke dalam bentuk Laporan Kerja Praktek dengan judul :

“Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Neraca Dalam Laporan Keuangan

Pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010” 1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Maksud diadakannya kerja praktek adalah untuk meninjau atas prosedur

penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan pada Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tahun 2010

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

(6)

1. Untuk mengetahui dokumen dan laporan apa saja yang digunakan

dalam prosedur penyusunan neraca dalam laporan keuangan pada

Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui prosedur penyusunan neraca pada laporan

keuangan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat.

1.3Kegunaan Kerja Praktek

Melalui Kuliah Kerja Praktek ini, penulis berharap dapat memberikan

manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat

tersebut bisa dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :

a) Bagi Penulis

Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai prosedur

penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan pada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

b) Bagi Akademis

Untuk memberikan gambaran dan literatur mengenai prosedur

penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan pada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010.

c) Bagi Instansi

Dapat menjadi masukan yang berarti bagi Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa barat agar dapat menjadi salah satu

(7)

jawa barat dalam mengefektifkan prosedur penyusunan Neraca

dalam Laporan Keuangan.

1.4Metode Kerja Praktek

Dalam penyusunan laporan kerja praktek yang dilakukan pada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ini, penulis menggunakan

Metode Block Release yaitu metode pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan dalam satu bulan.

Adapun metode pengumpulan data yang penulis lakukan meliputi

langkahlangkah sebagai berikut :

a. Field Research (Penelitian Secara Langsung) 1) Pengamatan Langsung (Observation)

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau

secara langsung prosedur penyusunan neraca pada Laporan

Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

khususnya di bagian akuntansi dan pelaporan.

2) Wawancara

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang

dibahas serta mengadakan tatap muka langsung dengan pihak yang

bersangkutan untuk diwawancarai sehingga data-data yang diperlukan

dapat membantu dalam memecahkan masalah yang dibahas serta dapat

(8)

berkaitan dengan prosedur penyusunan neraca pada Laporan Keuangan

Neraca Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

b. Library Research (Studi Pustaka)

Study literature, yaitu teknik pengumpulan data yang ada dari berbagai bahan

pustaka (referensi) yang relevan dalam penyusunan Laporan Kuliah

Kerja Praktek.

1.5Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek

Kuliah Kerja Praktek dilaksanakan di bagian Keuangan Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang berlokasikan di Jl.L.L.R.E

Martadinata No.209 Telp (022) 7273209 – 7103605 Fax 7271385

Bandung 40114.

1.5.2 Waktu Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek yaitu selama satu bulan dimulai

dari tanggal 4 Juli sampai dengan 5 Agustus 2011. Dari hari Senin

sampai Jumat, dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai 15.30 WIB, dengan

(9)

Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

N

o Kegiatan

Bulan

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I Persiapan Kerja Praktek

1 Permohonan Kerja Praktek

2

Penerimaan Surat Kerja Praktek dari

Kampus

3

Pengajuan & Pendisposisian Surat izin

(10)

10

2.1 Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat 2.1.1 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD

JABAR) merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang bergerak dalam

bidang pelestarian serta pemberdayaan pariwisata dan kebudayaan yang ada di

Provinsi Jawa Barat berlokasi di Jl.L.L.R.E Martadinata No.209 Bandung.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor : 84 Tahun 2000 tentang

Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor : 15 Tahun 2000

tentang Pembentukan Dinas Daerah Propinsi Jawa Barat.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor : 15 Tahun 2000

tersebut, maka terbentuklah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa

Barat yang merupakan gabungan 4 (empat) Instansi yaitu dari Dinas

Pariwisata Propinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat Bidang

(11)

Telekomunikasi Propinsi Jawa Barat dan Kantor Wilayah Departemen

Pendidikan Bidang Kebudayaan.

Pada tahun 2007 terbit Peraturan Pemerintah Nomor : 38 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang pada akhirnya

berimbas kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat yaitu

mengalami perubahan kembali. Tidak berupa gabungan tetapi tetap dengan

posisi yang sama hanya mengalami perubahan nomenklatur saja. Berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 2008 tentang Dinas

Daerah Provinsi Jawa Barat, nama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Propinsi Jawa Barat berubah nama menjadi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, seperti halnya

dulu sewaktu masih bernama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa

Barat, dilengkapi dengan UPTD atau Unit Pelaksana Teknis Dinas yaitu

terdiri atas :

1. Balai Pengembangan Kemitraan dan Pelatihan Tenaga Kepariwisataan.

2. Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat (TMII) Jakarta.

3. Balai Pengelolaan Taman Budaya.

4. Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejahteraan dan Nilai

Tradisional.

(12)

Menyimak hal tersebut diatas, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat berupaya mengarahkan peningkatan sektor ekonomi

melalui peningkatan sektor pariwisata yang dukung sektor kebudayaan

menjadi salah satu faktor andalan yang mampu menggalakkan roda

perekonomian sehingga mampu memberi kesempatan kepada masyarakat

untuk membuka lapangan kerja dan berusaha secara mandiri yang pada

gilirannya akan meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat juga

pendapatan negara melalui devisa.

2.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan susunan wewenang kerangka kerja

yang mewujudkan pola kerja tetap serta mengatur hubungan-hubungan di

antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang mewujudkan

kedudukan dan peranan masing-masing j abatan dalam mewujudkan kerj

asama, struktur organisasi juga membuka adanya kesatuan arah dan langkah

dalam melaksanakan kegiatan, serta adanya kejelasan pembagian tugas,

wewenang dan tanggung jawab dari orang-orang yang melaksanakan tugas

tersebut.

Berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Barat No.21 Tahun 2008 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, struktur

(13)

 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di pinpim oleh satu Kepala Dinas, yang

membawahi:

o Sekretaris, yang membawahkan:

 Subbag Kepegawaian dan Umum

 Subbag Perencanaan dan Program

 Subbag Keuangan

o Bidang Kebudayaan, yang membawahkan:

 Seksi Permuseuman dan Kepurbakalaan

 Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional

 Seksi Bahasa, Sastra dan Aksara daerah

o Bidang Kesenian dan Perfilman, yang membawahkan:

 Seksi Seni Tradisi

 Seksi Seni Kontemporer dan Perfilman

 Seksi Sarana dan Prasarana

o Bidang Kepariwisataan, yang membawahkan:

 Seksi Produk Wiaata

 Seksi Usaha Pariwisata

 Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata

o Bidang Pemasaran, yang membawahkan:

 Seksi Analisa Data dan Informasi

(14)

 Seksi Sarana Promosi

o UPTD, yang terdiri dari:

 Balai Pengembangan Kemitraan dan Pelatihan Tenaga

Kepariwisataan, yang membawahkan:

 Sub Bagian Tata Usaha

 Seksi Pelatihan

 Seksi Kemitraan

 Kelompok Jabatan Fungsional

 Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat (TMII) Jakarta, yang

membawahkan:

 Sub Bagian Tata Usaha

 Seksi Promosi dan Informasi

 Seksi Seni Budaya

 Kelompok Jabatan Fungsional

 Balai Pengelolaan Taman Budaya, yang membawahkan:

 Sub Bagian Tata Usaha

 Seksi Pemanfaatan

 Seksi Pengembangan

 Kelompok jabatan Fungsional

 Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Nilai

(15)

 Sub Bagian Tata Usaha

 Seksi Kepurbakalaan

 Seksi Jarah Nitra

 Kelompok Jabatan Fungsional

 Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, yang

membawahkan:

 Sub Bagian Tata Usaha

 Seksi Perlindungan

 Seksi Pemanfaatan

 Kelompok Jabatan Fungsional

(Bagan struktur terlampir pada lampiran)

2.3 Uraian Tugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat 2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor : 73 Tahun 2009

tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok yaitu

melaksanakan urusan pemerintahan Daerah di bidang pariwisata dan

kebudayaan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

(16)

1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis

kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan perfilman serta pemasaran.

2. Penyelenggaraan pariwisata dan kebudayaan meliputi kepariwisataan,

kebudayaan, kesenian dan perfilman serta pemasaran.

3. Penyelenggaraan pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas pariwisata dan

kebudayaan meliputi kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan perfilman

serta pemasaran.

4. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD.

5. Penyelenggaraan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

A. KEPALA DINAS

- Tugas Pokoknya adalah menyelenggarakan perumusan, penetapan,

memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan

tugas pokok Dinas serta mengkoordinasikan dan membina UPTD.

- Sedangkan fungsinya adalah :

a. Penyelenggaraan perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi

pelaksanaan kebijakan teknis kepariwisataan, kebudayaan, kesenian

dan perfilman, pemasaran.

b. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengendalian pelaksanaan pariwisata

dan kebudayaan.

c. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok

(17)

d. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD

B. SEKRETARIS

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan

program Dinas, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan keuangan,

kepegawaian dan umum.

- Sedangkan fungsinya adalah :

a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas

b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program secretariat

c. Penyelenggaraan pengelolaan rusan keuangan, kepegawaian dan

umum

C. BIDANG KEPARIWISATAAN

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis

dan fasilitasi penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produk

kepariwisataan, meliputi produk pariwisata, usaha pariwisata, obyek dan daya

tarik wisata serta pemberdayaan masyarakat pariwisata.

- Sedangkan fungsinya adalah :

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan

pengembangan kepariwisataan meliputi produk pariwisata, usaha

pariwisata, obyek dan daya tarik wisata, dan pemberdayaan

(18)

b. Penyelenggaraan pembinaan usaha pariwisata, obyek dan daya tarik

wisata dan produk pariwisata sesuai dengan standardisasi usaha

pariwisata.

c. Penyelenggaraan pengembangan usaha pariwisata, produk pariwisata,

obyek dan daya tarik wisata dan pemberdayaan masyarakat pariwisata.

d. Penyelenggaraan pola pembinaan dengan kelembagaan pariwisataan.

D. BIDANG KEBUDAYAAN

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan

teknis, fasilitasi dan penyelenggaraan pelestarian, pengembangan dan

pemanfaatan kebudayaan meliputi permuseuman, peninggalan sejarah dan

kepurbakalaan, kesejarahan, nilai tradisional dan kebahasaan daerah.

- Adapun fungsinya adalah :

a. Penyelenggaraan kebijakan teknis kebudayaan.

b. Penyelenggaraan pengkajian rencana dan program kebudayaan.

c. Penyelenggaraan pengkajian bahan pedoman dan petunjuk teknis

pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan.

d. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi pelestarian,

pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan.

e. Penyelenggaraan pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan

kebudayaan.

(19)

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis

dan melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan kesenian meliputi seni

tradisi, seni kontemporer dan perfilman, prasarana dan sarana kesenian.

- Sedang fungsinya adalah :

a. Penyelenggarakan pengkajian rencana dan program kesenian

tradisional, seni kontemporer dan perfilman, serta prasarana dan

sarana.

b. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pelestarian

pengembangan dan pemanfaatan seni tradisional, seni kontemporer

dan perfilman, serta prasarana dan sarana.

c. Penyelenggaraan pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan seni

tradisional, seni kontemporer dan perfilman, serta prasarana dan

sarana.

d. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi pelestarian,

pengembangan dan pemanfaatan seni tradisional, seni kontemporer

dan perfilman, serta prasarana dan sarana.

e. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi hak atas kekayaan

intelektual seni tradisional, seni kontemporer dan perfilman.

F. BIDANG PEMASARAN

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan

(20)

Adapun fungsinya adalah :

a. Penyelenggaraan kebijakan teknis pemasaran kepariwisataan daerah.

b. Penyelenggaraan penyiapan bahan kebijakan, penetapan dan pedoman

pelaksanaan pemasaran kepariwisataan skala Provinsi.

c. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi pemasaran

kepariwisataan Daerah.

d. Penyelenggaraan koordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan

event promosi kepariwisataan Daerah.

Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini, Penulis di tempatkan pada Sub

Bagian Keuangan yang di bawahi oleh Sekretaris, yang mana berdasarkan

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok,

Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat, Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengelolaan adiministrasi keuangan di lingkungan Dinas. Dalam

menyelnggarakan tugas pokok sebgaimana dimaksud, Subbagian keuangan

mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan bahan rencana anggaran belanja

langsung dan tidak langsung Dinas;

b. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan teknis administrasi

keuangan Dinas

(21)

Rincian Tugas Subbagian Keuangan:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Subbagian Keuangan;

b. Melaksanakan penyusunan bahan dan persiapan anggaran Dinas;

c. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas;

d. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan

Daerah serta pembayaran lainnya;

e. Melaksanakan pembendaharaan keuangan;

f. Melaksanakn penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan;

g. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak

langsung Dinas dan UPTD

h. Melaksanakan verifikasi keuangan;

i. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan

pertanggungjawaban keuangan;

j. Melaksanakan dan koordinasi penyusunan pelaporan dan evaluasi

kegiatan Subbagian Keuangan;

k. Melaksanakan pengendalian administrasi perjalanan dinas pegawai;

l. Melaksanakan penyusunan bahan telaah staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

m. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

n. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Subbag Keuangan mempunyai 1 Kepala Sub Bagian dan 18 orang pegawai,

(22)

Tabel 2.1

Struktur SubBagian Keuangan

No Bagian Jumlah

Pegawai

1 Kepala Sub Bagian Keuangan 1 org

2 Bagian Bendahara Pengelola 1 org

3 Bagian Verifikasi 5 org

4 Bagian Penataan Dokumen 2 org

5 Bagian Pembukuan 2 org

6 BPP Pengelola Gaji 1 org

7 BPP 3 org

8 TKK Gaji 1 org

9 TKK Pembukuan 1 org

10 TKK APBN 2 org

Jumlah 19 org

2.4 Kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

1. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan kebijakan teknis

kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan perfilman serta pemasaran.

2. Menyelenggarakan pariwisata dan kebudayaan meliputi kepariwisataan,

(23)

3. Menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas pariwisata

dan kebudayaan meliputi kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan

perfilman serta pemasaran.

4. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTD.

(24)

24 BAB III

PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kerja praktek ini penulis ditempatkan pada Sub bagian

Keuangan. Pada pelaksanaannya penulis diberikan pengarahan dan bimbingan dari

Instansi mengenai bagaimana prosedur penyusunan Laporan Keuangan yang terdiri

dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

3.1.1 Pengertian Prosedur

Menurut Nafarin (2009;7) Prosedur (procedure) adalah urutan-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang

seragam.

Menurut Azhar Susanto (2004;264) Prosedur adalah rangkaian aktivitas

atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.

Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat

dilakukan secara seragam.

Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa

prosedur adalah merupakan urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan

kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau

lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

3.1.2 Karakteristik Prosedur

(25)

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan

menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menujukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.

5. Menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.

3.1.3 Manfaat Prosedur

Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa

yang akan datang.

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,

sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya

mengerjakan yang seperlunya saja.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi

oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efisien dan

efektif.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan,

bila terjadi penimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan

sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.

3.1.4 Neraca

(26)

merupakan pedoman dalam penyusunan Laporan Keuangan pada semua SKPD

Provinsi Jawa Barat, Neraca pada dasarnya menggambarkan posisi keuangan suatu

entitas akuntansi/entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada

tanggal tertentu.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, unsur-unsur yang

terdapat dalam neraca meliputi:

1. Neraca OPD/PPKD/Pemerintah Provinsi Jawa barat merupakan laporan

yang menggambarkan posisi keuangan OPD/PPKD/Pemerintah

Provinsi Jawa Barat mengenai aser, kewajiban dan ekuitas dana pada

tanggal tertentu.

2. Unsur yang dicangkup oleh Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan

ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:

a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki

oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di

masa depan diharapkan dapat diperoleh oleh pemerintah daerah,

serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya

nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena

alasan sejarah dan budaya.

b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

(27)

ekonomi pemerintah daerah.

c) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Provinsi Jawa

Barat yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah

daerah.

3.1.5 Prosedur Penyusunan Neraca pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Pelaksana penyusunan neraca awal SKPD adalah petugas Penatausahaan

Keuangan SKPD (PPK-SKPD) berkoordinasi dengan bagian perlengkapan/aset di

SKPD. Koordinasi dilakukan untuk mengetahui berapa aset daerah yang dikuasakan

ke masing-masing SKPD sesuai penetapan oleh Kepala Daerah. Selain itu, juga untuk

mengetahui nilai dari masing-masing aset tersebut.

Dokumen sumber yang digunakan:

 Berita acara kas opname

 SKP/SKR yang belum dilunasi

 Surat Keputusan Penghapusan Piutang

 Berita Acara Inventarisasi Fisik

 Kuitansi pembelian/kontak pengadaan barang

 Daftar NJOP

 Berita acara hasil appraisal

 Kontak pengadaan yang belum di lunasi

(28)

Langkah-langkah dalam penyusunan neraca awal SKPD adalah sebagai

berikut:

 Tahap 1

Membentuk Tim Teknis SKPD sebagai Pendukung Proses Penyusunan

Neraca Awal, daat terdiri atas:

o Bendahara penerimaan SKPD

o Bendahara pengeluaran SKPD

o Bendahara Pemegang Barang SKPD

o Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD

o Bagian lain yang relevan

 Tahap 2

Mengidentifikasi jenis aset dan jenis kewajiban yang potensial dimiliki

oleh suatu SKPD, dengan rujukan utama pada Neraca Awal Pemda (yang

pada saat ini ada dalam kewenangan Biro/Bagian Umum), dan mengacu pada

Permendagri 13/3006 dan PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

sebagai berikut:

1. Kas & Setara Kas : Saldo Bank, uang tunai di bendahara, deposito

kurang dari 3 bulan.

2. Piutang : bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar

pinjaman kepada BUMD, bagian lancar tuntutan TP/TGR, piutang

(29)

3. Persediaan : ATK, perlengkapan kantor, perlengkapan rumah tangga,

aset yang akan dijual.

4. Investasi jangka pendek : deposito 3-12 bulan, surat berharga untuk

diperjualbelikan, seperti SUN/obligasi jangka pendek, investasi jangka

pendek lainnya.

5. Aset tanah: tanah, peralatan & mesin, gedung & bangunan,

jalan/irigasi/jaringan, aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan.

6. Aset lainnya; aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, TP/TGR,

kemitraan dengan pihak ketiga, aset lain-lain.

7. Kewajiban jangka pendek: bagian lancar utang jangka panjang, utang

kepada pihak ketiga, utang bunga, utang Perhitungan Pihak Ketiga

(PPK).

8. Kewajiban jangka panjang: utang dalam negeri perbankan, utang jangka

panjang lainnya.

 Tahap 3

Menyiapkan daftar/formulir, yang diperlukan:

o Inventarisasi fisik

o Pengumpulan dokumen aset dan kewajiban

Meliputi:

o Tanggal pelaksanaan

(30)

o Aset/kewajiban, kuantitas, kondisi

o Persetujuan SKPD

 Tahap 4

Melaksanakan inventarisasi fisik aset per tanggal/ bulan tertentu:

o Inventarisasi fisik saldo kas

o Inventarisasi fisik saldo bank

o Inventarisasi fisik persediaan

o Inventarisasi fisik surat berharga

o Inventarisasi fisik aset tetap

o Inventarisasi fisik lain

 Tahap 5

Mengumpulkan dokumen terkait yang digunakan untuk menghitung mundur

agar mendapat saldo per 1 januari 20X0, dengan cara memeriksa:

o Mutasi kas dan bank pada tahun berjalan 20X0.

o Kartu mutasi ( penerimaan barang, pengeluaran barang) tahun berjalan

20X0.

o Belanja barang dan jasa tahun berjalan 20X0: ATK, perlengkapan

kantor, perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain.

o Belanja modal tahun berjalan 20X0.

(31)

o Kartu induk barang pada posisi yang berakhir pada 31 Desember

20X0-1

 Tahap 6

o Melakukan penilaian atas kuantitas aset hasil inventarisasi fisik, per 1

januari 20X0.

o Membandingkan saldo aset per 1 januari 20X0 dengan saldo

berdasarkan daftar barang/inventaris dan mutasinya per 1 januari

20X0.

o Menganalisi perbedaan/selisih saldo kuantitas aset per 1 januari 20X0

antara catatan pembukuan dengan hasil inventarisasi fisik.

 Tahap 7

Mengumpulkan dokumen:

o Surat-surat berharga

o Penjanjian/kontrak utang

o Daftar piutang

o Rekapitulasi pendapatan dana perimbangan terutang

o Laporan hasil pemeriksaan bawasda dan BPK

o Dokumen yang relevan

 Tahap 8

Mengidentifikasi aset dan kewajiban per 1 januari 20X0 berdasarkan

(32)

o Investasi jangka pendek: deposito 3-12 bulan, surat berharga untuk

diperjualbelikan, SBI, SUN, dan lain-lain.

o Piutang: bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar

pinjaman kepada BUMD, bagian lancar tuntutatn TP/TGR, piutang

dana perimbangan, piutang lainnya.

o Aset lainya: aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, TP/TGR,

kemitraan dengan pihak ketiga, aset lain-lain.

o Kewajiban jangka pendek: bagian lancar utang jangka panjang, utang

kepada pihak ketiga, utang bunga, utang PFK.

o Kewajiban jangka panjang: utang dalam negeri perbankan, utang

jangka panjang lainnya.

 Tahap 9

Menentukan nilai aset dan kewajiban

 Tahap 10

o Melakukan perjurnalan untk pertama kali dalam mekanisme

penyusunan neraca awal untuk akun aset, kewajiban, dan ekuitas

dana.

o Melakukan posting ke akun yang terkait.

o Menyusun neraca awal sesuai PP.no 24 tahun 2005 tentang SAP

o Menyusun catatan atas laporan keuangan mengenai metode akuntansi ,

(33)

Dalam proses pencatatan, nilai aset dan kewajiban akan menimbulkan saldo ekuitas

dana sebagai berikut:

 Ekuitas dana lancar

 Ekuitas dana investasi

 Ekuitas dana cadangan

Seluruh proses penyusunan neraca awal SKPD akan mengacu pada:

 PP No.24 tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan

 PERMENDANGRI No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah

 PP No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan barang Milik Negeri/Daerah.

 Standar Penilaian Indonesa (SPI)

 Pedoman penyusunan Neraca Awal yang berlaku di Pemda

 Kebijakan Akuntansi yang berlaku di Pemda.

3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun kegiatan penulis selama melaksanakan kerja praktek, yaitu:

 Menginput Data Formulir Master Gaji

 Membantu menyusun data-data gaji

 Membantu pembuatan data kredit pegawai

(34)

 Menganalisa Laporan Keuangan Dinas Paririwasa dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat tahun 2010 berdasarkan Laporan Keuangan hasil Instansi dan

Laporan Keuangan hasil review dari Inspektorat.

3.2.1Dokumen dan Laporan yang Digunakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Dokumen dan laporan yang harus digunakan dalam penyusunan neraca

dalam laporan keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

yaitu :

Dokumen terdiri dari:

1) Berita acara kas opname

2) SKP/SKR yang belum dilunasi

3) Surat Keputusan Penghapusan Piutang

4) Berita Acara Inventarisasi Fisik

5) Kuitansi pembelian/kontak pengadaan barang

6) Daftar NJOP

7) Berita acara hasil appraisal

8) Kontak pengadaan yang belum di lunasi

9) Surat perjanjian pinjaman

Laporan terdiri dari:

1) Laporan Bulanan BPP (Bendahara Pengelola Pembantu)

(35)

3) Laporan Triwulan I,II,III,IV

4) Laporan Realisasi Anggaran

3.3.2 Prosedur penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan Pada Dinas pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

Berikut ini adalah prosedur penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tahun 2010:

 Dalam tahap APBD terdapat 3 tahapan pelaksanaan, yakni Perencanaan,

pelaksanaan, dan pembahasan. Pada perencanaan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) jadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dari DPA

tersebut DISPARBUD Provinsi Jawa Barat melaksanakan anggaran

melalui Surat Permintaan Pembayaran atau disingkat SPP. Yang dimulai

dari UP untuk pertama kali, kemudian GU, TU, dan

SPP-LS.

 Kasubag Keuangan menerbitkan dari Surat Perintah Membayar atau di

singkat SPM. Yaitu SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU, SPM-LS

 Dari SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU, SPM-LS kemudian diserahkan ke

Biro Keuangan dan terbitlah Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

 Dari SP2D, Bendahara Umum Daerah (BUD) yaitu Kelapa Biro

Keuangan, memerintahkan Kas Daerah sebagai penyimpan uang untuk

mentransfer uang ke rekening yang dituju. Apabila SPM-UP, SMP-GU,

(36)

Dinas, sedangkan SPM-LS rekening yang dituju adalah kepada Pihak

Ketiga (Rekana)

 Dari uang itu diterbitkanlah cek oleh BP untuk keperluan para BPP

melakukan transaksi Keuangan

 Dari transaksi keuangan tersebut, setiap akhir bulan para BPP melaporkan

berapa uang yang telah dibelanjakan dan dipertanggungjawankan oleh

para BPP.

 Laporan pertanggung jawaban BPP bulanan mencangkup juga pajak yg

diterima maupun di setorkan baik PPN maupun PPH. Laporan tersebut

terdapat pengakuan SP2D yang sudah terbit berapa rupiah, yang SP2D

dibelanjakan berapa rupiah sehingga akan muncul saldo kas yang ada di

para BPP.

 Dari Laporan Pertanggung jawaban bulanan BPP kemudian di rekap dan

disatukan menjadi Laporan BP yang dibagi menjadi dua, yaitu:

o BP Administrasi, yang dilaporkan ke kepala dinas selaku atasan BP

o BP Fungsional, melaporkan secara fungsional dikarenakan sebagai

pejabat fungsional kepada kepala BUD yaitu Biro Keuangan

 Setiap akhir triwulan dari laporan bulanan BP Fungsional, DISPARBUD,

membuat laporan akhir triwulan, yang merupakan ringkasan/rekapan

(37)

setiap akhir triwulan, yang diupayakan pada akhir triwulan ke-IV yaitu

bulan Desember, semua anggaran dapat di realisasikan.

 Maka akan terlihat jumlah saldo uang saldo kas yang ada di Bendahara yg

secara normatif, jumlah yang ada pada 31 des berjumlah nihil. Jumlah

uang yg di kelola BPP pada akhir tahun harus disetorkan ke Kasda dan

tidak ada uang tunai di Bendahara.

 Dari Laporan Triwulan IV, akan terlihat berapa Realisasi Belanja dari

anggaran yg ditetapkan dan berapa sisa anggaran yang menjadi realisasi

anggaran. Realisasi Anggaran ini yang akan menjadi Laporan Realisasi

Anggaran.

 Laporan Realisasi Anggaran terdapat 2 pengakuan belanja yg harus

diakui akan menambah aset dan ada yang diakui hanya sebagai belanja,

yakni Belanja Operasional dan Belanja Modal. Belanja Operasional

adalah belanja pegawai dan barang tidak dikapitalisasi aset, namun

terdapat belanja yang dapat dikapitalisasi aset. Belanja Modal akan

menambah aset dan akan dikapitalisasi, namun tidak semua Belanja

Modal dapat menambah aset, tergantung dari minimal pengakuan Belanja

Modal setiap Provinsi

 Pada akhirnya belanja modal yang dapat dikapitalisasi akan menjadi

menjadi penambah Aset pada Neraca.

(38)

 Aset sudah di inventarisasi dari buku inventarisasi.

 Ada mutasi bertambah, yg dapat melalui pembelian, hibah, serah

terima barang dan terdapat mutasi berkurang, dari penghapusan,

hibah, mutasi barang keluar.

 Setiap aset tidak akan bertambah apabila tidak ada bukti penambahan

jika tidak terdapat SPK (Surat Perintah Kerja) yang menyantumkan

berapa pembelian berapa unit dan harga serta melalui berita acara

serah terima yg diserahkan Biro PBD.

b) Konsolidasi Neraca dari Persediaan

 Persediaan pada setiap akhir triwulan para pengurus barang akan

melakukan stok opname persediaan dan menghitung berapa di gudang,

yang menjadi persediaan dan belum dipakai.

 Pada akhir triwulan IV stok opname persediaan dengan berita acaranya

di konsolidasikan dilaporkan ke Pengurus Barang dan Pengurus

Barang melaporkan ke Subbagian Keuangan untuk dicatat di Neraca,

berapa jumlah persediaan yg ada di Instansi, baik yg berada di UPTD

maupun di Instansi sendiri. Di hitung berdasarkan nilai harga pasar.

Maka di Neraca akan muncul berapa nilai persediaan pada akhir tahun.

3.3Pembahasan Hasil Kerja Praktek

(39)

Neraca yang ada didalam Laporan Keuangan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat selain membutuhkan proses didalam

penyusunannya, juga sangat memerlukan dokumen dan laporan yang harus

digunakan untuk proses jalannya pembuatan neraca tersebut.

Dengan adanya dokumen dan juga laporan yang digunakan maka akan

memudahkan seluruh unit organisasi untuk mengerjakan dan menyusun neraca

dalam laporan keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil analisis penulis, dalam mengumpulkan dokumen sudah

cukup baik dan terstrukrut secara rapi serta terjadwal. Sehingga pada saat pembuatan

laporan keuangan tidak mengalami kendala yang serius.

3.3.2 Analisis Prosedur penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan Pada Dinas pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Sebagai salah satu SKPD/OPD Provinsi Jawa Barat proses penyusunan Neraca

pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sudah sesuai dengan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, seperti peraturan Permendagri

No.13 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah (PP) No.24 Tahun 2005 tentang

SAP.

Dalam prosedur penyusunan Neraca dalam Laporan Keuangan pada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang disusun oleh Subbagian

Keuangan, dilakukan proses rekonsiliasi Neraca yang berasal dari Berita Acara

Pemeriksaan Kas, Berita Acara Pemeriksaan Barang, Laporan Mutasi Barang,

(40)

Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sebagai bahan

awal penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang belum di

review oleh Inspektorat Provinsi Jawa Barat (Laporan Keuangan Unreviewed). Setelah dilakukan review oleh Inspektorat Provinsi Jawa Barat maka laporan keuangan tersebut diserahkan ke BPK-RI untuk dilakukan pemeriksaan atas

kewajaran dan keandalannya. Apabila wajar dan andal, maka BPK -RI akan

memberikan opini wajar tanpa pengecualian.

Dalam penyusunan neraca pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat sedikit mengalami kendala yakni dalam penilaian aktiva tetap. Hal ini

disebabkan karena terdapat dengan aset tetap yang memiliki berita acara serah terima

tetapi tidak terdapat penilaian rupiah, dan ini menjadi kendala dalam menentukan

(41)

41 4.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dokumen dan laporan yang digunakan dalam penyusunan Neraca pada

Laporan Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, antara lain:

1) Berita acara kas opname

2) SKP/SKR yang belum dilunasi

3) Surat Keputusan Penghapusan Piutang

4) Berita Acara Inventarisasi Fisik

5) Kuitansi pembelian/kontak pengadaan barang

6) Daftar NJOP

7) Berita acara hasil appraisal

8) Kontak pengadaan yang belum di lunasi

9) Surat perjanjian pinjaman

10)Laporan Bulanan BPP

11)Laporan Bulanan BP

12)Laporan Triwulan I,II,III,IV

(42)

2. Prosedur penyusunan Neraca pada Laporan Keuangan Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan telah sesuai Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku, seperti peraturan Permendagri No.13 Tahun 2005 dan

Peraturan Pemerintah (PP) No.24 Tahun 2005 tentang SAP.

4.2Saran

Setelah melakukan kerja praktek yang dilakukan di Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, maka penulis ingin mengemukakan

beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Instansi sebagai

masukan untuk kemajuan Instansi, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Agar dapat dilakukan penilaian aktiva tetap, sebaiknya pada setiap

berita acara serah terima dicantumkan nilai rupiahnya guna

mempermudah penilaian aset tetap milik Dinas Pariwisata dan

(43)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat dalam menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek jenjang studi Strata I

Oleh:

Nama : IMAN RAHMAT GUNAWAN NIM : 21108097

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(44)

43

Azhar, Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Linggajaya. Buku Informasi Pariwisata Nusantara (www.indonesiatravel.com)

C.Laudon, Kenneth. & P.Loudon, Jean. 2008. Essentials of Management Information Systems (8th Edition):USA:Prentice Hall

Edhy, Sutanta.2004.Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta. Graha Ilmu

Laporan Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2010 (audited) Provinsi Jawa Barat.

Nafarin M, 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Nur Afiah, Nunuy.2009. Akuntasi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan Daerah. Bandung: Kencana Prenada Mediagroup

Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 118 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Perubahannya Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 2008. Bandung: Fokusmedia

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 2006 dan perubahannya Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(45)

ii

memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik. Dalam penyusunan

laporan ini, penulis mengambil judul “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Necara dalam Laporan Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2010 Provinsi Jawa Barat".

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua

pihak sangat diharapkan. Semoga dibalik kekurangannya laporan kerja

praktek ini masih dapat memberikan manfaat.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

semua pihak yang telah memberi dukungan dan masukan. Dengan segala

ketulusan hati, penulis juga mengucapkan teria kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Syarif Gunawan, Bsc dan Rr.Sugiharti Busono selaku Ayah dan Ibu

tercinta, yang telah merawat, mendidik, memberi materi, memberi

(46)

iii Universitas Komputer Indonesia.

5. Surtikanti SE, M.,Si,. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis selama

proses penyelesaian laporan kerja praktek ini.

6. Ely Suhayati SE.,M.Si.,Ak selaku dosen wali yang telah memberikan

dukungan dan bimbingan kepada penulis selama kuliah.

7. Seluruh Dosen dan Staff Unifersitas Komputer Indonesia

8. Ir. Herdiwan Iing Suranta, MM selaku Kepala Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

9. Drs.Yanto Subiyanto, MM selaku Sekretaris Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

10.Drs. H. Rohana, MM selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

11.Nunung Jubaedah, SE,Ak,M.Si selaku Kepala Sub Bagian Keuangan dan

sekaligus pembimbing kerja praktek.

12.Semua staff Sub bagian keuangan, terima kasih atas ilmu yang telah

diberikan kepada penulis.

13.Seluruh Staff dan Karyawan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

(47)

iv balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT.

Terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, Januari 2012

(48)

44

NIM : 21108097

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 24 Maret 1990

Agama : Islam

Alamat : Komp.Vijaya Kusuma Blok C9 No.2 Cipadung,

Bandung

Telp/Handphone : 085722272024

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Taruna Karya V Bandung 1996-2002 Berijazah

2. SMP Negeri 46 Bandung 2002-2005 Berijazah

3. SMU Negeri 26 Bandung 2005-2008 Berijazah

4. Universitas Komputer Indonesia 2008-Sekarang

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Bandung, Januari 2012

Penulis,

(49)

Gambar

Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Tabel 2.1 Struktur SubBagian Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Teaching English Vocabulary to the Fourth Graders of Elementary School Teaching English to elementary school students as a local content is the students are expected to have skills

yang mana rangkaian elektronika yang digunakan telah dapat bekerja dengan baik, mulai dari pembacaan sensor, pengolahan data dan sistem keseluruhan dapat

Dihadiri Oleh Direktur Utama/pimpinan Perusahaan/Kepala Cabang, atau penerima kuasa dari Direktur Utama /Pimpinan Perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte

Sanggahan sudah diterima selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman ini dengan tembusan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Kesehatan

Kendatipun para kontributor artikel ini menyatakan diri tidak mewakili pandangan NU secara organisasional, namun sebagai pandangan personal, baik sebagai kalangan NU maupun dari

[r]

Jenis Struktur Baja yang Sering Diterapkan Sebagai Struktur

KEDUA : Peralatan sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sesuai Keputusan Kepala