• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Bagaimana perilaku aparat pemerintah dalam Penyelenggaraan tugas aparatur di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Bagaimana perilaku aparat pemerintah dalam Penyelenggaraan tugas aparatur di"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA PEMERINTAHAN DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS APARATUR PEMERINTAHAN

(SuatuKajianStudi Di BadanKepegawaian Daerah Kota Bitung)

Oleh

Brilly N.H Koloay

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah

Etika menjadi landasan berpikir dan bertindak seorang aparat penyelenggara pemerintahan. Ketika masyarakat luas tidak merasa terpenuhi atas pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah, mereka lalu menggugat nilai atau standar etika apa yang dipakai aparat dalam memberikan pelayanan tersebut, karena etika pemerintahan selalu menjadi isu yang senantiasa membutuhkan perhatian yang serius. Etika pemerintahan menjadi topik pembicaraan dewasa ini terutama dalam upaya mewujudkan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dalam kaitannya dengan pembangunan aparatur pemerintah memberikan arahan bahwa pembangunan aparatur pemerintah diarahkan pada peningkatan kualitas, efisiensi dan efektivitas seluruh tatanan penyelenggara pemerintahan termasuk peningkatan kemampuan dan disiplin, pengabdian, keteladanan dan kesejahteraan aparatnya, sehingga secara keseluruhan makin mampu melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan sebaik-baiknya, khususnya dalam melayani, mengayomi serta menumbuhkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, serta tanggap terhadap kepentingan dan aspirasi masyarakat .

(2)

Aparatur pemerintah harus menjadi saluran dan jembatan pengabdi dalam melaksanakan kepentingan umum dengan penuh dedikasi dan loyalitas, bukan sebaliknya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya aparat pemerintah harus tanggap terhadap perubahan yang setiap saat terjadi dikalangan masyarakat, bangsa dan negara. Setiap aparat perlu menyadari tujuan negara dan sadar akan masyarakat umum yang memerlukan pelayanan oleh para aparatur sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing (Widjaya, 1991:23).

B. RumusanMasalah

Bagaimana perilaku aparat pemerintah dalam Penyelenggaraan tugas aparatur di Kantor Kepegawaian Daerah Kota Bitung?

C. Tujuan Dan ManfaatPenelitian 1. TujuanPenelitian

Untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku aparat pemerintah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung. 2. ManfaatPenelitian

Penelitianinidiharapkandapatmemberikankontribusipemikiran yang

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Etika Pemerintahan

Dalam bahasa latin Ethica berarti beradab, tingkah laku, moral. Dan dalam bahasa Indonesia Etika-Etik-Etis berarti : kelakuan, tata cara, tata krama, moral, akhlak; sedangkan etis sering dipergunakan dalam bahasa hukum yaitu : norma-norma, kaidah, peraturan-peraturan.

Secara Etimologis istilah etika berasal dari bahasa Yunani, Etos yang berati watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Salah satu cabang filsafah yang dibatasi dengan dasar nilai moral menyangkut apa yang diperbolehkan atau tidak, yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, pada perilaku manusia, 1989:205).

Etika merupakan cabang filsafat. Etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat yang mencari ketenaran (benar) sedalam-dalamnya. Sebagai tugas tertentu bagi etika, ia mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia. Etika hendak mencari tindakan manusia manakah yang baik (Zubair 1990:14).

B. KonsepPenyelenggaraanPemerintahan

Menurut Marjun, (1969:23), istilah pemerintahan menunjuk bidang tugas pekerjaan atau fungsi. Sedangkan istilah pemerintahan menunjukkan kepada badan, organ atau alat perlengkapan yang menjalankan funsi atau bidang tugas pekerjaan itu. Dapat dikatakan kalau pemerintahan menunjuk pada objek sedangkan istilah pemerintah menunjuk pada subjek.

(4)

C. KonsepAparaturPemerintah

Secara Etimologi, istilah aparatur berasal dari kata aparat yakni alat, badan, instansi, pegawai negeri. (W.J.S. Poerwadarminta, 1993:165). Sedangkan aparatur dapat diartikan sebagai alat negara, aparat pemerintah. Jadi aparatur negara, alat kelengkapan negara yang terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian, yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari. Dengan demikian pengertian aparatur tidak hanya dikaitkan dengan orangnya tetapi juga organisasi fasilitas ketentuan pengaturan dan sebagainya. Adapunjenis-jenisaparatursebagaimanadikemukakanoleh Victor Situmorang, SH danJusufJuhir (1998:83-86) adalah:

1. Aparatur Negara

Aparaturnegaraadalahkeseluruhanpejabatdanlembaganegarasertapemerintahannegara yang meliputiaparaturkenegaraandanpemerintahan, sebagaiabdinegaradanabdimasyarakat, bertugasdanbertanggungjawabataspenyelenggaraannegaradanpembangunansertasenantiasa mengabdidansetiakepadakepentingan, nilai-nilaidancita-citaperjuanganBangsadannegaraberdasarkanPancasiladan UUD 1945.

2. AparaturPemerintah

Aparatur pemerintah adalah keseluruhan lembaga atau badan yang ada di bawah Presiden seperti Departemen, Lembaga, Pemerintahan dan Departemen serta Sekretariat Departemen dan lembaga-lernbaga tinggi negara.

3. AparaturPerekonomian Negara

Aparatur perekonomian negara adalah keseluruhan Bank Pemerintah, lembaga perkreditan, lembaga keuangan, pasar uang dan modal serta perusahaan milik negara dan perusahaan milik daerah.

Melihat luasnya pengertian dan adanya macam-macam istilah terhadap aparatur ini maka dalam tulisan ini dipakai istilah aparatur pemerintah.

(5)

mempunyai kemampuan profesional yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung kelancaran pembangunan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri aparatur pemerintah adalah

- Bersih - Berwibawa - Bermentalbaik

- Mempunyaikemampuanprofesional yang tinggi

Adapunciri-ciritersebutdiatasadalahgambaran/image aparaturpemerintah yang ideal,

yang

sampaisaatinisangatdiharapkansekaliciri-ciritersebutdiatasolehpemerintahdannegarasertaseluruhBangsa Indonesia.

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DesainPenelitian

Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan metode analisis deskriptif. Pada dasarnya desain deskriptif kualitatif disebut pula dengan kuasi kualitatif. Maksudnya, desain ini belumlah benar-benar kualitatif karena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya. Format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada, kemudian berupaya untuk menarik realitas kepermukaan sebagai suatu ciri, kharakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, ataupun fenomena tertentu. Format ini tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. Dengan ciri yang seperti ini, maka memungkinkan penelitian ini bersifat mendalam dan menusuk ke sasaran penelitian. Dengan demikian penelitian deskriptif kualitatif lebih tepat jika digunakan untuk masalah-masalah yang membutuhkan studi mendalam seperti permasalahan tingkah laku, masalah respons masyarakat terhadap objek tertentu, serta permasalahan implementasi kebijakan publik di masyarakat. Adapun unit yang diteliti dalam penelitian deskriptif kualitatif adalah individu, kelompok atau keluarga, masyarakat dan kelembagaan sosial atau pranata sosial. unit individu adalah masalah-masalah individu, orang per-orang, sedangkan unit kelompok atau keluarga. Sedangkan unit kelompok atau keluarga, yaitu bisa satu kelompok atau satu keluarga. Masyarakat adalah suatu desa, kecamatan, beberapa kota dan seterusnya tergantung pada konsep masyarakat yang digunakan (Bungin, 2009:23). Tentangpenelitiankualitatifselanjutnya Croswell (1994:147) menjelaskansebagaiberikut :

Qualitative research is interpretative research as such the biases, values and

judgment of the researches become state explicitly in the research report. Such

(7)

Menurut Moleong (1997:45) kemudian, metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif berdasarkan data. B. Jenis Data

Data yang diolahdalampenelitianiniadalah data primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang langsungdirekam di lapanganmelaluiwawancaramendalamdan yang didapatmelaluiobservasi yang dilakukanolehpenelitisendiri.Sementara itu data sekunder adalah data olahan atau data telah dipublikasikan secara resmi yang didapat dari berita media, dokumentasi dan arsip lembaga terkait lainnya.

i. Data Primer.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari para informan di lapangan.

ii. Data Sekunder.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah seluruh data dokumenter yang berkaitan dengan etika pemerintah dalam penyelenggaraan tugas aparatur di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung.

C. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Etika Pemerintah dalam penyelenggaraan tugas aparatur pemerintah di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung, yang meliputi beberapa indikator yaitu:

(8)

D. Teknik Pengumpulan, Pencatatan dan Pengolahan Data.

Adapunmetodepengumpulan data yang

dipilihuntukpenelitianiniadalahwawancaramendalam (in

depth-interview).Padadasarnyawawancaramendalam yang

dilakukandalampenelitianinimerupakanwawancaratidakberstruktur, meskipundisiapkan pula pedomanuntukmelakukanwawancara.MenurutBungin (2009:45) bahwa :

Wawancaraterstruktursebagaimana yang lazimdalamtradisi survey adalahkurangmemadai, yang diperlukanadalahwawancaratakberstruktur yang bisasecaraleluasamelacakkeberbagaisegidanarahgunamendapatkaninformasi yang selengkapmungkindansemendalammungkin .

E. InformanPenelitian

Adapun yang menjadiinformandalampenelitianiniadalahKepala BKD KotaBitung yang dinilairepresentatifuntukmemberikaninformasidan data tentangEtikaPemerintahanAparaturdalampenyelenggaraantugas di BadanKepegawaian Daerah Kota Bitung, yaitu :

a. Aparatur dilingkungan BKD Kota Bitung, baik yang menduduki jabatan struktural, maupun staf pelaksana.

b. Para Pegawai dilingkungan Pemerintah Kota Bitung, yang pernah mengurus kepangkatan dan jabatan di BKD Kota Bitung.

c. Sebagian Masyarakat yang ada dan berurusan dengan BKD Kota Bitung, seperti mayarakat yang mendaftar untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.

F. InstrumenPenelitian

Instrumenpenelitian yang dipergunakandalam proses pengumpulan data melaluiwawancaratakberstrukturdanketikapengamatan,

(9)

G. TeknikAnalisa Data

Arena dan Situasi Penelitian.

Setting dalam penelitian ini adalah arena dan situasi dimana proses wawancara dan observasi dilaksanakan. Polainiadalahmerujukpadaapa yang dikemukakanoleh Miles danHubermandalam Creswell (1994:149) yaitubahwathe setting (where the research will take place). Selanjutnya area penelitianadalah area darikegiatansehari-haridariparainformanpenelitian, sebagaimanadijelaskanoleh Emerson dalam Newman (1973: 343) bahwafield research is the study of people acting in the natural courses of their activites.

ProsedurPenelitian, PengumpulandanAnalisis Data. Prosedurdalampenelitianiniadalahsebagaiberikut :

1) Tahapprapenelitian. Yaitumenyusunrancanganpenelitian, menentukanlokasipenelitian, penilaiankondisifisik area penelitian, penentuanparanarasumberatauinforman,

menyiapkanperlengkapanpenelitiandanmempersiapkandiriuntukdapatmasukdanmenye suaikandenganlingkungandanpolakehidupandariobjekpenelitian.

Inidibutuhkandalamkonteksuntukmembangunkepercayaandariobjek yang akanditeliti, sertamendorongkepadanuansaakademik.

Pemeriksaan Keabsahan Data.

(10)

BAB IV

DESKRIPSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BITUNG

A. Tugas dan Fungsi BKD Kota Bitung

Dalam melaksanakan tugas pokok berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah Pasal 4, Badan Kepegawaian dan Diklat menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:

1. Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah di dibidang Kepegawaian sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan Pemerintah.

2. Perencanaandanpengembangankepegawaiandaerah.

3. Penyiapan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah.

4. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

5. Pelayanan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

6. Penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. 7. Penyiapan penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil Daerah

sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

(11)

10. Penyampaian informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian Negara.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian

Untuk mengetahui EtikaPemerintahandalampenyelenggaraantugasaparaturpemerintahdi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung, maka dengan ini peneliti melakukan pengamatan dan wawancara kepada para informan yaitu:

1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bitung. 2. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung. 3. Kepala Bidang Pendidikan Pelatihan

4. Kepala Bidang Pengadaan dan Pengembangan 5. Pegawai.

Untuk tingkat pendidikan tertinggi dari informan adalah Sarjana Strata dua (S2), dan Strata satu (S1).

Etika pemerintah aparatur pemerintah yang ada di Badan Kepegawaian Kota Bitung, seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa aparat pemerintah memiliki posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi pemerintahan daerah. Oleh sebab itu etika aparatur pemerintah sangat penting kaitannya dengan pelaksanaan tugas. Etika aparatur pemerintah dimaksudkan untuk membantu para pegawai dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja serta profesionalisme.

Oleh sebab itu bagian ini akan membahas mengenai etika pemerintahan aparaturt dalam pelaksanaan tugas di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung, serta membahas mengenai upaya pemerintah meningkatkan etika aparatur di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung.

1. PerilakuKerjaAparaturPemerintah

(12)

kinerja yang dimiliki oleh seorang aparatur pada bidang atau pada bagian yang ditempatinya. Perilaku kerja aparatur dalam pelaksanaan tugas-tugas dalam segala bidang terutama dalam penyelenggaraan pemerintahan diukur dan dinilai berdasarkan hasil kerja yang dicapai oleh karena itu semuanya tergantung pada moral yang dimiliki oleh masing-masing aparatur baik atasan maupun bawahan apakah mereka mampu menjaga kemampuan kerja mereka dengan baik atau tidak.

Untuk mengetahui perilaku kerja aparatur dalam pelaksanaan tugas berikut ini hasil wawancara dengan informan: Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung mengatakan: para pegawai (staf) yang ada di kantor BKD Kota Bitung pada umumnya telah menunjukkan

sikap dan perilaku yang baik, taat, disiplin dan berdedikasi, walaupun dalam beberapa kasus

ada perilaku parastaf yang sering terlambat masuk kantor, yang langsung diberikan

pembinaan .

Sekretaris BKD Kota Bitungmengatakan: perilaku para pegawai yang ada di Kantor BKD Kota Bitung, pada umumnya baik, mampu untuk saling menghargai antara yang satu

dengan lainnya, sehingga setiap tugas dan pekerjaan dapat diselesaikan secara bersama, para

pegawai yang ada juga memaham ia kan tugas pokok dan fungsi masing-masing

Hasil wawancara mengenai kemampuan aparatur pemerintah dalam pelaksanaan tugas: Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan mengatakan: setiap personil (staf) yang ada di BKD Kota Bitung telah dibekali dengan pendidikan dan pelatihan (diklat), sehingga walaupun ada

kelemahan disana-sini, tetapi pada prinsipnya mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan, khususnya di Bidang Pendidikan dan Pelatihan ini, para staf yang ada sudah

berpengalaman, dalam mengurus pelatihan-pelatihan, diklat, ataupun Training Center yang

mengembangkan karier pegawai, sehingga pencapaian kinerja dapat tercapai sesuai target yang

telah ditentukan .

Hasil Wawancara mengenai sikap aparat dalam pelaksanaan tugas: KepalaBagianUmumdanPerlengkapanmengatakan: parapegawai yang ada di sub bagian umum sangat terampil dan cakap dalam melaksanakan tugasnya, mereka menunjukkan sikap disiplin,

loyal, dan patuh pada atasan, sehingga dalam pencapaian tujuan kerja dapat diperoleh dengan

(13)

Aparaturpemerintahtentumempunyaikedudukandanperanan yang sangat penting dan menentukan dalam proses penyelenggaraan pmerintah guna mencapai tujuan Pemerintahan, dalamefetifitasdanefisensiorganisasipemerintahandaerah.

Proses penyelenggaraan pemerintahanhanya dapat berlangsung dengan efisien dan efektif bila didukung oleh manusia-manusia pelaksananya yang memiliki kualitas, terutama pada aparat pemerintah sebagai pelaksana utamanya, yang beretika dan bermoral dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan.

Oleh karena itu upaya-upaya pengembangan kualitas aparatur pemerintah harus terus dan semakin digalakkan hingga sekarang ini, pembangunan aparatur pemerintah umumnya terus dilakukan dan diarahkan pada peningkatan kualitas, efisiensi dan efektifitas seluruh tatanan administrasi pemerintahan, termasuk peningkatan kemampuan dan disiplin, pengabdian, keteladanan, dan kesejahteraan aparat khususnya dalam melayani, mengayomi serta menumbuhkan prakarsa dan peran dalam pelaksanaan tugasnya.

Dalam ilmu pemerintahan, peraturan yang menjadi pedoman sikap dan landasan bertindak serta berprilaku bagi aparatur Negara atau apratur pemerintahan disebut dengan etika pemerintahan. Hingga sekarang ini telah banyak ditetapkan peraturan-peraturan yang mengatur dan menjadi pedoman sikap dan perilaku aparatur pemerintah, misalnya peraturan mengenai etika jabatan, peraturan mengenai disiplin dan berbagai peraturan kedinasan lainnya.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

 Perilaku aparatur pemerintah dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari, pada instansi Badan Kepegawaian Kota Bitung, berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa etika/moral aparatur masih tergolong rendah, dengan adanya praktek-praktek yang tidak terpuji dalam memberikan layanan kepada mereka yang mebutuhkan pelayanan.

(14)

adalah kualitas moral dari masing-masing personil aparat itu sendiri, disamping faktor kesejahteraan yang belum terlalu mendukung untuk memenuhi kebutuhan/kesejahteraan pegawai, yang berimbas kepada kinerja aparatur itu sendiri.

 Penyelenggaraan tugas-tugas aparatur pemerintah di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung pada prosedur dan protocol sudah berjalan dengan baik tapi tidak sesuai dengan realita penerapan etika pemerintahan dalam rangka pelayanan publik.

 Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan, sebagian besar aparatur Pemerintah di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bitung kurang memahami, menghayati bahkan mengamalkan prinsip-prinsip etika pemerintahan sehingga kurang tercapainya birokrasi pemerintahan.

B. Saran

Dengan mengacu pada pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

 Dengan melihat kenyataan semakin rendahnya moral aparatur pemerintah di era reformasi ini, maka revitalisasi moral harus dimulai dari sisi individual aparatur pemerintah itu sendiri. Dengan moral dan perilaku yang etis yang dimulai dari perilaku aparatur secara individu, antara lain dengan melakukan pendidikan pengembangan karakter untuk meningkatkan kualitas moral etika aparat.

 Perlu ditingkatkan kesejahteraan pegawai dalam rangka peningkatan tanggungjawab dan kinerja aparatur, sehingga indicator equality, equity, loyality, responsibility, maupun sikap moral aparatur berubah dengan signifikan.

 Salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah etika pemerintahan dan di dalam pengembangannya tidak semata-mata mengondoktarnasikan apa yang boleh atau tidak boleh dikerjakan seseorang aparatur pemerintah, tetapi lebih dari pada itu ialah upaya yang terus menerus dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme yang bermanfaat efektifitas penyelenggaraan tugas-tugas aparatur.

(15)

Austern, David; Steinberg, Sheldon, 1998, government ethics and manager(penyelewenganaparatpemerintah),

remajarosdakarya,Bandung

Djohan, Djohermansyah, 1990, Problematik Pemerintahandan Politik Lokal, Bumi Aksara, Jakarta.

Gitosudarmo, 1997, Perilaku Organisasi, BPFE, Yogyakarta

Gordon, Thomas, 1986, Kepemimpinan Yang Efektif, Rajawali Perss, Jakarta. Hoogerwerf, 1983, IlmuPemerintahan, Erlangga, Jakarta

Irawan, Soeharto, 1995, Metode Penelitian Sosial, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Kumorotomo, Wahyudi, 1994, Etika Bisnis, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Krisyanto, Eddy, 2001, Etika Politik Dalam Konteks Indonesia, Kanisius,

Yogyakarta.

Kansil, C.S.T, 1990, Sistem Pemerintahan Indonesia, Radar Jaya Offset , Jakarta.

Mahmoedin, AS, 1994, Etika Bisnis, Putaka Sinar Harapan, Jakarta. Moleong, Lexy, J. 2001.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit

Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari, 1998, Metode Penelitian Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Ndrhara, Talaziduhu, 1986, Dimensi-Dimensi Pemerintahan, Bina Aksara, Jakarta.

Pamudji, S, MPA, 1982, Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.

Rahmad, J, 1990, Komunikasi Sosial di Indonesia, Angkasa, Bandung. Robbins, 1996, Perilaku Organisasi, PT. Prenhallindo, Jakarta

Syaffie, Kencana Ibnu, 1994, Etika Pemerintahan , Rineka Cipta, Jakarta.

Siagian, Sondang, 1999 , Manejemen Sumber Daya Manusia , Bumi Aksara Jakarta.

., 1994, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku, Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono, Prof.Dr. 2007,MemahamiPenelitianKualitatif.Alfabeta; Bandung. Widya Jaya, A.W, 1991, Etika Pemerintahan , Bumi Aksara, Jakarta. Zubair, Achmad, 1990, Kuliah Etika, Rajawali Pers, Jakarta

sumber-sumber lain :

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pendidikan SMK Negeri 2 Bandar Lampung terutama yaitu (1) menyiapkan siswa agar memiliki kepribadian yang bermoral dan beretika sehingga mampu

Persamaan terbaik yang dihasilkan dari analisis 3D-QSAR yang menggunakan metode PLS memiliki nilai r 2 =0,863, sehingga persamaan terbaik hasil analisis 3D-QSAR

Sub-Divison Data & St at ist ics Sub-Divison Information Presentation Sub-Divison Personnel Administration Sub-Divison T ransfer Officer Sub-Divison Functional Posit ion

Untuk menguji pengaruh latihan dropshot dengan posisi net berubah dari ketinggian 155 cm direndahkan menjadi 145 cm terhadap keterampilan dropshot siswa

Masyarakat suku Bunaq memiliki hubungan yang erat antara budaya dengan alam lingkungannya dalam hal mengenali dan menggolongkan manfaat tumbuhan di sekitarnya, yakni sebanyak 257

Karena sebetulnya kita semua tidak sanggup berbuat baik, maka kita harus cukup rendah hati bahwa kita berbuat baik ini pun adalah sebagai rahmat Allah dan dengan rendah

Pengujian ketahanan watermark dimaksudkan untuk menguji seberapa tahankah watermark berada pada musik digital sehingga pada saat mengalami ekstraksi, isi dari watermark tersebut

Kewajiban yang harus dilakukan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) merupakan tindakan yang akan menjadikan seorang saksi merasa aman dan bebas dalam