• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN DIAZEPAM PADA PASIEN SKIZOFRENIA (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN DIAZEPAM PADA PASIEN SKIZOFRENIA (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

USWHATUN HASANAH

STUDI PENGGUNAAN DIAZEPAM PADA

PASIEN SKIZOFRENIA

(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSJ

Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum warohmatullahi wabaraokatuh

Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Studi Penggunaan Diazepam pada Pasien Skizofrenia (Penelitian dilakukan di

Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan hidayahnya kepada umatnya, Rasulullah SAW, yang sudah menuntun kita menuju jalan yang benar

2. Ayahanda tercinta Bapak H.Zainun Husein dan Ibunda Hj.Nuraini yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kesuksesan putrinya. Terima kasih banyak atas didikan, kerja keras, dan kasih sayangnya untuk membuat anak-anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

3. Bapak Dr. H. Bambang Eko Sunaryanto, Sp.KJ., MARS selaku Direktur RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSJ Dr. Radjiman Wediodinigrat Lawang.

4. Seluruh jajaran RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang khususnya bagian pendidikan dan penelitian (Diklit), Bapak Basirun, Bapak Saiful serta staf pegawai RMK yang telah membantu dalam memperlancar jalannya penelitian.

(5)

v

memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

6. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku Dosen Pembimbing I, dan Bapak Drs. Didik Hasmono, MS.,Apt, selaku Dosen Pembimbing II disela kesibukan beliau masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan serta dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.

8. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS dan Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan serta motivasi demi kesempurnaan skripsi ini.

9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang terutama Bapak Ahmad Shobrun Jamil S.Si.,MP, selaku dosen wali yang telah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat.

10.Buat keluarga besar Harapan (Ka Marnyati, Ka Hasan, Ka Qadri, Ilham, adek san, winna mega, winna odi, opu andi, kk tina, ema hulu, abang raihan,

ade nun, syifa’, syafiq, dan sabila) dan semua keluarga besar Bunga Lolon tercinta yang menjadi penyemangat, pendukung dan membantu serta memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

11.Buat Sahabat seperjuangan Teri, Eca, Sulis, Endah, Syarofina, Gita, terimakasih atas persahabatan 4 tahun selama masa perkuliahan ini, kalian memberikan warna baru dalam kehidupanku

(6)

vi

13.Teman-teman Farmasi angkatan 2011, khususnya Farmasi D yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis.

14.Teman-teman kos 416 terimakasih atas bantuan dan suntikan semangatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

15.Teman-Teman KKN 103, terimakasih atas pengalaman, keceriaan dan semangat kalian sebagai teman baruku selama 1 bulan di Pulorejo- Jombang. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin.

16.Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilam ini tak luput dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak dan menambah wawasan serta memperluas pola pikir sebagai seorang farmasis.

Malang, 2015 Peneliti,

Uswhatun Hasanah

(7)

vii

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN DIAZEPAM PADA PASIEN SKIZOFRENIA (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA)

RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi gerakan, perilaku aneh dan terganggu. Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang memiliki gejala positif dan negatif yang ditandai dengan gangguan kognitif. Rumusan sederhana hipotesis dopamin tentang skizofrenia menyatakan bahwa skizofrenia timbul akibat aktivitas dopaminergik yang berlebihan (Shadock dan Shadock, 2010). Aktivitas yang tinggi dari dopamin mengakibatkan rangsangan yang tinggi pada otak kemudian mengganggu fungsi kognitif dan mengakibatkan halusinasi dan delusi.

Terapi yang diberikan adalah obat antipsikotik, kelompok obat terbesar untuk mengobati penderita dengan gangguan mental. Obat ini memperbaiki proses pikir dan perilaku dengan gejala psikosis khususnya untuk penderita skizofrenia. Diazepam digunakan sebagai terapi tambahan untuk mengatasi gejala ansietas pada pasien skizofrenia. Diazepam dapat menyebabkan sedasi, ketenangan dan mengendurkan otot-otot, sehingga membantu dalam menenangkan diri pada pasien yang gelisah dengan kecemasan, masalah tidur, kejang, penghentian alkohol dan masalah kesehatan mental akut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan diazepam pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang meliputi kesesuaian dosis, frekuensi pemberian dan lama pemberiaan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional atau non-eksperimental karena tidak ada perlakuan yang diberikan kepada objek penelitian dan keadaan objek dalam penelitian berjalan seperti apa adanya. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dan menggunakan sampel berupa data Rekam Medik Kesehatan (RMK) pasien skizofrenia pada periode Desember 2014.

(8)

viii

(9)

ix

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN DIAZEPAM PADA PASIEN SKIZOFRENIA (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA)

RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perilaku sosial yang abnormal, cara berpikir dan halusinasi sebagai suatu realita. Pada kondisi skizofrenia terjadi hiperaktivitas dopamin di otak. Terapi yang diberikan adalah obat antipsikotik, kelompok obat terbesar untuk mengobati penderita dengan gangguan mental. Obat ini memperbaiki proses pikir dan perilaku dengan gejala psikosis khususnya untuk penderita skizofrenia. Pemberian diazepam sebagai terapi adjuvan digunakan untuk mengatasi ansietas dan gangguan tidur pada pasien skizofrenia.

Tujuan: Mengetahui pola penggunaan diazepam meliputi kesesuaian dosis, rute pemberian, frekuensi dan lama pemberian yang diterima oleh pasien skizofrenia di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Metode: Penelitian ini bersifat observasional dan dilakukan secara retrospektif pada pasien skizofrenia periode Desember 2014.

Hasil dan Kesimpulan: Diazepam digunakan sebagai terapi adjuvan pada pasien skizofenia dengan kombinasi antipsikotik. Penggunaan diazepam kombinasi paling banyak adalah tiga kombinasi yaitu diazepam (10mg/2ml) intra muscular, haloperidol (5mg/ml) intra muskular dan klorpromazin (100mg) oral sebesar 40%. Diazepam diberikan paling banyak melalui rute intra muskular dengan dosis dan frekuensi pemberian 1x10mg/2ml perhari dan lama pemberian satu hari sebesar 67%. Penggunaan diazepam pada pasien skizofrenia yang diberikan pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang sudah sesuai dengan guidelines.

(10)

x

ABSTRACT

DRUG UTILIZATION STUDY OF DIAZEPAM ON SCHIZOPHRENIA PATIENTS

(Studies at Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Psychiatric Hospital)

Background: Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by abnormal social behavior, thoughts and hallucinations what is real. On the condition of schizophrenia occur hyperactivity of dopamine in the brain. The objective of prescribing antipsychotic drugs was to improve thought processes and behavior with psychosis symptoms. Giving diazepam as adjuvant therapy to overcome anxiety and sleep disturbances on schizophrenia patients

Objectives: To investigate the pattern of diazepam include regarding dose conformity, use procedures, route and frequency received on schizophrenia patients at Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Psychiatric Hospital.

Methood: Retrospective observational study on schizophrenia patients in period Desember 2014.

Result and conclusion: Diazepam is used as adjuvant therapy on schizophrenia patients with a combination of antipsychotic. The most diazepam combination used are three combinations there are diazepam (10mg/2ml) intra muscular, haloperidol (5 mg/ml) intra muscular and chlorpromazine (100mg) orally about 40%. Diazepam is often given by intra muscular route with a dose and frequency of 10mg/2ml and one day long therapy about 67%. Utilization of diazepam on schizophrenia patients in Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Psychiatric Hospital is appropriate and acceptable to the guidelines.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

RINGKASAN ... viii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Sistem Saraf Pusat ... 5

2.1.1 Anatomi Sistem Saraf Pusat ... 5

2.1.2 Mikroanatomi Sistem Saraf Pusat ... 7

2.1.3 Neurotransmiter Sistem Saraf Pusat ... 8

2.2 Skizofrenia ... 11

2.2.1 Definisi Skizofrenia ... 11

2.2.2 Epidemiologi Skizofrenia ... 11

2.2.3 Etiologi Skizofrenia ... 12

(12)

xii

2.2.5 Gambaran Klinis Skizofrenia ... 16

2.2.6 Patofisiologi Skizofrenia ... 17

2.2.7 Diagnosis Skizofrenia ... 19

2.2.7.1 Anamnesis ... 19

2.2.7.2 Pemeriksaan Penunjang... 20

2.3 Terapi Skizofrenia ... 20

2.3.1 Tujuan Terapi ... 20

2.3.2 Prinsip Terapi ... 21

2.3.3 Terapi Non Farmakologi ... 21

2.3.4 Terapi Farmakologi ... 23

2.3.4.1 Penatalaksanaan Terapi Skizofrenia ... 23

2.3.4.2 Antipsikotik ... 24

2.3.4.2.1 Klorpromazin ... 25

2.3.4.2.2 Haloperidol ... 25

2.3.4.2.3 Risperidon ... 25

2.3.4.2.4 Klozapin ... 26

2.3.4.3 Antidepresan ... 26

2.3.4.3.1 Amitriptilin ... 27

2.3.4.3.2 Fluoksetin ... 27

2.3.4.3.3 Fenelzin ... 28

2.3.4.4 Penstabil Mood ... 28

2.3.4.4.1 Litium ... 29

2.3.4.4.2 Asam Valproat ... 29

2.3.4.5 Antiansietas ... 29

2.3.4.5.1 Alprazolam ... 30

2.3.4.5.2 Buspiron Hidroklorida ... 30

2.3.4.5.3 Diazepam... 30

2.3.4.5.3.1 Indikasi Diazepam ... 29

2.3.4.5.3.2 Mekanisme Kerja Diazepam ... 31

2.3.4.5.3.3 Farmakokinetik Diazepam ... 32

2.3.4.5.3.4 Dosis Diazepam ... 33

(13)

xiii

2.3.4.5.3.6 Toksisitas Diazepam ... 34

2.3.4.5.3.7 Penggunaan Diazepam untuk Skizofrenia 34 2.3.4.5.3.8 Sediaan Diazepam di Indonesia ... 36

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 37

3.1 Kerangka Konseptual ... 37

3.2 Kerangka Observasional ... 38

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 39

4.1 Rancangan Penelitian ... 39

4.2 Populasi dan Sampel ... 39

4.2.1 Populasi ... 39

4.2.2 Sampel ... 39

4.3 Bahan Penelitian ... 39

4.3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 40

4.4 Instrumen Penelitian ... 40

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

4.6 Definisi Operasional Parameter Penelitian... 40

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 41

4.8 Analisis Data ... 41

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 43

5.1 Data Demografi Pasien ... 44

5.1.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

5.1.2 Distribusi Berdasarkan Usia ... 44

5.1.3 Status Pengobatan ... 45

5.2 Klasifikasi Tipe Skizofrenia ... 45

5.3 Distribusi Penggunaan Obat ... 45

5.3.1 Pola Penggunaan Diazepam pada Pasien Skizofrenia ... 45

5.3.2 Dosis, Rute, Frekuensi dan Lama Pemberian Diazepam 47 5.4 Distribusi Pola Terapi Lain pada Pasien Skizofrenia ... 48

5.5 Lama Masuk Rumah Sakit (MRS) Pasien Skizofrenia ... 48

5.5 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien Skizofrenia ... 48

BAB 6 PEMBAHASAN ... 50

(14)

xiv

7.1 Kesimpulan ... 61 7.2 Saran ... 61

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Sisi Lateral Otak ... 5

2.2 Sistem Limbik ... 7

2.3 Bagan Neuron... 8

2.4 Potensial Aksi Transmisi... 9

2.5 Skema Patofisiologi Skizofrenia ... 18

2.6 Jalur Dopamin ... 19

2.7 Penatalaksanaan Terapi Skizofrenia ... 23

2.8 Struktur Kimia Diazepam ... 31

2.9 Mekanisme Kerja ... 32

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 37

3.2 Skema Kerangka Operasional ... 38

5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian pada Pasien Skizofrenia ... 43

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Tipe Utama Neurotransmiter ... 10

II.2 Terapi Efek Samping Ekstrapiramidal ... 35

II.3 Sediaan Diazepam di Indonesia ... 36

V.1 Jenis Kelamin Pasien Skizofrenia dengan Terapi Diazepam ... 44

V.2 Usia Pasien Skizofrenia dengan Terapi Diazepam ... 44

V.3 Status Pengobatan Pasien Skizofrenia dengan Terapi Diazepam ... 45

V.4 Klasifikasi Tipe Skizofrenia ... 45

V.5 Pola Penggunaan Diazepam Kombinasi dengan Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia ... 46

V.6 Pola Penggunaan Terapi Diazepam sebagai Antiansietas ... 46

V.7 Pola Penggunaan Terapi Diazepam dengan Switch Obat... 47

V.8 Dosis, Frekuensi, Rute dan Lama Pemberian Diazepam ... 47

V.9 Terapi Lain yang Diberikan pada Pasien Skizofrenia ... 48

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 68

2 Surat Pernyataan Plagiasi ... 69

3 Surat Izin Penelitian ... 70

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

Ach : Asetilkolin

CNS : Central Nervous System

CT Scan : Computed Tomography Scan

CBTp : Cognitive Behavioural Therapy for Psychosis

DSM : Diagnostic and Statistical of Mental Disorders

ECT : Electroconvulsive Therapy

EEG : Elektroensefalogram

EPS : Ekstrapyramidal Syndrome

GABA : Gamma-Aminobutyric Acid

ICD : International Classification of Diseases

KRS : Keluar Rumah Sakit

MAOI : Monoamin Oxidase Inhibitor MRI : Magnetic Resonance Imaging

MRS : Masuk Rumah Sakit

RC2S : Cognitive Remediation of Social Cognition

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar RMK : Rekam Medik Kesehatan

SSRI : Selective Serotonin Reuptake Inhibitor

(19)

xix

DAFTAR PUSTAKA

Alturabi, E.K., Bolad, A.K., Tambal, A.R., Hamad, A., Ali, M., Eltom, E., Kheshin, M., Lutfi, F., 2013. Vitamin B12 and Folate in Sudanese Psychiatric Patients. Asian Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences. Vol. 3. No.19

Amelia, R.D., dan Anwar, Z., 2013. Relaps pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vo. 01. No. 01

Anonim., 2011. British National Formulary. London : BMJ Publishing Groupand Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.

Anonim., 2014. Therapy for Schizophrenia.

http://webmd.com/schizophrenia/guide/schizophrenia-therapy. (HONcode standard). Diakses tanggal 07 oktober 2014.

Buckley, P.F., Miller, B.J., Lehrer, D.S., Castle, D.J., 2009. Psychiatric Comorbidities and Schizophrenia. Schizophrenia Bulletin. 2009:35(2):383-402

Carta, M.G., Maggiani, F., Pilutzu, L., et al., 2014. Sailing for Rehabilitation of Patients with Severe Mental Disorder Result of a Cross Over Randomized Controlled Trial, Clinical Practice & Epidemiology in Mental Health, Vol.10.

Davies, T., & Craig, T.K.J., 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta : Buku Kedokteran EGC., Hal 214.

Davison, G.C., Neale, J.M., Kring, A.M., 2010. Psikologi Abnormal, 9th ed., Jakarta : Rajawali Pres

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2010. Perempuan Dua Kali Lebih Banyak Terkena Gangguan jiwa Ringan Dibandingkan Laki-Laki.

http://depkes.go.id/perempuan-dua-kali-lebih-banyak-terkena--gangguan-jiwa-ringan-dibandingkan-laki-laki.html. Diakses tanggal 11 November 2014 pkl 19.29 WIB

Deglin, J.H., & Vallerand, A.H., 2004. Pedoman Obat untuk Perawat, 4th ed., Jakarta : EGC

(20)

xx

Erlina., Soewandi., Pramono, D., 2010. Determinan Terhadap Timbulnya Skizofrenia pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Saanin Padang Sumatera Barat. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 26 No. 2.

Fahrul., Mukaddas, A., Faustine, I., 2014. Rasionalitas Penggunaan Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Jiwa RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah Periode Januari-April 2014. Journal of Natural Science. Vol. 3

Fatemi, S.H., and Folsom, T.D., 2009. The Neurodevelopmental Hypothesis of Schizophrenia Revisited. Schizophrenia Bulletin, Vol. 35 No. 3.

Fortinash, M.K., Worret, P.A.H., 2012. Psychiatric Mental Health Nursing, 5th ed., China : Elsevier., pp 267

Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi., Elysabeth., 2007. Farmakologi dan Terapi, 5th ed., Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Halgin, R.P., Whitbourne, S.K., 2011. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis pada Gangguan Psikologis, 6th ed., Jakarta : Salemba Humanika

Hawari, D., 2009. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta : FKUI

Indriani, R., Wahyu, H., dkk., 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008. Jakarta : Badan POM

Jarut, Y.M., Fatimawali, Wiyono, W.I., 2013. Tinjauan Penggunaan Antipsikotik pada Pengobatan Skizofrenia di Rumah Sakit Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado Periode Januari 2013-Maret 2013. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 2. No. 03

Joewana, S., 2004. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoatif, 2th ed., Jakarta : EGC, hal.11

Katona, C., Cooper, C., Mary, R., 2012. At a Glance Psikiatri, 4th ed., Jakarta :

Penerbit Erlangga., Hal 18

(21)

xxi

Kim, H., Lee, H., Jung, S., Kang, M., Bae, J., Lee, J., and Kim, C., 2014. Prescription Patterns for Patients with Schizophrenia in Korea : A Focus on Antipsychotic Polypharmacy, Clinical Psychopharmacology and Neuroscience 2014;12(2):128-136

Lacy, C.L., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., and Lance, L.L., 2008. Drug Information Handbook, 17th ed.,American Pharmacist: Asosiation Ohio Lexi-Comp, Inc

Lehman, A.F., Lieberman, J.A., Dixon, L.B., McGlashan, T.H., Miller, A.L., Perkins, D.O., Kreyenbuhl, J., 2010. Practice Guideline for the Treatment of Patients With Schizophrenia, 2th ed., Amerika : American Psychiatric Association

Lieberman, J.A., & Tasman, A., 2006. Handbook of Psychiatric Drugs. England : John Wiley & Sons, Ltd.

Mankiewicz, P.D., and Turner, C., 2014. Cognitive Restructuring and Graded Behavioural Exposure for Delusional Appraisal of Auditory Hallucinations and Comorbid Axiety in Paranoid Schizophrenia. Case Reports in Psychiatry, Vol 2014.

Maramis, W.F., Maramis A.A., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, 2th ed., Surabaya : Airlangga University Press

Mueser, K.T., and Jeste, D.V., 2008. Clinical Handbook of Schizophrenia. New York : The Guilford Press

Muttaqin, A., 2008. Buku Ajar Asuhan Keperwatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika

Nasir, A., & Muhith, A., 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Neal, M.J.,2006. At a Glance Farmakologi Medis, 5th ed., Jakarta : Erlangga

Nugroho, A.E., 2012. Farmakologi Obat-obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

(22)

xxii

Ortiz, B.B., Filho, G.M.A., Neto, A.G.A., Medeiros, D., Bressan, R.A., 2013. In Disorganized Schizophrenia a Predictor of Treatment Resistance Evidence from an Observational Study. Revista Brasileira de Psiquiatria. 2013(35):432-434

Peyroux, E., and Franck, N., 2014. RC2S a Cognitive Remediation Program to Improve Social Cognition in Schizophrenia and Related Disorders. Human Neuroscience, Vol. 8.

Pillet, B., Morvan, Y., Franck, N., et al., 2014. Cognitive Remediation Therapy (CRT) Benefits more to Patient with Schizophrenia with Low Initial Memory Performances. Disability and Rehabilitation. 2014(11):1-8

Price, S.A., and Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Puig, O., Penades, R., Baeza, I., et al., 2014. Cognitive Remediation Therapy in Adolescents with Early-Onset Schizophrenia : A Randomized Controlled Trial. Journal American Academy of Child and Adolescent Psychiatry.

53(8):859-68

Reid, J.L., Rubin, P.C., & Whiting, B., 2007. Catatan Kuliah Farmakologi Klinis, Ed. 4., Jakarta : EGC

Ringen, P.A., Engh, J.A., Birkenaes, A.B., Dieset, I., and Andreassen, O.A., 2014. Increased Mortality in Schizophrenia due to Cardivascular Disease- a non-Systematic Review of Epidemiology,Possible Causes, and Interventions.

The Journal Frontiers in Psychiatry, Vol. 5.

Riset Kesehatan Dasar., 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Sadock, B.J., & Sadock, V.A., 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed. 2., Jakarta : EGC

Sasaki, T., Hashimoto, T., Niitsu, T., Kanahara, N., and Iyo, M., 2012. Treatment of Refractory Catatonic Schizophrenia with Low Dose Aripiprazole.

Annals of General Psychiatry, 2012 11:12.

Semiun, Y., 2006. Kesehatan Mental, Ed. 1., Yogyakarta : Kanisius

(23)

xxiii

Shargel, L., Wu-Pong, S., Yu, A.B.C., 2012. Biofarmasetika dan Farmasetika Terapan, 5th ed., Surabaya : Airlangga University Press

Sira, I., 2011. Karakteristik Skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Alianyang Pontianak Periode 1 Januari – 31 Desember 2009. Pontianak: Skripsi Mahasiswa FK Univesitas Tanjungpura.

Siswandono,. dan Soekardjo, B., 2008. Kimia Medisinal, 2th ed., Surabaya : Airlangga University Press

Snell, R.S., 2006. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, 5th ed.,

Jakarta : EGC

Ssonko, M., Ddungu, H., Musisi, S., Low Serum Vitamin B12 Levels Among Psychiatric Patients Admitted in Butabika Mental Hospital in Uganda.

Biomedcentral. 20147:10

Stefan, M., Travis, M., and Murray, R.M., 2002. An Atlas of Schizophrenia. New York : The Parthenon Publishing Group, pp. 40-53

Sudhof, T.C., and Starke, K., 2008. Handbook of Experimental Pharmacology 184 : Pharmacology of Neurotransmitter Release., Berlin : Springer

Sweetman, S.C., 2009. Martindale The Complete Drug References, 36th ed., London : The Pharmaceutical Press, pp. 986-993, 960

Tatro, D.S., 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco: Facts and Comparisons.

Thakkar, K.B., Jain, M.M., Billa, G., Joshi, A., Khobragade, A.A., 2013. A Drug Utilization Study of Psychotropic Drugs Prescribed in the Psychiatry Outpatient Departement of a Tertiary Care Hospital. Pharmacology Section. Vol-7(12).

Tjay, T.H. & Rahardja, K., 2007. Obat-obat Penting, 6th ed., Jakarta : Elex Media Komputindo

Tomb, D.A., 2004. Buku saku Psikiatri, 6th ed., Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Tor, P.C., Ng, T.P., Yong, K.H., et al., 2011. Adjuntive Benzodiazepine Treatment of Hospitalized Schizophrenia Patient in Asia from 2001 to 2008.

(24)

xxiv

Trigona, B.M., and Spiteri, J., 2012. Maitenance Electroconvulsive Therapy in a Patient with Treatment-resistant Paranoid Schizophrenia and Comorbid Epylepsy. Case Reports in Psychiatry, Vol. 2012.

Videbeck, S.L., 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa., Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2009. Psychiatric Disorder. in : Wells, B.G. Pharmacotherapy Handbook, 7th ed., United States : The McGraw-Hill Companies,Inc.

Wijono, R., Nasrun, M.W., Damping, C.E., 2013. Gambaran dan Karakteristik Penggunaan Triheksifenidil pada Pasien yang Mendapat Terapi Antipsikotik. Journal Indonesian Medical Association. Vol. 63. No. 1

WHO, 2014. Schizophrenia and Public Health. Geneva : World Health Organizations. Diakses tanggal 07 Oktober 2014.

Widmaier, E.P., Raff, H., Strang, K.T., 2007. Human Physiology: The Mechanism of Body Function. The McGraw-Hill

Wiramihardja, S.A., 2012. Pengantar Psikologi Klinis, 3th ed., Bandung : Refika

Aditama

Wykes, T., 2014. Cognitive-Behaviour Therapy and Schizophrenia. Evid Based Mental Health, Vol. 17 No. 3

Yulia, M., 2011. Efek Samping Penggunaan Antipsikotik Terhadap Sindrom Parkinson pada Pasien Schizophrenia di RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang.

(25)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Psikosis merupakan penyakit neurologi yang mempengaruhi persepsi, imajinasi, cara berpikir dan halusinasi sebagai suatu realita (Katona, 2012). Sekitar 3% dari populasi menderita gangguan psikosis yang spesifik yaitu bipolar dan skizofrenia. Kata “skizofrenia” berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata, yaitu schitos (terbelah) dan phren (otak). Dengan demikian skizofrenia berarti otak terbelah atau kepribadian terbelah (Semiun, 2006).

Gangguan skizofrenia pertamakali diidentifikasi sebagai penyakit oleh dokter Prancis, Benedict Morel (1809-1873). Istilah yang digunakan adalah

dementia praecox yaitu degenerasi otak (dementia) yang dimulai di usia muda (praecox) dan menyebabkan disintegrasi keseluruhan kepribadian (Halgin dan Whitbourne, 2011). Pada kondisi skizofrenia terjadi hiperaktivitas dopamin di otak. Penyebab skizofrenia belum diketahui pasti, ada penelitian yang mengindikasikan bahwa adanya patofisiologi area otak tertentu termasuk sistim limbik, korteks frontal, serebelum dan ganglia basalis (Maramis, 2009). Gejala klinis pada pasien skizofrenia terbagi menjadi dua yaitu gejala negatif dan gejala positif. Gejala positif meliputi halusinasi, waham, pasien berbicara kacau dan tidak rasional serta perasaan yang tidak menentu (terkadang marah dan mengamuk). Sedangkan gejala negatif pasien skizofrenia yaitu pasien menarik diri dari lingkungan, suka menyendiri, kurang semangat hidup dan pasif. Skizofrenia mulai muncul pada masa remaja atau dewasa (sebelum usia 45 tahun), dikatakan positif menderita skizofrenia apabila penyakit ini sudah berlangsung lebih dari 6 bulan (Hawari, 2009).

(26)

2

kekambuhan secara periodik dengan jarak beberapa bulan atau tahun. Sebelum kambuh biasanya sudah ditandai dengan gejala seperti kegelisahan, penurunan nafsu makan, depresi ringan dan konsentrasi terganggu serta gangguan kecemasan (Elvira, 2013). Kecemasan pada pasien skizofrenia dapat muncul secara spontan dengan gejala psikosis, respon langsung terhadap psikosis atau muncul dan hilang selama episode psikosis. Selain itu, gejala kecemasan dapat menjadi efek samping dari obat antipsikotik yang diresepkan untuk skizofrenia (Buckley et al, 2009).

World Health Organization tahun 2011 menyatakan bahwa sekitar 450 juta orang di dunia memiliki gangguan mental. Fakta lainnya adalah 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Di Amerika Serikat skizofrenia memiliki prevalensi 1% dari populasi di dunia. Pada masyarakat perkotaan lebih sering terjadi dengan prevalensi hingga 2%. Diagnosis terbaru skizofrenia terjadi di antara 3 sampai 6 individu per 1000 orang per tahun di Amerika Serikat (Fortinash, 2012). WHO tahun 2011 melaporkan bahwa 0,3%-0,7% penduduk di dunia mengalami skizofrenia. Penderita skizofrenia lebih dari 50% tidak menerima perawatan yang tepat dan 90% pasien tidak diobati (WHO, 2014).

Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 rata-rata nasional gangguan mental emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas mencapai 11,6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat, sebesar 20%. Sedangkan yang mengalami gangguan mental berat, seperti psikosis, skizofrenia, dan gangguan depresi berat, sebesar 0,46% (Depkes, 2010). Data di rumah sakit jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa pasien rawat inap yang menderita halusinasi memiliki presentasi 78% dari jumlah pasien rawat inap seluruhnya di tahun tersebut. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi gangguan jiwa berat (psikosis/skizofrenia) di Indonesia 1,7 permil dan di Jawa Timur 2,2 permil (Riskesdas, 2013).

(27)

3

psikoterapi individu, rehabilitasi, remediasi kognitif dan edukasi keluarga. Selain itu, digunakan terapi Electroconvulsive Therapy (ECT) yaitu menyambungkan arus listrik ke otak, biasanya terapi ini dilakukan 2-3 kali dalam seminggu selama 2 sampai 3 minggu (Anonim, 2014). Sedangkan terapi farmakologi penderita skizofrenia adalah menggunakan obat antipsikotik, kelompok obat terbesar untuk mengobati penderita dengan gangguan mental. Obat ini memperbaiki proses pikir, gejala halusinasi, delusi dan untuk pencegahan kekambuhan. Terapi skizofrenia dengan mengunakan obat antipsikotik dibagi dalam 3 episode, yaitu terapi awal selama 7 hari pertama, terapi stabilisasi selama 6-8 minggu dan terapi penjagaan selama 12 bulan setelah membaiknya episode pertama psikosis (Wells et al, 2009).

Selain diberikan antipsikotik pasien juga diberikan obat antiansietas sebagai terapi tambahan. Ansietas adalah perasaan cemas yang ditandai dengan perubahan fisiologis seperti takikardi, berkeringat dan tremor. Golongan obat yang sering digunakan adalah benzodiazepin dan barbiturat. Obat golongan ini menghasilkan penurunan aktivitas sel syaraf pusat (Nugroho, 2012). Golongan benzodiazepin sering diresepkan untuk pasien skizofrenia di banyak negara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di negara asia, 54% dari pasien skizofrenia menerima benzodiazepin (BDZ) sebagai terapi adjuvan terutama diazepam. Diazepam memiliki efek hipnotik, ansietas, antikonvulsan, myorelaxant dan amnestik yang dapat digunakan untuk berbagai kondisi (Tor et al, 2011). Diazepam ditambahkan untuk mengobati episode akut skizofrenia dan berguna untuk memberikan efek sedatif dan ansietas. Diazepam merupakan obat pilihan untuk mengatasi kecemasan, pemberian dimulai dari dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai efek terapi (Elvira, 2013).Penggunaannya tidak boleh dihentikan dengan mendadak, melainkan harus secara berangsur untuk menghindari rebound

(kembalinya gejala untuk sementara) (Yulia, 2011). Diazepam paling sering diresepkan untuk gangguan kecemasan diikuti oleh klonazepam, amitriptilin dan fluoxetin. Benzodiazepin hanya digunakan untuk jangka pendek dan sebagai tambahan pada pengobatan tahap awal (Thakkar et al, 2013).

(28)

4

pada periode jangka pendek. Dalam studi tersebut, sepertiga pasien yang diresepkan antipsikotik dan benzodiazepin dapat meningkatkan angka kematian pasien skizofrenia sehingga penggunaanya harus dimonitoring (Kim et al, 2014). Penggunaan diazepam untuk gangguan psikosis diberikan dalam dosis rendah dan dalam jangka waktu yang pendek sebagai suatu usaha untuk mengurangi penyalahgunaan obat dan ketergantungan pada pasien (Tor et al, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu dilakukan sebuah studi untuk mengetahui pola penggunaan diazepam pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan diazepam sebagai antiansietas pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

a. Mengetahui pola penggunaan obat pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui pola penggunaan diazepam pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang b. Mengetahui bentuk sediaan, dosis, rute pemberian, frekuensi dan lama

pemberian diazepam pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

1.4 Manfaat Penelitian

a. Memperluas pengetahuan penulis akan obat yang digunakan pada pasien skizofrenia

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi kepada keluarga pasien maupun praktisi kesehatan sehingga berguna untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dengan baik.

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pola penggunaan obat golongan ACE-Inhibitor pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di Instalasi Rawat Inap Rumah

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola penggunaan obat antituberkulosis (OAT) pada pasien TB paru di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Tahun 2010” yang. disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PARU dr... EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DEWASA DI

Skripsi berjudul Faktor Predisposisi Relaps Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Dr.. Radjiman Widiodiingrat, Lawang, Malang telah diuji dan disahkan oleh

Skripsi berjudul Faktor Predisposisi Relaps Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Widiodiingrat, Lawang, Malang telah diuji dan disahkan oleh

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di instalasi rawat inap Rumah Sakit “X” Klaten tahun 2015

Bahan penelitian yang digunakan adalah catatan rekam medik pasien pada penderita skizofrenia di instalasi rawat inap RS “X” Provinsi Jawa Tengah tahun 2016.. HASIL